Ringkasan Eksekutif Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara Agustus 2009
KATA PENGANTAR Sarulla Operations Ltd., (SOL) adalah perusahaan konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER SARULLA, ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan KYUDEN SARULLA Pte Ltd. berencana untuk melakukan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla kapasitas 330 MW di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Pembangunan proyek ini akan memberikan dampak positif, namun di lain pihak adanya rencana ini tidak menutup kemungkinan akan munculnya dampak negatif terhadap komponen fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat. Dokumen AMDAL kegiatan pengembangan lapangan Sarulla ini telah mendapat persetujuan dari Gubernur Sumatera Utara pada bulan November tahun 2005. Mengingat (a) adanya tambahan kegiatan seperti, pemboran dan pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan sistem pendingin uap dan brine dari sebelumnya menggunakan air menjadi menggunakan udara, perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c) pembangunan dan pengoperasian transmisi listrik internal dari Silangkitang (SIL) ke Namora I Langit (NIL); (d) adanya perubahan pemrakarsa dari PT PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL) maka untuk mengakomodasi perubahan-perubahan tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu disempurnakan dalam rangka melanjutkan rencana kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla. Sebagai tindak lanjut dari Kesepakatan KA ANDAL yang dibuat oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor: 973/BPDL-SU/BTL/2008 tertanggal 8 Agustus 2008 maka disusunlah Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), serta Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Dokumen ini disusun mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedomen Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan kegiatannya, Sarulla Operations Ltd., memiliki komitmen terhadap pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3L). Proyek ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemangku kepentingan (stakeholders), terutama: masyarakat setempat, pemerintah daerah, para pekerja dan para pemegang saham.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
i
Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan dokumen ANDAL, RKL dan RPL ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni 2009 Pemrakarsa Proyek, Sarulla Operations Ltd., (SOL)
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. I DAFTAR ISI ............................................................................................................. III BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................I-1 1.1 1.2
1.3 BAB II
LATAR BELAKANG.........................................................................I-1 URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN...................I-2 1.2.1 Lokasi Rencana Kegiatan dan/atau Kegiatan SOL ...I-2 1.2.2 Tahapan Rencana Kegiatan ..........................................I-2 1.2.2.1 Tahap Prakonstruksi.........................................I-4 1.2.2.2 Tahap Konstruksi ..............................................I-5 1.2.2.3 Tahap Operasi..................................................I-11 1.2.2.4 Tahap Pasca Operasi.......................................I-11 1.2.3 Alternatif yang Dikaji Dalam ANDAL .....................I-14 PEMRAKARSA KEGIATAN............................................................I-14
DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP..................................................................................................... II-1 2.1 2.2
2.3
2.4
TAHAP PRAKONSTRUKSI ..............................................................II-1 TAHAP KONSTRUKSI ....................................................................II-1 2.2.1 Komponen Fisika Kimia...............................................II-1 2.2.2 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya....................II-1 TAHAP OPERASI............................................................................II-2 2.3.1 Komponen Fisika Kimia...............................................II-2 2.3.2 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya....................II-2 TAHAP PASCA OPERASI ...............................................................II-2 2.4.1 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya....................II-2
BAB III UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP.....................................................................III-1
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
iii
DAFTAR TABEL Tabel I-1
Jadwal Rencana Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla .................................................................................................I-4
Tabel I-2
Jumlah Sumur yang akan Dibor di Silangkitang dan Namora I Langit .................................................................................I-6
Tabel III-1
Matriks Ringkasan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Sarulla Operations Limited (SOL)............. III-2
DAFTAR GAMBAR Gambar I-3
Tipikal Jalur Transmisi yang Menghubungkan Substasiun Silangkitang (SIL) dengan Namora I Langit .........I-13
Gambar II-1
Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Prakonstruksi dan Konstruksi......................................... II-3
Gambar II-2
Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Operasi............................................................................................ II-4
Gambar II-3
Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Pasca Operasi ................................................................................. II-5
DAFTAR PETA Peta I-1
Lokasi Proyek Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla...................................................................I-3
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berlokasi di Kecamatan Pahae Julu dan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara, telah dimulai sejak tahun 1993 oleh Unocal North Sumatera Geothermal (UNSG) yang secara resmi memperoleh kuasa sebagai kontraktor dari PERTAMINA untuk mengembangkan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla. Pemilik konsesi Wilayah Kerja Geothermal (Geothermal Working Area) Sarulla melalui Joint Operation Contract (JOC) dan juga hak langsung (melalui PERTAMINA) dapat menjual tenaga listrik kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sesuai Energy Sales Contract (ESC). Antara tahun 1994 hingga tahun 1997, UNSG telah melakukan berbagai studi teknis dan lingkungan termasuk eksplorasi dan pengembangan potensi sumberdaya geothermal Sarulla serta pembangunan beberapa infrastruktur. Menurut JOC seluruh infrastuktur dan aset adalah milik PERTAMINA dimana UNSG mempunyai hak untuk menggunakan infrastruktur dan aset tersebut. Dalam pelaksanaan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla dengan kapasitas 330 MW, Konsorsium dan Sarulla Operations Ltd. (SOL) telah menandatangani Deed of Assignment dengan PT. PLN (persero); Joint Operation Contract (JOC) dengan PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY; dan Energy Sales Contract (ESC) dengan PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY1 – dan PT. PLN (Persero) pada tanggal 14 Desember tahun 2007. SOL adalah perusahaan operator yang dibentuk oleh konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER SARULLA, ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan KYUDEN SARULLA Pte Ltd., berencana untuk melakukan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. PT PLN pada tahun 2005 telah menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) PLTP Sarulla dan telah mendapat persetujuan dari Gubernur Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 21 November 2005. Berdasarkan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesi (PP) No. 27 Tahun 1999 masa berlaku dokumen AMDAL adalah tiga (3) tahun. Mengingat (a) adanya tambahan kegiatan seperti, pemboran dan
1 PT Pertamina Geothermal Energy merupakan anak perusahaan dari Pertamina yang menangani bidang panas bumi.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-1
pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan sistem pendingin uap dan brine dari sebelumnya menggunakan air menjadi menggunakan udara, perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c) pembangunan dan pengoperasian transmisi listrik internal dari SIL ke NIL; (d) adanya perubahan pemrakarsa dari PT PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL) maka untuk mengakomodasi perubahan-perubahan tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu disempurnakan dalam rangka melanjutkan rencana kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla. 1.2
URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1.2.1
Lokasi Rencana Kegiatan dan/atau Kegiatan SOL Kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla terletak di Kecamatan pahae Julu dan Kecamatan pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara (Peta I-1). Berdasarkan Perda Kabupaten Tapanuli Utara No. 21 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara menyebutkan bahwa Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu merupakan kawasan pengembangan lapangan panas bumi.
1.2.2
Tahapan Rencana Kegiatan Kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW meliputi kegiatan : •
Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla, yaitu: Silangkitang (SIL) dan lapangan Namora I Langit (NIL);
•
Pembangunan dan Pengoperasian PLTP kapasitas 330 MW, masingmasing satu unit di Silangkitang dan dua unit di Namora I Langit dengan kapasitas satu unit 110 MW;
•
Pembangunan jaringan transmisi 150 kV berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari lapangan Silangkitang (SIL-1) ke lapangan Namora I Langit (NIL-1) sepanjang lebih kurang 15 km;
•
Bagian utama pengeboran sumur produksi dan sumur injeksi yang baru akan dikerjakan pada tapak yang sebelumnya telah dikembangkan oleh pengembang kegiatan terdahulu. Beberapa pengeboran akan dilakukan pada lokasi baru, seperti pada NIL. Area yang baru kini digunakan sebagai area pertanian; dan
•
PLTP, baik SIL maupun NIL akan dibangun pada area semak belukar. Lokasi SIL diperkirakan berjarak 500 meter dari wilayah pemukiman terdekat. Lokasi NIL lebih terpencil dari area pemukiman. Rencana kegiatan untuk Lapangan Panas Bumi Sarulla dan Pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Berdaya 330 MW ditunjukkan pada Tabel I-1.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-2
580000
95°0'0"E
Lubuk Pakam Perbaungan
S
Sialangbuah
Tanjung Marowa
Kutacane
Bohorok
Lawe Sigala-gala timur
Tanjung Langkat
Pancurbatu
Kabupaten Langkat
L M
A al
Rantaulahan
Sibolangit
Polonia Airport
Bekancan
Sungairampah Tanjungberingin Bandarkhalipah Pangkalandodek
Kabupaten Deli Serdang Bangunpurba
E
Tebing Tinggi
Martebing
Kotarih
T ak
a
M St
A ra
L it
A
K
Propinsi Jambi
Labuhanruku Serbelawan
Propinsi Sumatera Selatan
5°0'0"S
350000
Propinsi Riau
SUMATERA
Propinsi Padang
Asahan
Kabanjahe
Propinsi Sumatera Utara
A
Limapuluh
Dolokmerawan
Propinsi Lampung
Sungaihalai
Perdagangan
110°0'0"E
Lokasi Peta
Propinsi Bengkulu
Berastagi
Laubaleng
105°0'0"E
Indrapura
Pebatu
G. Sinabung
Propinsi Nanggroe Aceh Darusslam
3°30'0"N
Batangkus
MEDAN
0°0'0"
400000
Kota Pari
Binjai
100°0'0"E
5°0'0"N
530000
99°0'0"E
0°0'0"
480000
5°0'0"S
430000
5°0'0"N
380000
Jakarta
Tigabinanga 95°0'0"E
Kisaran Sondi
DK. Sibuaton
PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Merek
105°0'0"E
110°0'0"E
LEGENDA Ibukota Propinsi
Tanjung Balai
Provincial Capital
Ibu Kota Kabupaten/Kotamadya
Tigadolok
Regency Capital/Municipality
Maras
DANA U TOB A
Sidikalang
Ibu Kota Kecamatan dll
Mandoge
District Capital
Toba Lak e
Gunung Mountain Tomok
Kabupaten Dairi
Prapat
DK. Pusuk Bukit Pangururan DK. Karombatang
a
Salak Tete
Jalan
Kabupaten Asahan
Road
Rel Kereta Api Railway
Lumbanjulu
PULAU SAMOS IR Samo s ir Is lan d
Aek Kanopan
Mogang
Butar
Porsea Lipat Kajang
DK. Sipajek
PROPINSI SUMATERA UTARA
Batas administrasi Propinsi Province Administrative Boundary
2°30'0"N
Rundeng Sabulus Salam
Batas Administratif Kabupaten Regency Administrative Boundary
Sungai River
Laguboti Parlilitan
Balige
Bakara
Singkil Baru
Parsoburan
Doloksanggul Siborongborong
Kabupaten Ta p a n u l i U t a r a
Onanganjang
DK. Martujung
S A M U D E R A H IN D I A
Tarutung
200000
Garoga
Pangaribuan
LOKASI PROYEK
Kabupaten Ta p a n u l i Te n g a h
Indian Oc ean
50 Kilometers
Peta Rupa Bumi Indonesia (BAKOSURTANAL) The Shuttle Radar Topography Mission (SRTM), Resolusi 90 meter Iniversal Transverse Merecator (UTM), Zona 47 Utarah, Datum Reference WGS 84
EXECUTIVE SUMMARY LOKASI PROYEK PENGEMBANGAN PANAS BUMI DAN PEMBANGUNAN PLTP SARULLA
Sibolga
Kabupaten Ta p a n u l i S e l a t a n
PROJECT LOCATION OF GEOTHERMAL POWER PLANT Skala Peta
Sipirok 98°30'0"E
25
Sumber (Source) :
Scale
98°0'0"E
12.5
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sarulla Pulau Nias Nias Island
0
Sipahutar
Parmonangan
Barus
Kabupaten Labuhan Batu
2°0'0"N
250000
Simpang Empat
Pematangtanah J
Tigabalata
100°0'0"E
Legend
Pematangsiantar
DL. Bubun
Begrun
300000
Saribudolok
3°0'0"N
Saran Padang
99°0'0"E
Map
99°30'0"E
Tanggal Revisi Revision Date
1:300.000
Digambar Oleh Drawn By
I-1
Diperiksa Oleh
25/07/08
Digabung Oleh
Proofreader
Compilation
GGG ABU ERM
Tabel I-1
Jadwal Rencana Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla Waktu
Kegiatan
Bulan
0
+10
+20
+30
+40
+50
Pra konstruksi Konstruksi SIL NIL1 NIL2 Operasi SIL NIL1 NIL2
1.2.2.1
Tahap Prakonstruksi
1.2.2.1.1
Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla Kegiatan ini meliputi studi pendahuluan, detail rancangan pembangunan, dan pembebasan lahan.
1.2.2.1.2
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla Operations Ltd., akan membangun, mengoperasikan dan memelihara pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang 330 MW. Memenuhi kapasitas tersebut akan dibangun tiga unit pembangkit listrik, dengan produksi masing-masing unitnya sebesar sekitar 110 MW. Satu unit pertama akan dibangun di SIL dan dua unit lainnya akan dibangun di NIL. 1.
Studi Pendahuluan Proyek ini terdiri dari 3 tahap pembangunan pembangkit listrik, satu di SIL dan dua di NIL (pada lokasi yang sama). Masing-masing fase memiliki kapasitas yang sama (sekitar 110 MW, sehingga total sekitar 330 MW) dan terdiri dari satu unit Ormat Geothermal Combined Cycle Unit (GCCU) ditambah 2 unit Konverter Energi Ormat (Brine OEC). GCCU terdiri dari generator turbin steam tekanan balik (backpressure) dan empat Bottoming OEC.
2.
Pembebasan Lahan Kegiatan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan PLTP sudah termasuk dalam kegiatan pembebasan lahan dalam kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi, dan jalan akses yang dibutuhkan. Dalam perencanaan akan dibangun satu unit di Silangkitang dan dua unit di Namora I Langit masing-masing dengan kapasitas 110 MW (Total
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-4
menjadi sekitar 330 MW). Kebutuhan lahan untuk PLTP adalah seluas kira-kira 7 Ha untuk di SIL dan 12 Ha untuk di NIL sehingga luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTP adalah seluas 19 Ha. 1.2.2.1.3
Pembangunan Jaringan Transmisi dari Silangkitang ke Namora I Langit 1.
Pembebasan Lahan Kegiatan pengadaan lahan dilakukan dengan sistem langsung neegosiasi dan kesepakatan antara pemilik lahan dan SOL yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Lahan yang akan dibebaskan untuk digunakan sebagai tempat berdirinya menara transmisi, bukan sebagai jalur transmisi. Perkiraan jumlah menara yang dibutuhkan adalah 40 menara dengan perkiraan 3 menara untuk satu kilometer. Perkiraan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan menara transmisi adalah 2 ha.
1.2.2.2
Tahap Konstruksi
1.2.2.2.1
Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla 1.
Penerimaan Tenaga Kerja Bersama dengan kegiatan mobilisasi alat dilakukan mobilisasi tenaga kerja secara bertahap melalui perusahaan pelaksana konstruksi dan usaha sendiri. Kegiatan mobilisasi juga berlangsung dalam tapak proyek pada tahap konstruksi ini yang berupa pemindahan alat bor dari satu lokasi sumur ke lokasi sumur berikutnya, setelah proses pemboran di salah satu lokasi selesai. Pada saat perpindahan tersebut akan terjadi peningkatan frekuensi pengangkutan di sepanjang jalan antara lokasi-lokasi tersebut. Tenaga kerja yang akan terlibat pada tahap konstruksi adalah sekitar 100-150 orang. Terdiri dari 5% untuk level administrasi, 30-40% untuk bagian teknisi dan pengawas, dan 55-65% untuk bagian staf.
2.
Mobilisasi Alat dan Bahan Kegiatan konstruksi diawali dengan kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan proyek. Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan yang telah tersedia, yaitu dari pelabuhan laut Belawan, alat dan bahan akan diangkut menuju lokasi melalui jalan lintas Sumatera (Medan – Tarutung).
3.
Penyiapan Lahan Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari dua jenis kegiatan utama yang meliputi penebangan vegetasi, dan pengupasan dan pengurugan tanah.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-5
4.
Konstruksi Sipil Kegiatan konstruksi sipil terdiri dari dua jenis kegiatan utama yang meliputi perbaikan jalan dan jembatan yang ada di Lintas Sumatera di lokasi proyek dan pondasi tiang pancang.
5.
Jalan Penghubung Kegiatan pembangunan jalan penghubung meliputi 3 kegiatan sebagai berikut: • Penguatan dan Pelebaran Jalan Penghubung ke Lokasi Namora I Langit; • Jalan Penghubung ke Lokasi Silangkitang dan Perumahan Karyawan; dan • Jalan Penghubung ke Masing-masing Tapak Sumur.
6.
Persiapan Lokasi Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan serta Pengoperasian PLTP Sarulla akan melakukan pemboran terhadap 10 sumur di SIL, dan 25 sumur di NIL yang merupakan sumur produksi dan sumur reinjeksi (Tabel I-2). Sumur reinjeksi memiliki asumsi tingkat keberhasilan sumur produksi hingga 90%. Maka dari itu jumlah kegagalan produksi sumur diperkirakan 1 untuk SIL dan 2 untuk NIL.
Tabel I-2
Jumlah Sumur yang akan Dibor di Silangkitang dan Namora I Langit Jumlah Sumur
Kapasitas Sumur Rata-rata (Mwe/Sumur)
Eksisting
Baru
Total
Target Kapasitas Output (Mwe)
Produksi
2
3 (termasuk 1 kegagalan)
5
110
27,5
Reinjeksi
0
5
5
untuk total cairan yang perlu diinjeksikan
-
Lapangan SIL
NIL Produksi
0
19 (termasuk 2 kegagalan)
19
220
12,9
Reinjeksi
0
6
6
untuk total cairan yang perlu diinjeksikan
-
Sumber: West JEC Tabel 3.1.1-1
Catatan: Jumlah sumur disesuaikan dengan hasil uji sumur
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-6
7.
Lokasi Sumur Produksi Empat tapak sumur produksi mula-mula dibutuhkan untuk mengembangkan wilayah ini yang tiga diantaranya adalah tapak yang telah ada (SIL-1, NIL-1 dan NIL-2). Tapak baru yang diusulkan NIL WJ-P1 terletak sekitar 1 km sebelah selatan tapak NIL-1.
8.
Lokasi Sumur Reinjeksi Empat tapak sumur reinjeksi (2 tapak di SIL dan 2 tapak di NIL) diperlukan untuk sumur-sumur start-up., yang tiga di antaranya merupakan tapak yang sudah ada. Tapak-tapak ini akan terletak jauh dari wilayah produksi sedemikian rupa untuk meminimalkan risiko pendinginan lapangan sumur. Satu tapak baru yaitu NIL WJ-R1 direncanakan akan dibangun di lapangan NIL.
9.
Fasilitas Konstruksi Sementara dan Tempat Tinggal Pekerja, Wilayah Kerja Kontraktor akan menyediakan semua fasilitas bangunan sementara, meliputi perkantoran, tempat tinggal pekerja, tempat penyimpanan bahan dan wilayah kerja.
10. Tempat Pembuangan dalam Tanah Semua bahan yang tidak terpakai dan berlebih dari pekerjaan yang berlangsung selama tahap konstruksi akan dikumpulkan dan ditimbun secara landfill di suatu tempat oleh kontraktor. 11. Drainase Sementara selama Pekerjaan Penyiapan Lokasi Proyek Sistem drainase sementara akan disediakan oleh Kontraktor selama pekerjaan konstruksi penyiapan lokasi proyek dan pekerjaan konstruksi lainnya. Sistem drainase sementara akan meliputi selokan sementara, lubang pengumpul dan tanki sedimentasi untuk pengolahan air berlumpur. 12. Pemboran dan Uji Produksi Pemboran sumur dilakukan baik untuk sumur produksi maupun sumur reinjeksi. Sebanyak 32 sumur akan dibor masing-masing di lokasi SIL dan NIL. Pekerjaan pemboran sumur akan dilakukan dengan alat bor (rig) konvensional yang mampu membor hingga kedalaman 3500 meter, alat bor akan dilengkapi dengan peralatan pencegahan semburan liar dan alat pendeteksi H2S. Dalam proses pemboran akan menggunakan lumpur bor berupa water base mud (WBM) yang berfungsi menjaga agar dinding sumur tidak runtuh sewaktu dibor. Pada kedalaman tertentu akan dipasang selubung sumur guna menjaga keruntuhan dinding sumur dan mengatasi kebocoran dari RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-7
atau ke formasi. Setelah pemboran selesai akan dipasang kepala sumur yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengatur laju aliran fluida dari dalam sumur. Bahan-bahan kimia yang digunakan memiliki Material Safety Data Sheet (MSDS). Tujuan dilakukan kegiatan pemboran adalah untuk membuat sumur produksi dan reinjeksi. 1.2.2.2.2
Pembangunan PLTP 1.
Penerimaan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang diperlukan pada saat kegiatan puncak dapat mencapai sekitar total 750 orang.
2.
Mobilisasi Peralatan dan Bahan Peralatan besar akan didatangkan dari Medan. Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan yang telah tersedia yaitu melalui jalan lintas Sumatera (Medan – Tarutung). Material yang dapat diperoleh dari daerah setempat sedapat mungkin akan digunakan. Material dibawa melalui jalan darat dengan menggunakan truk berkapasitas memadai.
3.
Penyiapan Lahan Lahan yang disiapkan antara lain untuk pondasi bangunan di komplek PLTP yang terdiri dari bangunan PLTP, bangunan turbin, kondensor dengan pendingin udara, pemipaan, switchyard dan gedung kantor. Pada pelaksanaan di lapangan, kegiatan penyiapan lahan ini dilakukan bersamaan dengan penyiapan lahan untuk kegiatan pengembangan lapangan panas bumi di Silangkitang dan Namora I Langit.
4.
Penyiapan Lahan untuk Lokasi Pembangkit dan Perumahan Karyawan Lokasi proyek akan disiapkan dengan memindahkan semua tanah pucuk, menimbun dan meratakan tanah ke tingkat ketinggian yang telah ditentukan. Di lokasi NIL, keberadaan pohon-pohon di dalam lokasi pembangkit telah diidentifikasi, kegiatan pembukaan lahan seperti penebangan pohon dan perataan lahan akan dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti tidak melakukan pembakaran. Secara rinci masing-masing kegiatan untuk lokasi pembangkit dan perumahan karyawan dengan perincian sebagai berikut: • Lokasi Pembangkit Silangkitang Ruang Tata Letak
:
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
sekitar 260m x 260m SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-8
Ketinggian
:
504 m dpl
• Lokasi Pembangkit Namora I Langit Ruang Tata Letak
:
sekitar 260m x 385m
Ketinggian
:
830 m dpl
:
sekitar 2 hektar
• Perumahan Karyawan Luas 5.
Konstruksi PLTP Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan sipil dan bangunan konstruksi. Pembangunan pekerjaan konstruksi sipil dilaksanakan di lokasi jalan menuju PLTP dan sarana pendukung lainnya. Batu dan pasir yang diperlukan akan diperoleh dari quarry yang sudah memiliki ijin dari pemerintah yang berwenang. Kegiatan dalam konstruksi sipil terdiri dari : • Persiapan tapak proyek, yang terdiri dari pembangunan jalan menuju lokasi PLTP, sarana pemisahan uap konstruksi PLTP dan sarana pendukung lainnya; • Perbaikan jalan penghubung yang telah ada atau yang baru menuju lokasi pembangkit dan tapak-tapak sumur; dan • Pembangunan konstruksi gedung PLTP dan pembangunan sarana pendukung. Bangunan pada proyek ini akan didesain dan dibangun berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 031726-2002 atau standar internasional lain yang setara.
6.
Konstruksi Mekanik dan Listrik Kegiatan konstruksi mekanik meliputi pekerjaan-pekerjaan: pemasangan peralatan PLTP, seperti: generator turbin uap dan alat-alat bantu, unit-unit OEC, kondensor dengan pendingin udara, overhead crane, dan lain-lain. Pekerjaan konstruksi listrik meliputi: pekerjaan perakitan dan pemasangan generator, alat kontrol dan relay-relay, transformer, switchgear, dan fasilitas penerangan. Pekerjaan lainnya adalah pengecatan dan pemasangan insulator pipa. Insulator pipa digunakan dengan tujuan menstabilkan suhu dan tekanan steam dan brine dari sumur menuju pembangkit listrik.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-9
1.2.2.2.3
Pembangunan Jaringan Transmisi dari SIL ke NIL 1.
Penerimaan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah untuk kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan, penyiapan lahan dan pemasangan transmisi. Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan ini adalah sekitar 60 orang.
2.
Mobilisasi Peralatan dan Bahan Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan yang telah tersedia. Material yang diperlukan untuk kegiatan proyek sedapat mungkin akan didapat dari daerah setempat. Untuk material-material yang tidak terdapat di daerah setempat akan di datangkan luar. Material akan dibawa melalui jalan darat menggunakan truk-truk berkapasitas memadai melalui jalan menuju tempat penyimpanan (gudang atau laydown area) di sekitar lokasi proyek.
3.
Penyiapan Lahan Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari 2 jenis kegiatan utama yaitu penebangan/pembersihan vegetasi, dan pengupasan tanah. Kegiatan penyiapan lahan ini tidak sepanjang rencana jaringan kabel transmisi (15 km) tetapi dalam bentuk spot-spot yaitu tempat untuk berdirinya menaramenara penyangga kabel. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini meliputi mesin pemotong kayu, parang, alat pemadat, dan beberapa peralatan berat.
4.
Pemasangan Menara Transmisi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi pemasangan menaramenara tempat dudukan kabel Satuan Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Menara-menara ini dibangun dengan jarak tertentu. Jaringan transmisi ini dimulai dari stasiun SIL-1 menuju lapangan NIL-3 dengan tegangan 150 kV. Panjang jaringan transmisi ini sekitar 15 km. Titik interkoneksi antara PLN dengan pembangkit-pembangkit Sarulla adalah pada menara akhir (dead end) di lapangan pembangkit NIL yang akan dipasang segera berdekatan dengan perbatasan pembangkit NIL.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-10
1.2.2.3
Tahap Operasi
1.2.2.3.1
Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla Menurut pengoperasian suatu sistem produksi uap yang mampu memasok uap ke PLTP yang membangkitkan tenaga listrik, sistem produksi uap terdiri dari sumber produksi, kepala sumur, kran atau katup pengaman, sistem pipa sumur, pemisah uap, berupa separator dan brine accumulator serta peralatan kontrol. Fluida panas bumi yang berasal dari resevoir akan dialirkan ke separator untuk memisahkan steam dan brine pada tekanan optimum. Steam dan brine digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas sekitar 330 MW. Secara skématis memperlihatkan hubungan antara komponen uap dan brine. Dalam keadaan darurat, kolam penampungan brine akan dipergunakan sebagai penampungan sementara sebelum dipompakan ke sumur reinjeksi. Perkiraan tenaga kerja yang akan diperlukan pada tahap ini adalah 200 orang.
1.2.2.3.2
Pembangunan PLTP Uap yang dipasok dari lapangan panas bumi SIL dan NIL dieksploitasi dari suatu sistem panas bumi yang mengandung cairan panas bumi (brine) sekitar 70%. Sebelum dialirkan ke turbin, uap dimurnikan dengan alat pemisah (separator) sehingga memiliki kualitas kering sekitar 99,95% dan kandungan gas yang tak terkondensasi sekitar 2,1% berat di SIL dan sekitar 3,7% berat di NIL. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah penerimaan tenaga kerja, dan operasional turbin uap dan kondenser.
1.2.2.3.3
Pembangunan Jaringan Transmisi dari SIL ke NIL Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit SIL dan NIL akan dikirimkan ke jaringan kabel transmisi Sumatra milik PLN melalui substasiun yang akan dibangun oleh PLN di dekat pembangkit NIL. Kabel transmisi antara substasiun PLN dan lapangan pembangkit Namora I Langit akan bertegangan 150 kV, dua (2) sirkuit dengan kapasitas cukup per sirkuit untuk mengangkut listrik penuh dari unit-unit pembangkit Sarulla. Kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah penerimaan tenaga kerja dan pemeliharaan fasilitas transmisi.
1.2.2.4
Tahap Pasca Operasi Tahap pasca operasi dilakukan pada akhir kegiatan proyek AMDAL. Tahap pasca operasi akan diambil alih oleh pihak kontraktor proyek.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-11
1.2.2.4.1
Penutupan Sumur Produksi dan Sumur Reinjeksi Penonaktifan sumur akan dilakukan sesuai prosedur penutupan sumur. Penanaman kembali rumput dan tanaman lokal akan dilakukan pada lokasi tapak sumur. Adapun proses penutupan sumur adalah sebagai berikut :
1.2.2.4.2
•
Pengisian kembali sumur bor. Sumur akan ditutup dengan semen berketebalan minimal 30 m. Lapisan semen akan berada di atas casing shoe. Lapisan semen lainnya akan diletakkan di atasnya. Lumpur dengan berat jenis sama atau lebih yang juga digunakan sebagai Lumpur pengeboran akan digunakan untuk mengisi lapisan diantara kedua lapisan semen; dan
•
Sumur produksi dan sumur reinjeksi akan ditutup dengan prosedur penutupan permanen.
Penonaktifan Jaringan Pipa dan Fasilitas Pendukung Setelah tahap operasi berakhir, jaringan pipa, pompa, dan alat pemisah akan tidak diaktifkan. Penonaktifan akan melalui tahapan berikut : •
Pipa, pompa, dan peralatan pendukung lainnya akan dibongkar kemudian diangkat dengan truk dan dibawa kepada pembeli besi bekas atau dibuang ke area pembuangan yang telah ditentukan; dan
•
Tapak sumur akan ditanami dengan rumput dan tanaman lokal.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-12
Sumber: WestJEC, 2007
Gambar I-1
1.2.2.4.3
Tipikal Jalur Transmisi yang Menghubungkan Substasiun Silangkitang (SIL) dengan Namora I Langit
Penonaktifan PLTP Seluruh pembangkit tenaga listrik tidak akan dipergunakan lagi setelah masa operasi berakhir. •
Seluruh peralatan yang masih dapat dipergunakan akan dibongkar dan dipergunakan kembali dalam proyek lainnya di dalam atau di luar Indonesia, dan yang sudah tidak dapat dipergunakan akan dijual;
•
Sisa bangunan dan peralatan akan dihancurkan. Reruntuhannya akan dijual kepada pembeli puing bangunan atau dibuang ke tempat pembuangan yang telah ditentukan;
•
Lokasi pembangkit tenaga listrik akan direhabilitasi melalui penanaman kembali dengan rumput dan tanaman lokal lainnya;
•
Tanah akan dijual apabila sudah tidak diperlukan lagi; dan
•
Pemberhentian tenaga kerja SOL sesuai dengan hukum dan peraturan tenaga kerja yang berlaku.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-13
1.2.2.4.4
Pembongkaran Jaringan Transmisi dari SIL ke NIL Pada tahap ini beberapa kegiatan yang akan dilakukan adalah pembongkaran jaringan transmisi dan pembersihan lokasi dari sisa sisa bahan yang dibongkar. Peralatan yang masih dapat digunakan akan dimanfaatkan di tempat lain atau oleh fihak lain. Revegetasi akan dilakukan bila pada saat tahap pasca operasi diperlukan.
1.2.3
Alternatif yang Dikaji Dalam ANDAL Pengembangan Lapangan panas Bumi Sarulla dan PLTP di Kabupaten Tapanuli Utara sudah menentukan lokasi pengembangan lapangan dan teknologi PLTP dengan kata lain tidak memiliki alternatif yang akan dikaji dalam studi AMDAL. Lokasi kegiatan baik lapangan SIL maupun NIL masingmasing akan dikembangkan untuk dimanfaatkan potensi panas buminya sebagai PLTP. Listrik yang dihasilkan akan ditransmisikan ke jaringan PLN.
1.3
PEMRAKARSA KEGIATAN Perusahaan
:
SARULLA OPERATIONS LTD., (SOL)
Alamat
:
Graha Niaga Lt. 8 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190 - Indonesia
Telpon
:
021-2505459
Faksimili
:
021-5225877
Penanggung Jawab
:
Aries Pardjimanto
Posisi
:
Direktur
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
I-14
BAB II DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
2.1
TAHAP PRAKONSTRUKSI Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang menimbulkan dampak penting adalah pembebasan lahan terhadap kepemilikan dan pengusahaan lahan serta keresahan masyarakat. Keresahan masyarakat yang ditimbulkan akibat kegiatan pembebasan lahan disebabkan oleh beberapa hal; ganti rugi tidak sesuai dengan keinginan masyarakat atau pendekatan yang digunakan tidak sesuai dengan gaya dan adat istiadat setempat.
2.2
TAHAP KONSTRUKSI
2.2.1
Komponen Fisika Kimia Kualitas Udara. Dampak terhadap komponen lingkungan kualitas udara pada tahap konstruksi disebabkan kegiatan uji produksi. Kegiatan uji produksi akan memberikan dampak terhadap kualitas udara melalui emisi gas H2S. Kebisingan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan; pemboran sumur dan uji produksi dan konstruksi PLTP akan menimbulkan dampak penting terhadap kebisingan. Tingkat kebisingan yang akan timbulkan oleh kegiatan tersebut akan meningkat dari rona sebelum kegiatan dimulai. Sedangkan kebisingan yang timbul diperkirakan tidak akan mengganggu kenyamatan masyarakat sekitar proyek. Transportasi. Dampak terhadap komponen lingkungan gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi disebabkan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dari dan ke lokasi pembengunan proyek. Kegiatan transportasi alat dan bahan ini akan memberikan dampak terhadap gangguan lalu lintas.
2.2.2
Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya Komponen sosial ekonomi budaya yang terkena dampak penting kegiatan proyek ini adalah kesempatan kerja dan berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan masyarakat. Pada kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi akan menimbulkan dampak positif terhadap kesempatan kerja dan berusaha serta pendapatan masyarakat. Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi diperkirakan akan menambah sekitar 960 orang tenaga kerja konstruksi, yang diprakirakan akan berlangsung selama satu dua tahun. Penambahan tenaga kerja ini pada DOKUMEN RINGKASAN EKSEKUTIF ANDAL, RKL & RPL SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
II-1
akhirnya akan menambah peluang berusaha bagi masyarakat sekitarnya khususnya hal-hal yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan pekerja konstruksi seperti pemondokan, warung dan rumah makan, toko kelontong, serta jasa transportasi. Penambahan peluang bekerja dan usaha pada akhirnya akan membawa dampak pada bertambahkan pendapatan masyarakat baik melalui pendapatan langsung sebagai karyawan SOL atau kontraktor, sebagai pengusaha yang tumbuh sebagai pendukung kegiatan konstruksi maupun sebagai sebagai karyawan usaha sekunder. 2.3
TAHAP OPERASI
2.3.1
Komponen Fisika Kimia Tahap operasional PLTP dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas udara terutama H2S dan kebisingan. Dampak ini akan berlangsung terus menerus selama operasional PLTP berlangsung terus, dengan tingkat emisi tergantung dari komposisi gas yang dikeluarkan dari operasinal PLTP. Resiko dampak yang mungkin terjadi terhadap masyarakat dan makluk hidup disekitar proyek dinilai cukup tinggi.
2.3.2
Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya Pada tahap operasi yang menimbulkan dampak penting terhadap kesempatan kerja dan berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan masyarakat adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja operasi. Jumlah tenaga kerja yang diterima pada tahap ini lebih sedikit dibandingkakan tahap konstruksi, mengingat pada tahap operasi lebih banyak memerlukan tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus. Keresahan masyarakat disebabkan oleh proses seleksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap operasi. Proses seleksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap operasi lebih membutuhkan keahlian khusus, sehingga jika warga yang merasa mampu dan memenuhi syarat untuk bekerja ternyata kemudian tidak dapat bekerja karena satu lain hal. Kedua, keresahan juga dapat terjadi jika penduduk merasa jumlah tenaga kerja pendatang lebih banyak dibanding tenaga kerja lokal.
2.4
TAHAP PASCA OPERASI
2.4.1
Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya Komponen lingkungan yang terkena dampak penting pada tahap pasca operasi adalah kesempatan kerja dan berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan masyarakat. Pekerja operasi akan dilepaskan dari pekerjaannya pada tahap pasca operasi. Proses pelepasan tenaga kerja ini pada akhirnya akan membawa dampak pada pengurangan peluang berusaha sehingga berdampak lanjutan terhadap penurunan pendapatan masyarakat. DOKUMEN RINGKASAN EKSEKUTIF ANDAL, RKL & RPL SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL)
II-2
TAHAP PRAKONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
Pembebasan lahan
DAMPAK PRIMER
Kepemilikan dan Penguasaan lahan
DAMPAK SEKUNDER
Keresahan masyarakat
DAMPAK TERSIER
Penerimaan tenaga kerja
Kesempatan kerja
Kesempatan usaha
Pendapatan masyarakat
Keresahan masyarakat
Mobilisasi peralatan dan bahan
TSP dan kebisingan
Angka kesakitan
Frekuensi lalu lintas darat
Penyiapan lahan
Komposisi jenis dan jenis-jenis dilindungi
Laju limpasan air permukaan
PLTP
Lapangan Panas Bumi
Transmisi
Konstruksi PLTP
Pemboran dan uji produksi
Pemasangan Transmisi
Erosi tanah
Kebisingan
TSS dalam air
Kelimpahan plankton dan bentos
Gambar II-1 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Prakonstruksi dan Konstruksi
Gas H2S
Laju aliran air sungai (debit air)
pH, TSS, TDS, temperatur, H2S, dan logam (As, Ba, B, Cd, Cr6+, Co, Cu, Fe, Pb, Mg, Mn, Hg, Ni, K, Se, Na dan Zn)
Keresahan masyarakat
TAHAP PASCA OPERASI TAHAP KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
DAMPAK PRIMER
DAMPAK SEKUNDER
DAMPAK TERSIER
Pembongkaran/perapihan lokasi lapangan panas bumi, PLTP dan transmisi
Kesempatan kerja
Rehabilitasi/revegetasi lahan
Komposisi jenis dan jenis-jenis dilindungi
Erosi tanah
Pelepasan tenaga kerja
Laju aliran air permukaan
Kesempatan kerja
Kesempatan usaha
TSS dalam air
Pendapatan masyarakat
Kelimpahan plankton dan bentos
Keresahan masyarakat
Gambar II-2 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Pasca Operasi
TAHAP OPERASI TAHAP KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
DAMPAK PRIMER
Penerimaan tenaga kerja
Kesempatan kerja
Kesempatan usaha
DAMPAK SEKUNDER
Pendapatan masyarakat
DAMPAK TERSIER
Keresahan masyarakat
Lapangan Panas Bumi
PLTP
Transmisi
Reinjeksi air panas dan brine
Operasional turbin uap dan kondenser
Penyaluran arus bertegangan tinggi
Temperatur air
Gambar III-3 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Operasi
Kebisingan
Gas H2S
pH, dan H2S dalam air
Tingkat medan listrik dan magnet
Keresahan masyarakat
BAB III UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan Proyek Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap aspek lingkungan: fisika kimia, biologi, aspek lingkungan sosial budaya dan aspek lingkungan kesehatan masyarakat. Untuk itu disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) untuk digunakan sebagai acuan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, terhadap aspek lingkungan fisik-kimia, biologi, sosekbud dan kesmas akan diantisipasi dengan melakukan pengelolaan melalui pendekatan: pencegahan, penanggulangan (untuk dampak negatif) dan pengembangan (untuk dampak positif). Tahap berikutnya dilakukan pemantauan dampak lingkungan, untuk mengetahui lebih lanjut tingkat keberhasilan dari program rencana pengelolaan yang dilakukan. Secara detail Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup terhadap dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan proyek, dapat dilihat dalam dokumen RKL dan RPL. Sedangkan Matriks RKL dan RPL dapat dilihat pada Tabel III-1.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL
SARULLA OPERATION LIMITED (SOL
III-1
Tabel III-1
Matriks Ringkasan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Sarulla Operations Limited (SOL)
Komponen dan Aktivitas Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
A. Tahap Pra Konstruksi Komponen Ekonomi, Sosial dan Budaya Kepemilikan dan Kegiatan pembebasan Penguasaan Lahan lahan
Keresahan Masyarakat
Kegiatan pembebasan lahan
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi
Kepemilikan lahan
• Menyiapkan rencana kegiatan dan berkoordinasi dengan instansi terkait, terhadap areal yang akan dibebaskan. • Melakukan sosialisasi publik pada setiap kegiatan pembebasan lahan • Melakukan pendekatan secara persuasif kepada pengguna/pemilik hak atas lahan untuk mencari informasi tentang status kepemilikan hak dan luas lahan. • Menelusuri, memastikan dan mencatat kepemilikan hak atas lahan. • Proses pelepasan hak atas lahan akan diselenggarakan oleh perusahaan dan berkoordinasi dengan instansi yang berwenang (BPN Tapanuli Utara, Camat atau Kepala-kepala Desa). • Melakukan kesepakatan bersama antara pemrakarsa dan pemilik hak atas lahan mengenai nilai dan bentuk kompensasi terhadap pelepasan hak atas lahan dan tanaman berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Luas dan tata letak areal lahan yang dibebaskan oleh SOL
• Mendata total kebutuhan lahan untuk proyek • Mengumpulkan data kepemilikan tanah, luas tanah, status hukum tanah yang akan dibebaskan dari pemilik tanah dan Badan Pertanahan Nasional • Membuat peta kepemilikan tanah bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional
Areal di wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla yang terletak di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Selama tahap prakonstruksi
Keresahan masyarakat.
• Membuat rencana kerja (work plan) yang berisi mekanisme pembebasan lahan, sistem kompensasi lahan dan rencana pemantauan. • Mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi secara akurat mengenai kegiatan pembebasan lahan • Melakukan pembebasan lahan secara adil dan terbuka
Keresahan masyarakat
Mendata dan mencatat setiap keluhan yang timbul akibat proses pembebasan lahan
Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Selama tahap pra konstruksi
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-2
Komponen dan Aktivitas Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi
B. Tahap Konstruksi Komponen Fisika - Kimia H2S Pemboran Sumur dan Uji Produksi
Konsentrasi H2S di udara ambien
• Mengamankan lokasi sumur dan membatasi zona aman untuk penduduk sekitar. • Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi sumur harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pekerja. • Pada lokasi-lokasi uji produksi akan dipasang alat sistem pemantau H2S. • Memasang rambu-rambu ”Dilarang Masuk” bagi mereka yang tidak berkepentingan pada saat dilakukan uji produksi. • Mengevakuasi penduduk sekitar lokasi sumur jika paparan H2S melebihi ambang batas. • Jika berdasarkan hasil pemantauan, konsentrasi H2S melebihi baku mutu yang ditetapkan, maka produksi sumur akan dikurangi sedemikian rupa sehingga konsentrasi H2S di udara ambien berada di bawah baku mutu.
Meningkatnya konsentrasi H2S di udara ambien
Mengukur konsentrasi H2S di udara ambien menggunakan alat pemantau Standard Nasional Indonesia
• Tapak-tapak sumur dan desadesa di sekitar tapak-tapak sumur
• Pemantauan dilakukan satu minggu sekali selama kegiatan pengeboran dan uji produksi berlangsung
Kebisingan
Kebisingan
• Pemeliharaan kendaraan konstruksi. • Memperlambat laju kendaraan angkut dengan kecepatan maksimum 40 km/jam. • Pemasangan silencer guna mereduksi kebisingan. • Pemakaian ear muff bagi pekerja disekitar lokasi uji produksi. • Memasang rambu rambu ” Dilarang Masuk” bagi mereka yang tidak berkepentingan pada saat dilakukan pemboran sumur. • Menanam pohon-pohon yang memiliki kanopi/tajuk yang lebar untuk mengurangi kebisingan seperti bambu. • Sosialisasi kepada masyarakat sekitarnya, yang berdekatan dengan lokasi proyek.
Tingkat kebisingan
Mengukur tingkat kebisingan di udara ambien menggunakan metode yang sesuai dengan SNI
• Tapak-tapak sumur • Desa-desa di sekitar tapaktapak sumur
Satu minggu sekali selama kegiatan uji produksi
• Pemboran Sumur dan Uji Produksi • Mobilisasi peralatan dan bahan • Konstruksi PLTP
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-3
Komponen dan Aktivitas Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Komponen Sosial Ekonomi Budaya Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja konstruksi
Parameter Dampak Penting Kesempatan kerja
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
• Menyediakan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dari perusahaan • Mendorong kontraktor-kontraktor untuk memperkerjakan sebanyak mungkin tenaga kerja lokal.
Kesempatan Kerja
Metode Pemantauan
Mencatat jumlah, persentase, daerah asal tenaga kerja yang bekerja di SOL dan kontraktor melalui penelaahan data tenaga kerja yang tersedia di SOL dan kontraktor
Lokasi Pemantauan
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara.
Jangka Waktu dan Frekuensi Satu kali per tahun selama tahap konstruksi
• Kantor SOL di lokasi proyek Kesempatan Usaha
Kegiatan-kegiatan konstruksi
Kesempatan usaha
Menyediakan kesempatan kepada pengusaha lokal untuk berpartisipasi dalam penyediaan barang dan jasa.
Kesempatan Usaha
• Melakukan pengumpulan data mengenai pembelian barang dan jasa oleh SOL dan kontraktor serta kontrak-kontrak yang diberikan kepada pengusaha lokal oleh SOL • Melakukan pengumpulan data mengenai pertumbuhan usahausaha lokal sebelum, selama dan setelah tahap konstruksi
Kabupaten Tapanuli Utara
Satu kali per tahun selama tahap konstruksi
Pendapatan Masyarakat
Kegiatan-kegiatan konstruksi
Pendapatan masyarakat
• Menyediakan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dari perusahaan • Menyediakan kesempatan kepada pengusaha lokal untuk berpartisipasi dalam penyediaan barang dan jasa.
Pendapatan Masyarakat
Mengumpulkan data pendapatan masyarakat dari badan-badan pemerintah setempat
Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara.
Satu kali per tahun selama tahap konstruksi
Keresahan Masyarakat
• Penerimaan tenaga kerja • Pemboran sumur • Pemasangan Jaringan Transmisi
Keresahan masyarakat
• Membuat rencana kerja (work plan) penerimaan tenaga kerja lokal, kegiatan pemboran dan pemasangan jaringan transmisi • Mensosialisasikan secara akurat mengenai kegiatan penerimaan tenaga kerja beserta persyaratannya secara terbuka dan adil • Sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana pemboran sumur • Sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana pemasangan transmisi
Keresahan Masyarakat
Mencatat adanya keluhan tentang tenaga kerja lokal, pemboran sumur dan uji produksi dan pemasangan jaringan transmisi
Desa sekitar proyek (Desa Sibaganding, Desa Lumban Jaean, Desa Simataniari, Desa Silangkitang, Desa Sigurunggurung, Desa Pardomuan Nainggolan, Desa Pardamean Nainggolan)
Satu kali per tahun selama tahap konstruksi
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-4
Komponen dan Aktivitas Lingkungan Transportasi
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Mobilisasi peralatan dan bahan
C. Tahap Operasi Komponen Fisika - Kimia H2S Pengoperasian PLTP
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi
Gangguan lalu lintas darat
• Memasang dan memelihara ramburambu lalu lintas • Menutup bak truk guna menghindari ceceran material di sepanjang jalan • Bekerja sama dengan kontraktor profesional dalam penyediaan jasa pengangkutan peralatan dan bahan • Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) berkala untuk truk pengangkut dilakukan sesuai jadwal • Melakukan inspeksi jalan secara reguler bekerjasama dengan instansi pemerintah yang berwewenang untuk memastikan kondisi jalan tetap baik dan tidak ada akivitas masyarakat disekitar jalan yang dapat mengganggu lalu lintas • Mengoperasikan kendaraan-kendaraan berat selama non-peak-hour
Gangguan lalu lintas darat
Melakukan pengumpulan data jumlah kecelakaan lalu lintas yang dialalmi pekerja-pekerja SOL dan kontraktor serta rekaman kecelakaan di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan proyek
Jalan-jalan yang dilalui kendaraan proyek di Kabupaten Tapanuli Utara
Satu kali per tahun selama tahap konstruksi
Konsentrasi H2S di udara ambien
• Jika konsentrasi H2S pada lokasi-lokasi pemantauan yang telah ditentukan melebihi baku mutu kebauan 0,02 ppm berdasarkan hasil pemantauan, emisi H2S dari PLTP akan dikontrol menggunakan teknologi seperti LO-CAT sulfur recovery unit sampai konsentrasi H2S memenuhi baku mutu kebauan tersebut. • Mengamankan lokasi PLTP dan membatasi zona aman untuk penduduk sekitar. • Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi PLTP harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pekerja. • PLTP akan dilengkapi dengan alat pemantau H2S.
Konsentrasi H2S di udara ambien
Mengukur konsentrasi H2S di udara ambien menggunakan alat pemantau H2S sesuai dengan SNI
• Sumur-sumur produksi • Lokasi PLTP • Desa-desa di sekitar tapaktapak sumur
• Pada sumur-sumur produksi: sekali setiap tiga bulan • Pada lokasi PLTP: sekali setiap tiga bulan • Pada desa-desa: sekali setiap tiga bulan
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-5
Komponen dan Aktivitas Lingkungan Kebisingan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi
Kebisingan
• Pemakaian penutup telingan (ear-muff) bagi pekerja di sekitar PLTP • Pemasangan peredam guna mengurangi kebisingan • Menanam pohon-pohon yang memiliki kanopi/tajuk yang lebar untuk mengurangi kebisingan seperti bambu
Tingkat kebisingan
Mengukur tingkat kebisingan di udara ambien menggunakan metode yang sesuai dengan SNI
• Sumur-sumur produksi • Lokasi PLTP • Desa-desa di sekitar tapaktapak sumur
• Pada sumur-sumur produksi: sekali selama tiga bulan denga masa pengukuran 24 jam selama tahap operasi • Pada lokasi PLTP: sekali selama tiga bulan denga masa pengukuran 24 jam selama tahap operasi • Pada desa-desa: sekali selama tiga bulan denga masa pengukuran 24 jam selama tahap operasi
Komponen Sosial Ekonomi Budaya Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja
Kesempatan kerja
• Menyediakan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dari perusahaan • Mendorong kontraktor-kontraktor untuk memperkerjakan sebanyak mungkin tenaga kerja lokal.
Kesempatan Kerja
Mencatat jumlah, prosentase, daerah asal tenaga kerja yang bekerja di SOL dan kontraktor melalui penelaahan data tenaga kerja yang tersedia di SOL dan kontraktor
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara • Kantor SOL di lokasi proyek
Satu kali per tahun selama tahap operasi
Kesempatan Usaha
Kegiatan-kegiatan operasi
Kesempatan usaha
• Menyediakan kesempatan kepada pengusaha lokal untuk berpartisipasi dalam penyediaan barang dan jasa. • Menyediakan panduan untuk pengusahapengusaha lokal agar memenuhi standar perusahaan
Kesempatan Usaha
• Melakukan pengumpulan data mengenai pembelian barang dan jasa oleh SOL dan kontraktor serta kontrak-kontrak yang diberikan kepada pengusaha lokal oleh SOL • Melakukan pengumpulan data mengenai pertumbuhan usahausaha lokal sebelum, selama dan setelah tahap operasi
• Kabupaten Tapanuli Utara • Kantor SOL di lokasi proyek
Satu kali per tahun selama tahap operasi
Pendapatan masyarakat
Kegiatan-kegiatan operasi
Pendapatan masyarakat
• Menyediakan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dari perusahaan • Menyediakan kesempatan kepada pekerja lokal untuk berkembang.
Pendapatan Masyarakat
Mengumpulkan data pendapatan masyarakat dari badan-badan pemerintah setempat
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara • Kantor SOL di lokasi proyek
Satu kali per tahun selama tahap operasi
Pengoperasian PLTP
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-6
Rencana Pengelolaan Lingkungan Komponen dan Aktivitas Lingkungan Keresahan Masyarakat
Sumber Dampak
• Penerimaan tenaga kerja • Pengoperasian jaringan transmisi
Parameter Dampak Penting Keresahan masyarakat
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan • Membuat rencana kerja (work plan) penerimaan tenaga kerja lokal secara adil dan terbuka
Keresahan Masyarakat
Metode Pemantauan Mencatat adanya keluhan tentang tenaga kerja lokal dan pengoperasian jaringan transmisi
• Sosialisasi kepada masyarakat tentang pengoperasian pemasangan transmisi
Lokasi Pemantauan • Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Jangka Waktu dan Frekuensi Satu kali per tahun selama tahap operasi
• Kantor SOL di lokasi proyek Kualitas Air Permukaan
Sumur-sumur bor, sump pit, sumur-sumur produksi (selama uji produksi) yang berpotensi menghasilkan limbah bahan berbahaya beracun (B3) maupun nonB3
Logam-logam berat, bahan berbahaya dan beracun
Limbah Padat Domestik: • Membuang limbah padat di TPA (tempat pembuangan akhir) • Limbah Cair: • Mengolah limbah cair domestik dari seluruh aktivitas di wilayah proyek di Instalasi Pengolahan Limbah Cair Domestik • Kondensat dan brine yang dihasilkan selama uji produksi dan operasional PLTP akan dinjeksikan ke dalam sumur reinjeksi. • Membangun sump pit yang dilapisi lapisan kedap air. Air yang dikumpulkan di sump pit digunakan di proses pengeboran sebagai komponen lumpur bor, setelah itu dikembalikan ke dalam sumur.
• Limbah padat: jenis dan jumlah limbah padat yang dikumpulkan, diangkut, dibuang di TPA dan didaurulang. • Limbah cair domestik: BOD, COD, TSS dan pH. • Jenis dan jumlah limbah B3 • Tumpahan: jenis dan jumlah tumpahan/ceceran
• Mengukur jumlah limbah padat yang dihasilkan dengan menghitung jumlah truk yang membawa limbah padat masuk dan membuang limbah ke TPA • Mengumpulkan, menyiapkan dan menganalisis contoh air dari saluran keluar semua IPAL domestik sesuai dengan protokol SOL yang didasarkan kepada SNI , serta mengukur pH, konduktivitas, dan suhu pada saat pengambilan contoh air dilakukan (in situ).
• Lokasi TPA limbah padat domestik • Instalasi Pengelolaan Air Limbah Domestik • Lokasi sumur (sump pit dan pembuangan limbah lumpur) • Sumur–sumur penduduk di SIL dan NIL • Sungai Batang Toru
• Limbah Padat: Setiap saat limbah padat dibuang ke TPA • Instalasi Pengelolaan Air Limbah Domestik: Satu kali per bulan • Di lokasi sumur: 2 kali masing-masing saat pemboran dan setelah pemboran.
• Memantau pelaksanaan prosedur operasi standar (SOP) pencegahan tumpahan oli dilakukan secara benar • Memantau pelaksanaan SOP penanganan dan pembuangan limbah B3 dilakukan secara benar
Limbah B3: • Serpihan-serpihan di dalam lumpur bor ditampung di dalam sump pit. • Lumpur bor akhir ditampung di dalam sump pit
• Melakukan uji TCLP terhadap lumpur bor, limbah lumpur dan serbuk bor
• Memastikan bahwa peralatan dan bahan yang dibeli oleh SOL tidak mengandung PCB, asbestos, ODS (ozone depleting substances) dan bahan lainnya yang dilarang untuk digunakan sesuai peraturan yang berlaku • Menetralkan air aki dan menyimpan aki (lead acid batteries) bekas dengan aman • Mengumpulkan minyak bekas dan menampungnya ke dalam drum dan menyerahkannya kepada perusahaan pengelola limbah B3 yang terdaftar untuk dikelola lebih lanjut • Memasang pelapis sekunder (secondary containment)di sekitar bahan-bahan yang mudah terbakar dan berbahaya sesuai kebutuhan • Secara berkala memberikan pelatihan kepada karyawan dalam penanganan limbah B3.
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-7
Komponen dan Aktivitas Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Program Pengembangan Masyarakat Penyediaan Fasilitas Meningkatnya dan Jasa Pendidikan kebutuhan akan layanan dan fasilitas pendidikan
Layanan dan fasilitas pendidikan bagi penduduk lokal
Bekerjasama dengan pihat terkait dalam bidang pendidikan formal dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat lokal
Penyediaan layanan dan fasilitas pendidikan bagi penduduk lokal.
Melakukan evaluasi terhadap efektivitas program dan implementasi proyek yang menggunakan dana yang disediakan oleh SOL
Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Penyediaan Jasa Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya permintaan lokal layanan dan fasilitas kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan masyarakat
Bekerjasama dengan pihak terkait dalam bidang kesehatan
Penyediaan layanan dan fasilitas kesehatan masyarakat.
Melakukan evaluasi terhadap efektivitas program dan implementasi proyek menggunakan dana yang disediakan oleh SOL
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara • Puskesmas-puskesmas di sekitar proyek
Inisiatif Peningkatan Usaha Pertanian dan Teknik Budidaya Pertanian
• Rendahnya pengetahuan mengenai komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi dikalangan pemuda tani • Rendahnya ketertarikan generasi muda untuk menekuni bidang pertanian • Terbatasnya input produksi pertanian • Terbatasnya input sarana produksi pertanian berkualitas tinggi • Tingkat penggunaan alat-alat pertanian yang rendah dikalangan petani
Produktivitas pertanian di areal SOL di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Bekerjasama dengan pihat terkait dalam bidang pertanian setempat
Produktivitas pertanian di area SOL di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Melakukan evaluasi terhadap efektivitas program dan implementasi proyek menggunakan dana yang disediakan oleh SOL
Desa sekitar Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
DOKUMEN RKL SOL
Jangka Waktu dan Frekuensi Satu kali dalam setahun selama kegiatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat berlangsung Satu kali dalam setahun selama kegiatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat berlangsung
1 (satu) kali dalam setahun selama kegiatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat berlangsung
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-8
Komponen dan Aktivitas Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi
Kesempatan Usaha Lokal
• Kurangnya partisipasi masyarakat setempat secara penuh dan setara dalam kesempatan usaha lokal • Rendahnya keterampilan usaha masyarakat lokal • Keterbatasan akses terhadap sumbersumber pendanaan dan modal
Tingkat partisipasi oleh • Mendorong penggunaan dan pembelian masyarakat lokal dalam barang dan jasa lokal oleh SOL dan kontraktor berbagai kegiatan ekonomi • Membantu pelatihan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatankegiatan usaha lokal • Meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dalam kewirausahaan, melalui kegiatan-kegiatan usaha lokal • Bekerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa lokal
Tingkat partisipasi oleh masyarakat lokal dalam berbagai kegiatan ekonomi
• Melakukan pengumpulan data mengenai pembelian barang dan jasa oleh SOL dan kontraktor dan kontrak-kontrak yang diberikan kepada masyarakat setempat oleh SOL • Melakukan pengumpulan data jumlah fasilitas ekonomi yang dikelola oleh masyarakat setempat • Melakukan pengumpulan data tentang inisiatif pengembangan ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh SOL
Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
1 (satu) kali dalam setahun selama kegiatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat berlangsung
Penyediaan Sarana dan Prasarana Umum
• Laju pertumbuhan pembangunan yang pesat • Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap layanan sosial
Kebutuhan dan tuntutan pelayanan sosial kepada masyarakat
• Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam menentukan sarana dan prasarana yang akan disediakan • Mendorong dan membantu pemerintah daerah untuk mengembangkan inisiatif pelayanan sosialnya sendiri
Kebutuhan dan tuntutan pelayanan sosial kepada masyarakat
• Mengumpulkan data mengenai ketersediaan sarana dan prasarana serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas program dan implementasi proyek menggunakan dana yang disediakan oleh SOL
Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Pelestarian Budaya
Meningkatnya keberadaan budaya modern serta prasarana dan barang-barang pendukung budaya modern yang menyertainya
Perubahan nilai-nilai tradisional, budaya dan adat istiadat
Mendukung program dan aktifitas etnis lokal, menjaga kebudayaan lokal termasuk aktivitas tradisional (tarian), festival budaya, seminar dan konferensi, buku dan monografi bahasa, sejarah, sosiologi, dan antropologi lokal
Aktivitas tradisional, festival budaya, buku dan monograf tentang bahasa, sejarah, sosiologi dan antropologi lokal
• Melakukan dokumentasi dan membuat laporan tentang program dan aktifitas etnis lokal • Menjaga kebudayaan lokal termasuk aktivitas tradisional (tarian), festival budaya, seminar dan konferensi, buku dan monografi bahasa, sejarah, sosiologi, dan antropologi lokal.
Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
1 (satu) kali dalam setahun selama kegiatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat berlangsung 1 (satu) kali dalam setahun selama kegiatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat berlangsung
Keresahan Masyarakat
Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana pelepasan
Kesempatan Kerja
Mencatat jumlah, prosentase, daerah asal tenaga kerja yang bekerja di SOL dan kontraktor melalui penelaahan data tenaga kerja yang tersedia di SOL dan kontraktor
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara • Kantor SOL di lokasi proyek
E. Tahap Pasca Operasi Komponen Sosial Ekonomi Budaya Kesempatan Kerja Pelepasan tenaga kerja
DOKUMEN RKL SOL
Satu kali dalam tahap pasca operasi
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-9
Komponen dan Aktivitas Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Sumber Dampak
Parameter Dampak Penting
Rencana Pemantauan Lingkungan Parameter Dampak Penting
Rencana Pengelolaan
Metode Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi
Kesempatan Usaha
Berakhirnya tahap operasi proyek
Kesempatan usaha
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek
Kesempatan Usaha
• Kabupaten Tapanuli Utara • Melakukan pengumpulan data mengenai pembelian barang dan • Kantor SOL di lokasi proyek jasa oleh SOL dan kontraktor serta kontrak-kontrak yang diberikan kepada pengusaha lokal oleh SOL • Melakukan pengumpulan data mengenai pertumbuhan usahausaha lokal sebelum, selama dan setelah tahap konstruksi
Satu kali dalam tahap pasca operasi
Pendapatan Masyarakat
Berakhirnya kegiatan proyek
Pendapatan masyarakat
• Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana pelepasan
Pendapatan Masyarakat
Mengumpulkan data pendapatan masyarakat dari badan-badan pemerintah setempat
Satu kali per tahun selama tahap operasi
• Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku • Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek. Keresahan Masyarakat
Pelepasan tenaga kerja
Keresahan masyarakat
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara • Kantor SOL di lokasi proyek
Keresahan Masyarakat
• Membuat rencana pelepasan tenaga kerja • Sosialisasi rencana pelepasan kepada tenaga kerja
Mencatat adanya keluhan tentang tenaga kerja lokal, dan penyaluran arus listrik bertegangan tinggi.
• Desa-desa di sekitar wilayah kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla yang terdapat di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara
Satu kali per tahun selama tahap operasi
• Kantor SOL di lokasi proyek
DOKUMEN RKL SOL
SARULLA OPERATIONS LTD. (SOL)
III-10