HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN TINDAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DI BANK SAMPAH KARTINI KELURAHAN LUBUK PAKAM 3 KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014
Reni Aprinawaty Sirait PSIKM STIKes DELI HUSADA DELITUA ABSTRACT Bottled water was abeverage refills are soldwithout any special pack aging and manufacture dintheseller so hard to dosurveillance.It's also likely noknowledge of good hygieneand sanitationwas to theselled. Sogood drinkwhen produced andcirculated towider communityto meet certain requirements thathave beendefinedin termsofmicrobial contamination limitsa resafefor consumption. Sanitation indicator bacteria ormicrobesare bacteriaw hose presencein water indicates hatthe water was never contaminated by human waste. Based onthe results ofa preliminary study conducted by research hersatthe Desa Sekip terdapat17depotrefill drinked water, E. colihas been examinedin fivewater samplestaken fromdrinked water depotrefillit turns out, shows that there are2/500 ml ofwater. This study aimstodetermine the relationship of drinking water hygiene,sanitation depotcontainedec herchiacoli inthe drinked water refill ldepotinthe village ofthe Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Year 2014.Type of researchareanalytic survey. The population inthisresearchwas theentirede potwater and a sample of17people, thetotalsample sampledtec hniques, data collection methods using observation, data analysis used thechi-square testthenthere wasno relationship sanitary hygienic drinking water depotecherchiacolicontainedthedepotthe drinked waterrefillp =(0.003) (α =0.05). Foritwas expected thathealth workersin order tofurther promoteabout the cleanliness ofthe drinked waterrefill depot which was strongly associatedwiththe presence of E. coli bacteria. Keywords References
: Depot Water SanitationHygiene, EcherchiaColi : 15Books and 3 of the Internet(2009-2011)
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan air sangat mutlak bagi manusia karena merupakan zat pembentuk tubuh manusia yang terbesar yaitu 68% dari bagian tubuh manusia. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan dan permintaan akan air bersih meningkat. Air bersih merupakan sumber daya alam yang dapat
terbarukan, tetapi untukmasa yang akan dating diprediksi terjadi kondisi dimana permintaan akan air bersih melebihi persediaan ataupun produksi air bersih (Irianto, 2009). Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada didalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot
adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet 2004). Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya Hygiene nya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih,maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004). Ketersediaan air di dunia ini sekitar 97% merupakan air laut, sementara air tawar hanya 3% yang terdiri dari 2,8% berupa air beku yaitu air yang terjebak di bawah tanah atau dapat ditemukan di atmosfir atau tanah sebahai uap air sehingga tidak dapat digunakan secara langsung oleh manusia, dan hanya sebanyak 0,3% dari total air di dunia yang dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari (Live and Learn Environmental Education, 2011). Padahal dalam UU Pangan Nomor 7 Tahun 1996 pangan/minuman merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan air minum dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Mengingat pentingnya peranan air tersebut, maka sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk menjaga kualitas air (Ditjen PP & PL, 2011). Kualitas air didefinisikan sebagai kadar air yang dianalisis secara teliti sehingga menunjukkan mutu dan karakteristik air. Mutu dan karakteristik air ditentukan oleh jenis dan sifat-sifat bahan yang terkandung di dalamnya.Bahan-bahan tersebut dapat
berupa benda padat, cair maupun gas, bersifat terlarut maupun yang tak terlarut, secara alamiah mungkin sudah terdapat dalam air maupun diperoleh selama air mengalami siklus hidrologi.Dengan demikian mutu dan karakteristik air ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana air berada.Aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan sering juga menimbulkan bahan-bahan sisa atau bahan-bahan buangan yang mempunyai kecenderungan pada peningkatan jumlah dan kandungan bahan-bahan di dalam air.Bahan-bahan ini apabila tidak ditangani secara baik dapat menimbulkan permasalahan pencemaran, terutama apabila lingkungan tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk menetralisir atau mengurangi bahan pencemar tersebut. Kualitas air juga dipengaruhi oleh cara manusia mengolah dan menggunakan air, dan untuk mengatur atau mengelola air (Live and Learn Environmental Education, 2011). Sebagian kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari air sumur dan juga air yang sudah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Seiring dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yang menjadi alternatif dengan menggunakan air minum isi ulang (Pracoyo, 2010). Air minum kemasan isi ulang ini merupakan minuman yang dijual tanpa adanya kemasan khusus dan diproduksi di tempat penjualnya sehingga sulit dilakukan pengawasan terhadaap mutunya.Disamping itu juga kemungkinan tidak ada pengetahuan hygiene dan sanitasi yang baik baagi penjualnya.Sedangkan minuman yang baik bila diproduksi dan diedarkan kepada masyarakat luas haaruslah memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan yaitu ditinjau dari
batas cemaran mikroba yang aman untuk dikonsumsi. Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteriyang keberadaannya dalam air menunjukkan bahwa airtersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia.4Ada tigajenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkanadanya masalah sanitasi yaitu Eschericia coli.Eschericia coli merupakan indikator adanyapolusi yang berasal dari kotoran manusia atau hewandan menunjukkan kondisi sanitasi yang tidak baikterhadap air maupun pangan.Bakteri ini tersebar luas di alam (tanah, debu) dan merupakan mikro flora normal pada saluran usus manusia dan hewan (Suriawira, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa 38 depot air minum isi ulang (DAMIU) di Amerika ternyata terdapat 28,9 % sampel air minum isi ulang yang tercemar oleh bakteri E. coli. Penelitian yang dilakukan oleh Jeena et al. (2005) di Fiji India juga menyebutkan bahwa dari 105 sampel air mineral dengan merk yang berbeda, diketahui sekitar 40% melebihi standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan serta Biro Standar India (BIS) Pemerintah India. Sebanyak 14% dan 44% dari sampel dengan beban Total Heterotropic Bacterial (THB) antara 100 dan 1000 cfu/ml atau 1000 cfu/ml dinyatakan positif mengandung E.Coli. Selain itu, di Brazil juga menyebutkan bahwa 76,6% dari sampel air mineral sebanyak 20-L yang merupakan kumpulan dari air dispenser terkontaminasi oleh setidaknya 1 E.Coli atau bakteri indikator atau setidaknya 1 bakteri patogen. Hal ini berarti DAMIU cukup potensial sebagai sarana penularan penyakit serta gangguan kesehatan lainnya. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang hidup dalam kotoran manusia (tinja) dan hewan. Bakteri Coli pada umumnya terdapat dalam faeces. Di Perancis menyebutkan bahwa sebesar 68% dari tinja yang diteliti pada konsentrasi 4,3
x103 PFU.g-1 terdeteksi Escherichia coli. Manusia menghasilkan tinja antara 100 – 150 gram setiap hari, dan di dalamnya terkandung bakteri Coli sebanyak 3 x 1011 (300 milyar) (Suriawiria, 2003). Perancis dan Jerman dari bulan Mei sampai Juli 2011 dilaporkan terjadi wabah Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS) dan diare berdarah yang disebabkan oleh toksin Shiga yang menghasilkan Escherichia coli (STEC). Yuniarno (2005) menyebutkan bahwa kandungan E.coli terbukti berhubungan dengan kejadian diare di hulu DAS Solo. Younes and Bartram (2001) juga menyebutkan bahwa sekitar sepertiga dari diare di Swiss mungkin disebabkan oleh kualitas air minum meskipun pengelolaannya sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menguji mutu air produksi depot air minum isi ulang di 5 kota (95 depot) memperoleh hasil ada 19 depot yang tidak memenuhi syarat mikroba (E.coli) dan menemukan 9 produk mengandung E.coli yang melebihi batas yang diperbolehkan. Penelitian Suprihatin yang menganalisis sampel air minum isi ulang di 10 kota besar di Indonesia diperoleh hasil bahwa kualitas air minum isi ulang bervariasi, terdapat 34% sampel tidak memenuhi sedikitnya satu parameter kualitas air minum dan 16% sampel tercemar bakteriColiform (Suriawira, 2009). Dalam Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010, persyaratan kualitas air minum untuk kandungan maksimum bakteri Escherichia coli yang diperbolehkan adalah 0/ml sampel. Air minum yang aman dikonsumsi harus bebas dari kontaminan bakteri Escherichia coli. Dalam sebuah studi yang membandingkan 57 sampel air kemasan dan sampel air keran, semua sampel air keran memiliki kandungan bakteri 3 CFUs / ml (pembentuk koloni unit) dan konten bakteri sample air kemasan berkisar 01 – 4900 CFUs / ml. Sebagian besar botol sample air berada dibawah 1 CFUs / ml,
meskipun pada 15 sampel botol air yang mengandung 6 – 4900 CFUs / ml. Dalam sebuah penelitian yang membandingkan 25 air minum kemasan yang berbeda, sebagian besar sampel melebihi tingkat kontaminan yang ditetapkan oleh US Environtmental Protection Agency (EPA) untuk mercuri, talium dan thorium. Jika terkena kontaminan ini dalam konsentrasi yang tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan meningkatkan resiko penyakit paru – paru dan pankreas (Fardiaz, 2014). Hasil pemeriksaan air produk DAMIU pada 138 sampel di Kabupaten Tegal, terdapat 67 sampel (48,6%) yang tidak memenuhi syarat mikrobiologi. Data ini mendukung angka kejadian diare di Kabupaten Tegal yaitu 106.389 orang dari berbagai umur dari 1.392.260 penduduknya.Bakteri coli dalam jumlah tertentu di dalam air dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen.Jika di dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis yang segera diikuti oleh demam tifus.Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal di dalam blander (cystitis) dan pelvis (pyelitis), ginjal dan hati (Irianto, 2009). Menurut sebuah studi tahun 1999 NRDC, dimana sekitar 22 persen dari merek diuji, setidaknya satu sample air minum dalam kemasan mengandung kontaminan kimia di atas batas kesehatan negara yang ketat.Beberapa kontaminan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menimbulkan resiko kesehatan jika dikonsumsi selama periode waktu yang lama (Wikipedia, 2011). Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002, tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, pengawasan mutu air pada depot air minum menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Widiyanti, 2004). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Sekip terdapat17 depot air minum isi ulang, telah dilakukan pemeriksaan E.Coli pada 5 sampel air yang diambil dari depot air minum isi ulang ternyata menunjukkan hasil bahwa terdapat 2/500 ml air. Padahal air baku yang dipergunakan pada depot air minum ini harus memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total koliform sebesar 0/ml sampel. Berdasarkan hal di atas, maka peneliti ingin meneliti tentang hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui higiene sanitasi depot air minumpada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. b. Untuk mengetahui kandungan echerchia colipada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemilik Depot Air Minum Isi Ulang Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemeliharaan kebersihan depot
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat survey analitik dengan desain penelitian ini ditujukkan untuk mengetahui ada hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum dengan pendekatan secara cross sectional yaitu melakukan pengumpulan data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat pada suatu saat yang bersamaan kemudian melakukan penguji hepotesa. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitan Lokasi penelitian adalah di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti memilih melakukan penelitian di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang adalahBerdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Sekip terdapat17 depot air minum isi ulang, telah dilakukan pemeriksaan E.Coli pada 5 sampel air yang diambil dari depot air minum isi ulang ternyata menunjukkan
air minum isi ulang sehingga dapat mengurangi kandungan e.coli pada air minum isi ulang. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini akan menjadi bahan masukan maupun bacaan bagi perpustakaan Program Studi Ilmu Kesehatan Masayarat Delihusada Delitua 3. Bagi Peneliti Menambah pengalaman dan wawasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian khususnya hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulangdan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya terhadap cara menurunkan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang. hasil bahwa terdapat 2/500 ml air. Padahal air baku yang dipergunakan pada depot air minum ini harus memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total koliform sebesar 0/ml sampel. 2. Waktu Penelitian Rencana waktu penelitian ini akan dilakukan mulai dari bulan Agustus – Oktober 2014. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008).Populasi dalam penelitian ini adalah sampel air yang berasal dari depot air yang berada di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sebanyak 17 depot air minum. 2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007).Sampel pada penelitian adalah sampel air yang berasal dari depot air yang berada di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sebanyak 17 depot air minum. 3. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling) Teknik sampling yang digunakannon probability dengan pendekatan tekniktotal sampling, yaitu tehnik penentuan sampel dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian. D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti wawancara atau hasil pengisian lembar observasi yang biasa dilakukan peneliti.Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari observasi yang berisikan tentang pengamatan higiene
sanitasi depot air minum dan pertanyaan tentang kandungan echerchia coli. 2. Data Skunder Data skunder diperoleh dari Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.Data skunder dalam penelitian ini yaitu jumlah tenaga depot air di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang yaitu berjumlah 17. E. Variabel dan Defenisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen atau variabel bebas dan menjadi variabel bebas atau independen (Hidayat, 2007). a. Variabel independent (variabel bebas) pada penelitian ini yaitu higiene sanitasi depot air minum. b. Variabel dependent (Variabel terikat) yaitu kandungan echerchia coli 2. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefenisikan (Hidayat, 2009).
Tabel 3.2Variabeldan Defenisi Operasional No Variabel Defenisi Indikator Alat Operasional Ukur Usaha yang Dengan Observasi 1 Higiene sanitasi dilakukan Kategori: depot air untuk - Ya minum mengendalikan - Tidak faktor – faktor pencemaran air minum, penjamah, tempat dan perlengkapann ya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya
Skala
Kategori
Nominal
a. Baik : 15-8 b. Kurang Baik : 07
2
Kandungan echerchia coli
Kandungan echerchia coli yang terdapat di air isi ulang.
Dengan Observasi Nominal Kategori : - Ya - Tidak
F. Metode Pengukuran Data 1. Higiene sanitasi depot air minum Untuk penetuan higiene sanitasi depot air minum dinilai berdasarkan pada pengamatan peneliti tentang higiene sanitasi depot air minum yang. Apabila hasil pengamatan ”Ya” mendapat nilai 1 dan apabila hasil pengamatan ”Tidak” mendapat nilai 0. 70 i= 3,5 4 2 Berdasarkan rumus diatas maka ditetapkan interval yang digunakan untuk data kondisi fisik kamar mandi yaitu : a. Higiene sanitasi depot air minum baik bila skor : 8-15 b. Higiene sanitasi depot air minum kurang baik bila skor : 0-8 2. Kandungan Echerchia Coli Untuk penentuan kandungan echerchia colidinilai berdasarkan hasil pengukuran kandungan echerchia coli yang selanjutnya dibandingkan denganPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total koliform sebesar 0/ml sampel G. Metode Analisa Data 1. Pengolahan Data
a. Tidak mengandung echerchia coli apabila hasil tes 0/ml b. Mengandung echerchia coli apabila hasil tes >0/ml
Pengolahan data merupakan salah satu bagian kegiatan penelitian setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data), perlu diolah sehingga informasi yang akhirnya digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, pengolahan data dilakukan melalui empat tahap berdasarkan/sesuai dengan teori yaitu : a. Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan ini kuesioner apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. Merupakan pemeriksaan ulang terhadap kuestioner apakah sudah tersusun dengan rapi dan sesuai dengan keinginan peneliti. b. Coding Coding merupakan kegiatan merubah huruf menjadi data bentuk angka/bilangan. Merupakan proses pemberian kode pada masing-masing variabel untuk mempermudah dalam proses penganalisaan data. c. Prosesing Pemprosesan dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner ke program komputerisasi. Tahapan inidilakukan setelah melakukan pengkodean data. Merupakan suatu proses pemasukan data hasil dari pengumpulan data ke komputer agar
dapat diperoleh kesimpulan dari echerchia coli pada depot air penelitian. minum isi ulang di Desa Sekip d. Cleaning Kecamatan Lubuk Pakam Merupakan kegiatan pengecekan Kabupaten Deli Serdang Tahun kembali data yang sudah dientry untuk 2014. apakah ada kesalahan atau HASIL PENELITIAN DAN tidak.Merupakan kegiatan PEMBAHASAN pemeriksaan kembali data yang sudah I. Hasil Penelitian dimasukkan ke komputer apakah ada A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian kesalahan atau tidak, sehingga tidak Lokasi penelitian berada di Desa terjadi kesalahan data. Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang dengan 2. Analisa Data Pada penelitian ini analisis data jumlah depot yang diambil untuk dilakukan secara bertahap yaitu : penelitian ini sebanyak 17 depot air a. Univariat minum.Data demografi meliputi Tujuan dari analisis univariat jumlah penduduk 6.952 jiwa.Luas adalah untuk menjelaskan atau wilayah 279Ha dengan batasan mendeskripsikan karakteristik wilayah: masing-masing variabel yang 1. Utara Desa Ramunia II diteliti secara sederhana yang Kecamatan Pantai Labu disajikan dalam bentuk tabel 2. SelatanDesa Karang Anyer distribusi frekuensi yang meliputi Kecamatan Beringin higiene sanitasi depot air minum 3. Timur Desa Sidoarjo II Ramunia dan kandungan echerchia coli. Kecamatan Beringin b. Bivariat 4. Barat Proyek Bandara Kualu Analisa Bivariat, untuk melihat Namu hubungan atau perbedaan data distribusi atau data proporsi antara B. Tabulasi Hasil Univariat variabel independent dan variabel 1. Higiene Sanitasi Depot Air dependent.Data dianalisis untuk MinumPada Depot Air Minum Isi perhitungan bivariat pada Ulang Di Desa Sekip Kecamatan penelitian ini menggunakan Chi Lubuk Pakam Kabupaten Deli Square (X²) pada tingkat Serdang Tahun 2014 kemaknaan sebesar( 95% = Penilaian higiene sanitasi depot air α=0,05). Jika nilai p≤α =0,05 minumpada depot air minum isi ulang di maka hipotesapada penelitian ini Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam diterima yang artinya ada Kabupaten Deli Serdang Tahun hubungan higiene sanitasi depot air 2014disajikan pada tabel berikut ini: minum dengan kandungan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Pengetahun kepala keluarga tentang kualitas air di Dusun 1 Desa Pamah Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 No Higiene Sanitasi Depot Air Frekuensi (f) Persentase (%) MinumPada Depot Air Minum Isi Ulang 1 Baik 12 70,6 2 Kurang Baik 5 29,4 Total 17 100.0
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa higiene sanitasi depot air minumpada depot air minum isi ulang baik sebanyak 12 orang (70,6%) dan higiene sanitasi depot air minumpada depot air minum isi ulang kurang baik sebanyak 5 orang (29,4%).
2. Kandungan Echerchia Coli di Depot Air MinumPada Depot Air Minum Isi Ulang Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 Penilaian Kandungan Echerchia Coli di Depot Air MinumPada Depot Air Minum Isi Ulang disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kandungan Echerchia Coli Di Depot Air MinumPada Depot Air Minum Isi Ulang Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 No Kandungan Echerchia Frekuensi (f) Persentase (%) Coli 1 Ya 10 58,8 2 Tidak 7 41,2 Total 17 100.0 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa depot air minum yang mengandung echerchia coli sebanyak 10 orang (58,8%) dan depot air minum yang tidak mengandung echerchia coli sebanyak 7 orang (41,2%).
Hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
C. Tabulasi Hasil Bivariat Tabel 4.3 Hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Kandungan echerchia Higiene coli Sanitasi Ya Depot Air Tidak Minum f % f % Baik 10 58,8 2 11,8 Kurang Baik 0 0 5 29,4 Total 10 58,8 7 41,2
Total
F 12 5 17
% 70,6 29,4 100,0
pValue
0,003
T
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa 12 depot air minum (70,6%) yang higiene sanitasi baik sebanyak 10 orang (58,8%) yang tidak mengandung echerchia colidan 5 depot air minum (29,4%) yang higiene sanitasi kurang baik sebanyak 5 orang (47,0%) yang mengandung echerchia coli. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squere menunjukan bahwa pValue (=0.003) < α (=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada Hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang. PEMBAHASAN A. Higiene Sanitasi Depot Air MinumPada Depot Air Minum Isi Ulang Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 Dari hasil distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa higiene sanitasi depot air minumpada depot air minum isi ulang baik sebanyak 12 orang (70,6%) karena dari hasil pengamatan bahwa depot air minum isi ulang tersebut sesuai dengan syarat kebersihan depot dan pemilik depot sangat menjaga kebersihan depot air minum isi ulang, higiene sanitasi depot air minumpada depot air minum isi ulang kurang baik sebanyak 5 orang (29,4%) karena tidak terjaganya kebersihan depot dan banyaknya hewan peliharaan yang secara bebas berada disekiar depot. Dari hasil penelitian dapat diasumsikan bahwa upaya kebersihan depot air isi ulang dilakukan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan depot air isi ulang sehingga terjaga kualitas air. Kebutuhan air sangat mutlak bagi manusia karena merupakan zat pembentuk tubuh manusia yang terbesar yaitu 68% dari bagian tubuh manusia. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan dan permintaan
akan air bersih meningkat. Air bersih merupakan sumber daya alam yang dapat terbarukan, tetapi untukmasa yang akan dating diprediksi terjadi kondisi dimana permintaan akan air bersih melebihi persediaan ataupun produksi air bersih (Irianto, 2009). Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada didalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet 2004). Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya Hygiene nya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih,maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004). Sebagian kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari air sumur dan juga air yang sudah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Seiring dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yang menjadi alternatif dengan menggunakan air minum isi ulang (Pracoyo, 2010). Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesi Pengawasan Kualitas Air Minum, pengawasan mutu air pada depot air minum menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Widiyanti, 2004). B. Kandungan Echerchia Coli Di Depot Air MinumPada Depot Air Minum Isi Ulang Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 Dari hasil distribusi frekuensi didapat bahwa depot air minum yang mengandung echerchia coli sebanyak 10 orang (58,8%) karena sesuai dengan kondisi kebersihan depot air minum yang kurang terjaga dan depot air minum yang tidak mengandung echerchia coli sebanyak 7 orang (41,2%) karena terjaganya kebersihan depot air minum isi ulang yang dapat menekan angka perkembangbiakan bakteri echerchia coli. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa 38 depot air minum isi ulang (DAMIU) di Amerika ternyata terdapat 28,9 % sampel air minum isi ulang yang tercemar oleh bakteri E. coli. Penelitian yang dilakukan oleh Jeena et al. (2005) di Fiji India juga menyebutkan bahwa dari 105 sampel air mineral dengan merk yang berbeda, diketahui sekitar 40% melebihi standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan serta Biro Standar India (BIS) Pemerintah India. Sebanyak 14% dan 44% dari sampel dengan beban Total Heterotropic Bacterial (THB) antara 100 dan 1000 cfu/ml atau 1000 cfu/ml dinyatakan positif mengandung E.Coli. Selain itu, di Brazil juga menyebutkan bahwa 76,6% dari sampel air mineral sebanyak 20-L yang merupakan kumpulan dari air dispenser terkontaminasi oleh setidaknya 1 E.Coli atau bakteri indikator atau setidaknya 1 bakteri patogen. Hal ini berarti DAMIU cukup potensial sebagai sarana penularan penyakit serta gangguan kesehatan lainnya. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin
tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang hidup dalam kotoran manusia (tinja) dan hewan. Bakteri Coli pada umumnya terdapat dalam faeces. Di Perancis menyebutkan bahwa sebesar 68% dari tinja yang diteliti pada konsentrasi 4,3 x 103 PFU.g-1 terdeteksi Escherichia coli. Manusia menghasilkan tinja antara 100 – 150 gram setiap hari, dan di dalamnya terkandung bakteri Coli sebanyak 3 x 1011 (300 milyar) (Suriawiria, 2003). C. Hubungan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Dengan Kandungan Echerchia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 Berdasarakan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa 12 depot air minum (70,6%) yang higiene sanitasi baik sebanyak 10 orang (58,8%) yang tidak mengandung echerchia colidan 5 depot air minum (29,4%) yang higiene sanitasi kurang baik sebanyak 5 orang (47,0%) yang mengandung echerchia coli. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squere menunjukan bahwa pValue (=0.003) < α (=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada Hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang.Dari hasil penelitian dapat diasumsikan bahwa hygiene yang baik yaitu dengan memperhatikan lokasi depot, lantai, dinding atap, pintu yang memenuhi syarat. Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Depperindag, 2004). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi (Suprihatin, 2003). Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara normal didalam kotoran manusia
maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal.Escherichia coli adalah bakteri yang bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora (Fardiaz,2011). Menurut Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan republik Indonesia, air yang memenuhi syarat sebagai air minum tidak boleh mengandung bakteri golongan coli dalam 100 ml contoh air yang dianalisis. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014: 1. Higiene sanitasi depot air minum mayoritas higiene sanitasi depot air minumpada depot air minum isi ulang baik sebanyak 12 depot (70,6%). 2. Kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang yaitu mayoritas depot air minum yang tidak mengandung echerchia coli sebanyak 10 depot (58,8%). 3. Ada hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan kandungan echerchia coli pada depot air minum isi ulang nilai p= (0.003) (α=0,05). B. Saran 1. Bagi Depot Air Minum Isi Ulang Agar dapat memperhatikan kebersihan depot air minum isi ulang agar dapat mencegah terjadinya perkembangan echerchia coli. 2. Bagi Institusi Pendidikan Pendidikan MEDISTRA Lubuk Pakam Diharapkan menjadi bahan masukan dalam pengembangan keilmuan khususnya ilmu kesehatan lingkungan, sehingga mahasiswa/i dapat
mengetahui perannya sebagai seorang kesehatan masyarakat yaitu memberikan penyuluhan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan pemilik depot air minum isi ulang untuk menjaga higiene sanitasi depot air minum. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar dapat lebih meningkatkan ilmu pengetahuan terutama tentang kesehatan lingkungan, sehingga tidak terjadi masalah kesehatan terutama kesehatan pencernaan. DAFTAR PUSTAKA Chandra, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Depkes RI, 2010. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.Depkes RI,Jakarta. _________, 2004. Pengertian Hygiene Sanitasi.Depkes RI,Jakarta. _________, 2006.Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum.Ditjen PP dan PL,Jakarta. _________,2002. Kepmenkes RI No .907/Menkes/SK/VII/2002.Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Depkes RI,Jakarta. _________,1990.Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990.Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Air. Depkes RI,Jakarta. Depprindag,2004.Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan RI No.651/MPP/Kep/10/2004. Fardiaz,2011. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta. NotoadmojoSoekidjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Pitoyo, 2010.Masalah Depot Air Minum.Skripsi Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara. Pracoyo, 2006.Penelitian Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Daerah
jabotabek 2003 Maret 2004.CerminKedokteran.http://www. kalbefarma.com/cdk.Diakses Pada Tanggal 15 April 2014. Slamet, 2004.Kesehatan Lingkungan.Gajah Mada University Press, versity Press, Yogyakarta. Saepudin Malik,2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan Masyarakat.Trans Info Media Jakarta Suprihatin.2003. Pengolahan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi
Universitas Yogyakarta.
Gadjah
Mada.
Suriawira. 2003..Dasar-Dasar Pengolahan Air.UI Press. Jakarta Wikipedia, 2011.Bottled Water.http://en.wikipedi.org. Diakses Tanggal 16 April 2014. Widiyanti, 2004.Analisis Kualitatif Bakteri Coliform Pada Depot Air Minum Isi Ulang. Jurnal Ekologi Kesehatan.