RENCANA USAHA (BISNIS PLANNING)
NAMA PERUSAHAAN : PT. WIRASETIA BIDANG USAHA/JENIS USAHA : INDUSTRI MAKANAN NAMA PEMILIK : TABATTIA DWI NIM :1112018
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 2015 KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas
rahmat
dan
karunia-Nya
penyusunan
laporan
praktikum
Kewirausahaan ini dapat terselesaikan. Laporan praktikum ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kewirausahaan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Benny Winandri selaku dosen pembimbing dalam melakukan praktikum ini yang telah banyak membantu kami dalam mengerjakan praktikum serta penyusunan laporan ini. Laporan praktikum ini disusun berdasarkan sistematika penulisan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga mahasiswa dapat mengerti dengan jelas isi dari laporan hasil praktikum ini. Laporan praktikum ini berjudul “Business Plan” yang berisikan hasil dari sebuah perencanaan bisnis yang dilakukan yang bertujuan untuk melatih penulis dalam menyusun sebuah rencana bisnis yang baik dan benar. Demikian kami sampaikan ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, Mei 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................. ii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii PROFIL USAHA Uraian usaha............................................................................................................... 1 Misi Usaha................................................................................................................. 2 ANALISA SITUASI Faktor Internal............................................................................................................ 3 Faktor Eksternal......................................................................................................... 4 SWOT ANALYSIS Faktor Internal............................................................................................................ 5 Faktor Eksternal......................................................................................................... 5 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN Aspek Organisasi........................................................................................................ 6 Aspek Manajemen...................................................................................................... 7 Biaya Organisasi dan Manajemen.............................................................................. 7 Biodata....................................................................................................................... 8 ASPEK PEMASARAN Gambaran Pasar......................................................................................................... 9 Peluang Pasar............................................................................................................. 9 Pangsa Pasar............................................................................................................... 10
3
Rencana Target Penjualan dan Pendapatan................................................................ 10 Kondisi Pemasaran Pesaing....................................................................................... 10 Program Strategi Pemsaran........................................................................................ 11 Biaya Pemasaran........................................................................................................ 11 ASPEK PRODUKSI Produksi ..................................................................................................................... 12 Proyeksi Produksi....................................................................................................... 12 Diagram Alir Produksi............................................................................................... 14 Tata Letak................................................................................................................... 15 Investasi...................................................................................................................... 16 Biaya Operasi Pada Bagian Produksi......................................................................... 17 PENGELUARAN PADA BAGIAN PRODUKSI Biaya Investasi .......................................................................................................... 19 Biaya Operasi (Satu Tahun)....................................................................................... 19 Kebutuhan Modal Kerja............................................................................................. 20 Total Biaya Proyek Masa Konstruksi......................................................................... 21 Proyeksi Rugi Laba.................................................................................................... 22 Proyeksi Arus Kas...................................................................................................... 23 Proyeksi Neraca......................................................................................................... 24
4
LAMPIRAN............................................................................................................... 25
5
PROFIL USAHA URAIAN USAHA Uraikan secara singkat struktur usaha (manufaktur dll) : PT Wirasetia merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industry makanan. Lokasi (keuntungan/kerugian) : Jl. Letjend Soeprapto No. 26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Keuntungan: -
Lokasi di pusat kota
-
Ramai pengunjung
-
Lokasi strategis
-
Dekat dengan public transportation
-
Dekat dengan supplier
Kerugian: -
Lokasi rawan banjir
-
Rawan kriminalitas
Uraikan secara singkat bentuk usaha : a). Produk : PT Wirasetia menghasilkan produk makanan ringan yang bernama “Choco Potato Chips” b). Target dan pasar tipe pelanggan : Target pasar yang ingin dicapai oleh PT Wirasetia adalah supermarket. Tipe pelanggan yang dapat mengkonsumsi produk “Choco Potato Chips” mulai dari laki-laki atau wanita yang berusia lebih dari 3 tahun dari kalangan apapun.
1
Uraikan tentang perluasan usaha : PT Wirasetia didirikan pada tanggal 13 Maret 2015 di Jakarta. Pada awalnya usaha ini diperuntkan sebagai syarat agar lulus dari mata kuliah kewirausahaan namun seiring berjalannya waktu usaha ini justru direalisasikan dan dapat berjalan sampai dengan saat ini. PERNYATAAN MISI USAHA : Melakukan peningkatan di segala aspek untuk meningkatkan profit usaha.
2
ANALISA USAHA FAKTOR INTERNAL
STRENGH T
WEAKNES S
BOBO T
Perbandingan kebijaksanaan harga terhadap usaha yang sejenis
√
-
9
Keinginan pelanggan
√
-
7
Tingkat penjualan dibandingkan dengan kapasitas
-
√
4
Sumbangan pasar
-
√
3
Arus penjualan
√
-
6
Tingkat keuntungan usaha
√
-
6
Rencana dan anggaran pemasaran
√
-
5
Pengalaman dan keahlian staff
-
√
3
Pelatihan yang diadakan untuk staff
-
√
2
Daya tampung staff
√
-
6
Kepuasan staff
√
-
7
Rapat staff yang teratur
√
-
8
Bimbingan yang profesional
-
√
3
Apakah bangunan cukup (fasilitas, ukuran, modal)
-
√
4
Apakah mesin peralatan yang efektif modern dapat digunakan
√
-
9
Apakah anda mempunyai sistem pembelian yang efektif (kredit, pengontrolan barang persediaan)
√
-
9
Apakah anda menggunakan arus kas
√
-
10
Apakah anda punya modal untuk dana lain
√
-
5
√
-
8
√
-
7
-
√
3
-
√
4
FAKTOR INTERNAL PERFORMANCE DAN PENJUALAN :
TENAGA KERJA :
SUMBER FISIK :
SUMBER DANA
Apakah modal mempunyai akses terhadap informasi keuangan yang digunakan Apakah petunjuk kunci keuangan dianalisa secara teratur Apakah anda mempunyai suatu pengumpulan piutang yang kuat Apakah pertumbuhan peningkatan (penjualan, keuntungan) bagian dari posisi persaingan Dan lain-lain
FAKTOR EKSTERNAL 3
OPPORTUNIT Y
THREA T
BOBO T
Siklus ekonomi
-
√
3
Tingkat bunga
-
√
2
Pendapatan rata-rata
√
-
8
Daya saing
-
√
4
Kebijakan harga
√
-
9
Bentuk penjualan
√
-
6
Pelanggan
√
-
5
Inovasi
√
-
9
Pengembangan teknologi
√
-
10
Populasi
√
-
7
Status keluarga
√
-
8
Perbandingan pekerjaan, waktu santai
√
-
9
Standar kehidupan
√
-
9
Keadaan iklim
√
-
10
Sarana dan prasarana
√
-
9
FAKTOR EKSTERNAL EKONOMI :
TEKNOLOGI :
STATUS SOSIAL :
FAKTOR FISIK :
Dan lain-lain “SWOT” ANALYSIS
4
Strategy Mengadakan promosi
Strategy
Strenght
Weakness
Kebijaksanaan Pelatihan yg harga terhadap diadakan usaha sejenis untuk stff Mesin peralatan yg efektif modern dapat digunakan Sistem pembelian efektif Arus kas Modal mempunyai akses informasi
Opportunities
Mengupdate Kebijkan harga semua teknologi Inovasi Perkembangan teknologi Perbandingan pekerjaan Standar kehidupan Keadaan iklim Saran dan prasarana
Strategy Mengadakan pelatihan
Threat Tingkat bunga
Strategy Menabung
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
5
I.
ASPEK ORGANISASI - Nama Perusahaan
: PT WIRASETIA
- Lokasi
: Jl. Letjend Soeprapto No. 26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
- Bentuk Hukum
: Perseroan Terbatas
- Bidang Usaha
: Industri Manufaktur Makanan
- Perizinan
: 1. Surat Izin Domisili Usaha (Kantor&Pabrik) dari Camat 2. Akte Notasi 3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SNP) 4. Tanda Daftar Rekanan 5. NPWP 6. Amdal
- Struktur Organisasi
:
Gambar 1. Struktur Organisasi
II. ASPEK MANAJEMEN - Nama Pemilik
: Tabattia Dwi 6
- Riwayat Hidup
: Terlampir
- Tanggal Mulai
: 12 Maret 2015
- Jumlah Karyawan
: 25
- Jumlah Modal Awal : Rp 1.380.625.000 III. BIAYA ORGANISASI DAN MANAJEMEN 1. Gaji Pimpinan
: Rp. 72.000.000
2. Gaji Karyawan Administrasi : Rp. 24.000.000 3. Alat Tulis Kantor (ATK)
: Rp. 18.000.000
4. Telepon/Listrik/Air*
:
5. Sewa Gedung*
:
6. Biaya Pra Operasi
:
a. Pelatihan
: Rp. 2.000.000
b. Biaya Penyusunan R.U
: Rp.
c. Biaya Perizinan
: Rp. 3.000.000
d. Biaya Perjalanan
: Rp. 1.000.000
500.000
e. Biaya Produksi Percobaan : Rp. 2.000.000 Total
: Rp. 8.500.000
Total Organisasi dan Manajemen : Rp. 365.500.000
* Diisi bila biaya-biaya untuk kantor dan tempat kerja (usaha) terpisah
BIODATA
7
1.
Nama
: Tabattia Dwi
2.
Tempat/Tanggal Lahir : 17 Mei 1994
3.
Status
: Mahasiswi
4.
Agama
: Islam
5.
Alamat
: Perumahan Pondok Ungu Permai Blok EE 2 No. 10 RT/RW 011/009 Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, 17145
6.
Pendidikan
: D4 Teknik dan Manajemen Industri
7.
Pelatihan
: a. Total Quality Management b. Pemahaman ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 c. Entrepreneurship di STMI
8.
Pengalaman
: Membuka bazaar makanan dan minuman dalam Rangkaian acara KWU Festival di STMI
9.
Hobi
10. Unit Usaha
: Membaca dan Menulis : PT Wirasetia
ASPEK PEMASARAN
8
I. GAMBARAN PASAR A. Produk/jasa yang akan dipasarkan PT Wirasetia merupakam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk makanan ringan yang bernama “Choco Potato Chips”. Produk ini berupa makanan ringan yang berbahan dasar kentang dan coklat. B. Wilayah Pemasaran Produk Choco Potato Chips dipasarkan diseluruh wilayah Indonesia. Untuk proses pabrikasinya berlokasi di jakarta pusat, tepatnya di Jl. Letjend Suprapto Cempaka Putih. Kantornya juga berlokasi bersamaan dengan pabrik. C. Segmen pasar/kelompok pembeli: Segmen pasar yang ingin dicapai oleh PT Wirasetia mencakup keseluruhan kalangan dengan rentang usia 3-70 tahun. Dengan perkiraan jumlah target pasar yang ditetapkan adalah sebanyak ±50.000.000 jiwa. II. PELUANG PASAR A. Permintaan akan produk/jasa Perkiraan kebutuhan konsumen terhadap produk Choco Potato Chips yang telah dianalisa oleh bagian pemasaran PT Wirasetia adalah 2.000.000 unit/tahun. B. Penawaran produk/jasa Penawaran produk seperti Choco Potato Chips belum ada di pasaran. Produk yang diproduksi oleh PT Wirasetia cenderung produk pertama di Indonesia sehingga belum ada produsen yang memproduksi produk sejenis. C. Peluang pasar Permintaan – Penawaran = 2.000.000 - 0 = 2.000.000 unit/tahun
III. PANGSA PASAR Berdasarkan kemampuan yang dimilik PT Wirasetia dalam hal memenuhi besarnya permintaan pasar yang besar. PT Wirasetia dapat memproduksi Choco Potato Chips sebanyak 2.000.000 unit/tahun. Dengan harga produk Rp 9
5.000 /unit maka besarnya pendapatan selama setahun yang mungkin didapatkan dari pangsa pasar yang ada sebesar: Ekspektasi pendapatan
= Rp 5.000 /unit x 2.000.000 unit/thn = Rp 10.000.000.000/thn
IV. RENCANA TARGET PENJUALAN/PENDAPATAN Perkiraan target penjualan atau pendapatan yang akan dicapai oeh PT Wirasetia di masa yang akan datang dengan pangsa pasar yang ada selama kurun waktu 3 tahun, dengan kenaikan rata-rata 10% per tahunnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Proyeksi Target Penjualan Selama 3 Tahun
Tahun 2015 2016 2017
Pendapatan (Rp) / Tahun 10.000.000.000 11.000.000.000 12.100.000.000 Catatan : Kenaikan rata-rata tiap Tahun 10%
V. KONDISI PEMASARAN PESAING Belum ada produsen lain yang memproduksi produk yang sejenis dengan yang diproduksi oleh PT Wirasetia. Sehingga peluang PT Wirasetia dalam persaingan sangat besar untuk dapat menguasai pangsa pasar yang ada.
VI. PROGRAM STRATEGI PEMASARAN Rencana program/strategi yang akan dilakukan untuk memasarkan produk yang dibuat, yaitu : Tabel 2. Kondisi Pemasaran
Produk Harga
Kelebihan Kekurangan -Kemasan menarik dan memiliki berat 50 gr Ukuran produk terlalu kecil -Harga jual yang disarankan Rp 5.000,00/unit Tidak ada potongan harga -Pembayaran melalui tunai dan debit 10
Promosi Distribus i
-Membuat iklan di media online Biaya periklanan sangat besar -Membuat iklan di televisi -Distribusi kepada toko pengecer di Wilayah distribusi sangat luas wilayah Indonesia sehingga biaya distribusi pun besar
VII.BIAYA PEMASARAN Rencana biaya pemasaran yang perlu dikeluarkan/disediakan PT Wirasetia dalam satu tahun untuk memasarkan produk, meliputi berbagai macam hal antara lain: Gaji karyawan pemasaran 1 orang : Rp 24.00.000/thn Biaya memasarkan, 3% dari target penjualan - Transportasi : Rp 5.000.000/thn - Promosi : Rp 5.000.000/thn - Kemasan : Rp 2.500.000/thn - Biaya Iklan : Rp 10.000.000/thn + Rp 46.500.000/thn
ASPEK PRODUKSI/OPERASIONAL I.
PRODUKSI/OPERASIONAL PT Wirasetia merupakam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk makanan ringan yang bernama “Choco Potato Chips”. Produk ini berupa makanan ringan yang berbahan dasar kentang dan coklat. Produk Choco Potato Chips dipasarkan diseluruh wilayah Indonesia. Untuk proses pabrikasinya berlokasi di jakarta pusat, tepatnya di Jl. Letjend Suprapto Cempaka Putih. Kantornya juga berlokasi bersamaan dengan pabrik.
11
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh PT Wirasetia mencakup keseluruhan kalangan dengan rentang usia 3-70 tahun. Dengan perkiraan jumlah target pasar yang ditetapkan adalah sebanyak ±50.000.000 jiwa.
II. PROYEKSI PRODUKSI/OPERASIONAL 3 TAHUN Dengan ditambahnya dana untuk modal kerja dan investasi, maka kemampuan
produksi/operasional
naik.
Pada
tahun
pertama
penjualan/pendapatan direncanakan sebesar Rp 10.000.000.000 kalau harga satuan produk/jasa kami sebesar Rp 5.000/satuan, berarti besarnya produksi/operasional adalah 2.000.000 unit/Rp. Kalau presentasi kegagalan sebesar 10% maka kami harus memproduksi 110% diatas rencana penjualan tersebut, sama dengan 2.200.000 unit/Rp., sehingga proyeksi produksi/operasional 3 tahun mendatang adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Proyeksi Produksi Selama 3 Tahun
Tahun
Produksi (unit)
2015
2.000.000
2016
2.200.000
2017
2.420.000
Catatan : Kenaikan Tiap Tahun 10%
12
II. DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI/OPERASIONAL
Gambar 2. Diagram Alir
13
III.TATA LETAK
Gambar 3. Tata Letak
14
V. INVESTASI 1. Tanah (40 x 60) meter
Rp 500.000.000
2. Gedung Permanen (15 x 30) meter
Rp 300.000.000
3. Mesin a. Mesin Potong (10)
Harga =
Rp 30.000.000
b. Mesin Kupas (10)
Harga =
Rp 30.000.000
c. Mesin Penggoreng (10)
Harga =
Rp 40.000.000
d. Mesin Aduk (10)
Harga =
Rp 30.000.000
e. Mesin Pendingin (10)
Harga =
Rp 50.000.000
Total Nilai Rp 180.000.000 4. Peralatan a. Timbangan (10)
Harga =
Rp
5.000.000
b. Wadah (20)
Harga =
Rp
5.000.000
Total Nilai Rp 10.000.000 5. Investasi Kantor
.
a. AC (5)
Harga =
Rp 15.000.000
b. Komputer (6)
Harga =
Rp 30.000.000
c. Printer (3)
Harga =
Rp
3.000.000
d. ATK Kantor
Harga =
Rp
2.000.000
e. Telepon (3)
Harga =
Rp
1.000.000
f. Meja (10)
Harga =
Rp
3.000.000
g. Kursi (10)
Harga =
Rp
2.000.000
h. Mesin Foto Copy (1)
Harga =
Rp
4.000.000
i. TV (1)
Harga =
Rp
3.000.000
Total Nilai Rp 63.000.000 6. Kendaraan a. Truck (5)
Harga =
Rp 500.000.000
Total Nilai Rp 500.000.000
15
7. Lain-lain a b c d e
Musholla Taman Pagar Pos keamanan Kantin
Harga = Harga = Harga = Harga = Harga = Total Nilai
Rp 3.000.000 Rp 1.500.000 Rp 3.000.000 Rp 1.500.000 Rp 3.000.000 Rp 12.000.000
VI. BIAYA OPERASI PADA BAGIAN PRODUKSI/OPERASIONAL 1. Gaji Pimpinan Produksi/Operasional
Rp 60.000.000
2. Upah Tenaga Kerja Langsung a. TK Bag. Produksi
10 orang= Rp 268.800.000
b. TK Bag. Perencanaan
5 orang = Rp 67.200.000
c. TK Bag. Kontrol
5 orang =Rp 33.600.000 Total Upah Rp369.600.000
3. Bahan Baku dan Penolong Persediaan : a. Kentang
Rp
100.000.000
b. Coklat
Rp
100.000.000
c. Plastik
Rp
100.000.000
Total Bahan Baku Penolong Rp
300.000.000
4. Biaya Umum Pabrik/Usaha (Utilitas) a. Listrik
Rp 72.000.000
b. Air
Rp 48.000.000
c. Minyak
Rp 60.000.000 Total Nilai
Rp 180.000.000
5. Biaya Pemeliharaan a. Mesin dan Peralatan
Rp 36.000.000
b. Bangunan
Rp 30.000.000
c. Inventarisasi Kantor
Rp 3.150.000 Total Nilai Rp 69.150.000
16
6. Biaya Operasi Kendaraan a. Service
Rp
b. Ban
Rp 6.000.000
c. Bahan Bakar
Rp 10.000.000
d. Reparasi
Rp Total Nilai
17
3.000.000
2.000.000
Rp 21.000.000
PENGELUARAN PADA BAGIAN PRODUKSI/OPERASIONAL 1. BIAYA INVESTASI 1. Tanah
Rp 500.000.000
2. Bangunan
Rp 300.000.000
3. Mesin-mesin
Rp 180.000.000
4. Peralatan
Rp 10.000.000
5. Inventaris
Rp 63.000.000
6. Kendaraan
Rp 500.000.000
7. Lain-lain
Rp 12.000.000
Total Inventasi
Rp 1.565.000.000
2. BIAYA OPERASI (SATU TAHUN) 1. Gaji Pimpinan Produksi/
Rp 60.000.000
Operasional 2. Bahan Baku dan Penolong
Rp 300.000.000
3. Upah T. Kerja Langsung
Rp 369.600.000
4. Biaya Umum Pabrik/Usaha
Rp 160.000.000
5. Pemeliharaan (Gedung, Mesin,
Rp 69.150.000
Peralatan, Inventarisasi Kantor) 6. Biaya Operasi Kendaraan
Rp 21.000.000
Total Biaya Operasi
Rp 919.750.000
Total Biaya Produksi/
Rp 2.484.750.000
Operasional
18
KEBUTUHAN MODAL KERJA
KETERANGAN
KEBUTUHAN PER TAHUN
BIAYA KEGIATAN OPERASI 1. Bahan baku dan penolong
Rp 300.000.000
2. Upah T. Kerja langsung (karyawan, bag. Prod.)
Rp 369.600.000
3. Biaya umum pabrik (usaha), listrik, pelumas
Rp 160.000.000
4. Gaji Pimpinan
Rp 72.000.000
5. Gaji Kepala Bagian Produksi
Rp 60.000.000
6. Gaji Karyawan Bagian Administrasi
Rp 24.000.000
7. Gaji Kepala Bagian Pemasaran & Penjualan
Rp 24.000.000
8. Suplais kantor (ATK, dll)
Rp 18.000.000
9. Biaya listrik, telepon, dan air
Rp 15.000.000
10. Pemeliharaan (gedung, mesin, dan peralatan)
Rp 69.150.000
11. Sewa gedung
Milik Sendiri
12. Sewa kendaraan
Milik Sendiri
13. Biaya operasi kendaraan
Rp 21.000.000
14. Promosi
Rp 46.500.000
KEBUTUHAN MODAL KERJA (1 TAHUN)
Rp 1.179.250.000
KEBUTUHAN MODAL KERJA (3 BULAN)
Rp 294.812.500
19
TOTAL BIAYA PROYEK MASA KONSTRUKSI
SUMBER DANA KETERANGAN
TOTAL
MODAL SENDIRI
PINJAMAN
A. INVESTASI AWAL 1. Tanah
Rp 500.000.000
Rp 250.000.000
Rp 250.000.000
2. Bangunan
Rp 300.000.000
Rp 150.000.000
Rp 150.000.000
3. Mesin dan peralatan
Rp 190.000.000
Rp 95.000.000
Rp 95.000.000
4. Inventarisasi kantor
Rp 63.000.000
Rp 31.500.000
Rp 31.500.000
5. Kendaraan
Rp 500.000.000
Rp 250.000.000
Rp 250.000.000
6. Lain-lain (taman)
Rp 12.000.000
Rp
Rp
Sub total
Rp 1.565.000.000
Rp 782.500.000
1. Pelatihan
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
2. Penyusunan rencana usaha
Rp
Rp
3. Perizinan
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
4. Biaya perjalanan
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
5. Biaya percobaan
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
Rp 8.500.000
Rp 8.500.000
BIAYA INVESTASI (A+B)
Rp 1.573.500.000
Rp 791.000.000
Rp 782.500.000
C. MODAL KERJA
Rp 1.179.250.000
Rp 589.625.000
Rp 589.625.000
Rp 2.752.750.000
Rp 1.380.625.000 Rp 1.372.120.000
6.000.000
6.000.000
Rp 782.500.000
B. BIAYA OPERASI
Sub Total
TOTAL BIAYA PROYEK (A+B+C)
500.000
PROYEKSI RUGI LABA 20
500.000
KETERANGAN A. HASIL PENJUALAN/PENDAPATAN B. HARGA POKOK PRODUKSI
PRODUKSI KOMERSIAL TAHUN – 1 Rp10.000.000.000 0
TAHUN – 2
TAHUN – 3
Rp11.000.000.000
Rp12.100.000.000
- Bahan baku dan penolong
Rp 300.000.000
Rp 330.000.000
Rp 363.000.000
- Upah tenaga kerja langsung
Rp 369.600.000
Rp 369.600.000
Rp 369.600.000
- Biaya umum pabrik/usaha
Rp 160.000.000
Rp 168.000.000
Rp 176.400.000
Total Harga Pokok Produksi
Rp 829.600.000
Rp 909.000.000
C. LAB KOTOR (A-B)
Rp 9.170.400.000
Rp 867.600.000 Rp10,132,400,00 0
Rp11,191,000,000
D. BIAYA USAHA : - Gaji Pimpinan
Rp 72.000.000
Rp 72.000.000
Rp 72.000.000
- Gaji Ka. Pemasaran - Gaji Ka. Produksi/Operasional - Gaji tenaga administrasi
Rp 24.000.000
Rp 24.000.000
Rp 24.000.000
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Rp 24.000.000
Rp 24.000.000
Rp 24.000.000
- Suplais kantor (ATK) - Langganan listrik, telepon & air - Biaya pemeliharaan
Rp 18.000.000
Rp 18.900.000
Rp 19.845.000
Rp 15.000.000
Rp 15.750.000
Rp 16.537.500
Rp 69.150.000
Rp 69.150.000
Rp 69.150.000
- Biaya promosi
Rp 46.500.000
Rp 46.500.000
Rp 46.500.000
Rp 21.000.000
Rp 21.000.000
Rp 21.000.000
- Penyusutan
Rp 106.750.000
Rp 106.750.000
Rp 106.750.000
- Amortisasi
Rp
Rp
Rp
- Sewa gedung - Sewa kendaraan - Biaya operasi kendaraan - Lain-lain Biaya usaha seb. Peny. & Amort. 1.700.000
1.700.000
Total Biaya Usaha
Rp 458.100.000
E. LABA USAHA (C-D)
Rp 8.712.300.000
F. BIAYA BUNGA PINJAMAN G. LABA SEBELUM PAJAK (EF)
Rp 192.096.800
Rp 459.750.000 Rp 9.672.650.000 Rp 192.096.800
Rp 8.520.203.200
Rp 9.480.553.200
H. PAJAK
Rp 852.020.320
Rp 948.055.320
I. LABA BERSIH (G-H)
Rp 7.668.182.880
Rp 8.532.497.880
21
1.700.000
Rp 461.482.500 Rp10.729.517.50 0 Rp 192.096.800 Rp10.537.420.70 0 Rp 1.053.742.070 Rp 9.483.678.630
PROYEKSI ARUS KAS
KETERANGAN
MASA KONSTRUKSI
MASA PRODUKSI KOMERSIAL
TAHUN – 0
TAHUN – 1
TAHUN – 2
0
100
100
KAPASITAS PRODUKSI (dalam %) A. ARUS KAS MASUK : Hasil penjualan/pendapatan
0
10.000.000.000
11.000.000.000
626.000.000
547.750.000
391.250.000
0
829.600.000
867.600.000
108.450.000
108.450.000
0
852.020.320
948.055.320
626.000.000
2.337.820.320
2.315.355.320
-626.000.000
7.662.179.680
8.684.644.680
D. SALDO KAS AWAL
0
278.063.000
8.724.668.180
E. SALDO KAS (C+D)
-626.000.000
7.940.242.680
17.409.312.860
- Modal sendiri
552.250.000
483.218.750
345.156.250
- Kredit investasi
313.000.000
273.875.000
195.625.000
- Kredit modal kerja
235.850.000
206.368.750
147.406.250
Total Modal + Pinjaman
1.101.100.000
963.462.500
688.187.500
475.100.000
8.903.705.180
18.097.500.360
44.602.500
44.602.500
44.602.500
134.434.500
134.434.500
134.434.500
Total Kewajiban Terhadap Bank
179.037.000
179.037.000
179.037.000
I. SALDO KAS AKHIR (G-H)
278.063.000
8.724.668.180
17.918.463.360
B. ARUS KAS KELUAR : - Biaya investasi - Harga pokok produksi/operasional - Biaya usaha seb. Peny. & Amort. - Pajak Total Arus Kas Keluar C. SELISIH KAS (A-B) Surplus (defisit)
F. MODAL SENDIRI & PINJAMAN
G. SALDO KAS SETELAH MODAL SENDIRI dan PINJAMAN (E+F) H. KEWAJIBAN TERHADAP BANK - Angsuran Kredit Investasi - Angsuran Kredit Modal Kerja
22
PROYEKSI NERACA
KETERANGAN A. AKTIVA 1. HARTA LANCAR : - Kas - Piutang - Persediaan bahan baku & penolong TOTAL HARTA LANCAR 2. HARTA TETAP : - Mesin dan peralatan - Investarisasi kantor - Lain-lain TOTAL HARTA TETAP Akumulasi Penyusutan NILAI BUKU HARTA TETAP 3. HARTA TAK BERWUJUD : Total Pra Operasi Akumulasi Amortisasi NILAI BUKU HARTA TETAP TAK BERWUJUD TOTAL AKTIVA (1+2+3) B. PASIVA 1. HUTANG LANCAR : - Hutang dagang - Hutang bank jangka pendek - Hutang lain-lain TOTAL HUTANG LANCAR 2. HUTANG JANGKA PANJANG : - Kredit modal kerja - Kredit investasi TOTAL HUTANG JANGKA PANJANG TOTAL HUTANG (1+2) 3. MODAL - Modal sendiri - Laba di tahan - Laba tahun berjalan TOTAL MODAL TOTAL PASIVA (1+2+3)
MASA KONSTRUKSI TAHUN – 0
MASA PRODUKSI KOMERSIAL TAHUN – 1 TAHUN – 2
278.063.000 646.542.288 300.000.000 1.224.605.288
8.724.668.180
17.918.463.360
300.000.000 9.024.668.180
300.000.000 18.218.463.360
190.000.000 63.000.000 12.000.000 265.000.000 0 265.000.000
190.000.000 63.000.000 12.000.000 265.000.000 106.750.000 371.750.000
190.000.000 63.000.000 12.000.000 265.000.000 213.400.000 478.400.000
8.500.000 0
8.500.000 1.700.000
8.500.000 3.400.000
8.500.000
10.200.000
11.900.000
1.498.105.288
9.406.618.180
18.708.763.360
0 0 0 0
7.891.112.642 0 0 7.891.112.642
17.236.202.247 0 0 17.236.202.247
44.602.500 134.434.500 179.037.000 179.037.000
44.602.500 134.434.500 179.037.000 8.070.149.642
44.602.500 134.434.500 179.037.000 17.415.239.247
552.250.000 766.818.288 0 1.319.068.288 1.498.105.288
483.218.750 853.249.788 0 1.336.468.538 9.406.618.180
345.156.250 948.367.863 0 1.293.524.113 18.708.763.360
23
LAMPIRAN 1. BIAYA DEPRESIASI No 1 2 3 4 5 6
Investasi Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Inventarisasi Kantor Kendaraan Lain-lain (Taman)
Nilai Rp500,000,000 Rp300,000,000 Rp190,000,000 Rp63,000,000 Rp500,000,000 Rp12,000,000 Jumlah
2. BIAYA AMORTISASI Pelatihan Biaya Penyusunan R.U Biaya Perizinan Biaya Perjalanan Biaya Produksi Percobaan
Penyusutan (%) 0% 5% 20% 5% 10% 5%
Biaya Penyusutan Rp0 Rp15,000,000 Rp38,000,000 Rp3,150,000 Rp50,000,000 Rp600,000 Rp106,750,000
: Rp 2.000.000 : Rp 500.000 : Rp 3.000.000 : Rp 1.000.000 : Rp 2.000.000 Total
Biaya amortisasi 20% Rp 8.500.000
=
Rp 8.500.000 Rp 1.700.000
3. BIAYA INVESTASI N o 1 2 3 4 5 6
Investasi Tanah Bangunan Mesin dan Peralatan Inventarisasi Kantor Kendaraan Lain-lain (Taman) Total
Masa Masa Produksi Komersial Konstruksi Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Rp200,000,000 Rp175,000,000 Rp125,000,000 Rp120,000,000 Rp105,000,000 Rp75,000,000 Rp76,000,000 Rp66,500,000 Rp47,500,000 Rp25,200,000 Rp22,050,000 Rp15,750,000 Rp200,000,000 Rp175,000,000 Rp125,000,000 Rp4,800,000 Rp4,200,000 Rp3,000,000 Rp626,000,000 Rp547,750,000 Rp391,250,000
4. BUNGA PINJAMAN a. Kredit Investasi (20 tahun) Total pinjaman = Rp 782.500.000
24
Rp 782.500 .000 20 = Rp 391.250.000 Bunga pinjaman (14%) = 14% x Rp 391.250.000= Rp 5.477.500 Total angsuran kredit investasi = Rp44.602.500 b. Kredit Modal Kerja (5 tahun) Pokok pinjaman
=
Total Pinjaman = Rp 589.625.000 Rp 589.625 .000 5 = Rp 117.925.000 Bunga pinjaman (14%) = 14% x Rp 117.925.000= Rp 16.509.500 Total angsuran kredit modal kerja = Rp 134.434.500 Pokok pinjaman
=
Total Bunga Pinjaman = Rp 21.987.000
25
PRODUCT LIFE CYCLE
Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan memiliki kredibilitas yang tinggi. Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja ditentukan dari jenis produk tapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll. Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga. 1) Introducuction / Perkenalan Choco potato chips merupakan produk makanan ringan yang telah banyak beredar di pasaran negara lain, seperti jepang, singapura, korea, dan lain-lain. Produk ini sukses di pasaran negara-negara tersebut. Di Indonesia belum ada produsen penghasil makanan ringan tersebut sehingga akan menjadi sesuatu yang baru yang menyegarkan konsumen di Indonesia 26
untuk mencoba produk ini. Produk ini memiliki rasa ynag enak sehingga memungkinkan produk ini akan diterima dengan sangat baik di pasar Indonesia. 2) Growth / Pertumbuhan Setelah produk “Choco Potato Chips” mulai dikenal oleh pasar Indonesia sebagai makanan ringan yang enak dan sangat cocok mejadi cemilan sehari-hari, produk ini akan mulai berkembang. Produk tersebut akan tersebar dan mudah ditemui di pasar Indonesia bisa malalui supermarket-supermarket yang beredar. 3) Maturity / Kemapanan Setelah produk “Choco Potato Chips” berkembang dengan tersebarnya di berbagai supermarket-supermarket, produk tersebut semakin disukai banyak kalangan. Produk ini begitu laris di pasar dan mencapai titik kedewasaannya atau kemapanan suatu produk. 4) Decline / Penurunan Setelah produk “Choco Potato Chips” mencapai tingkat kemapanannya, produk ini mulai jenih di pasaran. Para konsumen tidak lagi memiliki minat sebesar dulu terhadap produk tersebut. Disinilah produk ini telah mencapai titik decline atau penurunan di pasar, sehingga produsen diharapkan telah memiliki suatu produk penyangga yang akan didistribusikan agar produk perusahaan mereka terus eksis di pasaran Indonesia.
Konsep-konsep pembentuk wiraswasta 1) Konsep CEFE Model CEFE didasarkan pada suatu konsep yang disebut “Competence Based Economies Through Formation of Entrepreneurs” yaitu perekonomian yang didasarkan pada kemampuan kewirausahaan melalui pembentukan kewirausahawan- kewirausahawan. Konsep ini dapat menentukan keberhasilan seseorang untuk merealisasikan apa yang diinginkan, yaitu: Ketersediaan/feasibilitas dari peluang yang dimiliki serta mampu memahami peluang pada situasi ekonomi tertentu, mempelajari umpan balik yang diperoleh. Mampu membuat rencana kerja dengan mengenali kekurangannya dalam menangani secara kompeten situasi peluang tersebut dan mengatur strategi bagaimana meningkatkan kemampuan kompetensi mereka.
27
Peluang tidak tampak bagi orang-orang yang memiliki kemampuan tersebut. Pelaku ekonomi yang sukses harus mampu mengeksploitir peluang yang ada, mampu membuat rencana dan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan tuntutan ekonomi sekarang maupun waktu yang akan datang. Dalam menghadapi hambatan-hambatan harus mampu menentukan strategi yang dapat bersifat menyesuaikan (Adapting Strategy, bekerjasama (Complementing Strategy), merubah situasi (Reshaping Strategy). 2) Program Perkuliahan di Perguruan Tinggi Pelaksanaan pemebentukan kewirausahaan di perguruan tinggi belum baik sekarang ini. Hal ini di karenakan kesadaran pimpinan perguruan tinggi yang rendah dalam penciptaan wirausaha baru. Diterapkannya mata kuliah kewirausahaan disemua jurusan dipandang sebagai kewajiban penyelenggaraan kuliah saja. Pendekatan social dan ekonomi diabaikan, setelah lulus mahasiswa diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bukan sebaliknya. Sedangkan pendekatan ekonomi dimaksudkan dengan berwirausaha akan menghasilkan pendapatan untuk dirinya dan orang lain,serta negara melalui pendapatan pajak. 3) Konsep Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Dirancang melalui lima kegiatan yang saling terkait yaitu: Kuliah Kewirausahaan (KWU) Magang Kewirausahaan (KMU) Kuliah Kerja Usaha (KKU) Konsultasi Bisnis dan Penempata Kerja (KBPK) Inkubator Wirausaha Baru (INWUB) Lima kegiatan diatas dimaksudkan sebagai pancingan awal untuk kegiatan berikitnya yang akan dilakukan oleh Perguruan Tinggi. 4) Program Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP) Sasaran akhir dari program ini adalah menciptakan lingkungan dunia usaha intelektual dari proses pembentukan program TKPMP merupaka proses pembentukan pengusaha pemula yang didukung oleh dunia pendidikan, lingkungan dunia usaha, pemerintah, dunia perbankan dan LSM. 5) Program Pembentuka Wirausaha Baru Mandiri (WUB Mandiri) Program ini dilaksanakan berdasarkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai dengan sumber dana berasal dari individu-individu, perusahaan-perusahaan, dan perguruan tinggi yang peduli akan penciptaan wira usaha baru mansiri. Hasil program ini akan terlihat dalam jangka waktu panjang dengan kurun waktu 3 sampai dengan 5 atau 10 tahun mendatang. 28
Definisi dan kegunaan ISIC ISIC (International Standard Industrial Classification of All Economic Activities) adalah sistem klasifikasi data ekonomi yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. ISIC adalah alat untuk mempelajari fenomena ekonomi, mendorong keterbandingan data internasional, menyediakan panduan klasifikasi pembangunan nasional, dan mengutamakan pengembangan sistem statistik nasional yang sederhana. ISIC telah digunakan secara luas di tingkat nasional dan internasional untuk mengelompokkan data menurut jenis aktivitas ekonomi di bidang produksi, pekerjaan, produk domestik bruto, dan bidang statistik lainnya. Industri dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan atau pendekatan. Di Indonesia, industri digolong-golongkan antara lain berdasarkan kelompok komoditas berdasarkan skala usaha, dan berdasarkan hubungan arus produknya. Penggolongan yang paling universal ialah berdasarkan “baku internasional klasifikasi industri’ (International Standard of Industrial Classification, ISIC). Penggolongan menurut ISIC ini berdasarkan pendekatan kelompok komoditas, yang secara garis besar dibedakan menjadi 9 golongan. Penggolongan berdasarkan ISIC terinci lebih lanjut sampai sampai dengan kode atau sandi enam digit. Daftar ISIc tiga digit dan lima digit, untuk kelompokkelompok industri yang terdapat di Indonesia. Untuk keperluan perencanaan anggaran negara dan analisis pembangunan, pemerintah membagi sektor industri pengolahan menjadi tiga subsektor yaitu: 1. Subsektor industri pengolahan nonmigas 2. Subsektor pengilangan minyak bumi 3. Subsektor pengolahan gas alam cair. Sedangkan untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri (industrialisasi), serta berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan, industri di Indonesia digolonggolongkan berdasarkan hubungan arus produknya menjadi: 1. Industri hulu , yang terdiri atas: a. Industri kimia dasar b. Industri mesin, logam dasar dan elektronika 2. Industri hilir, yang terdiri atas: a. Aneka industri b. Industri kecil Penggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala dilakukan oleh beberapa lembaga, dengan kriteria yang berbeda. Biro Pusat Statistik membedakan skala industri menjadi 4 lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha, yaitu: 1. Industri besar: berpekerja 100 orang atau lebih 29
2. Industri sedang: berpekerja antara 20 sampai 99 orang 3. Industri kecil: berpekerja antara 5 sampai 19 orang 4. Industri/kerajinan rumah tangga: berpekerja < 5 orang Bank Indonesia untuk keperluan kalangan perbankan menetapkan batasan tersendiri mengenai besar kecilnya skala usaha suatu perusahaan/industri. Dasar kriteria yang yang digunakan BI adalah besar kecilnya kekayaan (assets) yang dimiliki. Klasifikasinya berdasarkan penetapan pada tahun 1990 adalah: 1. Perusahaan besar: perusahaan yang memiliki asset >Rp 600 juta 2. Perusahaan kecil: perusahaan yang memiliki asset < Rp 600 juta. Kode Kelompok Industri 31 Industri makanan, minuman, dan tembakau 32 Industri tekstil, pakaian, dan kulit 33 Industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah 34 tangga 35 Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan, dan penerbitan 36 Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu 37 bara, karet, dan plastik 38 Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi, dan batu 39 bara Industri logam dasar Industri barang dari logam, mesin, dan peralatannya Industri pengolahan lainnya
Pengertian wirausaha atau kewirausaahaan menurut para ahli 1. Peter F Drucker Wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). 2. Menurut Arif F. Hadipranata, Wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan financial ataupun non uang. 3. Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. 4. Kathleen Mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha. 5. Andrew J Dubrin 30
Wirausaha adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business). 6. Robbin & Coulter Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled. (Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan. 7. (Soeharto Prawiro, 1997). Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). 8. (Acmad Sanusi, 1994) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. 9. Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. 10. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. 11. Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk: memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, memperkenalkan metoda produksi baru, membuka pasar yang baru (new market), Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. 31
12. Harvey Leibenstein (1968, 1979) Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya 13. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. 14. Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. 15. Raymond, (1995) Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan. 16. Kasmir (2006) Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Karakteristik kewirausahaan 1. Keinginan untuk bertanggung jawab
2.
3.
4. 5.
Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Contoh: apabila ada masalah dalam usahanya maka wirausahawan yang langsung terjun terlebih dahulu untuk mengatasi masalah yang ada dalam usahanya. Memilih resiko yang sedang Lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko yang rendah dan resiko yang tinggi. Contoh: masalah yang didapat merupakan masalah dengan tingkat yang dapat diatasi, tetapi bukan hal yang mudah dalam mengatasinya, seperti promosi. Kepercayaan akan kemampuan mereka untuk berhasil Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil. Contoh: wirausahawan tetap pada kecenderungan bahwa usaha yang dijalankannya pasti memliki keberhasilan. Keinginan untuk umpan balik segera Selalu menghendaki umpan balik segera. Contoh: wirausahawan mendapatkan modal usahanya kembali secepat mungkin. Tingkat energy yang tinggi
32
Memiliki semangat dan kerja keras untuk mengwujudkan keinginannya untuk masa depan yang lebih baik. Contoh:wirausahawan bekerja melebihi batas waktu yang sewajarnya, seperti bekerja lebih dari 8 jam per hari. 6. Berorientasi ke depan Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan. Contoh: mengembangkan produk yang dibuat dengan kreatif sesuai tantangan zaman dan teknologi 7. Keterampilan di pengorganisasian Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. Contoh: membagi tugas pekerjaan yang sesuai kepada setiap bawahannya atau karyawan dalam usahanya. 8. Nilai prestasi atas uang Selalu menilai prestasi dengan uang. Contoh: produk yang dijual harus menghasilkan laba.
Keuntungan dan kerugian berwirausaha dan berwiraswasta Peggy Lambing dan Charles L Khuel (2000:19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut: Keuntungan berwirausaha : 1. Otonomi. Pemgelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausah menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. 2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. 3. Control financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekeyaan milik sendiri. Kerugiaan berwirausaha : 1. Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga. 2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan. 3. Kecilnya keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil.
Teknik untuk membuat SWOT
33
Dengan adanya contoh analisis SWOT, maka sangat berharap anda bisa memahaminya secara keseluruhan mengenai analisis SWOT. Perlu di pahami, inti analisis SWOT ini adalah menilai dalam/internal perusahaan dengan melihat kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses), kemudian menilai luar/eksternal perusahaan dengan melihat peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Contoh analisis SWOT NOKIA: 1. Strengths (Kekuatan) Pengalaman
Bagaimana tidak, NOKIA masuk dunia mobile mulai dari tahun 1968-1991 dan pada tahun 1992 sudah mulai meluncurkan ponsel GSM dengan produk Nokia 1011. Jaringan Terbesar Penjualan & Distribusi
Nokia merupakan brand yang telah melekat di hati para kosumen dan merupakan perintis ponsel yang saat ini sangat di butuhkan oleh seluruh dunia, jadi wajar saja kekuatannya terletak pada terbesar penjualan dan distribusinya. Hubungan Pelanggan yang Kuat
Bicara brand NOKIA maka hampir seluruh dunia mengenal merk ponsel ini, pelanggan yang loyal serta setia pasti susah untuk pindah ke lain hati. Berbagai Macam Produk untuk Semua Kelas
Tidak hanya sebatas hubungan pelanggan yang kuat, Nokia juga memanjakan konsumennya dengan berbagai macam produk yang sesuai kelas. 2.
Weaknesses (Kelemahan) Kurang Gaya Dalam Produk Murah
34
Memang sudah wajar, harga menentukan sebuah kualitas ataupun tampilannya. Tetapi ini menjadi kelemahan yang mana produk China dapat membuat replika dengan gaya eksklusif tetapi tetap dengan harga yang sangat murah. Kehilangan Pangsa Pasar
Untuk saat ini Nokia memang telah kehilangan pasarnya setelah symbian tidak lagi update, lalu di akuisisi oleh Microsoft dengan OS Windows Phone. 3.
Opportunities (Kesempatan) Pertumbuhan Pasar Baru
Dengan pertumbuhan pasar/trend baru, yaitu handphone berbasis smartphone maka ini menjadi suatu peluang untuk berkonstrasi pada meningkatkan kualitas smartphone. 4.
Threats (Ancaman) Ponsel China
Ponsel China merupakan suatu ancaman yang sangat serius bagi Nokia, karena dengan fitur yang cukup hampir sama, mereka berani menjual dengan harga murah dan ini pun menjadi sebuah perang harga.
Pesaing Seperti Samsung & Apple Dari tahun 2000 an – 2010 Nokia memang tiada tandingannya dalam hal ponsel, karena memang memberikan setiap kebutuhan para konsumen, akan tetapi mulai tahun 2011 para pesaing Nokia (khususnya Samsung dan Apple) mulai melejit, berikut statistik penjualannya:
35
Penjualan Nokia, Samsung, dan Apple
Kesimpulan Setelah menganalisis semua faktor, langkah selanjutnya adalah bagaimana memaksimalkan kekuatan (strengths), menutupi kelemahan (weaknesses), memanfaatkan peluang (opportunities), dan menangkal semua ancaman (threats) yang datang. Semoga penjelasan contoh analisis SWOT diatas dapat memberikan gambaran mengenai analisis SWOT secara keseluruhan.
STRATEGI PEMASARAN Strategi Pemasaran Yang Efektif dan Kiat-kiatnya: 1. Build Relationships / Membangun Hubungan Manusia adalah sangat penting dalam suatu bisnis. Apakah mereka adalah pelanggan, pemasok atau karyawan perusahaan. Hal ini tidak hanya diperlukan untuk membentuk suatu hubungan yang baik dengan pelanggan, sehingga mereka akan datang kembali untuk melakukan pembelian ulang, tetapi juga hubungan yang baik dengan karyawan dan semua orang lain dalam perusahaan dimana terjadinya hubungan yang baik saat bekerja, akan mempengaruhi hal-hal positif saat karyawan berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar. 2. Differentiate from Competition / Perbedaan Dari Kompetitor Salah satu strategi dan teknik pemasaran yang sukses adalah menciptakan identitas 36
diri Anda sendiri, yang berbeda dari competitor Anda. Cara yang baik untuk melakukan persaingan dalam bisnis adalah dengan melakukan inovasi dari produk dengan teknologi maju. Untuk ini, riset pasar dalam suatu bisnis haruslah sangat kuat, sehingga adanya perubahan dapat diantisipasi di muka dan dapat diambil tindakan yang sesuai. 3. Creative Advertising Campaign / Kampanye Periklanan Yang Kreatif Kampanye iklan harus sedemikian rupa menarik dan kreatif sehingga menampilkan semua keunggulan dan kekuatan dari produk dan jasa perusahaan yang ditawarkan. USP ( The unique selling point ) dari suatu bisnis dapat menjadi suatu after sales service yang sangat baik ataupun periode garansi yang lebih lama daripada apa yang ditawarkan oleh competitor Anda. Hal ini dapat ditekankan dalam kampanye iklan Anda. 4. Offer New Products and Schemes / Penawaran Produk Baru dan Skemanya Strategi pemasaran dan kiat-kiat yang efektif digunakan oleh banyak bisnis saat ini adalah dengan menawarkan produk baru serta skema baru untuk pelanggan. Jika suatu perusahaan memperkenalkan produk baru di pasar, maka secara otomatis jumlah pelanggannya akan meningkat yaity ketika pelanggan baru membeli produk baru tersebut. Pada saat yang sama, ketika pelanggan lama melihat beberapa fiturfitur inovasi baru dalam produk terbaru, mereka juga tertarik untuk melakukan pembelian ulang juga. Hal ini meningkatkan volume penjualan serta pendapatan untuk perusahaan tersebut. Cara lain untuk meningkatkan penjualan, adalah dengan menawarkan beberapa skema baru pada saat festival / basar atau selama musim liburan, seperti mendiscount salah satu produk hingga lima puluh persen. 5. Marketing Strategies and Implementation / Strategi Pemasaran dan Implementasi Untuk strategi pemasaran yang sukses, maka strategi pemasaran harus diatur sedemikian rupa sehingga sangat realistis dan measurable / dapat diukur. Strategi ini juga harus dapat diaplikasikan sehingga dapat diterapkan untuk waktu yang sangat lama. Untuk implementasi pada strategi pemasaran yang efektif, harus di tetapkan satu goal / tujuan yang jelas. Tujuan / goal dapat didefinisikan dalam istilah moneter seperti melipatgandakan keuntungan dari penjualan dalam jangka waktu enam bulan. Setelah tujuan ditetapkan, maka selanjutnya membuat strategi pemasaran untuk menentukan bisnis yang berbeda dari competitor Anda dan menetapkan kapan waktu yang tepat untuk melaunchingnya di pasar. Formulasi yang tepat serta waktu pelaksanaan strategi dan taktik pemasaran yang tepat akan sangat menetukan dalam keberhasilan suatu bisnis. Tetapi itu belumlah selesai, Anda harus mengukur seberapa sukses strategi dan taktik pemasaran Anda dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan Anda. Selain itu diperlukan suatu perumusan strategi pemasaran untuk tahun berikutnya.
37
TIGA KLASIFIKASI ALIRAN PROSES PRODUKSI Dimensi pertama dari klasifikasi proses adalah aliran produk (Product Flow) atau urutan operasi (Sequence of operations). Ada tiga jenis aliran proses: lini, intermittent, dan proyek. 1. Aliran Lini (Line Flow) aliran ini dicirikan dengan urutan operasi yang liniear dalam membuta barang atau jasa. Pada operasi aliran ini, produk harus benar-benar dilakukan standarisasi dan harus menggalir/berpindah dari satu operasi atau gugus kerja ke operasi berikutnya dalam urutan yang telah ditentukan. Setiap tugas pekerjaan saling berkaitan satu sama lain dan harus seimbang, sehingga satu pekerjaan tidak akan menghambat tugas pekerjaan berikutnya. Operasi aliran lini dapat dibagi menjadi dua jenis produksi: produksi masal (mass production) dan produksi terus-menerus (continuous production). Produksi masal pada umumnya berkaitan dengan suatu jenis operasi lini perakitan, seperti pada industry mobil. Produksi terus-menerus dicirikan dengan waktu produksi yang relative lama untuk menghindari penyetelan-penyetelan dan persiapan- persiapan lain yang mahal. Produksi terus menerus tampak pada industry proses seperti industry kimia, kertas, baja, bis, listrik, dan telepon. Walaupun kedua jenis operasi ini dicirikan dengan aliran linier, proses produksi terus menerus cenderung memproduksi lebih banyak produk yang telah distandarisasi dan mempunyai tingkat otomasi lebih tinggi.
2. Aliran Intermittent Suatu proses aliran intermittent mempunyai cirri produksi dalam kelompokkelompok dengan selang interval waktu yang terputus-putus. Pada aliran intermittent ini, peralatan dan tenaga kerja diatur atau diorganisasi dalam pusat-pusat kerja menurut jenis ketrampilan dan peralatn yang sama. Dengan demikian, suatu produk atau pekerjaan akan mengalir hanya ke pusat kerja yang diperlukan dan melompati yang lain. Hal ini menghasilkan suatu pola aliran yang bercampur baur. Karena menggunakan peralatan yang serbaguna dan tenaga kerja dengan ketrampilan yang tinggi, oprasi intermittent sangat fleksibel dalam merubah produk atau volume. Akan tetapi juga agak tidak efisien. Felksibilitas ini menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian persediaan, skedul, dan kualitas.
38
3. Proyek Bentu operasi proyek digunakan untuk memproduksi suatu produk yang unik atau khusus seperti pekerjaan seni, konser, bagunan, atau suatu gambar hidup. Setiap unit dari produk ini diproduksi sebagai suatu produk tunggal. Untuk proyek yang tidak ada aliran produknya, tetapi masih tetap terdapat ururtan operasi. Dalam hal ini, seluruh operasi individu atau tugas harus diurutakan untuk mendukung pencapaiaan sasaran proyek akhir.
Aspek
Keuangan
Mengelola keuangan suatu usaha (bisnis) dengan baik, bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja. Tetapi usaha kecil dan menengah harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena kinerja keseluruhan suatu usaha bisnis sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan usaha yang bersangkutan. Pengertian umum dari pernyataan diatas adalah bahwa semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut meraih sukses. Sehubungan dengan pernyataan tersebut di atas, maka seorang pemimpin atau pemilik perusahaan harus atau mutlak menguasai Manajemen keuangan sesederhana apapun. Di katakan demikian karena, dengan menguasai manajemen keuangan, maka pengusaha atau pemilik perusahaan yang bersangkutan akan dapat mengetahui posisi keuangan usahanya, dan kemudian dapat mengambil keputusan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan, terutama apabila keuangan perusahaan tersebut ternyata menghadapi masalah. Untuk dapat mengetahui suatu teknik manajemen keuangan, sudah barang tentu pengusaha tersebut harus memiliki latar belakang manajemen keuangan. Memang kenyataan juga menunjukan bahwa tidak sedikit pengusaha yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah dapat menjalankan suatu usaha yang berhasil. Akan tetapi kita tidak boleh lupa meskipun pengusaha-pengusaha 39
termaksud berpendidikan rendah, kemungkinan ia memiliki teknis manajemen yang cukup handal, artinya dia dapat memahami proses serta prinsip-prinsip sumber dan penggunaan dana yang efektif dan efesien. Di sinilah terlihat arti penting suatu penguasaan Manajemen Keuangan dalam memberi atau menambah keterampilan seseorang dalam mengelola Keuangan usaha. Bila dikaitkan dengan konteks pemahaman tentang kewirausahaan serta penciptaan wirausaha-wirausaha yang handal, maka materi manajemen keuangan ini dirasakan cukup layak untuk di perkenalkan kepada calon wirausaha atau yang sudah berwirausaha yang notabene berasal dari berbagai disiplin ilmu, dengan harapan bahwa para pembaca dapat mengembangkan suatu teknik yang lebih aplikatif sesuai dengan kondisi dan keberadaan di tempat usaha Praktisnya, pengelolaan awal keuangan dalam berwirausaha adalah sebagai berikut: 1. Memisahkan uang usaha dengan uang pribadi Ini langkah pertama yang sangat penting khususnya bagi wirausahawan pemula sehingga tida ada kesulitan dalam mengontrol pemasukan dan pengeluaran usaha. Oleh karena itu, sekecil apa pun usaha, sebaiknya pisahkan uang usaha dan uang pribadi agar dapat mencatat semua transaksi usaha dengan rapi. 2. Alokasi dan presentase Setelah memisahkan uang pribadi dan uang usaha, selanjutnya tentukan besar prosentasi keuangan yang akan digunakan untuk kebutuhan usaha, seperti berapa persen uang yang digunakan untuk operasional usaha, berapa persen laba yang ditetapkan, berapa persen uang untuk cadangan kas usaha, serta berapa persen uang yang digunakan untuk pengembangan usaha. 3. Pembukuan Pembukuan bertujuan mengontrol semua transaksi keuangan, termasuk pemasukan, pengeluaran, serta utang-piutang. Pembukuan yang rapi juga akan mempermudah evaluasi perkembangan usaha. 4. Pertahankan arus kas Pertahankan agar cash flow tetap positif (untung), misalnya dengan menekan biaya produksi/biaya yang lain lebih kecil dari pemasukan, namun juga harus tetap memperhatikan aspek lain, misalnya kualitas produk atau jasa. 5. Siapkan dana cadangan Cadangan dana darurat (emergency fund) dimaksudkan untuk mengantisipasi, misalnya, bila dalam beberapa hari atau bulan tidak mendapatkan order, ada karyawan yang masuk rumah sakit karena kecelakaan, atau ada order yang cukup besar. 6. Proteksi jiwa dan usaha Ini menyangkut perlindungan pribadi dan usaha. Proteksi pribadi guna 40
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan dan cacat bahkan kematian. Proteksi terhadap tempat usaha (asuransi perusahaan) guna mengantisipasi bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terjadi pencurian, kebakaran, dan huru hara. Simpulan, jangan sampai terjadi setelah kebakaran yang menghabiskan seluruh tempat usaha, stok barang dan barang jadi pengusaha tersebut jadi bangkrut. Ini harus dihindari. Sumber Modal Usaha Dan Cara Memperolehnya Permasalahan klasik yang sering muncul untuk memulai usaha adalah tentang “Modal Usaha”. Dari mana sumber modal usaha ? Dan bagaiaman cara memperolehnya ?. Untuk siap sukses dalam dunia usaha harus siap menghadapi azas Untung dan Rugi. Semua pengusaha berharap bahwa setiap usaha akan memperoleh untung yang sebesar-besarnya, namun demikian pernah tidak kita mendengar cerita tentang orang yang bangkrut sampai punya utang miliaran rupiah ? Atau mendengar cerita seorang pengusaha kena tipu puluhan hingga ratusan juta rupiah. Barangkali bagi yang baru akan memulai usaha akan menjadi sangat takut atau bahkan trauma untuk berbisnis jika yang didengar adalah yang demikian. Tetapi jika ditanya, apakah anda berani berspekulasi dengan uang Rp. 5,000,000 (lima juta rupiah) atau Rp. 10,000,000 (sepuluh juta rupiah) untuk menjadi sukses ? Maka akan muncul keberanian kita untuk memulainya. Jika sudah berani pertanyaan selanjutnya adalah dari mana dan dengan cara apa kita memperoleh modal tersebut.
Sumber Internal /Modal Sendiri (Pemilik Usaha) :Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga. Kerugian menggunakan modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit memperolehnya. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari : Tabungan sendiri Setoran dari pemegang saham Menjual barang yang kurang produktif Menjual barang yang menguntungkan (pada saat menjual, lebih mahal serta lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan saat membeli) Fasilitas/tempat milik sendiri (tanah, bangunan, garasi, mesin dan sebagainya)
Fungsi Modal Kerja 41
Menurut Tunggal (2000:91-92), fungsi modal kerja adalah sebagai berikut: 1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan. 2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua hutang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai ; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang. 3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Di samping itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi; pemogokan, banjir, dan kebakaran. 4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit pada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai operasinya. 5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar. 6. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa, dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit. 7. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
Fungsi Modal Investasi 1. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaanperusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah. 2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan. 3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas perusahaan akan meningkat. 4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru. 5. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan negara. 42
6. Sebagai indikator perekonomian negara Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.
Fungsi dan Kegunaan Proyeksi Rugi Laba Laporan keuangan merupaka hasil proses akuntansi. Laporan ini berguna unyuk menyajikan pendapatan dan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Untuk memahami bagaimana pengolahan data biaya, ada baiknya dipahami perbedaan laporan laba rugi yang disajikan perusahaan dagang manufaktur bebeda dengan perusahaan dagang, maka jenis pengorbanan untuk memperoleh pendapatan di kedua jenis perusahaan tersebut juga berbeda. Perbedaan tersebut tercemin dalam penggolongan pengorbanan sumber ekonomi yang disajikan dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur: Secara umum laporan Laba Rugi disajikan dalam bentuk: Penjualan Harga Pokok Produksi Laba Kotor Biaya Operasi: Biaya Administrasi umum & keuangan Biaya pemassaran Total biaya Operasi Laba Usaha/Operasi (EBIT) Biaya Bunga (Interest) Laba Sebelum Pajak (EBT) Pajak (tax) Laba Bersih (EAT)
xxx xxx + xxx xxx xxx + xxx – xxx xxx – xxx xxx – xxx
Metode perhitungan Depresiasi
1. a.
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu: Metode klasik, terdiri dari: Metode garis lurus (straight-line, SL) Metode ini mengasumsikan bahwa aset terdepresiasi secara konstan setiap tahunnya selama umur manfaatnya.
dimana: N = umur manfaat B = basis harga, termasuk penyesuaian dk = pengurangan depresiasi pada tahun ke k (1 ≤ k ≤ N) 43
BVk = nilai buku pada akhir tahun ke k SVN = perkiraan nilai sisa pada akhir tahun ke N* Contoh:
I = 100 jt L = 20 jt N = 5 Th dn = d= (100 jt - 20 jt):5 = Rp 16 jt - Depresiasi s/d tahun ke-3 = D3 = 3 d = 3 x Rp 16 jt = Rp 48 jt - Nilai buku tahun ke-3 B3 = I – D3= 100 jt – 48 jt = 52 jt b.
Metode declining balance (DB) Disebut juga metode persentase konstan atau formula Matheson, dengan asumsi bahwa biaya depresiasi tahunan adalah suatu persentase yang tetap dari nilai buku awal tahun. Mengalikan nilai buku tahun sebelumnya dengan suatu faktor yang lebih kecil dari pada 1. Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa aktiva tetap baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Satu-satunya metode depresiasi yang menggunakan nilai buku. Pembelian melewati tanggal 15 bulan berjalan, depresiasi dihitung pada bulan berikutnya. Rumus Depresiasi Saldo Menurun : = { (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan/Nilai Buku Ilustrasi : PEMBELIAN AWAL TAHUN CV. Matahari Fajar membeli peralatan pada tanggal 3 Januari 2007 seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari harga perolehan. Umur ekonomis 4 tahun ( nilai sisa tidak digunakan hanya jebakan saja). Depresiasi 2007 ={ ( 100% /4) x 2 } x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000,Jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 : D : Beban Depresiasi-Peralatan= Rp. 25.000.000,-
44
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan========Rp. 25.000.000 Depresiasi 2008 = 50% x ( Rp. 50 jt – 25 jt ) = Rp. 12.500.000 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2008 : D : Beban Depresiasi-Peralatan=Rp. 12.500.000 K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan========Rp. 12.500.000 Depresiasi 2009 = 50% x (Rp 50 jt-25jt-12,5jt) = Rp. 6.250.000 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2009 : D : Beban Depresiasi-Peralata=Rp. 6.250.000 K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan========Rp. 6.250.000 Depresiasi 2010 = Rp.50 jt – 25jt-12,5jt-6,25jt = Rp. 6.250.000 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2010 : D : Beban Depresiasi-Peralatan=Rp. 6.250.000 K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan========Rp.6.250.000 Ilustrasi : PEMBELIAN TAHUN BERJALAN UD. Halimun Pagi membeli mesin bubut pada tanggal 23 September 2006 seharga Rp. 30.000.000 umur 4 tahun. Depresiasi 2006 = {(100%/4)x 2 } x 3/12 x Rp.30.000.000 = Rp. 3.750.000 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2006 : D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 3.750.000,K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp. 3.750.000,Depresiasi 2007 = 50% x (Rp. 30jt-3,75jt) = Rp.13.125.000 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 : D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 13.125.000 K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp. 13.125.000 Depresiasi 2008 = 50% x ( Rp.30jt-3,75jt-13,125jt)= Rp. 6.562.500 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2008 : D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 6.562.500 K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp. 6.562.500 Depresiasi 2009= 50% x (Rp.30jt-3,75jt-13,125jt-6,5625jt)=Rp. 3.281.250 Jurnal pada tanggal 31 Desember 2009 : D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 3.281.250 K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp. 3.281.250 Depresiasi 2010 = Rp. 3.281.250 ( sisanya saja) Jurnal pada tanggal 30 September 2010 : D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 3.281.250 K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp3.281.250 45
c.
Metode sum-of-the-years-digits (SYD) Untuk menghitung deduksi depresiasi dengan metode SYD, angka-angka yang berkaitan dengan angka untuk setiap umur tahun yang diizinkan berada dalam urutan pertama dalam urutan yang terbalik.kemudian, jumlah dari angka-angka itu ditentukan.Faktor depresiasi untuk setiap tahun merupakan angka dari daftar urutan terbalik untuk tahun tersebut dibagi dengan jumlah angkanya. Digit yang digunakan pada metode SYD adalah sisa umur manfaat dari aset. Faktor depresiasi adalah sisa umur aset dibagi dengan jumlah total digit. Contoh:
Depresiasi untuk setiap tahun adalah hasil dari faktor depresiasi SYD untuk tahun tersebut dan selisih antara cost basis (B) dan estimasi akhir SV. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified
2.
Accelerated Cost Recovery System, MACRS) a. Keseimbangan Menurun yang dialihkan ke Garis Lurus Karena metode keseimbangan menurun tidak pernah mencapai BV yang nol, maka di perbolehkan untuk pindah dari metode ini ke metode garis lurus sehingga SVN aset akan menjadi nol (atau jumlah-jumlah lain yang diingnkan). Metode ini juga digunakan untuk mengkalkulasi tingkat pemulihan MACRS. b. Metode Produksi-Unit Semua metode depresiasi yang di bahas di sini berdasarkan pada waktu yang sudah lewat (tahun) yang mana teori tersebut menyatakan bahwa nilai barang yang menurun sebagian besar merupakan fungsi dari waktu. Apabila penurunan nilai kebanyakan dari fingsi penggunaan, depresiasi berdasarkan dari metodenya mungkin tidak tercermin dalam entuk tahun. Metode produksi-unit biasa digunakan dalam kasus seperti ini.
46
Fungsi dan kegunaan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2. Kieso (2005) menyatakan bahwa, informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai hal-hal berikut : Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode.
Fungsi dan Kegunaan Neraca Neraca saldo adalah daftar dari saldo-saldo perkiraan di buku besar pada suatu saat tertentu. Fungsi Neraca saldo adalah untuk menguji ketepatan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dan buku besar. Neraca saldo harus menunjukkan jumlah yang sama antara jumlah debet dan jumlah kredit. Dari waktu ke waktu, kesamaan antara Debet dan Kredit dalam buku besar harus selalu diperiksa. Pada setiap akhir periode akuntansi, hasil pemeriksaan itu harus diperlihatkan. Walaupun demikian, kesamaan Debet dan Kredit dalam neraca saldo tidak berarti bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar, misalnya pemindahbukuan ke perkiraan yang salah tidak akan mempengaruhi keseimbangan Debet dan Kredit walaupun ia tetap merupakan kesalahan.
Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310). 47
Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi adalah : a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar. c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311). Bentuk-bentuk Komunikasi Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Komunikasi vertikal Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik. b. Komunikasi horisontal Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal. c. Komunikasi diagonal Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17). Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi). Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas. a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja. b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada. Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315). 48
Konsep Risiko
1. 2. 3. 4. 5.
Dari buku Introduction to Insurance (Study Course 010 The CII Tuition Service) tulisan Gordon CA Dickson M.Litt. Ph D. FCII; banyak sekali pengertian definitive yang dapat diuraikan mengenai Risiko. Risiko adalah ketidak pastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis. Risiko adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi, dimana kadangkala kenyataan yang terjadi berbeda dengan hasil – hasil prediksinya. Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the chance of Loss). Risiko adalah kombinasi dari berbagai keadaan yang mempengaruhinya (Risk is the combination of hazards), dll. Pengertian risiko dalam kaitan dengan asuransi, dapat dirumuskan sebagai berikut : “Risiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti. Ketidakpastian yang dominan adalah ketidakpastian akan selalu dihadapi semua manusia dalam seluruh aktivitas kehidupannya, baik kehidupan pribadi (personal) maupun kegiatan usaha (Business)”. Ketidakpastian yang dominan adalah ketidakpastian akan terjadinya peristiwa dan ketidakpastian akan dialaminya kerugian (Uncertainlty of Occurrence & Uncertainty of Loss) dari konsep inilah kita bertitik tolak mempelajari asuransi. Gambaran lebih jelas dapat kita proyeksikan dengan beritaberita atau catatan tentang peristiwa kecelakaan lalu lintas, bencana alam, kejahatan manusia, dan kejadian – kejadian lain, yang sering kita baca di surat kabar , majalah dan hampir setiap hari kita lihat melalui layar kaca televisi. Bentuk – bentuk Risiko
1. Risiko Murni (Pure Risk), adalah : Bentuk risiko yang kalau terjadi akan menimbulkan Kerugian (Loss) atau tidak menimbulkan kerugian (No Loss/Breakeven).Contoh : Risiko Kebakaran, Risiko Kecelakaan. 2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk), adalah : Risiko kalau terjadi dapat menimbulkan Kerugian (Loss), menimbulkan kerugian (No Loss) atau mendatangkan keuntungan (Gain). Contoh : Risiko Produksi, Risiko Moneter (Kurs Valuta Asing). 3. Risiko Fundamental (mendasar),adalah : Risiko yang kalau terjadi dampak kerugiannya bisa sangat luas atau bersifat catastrophic. Contoh : Risiko Perang, Gempa Bumi dan Polusi Udara. 4. Risiko Khusus (Particular), adalah : Risiko yag kalau terjadi, dampak kerugiannya Bersifat lokal tidak menyeluruh atau non catastrophic. Contoh : Risiko Kebakaran, Risiko Kecelakaan, Pencurian. Dari ke empat bentuk risiko tersebut, Risiko murni (Pure Risk) dan Risiko khusus (Particular) yang akan melengkapi 8 (delapan) syarat atau 8 (delapan) elemen
49
agar risiko dapat diasuransikan (Insurable Risk) atau dapat dialihkan kepada perusahaan Asuransi. Bahaya (Perils) Adalah kejadian atau peristiwa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi (may and may not happen). Kalau perils atau bahaya tersebut terjadi, akibatnya dapat menimbulkan kerugian, atau tidak menimbulkan kerugian atau keuntungan apa – apa (Breakeven/Statusquo). Wujud kejadian atau peristiwanya bisa bermacam-macam, yang semuanya bersumber dari : 1. Alam (Nature) : Bencana Alam (Arc of God) seperti Petir, Gempa Bumi, Angin Topan, Banjir, Letusan Gunung Api. 2. Manusia (Human) : Kelalaian, kejahatan (Pencurian, Perampokan, Penganiayaan). 3. Peralatan/Harta Benda yang dimiliki, dipergunakan, disimpan, disewa, misalnya : Kecelakaan Mobil, Korsluiting Listrik, Kompor Meledak dan lain sebagainya. Hazards Hazards adalah suatu keadaan atau sifat, yang berwujud secara fisik (Physical Hazards), atau berwujud tingkah laku, karakter dan sifat manusia (Moral hazards), yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya bahaya dan dampak kerugian yang ditimbulkan. Menurut kamus Inggris yang disusun oleh John B. Echols dan Hanan Shality diartikan bahwa Hazards adalah bahaya, risiko, mengambil risiko. Oleh karena itu : PHYSICAL HAZARDS adalah Risiko yang berkaitan dengan keadaan fisik misalnya objek yang diasuransikan berupa rumah atau pabrik dengan konstruksi kelas I, kelas II, atau kelas III, tidak terawat atau cukup terawat, keadaannya bagus atau kurang bagus. Risikonya dari segi fisik tinggi atau rendah. MORAL HAZARDS adalah Risiko yang menyangkut sifat atau karakter manusia, misalnya sifat tertanggung pemarah, pemabuk, mempunyai hutang, pelit dan sebagainya. Risikonya dari segi moral yang bersangkutan cukup tinggi atau rendah. Insurable Risk (Risiko yang dapat diasuransikan) Dari gambaran alamiah tentang risiko (The Nature of Risk) serta konsep risiko yang diuraikan terdahulu, tidak semua risiko yang dihadapi manusia dapat diasuransikan. Ada 8 (delapan) syarat atau elemen yang harus ada di dalam sesuatu risiko agar dapat diasuransikan atau dialihkan kepada perusahaan asuransi melalui proses Perjanjian Asuransi. 1. Risiko tersebut harus bersifat homogen atau ada dalam jumlah yang cukup banyak(Homogeneus Similarly). Contoh :
50
a. Bangunan yang terancam terbakar, jumlahnya cukup banyak, begitu juga mobil yang terancam bahaya kecelakaan atau pencurian. b. Lukisan asli Monalisa, sulit diasuransikan karena jumlahnya hanya 1 (satu) sehingga padanan untuk menjadi tolak ukur nilai/harganya tidak ada. 2. Bentuk risikonya harus Risiko Murni (Pure Risk). 3. Selain berbentuk risiko murni, juga harus merupakan risiko khusus atau Particular. 4. Kerugian atau kerusakan yang diakibatkan terjadinya dari suatu peristiwa yang bersifat kebetulan (Fortuitous) dan merupakan suatu hal yang bisa terjadi, bisa juga tidak terjadi. 5. Risikonya bukan suatu hal yang bertentangan dengan kebijaksanaan umum atau kebijaksanaan Pemerintah (Not Against Public Policy). Misal : Risiko terkena denda tilang karena melanggar peraturan lalulintas, tidak dapat diasuransikan. 6. Objek risiko dan dampak kerugian yang mungkin timbul, harus dapat diukur atau dinilai dengan uang (Financial Velue). 7. Mereka yang akan mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi atau akan mengasuransikan, harus mempunyai Insurable Interest atau kepentingan yang melekat pada objek pertanggungan asuransi atau objek risiko yang sah dilindungi hukum. 8. Atas peralihan risiko tersebut harus dapat ditetapkan jumlah premi asuransi yang wajar (Reasonable Premium). Dengan mengetahui gambaran tentang risiko termasuk mengetahui perils dan Hazards, akan lebih mudah mengetahui dan mempelajari asuransi. Risiko akan selalu dihadapi manusia, siapa saja, dimana saja dan kapan saja, manusia yang menghadapi risiko dapat mengalihkan risiko - risiko yang memenuhi syarat kepada perusahaan asuransi dengan memberi proteksi asuransi. Dengan demikian istilah "Risk is the very center of Insurance and the very center of life" mengandunga kebenaran aktual.
51