Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
RENCANA STRATEGIS BISNIS 2015 – 2019 BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA (BPIPI)
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA Kompleks Pasar Wisata , Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo 031 8855149, Fax 031 8856150 Website. http://bpipi.kemenperin.go.id
SIDOARJO – 2015
i Kata Pengantar
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden no. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan juga di amanahkan dalam Undang – undang no.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Dimana amanat undang – undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2006 tentang Tatacara Kementrin/Lembaga,
penyusunan RPJM Nasional, Rencana Strategis
Rencana
Kerja
Pemerintah,
Rencana
Kerja
Kementrian/Lembaga, dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan maka setiap unit kerja/satuan kerja diwajibkan untuk membuat Rencanan Strategis jangka waktu 5 tahun. Berdasarkan hal tersebut maka Balai Pegembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) menyusun Rencana Strategis untuk menjawab lingkungan strategi lokal, nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem admnistrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyusunan Renstra BPIPI periode 2015 – 2019 adalah ssebagai tindak lanjut telah berakhirnya renstra periode 2010 – 2014.
Misi utama Balai Pengembangan Industri Persepatuan adalah Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan, Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen, Mengembangkan pusat desain persepatuan, Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan, Memberikan pelayanan pengujian mutu / sertifikasi. Dimana melalui misi tersebut dilakukan penyusunan program BPIPI dalam jangka 5 tahun kedepan sehingga dapat diacu oleh program atau kegiatan yang lebih rinci dalam bentuk Rencana Bisnis dan Anggaran tahunan.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun Rencana Strategis (Renstra) Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) periode 2015 – 2019 sebagai acuan kegiatan dan ii Kata Pengantar
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
pengembangan organisasi. Kepada semua pihak, baik dari komponen yang ada dilingkungan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia yang terlibat maupun yang memberikan masukan dalam proses penyusunan Rencana Strategis (renstra) periode 2015 – 2019 , kami mengucapkan terimakasih. Harapan kami Renstra ini dapat memberikan manfaat dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi BPIPI.
Sidoarjo, Desember 2014 Kepala Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
( Ir. E Ratna Utarianingrum, M.Si)
iii Kata Pengantar
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii BAB I.
BAB II.
BAB III.
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A.
Latar Belakang ............................................................................ 1
B.
Maksud dan Tujuan ..................................................................... 3
C.
Kondisi Umum ............................................................................ 4
D.
Potensi dan Permasalahan ......................................................... 8
C.
Ruang Lingkup ............................................................................ 19
D.
Sistematika Penyusunan Renstra Bisnis .................................... 20
VISI, MISI dan TUJUAN ..................................................................... 22 A.
Visi .............................................................................................. 22
B.
Misi................................................................................................23
C.
Tujuan ......................................................................................... 24
D.
Kondisi yang diharapkan tahun 2005 – 2025 .............................. 25
E.
Kondisi yang diharapkan tahun 2015 – 2019 .............................. 28
F.
Sasaran strategis ........................................................................ 30
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................. 33 A.
Arah Kebijakan dan Strategi Kementrian Perindustrian Industri Alas Kaki ..................................................................................... 33
B.
Arak Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah .................................................................................. 34
C.
Arah Kebijakan dan Strategi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) .................................................. 35
D. BAB IV.
Program dan Kegiatan BPIPI ...................................................... 37
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ....................... 39 iv
Daftar Isi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
BAB V.
A.
Target Kinerja ........................................................................... 39
B.
Kerangka Pendanaan................................................................. 40
PENUTUP........................................................................................... 41
LAMPIRAN .................................................................................................... .....43
v Daftar Isi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Matriks Rencana Strategis 2015 – 2019 ......................................... 43
vi Daftar Isi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tupoksi Kinerja BPIPI per periode 2003 – 2014 ................................ 6 Tabel 1.2 Jumlah Pelatihan yang sudah dilakukan BPIPI .................................. 6 Tabel 1.3 Pagu anggaran 2011 – 2014.............................................................. 7 Tabel 1.4 Kontribusi asset dan operasional kelembagaan................................. 8 Tabel 1.5 Proyeksi penduduk Indonesia hingga tahun 2035 ............................. 9 Tabel 1.6 Data julah konsumsi alas kaki dunia .................................................. 10 Tabel 1.7 Data eksport alas kaki Negara Indonesia........................................... 11 Tabel 1.8 Pertumbuhan Industri Tekstil, Barang kulit, dan alas kaki ................. 16 Tabel 1.9 Matrik Swot BPIPI .............................................................................. 19 Tabel 3.1 Program Kegiatan BPIPI 2015 - 2019 ............................................... 39 Tanel 3.2 Kebutuhan Pendanaan BPIPI tahun 2015 – 2019 .............................. 40
vii Daftar Isi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Grafik nilai Ekspor alas kaki ............................................................ 11 Gambar 1.2 Sasaran Pengembangan Industri Alas Kaki Nasional .................... 14 Gambar 1.3 Pola pikir penyusunan Rencana Strategis ..................................... 20 Gambar 2.1 Struktur Business Model BPIPI ....................................................... 32
viii Daftar Isi
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada era globalisasi ekonomi yang berdampak pada perkembangan teknologi menjadikan persaingan di dunia industry sangat ketat, dan perubahan lingkungan usaha menjadi sangat cepat. Berdasarkan hal tersebut pembangunan industry harus mampu menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Dalam melaksanakan proses pembangunan industry kondisi saat ini merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh masyarakat industry serta harus menjadi pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan dibuat. Era Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian baik nasional maupun internasional. Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah persaingan di dunia industry yang semakin ketat. Untuk itu sector industry harus
dapat
berkembang
dalam
arena
persaingan
dan
sekaligus
menjadikanya sebagai motor penggerak perekonomian nasional di masa depan. Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri. Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting
sebagai
penggerak
perekonomian
nasional.
Kementrian
Perindustrian telah menetapkan industry alas kaki nasional sebagai industry prioritas. Selain alas kaki merupakan kebutuhan primer dari manusia juga merupakan fesyen yang dibutuhkan oleh setiap kalangan. Disamping itu 1 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
dalam beberapa decade ini industry alas kaki mempunyai nilai perdagangan yang terus meningkat dengan rata – rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir mencapai 2,84 miliar dollar AS. Berdasarkan hal tersebut maka tak pelak apabila industry alas kaki menjadi industry prioritas yang oleh pemerintah didorong perkembanganya. Industri alas kaki di Indonesia menggarap dua pasar yaitu pasar nasional dan pasar internasional . dimana nilai eksport industry alas kaki nasional mengalami peningkatan yang berarti dimana pada tahun 2014 nilai eksport alas kaki nasional tercatat hingga USD 4,11 miliar atau naik sekitar 6,43% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dengan kata lain ekspor alas kaki mempunyai andil yang
cukup besar dalam menguatkan perekonomian Negara. Seperti yang diungkapkan sebelumnya untuk meningkatkan bahwa perkembangan teknologi merupakan hal yang sangat berpangaruh dalam persaingan didunia industry. begitu halnya dengan sector industry alas kaki, dimana teknologi merupakan hal yang paling dibutuhkan mengingat alas kaki akan selalu berubah mengikuti perkembangan trend fashion. Desain, kualitas menjadi sisi utama oleh pengguna dalam memilih alas kaki. Untuk itu diperlukan inovasi dan kreatifitas terus menerus agar produksi alas kaki dapat bersaing di pasar internasional. Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai unit pelayanan teknis yang menangani pengembangan industry persepatuan di Indonesia, memiliki peran dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industry nasional di bidang alas kaki melalui media kreatif dan fashion alas kaki di Inonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka diharapkan akan berkembang industri keratif alas kaki sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional. Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri kreatif alas kaki nasional, BPIPI secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil, menengah dan
2 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
besar. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan inti yang dapat meningkatkan peran BPIPI dalam menunjang program pembangunan industri yang berwawasan lingkungan maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis yang diberikan.
B. Maksud dan Tujuan Renstra merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
serta
disesuaikan
dengan
memperhitungkan
perkembangan
lingkungan strategis. Dari proses perencanaan strategis tersebut akan dihasilkan Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan sasaran, strategi dan program pelaksanaannya. Maksud penyusunan Rencana Strategis adalah untuk meningkatkan kinerja Organisasi BPIPI dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai visi, misi, dan program yang telah ditetapkan. Selain itu, juga untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai arah yang akan di capai Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) jangka waktu 5 tahun kedepan. Tujuan penyusunan renstra adalah sebagai panduan atau acuan mengenai arah dan focus kegiatan, serta langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Sehingga masyarakat akan mampu menilai program – program yang dilakukan oleh BPIPI secara transparan dan manfaatnya bagi pengembangan usaha. Selain itu Renstra ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja tahunan, pengguatan stakeholder dalam pelakanaan Rencana Kinerja serta evaluasi dan pelaporan atas kinerja dalam 5 (lima)tahun.
3 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
C. Kondisi Umum Peran
pertumuhan
perekonomian
industry
sangat
besar
untuk
meningkatkan
Negara. Untuk mewujudkan pertumuhan dalam industry
memerlukan strategi yang tepat agar industri di Indonesia bisa berkembang pesat dan dapat bersaing dengan industry nasional. Industri alas kaki merupakan industry yang proses perkembangannya baik secara teknologi dan kualitas dari tahun
ke tahun cukup pesat. Hal ini karena alas kaki
merupakan fashion yang cukup berperan penting bagi masyarakat. Tantangan ekonomi dunia sekarang bahwa industry harus mampu meningkatkan daya saing produknya di kanca internasional merupakan amanah yang harus diemban industry alas kaki di Indonsia. Bagaimana industry alas kaki harus mampu bersaing dan meningkatkan inovasi – inovasi dalam produk yang dihasilkan dan memenuhi persyaratan pelanggan. Inovasi baru tentang teknologi alas kaki sangat dituntut untuk mengembangkan hasil – hasil industry local. Untuk itu industry harus menyediakan sumber daya yang cukup untuk memenuhi hal tersebut. Selain sumber daya berupa sarana dan rasarana serta teknologi yang maju tetapi juga sumber daya manusia yang terampil dan kompeten. Tantangan terbesar pemerintah dalam hal ini adalah bagiamana harus menyediakan sumber daya manusia yang kompeten dan terampil sehingga dapat bersaing dengan sumber daya dari luar negri. Tantangan terbesar industry alas kaki sekarang adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya dalam mengadapi tenaga kerja yang handal dan profesional. Dalam MEA pasar tenaga kerja dari Negara anggota ASEAN akan bebas masuk ke Indonesia. Untuk itu industry alas kaki nasional harus menyiapkan tenaga kerja yang handal dan professional untuk mengisi sekaligus mendominasi pasar tenaga kerja domestik maupun internasional. Pemberlakukan MEA menjadi sebuah tantangan bagi industry alas kaki ,ditengah perbandingan kebutuhan pasar dengan tenaga kerja industry saat ini. Apa lagi dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana banyak tenaga kerja asing yang akan bersaing dengan tenaga kerja Indonesia. Salah satu 4 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
upaya dalam peningkatan kualitas tenaga kerja adalah dengan diberikan pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi. Sehingga selain ilmu yang bisa diterima juga pengakuan kompetensi oleh sebuah lembaga. Hal ini merupakan salah satu kekuatan untuk menghadapi MEA. Dalam hal inilah Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia sebagai institusi pendidikan dan pengembangan desain mempunyai peran untuk menjawab tantangan tersebut terutama dalam industry alas kaki dan mendukung pengembangan industry alas kaki yang inovatif. Sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Perindustrian
Nomor
103/M-
IND/PER/12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai fungsi : 1. Penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dibidang persepatuan 2. Pelaksanaan layanan imbingan teknis produksi sepatu dan manajemen persepatuan, pelaksanaan pengembangan desain di idang persepatuan 3. Pelayanan informasi teknologi persepatuan 4. Pelaksanaan urusan kepegaiwaian, keuangan, inventarisasi barang milik Negara, tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program , penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan perpustakaan BPIPI. Dalam melaksanakan fungsi tesebut BPIPI didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, personil yang kompeten di berbagai kualifikasi, serta laboratorium yang sudah terakreditasi. Pada periode tahun 2010 – 2014 , kinerja BPIPI adalah sebagai berikut : a) Aspek Layanan Sesuai dengan fungsi dari BPIPI, kinerja BPIPI pada aspek layanan meliputi pelatihan, konsultasi manajemen teknis, akses pasar & promosi, Riset dan Pengambangan dan layanan laboratorium uji. Kontribusi Tupoksi terhadap kinerja BPIPI per periode 2003 – 2014 dapat dilihat dalam table berikut:
5 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Tabel 1.1 Tupoksi Kinerja BPIPI per periode 2003 - 2014 (% ) Kontribusi Tupoksi terhadap Kinerja BPIPI per periode 2003 -2014
Misi/Program/Aktifitas Pelatihan Konsultasi teknis & Manajemen Akses Pasar & Promosi Riset & Pengembangan Laboratoium & Sertifikasi Total
2006 50 20 15 10 5 100%
2007 38 17 17 18 10 100%
2008 35 19 15 18 13 100%
2009 35 17 18 17 14 100%
2010 35 19 15 18 13 100%
2011 36 16 17 18 14 100%
2012 35 16 15 19 16 100%
2014 30 16 16 21 17 100%
Hingga tahun 2014 BPIPI sudah mempunyai alumni yang tersebar diseluruh Indonesia lebih dari 8290 orang. Berbagai macam pendidikan dan pelatihan dari
teknologi
sampai
kewirausahaan
sudah
pernah
dilaksanakan.
Perbaikan kurikulum pelatihan secara periodik senantiasa dilakukan dalam upaya perbaikan kualitas. Berikut data jumlah pelatihan yang sudah dilakukan BPIPI : Tabel 1.2 Jumlah Pelatihan yang sudah dilakukan oleh BPIPI 2009 2011 2012 2014 2010 angk=25 Angk=21 Angk=23 Ankt=27 Angk=28 Ankt=28 Ankt=37 Ankt=36 Instansi Pusat, aerah, Swasta dan Angk =15 Swadaya jml=311 jml=545 jml=575 jml=575 jml=780 jml=881 Jml=881 Jml=740 Jml 810 Total Angkatan 2003 - 2014 237 angkatan Total alumni 2003 -2014 8290 Stakeholder
tahun 2004
2005
2006
2007
2008
b) Aspek Keuangan BPIPI dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi nya didukung oleh anggaran yang berasal dari Rupiah Murni . Anggaran Rupiah Murni ini digunakan untuk belanja pegawaai, belanja barang dan belanja modal. Pada tahun 2010 , adalah awal masa transisi dari aspek penganggaran, dimana BPIPI sepenuhnya dibiayai dari dana APBN ditaun 2011. Pada tahun 2011 BPIPI sebagai satker baru eselon III mendapatkan anggaran sebesar 11 milyar rupiah untuk seluruh kegiatan biaya operasional satker. Untuk tahun 2014 BPIPI kembali mendapatkan anggaran DIPA awal sebesar 9 milyar rupiah.
6 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Tabel 1.3 Pagu anggaran 2011 - 2014 Stakeholder Pagu Anggaran 2011 Pagu anggaran 2012 Kementrian Perindustrian- Ditjen 11,000,000,000 10,781,000,494 IKM
Pagu Anggaran 2014 9,150,000,000
BPIPI di akhir tahun 2014 masih dalam proses adaptasi sekaligus pemantapan khususnya terkait dengan tata kelola anggaran APBN. Dengan Pengelolaan anggaran yang mandiri, diharapkan target, otput, sekaligus dampak (outcome) dari tugas pokok dan fungsi BPIPI semakin dapat dirasakan oleh masyarakat alas kaki nasional khususnya IKM. c) Aspek Sumber Daya Manusia Demikian juga mengenai aspek SDM (Sumber Daya Manusia), dengan total personil 28 orang dengan komposisi S2=1 orang S1= 6 orang, D3= 4 orang, SMA= 10 orang , Lainnya= 4 orang. BPIPI terus berupaya optimalisasi kinerja SDM dengan cara pemberdayaan dan peningkatan kapasitas personil secara internal. Untuk meningkatkan kinerja SDM yang lebih baik, secara umum BPIPI/BPIPI mempunyai kendala bagaimana mengembangkan kompetensi SDM untuk mensejajarkan diri dengan dunia luar. Apapun argumennya, jika visi dan misi organisasi secara ideal dilaksanakan, dibutuhkan peningkatan kompetensi SDM dengan biaya yang besar. Aspek pengembangan diri/SDM inilah yang cukup menjadi kendala BPIPI untuk mensejajarkan diri dengan dunia luar yang terus meningkat kompetensinya.
d) Aspek sarana dan Prasarana Secara susbtansi, maka MOU yang perlu diadendum kembali dimana 4 (empat) stake holder harus memberikan kewenangan dalam mengelola aset yang sudah menjadi kontribusi masing-masing pihak untuk dikelola dengan cara pinjam pakai, namun aset tetap menjadi milik masingmasing pihak dan tercatat di masing-masing daftar inventarisasi pihakpihak tersebut. Tahun 2010 semua stakeholder
sudah memberikan 7
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
kontribusi aset dan dana operasional kelembagaan dengan rincian sebagai berikut : Tabel 1.4 Kontribusi asset dan dana opreasional Kelembagaan Tahun
Stakeholder Kementerian Perindustrian
Per November 2003 (dalam juta) 0
2004 (dalam juta)
2005 (dalam juta)
2006 (dalam juta)
2007 (dalam juta)
2008 (dalam juta)
Per Agustus 2009 (dalam juta)
1.500
5.135
6.300
9.181
13.066
14.700
(Mesin & Alat))
(Mesin & Alat))
(Mesin & Alat)
(Mesin & Alat))
(Mesin & Alat)
(Mesin & Alat)
2.500
2.500
2.500
3.100
3.100
3.100
(Bangunan )
(Bangunan )
(Bangunan )
(Bangunan & Mesin)
(Bangunan & Mesin)
(Bangunan & Mesin)
Pemprov. Jawa Timur
(Bangunan)
Pemkab Sidoarjo
7.600
7.600
7.600
7.600
7.600
7.600
7.600
(Tanah & Bangunan)
(Tanah & Bangunan)
(Tanah & Bangunan)
(Tanah & Bangunan)
(Tanah & Bangunan)
(Tanah & Bangunan)
(Tanah & Bangunan)
50
50
50
50
50
50
75
APRISINDO
(Alat Kantor)
(Alat Kantor)
(Alat Kantor)
(Alat Kantor)
(Alat Kantor)
(Alat Kantor)
(Alat Kantor & Mesin)
2.500
2011 (dalam juta)
2012 (dalam juta)
25.700 (mesin & alat) 3.100 (banguna n& Mesin) 7.600 (tanah & Banguna n) 75 (Alat Kantor &mesin)
36.700 (mesin & & alat) 3.100 (Banguna n& Mesin) 7.600 (tanah & Banguna n) 75 (Alat Kantor & Mesin)
D. Potensi dan Permasalahan Karena pentingnya peranan alas kaki yang merupakan produk konsumsi masyarakat, maka banyak industry alas kaki yang berkembang di Indonesia. Dimana menurut data dari BPS jumlah perusahaan Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki tahun 2014 perusahaan mikro sebanyak 30.789 dan perusahaan kecil 12.477. Industry alas kaki
termasuk dalam klasifikasi
industry padat karya sehingga dapat dijadikan industry unggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan pemasukan devisa Negara. Selain itu, industri ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan eksport. Kebutuhan akan produk alas kaki baik dalam negeri maupun luar negeri terus meningkat. Pertambahan jumlah penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi alas kaki, mengingat pentingnya kegunaan alas kaki yang merupakan kebutuhan primer setiap manusia Apabila dilihat dari proyeksi pertambahan penduduk Indonesia maka alas kaki merupakan peluang bisnis yang cukup bagus. Menurut BPS data proyeksi penduduk di Indonesia hingga tahun 2035 adalah sebagai berikut: 8 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Tabel 1.5 Proyeksi penduduk Indonesia hingga tahun 2035 Tahun 2020 Penduduk
2025
Indonesia 271.066,40
284,829.00
2030 296.405,10
2035 305.652,40
(ribuan)
Berdasarkan table tersebut diatas hingga tahun 2035 penduduk Indonesia mencapai 305.652,40 ribu jiwa. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka peluang permintaan industry alas kaki akan meningkat. Menurut data industry di Indonesia, pasar Industri alas kaki di Indonesia menggarap dua pasar yaitu pasar luar negri dan pasar dalam negeri. Di tahun 2015 kuartal yang I laju pertumbuhan ekonomi sangat pelan pencapainya hanya sebatas 4,7 persen. Namun, menurut Ketua Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Harijanto kepada pers mengungkapkan bahwa membaiknya kemajuan perekonomian
negara –
negara lain seperti Amerika Serikat atau Eropa, dapat dijadikan sebagai momentum peningkatan ekspor sepatu produksi local sebab alas kaki merupakan produk konsumsi sehingga selalu diperlukan masyarakat. Yang menjadi fakta adalah walaupun terjadi krisis kebutuhan alas kaki tetap menjadi kebutuhan primer dan tetap terbeli oleh masyarakat. Peluang lain untuk Industri alas kaki dalam nilai ekspor, seperti yang diungkapkan Kementerian
Direktur
Jenderal
Perdagangan
Pengembangan
(Kemendag)
Nus
Ekspor Nuzulia
Nasional bahwa
Pemerintah China mengeluarkan kebijakan bidang perdagangan yang dapat menjadi peluang penting bagi Indonesia, dengan memberikan pemotongan tarif impor hingga 50% untuk beberapa consumer goods. salah satu produk consumer
goods
Indonesia
yang
menunjukkan
kecenderungan
pertumbuhan positif di China adalah sepatu. Saat ini, ekspor sepatu Indonesia ke China menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2013 nilai ekspor sepatu Indonesia ke China mencapai USD104 juta, dan pada 2014 meningkat menjadi USD126 juta. Pada tahun 2015, nilai ekspor Indonesia 9 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
mencapai USD22,87 juta, naik 32% dibanding periode sama tahun lalu sebesar USD17,24 juta. Hal ini membuktikan bahwa industry sepatu di Indonesia masih punya peluang ekspor yang besar. Dari tahun ke tahun konsumsi alas kaki di dunia mengalami peningkatan yang berarti, konsumsi alas kaki di dunia menurut data word footwear (APICCAPS) digambarkan sebagai berikut: Tabel 1.6 : Data jumlah konsumsi alas kaki di dunia Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2013
2014
kaki
10.900
10.735
11.751
11.754
Share 10 negara konsumsi
62,3 %
61,7%
60,7%
60,4%
17.496
17.399
19.359
19.46
Jumlah
pasang
alas
(Juta)
terbesar Konsumsi total (juta pasang)
Dari table tersebut diatas menunjukan bahwa peningkatan konsumsi alas kaki dari tahun 2010 – 2014 mengalami peningkatan 3%, 4%, 5% dan 0,5% dengan rata – rata peningkatan sebesar 3,12%. Share 10 negara konsumsi terbesar adalah China, USA, India, Brazil, Japan, Indonesia, United Kingdom, Jerman, Perancis, dan Rusia. Berdasarkan data word footwear (APICCAPS) tahun 2014 Indonesia menempati urutan ke 6 dengan konsumsi alas kaki sebanyak 548 juta pasang dengan nilai persentase 2,8% dari jumlah pengguna alas kaki didunia. Kementrian Perindustrian seperti dilansir pada siaran pers tahun 2015 telah menetapkan industry alas kaki nasional sebagai industry prioritas yang akan terus didorong pengembanganya. Nilai eksport industry alas kaki nasional mengalami peningkatan yang berarti dimana pada tahun 2014 nilai eksport alas kaki nasional tercatat hingga USD4,11 miliar atau naik sebesar 6,43% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data Ekspor alas kaki Negara Indonesia menurut Badan Pusat Statistik dari tahun 2007 – 2014 adalah sebagai berikut : 10 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Tabel 1.7: data ekspor alas kaki Negara Indonesia Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Total Berat Bersih (ton) Jumlah Total
114,793.8 130,440.9 Nilai FOB: 000 US$
123,341.0
165,989.1
198,379.7
199,135.5
212,924.6
215,018.8
Jumlah Total
1,637,955.5 1,885,473.5 1,736,114.4 2,501,849.6 3,301,942.6 3,524,592.2 3,860,393.9 4,108,448.5
Jumlah Total
1,637,955.5 1,885,473.5 1,736,114.4 2,501,849.6 3,301,942.6 3,524,592.2 3,860,393.9 4,108,448.5
KENAIKAN NILAI EKSPOR ALAS KAKI 50 40
Persen
30 20 10 0 2006 -10
2007
-20
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Gambar 1.1 Grafik Nilai Ekspor Alas Kaki
Negara tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia diantaranya Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Belanda , Jerman, Belgia, Italia, Spanyol dll. Negara tujuan ekspor terbesar dari tahun ketahun adalah Amerika Serikat. Jumlah Total berat bersih alas kaki yang diekspor hingga tahun 2014 sebanyak 215.018,8 ton dengan nilai sebesar 4.108.448.5US$ . Nilai ini sangat tinggi, oleh karena itu dapat dikatakan ekspor alas kaki mempunyai andil yang cukup besar dalam menguatkan perekonomian negara. Pada grafik diatas merupakan persentase grafik total jumlah bersih dan nilai fob ekspor alas kaki Negara Indonesia. Penurunan jumlah ekspor alas kaki paling signifikan ditunjukan pada tahun 2009 dengan persentase penurunan jumlah ekspor total berat bersih hingga – 5,6% dan penurunan 11 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
nilai FOB sebesar -8,2%. Kemudian ditahun berikutnya mengalami kenaikan yang cukup significant sebesar 44,1%. Nilai rata – rata persentase ekspor alas kaki tahun 2007 - 2014 total jumlah bersih sebesar 13,5 %. Indonesia hanya menyumbang 3% untuk kebutuhan alas kaki di dunia. Hal ini merupakan peluang yang cukup besar dari industry domestic untuk terus meningkatkan produksinya dan juga meningkatkan ekspor alas kaki agar dapat menyumbang pemenuhan alas kaki tingkat dunia. Ekspor Alas kaki menyumbang sebesar 2,33 persen dari total eksport Nasional tahun 2014. Dari sisi lapangan pekerjaan , industry alas kaki mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang atau setara dengan 4.21 persen dari tenaga kerja industry manufaktur. Invenstasi Industri alas kaki tercatat cenderung naik setiap tahunya. Pada periode 2010-2014 , kenaikan rata – rata mencapai 4,74%. Pada tahun 2014 , nilai investasi di sector industry alas kaki sebesar Rp.10,7 triliun atau naik sekitar 1,25% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini memperlihatkan bahwa industry alas kaki mempunyai peluang yang sangat besar untuk meningkatkan ekpor. Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Frangky
Sibarani
(2015)
menyatakan
pemerintah
ingin
mengkomunikasikan kepada public dan investor bahwa saat maraknya pemberitaan tentang PHK, ternyata banyak perusahaan sector padat karya tetap melaksanakaan realisasi proyek investasinya dan menyerap tenaga kerja. Terdapat 16 perusahaan yang terdiri dari 11 Penanaman modal asing (PMA) dan 5 perusahaan Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) investasi padat karya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Serapan tenaga kerja sedikitnya 121.285 orang dalam kurun waktu 5 tahun (2015 - 2019). Pada tahun 2016 ini produsen alas kaki nasional memasang target pertumbuhan 10% dengan perkiraan nilai eksport diatas USD 5 Miliar. Pengusaha yang bergabung dalam Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) berharap agar investasi ditahun 2016 meningkat dengan adanya perbaikan iklim investasi serta dibentuknya desk khusus tekstil dan
12 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
alas kaki oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal terakhir di tahun 2016. Tidak lepas dari peluang yang ada, beberapa permasalahan yang harus diwaspadai sebagai dampak langsung dari perkembangan pasar global adalah sebagai berikut :
Masalah Visi Nasional Sebagaimana RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) pemerintah yang menempatkan industri persepatuan sebagai prioritas pembangunan, perlu digarisbawahi bahwa bahwa belum adanya persepsi yang sama tentang Visi Nasional pengembangan industri persepatuan menjadi hambatan utama pengembangan di level mikro/teknis. Kendala sikronisasi, koordinasi dan komunikasi menjadi masalah klasik yang seolah-olah terjadi berulang-ulang pada tataran pengambil kebijakan. Sementara itu, pelaku teknis/pengusaha/asosiasi mengharapkan fungsi fasilitasi pemerintah terhado dunia bisnis dapat berjalan
efektif
dengan
tindakan
nyata
yang
berpihak
pada
pengembangan ekonomi nasional. Kalau kita mengacu pada roadmap 2007 industri persepatuan yang dibuat bersama dengan Kementerian Perindustrian, dalam jangka panjang industri persepatuan nasioanal mempunyai visi sebagai salah satu negara dengan industri berkelas dunia. Tahun 2009 dalam roadmap tersebut sudah melalui proses/stage 1 dari keseluruhan proses panjang sampai tahun 2025. Dalam stage 1 tersebut, inisiasi strategi klustering industri persepatuan sudah dimulai dibeberapa daerah seperti di Jawa Timur, Jawa Barat dan beberapa daerah lain. Dalam beberapa hal Kluster industri alas kaki di daerah cukup berhasil. Dengan didukung data meningkatnya inisiatif pada level mikro perusahaan untuk lebih mempunyai inisiatif dalam pengembangan industri persepatuan. Berikut sasaran nasional industri persepatuan jangka panjang.
13 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Gambar 1.2 Sasaran Pengembangan Industri Alas Kaki Nasional
Melihat mapping tersebut, diharapkan semua stakeholder mempunyai persepsi yang sama terhadap peran, tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga percepatan terwujudnya Visi Industri Persepatuan 2025 semakin cepat terwujud.
Masalah Regional dan Global Proteksi beberapa negara terhadap beberapa sektor produksinya memang menjadi tantangan bagi kinerja ekspor nasional seperti kebijakan non tarif dibeberapa negara menurunkan kinerja ekspor alas kaki nasional. Munculnya negara negara dunia ketiga yang sekarang menjadi pemimpin industru dunia. China, Inda dan Vietnam menjadi punya peran lebih penting dalam posisi industri global dunia. Efek pasar global dengan konsekuensinya menjadikan pasar nasional hampir tanpa proteksi. Dampaknya produk impor dengan harga
14 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
kompetitif semakin melimpah. Konsumen lokal menjadi punya banyak pilihan.
Masalah Sektoral Industri Sepertinya, hubungan sektoral industri persepatuan (hulu dan hilir) menjadi masalah klasik yang tiada ujungnya di Indonesia. Masih lemahnya keterkaitan rantai nilai industri hulu membuat pasokan bahan baku produk alas kaki masih sangat tergantung dengan supply dari produk impor. Bahan baku jenis kulit, produk kimia dan tektil belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produk lokal. Namun juga sangat beralasan
karena
produk
lokal
tersebut
cukup
mahal
harga
perolehannya jika dibandingkan dengan produk impor. Dengan adanya pengenaan tarif Pajak Ekspor (PE) terhadap kulit mentah dan wetblue/pickle membuat mekanisme pasar menjadi tidak menguntungkan industri dalam negeri. Cukup beralasan jika lebih menguntungkan ekspor kulit mentah dari pada menjualnya ke industri dalam negeri.
Masalah Level Mikro Perusahaan Pada pihak perusahaan sendiri tidak lepas dari segala permasalahan internal yang secara tidak langsung mempunyai dampak pada efisiensi produksi, efektiftas kinerja dan produktifitas tenaga kerja. Hasil akhirnya adalah daya saing perusahaan dan retensinya terhadap perubahan lingkungan sangat rendah. Perubahan lingkungan /pasar saat ini sering tidak di antisipasi oleh perusahaan. Perkembangan proses produksi, teknologi terapan dan perubahan permintaan pasar yang tidak mampu diikuti oleh perusahaan mengakibatkan daya saing perusahaan menurun. Proses selanjutnya akan terjadi penurunan order, terjadinya PHK dan akhirnya tutup. Hal ini tidak dapat dihindari jika perusahaan tidak cepat berubah dan tanggap terhadap perubahan.
15 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Tabel 1.8 Pertumbuhan Industri Tekstil , Barang Kulit & Alas Kaki LAPANGAN USAHA 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 6). Semen & Brg. Galian bukan logam 7). Logam Dasar Besi & Baja 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9). Barang lainnya Industri Non Migas
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
TW I 2012
2,75
7,21
5,05
2,34
11,22
2,78
9,19
8,19
1,31
1,23
-3,68
-3,64
0,60
1,77
7,52
1,41
-0,92
-0,66
-1,74
3,45
-1,38
-3,47
0,35
-0,86
2,39
2,09
5,79
-1,48
6,34
1,67
1,50
0,50
8,77
4,48
5,69
4,46
1,64
4,70
3,95
9,19
3,81
0,53
3,40
-1,49
-0,51
2,18
7,19
6,11
-3,70
4,73
1,69
-2,05
-4,26
2,38
13,06
5,57
12,38
7,55
9,73
9,79
-2,87
10,38
7,00
6,23
2,61
3,62
-2,82
-0,96
3,19
3,00
1,82
4,21
5,86
5,27
5,15
4,05
2,56
5,12
6,83
6,13
Berikut kami sampaikan potret kondisi industri persepatuan di Indonesia secara umum. Dalam deskripsi tersebut digunakan alat analisa SWOT yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan sebagai aspek dari internal dan kesempatan sekaligus ancaman yang bersumber dari hal-hal eksternal. Dengan pertimbangan scoring yang ada pada analisa tersebut akan diperoleh hasil analisa generic yang menggambarkan strategi-strategi yang akan diambil berdasarkan data-data yang ada. Kekuatan & Kelemahan (Internal) Internal Factor Evaluation (IFE) Table KEKUATAN Sarana dan Prasarana Fisik lengkap dan 1 memadai Teknologi dan peralatan pendukung yang 2 lengkap Kompetensi SDM yang bervariatif dan 3 berpengalaman 4 Standard ISO 9001:2008 & 17025:2005 5 Sebagai SATRA Associate Mambers 6 Multistakeholders organization
Weight
Rating
Score
Use this scale for rating:
0.103
4
0.412
4 = Major strength
0.101
4
0.404
3 = Minor strength
0.12 0.1 0.101 0.093
4 4 4 3
0.48 0.4 0.404 0.279
16 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
KELEMAHAN 1 Budaya kerja internal belum cukup kuat 2 SDM mayoritas belum bersertifikat profesi Hambatan administrasi untuk perluasan 3 layanan Konsolidasi internal organisasi masih 4 lemah
0.086 0.088
1 1
0.086 0.088
Use this scale for rating: 1 = Major weakness
0.105
2
0.21
2 = Minor weakness
0.103
2
0.206 2.969
PELUANG & ANCAMAN (EKSTERNAL) External Factor Evaluation (IFE) Matrix PELUANG Kekuatan jejaringan industri & stakeholder 1 terbina sangat baik Adanya program Klaster Industri Alas Kaki 2 Nasional Dukungan, komitmen stakeholder cukup 3 kuat Mempunyai mitra&partner kerja yang 4 berkompeten Potensi pasar lokal masih belum optimal 5 dimanfaatkan Potensi SDM industri persepatuan masih 6 cukup besar. ANCAMAN Sensifitas organisasi terhadap perubahan 1 kebijakan tinggi Jasa layanan yang diberikan lembaga 2 sejenis semakin bervariasi Persaingan dagang sektor industri 3 persepatuan kurang kondusif Kondisi makro industri persepatuan kurang 4 kondusif
Weight
Rating
Score
0.1
4
0.4
0.095
3
0.285
0.12
3
0.36
0.1
4
0.4
0.11
3
0.33
0.12
3
0.36
0.1
3
0.3
0.09
3
0.27
0.085
2
0.17
0.08
2
0.16 3.035
4 = Current Response is Superior 3 = Current Response is Above Average 2 = Current Response is Average 1 = Current Response is Poor
INTERNAL DAN EKSTERNAL MATRIK Based on the information that you provided, the scores are: IFE EFE
2.969 3.035
IFE Total Weighted Scores Strong Average Weak 3.0 to 4.0 2.0 to 2.99 1.0 to 1.99 EFE Total
High: 3.0 to 4.0
Weighted
Medium: 2.0 to 2.99
Scores
Low: 1.0 to 1.99
XXXXX
17 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Implications from table:
Generic Goal:
Implied Strategies:
Grow and Build Integration (forward, backward, horizontal) Market Penetration, Market/Product Development
Melihat posisi dan kondisi BPIPI sebagai sebuah lembaga pelayanan industri persepatuan yang masih dominan dipengaruhi kondisi eksternal dari pada internal, maka sasaran organisasi harus sedemikian rupa diciptakan untuk memberikan ruang gerak yang cukup untuk tumbuh dan berkembangnya organisasi yang berkelanjutan. Pentingnya keberlanjutan program-program organisasi tersebut dikarenakan tingkat harapan dan tuntutan dunia luar/pasar/stakeholders terhadap persepsi kinerja pelayanan organisasi BPIPI masih belum cukup baik. Kata kunci dari pengembangan program organisasi adalah bagaimana Integrasi semua elemen mampu menjawab kebutuhan sekaligus tuntutan pasar. Banyak pilihan strategi yang dapat diambil dari kondisi dan posisi organisasi tersebut. Salah satunya, pengembangan jasa layanan sebagai sebuah produk yang sebenarnya dari BPIPI harus benar-benar di ciptakan untuk mampu memberikan sekaligus melampaui harapan pengguna/pasar itu sendiri. Variasi dari implementasi strategi di atas lebih dari cukup untuk memberikan kinerja yang positif bagi organisasi. Variasi ini dapat diimplementasikan dari masing-masing misi menjadi program kerja tahunan
18 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Tabel 1.9 Matrik SWOT BPIPI
MATRIK SWOT BPIPI MATRIX SWOT
KEKUATAN Susun daftar kekuatan S1 – S2 – S3 – S4 – S5 – S6
PELUANG Susun daftar peluang O1 O2 O3 O4 O5 O6
KELEMAHAN Susun daftar kelemahan W1 – W2 – W3 – W4
Strategi KEK- P Strategi KEL- P Pakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang Tanggulangi kelemahan dengan Meningkatkan kompetensi SDM memanfaatkan peluang secara konsisten (S3,O3,O4) Upgrade kemampuan teknis & Strategic partnership dengan manajemen SDM Internal lembaga/organisasi/universitas (W4,W5,W6,03,05,06) untuk mendongkrak image Optimalisasi aset dan SDM internal (S3,S4,O1,O3,O4,O5) (W1,W2,03,06) Peningkatan kinerja & produktifitas Konsolidasi Internal antar internal (S3,O4,O5,O6) stakeholder (W1,W2,O1,O3,O5,O6) Inovasi jasa layanan untuk industri (S1,S2,S6,O1,O4,O5) Melakukan perluasan/ penambahan sarana fisik (S3,S4,S5,O3,O5,O6) Strategi KEK-A Strategi KEL-A Pakai kekuatan untuk menghindari ancaman Perkecil kelemahan dan hindari ancaman Penerapan budaya kerja yang Menjalin dan memperkuat produktif dan efisien (S3,S4,T1,T2) kerjasama dengan berbagai pihak Inovasi jasa layanan untuk industri (W1,W2,T1,T2) (S1,S2,S3,S4,S5,S6,T1,T2) Optimalisasi pelayanan (W3,W4,W5,W6,T1,T2,T3,T4)
ANCAMAN Susun daftar ancaman T1 T2 T3 T4
E. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang menjadi dalam batasan dan landasan hukum penyusunan Renstra Bisnis BPIPI ini adalah : 1.
Renstra ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2015 – 2019.
2.
Penyusunan Renstra mengacu kepada pedoman dan peraturanperaturan yang terdiri atas : a.
Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
b.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
c.
Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. 19
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
d.
Kebijakan
Pembangunan
Industri
Nasional
Kementerian
Perindustrian Tahun 2006. e.
Keputusan Menperind No. 103/M-IND/PER/12/2008
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. f. 3.
Naskah-naskah lain yang relevan.
Renstra Bisnis adalah rencana menyeluruh yang bersifat umum sehingga isinya merupakan garis-garis besar rencana yang akan dijadikan acuan oleh Rencana Kinerja Tahunan yang lebih rinci.
4.
Renstra Bisnis mencakup : visi, misi, tujuan, sasaran, formulasi strategi, penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berikut indikatornya.
F.
Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Penyusunan Rencana Strategis Bisnis 2015 – 2019 BPIPI dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 1. • RPJM RI • KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL • RENSTRA KEMENPERIN • RENSTRA IKM • TUPOKSI BPIPI
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
• KONDISI SAAT INI • KONDISI YANG DIINGINKAN
ANALISIS SWOT STRATEGI
• KEBIJAKAN • PROGRAM • KEGIATAN • INDIKATOR
Gambar 1.3 Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis 20 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015 –2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis BPIPI adalah sebagai berikut :
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Visi,Misi dan tujuan unit kerja
Bab III
: Arah Kebijakan Strategi
Bab IV
: Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bab V
: Penutup
21 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
BAB II VISI,MISI,DAN TUJUAN A. VISI Visi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia adalah :
”Mewujudkan Pusat Pelayanan yang Profesional Menuju Industri Persepatuan Berdaya Saing Global”
Deskripsi Organisasi : 1.
Mewujudkan : Merupakan bentuk lain dari komitmen semangat tim baik secara fisik maupun spirit terhadap sasaran dan tujuan bersama
2.
Pusat Pelayanan : Sebuah konsep sekaligus implementasi bagaimana secara total memberikan penghargaan kepada pelanggan dengan layanan, dimana masing-masing personil organisasi adalah pelayan dengan sebaik-baiknya melayani orang lain dan diri sendiri.
3.
Profesional : Sebuah tahapan organisasi atau personil yang sudah melalui proses panjang pengabdian kepada ilmu pengetahuan dan lingkungan sehingga sangat layak baik secara organisasi atau personil memberikan layanan sesuai kapasitas dan wewenangnya
4.
Industri Persepatuan : Sebuah potensi bangsa yang layak untuk dijadikan pengabdian bagi generasi bangsa. Sebuah potensi yang menggerakkan sumber daya dan ekonomi lokal, yang harus terus menerus dikembangkan guna kepeningan bangsa.
22 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
5.
Berdaya : Tidak hanya tuntutan semata, menjadi organisasi sekaligus yang berdaya, mempunyai kekuatan, energi positif, kapasitas, wewenang, fokus dan kejujuran sudah menjadi kewajiban.
6.
Saing : Merupakan konteks kompetitif bagaimana posisi tawar organisasi/personil di mata pihak lain, sekaligus merupakan konten komparatif bagaimana organisasi/personil mempunyai kinerja yang mampu di nilai oleh ukuran-ukuran normatif.
7.
Global : Ruang lingkup organisasi yang semakin hari semakin tiada batas dan dinamis menuntut perubahan pola pikir/paradigma yang inivatif dan tiada batas.
B. MISI BPIPI MISI: - Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan - Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen - Mengembangkan pusat desain persepatuan - Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan - Memberikan pelayanan pengujian mutu / sertifikasi
1.
Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan Pelatihan menjadi salah satu fokus program BPIPI dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Sebagai salah satu misi utama organisasi, pendidikan dan pelatihan yang diberikan BPIPI. Saat ini BPIPI sudah menyusuan kurikulum dan silabus pelatihan untuk desain, pecah pola, teknologi produksi, manajemen produksi, jahit Alas Kaki ”upper” dan lean manufacture. Kedepan masih sangat memungkinkan adanya perbaikan dan perbaruan kurikulum sesuai standard industri.
23 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
2. Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen Program konsultasi ini terkait dengan tugas dan fungsi pokok pembinaan industri persepatuan. Tidak hanya terbatas pada konsultasi teknis, tim BPIPI dengan kompetensi masing-masing juga memberikan konsultasi manajemen kepada industri, terutama manajemen produksi. 3. Mengembangkan pusat desain persepatuan Salah satu program organisasi kedepan ialah, bagaimana menyiapkan database design dengan didukung piranti hardware dan software sebagai salah satu referensi model dan desain untuk Alas Kaki casual (berbahan kulit) di Indonesia. 4. Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan Sebagai
salah
satu
tugas
penting
lembaga
pelayanan
ialah
menyediakan informasi yang cukup mengenai perkembangan teknologi produksi, kondisi pasar, design terbaru dan informasi perdagangan dengan tujuan membantu percepatan penyampaian informasi. 5. Memberikan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi Untuk memenuhi kebutuhan industri terhadap pelayanan uji produk, maka
BPIPI memberikan jasa layanan tes uji laboratorium untuk
produk Alas Kaki. Pelayanan uji ini penting untuk peningkatan kualitas dan pelaksanaan standard produk Alas Kaki.
C. Tujuan BPIPI - Meningkatkan daya saing industri persepatuan - Meningkatkan
penguasaan
teknologi
dan
kualitas
SDM
untuk
kebutuhan industri persepatuan - Memperkuat struktur industri persepatuan - Menyediakan jasa layanan desain, kualitas dan uji produk persepatuan yang prima
24 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
D. Kondisi yang diharapkan tahun 2005 - 2025 Penentuan arah Kebijakan Industri Nasional Jangka Panjang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 – 2025 sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. Dalam jangka panjang, pembangunan industri diarahkan untuk: 1. Mampu
memberikan
sumbangan
nyata
dalam
peningkatan
kesejahteraan masyarakat. 2. Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa. 3. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era globalisasi/ liberalisasi ekonomi dunia. 4. Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta ikut menunjang penciptaan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat.
Arah kebijakan industri 2005-2025 seperti dinyatakan dalam UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN adalah sebagai berikut: 1. Struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern, dan berkelanjutan, serta jasajasa pelayanan yang efektif, yang menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. 2. Efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor primer terutama sektor pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan ditingkatkan 25 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
agar mampu bersaing di pasar lokal dan internasional serta untuk memperkuat basis produksi secara nasional. 3. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional, dan terkait dengan pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan serta mendorong perkembangan ekonomi di luar Pulau Jawa. 4. Struktur dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan dengan meniadakan praktik-praktik monopoli dan berbagai distorsi pasar melalui penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar. 5. Struktur industri dalam hal skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan Industri Kecil dan Menengah sebagai basis industri nasional yang sehat sehingga mampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri hilir dan industri berskala besar. 6. Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian secara global, sektor industri perlu dibangun guna menciptakan lingkungan usaha mikro (lokal) yang dapat merangsang tumbuhnya rumpun industri yang sehat dan kuat melalui: a. Pengembangan rantai pertambahan nilai melalui diversifikasi produk (pengembangan ke hilir), pendalaman struktur ke hulu, atau pengembangan secara menyeluruh (hulu-hilir). b. Penguatan hubungan antar industri yang terkait secara horizontal termasuk industri pendukung dan industri komplemen, termasuk dengan jaringan perusahaan multinasional terkait, serta penguatan hubungan
dengan
kegiatan
sektor
primer
dan
jasa
yang
mendukungnya. c. Penyediaan berbagai infrastruktur bagi peningkatan kapasitas kolektif, antara lain: sarana dan prasarana fi sik (transportasi, komunikasi, energi), sarana dan prasarana teknologi, prasarana
26 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
pengukuran, standardisasi, pengujian, dan pengendalian kualitas, serta sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan tenaga kerja industri.
Sesuai dengan visi 2025, menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh di dunia, dan arah kebijakan 2005-2025 di atas, serta dengan asumsi bahwa pencapaian industri di tahun-tahun sebelumnya sesuai dengan
yang
diharapkan,
maka
dapat dirumuskan
kondisi yang
diharapkan untuk kurun waktu tahun 2020-2025 sebagai berikut: 1. Peran Industri Kecil dan Menengah telah mencapai keseimbangan dengan Industri Besar dalam hal kontribusi terhadap PDB Industri. 2. Persebaran industri ke luar Pulau Jawa telah terwujud dengan baik, sehingga peran Pulau Jawa sebagai lokasi industri telah berkurang sampai di bawah 50 persen, sedangkan sisanya tersebar di luar Pulau Jawa. 3. Berbagai infrastruktur untuk peningkatan kapasitas kolektif, antara lain: sarana dan prasarana fisik (transportasi, komunikasi, energi), sarana dan prasarana teknologi, prasarana pengukuran, standardisasi, pengujian, dan pengendalian kualitas, serta sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan tenaga kerja industri telah tersedia secara memadai. 4. Regulasi yang meniadakan praktik-praktik monopoli dan berbagai distorsi pasar serta mendorong persaingan usaha yang sehat dan ditegakkannya prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar telah tersedia dan ditegakkan secara memadai.
Sesuai dengan visi jangka panjang industri alas kaki 2010-2025, menjadikan Produk Industri Alas Kaki Indonesia menjadi Produk Unggulan Kelas Dunia dengan sasaran sebagai berikut: 1. Menjadikan merek Nasional mendominasi pasar domestik dan regional 2. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja
27 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
3. Meningkatnya share dan peran yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional 4. Sebagai pemicu pertumbuhan UKM yang akan meratakan perolehan berusaha dan kesempatan kerja 5. Meningkatnya pendalaman struktur industri 6. Meningkatnya peran lembaga R&D sebagai fasilitator pelaku usaha dalam pengembangan teknologi, desain dan kemampuan SDM 7. Meningkatnya
peran
dalam
pengembangan
wilayah
melalui
penyebaran industri alas kaki ke luar pulau Jawa.
E. Kondisi yang diharapkan tahun 2015 - 2019 BPIPI memiliki program utama yang merupakan
pilar utama yaitu
Kowledge, Training dan Design. Tahapan yang ingin dicapai BPIPI periode 2015 – 2019 dimana BPIPI akan menjadi lembaga penyelenggaraan pengembangan SDM Industri alas kaki, pengembangan design, dan pengembangan
pengetahuan.
Focus
pada
periode
ini
adalah
menempatkan BPIPI sebagar center of human development bagi industry alas kaki secara nasional. Langkah - langkah yang akan dilakukan dalam lima tahun kedepan yang ditikberatkan pada 3 pilar diantaranya :
Training : Layanan pelatihan yang diselenggarakan oleh BPIPI akan menitikberatkan pada pencapaian kebutuhan alas kaki nasional melalui pelatihan operator maupun supervisor dan manajer, pelatihan untuk penumbuhan wira usaha baru. Materi pembelajaran mengarah pada pengembangan kreatifitas yang ditetapkan di produk alas kaki beserta prosesnya. Strategi domain untuk pelatihan periode 2015 - 2019 :
1. Pelatihan pada level operator, supervisor, dan manajer yang bekerja di industry alas kaki 2. Pelatihan wirausaha baru yang bergerak dibisnis yang terkait dengan produk alas kaki
28 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
3. Pelatihan untuk IKM yang bergerak di bisnis alas kaki yang tangguh dan berdaya saiang 4. Pelatihan trainer/konsultan/ fasilitator yang bergerak di pengembangan bisnis alas kaki 5. Alumni pelatihan operator yang bersertifikat kompetensi
Design : BPIPI akan berperan sebagai konstributor desain alternative bagi buyer/pembeli alas kaki melalui kegiatan lomba, bank data desain las kaki. Fashion designer direkrut untuk menjadi bagian penting dalam proses menghasilkan desain alas kaki yang bersifat local tetapi mampu masauk pasar global Strategi domain untuk Desain periode 2015 - 2019 :
1. Menghasilkan desaian alas kaki yang telah memenuhi syarat teknis dan pasar 2. Menghasilkan desain pendukung produk alas kaki serta marketing tools syang dimanfaatkan industry alas kaki skala besar menengah dan kecil 3. Mengahsilkan desain proses bisnis yang terkait dengan industry alas kaki
Knowledge : BPIPI akan berperan sebagai administrator pengelola pengetahuan pasar, pengembangan usaha alas kaki dengan kepentingan kemajuan dan perkembangan alas kaki naisonal. Pengembangan riset material dan desain yang mampu mendukung kreatifitas desain. Material yang unik dan memiliki daya saing global menjadi focus pengembangan pengetahuan di BPIPI. Strategi domain untuk Desain periode 2015 - 2019:
1. Menjadi administrator pengelolaan data industry alas kaki yang akan dipakai oleh pengguna dalam bentuk data produksi maupun konsumsi produk alas kaki 2. Lembaga penyedia data dalam bentuk hasil survey regular baik itu profil industry alas kaki domestic dari sisi penawaran maupun permintaan.
29 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
F.
Sasaran Strategis BPIPI SASARAN STRATEGIS : - Terciptanya SDM alas kaki yang kompeten Sebagai target utama, BPIPI menginginkan terwujudnya sebuah lembaga yang memfasilitasi SDM Indonesia dengan keterampilan dan pengetahuan industri persepatuan yang dipercaya. Sasaran ini akan dicapai dengan program-program pelatihan, pendampingan secara konsisten kepada pelaku industri kecil, menengah dan besar dengan Indikator Kinerja Utama terdiri dari: 1. Meningkatnya kualitas pengetahuan dan keterampilan SDM IKM alas kaki
- Meningkatnya mutu produk Alas Kaki dalam negeri Salah satu faktor kekuatan daya saing produk dan layanan industri persepatuan Indonesia adalah terciptanya konsistensi standard mutu. BPIPI ingin berperan dalam aspek tersebut dengan memfasilitasi sektor industri dalam upaya standardisasi mutu dengan Indikator Kinerja Utama terdiri dari: 1. Menigkatnya kualitas proses produksi alas kaki sesuai standard nasional
- Terciptanya desain-desain yang inovatif Fungsi utama BPIPI adalah sebagai pusat informasi desain-desain terkini produk persepatuan. Tugas tersebut dengan konsisten digulirkan oleh BPIPI dengan terus mengoptimalkan Pusat Desain Persepatuan di Indonesia dengan Indikator Utama Kinerja terdiri dari: 1. Jumlah kegiatan yang berbasis pada inovasi dan komunitas kreatif 2. Pemanfaatan hasil inovasi prototype dan pengembangan produk industri
30 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
- Terwujudnya Alas Kaki sebagai produk unggulan nasional Sebagai representasi dari pemerintah sekaligus industri persepatuan nasional, BPIPI mempunyai peran ganda dalam memfasilitasi regulasi industri dalam upaya misi pemerintah dalam sektor industri sekaligus menjaring kebutuhan industri persepatuan dalam upaya strategi untuk maju dan berkembang dengan Indikator Utama Kinerja terdiri dari: 1. Jumlah kegiatan promosi dan akses pasar
- Tersedianya sertifikasi hasil uji mutu produk Alas Kaki Dalam kompetisi global saat ini, sektor industri persepatuan dituntut untuk terus menerus memberikan produk yang berkualitas. Salah satu fungsi BPIPI untuk mewujudkan hal tersebut adalah memfasiitasi sertifikasi uji mutu produk Alas Kaki dalam upaya menjamin konsistensi kualitas produk dengan Indikator Kinerja Utama terdiri dari: 1. Semakin lengkap dukungan infrastuktur uji produk alas kaki 2. Pemanfaatan peralatan uji oleh industri alas kaki
KEUANGAN
PEMBERDAYAAN & OPERASIOANAL STAKEHOLDERS/ ALUMNI KAPASITAS SDM
F.
Business Model BPIPI STRUKTUR BUSINESS MODEL Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
VISI BPIPI Mewujudkan Pusat Pelayanan yang Profesional Menuju Industri Persepatuan Berdaya Saing Global
Layanan Pendidikan dan Pelatihan
Konsultasi Teknis dan Manajeman
Pusat Desain Persepatuan
Akses Promosi dan Informasi Teknologi
Layanan Uji Mutu dan Sertifikasi
TUJUAN STRATEGIS -
Meningkatkan Daya Saing Industri Meningkatkan Penguasaan Teknologi dan Kualitas SDM untuk Kebutuhan Industri Persepatuan Memperkuat Struktur Industri Persepatuan Menyediakan Jasa Layanan Desain, Kualitas dan Sertifikasi Uji Produk Persepatuan yang Prims
SASARAN STRATEGIS Daya Saing Industri Persepatuan - Meningkatnya Pengusaan Teknologi dan Kualitas SDM untuk Kebutuhan Industri Persepatuan - Semakin Kuatnya Struktur Industri Persepatuan - Tersedianya Jasa Layanan Desain, Kualitas dan Sertifikasi Uji Produk Sepatu - Meningkatnya
Gambar 2.1 Struktur Business Model BPIPI 31 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Model Bisnis (Business Model) yang dibangun di atas, merupakan peta strategi generic organisasi. Bagaimana BPIPI menjalankan visi dan strategi dapat dilihat model tersebut. Model ini menggambarkan sebuah tinjauan strategi yang cukup komprehesif sebagai sebuah lembaga yang berada pada dua kaki, Pemerintah dan Industri Persepatuan Indonesia. Peran yang dimaikan oleh BPIPI ini sangat strategis dalam upaya mewujudkan
pusat
pelayanan
yang
profesional
menuju
industri
persepatuan berdaya saing global. Empat perspektif yang dibangun oleh BPIPI didasarkan pada penilaian kinerja keuangan sebagai pondasi dasar, yang didukung oleh SDM yang kompeten dan profesional yang dirangkum dalam sebuah perspektif pemberdayaan dan kapasitas SDM sebagai penggeraknya. Ketiga adalah operasional, aspek ini menentukan bagaimana organisasi BPIPI dikelola dalam perspektif efisien dan efektif dalam upaya optimalisasi kinerja produk dan layanan organisasi. Terakhir adalah perspektif stakeholder dan alumni, aspek ini sebagai ukuran kinerja akhir organisasi BPIPI apakah tingkat kepuasan stakeholder yakni, pemerintah dan masyarakat industri persepatuan khususnya alumni program BPIPI dapat dicapai.
32 Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan dan Strategi Kementrian Perindustrian Sektor Industri Alas kaki Sebagaimana
telah
dijabarkan
pada
bab
sebelumnya,
arah
pengembangan industri nasional alas kaki harus tetap konsisten pada perkuatan struktur industri alas kaki untuk mewujudkan visi industri alas kaki 2025 sebagai negara industri alas kaki berkelas dunia dengan gambaran strategi dan kebijakan sebagai berikut: 1. Pengembangan
industri
alas
kaki
nasional
akan
fokua
pada
peningkatan kemampuan memenuhi supply dan permintaan (deman pull dan supply push). Untuk mencapai tujuan tersebut maka akan dilakukan upaya meningkatkan pasokan bahan baku, ketersediaan SDM dan teknologi produksi dengan harapan meningkatkan pangsa pasar ekspor dan memperkuat penguasaan pasar domestik. Strategi pengembangan dilakukan dengan penguatan pada level sektor dan perusahaan (mikro) dan penciptaan iklim usaha dan kebijakan yang kondusif (makro). 2. Pengembangan Sektoral industri alas kaki tidak dapat berdiri sendiri dan harus dilakukan secara simulitan dengan industri pendukung. Upaya dan strategi perkuatan industri hilir alas kaki atau hilirisasi industri harus dijalankan dengan konsisten. 3. Pengembangan teknologi industri alas kaki akan diarahkan pada penguatan ke arah riset dan pengembangan serta struktur industri alas kaki sesuai mata rantai industrinya. 4. Pengembangan pemasaran, akan difokuskan pada pengembangan merk-merk lokal, mendorong pemakaian produksi dalam negeri serta 33 Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
promosi, memberikan insentif pajak dan fiskal pada investasi baru dalam upaya berkompetisi dengan produk impor, serta memberikan perlindungan kepada produksi dalam negeri melalui kebijakan non tarif.
B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Sebagaimana rencana strategi Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, berikut arah kebijakannya: 1. Meningkatkan daya saing IKM di berbagai wilayah Indonesia sehingga menjadi bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi dan memperkuat basis ekonomi dalam negeri. 2. Menjadikan IKM sebagai basis industri nasional yang sehat sehingga mampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai industri. 3. Menjadikan IKM sebagai pelaku ekonomi yang berbasis IPTEK dan berdaya saing, khususnya dalam menyediakan kebutuhan barang dan jasa kebutuhan dan tetap mendorong IKM lainnya terutama yang terkait dengan aspek penumbuhan wirausaha baru, kemitraan usaha dan kawasan IKM.
Berikut strategi pendekatan dan implementasi yang akan diambil oleh Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian: 1. SDM yang berpengetahuan dan terampil serta pemanfaatan teknologi adalah
modal
dasar
untuk
melakukan
proses
industri
yang
meningkatkan nilai tambah 2. Infrastruktur
(hard&soft),
pembiayaan,
kelembagaan
dan
pengembangan jaringan untuk memperkuat apa yang dicapai melalui proses industri agar nilai tambah yang tercipta dapat dikapitalisasi melalui kegiatan bisnis. 3. Pembinaan dan pengembangan IKM dilakukan melalui proses rantai nilai industri. 34 Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
4. Pengembangan kompetensi inti industri daerah dan pengembangan OVOP. 5. Investasi pada proses industri dan proses bisnis
B. Arah Kebijakan dan Strategi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) pada periode 2015 – 2019. Tahapan yang ingin dicapai BPIPI periode 2015 – 2019
dimana
BPIPI
akan
menjadi
lembaga
penyelenggaraan
pengembangan SDM Industri alas kaki, pengembangan design, dan pengembangan
pengetahuan.
Focus
pada
periode
ini
adalah
menempatkan BPIPI sebagar center of human development bagi industry alas kaki secara nasional. Langkah - langkah yang akan dilakukan dalam lima tahun kedepan yang ditikberatkan pada 3 pilar diantaranya : Training : Layanan pelatihan yang diselenggarakan oleh BPIPI akan menitikberatkan pada pencapaian kebutuhan alas kaki nasional melalui pelatihan operator maupun supervisor dan manajer, pelatihan untuk penumbuhan wira usaha baru. Materi pembelajaran mengarah pada pengembangan kreatifitas yang ditetapkan di produk alas kaki beserta prosesnya. Strategi domain untuk pelatihan periode 2015 - 2019 : 1. Pelatihan pada level operator, supervisor, dan manajer yang bekerja di industry alas kaki 2. Pelatihan wirausaha baru yang bergerak dibisnis yang terkait dengan produk alas kaki 3. Pelatihan untuk IKM yang bergerak di bisnis alas kaki yang tangguh dan berdaya saiang 4. Pelatihan
trainer/konsultan/
fasilitator
yang
bergerak
di
pengembangan bisnis alas kaki 5. Alumni pelatihan operator yang bersertifikat kompetensi
35 Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Design : BPIPI akan berperan sebagai konstributor desain alternative bagi buyer/pembeli alas kaki melalui kegiatan lomba, bank data desain las kaki. Fashion designer direkrut untuk menjadi bagian penting dalam proses menghasilkan desain alas kaki yang bersifat local tetapi mampu masauk pasar global Strategi domain untuk Desain periode 2015 - 2019 : 1. Menghasilkan desaian alas kaki yang telah memenuhi syarat teknis dan pasar 2. Menghasilkan desain pendukung produk alas kaki serta marketing tools syang dimanfaatkan industry alas kaki skala besar menengah dan kecil 3. Mengahsilkan desain proses bisnis yang terkait dengan industry alas kaki
nowledge : BPIPI akan berperan sebagai administrator pengelola pengetahuan
pasar,
kepentingan
kemajuan
pengembangan dan
usaha
perkembangan
alas alas
kaki kaki
dengan naisonal.
Pengembangan riset material dan desain yang mampu mendukung kreatifitas desain. Material yang unik dan memiliki daya saing global menjadi focus pengembangan pengetahuan di BPIPI. Strategi domain untuk Desain periode 2015 - 2019: 1. Menjadi administrator pengelolaan data industry alas kaki yang akan dipakai oleh pengguna dalam bentuk data produksi maupun konsumsi produk alas kaki 2. Lembaga penyedia data dalam bentuk hasil survey regular baik itu profil industry alas kaki domestic dari sisi penawaran maupun permintaan.
36 Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
C. Program dan Kegiatan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Dalam mencapai sasaran strategi tersebut Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia melaksanakan program kegiatan sebagai berikut : Sesuai dengan visi 2025, menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh di dunia. Beberapa program unggulan BPIPI: 1. Penciptaan & Pemenuhan SDM industri alas kaki yang kompeten 2. Peningkatan mutu produk alas kaki dalam negeri 3. Fasilitasi Kegiatan kreatif 4. Peningkatan kualitas pelayanan
Dengan uraian kegiatan BPIPI sebagai berikut : 1. Tercapainya pemenuhan kebutuhan penumbuhan wirausaha baru/ IKM dan pelatihan keterampilan pada level operator, eupervisor dan manajemen di industri alas kaki 2. Terwujudnya BPIPI sebagai kontributor alternatif desain alas kaki melaluu kegiatan kreatif desain dan inisiatif proyek bank data desain alas kaki nasional 3. Membangun sistem informasi layanan terintegrasi 4. Meningkatnya kualitas SDM BPIPI 5. Meningkatnya kualitas layanan organisasi 6. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pelaporan 7. Meningkatnya sistem tata kelola keuangan
Program tersebut kemudian di pecah menjadi beberapa program yang lebih detail sebagai indikator kinerja dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI). Dimana Indikator keluaran dari program tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Terpenuhinya output pelatihan berupa IKM yang bergerak di bisnis alas kaki yang tanggung dan berdaya saing
37 Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
2. Terpenuhinya output pelatihan berupa wirausaha yang bergerak di bisnis alas kaki 3. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja level operator 4. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja level supervisor dan manajer 5. Terpenuhinya kebutuhan trainer/konsultan/fasilitator di bisnis alas kaki 6. Tersertifikasinya alumni pelatihan level operator 7. Tersertifikasinya alumni pelatihan level supervisor 8. Menghasilkan desain alas kaki 9. Terbangunnya sistem informasi pelayanan terintegrasi intellegent Shoe Services (i-Shoes). 10. Terpeliharanya sistem mutu pelayanan organisasi 11. Meningkatnya jumlah pelanggan laboratorium uji 12. Terfasilitasinya operasional TUK dan LSP BPIPI 13. Memfasilitasi IKM dalam promosi dan branding 14. Memfasilitasi kegiatan kreatif 15. Pembuatan prototype alas kaki 16. Meningkatnya kepuasan pelanggan
38 Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis Bisnis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja Untuk mencaai sasaran strategis yang telah ditetapkan tahun 2015 – 2019, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) akan melakukan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Program dan kegiatan BPIPI 2015 - 2019 No 1
Kegiatan
Indikator Kinerja
2015
2016
Tahun 2017
2018
2019
Tercapainya pemenuhan kebutuhan 1000 (seribu) IKM yang penumbuhan wirausaha baru/ IKM dan pelatihan mendapatkan program 200 IKM 200 IKM 200 IKM 200 IKM 200 IKM keterampilan pada level operator, eupervisor dan pengembangan usaha manajemen di industri alas kaki 100 (seratus) alumni pelatihan 20 yang berkarir sebagai 20 Alumni 20 Alumni 20 Alumni 20 Alumni Alumni pengusaha 1000 (seribu) alumni tenaga kerja level operator (program 200 TK sinergi)
200 TK
200 TK
200 TK
200 TK
250 (dua ratus lima puluh) tenaga kerja level supervisor (program sinergi)
50 TK
50 TK
50 TK
50 TK
50 TK
25 (dua puluh lima) trainer/konsultan/fasilitator
25 TK
25 TK
25 TK
25 TK
25 TK
1000 (seribu) Operator 200 TK Tersertifikasi (program sinergi)
200 TK
200 TK
200 TK
200 TK
150 (seratus lima puluh) 30 30 Alumni 30 Alumni 30 Alumni 30 Alumni Alumni IKM Tersertifikasi Alumni 2
Terwujudnya BPIPI sebagai kontributor alternatif desain alas kaki melaluu kegiatan kreatif desain dan inisiatif proyek bank data desain alas kaki nasional
100 (seratus desain) bisa 20 Desain diproduksi 3 (tiga) kali pameran skala 3 nasional Kegiatan 1 Lomba Design Alas Kaki Kegiatan 500 (lima ratus) Pembuatan 100 prototype dan Publikasi Pasang design dalam format digital
20 20 Desain 20 Desain 20 Desain Desain 3 3 3 3 Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan 1 1 1 1 Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan 100 Pasang
100 Pasang
100 Pasang
39 Bab IV. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
100 Pasang
Rencana Strategis Bisnis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
No
Kegiatan
Indikator Kinerja
3 Membangun sistem informasi layanan terintegrasi 4
Meningkatnya kualitas SDM BPIPI
5
2015
Terbangunnya Sistem Informasi Pelayanan 10% Terintegrasi secara bertahap Progres selama 5 tahun SDM BPIPI yang tersertifikasi 90% profesin & akademis Terpeliharanya sertifikasi ISO 9001 dan Akreditasi ISO 17025
Meningkatnya kualitas layanan organisasi
6 Meningkatnya kualitas perencanaan dan pelaporan 7 Meningkatnya sistem tata kelola keuangan dan BMN
2 Dok
2016
Tahun 2017
2018
2019
10% Progres
10% Progres
10% Progres
10% Progres
90%
90%
90%
90%
2 Dok
2 Dok
2 Dok
2 Dok
1000 (seribu) Laporan Hasil Uji 200 LHU 200 LHU 200 LHU 200 LHU 200 LHU (satu) Unit TUK dan 1(satu) 1 TUK 1 1 TUK 1 TUK 1 1 TUK 1 1 TUK 1 unit LSP BPIPI LSP 1 LSP LSP LSP LSP Zero complain Grade B Grade B Grade B Grade B Grade B Kualitas perencanaan & 90% 90% 90% 90% 90% pelaporan Tingkat ketepatan waktu 95% 95% 95% 95% 95% pelaksanaan dan laporan Kualitas laporan keuangan dan 90% 90% 90% 90% 90% BMN
B. Kerangka Pendanaan Dalam rangka mencapai sasaran Strategis BPIPI tahun 2015 – 2019 maka dibutuhkan bagi program dan kegiatan sebagimana dijabarkan diatas. Dengan rencana pendanaan adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 kebutuhan Pendanaan BPIPI 2015 -2019 Sumber Dana RM PNBP Total Anggaran
2015 13,825,000,000 13,825,000,000
2016 13,404,998,000 95,002,000 13,500,000,000
Tahun 2017 18,780,000,000 120,000,000 18,900,000,000
2018 17,656,000,000 144,000,000 17,800,000,000
2019 16,832,000,000 168,000,000 17,000,000,000
40 Bab IV. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Perseptuan Indonesia
BAB V PENUTUP Rencana Strategis Balai Pengembangan Industri Persepatuan disusun untuk menjadi acuan bagi BPIPI dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara baik, serta menjadi pedoman dalam mengukur tingkat kemampuan BPIPI yang berorientasi pada hasil yang kemudian dijabarkan dalam program dan kegiatan 5 tahunan. Sesuai dengan menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh di dunia. BPIPI mempunyai program unggulan yaitu Penciptaan & Pemenuhan SDM industri alas kaki yang kompeten, Peningkatan mutu produk alas kaki dalam negeri, Fasilitasi Kegiatan kreatif,Peningkatan kualitas pelayanan. Visi tersebut dijabarkan dalam program kegiatan periode 2015 – 2019 yaitu : Tercapainya pemenuhan kebutuhan penumbuhan wirausaha baru/ IKM dan pelatihan keterampilan pada level operator, eupervisor dan manajemen di industri alas kaki,Terwujudnya BPIPI sebagai kontributor alternatif desain alas kaki melaluu kegiatan kreatif desain dan inisiatif proyek bank data desain alas kaki nasional, Membangun sistem informasi layanan terintegrasi, Meningkatnya kualitas SDM BPIPI, Meningkatnya kualitas layanan organisasi, Meningkatnya kualitas perencanaan dan pelaporan, Meningkatnya sistem tata kelola keuangan dan BMN. Sesuai dengan tujuan dan komitmen bersama seluruh sumber daya organisasi BPIPI yaitu dalam upaya mewujudkan visi organisasi sebagai service excelent locus bagi industri alas kaki di Indonesia yang profesional dan berdaya saing global tidak dapat dielakkan merupakan sebuah mimpi bersama yang harus terwujud. Seluruh sumber daya organisasi yang terlibat didalamnya dituntut untuk siap dalam kondisi apapun untuk memberikan yang terbaik bagi kelangsungan organisasi.
. 41 Bab V. Penutup
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Lampiran 1. Matriks Rencana Strategis 2015 – 2019 Tujuan No (1) 1
Uraian
Indikator Kinerja
(2) (3) Menjadi lembaga 1. IKM / Unit usaha yang memfasilitasi yang berhasil pengembangan bergerak di bisnis Industri Alas Kaki, alas kai (tangguh meningkatkan mutu dan berdaya produk alas kaki saing) melalui penerapan 2. IKM/ Unit usaha standard, inovasi bidang alas kaki desain, terwujudanya yang berhasil alas kaki sebagai ditumbuhkan dan produk unggulan dibina nasional dan SDM, 3. Tenaga kerja level dengan Fokus pada operator, menempatkan BPIPI supervisor dan sebagai center of manage yang human development berhasil bagi industri alas ditempatkan di kaki secara nasional. industri alas kaki 4. Konsultan/Fasilitat or/Trainer yang berhasil dididik untuk menjadi pendamping industri/IKM 5. Alumni pelatihan yang tersertifikasi
Lampiran
Sasaran Uraian (4) 1. Tercapainya pemenuhan kebutuhan penumbuhan wirausaha baru/ IKM dan pelatihan keterampilan pada level operator, eupervisor dan manajemen di industri alas kaki 2. Terwujudnya BPIPI sebagai kontributor alternatif desain alas kaki melaluu kegiatan kreatif desain dan inisiatif proyek bank data desain alas kaki nasional 3. Membangun sistem informasi layanan terintegrasi 4. Meningkatnya kualitas SDM BPIPI 5. Meningkatnya kualitas layanan organisasi 6. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pelaporan 7. Meningkatnya sistem tata kelola keuangan dan BMN
Indikator Kinerja
I T (6) 200 IKM
(5) 1. 1000 (seribu) IKM yang mendapatkan program pengembangan usaha 2. 100 (seratus) alumni 20 pelatihan yang berkarir Alumni sebagai pengusaha 200 TK 3. 1000 (seribu) alumni tenaga kerja level operator (program sinergi) 50 TK 4. 250 (dua ratus lima puluh) tenaga kerja level supervisor (program sinergi) 5. 25 (dua puluh lima) 5 TK trainer/konsultan/fasilit ator 200 TK 6. 1000 (seribu) Operator Tersertifikasi (program sinergi) 7. 150 (seratus lima 30 puluh) Alumni IKM Alumni Tersertifikasi 8. 100 (seratus desain) 20 bisa diproduksi Desain 9. Terbangunnya Sistem 10% Informasi Pelayanan Progres Terintegrasi secara bertahap selama 5 tahun 10. Terpeliharanya 2 Dok sertifikasi ISO 9001 dan Akreditasi ISO 17025 11. 1000 (seribu) 200 LHU Laporan Hasil Uji 12. 1 (satu) Unit TUK 1 TUK dan 1(satu) unit LSP 1 LSP BPIPI 13. 3 (tiga) kali pameran 3 Keg skala nasional 14. Lomba Design Alas 1 Keg Kaki 15. 500 (lima ratus) 100 Pembuatan prototype pasang dan Publikasi design
Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Tahun III
II R (7)
T (8) 200 IKM
20 Alumni
R (9)
T (10) 200 IKM
20 Alumni
IV R (11)
T (12) 200 IKM
V R (13)
T (14) 200 IKM
20 Alumni
20 Alumni
200 TK
200 TK
200 TK
200 TK
50 TK
50 TK
50 TK
50 TK
5 TK
5 TK
5 TK
5 TK
200 TK
200 TK
200 TK
200 TK
30 Alumni
30 Alumni
30 Alumni
30 Alumni
20 Desain 10% Progres
20 Desain 10% Progres
20 Desain 10% Progres
20 Desain 10% Progres
2 Dok
2 Dok
2 Dok
2 Dok
200 LHU
200 LHU
200 LHU
200 LHU
1 TUK 1 LSP
1 TUK 1 LSP
1 TUK 1 LSP
1 TUK 1 LSP
3 Keg
3 Keg
3 Keg
3 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
100 pasang
100 pasang
100 pasang
100 pasang
Program R (15)
(16) Sesuai dengan visi 2025, menjadikan Indonesia Negara Industri Tangguh di dunia. Beberapa program unggulan BPIPI: 1. Penciptaan & Pemenuhan SDM industri alas kaki yang kompeten 2. Peningkata n mutu produk alas kaki dalam negeri 3. Fasilitasi Kegiatan kreatif 4. Peningkata n kualitas pelayanan
Indikator Kinerja (17) 1. Terpenuhinya output pelatihan berupa IKM yang bergerak di bisnis alas kaki yang tanggung dan berdaya saing 2. Terpenuhinya output pelatihan berupa wirausaha yang bergerak di bisnis alas kaki 3. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja level operator 4. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja level supervisor dan manajer 5. Terpenuhinya kebutuhan trainer/konsultan/fasilitator di bisnis alas kaki 6. Tersertifikasinya alumni pelatihan level operator 7. Tersertifikasinya alumni pelatihan level supervisor 8. Menghasilkan desain alas kaki 9. Terbangunnya sistem informasi pelayanan terintegrasi intellegent Shoe Services (i-Shoes). 10. Terpeliharanya sistem mutu pelayanan organisasi 11. Meningkatnya jumlah pelanggan laboratorium uji 12. Terfasilitasinya operasional TUK dan LSP BPIPI 13. Memfasilitasi IKM dalam promosi dan branding 14. Memfasilitasi kegiatan kreatif 15. Pembuatan prototype alas kaki 16. Meningkatnya kepuasan pelanggan
Kegiatan
Indikator Kinerja
(18) Rincian Kegiatan: 1. Pelatihan Tematik bagi IKM alas kaki Nasional 2. Konsultasi & Monitoring usaha Alumni 3. Pelatihan (3 in 1) Industri Alas Kaki (Pelatihan – Sertifikasi – Penempatan). 4. Sertifikasi Alumni 5. Penyusunan Dokumen TOR persiapan perencaan program (intelegent Shoe Services) iShoes 6. Lomba Desain Alas Kaki 7. Peningkatan kapasitas SDM internal BPIPI 8. Pameran Dalam Negeri 9. ISO 9001-2008 dan ISO 170252005 10. Sosialisasi Layanan Laboratorium Uji 11. Optimalisasi pelayanan TUK dan LSP 12. Pembuatan pro prototype dan Publikasi design dalam format digital
(19) 1. Terpenuhinya output pelatihan berupa IKM yang bergerak di bisnis alas kaki yang tanggung dan berdaya saing 2. Terpenuhinya output pelatihan berupa wirausaha yang bergerak di bisnis alas kaki 3. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja level operator 4. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja level supervisor dan manajer 5. Terpenuhinya kebutuhan trainer/konsulta n/fasilitator di bisnis alas kaki 6. Tersertifikasiny a alumni pelatihan level operator 7. Tersertifikasiny a alumni pelatihan level supervisor 8. Menghasilkan desain alas kaki 9. Terbangunnya sistem informasi pelayanan terintegrasi intellegent Shoe Services (i-Shoes).
42
Ket (20)
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
16. 17.
18.
19.
20.
Lampiran
dalam format digital Zero complain SDM BPIPI yang tersertifikasi profesin & akademis Kualitas perencanaan & pelaporan Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan dan laporan Kualitas laporan keuangan dan BMN
B Grade 90%
B Grade 90%
B Grade 90%
B Grade 90%
B Grade 90%
90%
90%
90%
90%
90%
95%
95%
95%
95%
95%
90%
90%
90%
90%
90%
10. Terpeliharanya sistem mutu pelayanan organisasi 11. Meningkatnya jumlah pelanggan laboratorium uji 12. Terfasilitasiny a operasional TUK dan LSP BPIPI 13. Memfasilitasi IKM dalam promosi dan branding 14. Memfasilitasi kegiatan kreatif 15. Pembuatan prototype alas kaki 16. Meningkatnya kepuasan pelanggan
43
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Prencanaan Pembangunan Nasionla Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (renstra K/L) tahun 2015 – 2019 Rencana Strategis Kementrian Perindustrian 2015 – 2019 Rencana Strategis Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia 2010 2014
44 Tinjauan Pustaka