RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014 BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136 Tel. 024-8316315, 8314312 Fax. 024-8414811 Email.
[email protected] Website. http://www.bbtppi.bppi.depperin.go.id
SEMARANG – 2009
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memberikan landasan yang penting bagi orientasi baru yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran. Selanjutnya,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan instansi pemerintah. Dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk jasa pelayanan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), dapat menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi demikian diharapkan menjadi implementasi konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja. Dengan penerapan PK BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Seiring dengan itu, perlu sistem kendali
ketat
dalam
perencanaan
dan
penganggarannya,
serta
dalam
pertanggungjawabannya.
Misi
utama
memberikan
BBTPPI jasa
adalah
pelayanan
melakukan teknis
litbang/riset
khususnya
di
teknologi
bidang
dan
teknologi
pencegahan pencemaran industri dalam rangka mendukung pertumbuhan dan daya saing industri yang berwawasan lingkungan.
Litbang teknologi pencegahan pencemaran industri yang akan dilakukan difokuskan pada tahap “Pre Process” (berupa Manajemen Pemilihan Bahan Baku dan Bahan Penolong untuk Proses Produksi), “Inside Process” (meliputi i Kata Pengantar
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Good House Keeping, Chemical Management, Energy Management maupun Clean Production), “Outside Process” (meliputi Desain Pengolahan Limbah Cair, Padat, Udara/Gas dan B3), dan ”Post Process” (meliputi Pengembangan Teknologi Daur Ulang Recycle, Reuse, dan Recovery (3R) terhadap Limbah dari Proses Produksi) serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.
Berdasarkan kompetensi inti tersebut, BBTPPI memberikan Jasa Pelayanan Teknis (JPT) kepada industri berupa : (1) Penelitian dan Pengembangan, (2) Pelatihan Teknik, (3) Pengujian Bahan dan Produk, (4) Konsultasi Keteknikan, (5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, (6) Kalibrasi Peralatan dan Mesin, (7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001, dan Produk), (8) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI), (9) Penanganan Pencemaran, dan (10) Audit Energi.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BBTPPI bermaksud menjadi instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU di lingkungan Departemen Perindustrian
dengan
menyusun
dokumen
Rencana
Strategis
Bisnis
sebagaimana dipersyaratkan dalam pasal 4 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Rencana Strategis Bisnis ini merupakan rencana yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun terhitung tahun 2010 s.d. tahun 2014. Didalamnya digambarkan secara umum mengenai arah, program dan kegiatan BBTPPI kedepan, sehingga dapat diacu oleh program atau kegiatan yang lebih rinci dalam bentuk Rencana Bisnis dan Anggaran tahunan.
ii Kata Pengantar
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Selaku Kepala BBTPPI, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada segenap pihak yang telah terlibat dalam persiapan dokumen-dokumen tersebut. Saya juga, sangat menghargai partisipasi segenap elemen BBTPPI dan juga dukungan mereka dalam rencana perubahan organisasi ini.
Semarang, 30 September 2009 Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Ir. Tony T. H. Sinambela, MSE NIP. 19600406 198603 1 001
iii Kata Pengantar
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix BAB I.
BAB II.
BAB III.
BAB IV.
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A.
Latar Belakang ............................................................................ 1
B.
Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2
C.
Ruang Lingkup ............................................................................ 3
D.
Sistematika Penyusunan Renstra Bisnis .................................... 4
GAMBARAN UMUM ORGANISASI .................................................... 5 A.
Sejarah Singkat BBTPPI ............................................................. 6
B.
Visi................................................................................................ 7
C.
Misi............................................................................................... 8
D.
Tugas Pokok dan Fungsi................. .......................................... 8
E.
Nilai - Nilai ................................................................................... 9
KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN ........................................... 11 A.
Kondisi Kinerja Tahun 2005 – 2008 ........................................... 11
B.
Pengukuran Kinerja .................................................................... 57
ANALISIS LINGKUNGAN .................................................................. 59 A.
Analisis TOWS ........................................................................... 59
B.
Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik InternalEksternal .................................................................................... 73
BAB V.
C.
TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi ........................................ 77
D.
Strategi Terpilih ......................................................................... 80
RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN ...................................... 83 iv
Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB VI.
A.
Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI ........................................... 83
B.
Rencana Aksi dan Penganggarannya ....................................... 88
C.
Proyeksi Keuangan .................................................................. 100
PENUTUP ........................................................................................ 107
LAMPIRAN ....................................................................................................... 110
v Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan ......................................... 112 Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri ................... 119 Lampiran III. Klien Sertifikasi ........................................................................... 121 Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan Pencemaran ............................................................................... 124 Lampiran V. Matrik TOWS .............................................................................. 131
vi Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Jumlah / Volume Kegiatan JPT Tahun 2005 – 2009 ...................... 11
Tabel 2.
Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009 ............. 33
Tabel 3.
Realisasi Belanja BBTPPI Tahun 2005 s.d. 2009 Menurut Sumber Dana dan Jenis Belanja .................................................... 37
Tabel 4.
Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s.d. 2009 ........................ 39
Tabel 5.
Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 42
Tabel 6.
Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009) .................. 43
Tabel 7.
SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................................................... 45
Tabel 8.
Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai Tahun 2007-2009 ....................................................................................... 46
Tabel 9.
Kapasitas Ruangan dan Laboratorium ........................................... 49
Tabel 10.
Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s.d. 2009 .…..……... 56
Tabel 11.
Pengukuran Kinerja Tahun 2008 …...................……………………. 58
Tabel 12.
Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi ................ 74
Tabel 13.
Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi .............. 75
Tabel 14.
Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik Strategi ........................................................................................... 75
Tabel 15.
Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik Strategi ........................................................................................... 76
Tabel 16.
Pemilihan Strategi ……………………………………………............. 78
Tabel 17.
Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase …………......... 87
Tabel 18.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan, dan Aspek ...................................................................... 92
Tabel 19.
Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014 ............... 96
Tabel 20.
Proyeksi Belanja Tahun 2010 – 2014 .......................................... 100
Tabel 21.
Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014.................................... 101
Tabel 22.
Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 – 2014 ........................................ 102 vii
Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Tabel 23.
Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 – 2014 ........................... 103
Tabel 24.
Proyeksi Neraca Tahun 2010 – 2014 ........................................... 104
Tabel 25.
Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 – 2014 ............... 106
viii Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis .......................... 4
Gambar 2.
Matrik Internal dan Eksternal ........................................................ 76
ix Daftar Isi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan industri Indonesia pada era globalisasi ekonomi harus mampu menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Pesatnya perkembangan teknologi adalah salah satu perubahan lingkungan yang harus dihadapi dan menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi pembangunan industri dengan menitik-beratkan pada membangun daya saing sektor industri berkelanjutan di pasar domestik dan internasional.
Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri.
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) sebagai unit pelayanan teknis yang menangani teknologi pencegahan pencemaran industri, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional untuk menopang pembangunan industri yang berwawasan lingkungan di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka diharapkan akan berkembang industri yang berwawasan lingkungan sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional.
1 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri nasional yang berwawasan lingkungan, BBTPPI secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil, menengah dan besar. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan inti yang dapat meningkatkan peran BBTPPI dalam menunjang program pembangunan industri yang berwawasan lingkungan maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis yang diberikan.
B. Maksud dan Tujuan Rencana strategis secara umum dapat dipahami sebagai panduan mengenai apa yang menjadi cita-cita bersama dan merupakan hasil dari proses penyusunan rencana menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam suatu periode tertentu (5 tahun) dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal organisasi
serta
kebijakan
Departemen
Perindustrian
tentang
Pembangunan Industri Nasional. Dari proses perencanaan strategis tersebut akan dihasilkan Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan sasaran, strategi dan program pelaksanaannya.
Dengan demikian maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang hendak dituju BBTPPI dalam 5 tahun ke depan serta langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Rencana Strategis yang disusun secara formal akan menjadi panduan atau acuan mengenai arah
dan
fokus kegiatan,
serta langkah-langkah apa yang mesti
dilaksanakan. Selain itu masyarakat akan mampu menilai program-program yang dilakukan oleh BBTPPI secara transparan serta manfaatnya bagi pengembangan usaha.
2 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
C. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang menjadi dalam batasan dan landasan hukum penyusunan Renstra Bisnis BBTPPI ini adalah : 1.
Renstra ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2010 – 2014.
2.
Penyusunan Renstra mengacu kepada pedoman dan peraturanperaturan yang terdiri atas : a.
Peraturan Menteri keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan
Administratif
dalam
rangka
pengusulan
dan
penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan PK-BLU. b.
Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
c.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
d.
Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.
e.
Kebijakan
Pembangunan
Industri
Nasional
Departemen
Perindustrian Tahun 2006. f.
Keputusan
Menperind
No.
47/M-IND/PER/6/2006
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. f. 3.
Naskah-naskah lain yang relevan.
Renstra Bisnis adalah rencana menyeluruh yang bersifat umum sehingga isinya merupakan garis-garis besar rencana yang akan dijadikan acuan oleh Rencana Kinerja Tahunan yang lebih rinci.
4.
Renstra Bisnis mencakup : visi, misi, tujuan, sasaran, formulasi strategi, penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berikut indikatornya.
3 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
D. Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Penyusunan Rencana Strategis Bisnis 2010 – 2014 BBTPPI dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 1.
• RPJM RI • KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL • RENSTRA DEPPERIN • RENSTRA BPPI • TUPOKSI BBTPPI
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
• KONDISI SAAT INI • KONDISI YANG DIINGINKAN
ANALISIS SWOT STRATEGI
• KEBIJAKAN • PROGRAM • KEGIATAN • INDIKATOR
Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis
Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis BBTPPI Semarang adalah sebagai berikut :
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Gambaran Umum Organisasi
Bab III
: Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Bab IV
: Analisis Lingkungan
Bab V
: Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Bab VI
: Penutup
4 Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI BBTPPI berlokasi di pusat kota Semarang, dengan menempati tanah seluas 3.637 m2 , dengan tiga buah gedung berlantai tiga yang saling berhubungan satu sama lain, dengan total luas lantai 5.230 m2. Gedung tersebut berfungsi sebagai ruang laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, serta ruang kerja, ruang rapat dan aula serta fasilitas pendukung seperti perpustakaan, mushola, gudang, tempat parkir dan lain sebagainya.
Berdasarkan design dan lay-out yang ada, tampaknya gedung BBTPPI tidak diperuntukkan sejak awal sebagai laboratorium yang mendukung pengelolaan lingkungan hidup, baik berkaitan dengan pengawasan atau pemantauan kualitas lingkungan, penelitian di bidang lingkungan maupun pembuktian kasus pencemaran lingkungan hidup.
Hal ini sesuai dengan fakta yang ada bahwa
sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962 dengan nama “Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor” memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan penelitian kimia. Setelah melalui perjalanan panjang, pada tahun 2002 sebagai Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan atau disingkat Baristand Indag Semarang. Berdasarakan SK Menteri Perindustrian No.47/MIND/Per/ 6/2006 tanggal 26 Juni 2006 ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri.
Utilisasi ruang gedung BBTPPI dinilai sudah ‘fully occupied’, yang digunakan untuk berbagai keperluan, baik ruang kantor, ruang rapat dan pertemuan, maupun untuk laboratorium.
Dari segi kapasitas lahan, sudah tidak 5
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
memungkinkan lagi untuk dilakukan perluasan atau pembangunan bangunan baru pada tapak lahan yang ada saat ini, karena praktis tidak ada lahan kosong kecuali lahan parkir kendaraan, dan bangunan gedung langsung berbatasan dengan pemukiman penduduk. Adapun sejarah singkat perjalanan BBTPPI, sebagaimana diuraikan di bawah ini.
A. Sejarah singkat BBTPPI Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) telah menempuh perjalanan panjang, sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962 dengan nama ’Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor’ untuk Jawa Tengah
dan
Daerah
Istimewa
Yogjakarta.
Selanjutnya,
dalam
perkembangannya telah terjadi perubahan nama sebagai berikut:
1964 – 1971 Unit Pn. Pr. “Nupiksa Yasa” dengan nama Balai Penelitian Kimia.
1971 – 1975 Unit Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri dengan nama Balai Penelitian Kimia.
1975 – 1980 Unit Penelitian dan Pengembangan Industri dan Kerajinan Rakyat dengan nama Balai Penelitian Kimia.
1980 – 2002 Unit
Pelaksanan
Teknis
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Penelitian dan Pengembangan Industri’ atau disingkat ’Balai Industri Semarang’.
2002 – 2006 Unit
Pelayanan
Teknis
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan’ atau disingkat ’Baristand Indag Semarang’.
2006 – kini
Unit
Pelaksana
Teknis
Badan
Penelitian
Dan
Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Besar
6 Bab II. Gambaran Umum Organisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri’ atau BBTPPI.
B. Visi Visi BBTPPI merupakan gambaran masa depan BBTPPI yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, yaitu :
“Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri
untuk
mendukung
pembangunan
industri
yang
berkelanjutan berorientasi pada kualitas produk dan pelestarian lingkungan.”
Visi tersebut mengandung arti bahwa Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri akan menjadi institusi yang mampu menangani jasa kebutuhan industri secara professional yang didukung oleh litbang yang handal seiring dengan permintaan pasar yang terus berkembang. Semakin mandiri dan terkemuka berarti peran BBTPPI semakin berkembang dan mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pencegahan pencemaran industri tanpa ketergantungan kepada pihak lain sehingga akan menjadi rujukan bagi lembaga lain yang sejenis. Unggul di bidang teknologi pencegahan pencemaran industri merupakan kompetensi inti yang hendak dikuasai dan menjadi ciri keunggulan teknologi yang dimiliki BBTPPI.
Guna mencapai visi tersebut di atas, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri harus menjelaskan peranan serta kegiatan pokoknya yang dapat menunjang visinya dalam bentuk rumusan misi.
7 Bab II. Gambaran Umum Organisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
C. Misi Misi BBTPPI merupakan tugas atau peran yang diemban oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri sesuai Visi yang ditetapkan, meliputi : 1.
Melakukan
pengkajian,
riset,
pengembangan
dan
pendalaman
teknologi pencegahan pencemaran industri secara berkesinambungan untuk
mendukung
pembangunan
industri
yang
berwawasan
lingkungan. 2.
Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan akrab lingkungan melalui
penelitian
dan
pengembangan,
pelatihan,
pengujian,
konsultasi, standardisasi dan pengawasan mutu produk, kalibrasi, sertifikasi, rancang bangun dan perekayasaan industri, penanganan pencemaran, dan audit energi. 3.
Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan industri nasional.
D. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 47/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, tugas pokok BBTPPI adalah melaksanakan
kegiatan
standardisasi,
pengujian,
penelitian, sertifikasi,
pengembangan, kalibrasi,
dan
kerjasama,
pengembangan
kompetensi dalam teknologi pencegahan pencemaran industri sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, BBTPPI menyelenggarakan fungsi :
8 Bab II. Gambaran Umum Organisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
a.
pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan pencegahan pencemaran industri;
b.
pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses, alih teknologi dan konsultansi untuk membantu pengembangan industri guna meminimalisasi dan mencegah terjadi pencemaran akibat aktivitas industri;
c.
pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah industri serta sertifikasi dan kalibrasi;
d.
pelaksanaan
pemasaran,
kerjasama,
pengembangan
dan
pemanfaatan teknologi informasi; dan e.
pelaksanaan
pelayanan
administrasi
kepada
semua
unsur
di
lingkungan BBTPPI, serta penyusunan laporan dan evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. BBTPPI dalam melaksanakan tupoksinya maupun melakukan bisnis selalu berpedoman pada visi dan misi yang menentukan arah, tujuan, dan sasaran pengembangan institusi dan peningkatan kompetensi dimasa mendatang. Oleh karena itu BBTPPI harus mempunyai visi dan misi yang jelas.
E. Nilai-nilai Dalam usaha mencapai Visi dan Misi, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran
Industri
perlu
mengembangkan
nilai-nilai
yang
harus
ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar pelaksanaan tugas berjalan secara optimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun nilai-nilai dimaksud adalah :
1.
Pelayanan Prima Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan harus selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya (internal dan eksternal) 9
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
sesuai standar mutu layanan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2.
Inovatif Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek teknologi maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.
3.
Kerjasama Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara para pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau masalah secara bersama dengan melakukan koordinasi dan sinkronisasi serta komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau tidak jelas siapa mengerjakan apa. Secara eksternal kerjasamapun harus dibangun dengan seluruh stakeholder (pemerintah, industri, lembaga sejenis, perguruan tinggi, LSM dll).
4.
Integritas Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5.
Kepemilikan Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki BBTPPI sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima tanggung jawab personal untuk pencapaian kepuasan pelanggan dan sasaran Balai.
10 Bab II. Gambaran Umum Organisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 – 2009 1.
Aspek Layanan BBTPPI memiliki beberapa jasa pelayanan teknis (JPT) yang terdiri dari : Kerjasama Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Pelatihan Teknik Operasional (SDM Industri), Pengujian Bahan dan Produk, Konsultasi Keteknikan, Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, Kalibrasi Peralatan Mesin dan Laboratorium, Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk), Rancang
Bangun
Perekayasaan
Industri
(RBPI),
Penanganan
Pencemaran, dan JPT lainnya (Audit Energi). Jumlah atau volume kegiatan JPT tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah/Volume Kegiatan JPT 2005-2009 Jenis Layanan 1. Penelitian dan Pengembangan 2. Pelatihan Teknik Operasional 3. Pengujian Bahan dan Produk 4. Konsultasi Keteknikan
Satuan Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase
Contoh
Orang
Contoh
Perusahaan
2005 1300 1.378 106,00% 5 6 120,00% 600 694 115,67% 6 7 116,67%
2006 650 638 98,15% 5 5 100,00% 600 582 97,00% 12 14 116,67%
Tahun 2007 1600 1.605 100,31% 5 2 40,00% 600 470 78,33% 20 18 90,00%
2008 1700 2.234 131,41% 5 2 40,00% 600 664 110,67% 15 16 106,67%
2009 *) 1800 1.661 92,28% 8 9 112,50% 600 508 84,67% 30 32 106,67%
5. Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk :
11 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jenis Layanan 5.1. Standardisasi
5.2. Pengawasan Mutu Produk 6. Kalibrasi Peralatan dan Mesin 7. Sertifikasi : 7.1. Produk
7.2. ISO 9001
7.3. ISO 14001
8. Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI) 9. Penanganan Pencemaran
10. Audit Energi
Satuan Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase
RSNI
Contoh
Alat
Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
Paket
Contoh
Kegiatan
2005 4 4 100,00% 60 102 170,00% 0 0 0,00%
2006 6 6 100,00% 60 66 110,00% 20 20 100,00%
Tahun 2007 6 6 100,00% 80 78 97,50% 30 40 133,33%
2008 4 4 100,00% 80 89 111,25% 40 50 125,00%
2009 *) 6 6 100,00% 90 44 48,89% 60 70 116,67%
1 1 100,00% 20 23 115,00% 0 0 0,00% 0 0 0,00% 700 745 106,43% 0 0 0,00%
5 5 100,00% 25 25 100,00% 1 1 100,00% 1 1 100,00% 1500 1.671 111,40% 0 0 0,00%
10 13 130,00% 30 37 123,33% 1 1 100,00% 1 1 100,00% 1600 665 41,56% 0 0 0,00%
20 24 120,00% 40 44 110,00% 2 2 100,00% 1 1 100,00% 1600 1.756 109,75% 0 0 0,00%
25 31 124,00% 45 46 102,22% 2 2 100,00% 1 1 100,00% 1700 1.787 105,12% 0 1 100,00%
Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
Pengembangan jasa layanan teknis tersebut dilakukan secara bertahap, mengikuti perkembangan dan kebutuhan dari industri terkait pelestarian lingkungan. Pengujian bahan dan produk merupakan jasa layanan yang telah dikembangkan sejak awal berdirinya lembaga ini, dan kemampuan pengujian ini terus dikembangkan sampai saat ini, sehingga menjadi laboratorium terakreditasi untuk pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib maupun pengujian pencemaran industri guna memenuhi persyaratan untuk permohonan sertifikasi produk, pembinaan dan pengawasan pencemaran industri, import,dan sebagainya. Untuk layanan pengujian ini sudah ada pelanggan yang 12 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
tetap dan terus meningkat jumlahnya, seperti terlihat pada Tabel diatas. Selain melakukan pengujian, Balai juga melakukan penelitian dan pengembangan yang memfokuskan kepada teknologi pencegahan pencemaran industri, yang kegiatannya secara lebih intensif dilakukan sejak awal tahun 2006, bersamaan dengan ditetapkannya menjadi Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. Berbagai penelitian telah dilakukan mencakup: pengembangan proses produksi, efisiensi, dan kualitas produk; penelitian untuk mengatasi masalah teknologi produk dan proses yang dialami oleh industri; pembuatan prototipe dan perekayasaan peralatan dan permesinan pencegahan pencemaran industri; pengembangan produk baru yang dilakukan dengan menggunakan anggaran APBN maupun kerjasama penelitian dengan lembaga litbang sejenis baik di dalam maupun di luar negeri. Pengalaman melakukan penelitian ini selanjutnya digunakan untuk mengembangkan kemampuan untuk memberikan jasa layanan untuk pelatihan, konsultasi dan rancang bangun dan perekayasaan, yang terus berkembang seperti terlihat pada Tabel 1 diatas, namun untuk jasa tersebut, karena terbatasnya kemampuan yang ada jumlah pelanggan yang dapat dilayani terbatas. Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi baru dikembangkan sejak tahun 2006, yang pada awalnya layanan tesebut belum berkembang dengan baik, namun sejalan dengan adanya kebijakan yang terkait dengan SNI wajib, pelestarian lingkungan dan sebagainya, layanan tersebut secara bertahap semakin berkembang dan jumlah pelanggannya meningkat. Untuk menjaga mutu layanan yang prima, sejauh memungkinkan, layanan tersebut diakreditasi oleh Instansi yang berwenang. Lebih rinci layanan jasa yang dapat diberikan serta ruang lingkupnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
13 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
1)
Penelitian dan Pengembangan BBTPPI merupakan lembaga litbang yang berperan aktif dalam mendukung program pemerintah untuk pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri. Untuk melaksanakan tugas ini, BBTPPI memberikan layanan kepada masyarakat industri dalam bentuk pendekatan pengembangan teknologi yang inovatif berupa
pengembangan
proses
produksi,
efisiensi
proses
produksi, kualitas produk, pengembangan produk dan formulasi, standardisasi (proses dan produk), pengembangan bahan baku dan penolong, yang dilengkapi dengan kajian tekno ekonomi, dan riset pasar. Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan periode s.d. 2009 sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran I. Berbagai hasil litbang tersebut mampu meningkatkan kompetensi Balai
dalam
penanganan
pencemaran
industri,
sehingga
berpotensi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat industri dalam bentuk kerjasama litbang. Hasil dari penelitian ini dapat menambah ruang lingkup layanan pengujian, pelatihan, konsultansi, dan jasa lainnya. Dengan demikian dapat menambah keragaman dari jenis pelayanan yang diberikan. Perkembangan kegiatan Litbang dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah :
14 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jasa Litbang
Jumlah contoh
2500 2000 1500
Target
1000
Realis asi
500 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005 - s e p t 2009
Kerjasama litbang yang dimaksudkan dalam Tabel 1 diatas adalah
kontrak kerjasama
yang
murni dilakukan dengan
perusahaan swasta. Kerjasama litbang ini belum dioptimalkan sebagai jasa layanan BBTPPI, disebabkan komunikasi dan informasi terkait dengan kemampuan teknis dan teknologi antara Balai dan pelanggan masih belum efektif. Ketidakmaksimalan capaian litbang ini juga disebabkan antara lain kurangnya minat calon investor melakukan kerjasama litbang. Permasalahan ini timbul karena struktur industri di Indonesia yang didominasi oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang memiliki dana terbatas sedangkan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan litbang cukup besar. Di sisi lain untuk Industri besar pada umumnya telah memiliki divisi litbang tersendiri. Untuk mengatasi hal ini, pihak litbang akan
melakukan
pendekatan yang efektif terhadap pelanggan atau investor sebagai upaya untuk meyakinkan kemampuan litbang BBTPPI. Upaya yang akan dilakukan antara lain berupa membangun forum komunikasi, melaksanakan Forum Group Discussion (FGD), komersialisasi, serta diseminasi. Di samping itu BBTPPI juga perlu lebih menjalin jejaring (networking) dengan pihak industri sebagai pengguna untuk menggali informasi mengenai spesifikasi kebutuhan hasil litbang 15 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
oleh dunia industri, khususnya industri kecil dan menengah. Data dan informasi yang diperoleh langsung dari industri tersebut menjadi dasar perencanaan litbang. Selain
itu,
diperlukan
Development
(RBD)
(spesialisasi
penelitian),
pendekatan dengan sarana
Research
Business
memanfaaatkan
keahlian
prasarana,
jaringan
dan
informasi dalam rangka meningkatkan kerjasama litbang dan sejauh memungkinkan dapat ditunjang dengan pendirian pilot project dan riset pasar. Pendekatan RBD juga bisa dilakukan dalam rangka pemanfaatan peralatan litbang, untuk pembinaan inkubator sebagai tahap awal untuk berkembangnya sebuah industri. Untuk menunjang seluruh kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu layanan sedang dibentuk pranata litbang BBTPPI dan direncanakan akan diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) pada tahun 2010. 2)
Pelatihan Teknik Operasional Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM industri bertujuan meningkatkan kemampuan SDM industri dalam penguasaan keterampilan
(skill)
yang
menunjang
dalam
pekerjaannya
masing-masing. Jasa pelatihan teknis terdiri atas pelayanan pelatihan di bidang pengujian, sistem manajemen mutu, teknologi pangan dan non pangan. Untuk dapat melaksanakan jasa pelatihan teknis tersebut, maka pelatihan teknis dikelompokkan dalam
pelatihan
reguler
dan
non-reguler.
Perkembangan
kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah :
16 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jasa Pelatihan Teknik Operasional
Jumlah trainee
10 8 6
Target
4
Realisasi
2 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005 - Sept 2009
Pelatihan reguler meliputi pelatihan teknis laboratorium dan sistem manajemen mutu. Pelatihan reguler dilaksanakan setiap tahunnya sesuai dengan program pelatihan yang telah disusun, diantaranya
Pelatihan dibidang penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Sistem Manajemen
Laboratorium
ISO/IEC
17025,
Cleaner
produksi
industri
Production Technology;
Pelatihan
dibidang
teknologi
proses
makanan, minuman dan pakan ternak;
Pelatihan teknologi proses pengolahan limbah;
Pelatihan operator IPAL;
Pelatihan analis laboratorium;
Pelatihan lain untuk teknisi maupun tingkat manajer dibidang Quality Control, proseccing, finishing end produk berbagai komoditi; dan
Pelatihan Kalibrasi Suhu dan Massa.
Permintaan
pelatihan
sistem
manajemen
mutu
semakin
meningkat setiap tahunnya karena kesadaran dari industri untuk meningkatkan mutu produknya dan adanya penerapan SNI wajib
17 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
dengan
salah
satu
persyaratannya
harus
memiliki
dan
menerapkan dokumen sistem mutu. Pelatihan non-reguler dilaksanakan berdasarkan permintaan konsumen, baik perorangan, perusahaan swasta maupun dari instansi pemerintah. Pelatihan ini dapat dilaksanakan di BBTPPI atau
dengan
perusahaan
pengiriman
swasta
atau
tenaga instansi
pengajar/instruktur pemerintah
di
ke
daerah.
Frekuensi permintaan pelatihan non-reguler setiap tahunnya bervariasi, baik jumlah maupun jenis pelatihannya. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan pengiriman tenaga pengajar/instruktur ke instansi pemerintah di daerah umumnya merupakan permintaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi serta Dinas teknis terkait lainnya tingkat propinsi maupun kota/kabupaten. Dengan kegiatan tersebut diharapkan adanya peningkatan kemampuan usaha kecil menengah untuk mengembangkan usahanya dan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di daerahnya. Jumlah
SDM
terlatih
sebagai
peserta
pelatihan
yang
dilaksanakan di BBTPPI setiap tahunnya meningkat, seperti terlihat pada Tabel 1. Kenaikan jumlah peserta pelatihan dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan pelatihan di masa mendatang dengan peningkatan frekuensi pelatihan pada tahun 2010-2014.
3)
Pengujian Bahan dan Produk Keberhasilan BBTPPI dalam membangun layanan pengujian yang lengkap dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap pentingnya mutu layanan. Sistem manajemen yang diterapkan di Balai menjadi perhatian utama, sehingga pada tahun 2003 Balai mulai mempersiapkan diri untuk dapat diakreditasi. Pada tahun
18 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2004 sistem manajemen mutu laboratorium pengujian telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pada saat ini BBTPPI mampu memberikan layanan pengujian limbah dan lingkungan serta aneka komoditi. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV. Ruang lingkup akreditasi meliputi produk makanan, minuman, pupuk, air, limbah, dan lingkungan. Laboratorium BBTPPI dapat memberikan layanan pengujian untuk SNI wajib pangan yaitu komoditas Air minum dalam kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai bahan makanan, gula kristal rafinasi, garam konsumsi beryodium, dan beberapa jenis pupuk. Contoh produk yang diuji ke BBTPPI dari tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun dengan pencapaian realisasi melebihi 100% dari yang ditargetkan. Hal ini didorong berkembangnya industri pangan yang membutuhkan jasa layanan pengujian, persyaratan baku mutu lingkungan oleh KMLH (BOD, COD, emisi, dll), berkembangnya lembaga-lembaga sertifikasi (sertifikasi produk / ISO 14000 / ISO 9000) yang membutuhkan jasa pengujian, dan sub kontrak pekerjaan pengujian dari laboratorium lain yang belum memiliki fasilitas yang cukup. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Pengujian bahan dan produk dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah :
19 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jumlah Contoh
Jasa Pengujian Bahan dan Produk 800 600 Target
400
Realisasi
200 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005-Sept 2009
Upaya memberikan pelayanan prima untuk mencapai kepuasan pelanggan jasa pengujian BBTPPI terus dilakukan secara berkesinambungan guna mempercepat waktu penyelesaian pengujian dan mempertahankan akurasi hasil uji. Dalam rangka mempertahankan
dan
meningkatkan
tingkat
akurasi
hasil
pengujian, diantaranya dilakukan dengan cara memperbaharui peralatan
pengujian,
memutakhirkan
metode
uji
dan
meningkatkan kompetensi personil. Kendala yang dihadapi dalam pelayanan jasa pengujian saat ini adalah belum diterapkannya sistem teknologi informasi secara optimal sehingga masalah waktu pelayanan dan penyelesaian pengujian belum teratasi dengan baik. Untuk memperoleh informasi yang benar tentang jasa layanan BBTPPI, riset pasar yang dilakukan belum efektif sehingga harus dilakukan survey kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan layanan pengujian yang dapat diberikan dan survey kepuasan pelanggan untuk memelihara tingkat kepuasan pelanggan tetap yang dilakukan secara berkala. Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan mengembangkan
kompetensinya
dalam
hal
peningkatan
kemampuan pengujian yang akurat dan teliti dengan batas deteksi
yang
rendah
sesuai
kebutuhan
pelanggan
atau 20
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
spesifikasi/ regulasi yang dipersyaratkan dan mengembangkan sistem
pejadwalan
pekerjaan
guna
menjaga
kepuasan
pelanggan.
4)
Konsultasi Keteknikan Layanan
jasa
konsultansi
bersifat
komprehensif
dan
membutuhkan waktu yang relatif panjang. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lain dengan membuat MoU yang diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan konsultansi yang telah disepakati bersama seperti : -
Mempersiapkan
Dokumentasi
Sistem
Manajemen
Perusahaan sesuai persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan/atau Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2004), -
Persiapan
Akreditasi
Laboratorium
Pengujian/Kalibrasi
sesuai persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai ISO/IEC 17025:2005, -
Memberikan
konsultasi
teknis
penerapan
Cleaner
Production Technology, -
Perbaikan teknologi proses produksi industri makanan, minuman dan pakan ternak,
-
Perbaikan teknologi proses pengolahan limbah industri, dan
-
Pengoperasian Instalasi Pengolah Air Limbah Industri (IPAL) termasuk commisioning dan trial.
Kemampuan dalam pelayanan konsultansi dimulai dengan kepercayaan pelanggan yang ditunjukkan dengan bukti akreditasi laboratorium pengujian dan kalibrasi BBTPPI oleh KAN. Diharapkan
jasa
pelayanan
konsultansi
BBTPPI
dapat
ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang cukup baik, yaitu dengan adanya :
21 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
-
Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang jumlahnya
cukup
banyak.
Perusahaan
tersebut
membutuhkan dokumen pendukung (ISO 9001:2008) untuk dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk. -
Adanya layanan konsultansi baru yang dapat dijual yaitu Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001) dan Audit Energi.
-
Meningkatnya kesadaran mutu dan lingkungan bagi industri untuk masuk ke pasar global.
Saat ini BBTPPI memiliki beberapa tenaga ahli konsultan yang melaksanakan pekerjaan konsultansi, namun fungsi tenaga ahli ini juga merangkap fungsi yang lain. Untuk mengantisipasi hal ini diperlukan upaya penambahan personil dan jasa layanan baru serta
peningkatan
kompetensi
konsultan
BBTPPI
melalui
pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini juga diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan informasi serta persaingan yang cukup ketat diantara konsultan-konsultan sejenis baik dalam maupun luar negeri. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Konsultansi dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
Jasa Konsultasi Keteknikan
Jumlah perusahaan
40 30
Target
20
Realisasi
10 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005-Sept 2009
22 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
5)
Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk Standardisasi
adalah
proses
merumuskan,
menetapkan,
menerapkan, dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak. Standardisasi merupakan
salah
satu
faktor
penting
dalam
menunjang
pembangunan, yang menyangkut jaminan mutu produk dan jasa dalam kegiatan perdagangan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap pengguna produk dan jasa. Dalam rangka menjaga agar SNI selalu bermanfaat bagi masyarakat maka SNI perlu terus dikembangkan dan dikaji ulang sedikitnya sekali dalam lima tahun. Kaji ulang SNI harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
pemakai
dan
perkembangan
kemajuan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengkajian ulang SNI dilakukan oleh panitia teknis (pantek) atau instansi teknis sesuai dengan bidangnya melalui konsensus pihak terkait. Sebagai instansi teknis yang berkompeten dalam perumusan SNI,
BBTPPI
selalu
ditunjuk
sebagai
konseptor
dalam
penyusunan / revisi SNI di bidang lingkungan dan industri produk kayu terutama furniture. Di samping itu BBTPPI juga dilibatkan dalam kegiatan standardisasi internasional, di antaranya ikut serta dalam kegiatan penyusunan standar di dalam negeri, sedangkan keterlibatan pembahasan standar di luar negeri belum pernah dilakukan karena keterbatasan dana. Dengan
semakin
berkembangnya
kesadaran
industri
dan
masyarakat terhadap tuntutan mutu dan pelestarian lingkungan maka kebutuhan untuk penyusunan/revisi standar semakin meningkat. Realisasi SNI yang disusun oleh BBTPPI dari tahun 2005-2009 terlihat meningkat dan memenuhi target yang telah ditentukan. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk
23 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
Dalam hal penyusunan standar yang dilakukan, beberapa kendala yang dihadapi antara lain: penyusunan standar SNI dilakukan atas dasar permintaan dari Pantek RSNI Departemen Perindustrian, Pantek RSNI Kementrian Negara Lingkungan Hidup, kurangnya referensi standar internasional (seperti standar nasional negara lain, asosiasi, dan ISO yang terbaru), cepat berkembangnya metode uji sehingga untuk menerapkan SNI perlu adanya validasi metode uji, serta jadwal penyusunan standar dalam waktu yang bersamaan. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
Pengawasan Mutu Produk dilakukan oleh BBTPPI dalam kaitan pengujian sampel dalam rangka pengawasan mutu produk yang dilakukan oleh instansi teknis yang berwenang. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Sedangkan daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV.
24 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jas a Standar d is as i
Jumlah RSNI
8 6 Target
4
Realis as i 2 0 1
2
3
4
5
Tah un 2005- Se pt 2009
Jumlah contoh
Pengawasan mutu produk 150 100
Target Realisasi
50 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005 - Sept 2009
6)
Kalibrasi Peralatan dan Mesin BBTPPI selain memiliki laboratorium pengujian juga memiliki laboratorium kalibrasi yang diakreditasi pada tahun 2006 oleh KAN. Laboratorium Kalibrasi melakukan kalibrasi suhu dan massa sesuai ruang lingkup yang terakreditasi oleh KAN. Kalibrasi massa dilakukan terhadap anak timbang dan neraca, dan kalibrasi suhu terhadap oven, tanur, thermometer dan sejenisnya. Untuk
mempertahankan
status
akreditasi
yang
diperoleh,
laboratorium kalibrasi selalu memelihara penerapan sistem manajemen mutu yang akurat antara lain mengikuti program interkomparasi antar laboratorium kalibrasi yang terakreditasi oleh KAN, melakukan uji kompetensi antar personel dan melakukan rekalibrasi peralatan standar ketingkat ketelitian yang lebih tinggi (LIPI). Realisasi jumlah peralatan yang dikalibrasi tahun 2006-2009 sudah memenuhi target yang telah ditetapkan, baik kalibrasi internal (peralatan laboratorium pengujian BBTPPI) maupun eksternal. Bila diamati penerimaan kalibrasi untuk periode tahun 25 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2005–September 2009 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring dengan semakin banyaknya jumlah pelanggan dan jumlah alat yang akan dikalibrasi sebagaimana terlihat pada Grafik di bawah. Hal ini disebabkan semakin tingginya kebutuhan industri untuk mengkalibrasi peralatan ukur dan ujinya.
Jum lah alat yang di kalibrasi
Jasa Kalibrasi 80 60 40 20 0
Target Realisasi
1
2
3
4
5
Tahun 2005-Sept 2009
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya personil (SDM), ruangan,
dan
pelayanan
jumlah/jenis
kepada
peralatan
pelanggan,
standar.
penyelesaian
Dalam
hal
pekerjaan
diupayakan tepat waktu berdasarkan kesepakatan dengan pelanggan tergantung jumlah dan jenis alat yang dikalibrasi maksimal 10 hari kerja sampai terbitnya sertifikat kalibrasi. Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan meningkatkan kualitas layanan, serta waktu dan harga yang kompetitif jika dibandingkan dengan pesaing lain. 7)
Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk) Sejalan
dengan
kebutuhan
industri
dan
kebijakan
yang
dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan pemberlakuan SNI secara wajib, pengawasan barang beredar dan sebagainya,
26 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
secara bertahap BBTPPI mengembangkan Lembaga Sertifikasi dengan lingkup layanan sebagai berikut:
LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) BBTPPI diakreditasi KAN sejak tahun 2004 yang melayani industri untuk mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI) dengan lingkup : makanan dan minuman, dan pupuk. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III.
BISQA (BIS Quality Assurance) diakreditasi KAN sejak tahun 1999 yang melayani industri untuk mendapatkan Sertikat ISO 9001:2008 (Quality Management System) dengan
lingkup
:
makanan,
minuman,
tembakau,
konstruksi, dan TPT. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III.
BRISEMA (BRIS Environment Management Assurance) sudah diakreditasi KAN tahun 2006 yang melayani industri untuk
mendapatkan
Sertifikat
ISO
14001:2004
(Environmental Management System) dengan lingkup : makanan,
dan
minuman.
Daftar
klien
pengujian
sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III. Realisasi pelayanan jasa teknis sertifikasi dari tahun 2005 sampai dengan September 2009 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan dapat memenuhi target seperti pada Tabel 1. Ruang lingkup sertifikasi SPPT-SNI yang telah diakreditasi oleh KAN telah meliputi 16 komoditi makanan & minuman dan pupuk, termasuk
di
dalamnya
beberapa
komoditi
yang
telah
diberlakukan wajib SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan, Tepung Terigu sebagai bahan makanan, gula rafinasi, dan garam konsumsi beryodium. Untuk mengantisipasi pemberlakuan SNI wajib bagi komoditi lainnya, maka LS-Pro BBTPPI perlu mempersiapkan diri untuk memperluas ruang lingkup komoditi 27 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
yang diakreditasi oleh KAN. Persiapan ini meliputi perbaikan sistem manajemen mutu internal lembaga LS-Pro BBTPPI, peningkatan jumlah & kompetensi auditor, serta peningkatan sarana & prasarana. Selain itu diperlukan peningkatan efisiensi melalui layanan one stop services (layanan satu atap) sebagai langkah
antisipasi
untuk
menghadapi
persaingan
dengan
lembaga sertifikasi asing yang telah memiliki reputasi dan jaringan di dunia international, terutama dalam hal perolehan klien sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 dan sertifikasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Jasa pelayanan teknis untuk masing-masing sertifikasi dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
Jumlah Industri
Se r t ifik as i M ut u Pr oduk (SNI) 40 30
Target
20
Realisasi
10 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005 - Se pt 2009
Jasa Ser ifikasi ISO 14001
50 40 30 20 10 0
Target Realisasi
1
2
3
4
5
Tahun 2005-Sept 2009
8)
Jum l ah Indust ri
Jumlah Industri
Jasa Sertifikasi ISO 9001 2,5 2
Target
1,5 1
Realisasi
0,5 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005 - Sept 2009
Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI) Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang cukup memadai untuk membantu industri kecil dan menengah. Pelayanan JPT RBPI dapat berupa gambar desain peralatan, pembuatan peralatan industri, pengawasan pembuatan dan uji 28
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
coba peralatan. Peralatan tersebut diantaranya Unit Pengolah Limbah Cair, Wet Scrubber Ash Collector, Unit Pengolah Gas Buang NH3, Unit Biogas IPAL industri tahu. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran II. Jasa pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak dengan berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga memberikan jasa sejenis dengan harga yang kompetitif. Selain itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat beberapa kelemahan diantaranya makin berkurangnya tenaga teknis yang secara langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif karena tingginya overhead cost. Namun demikian jasa pelayanan teknis RBPI
BBTPPI
mempunyai
keunggulan
diantaranya
kemampuan SDM dalam rancangan alat/mesin yang terus berkembang, lokasi yang strategis, sudah dikenal hampir di seluruh
Indonesia
serta
adanya
pendampingan
pelatihan
sehingga peralatan tersebut bisa berjalan/beroperasi. Dengan berkembangnya industri di daerah dan program pemerintah pusat dan daerah yang memprioritaskan ke industri berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan daya saing merupakan peluang BBTPPI untuk melakukan kerjasama/bermitra yang sinergis dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun bersama industri prioritas dan kompetensi inti daerah sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk RBPI dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah.
29 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jumlah Industri
Jas a RBPI 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Target Realis asi
1
2
3
4
5
Tahun 2005 - Se pt 2009
9)
Penanganan Pencemaran Realisasi jasa layanan penanganan pencemaran pada tahun 2005 sampai dengan September 2009 sebagian besar memenuhi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2007, terjadi penurunan pada jumlah contoh yang dianalisa (lihat grafik dibawah), namun dilihat dari biaya yang didapat telah melebihi target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penanganan pencemaran
pada
tahun
bersangkutan
sebagian
besar
didasarkan pada pelayanan “knowledge base”. Sementara untuk jasa layanan penanganan pencemaran ini telah muncul berbagai kendala. Adapun kendala yang dihadapi dalam penanganan pencemaran lingkungan (UKL/UPL) yaitu dari segi pendekatan dan biaya yang tidak dapat bersaing dengan instansi lain (seperti Dinas), selain itu pabrik/perusahaan juga akan lebih intensif/aktif melakukan konsultansi UKL/UPL apabila ada himbauan dari pemerintah. Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan (2008), pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang diberikan masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik. Umumnya ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan pelayanan yang diberikan adalah pada kecepatan pelayanan 30 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
pengujian. Daftar klien penanganan pencemaran sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran V. Adapun Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk penanganan pencemaran dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah: Jasa Pe nanganan Pe ncem aran
Jumlah contoh
2000 1500 Target
1000
Realisasi 500 0 1
2
3
4
5
Tahun 2005 - Sept 2009
10) JPT lainnya : Audit Energi Jasa layanan lainnya seperti Audit Energi mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang karena sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran industri dalam pengelolaan energi dalam rangka konservasi energi dan Clean Development Mechanism (CDM), sedangkan yang menjadi kendala adalah belum dikenalnya
BBTPPI
sebagai lembaga
yang
dapat
melakukan audit energi di dunia usaha, sehingga memerlukan promosi yang lebih aktif.
Sementara ini ditinjau dari aspek layanan, kinerja Balai pada tahun 2009 (sampai dengan 30 September) dalam memberikan layanan kepada
masyarakat
industri
berjalan
dengan
baik.
Realisasi
pencapaian target sangat bervariasi, masih ada yang kosong, tetapi ada juga sudah mendekati targetnya. Pendapatan PNBP yang tidak proporsional tersebut merupakan kelemahan yang harus segera
31 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
diatasi agar perencanaan lebih baik dan semua jenis layanan dapat berkembang secara seimbang. Jasa layanan Penelitian dan pengembangan sampai dengan 30 September 2009 belum terealisasi layanannya, akan tetapi sudah terjadi
pembicaraan
tahap
negosiasi
dan
pengajuan
proposal
kerjasama litbang kepada 2 perusahaan. Realisasi dari jasa layanan pelatihan teknik operasional untuk tahun 2009 (per 30 September 2009) mencapai 68 % atau sebanyak 34 orang SDM industri dari target 50 SDM industri. Pengujian bahan dan produk sampai dengan tanggal 30 September 2009 baru mencapai 2.339 contoh (97,87 %) dari target penerimaan 2.390 contoh. Kalibrasi peralatan dan mesin baru terealisasi 116,67 % atau sebanyak 70 alat yang dikalibrasi sedangkan target tahun 2009 sebanyak 60 alat. Jasa layanan konsultansi s.d. 30 September 2009 baru dapat merealisasikan layanannya sebesar 100 % atau sebanyak 3 MoU dari target yang telah ditetapkan sebanyak 3 MoU. Sedangkan layanan standardisasi s.d 30 September 2009 dapat memberikan layanan 6 (enam) RSNI atau 100 % dari targetnya 6 (enam) RSNI. Jasa Sertifikasi dapat merealisasikan layanannya sebesar 79 MoU atau sebesar 109,72 % dari target yang telah ditetapkan untuk tahun 2009 sebesar 72 MoU. Jasa layanan rancang bangun dan perekayasaan industri untuk tahun 2009 telah memberikan layanan sebesar 100 % atau 1 MoU dari 1 MoU yang ditargetkan. Jasa pelayanan teknis lainnya yang terdiri dari Audit Energi yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
32 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2.
Aspek Keuangan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber anggaran yang berasal dari Anggaran Rupiah Murni (RM) dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) yang diperoleh BBTPPI dari pendapatan atas Jasa Pelayanan Teknis (JPT) yang diberikan kepada masyarakat industri. Anggaran RM dan PNBP digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal, namun anggaran dari PNBP lebih diutamakan untuk biaya operasional dalam memberikan layanan kepada masyarakat industri. Nilai pagu penggunaan dari masing-masing sumber anggaran dan total realisasi penggunaan anggaran yang digunakan BBTPPI selama tahun 2005 sampai tahun 2009, cenderung meningkat seperti terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Sumber 2005 2006 Pendapatan Rupiah Murni 4.525.555 8.121.890 PNBP 2.088.952 2.375.567 Total Pendapatan 6.614.507 10.497.457 Belanja Rupiah Murni 4.646.906 6.045.324 PNBP 1.379.594 1.966.714 Total Belanja 6.026.500 8.012.038 % Realisasi Belanja RM 102,68% 74,43% % Realisasi Belanja PNBP 66,04% 82,79% % Realisasi Total Belanja 91,11% 76,32% Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
2008
8.506.030 3.242.754
7.791.228 3.485.171
7.665.612 3.399.275
7.665.612 4.345.575
11.210.135
11.275.399
11.064.887
12.011.187
6.541.400 2.763.503 9.304.903
7.310.384 3.034.154 10.344.538
5.685.035 2.719.732 8.404.767
7.627.735 4.242.499 11.870.234
76,90%
93,83%
74,16%
99,51%
85,22%
87,06%
80,01%
97,63%
83,00%
91,74%
75,96%
98,83%
Belanja
14.000.000
12.000.000
12.000.000
10.000.000
10.000.000 8.000.000 PNBP Rupiah Murni
4.000.000
Dalam Ribuan Rp
Dalam Ribuan Rp
Sumber Dana Pendapatan
6.000.000
(Rp. 000) 2009*) 2009
2007
8.000.000 6.000.000
PNBP
4.000.000
Rupiah Murni
2.000.000
2.000.000
0
0 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2005 2006 2007 2008 2009*) 2009
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2005 2006 2007 2008 2009*) 2009
33 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Realisasi Belanja pada tahun 2006 dan 2007 terlihat sangat rendah disebabkan oleh kesalahan perencanaan, terutama pada alokasi belanja pegawai yang terlalu besar. Namun pada tahun 2008 telah dilakukan penyesuaian, sehingga kelebihan alokasi tidak terlalu signifikan.
BBTPPI lebih dari belasan tahun memberikan jasa pelayanan teknis kepada masyarakat sesuai dengan lingkup tugasnya dan dalam Tabel diatas hanya ditampilkan data pagu penggunaan anggaran untuk empat tahun terakhir. Selama melaksanakan jasa layanan tersebut, berbagai sistem pengelolaan keuangan telah dialami seiring dengan sistem anggaran yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan. Sebelum tahun 1991 pengelolaan keuangan dari Jasa Pelayanan Teknis (JPT) mengacu kepada ICW dan Kepres No. 29/1984 dimana penerimaan harus disetor ke kas negara dan tidak boleh dipergunakan langsung. Sejak tahun 1991 sesuai dengan SK Menteri Keuangan No. S-1116/MK.013/1990 tanggal 8 September 1990, penerimaan JPT dapat langsung dipergunakan oleh lembaga dan saldo akhir tahun harus disetorkan ke kas negara. Penganggaran JPT pada periode tersebut sudah terintegrasi dalam DIK. Pada tahun 1996 sesuai dengan surat Menpan No. B-643/I/96 peralihan status Balai-Balai Litbang menjadi Unit Swadana. Sistem pengelolaan JPT pada Unit Swadana menurut Kepres No. 38/1991 tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangannya disusul
dengan
Kep
Menkeu
No.
47/KMK.03/1992
tentang
Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Unit Swadana Pusat serta SK Menkeu No. 235/KMK.01/1992 tentang Tata Cara Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah menjadi Unit Swadana disebutkan bahwa seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima dapat langsung digunakan oleh instansi
34 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
yang bersangkutan dan saldo akhir tahun menjadi saldo awal tahun berikutnya. Pada tahun 1997 terbit undang-undang No. 20/1997 tentang PNBP dimana keuangan dari JPT atau PNBP seluruhnya wajib disetor ke kas negara dan dikelola dalam sistem APBN. Sejak tahun 1997 BBTPPI menyesuaikan dengan undang-undang tersebut dan PNBP disetor ke kas negara. Penganggaran menggunakan pola Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S) dan sejak tahun 2005 dengan pola Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada tahun 2005 pelaksanaan anggaran belum mempergunakan DIPA melainkan masih mempergunakan Daftar Isian Kegiatan (DIK), Daftar Isian Proyek (DIP) dan Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S), sedangkan untuk belanja pegawai DIK TA 2005 masih menganut Sistem Terbuka, artinya meskipun pagu belanja pegawai telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya Kantor Penerimaan dan Pembayaran Negara (KPPN) tetap akan melakukan pembayaran meskipun telah melampaui pagu. Keadaan ini menyebabkan total realisasi penggunaan anggaran pada tahun 2005 melebihi jumlah pagu yang telah ditetapkan, seperti terlihat pada Tabel 2 diatas. Sesuai dengan amanat yang digariskan dalam pasal 11 ayat (5) Undang Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mulai tahun 2005 Anggaran Belanja Negara khususnya anggaran belanja pusat, disusun berdasarkan format baru yaitu format Anggaran Terpadu (Unified Budget). Masa transisi tersebut tidak diantisipasi dengan baik, revisi PNBP yang semula mudah dilaksanakan ternyata menjadi sulit karena harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, mengakibatkan tidak optimalnya pelaksanaan DIPA pada tahun 2005 sehingga masih banyak anggaran yang belum dapat direalisasikan pada tahun tersebut dan diluncurkan pada tahun berikutnya.
35 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Selain itu dalam hal belanja pegawai terutama untuk pembayaran gaji sistem yang berlaku masih mengacu pada tahun sebelumnya dimana KPPN masih tetap akan melakukan pembayaran meskipun melampaui pagu, sehingga realisasi RM untuk tahun 2005 melebihi pagu yang telah dianggarkan. Pagu penggunaan PNBP setiap tahun ditetapkan meningkat, agar layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat industri juga meningkat, akan tetapi peningkatan pagu tersebut tidak dapat ditetapkan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, namun kenaikan tersebut harus disesuaikan dengan total pagu penggunaan yang dialokasikan kepada BBTPPI. Pagu Rupiah Murni dan pagu penggunaan PNBP bagaikan bejana berhubungan, bila pagu PNBP dinaikkan, maka anggaran RM harus diturunkan, karena selalu diminta total pagu yang diusulkan sama dengan tahun sebelumnya. Disisi lain, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan PNS, anggaran RM harus meningkat sehingga menjadi sulit membuat perencanaan yang maksimal disebabkan terbatasnya pagu yang dapat dialokasikan untuk PNBP. Perencanaan
pagu
PNBP
yang
tidak
maksimal,
seringkali
menyebabkan untuk beberapa jenis layanan, pagu yang tersedia sudah tidak mencukupi guna membiayai biaya operasional dalam memberikan layanan tersebut kepada masyarakat industri dalam tahun berjalan. Revisi anggaran akan diproses apabila target penerimaan
telah
terlampaui,
sehingga
menyebabkan
realisasi
penggunaan anggaran pada beberapa tahun lalu relatif rendah, hanya pada tahun 2008, dimana target penerimaan telah dilewati dan revisi anggaran
dapat
dilaksanakan,
sehingga
realisasi
penggunaan
meningkat. PNBP yang diperoleh semuanya disetorkan ke Kas Negara dan yang dapat digunakan oleh BBTPPI adalah sebesar 97,12 % sedangkan
36 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2,88 % diendapkan di kas Negara. Dari anggaran yang dapat digunakan tersebut sebagian besar dipergunakan untuk biaya operasional dari masing-masing JPT. Pada Tabel 3 dapat dilihat besarnya realisasi sumber
anggaran
yang
dialokasikan
untuk
kebutuhan belanja yang dilaksanakan. Tabel 3. Realisasi Berdasarkan Anggaran Belanja BBTPPI Tahun 2005 s/d 2009 (Rp. 000) Sumber Anggaran
Jenis Belanja
B. Pegawai B. Barang RM B. Modal B. Bansos Total RM B. Pegawai B. Barang PNBP B. Modal Total PNBP TOTAL BELANJA
Prognosa 2009
2005
2006
2007
2008
2009*)
2.670.467 1.387.941 588.498 4.646.906 739.891 632.153 7.550
3.232.091 1.303.189 1.490.132 19.965 6.045.377 971.400 969.870 25.444
4.210.733 1.792.183 513.554 24.920 6.541.390 1.175.286 1.560.342 27.875
4.999.290 2.082.279 228.815 7.310.384 1.240.280 1.743.908 49.965
3.755.644 1.758.331 171.060 0 5.685.035 0 2.659.902 59.830
4.893.772 2.562.903 171.060 7.627.735 4.182.669 59.830
1.379.595
1.966.714
2.763.503
3.034.154
2.719.732
4.242.499
6.026.501
8.012.091
9.304.893
10.344.538
8.404.767
11.870.234
Keterangan: *) Periode Januari-September 2009. Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2005
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2006
25%
23%
Total RM
Total RM
Total PNBP 75%
Total PNBP 77%
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2007
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2008
30%
29%
Total RM 70%
Total PNBP
Total RM 71%
Total PNBP
37 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
P rose nta se be la nja RM da n P NBP ta hun 2009
36% RM PNBP 64%
Berdasarkan Tabel 3 dan grafik diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan belanja pegawai dan belanja modal masih tergantung kepada APBN. Apabila hanya mengandalkan anggaran yang bersumber dari PNBP maka tidak akan mencukupi, karena tarif dari layanan jasa yang diberikan tidak memperhitungkan penyusutan alat, inflasi dll. Oleh karena itu anggaran yang bersumber dari RM masih diperlukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan belanja pegawai dan belanja modal terutama untuk membeli peralatan instrumen yang relatif mahal dan spesifikasinya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan ketentuan nasional maupun internasional. Namun demikian prosentase dari PNBP terhadap total anggaran dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Tarif yang digunakan dalam memberikan layanan jasa ditentukan oleh Pemerintah. Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 63 tahun 2007 tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen Perindustrian, mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008. Pada saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi dan sebagainya, seringkali tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya
dan
karena
ditetapkan
dengan
peraturan
pemerintah, tarif tersebut tidak bisa direvisi dalam waktu yang relatif singkat.
38 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Penerimaan PNBP per Jenis layanan untuk periode tahun 2005 s.d. 2009 mengalami fluktuasi namun besarnya penerimaan jasa layanan teknis secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang menggambarkan bahwa pelayanan kepada masyarakat industri selama periode tersebut terus meningkat. Target penerimaan dari masing-masing jasa layanan dan realisasinya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
39 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Tabel 4. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s/d 2009 (Rp. 000) Tahun Jenis Layanan
Penelitian dan Pengembangan Pelatihan Teknik Operasional Pengujian Bahan dan Produk Konsultasi Keteknikan Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk Kalibrasi Peralatan dan Mesin Sertifikasi (SMM, SML, dan Produk) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI) Penanganan Pencemaran
JPT Lainnya
Total
Prognosa 2009
2005
2006
2007
2008
2009 *)
Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi
625.369 366.198 58,56% 45.000 19.500 43,33% 289.560 409.162 141,30% 113.736 21.850 19,21% 61.532 62.465
548.180 421.985 76,98% 42.900 15.200 35,43% 269.171 439.994 163,46% 108.680 39.048 35,93% 58.960 49.018
600.000 375.962 62,66% 22.500 7.000 31,11% 600.000 898.632 149,77% 120.000 84.090 70,08% 100.000 62.970
600.000 952.702 158,78% 22.500 5.100 22,67% 622.500 716.435 115,09% 120.000 67.000 55,83% 100.000 109.317
500.000 716.105 143.22 % 45.000 11.750 26.11 % 775.000 706.105 91.11 % 125.000 133.050 106.44 % 125.000 87.015
889.875 961.899 108,09% 45.000 11.750 26,11% 775.000 741.565 95,69% 125.000 133.050 106,44% 125.000 87.015
Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase Target Realisasi
101,52% 0 0 0,00% 133.736 256.484 191,78% 192.267 0
83,14% 35.000 15.365 43,90% 112.600 154.490 137,20% 152.600 0
62,97% 35.000 47.585 135,96% 200.000 246.182 123,09% 112.600 0
109,32% 35.000 13.610 38,89% 200.000 338.238 169,12% 112.600 8.052
69.61 % 40.000 25.015 62.54 % 250.000 282.908 113.16 % 40.000 29.570
69,61% 40.000 26.125 65,31% 250.000 290.408 116,16% 40.000 29.570
Persentase Target Realisasi Persentase Target
0,00% 627.410 953.294 151,94% 0
0,00% 831.909 1.240.467 149,11% 0
0,00% 1.202.550 1.520.333 126,42% 0
7,15% 1.480.050 1.274.717 86,13% 0
73.93 % 1.600.000 1.962.934 122.68 % 0
73,93% 2.210.125 2.318.383 104,90% 0
Realisasi Persentase Target Realisasi Persentase
0 0,00% 2.088.610 2.088.952 100,02%
0 0,00% 2.160.000 2.375.567 109,98%
0 0,00% 3.000.000 3.242.754 108,09%
0 0,00% 3.300.000 3.485.171 105,61%
0 0,00% 3.500.000 3.954.452 112.98 %
1.100 100,00% 4.500.000 4.600.864 102,24%
Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
Dari seluruh komponen jasa layanan BBTPPI, jasa pengujian memberikan kontribusi tertinggi dan terus meningkat secara konsisten.
40 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Hal ini ditunjang oleh sumber daya manusia yang berpengalaman, sarana peralatan yang cukup memadai, layanan yang semakin profesional, dan tarif yang kompetitif sehingga jasa pengujian BBTPPI mendapat kepercayaan dari pelanggan dan dapat bersaing dengan lembaga pengujian lainnya. Walaupun pada tahun 2008 diberlakukan tarif baru, jumlah contoh yang masuk tetap meningkat, karena tarif tersebut sebagian besar relatif masih murah dibandingkan dengan lembaga lain, meskipun ada tarif pengujian tertentu yang lebih mahal. Seperti terlihat pada Tabel 4 diatas, maka tidak semua target penerimaan dapat tercapai, sehingga berdampak kepada belum proporsionalnya pendapatan JPT. Hal ini disebabkan adanya prioritas untuk layanan yang sudah mempunyai pelanggan tetap seperti penanganan pencemaran, pengujian, kalibrasi dan sertifikasi diberi kenaikan pagu, sementara untuk jasa lainnya target pagunya harus diturunkan, kecuali sudah ada kerjasama yang disepakati sebelumnya. Dalam
pelaksanaannya,
penerimaan
ternyata
berdasarkan
tidak
ketersediaan
mudah pagu
merencanakan dan
seringkali
menyebabkan pelaksanaan layanan tidak optimal, ketika perencanaan tersebut
tidak
sesuai
kebutuhan
yang
sebenarnya.
Hal
ini
menyebabkan tidak diketahui kinerja yang sebenarnya dari layanan tersebut. Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa penerimaan PNBP melebihi target kecuali tahun 2007, sehingga data pada Tabel 4 diatas hanya menggambarkan yang telah dilakukan bukan maksimal yang dapat dilakukan. Dengan demikian diperlukan pengelolaan keuangan yang lebih progresif guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat industri. Namun dari sisi trend penerimaan PNBP selalu meningkat sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini.
41 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Target dan Realisasi PNBP 4.000.000
Dalam Ribuan Rp.
3.500.000 3.000.000 2.500.000 Target
2.000.000
Realisasi
1.500.000 1.000.000 500.000 0 0
1
2
3
4
5
Tahun 2005 - 2008
3.
Aspek Sumber Daya Manusia dan Organisasi Potensi sumber daya manusia pada saat ini merupakan hasil pembinaan yang panjang. Pada awal tahun 1980-an, Balai melakukan perekrutan pegawai secara besar-besaran, puncaknya terjadi pada tahun 1984. Untuk meningkatkan kompetensi SDM dilakukan program pendidikan ke luar negeri bagi pegawai-pegawai tersebut, sehingga pada awal tahun 1990-an Balai ini mempunyai SDM yang kompeten di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Pada tahun 1995 diberlakukan kebijakan zero growth yakni tidak diperkenankan adanya penambahan pegawai baru. Kebijakan tersebut berdampak pada terhambatnya proses kaderisasi karena SDM yang berkompeten mulai memasuki masa persiapan pensiun. Penggabungan
Departemen
Perindustrian
dan
Departemen
Perdagangan pada tahun 1996, tidak berdampak kepada peningkatan jumlah maupun kualitas SDM di Balai, karena sifat bidang tugasnya yang spesifik, ketika digabungkan dan kemudian dipisahkan kembali pada tahun 2004, tidak banyak terjadi perpindahan pegawai. Kesenjangan generasi terjadi karena penerimaan pegawai baru baru dilakukan mulai tahun 2002, sementara itu sudah banyak pegawai 42 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
lama yang akan masuk masa persiapan pensiun. Apabila tidak segera ditanggulangi hal tersebut akan menyebabkan semakin berkurangnya SDM kompeten. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan tersebut diantaranya dengan recruitment CPNS sesuai kebutuhan BBTPPI dan setiap pegawai senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan bidangnya melalui pendidikan formal dan non-formal, sehingga proses kaderisasi dapat tercapai. Perkembangan kekuatan SDM BBTPPI dari tahun 2005 sampai dengan 2009, berdasarkan tingkat pendidikan ( D 3 keatas) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. :
Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan
2005
2006
2007
2008
2009
1
1
-
-
-
S3
Teknologi Pangan S2
Master Engineering
-
-
-
-
1
Mgstr. Ilmu Lingkungan
-
3
4
6
6
Mgstr. Ilmu Kimia
-
-
3
3
3
Ekonomi
-
-
-
-
1
Manajemen
1
1
1
4
4
Administrasi Bisnis
1
1
1
1
1
Teknik Kimia
14
13
14
14
11
MIPA Kimia
4
3
3
3
1
MIPA Matematika
1
1
1
1
1
Farmasi
1
1
1
1
1
Fisika
-
-
-
-
2
Biologi
3
2
2
2
1
Biologi Lingkungan
-
1
1
1
1
Teknik Lingkungan
-
-
-
3
3
Teknik Industri
-
-
-
-
2
Teknologi Pertanian
5
5
5
5
5
Exacta
1
1
1
1
1
Teknik Informatika
1
1
1
1
1
Komputerisasi Informasi
-
1
1
1
1
Manajemen
5
7
7
7
7
Akutansi
1
1
1
2
2
S1
43 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Pendidikan
2005
2006
2007
2008
2009
Hukum
7
7
7
6
5
Pendidikan
1
1
1
1
1
Teknik Kimia
11
11
11
11
10
Teknik Mesin
1
1
1
1
1
Teknologi Pangan
1
1
1
1
1
Teknik Komputer
1
-
-
-
-
Teknik Sipil
1
1
1
1
2
Akademi Teknologi Kulit
1
1
1
1
1
AKA / Analis Kimia
1
1
1
1
3
Teknologi Hasil Pertanian
1
1
1
1
1
Akafarma
2
2
2
1
1
APP
1
1
1
1
1
Akuntansi
1
1
1
1
2
Kearsipan
1
1
1
1
1
Perpustakaan
-
-
-
-
1
Sekretaris
-
-
-
-
1
70
73
77
84
88
D3
Total
Sedangkan posisi SDM BBTPPI dari per Desember 2009, secara keseluruhan, dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. :
Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009) No.
Pendidikan
Jml
1.
Master graduates / S2
16
Latar Belakang Pdd.
6 org Mgtr Ilmu Lingkungan 3 org Mgtr Ilmu Kimia 1 org Engineering 4 org Manajemen 1 org Ekonomi 1 org Administrasi Bisnis
Usia (th) 28 – 60 28 – 30 49 44 – 49 56 47
44 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No. 2.
Pendidikan Sarjana S1
Jml 46
3.
Akademi / D3
26
4.
SLTA & Teknisi
31
5.
SLTP & SD
8
Latar Belakang Pdd.
Usia (th)
31 org Teknologi (kimia, industri, pertanian, farmasi, lingkungan) dan MIPA (biologi, fisika, kimia, matematika) 2 diantaranya teknik informatika dan komputerisasi Informasi 15 org ilmu sosial (hukum, akuntansi, manajemen, pendidikan dll)
20 org Teknologi & MIPA (Kimia, AKA, Mesin, ATK, Teknologi Pangan, THP, Akafarma) 6 org Sosial (APP, Kearsipan, Perpustakaan, Akuntansi, Sekretaris) 27 org SMAK/SAKMA, SMTI/STMA, SMA IPA, STM, SMEA, SKKA 4 org SMEA, SMA-IPS, SKKA
3 org SLTP 5 org SD
10 usia > 51 - 58 4 usia > 41 - 50 5 usia > 31 - 40 12 usia < 30
4 usia > 51 - 55 9 usia > 41 - 50 1 usia > 31 – 40 1 usia < 30 9 usia > 51-58 4 usia > 41- 50 3 usia > 31-40 4 usia < 30 3 usia > 41-50 3 usia < 28 9 usia > 51-55 14 usia > 41-50 3 usia < 31-40 1 usia < 30 4 usia < 51-55 3 org rerata usia 48 5 org rerata usia 45
Sumber: Daftar Urut Kepegawaian (DUK) per Desember 2009, Diolah Catatan: Umur tertinggi karyawan BBTPPI adalah 60 tahun
Data pada Tabel 5 menunjukkan peningkataan jumlah SDM BBTPPI yang berstatus PNS dari tahun 2005 hingga 2009. Adanya perubahan jumlah dikarenakan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun, mutasi pegawai, serta adanya penerimaan pegawai baru melalui seleksi CPNS. Kebijakan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM melalui pendidikan formal maupun non formal berupa diklat dalam negeri maupun di luar negeri, kerjasama dengan luar negeri misalnya dalam bentuk, pelatihan teknis, kerjasama litbang dan lain sebagainya, serta mendatangkan
tenaga
ahli
(expert)
dari
luar
negeri
untuk
memutakhirkan teknik pengujian dan instrumentasi, telah berpengaruh kepada peningkatan tingkat pendidikan SDM. 45 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Selain itu ada juga pegawai yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi (dari D3 ke S1) dengan biaya sendiri dan sejak tahun 2008 sudah dirintis meminta CPNS dengan pendidikan S2, sehingga diharapkan gap generasi dapat teratasi, namun tetap diperlukan anggaran yang cukup besar untuk kaderisasi SDM tersebut. Latar belakang pendidikan SDM BBTPPI sebagian besar berpendidikan teknis seperti Teknik Lingkungan, Teknik Industri, Teknik Pertanian, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Fisika, MIPA, Kimia Analisis dan tenaga non teknis seperti
Magister
Manajemen,
Ilmu
Administrasi,
Sekretaris,
Perpustakaan, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi dan Ekonomi Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SLTP ke bawah ditempatkan pada posisi keamanan dan kebersihan. Dengan semakin meningkatnya layanan yang harus diberikan, penurunan
jumlah
mempersyaratkan
pegawai pendidikan
dan
kebijakan
minimal
D3,
pemerintah sementara
yang
BBTPPI
membutuhkan SDM berlatar belakang pendidikan Sekolah Menengah Analis Kimia sebagai tenaga analis laboratorium dan berlatar belakang pendidikan SMA sebagai tenaga satpam, supir dan kebersihan menyebabkan kebutuhan tenaga harian ini tidak dapat dihindari. Jumlah tenaga honorer/harian lepas yang ada di BBTPPI dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan
2005
2006
2007
2008
2009
D3 SLTA SLTP SD Total
1 3 − 2 6
1 2 − 2 5
1 2 − 2 5
1 2 − 2 5
1 2 2 5
46 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Seperti terlihat pada Tabel diatas, tenaga harian lepas yang banyak dibutuhkan adalah dari Sekolah Menengah Analis Kimia sebagai tenaga analis untuk menyelesaikan jumlah contoh yang terus meningkat. Dalam jangka pendek, masalah tenaga analis ini dapat diatasi, namun pada saat dibutuhkan kualifikasi SDM yang lebih tinggi, sedangkan SDM yang potensial dan berpengalaman sudah mulai masuk pensiun, penggunaan tenaga harian lepas ini tidak dapat diandalkan
karena
membutuhkan
investasi
yang
besar
untuk
meningkatkan kompetensi mereka, sementara tidak ada ikatan yang kuat sebagai tenaga lepas. Oleh karena itu, percepatan kaderisasi tenaga PNS tetap menjadi prioritas dan pembinaan akan dilakukan secara selektif serta diarahkan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan cepat. Pembinaan dan Pengembangan kompetensi SDM BBTPPI terus dilakukan setiap tahun baik melalui Diklat maupun pendidikan formal. Tabel 8 di bawah menunjukkan Pembinaan dan Pengembangan kompetensi SDM BBTPPI pada tahun 2007 dan 2008. TABEL 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai TAHUN 2007-2008 UNIT KERJA : BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI NO.
JENIS DIKLAT
1
2
GOLONGAN I
II
III
IV
TOTAL
3
4
5
6
7
-
1
3 1 2 -
-
3 1 2 1
-
1
1 3
-
1 4
KET 8
TA. 2007 1.
2.
Diklat Struktural a. Diklatpim Tk. III Angkatan VI b. Diklatpim Tk. IV Angkatan VI c. Diklatpim Tk. IV Angkatan VII d. Diklat Prajabatan Gol. II Angkatan I Diklat Fungsional a. Diklat Penyuluh Perindag Tingkat Dasar b. Diskusi tentang Penilaian Angka Kredit Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan
47 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
NO.
3.
JENIS DIKLAT
GOLONGAN I
II
III
IV
TOTAL
c. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan XLVI d. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan LVI e. Peningkatan Ketrampilan Fungsional Analis Kepegawaian Diklat Teknis 1). The Training Program on Industry and Environmental Protection for Indonesia 2). Certificate Course in Office Toola and ECommers 3). Workshop SABMN 4). Workshop ISO 17021 : 2006 5). Diklat Sistem Industri Aparatur 6). Workshop Competitive Intelligent Angk. I 7). Workshop Competitive Intelligent Angk. II 8). Diskusi Peraturan Disiplin Pegawai
-
-
1
-
1
-
-
1
-
1
-
-
1
-
1
-
-
2
-
2
-
-
2
-
2
-
1 -
2 3 1 1 1 1
1 1 1 -
2 4 2 2 2 1
9). 10). 11). 12).
-
-
1
1 1 1 1
1 1 1 2
-
-
18
8
26
-
-
2 1
2 -
2 2 1
-
-
1
-
1
-
-
1 2 2
-
1 2 2
-
1 1 -
2 2 2
-
2 2 1 1 2
-
-
1
-
1
-
-
1
1
2
13). 14). 15). 16). 17). 18). 19). 20). 21). 22). 23). 24). 25). 26). 27).
Diklat Studi Kelayakan UKM Temu Teknis Jabatan Fungsional Peneliti Diklat Public Relation Pelatihan dan Bimbingan Penyusunan KTI Training Continuous Improvement ISO/IEC 17025 : 2005 Sosialisasi Peraturan Bidang BMN Workshop Hasil Riset Unggulan Workshop Model-model Perencanaan Dasar Workshop Penerapan Statistik dalam Perencanaan Diklat TOT Organoleptik Penyusunan Juknis Fungsional Litkayasa Bimbingan Teknis Analisis Jabatan dan Penyusunan Uraian Tugas Workshop SAK Pelatihan English Fluency Diklat Multimedia Presentasi Diklat Akuntabilitas Publik Workshop Peningkatan Kompetensi SDM Fungsional Workshop Model-model Perencanaan Lanjutan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Bahan Kimia untuk Services Provider
KET
48 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
NO.
4
JENIS DIKLAT 28). Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Bahan Kimia untuk Biosafety 29). Pelatihan Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 30). Diklat Bendaharawan 31). Pelatihan Lead Assesor ISO 9001:2000 32). Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan 33). Sosialisasi Peningkatan Sistem Pengelolaan Penggajian 34). Sosialisasi Sistem Informasi Database Fungsional T. Litkayasa Pendidikan formal a. S2 Magister Ilmu Lingkungan b. S2 Magister Teknik Kimia c. S2 Magister Ilmu Kimia d. S1 MIPA Kimia e. S1 Teknik Informatika f. S1 Teknologi Hasil Pertanian JUMLAH (2007)
GOLONGAN I
II
III
IV
TOTAL
-
-
2
-
2
-
-
-
3
3
-
1
2 1 1
-
2 1 2
-
-
2
-
2
-
1
2
-
3
-
1 1 9
1 2 1 76
2 23
2 1 2 1 1 1 108
KET
TA. 2008 1
Diklat Struktural -
1
1 3 4 -
-
1 3 4 1
2
a. Diklatpim Tk. III b. Diklatpim Tk. IV c. Diklat Prajabatan Golongan III c. Diklat Prajabatan Golongan II Diklat Fungsional Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Diklat Penjenjangan
-
-
2
-
2
3
Diklat Penyetaraan Golongan Pendidikan S1 Diklat Teknis
-
1
-
-
1
3
1). Diklat Sistem Industri Aparatur I dan II 2). Diklat Leadership dan Manajemen Perubahan 3). Workshop Penyusunan Laporan Keuangan 4). Workshop Conformity Assesment System and Certification 5). Diklat Perencanaan Startegis 6). Diklat Hubungan Ekonomi Internasional
-
-
1 -
1 1
2 1
-
1
1
-
2
-
-
1
1
2
-
-
1
1 -
1 1
49 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
NO.
4
JENIS DIKLAT
GOLONGAN I
II
III
IV
TOTAL
7). Diklat Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) 8). ToT Penentuan Klaisifikasi, Pelabelan dan Penyusunan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berdasarkan GHS 9). Pelatihan Kalibrasi Bidang Teori Ketidakpastian, Kalibrasi Massa dan Timbangan, Kalibrasi Volume 10). Pelatihan Asesor Kompetensi Bidang Furniture dan Kayu Olahan 11). Pelatihan ESQ 12). Pelatihan Peningkatan Kemampuan Pengelola DIPA 13). Pelatihan Patent Drafting Lanjutan 14). Pelatihan Keppres No. 80 Tahun 2003 15). Training Method Validation on Microbiology Analalysis Pendidikan formal
-
-
1
-
1
-
-
1
-
1
-
-
1
-
1
-
-
-
1
1
-
-
1
1 -
1 1
-
2 -
2 2
2 -
2 4 2
a. S3 Ilmu Kimia b. S2 Magister Manajemen c. S2 Magister Teknik Kimia d. S2 Magister Ilmu Lingkungan e. S1 Teknik Informatika f. S1 Komputer Bisnis g. S1 Teknik Kimia JUMLAH (2008)
-
1 1 7
1 1 1 1 26
1 9
1 1 1 1 1 1 1 42
4.
KET
Aspek Sarana dan Prasarana BBTPPI mempunyai sarana dan prasarana gedung perkantoran, laboratorium uji/kalibrasi dan laboratorium proses yang berlokasi di Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang. Gedung BBTPPI berada di pusat kota sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat industri, namun lahan yang tersedia terbatas, sehingga perluasan kapasitas
tidak
memungkinkan
kecuali
mendirikan
bangunan
bertingkat. Per 30 Juni 2009, BBTPPI memiliki aset total sebesar 30 Milyar rupiah dengan 15,5 Milyar diantaranya berupa peralatan dan mesin penunjang jasa layanan pengujian, kalibrasi, dan litbang. 50 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Luasan gedung, peruntukan dan peralatan yang tersedia dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium No.
Ruangan
1.
Lab. Instrumental Lab. Limbah Padat dan B3
Luas 2 (M ) 150
Jumlah Personil 8 orang
2.
Lab. Air dan Limbah Cair
150
8
3.
Lab. Biologi Lingkungan
80
4
4.
Lab. Gas/Udara, Kebisingan dan Getaran
115
10
5.
Lab. Aneka Komoditi
251
16
Alat
Jumlah
Keterangan
AAS GC Oil Containt Meter TOC Spektrofotometer Electrical Balance Destillation Apparatus Extractor Evaporator Oven Flash Point Meter Digital Buret Neraca Analitik Spektrofotometer Oven BOD Inkubator Sample Storage DO Meter Autoclave Inkubator Oven Refrigerator Laminar Air Flow Colony Counter Mikroskop Planktonet Saringan Bentos Gas analyzer Neraca Analitik Spektrofotometer Bom Calorimeter Vacum Pump/ Mini Sound Level Meter Vibration Meter GPS (Global Positioning Sistem) Anemometer Anemometer AAS GC Spektrofotometer
2 2 1 1 2 1 1
Jumlah contoh sekitar 306 buah / bulan
1 1 1 1 4 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 5 2 1 2 1 1 2 2 2
Jumlah contoh sekitar 300 buah / bulan
Jumlah contoh sekitar 80 buah / bulan
Jumlah contoh sekitar 100 buah / bulan
Jumlah contoh sekitar 150
51 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No.
Ruangan
Luas 2 (M )
Jumlah Personil
Alat
6.
Lab. Mikrobiologi
81
4
7.
Lab. Furnitur (Mebel) dan Bahan Bangunan
102
2
Kjeltec Distillation Unit Falling Number HPLC Refraktometer Polarimeter Turbidimeter Centrifuge pH Meter Conductometer Oven Oven Vakum Tanur Soklet (Fat Extractor) Centrifuge Water Distillation Purifier Smoking Machine Chamber Neraca Analitik Water Bath Laminar Air Flow Incubator Shoker Incubator Incubator An Aerob Autoclave Elec Colony Counter Mikroskop Timbangan Analitis Mixer Thermolyne Loop Sterilizer Cool Storage pH Meter An Aerob Gel Centrifugal Manipol Hotplate Universal Machine Caster Machine Swifel machine Mesin Uji Lentur Mesin Press Beton Oven Tanur Humidity Chamber Mesin Aus Paving Martindak Abrasion Machine Base Static Test
Jumlah
Keterangan
1
buah / bulan
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 5 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah contoh sekitar 40 buah / bulan
Jumlah contoh sekitar 15 buah / bulan
1
52 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No.
Ruangan
Luas 2 (M )
Jumlah Personil
Alat
8.
9.
Lab. Kalibrasi
Lab. Litbang/Riset Lingkungan
30
78
3
1
10.
Lab. Litbang/Riset Proses Teknologi Industri
68
1
11.
Perpustakaan
90
3
Alat Uji Tekan Mesin Ayak Compressor Vakum Compressor Tekan Machine Bor Tangan Mesin Planer Jangka Sorong Roughness Tester Alat Uji Daya Rekat Termokopel Anak Timbangan F1 1ml-200 gr Termohigrometer Neraca 200 gr Neraca 400 gr Muffle Furnace Bio Oxidation Console Six Unit Stirring Bar Automatic Waste Water Sampler Unit Reverse Osmosis Soil testing unit Timbangan Freeze Dry System Alat untuk Susu Powder Press Mixer Penggorengan Vakum Timbangan Ohaus Rotavapor Timbangan Besar Buku / Textbook Jurnal ilmiah nasional Jurnal ilmiah internasional Buletin / majalah ilmiah lokal Disertasi / skripsi / tesis Laporan penelitian dari luar Laporan penelitian intern
Jumlah
Keterangan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1
Jumlah contoh sekitar 6 buah / bulan
Peralatan untuk litbang, survey pasar dan pelatihan
1 1 1 1 1 1 1 1
Peralatan untuk litbang, survey pasar dan pelatihan
1 1 1 5560 166 19 89 40
151
53 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No. 12.
Ruangan Bengkel
Luas 2 (M ) 70
Jumlah Personil 3
13.
Kepala BBTPPI
42
1
14.
Bidang PJT
120
6
15.
Bidang Litbang
140
15
16.
Bidang Penilaian Kesesuaian
98
6
17.
Bisqa
81
4
18. 19.
Brisema Gedung Tata Usaha
42 152
32
20. 21.
Arsip Gudang
20 84
1 2
22. 24.
Show room Garasi
72 126
3
Alat
Jumlah
Lathe machine (mesin bubut) Frais machine (mesin press) Mesin las Mesin gerinda Mesin gergaji besi Mesin pemotong besi Genset Bor Laptop Komputer PC Printer Telephone Fax Komputer server Komputer PC Laptop UPS Printer Laptop Komputer PC Printer Telephone UPS Laptop Komputer PC Printer UPS
1
Keterangan
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 2 4 2 2 7 4 1 1 2 2 2 1
Laptop Komputer PC Printer
1 2 1
Komputer PC Laptop Printer Telephone
15 4 8 2
Komputer PC Printer Alat hasil litbang Mobil roda 4
1 1 15 6
Mobil roda 6
1
2 bh PC Pentium 3, 2 bh UPS rusak
2 bh mobil usianya > 19 th, 2 bh mobil usia 10 th Usia mobil 10 th
54 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No.
Ruangan
25.
Bangunan lain (Aula, Ruang rapat, selasar, dll)
Luas 2 (M ) 3.201
Jumlah Personil
Alat
Jumlah
Keterangan
Ruangan dan laboratorium yang dimiliki BBTPPI sangat mendukung dalam pelaksanaan tupoksi, terutama dalam menunjang layanan jasa pengujian/analisis produk. Hasil uji yang dikeluarkan oleh BBTPPI yang akurat menambah kepercayaan pelanggan untuk melakukan pengujian pencemaran/produknya di BBTPPI, namun peningkatan permintaan layanan tersebut menyebabkan BBTPPI menghadapi salah
satu
kendala
diantaranya
adalah
keterlambatan
dalam
penyelesaian pengujian contoh. Lama waktu pengujian harus segera diatasi dan diantisipasi dengan baik, mengingat kapasitas gedung yang terbatas dan sulitnya membangun gedung baru, tanpa ada perbaikan manajemen, waktu pengujian ini akan semakin lama sejalan dengan bertambahnya jumlah contoh dan hal ini dapat berakibat beralihnya pelanggan ke lembaga lain. Untuk mengatasi hal itu, BBTPPI berupaya melakukan penjadwalan pengujian atau memberlakukan 2 (dua) shift dalam bekerja. Pada shift 1 menggunakan SDM yang sudah ada sementara untuk shift 2 menggunakan tenaga outsourcing / honorer. Mengingat terbatasnya RM, hal ini menjadi kendala dalam penyediaan dana untuk pembayaran honor dan pengadaan tambahan peralatan uji, sehingga jika dihubungkan dengan rencana BBTPPI menjadi BLU diharapkan masalah ini dapat diatasi. BBTPPI merencanakan membangun Sistem Informasi Laboratorium (SIL) dan Sistem Informasi Pengadaan (SIP) untuk mempersingkat waktu dalam penanganan contoh. SIL menangani proses informasi pengujian
contoh
di
laboratorium
BBTPPI,
dimana
dalam
pembuatannya akan melibatkan pihak kedua (pembuat software) yang pelaksanaannya dibantu oleh Programer dari Seksi Informasi. 55 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dengan membangun
Sistem
Informasi
Laboratorium
diharapkan
akan
mempersingkat waktu penyerahan hasil uji contoh dan mempermudah pekerjaan pelaporan dan pendokumentasian data serta memudahkan dokumentasi di laboratorium maupun saat pencetakan Laporan Hasil Uji di bidang pengujian. SIP menangani proses informasi mengenai persediaan barang di gudang, alat tulis kantor (ATK), persediaan bahan kimia, dan sebagainya. Untuk mendukung beroperasinya SIL dan SIP akan diadakan unit komputer berupa 1 unit server dan 8 unit komputer untuk mendukung Aplikasi SIL dan SIP di laboratorium BBTPPI. Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan JPT BBTPPI (2009) pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang diberikan masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik. Umumnya ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan pelayanan yang diberikan adalah pada kecepatan pelayanan. Diharapkan dengan efektifnya penggunaan SIL dan SIP ini dapat meningkatkan kecepatan pelayanan jasa di BBTPPI sehingga pelayanan yang diberikan semakin mendekati harapan pelanggan. Dalam rangka mengatasi SDM yang memasuki masa persiapan pensiun, BBTPPI akan melakukan sistem pengujian yang didukung beberapa peralatan dengan sistem auto sampler yang bekerja cepat, akurat, dan efisien karena sistem otomatisasi mengurangi kebutuhan yang besar akan SDM. Peralatan yang ada di BBTPPI juga dapat melayani beberapa pengujian kuantitatif dengan limit deteksi yang rendah. Kapasitas BBTPPI tersebut perlu didukung oleh sarana peralatan laboratorium berupa laboratorium layanan pengujian dan kalibrasi yang secara bertahap harus terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya.
56 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Sistem otomatisasi pada peralatan tersebut dapat membantu BBTPPI dalam penyelesaian pengujian contoh dalam memenuhi kualifikasi mutu produk. Namun BBTPPI harus senantiasa memperhatikan masalah pemeliharaan peralatan tersebut mengingat kerusakan yang terjadi pada peralatan dapat memperlambat penyelesaian proses pengujian. Sejauh ini sebagian besar peralatan yang dimiliki BBTPPI masih berjalan dengan baik, namun untuk kedepannya masalah penyusutan peralatan tetap harus diperhatikan. Perkembangan penambahan peralatan dan penunjangnya selama tahun 2005 s.d. 2009 dapat dilihat pada Tabel 10. Penambahan beberapa peralatan disebabkan meningkatnya kebutuhan pelanggan akan jasa-jasa pelayanan dari BBTPPI, berkembangnya teknik analisis, serta faktor penyusutan peralatan. Tabel 10. Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s/d 2009 No.
Nama Alat
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
pH Meter Muffle Furnace Thermolyne Genset Termokopel Oven Neraca Analytical Digital BOD Incubator Refrigerator Mixer Hot Plate Stirrer Hot Plate PC Unit Printer CPU Monitor Mesin Bor Kompresor Termohigrometer Centrifuge Pompa Vakum Loop Sterilyzer Cool Storage DO Meter Incubator Water Distillation Purifier Water Bath Ultrasonic Cleaner Lap Top
2005 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 -
Penambahan Alat 2006 2007 2008 11 1 1 10 1 2 2 2 4 2 2 1 1 3 5 3 6 2 2 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 -
2009 3 3 4 1 -
Jumlah 18 1 1 12 3 5 1 7 4 3 1 17 15 4 5 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 1 2
57 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No.
Nama Alat
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Press Anemometer AAS Bom Calorimeter Laminar Flow GC MS Flash Point meter Centrifugal Pump Autoclave Alat Hibah Audit Energy dari Ditjend ILMTA : Alat Ukur Arus Listrik (Clamp on Meter) Alat Ukur Gas (Combustion Efficiency) Alat Ukur Kecepatan Angin (Digital Anemometer) Alat Ukur Cahaya (Digital Luxmeter) Alat Ukur Suhu (Digital Thermometer) Alat Ukur Suhu (Infra Red Thermometer) Alat Ukur Arus Listrik (Power Meter) Alat Ukur Kebocoran Gas (Steam Trap Detector) Alat Ukur Kecepatan Putaran Suatu Benda (Tachometer/Stroboscope) Alat Ukur Kelembaban (Temperature Humidity Meter) Alat Ukur Arus Air (Ultrasonic Flowmeter) Alat Ukur Gambar (Thermal Imager)
38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
47.
48. 49.
2005 -
Penambahan Alat 2006 2007 2008 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1
2009 -
Jumlah 2 1 1 1 1 1 1 3 1
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
1
1
Dilihat pada Tabel 10, beberapa peralatan diperoleh melalui dana Anggaran
Biaya Tambahan
(ABT) seperti pada tahun
2006.
Penerimaan ABT ini dapat membantu terutama dalam pengadaan alat di luar rencana sebelumnya atau pagu untuk pengadaan alat yang tidak mencukupi, hanya sistem ABT ini banyak resikonya dan peluang untuk gagal besar karena waktu pengadaan yang terbatas. BBTPPI masih membutuhkan UPS (Uninterrupted Power Supply) mengingat peralatan-peralatan yang ada membutuhkan kestabilan 58 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
dalam tegangan listrik untuk mengurangi risiko kerusakan peralatan dalam rangka memperpanjang umur pakai alat dan mengurangi biaya perbaikan. Dalam rangka mendukung jasa pelayanan teknis secara profesional, maka BBTPPI membutuhkan penelitian dan pengembangan yang mendukung kemutakhiran teknologi. Kegiatan litbang tersebut sangat didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium litbang/riset BBTPPI. Dengan adanya laboratorium litbang/riset, BBTPPI dapat mengadakan berbagai kegiatan untuk kerjasama penelitian dalam rangka pengembangan produk, perbaikan proses maupun riset pasar termasuk pelatihan. Sarana dan prasarana yang dimiliki BBTPPI dirasakan belum mampu menunjang kegiatan-kegiatan BBTPPI dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat industri. Oleh karena itu, dalam upaya terus meningkatkan layanan ini, masih dibutuhkan dukungan anggaran RM untuk pengadaan, pemeliharaan dan perawatannya.
B. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator sasaran, guna mengukur apakah kegiatan yang dilakukan sudah mencapai sasaran yang sesuai dengan program, kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi BBTPPI. Target dan pencapaian kinerja BBTPPI dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2009 Sasaran
Kegiatan
Indikator
Satuan
Terselenggaranya kegiatan litbang
Penelitian dan Pengembangan
Jumlah kegiatan litbang
Paket
Capaian Indikator Kinerja Reali- PersenTarget sasi tase 10 10 10 100% 73% 73%
59 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Sasaran
Kegiatan
terapan dan RBPI yang berfokus pada teknologi pencegahan pencemaran industri Semakin berkembangnya Jasa Pelayanan teknis
Penelitian dan Pengembangan Pelatihan Teknik Operasional Pengujian Bahan dan Produk Konsultasi Keteknikan Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk Kalibrasi Sertifikasi
Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI) Penanganan Pencemaran
Indikator
Satuan
Jumlah SDM yg menguasai tek. pencegahan pencemaran industri Jumlah litbang yg didesiminasikan Jumlah kerjasama litbang Jumlah SDM industri yg dilatih Jumlah contoh pengujian Jumlah perusahaan yg dikonsultasi Jumlah RSNI Jumlah contoh pengujian Jumlah alat yg dikalibrasi Jumlah perusahaan yg disertifikasi Jumlah perusahaan yg pesan alat
Orang
Jumlah contoh pengujian
Capaian Indikator Kinerja Reali- PersenTarget sasi tase 12 12 100%
Paket
12
12
100%
MOU
10
8
80%
Orang
8
9
112,50%
Contoh
600
508
84,67%
MOU
3
3
100%
RSNI Contoh
6 90
6 44
100% 48,89%
Unit
60
70
116,67%
MOU
72
79
109,72%
MOU
1
1
100,00%
Contoh
1.700
1.787
105,12%
Berdasarkan data sampai dengan bulan September 2009, target total penerimaan dari jasa layanan telah tercapai, namun per jenis layanan akan bervariasi, dimana akan ada yang melebihi target dan ada juga yang tidak mencapai target.
60 Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN
A. Analisis TOWS Organisasi hidup dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi tersebut perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan strategisnya. Tujuan kegiatan pencermatan lingkungan strategis adalah untuk memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi dan mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Demikian juga tentunya dengan BBTPPI, guna mempertahankan eksistensi serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik, perlu dilakukan analisis lingkungan internal maupun eksternal yang difokuskan pada aspek layanan, keuangan, SDM dan organisasi serta sarana dan prasarana. Analisis lingkungan strategis tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
1.
Analisis Lingkungan Internal Berdasarkan analisis maka faktor-faktor internal yang mempengaruhi pencapaian visi, misi dan tujuan BBTPPI adalah sebagai berikut : a.
Kekuatan a)
Aspek Layanan 1)
Mempunyai pelanggan tetap. BBTPPI mempunyai pelanggan tetap ± 550 untuk jasa layanan pengujian, kalibrasi dan sertifikasi yang 61
Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
secara rutin memanfaatkan jasa layanan yang ada di BBTPPI. Pelanggan tetap tersebut berasal dari industri maupun instansi pemerintah terutama di Jawa Tengah. 2)
Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang ditawarkan. BBTPPI
memiliki
(layanan
satu
layanan atap),
“One
Stop
sehingga
Services”
memudahkan
pelanggan dalam perolehan sertifikat (SNI, Sistem Manajemen
Mutu
dan
Lingkungan).
BBTPPI
Sistem
mempunyai
Manajemen jasa
layanan
sertifikasi yang didukung layanan pengambilan contoh, layanan pengujian, kalibrasi, maupun pelatihannya. Sebagai
contoh
(sertifikasi
lembaga-lembaga
produk/ISO
9001/ISO
sertifikasi
14001)
yang
membutuhkan jasa pengujian, kalibrasi, dan pelatihan maka semua jasa layanan tersebut bisa sekaligus dilakukan di BBTPPI. 3)
Merupakan pelayanan
laboratorium pengujian
yang
dalam
ditunjuk
rangka
untuk
monitoring
pencemaran lingkungan. Laboratorium
pengujian
BBTPPI
merupakan
laboratorium yang ditunjuk dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. 4)
Mampu
mengembangkan
jenis
layanan
melalui
dukungan inovasi litbang. Kegiatan Litbang di BBTPPI dilakukan secara rutin dengan dana dari APBN. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan teknologi proses, pengembangan produk
dan
bahan
baku/bahan
penolong,
62 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
pengembangan metode uji dan rancang bangun perekayasaan meningkatkan memberikan
industri.
Hasil
kemampuan jasa
litbang
ini
BBTPPI
layanan.
akan dalam
Penelitian
dan
pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri akan mendukung jasa layanan pelatihan dan konsultansi. 5)
Mampu melakukan layanan audit energi. Dalam melaksanakan layanan audit energi kepada pelanggan, BBTPPI mempunyai SDM dan peralatan yang mampu melakukan identifikasi peluang bagi pelanggan
untuk
melakukan
penghematan
penggunaan energi. b)
Aspek Keuangan 1)
Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. Realisasi PNBP setiap tahun
selalu mengalami
peningkatan yakni pada tahun 2005 sebesar Rp 2,09 milyar dan pada tahun 2009 menjadi Rp 4,60 milyar. Peningkatan ini didukung oleh layanan yang semakin profesional, SDM yang berpengalaman, serta sarana peralatan yang cukup memadai terutama untuk layanan penanganan pencemaran. 2)
Tarif jasa layanan kompetitif. Dalam
memberikan
jasa
layanannya,
BBTPPI
memberlakukan tarif layanan yang relatif lebih murah dan kompetitif dibanding dengan lembaga lain yang sejenis
disamping
hasil
pengujian
yang
akurat,
sehingga dapat meningkatkan jumlah pemakai jasa layanan pengujian BBTPPI.
63 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
3)
Adanya dukungan anggaran dari APBN. Anggaran BBTPPI selain bersumber dari PNBP juga dari Rupiah Murni (RM). RM tersebut digunakan untuk pembayaran 1) Belanja Pegawai, 2) Belanja Barang, 3) Belanja Modal. Dengan adanya dukungan dari RM, pengadaan peralatan JPT yang relatif mahal dan belanja pegawai dapat terpenuhi.
c)
Aspek SDM dan Organisasi 1)
Memiliki SDM berkompeten. BBTPPI dalam melaksanakan JPT didukung oleh SDM yang
memiliki
kompetensi
serta
latar
belakang
pendidikan formal dan non-formal yang mendukung pelaksanaan tupoksi. 2)
Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. Dalam pembinaan karier pegawai BBTPPI telah menggunakan Permenperin
sistem pola No.
karir
sesuai
dengan
91/M-IND/PER/11/2007
tentang
pedoman mutasi jabatan dan pengembangan karir pegawai Departemen Perindustrian. Dengan adanya pola karir tersebut diharapkan mampu membentuk pribadi yang disiplin dan profesional sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja pegawai. 3)
Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian, kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional. Tata kelola untuk layanan sertifikasi ISO 9001 oleh BISQA dan untuk layanan sertifikasi ISO 14000 oleh BRISEMA telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC 17021:2006. Tata kelola untuk layanan pengujian oleh Lab. Uji dan untuk layanan kalibrasi oleh Lab. Kalibrasi telah
terakreditasi
oleh
KAN
sesuai
ISO/IEC
17025:2005. Tata kelola untuk layanan sertifikasi 64 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
produk oleh LSPro-BBTPPI telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC Guide 65:1996. d)
Aspek Sarana dan Prasarana 1)
Lokasi BBTPPI yang strategis. Lokasi BBTPPI terletak di tengah kota dan mudah dijangkau, sehingga memudahkan pelanggan untuk memperoleh jasa layanan yang dibutuhkan.
2)
Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. Laboratorium BBTPPI memiliki peralatan yang lengkap baik untuk pengujian, kalibrasi, maupun peralatan proses. Kelengkapan ini memberikan dukungan bagi kelancaran pelayanan kepada pelanggan BBTPPI.
3)
Memiliki website. BBTPPI
memiliki
website
dengan
alamat
http://www.bbtppi.org/ yang memudahkan pelanggan untuk mengakses jasa pelayanan teknis yang dapat diberikan oleh BBTPPI. b.
Kelemahan a)
Aspek Layanan 1)
Waktu penyelesaian layanan yang lama. Penyelesaian layanan pengujian tidak tepat waktu dan memerlukan waktu yang lama dikarenakan jumlah contoh yang semakin banyak dan bervariasi baik komoditas
maupun
parameter
uji,
sedangkan
kapasitas sarana dan prasarana serta SDM cenderung menurun. 2)
Parameter
pengujian/kalibrasi
dan
ruang
lingkup
sertifikasi belum terakreditasi seluruhnya. BBTPPI mempunyai laboratorium terakreditasi yang mampu melakukan pengujian (komoditas SNI wajib dan
pencemaran)
namun
belum
untuk
seluruh
65 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
parameter; laboratorium kalibrasi terakreditasi yang mampu melakukan kalibrasi peralatan dan mesin namun dengan lingkup yang terbatas; dan lembaga sertifikasi terakreditasi namun dengan lingkup yang terbatas. 3)
Belum
diterapkannya
teknologi
informasi
secara
optimal. Teknologi informasi belum diterapkan secara optimal pada
setiap
jenis
layanan
sehingga
kurang
mendukung layanan yang cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 4)
Lemahnya networking/jejaring kerjasama. Dalam
memberikan
jasa
layanan
teknis
yang
komprehensif sesuai kebutuhan pelanggan, BBTPPI belum
memiliki
jejaring
yang
efektif
dengan
lembaga/institusi yang komplementer. 5)
Pemasaran belum efektif. Kegiatan pemasaran yang menawarkan jasa layanan teknis BBTPPI termasuk survei kebutuhan pelanggan belum dilakukan secara efektif, sehingga belum diperoleh data yang lengkap mengenai jenis layanan yang dibutuhkan pelanggan.
b)
Aspek Keuangan 1)
Pendapatan PNBP belum proporsional. Adanya kenaikan pagu yang sudah mempunyai pelanggan tetap seperti pengujian, kalibrasi dan sertifikasi
dibandingkan
jasa
layanan
lainnya
menyebabkan tidak semua target penerimaan tercapai karena
terbatasnya
dialokasikan
sehingga
pagu
penggunaan
pendapatan
PNBP
yang belum
proporsional.
66 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2)
Perencanaan anggaran belum efektif. Perencanaan pengalokasian belanja sering tidak tepat, sehingga harus dilakukan revisi anggaran sedangkan revisi anggaran membutuhkan waktu yang lama.
3)
Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. BBTPPI menghadapi kendala memenuhi kebutuhan investasi dan pemeliharaan yang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya layanan, namun pagu yang disediakan terbatas.
4)
Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam waktu yang relatif singkat. Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 63 tahun 2007 tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen Perindustrian, mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008. Pada saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi, adanya jenis layanan baru, dan sebagainya, seringkali tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan karena ditetapkan dengan peraturan pemerintah, tarif tersebut tidak bisa direvisi dalam waktu yang relatif singkat.
c)
Aspek SDM dan Organisasi 1)
Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek terbatas. Terbatasnya
kesempatan
perkembangan
iptek
SDM
dikarenakan
mengikuti keterbatasan
anggaran. Hal ini mengakibatkan kaderisasi untuk menggantikan posisi yang membutuhkan keahlian tertentu memerlukan waktu yang lama, karena SDM yunior memiliki pengalaman yang terbatas.
67 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2)
Pemberdayaan
SDM
yang
berkompeten
belum
yang
berkompeten
belum
terencana dengan baik. Pemberdayaan
SDM
terencana dengan baik di dalam menangani beban kerja, sehingga waktu tunggu pelaksanaan jasa layanan semakin meningkat. 3)
Pelaksanaan
jasa
pelayanan
teknis
belum
dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI. Agar implementasi ISO/IEC 17025, ISO/IEC 17021 dan ISO/IEC Guide 65 lebih efektif, maka fungsi mutu, teknis dan administratif dilaksanakan sesuai struktur organisasi
berdasarkan
Perindustrian
RI
Nomor
Peraturan :
Menteri
47/M-IND/PER/6/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja BBTPPI. 4)
Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional. Pranata litbang BBTPPI belum diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk menunjang seluruh kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu layanan.
d)
Aspek Sarana dan Prasarana 1)
Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab. pengujian dan kalibrasi. Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab. pengujian dan kalibrasi mengakibatkan kendala dalam melayani
kebutuhan
pelanggan
yang
semakin
meningkat. 2)
Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana dengan baik.
68 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Pemeliharaan sarana dan prasarana BBTPPI belum terencana dengan baik karena pemeliharaan masih bersifat
perbaikan
dan
belum
merupakan
pemeliharaan preventif yang mendukung utilisasi sarana dan prasarana secara optimal. 3)
Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa layanan. Agar pelaksanaan pekerjaan di lingkungan BBTPPI menjadi lebih cepat dan sistematis sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik, BBTPPI perlu mengembangkan
sistem
informasi
yang
meliputi
antara lain : SIL (Sistem Informasi Laboratorium), SIKAL (Sistem informasi Kalibrasi), SIS (Sistem Informasi Sertifikasi), dan SIP (Sistem Informasi Persediaan) termasuk infrastruktur jaringan.
2.
Analisis Lingkungan Eksternal Analisis
lingkungan
eksternal
juga
dilakukan
dengan
mempertimbangkan 4 Aspek yaitu : Aspek Layanan, Aspek Keuangan, Aspek SDM dan Organisasi dan Aspek Sarana dan Prasarana. Berdasarkan analisa, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh dan perlu dicermati dengan seksama adalah sebagai berikut: a.
Peluang a)
Aspek Layanan 1)
Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar. Potensi
pasar
sehubungan
yang
dengan
ada
relatif
kebutuhan
masih
besar
industri
akan
penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri. Saat ini pasar yang
69 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
sudah digarap masih terkonsentrasi di provinsi Jawa Tengah, sehingga masih terbuka peluang di tingkat nasional. 2)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan "delivery" jasa layanan teknis dapat dipercepat sehingga memberikan peluang dalam meningkatkan jasa layanan teknis BBTPPI.
3)
Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat memaksa
industri
mengurangi,
mengolah
dan
mendaur ulang limbahnya yang akan menumbuhkan kebutuhan
untuk
jasa
layanan
teknis seperti
:
konsultansi dan sertifikasi sistem lingkungan serta litbang, RBPI dan konsultasi terkait green production technology, perencanaan IPAL dlsb. 4)
Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. Dengan
adanya
kebijakan
SNI
wajib
maka
diperkirakan kegiatan BBTPPI yang berhubungan dengan layanan pengujian, sertifikasi dan kalibrasi akan semakin meningkat. Disamping itu BBTPPI berperan serta di dalam mendukung kebijakan industri nasional dalam pengawasan produk melalui layanan pengujian. b)
Aspek Keuangan 1)
Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). Adanya
kebijakan
dari
Pemerintah
mengenai
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PKBLU) yang lebih memberikan keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan pagu anggaran
70 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
PNBP sehingga BBTPPI dapat memberikan layanan maksimal
dengan
jumlah
pelanggan
yang lebih
banyak. 2)
Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. Pembiayaan yang bersumber dari RM cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga semakin mendukung alokasi anggaran pengadaan peralatan
untuk
jasa
layanan
terkait
dengan
pemberlakuan SNI wajib serta untuk kegiatan litbang sesuai fokus yang diprioritaskan. c)
Aspek SDM dan Organisasi 1)
Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sangat terbuka baik melalui diklat-diklat maupun program bea siswa S2 dan S3. yang didanai oleh BPPI atau pihak lain.
2)
Berkembangnya sertifikasi profesi. Sertifikasi profesi sangat mendukung pengembangan SDM berbasis kompetensi sehingga BBTPPI dapat memberikan jasa layanan teknis yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.
3)
Berlakunya
sistem
reformasi
birokrasi
untuk
meningkatkan kinerja. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja SDM dilakukan
dengan
melakukan
reformasi
birokrasi
melalui penempatan SDM sesuai kompetensinya dengan sarana & prasarana yang memadai untuk meningkatkan layanan prima.
71 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
4)
Tersedianya berbagai jabatan fungsional. Ketersediaan berbagai jabatan fungsional seperti peneliti, perekayasa, penguji mutu barang, pranata komputer akan sangat mendukung pengembangan karir bagi SDM BBTPPI.
d)
Aspek Sarana dan Prasarana 1)
Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. BBTPPI dapat melakukan kerjasama dengan industri DN/LN menggunakan peralatan proses yang tersedia untuk melakukan uji coba produksi, pengembangan produk/bahan baku/bahan penolong, perbaikan mutu, formulasi produk, market riset, efisiensi proses, standardisasi proses dan produk, dan lain sebagainya.
2)
Adanya program bantuan dari DN/LN. Terbukanya
lembaga/institusi
baik
dalam
negeri
maupun luar negeri yang bisa memberikan bantuan peralatan seperti ABT, kerjasama luar negeri. 3)
Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test). BBTPPI belum memiliki peralatan uji cepat seperti untuk
penetapan
kadar
air,
parameter
pada
mikrobiologi dan parameter pada AMDK yang dapat mendukung kecepatan penyelesaian pengujian. b.
Ancaman a)
Aspek Layanan 1)
Adanya lembaga layanan sejenis. Keberadaan lembaga layanan yang sejenis baik nasional
termasuk
internasional
terutama
perguruan di
tingkat
tinggi
maupun
ASEAN
yang
memberikan layanan sejenis dengan jasa layanan BBTPPI akan berpotensi sebagai pesaing dan dapat meningkatkan persaingan yang ketat.
72 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
2)
Perkembangan iptek yang cepat. Perkembangan teknologi pencegahan pencemaran industri, nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan, 'green production' sangat cepat sehingga BBTPPI perlu meningkatkan kemampuannya untuk mengejar ketertinggalan tersebut guna mendorong peningkatan daya
saing
industri
melalui
upaya
pelestarian
lingkungan. 3)
Tuntutan pelanggan akan layanan prima. Dengan
semakin
meningkatnya
kesadaran
dan
pemahaman pelanggan tentang mutu layanan, maka akan mengakibatkan tuntutan pelangggan terhadap layanan prima. b)
Aspek Keuangan 1)
Tingkat inflasi. Apabila terjadi inflasi yang tinggi, tarif yang ada untuk jasa pelayanan teknis akan tidak sesuai lagi dengan kondisi riil.
2)
Nilai tukar Rupiah. Bahan kimia, peralatan, suku cadang dan standar yang digunakan untuk pengujian sebagian besar masih di impor sehingga nilai tukar rupiah yang melemah
mengakibatkan membengkaknya jumlah
rupiah yang dibutuhkan, kondisi ini akan meningkatkan anggaran yang dibutuhkan dan dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah ini adalah pengadaan barang atau bahan menjadi batal atau terhambat. 3)
Investasi Sektor Industri menurun. Pertumbuhan
industri
akan
berpengaruh
sangat
signifikan kepada jasa layanan BBTPPI. Apabila
73 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
investasi sektor industri menurun akan berdampak negatif pada perkembangan jasa layanan BBTPPI. c)
Aspek SDM dan Organisasi 1)
Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat akibat globalisasi menuntu organisasi yang memberikan layanan harus responsif, cepat bereaksi dan
'cost-effective'
agar
dapat
bersaing
dan
'sustainable' sesuai tuntutan perubahan. 2)
Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga lab. Adanya Kebijakan dalam Pengadaan CPNS bahwa Formasi CPNS pendidikan terendah adalah D3 keatas. Sementara ini BBTPPI membutuhkan lebih banyak tenaga
Laboratorium
yang
berasal
dari
lulusan
Sekolah Menengah Analis Kimia yang sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. d)
Aspek Sarana dan Prasarana 1)
Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga pesaing. Lembaga atau lab sejenis yang memiliki peralatan lebih mutakhir berpotensi menarik pelanggan BBTPPI.
2)
Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses yang cepat. Perkembangan IPTEK yang cepat akan mempercepat siklus hidup peralatan sehingga peralatan yang tersedia sekarang tidak sesuai lagi dengan tuntutan memberikan pelayanan prima.
74 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
3)
Ketidaksinambungan pasokan suku cadang. Sebagian peralatan yang digunakan di BBTPPI sudah tergolong lama namun masih layak dioperasikan. Beberapa ditemukan
suku di
cadang pasaran
yang
dibutuhkan
sulit
karena
produsen
tidak
memproduksi lagi sehingga perlu re-investasi untuk peralatan yang baru.
B. Penentuan Strategi Internal-Eksternal
Setiap
Aspek
Berdasarkan
Matrik
Untuk menentukan posisi masing-masing layanan pada matrik strategi, dilakukan skoring terhadap masing-masing faktor internal dan eksternal, sehingga didapat posisi Layanan, Keuangan, SDM dan Organisasi serta Sarana dan Prasarana seperti terlihat pada Tabel 12-14 di bawah ini. Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi
1. 2. 3.
4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
1.
2. 3.
ASPEK LAYANAN Faktor Kekuatan Mempunyai pelanggan tetap. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang ditawarkan. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang. Mampu melakukan layanan audit energi. Faktor Kelemahan Waktu penyelesaian layanan yang lama. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi belum terakreditasi seluruhnya. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. Pemasaran belum efektif. Jumlah Faktor Peluang Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat
Bobot
Rating
Skor
0,16 0,16
3 4
0,48 0,64
0,12
4
0,48
0,06
2
0,12
0,06
3
0,18
0,14 0,14
4 3
0,56 0,42
0,06 0,02 0,08 1,00
2 2 3
0,12 0,04 0,24 3,28
0,20
4
0,80
0,07
4
0,27
0,17
4
0,67
75 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
4. 1. 2. 3.
ASPEK LAYANAN Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. Faktor Ancaman Adanya lembaga layanan sejenis. Perkembangan iptek yang cepat. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. Jumlah
Bobot 0,10
Rating 4
Skor 0,40
0,13 0,10 0,23 1,00
2 2 4
0,27 0,20 0,93 3,53
Tabel 13 : Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
1. 2. 1. 2. 3.
ASPEK KEUANGAN Faktor Kekuatan Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. Tarif jasa layanan kompetitif. Adanya dukungan anggaran dari APBN. Faktor Kelemahan Pendapatan PNBP belum proporsional. Perencanaan anggaran belum efektif. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam waktu yang relatif singkat. Jumlah Faktor Peluang Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. Faktor Ancaman Tingkat inflasi. Nilai tukar rupiah. Investasi sektor industri menurun. Jumlah
Bobot
Rating
Skor
0,15 0,15 0,19
3 4 3
0,44 0,59 0,56
0,04 0,15 0,26 0,07
1 1 4 3
0,04 0,15 1,04 0,22
1,00
3,04
0,33 0,27
4 4
1,33 1,07
0,13 0,07 0,20 1,00
2 2 2
0,27 0,13 0,40 3,20
Tabel 14 : Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik strategi
1. 2. 3.
1. 2. 3. 4.
ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Kekuatan Memiliki SDM berkompeten. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian, kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional. Faktor Kelemahan Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek terbatas. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional. Jumlah
0,25 0,17 0,13
4 4 3
1,00 0,67 0,38
0,17
3
0,50
0,21
4
0,83
0,04
4
0,17
0,04
2
0,08
1,00
3,63
76 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
1. 2. 3. 4. 1. 2.
ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Peluang Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. Berkembangnya sertifikasi profesi. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. Faktor Ancaman Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga lab. Jumlah
0,19 0,10 0,29
4 3 3
0,76 0,29 0,86
0,05
3
0,14
0,19
2
0,38
0,19
2
0,38
1,00
2,81
Tabel 15 : Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik Strategi
1. 2. 3. 1. 2. 3.
1. 2. 3. 1. 2. 3.
ASPEK SARANA DAN PRASARANA Faktor Kekuatan Lokasi BBTPPI yang strategis. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. Memiliki website. Faktor Kelemahan Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab. pengujian dan kalibrasi. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana dengan baik. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa layanan. Jumlah Faktor Peluang Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. Adanya program bantuan dari DN/LN. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test). Faktor Ancaman Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga pesaing. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses yang cepat. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang. Jumlah
Bobot
Rating
Skor
0,14 0,24 0,05 Bobot 0,29
3 4 3 Rating 4
0,43 0,95 0,14 Skor 1,14
0,19
3
0,57
0,10
3
0,29
1,00
3,52
0,10 0,10 0,14
4 3 3
0,38 0,29 0,43
0,29
2
0,57
0,24
3
0,71
0,14 1,00
3
0,43 2,81
77 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Hasil dari pembobotan untuk setiap aspek tersebut nilainya adalah sebagai berikut: NO.
ASPEK
SIMBOL
SKOR
1.
Layanan
♥
3,28 – 3,53
2.
Keuangan
♦
3,04 – 3,20
3.
SDM dan Organisasi
♣
3,63 – 2,81
4.
Sarana dan Prasarana
♠
3,52 – 2,81
Nilai tersebut bila disajikan pada matrik IE dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini: Total IFE Tertimbang
T in g g i
4
Kuat
3
Rata-rata
2
Lemah
1
Grow & build
I
♥
II
III
V
VI
3
IV
Hold & maintain
Ren dah
2
Sedang
♣♠
VII
VIII
IX Harvest & divest
1
T o ta l E F E T e rtim b a n g
♦
Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal. I, II, IV
Strategi
pembangunan
dan
pertumbuhan
(intensif
dan
integratif) III, V, VII
Strategi bertahan
VI, VIII, IX
Strategi panen dan pengurangan investasi (divestasi) 78
Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Posisi dan strategi untuk aspek Layanan, Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana. Berdasarkan analisa matrik internal-eksternal terhadap aspek Layanan, Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana BBTPPI berada pada posisi kuadran I dan IV yaitu pada strategi pembangunan dan pertumbuhan, maka untuk meningkatkan layanan diperlukan langkahlangkah strategi intensif dan strategi integratif setiap jenis layanan dengan meningkatkan mutu dan jenis layanan yang diberikan. Strategi intensif dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar untuk setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan pelanggan tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta peningkatan kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan penambahan peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan akurat. Strategi integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.
C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi Dalam menentukan dan memilih strategi operasional perlu disusun TOWS matrik dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, sehingga dapat diidentifikasi Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T dan Strategi WT sebagaimana dapat dilihat pada TOWS Matrix Lampiran V. Setelah teridentifikasi semua strategi operasional, selanjutnya perlu dilakukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan Visi, Misi, dan nilai-nilai yang dianut oleh BBTPPI. Hasil skoring terhadap masing-masing strategi dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini. Tabel 16. Pemilihan Strategi No.
Strategi
Visi
1.
Strategi S-O Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU
4
1. 3
Misi 2. 3. 2
1
1.
Nilai-Nilai 2. 3. 4.
5.
4
3
1
3
2
Total 23
79 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait 3. Pemanfaatan sarana kerja 4. Optimalisasi tawaran bantuan dan kerjasama 5. Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier 6. Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM 7. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT 8. Mempromosikan Jasa Audit Energi 9. Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan 10. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional 11 Pengembangan kemampuan layanan 12 Peningkatan kualitas Layanan Strategi W-O 1. Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis 2. Memelihara peralatan lab proses 3. Memanfaatkan program bantuan untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI 4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI 5. Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil 6. Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi
4
Misi 1. 2. 3. 4 2 2
4 4
4 3
2 3
2 2
4 3
4 2
3 1
3 2
2 1
28 21
2
2
2
1
3
2
3
2
1
18
2
2
1
1
3
3
2
2
1
17
4
3
4
3
3
3
3
2
2
27
2 4
3 3
1 4
1 3
2 3
1 3
1 3
1 2
1 2
13 27
4
3
2
4
4
2
3
2
1
25
3 4
4 3
4 2
3 1
3 4
3 3
2 3
2 2
2 1
26 23
2
3
2
1
3
1
2
1
1
16
2 3
3 3
2 3
2 1
3 3
2 1
1 2
1 1
1 1
17 18
4
3
4
3
3
3
3
2
2
27
3
2
1
1
3
2
2
1
1
16
2
2
1
1
3
1
1
2
1
14
7.
3
3
2
1
3
2
1
3
1
19
3
2
2
1
3
1
1
1
1
15
3
2
2
1
3
2
2
1
1
17
2
2
1
1
2
2
1
1
1
13
3
4
4
3
3
3
2
2
2
26
2
2
1
1
2
1
1
1
1
12
No.
Strategi
2.
Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi 8. Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran 9. Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi 10. Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif 11. Investasi peralatan prioritas yang mutakhir 12. Peningkatan Usaha Marketing yang agresif
Visi
1. 4
Nilai-Nilai 2. 3. 4. 4 3 3
5. 2
Total 28
80 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Strategi Strategi S-T Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III Selektif dalam memilih pemasok pelatanan Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun
Misi 1. 2. 3.
1.
Nilai-Nilai 2. 3. 4.
5.
2
3
1
1
2
1
1
1
1
13
2
3
2
2
3
2
2
1
1
18
2
3
2
1
2
1
1
1
1
14
3
2
1
1
3
2
2
1
1
16
3
3
2
2
3
2
1
1
1
18
2
3
2
1
3
1
2
1
1
16
3
2
1
1
2
1
2
1
1
14
3
1
1
2
1
1
1
1
13
2
1
1
2
2
2
1
1
14
4 3 3
2 2 2
2 1 1
3 3 3
2 2 2
1 1 1
1 1 1
1 1 1
18 17 17
2
2
4
3
3
3
1
1
23
3
2
1
3
2
2
3
1
21
3
2
1
4
3
2
3
1
21
Visi
Strategi W-T 1. Efisiensi penggunaan anggaran 2 berdasarkan prioritas 2. Mengurangi frekuensi promosi jasa 2 pengujian 3. Pengadaan peralatan rapid test 2 4. Menyusun rencana pemeliharaan alat 3 5. Mengembangkan kerjasama dengan 3 lembaga sejenis. 6. Memperbaiki kinerja pelayanan secara 4 berkesinambungan 7. Reformasi birokrasi dengan 4 penerapan skema PK-BLU 8. Penyusunan SOP konsultansi dan 2 sertifikasi Rating: Nilai 4 : Berpengaruh Sangat besar 3 : Berpengaruh Besar 2 : Berpengaruh Cukup 1 : Berpengaruh Tidak Banyak
Total
D. Strategi Terpilih Berdasarkan hasil skoring terhadap berbagai strategi alternatif pada Tabel 16 di atas, maka ditetapkan 8 (delapan) strategi terpilih yang memiliki skor tertinggi adalah sebagai berikut: 1)
Membangun jejaring kerja
untuk kerjasama JPT dengan instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait
81 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Untuk menghubungkan kemampuan BBTPPI di bidang jasa layanan teknis, di satu sisi dengan masyarakat sebagai pengguna jasa di sisi lain, diperlukan media dan strategi yang mampu mempertemukan keduanya dalam jejaring kerjasama yang saling menguntungkan. 2)
Pemanfaatan sarana kerja BBTPPI memiliki fasilitas peralatan proses yang cukup memadai dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh BBTPPI, oleh karena itu membangun kerjasama dalam pemanfaatan alat proses yang berada di Lab Proses oleh industri pangan akan memberikan manfaat yang bersifat kerjasama yang saling menguntungkan.
3)
Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan BBTPPI telah menetapkan kompetensi inti di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan yang sejalan pula dengan salah satu tugas pokok dan fungsi BBTPPI di bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri. Bahwa dengan mempertimbangkan kemampuan SDM yang dimiliki dan terbukanya kesempatan untuk mengembangan kompetensi inti, serta masih tingginya potensi pasar pada kegiatan litbang maka strategi memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat menjadikan sesuatu yang harus direspon oleh BBTPPI. Selain itu kegiatan litbang yang berhasil dan bermutu baik pada dasarnya akan mendukung setiap jasa layanan yang dikembangkan BBTPPI seperti kegiatan pengujian, RBPI dan pelatihan SDM industri sehingga jasa layanan teknis akan semakin berkembang.
4)
Penetrasi dan Pengembangan Pasar JPT Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengalaman, memperluas dan memantapkan posisi BBTPPI di pasar tertentu. Dengan demikian harga jual yang diterapkan sangat bersaing (mungkin sedikit lebih
82 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
rendah dibandingkan pesaing). Utamanya adalah masuk dulu di pasar/pelanggan potensial baru setelah itu meraih keuntungan. 5)
Merencanakan Training bagi SDM BBTPPI Program pelatihan dan pendidikan yang diikuti harus diseleksi betul agar sesuai dengan kebutuhan BBTPPI dan proyeksi kebutuhan pasar terhadap bidang keahlian/kompetensi di masa mendatang. Hal ini untuk menghindari pemborosan investasi. Untuk itu, secara periodik, misal 2(dua) tahun sekali, perlu dilakukan analisa kebutuhan pelatihan (training need assessment) yang mengidentifikasi kebutuhan pelatihan apa saja yang diperlukan bagi tenaga alhi dan peneliti untuk meningkatkan keahlian dan kompetensinya, sesuai dengan lingkup bisnis inti BBTPPI.
6)
Investasi peralatan prioritas yang mutakhir. Dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan, maka strategi yang dapat ditempuh adalah melalukan upaya secara sistematis dan terprogram dalam meningkatkan kapasitas peralatan. Peningkatan kapasitas peralatan ini harus diprioritaskan pada layanan pengujian, penanganan pencemaran dan audit energi yang potensial dalam meningkatkan pendapatan.
7)
Pengembangan Kemampuan Layanan Ditujukan pada Pengembangan dan sosialisasi paradigma baru menjadi organisasi litbang yang handal dan terkemuka, serta berorientasi pada pasar (outward looking). Disamping itu perlu dibangun budaya organisasi (corporate culture) yang ber-etika professional,
dan
berintegritas
tinggi.
Serta
menyusun
dan
mengembangkan sistem dan prosedur kerja, petunjuk teknis dan pelaksanaan organisasi yang jelas dan lugas 8)
Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri Nasional. Sebagai instansi Pemerintah dan unit pelaksana teknis dari Badan Litbang Industri (BPPI), maka BBTPPI memiliki kewajiban untuk 83
Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
menjalankan
Kebijakan
Industri
Nasional
serta
memberikan
dukungannya terhadap kebijakan litbang yang ditetapkan oleh BPPI dengan fokus pada nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan serta litbang terapan yang mendukung energi baru dan terbarukan serta pelestarian lingkungan dalam upaya membangun kompetensi inti daerah. Sehubungan dengan itu BBTPPI harus mengambil peran dalam
menjalankan
kegiatan
litbang
tersebut
sesuai
dengan
kapabilitas yang dimiliki, dalam koridor tugas pokoknya di bidang teknologi pencegahan pencemaran industri.
84 Bab IV. Analisis Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN
A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi BBTPPI maka perlu disusun Rencana Strategis Bisnis untuk lima tahun kedepan (2010-2014) yang diuraikan sebagai berikut: 1.
Visi Visi merupakan potret masa depan BBTPPI yang dicita-citakan yaitu : “Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri.”
2.
Misi Misi merupakan tugas atau peran yang diemban oleh BBTPPI yaitu : 1)
Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan berwawasan lingkungan
2)
Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman teknologi
pencegahan
pencemaran
industri
secara
berkesinambungan untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. 3)
Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan industri nasional.
85 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
3.
Nilai-Nilai Nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar pelaksanaan tugas berjalan secara optimal dan sesuai dengan yang diinginkan adalah : 1)
Pelayanan Prima Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan harus selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya (internal dan eksternal) sesuai standar mutu layanan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2)
Inovatif Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek teknologi maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.
3)
Kerjasama Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara para pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau masalah secara bersama dengan melakukan koordinasi dan sinkronisasi serta komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau tidak jelas siapa mengerjakan apa. Secara eksternal
kerjasamapun
harus
dibangun
dengan
seluruh
stakeholder (pemerintah, industri, lembaga sejenis, perguruan tinggi, LSM dll). 4)
Integritas Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5)
Kepemilikan Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki BBTPPI sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima
86 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
tanggung
jawab
personal
untuk
pencapaian
kepuasan
pelanggan dan sasaran Balai.
4.
Tujuan Dengan memperhatikan potensi dan kendala untuk mencapai Visi dan Misi yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1)
Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan prima. Jasa Pelayanan Teknis yang dapat diberikan oleh Balai harus ditingkatkan
guna
memenuhi
permintaan pelanggan
yang
semakin bervariasi dan meningkat sesuai kebutuhannya, dan pelayanan tersebut harus prima agar dapat bersaing. Standar Pelayanan Minimum yang harus dapat dipenuhi oleh BBTPPI diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 163/M-IND/PER/11/2009, tanggal 30-11-2009. 2)
Meningkatkan kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri. Peran litbang sangat penting dalam mendukung perkembangan industri yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu kerjasama litbang dengan industri harus terus di kembangkan dan ditingkatkan melalui penguasaan teknologi yang inovatif dan dapat meningkatkan daya saing serta nilai tambah.
3)
Mendukung
tercapainya
target
pertumbuhan
industri
nasional. Peran Balai dalam mendukung kebijakan pemerintah perlu terus ditingkatkan,
utamanya
untuk
penerapan
standar
dan
pengembangan kompetensi inti daerah.
5.
Sasaran Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang lebih spesifik, terukur, dapat dicapai, berorientasi kepada hasil serta ada rentang waktunya.
87 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase No.
Indikator Sasaran PNBP
Sasaran
1.
Rencana Tingkat Capaian 2010 2011 2012 2013 2014 20% 20% 20% 20% 20%
Meningkatnya Jasa Pelayanan Teknis *) 2. Meningkatnya kompetensi Orang 20% 40% 60% 80% 100% SDM jasa layanan teknis 3. Meningkatnya jangkauan Lokasi 20% 40% 100% 100% 100% pasar pelanggan 4. Meningkatnya kapasitas Kapasitas 50% 60% 70% 80% 90% sarana dan prasarana layanan litbang serta pelayanan teknis 5. Meningkatnya Paket 50% 50% 75% 75% 100% kemampuan penguasaan teknologi teknologi pencegahan pencemaran industri. 6. Meningkatnya Paket 20% 40% 50% 60% 70% kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional. Keterangan : *) peningkatan prosentase sebesar 20 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
6.
Strategi Berdasarkan
hasil
Analisis
TOWS
yang
kemudian
dilakukan
pembobotan maka dihasilkan delapan strategi terpilih sebagai berikut: 1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait. 2) Pemanfaatan sarana kerja. 3) Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT. 4) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang
terapan
di
bidang
teknologi
produksi
bersih
dan
bioteknologi lingkungan. 5) Merencanakan training bagi SDM BBTPPI. 6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir. 7) Pengembangan kemampuan layanan.
88 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional.
7.
Kebijakan Pada dasarnya kebijakan adalah ketentuan-ketentuan atau langkah yang akan ditempuh dalam rangka mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi, dan ditetapkan oleh pimpinan unit (Kepala BBTPPI) untuk dijadikan pedoman, pegangan, atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan pegawai. Kebijakan teknis BBTPPI yang dapat mendukung tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan adalah : 1)
Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal.
2)
Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok per jenis layanan.
3)
Pengaturan
jam
kerja
layanan.untuk
mempercepat
waktu
penyerahan. 4)
Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui secara nasional dan internasional.
5)
Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana.
6)
Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.
7)
Pengembangan pasar.
8)
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.
9)
Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan yang
bersifat
inovatif
dan
terkait
dengan
pencegahan
pencemaran industri. 10) Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait dengan teknologi pencegahan pencemaran industri. 11) Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri daerah. 12) Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.
89 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
8.
Program Program adalah rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan berdasarkan kepada kebijakan yang telah ditetapkan, mencakup aspek layanan, aspek keuangan, aspek SDM dan Organisasi, serta aspek sarana dan prasarana. Program yang akan dilaksanakan oleh BBTPPI pada tahun 2010-2014, yaitu : 1)
Program Peningkatan JPT.
2)
Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
3)
Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.
4)
Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.
5)
Promosi dan riset kepuasan pelanggan.
6)
Pengembangan sistem informasi BBTPPI.
7)
Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.
8)
Program peningkatan kompetensi inti.
9)
Program pengembangan SDM litbang.
10) Program
litbang
yang
mendukung
fokus
pengembangan
kompetensi inti industri daerah. 11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
9.
Kegiatan Selanjutnya disusun rencana kegiatan yang merupakan penjabaran dari program selama lima tahun berikut anggaran dan indikator outputnya.
B. Rencana Aksi dan Penganggarannya Rencana kegiatan yang akan dilakukan selama lima tahun kedepan (tahun 2010 s.d. 2014), dikaitkan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program disajikan pada Tabel 18. Pada Tabel 18, dapat dilihat jenis kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan program, kebijakan dan strategi guna mencapai tujuan. 90 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Proyeksi kegiatan, sasaran dan anggaran masing-masing kegiatan dan satuan out-putnya dirinci pada Tabel 19. Sumber dana untuk membiayai pelaksanaan kegiatan BBTPPI tersebut menjadi beban APBN dan PNBP.
91 Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan, dan Aspek VISI Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri.
MISI 1. Memberikan layanan jasa teknologi dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan berwawasan lingkungan.
TUJUAN
SASARAN
1. 1. Meningkatkan Meningkatnya Jasa JPT Pelayanan Teknis melalui pelayanan prima
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
STRATEGI 1. Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.
KEBIJAKAN PROGRAM 1.Mendayagunakan 1. Program kemampuan jasa Peningkatan JPT layanan secara optimal. 2. Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok per jenis layanan. 3. Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu penyerahan.
KEGIATAN ASPEK 1.1. Jasa Penelitian dan 1 Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri . 1.2. Jasa Pelatihan Teknik 1 Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan. 1.3. Jasa Pengujian Limbah dan 1 Lingkungan dan Aneka Komoditi. 1.4. Jasa Konsultansi Sistem 1 manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan. 1.5. Jasa Standardisasi dan 1 Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI. 1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan 1 mesin untuk suhu dan massa. 1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 1 9001, dan ISO 14001) 1.8.Jasa Rancang Bangun dan 1 Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.
92
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
2. Pengembangan kemampuan layanan.
3. Pemanfaatan sarana kerja.
2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis
4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
3. Meningkatnya jangkauan pasar
5. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
4. Meningkatnya
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
6. Investasi peralatan prioritas
KEBIJAKAN
Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui secara nasional dan internasional. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana
PROGRAM
2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis. 3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana 4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis
KEGIATAN ASPEK 1.9. Jasa Penanganan 1 Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran. 1.10. Jasa Audit Energi. 1 2.1. Kegiatan Pengembangan 4 Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Pranata Litbang). 3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI melalui kerjasama dengan industri
4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, Instruktur Pelatihan, Petugas Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator) Pengembangan pasar. 5. Promosi dan riset 5.1. Kegiatan Promosi dan kepuasan pelanggan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah ) 6. Pengembangan 6.1. Perbaikan infrastruktur Sistem Informasi jaringan dan website BBTPPI BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online Peningkatan kapasitas 7. Program 7.1. Pengadaan peralatan jasa sarana dan prasarana. pengembangan sarana layanan teknis dan litbang. Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.
1
3
1
1
4
93
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri VISI
MISI
2. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman teknologi pencegahan pencemaran industri untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.
3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan industri nasional.
TUJUAN
SASARAN kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis 2. 5. Meningkatnya Meningkatnya kemampuan kemampuan layanan penguasaan BBTPPI bidang teknologi litbang pencegahan teknologi pencemaran pencegahan industri. pencemaran industri.
3.Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri nasional
6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.
STRATEGI yang mutakhir.
7. Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.
8. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri Nasional.
KEBIJAKAN
PROGRAM dan prasarana jasa Layanan
1. Kegiatan litbang 8. Program diseleksi melalui forum peningkatan peneliti, diutamakan kompetensi inti. yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan pencemaran industri.
KEGIATAN ASPEK 7.2. Perawatan sarana dan 4 prasarana 7.3. Pengadaan kendaraan R-4 4 7.4. Penambahan dan rehabilitasi 4 gedung/ruangan kantor
8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio. 2. Memprioritaskan 9. Program 9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 peningkatan pengembangan SDM bidang Teknologi Kimia, kemampuan SDM yang litbang Bioteknologi) terkait dengan teknologi 9.2. Pendidikan Non Formal pencegahan (Penguji Mutu Barang, Teknisi pencemaran industri. Litkayasa, Peneliti, Perekayasa) 9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab) 1. Mendukung 10. Program litbang 10.1. Pilot project bidang kebijakan yang mendukung fokus Lingkungan, Bioteknologi, Nano pengembangan pengembangan teknologi, Energi baru dan kompetensi inti industri kompetensi inti industri terbarukan. daerah. daerah 2. Mendukung 11. Program validasi 11.1. Validasi metode uji dan kebijakan penerapan metode uji dan akreditasi perluasan ruang SNI wajib. akreditasi perluasan lingkup SNI. ruang lingkup SNI.
1
3
3
1 1
1
Keterangan :
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
94
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Aspek 1: Layanan 2: Keuangan 3: SDM dan Organisasi 4: Sarana dan Prasaran
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
95
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Proyeksi Kegiatan dan Anggaran 5 Tahun Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014. PROGRAM
INDIKATOR KEGIATAN Meningkatnya jml Kerjasama litbang
SATUAN OUTPUT Perusahaan
∑ 2
2010 Rp. 000 733.295
∑ 3
2011 Rp. 000 879.954
∑ 4
2012 Rp. 000 1.055.945
1.2. Jasa Pelatihan Teknik Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan. 1.3. Jasa Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi. 1.4. Jasa Konsultansi Sistem manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan. 1.5. Jasa Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI.
Meningkatnya SDM yang dilatih
Orang
50
43.624
60
52.348
80
62.818
Meningkatnya jml contoh pengujian Meningkatnya jml kerjasama konsultansi
Contoh
6.250
1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan mesin untuk suhu dan massa. 1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 9001, dan ISO 14001)
Meningkatnya jml Alat 2.900 alat terkalibrasi Meningkatnya jml Pelanggan/ 100 kerjasama sertifikasi MoU
KEGIATAN
1. Program 1.1. Jasa Penelitian dan Peningkatan JPT Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri.
MoU
Meningkatnya jml MoU/ Jasa pelanggan (RSNI, layanan Pengambilan contoh, teknis Pengujian)
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
∑ 7
120
2013 Rp. 000 1.267.134
∑ 10
2014 Rp. 000 1.520.561
75.382
150
90.458
745.472 12.700
894.566 12.950 1.073.479 13.200 1.288.175 13.450 1.545.810
2
131.969
4
158.363
6
190.035
8
228.042
10
273.651
3
114.600
4
137.520
5
165.024
6
198.029
7
237.635
26.410 3.000 458.933
131
31.692 3.150 358.417
191
38.030 3.386 430.100
263
45.636 3.780 516.120
335
54.763 619.344
96
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
PROGRAM
KEGIATAN 1.8. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran. 1.9. Jasa Penanganan Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran. 1.10. Jasa Audit Energi.
2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
INDIKATOR KEGIATAN Meningkatnya kerjasama RBPI
SATUAN OUTPUT Pelanggan
2010 ∑ Rp. 000 4 31.219
2011 ∑ Rp. 000 5 37.462
Meningkatnya jml contoh pengujian
Contoh
3
2.072.371
4
MoU
3
243.635
Lembaga
5
-
Meningkatnya jml kerjasama audit energi 2.1. Kegiatan Pengembangan Terakreditasi Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, kembali / Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Terpeliharanya Pranata Litbang). sistem mutu
3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana
3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI Meningkatnya Perusahaan melalui kerjasama dengan industri kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana
4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis
4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Meningkatnya jml Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, SDM kompeten Instruktur Pelatihan, Petugas dibidangnya Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator)
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Orang
15
∑ 7
2012 Rp. 000 44.955
∑ 8
2013 Rp. 000 53.946
∑ 9
2014 Rp. 000 64.735
2.486.845
5
2.984.214
6
3.581.057
7
4.297.268
4
292.362
5
350.834
6
421.001
7
505.202
193.700
6
232.440
6
232.440
6
232.440
6
232.440
0
1
20.000
1
30.000
2
40.000
2
50.000
150.100
15
150.100
15
150.100
15
150.100
20
200.133
97
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
PROGRAM
KEGIATAN
INDIKATOR KEGIATAN Terlaksananya kegiatan promosi
SATUAN OUTPUT Paket
2010 ∑ Rp. 000 6 447.298
2011 ∑ Rp. 000 6 447.298
∑ 6
2012 Rp. 000 447.298
∑ 6
2013 Rp. 000 447.298
∑ 6
2014 Rp. 000 447.298
5. Promosi dan riset kepuasan pelanggan
5.1. Kegiatan Promosi dan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah )
6. Pengembangan Sistem Informasi BBTPPI
6.1. Perbaikan infrastruktur jaringan dan website BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online
Terkoneksi jaringan (LAN) secara online
Paket
1
79.210
1
79.210
1
79.210
1
79.210
1
79.210
7. Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan
7.1. Pengadaan peralatan jasa layanan teknis dan litbang. 7.2. Perawatan sarana dan prasarana 7.3. Pengadaan kendaraan R-4
Bertambahnya jumlah peralatan Terlaksananya perawatan Sarpras Bertambahnya jumlah kendaraan
Paket
1
397.988
1
197.927
1
317.890
1
532.864
1
825.268
Paket
10
1.484.105
10
1.726.297
10
1.657.888
10
1.714.519
10
1.639.734
Unit
1
254.480
-
0
1
307.921
-
338.713
1
372.584
7.4. Rehabilitasi gedung/ruangan kantor
Terpenuhinya rehab Paket gedung/ruang kantor
-
0
1
100.000
1
100.000
1
100.000
2
200.000
782.692
10
939.230
10
1.127.076
10
1.352.492
10
1.622.990
8. Program peningkatan kompetensi inti.
8.1. Penelitian dan Terlaksananya pengembangan teknologi kegiatan litbang pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Laporan
10
98
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
PROGRAM 9. Program pengembangan SDM litbang
10. Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti daerah 11. Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
INDIKATOR KEGIATAN Terlaksananya peningkatan kompetensi SDM
SATUAN OUTPUT Jenis Pendidikan S2
2010 ∑ Rp. 000 0
2011 ∑ Rp. 000 0
9.2. Pendidikan Non Formal (Penguji Mutu Barang, Teknisi Litkayasa, Peneliti, Perekayasa)
Terlatihnya SDM litbang
Jenis Diklat
3
55.780
4
9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab)
Tersedianya informasi awal bahan penelitian Terlaksananya kegiatan litbang
Judul
-
0
Paket pilot project
-
-
KEGIATAN 9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 bidang Teknologi Kimia, Bioteknologi)
10.1. Lingkungan, Bioteknologi, Nano teknologi, Energi baru dan terbarukan.
11.1. Validasi metode uji dan Tersedianya metode Metode uji akreditasi perluasan ruang lingkup uji baru dan SNI. bertambahnya ruang lingkup jasa pelayanan sertifikasi SNI Jumlah Keterangan : tidak termasuk Belanja Pegawai.
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
∑ -
2012 Rp. 000 0
74.373
4
5
100.000
0
1
0
1
8.446.881
∑ -
2013 Rp. 000 0
∑ -
2014 Rp. 000 0
74.373
4
74.373
4
98.418
5
100.000
5
100.000
5
125.000
50.000
1
50.000
2
100.000
2
100.000
50.000
1
50.000
2
100.000
2
100.000
9.496.404
11.119.630
13.036.531
15.302.502
99
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
C. Proyeksi Keuangan Dalam penyusunan proyeksi keuangan dipergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: Asumsi Makro
Laju inflasi sebesar
: 4,5 %
Pertumbuhan ekonomi Nasional
: 4,5 - 5 %
Nilai tukar US $ (Kurs Jual)
: Rp. 9.942,-
Kontribusi pendapatan JPT rata-rata terhadap Anggaran BBTPPI
: 43,86 %
Asumsi Mikro
Anggaran dari APBN (RM) rata-rata meningkat : 9,34 %
Tarif diasumsikan sudah menggunakan unit cost
Pemberlakuan tarif baru, efektif per 1 Januari 2011.
Volume pelayanan jasa teknis diasumsikan meningkat.
Total peningkatan penerimaan JPT meningkat rata-rata : 20 %.
1.
Proyeksi Belanja 5 Tahun Proyeksi belanja untuk tahun 2010 s.d. 2014 berdasarkan masingmasing jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal seperti terlihat pada Tabel 20. Tabel 20 : Proyeksi Belanja Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000) Sumber Anggaran
Jenis Belanja B. Pegawai B. Barang RM B. Modal B. Bansos Total RM B. Pegawai PNBP B. Barang B. Modal Total PNBP TOTAL BELANJA
2010
2011
2012
2013
2014
5.334.446 2.713.887 332.994 8.381.327 4.876.524 523.476 5.400.000 13.781.327
6.147.739 2.654.772 361.632 9.164.143 5.844.872 635.128 6.480.000 15.644.143
6.676.444 2.950.898 392.732 10.020.074 7.006.243 769.757 7.776.000 17.796.074
7.250.618 3.278.824 426.507 10.955.949 8.399.182 932.018 9.331.200 20,287,149
7.874.172 3.641.875 463.187 11.979.234 10.069.937 1.127.503 11.197.440 23.176.674
100 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Dalam perencanaan belanja tersebut diasumsikan belanja pegawai dari anggaran rutin untuk gaji naik rata-rata sebesar 10,26 % per tahun, untuk belanja barang naik rata-rata sebesar 16,24 % per tahun dan untuk belanja modal naik rata-rata sebesar 16,74 % per tahun sebagai investasi peralatan mengalami peningkatan sesuai dengan kebutuhan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik.
2.
Proyeksi Pendapatan 5 Tahun Proyeksi pendapatan tahun 2010 s.d. 2014 yang bersumber dari APBN dan PNBP dapat dilihat pada Tabel 21 berikut : Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000) URAIAN
1. Rupiah Murni 2. PNBP (JPT) 1. Litbang 2. Pelatihan Teknis 3. Pengujian 4. Konsultasi 5. Standardisasi 6. Kalibrasi 7. Sertifikasi 8. RBPI 9. Penanganan Pencemaran 10. JPT Lainnya (Audit Energi) Total
2010
2011
2012
2013
2014
8.381.327 5.400.000 728.570 65.571 801.429 182.143 182.143 58.286 692.143 58.286 2.331.429 300.000 13.781.327
9.164.143 6.480.000 874.284 78.685 961.715 218.572 218.572 69.943 830.572 69.943 2.797.715 360.000 15.644.143
10.020.074 7.776.000 1.049.141 94.422 1.154.058 262.286 262.286 83.932 996.686 83.932 3.357.258 432.000 17.796.074
10.955.949 9.331.200 1.258.969 113.307 1.384.869 314.743 314.743 100.718 1.196.023 100.718 4.028.709 518.400 20.287.149
11.979.234 11.197.440 1.510.763 135.968 1.661.843 377.692 377.692 120.862 1.435.228 120.862 4.834.451 622.080 23.176.674
Pendapatan dari rupiah murni dari tahun ke tahun diharapkan naik terutama untuk penambahan peralatan pengujian, karena peralatan yang ada harus terus ditingkatkan sejalan dengan semakin banyaknya contoh yang diuji. Selain itu naiknya rupiah murni juga disebabkan adanya biaya tambahan utuk gaji pegawai baru dan adanya kenaikan gaji rata-rata 5 % per tahun. Pendapatan dari jasa layanan juga meningkat seiring dengan bertambahnya jenis dan jumlah layanan yang dapat diberikan kepada 101 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
pelanggan, sehingga pada tahun 2014 diperkirakan pendapatan dari PNBP dapat mencapai dua kali lipat dibanding tahun 2009. Hal ini dapat dicapai apabila pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel dan tidak terpaku pada pagu anggaran yang tersedia. Berdasarkan proyeksi pendapatan BBTPPI tahun 2010 – 2014 di atas, dapat dibuat Proyeksi Arus Kas BBTPPI tahun 2010 s/d 2014 sebagai berikut: Tabel 22 : Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 – 2014 URAIAN
2010
2011
2012
2013
(Rp. 000,-) 2014
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan Pendapatan Hibah Pendapatan APBN (Rupiah Murni) Penagihan Piutang
5.400.000
6.480.000
7.776.000
9.331.200
11.197.440
-
-
-
-
-
8.381.327
9.164.143
10.020.074
10.955.949
11.979.234
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Arus Keluar Biaya Layanan Biaya Umum dan Administrasi Biaya Lainnya Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk Hasil Penjualan Aset Tetap Hasil Penjualan Investasi Jangka Panjang Hasil Penjualan Aset Lainnya Arus Keluar Perolehan Aset Tetap Perolehan Investasi Jangka Panjang Perolehan Aset Lainnya Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Masuk Perolehan Pinjaman Penerimaan Kembali Pokok Pinjaman
102 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
URAIAN
2010
2011
2012
2013
2014
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Arus Keluar Pembayaran Pokok Pinjaman Pemberian Pinjaman Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas Kas dan Setara Kas Awal Jumlah Saldo Kas
Selama lima tahun kedepan direncanakan tidak ada investasi untuk jangka panjang dan penambahan dana melalui pinjaman, pendapatan usaha hanya dari APBN dan pendapatan jasa layanan yang diproyeksikan mengalami peningkatan di atas 20 % tiap tahunnya. Tabel 23 : Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 – 2014 Uraian PENDAPATAN Pendapatan Usaha/Jasa Layanan Jasa Pelayanan Teknis (JPT) Hibah : Terikat Tidak terikat Pendapatan APBN : Operasional Investasi Pendapatan Usaha Lainnya : Hasil Kerjasama dg Pihak Lain Sewa Jasa Lembaga Keuangan Lain-lain Jumlah pendapatan BIAYA Biaya Layanan : Biaya Pegawai Biaya Bahan Biaya Jasa Layanan Biaya Pemeliharaan Biaya Daya dan Jasa Lain-lain Jumlah Biaya Layanan Biaya Umum dan Administrasi : Biaya Pegawai Biaya Administrasi Kantor
2010
2011
2012
(Rp. 000,-) 2014
2013
5.400.000
6.480.000
7.776.000
9.331.200
11.197.440
-
-
-
-
-
8.381.327 -
9.164.143 -
10.020.074 -
10.955.949 -
11.979.234 -
13.781.327
15.644.143
17.796.074
20.287.149
23.176.674
156.570 4.570.308 173.934 319.200
136.370 5.329.529 187.500 344.098
185.933 6.395.435 202.126 370.937
200.436 7.674.522 217.892 399.870
216.070 9.209.426 234.887 431.060
5.220.012
5.997.497
7.154.431
8.492.720
10.091.444
5.334.446 2.470.268
6.147.739 2.655.560
6.676.444 3.058.690
7.250.618 3.572.719
7.874.172 4.164.987
103 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Uraian Biaya pemeliharaan Biaya Langg. Daya & Jasa Biaya Promosi Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Umum & Adm. Biaya Lainnya : Biaya Bunga Biaya Adm. Bank Lain-lain Jumlah Biaya Lainnya Jumlah Biaya SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS KEUNTUNGAN/KERUGIAN Keuntungan/Kerugian : Keunt. Penj. Aset Non Lancar Rugi Penj. Aset Non Lancar Rugi Penurunan Nilai Lain-lain Total Keuntungan/Kerugian SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS POS-POS LUAR BIASA Pos-pos Luar Biasa :
2010 309.303 447.298 8.561.315
2011 334.267 482.187 26.893 9.646.646
2012 362.088 519.798 24.621 10.641.641
2013 394.414 560.342 16.334 11.794.428
2014 425.688 604.049 16.334 13.085.230
13.781.327
15.644.143
17.796.074
20.287.149
23.176.674
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa Biaya dari Kejadian Luar Biasa
Surplus/Defisit Tahun Berjalan Bersih Surplus/Defisit Tahun Berjalan
Belanja pegawai merupakan pembayaran gaji yang dibiayai dari rupiah murni
dimana
tiap
tahunnya
mengalami
peningkatan
dan
diproyeksikan kenaikannya sebesar 5 % setiap tahun dikarenakan adanya kenaikan gaji dan penambahan jumlah pegawai baru. Penyusunan proyeksi neraca didasarkan pada proyeksi arus kas, proyeksi aktivitas operasi, proyeksi penyusutan, serta proyeksi pendapatan dan belanja BBTPPI. Perhitungan proyeksi neraca dapat di lihat pada Tabel 24. berikut: Tabel 24. Proyeksi Neraca Tahun 2010 – 2014 URAIAN
2010
2011
2012
2013
2014
I. ASET A. ASET LANCAR 1. Kas dan Setara Kas
270.525.000
405.787.500
608.681.250
913.021.875
1.369.532.813
2. Investasi Jangka Pendek
-
-
-
-
-
3. Piutang Usaha
-
-
-
-
-
4. Piutang Lain-lain
-
-
-
-
-
104 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
URAIAN 5. Persediaan
2010
2011
2012
2013
2014
211.628.528
317.442.791
476.164.187
714.246.280
1.071.369.420
-
-
-
-
-
482.153.528
723.230.291
1.084.845.437
1.627.268.155
2.440.902.233
18.213.600.000
21.856.320.000
26.227.584.000
31.473.100.800
37.767.720.960
4.115.472.500
4.113.200.250
4.110.928.000
4.110.928.000
4.110.928.000
1.379.028.635
1.354.407.830
1.329.787.025
1.305.166.220
1.288.832.165
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
-
-
-
-
-
5. Aset Tetap Lainnya
-
-
-
-
-
6. Uang Muka JUMLAH ASET LANCAR B. ASET TETAP 1. Tanah 2. Peralatan dan Mesin 3. Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan JUMLAH ASET TETAP (Nilai Buku)
(4.310.011.960) (4.336.905.015) (4.361.525.820) (4.377.859.875) (4.394.193.930) 19.398.089.175
22.987.023.065
27.306.773.205
32.511.335.145
38.773.287.195
-
-
-
-
-
19.880.242.703
23.710.253.356
28.391.618.642
34.138.603.300
41.214.189.428
-
-
-
-
-
1. Hutang Usaha
-
-
-
-
-
2. Hutang Pajak
-
-
-
-
-
3. Biaya YMH Dibayar
-
-
-
-
-
4. Pendapatan yg diterima dimuka
-
-
-
-
-
5. Hutang Jk Pendek Lain
-
-
-
-
-
C. ASET LAINNYA JUMLAH ASET II. KEWAJIBAN A. Kewajiban Jangka Pendek
JUMLAH KEWAJIBAN III. EKUITAS Ekuitas Tidak Terkait
-
-
-
-
-
1. Ekuitas Awal
-
-
-
-
-
2. Surplus dan Defisit Th Lalu
-
-
-
-
-
3. Surplus dan Defisit Th Berjalan
-
-
-
-
-
4. Ekuitas Donasi
-
-
-
-
-
482.153.528
723.230.291
1.084.845.437
1.627.268.155
2.440.902.233
23.951.489.175
35.281.203.065
52.304.939.205
77.876.859.345
116.263.503.735
24.433.642.703
36.004.433.356
53.389.784.642
79.504.127.500
118.704.405.968
24.433.642.703
36.004.433.356
53.389.784.642
79.504.127.500
118.704.405.968
Ekuitas Temporer Ekuitas Terikat Permanen JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Berdasarkan Tabel 24. diatas, kas dan setara kas dihitung dari aktivitas operasi yang terdiri dari pendapatan usaha dari jasa layanan, pendapatan dari APBN, dan penagihan piutang dikurangi biaya
105 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
layanan. Nilai kas dan setara kas meningkat dari tahun ke tahun, karena adanya akumulasi nilai kas tersebut. Piutang diproyeksikan sebesar 1/48 dari total pendapatan pengujian. Hal ini disebabkan pengujian telah diselesaikan pada minggu ke empat bulan Desember sementara penerimaan pembayaran pengujian baru terealisasi pada bulan Januari tahun berikutnya. Nilai persediaan terdiri dari persediaan bahan kimia dan ATK. Besarnya nilai persediaan diproyeksikan 12 % dari kebutuhan anggaran untuk bahan kimia dan ATK pertahun atau minimal kebutuhan selama 1 bulan. Ekuitas merupakan modal awal kegiatan ditambah surplus atau defisit tahun lalu dan tahun berjalan. Proyeksi ekuitas diharapkan mengalami peningkatan yang nyata dikarenakan adanya surplus pendapatan setiap tahun. Tabel 25 : Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 – 2014 Penyusutan Aktiva
2010
2011
2012
2013
2014
1. Peralatan dan Mesin 2. Gedung dan Bangunan 3. Jalan, Irigasi dan Jaringan 4. Aset Tetap Lainnya
11.567.602 3.136.562 23.804 35.825
11.636.990 3.136.562 23.804 55.825
11.739.215 3.136.562 23.804 75.825
11.789.677 3.136.562 23.804 95.825
12.006.388 3.136.562 23.804 120.825
Total Penyusutan Aktiva (10%) Akumulasi Penyusutan
14.763.793 -
14.853.181 1.485.318 1.485.318
14.975.406 1.497.541 2.982.859
15.045.868 1.504.587 4.487.445
15.287.579 1.528.758 6.016.203
Aktiva tetap yang dimiliki BBTPPI terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta aset tetap lainnya dimana aset tetap tersebut tiap tahunnya mengalami penyusutan kecuali tanah. Nilai aset ini sebelumnya telah dilakukan revaluasi oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) pada tahun 2008 dan 2009 dan besaran persentase penyusutannya mengikuti ketentuan dari DJKN. Proyeksi penyusutan tahun 2010 s/d 2014 sebesar 10 % dari total aset tetap diluar tanah seperti pada Tabel 25 di atas. 106 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
BAB VI PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis BBTPPI merupakan acuan umum mengenai langkahlangkah besar yang berorientasi pada hasil yang hendak dicapai, sehubungan dengan bisnis inti yang dijalankan oleh BBTPPI.
Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan strategis yang dihadapi BBTPPI, baik lingkungan internal maupun eksternal, yang menggunakan pendekatan Matrik Internal-Eksternal (I-E Matrix), diketahui bahwa posisi masing-masing aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut:
Aspek Layanan dan aspek Keuangan berada di kuadran I serta aspek SDM & Organisasi dan aspek Sarana & Prasarana BBTPPI berada pada kuadran IV. Hal ini berarti bahwa keempat aspek tersebut berada pada daerah strategi pembangunan dan pertumbuhan, maka strategi yang dapat diambil untuk aspek tersebut adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi intensif dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar untuk setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan pelanggan tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta peningkatan kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan penambahan peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan akurat. Strategi integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.
Selain itu untuk menetapkan strategi operasional telah digunakan analisis TOWS-MATRIX yang dapat mengidentifikasi berbagai strategi operasional dan selanjutnya untuk memilih strategi yang sesuai dan layak maka dilakukan 107 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
pemilihan dengan cara skoring dan pembobotan atas keterkaitannya dengan Visi, Misi dan Nilai-nilai yang dianut, maka terpilihlah 8 strategi operasional BBTPPI yaitu : 1)
Membangun
jejaring
kerja
untuk
kerjasama
JPT
dengan
instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait. 2)
Pemanfaatan sarana kerja.
3)
Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
4)
Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.
5)
Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.
6)
Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional.
7)
Pengembangan kemampuan layanan
8)
Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
Dalam menyusun Rencana Strategis Binis BBTPPI untuk 5 tahun (2010-2014) telah digunakan matrik keterkaitan yang menghubungkan antara Visi, Misi, Tujuan, Strategi terpilih, serta kebijakan operasional maka dapat diidentifikasi 11 Program Kerja yang kemudian masing-masing program tersebut dirinci dalam beberapa kegiatan yang memungkinkan tujuan BBTPPI dapat tercapai.
Program kerja tersebut terdiri dari : 1)
Program Peningkatan JPT.
2)
Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
3)
Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.
4)
Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.
5)
Promosi dan riset kepuasan pelanggan.
6)
Pengembangan sistem informasi BBTPPI.
7)
Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.
8)
Program peningkatan kompetensi inti.
9)
Program pengembangan SDM litbang.
108 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
10) Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti industri daerah. 11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
Dari aspek keuangan, proyeksi pendapatan yang berasal dari PNBP akan meningkat sejalan dengan dan dipacu oleh program kerja dan kegiatan yang dilakukan. Rata-rata pertumbuhan PNBP per tahun diharapkan meningkat lebih dari 20 %, sementara itu rata-rata kenaikan belanja diperkirakan akan meningkat 20% per tahun mulai tahun 2010.
Tingginya rata-rata kenaikan belanja ini disebabkan oleh meningkatnya investasi guna meningkatkan dan menjamin pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik, sehingga untuk itu diperlukan penambahan sumber pendapatan yang berasal dari APBN.
Untuk melihat tingkat keberhasilan dari masing-masing program dan kegiatan yang telah dijalankan, maka secara periodik BBTPPI perlu melakukan evaluasi kinerja dengan menggunakan ukuran/indikator kinerja yang ditetapkan yaitu indikator kinerja input khususnya biaya, dan indikator output yaitu satuan hasil yang dicapai setiap kegiatan.
Dengan indikator biaya, akan dapat diketahui seberapa besar tingkat efisiensi dari
penggunaan
anggaran
keuangan
yang
telah
diserap.
Sementara
pengukuran output akan memperlihatkan tingkat efektivitas dari setiap kegiatan dalam mencapai hasil, termasuk tingkat penerimaan dari masing-masing jasa layanan teknis.
109 Bab VI. Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
LAMPIRAN I HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Litbang Tahun 1992 – 2004 1.
Penelitian pemanfaatan sulfida dalam buangan industri penyamakan kulit
2.
Rancang bangun dan rekayasa prototip alat pengendali buangan gas industri pembakaran kapur
3.
Penelitian pemanfaatan buangan padat sisa pembakaran bogase industri gula untuk bahan bangunan
4.
Penelitian pemanfaatan limbah padat industri penyamakan kulit untuk glue
5.
Rancang bangun dan rekayasa alat pengolah air limbah industri kecil pelapisan logam listrik
6.
Karakteristik beberapa sludge/lumpur sungai sebagai starter dalam pengolahan air limbah secara anaerobic
7.
Pengambilan minyak kedelai pra proses pembuatan tahu dalam rangka mengurangi beban cemaran
8.
Proses pengolahan limbah industri kecil soun
9.
Konservasi energi pada industri tahu dan susu
10.
Prototip alat pengolahan air limbah minyak kelapa industri pedesaan
11.
Pemanfaatan limbah padat dari water treatment industri pelapisan logam untuk bahan bangunan
12.
Teknologi pengendalian pencemaran air limbah industri batik di Jawa Tengah
13.
Pemanfaatan lumpur dari unit pengolahan limbah cair industri tekstil untuk pembuatan genteng 110
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
14.
Pemanfaatan limbah padat industri tahu
15.
Pemanfaatan kulit dan hati kapok untuk bahan pembantu dalam industri sabun lunak dan shampo
16.
Pemanfaatan limbah padat industri kecap untuk magi cair
17.
Pengolah air limbah industri tapioka secara kimia-fisika
18.
Rekayasa alat pengolah air limbah laboratorium kimia
19.
Pemanfaatan buangan cair industri alkohol sebagai media pembuatan protein sel tunggal
20.
Pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sengon untuk pembuatan bahan baku karton
21.
Isolasi mikroba dan penerapannya untuk starter dalam pengolahan air limbah industri
22.
Pemanfaatan limbah industri jamur untuk kerupuk
23.
Pemanfaatan energi dari hasil pengolahan air limbah industri tahu dan tempe
24.
Rekayasa alat uji derajat putih dengan tampilan digital
25.
Penerapan biokumulator untuk penurunan teksisitas limbah industri lapis listrik
26.
Teknologi pengendalian pencemaran air limbah industri rokok
27.
Teknologi proses pemisahan Ag dari larutan buangan pencuci film
28.
Teknologi proses pengolahan air limbah industri sabun
29.
Rekayasa alat pengendali derajat keasaman (pH)
30.
Prototip penanganan gas buang dari industri kecil pemanfaatan aki bekas
31.
Isolasi mikro organisme jenis unggul sebagai starter dalam pengolahan air limbah industri
32.
Teknologi pengolahan air limbah industri kecil pemindangan/pengasinan ikan
33.
Uji coba isolat bakteri untuk pengolahan air limbah industri dalam skala laboratorium
34.
Rekayasa alat pengendali suhu
35.
Pembuatan alat penanganan gas buang industri pemanfaatan aki bekas
111 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
36.
Pembuatan desain percontohan unit pengolah air limbah pada industri pemindangan ikan
37.
Disain dan rekayasa prototipe alat pengolah limbah industri dengan cara ion exchanger
38.
Rekayasa alat ukur kecepatan aliran zat cair
39.
Disain dan rekayasa prototipe alat pengolah lanjut air limbah industri dengan teknologi absorbsi karbon aktif
40.
Disain dan rekayasa alat percontohan unit pengolah air limbah industri kecil pencucian jeans
41.
pengolah air limbah industri tekstil secara aerobik dengan sistim biological tower
42.
Pembuatan alat pengasapan yang dilengkapi dengan penanganan gas buang SO2 pada industri chopstick
43.
Disain dan rekayasa prototipe berbagai bak pengendapan untuk meneliti pengaruhnya terhadap effisiensi pengendapan
44.
Disain dan rekayasa prototipe alat untuk perbaikan proses elektroplating sentra industri kecil elektroplating di Jawa Tengah
45.
Minimisasi limbah industri tekstil cotton finishing dan pengolahan air limbahnya secara biologis anaerob
46.
Pengendalian pembentukan bulking sludge pada pengolahan limbah cair aerobic sistim activated sludge
47.
Disaian prototipe tungku pembakar batu kapur yang non polutan dengan bahan bakar batu bara
48.
Pengembangan peralatan produksi briket arang dari tempurung kelapa di sentra produksi kelapa
49.
Pengembangan industri nata de soya yang berwawasan bersih lingkungan dalam rangka diversifikasi usaha pada sentra IKM tahu
50.
Pengembangan
manfaat
sludge
lumpur aktif
untuk pupuk alami
(Biofeertilizer) 51.
Pengembangan Peralatan Proses Pembuatan Art Paper Dari Limbah Pertanian
112 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
52.
Pemanfaatan dan Penanganan limbah cair Nata De Coco
53.
Desain & Rekayasa alat Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit dengan Teknologi Proses Anaerobik
54.
Pengembangan Peralatan pengolahan Limbah
Cair Industri Kertas
dengan Teknologi Proses UASB (Up Flow Anaerobik Sludge Blanket) 55.
Disain dan Rekayasa Alat Pengolah limbah Gas Organik di Industri Tepung Ikan dengan menggunakan Teknologi “Biofilter
56.
Pengembangan Teknologi Pengendalian Pencemaran air Limbah industri Tekstil Pewarnaan dengan pengolahan bilogis Anaerob UASB dan Aerob
57.
Solidifikasi Sludge dari IPAL Untuk Pembuatan Produk Bahan Bangunan yang bermutu dan aman bagi Kesehatan dan Lingkungan
58.
Penerapan Teknologi Flotasi Pada Pengolahan Limbah Cair
59.
Pengembangan Teknologi Proses Stabilisasi Limbah Padat Industri MSG Untuk Pupuk Organik
60.
Penghilangan Senyawa Sulfida Dari Pasca Olah Limbah Cair Industri Kulit
61.
Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Peredam Suara Mesin Generator Set di Industri
62.
Pengembangan Teknologi Reduksi Amoniak Limbah Cair Industri Tekstil
63.
Rekayasa Alat Uji Kekeruhan Air
64.
Penelitian Pengolahan Limbah Cair Percetakan/Offset
65.
Pemanfaatan
Gas
Buang
Hasil
Pembakaran
Solar
(IDO)
pada
Boiler/Genset untuk Netralisasi PH pada Pengolahan Air Limbah Industri 66.
Penelitian Pemanfaatan Kembali Air Limbah Terolah Industri Tekstil Sebagai Air Baku Proses Tahap I
67.
Desain dan Rekayasa alat penangkap gas asap pada proses pickling di UKM pelapisan logam
68.
Teknologi Bioremediasi untuk mengolah tanah tercemar organik
69.
Post Treatment Anaerobic proses dengan system wetland
70.
Penelitian Teknologi pengolahan air limbah pada IKM industri Saus
113 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Litbang Tahun 2005 1.
Penelitian Pembuatan Starch Paper Kit untuk uji kuantitatif kadar iodium dlm garam tahap II
2.
Penelitian Perbaikan proses pembuatan pupuk alam
3.
Penelitian Biji buah durian untuk substitusi tepung terigu dalam makanan ringan
4.
Penelitian Pengeringan Kayu dg tenaga panas buangan dari AC
5.
Penelitian Pemanfaatan limbah padat industri tekstil untuk bahan bangunan dg Thermal Treatment
6.
Penelitian Pemanfaatan abu dari tungku pembakaran batu bara
untuk
bahan bangunan murah dan aman untuk lingkungan 7.
Penelitian teknologi pengolahan air limbah IKM tenun pewarnaan
8.
Desain dan Engineering Alat Incinerator pengolahan limbah B3 pada industri tekstil dan kulit
9.
Pengembangan Alat Uji Kekeruhan air dengan teknologi battere
Litbang Tahun 2006 1.
Teknologi Pengolahan Air Limbah Fillet Ikan Scr Anaerobic-Aerobic
2.
Upaya Minimisasi & Tek. Pengolahan air limbah Ind.Pati Aren
3.
Pemisahan Logam& Minyak pd Air Limbah dg Tek.Elektro Flotasi
4.
Teknik Solidifikasi limbah padat B3 sbg Penimbunan Sementara
5.
Pengembangan Teknologi Pengolahan limbah cair Detergen Dengan Sistim Aerasi Bertingkat
6.
Penelitian Penghilang warna pada limbah cair Industri tekstil pewarnaan dg menggunakan White Root Fungi
7.
Pemurnian Senyawa Mg & K hasil Recovery Larutan Bittern
8.
Pengeringan Kayu Sistim Dingin
9.
Pemanfaatan limb Serbuk Sabut Kelapa sbg Pupuk Organik
10.
Purifikasi Cafein dari Limbah Industri The Botol
11.
D & E Prototipe Alat Penanganan Gas Buang Sulfida (H2S)
12.
D & E alat Pengendali Kekeruhan
114 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Litbang Tahun 2007 1.
Penelitian Energi Loses Pd Operasional Kegiatan Industri dalam rangka Penelitian Efisiensi Produksi
2.
Pemanfaatan
Korprostanol
sebagai
Indikator
Pencemaran
Limbah
Domestik 3.
Phytoremidiasi Tanah Tercemar oleh air Limbah Industri dalam rangka Rehabilitasi Lahan
4.
Penelitian Teknologi Pengolahan air Limbah Industri Cold Storage dan Pengalengan Ikan
5.
Pengembangan Teknologi penghilangan Phospat Limbah Cair Sabun Jenis Linear Alkyl Sulfonat
6.
Detoxifikasi seny Toxis Pd Limbah Cair Ind Tekst Proses Finishing Lwt Komb Sist Anaerob Digester & SUB
7.
Pemanfaatan Limbah Kulit Kayu Pinus sebagai bahan perekat kayu tipe Eksrerior
8.
Proporsi Biaya Pengolahan Air Limbah Thd Biaya Kerugian Lingk pd Ind tekstil & Mak Minuman
9.
Desain & Rekayasa Pengendali Alat Ukur Kebisingan.
10.
Desain & Rekayasa alat Pemurnian Senyawa MG & k Hsl Recovery Lar Bittern Skala Industri.
Litbang Tahun 2008 1.
Penelitian Reaktor Fotokatalitik Sistem Lapisan Tipis-Alir Kontinyu untuk Mendegradasi Polutan Organik dalam Air Limbah
2.
Penelitian Degradasi Warna Pada Air Limbah Tekstil Pewarnaan Terolah Dengan Teknologi Elektroligis Guna Pemanfaatan Kembali Sebagai Air Proses
3.
Penelitian Pengembangan Teknologi Penghilangan warna Pada Air Limbah Industri Tekstil Dengan Teknologi Bio – Membran
115 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
4.
Penelitian Substitusi Chromium Hexavaler Dengan Chromium Trivalen Pada Industri Elektroplating Dalam Rangka Penerapan Produksi Bersih dan Pengendalian Limbah B-3
5.
Penelitian Peningkatan Efisiensi Energi Pada Operasional Pembangkit Uap Industri PULP dan Kertas.
6.
Penelitian Pengembangan Teknologi Reduksi Senyawa Fenol Dalam Air Limbah Industri Kayu Lapis Secara Adsorbsi
7.
Penelitian Penyediaan Isolat White Root Fungi Untuk Penurunan Intensitas Warna Pada Limbah Cair Industri Tekstil Pewarnaan
8.
Penelitian Pembuatan Soil Semen Dari Endapan Ipal Industri Keramik Untk Meminimalkan Prositas Tanah Di Ladang Garam Dalam angka Peningkatan Produksi Garam Rakyat
9.
Pemanfaatan limbah padat industry udang beku menjadi silase bahan pangan
10. Penelitian Pengaruh Suhu Uap pemanasdan Waktu Pemasakan pada Proses Pembuatan Tahu Yang Menggunakan Limbah Cairnya Sebagai Bahan PembangkitUap terhadap Mutu Dan Biaya Produksi 11. Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Yang Mengandung Senyawa Rekalsitran 12. D & E Alat pengendali kecepatan aliran zat cair Litbang tahun 2009 1. Proses Fotokatalisis Sistem Lapisan Tipis-Alir Kontinyu Menggunakan Sinar Matahari Sebagai Sumber Sinar Ultra Violet 2. Dekolorinasi Pewarna Azo Secara Elektrokimia Dengan Katalis Mineral Mangan 3. Penggunaan Pasir Sebagai Media Pertumbuhan Bakteri Pada Pengolahan Limbah Cair Secara An Aerob 4. Recycling Limbah Padat Industri Peleburan Besi (Iron Slag) Sebagai Bahan Baku Industri Beton Yang Berwawasan Lingkungan 116 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
5. Pengolahan lanjut Air Limbah industri kulit untuk dimanfaatkan sebagai air proses 6. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Rambut Palsu Secara Kimia-FisikaBiologi 7. Pengolahan Limbah Padat Sludge Minyak dari Industri Kilang dengan Sistem Penghancuran Thermal 8. Pemanfaatan limbah padat industri kelapa sawit (Solid heavy phase) sebagai sumber lemak pengganti jagung pada pembuatan pakan ternak 9. Modifikasi Membran Poly (Vinyl Alkohol)-Sulfonasi Dengan Ampas Tebu (Bagasse) Untuk Adsorbsi Logam Berat 10. Pembuatan Larutan Induk Minuman Isotonik Dari Pekatan Limbah Cair Ladang Garam. (Bittern) Penelitian lanjutan Th. 2007
117 Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
LAMPIRAN II HASIL RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN INDUSTRI (RBPI)
KERJASAMA KEMAMPUAN JASA PELAYANAN TEKNIS DALAM BIDANG HASIL REKAYASA TEKNOLOGI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Unit Pengolah Limbah Cair Unit Pengolah Limbah Cair Unit Pengolah Limbah Cair Unit Pengolah Limbah Cair Unit Pengolahan Limbah Cair Unit Pengolahan Limbah Cair Wet Scrubber Ash Collector Unit Pengolah Limbah Cair Unit Pengolah Gas Buang NH3 Unit Biogas IPAL industri tahu
Keterangan PT. Nissin Biscuit, Ungaran PT. Foomaco, Semarang PT. Saritex Jaya Swasthi Batang Industri tahu di Magelang PT. Kayu Lapis Indonesia Kendal PT. Usman Jaya tekstil Magelang PG. Rendeng Kudus PT. IMI Batang PT. Batang Alum, Batang Persh. Tahu Wismilak Semarang
HASIL LITBANG DAN REKAYASA TEKNOLOGI PROSES PADA INDUSTRI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kegiatan Peralatan yodisasi industri garam beryodium Alat pencucian garam Alat uji garam beryodium Alat Turbidity meter Alat uji derajat putih Alat uji NaCl dalam garam Iodium test kit for salt Alat pencabik daging ikan Alat pengetus minyak dalam pembuatan abon ikan Alat pengering sale pisang Pemanfaatan panas AC untuk pengeringan kayu Alat Penangkap Bau Alat Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa Mixer pembuatan bahan bangunan dari limbah Biofilter
Keterangan Telah diterapkan di industri Telah diterapkan di industri Telah diterapkan di industri Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Telah diterapkan di industri Skala penelitian Skala penelitian Telah diterapkan di industri Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian
118 Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No
Kegiatan
16
Penggunaan bakteri untuk untuk reduksi warna pada pengolahan air limbah tekstil Teknologi elektro flotasi untuk logam & minyak Incenerator Alat Pengolah Limbah Industri Jean Alat Pengolah Limbah Chroom Pemisahan logam dan minyak terlarut pada air limbah karakteristik khusus dengan alternatif teknologi elektroflotasi Reduksi amoniak pada limbah cair tekstil Pengolahan air limbah industri fillet ikan Pengembangan teknologi pengolahan limbah cair industri detergen dengan sistim airasi bertingkat Penghilang warna pd limbah cair ind. Tekstil tenun pewarnaan dengan menggunakan white root fungi. Pemanfaatan limbah serbuk sabut kelapa sbg pupuk organik. Teknik solidifikasi limbah padat B3 sbg upaya penimbunan sementara di lokasi limbah B3. Purifikasi cafein dari limbah padat industri teh botol. Penelitian Pemanfaatan Abu dari Tungku Pembakaran Batu Bara untuk Bahan Bangunan Murah dan Aman untuk Lingkungan. Penelitian Teknologi Pengolahan Air Limbah IKM Tenun Pewarnaan. Prototipe alat ekstraksi Mg dan K
17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28 29
30 31
Keterangan Skala penelitian Telah diterapkan di industri Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian
Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian Skala penelitian
Skala penelitian Skala IKM (prototipe)
119 Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
LAMPIRAN III KLIEN SERTIFIKASI A.
SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
B. No 1 2 3 4 5
Perusahaan PDAM AMDK MAKHOA, Magelang CV. Bima Tirta, Bandung CV. Makmur, Batang PT. Tirta Sumber Kehidupan, Karanganyar PT. Berselingk Cipta Persada, Bawen UD. Sinar Mandiri, Rembang PT. Mitra Insan Sarana, Tegal UD. Anugerah Tirta, Ungaran UD. Putra Bhakti, Semarang PT. Arya Kusuma Persada, Semarang PT. Sariguna Primatirta, Kudus CV. Tirta Makmur, Ungaran CV. Pancuran Tirta Mulia, Karawang PT. Sarana Sumber Tirta, Cirebon PT. Bengawan Murni, Mojokerto PT. Globalindo Perkasa, Salatiga CV. Buana Sakti, Karawang PT. Tirtamas Megah, Temanggung CV. Tirta Guna Abadi Jaya, Semarang CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes CV. Maju Rahayu, Sragen PT. Mujur Jaya Makmur, Banyumas CV. Titis Margahayu, Karanganyar CV. Jaya Manunggal Sentosa, Semarang PT. Tirta Karunia Abadi, Ungaran
Produk AMDK AMDK AMDK AMDK Pupuk NPK Padat Garam Konsumsi Beryodium AMDK AMDK Garam Konsumsi Beryodium AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK AMDK Pupuk NPK Padat AMDK AMDK AMDK
SERTIFIKASI ISO 9001 Nama Organisasi PT. Erindo Mandiri PT. Indoxide PT. Rimba Partikel Indonesia PT. Bengawan Murni PT. Tonggorejo
Lokasi
Ruang Lingkup Sertifikasi
Pandaan - Jatim Surabaya - Jatim Kendal - Jateng
Manufacture of bottled drinking water Manufacture of zinc oxide Manufacture of partikel board
Mojokerto - Jatim Pasuruan - Jatim
Manufacture of bottled drinking water Manufacture of sodium cyclamate
120 Lampiran III. Klien Sertifikasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No
Nama Organisasi
6 7 8 9
PT. Swabina Gatra PT. Tiga Pilar Sejahtera PT. Master Indo Aroma Mitra PT. Amanah Insanillahia
10
PT. Tiga Pilar Sejahtera
11
PT. Dewi Samudra Kusuma PT. Pismatex Textile Industry PT. Pisma Putra Textile PT. Agrimitra Utama Persada PT. Narmada Awet Muda PT. Cipta Bangun Abadi PT. Abadi Kimia PT. Suryamulia Gitagraha PT. Bhina Citra Nusa Konst. PT. Royal Korindah PT. Limajabat Jaya
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 40 39 38
PT. John’s Glove Factory PT. Industri Jamu Borobudur PT. Lince Romauli Raya PT. Ultra Jasa Persada Prima PT. Tiga Pilar Sejahtera PT. Merdeka Suryatama PT. Satwika Sarana PT. Katama Suryabumi PT. Bangun Cipta Prima M. PT. Putra Bhineka Perkasa PT. Duta Ananda Utama Text. PT. Surya Putera Perdana PT. Graha Surya Pratama PT. Tiga Pilar Sejahtera PT. Vincent Guna Abadi PT. Tri Mustika Abadi PT. Jasamas Graha
Lokasi
Ruang Lingkup Sertifikasi
Gresik - Jatim Sragen - Jateng Makassar - Sulsel
Manufacture of bottled drinking water Manufacture of dried noodle Manufacture of ice cream
Batusangkar Sumbar Sragen - Jateng
Manufacture of bottled drinking water
Surakarta - Jateng
Manufacture of instant noodle & seasoning Manufacture of garment
Pekalongan - Jateng
Manufacture of woven saroong
Pekalongan - Jateng Padang - Sumbar
Manufacture of spinning mills Manufacture of bottled drinking water
Lombok - NTB
Manufacture of bottled drinking water
Pekanbaru - Riau Surabaya - Jatim Pekanbaru - Riau
General construction Manufacture of aluminium sulfate General construction
Pekanbaru - Riau
General construction
Purbalingga - Jateng Jakarta Selatan DKI Semarang - Jateng
Manufacture of eyelishes Building construction
Semarang - Jateng
Herbal medicine industry
Jakarta - DKI Jakarta - DKI
Denpasar - Bali
General construction Building construct. and specialist of precast Manufacture of biscuit and wafer stick Const of roads and buildings Const of buildings Const of buildings, roads, bridge and run way Const of buildings, roads, bridge and drainage Manufacture of coffee
Pekalongan - Jateng
Manufacture of woven saroong
Yogyakarta - DIY
Construction of buildings, roads and bridge Construction of buildings, drainage and bridge Manufacture of dried vermicelli Construction of buildings Construction of buildings Construction of buildings
Sragen - Jateng Semarang - Jateng Semarang - Jateng Jakarta - DKI Tegal - Jateng
Yogyakarta - DIY Sragen - Jateng Jakarta Barat - DKI Jakarta Barat - DKI Semarang - Jateng
Manufacture of gloves
121 Lampiran III. Klien Sertifikasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
No 36 37
C. No
Nama Organisasi Utama PT. Kosoema Nanda Putra PT. Muara Mitra Mandiri
Lokasi
Ruang Lingkup Sertifikasi
Klaten
Weaving
Yogyakarta
Construction of buildings
SERTIFIKASI ISO 14001 Nama Organisasi
1
PT INDOTIRTA JAYA ABADI
2
PT ROYAL KORINDAH
Lokasi Jl. Majapahit 765, Semarang, Jawa Tengah Desa Banjarsari, Kembaran Kulon, Purbalingga
Ruang Lingkup Sertifikasi Perusahaan AMDK
Perusahaan Bulu Mata Palsu
122 Lampiran III. Klien Sertifikasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
LAMPIRAN IV KLIEN PENGUJIAN, PENGAWASAN MUTU PRODUK DAN PENANGANAN PENCEMARAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Klien perorangan Bappedal Prop. Jateng pemerintah Kota Tegal PT. Geo Dipa Energi, Banjarnegara PT. Dan Liris Spinning III, Semarang Baristand Indag, banjarbaru Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Yogyakarta PT. CP.Prima, Kab. Demak PT. Charoen Phokphand, Kab. Semarang PT. Tanggul Sakti, Semarang PT. Wahana, Solo Baru PT. Aorta, Semarang CV. Saprotan Utama, Semarang BBP. Budidaya Air Payuh, Jepara CV. Niki Harum, Semarang PT. Semarang Mineral, Semarang CV. Tunas Mekar Abadi, Ambarawa PT. Nisin Biscuit, Semarang PT. Ulam Tiba Halim, Semarang PT. Pepertech Indonesia, Magelang Pt. Kusuma Mulia, Solo KLH. Proper, Jakarta PT. Juifa Internasional, Cilacap PT. Blue Sea, Pekalongan CV. Sinar Kalvari, Solo Lab. Klepu PT. Cassanatama, Semarang Polda Jateng Lab Forensik, Cab. Semarang CV. Berkah Abadi, Semarang PT. Nusantara Building, Demak
No
Klien
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
PT. suka Sari, Semarang RS. Tlogorejo, Semarang PT. Erela, Semarang PT. Fishindo Makmur, Semarang CV. Waringin Putih, Semarang PT. Sukses Jaya Mandiri, Semarang PT. Degepham, Semarang PR. Santos, Purworejo CV. Bumi Makmur, Semarang PT. Sido Muncul, Semarang PT. Zenith, Semarang PT. TKPI, Magelang PT. Sucofindo, Semarang UNICEF, Jakarta PT. Sriboga Raturaya, Semarang PR. Perjuangan, Magelang PT. Cherio Primas, Bawen PT. Thomas Perkasa, Bawen BPPT, Jakarta Pusat CV. Sekar Jagat Mekar, Semarang CV. Jaya Sentosa, Semarang PDAM. Lab, Semarang CV. Setia Jaya, Semarang PT. Gentong Gotri, Semarang PT. Madu Baru, Bantul PR. Randu Sari, Kab. Grobogan PR. Silampari Lingkungan, Purworejo PT. Kinosentra, Semarang PT. Lince Rumoli Raya, Jakarta PT. Sekar Bengawan, Karanganyar CV. Bengawan Solo, Karanganyar
Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan Pencemaran
No
Klien
63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
PT. duniatek, Karanganyar PT. Hanil Indonesia, Boyolali PT. Tirta investama, Wonosobo PT. Sari Warna Asli IV, Karanganyar PT. Batamtex, Ungaran PT. Timatex, Salatiga PT. Taruna Kusuma, Kab. Semarang PT. Inti General Jaya Steel, Semarang PT. raja Besi, Semarang PT. Indonesia Miki Industries, batang PT. Konimex, Sukoharjo Fa. Asatex, Surakarta PT. Iskandartex, Surakarta PT. Alladitex (SWA III) CV. Suburtex, Karanganyar PT. Sandang Anggur Moratex, Sokoharjo PT. Indo Abadi Tekstil, Karanganyar PT. Polysindo Eka Perkasa, Kendal PT. Kayu Lapis, Kendal PG. Sragi, Pekalongan PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo PT. ISTW, Semarang PT. Bina Mandiri, Jakarta PT. Primatexco Indonesia, Batang PT. Dan Liris, Sukoharjo PT. Lombok Gandaria, Karanganyar PT. danarhadi, Surakarta PT. Lojitex, Pekalongan PT. Dupantex, Pekalongan PT. Tyfountex, Sukaharja PT. Sumber Jaya Garment, Karanganyar PT. Sri Rejeki Isman, Sukoharjo PT. Batik Semar, Surakarta PT. Indovetsin, Surakarta Fallas Jeans, Pekalongan RSI. Sunan Kudus PT. Kamaltex, Kab. Semarang PT. Kanasritex, kab. Semarang PT. Dunia Sandang, Karanganyar PT. Sinar Sosro, Bawen PT. Tirta Gajah Mungkur, Semarang PT. Wiratman Associate, Jakarta PT. Lembah Tidar, Magelang PT. Rodeo, Semarang PT. Candi Mekar, Pemalang PT. Sapi Gunung, Karanganyar PT. Kimia Farma, Semarang PT. Kharisma Parwitex, Karanganyar PT. Karya Alam Indonesia,
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
No 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155
Klien Karanganyar CV. Putra Tama Jaya, Temanggung CV. Perkasa Teknis, Temanggung PT. Damatex, Salatiga PKLH DPKLH, Kota Pekalongan RSUD, Batang PT. Fumira, Semarang Persh. Anggur Wannen, Surakarta Persh. Madu Murni Whellery, Surakarta PT. Tirta Mas Manuggal Jaya, Semarang Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Semarang Persh. Cahaya Tiga Tunggal, Surakarta UD. Sinar Mandiri, Rembang PT. Tirta Sumber Kehidupan, Karanganyar PT. Latansa Tobaco, Cilacap Kepolisian Negara Banyumas CV. Andika Praja, Semarang PT. tiga Pilar Sejahtera, Surakarta PT. Tri Bintang Inti, Kab. Kendal PT. adi Supra Jaya, Kab. Demak CV. Alam Lestari Mulya, Kendal PT. Puri Keraton, Kab. Jepara PT. Nusantara Building, Semarang CV. Argo Seto, Semarang PT. INNAN, Semarang CV. Pismat Concultant, Brebes PT. Tanindo Subur Prima, Magelang PT. Indofood Fritolay Makmur, Semarang Eka Paultry Industrial, Semarang PR. Kapuas Karya Tama, Kudus PU. Indah, Pekalongan PT. Java Mete, Semarang PR. Bintang Terang, Temanggung Dinas Perikanan dan Kelautan Semarang PT. Mangkok, Semarang CV. Sinar Tirta, Semarang CV. Alamanda, Semarang CV. Karya Tunggal Mandiri, Semarang PR. Roseuryn, Kudus CV. Lumintu, Semarang PT. Hartono Istana Teknologi, Semarang PR. Nahkoda Jaya, Pati PR. Pezzo. Kab. Kudus CV. Kendaga, Semarang
No
Klien
No
Klien
156 157 158 159 160 161 162 163 164 165
PT. Sinar Indah Kertas, Pati SMP Al-Azhar 14, Semarang PR. Lembung Madu, Kudus PR. Pelita Jaya, Kudus CV. Bumitama, Semarang PR. Dian Putri Jaya, Kudus PR. Hargo Jimbangan, Kudus PR. Libero Tangguh Prima, Kudus CV. Tri Design, Semarang PT. Sumber Sarana Makmur, Semarang PR. Sang Poemama, Jepara PT. Central Pertiwi Bahari, Rembang PR. Bojong Gede, Desa Bojong Gede CV. Saprotan Bangkok Plaza C7, Semarang PR. Sekar Madya Mulya, Kab. Kudus PT. Inti Sukses Garmindo, Bawen PR. P Nusa Mekar, Ambarawa CV. Rupan Mekar, Ambarawa PG. PKBI, Medan Alaminda, Pati Dinas Pengendalian Lingkungan Hidup, Magelang PT. Bumi Regency Family, Semarang CV. Podojoyonyo, Kab. Jepara PR. Menara gading, Kab. Demak PT. Noroyono, Kudus PT. Fajar Jaya Loundry, Kendal PT. Tesindo, Kendal PT. Philips Seafood, Pemalang PT. Rimba Partikel Indonesia, Batang PT. Pritexmaxco Indonesia, batang PT. Pismatex, Pekalongan PT. Sinar Sosro, Kab Semarang PR. Gowa Jaya Lestari, Kudus PR. Pereng Bersinar, Kudus PT. Sinar Terang Bulan, Kab Jepara PR. Pesisir Adiguna Karya, Kab Jepara PR. Barito, Kudus PR. Batu Hitam Mulia, Kudus Lab. Kes. Mas DKK, purbalingga PT. Indo Tirta Jaya Abadi, Semarang PR. Sikas Mas Tua, Kab. Grobogan PR. Intan Celsa, Kab. Grobogan PR. Glodok 5000, Kab. Grobogan CV. Mandiri Pati, Semarang PR. Surya Mukti, Kudus PT. Surya Bersinar, Kudus PR. Pancuran, Kab. Kudus PR. Mengkudu, Kab. Kudus
204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214
PT. Djohartex, Magelang PT. Indovestin, Solo PT. Konimex, Sukoharjo PR. Klampox, Kudus PR. Kereta Senja, Kudus PT. Nafira Jaya Perkasa, Jepara PR. Pratama Baru Persada, Kudus PR. Garbis Putra Mandiri, Kudus PT. Hidup Makmur Barokah, Cilacap PR. MO, Cilacap CV. Sarana Argo Kultura. Kab. Grobogan Hotel Laras asri, Jepara Asdep UPP dan SL, Jakarta PT. Sandang Asia Maju, Semarang Dinas Bina Marga, Semarang CV. Asca Amoghasida, Semarang PT. Manunggal Asri Pura, Semarang PT. Subali Makmur, Semarang PT. Nyonya Menir, Semarang Bappedal. Kota Tegal Bappedal, Pangkalan Bun Firma Pangkal Rejo, Semarang CV. Saprotan, Semarang Perum Perhutani, Semarang Yayasan Permatasari Semarang KSM. Mandiri Lestari, Semarang PT. Sumber Mitra, Semaang PR. Rantai Mas, Temanggung PR. Erlinda Jaya Abadi, Kab. Kudus PT, Tirta, Purbalingga PR. Danu Pratama, Grobogan RS. Bunda, Semarang Pt. Kurios Utama PT. Kubota Indonesia, Semarang PT. Bima Guna Kimia, Kab. Semarang PT. Grada Widyakarsa, Semarang PT. Sobisco, Sukoharjo PT. Semarang Makmur, Semarang PT. Sinar Pancar Jaya, Semarang PT. Maya Food Industries, Pekalongan PT. Bonaza Megah, Demak PT. New Armada, Magelang PT. Mekar Armada, Magelang PT. Hartono Istana, Demak PT. Sandratex, Semarang PT. Nanya Indah, Semarang PT. Sango Kramik, Semarang PT. Wijaya Kwarta Penta, Karanganyar
166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203
215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251
No
Klien
No
Klien
252 253 254 255 256
PT. Pelindo III, Tegal PT. Herculon Carpet, Semarang PT. Bengawantex, Karanganyar PT. Apac Inti Corpora, Bawen PT. Perindo Bapak Djenggot, Karangjati PT. Panamtex, Pekalongan PT Tirta Investama, Klaten PT. Konimex, Surakarta PT. Sarana Nugraha, Tbk, Karanganyar PT. New Aditex, Pekalongan PT. Palur Raya, Karanganyar PT. Kusumahadi Sentosa, Karanganyar PT. Sawah Karunia Agung, Karanganyer PT. Kesmatex, Pekalongan PT. Gunatex Jaya, Pekalongan CV. Afantex, Karanganyar PT. Pismatex, Pekalongan Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Sukoharjo PT. Damatex, Semarang PT. Kanigara, Ungaran PT. Kusuma Remaja, Karanganyar PT. Primatexco, Pekalongan PT. Pepsi Cola, Ungaran PT. Djarum, Kudus PT. Ratna Jaya, Pekalongan PT. Arga Kencana, Karanganyar IPAL Bersama, Pekalongan PT. Phapros, Semarang PT. Triangga Dewi, Surakarta Hotel Amanjiwo, Magelang PT. Mega Rubber, Semarang PT. Pura Nusa Persada, Kudus DHL, Kab. Semarang Disperindag, Kota Salatiga DKLH, kab. Cilacap PT. Adhinusa Dian, Tegal CV. Mitra Adi Pranata, Semarang PT. Tiga Tunggal, Sukoharjo PT. Tirta Mas Megah, Temanggung PT. Amor Abadi, Semarang PT. Tunggak Warusemi, Karanganyar Dinas Lingkungan Hidup, Kab. Semarang Kementrian Lingkungan Hidup PT. Ecostar Engineering, Semarang PR. Pendopo Istana, Kudus PR. Janur Kuning PR. Rambutan Super, Kudus
299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314
PR. Magenta, Kudus PR. Kelapa Gading Kembar PR. Hendra Jaya, Kudus PR. Djari Mas, Barongan PR. Mutiara Hikmah, Jepara PR. Semar Bakti, Jepara PT. Rimba Partikel Indonesia, Kendal Universitas Pekalongan PR. MH Barokah Jaya, Kudus PR. Gudang Jaya Abadi, Kudus PR. Musang Kaswari, Kudus UD. Arsa, Purworejo PR. Patran Nusa Pragatama, Kudus PR. Sentana Pisang Wulung, Kudus PR. Anggrek Bulan Mecca, Kudus CV. Frezindo Makmur Jaya Sentosa. Pati Sadu Perdana, Semarang PKP. Farm, kab. Semarang PT. Notodjo Mulya, Kudus PT. Inti Sukses, Semarang PTP Nusantara, Salatiga PT. Loji Kanakatama, Pekalongan PT. Citra Mega Pratama, cilacap PR. Joko Sutra Makaryo, Kudus Gita Snack, Solo PR. Putra Permata Biru, Kendal PR. Putra Lima Persada, Jepara PT. Lokatex, Pekalongan PT. Tiga Pilar Sejahtera, Solo PT. Sanferoring, Semarang PT. Inti Jaya, Semarang PT. Astra Internasional, Semarang CV. Dewi Sri, Sukoharjo PR. Januari Kuncup Satu, Kudus PR. Fikyal Ghani, Kab. Kudus CV. Hindro Konsultan Teknik, Kudus PR. Janoko Mekar Aren, Kudus PR. Fani Jaya, Kudus PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus, Kudus PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus, Kudus PR. Pemuda Berbudi Luhur Sentosa, Kudus PR. Pelita Alam Abadi Sentosa, Kudus PR. Restorasi Klasi, Kudus PR. Maykid Puja Jaya, Jepara PR. Risca Pesantenan Jaya, Jepara PR. Alva Ranggan Dewa Jaya, Jepara PR. Bomber Bolo-bolo, Jepara
257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298
315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345
No
Klien
No
Klien
346 347
PR. Bambu Kunig Gading, Jepara PR. Menado Jaya Utama, Kab. Semarang CV. Sahid Aditama, Semarang Dinas Perindustrian dan Perdagangan BMS PR. Sukses Jaya Utama, Kab. Semarang PR. Bimbing Mas Barokah, Kab. Jepara PR. Netral Jaya Abadi, Pati PR. Panji Buana, Purworejo PR. Lituma, Temanggung PT. Ecolab, Semarang CV. Pubel, Yogyakarta PR. Gapura Jaya Makmur, Purwokerto PT. Bawen Mediatama, Bawen PR. Oval Saputra, Kudus PR. Daun Sirih Segar, Kudus PT. Sinar Permata Tunggal, Kudus PR. Gambir Coklat Muda, Kudus PR. Sinyo 82, Kudus PR. Malindo Jaya abadi, Kudus PR. Era Usaha, Kudus PR. Gunung Mas, Sleman PD. Niaga, Cirebon Dins Kesehatan Kendal PT. Alya Kusuma Perdana, Gunung Pati PT. Karang Jaya Mandiri, Juana PT. Tiro Samodra Mulya, Juana PT. Agung Samudra, Batang PT. Garam Nasional, Juana PT. Citra Abadi Mulya, Yogyakarta CV. Bima Tirta, Bandung CV. Sarana Argo Kultura, kab. Grobogan PR. Kecap Mirama, Semarang PT. Mirota SM, Yogyakarta CV. Makmur, Batang Anggur 5000, Yogyakarta PT. Kharisma Prima Abadi, Yogyakarta PT. Indo Sentra Pelangi, Semarang PT. Indofood Sukses Makmur, Semarang PT. Benselink Cipta Perdana, Bawen CV. Tunggal Nugroho, Semarang PT. Intrasal, Semarang PT. Multi Instrumentasi, Semarang PT. Intijaya Meta Ratna, Semarang PT. Cipta Bangun, Pekanbaru
390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412
PT. Swabina gatra, Gresik PT. Bina Citra, Semarang PT. Royal Korindah, Purbalingga PT. Jhon's Glove, Semarang PT. Intimanis, Semarang PT. Amanah, Makasar PT. Focus Indolighting, Jakarta PT. Narmada Awet Muda, Lombok PT. Sagita Puspa, Kaltim PR. AMOK Mahkota, Magelang PT. Tirta Tama Bahagia, Bogor PT. Tirta Bahagia, Pandaan PT. Dewi Samodra, Solo PT. Agrimitra, Padang PT. Surya Mulia, Pekanbaru PT. Inhutani II, jakarta PT. Master Indo Aroma, Makasar PT. Global Export, ampenan PT. Abadi Kimia, Surabaya PT. Cita Nasional, salitiga Yayasan Harapan Ibu, Purbalingga PT. BPR Weleri Makmur, Semarang PT. Industri Jamu Borobudur, Semarang PT. Karunia Tirta, Makasar PT. Sinar Sosro, Ungaran Pengguna Dana Bappedal Prop. Jateng PT. SA Moratex, Sukoharjo Dinas Kesehatan Kota Semarang Decorus Furniture PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo PT. Indratex, Pekalongan Kantor Lingkungan Hidup Purbalingga Dinas Kebersihan dan LH, Kab. Cilacap PT. Smart Sukses Selalu, Semarang PG. Trangkil, Pati PT. Kedaung Medan, Semarang PT. Hadikusumo Bros Coy, Semarang PT. CPS, Rembang Sumitomo Corporation, jakarta Selatan PT. Kharisma Megah Dharma, Semarang PT. Mitra Lestari Abadi RS. Ibu dan Anak, Tegal Pusdiklat Mugas, Cepu PT. Pandatex, Magelang PT. Wonorejo Katon, Solo PT. Sukorintex, Batang PT. Triangga Dewi, Solo
348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389
413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436
No
Klien
No
Klien
437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465
PT. Kanasritex, Ungaran PG. Jatibarang, Brebes PT. Dua Kelinci, Pati PG. Sumberharjo, Pemalang Persh. Krupuk Sami Jaya, Semarang PT. Bina Mandiri, Bogor PMK. Dua Naga PT. Batik Semar, Solo Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Surakarta PG. Gondang baru, Klaten PG. tasik Madu, Karanganyar PT. Yuro Mustika, Semarang PT. Daya Manuggal Tekstil PT. Tanjung Kreasi Parguet Industri PG. Mojo, Sragen PT. Bitratex Industri, Demak RSUD. Kardinal, Tegal PT. Coca Cola, Ungaran PG. Pangka, Tegal PT. Faltatex, Pekalongan PT. Restu Rancang Bangun PT. Jamu Borobudur, Semarang PT. Indoxide, Surabaya PT. Asia Megah, Padang PT. Tonggorejo, Pandaan PT. Duta Khaisar, Surakarta Lab. Lingkungan Akprin, Yogyakarta PT. Manyong Mando, Semarang CV. Dwi Tunggal Sejahtera, Semarang UD. Anugrah Tirta, Ungaran PT. Sumber Daya Alam, Wonosobo CV. Olimpic Makmur Jaya Persh. Madu Nusantara PT. Bapak Djenggot, Bawen PT. Coca-cola Bottling Indonesia, Semarang CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes PR. Tujuh Samodra, Temanggung Glory, Semarang PR. Buah Merah, Kudus PR. Kembang Suko Sakti, Kudus PR. Putri Yuko, Kudus CV. Asia Food Working, Pati CV. Hasil Karya, Semarang PT. Libra, Semarang PR. Nuansa Citra Abadi. Kudus PR. Bengawan Solo, Kudus PR. Helmi Jaya Abadi, Kudus PR. Sembilan, Kudus
485 486 487 488 489 490
PR. Cap Gading, Demak PR. Nambah Rejeki, temanggung PR. FAB, Boyolali PR. Cincin Delima, Kab. Kudus PR. Piala Kencana Sakti, Kudus PR Sandang Pancuran, Ds. Prambatan ASA, Semarang UD. Quasil, Semarang CV. Masa Jaya, Semarang CV. Karagen Indonesia, Semarang PR. Kondang Harum, Karanganyar PR. Keluarga Besar 092, Jepara PR. Bina Arta Kencana, Semarang PR. Bunga Malam, Demak UD. Al-Farah, Cilacap PR. Turi Mekar Mas Jaya, Kudus PR. Tugu Mas Kencana, Kab. Demak PR. Margo Jojoguna, Kudus PR. Poenjoel, Kudus PR. Gunung Cetak Kidul, Kudus PR. Chi Hana Santosa, Kudus PR. Finan Lasta Produk, Kudus PR. Shifa Jaya Utama, Kudus PR. Ruzuas Djumar, Kudus PR. Friendship Business, Kudus PR. Buana Fajar, Kudus PR. Granito Mulia, Kudus PR. Voleta, Kudus PR. Umi Kharomah, Kudus PPLH UNSOED, Purworkerto PR. Pirandi, Kudus PR. Pamudji Raharjo, Sukoharjo Deperindag Kop. Kab. Rembang PT. Setia Widjaja Bhakti Sentosa, Tegal PT. Mitra Insani Sarana, tegal CV. Surya Kartika Indotama, Ungaran PT IMI, Batang PT. Batang Alum, Batang Balai Pengobatan, Ungaran PT. Garuda Food, Pati PT. Saari Junietex, boyolali PT. Perkebunan IX, Klaten CV. Risetya Putri Sejati PT. Unggul Jaya, Pekalongan PT. Kertas Blabak, Magelang Kantor Pedalda, Kab. Kendal
466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484
491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530
LAMPIRAN V MATRIK TOWS
129 Lampiran V. Matrik TOWS
MATRIK TOWS ANCAMAN / THREAT PELUANG / OPPORTUNITY Aspek Layanan Aspek Layanan 1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan 1. Adanya lembaga layanan sejenis. pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar. 2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat. 3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. Aspek Keuangan 1. Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). 2. Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. Aspek SDM & Organisasi 1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja. 4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. Aspek Sarana & Prasarana 1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).
2. Perkembangan iptek yang cepat. 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. Aspek Keuangan 1. Tingkat inflasi. 2. Nilai tukar rupiah. 3. Investasi sektor industri menurun. Aspek SDM & Organisasi 1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat. 2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga lab.
Aspek Sarana & Prasarana 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga pesaing. 2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses yang cepat. 3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.
130 Lampiran V. Matrik TOWS
KEKUATAN / STRENGTH 1. 2. 3.
4. 5. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Aspek Layanan 1. Mempunyai pelanggan tetap. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang ditawarkan. 2. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan 3. pengujian dalam rangka monitoring pencemaran 4. lingkungan. 5. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang. 6. Mampu melakukan layanan audit energi. Aspek Keuangan 7. 8. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. Tarif jasa layanan kompetitif. Adanya dukungan anggaran dari APBN. 9. Aspek SDM & Organisasi Memiliki SDM berkompeten. 10. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 11. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian, kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.
Strategi S-O Mengoptimalkan kekuatan untuk menangkap peluang. Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait. Pemanfaatan sarana kerja Optimalisasi tawaran bantuan dan kerjasama Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT Mempromosikan Jasa Audit Energi Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional Pengembangan kemampuan layanan Peningkatan kualitas Layanan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Strategi S-T Memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi ancaman. Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun.
Aspek Sarana & Prasarana 1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 3. Memiliki website.
131 Lampiran V. Matrik TOWS
KELEMAHAN / WEAKNESS 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Aspek Layanan 1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi 3. belum terakreditasi seluruhnya. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 5. Pemasaran belum efektif. 6. Aspek Keuangan 7. Pendapatan PNBP belum proporsional. 8. Perencanaan anggaran belum efektif. 9. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 10. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam waktu 11. yang relatif singkat. 12. Aspek SDM & Organisasi Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek terbatas. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.
Strategi W-O Memanfaatkan peluang utk meminimalkan kelemahan. Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis Memelihara peralatan lab proses Memanfaatkan program bantuan untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI Merencanakan training bagi SDM BBTPPI Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif Investasi peralatan prioritas yang mutakhir Peningkatan Usaha Marketing yang agresif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Strategi W-T Meminimalkan kelemahan utk menghindari ancaman. Efisiensi penggunaan anggaran berdasarkan prioritas. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian. Pengadaan peralatan rapid test. Menyusun rencana pemeliharaan alat. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga sejenis. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi.
Aspek Sarana & Prasarana 1. Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab. pengujian dan kalibrasi. 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana dengan baik. 3. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa layanan.
132 Lampiran V. Matrik TOWS