i
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) UNIT IV GORONTALO UTARA
Mengetahui: Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan Dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara
Disusun oleh Kepala KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara
(Ir. Hasan Hiola, MM) NIP. 196212031989031010
(Asdian Karim, S.Hut) NIP. 19810814200802001
Jakarta, Februari 2014 Disahkan oleh a.n. Menteri Kehutanan Republik Indonesia Sekjen Kementerian Kehutanan Ub. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional IV
(Dr. Ir. Muhammad Firman, M.For.Sc) NIP. 19590225 198603 1002
ii
RINGKASAN EXECUTIVE Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Unit IV Gorontalo Utara merupakan KPH ketiga yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan sebagai KPH Model melalui surat keputusan Menteri Kehutanan No 766/MenhutII/2012 tentang Penetapan wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model Unit IV yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Sebelum surat keputusan menteri tersebut dikeluarkan pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara telahmembentuk organisasi KPHP sesuai Peraturan Bupati Gorontalo Utara No 6 tahun 2102 tentang pembentukan UPTD KPHP Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara. Berdasarkan wilayah administrasi, wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara terdapat diseluruh kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara. Untuk memudahkan pengelolaan maka KPHP Model Unit IV Gorontalo dibagi menjadi beberapa blok pengelolaan sesuai dengan fungsi hutan dan karakteristik biogeofisik serta sosial budaya. Blok tersebut adalah blok inti di hutan lindung seluas 4842,461 ha, blok pemanfaatan di hutan lindung seluas 3109,677 ha, blok pemanfaatan hasil hutan kayu di hutan produksi seluas 18553,670 ha, blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman di hutan produksi seluas 42061,79 ha, blok pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK di hutan produksi seluas 4871,190 ha, blok pemberdayaan masyarakat di hutan produksi seluas 7747,942 ha dan blok perlindungan di hutan produksi seluas 8575,694, sehingga total luasan seluruh blok pengelolaan mencapai 89762,410 ha dengan jumlah petak mencapai 855 Ketinggian lokasi KPHP Unit IV Gorontalo Utaraberkisar antara 0 – 2000 mdpl dengan tingkat kelerengan bervariasi mulai dari datar sampai dengan curam. Tingkat kelerengan yang dominan adalah agak curam dimana luasnya mencapai 31549,94 ha. Wilayah yang curam umumnya terdapat di wilayah bagian selatan. Tipe Iklim menurut kriteria Schmidt and Ferguson di wilayah KPHP Unit IVGorontalo Utara adalah iklim A atau iklim basah. Tingkat kesuburan tanah di KPHP Unit IV Gorontalo Utaratergolong rendah-sampai sedang. Salah satu rendahnya tingkat kesuburan tanah bisa dilihat dari tipe jenis tanah yang terdapat di wilayah KPHP Unit IVGorontalo Utara.Jenis tanah tersebut adalah mediteran merah kuning seluas 76251,85 ha. Didalam kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara terdapat 6 DAS dengan DAS terluas adalah DAS Posso Atinggola dengan jumlah sungai mencapai 20 aliran sungai. Sejak tahun 2011 Menteri Kehutanan RI telah mengeluarkan izin penggunaan kawasan hutan dan izin pemanfaatan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Izin pemanfaatan kawasan adalah IUPHHK HTI PT Gema Nusantara Jaya 29.750 ha, PT Gorontalo Citra Lestari 16.383,66 ha (luas total 46.170 ha) dan izin pinjam pakai pertambangan PT Suma Heksa Sinergi seluas 6.280 ha Berdasarkan hasil analisis spatial tutupan lahan tahun 2012, tipe tutupan lahan yang dominan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah hutan lahan kering sekunder seluas 52354,37 ha.Sedangkan hutan primer seluas 13222,90 ha. Hasil analisis terhadap status konservasi, hanya terdapat beberapa jenis tumbuhan bawah yang dilindungi seperti Vitex parviflor (IUCN; VU), Madhuca betis (IUCN; VU) dan tumbuhan Arenga
iii
Pinata (SK Mentan No 52 Tahun 1972). Di lokasi survey juga ditemukan beberapa tumbuhan endemic pulau Sulawesi seperti Pterospermum celebicum, Livistonia rotundifolia. Selain kekayaan flora/tumbuhan, wilayah KPHP Unit IVGorontalo Utara juga memiliki potensi satwa. Hasil survey menemukan spesies kunci dari hutan di wilayah KPHP Unit IVGorontalo Utarayaitu babirusa, anoa, Tarsius dan Macaca hecki. Satwa ini merupakan satwa endemic Sulawesi dan endemic Gorontalo. Besarnya potensi yang dimiliki maka menjadi hal yang sangat penting bagi pihak pengelola untuk membuat perencanaan sifatnya jangka panjang. dimana tujuannya adalah memberikan kerangka kerja yang terpadu dan komprehensif bagi pengelola KPHP Unit IVGorontalo Utara. Untuk menuju kearah tersebut maka visi dan misi yang dibangun oleh pengelola KPHP Unit IVGorontalo Utara adalah adalah “Terwujudnya Pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara yang Mandiri, Maju, Berdayasaing dengan dukungan Kelembagaan yang kuat””. Dalam visi tersebut terkandung tiga kunci pokok landasan pemikiran dalam upaya pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara yaitu: 1) Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara yang “mandiri, 2) Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara yang “Maju”, 3)Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara yang “Berdayasaing”, 4) Kelembagaan yang mantap. Untuk mewujudkan visi, maka misi yang diemban oleh pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah adalah: 1) Meningkatkan kualitas SDM KPHP Unit IV Gorontalo Utara, 2) Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara, 3) Mengembangkan unit-unit usaha KPHP Unit IV Gorontalo berdasarkan potensi yang dimiliki, 4) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam hutan dan ekosistemnya berdasarkan prinsip kelestarian; 5) Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan dengan stakeholder. Dalam pencapaian visi dan misi pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara dibutuhkan beberapa pendekatan strategi untuk mewujudkannya. Strategi-strategi yang diterapkan memerlukan analisis, tahapan serta prakondisi yang matang melalui pendekatan antara lain: 1) Pemantapan aspek kelembagaan ditujukan untuk mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas dan tanggung jawab serta tata hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP model Unit IV Gorontalo Utara. 2) Penataan kawasan ditujukan untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status, menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan dan areal kawasan disamping untuk menyediakan ruang bagi masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHP model Unit IV Gorontalo Utara maupun untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3) Pemantapan kerjasama dan kolaborasi antara KPHP model Unit IV Gorontalo Utara dengan para pihak ditujukan untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya saing, memperluas jangkauan pelayanan serta meminimalisir terjadinya konflik. 4) Pemantapan perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga fungsi perlindunganan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya, 5) Pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya ditujukan untuk
iv
pengendalian fungsi pemanfaatan secara lestari dengan mengatur segala bentuk kegiatan di kawasan KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara Dalam mengimplementasikan visi dan misi KPHP Unit IVGorontalo Utara maka dibuatlah serangkaian kegiatan yang meliputi : 1) inventarisasi berkala pada semua blok pengelolaan. Jumlah plot inventarisasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara mencapai 1218 plot, dengan asumsi setiap regu mampu menyelesaikan 1 plot inventarisasi dengan alokasi waktu 21 hari maka selama 1 bulan dibutuhkan 37 regu inventarisasi. Jika asumsi ini terpenuhi maka pada tahun ke 10, blok dan petak yang diinvetarisasi telah mempunyai data dan informasi terkait dengan biofisik. 2) pemanfaatan wilayah tertentu. wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya. Karena kondisinya yang belum menarik investor, maka di harapkan pihak pengelola KPHP Unit IVGorontalo Utara bisa mengembangkan usaha yang mandiri di wilayah ini. Pengembangan usaha pada wilayah tertentu bisa diarahkan kepada usaha di luar sektor kehutanan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian dan skala ekonomis. Pemanfaatan wilayah tertentu dapat dilakukan blok pemanfaatan di hutan lindung seluas 364,3996 ha, blok pemanfaatan jasa lingkungan di hutan produksi seluas 4697,733 ha, pemanfaatan hutan kayu hutan alam seluas 18553,670 ha dan pemanfaatan hutan tanaman seluas 758,6298 ha. Sehingga total arahan untuk pemanfaatan hutan wilayah tertentu adalah 24.374,432 ha. Saat ini beberapa wilayah yang potensial untuk digarap adalah kegiatan ekowisata, perkebunan kelapa sawit dan pertambangan serta jasa lingkungan berupa pembangunan PLTMH. Disamping pemanfaatan wilayah tertentu, di KPHP Unit IVGorontalo Utara juga dikembangkan untuk pemanfaatan kayu skala besar dihutan alam seluas 18553,670. Potensi kayu komersial kelas 1 yang berdiameter > 60 cm di KPHP Unit IV Gorontalo Utara bisa mencapai 20,68 m3/ha dan ini belum termasuk potensi kayu komersil kelas 2 dan rimba campuran. Untuk mengakomodir kepentingan masyarakat sekaligus memperkecil konflik yang akan terjadi maka pihak pengelola telah mengalokasikan blok pemberdayaan masyarakat seluas 7747,942 ha. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan dalam blok pemberdayaan masyarakat, yaitu budidaya tanaman obat, tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa liar, atau budidaya pakan ternak. Sedangkan dalam memanfaatkan jasa lingkungan dapat melalui kegiatan usaha pemanfaatan jasa aliran air, pemanfaatan air, Ekowisata, perlindungan keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, atau penyerapan dan penyimpanan karbon Seperti halnya kawasan hutan lain di Indonesia, kawasan hutan di KPHP Unit IVGorontalo Utara juga mengalami tekanan berupa kerusakan hutan, sehingga perlu dipulihkan. Berdasarkan hasil analisis citra landsat
v
total luas lahan rusak dan harus direbalitasi mencapai 7135.712 ha dengan luas lahan terbesar yang harus direhabilitasi terdapat blok pemberdayaan masyarakat seluas 4908,889ha Luasnya wilayah kelola KPHP Unit IVGorontalo Utara membutuhkan sentuhan SDM yang profesional, pendanaan yang cukup melalui APBD dan APBN serta peningkatan sapras pendukung kegiatan pengelolaan KPHP Unit IVGorontalo Utara. Beberapa kegiatan jangka panjang dalam program peningkatan kapasitas personil antara lain : 1) Perbaikan jenjang pendidikan, 2) Pemetaan kompetensi, 3) Diklat SDM Pengelola KPH, 4) Pertukaran kunjungan staf pengelola, 5) Studi banding, 6) Magang pegawai. Pengelolaan wilayah KPHP untuk jangka panjang membutuhkan sebuah rasionalisasi kawasan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit IVGorontalo Utara. Rasionalisasi pengurusan wilayah kelola mencakup 2 aspek yaitu: 1) aspek fisik (kawasan) yang mencakup aspek silvikultur, tata guna hutan, eksplorasi potensi dan lainnya dan 2) aspek non teknis yang meliputi rasionalisasi kelembagaan wilayah kelola hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak (organisasi, kewenangan dan personil). Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk penilaian kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang mengalami perubahan. Misalnya jika blok pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki potensi yang signifikant maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan ke pemanfaatan kayu hutan tanaman. Rasionalisasi kawasan memberikan peluang terhadap investor untuk mengembangkan usahanya agar tetap berkelanjutan. Bentuk pengembangan investasi di KPHP Unit IVGorontalo Utara adalah pengembangan ekowisata hutan tropis sulawesi, pemanfaatan kawasan untuk pengembangan jasa lingkungan, pengembangan restorasi ekosistem, pengembangan hutan tanaman dan pengembangan kayu di hutan alam. Sebagai bentuk pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pengelolaan KPHP Unit IVGorontalo Utara maka dibutuhkan serangkaian kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Kegiatan pembinaan dilakukan secara berjenjang mulai dari staf lapangan sampai dengan kepala KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Sedangkan untuk pemantauan terhadap evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dengan beberapa instrumen seperti realisasi fisik pembangunan, kelembagaan, dampak sosial ekonomi masyarakat dan realisasi keuangan. Sistem pengawasan mengikuti standart dan prosedur pengawasan di daerah
vi
KATA PENGANTAR Perencanaan merupakan tahap awal suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai piranti analisis yang strategis dalam pengambilan keputusan dan sekaligus sebagai indikator keberhasilan suatu kegiatan. Berdasarkan tata waktu maka perencanaan pembangunan terbagi atas 2 bagian yaitu rencana pengelolaan jangka panjang dan rencana pengelolaan jangka pendek. Dalam kontek pembangunan
KPH, maka rencana
pengelolaan kesatuan pengelolaan hutan jangka panjang merupakan dokumen yang berisi arahan makro perencanaan yang akan dilakukan selama 10 tahun. Rencana ini memuat rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara yang memuat seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan di tingkat tapak dalam jangka waktu 10 tahun. Kegiatan ditingkat tapak yang dimaksud adalah kegiatan ditingkat blok dan petak pengelolaan. Dalam mengimplementasikan seluruh program dan kegiatan maka organisasi KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara yang menjalankan program kegiatan tersebut harus memperhatikan kondisi biofisik dan dinamika yang berkembang di lapangan. Unsur terpenting dalam perencanaan pengelolaan jangka panjang KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara adalah pemanfaatan potensi SDA, perlindungan ekosistem dan peningkatan kapasitas SDM KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara. Pada tahap awal pihak KPHP akan lebih mendorong peningkatan kapasitas SDM agar
lebih
profesional
dalam
menjalankan
aktivitas
di
tingkat
tapak.Disamping SDM maka pembenahan juga akan dilakukan dari sisi organisasi dan penetapan aturan main Akhirnya kamiucapkan terima kasih kepada Bupati Gorontalo, Kepala BPKH wilayah XV Gorontalo, Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi serta anggota tim pakar yang telah membantu penyusunan dokumen ini. Kwandang, Oktober 2013
ASDIAN KARIM, S.Hut NIP. 19810814200802001
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
ii
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1 A.
Latar Belakang .................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................ 5
C.
Maksud ............................................................................... 6
D.
Sasaran ............................................................................... 6
E.
Ruang lingkup ..................................................................... 6
F.
Pengertian ........................................................................... 7
II. DESKRIPSI KAWASAN .................................................................. 11 A.
Risalah wilayah KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara ........ 11
B.
Potensi wilayah KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara ........ 25
C.
Sosial Budaya Masyarakat ................................................. 33
D.
Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ........... 37
E.
Posisi KPHP dalam Perspektif RTRW Gorontalo Utara ........ 38
F.
Isu strategis, kendala dan permasalahan KPHP ................. 39
III. VISI DAN MISI .............................................................................. 47 A.
Visi .................................................................................... 47
B.
Misi ................................................................................... 50
C.
Tujuan Pengelolaan ........................................................... 51
D.
Pendekatan Strategi Pengelolaan ....................................... 52
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI............................................................. 56 A.
Analisis ............................................................................. 56
B.
Proyeksi............................................................................. 85
V. RENCANA KEGIATAN ................................................................... 99 A.
Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan .. 99
B.
Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu ........................ 101
C.
Pemberdayaan Masyarakat ................................................ 114
viii
D.
Pembinaan dan pemantauan (Controlling) pada areal KPHP .... yang telah ada izin pemanfaatan dan penggunaan ............. 121
E.
Penyelenggaraan Rehabilitasi di luar izin ........................... 124
F.
Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Rehabilitasi dalam ijin .................................................................................... 127
G.
Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam ......................................................................................... 130
H.
Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin .................................................................................... 132
I.
Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholders .. 134
J.
Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM ..................... 136
K.
Penyediaan Pendanaan ...................................................... 137
L.
Pengembangan database ................................................... 140
M.
Rasionalisasi Wilayah Kelola .............................................. 141
N.
Review Rencana Pengelolaan ............................................. 142
O.
Pengembangan Investasi ................................................... 143
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN .................. 151 A.
Pembinaan ........................................................................ 151
B.
Pengawasan ...................................................................... 153
C.
Pengendalian ..................................................................... 155
VII.
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ......................... 157
A.
Pemantauan ...................................................................... 157
B.
Evaluasi ............................................................................ 158
C.
Pelaporan .......................................................................... 159
VIII. PENUTUP .............................................................................. 161
ix
DAFTAR TABEL 1.
Ketinggian tempat KPHP Unit IV Gorontalo Utara ....................... 13
2.
Kelerengan KPHP Unit IV Gorontalo Utara .................................. 14
3.
Sebaran Curah Hujan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara .............. 15
4.
Jenis tanah di KPHP Unit IV Gorontalo Utara ............................. 18
5.
Luas Setiap DAS di KPHP Unit IV Gorontalo Utara ...................... 19
6.
Sungai yang melintasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara ................. 20
7.
Fungsi Kawasan Hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara ............... 21
8.
Pembagian Blok Pengelolaan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara.... 25
9.
Tutupan lahan berdasarkan fungsi kawasan di KPHP Unit IV Gorontalo.................................................................................... 26
10. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Tombulilato Kec. Atinggola ................................................. 28 11. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Sogu dan Desa Monano Kec. Monano ................................. 28 12. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata............................................ 28 13. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Limbato Kec. Tolinggula ..................................................... 28 14. Potensi pemanfaatan jasa lingkungan PLTMH ............................. 31 15. Izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara .......................................................................................... 37 16. Kawasan budidaya di KPHP Unit IV Gorontalo Utara................... 39 17. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHP Unit IV Gorontalo Utara .......................................................................................... 57 18. Kombinasi Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal ................ 74 19. Strategi Kombinasi Strength dan Opportunity Dalam Analisis SWOT ................................................................................................... 75 20. StrategiKombinasi Weakness dan OpportunityDalam Analisis SWOT ................................................................................................... 78 21. Strategi Kombinasi Strengh dan Threat Dalam Analisis SWOT .... 79 22. Strategi Kombinasi Weakness dan Threat Dalam Analisis SWOT 83
x
23. Rencana Program dan Kegiatan Tahunan Selama 10 Tahun di Blok Inti ............................................................................................. 86 24. Rencana
Program
dan
Kegiatan
Selama
10
Tahun
di
Blok
Perlindungan .............................................................................. 88 25. Rencana Program dan Kegiatan Selama 10 Tahun Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan Wilayah Tertentu ..................... 91 26. Rencana
Program
dan
Kegiatan
Selama
10
Tahun
di
Blok
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu .................................................. 94 27. Rencana
Program
dan
Kegiatan
Selama
10
Tahun
di
Blok
Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman ............................................ 95 28. Rencana
Program
dan
Kegiatan
Selama
10
Tahun
di
Blok
Pemberdayaan Masyarakat ......................................................... 97 29. Jumlah Plot Inventarisasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara ...... 101 30. Luasan pemanfaatan wilayah tertentu di KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara ........................................................................ 102 31. Potensi pemanfaatan jasa lingkungan PLTMH ........................... 103 32. Luas wilayah blok pemanfaatan kayu di hutan alam ................. 112 33. Rencana Pemanfaatan Kayu di Hutan Alam KPHP Unit IV Gorontalo Utara ........................................................................................ 113 34. Luas blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman ........ 114 35. Rekomendasi tanaman fast growing species di KPHP Unit IV Gorontalo Utara ........................................................................ 120 36. Luas lahan di KPHP yang harus direhabilitasi ........................... 125
xi
DAFTAR GAMBAR 1.
Fungsi kawasan hutan di KPHP Gorontalo Utara ........................ 22
2.
Wilayah pengembangan marine ecotourism ................................... 33
3.
Kondisi kebun warga di sekitar KPHP Unit IV Gorontalo Utara .... 36
4.
Salah satu tempat pembuatan gula aren ............................................ 36
5.
Peta lokasi inventarisasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara ........ 100
6.
Sebaran wilayah pemanfaatan kayu di KPHP ............................ 112
7.
Rencana Bagan Kerja Blok Pemanfaatan Kayu Hutan Tanaman 114
8.
Peta blok pemberdayaan masyarakat ........................................ 118
9.
Lokasi RencanaHKm, HTR dan HTI di KPHP Unit IV Gorontalo Utar ........................................................................................................ 118
10. Mekanisme pembinaan dan pengawasan di KPHP ..................... 122 11. Lokasi Rencana Pembangunan Pos Jaga dan Jalan Pemeriksaan123 12. Lokasi rencana RHL di KPHP Unit IV Gorontalo Utara............... 127 13. Mekanisme pembinaan dan pemantauan dalam rangka RHL .... 129 14. Lokasi Rencana Perlindungan dan Konservasi Alam .................. 132
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Unit IV Gorontalo
Utara
merupakan
KPH
ketiga
yang
ditetapkan
oleh
Menteri
Kehutanan sebagai KPH model melalui surat keputusan Menteri Kehutanan No 766/Menhut-II/2012 tentang Penetapan wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model Unit IV yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Sebelum ditetapkan sebagai KPH model, pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara telah menetapkan organisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara melalui peraturan Bupati No 6 tahun 2012 tentang pembentukan UPTD KPHP Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara. Pembentukan KPHP oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara merupakan sebuah sikap bahwa
pemerintah
Kabupaten Gorontalo Utara sangat concern dengan pengelolaan hutan. Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara sangat menyadari bahwa tidak mudah melakukan pengelolaan hutan mengingat tantangan dimasa depan semakin berat. Beberapa tantangan yang masih
harus
diselesaikan
oleh
pihak
pemerintah
Kabupaten
Gorontalo Utara adalah masih maraknya aksi perambahan/okupasi lahan, illegal logging bahkan pertambangan tanpa izin (PETI) yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk
1
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
itu diperlukan kerja keras dan komitmen dari pemerintah dan seluruh stakeholder yang kuat untuk menuntaskan permasalahanpermasalahan yang akan dihadapi oleh pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pengelolaan hutan harus dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pengelolaan KPHP unit IV Gorontalo Utara. Perencanaan merupakan tahap awal suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai piranti analisis yang strategis dalam pengambilan keputusan dan sekaligus sebagai indikator keberhasilan suatu kegiatan. Jenis rencana, cakupan wilayah, serta faktor-faktor perencanaan lainnya dalam pengelolaan kawasan hutan termasuk dalam KPH perlu dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Dalam Pasal 12 Undang Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan bahwa perencanaan kehutanan meliputi: inventarisasi hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan penyusunan
rencana
kehutanan.Berdasarkan
jangka
waktu
pelaksanaannya, maka sesuaiPasal 38 Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan, rencana pengelolaan kawasan hutan meliputi rencana jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Khusus untuk pengelolaan KPH maka Rencana Pengelolaan Jangka Panjang merupakan rencana yang bersifat indikatif perspektif dan kualitatif-kuantitatif untuk jangka waktu sepuluh tahun.
2
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Dalam menyusun rencana pengelolaan jangka panjang KPH diharuskanmengakomodasi
berbagai
peluang
pembangunan,
termasuk pelibatan peran masyarakat dan stakeholders lainnya yang merupakan prasyarat dalam penyusunan rencana pengelolaan yang komprehensif dan aplicable.Rencana kehutanan yang dibuat oleh pengelola
KPHmeliputi
kehutanankegiatan
seluruh
penyelenggaraan:
aspek
pengurusan
perencanaan
kehutanan;
pengelolaan hutan; penelitian dan pengembangan pendidikan dan latihan, penyuluhan kehutanan; dan pengawasan. Pengelolaan seluruh fungsi kawasan hutan oleh KPHP Unit IV Gorontalo
Utara
harus
menjamin
bahwa
pengelolaan
hutan
dilakukan secara lestari sesuai dengan fungsinya. Keberadaan KPHP Unit IV Gorontalosebagai organisasi pengelola hutan ditingkat tapak harus mampu menyelenggarakan kegiatan KPH bukan saja terbatas memberi ijin pemanfaatan hutan melainkan melakukan pengelolaan hutan sehari-hari, termasuk mengawasi kinerja pengelolaan hutan yang dilakukan oleh pemegang ijin hutan. Sebagai implementasi keinginan yang kuat tersebut maka pemerintah pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara telah membuat dokumen perencanaan pengelolaan jangka panjang. Dokumen ini tidak saja berisi tentang rencana-rencana kegiatan dan arahan makro pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara tetapi juga berisi berbagai informasi terkait potensi yang terdapat di dalam KPHP Unit IV Gorontalo Utara.
3
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah No. 3Tahun 2008, yang dijabarkan dalam PeraturanMenteri
Kehutanan
Republik
Indonesia
Nomor:P.6/Menhut-II/2010 Tentang Norma, Standar,Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan padaKPHL dan KPHP, secara eksplisit fungsi kerjaKPH dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan ditingkat tapak dapat dijabarkan secara operasionalsebagai berikut: 1. Melaksanakan penataan hutan dan tata batasdi dalam wilayah KPH. 2. Menyusun rencana pengelolaan hutan ditingkat wilayah KPH, termasuk rencanapengembangan organisasi KPH. 3. Melaksanakan pembinaan, monitoring danevaluasi kinerja pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh pemegang ijin pemanfaatanhutan dan penggunaan kawasan hutan,termasuk dalam
bidang
rehabilitasi
danreklamasi
hutan,
serta
perlindungan hutandan konservasi alam 4. Melaksanakan rehabilitasi dan reklamasihutanMelaksanakan perlindungan
hutan
dankonservasi
alamMelaksanakan
pengelolaan hutan di kawasantertentu bagi KPH yang telah menerapkanpola pengelolaan keuangan Badan LayananUmum (BLU) atau Badan Layanan UmumDaerah (BLUD). 5. Menjabarkan kebijakan kehutanan menjadiinovasi dan operasi pengelolaan
hutanMenegakkan
hukum
kehutanan,
termasukperlindungan dan pengamanan kawasan
4
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
6. Mengembangkan
investasi
guna
mendukungtercapainya
tujuan pengelolaan hutan lestari. Berdasarkan
fungsi kerja
di atas, dalam konteksregulasi
kehutanan dan pembagian urusanpemerintahan antara pemerintah dan
pemerintah
bertanggung
daerah,
jawab
telah
dalam
jelas
bahwa
penyelenggaran
pengelola
kegiatan
KPH
sekaligus
bertindak sebagai pengawas kegiatan ditingkat tapak. Keberadaan KPH akan lebih memastikandiketahuinya potensi hutan, perubahanperubahanyang terjadi maupun kondisi masyarakat yangtergantung pada manfaat sumberdaya hutan. Dokumen rencana pengelolaan jangka panjang yang telah dibuat oleh pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara akan lebih memastikan bahwa semua perencanaan yang telah dibuat telah berdasarkan potensi yang ada di dalam KPHP Unit IV Gorontalo Utara
dan
yang
lebih
penting
telah
mengakomodir
seluruh
kepentingan ekologi, ekonomi dan sosial, sehingga permasalahanpermasalahan
yang
terjadi
dimasa
yang
akan
datang
dapat
diminimalisir setidaknya untuk jangka waktu sepuluh tahun yang akan datang. B.
Tujuan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Gorontalo Utara disusun secara sistematis yang bertujuan untuk memberikan arah yang tepat didalam pelaksanaan pengelolaan KPH dalam kurun waktu 10 (dua
5
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
puluh) tahun. Sehingga dengan rencana pengelolaan tersebut KPHP Unit IVGorontalo Utara memiliki kerangka kerja yang terpadu dan komprehensif didalam pelaksanaan pengelolaan yang lebih efektif, efisien dan bermanfaat C.
Maksud Maksud dari penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang
KPHPUnit
IV
Gorontalo
Utara
adalah
mewujudkan
rencana
pengelolaan 10 (sepuluh) tahun, yang pencapaiannya dilaksanakan oleh Manajer KPHP Gorontalo Utara sebagai pemegang kewenangan pengelolaan, bersama para pihak pemangku kepentingan yang terkait dan bersinergi didalam pengelolaan. D.
Sasaran Sasaran
yang
akan
dicapai
dalam
penyusunan
Rencana
Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara adalah tersusunnya suatu kerangka formal pengelolaan untuk sepuluh tahun ke depan yang menjadi acuan bagi rencana pengelolaan jangka pendek (1tahun) dalam mewujudkan kelestarian fungsi dan manfaat dari kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara, serta memberikan kontribusi terhadap
pelaksanaan
program
pembangunan
daerah
melalui
pemanfaatan sumber daya alam guna pengembangan ekonomi pembangunan. E.
Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV
Gorontalo
Utara
ditetapkan
untuk
jangka
sepuluh
tahun
6
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
berdasarkan kajian aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya dengan memperhatikan partisipasi, aspirasi, budaya masyarakat dan rencana
pembangunan
daerah/wilayah.
Rencana
Pengelolaan
Jangka Panjang ini menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek yang selanjutnya akan diwujudkan kembali dalam bentuk strategi pengelolaan yang memuat programprogram dan usulan kegiatan operasional. F.
Pengertian Beberapa istilah yang perlu dipahami dan disepakati bersama
dalam hal berkaitan dengan rencana pengelolaan 10 tahun untuk pengelolaan KPHPGorontalo Utara antara lain : 1.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yangditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
2.
Hutan Produksi yang dapat dikonversi yang selanjutnya disebut HPK adalah kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pembangunan di luar kehutanan.
3.
Hutan Produksi Tetap yang selanjutnya disebut HP adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai dibawah 125, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.
7
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
4.
Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.
5.
Hutan Lindung yang selanjutnya disebut HL adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga
kehidupan
untuk
mengatur
tata
air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 6.
Hutan Konservasi yang selanjutnya disebut HK adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragam
tumbuhan
dan
satwa
serta
ekosistemnya. 7.
Hutan Tetap adalah kawasan hutan yang akan dipertahankan keberadaannya sebagai kawasan hutan, terdiri dari hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap.
8.
Areal Penggunaan Lain yang selanjutnya disebut APL adalah areal bukan kawasan hutan.
9.
Tata Guna Hutan Kesepakatan yang selanjutnya disebut TGHK adalah kesepakatan bersama para pemangku kepentingan di tingkat Provinsi untuk menentukan alokasi ruang kawasan
8
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
hutan
berikut
fungsinya
yang
diwujudkan
dengan
membubuhkan tanda tangan di atas peta. 10. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disebut RTRWP adalah strategi operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional pada wilayah provinsi. 11. Paduserasi TGHK dan RTRWP adalah harmonisasi fungsi kawasan hutan dan Areal Penggunaan Lain berdasarkan TGHK yang
berbeda
dengan
fungsi
kawasan
hutan
dan
Areal
Penggunaan Lain menurut RTRWP sehingga diperoleh fungsi kawasan hutan dan Areal Penggunaan Lain yang disepakati bersama. 12. Pelepasan kawasan hutan adalah perubahan status kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi bukan kawasan hutan oleh Menteri. 13. Persetujuan
prinsip
pencadangan
adalah
persetujuan
pencadangan pelepasan kawasan hutan untuk pengembangan transmigrasi, permukiman, pertanian, dan perkebunan yang diberikan oleh Menteri Kehutanan. 14.
Surat keputusan pelepasan kawasan hutan adalah surat keputusan
penetapan
pelepasan
digunakan
bagi pengembangan
kawasan
transmigrasi,
hutan
untuk
permukiman,
pertanian, dan perkebunan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.
9
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
15. Tukar
Menukar
Kawasan
Hutan
adalah
suatu
kegiatan
melepaskan kawasan hutan produksi tetap untuk kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan yang diimbangi dengan memasukkan tanah bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan oleh Menteri. 16. Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat
yang
pemanfaatan
berwenang kawasan,
yang izin
terdiri usaha
dari
izin
pemanfaatan
usaha jasa
lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu pada areal hutan yang telah ditentukan. 17. Izin penggunaan kawasan hutan adalah izin kegiatan dalam kawasan hutan yang diberikan oleh Menteri untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa merubah status dan fungsi kawasan hutan.
10
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
BAB II. DESKRIPSI KAWASAN Bab ini menguraikan lebih rinci tentang kondisi kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Dalam bagian deskripsi wilayah diuraikan tentang letak geografis dan iklim, topografi, jenis tanah, aksesibilitas kawasan, sejarah pembentukan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Bagian potensi wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara menguraikan tentang tutupan vegetasi, potensi kayu/non kayu, pemberdayaan masyarakat,
keberadaan
flora
dan
fauna,
dan
potensi
jasa
lingkungan. Bab ini juga menguraikan keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya
masyarakat
yang
meliputi
keadaan
sosial
budaya
masyarakat, keadaan sosial ekonomi masyarakat, penggunaan lahan, penduduk, aktifitas ekonomi, informasi izin pemanfaatan dan
penggunaan
kawasan
hutan,
kondisi
posisi
KPH
dalam
perspektif Tata Ruang Wilayah dan pembangunan daerah, posisi kelembagaan KPH, Organisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara, issue strategis, kendala dan permasalahan, serta kegiatan pembangunan kehutanan yang telah dilakukan. Bab ini diakhiri dengan deskripsi manajemen sumber daya manusia KPHP Unit IV Gorontalo Utara. A.
Risalah wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara 1. Letak dan Luas KPHPUnit IV Gorontalo Utara Berdasarkan hasil analisis spatial yang di sinkronkan dengan
Revisi Rencana Tata Ruang Kabupaten Gorontalo Utara luas KPHPGorontalo Utara adalah 89.762,41 ha. Terdapat perbedaan luas 11
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
KPHP Unit IV Gorontalo Utara berdasarkan RTRW dengan luasKPHP Unit IV Gorontalo Utara berdasarkan SK Menhut No 766/MenhutII/2012. Perbedaan luas kawasan hutan antara RTRW dan SK Menteri Kehutanan mencapai 16.045,59 ha. Perbedaan ini terjadi karena penetapan wilayah hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara masih menggunakan SK Menteri Kehutanan 452/Kpts-II/1999 tanggal 17 Juni 1999, sedangkan penetapan kawasan hutan di RTRW menggunakan SK Menteri Kehutanan 325/Menhut-II/2010. Berdasarkan hasil diskusi tim penyusun RPJP KPHP Unit IV Gorontalo Utara dan pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, disepakati bahwa luas kawasan hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara mengacu pada luas SK 325/Menhut-II/2010 sebagaimana yang diacu oleh RTRWK Secara administrasiwilayah KPHP Unit IV GorontaloDi sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Sulawesi, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Pohuwato, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan informasi tersebut maka posisi wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara sangat strategis dan menguntungkan secara ekonomi karena diapit oleh beberapa daerah. Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara khususnya dan umumnya Kabupaten Gorontalo Utara adalah wilayah ini terletak
12
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pada pesisir laut Sulawesi yang merupakan jalur perdagangan internasional dan nasional 2.
Ketinggian tempat (Altitude) Ketinggian(Altitude) adalah posisi vertikal (ketinggian) suatu
objek dari suatu titik tertentu (datum). Datum yang biasa digunakan adalah
permukaan
laut.
Oleh
karena
itu,
altitude
seringkali
dinyatakan sebagai ketinggian dari permukaan laut (biasa disingkat dpl), dengan satuan meter.Adapun sebaran ketinggian berdasarkan fungsi kawasan hutan dapat dilihat pada tabel Tabel 1. Ketinggian tempat Kawasan Hutan KPHP Gorontalo Utara NAMA BLOK PENGELOLAAN
ALTITUDE (Ha) 0–500
HL-Blok Inti
166,17
HL-Blok Pemanfaatan
500–1000 2079,92
1000-1500 2150,82
Jumlah 1500- 2000 445,55
2828,09
4842,46 2828,09
HP- Blok Pemanfaatan HHK-HT HP-Blok Pemanfaatan HHK-HA HP-Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan Dan HHBK HP-Blok Pemberdayaan Masyarakat HP-Blok Perlindungan
31986,70
10632,05
623,73
2,26
43244,74
9230,97
7509,69
839,30
8,15
17588,11
689,09
153,51
842,59
6786,74
1277,08
8063,82
2160,02
7415,51
2364,83
412,83
12353,19
Grand Total
53247,79
28867,75
5978,68
868,79
89762,41
Sumber: Hasil Olahan
3.
Kelerengan (Slope) Bentuk permukaan kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara
bervariasi
dari
datar,
bergelombang,
berbukit
sampai
dengan
bergunung. Bagian kawasan yang bergunung terletak pada sisi utara atau terletak pada blok hutan lindung di Kecamatan Atinggola dan Kecamatan Kwandang dan blok hutan produksi di Kecamatan Sumalata. Puncak tertinggi terletak pada ketinggian 2000 m.dpl di 13
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
sebelah Utara KPHP Unit Gorontalo Utara. Adapun kelerengan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 2. Kelerengan Kawasan Hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara TINGKAT KELERENGAN
BLOK PENGELOLAAN 0 - 8% HL-Blok Inti
8-15%
15-25%
25-40%
Jumlah > 40%
112,92
884,30
2085,16
1760,08
4842,46
HL-Blok Pemanfaatan
2512,42
98,26
163,59
29,03
2,00
2805,31
HP- Blok Pemanfaatan HHK-HT
3011,57
10979,96
17232,32
10911,23
800,76
42935,84
HP-Blok Pemanfaatan HHK-HA
244,20
1645,85
6289,40
7413,69
2180,61
17773,75
33,08
117,36
268,55
272,61
151,00
842,59
255,92
1295,48
3726,51
2818,05
168,36
8264,31
HP-Blok Pemanfaatan Jasling Dan HHBK HP-Blok Pemberdayaan Masyarakat HP-Blok Perlindungan Grand Total
4.
92,61
607,76
2985,26
5378,10
3234,46
12298,15
6149,79
14857,60
31549,94
28907,87
8297,27
89762,41
Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul
dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat y0ang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman. Data curah hujan pada wilayah KPHP yang diperoleh dari stasiun pengamatan curah hujan di Kecamatan Kwandang.Data curah hujan tertinggi adalah 3250 mm/tahun terjadi sekitar blok perlindungan pada fungsi hutan produksi.
Curah hujan dengan
intensitas
Nopember-Desember,
tinggi
terjadi
antara
bulan
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus. 14
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Sebaran curah hujan di KPHP Gorontalo Utara dapat dilihat pada tabel. Tabel 3. Sebaran Curah Hujan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara CURAH HUJAN (Ha)
BLOK PENGELOLAAN
HL-Blok Inti
1750
2250
4,48
3065,88
HL-Blok Pemanfaatan HP- Blok Pemanfaatan HHK-HT
Jumlah
2750
3250 1771,36
1550,59 4905,26
HP-Blok Pemanfaatan HHK-HA
1550,59
12943,35
21971,03
4381,33
44200,96
8226,77
619,75
8927,26
17773,78
844,11
844,11
2840,23
8252,08
12298,19
12299,18
31062,48
89762,41
HP-Blok Pemanfaatan Jasling HHBK HP-Blok Pemberdayaan Masyarakat
762,84
4649,01
HP-Blok Perlindungan Grand Total
5.
4909,74
4841,72
24998,83
28790,37
Iklim Iklim yang mempengaruhi KPHP Gorontalo Utara adalah Iklim
Tropika (Iklim Panas). Iklim ini akan mempengaruhi wilayah disekitar garis khatulistiwa yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Indonesia memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang banyak curah hujan. Iklim adalahrata-rata dari pergantian atau keadaan cuaca dalam wilayah yang luas dan jangka waktu yang lama. Terjadinya iklim di Indonesia disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi berdasar letak lintang dan ketinggian suatu tempat. Dalam menentukan klasifikasi iklim di KPHP Gorontalo Utara digunakan beberapa kriteria dalam menentukan tipe iklim. Salah satu kriteria yang digunakan adalah kriteria iklim Schmidth and Fergusson . 15
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Berdasarkan kriteria Schmidth and Fergusson tipe iklim di KPHP Gorontalo Utara merupakan tipe iklim A, Artinya lokasi KPHP Gorontalo Utara memiliki iklim basah dan iklimnya dipengaruhi oleh hutan hujan tropika. 6.
Jenis tanah Berdasarkan peta jenis tanah di KPHP Gorontalo Utara terdapat
beberapa jenis tanah yaitu, aluvial, latosol, grumosol, litosol dan podzolik merah kuning. Tanah Aluvial merupakan tanah subur yang cocok digunakan untuk sistem pertanian intensif. Tanah aluvial adalah tanah muda yang dalam proses pembentukannya masih terlihat campuran antara bahan organik dan bahan mineral. Tanah Alluvial berwarna kelabu muda bersifat fisik keras dan pijal jika kering dan lekat jika basah. Kaya akan fosfat yang mudah larut dalam sitrat 2% mengandung 5% CO2 dan tepung kapur yang halus dan juga berstruktur pejal yang dalam keadaan kering dapat pecah menjadi fragmen berbetuk persegi sedang sifat kimiawinya sama dengan bahan asalnya. Beberapa peneliti lain menyatakan bahwa tanah Aluvial berwarna kelabu sampai kecoklat-coklatan. Tekstur tanahnya liat atau liat berpasir, mempunyai konsistensi keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab. Kandungan unsur haranya relatif kaya dan banyak tergantung pada bahan induknya. Reaksi tanahnya dari asam, netral sampai basa. Berdasarkan bahan induknya terdapat tanah Aluvial pasir, lempung, kapur, basa,asam dan lain-lain. Tanah Aluvial hanya meliputi lahan yang sering atau
16
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
baru saja mengalami banjir, sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferensiasi horison. Endapan aluvial yang sudah tua dan menampakkan akibat pengaruh iklim dan vegetasi tidak termasuk aluvial. Suatu hal yang mencirikan pada pembentukan aluvial ialah bahwa bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sumbernya. Tekstur bahan yang diendapkan pada waktu tempa yang sama akan lebih seragam, makin jauh dari sumbernya makin halus butir yang diangkut. Karena itu terbentuk akibat banjir di musim hujan, maka sifat bahan – bahannya juga tergantung pada kekuatan banjir dan macam bahan yang diangkut, sehingga menampakkan ciri morfologi berlapis – lapis atau berlembaran–lembaran yang bukan horison karena bukan hasil perkembangan tanah. Tanah Alluvial pada proses pembentukannya sangat tergantung dari bahan induk asal tanah dan topografi, punya tingkat kesuburan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, tekstur dari sedang hingga kasar, serta kandungan bahan organic dari rendah sampai tinggi dan pH tanah berkisar masam, netral, sampai alkalin, kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation juga bervariasi karena tergantung dari bahan induk. Jenis tanah yang dominan di KPHP Unit IV Gorontalo Utaraadalah mediteran merah kuning seluas 76251,85 ha. Jenis tanah ini merupakan jenis tanah yang kurang subur karena telah mengalami pencucian lanjut. Dilihat dari tingkat kemasaman tanah maka tanah jenis tanah podsolik merupakan tanah masam.
17
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tanah
podsolik
merupakan
tanah
yang
memiliki
tingkat
kesuburan sedang. Tanahnya berwarna merah atau kekuningkuningan. Tanah podsolik mempunyai karakteristik tekstur yang lempung atau berpasir dengan pH rendah serta memiliki kandungan unsur aluminum dan besi yang tinggi.Karakteristik lain yang dapat ditemui pada tanah podsolik adalah daya simpan unsur hara sangat rendah karena bersifat lempung yang beraktivitas rendah, kejenuhan unsur basa seperti K, Ca, dan Mg, rendah sehingga tidak memadai untuk tanaman semusim, kadar bahan-bahan organik rendah dan hanya terdapat di permukaan tanah saja, dan penyimpanan air sangat
rendah
sehingga
mudah
mengalami
kekeringan.Tanah
podsolik pada umumnya terletak pada daerah yang memiliki iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun dan banyak terdapat di daerah-daerah dengan topografi pegunungan. Sebaran jenis tanah dan luasannya di KPHP unit IV Gorontalo Utara dapat dilihat pada tabel Tabel 4. Jenis tanah di KPHP Unit IV Gorontalo Utara JENIS TANAH
LUAS (Ha)
Aluvial
297,3
Latosol
1997,22
Mediteran Merah Kuning
76252,83
Podsolik Merah Kuning
11215,06
Grand Total
89762,41
Sumber: Hasil olahan
18
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
7.
Daerah Aliran Sungai Kawasan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Gorontalo Utara
terdiri
dari
6
DAS
yaitu
DAS
Bolango,
DAS
Limboto,
DAS
Paguyaman, DAS Posso Atinggola, DAS Randangan dan DAS Atinggola. Semua DAS ini mengaliri beberapa sungai di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Adapun wilayah DAS yang termasuk dalam unit pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara ditampilkan pada tabel berikut Tabel 5.Luas Setiap DAS di KPHP Unit IV Gorontalo Utara NO 1 2 3 4 5 6
NAMA DAS DAS DAS DAS DAS DAS DAS
LUAS DAS
BOLANGO 52.493 LIMBOTO 90,029 POSSO-ATINGGOLA 95.778 RANDANGAN 268,078 SUMALATA 78.852 PAGUYAMAN 243.015 Total Luas DAS 470.496 Sumber; BP-DAS Bone Bolango 2013
LUAS DAS di KPHP GORONTALO UTARA 54,41 2175,76 55.611,24 3,17 31.304,42 36,52 89.186
Kawasan hutan di KPHP Gorontalo Utara memiliki posisi strategis karena merupakan bagian dari hulu beberapa sungai besar. Sisi sebelah Utara antara lain merupakan hulu DAS Sumalata dan Posso Atinggola. Sungai-sungai yang ada di kawasan Kabupaten Gorontalo Utara merupakan hilir dari sungai-sungai yang bermuara di pesisir pantai utara dan selanjutnya mengalir ke Laut Sulawesi. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada tabel berikut :
19
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 6. Sungai yang melintasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai
Koluoka Buladu Wubudu Bolontio timur dan barat Kasia Boloila Biawu Tolinggula Potanga Bubode Posso Monano Ilangata Popalo Molinggapoto Leboto Botu Mola Singasow Andegile Soklat
Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.
Lokasi Sumalata Timur Sumalata Timur Sumalata Timur Sumalata Sumalata Sumalata Biawu Tolinggula Biawu Tomilito Kwandang Monano Anggrek Anggrek Kwandang Kwandang Tomilito Atinggola Atinggola Gentuma
Sumber : RTRW 2013
8.
Aksesibilitas Lokasi KPHPUnit IV Gorontalo Utara tersebar di dua wilayah
yaitu disebelah utara dan selatan Kabupaten Gorontalo Utara. Akses menuju KPHP Unit IV Gorontalo Utara dicapai dari arah Timur melalui Ibukota Propinsi Gorontalo, dari arah Manado (Sulawesi Utara) dan dari arah Kabupaten Buol (Sulawesi Tengah). Dibutuhkan waktu kurang lebih 1-2 jam untuk bisa mengakses lokasi KPHP Unit IV Gorontalo dari arah ibukota Provinsi. Sedangkan dari arah Manado (Sulawesi Utara) dibutuhkan waktu antara 7-8 jam untuk mencapai lokasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara 9.
Fungsi Kawasan Hutan KPHP Gorontalo Utara Berdasarkan UU No 41 tahun 1999 tentang kehutanan fungsi
hutan di Indonesia terbagi menjadi 3 tipe kawasan hutan yaitu
20
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi. Ketiga hutan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Penentuan fungsi hutan didasarkan pada sistem skoring yaitu Hutan produksi dibagi menjadi 3 kategori yaitu hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK). Berdasarkan hasil overlay dengan batas-batas administrasi yang diambil dari dokumen hasil analisis spatial RTRW Gorontalo Utara maka total kawasan hutan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah 89.762,41 ha. Luas KPHP berdasarkan RTRW berbeda dengan luas kawasan hutan berdasarkan SK Menteri tentang penetapan KPHP Gorontalo Utara. Perubahan ini terjadi karena penetapan KPHP Gorontalo Utara masih menggunakan Menteri Kehutanan yang lama. Sedangkan luasan kawasan KPHP Gorontalo
Utara
penyusunan menggunakan
berdasarkan
rencana SK
RTRW
pengelolaan
Menhut
No
yang
menjadi
acuan
jangka
panjang
telah
325/Menhut-II/2010.Adapun
penjelasan mengenai perubahan antara penetapan KPHP dengan SK Menhut No 325/Menhut-II/2010 disajikan sebagai berikut Tabel 7. Fungsi Kawasan Hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara FUNGSI HUTAN
SK Menteri (452/KptsII/1999) 18.632 71.417 15.759
Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Grand Total 105.808 Sumber: Hasil Olahan spatial 2013
Menurut RPJP LUAS (Ha) 7.952,14 15.555,71 65.255,56 89.762,41
Selisih (SK Menhut 325/Menhut-II/2010) 10.679,86 (SM Nantu) 6.161,44 (APL) 203,29 (APL) 16.045,59
21
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gambar 1. Fungsi kawasan hutan di KPHP Gorontalo Utara 10. Sejarah Pembentukan KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Pembentukan KPHP Unit IV Gorontalo Utara didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2007 jo Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan dan dengan adanya Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : SK. 65 / Menhut / II / 2010 tanggal 28 Januari 2010 tentang Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP Provinsi Gorontalo, dimana pada lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan tersebut di atas, disebutkan bahwa Kabupaten Gorontalo Utara merupakan Unit IV KPHP yang ada di Provinsi Gorontalo dengan luasan Hutan Lindung seluas ± 18.632 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas ± 71.417 Ha dan Hutan Produksi seluas ± 15.759 Ha. Menindaklanjuti
Keputusan
Menteri
Kehutanan
tersebut,
Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten
22
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gorontalo Utara mengusulkan kepada Bupati Gorontalo Utara melalui surat Nomor : 522/DKPE/188a/VII/2012 untuk KPHP Unit IV di Kabupaten Gorontalo Utara menjadi KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Atas dasar surat ini maka Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara melalui Bupati Kabupaten Gorontalo Utara mengusulkan kepada Menteri Kehutanan RI, agar menetapkan KPHP Unit IV Gorontalo Utara ditetapkan menjadi salah satu KPHP di Provinsi Gorontalo. Akhirnya, pada tanggal 26 Desember 2012, Menteri Kehutanan menetapkan wilayah KPHP Model Unit IV Gorontalo Utara melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.765 / Menhut-II / 2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gorontalo Utara (Unit IV) yang Terletak di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo seluas ± 105.808 Ha, dengan rincian seperti telah disebut di atas.
KPHP Unit IV
Gorontalo Utara juga telah ditetapkan sebagai salah satu UPTD pada Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo
Utara.
Berdasarkan
surat
Keputusan tersebut maka Bupati Gorontalo Utara menerbitkan Peraturan Bupati Gorontalo Utara Nomor 6 Tahun 2012 tanggal 24 Juli 2012 tentang Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (UPTD KPHP) Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara.
23
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
11. Pembagian Blok KPHP Unit IV Gorontalo Utara Pengertian
blok
dikehutanan
digunakan
untuk
berbagai
pengertian dan tujuan yang berbeda. Dalam kegiatan pemanfaatan hutan kayu, blok digunakan untuk satuan luas tebangan rencana karya lima tahun dan rencana karya tahunan. Pengertian ini berbeda dengan konsepsi blok dalam rangka tata hutan dalam KPH. Dalam tata hutan KPH, blok diartikan bagian dari wilayah KPHdengan persamaan karakteristik biogeofisik dan sosial budaya, bersifat relatif permanen yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen.
Dengan
demikian
pembentukan
blok
didasarkan pada faktor biogeofisik dan sosial budaya. Faktor-faktor biogeofisik yang berpengaruh antara lain tutupan lahan, potensi sumberdaya hutan, bentang alam, topografi dan ekosistem. Faktor sosial budaya yang berpengaruh antara lain jumlah penduduk, mata pencaharian,
pemilikan
lahan,
jarak
pemukiman,
pola-pola
pemanfaatan hutan oleh masyarakat, keberadaan hutan adat dan lain sebagainya. Untuk memudahkan pengelolaan maka KPHP Unit IV Gorontalo dibagi menjadi beberapa blok pengelolaan sesuai dengan fungsi hutan dan karakteristik biogeofisik serta sosial budaya. Adapun pembagian blok di KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah sebagai berikut :
24
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 8. Pembagian Blok Pengelolaan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara No 1
Fungsi Hutan Hutan Lindung
Hutan 2 Produksi
Nama Blok HL-Blok Inti HL-Blok Pemanfaatan HP- Blok Pemanfaatan HHK-HT HP-Blok Pemanfaatan HHKHA HP-Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan Dan HHBK HP-Blok Pemberdayaan Masyarakat HP-Blok Perlindungan Jumlah Total
Luas (Ha) 4842,461 3109,677
Jumlah Petak 24 30
42061,795
427
18553,670
169
4871,190
9
7747,942 8575,666 89762,410
81 115 855
Ket: HHK-HT (hasil hutan kayu hutan tanaman), HHK-HA (hasil hutan kayu hutan alam, HHBK (hasil hutan bukan kayu)
Disamping variabel sosial ekonomi dan biofisik maka penentuan blok juga mempertimbangkan rencana kehutanan nasional (RKTN) dan rencana
kehutanan
provinsi.
Sebagai
contoh
penentuan
blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam dan hutan tanaman mengacu pada RKTN dan RKTP, dimana blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam dan hutan tanaman dalam dokumen RKTP dan RKTN termasuk dalam wilayah pemanfaatan hutan skala besar B.
Potensi wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara
1.
Tutupan lahan Menurut Townshend dan Justice (1981) penutupan lahan
adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan
kegiatan
manusia
terhadap
obyek
tersebut. Sedangkan Barret dan Curtis, tahun 1982, mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah 25
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
(penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya, dan sebagian
lagi
berupa
kenampakan
hasil
aktivitas
manusia
(penggunaan lahan). Berdasarkan peta tutupan lahan Propinsi Gorontalo, jenis tutupan lahan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara berbeda-beda. Tutupan lahan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara didominasi oleh hutan sekunder lahan kering. Sebaran tipe penutupan lahan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara dapat dilihat pada Tabel. Tabel 9. Tutupan lahan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara BLOK PENGELOLAAN HL-Blok Inti
HL-Blok Pemanfaatan
TIPE TUTUPAN LAHAN Hutan Primer
4471,15
Sub Total
4842,46
Hutan Mangrove Primer Permukiman Tanah Terbuka Tubuh Air Hutan Mangrove Sekunder Belukar rawa Pertanian lahan kering Pertanian lahan kering campur Sawah Tambak Sub Total Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder Semak Belukar Permukiman Pertanian lahan kering Pertanian lahan kering campur Sub Total
HP-Blok Pemanfaatan HHK-HA
371,31
Hutan Sekunder
Semak Belukar
HP- Blok Pemanfaatan HHK-HT
LUAS
Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder
1025,518 49,442 9,022 19,163 0,870 963,168 49,336 71,471 791,216 35,078 109,424 3109,677 156,44 26648,34 7012,77 9,08 368,24 7866,93 42061,79 1674,266 16267,581
26
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Semak Belukar
368,657
Pertanian lahan kering campur
243,165
Sub Total HP-Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan Dan HHBK
Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder Pertanian lahan kering
79,198
Hutan Lahan Kering Primer
241,243 4871,189 829,152
Hutan Lahan Kering Sekunder
2202,052
Semak Belukar
1919,491
Permukiman
9,990
Tubuh Air
6,214
Pertanian lahan kering
1,062
Pertanian lahan kering campur
2779,981
Sub Total
7747,942
Hutan Lahan Kering Primer
6102,752
Hutan Lahan Kering Sekunder
2369,786
Semak Belukar
0,210
Pertanian lahan kering
10,795
Pertanian lahan kering campur
92,152
Sub Total Grand Total
2.
395,487 66,280
Pertanian lahan kering campur
HP-Blok Perlindungan
4088,982
Semak Belukar
Sub Total HP-Blok Pemberdayaan Masyarakat
18553,669
8575,694 89.762,41
Potensi kayu dan non kayu Kayu merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari dalam
kawasan hutan. Kayu yang berasal dari dalam kawasan hutan terdiri dari kayu indah, kayu komersil kelas 1 dan kayu rimba campuran. Inventarisasi potensi kayu dari berbagai jenis sangat diperlukan untuk menentukan blok pengelolaan dan blok pemanfaatan di dalam kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Potensi tegakan mencakup jumlah pohon per hektar dan volume pohon per hektar. Berikut
27
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
disajikan jumlah pohon yang dikelompokkan berdasarkan jenis kayu hasil pengukuran lapangan inventarisasi biogeofisik KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Tabel 10. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Tombulilato Kec. Atinggola Kelompok Jenis Kayu Jumlah Pohon Kelompok jenis Kayu indah 50 Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu 47 Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompok Komersial dua 339 Jumlah Total 436 Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2013
Tabel 11. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Sopu dan Desa Monano Kec. Monano Kelompok Jenis Kayu Jumlah Pohon Kelompok jenis Kayu indah 1 Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu 7 Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompok Komersial dua 409 Jumlah Total 417 Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2013
Tabel 12. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata Kelompok Jenis Kayu Jumlah Pohon Kelompok jenis Kayu indah 15 Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu 81 Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompok Komersial dua 442 Jumlah Total 538 Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2013
Tabel 13. Jumlah Pohon Hasil Inventarisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara di Desa Limbato Kec. Tolinggula Kelompok Jenis Kayu Jumlah Pohon Kelompok jenis Kayu indah 30 Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu 29 Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompok Komersial dua 259 Jumlah Total 318 Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2013
28
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Sedangkan potensi non kayu yang bias dikembangkan pada wilayah KPHP Unit IV Kabupaten Gorontalo Utara meliputi getah pinus, sumber daya air, rotan, gaharu dan potensi jasa lingkungan lainnya.
Mengingat sebagian besar wilayah kelola KPHP Unit IV
Gorontalo
Utara
merupakan
kawasan
hutan
produksi,
maka
pemanfataan dan pengembangan hasil hutan di wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara dititikberatkan kepada potensi hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu sehingga identifikasi dan inventarisasi sangat penting untuk dilaksanakan. 3.
Keberadaan flora dan fauna Kondisi flora fauna pada suatu wilayah akan sangat ditentukan
oleh tipe ekosistem. Telah dijelaskan sebelumnya bahawa ekosistem kawasan hutan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara merupakan ekosistem hutan dataran rendah yang kaya akan keanekaragaman hayati. Hutan dataran rendah merupakan salah satu tipe ekosistem hutan
ini
memiliki
ciri-ciri
yaitu,
terpengaruh
iklim,
kaya
akankeanekaragaman jenis baik flora maupun fauna, memiliki strata tajuk yang lengkap sertamemiliki variasi yang tinggi berdasarkan perbedaan tempat tumbuh. Hutan dataran rendah sangat menarik, karena merupakan ekosistem yang klimaks. Tumbuh-tumbuhan dalam hutan hujan tropis tidak pernah menggugurkan daun Flora dan fauna yang ditemukan di kawasan hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara merupakan flora fauna hutan dataran rendah. Untuk jenis vegetasi, hutan dataran rendah di KPHP Unit IV
29
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gorontalo Utara didominasi oleh family; Dipterocarpaceaeterutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatica, Dryobalonops, danCotylelobium. Beberapa pakar menyebutkan hutan dataran rendah juga sering disebut dengan hutan Dipterocarpaceae. Selain terdapat pohon famili Dipterocarpaceae juga terdapat anggota family Lauraceae, Myrtaceae, Miristicaceae, dan Ebenaceae serta pohonpohon anggota genus Agathis, Kompassia, Altingia, Duabanga, Gosanepinus, Octomeles, dan Dyera Sedangkan jenis satwa yang bisa ditemukan di hutan KPHP Unit IV Gorontalo Utara antara lain Dihe atau Kera Hitam Sulawesi (Macaca heckii) yang juga salah satu jenis primata endemik Gorontalo. Jenis primata lain yang bisa ditemukan adalah, Tarsius spectrum atau oleh masyarakat setempat diberikan nama mimito, Rusa (Cervus timorensis), Babi rusa, Babi (Sus celebensis), Anoa (Bubalus sp) Rangkong (Rhyticeroscassidix), Trichoglossus ornatus, burung Punai, Corvus advena.Keanekaragaman hayati di KPHP Gorontalo Utara tidak terlepas dari teori AlfredRussel Wallace yang mengatakan bahwa pulau Sulawesi memiliki keanekaragaman hayati dan endemisitas flora fauna tertinggi. Kekayaan flora fauna ini dipengaruhi karena pulau Sulawesi merupakan pulau yang terisolir selama ribuan tahun. 4.
Potensi jasa lingkungan dan wisata alam Potensi jasa lingkungan merupakan potensi besar yang dapat
dikembangkan sebagai sumber pendapatan untuk mewujudkan KPH
30
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
yang mandiri. Dana dari luar bisa masuk melalui mekanisme pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services) seperti misalnya melalui PLTMH. Saat ini potensi PLTMH di KPHP Unit IV Gorontalo Utara yang beroperasi di Kecamatan Atinggola telah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian potensi pembangunan PLTMH masih bisa dikembangkan di wilayah lain mengingat di KPHP Unit IV Gorontalo Utara memiliki sungai-sungai yang membelah kawasan KPHP Unit IV Gorontalo
Utara.Berdasarkan
hasil
inventarisasi
produk
jasa
lingkungan yang berpotensi sebagai PLTMH adalah sebagai berikut Tabel 14. Potensi dan pemanfaatan jasa lingkungan air untuk PLTMH Lokasi Sungai Zuriyati Sungai Monano Air Terjun Kasia Air Terjun Bubode PLTM Moango Sungai Papualangi
Desa/Keca matan Zuriyati/Mo nano Tolitohuyu
Kapasitas
Akses
Keterangan
18 kw
Mudah
15 Kw
Mudah
Kasia/Sum alata Bubode/To milito Buata/Atin ggola Cempaka putih/ Tolinggula
-
Mudah
-
Mudah
2x600 kw
Mudah
Telah dimanfatkan 60 KK Telah dimanfatkan 87 KK Potensi (> 50 liter/detik) Potensi (> 50 liter/detik) Telah dimanfatkan
15 kwh
Mudah
Telah dimanfaatkan 77 KK
Sumber: Balai wilayah sungai 2013 Pembangkit Listrik Tenaga Air (microhydro power) merupakan salah satu solusi altenatif untuk menjawab keterbatasan energi saat ini. Penyediaan energi yang memadai serta ramah lingkungan merupakan salah satu persyaratan untuk pembangunan sosial ekonomi
yang
berkelanjutan,
akan
tetapi
dengan
pesatnya
31
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
perkembangan/ kemajuan ekonomi dan pertumbuhan penduduk serta tingginya tingkat konsumsi telah memperhadapkan Indonesia dengan berbagai permasalahan energi yang semakin meningkat. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya air di dalam kawasan KPH diarahkan pada : 1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara pada umumnya dan masyarakat disekitar kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara 2. Peningkatan pelayanan publik terutama pada penyediaan air bersih dan penyediaan sumberdaya energi listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar KPHP 3. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelayanan air bersih dan energi listrik terbarukan yang berada di sekitar kawasan untuk pendayagunaan jasa lingkungan; 4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dengan melihat potensi pasar pengembangan jasa lingkungan air baku Pengembangan kerjasama dengan masyarakat luas dalam upaya pemanfaatan potensi jasa lingkungan, yang diarahkan pada upaya
peningkatan
penyediaan
lapangan
kerja
dan
peluang
berusaha bagi masyarakat sekitar kawasan. Obyek wisata alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara ini adalah obyek wisata Pulau Saronde, Pulau Lampu
dan
Pulau
Huha
yang
berada
di
Kecamatan
Ponelo
Kepulauan. Pada obyek wisata ini kegiatan yang ditawarkan adalah 32
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
berupa keindahan pantai dari pulau tersebut yang dapat dinikmati sebagai tempat pemandian pantai dan keindahan taman laut. Pantai Minanga di Kecamatan Atinggola, Pantai Monano dan Pantai Tolitehuyu di Kecamatan Monano. Beberapa obyek wisata alam lainnya yang ada di sub koridor ini adalah berupa keindahan pantainya seperti pantai Atinggola di Kecamatan Atinggola. Di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tepatnya di Kecamatan Atinggola terdapat sebuah batuan bentukan alam berupa stalagnit dan stalagtit, tempat ini menjadi sebuah obyek wisata yang menarik karena adanya kepercayaan penduduk setempat yang menyatakan tempat tersebut adalah sebuah Istana Jin. Tempat ini berada tepat di tengah sebuah lapangan di Ota Jin ibukota Kecamatan Atinggola. Adapun beberapa lokasi yang bisa dikembangkan sebagai kawasan marine ecotourism dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2. Wilayah pengembangan marine ecotourism Atinggola dan Pulau Saronde.
Kecamatan
Hasil survey biofisik menunjukkan di beberapa lokasi terdapat kawasan yang unik dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata alam dan marine ecotourism (ekowisata berbasis 33
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
wilayah pesisir dan laut). Beberapa wilayah yang bisa dijadikan sebagai wilayah wisata alam dan marine ecotourism adalah air terjun didinga, air terjun kasia, pantai minanga Atinggola dan wilayah pesisir yang membentang dari wilayah Atinggola hingga kecamatan Anggrek. C.
Sosial budaya masyarakat Pengaruh
budaya
dan
adat
istiadat
terhadap
kehidupan
masyarakat Gorontalo Utara terjadi pada pola pengelompokan sosial, dimana pada umumnya masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara beretnis Gorontalo maka kebiasaan dan adat istiadat Gorontalo yang hidupnya berkelompok dan mengumpul dalam sebuah lingkungan kecil terbawa dan teraplikasikan dalam kondisi bermasyarakat saat ini, yaitu lingkungan permukiman menjadi padat dan bahkan pada kondisi asli tidak memiliki batas yang jelas antara satu rumah dengan rumah yang lainnya. Hal ini akan semakin kelihatan dengan jelas apabila yang bermukim tersebut masih memiliki ikatan keluarga yang erat, sehingga kadangkala akan terbentuk kelompokkelompok
masyarakat
yang
berbeda
karena
hubungan
tali
persaudaraan/ kekeluargaan tersebut. Masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara berasal dari Suku Gorontalo dan sisanya berasal dari Sulawesi Utara, merupakan masyarakat agraris dengan aktifitas seperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Pertanian tanaman pangan yang dominan dilakukan
34
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
adalah padi, jagung dan sayur sayuran. Tingkat pendidikan yaitu SD, SMA dan merupakan lulusan diploma dan tidak pernah bersekolah. Kegiatan ekonomi masyarakat terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kegiatan usahatani dan non usahatani. Kegiatan usahatani berupa kebun jagung dan ladang kakao, padi, sayur-sayuran sedangkan non usahatani yaitu sebagai peternak, penarik kayu, penarik rotan, operator chainsaw, pengolah kayu, pengrajin atap, dan pengrajin gula aren. Pemasaran hasil usahatani pada umumnya dilakukan di rumah (55 %), di pasar (18 %), dan sisanya (27 %) dijual di koperasi dan lainnya. Asal pembeli jagung/kakao tersebut berasal dari satu desa (54 %), satu kecamatan (36 %), dan sisanya (10 %) pembelinya berasal dari satu kabupaten. Transaksi jual - beli hasil usahatani pada umumnya dilaksanakan secara tunai dengan status pembeli merupakan pedagang/tengkulak. Berikut pendapatan masyarakat per tahun dari hasil usahatani dan non usahatani : -
Jagung
: Rp. 5.396.000,- hingga Rp. 18.000.000,-
-
Kakao
: Rp. 720.000,- hingga Rp. 34.920.000,-
-
Penarik kayu
: Rp. 9.000.000,- hingga Rp. 38.400.000,-
-
Operator chainsaw : Rp. 4.800.000,- hingga Rp. 12.000.000,-
-
Penarik rotan
: Rp. 4.800.000,-
-
Pengrajin atap
: Rp. 3.000.000,-
-
Pengrajin gula aren : Rp. 11.040.000,- hingga Rp. 38.400.000,-
35
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gambar 3. Kondisi kebun warga di sekitar KPHP Unit IV
Gambar 4. Salah satu tempat pembuatan gula aren Hubungan
antarwarga
baik,
dan
tidak
pernah
terjadi
perselisihan yang cukup berarti. Kegiatan gotong - royong yang biasa dilakukan masyarakat antaralain kegiatan di lahan (penanaman, pembersihan lahan), serta kegiatan lingkungan (pembangunan masjid, pembersihan sarana umum). Upacara adat yang pernah dilaksanakan
antaralain
pesta
panen
raya,
penobatan
kepala
desa/camat baru, serta upacara tolak bala karena adanya wabah penyakit di tahun 2008 - 2009. Masyarakat disekitar wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara sama seperti masyarakat Gorontalo pada umumnya memiliki adat istiadat dan budaya yang sangat toleran. Budaya gotong royong atau 36
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
bekerja bersama dan saling bantu ini telah berakar dan membudaya dikalangan masyarakat Gorontalo yang sampai saat ini tetap terjaga dan terpelihara dengan baik, bukan hanya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan saja tetapi budaya ini berlaku disegala segi kehidupan masyarakat. Kelembagaan yang terdapat diwilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara antaralain LPM, BPD, Karang Taruna dan SPKP. Fungsi kelembagaan tersebut antaralain untuk pemberdayaan masyarakat,
menyusun
aspirasi, perkumpulan
rencana/program pemuda,
serta
desa,
simpan
menampung
pinjam khusus
perempuan yang merupakan program PNPM. D.
Izin Pemanfataan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Kawasan hutan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara menyimpan
banyak potensi seperti potensi tambang dan kayu. Berdasarkan potensi tersebut beberapa investor mencoba mengelola potensi tersebut.
Sejak
mengeluarkan
tahun izin
2011
penggunaan
Menteri
Kehutanan
kawasan
hutan
RI dan
telah izin
pemanfaatan kawasan hutan di wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Adapun izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 15. Izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara No 1
Bentuk Nama pengelolaan Pemegang Izin Pinjam Pakai PT Suma (Bahan galian Heksa Sinergi emas)
Aspek legal SK Menhut Nomor 627/Menhut/2011 tanggal 2 Nopember 2011 Luas 6.280 Ha
Luas Pada Areal KPHP 4.000 Ha (HPT)
37
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
No 2
3
Bentuk pengelolaan Pemanfaatan kawasan (IUPHHK-HT)
Nama Luas Pada Aspek legal Pemegang Izin Areal KPHP PT. Gema SK. Menhut No 29.750 Ha Nusantara 610/Menhut(HP 2.179 Ha Jaya II/2011 dan HPT Luas 29.750 Ha 27.571 Ha)
Pemanfaatan kawasan (IUPHHK-HT)
PT. Gorontalo SK Menhut No 16.383,66 Ha Citra Lestari 261/Menhut(HP 11.468,56 II/2011 Ha; HPT Luas 46.170 Ha 1.638,37 Ha; HPK 3.276,73 Ha)
Dengan demikian di wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara telah terdapat 3 izin yaitu 1 izin pinjam pakai pertambangan dan 2 izin
pemanfaatan
IUPHHK-HTI.
Diharapkan
keberadaan
pemegang izin di KPHP Unit IV Gorontalo Utara dapat bersinergi dan tumbuh bersama menuju KPHP Unit IV yang mandiri. E.
Posisi KPHP dalam Perspektif RTRW Gorontalo Utara Hasil sinkronisasi RTRWK tahun 2013 menyebutkan bahwa
posisi strategi KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah sebagai wilayah perlindungan dan sebagai wilayah budidaya. Kawasan lindung yang termasuk dalam wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah Hutan
lindung,
kawasan
yang
memberikan
perlindungan
di
bawahnya, kawasan perlindungan setempat. Total luasan kawasan
perlindungan tersebut adalah 36.008 ha. Sedangkan wilayah budidaya adalah kawasan hutan produksi 38
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Dalam RTRW juga telah ditetapkan beberapa kawasan strategis seperti kawasan budidaya. Salah satu kawasan budidaya yang ditetapkan adalah kawasan hutan produksi seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini Tabel 16. Kawasan budidaya dan Kawasan lindung di KPHP Unit IV Gorontalo Utara berdasarkan RTRWK No. I.
II
Jenis Kawasan
Luas (Ha)
KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN 1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas
65.255,56
2. Kawasan Hutan Produksi Tetap
15.555,71
KAWASAN LINDUNG
7.952,14
TOTAL
89.762,41
Sumber; Spatial RTRW Kabupaten Gorontalo Utara 2013
F.
Isu strategis, kendala dan permasalahan KPHP Unit IV Gorontalo Utara
1.
Isu strategis KPHP Unit IV Gorontalo Utara Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
stakeholder
yang
berkepentingan dengan pengelolaan hutan di Kabupaten Gorontalo Utaramaka terdapat lima isu strategis yang perlu diperhatikan dalam implementasi RencanaPengelolaan Jangka Panjang KPHP unit IV Gorontalo Utara yaitu (1)
Isu kebijakan Pengelolaan hutan di Kabupaten Gorontalo Utara telah lama di lakukan bahkan sebelum Kabupaten Gorontalo Utara menjadi sebuah kabupaten otonom. Pengelolaan hutan di Kabupaten Gorontalo Utara diimplementasikan melalui beberapa program dan kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ekonomi daerah, 39
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
akan tetapi sampai saat ini program dan kegiatan tersebut belum
tepat
sasaran.
Hal
ini
dibuktikan
dengan
masih
terjadinya perambahan yang dilakukan oleh beberapa oknum masyarakat.Isu kebijakan penting lainnya adalah lemahnya kemampuan pemerintah dalam mengatur akses pemanfataan hutan.
berujung
pada
rendahnya
inisiatif
dan
inovasi
masyarakat dalam pengelolaan hutan sehingga masyarakat menjadi pasif dan tidak mandiri. Lemahnya kebijakan seperti yang disebutkan diatas mengakibatkan pemborosan dana, waktu, dan tenaga. (2)
Isu sosial ekonomi Umumnya masyarakat disekitar kawasan hutan identik dengan kemiskinan karena rendahnya pendapatan. Konsekuensi dari rendahnya pendapatan masyarakat adalah sumber daya hutan cenderung
semakin
rusak,
masyarakat
semakin
sulit
mengembangkan potensi diri, standar minimal kebutuhan masyarakat sulit terpenuhi, dan pada akhirnya masyarakat kurang dapat berpartisipasi dalam program pembangunan. Tingginya angka kemiskinan merupakan permasalahan klasik yang
marak dijumpai
di
negara
dunia
ketiga, termasuk
Indonesia. Meskipun berbagai upaya telah dan terus dilakukan dalam rangka memerangi kemiskinan, namun kemiskinan hingga kini tetap menjadi masalah yang cukup rumit untuk dipecahkan. Hal ini dapat memicu meningkatnya permasalahan
40
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
sosial dan konflik sosial, rendahnya posisi tawar masyarakat, masyarakat sangat tergantung pada sumber daya hutan, semakin beratnya tekanan terhadap kelestarian hutan, dan masyarakat semakin tidak berdaya untuk maju, sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya tindak kriminalitas dan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah. Penting digarisbawahi bahwa himpitan kemiskinan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan (dapat) menjadi salah satu faktor
pendorong
tingginya
laju
pembalakan
liar
dan
perambahan hutan. (3)
Isu kelembagaan Kurangnya
peran
dan
sinergitas
diantara
para
pihak
(stakeholder), baik sinergitas antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan
mengakibatkan
terjadinya
tumpang
tindih
dan/atau kesenjangan kegiatan sehingga tidak efektif dan efesien. Hal ini juga berakibat pada sulitnya menciptakan komitmen bersama dalam mengembangkan potensi sumberdaya hutan secara optimal yang bermuara pada kurang optimalnya kegiatan pemberdayaaan masyarakat. Akhirnya, akibat dari kurangya peran dan sinergitas diantara para pihak maka laju pemberdayaan masyarakat sektor kehutanan menjadi lambat. Disamping
itu
isu
kelembagaan
lainnya
yang
masih
membayangi pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah, terjadinya gap antara kebijakan dan pelaksanaan. Kesenjangan
41
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
antara substansi kebijakan dan implementasi mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat pada aparat pemerintah sehingga program-program tidak bisa berjalan efektif. Selain itu masyarakat
akan
kecewa
dan
apatis,
yang
berpotensi
menimbulkan konflik sosial. Apabila gap antara kebijakan dan pelaksanaan menganga lebar, maka jika terjadi kegagalan program maka sesungguhnya masyarakatlah yang menjadi korban (4)
Keempat, isu sumber daya manusia Kurangnya
kemampuan
pemerintah
dalam
pembangunan
(kuantitas
memfasilitasi
kehutanan,
dan
kualitas)
proses
berakibat:
aparat
perencanaan
kegiatan
kegiatan
pembangunan kurang berproses dengan baik, pencapaian tujuan dan sasaran program kurang optimal, kegiatan usaha produktif masyarakat tidak berjalan lancar, masyarakat tetap tidak
berdaya,
daya
inovasi
kurang,
dan
informasi
ke
masyarakat bias. Selanjutnya, program pemberdayaan menjadi tidak terintegrasi dan berpotensi terjadi penyimpangan yang bermuara pada rendahnya kualitas pelayanan. (5)
Kelima, isu sumber daya hutan Isu penting yang berkaitan dengan sumber daya hutan adalah semakin luasnya hutan yang rusak, besarnya tekanan terhadap sumber daya hutan dari sektor lain, sumber daya hutan kurang memberikan manfaat sesuai dengan harapan masyarakat,
42
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan, kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pelestarian sumber daya hutan, kurangnya kepedulian dan kemampuan multipihak dalam pelestarian sumber daya hutan, dan rendahnya akseptabilitas terhadap eksistensi tata ruang kawasan huta. Besarnya tekanan terhadap sumber daya hutan dari sektor lain mengakibatkan kawasan hutan banyak berubah status dan fungsi, semakin tingginya deforestasi, kesulitan dalam menerapkan program kerja, semakin sulit memenuhi kebutuhan hasil hutan. Akhirnya muara dari besarnya tekanan terhadap sumber daya hutan adalah terganggunya ekosistem. 2.
Kendala dan permasalahan Seperti halnya kawasan hutan lain di Indonesia, pengelola KPHP
Unit IV Gorontalo Utara mempunyai beberapa tantangan terkait dengan
permasalahan
pengelolaan.
Umumnya
permasalahan
tersebut adalah masalah perilaku beberapa oknum masyarakat yang melakukan pemanfaatan hutan tanpa mengindahlan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari. Permasalahan-permasalahan tersebut pada dasarnya merupakan dampak dari upaya pembangunan ekonomi yang belum berpihak kepada upaya pelestarian dan pemanfaatan kawasan hutan secara bekelanjutan dan dampak dari populasi dan semakin tingginya kebutuhan manusia akan sumber daya alam hayati, lemahnya koordinasi di kalangan pemerintah serta masih lemahnya kelembagaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara.
43
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara diuraikan sebagai berikut : 1.
Masih
ditemukannya
melakukan
aksi
beberapa
perambahan
oknum dengan
masyarakat tujuan
yang
menanami
kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara dengan tanaman berupa jagung yang bagi masyarakat, jagung sebagai salah satu bahan makanan pokok. Tanaman lain yang ditemukan adalah Kemiri (Aleurites
moluccana)
yang
bagi
masyarakat
setempat
merupakankomoditas penunjang usaha ekonominya. Selain itu terdapat pula tanaman Jati(Tectona grandis). Tanaman ini pada umumnya berada di dalam kawasan yangsebelumnya berfungsi lindung dan produksi. Masyarakat di sekitar kawasanmengakui tanaman
kemiri
dan
jati
tersebut
sebagai
milik
mereka
walaupun diakuiberada di dalam kawasan hutan. Karena klaim kepemilikan
tersebut,
kelompok-kelompokmasyarakat
ini
menuntut untuk dapat memanfaatkan hasilnya.Di beberapa wilayah
ditemukan
juga
kelompok
masyarakat
yang
memanfaatkan aren yang tumbuh liar di dalam kawasan hutan 2.
Data dan informasi potensi kawasan KPHPUnit IVGorontalo Utaramasih minim. Untuk itu, sampai dengan tahun 2013telah diupayakan untuk terusmenghimpun data dan informasi yang ada serta terus diupayakan untukmelaksanakan eksplorasi secara langsung di lapangan.
44
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
3.
Terkait dengan data dan informasi potensi kawasan yang masih terbatas,
makaperancangan
KPHPUnit
IV
Gorontalo
blok
pengelolaan
Utarabelum
kawasan
sempurna.
Untuk
sementara waktu,pelaksanaan pengelolaan kawasan didasarkan pada
fungsi
kawasan
hutansebelum
penunjukan
sebagai
kawasan KPHPUnit IV Gorontalo Utara. Dengan demikian makapelaksanaan pemanfaatan kayu dan bukan kayuakan dilakukan padawilayah-wilayah yang mempunyai potensi kayu dan non kayu. 4.
Bentang
alam
yangsebagian
kawasan besar
KPHPUnit
adalah
IV
Gorontalo
Utara
kawasan
berbukit
bukit
menyebabkan sulitnya aksesibilitas kedalam kawasan untuk berbagai
keperluan,
daninventarisasi
potensi
terutama serta
untuk
kondisi
identifikasi
aktual
kawasan.
Penggunaan teknologipenginderaan jauh untuk keperluan ini telah dilakukan namun belum dapatmemberikan gambaran yang detail tentang kondisi aktual kawasan. Untukkeperluan ini dibutuhkan inventarisasi potensi yang mencakup kawasan yang luas. 5.
Fenomena alam berupa daya tarik wisata sangat unik khas pulau Sulawesi atau khas Gorontalo belum semua dapat diekplorasi karena keterbatasan sumberdaya.
6.
Pengelolaan
secara
kolaboratif
KPHPUnit
IV
Gorontalo
Utarabelum sepenuhnya berjalan dengan baik.
45
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
7.
Kelembagaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara belum mapan.SDM yang ada
masih sangat
pengelolaan
jugademikian
terbatas, sarana adanya.
Selain
dan prasarana itu,
struktur
organisasi yang ada belum mampumendukung kebutuhan pengelolaan. Taman
BAB III. 46
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN A.
Visi Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita
atau impian sebuah organisasi yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi organisasi untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan Sejalan dengan definsi diatas maka Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Unit IV Gorontalo Utara harus merumuskan visi jangka panjang pengelolaan KPH. Visi yang dibuat oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara harus sejalan dengan visi yang dibuat oleh Bupati Gorontalo Utara sebagai pimpinan tertinggi didaerah. Agar visi tersebut dapat dijalankan maka visi yang dibuat oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara telah memenuhi kriteria sebuah visi yang baik yaitu: imagible (dapat di bayangkan), desirable (menarik),feasible (realities dan dapat dicapai),focused (jelas),flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan),communicable (mudah dipahami). Selain harus memenuhi kriteria visi yang baik, visi yang dibangun organisasi
harus yang
mampu
mengangkat
mandiri.
Mengingat
organisasi
KPH
sebagai
organisasiKPHP
Unit
IVGorontalo Utara belumbenar-benar efektif dan belum mapan maka
47
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
visipengelolaan
KPHPUnit
IV
Gorontalo
Utara
untuk
jangka
panjangadalah : “Terwujudnya Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utarayang Mandiri, Maju, Berdayasaing dengan dukungan Kelembagaan yang kuat” Dalam visi tersebut terkandung tiga kunci pokok landasan pemikiran dalam upayapengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara, yaitu : 1.
Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara yang “mandiri. Mandiri yang dimaksud adalah upaya untuk menentukan arah
pembangunan KPHP Unit IV Gorontalo Utara yang lebih baik dengan memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan daerah sehingga tidak memiliki ketergantungan berlebihan yang dapat berakibat pada kerawanan sosial dan ekonomi, tetapi justru memiliki daya tahan dan daya saing yang kuat terhadap gejolak sosial dan ekonomi. Ukurannya dapat dilihat pada kemandirian KPHP Unit IV Gorontalo Utara untuk menjadi sebuah organisasi yang mampu membiayai sendiri kegiatannya tanpa bergantung kepada pihak lain sehingga lebih fokus pada pengelolaan KPH dan pemberdayaan masyarakat. 2.
Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara yang“Maju”. Artinya bahwa pelaksanaan pembangunan KPHP Unit IV
Gorontalo Utara senantiasa dilandasi oleh spirit untuk terus meningkatkan kemampuan pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utarayang lebih baik di masa yang akan datang yang di dukung oleh
48
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
kualitas sumber daya manusia yang mempunyai kualitas tinggi, pengelolaan sumber daya alam dan sistem tata pemerintahan yang baik. Beberapa ukuran
kemajuan, dapat dilihat pada peningkatan
kualitas diri sumber daya manusianya, baik dari pendidikan maupun kesehatan, peningkatan kemampuan dan penguasaan teknologi; Pembangunan sarana dan prasarana KPH yang bekualitas sampai ketingkat resort; Optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset
KPH
kepentingan
dan
sumber-sumber
pembangunan;
keuangan
Meningkatnya
lainnya
sistem
bagi
tata
kelola
Utara
yang
pemerintahan yang baik dalam bidang kehutanan 3.
Pengelolaan
KPHPUnit
IV
Gorontalo
“Berdayasaing” Adalah kondisi di mana KPHP Unit IV Gorontalo Utara mampu berdiri
sejajar
atau
lebih
dengan
KPH
lain
dalam
proses
pembangunan dengan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang ada serta meminimalisir atau menghilangkan kelemahan atau tantangan yang ada.Berdaya saing dapat diukur melalui kemampuan KPHP Unit IV Gorontalo Utara dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional
4.
Kelembagaan yang mantap.
49
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Kelembagaan yang mantap artinya KPHP Unit IVGorontalo Utaraharus mempunyai struktur organisasi dan prosedur kerja yang mantap, serta pendukunglainnya. Selain kesiapan internal lembaga pengelola, sinergitas dengan lembagamasyarakat serta stakeholder lain juga diperlukan guna mendukung pencapaianfungsi dan peran kawasan. Dengan kesiapan kelembagaan yang mantap makaupaya pemanfaatan
dan
pelestarian
sumber
daya
alam
hayati
dan
ekosistem pada KPHPGorontalo Utara dapat dilakukan secara efektif. B.
Misi Dalam
ditetapkan, gambaran
langkahnya diperlukan tentang
untuk bentuk
tahapan
mewujudkan nyata
visi
yang
implementasinya
pelaksanaan.
Dengan
telah
sebagai
demikian,
ditetapkan misi pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kualitas SDM KPHP Unit IV Gorontalo Utara
2.
Meningkatkan
sarana
dan
prasarana
penunjang
kegiatan
pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara 3.
Mengembangkan unit-unit usaha KPHP Unit IV Gorontalo berdasarkan potensi yang dimiliki
4.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam hutan dan ekosistemnya berdasarkan prinsip kelestarian;
5.
Mengembangkan
kelembagaan
dan
kemitraan
dengan
stakeholder. C.
Tujuan Pengelolaan
50
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara mempunyai tujuan dalam pencapaian visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pemantapan
aspek
kelembagaan
ditujukan
untuk
mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas dan tanggung jawab serta tata hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 2. Penataan kawasan ditujukan untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status, menghindari sengketa yang bersumber kawasan
dari
tumpang
disamping
tindihnya
untuk
perizinan
menyediakan
dan
areal
ruang
bagi
masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHP Unit IV Gorontalo Utara maupun
untuk
mendukung
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat. 3. Pemantapan kerjasama dan kolaborasi antara KPHP Unit IV Gorontalo Utara dengan para pihak ditujukan untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya saing, memperluas
jangkauan
pelayanan
serta
meminimalisir
terjadinya konflik. 4. Pemantapan perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga fungsi perlindunganan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
51
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
5. Pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya ditujukan untuk pengendalian fungsi pemanfaatan secara lestari dengan mengatur segala bentuk kegiatan di kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara D.
Pendekatan strategipengelolaan Dalam pencapaian visi dan misi pengelolaan KPHP Gorontalo
Utara dibutuhkan beberapa pendekatan strategi untuk mencapai tujuan pengelolaan. Strategi-strategi yang diterapkan memerlukan analisis, tahapan serta pra-kondisi yang matang melalui pendekatan antara lain : 1.
Managemen Kolaborasi Kerjasama pengelolaan para pihak akan mengatur dan berbagi
peran dari masing-masing pihak dalam pengelolaan bersama. Peran beberapa pihak tersebut harus bersinergi dalam memperkuat program
yang
ada,
mulai
dari
perencanaan,
implementasi,
monitoring dan evaluasi dapat dilakukan bersama-sama, sehingga hasil yang diharapkan dapat maksimal dan bermanfaat bagi pencapaian tujuan bersama. 2.
Membuka jaringan kerjasama usaha Membuka jaringan kerjasama usaha dalam kerangka bisnis
yang
saling
menguntungkan
antara
pengelola
KPHP
Unit
IV
Gorontalo Utara akan berdampak pada percepatan kemandirian pengelolaan KPHP Gorontalo Utara. Beberapa kegiatan yang akan dikembangkan
dalam
memperkuat
jaringan
tersebut
seperti:
52
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
ekowisata, kerjasama usaha pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara, kerjasama penelitian, pengembangan masyarakat melalui program CSR. 3.
Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Bersama Perlindungan
dan
pengamanan
ditujukan
untuk
menjaga
keutuhan fungsi kawasan, keragaman hayati beserta ekosistemnya, menjaga agar kawasan terbebas dari perambahan, perusakan dan gangguan
baik
langsung
maupun
tidak
langsung.
Dalam
memperkuat perlindungan dan pengamanan kawasan diperlukan strategi-strategi
yang
melibatkan
peran
serta
semua
pihak
berdasarkan kewenangan yang dimiliki masing-masing pihak, baik di internal
KPHP
Unit
IVGorontalo
Utara
maupun
pihak-pihak
eksternal seperti Kepolisian, pihak swasta yang bekerja di sekitar KPHPUnit IVGorontalo Utara dan masyarakat. Selain memperkuat pengamanan bersama, diperlukan juga partisipasi masyarakat yang berada di sekitar kawasan, partisipasi ini dapat diperkuat dengan membangun pengamanan swakarsa masyarakat yang berada di sekitar kawasan. 4.
Peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana Sumberdaya manusia dan sarana prasarana merupakan salah
satu prasyarat utama dalam pengembangan usaha di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Penyiapan SDM seharusnya dilakukan sejak awal. Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan mengirimkan beberapa tenaga
pegawai
KPHP
Unit
IV
Gorontalo
untuk
melanjutkan
53
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pendidikan yang lebih tinggi, melakukan program magang pada wilayah KPH lain yang telah maju dan mengikuti pelatihan. Pengiriman SDM seyogyanya dilakukan berdasarkan kebutuhan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Pengembangan SDM harus dibarengi dengan peningkatan Sapras, sehingga SDM yang telah selesai mengikuti pendidikan sudah bisa menggunakan sarana dan prasarana tersebut untuk mempercepat proses kemandirian KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 5.
Pengembangan Wilayah tertentu
Wilayah pengembangan tertentu adalah wilayah yang dimanfaatkan oleh KPHP Unit V Gorontalo Utara sebagai wilayah “bisnis KPH”. Wilayah ini akan diusahakan oleh pengelola KPHP Unit V Gorontalo Utara sebagai sumber penghasilan KPH. 6.
Pengembangan blok pemberdayaan masyarakat Pengembangan blok pemberdayaan masyarakat merupakan
bentuk pemberian akses kepada masyarakat. Blok pemberdayaan masyarakat haruslah didukung oleh sistem pengelolaan yang didasarkan kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat. Blok pemberdayaan dibangun untuk mengurangi tekanan dan interkasi yang besar terhadap kawasan. Pemberdayaan ini dapat berupa pengembangan ekonomi, budaya, wisata, kesadartahuan mengenai lingkungan dan lain-lain, yang diadopsi dan diadaptasi dari potensi dan kekuatan yang ada di masyarakat. 7.
Sinergisitas Program Antar Pihak
54
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Mengelola KPH tidak hanya dilakukan oleh unit pengelola saja, namun perlu melibatkan berbagai pihak. Keterlibatan antar pihak dapat diwujudkan dengan memperkuat sinergisitas program para pihak. Pemerintah daerah memiliki program-program pembangunan di wilayah administratifnya, seharusnya
bersinergi dan
dapat
dikerjasamakan dengan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Dalam penyusunan program pemerintah daerah mulai dari musyawarah perencanaan
pembangunan
di
desa
sampai
pembahasan
di
kabupaten sudah terintegrasi dalam program yang sama dengan program KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Untuk memperkuat dan sinergisitas program dengan pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan maupun investor harus disesuaikan dengan rencana dan tujuan KPHPGorontalo Utara, mulai dari perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi.
BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI A.
Analisis 55
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Analisa dan proyeksi merupakan instrumen
yang dlakukan
sebagai dasar dalam menentukan strategi kebijakan dan strategi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Namun sebelum strategi tersebut dilakukan maka diperlukan analisis terhadap kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang ada di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Salah satu instrument untuk menganalisis faktor-faktor tersebut adalah dengan menggunakan SWOT analysis. Analisis SWOT adalah suatu metoda untuk menyusun rencana strategis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi
termasuk
dalam
penyusunan
Rencana
Pengelolaan
Jangka Panjang 10 tahun KPHP Unit IVGorontalo Utara. Analis SWOT dimulai dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari Strength (Kekuatan) dan Weakness (kelemahan), sedangkan faktor eksternal terdiri dari Oportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman). Strength
(kekuatan)
adalah
sumberdaya,
keahlian
atau
keunggulan yang dimiliki oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keahlian dan kemampuan yang mengganggu efektifitas kinerja KPHP Gorontalo Utara. Opportunity (peluang) adalah situasi di luar KPHP Unit IVGorontalo Utara yang menguntungkan dan dapat
membantu
mencapai
tujuan
pegelolaan
KPHP
Unit
IVGorontalo Utara. Threats (ancaman) adalah situasi yang tidak
56
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
menguntungkan menghambat
di
luar
pencapaian
diidentifikasikan
maka
KPHP
Unit
tujuan.
akan
Bila
terlihat
IVGorontalo keempat
Utara hal
faktor-faktor
yang
tersebut
yang
akan
membantu dan menghambat KPHP Unit IVGorontalo Utara untuk mencapai tujuan. Analisa ini menghasilkan strategi pencapaian tujuan
dengan
memaksimalkanStrengths
(kekuatan)
dan
Opportunities (peluang), namun secara bersamaan meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats (ancaman). Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19). Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHP Unit IVGorontalo Utara beserta para pihak, telah diidentifikasikan faktor internal dan eksternal dengan hasil sebagai berikut: Tabel 17. Identifikasi faktor internal dan eksternal Faktor Internal Faktor Eksternal Strength Weaknes Opportunity Threats (Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman) 1. Wilayah kelola yang luas 2. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
1. Jumlah Personil terbatas dan tidak sebanding dengan wilayah pengelolaan.
3. Mempunyai legalitas hukum kawasan dan kelembagaan
2. Pendanaan belum mencukupi.
4. Adanya potensi jasa lingkunganberu pa PLTMH
3. Data potensi kawasan belum lengkap
5. Memiliki potensi
kayu
1. Telah terdapat izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di KPHP unit IV Gorontalo Utara 2. Peluang pengembangan kegiatan marine ecotourism di wilayah blok pemanfaatan jasling hutan lindung mangrove 3. Berada di kawasan pencadangan hutan Kabupaten
1. Kegiatan illegal logging dan illegal mining 2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan 3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan 4. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat 5. Berbatasan dengan lahan-
57
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
yang besar 6. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan /penyeimbang ekosistem 7. Sebagai dari 6 besar
hulu DAS
Gorontalo Utara 4. Dukungan para pihak (pemerintah pusat-propinsikab/kota, privat sektor, LSM, Masyarakat 5. Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan hutan dalam rangka kemandirian KPH 6. Adanya progam peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain
4. Sarana dan prasarana belum memadai 5. Kewenangan pengelola masih terbatas.
6. Akses (letak) kawasan sulit dicapai
1.
Faktor Internal
a.
Kekuatan (Strength)
lahan milik masyarakat 6. Masih maraknya pembakaran lahan
1. Wilayah kelola yang luas KPHP Unit IV Gorontalo Utara merupakan salah satu KPH di Provinsi Gorontalo mempunyai wilayah kelola yang luas. Wilayah kelola yang luas merupakan sebuah kekuatan untuk mengembangkan dan menggerakkan bisnis disektor kehutanan
maupun
non
kehutanan.
Umumnya
pengembangan usaha disektor kehutanan membutuhkan wilayah
yang
relatif
luas
untuk
memenuhi
skala
ke
ekonomisan usaha 2. Memiliki struktur organisasi yang jelas
58
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Kesatuan
pengelolaan
hutan
produksi
(KPHP)Gorontalo
Utara merupakan unit pelaksana teknis hutan yang dikelola dengan struktur organisasi yang jelas berdasarkan Perbup Nomor 6 Tahun 2012, dengan model organisasi Tipe B (Permendagri No 61/2010) dipimpin seorang Kepala UPTD KPHPsetingkat Eselon IV-A yang dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IV-B) dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari kelompok Fungsional Umum dan Fungsional Khusus (Polisi Kehutanan dan Pengendali Ekosistem Hutan serta Penyuluh Kehutanan). 3. Mempunyai status hukum kelembagaan dan kawasan Kesatuan pengelolaan hutan Produksi (KPHP) Gorontalo Utara ditunjuk sebagai KPHP Model, yang penunjukannya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 766/Menhut-II/2012 tentang Penetapan wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model Unit IV yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo.
Pengelolaan
kawasan
inipada
awal
pembentukannya,KPHP Unit IV Gorontalo Utara berada pada Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara, dalam bentuk organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) setingkat Eselon IV. 4. Adanya potensi jasa lingkungan berupa PLTMH
59
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Potensi jasa lingkungan merupakan potensi besar yang dapat dikembangkan sebagai sumber pendapatan untuk mewujudkan KPH yang mandiri. Dana dari luar bisa masuk melalui mekanisme pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services) seperti misalnya melalui PLTMH. Saat ini potensi PLTMH di KPHP Unit IV Gorontalo Utara yang beroperasi di Kecamatan Atinggola telah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian
potensi
pembangunan
PLTMH
masih
bisa
dikembangkan di wilayah lain mengingat di KPHP Unit IV Gorontalo Utara memiliki sungai-sungai yang membelah kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 5. Berfungsi
sebagai
penyangga
kehidupan/penyeimbang
ekosistem Hasil
analisis
terhadap
tutupan
lahan
tahun
2013
menyebutkan bahwa tutupan lahan hutan sekunder di KPHP
Unit
IV
Gorontalo
Utara
seluas
52354,37
ha,
sedangkan wilayah yang tidak berhutan seluas 22.198,67 ha. Ini berarti wilayah hutan di KPHP Unit IV Gorontalo masih lebih besar.Keberadaan hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang besar memiliki arti dan peran penting dalam penyangga system kehidupan. Berbagai manfaat besar dapat diperoleh dari keberadaan hutan melalui fungsinya sebagai penyedia sumberdaya air bagi
60
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global. 6. Sebagai daerah hulu 6 DAS KPHPGorontalo Utara merupakan daerah perhuluan dari anak-anak sungai yang mengalir di empat Kabupaten, yaitu DAS Limboto di Kabupaten Gorontalo, DAS Randangan di Kabupaten
Pohuwato,
DAS
Paguyaman
di
Kabupaten
Boalemo, DAS Posso Atinggola di Kabupaten Gorontalo Utara dan DAS Bolango di Kabupaten Bone Bolango. Posisi ini menjadikan KPHP Unit IV Gorontalo Utara menjadi sangat penting. Kerusakan pada wilayah DAS di KPHP Unit IVGorontalo Utara akan secara langsung membawa dampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup di 4 kabupaten. b.
Kelemahan 1. Jumlah Personil masih terbatas Wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Unit IV idealnya memiliki jumlah tenaga teknis minimal 89 orang dengan asumsi 1 orang : 1000 Ha. Kondisi saat ini jumlah personil
KPHP
orang,sedangkan
Unit
IV
tenaga
Gorontalo polhut
Utara
berjumlah
adalah 37
14
orang.
Berdasarkan jumlah personil, kebutuhan tenaga pengelola KPHP Unit IVGorontalo Utara masih sangat kurang sejalan
61
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
dengan makin dinamisnya pembangunan di Kabupaten Gorontalo Utara 2. Pendanaa belum mencukupi Saat ini operasional KPHPGorontalo Utara masih bergantung kepada
anggaran
Kementerian
Kehutanan
Republik
Indonesia dan APBD Kabupaten Gorontalo Utara melalui DIPA Dinas Kehutanan pertambangan dan energi. KPHP Unit IV Gorontalo Utara masih belum dapat membiayai operasional
KPHP
Unit
IV
Gorontalo
Utara,
sehingga
pelaksanaan pengelolaan kawasan belum maksimal dan menyeluruh baik pada kawasan maupun pada kegiatan di sekitar kawasan termasuk pemberdayaan masyarakat. 3. Data potensi kawasan belum lengkap Data dan informasi tumbuhan dan satwa liar sebagai jenis unggulan, species kunci, species baru masih sangat minim. Kegiatan inventarisasi keragaman hayati pada umumnya dilakukan hanya di bagian terluar kawasan KPHP Unit IV Gorontalo
Utara
dan
belum
mengidentifikasi
ditengah
kawasan KPHPUnit IV Gorontalo Utara, padahal beberapa kawasan di wilayah KPHP Unit IVGorontalo Utara masih memilki potensi yang tinggi. Potensi lain yang belum teridentifikasi secara detail adalah potensi kayu yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan demikian belum tersedia peta potensi kayu dan peta potensi keragaman hayati yang
62
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
mewakili kawasan secara keseluruhan. Ketidaktersediaan data tersebut mengakibatkan pemanfaatan kayu dan non kayubelum optimal. Sampai sekarang potensi kayu dan keanekaragaman
hayati
hanya
mengandalkan
hasil
inventarisasi yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh BPKH XV Gorontalo 4. Sarana dan pra sarana belum memadai Dalam mendukung pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan baik berupa Jalan setapak (Trail)
untuk
kepentingan
patroli
maupun
wisata,
bangunan/gedung, sarana transportasi, sarana penelitian dan
pengunjung,
alat
komunikasi
serta
sarana
dan
prasarana lainnya. Jika dibandingkan dengan luas kawasan maka sarana dan prasarana dalam pengelolaan masih sangat terbatas. Saat ini sarana dan prasarana KPHP berupa kantor
dan
beberapa
kenderaan
operasional.
Alokasi
anggaran pada DIPA untuk sarana parasarana untuk penambahan belum ada. Sarana dan prasarana yang mendesak yang dibutuhkan oleh pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah kantor resort, beberapa kendaraan darat
roda
empat
dan
kendaraan
roda
dua
untuk
mempermudah operasional kegiatan di lapangan. Sarana lain yang dibutuhkan adalah stasiun penelitian lapangan
63
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
yang dilengkapi dengan pemondokan dan peralatan riset yang memadai 5. Kewenangan pengelola masih terbatas Pengelolaan KPHPUnit IV Gorontalo Utara belum otonom dan domainnya masih dikendalikan oleh pemerintah daerah sehingga berakibat pada tidak kreatifnya pengelola dalam mengembangkan usaha di dalam kawasan KPHPUnit IV Gorontalo Utara. Kewenangan yang terbatas dirasakan menghambat kelancaran pengelolaan, misalnya pengurusan surat ijin pemanfaatan kawasan masih menjadi kewenangan Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi, belum dapat dilakukan di KPHP Unit IVGorontalo Utara. Pelimpahan kewenangan yang saat ini domainnya berada di tingkat pemerintah daerah kepada Manajer KPH diharapkan mampu untuk memperpendek birokrasi dan memperlancar kegiatan pengelolaan di lapangan. Pelimpahan wewenang ini menjadi salah satu prasarat untuk menuju pengelolaan KPH yang lebih mandiri 6. Akses masih sulit dicapai Belum terbukanya akses jalan dari pusat kota Gorontalo Utara ke wilayah desa-desa terpencil yang berbatasan dengan kawasan KPH menyebabkan masih sulit jaringan jalan menuju kawasan KPHPUnit IV Gorontalo Utara. Akses dari ibukota kabupaten lebih banyak melalui jalan usaha
64
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
tani yang dibuat oleh masyarakat untuk akses ke kebun masyarakat.Lokasi ini sangat sulit dilalui. Hambatan dalam aksesibilitas kedepan akan menghambat pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara karena banyaknya wilayah yang sulit terjangkau. Untuk membuka akses memerlukan dana yang besar dan tergantung Pemerintah Daerah masingmasing.
Hambatan
akses
juga
telah
menyebabkan
banyaknya lokasi dan potensi kawasan yang belum dapat di eksplorasi. 2.
Faktor Eksternal
a.
Peluang (Opportunity) 1. Telah terdapat izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara Keberadaan izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di KPHP Unit IVGorontalo Utara memberikan nilai positif. Manfaat positif yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah terbukanya penyerapan tenaga kerja, karena industri kayu
lapis
yang
akan
dikembangkan
oleh
PT.
Gema
Nusantara Jaya akan membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak mulai dari pembibitan, pemanenan sampai dengan
industri
kayu
lapis.
Keberadaan
IUPHHK-HTI
diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi angka kemiskinan yang sering dituding menjadi persoalan awal terjadinya perambahan.
sedikit
65
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
banyak mulai diakui oleh masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar kawasan. Adapun izin penggunaan kawasan kawasan/pinjam pakai diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan sekaligus
ekonomi
menjadi
di
Kabupaten
sumber
pendapatan
Gorontalo KPHP
Utara
Unit
IV
Gorontalo Utara. 2. Peluang pengembangan marine ecotourism Wilayah Peluang lainnya adalah pengembangan Ekowisata di kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Salah satu bentuk kegiatan yang bisa dikembangkan adalah marine ecotourism. Potensi
wilayah
pesisir
yang
besar
diserta
dengan
pemandangan laut sulawesi yang eksotis menambah nilai jual pengembangan
ekowisata.
Beberapa
wilayah
yang
dapat
dikembangkan meliputi pantai Minanga dan sekitar wilayah CA Pulau Popaya Raja. Pengembangan ekowisata di kawasan KPH diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pemanfaatan dan konservasi kawasan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. 3. Dukungan
para
pihak
(Pemerintah
pusat-
provinsi/kabupaten/kota, privat sektor, LSM, Masyarakat) Pemerintah baik pusat maupun daerah (propinsi kabupaten kota)
mendukung
keberadaan
KPHP
Gorontalo
Utara.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara sangat diuntungkan dengan adanya KPH, sehingga pemerintah daerah sangat
66
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
mendukung keberadaan KPH yang berada pada wilayah administratifnya. Demikian pula dengan lembaga-lembaga non pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri, menaruh perhatian
khusus
pada
upaya-upaya
pemanfaatan
dan
konservasi seperti KPHP Unit IV Gorontalo Utara 4. Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalam pemanfaatan jasa lingkungan dalam rangka kemandirian Pengelolaan
kawasan
melibatkan
pihak
kerjasama
atau
dipertimbangkan.
bisa
luar.
dilakukan
Oleh
kolaborasi
karena
bersama itu
pengelolaan
Pemerintah
pusat
dengan
pengembangan kawasan
melalui
perlu
Kementerian
Kehutanann dan pemerintah daerah bisa mengatur kebijakan dalam hal kerjasama dan kolaborasi pengelolaan kawasan KPH sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk hal ini diperlukan serangkaian upaya-upaya promosi kepada pihak luar, disamping kajian untuk mengidentifikasi investor potensial untuk bermitra dalam pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 5. Berada dalam kawasan pencadangan hutan Provinsi Gorontalo Keberadaan kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara yang terletak
di
areal
pencadangan
Gorontalomerupakan
hal yang
kawasan
hutan
Propinsi
strategis. Hampir seluruh
kawasan KPHP dalam wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utaradiperuntukkan sebagai kawasan pemanfaatan hutan
67
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
kayu
hutan
alam
dan
hutan
kayu
hutan
tanaman.
Pemanfaatan hutan kayu hutan alam umumnya terletak disebelah barat dan timur Kabupaten Gorontalo Utara,Khusus untuk pemanfaatan IUPHHK HTI yang telah mempunyai status hukum tetap terdapat di bagian barat. 6. Adanya program peningkatan kapasitas untuk staf KPH dari lembaga lain Berbagai bentuk peningkatan kualitas bagi tenaga pengelola KPH seperti pelatihan peningkatan ketrampilan pengelolaan hutan dan peluang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui bea siswa dan sponsor serta berbagai bentuk program edukasi telah diprogramkan oleh Kementerian Kehutanan
melalui
Pusat
dan
Balai
Diklat
Kehutanan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan berdampak
pada
kualitas
pengelolaan,
artinya
untuk
mengatasi jumlah tenaga pengelola yang masih kurang dan belum sebanding dengan konflik dan luas kawasan kelolanya, maka ditempuh dengan peningkatan kualitasnya. Program lain yang sedang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan adalah penambahan
staf
KPH
melalui
program
Bakti
Sarjana
Kehutanan (Basarhut). b. Ancaman (Threat) 1. Kegiatan illegal logging
68
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Aktivitas pencurian kayu masih sering ditemukan di bagian hulu KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Hasil kayu curian ini umumnya diangkut melalui jalan darat. Walaupun pernah dilakukan penumpasan dan penghancuran peralatan melalui kegiatan Operasi Khusus yang melibatkan TNI, Kepolisian, Satpol
Pamong
Gorontalo
Utara
Pradja, namun
bersama
Polhut
kegiatan
ini
Dishuttamben
saja
terjadi.Hasil
wawancara dengan beberapa masyarakat, kegiatan pencurian kayu di dalam kawasan KPH umumnya didanai oleh cukong dari luar yang umumnya memiliki izin industri kayu. Dampak dari aktivitas illegal logging ini telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan air sungai yang dulunya jernih sebagai sumber air minum, namun sekarang sudah berubah menjadi keruh. Aktivitas illegal logging juga telah menyebabkan banjir dibeberapa lokasi akibat meluapnya sungai Sumalata dan Sungai Andagile 2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan Berdasarkan hasil analisis citraresolusi tinggi tahun 2013 yang dilakukan oleh BPKH XV Gorontalo, di dalam kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara terdapat wilayah yang sudah tidak berhutan dan berubah menjadi lahan pertanian/ladang. Terhadap aktivitas ini telah dilaksanakan kegiatan operasi oleh Petugas Polhut Dishuttamben Gorontalo Utara, namun belum
mampu
mengatasi
masalah
dengan
tuntas.
69
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Penyerobotan
lahan
untuk
ladang
ini
terkait
dengan
kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia dan kurangnya sosialisasi tentang batas-batas kawasan hutan. Penyerobotan lahan untuk perladangan merupakan salah satu ancaman terhadap kelestarian kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat sekitar kawasan Sarana pendidikan masyarakat lokal di sekitar KPHP Unit IV Gorontalo Utara, umumnya hanya ada pada tingkat Sekolah Dasar (SD) saja dan ini pun tidak terdapat di setiap desa. Untuk
melanjutkan
pendidikan
ke
jenjang
berikutnya
masyarakat harus keluar dari kampung/desa dan biasanya hanya terdapat di ibukota kecamatan. Hal ini cukup sulit untuk dilaksanakan terkait dengan biaya pendidikan yang cukup tinggi bagi masyarakat setempat. Rendahnya taraf pendidikan juga ikut menyumbang dan sangat berpengaruh kepada pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap KPH. Rendahnya tingkat pendidikan juga berkorelasi kepada taraf hidup masyarakat sekitar kawasan, sehingga dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian dan upaya-upaya pelestarian KPH. Taraf hidup dan tingkat pendapatan rendah berakibat pada tingkat ketergantungan dan ancaman terhadap hutan menjadi tinggi. 4. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat disekitar KPH
70
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Hasil
survey
yang
dilakukan
oleh
tim
sosial
ekonomi
menemukan, umumnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap
kawasan
hutan
masih
tinggi.
Penghasilan
masyarakat sebagian besar didapat dari penjualan hasil bumi seperti jagung, padi ladang dan lain sebagainya. Hasil dari penjualan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan jika hasil melimpah sumber pendapatan tersebut akan dipergunakan
untuk.
Pendapatan
masyarakat
rata-rata
perbulan hanya berkisar Rp 550.000 s/d 750.000. Hasil ini masih jauh dibawah UMP Provinsi Gorontalo yang mencapai Rp. 1.250.000/bulan. Masyarakat lokal yang hidup dengan ukuran pendapatan per kapita rendah akan semakin tertekan jikatidak
tersedia
lapangan
kerja
lain
yang
dapat
menghasilkan uang di desa/kampung. Situasi ini diperparah oleh harga-harga kebutuhan pokok ikut naik oleh karena semakin tingginya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan barang-barang tersebut. Tekanan akan kebutuhan hidup bagi masyarakat di sekitar kawasan akan menimbulkan ancaman terhadap kelestarian kawasan. Disamping tingginya tingkat ketergantungan masyarakat lokal terhadap kawasan hutan 5. Berbatasan dengan lahan-lahan milik masyarakat Di wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara terdapat beberapa wilayah
hutan
yang
berbatasan
langsung
dengan
kebun/ladang milik masyarakat. Dari sisi tata batas kawasan
71
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
tentu
saja
bisa
menimbulkan
potensi
konflik
dengan
masyarakat yang memiliki ladang didekat kawasan KPH. Hadirnya KPH juga bertujuan untuk membuka isolasi daerah, namun akses yang mudah setelah ada KPH juga sering menjadi pintu masuk untuk illegal logging, perburuan liar dan aktivitas ilegal lainnya 6. Pembakaran lahan Kebiasaan bagi masyarakat lokal yang hidup di sekitar kawasan dalam membuka lahan untuk berladang adalah dengan cara membakar lahannya yang sebelumnya telah ditebas dan dibiarkan beberapa waktu sampai tebasan itu kering oleh sinar matahari sehingga mudah termakan api. Potensi kebakaran hutan yang timbul dari kegiatan ini adalah sangat besar, karena api dapat pula menjalar sampai ke dalam kawasan. Terjadi juga kebiasaan lain bagi masyarakat yang memelihara ternak, yakni aktivitas membakar padang ilalang, dimana setelah dibakar akan tumbuh ilalang muda yang bertujuan untuk mendapatkan pakan ternak. Tidak jarang akibat dari aktivitas ini dapat menimbulkan kebakaran menjadi meluas dan terjadi sampai berhari-hari. Walaupun aktivitas seperti ini terjadi di luar kawasan KPHP Gorontalo Utara, namun berpotensi mengancam kelestarian sumber daya alam yang berbatasan langsung dengan KPHP Gorontalo
72
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Utara dan kebakaran semacam ini terjadi hampir setiap tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, kebakaran hutan menjadi fenomena tahunan di Indonesia. Kawasan KPHP Gorontalo Utara seharusnya sudah memilki satgas kebakaran yangdidukung dengan sarana prasarana dan anggaran pengendalian kebakaran hutan. KPHP Gorontalo Utara juga belum memiliki peta secara detail tentang kerawanan kebakaran kawasan. Untuk menyusun perencanaan strategis masa depan, dilakukan kombinasi diantara dua faktor sehingga menghasilkan empat macam strategi sebagai berikut: 1. Strategi Strength Opportunity (SO) yaitu strategi dengan memanfaatkan
seluruh
kekuatan
untuk
merebut
dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi
Strength
menggunakan
Threat
kekuatan
(ST) yang
adalah dimiliki
strategi untuk
dengan
mengatasi
ancaman. 3. Strategi Weakness Opportunity (WO) adalah meminimalkan kelemahan
untuk
meraih
peluang
atau
strategi
yang
memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki. 4. Strategi Weakness Threat (WT) adalah strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 73
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Kombinasi
dari
faktor-faktor
lingkungan
internal
dan
lingkungan eksternal dalam analisis SWOT akan menghasilkan strategi-strategi. Model kombinasi tersebut disajikan pada tabulasi sebagai berikut : Tabel 18. Kombinasi Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal INTERNAL
Peluang
Ancaman
(Opportunity)
(Threath)
EKSTERNAL
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
74
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 19. Strategi Kombinasi Strength (Kekuatan) dan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT Opportunity (Peluang)
Kekuatan (Strength) 1 1. Wilayah kelola yang luas
2. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
1. Telah terdapat izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan 2
Struktur organisasi yang jelas dapat memantau kegiatan pemanfaatan dan pengunaan kawasan hutan
2. Peluang 3. Berada di pengemba kawasan ngan pencadangan kawasan hutan marine ecotourism
4. Dukungan para pihak pemerintah pusat-propinsikab/kota,privat,sek tor LSM, masyarakat
3 Wilayah kelola yang luas dalam dapat menunjang pengembanga n ecoturism melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
5 Dukungan para pihak dapat mempermudah wilayah kelola yang sangat luas.
4
Pemantapan struktur organisasi KPHP Gorontalo Utara dalam upaya meningkatkan dukungan para pihak Memantapkan status hukum kelembagaan dan kawasan dengan meningkatkan dukungan para pihak
5. Berkembangnya 6. Adanya bentuk-bentuk program kerjasama dalam peningkatan pemanfaatan jasa kapasitas staff lingkungan dalam dari lembaga rangka kemandirian lain KPHP Gorontalo Utara 6 7 Pihak pengelola dapat menawarkan beberapa wilayah kepada organisasi lain untuk dikembangkan
Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
75
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara 1 3. Mempunyai status hukum kelembagaa n dan kawasan
2 Status hukum kelembagaan dan kawasan memberikan rasa aman dalam berusaha didalam kawasan hutan
3 Status hukum yang jelas akan mendukung pelaksanaan kegiatan marine ecotourism
4
4. Adanya potensi jasa lingkungan berupa PLTMH
5
Dukungan pemerintah dan private sektor dapat memperbesar kapasitas PLTMH di KPHP unit IV Gorontalo Utara
5. Memiliki potensi kayu yang besar
Melakukan kerjasama dengan pihak pemegang izin untuk mengelola industri perkayuan
6. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan /penyeimb ang ekosistem
Melakukan kerjasama dengan pemegang izin untuk tetap menjaga kawasan hutan sebagai fungsi penyangga kehidupan
Menjaga fungsi penyangga kehidupan dalam kerangka Pembangunan kehutanan di daerah
6 Status hukum yang jelas akan mendorong peningkatan kerjasama dalam pengelolaan KPHP unit IV Gorontalo Utara
7
Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka peningkatan kapasitas PLTMH
Melakukan training terhadap staff terkait pengelolaan PLTMH
Melakukan kerjasama dengan pihak pemegang izin untuk mengelola industri perkayuan
Melakukan training kepada staf KPHP unit IV Gorontalo Utara terkait dengan tata kelola industri perkayuan
Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara dapat mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan kegiatan eksploitasi hutan secara berlebihan di kawasan KPHP
76
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara 7. Sebagai hulu dari 6 DAS besar
Membuat komitmen atau MOU agar pemegang izin tetap menjaga fungsi DAS sebagai daerah tangkapan air
Membuat ramburambu dalam pengelolaan DAS
Membentuk model pengelolaan DAS terpadu denngan melibatkan seluruh stakeholder yang berkepentingan dengan DAS
77
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 20. StrategiKombinasi Weakness (Kelemahan) dan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT Opportunity (Peluang)
Weakness (Kelemahan) 1 1. Jumlah Personil terbatas dan tidak sebanding dengan wilayah pengelolaan
2. Pendanaan belum mencukupi
1. Telah terdapat 2. Peluang 3. Berada di izin pemanfaatan pengembanga kawasan dan penggunaan n marine pencadanga kawasan hutan n kawasan ecotourism hutan
4. Dukungan para pihak pemerintah pusatpropinsikab/kota,privat,sektor LSM, masyarakat
2 Jumlah personil yang kurang terbantu dengan adanya izin pemanfaatan dan pinjam pakai karena pengelola KPH akan bertugas sebagai pengawas
3
5 Dukungan para pihak bisa menciptakan model pengelolaan bersama terhadap beberapa kawasan/blok yang mempunyai potensi
Keberadaan izin pemanfaatan dan izin pinjam pakai bisa menjadi sumber pendapatan KPHP unit IV Gorontalo Utara
Mengembangkan program marine ecotourism dapat memobilisasi dana
4
Meningkatkan dukungan para pihak dalam penggalangan sumbersumber dana alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengelolaan KPHP Gorontalo Utara
5. Berkembangnya 6. Adanya bentuk-bentuk program kerjasama dalam peningkatan pemanfaatan jasa kapasitas lingkungan dalam staff dari rangka kemandirian lembaga lain KPHP Gorontalo Utara
6
7 Peningkatan kapasitas personil dengan memanfaatkan pogram peningkatan kapasaitas staff dari lembaga lain
Menggalang kerjasama dengan lembagalembaga donor yang concern dan mengembangkan program payment environmental services untuk mendukukng pendanaan KPH
78
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara 1 3. Data potensi kawasan belum lengkap
4. Sarana dan Prasarana belum memadai
3 Para pemegang izin dapat diminta untuk mengumpulkan data potensi di wilayah kerjanya Para pemegang izin dapat diminita membangun sarana dan prasarana sebagi bagian program CSR
5. Kewenangan pengelola masih terbatas 6. Akses masih sulit dicapai
Melakukan kerjasama dengan pemilik izin untuk membuka akses ke lokasi/blok KPH yang sulit dijangkau
4
5
6
7 Menggalang kerjasama dengan lembaga riset seperti Universitas untuk menggali potensi yang dimiliki oleh KPHP Gorontalo Utara
9
Meningkatkan dukungan para pihak dalam pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana
Meningkatkan koordinasi dengan para pihak terutama pemerintah pusat dalam perluasan kewenangan Menggalang dukungan para pihak dalam upaya mempermudah akses ke kawasan KPHP Gorontalo Utara
79
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 21. Strategi Kombinasi Strengh (Kekuatan) dan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT Threat Ancaman)
Strength (Kekuatan) 1 1. Wilayah kelola yang luas
1. Kegiatan illegal logging
2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan
3. Rendahnya pendidikan dan
2
3 Memberikan hak akses kepada masyarakat untuk mengelola kawasan diblok pemberdayaan
4
2. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
Memberantas kegiatan illegal logging dengan struktur organisasi yang jelas
Memberantas kegiatan penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas
Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang struktur organisasi KPHP Gorontalo Utara
3. Mempunyai status hukum kelembagaan dan kawasan
Pemberantasan kegiatan illegal logging melalui penegakan hukum
Pemberantasan kegiatan penyerobotan lahan oleh masyarakat melalui penegakan hukum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang status hukum kawasan KPHP
4. Rendahnya tingkat kesejahteraan
5. Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat
5 Wilayah kelola yang luas membuka peluang masyarakat bisa melakukan kerjasama dengan KPHP
6 Membuat zona/blok dimana masyarakat bisa mengelola kawasan hutan
6. Pembakaran lahan
7
Menegakkan hukum bagi pelaku pembakaran lahan di dalam KPHP
80
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara 1 4. Adanya potensi jasa lingkungan PLTMH
2
5. Memiliki potensi kayu yang besar
6. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/pen yeimbang ekosistem
7. Sebagai hulu dari 6 DAS
Memberantas kegiatan illegal logging untuk memastikan hutan tetap berfungsi sebagai kawasan penyangga kehidupan
Memberantas kegiatan illegal
3
4 Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui kegiatan pemanfaatan PLTMH
5 Mengurangi masyarakat miskin melalui kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan
Meningkatkan pengetahuan/ pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan kayu secara lestari
Memanfaatkan potensi kayu yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan
Meningkatkan pengetahuan, pendidikan, pemahaman dan taraf hidup masyarakat sekitar untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan sebagai wilayah penyangga kehidupan/ penyeimbang ekosistem Meningkatkan taraf hidup dan
6
7 Mengurangi kegiatan pembakaran lahan berladang dengan melibatkan masyarakat di dalam kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan
Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (didalam/ sekitar kawasan) sehingga fungsi kawasan tetap terjaga
Mengurangi tingkat
Mencegah dan menanggulangi
81
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara besar
logging untuk menjaga hulu DAS
pendidikan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat sekitar untuk menjaga hulu DAS
kemiskinan sehingga fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga
pembakaran lahan untuk berladang (di dalam/ sekitar kawasan) sehingga fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga
82
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 22. Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) dan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT Threat (Ancaman)
Weakness (Kelemahan) 1 1. Jumlah Personil terbatas dan tidak sebanding dengan wilayah pengelolaan
2. Pendanaan belum memadai
3. Data potensi kawasan belum lengkap
1. Kegiatan illegal logging
2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan
2 Memberantas kegiatan illegal logging dengan meningkatkan jumlah personil dan kapasitas
3 Memberantas kegiatan penyerobotan lahan dengan meningkatkan jumlah personil dan kapasitas
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman
3. Rendahnya pendidikan
5
4. Rendahnya tingkat kesejahteraan
5. Berbatasan dengan lahan masyarakat
6 Meningkatkan jumlah personil dan kapasitas untuk mengawasi kawasan KPHP Gorontalo Utara yang berbatasan dengan lahan lahan masyarakar
7 Meningkatkan jumlah personil dan kapasitas untuk mencegah dan mengurangi kegiatan perburuan liar
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan
6. Pembakaran lahan
8 Mencegah dan menanggulangi kegiatan pembakaran lahan untuk berladang (di dalam/ sekitar kawasan) dengan meningkatkan jumlah pesonil dan kapasitas Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan
83
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara yang dihadapi
yang dihad
yang dihad
4. Sarana dan Prasarana belum memadai
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi illegal logging
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
5. Kewenangan pengelola masih terbatas
Penguatan koordinasidi dalam penyelesaian masalah illegal logging, penyerobotan lahan, dan batas dengan lahan masyarakat Membangun akses menuju KPHP untuk patroli
Penguatan koordinasidi dalam penyelesaian masalah illegal logging, penyerobotan lahan, dan batas dengan lahan masyarakat
6. Akses masih sulit dicapai
berbagai ancaman yang dihad Penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan
berbagai ancaman yang dihad
berbagai ancaman yang dihad Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam menanggulangi kebakaran hutan
84
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
B.
Proyeksi Proyeksi merupakan perkiraan tentang masa yang akan datang
dengan menggunakan data yang ada sekarang ini. Dalam konteks pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara proyeksi merupakan sebuah kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan
sumberdaya
alam.
Perencanaan
kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang selama kurun waktu 10 tahun. Perencanaan tersebut harus berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan dengan merujuk pada dokumen tata hutan dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki oleh pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Persoalan yang diprediksi akan muncul dimasa datang harus bisa diantisipasi dengan kebijakan yang diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan. Kebijakan yang dibuat oleh pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara harus merupakan bagian dari visi dan misi yang telah dibuat. Proyeksi program dan kegiatan untuk menyelesaikan yang membutuhkan biaya yang besar, harus dibuat bertahap demikian pula untuk program dan kegiatan yang bersifat pemberdayaan dengan fokus mengubah perilaku masyarakat dan meningkatkan ekonomi masyarakat harus dibuat bertahap. Agar program dan kegiatan
dapat
dievaluasi
keberhasilannya
maka
indikator
keberhasilan. Proyeksi rencana kegiatan secara makro selama 10 (sepuluh tahun) berdasarkan blok pengelolaan terdapat pada tabel 85
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 23 . Rencana Program dan Kegiatan Tahunan Selama 10 Tahun di Blok Inti No
1
2
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Inventarisa si kawasan blok inti dan tata batas kawasan pada KPHP unitIV Gorontalo Utara
Inventarisas i kondisi satwa dikawasan blok inti
Tersedianya data populasi satwa sebagai indikator stabilnya ekosistem blok inti Tersedianya data base potensi tegakan hutan pada blok inti
Pemantapa n status legal formal terhadap kelembaga an dan kawasan
Inventarisas i potensi tegakan hutan pada kawasan blok inti Tata batas dan pemasangan pal batas pada kawasan blok inti Pemetaan dan dokumentas i hasil inventarisasi dan tata batas kawasan blok inti Sosialisasi blok inti kepada masyarakat dan pemegang ijin pemanfaata n dan penggunaan hutan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Operasional KPHP unit IV Gorontalo
Waktu 2014 2019 2018 2023
Rencana Biaya (Rp 000)
200.000
600.000.
Selesainya tata batas dan pemasangan pal batas pada kawasan blok inti
1.500.000
Tersedianya data base peta hasil inventarisasi dan dokumentasnyai di blok inti
300.000
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang blok inti
300.000
Tersedianya dokumen rencana anggaran dan rencana kegiatan KPHP unit IV Gorontalo Utara
100.000.
86
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
3
Peningkata n kapasitas personi
Utara Pengiriman personil KPHP unit IV Gorontalo Utara untuk mengikuti Pendidikan jenjang S1 dan S2 Pertukaran kunjungan staf pengelola
4
5
Penyiapan Prosedur Kerja (SOP) sesuai bidang tugas dan kebutuhan
Perbaikan ekosistem di blok inti
Penyusunan Prosedur Kerja KPHP
Penyusunan dokumen arahan tugas pokok dan fungsi personil KPHP unit IV Gorontalo Utara Penetapan prioritas rehabilitasi kawasan blok inti dan mendesain model rehabilitasin ya
Personil KPHP unit IV Gorontalo Utara yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan S1, S2 sebanyak 95% dari seluruh pegawai selama 10 tahun Pengelola KPHP unit IV Gorontalo Utara mengirimkan beberapa personil untuk mengikuti pertukaran staf, studi banding ke KPH yang telah maju dan magang dibeberapa lembaga terkemuka Tersedianya dokumen prosedur kerja KPHP unit IV Gorontalo Utara
1.000.000
350.000
100.000
Tersedianya dokumen arahan TUPOKSI
100.000
Terdapatnya wilayah prioritas yang direhabilitasi pada kawasan blok inti
300.000
87
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Melakukan rehabilitasi lahan kritis di blok perlindunga n
Terehabilitasinya lahan-lahan kritis pada kawasan blok perlindungan dengan berbagai jenis pohon unggulan lokal dan tanaman MPTs yang bernilai ekonomis tinggi seluas 1000 ha
7.500.000
Tabel 24. Rencana Program dan Kegiatan Selama 10 Tahun di Blok Perlindungan No
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Waktu 20142018
1
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kelembagaan
2
Membangun bank data/ data base KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Pembanguna n kantor resort, perlengkapan kerja, dan pos jaga Pelatihan staf data base
Penyiapan perangkat data base
Penyusunan dan pengelolaan system data base
3
Inventarisasi kawasan blok
Inventarisasi potensi hutan pada
Rencana Biaya (Rp 000)
20192023
Terbangunnya 4 kantor resort, 16 pos jaga, alat komunikasi lapangan
1.500.000
Meningkatnya pemahaman personil KPHP dalam pengelolaan data base KPHP Unit V Gorontalo Utara Tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak sistem pengelolaan data base Terbangunnya sistem pengelolaan data base dipusat informasi KPHP unit IV Gorontalo Utara Tersedianya data base potensi hutan
100.000
100.000
200.000
600.000
88
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
perlindungan dan tata batas kawasan pada KPHP unit IV Gorontalo Utara
4
5
Pengukuhan kawasan blok perlindungan pada KPHP unit IV Gorontalo Utara
Penyusunan
kawasan blok perlindungan Tata batas dan pemasangan pal batas pada kawasan blok perlindungan Pemetaan dan dokumentasi hasil inventarisasi dan tata batas kawasan blok perlindungan Penetapan aturan tentang larangan pemanfaatan kawasan blok perlindungan dalam KPHP unit IV Gorontalo Utara oleh masyarakat dan perusahaan Mengupayak an kepastian hukum mengenai status, batas dan luas wilayah kawasan blok perlindungan pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara Menyusun
pada blok perlindungan Selesainya tata batas dan pemasangan pal batas pada kawasan blok perlindungan
1.500.000
Tersedianya data base peta hasil inventarisasi dan dokumentasnya i di blok perlindungan
300.000
Ditetapkannya peraturan daerah yang mengatur pengelolaan blok perlindungan sehingga tetap terjaga dari pemanfaatanny a, baik secara ekonomi, sosial dan budaya
250.000
Terwujudnya tertib kawasan blok perlindungan yang dapat menjamin kepastian hukum bagi masyarakat agar tidak memanfaatkan kawasan blok perlindungan pada kawasan KPHP unit IV Gorontalo Utara Terdapatnya
300.000
200.000
89
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
regulasi daerah yang mengatur kawasan perlindungan pada kawasan KPHP unit IV Gorontalo Utara
6
Perencanaan dan penyelenggar aan rehabilitasi lahan kawasan blok perlindungan pada KPHL unit V Gorontalo Utara
dan mensosialisa sikan regulasi pelestarian blok perlindungan kepada masyarakat dan kepada pengusaha kehutanan Menyusun master plan penyelenggar aan rehabilitasi lahan kritis pada kawasan blok perlindungan di KPHLunit V Gorontalo Utara Penetapan prioritas rehabilitasi kawasan blok perlindungan dan mendesain model rehabilitasiny a Melakukan rehabilitasi lahan kritis di blok perlindungan
regulasi yang mengikat bagi masyarakat agar tidak memanfaatkan kawasan perlindungan
Tersusunnya master plan perencanaan dan rehabilitasi kawasan blok perlindungan yang dijadikan dasar pengelolaan kawasan blok perlindungan, baik secara ekonomi, sosial dan budaya Terdapatnya wilayah prioritas yang direhabilitasi pada kawasan blok perlindungan
Rp. 400.000.000
Terehabilitasiny a lahan-lahan kritis pada kawasan blok perlindungan dengan berbagai jenis pohon unggulan lokal dan tanaman MPTs yang bernilai ekonomis tinggi seluas 4000 ha
7.500.000
300.000
90
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 25. Rencana Program dan Kegiatan Selama 10 Tahun Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan Wilayah Tertentu No
1
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Memantap kan penetapan fungsi pemanfaat an kawasan, jasa lingkungan dan HHKB untuk areal kelola KPHP unit VGorontalo Utara bagi masyaraka t
Inventarisasi potensi kawasan hutan, jasa lingkungan dan HHKBpada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara
Tersedianya dokumen peta dan data base secara lengkap menyangkut batas, luas, potensi serta status blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHKB pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara Mantapnya status blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK yang proporsional dan mempertahankan hutan utuh dengan luas minimal 30% yang menyebar merata di seluruh DAS dalam wilayah KPHP unit IVGorontalo Utara Tersusunya data base hasil dokumentasi inventarisasi potensi pada blok pemanfataan dan wilayah tertentu
Tata batas dan pemasangan pal batas kawasan hutan, jasa lingkungan dan HHKB pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara
Pemetaan dan dokumentasi hasil inventarisasi dan tata batas kawasan hutan, jasa lingkungan dan HHKB pada kawasan KPHP unit VGorontalo Utara 2
Peningkata
Pembentukan
Terbentuknya
Waktu 2014- 20192018 2023
Rencana Biaya (Rp 000) 600.000
1.500.000
300.000
100.000
91
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
n pemanfaat an hasil hutan bukan kayu pada blok kawasan, jasa lingkungan dan HHBK pada kawasan KPHP unit IVGorontal o Utara
3
Peningkata n fungsi hutan
unit usaha HHBK masyarakat disetiap Desa pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara Pembentukan unit usaha HHBK masyarakat disetiap Desa pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara Pelatihan pemungutan dan pengolahan hasil hutan bukan kayu bagi masyarakat Penyediaan dan diseminasi data potensi HHBK/Jasa Lingkungan Penyederhan aan regulasi prosedur perizinan dan kepastian usaha IUPHHBK dan IUPJL Penyediaan infrastruktur yang memadai
Penyediaan sarana dan prasarana
unit-unit usaha masyarakat di bidang pengolahan HHBK pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara
Terbentuknya Industri Pengolahan Bukan Kayu (IUPHHBK) pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara
100.000
Meningkatnya skill masyarakat dalam mengelola hasi hutan bukan kayu
100.000
Tersusunnya database tentang potensi kayu dan HHBK termasuk komidti pertanian dan perkebunan Tersusunya regulasi yang sistem insentif untuk berusaha di wilayah blok pemanfaatan dan wilayah tertentu
200.000
Membangun infrastruktur jalan primer dan tersier di blok pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK serta pada wilayah tertentu Terbangunya kawasan wisata alam seperti
200.000
10.000.000
5.000.000
92
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
sebagai jasa lingkungan untuk kawasan wisata alam
4
5
Rasionalisa si jumlah dan kapasitas produksi perusahaa n kehutanan dan industri hasil hutan agar dapat beroperasi secara sehat dan berkelanjut an tanpa dampak negatif terhadap kelestarian blok kawasan, jasa lingkungan dan HHBK
Pengemban gan wilayah tertentu untuk kepentinga n diluar sektor kehutanan
wisata alam yang memadai
Pembentukan kelompok pengelola hutan wisata yang berwawasan lingkungan Rasionalisasi kuota pemanfaatan hutan dan hasil hutan berdasarkan potensi blok kawasan jasa lingkungan dan HHBK
Rasionalisasi perijinan pengusahaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan pada blok jasa lingkungan dan HHBK serta wilayah tertentu Melakukan kerjasama dengan pihak investor untuk pengembanga n komoditi diluar sektor kehutanan
shelter, pemondokan wisatawan, pos pengamanan, kesehatan dan lain-lain Terbentuknya kelompok/unit pengelola hutan wisata
200.000
Tercapainya keseimbangan antara kapasitas produksi perusahaan sektor kehutanan dengan luas kawasan produktif dan potensi hasil hutan unggulan pada blok kawasan, jasa lingkungan dan HHBK pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara Dievaluasinya rasionalisasi blok pemanfaatan jasa lingkungan dan wilayah tertentu
100.000
Terbangunnya kerjasama antara pihak KPHP unit IV Gorontalo Utara dan pihak investor melalui MOU
100.000
100.000
93
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 26.Rencana Program dan Kegiatan Selama 10 Tahun di Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu No
1
2
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Peningkatan pemanfaatan HHK-HA yang sesuai kemampuan kawasan KPHP unit IV Gorontalo Utara
Pembentukan unit usaha HHK-HA baik yang dikelola masyarakat maupun pihak swasta Pelatihan pemungutan dan pengolahan hasil hutan kayu bagi masyarakat Menyusun aturan yang spesifik lokasi bagi pengembanga n investasi pengelolaan HHK-HA pada kawasan KPHP unit IVGorontalo Utara Rehabilitasi hutan dan lahan di Blok pemanfaatan HHK-HA
Terbentuknya unit-unit usaha masyarakat dan pihak swasta di bidang pengolahan HHKHA Meningkatnya skill masyarakat sekitar KPHP unit IV Gorontalo Utara dalam mengelola hasil hutan kayu Disahkannya perda/ aturan tentang model pengembangan pengelolaan HHK-HA
Pengawasan dan penegakan pelaksanaan aturan kegiatan pengelolaan di Blok HHK-HA
Terbentuknya organisasi pengawasan RHL dan Pemanfaatan di Blok HHK-HA
Pemulihan ekosistem di blok HHK-HA dengan jenis pohon komersial unggulan (minimal sama dengan yang ditebang)
Terehabilitasinya lahan kritis dan tidak bervegetasi seluas 4439,73 ha/tahun dengan tanaman MPTs dan Tanaman Berkayu lokal yang memiliki nilai ekonomis tinggi
Waktu 2014- 20192018 2023
Rencana Biaya (Rp 000) 100.000
100.000
250.000
15.000.000
50.000.
94
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 27. Rencana Program dan Kegiatan Selama 10 Tahun di Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman No
1
2
3
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Peningkatan pemanfaatan HHK-HT yang sesuai kemampuan kawasan pada KPHP unit IV Gorontalo Utara
Pembentuk an unit usaha HHK-HT masyaraka t dan pihak swasta Pelatihan pemunguta n dan pengolaha n hasil hutan kayu bagi masyaraka t Penetapan wilayah peruntukk an hutan tanaman bagi masyaraka t Penanama n areal hutan tanaman dengan tanaman fast growing species seperti jabon dan sengon Melakukan Pelatihan dan pendampin gan penerapan teknik budidaya hutan tanaman bagi masyaraka
Berkembangnya unit-unit usaha masyarakat dan pihak swasta di bidang pengolahan HHKHT Meningkatnya skill Pengolahan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) hutan tanaman di kalangan masyarakat yang mengusahakan hutan tanaman Peta-peta penetapan wilayah penanaman hutan tanaman untuk masyarakat
Penanaman areal dengan jenis pohon fast growing species yang mempunyai nilai komersial tinggi
Mengurangi laju pembukaan hutan untuk areal ladang berpindah masyarakat pada blok pemanfaatan HHK-HT
Waktu 2014- 20192018 2023
Rencana Biaya (Rp. 000) 100.000
200.000
250.000
Tertanamnya wilayah blok pemanfaatan hutan tanaman seluas 1000 ha/tahun
100.000.000
Meningkatnya produktifitas dan keberlanjutan ladang berpindah masyarakat yang tidak merusak kawasan KPHP unit IV Gorontalo Utara
200.000
95
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
4
Pengembang an produk hasil hutan tanaman
t pada kawasan KPHP unit V Gorontalo Utara Melakukan kerjasama untuk pengemban gan playwood Rasionalisa si perizinan pengusaha an hutan dan pemanfaat an hasil hutan dan perkebuna n berdasarka n asas pemerataa n yang keadialan secara berkelanjut an pada blok pemanfaat an HHKHT
Terbangunnya pabrik playwood
200.000
Tertatanya kembali blok pemnfaatan HHK-HT
350.000
96
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel 28. Rencana Program dan Kegiatan Selama 10 Tahun di Blok Pemberdayaan Masyarakat No
1
2
Program
Membentuk dan membina kelompokkelompok usaha masyarakat di bidang kehutanan dan perkebunan berbasis kampung/m arga
Pelatihan dan pendampinga n pengelolaan komoditas kehutanan dan perkebunan serta penanganan pasca panennya
Kegiatan
Output
Waktu 2014- 20192018 2023
Rencana Biaya (Rp 000) 100.000
Membentuk kelompokkelompok usaha masyarakat sesuai komoditas unggulan setempat
Terbentuknya kelompokkelompok usaha masyarakat mandiri sesuai komoditas unggulan setempat dalam upaya memanfaatkan blok pemberdayaan masyarakat
Membina dan memberdaya kan kelompokkelompok usaha masyarakat untuk dapat mandiri dan terus berkembang Pelatihan manajemen dan permodalan usaha
Kelompok yang dibentuk semakin mandiri dan terus berkembang dilihat dari sisi usaha
300.000
Meningkatnya kemampuan mengelola keuangan
500.000
Meningkatnya kemampuan manajerial dan teknis masyarakat dalam pengelolaan komoditas kehutanan dan
500.000
Pelatihan dan pendampinga n pengelolaan komoditas kehutanan dan perkebunan
97
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
3
Peremajaan tanaman perkebunan masyarakat pada kawasan KPHP unit IV Gorontalo Utara
untuk meningkatka n produktifitas dan kualitas produk Melakukan penanaman kembali komoditi perkebunan
perkebunan untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas produk Meningkatnya produktifitas dan kualitas produk lahan perkebunan masyarakat pada blok pemberdayaan masyarakat
1.500.000
98
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
BAB V. RENCANA KEGIATAN A.
Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya. Inventarisasi merupakan kegiatan penjelajahan setiap bagian dari
kawasan KPH untuk memperoleh pengetahuan status dan keadaan dari fisik lapangan, jenis flora dan fauna, tipe komunitas atau ekosistem, kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan KPHP Gorontalo Utara, disertai dengan identifikasi dan koleksi atas specimen unsur-unsur penyusun sumber daya alam hayati dan ekosistem. Inventarisasi
potensi
umumnya
dilakukan
melalui
tahapan
kegiatan eksplorasi dan survei lapangan. Praktek kegiatan inventarisasi dan
monitoring
berhubungan
mencakup
dengan
pengetahuan
penggunaan
dan
metoda
keterampilan dan
teknik
yang dalam
pelaksanaan kegiatan inventarisasi Kegiatan inventarisasi pada seluruh kawasan agar direncanakan dilakukan setiap tahun sekali untuk mendapatkan potensi-potensi SDH yang
bisa
dikembangkan
dimasa
yang
akan
datang.
Dalam
melaksanakan inventarisasi maka diperlukan survei lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi secara spesifik dari komponenkomponen penyusun sumber daya alam hayati dan ekosistem, yang mencakup pengukuran atas jenis, populasi, penyebaran, sex-ratio, 99
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
kerapatan/kelimpahan populasi, status kelangkaan, status lingkungan hidup, permasalahan dan sebagainya dari potensi dan kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistem, termasuk sosial ekonomi budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan KPHP Unit IVGorontalo Utara. Kegiatan survei lapangan dan inventarisasi pada seluruh kawasan sebaiknya diselesaikan dalam 2 tahap yaitu lima tahun pertama dan lima tahun kedua sepanjang personil tersedia. Untuk tahap pertama (2014-2018) inventarisasi dilakukan diblok inti dan di wilayah tertentu, blok pemanfaatan jasling sedangkan tahap kedua dilakukan di blok perlindungan (2019-2023), seperti terlihat pada gambar dan tabel berikut
Gambar 5. Peta lokasi inventarisasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara
100
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Berdasarkan hasil analisis spatial jumlah plot inventarisasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara mencapai 1218 plot, dengan asumsi setiap regu mampu menyelesaikan 1 plot inventarisasi dengan alokasi waktu 21 hari maka selama 1 bulan dibutuhkan 37 regu inventarisasi. Jika asumsi ini terpenuhi maka pada tahun ke 10 seluruh blok dan petak telah mempunyai data dan informasi terkait dengan potensi tegakan, volume kayu, volume kayu komersil, kondisi flora dan fauna, kondisi ekosistem dan kondisi lahan hutan. Tabel29. Jumlah Plot Inventarisasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara No
FUNGSI HUTAN
BLOK PENGELOLAAN
HL
HP
Jumlah
HPT
1
Blok Inti
126
126
2
Blok Pemanfaatan
3
38
4
Blok Pemanfaatan HHK-HA Blok Pemanfaatan JasLing dan HHBK
5
Blok Pemberdayaan Masyarakat
6
Blok Perlindungan
81
Grand Total
207
81 419
457
23
23
30
185
215
4
312
316
72
939
1218
Sumber: Data hasil olahan spatial, 2013
B.
Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu. Wilayah
tertentu
adalah
wilayah
hutan
yang
situasi
dan
kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya. Karena kondisinya yang belum menarik investor, maka di harapkan pihak pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara bisa mempromosikan
kawasan ini kepada pihak investor.
Pengembangan usaha pada wilayah tertentu bisa diarahkan kepada
101
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
usaha di luar sektor kehutanan dengan tetap memperhatikan prinsipprinsip kelestarian dan skala ekonomis Pengembangan wilayah tertentu diarahkan sebagai salah satu wilayah usaha unggulan yang mendatangkan keuntungan finansial bagi KPHP Unit IVGorontalo Utara. Keuntungan finansial yang didapatkan akan mempercepat kemandirian KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Berdasarkan arahan strategis dan kondisi lapangan maka pemanfaatan wilayah tertentu dapat dilakukan blok pemanfaatan di hutan lindung seluas
364,3996ha, blok pemanfaatan jasa lingkungan di hutan
produksi seluas 4697,733 ha, pemanfaatan hutan kayu hutan alam seluas 18553,6698 ha dan pemanfaatan hutan tanaman seluas 758,6298 ha. Sehingga total arahan untuk pemanfaatan hutan wilayah tertentu adalah 24.374,432 ha terdiri dari HL 364,40 ha, HPT 19.208,026 ha dan HP 4.802,006 ha. Adapun sebaran wilayah tertentu disajikan pada gambar dan tabel berikut Tabel 30. Luasan pemanfaatan wilayah tertentu di KPHP Unit IV Gorontalo Utara Nama Blok Blok Pemanfaatan (HL) Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, HHBK (HP) Blok Pemanfaatan HHK-HA (HP) Blok Pemanfaatan HHK-HT (HP) Grand Total
1.
Luas 364,3996 4697,733 18553,670 758,6298 24.374,432
Pemanfaatan jasa lingkungan Jasa lingkungandidefinisikan sebagai jasa yang diberikan oleh
fungsiekosistem alam maupun buatan yang nilai dan manfaatnya dapatdirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh para 102
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pemangkukepentingan memelihara kehidupan
(stakeholder)
dalam
dan/ataumeningkatkan masyarakat
rangka
kualitas
dalammewujudkan
membantu
lingkungan
pengelolaan
dan
ekosistem
secara berkelanjutan. Sedangkan
pemanfaatan
jasa
lingkungan
adalah
upaya
pemanfaatan potensi jasa (baik berupa jasa penyediaan/provisioning services, pengaturan/ regulating services, maupun budaya/cultural services) yang diberikan oleh fungsi ekosistem dengan tidak merusak dan mengurangi fungsi pokok ekosistem tersebut. Kegiatannya dapat pemanafaatan jasa lingkungan berupa : usaha wisata alam, usaha olahraga tantangan, usaha pemanfaatan air, usaha perdagangan karbon (carbon trade) atau usaha penyelamatan hutan dan lingkungan pada kawasan HPT seluas 4.697,73 ha.Berdasarkan hasil inventarisasi produk jasa lingkungan yang berpotensi sebagai PLTMH adalah sebagai berikut Tabel 31. Potensi Pemanfaatan jasa lingkungan PLTMH Lokasi Sungai Zuriyati Sungai Monano Air Terjun Kasia Air Terjun Bubode PLTM Moango Sungai Papualangi
Desa/ Kecamatan Zuriyati/ Monano Tolitohuyu
Kapasitas
Akses
Keterangan
18 kw
Mudah
15 Kw
Mudah
Kasia/ Sumalata Bubode/ Tomilito Buata/ Atinggola Cempaka putih/ Tolinggula
-
Mudah
-
Mudah
2x600 kw
Mudah
15 kwh
Mudah
Telah dimanfatkan Telah dimanfatkan Potensi (> 50 liter/detik) Potensi (> 50 liter/detik) Telah dimanfatkan Telah dimanfaatkan
Sumber: Balai wilayah sungai 2013
103
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Cara kerja PLTMH secara sederhana adalah : “Air dalam jumlah tertentu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu menggerakkan kincir yang ada pada Turbin PLTMH, kemudian putaran Turbin tersebut digunakan
untuk
menggerakkan
Generator
(dinamo
penghasil
listrik)”.Listrik yang dihasilkan akan dialirkan melalui kabel ke rumahrumah Pembangkit Listrik Tenaga Air (microhydro power) merupakan salah satu solusi altenatif untuk menjawab keterbatasan energi saat ini. Penyediaan energi yang memadai serta ramah lingkungan merupakan salah satu persyaratan untuk pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan, akan tetapi dengan pesatnya perkembangan/ kemajuan ekonomi dan pertumbuhan penduduk serta tingginya tingkat konsumsi telah memperhadapkan Indonesia dengan berbagai permasalahan energi yang semakin meningkat. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya air di dalam kawasan KPH diarahkan pada : 1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara pada umumnya dan masyarakat disekitar kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara 2. Peningkatan pelayanan publik terutama pada penyediaan air bersih dan penyediaan sumberdaya energi listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar KPHP
104
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
3. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelayanan air bersih dan energi listrik terbarukan yang berada di sekitar kawasan untuk pendayagunaan jasa lingkungan; 4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dengan melihat potensi pasar pengembangan jasa lingkungan air baku 5. Pengembangan kerjasama dengan masyarakat luas dalam upaya pemanfaatan potensi jasa lingkungan, yang diarahkan pada upaya peningkatan penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat sekitar kawasan. 2.
Pemanfaatan wilayah wisata alam dan marine ccotourism Hasil survey biofisik menunjukkan di beberapa lokasi terdapat
kawasan yang unik dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata alam dan marine ecotourism (ekowisata berbasis wilayah pesisir dan laut). Beberapa wilayah yang bisa dijadikan sebagai wilayah wisata alam dan marine ecotourism adalah air terjun didinga, air terjun kasia, pantai minanga Atinggola dan wilayah pesisir yang membentang dari wilayah Atinggola hingga kecamatan Anggrek. Secara konseptual
pengembangan
wisata
alam
danmarine
ecotourism
direncanakan untuk mengatasi permasalahan degradasi hutan alam dan mangrove sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar pesisir dan sekitar hutan yang pada umumnya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan demikian pengembangan wisata alam dan
marine
ecotourism
di
KPHP
Unit
IV
Gorontalo
Utara 105
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
mengintegrasikan 4 hal yaitu: 1) konservasi hutan, 2) keindahan alam hutan tropis dan pantai di sekitar mangrove, 3) potensi pengembangan HHBK dan tambak dan 4) partisipasi masyarakat desa sebagai SDM pelaksana kegiatan. Pengembangan wisata alam dan marine ecoturisme di kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang
signifikan
pada
pengelolaan
kawasan
maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. Hal penting yang perlu dilakukan dalam pengembangan wisata alam dan marine ecoturisme adalah analisa mendalam tentang sosial budaya masyarakat sekitar kawasan, karena kegiatan ekowisata sepenuhnya melibatkan masyarakat sekitar kawasan. Kesiapan masyarakat disekitar kawasan seperti pengetahuan tentang kawasan sangat diperlukan. Hal lain yang perlu di identifikasi mengidentifikasi potensi pengunjung terutama potensi wisatawan mancanegara, mengingat wisata alam danmarine ecotourism sangat menarik bagi wisatawan Eropa, Australia dan Amerika. Perlu juga mempertimbangkan kerjasama dengan investor dan pemerintah lokal terkait dengan promosi dan pemasaran usaha ekowisata. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah memasukkan potensi ekowisata di KPHP Unit IV Gorontalo Utara sebagai bagian dari perjalanan tour beberapa travel. Memasukkan
paket
tour
ecoturism
bisa
dilakukan
dengan
beberapa biro perjalanan maupun hotel yang bertaraf international. 106
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Model kerjasama yang dilakukan adalah model kemitraan dimana posisi KPHP Unit IV Gorontalo Utara sebagai penyedia jasa dan pihak penyedia layanan jasa perjalanan adalah sama. Agar memiliki kekuatan hukum
maka
bentuk
kerjasama
bisa
dilakukan
dengan
cara
menandatangani kesepakatan kerjasama (MOU). Dalam kerjasama tersebut patut dicantumkan hak dan kewajiban masing-masing pihak Pengembangan marine ecotourism perlu dilakukan secara bertahap dan hati-hati karena kehadiran pengunjung akan memberikan dampak pada lokasi yang dikunjungi. Oleh kerena itu perlu adanya regulasi untuk memberi rambu-rambu agar kegiatan marine ecotourism di kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara tidak menimbulkan kerusakan ekositem dan lingkungan sehingga mengganggu fungsi pelestarian dan pengawetan alam di KPHP Unit IVGorontalo Utara. Oleh karena itu, dalam membuat regulasi harus mempertimbangkan aspek ekologi, estetika, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal. Regulasi juga bisa diarahkan untuk mangatur kontribusi usaha marine ecotourism untuk pengelolaan KPHP Unit IVGorontalo Utara. Paket wisata yang dikembangkan
sebaiknya
mengintegrasikan
potensi
dan
aktivitas
budaya masyarakat serta pendidikan lingkungan untuk pengunjung. Agar marine ecotourism dapat berkembang maksimal, para pengunjung harus mendapatkan layanan yang optimal dan memuaskan. Layanan yang perlu disediakan bagi pengunjung antara lain kemudahan untuk mendapatkan
informasi
mengenai
objek
marine
ecotourism, 107
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
ketersediaan media informasi mengenai objek dan lokasi marine ecotourism
yang
dikemas
dimengerti,
pelayanan
pemanduan
yang
secara
akomodasi
profesional
dan
lengkap, yang menarik
menarik
dan
memadai, dilengkapi
mudah
pelayanan petunjuk
keselamatan bagi pengunjung yang mengunjungi suatu objek atau lokasi marine ecotourism dalam kawasan serta ketersediaan sarana, prasarana dan fasilitas pendukung lainnya. Dalam pengusahaan marine ecotourism, KPHP Unit IVGorontalo Utara perlu mendorong pemerintah daerah untuk mewujudkan paket wisata yang yang terintegrasi antara objek wisata daerah dan objek marine ecotourism di KPHP UnitIV Gorontalo Utara sehingga keberadaan KPHP Unit IVGorontalo Utara mendapat support dari Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Perlu dilakukan penyusunan strategi dan regulasi pengusahaan marine ecotourism yang mencakup inventarisasi dan identifikasi potensi marine ecotourism di KPHP Unit IVGorontalo Utara, analisis sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, analisis pasar yaitu identifikasi kelompok atau sasaran atau pengunjung potensi marine
ecotourism
dan
kebutuhannya,
pengembangan
kerjasama
dengan masyarakat lokal, promosi dan pemasaran usaha marine ecotourism yang didukung oleh sistem managemen usaha wisata serta mekanisme pelibatan para pihak dalam penyelenggaraan usaha marine ecotourism. Adanya regulasi dalam penyelenggaraan marine ecotourism untuk memberi rambu-rambu agar kegiatan marine ecotourism di 108
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara tidak memnggangu fungsi pelestarian dan pengawetan alam di KPHPUnit IVGorontalo Utara, tidak menyebabkan kerusakan ekosistem dan lingkungan di kawasan KPHP Unit
IVGorontalo
Utara
dan
tidak
menggangu
keberlanjutan
penghidupan masyarakat setempat. Regulasi penyelenggraan marine ecotourism mencakup adanya aturan yang menjamin pelayanan, kenyamanan
dan
keselamatan
pengunjung,
kelestarian
dan
keselamatan ekosistem di sekitar objek marine ecotourism dengan mekanisme pelibatan para pihak dan desain kerangka kelembagaan kolaboratif dalam pengelolaan usaha marine ecotourism. Kontribusi usaha marine ecotourism bagi pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar objek marine ecotourism yang dikembangkan dengan dukungan mekanisme pembagian manfaat dan keuntungan antara KPHP Unit IVGorontalo Utara dan para pihak yang terlibat dalam penyelenggraan marine ecotourism Pengembangan
produk
marine
ecotourism
diarahkan
untuk
membangun ekowisata yang berkelanjutan, yaitu ekowisata yang berbasiskan
masyarakat
serta
mempunyai
orientasi
pada
aspek
konservasi lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal termasuk
peningkatan
ekonomi,
penciptaan
lapangan
kerja
dan
peluang usaha bagi masyarakat lokal. Disamping itu, diupayakan juga pendidikan publik, peningkatan pendapatan daerah. Pengembangan produk marine ecotourism perlu disesuaikan dengan karakteristik objek 109
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
dan lokasi marine ecotourism, kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat dan kelompok sasaran yang menjadi target pasar dari usaha ekowisata itu sendiri. Manajemen pengelolaan ekowisata termasuk pengembangan kerangka kelembagaan dan model kerjasama kolaboratif. Kegiatan-kegiatan jangka panjang dalam program ini, mencakup antara lain : 1. Menyusun strategi dan regulasi pengusahaan marine ecotourism 2. Pengembangan produk dan pelatihan ekowisata 3. Pengembangan rambu-rambu dan jalur interpretasi 4. Peningkatan investasi pengusahaan 5. Peningkatan pelayanan dan pengelolaan ekowisata 6. Pengembangan jaringan marine ekoturisme 7. Penyebaran informasi, promosi dan publikasi 8. Membangun fasilitas sarana dan prasarana ekowisata 3.
Pemanfaatan kayu Pemanfaatan
memanfaatkan dan
hasil
hutan
kayu
adalah
kegiatan
mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan
tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi Pemanfaatan
hasil
untuk
hutan
kayu
dalam
kawasan
di
pokoknya. dalam
blok
pemanfaatan kayu hutan alam KPHP Unit IVGorontalo Utaradiarahkan pada pemanfaatan kayuskala menengah dan skala besar serta untuk kebutuhan masyarakat sesuai arahan Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) dan Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP). 110
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Terdapat
2
alasan
mengapa
pemanfaatan
kayudiarahkan
pada
pemanfaatan kayu skala menengah dan skala besar: 1) masih tingginya permintaan kayu untuk kepentingan rakyat. 2) dalam peta RKTN, wilayah hutan produksi di Kabupaten Gorontalo Utaratermasuk dalam pengembangan hutan skala besar, 3) potensi kayu komersial kelas 1 yang berdiameter > 60 cm di KPHP Unit IV Gorontalo Utarabisa mencapai 20,68 m3/hadan ini belum termasuk potensi kayu komersil kelas 2 dan rimba campuran. Pemanfaatan kayu hutan alam di KPHP Unit IV Gorontalo Utara dikelola melalui sistem pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL). Konsep PHPL menekankan pada usaha pemanfaatan kayu dengan mempertimbangkan kelestarian fungsi produksi, ekologi dan fungsi sosial secara terus menerus. Ketiga fungsi tersebut harus terkait satu sama lain dan harus dikelola secara proporsional dan terintegrasi. Adapun blok pemanfaatan kayu hutan alam di KPHP Gorontalo Utara dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini
111
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gambar 6. Sebaran wilayah pemanfaatan kayu di KPHP Tabel 32. Luas wilayah blok pemanfaatan kayu di hutan alam Nama blok Jumlah Petak Blok Pemanfaatan HHK-HA 192 Total Luas Pemanfaatan HHK192 HA Sumber: Hasil analisis spatial 2012
Luas (ha) 18553,670 18553,670
Pemberian ijin IUPHHK-HA tetap mengacu pada pembagian blok petak IUPHHK dimana penebangan kayu mengikuti daur pohon yaitu 35 tahun, dimana setiap tahun luas wilayah yang dipanen sekaligus yang
ditanami
dengan
sistem
silvikultur
intensif
maksimal282
ha/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan jatah tebangan dan rencana pemanfaatan kayu maka pemanfaatan kayu selama 5 tahun rata-rata berada pada luasan 2650,524 ha dengan jumlah rata-rata 27petak tebangan. Adapun luasan masing-masing petak tebangan dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini: 112
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Tabel33. Rencana Pemanfaatan Kayu di Hutan Alam KPHP Unit IV Gorontalo Utara Rencana Kerja 5 tahun 1 RKL I 2 RKL II 3 RKL III 4 RKL IV 5 RKL V 6 RKL VI 7 RKL VII Grand Total
Fungsi Kawasan
No
HP
HPT
1.130,33 313,53 2.365,67 233,47
4.043
2.799,66 1.537,53 2.175,66 2.521,72 2.702,50 2.773,61 14.510,67
Luas
Jumlah
Total
Petak
2.799,66 2.667,85 2.489,18 2.365,67 2.755,19 2.702,50 2.773,61 18.553,67
27 33 29 27 24 24 28 192
Sumber; Hasil olahan data, 2013
4.
Pemanfaatan hutan kayu hutan tanaman (HHK-HT) Blok pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan tanaman merupakan
kawasan yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan kayu. Untuk menunjang pemanfaatan hasil kayu hutan tanaman secara berkelanjutan
maka
blok
pengembangan
usaha
skala
pemanfaatannya menengah
diarahkan
sampai
dengan
untuk besar.
Pengembangan usaha skala menengah dan skala besar tetap mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sejak tahun 2011 di wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara telah terdapat 2 IUPHHK-HTI yang dipegang oleh PT. Gema Nusantara Jaya luas 29.750 hayang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan No 610/Menhut-II/2011 tanggal 25 Oktober 2011 dan PT Gorontalo Citra Lestari dengan luas izin 46.170 ha melalui SK Menteri No 261/MenhutII/2011. Meskipun demikian pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara 113
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
telah menetapkan wilayah pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman dengan luas 42.061,79 ha.Dasar penetapan blok pemanfaatan HHK-HT adalah wilayah tersebut termasuk dalam wilayah kritis dan tidak bervegetasi, Dalam RKTN/RKTP wilayah yang telah dideliniasi oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara termasuk dalam pengusahaan hutan skala besar. Tabel34. Luas blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman Nama Blok
Luas (Ha)
Total Luas Blok Pemanfaatan HHK-HT
42.061,79
IUPHHK – HTI PT. Gema Nusantara Jaya
29.750,00
IUPHHK-HTI PT Gorontalo Citra Lestari Blok Pemanfaatan HHK-HT di wilayah tertentu
16.383,66 758,629 (HPT 606,903 ha; HP 151,726 ha)
Gambar 7. Rencana Bagan Kerja Blok Pemanfaatan Kayu Hutan Tanaman
5.
Pemanfaatan Kawasan pada Blok Pemanfaatan Hutan Lindung seluas 364,40 Ha
C.
Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk 114
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
memperbaiki
situasi
dan
kondisi
diri
sendiri.
Dalam
konteks
pengelolaan hutan terutama dalam rangka pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo
Utara,
memperkuat
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
masyarakat sekitar
diarahkan
hutan
dan
untuk
sekaligus
mendorong partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan hutan Peraturan Dirjen Planologi Kehutanan No P5/VII-WP3H/2012 tentang
petunjuk
teknis
tata
hutan
dan
penyusunan
rencana
Pengelolaan hutan pada kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) dan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) telah menegaskan pengelolaan
diblok
pemberdayaan
masyarakat
diarahkan
pada
pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm), hutan tanaman rakyat (HTR) dan hutan desa (HD).Prof Dudung Darusman dalam sebuah tulisannya mengemukakan, bahwa strategi yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan program pemberdayaan masyarakat sekitar hutan terutama dalam skema social forestry (HKm, HTR dan HD) adalah: 1) pembukaan dan pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat kepada semua bentuk partisipasi skala usaha untuk mengelola hutan baik secara langsung maupun tidak langsung, 2) setelah diberi kesempatan, maka pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan masyarakat tersebut, jika berhasil maka dilanjutkan dan jika belum berhasil maka perlu ada pembinaan kembali atau diberhentikan sementara, 3) peranan pemerintah sebaiknya tidak terlalu besar, sebaliknya pemerintah sebaiknya bertindak seperti “wasit” 115
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Mengacu pada hal tersebut diatas dan sesuai dengan hasil survei di lapangan blok pemberdayaan masyarakat di KPHP Gorontalo Utara diarahakan
pada
kegiatan
pengembangan
HKM
dan
HTR.
Pengembangan HTR di sekitar batas terluar KPHP Gorontalo Utara. Konsep HKm dan HTR merupakan konsep pemberdayaan masyarakat dimana
peran
dan
akses
masyarakat
dalam
diperbesar. Adapun justifikasi pengembangan HKM
mengelola
hutan
dan HTR di blok
pemberdayaan didasarkan pada kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki potensi hasil hutan kayu yang rendah 2. Dekat dengan pemukiman masyarakat dan memiliki akses 3. Merupakan areal tidak berhutan 4. Merupakan wilayah yang tidak berhutan dan harus direhabilitasi Hutan kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk mendapatkan manfaat sumberdaya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. HKm hanya diberikan di kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Ketentuannya, hutannya tidak dibebani hak atau ijin dalam pemanfaatan hasil hutan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Ijin Usaha Pemanfaatan Pengelolaan HKm
116
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
(IUPHKm) di berikan untuk jangka waktu 35 tahun dan dapat di perpanjang sesuai dengan hasil evaluasi setiap 5 tahun Dengan mendapat hak pengelolaan, masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan berpotensi sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya sekaligus melestarikan kawasan hutan yang dikuasainya. Hal ini dimungkinkan karena pemegang hak pengelolaan hutan
desa
berhak
memanfaatkan
kawasan,
jasa
lingkungan,
pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Secara teoritis pemberian hak kelola kepada masyarakat untuk jangka waktu yang lama bisa memotivasi masyarakat untuk mengelola kawasan tersebut secara arif dan bijaksana. Luas rencana pemberdayaan masyarakat mencapai + 590 ha, terdiri dari pengembangan Hutan Kemasyarakatan seluas 200 ha (HPT), pengembangan Hutan Desa seluas 140 ha (HP) dan pengembangan Hutan Tanaman Rakyat seluas 250 ha (HP.) Adapun lokasi blok pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada gambar 13, sedangkan arahan untuk lokasi HKm dan HTR dapat dilihat pada gambar 14.
117
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gambar 8. Peta blok pemberdayaan masyarakat
Gambar 9. Lokasi RencanaHKm, HTR dan HTIdi KPHP Unit IV Gorontalo Utara
118
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan dalam HKm, yaitu budidaya tanaman obat, tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa liar, atau budidaya pakan ternak. Sedangkan dalam memanfaatkan jasa lingkungan dapat melalui kegiatan usaha pemanfaatan jasa aliran air, pemanfaatan air, Ekowisata, perlindungan keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, atau penyerapan dan penyimpanan karbon Kegiatan lain yang dapat dikembangkan diblok pemberdayaan adalah pengembangan hutan tanaman rakyat. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi
yang
meningkatkan
dibangun potensi
dan
oleh
kelompok
kualitas
hutan
masyarakat
untuk
produksi
dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan (PP 6/2007 bab 1 pasal 1:19). Ketentuan umum di dalam PP 6/2007 di atas memberikan batasan yang tegas tentang HTR, sehingga khalayak bisa memahami perbedaan antara HTR dengan Hutan Kemasyarakatan (HKM) dan Hutan Rakyat. HTR hanya akan dikembangkan pada areal kawasan hutan produksi yang tidak dibebani hak. Kebijakan pembangunan hutan tanaman rakyat ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan (pro poor), mencipakan
lapangan
pekerjaan
(pro job),
memperbaiki
kualitas
pertumbuhan melalui investasi yang proporsional antar pelaku ekonomi
119
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
(pro-growth). Adapun lokasi pengembangan HTR dan luasannya dapat dilihat pada gambar dan tabel Dalam hutan tanaman rakyat, pemilihan jenis tanaman harus harus
mempertimbangkan
ekonomis
artinya
aspek
tanaman
ekonomis
yang
dan
ditanam
ekologis. harus
Aspek
menjamin
kesejahteraan dan keberlangsungan hidup masyarakat. Untuk itu tanaman yang ditanam harus bernilai ekonomis tinggi serta mampu memulihkan ekosistem lingkungan. Jenis tanaman tersebut adalah dari jenis tanaman fast growing species. Adapun jenis tanaman yang bisa dikembangkan di hutan desa dan hutan tanaman rakyat bisa dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 35. Rekomendasi tanaman fast growing species di KPHP Gorontalo Utara 1
No
Jenis Tanaman Sengon
Nama botani
Waktu Panen 7 Tahun
Paraserianthes falcataria
2
Mahoni
Swietenia macrophylla
10 Tahun
3
Cempaka
Cempaka
10 Tahun
4
Jabon
Anthocepalos cadamba
5 Tahun
5
Gamelina
Gmelina arborea
7 tahun
6
Aren
Arenga Pinata
6 Tahun
7
Langsat
Lansium domesticum
5 Tahun
8
Durian
Durio zibethinus
5 tahun
9
Matoa
Pometia pinnata
7 tahun
10
Rambutan
Nephelium lappaceum
7 tahun
Jenis tanaman diatas bisa ditumpangsarikan dengan tanaman seperti tanaman obat-obatan, gaharu dan rotan. Untuk itu, pihak pengelola perlu membimbing masyarakat untuk dapat mengusahakan 120
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pengelolaan
tanaman
tersebut
secara
berkelanjutan
melalui
peningkatan kapasitas peningkatan skill dan penguatan kelembagaan masyarakat. Dengan demikian maka kawasan dapat dikelola sekaligus memberikan aliran hasil alam dan jasa secara berkelanjutan kepada masyarakat. Guna mendukung program pemberdayaan ini, maka kegiatankegiatan makro jangka panjang dapat mencakup : 1. Peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan usaha-usaha ekonomi 2. Pendampingan, pendidikan dan pelatihan masyarakat 3. Menyusun perencanaan dan kebutuhan desa melalui participatory rural appraisal 4. Pelibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan publik 5. Koordinasi dan sinkronisasi program dengan lembaga dan instansi lain D.
Pembinaan dan pemantauan (Controlling)pada areal KPHP yang telah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan Pembinaan dan pemantauan terhadap seluruh blok pengelolaan
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Pembinaan pemantauan dilakukan secara terus-menerus mengacu kepada model pembelajaran bersama dan kesetaraan, sehingga partisipasi dan asimilasi antara KPH dan masyarakat pemegang ijin pemanfaatan dan 121
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
penggunaan kawasan hutan terjalin hubungan dengan baik. baik Pembinaan dan pemantauan di lakukan secara berjenjang mulai dari tingkat adminitrasi initrasi maupun pada tingkat manajemen pengelolaan. Pada tingkat administrasi maka instrumen pembinaan dan pengawasan dilakukan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 10.. Mekanisme pembinaan dan pengawasan di KPHP Sedangkan mekanisme pembinaan dan pengawasan di tingkat tapak dilakukan dengan cara mengawasi seluruh kegiatan pengelolaan, salah
satunya
dengan
mendirikan
pos
pemantauan
dan
jalan
122
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pemeriksaan di dalam KPHP Unit IVGorontalo Utara seperti yang terlihat pada gambar. Jumlah pos pemantauan yang dibangun di kawasan KPHP Gorontalo Utara adalah 16 pos pengamanan. Disamping membangun pos maka sarana jalan sebagai bagian dari jalan pemeriksaan juga harus dibuat.Untuk menghemat biaya maka jalan pemeriksaan bisa menggunakan jalan yang sering dipergunakan oleh masyarakat untuk mengambil hasil hutan atau menggunakan jalan bekas HPH.
Gambar 11. Lokasi Rencana Pembangunan Pos Jaga dan Jalan Pemeriksaan Proses pembinaan dan pengawasan terhadap pihak pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan tidak lepas dari peran dan interaksi staf KPHP Unit IVGorontalo Utara dengan para pemegang ijin, semakin tinggi peran dan interaksi dijalankan maka semakin tinggi pola hubungan yang terbangun antara masyarakat pemegang ijin dan 123
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Staf KPHP Unit IVGorontalo Utara, sehingga jika terjadi masalah yang berada di wilayah ijin dapat dipecahkan bersama. Kegiatan jangka panjang untuk mengakomodir program pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat pemegang ijin mencakup : 1. Review Rencana Pengelolaan para pemegang ijin 2. Identifikasi permasalahan yang akan muncul dalam pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan 3. Legalitas daerah pemanfaatan kawasan hutan melalui surat penetapan Koordinasi dan sinkronisasi program pembinaan dan pengawasan blok pemanfaatan
E.
Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) merupakan bagian dari sistem
pengelolaan hutan dan lahan, yang ditempatkan pada kerangka daerah aliran
sungai.
Rehabilitasi
mengambil
posisi
untuk
mengisi
kesenjangan ketika sistem perlindungan tidak dapat mengimbangi hasil sitem budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi deforestasi dan degredasi fungsi hutan dan lahan. Tujuan
utama
dilakukannya
rehabilitasi
adalah
terpulihnya
sumberdaya hutan dan lahan yang rusak sehingga berfungsi optimal yang
dapat
memberikan
manfaat
kepada
seluruh
stakeholder ,
menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, dan mendukung kelangsungan industri kehutanan 124
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Upaya rehabilitasi ekosistem dikawasan KPHP Gorontalo Utara diawali dengan pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi kerusakan habitat dan ekosistem di dalam kawasan KPH. Identifikasi ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan ekosistem di dalam kawasan. Apabila ditemukan kerusakan-kerusakan yang terjadi di dalam ekosistem, faktor penyebabnya serta sejauh mana dampaknya terhadap keseluruhan proses ekologis di dalam kawasan, maka akan dihasilkan rekomendasi tentang bentuk-bentuk intervensi pengelola yang
perlu
dilakukan
untuk
permasalahan
tersebut.
Pemetaan
penutupan vegetasi dan batas-batas ekosistem serta sebaran wilayah yang rawan terhadap erosi sangat berat dapat dijadikan dasar untuk menentukan tindakan RHL. Berdasarkan hasil analisis citra landsat total luas lahan rusak dan harus direbalitasi mencapai 7135,712 ha dengan luas lahan terbesar yang harus direhabilitasi terdapat di blok pemberdayaan seluas 4908,889ha seperti yang terlihat pada tabel dan gambar dibawah ini Tabel 36. Luas lahan di KPHP yang harus direhabilitasi BLOK PENGELOLAAN HL-BLOK PEMANFAATAN HP-BLOK PEMANFAATAN HHK-HA HP-BLOK PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN DAN HHBK HP-BLOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HP-BLOK PERLINDUNGAN Grand Total Sumber: Hasil olahan analisis citra landsat
LUAS 1125,122 611,822 386,721 4908,889 103,157 7135,712
125
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Kegiatan RHL harus segera dilaksanakan untuk memulihkan kondisi
lingkungan.
Kegiatan
RHL
di
KPHP
Gorontalo
Utaradirencanakan akan diselesaikan dalam jangka waktu 5 tahun atau menyesuaikan dengan kondisi pendanaan dan sumberdaya manusia/tenaga kerja. Jika RHL ditargetkan selesai dalam jangka waktu 5 tahun maka setiap tahun luas wilayah yang akan di rehabilitasi mencapai 1427,142 ha/tahun. Mengingat pendanaan yang terbatas maka pihak KPHP unit IV Gorontalo Utara dapat bekerjasama dengan instansi lain seperti BPDAS Bone Bolango dan para pemegang ijin pemanfaatan kawasan untuk melakukan kegiatan RHL, agar target RHL setiap tahun dapat tercapai. Pelaksanaan kegiatan RHL dikawasan yang sudah tidak berhutan menggunakan jarak tanam 3x3 meter dengan jumlah bibit per hektare adalah 1200 bibit/ha termasuk bibit sulaman 10%. Jika luas lahan yang direhabilitasi mencapai 7135,712 ha maka jumlah bibit yang dibutuhkan mencapai8.562.854 bibit. Penyedian jenis tanaman untuk RHL
mengikuti
proporsi
yang
telah
ditetapkan
oleh
peraturan
perundangan, dimana perbandingan tanaman berkayu dan MPTs untuk hutan lindung 80:20 dan hutan lindung 60:40
126
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gambar 12. Lokasi rencana RHL (warna coklat gelap) di KPHP Unit IV Gorontalo Utara F.
Pembinaan
dan
pemantauan
(controlling)
pelaksanaan
rehabilitasidi dalam izin Proses pembinaan dan kontrol dalam pelaksanaan RHL dilakukan dalam 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah memberikan juknis RHL sebagai bentuk pembinaan dan kegiatan kedua adalah membangun pusat pemantauan RHL berupa gubuk kerja di lokasi RHL sebagai bentuk pemanatuan. Berdasarkan luasannya maka jumlah gubuk yang akan dibangun berjumlah 221 gubuk kerja. Gubuk kerja didirikan disetiap
100
ha
wilayah
yang
akan
di
rehabilitasi. Pembinaan
merupakan pemberian pedoman/juklak/juknis,bimbingan, pelatihan, arahan
dan
supervisi.
Dalam
konteks
pembinaan
pelaksanaan
rehabilitasi terhadap blok yang sudah ada ijin pemanfaatan dan 127
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
penggunaan
kawasan
diarahkan
untuk
pembinaan
teknis
dan
administrasi. Pembinaan teknismenyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan teknis pelaksanaankegiatan, sedangkan pembinaan adminsitrasi menyangkut hal-hal yangberkaitan dengan ketentuan administrasi
keuangan.
Pelaksanaan
pembinaan
terhadap
para
pemegang ijin dilaksanakan oleh organisasi sebagai berikut : 1. Menteri Kehutanan c.q Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan danPerhutanan Sosial dibantu oleh Kepala Balai Pengelolaan DASsetempat, melaksanakan pembinaan teknis. 2. Bupati dibantu Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan Gorontalo Utara yang membidangi Kehutanan 3. Kepala
KPH yang dibantu oleh kepala
resort setiap blok
pemanfaatan. Dalam
melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasan
maka
proses
pembinaan dan pengawasan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Pembinaan dan pengawasan terhadap sipil teknis RHL yang dilakukan oleh pemegang ijin 2. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara rehabilitasi dan reklamasi
berdasarkan
juknis
yang
ditetapkan
oleh
pemerintah/pengelola KPH 3. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara pelaporan RHL oleh pemegang ijin administrasi keuangan;
128
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap diseminasi kemajuan RHL kepada semua stakeholder di KPHP Unit IVGorontalo Gorontalo Utara
Keterangan: Garis komando Garis koordinasi
Pelaporan dan evaluasi RHL
Gambar 13.. Mekanisme pembinaan dan pemantauan dalam rangka RHL Dalam proses pemantauan terhadap kegiatan RHL dan reklamasi maka perlu melibatkan beberapa pihak seperti 1. Monitoring
pelaksanaan
RHL
dilakukan
oleh
KPHP
Unit
IVGorontalo Gorontalo Utara sesuai lokasi dan jenis kegiatan. Kegiatan ini meliputi
pengumpulan
(dokumentasi)
setiap
kegiatanperencanaan,
d data ata
numerik,
tahapan persiapan
spasial
kegiatan lapangan,
danvisual
RHL
untuk
pembibitan,
penanaman dan pemeliharaan;
129
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
2. Evaluasi hasil kegiatan RHL dilaksanakan oleh Tim Penilai Pekerjaan (TPP)atau Lembaga Penilai Independen (LPI) yang ditetapkan oleh Bupati. Susunankeanggotaan TPP terdiri dari unsur pelaksana kegiatan, Tim Pembina RHLKabupaten/Kota dan pihak lain yang dianggap perlu. LPI adalah lembagapenilai yang kompeten dan telah diakreditasi oleh lembagaberwenang. G.
Penyelenggaraan
perlindungan
hutan
dan
konservasi
alam. Perlindungan Hutan dan konservasi alam diselenggarakan dengan tujuan untuk menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi dapat tercapai secara optimal dan lestari. Perlindungan hutan ini merupakan usaha untuk : a.
Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, bencana alam, hama serta penyakit.
b.
Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. Rencana kegiatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam
terdiri dari 3 fokus kegiatan, yaitu pengendalian kebakaran hutan, pengelolaan
kawasan
inti/blok
perlindungan
sebagai
kawasan
130
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
konservasi,
pengelolaan
pengendalian
keanekaragaman
kebakaran
hutan
hayati.
dimaksudkan
Fokus
untuk
kegiatan
mencegah,
memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di dalam kawasan KPHP Gorontalo Utara serta melakukan tindakan-tindakan penanganan pasca kebakaran hutan. Upaya ini dilaksanakan baik secara internal maupun dengan melatih dan melibatkan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar kawasan KPHP Unit IVGorontalo Utara. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan difokuskan pada lahan-lahan masyarakat yang berada di dalam kawasan KPHP maupun yang berbatasan dengan KPHP. Pengelolaan konservasi alam dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan kawasan KPHP Unit IVGorontalo Utarayang didasarkan pada status hukum yang kuat, pengelolaan data dan informasiyang
berbasiskan
kawasan,
mengembangkan
pembinaan
keanekaragamanhayati dan ekosistemnya, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalampengelolaan sumber daya alam.Pengelolaan keanekaragaman hayati dan produk-produk tumbuhan dansatwa liar dimaksudkan
untuk
mempercepatpemulihan
menjaga, jenis
dan
populasi
mengawetkan di
dalam
dan kawasan.
Pemanfaatan jasa lingkungan untuk mengembangkan pemanfaatan produk-produkjasa lingkungan, memacu pengembangan pemanfaatan kawasan untuk tujuanwisata dan lain sebagainya.
131
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Gambar 14. Lokasi Rencana Perlindungan dan Konservasi Alam di HL (atas) dan HP (bawah) H.
Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin. Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-
tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.Koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola KPH dengan para calon pemegang ijin pemanfaatan maupun para pihak yang telah mengantongi izin. Koordinasi
dan
sinkronisasi
merupakan
bagian
integral
dari
perencanaan pembangunanKPH. Proses koordinasi dan sinkronisasi dimulai sejak proses pengurusan izin. Para pemegang pemohon izin
132
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
harus memperhatikan wilayah-wilayah yang telah dibebani izin. Jika wilayah tersebut belum dibebani izin maka pihak calon pemegang izin berkonsultasi dengan pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara untuk proses perizinan selanjutnya. Setelah izin keluar maka pemegang izin hendaknya melakukan musyawarah dengan masyarakat sekitar lokasi calon izin. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsitentang pengelolaan sumberdaya hutan antara masyarakat dengan pemegang ijin serta menghindari konflik antara pengelola dan pemegang ijin serta masyarakat. Selanjutnya jika kawasan tersebut telah dibebani izin maka calon pemegang bisa mengajukan izin pemanfaatan kepada pemegang izin untuk
mengusahakan
pengembangan
komoditi
tertentu
dimana
komoditasnya berbeda dengan komoditi yang telah diusahakan oleh pemegang izin terdahulu. Khusus
untuk
pemegang
izin,
maka
secara
berkala
harus
melaporkan kegiatan pemanfaatan hutan kepada pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Pelaporan merupakan salah satu bentuk koordinasi dan
sinkronisasi.
Pelaporan
bisa
berupa
luasan
yang
telah
dimanfaatkan dan hasil yang telah didapatkan. Dengan proses koordinasidan sinkronisasi demikian, maka tujuan pembangunan
kehutanan
di
KPHP
Unit
IVGorontalo
Utara
yangdiselenggarakan dengan azas manfaat yang lestari, kerakyatan, keadilan,keterbukaan
dan
ketepaduan
dalam
pencapaian
tujuan 133
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pengembanganekonomiterwujudkan.Proseskoordinasi
dilaksanakan
oleh KPH mulai dari tingkat tapak (blok dan petak) yang dikoordiniroleh kepala resort/kepala divisi. Untuk blok pemberdayaan, blok inti dan blok perlindungan KPHP Unit IV Gorontalo utara proses koordinisai dan sinkronisasi dapat dilakukan
dengan
cara
mensosialisasikan
rencana
program
dan
kegiatan tahunan dan lima tahunan ke tingkat desa dan kecamatan dalam
musrenbang
tingkat
desa/kecamatan
melalui
tenaga
pendamping lapangan. Usulan-usulan program dan kegiatan kampung sektor kehutanan diakomodir dalam program dan kegiatan yang bersesuaian dikoordinasikan dan disinkronisasikan dengan sektor lain agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan penganggaran. Dengan proses koordinasi teknis demikian diharapkan dapat terjadi integrasi program akomodatif dan terpadu. I.
Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan Stakeholders. Pembangunan KPHP Unit IV Gorontalo Utara tidak akan berjalan
jika tidak terdapat koordinasi dan sinergitas antara pengelola dan instansi
atau
memastikan
stakeholders
dukungan
yang
lain.
instansi/satker
Sehingga dan
sangat
instansi
lain
penting dalam
pembangunan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Pengembangan program bersama akan tercapai jika koordinasi dan sinergi antar pihak berjalan dengan baik. Koordinasi yang baik tercermin pada tidak adanya kegiatan yang overlap antara kegiatan satker lain dengan pengelola 134
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Terkadang sebuah kegiatan yang dilakukan oleh satker lain didalam dan sekitar kawasan hutan sering kali tidak diketahui oleh pengelola kawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan sinergi yang baik adalah program dan kegiatan yang dilakukan di kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara tidak saja dilakukan oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara, tetapi juga dilakukan oleh satker atau stakeholder lain. Contoh kongkrit yang telah dilakukan adalah satker BP4K
Kabupaten
Gorontalo
Utara
telah
menyanggupi
untuk
memperkuat tenaga penyuluhan kehutanan. Untuk menjamin koordinasi dan sinergi lebih baik, maka diperlukan kegiatan antara lain: (1)
Membentuk kelembagaan kolaboratif yang melibatkan para pihak Kelembagaan yang kolaboratif dan melibatkan para pihak seperti
masyarakat, pemerintah pusat, NGO/LSM dan pihak lain yang relevan, merupakan langkah yang baik dan memudahkan koordinasi dan sinergi antar pihak. Kelembagaan kolaboratif berdasarkan kesetaraan masingmasing
pihak
dalam
mengakomodir
kepentingan
dan
keinginan
bersama yang tertuang dalam perencanaan bersama. Perencanaan dan implementasi
kegiatannya,
juga
harus
dibangun
berdasarkan
kepentingan bersama sehingga proses koordinasi dan sinergi terus berjalan. (2)
Membangun kemitraan pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaanmasyarakat 135
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Blok pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan, karena ada interaksi manusia pada wilayah tersebut. Disatu sisi, mengurangi tekanan terhadap kawasan dan sisi yang lain bermanfaat langsung kepada
masyarakat.
pemberdayaan
Pengelolaan
masyarakat
blok
diharapkan
pemanfaatan dapat
dan
blok
menjembatani
kepentingan semua pihak seperti investor ataupun pihak swasta dengan masyarakat sehingga meredam konflik sumber daya alam yang ada di masyarakat. J.
Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM. Pengelolaan kawasan KPHP Gorontalo Utara sangat membutuhkan
dukungan dan kemampuan personil yang memadai. Kapasitas personil menentukan berhasil tidaknya pengelolaan. Untuk itu diperlukan pengembangan dan peningkatan bagi personil dari segi pengetahuan berupa pendidikan, pelatihan-pelatihan penunjang berupa keahlian pada bidang-bidang tertentu, dan penggalian informasi dari luar yang dapat menambah pengalaman dan wawasan.Beberapa upaya yang telah dilaksanakan dalam peningkatan kapasitas staf KPHP Gorontalo Utara saat ini, antara lain perbaikan jenjang pendidikan ke Strata-1 maupun S-2 yang dilakukan secara mandiri maupun program beasiswa. Disamping itu, mengikut sertakan beberapa staf dalam program pendidikan dan pelatihan, baik itu di Pusat atau Balai Diklat Kehutanan maupun ke lembaga-lembaga lain serta menyertakan 136
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
petugas untuk terlibat pada berbagai program dan kegiatan di kabupaten yang terkait dalam upaya pengelolaan KPH. Beberapa kegiatan jangka panjang dalam program peningkatan kapasitas personil antara lain : (1) Perbaikan jenjang pendidikan (2) Pemetaan kompetensi (3) Diklat SDM Pengelola KPH (4) Pertukaran kunjungan staf pengelola (5) Studi perbandingan (6) Magang pegawai K.
Penyedian pendanaan. Sesuai ketentuan, pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara
diperkenankan mengelola dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pihak lain
yang
sifatnya
tidak
mengikat.
Pengelolaan
KPHP
Unit
IV
GorontaloUtara yang optimal membutuhkan dana yang cukup besar mengingat wilayah kelola KPH sangat luas. Dana tersebut tidak mungkin dicukupi hanya dari keuangan negara. Oleh karena itu, keterlibatan pihak lain seperti pemerintah provinsi untuk menyediakan dana bagi KPHP Unit IV Gorontalo Utara sebagai bagian dari desentralisasi kekuasaan politik, anggaran dan administrasi bisa menjadi alternatif pendanaan. Cara pendanaan yang paling mudah dilakukan untuk melengkapi dana APBN/APBDadalah bermitra dengan 137
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
lembaga donor untuk melakukan aktivitas pengelolaan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Selama ini pembiayaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara masih berasal dari dana APBN salah satunya melalui penyediaan sarana dan prasarana kantor KPHP Unit IV Gorontalo Utara termasuk pengadaan mobil operasional. Penyediaan pendanaan oleh pemerintah kedepannya harus dikurangi untuk mengurangi beban negara. Salah satunya adalah dengan mendorong KPHP Unit IV Gorontalo Utara menggunakan skenario PPK-BLUD. Pengelolaan dengan model PPKBLUD dirasakan lebih fleksibel karena KPHP Unit IV Gorontalo Utara akan lebih fleksibel dalam mengelola unit bisnisnya dengan tetap mengedepankan fungsi pelayanan publik Pendanaan lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan “menjual” kekayaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Misalnya pihak KPHP Gorontalo Utarabisa memanen sendiri kayu di blok pemanafaatan wilayah tertentu dan kemudian menjualnya kepada pihak konsumen. kaya akan ragam ekosistem hutan yang mengandung keragaman hayati, potensi kayu, memiliki banyak sumber mata air yang mengalir di dua provinsi dan dan juga mengandung mineral sebagai wujud potensi sumber daya alam yang sangat tinggi. Namun demikian potensi ini belum sepenuhnya digunakan secara optimal untuk memperkuat pengelolaan
KPHP
Gorontalo
Utara,
memberdayakan
masyarakat
sekitar hutan, mengembangkan ekonomi wilayah. Beberapa potensi yang dimiliki KPHP Gorontalo Utara ini dapat dikembangkan untuk bisa 138
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
mendatangkan dana melalui mekanisme pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services) seperti misalnya daya serap karbon, keindahan landscape, perlindungan DAS dan tata air serta kekayaan keragaman hayati. Daya serap karbon dapat diujudkan dengan mekanisme pembayaran rehabilitasi dan restorasi ekosistem di areal yang perlu direhabilitasi seperti bekas penyerobotan lahan, eks areal HPH yang telah dibalak, bekas perambahan hutan, bekas kebakaran dan kerusakan hutan lainnya. Skema perdagangan karbon juga bisa direalisasikan melalui pengembangan program pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Pembayaran jasa lingkungan lainnya yang dapat dikembangkan adalah konservasi keragaman hayati dan perlindungan tata air. KPHP Gorontalo Utara merupakan hulu banyak sungai dan anak sungai yang mengalir
di
dua
Kabupaten,
Gorontalo
Utara
dan
Gorontalo.
Kemungkinan pemanfaatan air baku untuk masyarakat luas dan pengembangan perusahaan air minum dalam kemasan juga layak untuk dipikirkan. Sumber lainnya mungkin dapat diperoleh dari mengembangkan sumber pendapatan inovative, misalnya pajak dari perusahaan yang melakukan pengambilan yang lestari hasil hutan nonkayu dari blok tetentu di dalam kawasan KPHP Gorontalo Utara. Keragaman hayati, keunikan species flora dan fauna, keindahan bentang alam dan sosial budaya masyarkat lokal dapat dikemas dalam paket wisata yang memilik nilai tinggi. Produk-produk yang dihasilkan 139
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
dari budidaya masyarakat lokal juga dapat dikemas dan diberi label konservasi untuk diperdagangkan di pasar hijau. L.
Pengembangan database Data base yang lengkap dan tidak kadaluwarsa sangat berguna
untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan KPHP Gorontalo Utara. Selain itu data base juga bermanfaat bagi pihak luar yang membutuhkan
informasi
tentang
KPHP
Gorontalo
Utara
seperti
misalnya para peneliti dari universitas atau lembaga penelitian, LSM, instansi pemerintah dan individu. Oleh karena
itu dalam organisasi KPHP Gorontalo Utara,
sebaiknya dibuat unit khusus yang mengelola data base yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian data ke dalam informasi yang siap digunakan. Data dan informasi dapat dikumpulkan dari unit-unit pengelola di lapangan dan juga dari luar. Tentu saja tidak setiap data dapat begitu saja diberikan untuk pihak luar. Dalam pemberian atau pertukaran data dan informasi khususnya dengan pihak luar harus diikat oleh standar operasional prosedur. Data yang dikumpulkan dapat berupa analog atau manual (peta, dokumen, laporan, data penelitian dan lain-lain), juga dapat berupa data digital (dokumen-dokumen, data GIS dan data digital lainnya). Unit yang secara khusus mengelola data base ini merupakan division support system atau pendukung sistem organisasi KPHP Gorontalo Utara yang diperlukan untuk pengambilan keputusan 140
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
dari tingkat KPH hingga hingga unit terkecil. Beberapa kegiatan pendukung dalam membangun program ini antara lain: 1. Pelatihan staf data base. 2. Penyiapan perangkat data base 3. Penyusunan dan pengelolaan sistem data base 4. Membangun manajemen sistem pusat informasi M.
Rasionalisasi wilayah kelola. Rasionalisasi wilayah kelola dilakukan untuk mngantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi selama pembangunan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Rasionalisasi wilayah kelola yang dilakukan harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah ekologis dan ekonomi artinya perubahan-perubahan yang terjadi dalam wilayah kelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara tetap mengedepankan aspek ekologi dan aspek kelayakan usaha. adalah Pengelolaan KPHP Gorontalo Utara dimasa yang akan datang menghadapi
tantangan
yang
berat.
Tantangan
terberat
adalah
bertambahnya populasi penduduk sekitar kawasan KPH yang dapat mempengaruhi ekosistem hutan di KPHP Gorontalo Utara. Hal ini menuntut pihak pengelola KPH untuk melakukan kalkulasi yang scientific based yang dapat dipertanggungjawabkan. Rasionalisasi pengurusan wilayah kelola mencakup 2 aspek yaitu: 1) aspek fisik (kawasan)
yang
mencakup
aspek
silvikultur,
tata
guna
hutan,
eksplorasi potensi dan lainnya dan 2) aspek non teknis yang meliputi 141
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
rasionalisasi kelembagaan wilayah kelola hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak (organisasi, kewenangan dan personil) Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk penilaian kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang mengalami perubahan. Misalnya jika blok pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki potensi yang signifikant maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan ke pemanfaatan kayu hutan tanaman. Perubahan
wilayah
kelola
juga
akan
mempengaruhi
operasional
personil dilapangan N.
Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali). Review rencana pengelolaan 5 tahun merupakan kegiatan evaluasi
terhadap rencana kegiatan yang telah dilakukan selama 5 tahun. Review
rencana
pengelolaan
dilakukan
mulai
dari
tingkat
blok
pengelolaan sampai dengan petak pengelolaan. Maksud dilakukannya review terhadap rencana pengelolaan adalah untuk mewujudkan tatanan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, melalui evaluasi terhadap seluruhkegiatan di unit-unit pengelolaan hutan tingkat tapak (blok dan petak), dan membentuk lembaga pengelola yang bertanggung jawab
terhadap
penyelenggaraan pengembangan,
penyelenggaraan kehutanan, pendidikan
pengurusan
pengelolaan dan
latihan
hutan
hutan, serta
mencakup
penelitian
dan
penyuluhan
dan
pengawasan. Adapun tujuan dari dilaksanakan kegiatan ini adalah : 142
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
1. Mengetahui
dan
dipergunakan
menganalisis
dalam
proses
semua
data
perencanaan
dasar
terkait
yang dengan
pengelolaan kawasan hutan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 2. Mengevaluasi efektivitas tata guna kawasan hutan di KPHP Unit IV Gorontalo Utaradan kemungkinan untuk menggali potensi kawasan hutan lainnya yang dikembangkan. 3. Membuat arahan terbentuknya blok pengelolaan/resort yang baru sesuai dengan potensi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. 4. Menganalisis kinerja organisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utaradi tingkat tapak (Blok dan tapak) dan dinamika kelembagaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara O.
Pengembangan investasi. Pengembangan
kesejahteraan
investasi
rakyat
berguna
melaluikegiatan
untuk
mewujudkan
pembangunan
yang
dilakukan atas dasar prinsip saling menguntungkan, nyata dan bertanggung sesuai
jawab,
dengan
akuntable, transparandan
prinsip
yaitutransparancy
pengelolaan
participation,
demokratis.Hal
investasi quick
yang
ini
dianut
disbursement
accountability sustainability dansimplicity. Konsistensi pada
prinsip ini akan menjadi daya tarik sendiri
dalam proses percepatan investasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Berdasarkan pengalaman dalam berbisnis sumberdaya alam yang
143
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
saling menguntungkan, pola kemitraan dalam berinvestasi di KPHP Unit IVGorontalo Utara merupakan pola yang tepat. Prosedur kemitraan yang dianut dalam pengembangan investasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah memposisikan KPH, menjadi fasilitator danadministrator pengelolaan
pembangunan
di
KPH.
Kemitraan
dalammembangun
investasi di KPHP Gorontalo Utara sangat penting untuk dilakukan mengingat dua hal: 1. Kemitraan merupakan wujud nyata dari partisipasi masyarakat dan swastadalam proses pembangunan. 2. Kemitraan merupakan cara efektif untuk mengefisienkan belanja KPHP Gorontalo Utara disektor pembangunan. Adapun pengembangan investasi di KPHP Gorontalo Utara diarahkan pada sektor sebagai berikut 1. Pengembangan investasi pada hasil hutan bukan kayu/jasa lingkungan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)/jasa lingkungan mempunyai peluang yang cukup besar dan menjanjikan serta kompetitif
di
wilayah
KPHP
Unit
IVGorontalo
Utara.
HHBK/Jasling merupakan sumber bahan pangan (alternatif), sumber bahan obat-obatanan, penghasil serat, penghasil getahgetahan dan benda-benda hayati, non hayati dan turunannya, serta jasa yang berasal dari hutan yang dapat meningkatkan 144
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan nasional dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi HHBK.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kehutanan
No
P.35/Menhut-II/2007 telah ditetapkan jenis-jenis HHBK yang terdiri dari 9 kelompok HHBK yang terdiri dari 557 spesies tumbuhan dan hewan. Untuk memberikan arah, kebijakan serta gambaran pengembangan HHBK kepada pelaku usaha, para pihak dan masyarakat yang akan mengembangkan usaha HHBK telah
diatur
dalam
P.19/Menhut-II/2009
Peraturan tentang
Menteri
Strategi
Kehutanan
Pengembangan
Nomor Hasil
Hutan Bukan Kayu Nasional. Penyusunan Grand Strategi ini sekaligus sebagai acuan mulai dari perencanaan sampai pasca panen bagi pelaku usaha, para pihak dan masyarakat luas dalam pengembangan HHBK. Sebagai acuan dalam penetapan jenis HHBK unggulan serta menyamakan pemahaman dan langkah dalam
upaya
pengembangan
HHBK
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat telah diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2009 tentang Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. Penetapan kriteria dan indikator tersebut bertujuan tersedianya jenis-jenis HHBK unggulan yang akan dikembangkan secara lebih terfokus dan terarah menjadi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi baik di tingkat nasional maupun daerah. 145
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Adapun bentuk investasi HHBK di KPH adalah a. Pemanfaatan
air
untuk
pembangkit
listrik
mikro
hidro
(PLTMH) b. Pemanfaatan Ekowisata c. Pengembangan REDD d. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu 2. Investasi Hutan Tanaman Rakyat. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan (PP 6/2007) Sejalan
dengan
Departemen
reforma
Kehutanan
agraria telah
yang
telah
merespon
diwacanakan
dengan
upaya
memberikan akses lebih kepada masyarakat dalam memberikan akses lebih kepada masyarakat dalam HTR juga telah dipayungi produk hukum. Peraturan Pemerintah (PP) No. 6/2007 telah mengatur tentang HTR khususnya pasal 40 dan 41. Pada pasal ini diatur mengenai penatapan areal untuk HTR, akses ke lembaga keuangan, dan penetapan harga dasar kayu HTR untuk melindungi dan memberikan akses pasar kepada masyarakat. Konsep pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat dalam pembangunan hutan tanaman, disusun dari proses 146
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
pembelajaran Departemen Kehutanan atas program maupun proyek Pemberdayaan Masyakat yang selama ini ada, misalnya program Bina Desa, program kemitraan seperti Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)/Mengelola Hutan Bersama Masyarakat (MHBM)/Hutan Rakyat Pola Kemitraan (HRPK) oleh HPH/IUPHHK-HA/HT,
proyek-proyek
kerjasama
teknik
luar
negeri seperti Social Forestry Dephut-GTZ di Sanggau Kalimantan Barat, Multistakeholders Forestry Programme Dephut-DFID dan beberapa
proyek
Departemen
pemberdayaan
Kehutanan.
Hasil
masyarakat
yang
ada
pembelajaran
di
tersebut
memberikan kerangka filosofis atas pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk mengatasi kemiskinan melalui pemberian akses yang lebih luas ke hukum (legalitas), ke lembaga keuangan dan ke pasar. Selain kerangka filosofisnya, diperoleh pula prinsipprinsip pemberdayaan masyarakat (the principles) yaitu : 1. Prinsip dirinya
pertama
adalah
berdasarkan
themselves
based
pemberdayaan
hutan
masyarakat
kebutuhannya on
their
beserta
mengorganisasikan (people
necessity)
organized
yang
masyarakatnya
ini
berarti bukan
digerakkan oleh proyek ataupun bantuan luar negeri karena kedua hal tersebut tidak akan membuat masyarakat mandiri dan hanya membuat “kebergantungan” masyarakat.
147
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
2. Prinsip kedua adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat harus bersifat padat karya (labor-intensive) sehingga kegiatan ini tidak mudah ditunggangi pemodal (cukong) yang tidak bertanggung jawab. 3. Prinsip
ketiga
adalah
pengakuan/rekognisi
Pemerintah
dengan
memberikan
memberikan aspek
legal
sehingga kegiatan masyarakat yang tadinya informal di sektor kehutanan
dapat
masuk
ke
sektor
formal
ekonomi
kehutanan/ekonomi lokal, nasional dan global sehingga bebas dari pemerasan oknum birokrasi dan premanisme pasar. 3. Pengembangan investasi kayu di hutan alam Bisnis kayu adalah salah satu bisnis jangka panjang dengan kemungkinan keuntungan yang sangat tinggi, selama beberapa abad terakhir permintaan kayu selalu meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dunia. Perubahan ekonomi seperti China dan India yang sekarang menjadi negara konsumen (consumer market) dalam beberapa tahun terakhir membawa dampak positif pada
pasar
kayu
yang
semakin
meningkat.
Hal
ini
mengkonfirmasi bahwa ada hubungan antara pertambahan populasi dengan permintaan kayu. Tidak ada prediksi adanya penyusutan permintaan kayu dengan melihat penduduk dunia dalam 30-60 tahun mendatang. Kayu adalah komoditas terbesar ketiga yang diperdagangkan di dunia setelah minyak mentah dan 148
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
gas ( € 200 milyar/ tahun). Disaat produksi gas mentah menjadi langka, banyak peluang berinvestasi di bidang kehutanan. Index Harga Komoditas Bank Dunia menunjukkan, bahwa hanya ada 3 komoditi yang meningkat nilai jualnya selama kurun waktu 10, 20, dan 100 tahun terakhir: Emas, Minyak dan Kayu. Walaupun emas saat ini masih memiliki kinerja yang sangat bagus, akan tetapi kinerja Emas tidak terlalu baik pada rentang waktu yang panjang yaitu, antara tahun 1979 sampai 2004. Serta harga minyak cenderung sering berfluktuasi karena spekulasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu saham kayu cenderung dalam performa terbaik ketika saham dan obligasi umumnya mengalami depresi. Dan bahkan harga kayu tidak terlalu berpengaruh oleh kemerosotan ekonomi dibandingkan kebanyakan aset lainnya. Berdasarkan perspektif di atas maka usaha pengembangan investasi kayu di KPHP Unit IV Gorontalo Utara memiliki prospek yang cerah. Prinsip dasar yang dianut oleh KPHP Unit IV Gorontalo Utara dalam pengembangan investasi kayu adalah: 1. Investasi kayu harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat sekitar hutan khususnya dan rakyat Kabupaten Gorontalo Utara secara umum 2. Investasi
kayu
harus
dilakukan
dengan
prinsip-prinsip
pengelolaan hutan lestari.
149
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Dengan demikian maka arahan pengembangan investasi kayu di KPHP Unit IV Gorontalo Utara adalah 1. Pengembangan
hutan
pemberdayaan kepada
tanaman
rakyat
sebagai
bentuk
masyarakat sekaligus pro kepada
kesejahteraan rakyat 2. Pengembangan pemberian
hutan
ijin
kayu
kepada
pada
hutan
alam
masyarakat/koperasi
melalui dan
pengembangan investasi melalui restorasi ekosistem sebagai wujud dari pengelolaan hutan secara lestari
150
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN. A.
Pembinaan Kegiatan
pengelolaan
pembinaan,
KPHP
dimaksudkan
Unit
sebagai
pengawasan IV
dan
Gorontalo
upaya
untuk
pengendalian
Utara
pada
mengarahkan
dalam
prinsipnya pemanfaatan
kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara menuju pengelolaan hutan lestari. Untuk mewujudkan pembangunan terutama pemanfaatan kawasan yang tertib maka instrument yang digunakan adalah berbagai peraturan
perundangan
yang
berkaitan
dengan
mekanisme
pemanfaatan dan perlindungan kawasan hutan. Dalam rangka pembinaan tersebut perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut : a.
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola KPHP Unit
IV
Gorontalo
Utara
dalam
penyelenggaraan
kegiatan
pengelolaan KPHP Gorontalo Utara, baik berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan non formal berupa pendidikan dan pelatihan lainnya yang dapat meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya pengelolaan.
151
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
b.
Terbentuknya suatu kondisi yang dapat menguatkan kerangka semangat kerjasama diantara pihak pengelola, SKPD, mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHP Gorontalo Utara.
c.
Pengembangan sistem informasi yang baik agar dapat menyajikan hal-hal baru yang bermanfaat bagi semua pihak di dalam pengelolaan. Adapun kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian yang
dilakukan di KPHP Unit IV Gorontalo Utara yaitu : -
Penyusunan berbagai pedoman dan atau SOP disetiap blok pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP unit IV Gorontalo Utara.
-
Penerapan disiplin pegawai teknis dan administrasi yang mengacu pada PP 54 tahun 2010 tentang disiplin PNS dilingkungan KPHP Unit IV Gorontalo Utara
-
Memberikan rewardbagi tenaga teknis dan administrasi yang memberikan kinerja baikserta memberikan punishment bagi tenaga teknis danadministrasi yang melakukan pelanggaran.
-
Mengadakan pengarahan internal bagi pengelola KPHP Unit IV Gorontalo Utara termasuk tenaga teknis dan administrasi. yang bersifat rutin (bulanan, semester dan tahunan) atau bersifat insidental.
152
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
-
Melakukan kegiatan out-bondsecara periodik untuk lebih mengikat tali
persaudaraan
antar
sesama
tenaga
teknis
dan
tenaga
administrasi dilingkungan KPHP Unit IV Gorontalo Utara -
Mengadakan in house training bagi staf teknis dan administrasi dengan mengundang trainer dari perguruan tinggi dan atau praktisi.
-
Mengirimkan
tenaga
teknis
dan
tenaga
administrasi
untuk
mengikuti pelatihan teknisyang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan Kementerian Kehutanan RI. -
Melakukan promosi jabatan bagi setiap pejabat struktural yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan mekanisme peraturan perundangang
B.
Pengawasan Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap
kinerja KPHP Unit IV Gorontalo Utara agar dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya
dengan
baik.
Pengawasan
terhadap
pelaksanaan
pengelolaan KPHP Gorontalo Utara dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun para pihak yang berkompeten dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Maksud dan tujuan pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana pengelolaan. Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun informasi yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat 153
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan KPHP Gorontalo Utara serta perubahan pada sosial ekonomi
masyarakat.
Disamping
sebagai
penghimpun
informasi,
pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan terhadap ketepatan dan kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan dimungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program yang tidak tepat. Kegiatan Pengawasan dilakukan dengan cara : -
Penyusunan prosedur pelaporan kegiatan bagi petugas lapangan sebagai mekanisme yang memenuhi unsur legal formal untuk pengawasan
yang
mengikat
pada
setiap
pekerjaan
yang
dilaksanakan di lingkup KPHP Unit IV Gorontalo Utara -
Memantau kegiatan lapangan yang dilakukan oleh tenaga teknis terkait dengan pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara. Pemantauan kegiatan dilakukan oleh kepala KPHP Unit IV Gorontalo Utara dan atau kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara
-
Meminta pelaporan secara tertulis dari tenaga teknis terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga teknis. Laporan ditujukan kepada kepala KPHP Unit IV Gorontalo Utara
-
Kepala KPHP Unit IV Gorontalo Utara melaporkan seluruh kegiatan pengelolaan termasuk kegiatan pemanfaatan, penggunaan dan perlindungan kawasan hutan kepada Kepala Dinas Kehutanan 154
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara secara periodik (bulanan, 3 bulan, 6 bulan dan tahunan) C.
Pengendalian Pengendalian
mengarahkan
agar
adalah
segala
kegiatan
upaya
yang
untuk
dilaksanakan
menjamin dapat
dan
mencapai
sasaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Didalam instansi pemerintahan, pengaturan pengendalian terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern (SPI) menurut peraturan ini adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Sedangkan yag dimaksud dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintahan
daerah.
Unsur
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan pengendalian intern. Kegiatan pengendalian yang diterapkan dalam suatu instansi pemerintah dapat berbeda dengan pengendalian yang diterapkan pada instansi pemerintah lain. Perbedaan penerapan ini 155
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
antara lain disebabkan oleh perbedaan visi, misi,lingkungan, sejarah dan latar belakang budaya dan resiko yang dihadapi oleh instansi itu sendiri. Untuk menjadikan pengelolaan KPHP Unit IV Gorontalo Utara berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan, tersedianya informasi yang terbuka pada tingkat manajemen KPHP Unit IV Gorontalo Utara, mitra pengelolaan, pemerintah daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pengendalian pada unit pengelola sehingga tujuan dari pengelolaan tercapai dan menjamin seluruh proses pengelolaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Lingkup pengendalian dilakukan pada tingkat pimpinan manajemen KPHP Unit IV Gorontalo Utara sampai kepada pelaksana di lapangan sehingga tanggung jawab didalam
pelaksanaan
pengelolaan
berjalan
berdasarkan
prosedur
operasional dan tata kerja organisasi KPHP Unit IV Gorontalo Utara.
156
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk menilai kesesuaian antara perencanaan kegiatan dengan implementasi dari perencanaan tersebut. Indikator yang mudah dalam kerangka pemantauan, evaluasi dan pelaporan adalah sejauh mana pencapaian target baik secara kualitas maupun kuantitas dapat dicapai dalam proses kegiatan A.
Pemantauan Pemantauan adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus
terhadap pelaksanaan suatu tugas dan fungsi satuan organisasi. Kegiatan pemantauan dilakukan oleh unsur internal KPHP Unit IV Gorontalo Utara maupun unsur eksternal (institusi) diluar KPHP Unit IV Gorontalo
Utara.
Pemantauan
dilaksanakan
dengan
melakukan
penilaian terhadap seluruh komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi pengelolaan. Jangka waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala Mekanisme
pemantauan
dilakukan
oleh
struktural
yang
membawahi wilayah KPHP Unit IV Gorontalo Utara mulai dari Bupati, Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan 157
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Energi Kabupaten Gorontalo Utara. Pemantauan bisa dilakukan dengan berkoordinasi dengan Satker lainnya misalnya BAPPEDA Kabupaten Gorontalo Utara terkait dengan data dan pola ruang Hasil Pemantauan akan dilaporkan secara berjenjang mulai dari bawah ke atas yaitu: Kepala KPHP Unit IV Gorontalo Utara, Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara, Sekretaris Daerah GorontaloUtara dan Bupati Gorontalo Utara selaku pemegang otoritas tertinggi di Kabupaten Gorontalo Utara. B.
Evaluasi Evaluasi
dilakukan
dengan
melihat
ukuran
kuantitatif
dan
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan, yang dikategorikan kedalam kelompok masukan (inputs), keluaran (outputs) , hasil (outcomes), dan manfaat (benefits). Hasil evaluasi menggambarkan tingkat keberhasilan/kegagalam sebuah program dan atau kegiatan Evaluasi
keberhasilan
program
pengelolaan
KPHP
Unit
IV
Gorontalo Utara dapat diukur dari : 1. Tingkat perambahan terhadap kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara semakin menurun. 2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat terutama yang disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi kawasan KPHP Unit IV Gorontalo Utara dari gangguan keamanan
158
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
kawasan
serta
berkembangnya
nilai-nilai
kearifan
lokal
masyarakat dalam mendukung pengelolaan kawasan. 3. Meningkatnya pendapatan masyarakat dari pemanfaatan hasil hutan yang memiliki izin 4. Meningkatnya investasi dibidang kehutanan yang bisa diukur dari realisasi investasi di KPHP Unit IV Gorontalo Utara 5. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder terkait yang memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Unit IVGorontalo
Utara
Pemerintah
Daerah,
yang
dimulai
KPHP
dari
Gorontalo
Pemerintah Utara
Pusat,
sebagai
Unit
Pelaksana Teknis pengelolaan dan pihak mitra pendukung. 6. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan C.
Pelaporan Pelaporan
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban
kegiatan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan
disampaikan
dalam
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada pihak yang memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau pertanggungjawaban. 159
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
Pada kegiatan pelaporan, KPHP Gorontalo Utara melaporkan hasil akhir dari seluruh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP Gorontalo Utara sesuai dengan fungsi dan tugasnya secara berkala. Acuan yang digunakan dalam pelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional yang berlaku. Pelaporan disusun dengan mengacu kepada
Prosedur
penyampaian
Kerja
laporan
KPHP
dimulai
Gorontalo dari
Utara.
penyiapan
Tahapan format
dari
laporan,
penyusunan bahan laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai
ke
pada
tahap
penyusunan Laporan
Bulanan,
Laporan
Triwulanan, Laporan Semesteran, dan Laporan Tahunan. Seluruh laporan yang telah tersusun ditandatangani oleh Kepala KPH dan disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara
160
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
BAB VIII PENUTUP Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 10 Tahun KPHP Unit IV Gorontalo Utara
disusun berdasarkan amanat Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor : P.6/Menhut-II/2012 Tentang Norma, Standart Prosedur dam Kriteria Pengelolaan KPHP dan KPHL.
Dokumen RP
KPHP Unit IV Gorontalo Utara diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan prioritas yang lebih lebih terarah dan sistematis dalam pengelolaan kawasan hutan sebagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan kawasan hutan yang yang ideal dan mampu menjawab tantangan
pengelolaan
hutan
lestari
yang
mendukung
program
pembangunan wilayah di daerah. Rencana pengelolaan jangka panjang KPHP Gorontalo Utaraini merupakan pedoman dan arahan pelaksanaan pengelolaan yang masih bersifat makro dan indikatif. Karena sifat dan cakupan dari rencana ini, maka untuk selanjutnya masih diperlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam
rencana-rencana
yang
lebih
rinci
dan
cakupan
masa
perencanaannya pendek. Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomani dengan baik, diaplikasikan secara konsisten serta terus dimonitor pencapaian pelaksanaanya. Perlu disadari bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sedangkan kebijakan pemerintah akan 161
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
terus berubah dan mengarah kepada perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang. Review terhadap rencana ini perlu terus dilakukan agar tetap sinkrondengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
162
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit IV Gorontalo Utara
LAMPIRAN
163