RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT ( Studi Analisis pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur )
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SALIS UMUDIYAH 111 10 189
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015 i
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara pelajar 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi.
Salatiga, 29 September 2015 Penulis
Salis Umudiyah NIM: 111 10 189
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
Dr. Miftahuddin, M.Ag Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Lamp
: 5 Eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Saudara
: Salis Umudiyah Kepada: Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu‟alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama
: Salis Umudiyah
NIM
: 111 10 189
Fakultas/Jurusan
: Tarbiyah/ PAI
Judul
: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT ( Studi Analisis pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur )
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas dapat dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Salatiga, 29 September 2015 Pembimbing
Dr. MiftahuddinM.Ag NIP. 19700922 199403 1 002
iii
SKRIPSI RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT ( Studi Analisis pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur ) DISUSUN OLEH SALIS UMUDIYAH 111 10 189 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 28 September 2015 da n telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd
____________
Sekretaris Penguji
: Dr. Miftahuddin, M.Ag
____________
Penguji I
: Drs. Abdul Syukur, M.Si
____________
Penguji II
: M. Farid Abdullah, S.Pd.I, M.Hum
____________
Salatiga, 29 September 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
iv
v
MOTTO
"َ”مَنََعَمَلََعَاَمَلََوََعَلَمََيَدََعَيَعَظَيَمَاَمَلَكَوََتََالسَمَاَء ”Barang siapa ‘alim, mengamalkan serta mengajarkan ilmunya, maka ia bakal
di sebut – sebut oleh malaikat langit” ( Qoul KH. Habib Dimyathi )
vi
PERSEMBAHAN Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada : & Ayah, ibunda, kakak-kakak tercinta yang senantiasa tak pernah berhenti memberikan doanya sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan. & Almukarom Romo
KH. Fu‟ad Habib Dimyathi, KH. Luqman
Harist Dimyathi dan seluruh keluarga besar Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan yang dengan tulus ikhlas mendidikku dengan dasar-dasar keagamaan dan semangat spiritual yang dijadikan bekal hidup. & Seseorang yang selalu memberikan motivasi dan walaupun masih jauh tetapi selalu menemaniku di setiap perjuanganku. & Teman – temanku senasib seperjuangan yang menyertaiku dalam menimba ilmu di IAIN Salatiga.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur yang telah melimpah rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Relevansi Kurukulum Pondok Pesantren dengan Kebutuhan Masyarakat ( Studi Analisis pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur”). Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratanguna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di IAIN Salatiga.
2.
Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku Kepala Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
3.
Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.
viii
4.
Ayahanda dan ibunda terkasih ( Bpk Suparno dan Ibu Maesyaroh ) yang telah tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis serta kakak-kakakku tercinta yang telah memberiku semangat.
5.
Seluruh dosen dan pegawai administrasi IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.
6.
Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur serta pengasuh dan ustadz/ ustadzh yang telah memberikan ilmunya kepada saya (dek Nafis, Iqoh, Ijah, Riska, Hulah )yang telah memberikan banyak inspirasi dan motivasi.
7.
Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya. Amin ya robbal ‟alamin
Salatiga, 29 September 2015 Penulis
Salis Umudiyah NIM: 111 10 189
ix
ABSTRAK Umudiyah, Salis. 2015. Relevansi Kurukulum Pondok Pesantren dengan Kebutuhan Masyarakat ( Studi analisis pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur). Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H.MiftahuddinM.Ag. Kata Kunci : Kurikulum Pondok, Kebutuhan Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membahas relevansi kurikulum pondok pesantren dengan kebutuhan masyarakat studi analisis pada perguruan Islam pondok tremas pacitan jawa timur.Adapun fokus penelitian yang akan dikaji adalah: (1). Bagaimana format kurikulum yang ada di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur; (2). Bagaimana Pengembangan kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas Jawa Timur; (3). Apakah kurikulum yang ada di Perguruan Islam Pondok Tremas itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :(1) Format kurikulum yang ada di Perguruan Islam Pondok Tremas itu berbeda dengan kurikulum di Pondok Pesantren lainnya. Di Perguruan Islam Pondok Tremas mempunyai kurikulum yang bersifat salaf yang mandiri, yaitu kurikulum yang memang di kemas dengan tanpa menghilangkan bentuk – bentuk pembelajaran salafi tetapi juga mengambil dari pembelajaran modern, (2) Pengembangan kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan terlaksana dengan baik berkat aspirasi pengembangan kurikulum dari dalam pondok itu sendiri dan dukungan masyarakat secara utuh dalam menginformasikan bahan-bahan pelajaran/ pendidikan Islam ke dalam kurikulumnya, (3) Kurikulum di Pondok Tremas relevan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengikuti perkembangan zaman walaupun masih menggunkan sistem pembelajaran kuno.
x
DAFTAR ISI LEMBAR BERLOGO..............................................................................................i JUDUL.....................................................................................................................ii DEKLARASI..........................................................................................................iii PERTANYAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................iv PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................v PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................vi MOTTO.................................................................................................................vii PERSEMBAHAN.................................................................................................viii KATA PENGANTAR............................................................................................ix ABSTRAK...............................................................................................................x DAFTAR ISI...........................................................................................................xi DAFTAR TABEL.................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................1 B. Fokus Penelitian................................................................................6 C. Tujuan Penelitian..................................................................................6 D. Pegunaan Penelitian.............................................................................7
xi
E. Penegasan Istilah...................................................................................8 F. Metode Penelitian...............................................................................10 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian....................................................10 2. Kehadiran Peneliti..........................................................................10 3. Waktu Penelitian............................................................................11 4. Lokasi Penelitian............................................................................11 5. Sumber Data...................................................................................11 6. Teknik Pengumpulan Data.............................................................12 7. Analisis Data..................................................................................14 8. Pengecekan Keabsahan Data.........................................................14 G. Sistematika Penulisan.........................................................................15 BAB II LANDASAN TEORI A. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam 1. Pengertian Pondok Pesantren.........................................................20 2. Tinjauan Sejarah tentang Pondok Pesantren di Indonesia.............22 3. Unsur – Unsur Pondok Pesantren...................................................24 4. Pergulatan Pesantren dalam Perkembangan Masyarakat...............28
B. Kurikulum dan Kebutuhan Masyarakat.............................................31
xii
1. KonsepDasar Kurikulum...............................................................31 2. Kurikulum dan Masyarakat............................................................32
C. Kurikulum Pondok Pesantren.............................................................34
1. Tujuan Kurikulum di Pesantren....................................................35 2. Materi Kurikulum Pesantren.........................................................38 3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran.........................................39 4. Evaluasi Pembelajran di Pesantren...............................................42 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Tremas......................................................44
1. Sejarah Singkat Berdirinya Perguruan Islam Pondok Tremas...............................................................................44 2. Letak Geografis..............................................................................48 3. Struktur Organisasi.........................................................................49 4. Keadaan Ustadz / Ustadzah, Santri................................................50 5. Sarana dan Prasarana......................................................................54
B. Kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur.............................................................................56 1. Kitab – Kitab yang di Pelajari........................................................58 2. Metode – Metode dalam Proses Belajar Mengajar di Perguruan Islam Pondok............................................................59
xiii
3. Pengembangan Kurikulum............................................................62
C. Kebutuhan Masyarakat.......................................................................69 D. Hubungan Perguruan Islam Pondok Tremas dengan Kebutuhan Masyarakat ......................................................................70 BAB IV ANALISIS DATA RELEVANSI KURIKULUM DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT A. Format Kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan............80 B. Pengembangan Kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas................................................................................................82
C. Relevansi Kurikulum dengan Kebutuhan Masyarakat..........................................................................................86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................90 B. Saran...................................................................................................92 C. Penutup...............................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel.1
Sruktur Organisasi Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan
Tabel.2
Daftar Guru Perguruan Islam Pondok Tremas
Tabel.3
Data Jumlah Santri Perguruan Islam Pondok Tremas
Tabel.4
Data Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Pondok Tremas
Tabel.5
Daftar Kitab yang di Pelajari
xv
Daftar Lampiran
Lamp. 1 :
Lembar Konsultasi Skripsi
Lamp. 2 :
Surat Penunjukkan Pembimbing
Lamp. 3:
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lamp. 4:
DaftarNilai SKK
Lamp. 5:
Daftar Riwayat Penulis
Lamp. 6:
Pedoman Wawancara
Lamp. 7 :
Transkrip Wawancara
Lamp. 8:
Surat Keterangan Penelitian
Lamp. 9:
Dokumentasi Penelitian
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan bagian dari kebutuhan suatu lembaga pendidikan masyarakat dan sebagai rancangan yang mengarah pada hasil belajar mengajar bagi pendidik dan peserta didik, sehingga kurikulum dapat mempengaruhi tujuan sosial yang berkembang di masyarakat, baik itu pendidikan formal maupun non formal seperti madrasah dan pesantren. Pada realitanya pendidikan yang sudah ada menyacu pada pendidikan islam sebagai sumber wawasan ( pengetahuan), sehingga pendidikan islam tidak hanya mengangkat pada pengetahuan umum saja tetapi mampu mengangkat pendidikan moral, etika,. Pada abad terdahulu sebuah lembaga pendidikan yang tertua di Indonesia di kenal dengan sebutan pesantren. Dalam lembaga ini banyak mempelajari dan membina tentang ajaran- ajaran agama Islam. Hal ini dapat kita lihat di sekeliling kita banyak alumni – alumni pesantren yang telah berkecimpung dalam lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan. Pondok pesantren merupakan lembaga tertua di Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam mencetak kader – kader ulama dan telah berjasa dalam mencerdaskan bangsa. Selain itu, pondok pesantren telah menjadi pusat pendidikan yang menanamkan semangat kewira-
1
swastaan dan kemandirian ( Depag RI, 2003 : 5 ), sehingga keberadaan Pondok Pesantren di Indonesia berpengaruh besar terhadap masyarakat di sekitarnya. Dalam hal pendidikan agama, pengaruh pesantren tidak perlu dipertanyakan. Ini disebabkan sejak awal berdirinya pesantren memang disiapkan untuk mendidik dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat melalui pengajian, baik dengan sistem salaf maupun sekolah. Pada kongres pesantren yang dilaksanakan di Solo pada tahun 1970, banyak di paparkan daftar keluhan yang semuannya berhubungan dengan kurangnya penilaian terhadap pesantren. Masyarakat banyak yang menilai bahwa pesantren adalah tempat penampungan bagi anak – anak yang gagal dalam melanjutkan di sekolah umum, sehingga terkesan terpaksa jika memasukkan anaknya disebuah pesantren. Oleh karena itu dunia pesantren dianggap hanya dapat memberikan konsumsi kehidupan akherat saja, sehingga orang segan menyekolahkan anaknya ke PGA, PHIN, SGHA ataupun IAIN (Steenbrink, 1986: 214). Untuk menanggulangi keluhan masyarakat tersebut lalu pesantren memberikan jalur-jalur kegiatan melalui berbagai pendidikan di bidang keagamaan, berbangsa dan bermasyarakat yang diharapkan dapat mendidik para santri sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan cara pengembangkan dan mengemas kurikulum pesantren yang benar-benar diminati masyarakat.
2
Pendidikan pesantren sangat mewarnai dunia Islam pada umumnya dalam segala bentuk kehidupan manusia, terlebih dalam lingkungan masyarakat tertentu, yaitu pendidikan yang terarah dalam rangka mengembangkan potensi manusia kepada nilai-nilai Islam ( Langgulung, 1980 : 29). Demikian menurut Mukti Ali,”bahwa agama mempengaruhi jalannya masyarakat
dan pertumbuhan masyarakat
mempengaruhi
pemikiran terhadap agama” (Mukti Ali, 1993: 36). Firman Allah Surat Taubah ayat 122 yang berbunyi :
122. tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Sesuai dengan ayat di atas, maka pondok pesantren menjadi salah satu tempat untuk memperdalam ilmu – ilmu agama, yang didalamnya terbentuk pendidikan yang diatur sesuai urutan perjenjangan kitab ( Nafi‟ dkk, 2007 : 12).
3
Dengan demikian pendidikan pesantren mengembangkan da‟wah Islam terhadap masyarakat atau kepada umat Islam. Hal ini dapat kita tinjau di sebuah pondok pesantren yang ada di Jawa Timur yaitu di PIP Tremas Pacitan Jawa Timur. Kurikulum yang dikembangkan oleh pesantren ini dapat mencetak lulusan yang lebih unggul di mata masyarakat. Pesantren ini telah mendapat dukungan dari masyarakat dalam mencetak santri berkualitas terutama bagi sarana dakwah dan peningkatan kader da‟i dan keuntungan lain yang diperoleh alumnusnya (Fadjar, 1991 : 143). Pendidikan Islam ditanamkan di PIP Tremas Pacitan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan spiritual mereka. Maka dari itu maju mundurnya pendidikan pondok
ini ditentukan oleh besar kecilnya
partisipasi dan motivasi dari masyarakat yang mau berinteraksi kepadanya dengan baik. Pendidikan yang berada di PIP Termas Pacitan mengelola pendidikan dengan menekankan pembelajaran ajaran agama islam, tetapi tidak berarti mengesampingkan pada pendidikan sebagai mana yang ada di sekolah umum walaupun pembelajaran yang berada di PIP Tremas masih tergolong pendidikan tradisional, yaitu dengan sorogan, badongan, wetonan dimana perkembangannya menunjukkan signal yang signifikan dan relevan dari tahun ke tahun, baik dari faktor manusia maupun faktor pendidikan atau dari sarana-prasarana yang memadai. Keberadaan PIP Tremas Pacitan berarti telah memberikan sumbangan dalam pembangunan pendidikan di bidang agama. Di samping 4
kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan bakat anak didik, agar keterampilan dalam segala bidang yang relevan dengan tugas kehidupan bermasyarakat dapat berhasil bahkan mampu berdakwah dengan hasil yang lebih efektif serta mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk bermasyarakat selain itu juga mempunyai potensi yang bisa di kembangkan di masyarakatnya. Pendidikannya-pun tidak bersifat dikotomis, dimana mengajarkan pengetahuan agama seperti; Tafsir, Qur‟an-Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Nahwu, Sharaf juga menambahkan kurikulum lembaga pendidikan pengetahuan umum, seperti; ilmu alam, ilmu hayat, ilmu pasti, sejarah, tata negara, ilmu bumi, ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan sebagainya. Orientasi dan strategi pengajaran selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Harapan masyarakat, banyak berkeinginan agar anaknya melanjutkan keperguruan tinggi supaya dapat menjadi orang yang bisa memimpin maka pendidikan di lingkungan Pondok Tremas mengarahkan strategi pengajaran dan orientasinya pada sukses melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Disamping itu mempersiapkan peserta didik untuk dapat memasuki dunia kerja dan pengabdian masyarakat. PIP Tremas Pacitan adalah salah satu
pondok salafiyah yang
tergolong pondok tua di Jawa, bahkan pembelajarannya pun masih bersifat klasik di mana kurikulum yang dipakai adalah kurikulum pondok itu
5
sendiri tetapi tidak berarti kurikulum pondok pesantren bertolak belakang dengan kebutuhan masyarakat pada zaman sekarang ini. Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian di Perguruan Islam Pondok ( PIP ) Termas Pacitan Jawa Timur dengan yaitu dengan judul “Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren Dengan Kebutuhan Masyarakat ( Studi Analisis pada Perguruan Islam Pondok (PIP) Tremas Pacitan Jawa Timur ) “ B. Fokus Penelitian Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka fokus penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana format kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan ? 2. Bagaimanakah proses pengembangan kurikulum di Perguruan Islam Pondok Termas Pacitan ? 3. Apakah kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan.
6
2. Untuk memaparkan proses pengembangan kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan. 3. Untuk menganalisis relevansi kurikulum pesantren dengan kebutuhan masyarakat. D. Kegunaan Penelitian Manfaat ataupun kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu teoritis dan secara praktis sebagai berikut: 1. Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang PAI dan juga menambah bahan pustaka, keilmuan pendidikan Islam. Sebagai salah satu sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian masalah ini lebih lanjut. 2. Praktis a. Secara praktis manfaat penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran
dan
masukan
untuk
meningkatkan
kualitas
kurikulum serta pembelajaran di pondok pesantren. b. Digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dari Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
7
E. Penegasan Istilah Untuk memudahkan pembahasan dan untuk menjaga agar tidak terjadi kesalah-pahaman terhadap judul, maka perlu adanya penegasan secara konkrit dan lebih operasional yaitu : 1. Relevansi Kurikulum Dalam kamus bahasa Indonesia relevansi diartikan kaitan, hubungan. Kurikulum adalah seperangakat perencanaan dan media untuk menghantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan
tujuan
pendidikan
yang
di
inginkan
(Muhaimin,1993:184). Disini yang di maksud oleh penulis, relevansi
di
kaitkan
dengan
kurikulum
pondok
yang
mempunyai kesinambungan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan artian kurikulum yang dikembangkan di Pondok pesantren sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh masyarakat. 2. Pondok Pesantren Pengertian pesantren pada dasarnya berarti tempat belajar para santri ( Zamakhsyari, 1994 : 18 ). Pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan “pe” di depan dan akhiran “an” dibelakang kata, berarti tempat tinggal para santri (Yasmadi, 2005 : 61). Secara terminologi di Indonesia pesantren lebih dikenal dengan sebutan “ pondok pesantren”, lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa arab
8
“ funduq” yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana ( Yasmadi, 1996 : 138 ). Sehingga
pondok pesantren pada dasarnya adalah
sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional untuk para santri di bawah bimbingan seorang guru, atau lebih dikenal dengan sebutan “Kyai.” Asrama untuk para santri tersebut berada dalam lingkungan komplek pesantren, dimana Kyai bertempat tinggal, yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah,
ruang
untuk
belajar,
dan
kegiatan-kegiatan
keagamaan yang lain ( Zamakhsyari, 1994 : 44 ). 3. Perguruan Islam Perguruan dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti 1.sekolah, gedung – gedung tempat belajar, 2. Pengajaran (Poerwadaminta, 1982 :335). Islam berarti berserah diri kepada Allah SWT. Islam merupakan sistem Ilahi dan dengan sistem itulah Allah menentukan syari‟at, Allah SWT menjadikan Islam sebagai sistem yang sempurna yang mencakup seluruh sistem
kehidupan,
termasuk
di
dalamnya
pendidikan
(Abdurrahman, 1995 : 25). Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan analisis
9
tentang kurikulum pesantren yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dalam pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan kualitatif yang umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen/ studi dokumenter yang antara satu sama lain saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2005: 108). Penggunaan metode ini untuk memahami interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta dan wawancara mendalam , agar ditemukan pola – pola hubungan yang jelas (Sugiono,2009:24). 2. Kehadiran Peneliti Peneliti hadir secara langsung pada obyek yakni Pondok Tremas Pacitan, dalam rangka pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti. Di sini peneliti mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan fokus penelitian kurikulum pondok pesantren dengan kebutuhan masyarakat, serta mencari info-info untuk melengkapi data yang dibutuhkan.
10
3. Waktu Penelitian Penelitian dan pengumpulan data – data di PIP Tremas Pacitan terhitung mulai bulan januari - selesai. Setelah selesai dilanjutkan dengan kegiatan akhir berupa penyusunan skripsi. 4. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di PIP Tremas Pacitan Jawa Timur. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian berikut adalah sebagai berikut: Pertama, berkaitan dengan upaya pengembangan kurikulum pesantren di Indonesia, peran intuisi pendidikan formal. Oleh karena itu, kurikulum yang ada di pesantren dapat pembentukan karakter peserta didik yang intelek dan siap terjun di masyarakat perlu dikembangkan. Kedua, pemilihan tempat penelitiannya tersebut di Tremas Kecamatan Arjosari peneliti berargumen bahwa Tremas merupakan wilayah agraris yang penduduknya masih sangat kental dengan pengenalan pondok pesantren klasik. Selain itu melihat kondisi lingkungan di sekitar pondok, realita menunjukkan bahwa masih banyak pemahaman tentang kurikulum pondok pesantren yang membantu dalam kebutuhan masyarakat. 5. Sumber Data Sesuai dengan sumber data yang ada, maka prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
11
a. Primer Data primer dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek serta ganbaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Sumber data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi diantaranya adalah orang-orang kunci (Key Person) yang meliputi : pengasuh pondok ( kyai ), dewan pengurus ( ustadz/ Ustadzah ), tokoh masyarakat, ketua organisasi, dan santri. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan dengan bantuan catatan lapangan, dan dengan bantuan rekaman suara handphone. b. Sekunder Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain selain data primer. Diantaranya bukubuku literatur yang berhubungan dengan internet, dokumen pribadi dan dokumen yang terkait dengan penelitian ini. 6. Teknik Pengumpulan Data Metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu : 1) Observasi (pengamatan), ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala – gejala yang diteliti (Arikunto,
12
2010 : 54). Untuk menyelidiki peristiwa dengan mengamati secara sistematik terhadap letak dan keadaan daerah, serta potret kehidupan di PIP Tremas Pacitan Jawa Timur. 2) Wawancara, adalah suatu bentuk komunikasi, semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi (Nasution, 1996 : 113). Peneliti mencoba menanyakan dengan responden supaya mengetahui persoalan yang di teliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sistem pendidikan di PIP yang meliputi : kitab-kitab yang dipelajari, PBM, metode, dan evaluasi, dan pandangan masyarakat terhadap eksistensi PIP. Wawancara ini dilakukan terhadap : Kyai, Dewan pengurus ( Ustazd / Ustadzah ), Santri, Ketua Organisasi, serta tokoh masyarakat sekitar. 3) Dokumentasi, ialah pengambilan data yang diperoleh melaluli dokumen – dokumen (Arikunto, 2010 : 73). Dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh dokumenter yang berbentuk informasi yang berhubungan dengan pondok pesantren. Metode dokumenter ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang administrasi, struktur organisasi, stuktur kurikulum.
13
7. Analisis Data Berdasarakan permasalahan yang akan di paparkan dalam skripsi ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif, dengan mengelompokkan bagian-bagian kesimpulan yang di hasilkan sebagai gambaran menyeluruh atas obyek penelitian. Analisis tersebut, penulis gunakan untuk menelaah kurikulum pesantren
dan
bagaimana
kesesuaiannya
dengan
kebutuhan
masyarakat lingkungannya. Dalam analisis ini, konsep kurikulum pendidikan Islam yang ideal digunakan sebagai landasan. Dengan demikian penelitian ini lebih memfokuskan pada evaluasi kurikulum pondok yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitar. 8. Pengecekan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan atas kriteriakriteria tertentu. kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (credibility),
kebergantungan
(dependability),
dan
kepastian
(confirmability) (Moeloeng,2009:324). a. Derajat Kepercayaan (credibility) Kriteria kredibilitas ini berfungsi untuk melaksanakan penelaahan data secara akurat agar tingkatan kepercayaan penemuan dapat dicapai. Dalam teknik ini dapat dilakukan dengan
14
perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi. b. Kebergantungan (dependability) Konsep ini merupakan konsep pengganti dari konsep reability dalam penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mnegukur kebergantungan adalah auditing, yaitu pemeriksaan data yang sudah dipolakan. c. Kepastian (confirmability) Konsep ini merupakan konsep pengganti dari konsep “objektivitas” pada penelitian kualitatif, obyektivitas itu diukur melalui
orangnya
atau
penelitinya.
Jadi
objektivitas
dan
subjektivitas dalam penelitian kualitatif sangan ditentukan oleh seseorang. G. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut : 1. Bagian awal, terdiri dari : Halaman Sampul, Lembar Berlogo, Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Halaman Kata
15
Pengantar, Abstrak,
Halaman Daftar Isi, Daftar Tabel, Halaman
Daftar Gambar, serta Daftar Lampiran. 2. Bagian isi Bagian isi terdiri dari beberapa baba yang masing – masing terdiri dari beberapa sub bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I: Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Fokus
Penelitian,
Tujuan
Penelitian,
Kegunanan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II
: Kajian Pustaka A. Pondok Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang meliputi: Pengertian Pondok Pesantren, Tinjauan Sejarah tentang Pondok Pesantren di Indonesia, UnsurUnsur Pesantren (Kyai, Santri, Kitab Kuning, Masjid, Pondok),
Pergulatan
Pesantren
dalam
Perubahan
Masyarakat. B. Sekilas
tentang
Pengembangan
Kurikulum
yang
meliputi: Pengertian Kurikulum, Asas-Asas Kurikulum, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum, Kurikulum dan Kebutuhan Masyarakat
16
C. Kurikulum Pondok Pesantren yang meliputi: Tujuan Pengajaran
di
Pesantren,
Pendekatan
Bandongan,
Pesantren,
Wetonan
Materi
dan
Pendidikan
Metode
(Halaqoh),
di
(Sorogan,
Musyawarah),
Evaluasi Pendidikan di Pesantren. BAB III : Penyajian Data A. Gambaran Umum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 1. Sejarah Berdirinya. 2. Letak Geografis. 3. Struktur Organisasi. 4. Keadaan Santri, Ustadz / Ustadzah 5. Sarana dan Prasarana B. Pelaksanaan Pendidikan di PIP Tremas Pacitan Jawa Timur 1. Kitab-Kitab yang di pelajari (Materi yang diajarkan). 2. Kurikulum di PIP Tremas Pacitan. 3. Metode – Metode dalam Proses Belajar Mengajar di PIP Tremas Pacitan.
17
4. Pengembangan Kurikulum mengenai: Pengembang Kurikulum, Artikulasi dan Hambatan, serta ModelModel Pengembangan Kurikulum. BAB IV : Analisis
Relevansi
Kurikulum
Pesantren
dengan
Kebutuhan Masyarakat pada Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan. A. Sistem Pendidikan di PIP Termas. B. Proses Belajar Mengajar di PIP Tremas Pacitan. C. Perkembangan Kurikulum di PIP dari perspektif Kebutuhan Masyarakat. BAB V : Penutup Dalam bab ini merupakan bagian terakhir yang terdiri dari tiga sub bab yaitu: A. Kesimpulan. B. Saran-Saran. C. Kata Penutup.
18
3. Bagian Akhir Skripsi Pada bagian akhir ini berisi : Daftar Pustaka, LampiranLampiran, serta Daftar Riwayat Pendidikan Penulis.
19
.BAB II LANDASAN TEORI
A. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam 1. Pengertian Pondok Pesantren Pondok Pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan berbentuk asrama yang merupakan komunitas khusus dibawah pimpinan kyai dan dibantu oleh ustadz / ustadzah yang berdomisili di pondok bersama dengan santri. Di Pondok Pesantren masjid selain sebagai tempat ibadah digunakan sebagai tempat kegiatan para santri selain itu dilengkapi dengan gedung / madrasah sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Pondok pesantren dilengkapi dengan asrama sebagai tempat tinggal para santri selain itu kehidupan pondok pesantren merupakan kehidupan yang kreatif dan terbentuk satu kesatuan seperti satu keluarga. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam sebagai wahana untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat dalam kehidupan sehari – hari. Istilah
pondok
pesantren,
merupakan
dua
istilah
yang
menunjukkan pada satu pengertian suku jawa biasanya menyebutnya dengan istilah pondok, atau pesantren. Di Madura menyebutnya dengan istilah penyantren, sedang di Pasundan menyebutnya dengan
20
istilah pondok sedangkan di aceh menyebutnya dengan istilah “surau“ ( Team Depag, 1986 :53 ). Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama – asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari bambu, atau barangkali berasal dari kata “ funduq “ yang berarti hotel atau asrama (Zamakhsyari,1978:18). Pesantren secara terminologi adalah sebuah pendidikan agama yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar ( Arifin,1991: 99 ). Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang guru yang lebih dikenal dengan sebutan “ kyai “. Asrama untuk para siswa tersebut berada dalam lingkungan kompleks pesantren di mana kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan yang lain (Zamakhsyari, 1978 : 44 ). Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Agama Islam dengan sistem asrama yang di dalamnya berisikan sekurang – kurangnya ada lima unsur pokok yaitu : pengasuh sekaligus pengajar ( kyai ), ada asrama ( pondok ), masjid sebagai tempat ibadah dan sentral kegiatan, santri, serta ada pembelajran kitab kuning ( Tafsir, 1992 : 191 ). Dari pengertian diatas, pondok pesantren merupakan totalitas pendidikan agama Islam yang benar – benar menjadi suplemen pokok bagi masyarakat sebagai tiangnya kehidupan. Pondok pesantren 21
merupakan wadah pendidikan islam yang seutuhnya sebagai subyek mendidik dan mengajar. Sehingga pondok pesantren selalu di kembangkan untuk mendidik dan membina dalam meningkatkan kualitas masyarakat yang terarah sebagai kader masa depan. 2. Tinjauan Sejarah tentang Pondok Pesantren di Indonesia Pondok pesantren merupakan bapak dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman, hal ini bisa dilihat dari perjalanan historisnya, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yaitu menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak kader – kader ulama‟ dan da‟i ( Hasbullah, 1999 ; 40 ). Awalnya pondok pesantren itu masuk ke Indonesia, bersamaan dengan
masuk
dan
berkembangnya
agama
Hindu.
Setelah
berkembangnya ajaran Islam di Indonesia barulah pondok pesantren mendapatkan isi ajaran Islam ( Team Depag, 1986 : 53 ). Pondok pesantren lahir di Indonesia tidak lepas dari munculnya para tokoh – tokoh islam yang ikut menyiarkan ajaran Islam, baik itu di pondok maupun di langgar atau surau seperti para walisembilan. Pondok pesantren di Indonesia baru diketahui keberadaannya dan perkembangannya setelah abad ke – 16. Karya-karya jawa klasik seperti serat cabolek dan serat centini mengungkapkan dijumpai lembaga-lembaga yang mengajarkan berbagai kitab islam klasik dalam
22
bidang fiqih, tasawuf, dan menjadi pusat-pusat penyiaran islam yaitu pondok pesantren ( Depag, 2003:8). Pada masa penjajahan kolonial
Belanda, nama pesantren
merupakan lembaga pendidikan rakyat yang berbobot terutama dalam penyiaran agama islam. Kelahiran pesantren baru, selalu diawali degan cerita perang antara pesantren – pesantren yang akan didirikan dengan masyarakat sekitar dalam kehidupan moral, bahkan dengan kehadiran pesantren dengan jumlah santri yang banyak dan datang dari berbagai masyarakat laian yang ajauh, maka terjadilah semacam kontak budaya antara berbagai suku dan masyarakat di sekitar makain ramai dan makin maju. Namun semenjak belanda memerintah Indonesia, pendidikan islam dan pesantren mengalami banyak hambatan, bahkan dikatakan mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan kebijaksanaan pemerintah yang cenderung memberatkan, misalnya yang dulunya adalah sebagai tempat belajar dihapuskan dan dijadikan pusat pemerintahan . Pada tahun 1990an Belanda menghilangkan sistem pengajaran pesantren dan diganti dengan system kelas atau sekolah dengan dasar politik ( Wahjoetomo, 1997 : 76 ). Ilmuan barat yang mereka terima tidak merubah atau melunturkan putra
pribumi,
justru
mempertebal
keyakinan
agama
dan
memperkokoh nasionalisme mereka. Politik Islam yang dijalankan oleh pemerintah belanda (membatasi pendidikan bagi pribumi) justru
23
menggiring masyarakat pribumi pergi ke pondok pesantren. Proses ini disatu pihak justru mendasari kuatnya kepercayaan beragama bagi penduduk pribumi ( Team Depag, 1986 :19 ). Itulah yang menjadi sebab mengapa sebagian besar pondok pesantren berada di daerah yang jauh dari keramaian kota, untuk menghindari jangakauan Belanda. Dengan cara inilah, pondok pesantren mampu mengembangkan sayap, terbukti sampai sekarang banyak pondok pesantren yang berkembang di tanah air, khususnya di pulau jawa. 3. Unsur – unsur Pondok Pesantren Kyai , Santri, Pengajian Kitab Klasik, Masjid, Pondok merupakan unsure – unsure dari tradisi pesantren. Hal ini berarti bahwa suatu lembaga pengajian yang telah berkembanga hingga memiliki kelima elemen dasar tadi akan merubah statusnya menjadi pesantren. Demikian perkembangan selalu menampilkan cirri khas sebagai lembaga pendidikan yang ditunjukkan oleh unsur – unsur pokok tersebut serta membedakan dengan lembaga laiannya sebagai berikut : a. Kyai Kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren, seorang kyai bahkan seringkali merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan sebuah pesantren bergantung
24
kepada kemampuan pribadi kyainya, menurut asal – usulnya, perkataan kyai dalam bahasa jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda : 1. Sebagai gelar kehormatan bagi barang – barang yang dianggap keramat, seperti “ Kyai Garuda Kencana “ dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Kraton Yokyakarta. 2. Gelar kehormatan untuk orang – orang tua umumnya. 3. Gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab – kitab islam klasik kepada para santrinya (Dhofier,1980:55). Selain gelar, kyai sering disebut seorang alim ( orang yang dalam pengetahuan tentang islam). Adanya kyai dalam pesantren merupakan hal yang sangat mutlak bagi sebuah pesantren, sebab seorang kyai merupakan tokoh sentral yang memberikan pengajaran dan bimbingan, karena kyai menjadi satu – satunya yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.
a. Santri Santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren, menurut tradisi pesantren terdapat dua kelompok santri : 1) Santri mukim yaitu murid – murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren.
25
2) Santri kalong yaitu murid – murid yang berasal dari desa – desa di sekitar pondok, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing - masing setiap selesai mengikuti pembelajaran di pondok pesantren ( Dhofier,1980:51-52). b. Pengajian Kitab Klasik Kitab – kitab klasik yang sekarang dikenal dengan kitab kuning sebagai
karangan
ulama
terdahulu,
mengenai
berbagai
ilmu
pengetahuan agama islam dan bahasa arab. Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab klasik terutama karangan ulama yang menganut faham syafi‟iyah dan merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. tujuan utama pengajaran ini adalah untuk mendidik calon – calon ulama yang setia kepada faham islam tradisional ( Dhofier,1980:50). Para santri dalam mempelajari kitab-kitab klasik ini biasanya menggunakan system pengajaran sorogan dan badongan. Kitab kuning sebagai salah satu unsure mutlak dari proses belajar mengajar di pesantren sangat penting dalam membentuk kecerdasan intelektual dan moralitas
kesalehan
(kualitas
keagamaan)
pada
diri
santri
(Yasmadi,2005:68). System pembelajaran seperti ini, oleh para ulama dianggap masih relevan diterapkan dalam suatu pendidikan pada zaman sekarang ini.
26
c. Masjid Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sholat lima waktu, khutbah, dan sholat jum‟at serta pengajaran kitab-kitab klasik. Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dlam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalisme dasar system pendidikan tradisional. Dengan kata lain, kesinambungan system pendidikan islam yang berpusat pada pada masjid al-Qubba dekat Madinah pada masa nabi
Muhammad
tetap
terpancar
dalam
system
pesantren
(Dhofier,1980:49). Dalam perspektif sejarah Islam, masjid bukanlah sarana kegiatan peribadatan belaka, lebih jauh dari itu masjid menjadi pusat bagi segenap aktifitas nabi Muhammad dalam berinteraksi dengan umat. Masjid, menurut Nurcholish Madjid dapat juga dikatakan sebagai pranata terpenting masyarakat islam serta pembangunan masjid adalah modal utama nabi ketika berjuang menciptakan masyarakat beradap (Yasmadi,2005:65). Demikian dengan seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren biasanya pertama-tama akan mendirikan masjid yang tidak jauh dari lokasi yang akan di buat pondok pesantren. Masjid inilah yang nantinya akan digunakan kyai untuk mengajar santri-
27
santrinya. Dan disinilah para santri mengenal berbagai ajaran-ajaran agama Islam. d. Pondok Pondok pesantren adalah sebuah system yang unik. Tidak hanya unik dalam pendekatan pembelajarannya, tetapi juga unik dalam pandangan hidup dan tata nilai yang di anut, cara hidup yang ditempuh, struktur pembagian kewenangan, dan semua aspek-aspek kependidikan dan masyarakat lainnya. Oleh sebab itu, tidak ada definisi yang secara tepat mewakili seluruh pondok pesantren yang ada (Depag,2003:28). Setiap pondok pesantren mempunyai keistimewaan sendiri, yang mungkin tidak bisa di miliki oleh pondok-pondok yang lain. Meskipun demikian, dalam hal-hal tertentu pondok pesantren memiliki persamaan. Persamaan- persamaan inilah yang lazim disebut sebagai ciri-ciri
pondok
pesantren,
dan
selama
ini
dianggap
dapat
mengimplikasi pondok pesantren secara kelembagaan. 4. Pergulatan Pesantren dalam Perkembangan Masyarakat Perubahan masyarakat terjadi setiap waktu berkenaan dengan proses tingkah laku kalangan masyarakat (pedesaan ataupun kota). Perubahan yang terjadi dalam masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan budaya setempat. Adapun kehadiran pesantren ditengah-tengah
28
masyarakat ikut memberikan macam-macam corak dalam masyarakat sekitarnya. Karena pada awal berdirinya pesantren telah didukung masyarakat sehingga perubahan yang terjadi di masyarakat pun akan melibatkan keberadaan pesantren. Perubahan
masyarakat
berjalan
secara
kontinyu
dan
berkesinambungan. Memahami perubahan sosial sangat penting bagi masyarakat terutama generasi muda yang sedang mengembangkan ilmu pengetahuan untuk siap menjadi pewaris pejuang bangsa. Memang dalam kehidupan intelek dan juga hubungan antar masyarakat, ada prinsip-prinsip dasar yang hampir tidak memahami perubahan. Perubahan tersebut bersifat menyempurnakan tidak menghilangkan. Prinsip-prisip dasar itu seperti aqidah atau pendidikan agama islam (syariat, akhlak,dsb). Pendidikan Islam yang diterapkan di pesantren harus mampu mensikapi, dapat memerangi dan mengatasi perubahan sosial dan kebudayaan yang ada di masyarakat. Pendidikan Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan As Sunnah seyogyanyalah mampu melahirkan manusia yang mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat. Pondok pesantren dilahirkan untuk memberikan respon terhadap sitiasi dan kondisi sosial suatu masyarakat yang tengah diharapkan pada runtuhnya sendi-sendi moral, melalui transformasi nilai-nilai
29
yang ditawarkan. Kehadiran pondok pesantren bisa disebut sebagai agen perubahan sosial (agent of social ghange), yang selalu melakukan perubahan pembebasan pada masyarakat dari segala keburukan moral, penindasan politik, pemiskinan ilmu pengetahuan, dan bahkan dari pemiskinan ekonomi (Depag, 2003:94). Peran pesantren dalam kultur masyarakat dapat mengarahkan tujuan perubahan itu ke masa depan yang lebih baik dari pada kehidupan masyarakat sebelumnya, sehingga perubahan masyarakat berpengaruh positif bagi pertumbuhan zaman, sosial dan budaya. Pondok pesantren juga merupakan sarana bagi perkembangan potensi dan pemberdayaan umat, seperti halnya dalam pendidikan atau dakwah islamiyah (Depag,2003:93). Pesantren juga sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional dalam membentuk manusia muslim yang abik dan sholeh. Oleh karena itu lembaga pendidikan Islam ini berusaha untuk mewujudkan susana yang lingkungannya
dalam
pesantren.
pesantren
ingin
selalu
mengembangkan kurikulum pendidikan agar lebih unggul bila dibandingkan
dengan
lembaga
pendidikan
lainnya.
Dikatakan
pesantren dapat mencapai kesejahteraan duniawi dan akhirat. Pada perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan anak didik yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan, kemampuan
30
berkomunikasi dengan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kecerdasan terhadap alam lingkungan. Terjadinya trasformasi masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industrialis memunculkan berbagai macam jenis jabatan dan pekerjaan. Hal ini sering menimbulkan berbagai benturan antara nilai-nilai sosial yang sudah melekat di masyarakat dan nilai-nilai baru. Oleh karena itu pondok pesantren mampu memberikan sumbangan-sumbangan baik moral maupun pikiran yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. B. Kurikulum dan Kebutuhan Masyarakat 1. Konsep Dasar Kurikulum Kata kurikulum berasal dari bahasa yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu ”currere” yang berrarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finis. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan (Muhaimin, 2007:1). Kurikulum dimaksudkan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari mulai awal sampai akhir. Kurikulum juga berarti “chariot” semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang dari start sampai finis. Di samping penggunaan kurikulum semula dalam bidang olahraga,
31
kemudian dipakai dalam bidang pendidikan yakni sejumlah mata kuliyah di perguruan tinggi (Nasution, 1994:1-2). Di Indonesia, istilah ”kurikulum” baru menjadi popular sejak tahun lima puluhan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah kurikulum di kenal orang luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan ialah “ rencana pelajran”. Hilda Taba, “Curriculum Development, Theory and Practice” mengartikan sebagai “a plan for learning” yang direncanakan untuk pelajaran anak (Nasution,1994:2). Kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. Kurikulum juga merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakat. Kurikulum itu sebagai penyangga untuk mencapai tujuan pendidikan. Beauchamp lebih memberikan tekanan bahwa kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran. Pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran (Sukamadinata, 2013:5). 2. Kurikulum dan Masyarakat Kurikulum sangat penting bagi masyarakat, sekolah / pesantren sebagai hasil kurikulum yang telah mereka jalani dan mutu masyarakat banyak bergantung pada mutu kurikulum. Makin maju masyarakat,
32
makin banyak yang harus diperoleh anak didik dan karena itu bertmabah lamalah mereka harus bersekolah. Perubahan dalam masyarakat terutama akhir-akhir ini sangat cepat, sehingga sering sekolah tidak sanggup mengikuti jejak kemajuan masyarakat. Akibatnya sekolah bertambah lama bertambah jauh ketinggalan dan dicap konservatif tradisional, sekolah tidak dapat bergerak secepat masyarakat dan sering sekolah berpegang teguh pada mata pelajaran yang dahulu memang fungsional, akan tetapi dalam masa modern ini sudah tidak lagi memenuhi tuntutan zaman. Hal ini akan selalu timbul dan mengharuskan sekolah untuk meninjau kurikulumnya kembali agar lebih relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat (Nasution,1994:153). Mendidik anak dengan baik hanya mungkin jika kita memahami masyarakat tempat kita hidup. Karena setiap Pembina kurikulum harus senantiasa mempelajari keadaan, perkembangan, kegiatan
dan
aspirasi
masyarakat.
Perubahan
masyarakat
mengharuskan kurikulum senantiasa ditinjau kembali. Kurikulum dapat dikatakan sebagai unsur penting dalam proses pendidikan dalam suatu kesatuan system, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat harus kita rencanakan secara matang agar pelaksanaan pengajarannya dapat
33
sesuai dengan struktur kurikulum yang diberikan. Dengan demikian, merencanakan suatu kurikulum merupakan usaha yang melibatkan banyak instansi, mulai dari badan tertinggi sampai yang terendah seperti guru, bahkan orang tua. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menghapus atau menutup pondok pesantren, dengan alasan kuno dan kurikulumnya tertinggal dengan perkembangan zaman. Sementara penciptaan tradisi keilmuan baru membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan tidak seorang pakarpun mampu menjamin bahwa tradisi baru itu akan sama efisien dengan tradisi keilmuan yang dibangun melalui kitab kuning. Banyak ilmuan yang muncul dari kalangan pesantren, baik itu pesantren klasik ( salafy ) maupun pesantren modern ( khalafy ). Sebagai konsekuensi keikutsertaan pondok pesantren dalam laju kehidupan kemasyarakatan yang bergerak dinamis, di pondok pesantren selain berkembang aspek pokoknya, yaitu pendidikan dan dakwah, juga berkembang hampir semua aspek kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan kebudayaan (Depag RI,2003:19). C. Kurikulum Pondok Pesantren Yang dimaksud dengan kurikulum pondok pesantren meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Cakupan dalam kurikulum seperti ini didasarkan pada pandangan para pakar kurikulum, antara lain Hilda Taba,
34
sebagaimana dikutip Nasution mengemukakan bahwa “pada hakekatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya” (Nasution,1994:7). 1. Tujuan Kurikulum di Pesantren Kurikulum tidak lepas dari suatu pembelajaran dalam satuan pendidikan. Pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, perasaan dan panca indera. Pendidikan berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bersikap seperti yang di harapkan menjadi bersikap seperti yang diharapkan. Pendidikan membentuk
manusia
secara
keseluruhan
yaitu
pembentukan
kepribadian secara utuh. Tujuan dalam pendidikan islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam Al Qur‟an disebut “Muttaqin”. Oleh karena itu pendidikan islam berarti pembentukan manusia yang bertaqwa. Hal ini sesuai dalam pendidikan mansional yang kita tuangkan dalam tujuan pendidikan nasioanal yang akan membentuk manusia Pancasilais yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Depag,1982:60).
35
Menurut Al-Ghazali, tujuan umum pendidikan islam tercermin dalam dua segi : 1. Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2. Insan puran yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Kebahagiaan dunia-akherat dalam pandangan Al-Ghazali adalah menempatkan
kebahagiaan
dalam
proporsi
yang
sebenarnya.
Kebahagiaan yang lebih mempunyai nilai universal, abadi, dan lebih hakiki itulah yang diprioritaskan, sehingga pada akhirnya tujuan ini akan
menyatu
dengan
tujuan
yang
pertama
(Muhaimin,
Mujib,1993:161). Dasar pendidikan pesantren yang fundamental yaitu Al-QuranHadits sebagai tujuan pendidikan pesantren antara lain menjadikan santri-santri sebagai figur yang berkepribadian muslim serta mengembangkan supaya dapat menjadi sosok muslim
yang
berkepribadian muhsin. Fakta tersebut sesungguhnya merupakan nilai-nilai yang sudah ada tradisi pada kalangan pesantren, walaupun sebenarnya tidak proposional, yaitu tindakan dan perkataan sang kyai dalam jajaran dasar falsafah pendidikan pesantren (kyai dianggap sebagai pengasuh nilai-nilai mutlak).
36
Faisal mencanangkan bahwa pendidikan pesantren bertujuan sebagai berikut : a. Mencetak ulama yang mneguasai ilmu-ilmu agama. Hal ini sesuai dengan Al-Qur‟an Surat At-Taubah:122. b. Mendidik muslim yang dapat melaksankan syariat agama. c. Mendidik agar obyek memiliki keterampilan dasar yang relevan dengan terbentuknya masyarakat beragama. Menurut
mastuhu
(sebagaimana
dikutip
Manfred
Oepen,1988:288) mengungkapkan bahwa tujuan dari pesantren, antara lain sebagai berikut : a. Memiliki kebijaksanaan menurut ajaran islam. b. Memiliki kebebasan yang terpimpin. c. Berkemampuan mengatur diri sendiri. d. Memiliki kebersamaan yang tinggi. e. Bisa menghormati orang tua dan guru. f. Mempunyai rasa cinta terhadap ilmu. g. Mandiri dan kesederhanaan (Tafsir,1992:201). Sedangkan yang menjadi tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim. Tujuan
37
tersebut mirip dan sama dengan tujuan pendidikan Islam. Muhaimin dan A. Mujib menyadur rumusan tujuan pendidikan Islam dari hasil seminar pendidikan Islam sedunia tahun 1980 di Islamabad sebagai berikut : “Pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan dan panca indera. Oleh karena
itu
pendidikan
seharusnya
memberi
pelayanan
bagi
pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, immjinasi, fisik, ilmiah, linguistik baik secara indibidu maupun secara kolektif, di samping memotivasi semua aspek tersebut kearah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT, baik dalam level individu, komunitas dan manusia secara luas (Muhaimin, Mujib,1993:163). Maka dalam tujuan pendidikan dan pengajaran pesantren juga tidak bisa lepas dari tujuan pendidikan Islam. 2. Materi Kurikulum Pesantren Ciri-ciri khusus dalam pondok pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu sintaksis arab, morfologi arab, hukum islam, sistem yurisprodensi Islam, hadist, tafsir Alqur‟an, teologi Islam, tasawuf, tarikh, dan retorika. Literature ilmuilmu tersebut memkai kitab-kitab klasik yang disebut dengan istilah “kitab kuning” dengan ciri-ciri sebagai berikut :
38
a. Kitab-kitabnya berbahasa arab. b. Umumnya tidak memakai syakal, bahkan tanpa titik dan koma. c. Berisi keilmuan yang cukup berbobot. d. Metode penulisannya dianggap kuno dan relevansinya dengan ilmu kontemporer
kerapkali
tampak
menipis
(Muhaimin-
Mujib,1993:300). 3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Sebagai lembaga pendidikan Islam yang termasuk tertua, sejarah perkembangan pondok pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat nonklasikal, yaitu model sistem pendidikan dengan metode pengajaran wetonan dan sorogan. Di Jawa Barat, metode tersebut diistilahkan dengan “Bandongan”, sedangkan di Sumatra digunakan istilah Halaqoh. Bagaimana halnya kurikulum, madrasah atau sekolah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren juga menggunakan metode pembelajaran yang sama dengan metode pembelajaran madrasah atau sekolah lain, di luar pondok pesantren. Metode pembelajaran yang di pergunakan di lembaga pendidikan formal lain yang di selenggarakan oleh pondok pesantren, selain madrasah dan sekolah, pada umumnya mengikuti metode yang berkembang di madrasah atau sekolah. Secara garis besar metode pembelajaran yang dilaksanakan di pesantren, dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, di mana diantaranya masing-masing sistem mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu : 39
a. Metode Sorogan Sorogan, berasal dari kata sorog (bahasa jawa), yang berarti menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya dihadapan kyai. Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal di antara keduannya. Sistem sorogan ini terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang alim (Depag RI,2003:38). Metode yang santrinya cukup pandai mensorogkan (mengajukan) sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca di hadapannya,
kesalahan
dalam
bacaannya
itu
langsung
dibenarkan oleh kyai. Metode ini dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar individual (Muhaimin,1993:300). b. Metode Wetonan / Bandongan Wetonan, istilah wetonan ini berasal dari kata wektu (bahasa jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum dan sesudah melakukan sholat fardu. Metode wetonan ini merupakan kuliyah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran secara kuliyah, snatri menyimak kitab masing-masing dan
40
membuat catatan. Istilah wetonan ini di Jawa barat dikenal dengan istilah ”bandongan”, sedangkan di Sumatra dikenal dengan sebutan “halaqoh”. Metode bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok santri untuk mendengarkan atau menyimak apa yang dibacakan oleh kyai dari sebuah kitab. Kyai membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan seringkali mengulas teks-teks kitab bahasa arab tanpa harakat (gundul). Santri memegang kitab yang sama, masing-masing melakukan pendhabitan harakat kata langsung di bawah kata yang dimaksud agar dapat memahami teks (Depag RI,2003:40). c. Metode Musyawaroh/Bahtsul Masa‟il Metode musyawarah atau dalam istilah lain bahtsul masa‟il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Dalam pelaksanaannya, para santri dengan bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya. Dengan demikian metode ini lebih menitik beratkan pada kemampuan perseorangan di dalam menganalisis dan memecahkan suatu persoalan dalam argument logika yang mengacu pada kitab-kitab tertentu. Musyawarah dilakukan juga untuk membahas materi-materi tertentu dari sebuah kitab yang rumit untuk memahaminya (Depag RI,2003:43).
41
4. Evaluasi Pembelajaran di Pesantren Rangkaian akhir dari komponen dalam suatu sistem pendidikan yang penting adalah penilaian ( evaluasi ). Evaluasi ini adalah suatu penilaian
tentang
proses
belajar
mengajar.
Dalam
evaluasi
performance yaitu penilaian yang berkenaan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan, baik kegitan mengajar maupun kegiatan belajar, sampai
sejauhmana
tujuan
yang
diterapkan
dapat
tercapai
(Usman,2002:130). Berhasil atau gagalnya suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkannya jika hasil ( Out put ) suatu pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah diprogramkan, maka usaha pendidikan tadi dinilai berhasil, tetapi sebaliknya dinilai gagal. Evaluasi atau penilaian merupakan suatu cara untuk mengetahui sejauhmana santri menguasai materi-materi yang telah disampaikan ustadz/kyai, di samping juga untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan ustadz/kyai dalam mengadakan pengajaran. Pada dasarnya evaluasi merupakan bagian dari pengajaran yang tidak bisa ditinggalkan. Karena pengajaran merupakan suatu proses, maka dengan sendirinya evaluasi harus dilaksanakan secara kontinyu. Dalam kaitannya dengan evaluasi, keberhasilan belajar di “pesantren” ditentukan oleh penilaian kemampuan mengajarkan
42
kepada orang lain atau mneguasai kitab yang dipelajarinya. Maka hal itu berarti santri yang bersangkutan telah lulus. Evaluasi keberhasilan tersebut hampir sama dengan evaluasi keberhasilan belajar pada madrasah dan sekolah-sekolah umum yang menggunakan ujian resmi dengan pemberian angka tanda lulus atau naik tingkat. Dari gambaran sistem evaluasi pesantren di atas, dapat dipahami bahwa tinjauan dari evaluasi pendidikan pada pesantren tradisional yaitu materi pelajaran hanya terdiri dari kitab-kitab klasik dengan metode sorogan, bandongan dan hafalan. Tekanannya lebih banyak bersifat penilaian diri masing-masing santri, sudah sejauhmana kemampuannya memahami kitab-kitab yang diajarkan. Maka untuk menilai prestasi santri, pada setiap akhir tahun diadakan ujian akhir guna menentukan lulus tidaknya seorang santri pada jenjang pendidikan yang diikutinya, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah. Selain itu pada setiap akhir semester, juga dimasukkan ke buku raport sebagai hasil prestasi belajar santri pada semester yang bersangkutan.
43
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Tremas 1. Sejarah Berdirinya Pondok Tremas Sebelum membicarakan tentang Pondok Tremas secara khusus, ada baiknya kalau kita mengenal daerah Pacitan dan perkembangan agamanya, sebab hal ini sangat erat hubungannya dengan berdirinya Pondok Tremas. Pada abad ke XV M. bumi nusantara ini di bawah naungan kerajaan Majapahit, dan seluruh masyarakatnya masih memeluk agama Hindu atau Budha. Begitu juga daerah Wengker selatan atau di sebut juga Pesisir selatan (Pacitan) yang pada waktu itu daerah tersebut masih di kuasai seorang sakti beragama Hindu yang bernama Ki Ageng Buwana Keling, yang di kenal sebagai cikal bakal daerah Pacitan. Menurut silsilah, asal usul Ki Ageng Buwana Keling adalah putra Pejajaran yang di kawinkan dengan salah satu putri Brawijaya V yang bernama putri Togati. Setelah menjadi menantu Majapahit maka KI Ageng Buwana Keling mendapat hadiah tanah di pesisir selatan dan di haruskan tunduk di bawah kekuasaan Majapahit. KI Ageng Buwana Keling berputra tunggal bernama Raden Purbengkoro yang setelah tua
44
bernama Ki Ageng Bana Keling. Kegoncangan masyarakat Ki Ageng Buwana Keling di Pesisir selatan terjadi setelah datangnya Muballigh Islam dari kerajaan Demak Bintara, yang di pimpin oleh Ki Ageng Petung (R. Jaka Deleg/Kyai Geseng), KI Ageng Posong (R. Jaka Puring Mas/KI Ampok Boyo) dan sahabat mereka Syekh Maulana Maghribi. Yang meminta Ki Ageng Buwana Keling beserta semua rakyat di wengker selatan untuk mengikuti atau memeluk ajaran Islam. Namun setelah Ki Ageng Buwana Keling menolak dengan keras dan tetap tidak menganut agama baru yaitu agama Islam, maka tanpa dapat dikendalikan lagi terjadilah peperangan antara kedua belah pihak. Peperangan antara penganut agama Hindu yang dipimpin oleh Ki Ageng Buwana Keling dengan penganut agama Islam yang dipimpin oleh Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong dan Syeikh Maulana Maghribi memakan waktu yang cukup lama, karena kedua belah pihak, memang terdiri dari orang-orang sakti. Namun akhirnya dengan keuletan dan kepandaian serta kesaktian para muballigh tersebut peperangan itu dapat dimenangkan Ki Ageng Petung dan pengikut-pengikutnya setelah dibantu oleh prajurit dari Adipati Ponorogo yang pada waktu itu bernama Raden Betoro Katong (Putra Brawijaya V). Mulai saat itulah maka daerah Wengker selatan atau Pacitan dapat dikuasai oleh Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong dan Syeikh Maulana Maghribi, sehingga dengan mudah dapat menyiarkan agama 45
Islam secara menyeluruh kepada rakyat hingga wafatnya, dan dimakamkan di daerah Pacitan. Demikianlah dari tahun ke tahun sampai Bupati Jagakarya I berkuasa (tahun 1826), perkembangan agama Islam di Pacitan maju dengan pesatnya, bahkan tiga tahun kemudian putra dari Demang Semanten yang bernama Bagus Darso kembali dari perantauannya mencari dan mendalami ilmu agama Islam di pondok pesantren Tegalsari Ponorogo di bawah asuhan Kyai Hasan Besari. Setelah dari pondok tersebut di bawah bimbingan ayahnya R. Ngabehi Dipomenggolo mulai mendirikan pondok di desa Semanten (2 Km arah utara kota Pacitan). Setelah kurang lebih satu tahun kemudian pindah ke daerah Tremas, maka dari saat itulah mulai berdiri Pondok Tremas. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa KH. Abdul Manan pada masa kecilnya bernama Bagus Darso. Sejak kecil beliau sudah terkenal cerdas dan sangat tertarik terhadap masalah-masalah keagamaan. Dalam masa remajanya beliau dikirim oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo. Selama disana Bagus Darso selalu belajar dengan rajin dan tekun. Karena ketekunannya, kerajinannya serta kecerdasan yang dibawanya semenjak kecil itulah, maka kepandaian Bagus Darso didalam menguasai dan memahami ilmu yang dipelajarinya melebihi kawan-kawan sebayanya. Setelah Bagus Darso merasa cukup ilmu yang beliau peroleh di Pondok Tegalsari 46
Ponorogo, akhirnya beliau kembali ke desa Semanten. Di Desa Semanten inilah beliau kemudian menyelenggarakan pengajian yang sudah barang tentu bermula sangat sederhana. Karena semenjak di Pondok Tegalsari Ponorogo beliau di kenal sebagai seorang yang tinggi ilmunya, maka banyak orang pacitan yang mengaji pada beliau. Dari sinilah kemudian di sekitar masjid didirikan Pondok untuk para santri yang datang dari jauh. Namun beberapa waktu kemudian Pondok tersebut pindah ke Desa Tremas setelah oleh ayahnya beluai dikawinkan dengan putri demang Tremas Raden Ngabei Honggowijoyo. Sedangkan Raden Ngabei Honggowijoyo itu sendiri adalah kakak kandung Raden Ngabei Dipomenggolo. Diantara faktor yang menjadi penyebab perpindahan Kyai Abdul Manan dari daerah Semanten ke desa Tremas, yang paling pokok adalah pertimbangan kekeluargaan yang dianggap lebih baik beliu pindah ke daerah Tremas. Pertimbangan tersebut antara adalah, karena mertua dan istri beliau menyediakan daerah yang jauh dari keramaian atau pusat pemerintahan, sehingga merupakan daerah yang sangat cocok bagi para santri yang ingin belajar dan memperdalam ilmu agama. Berdasarkan pertimbangan itulah maka beliau kemudian memutuskan pindah dari Semanten ke daerah Tremas, dan mendirikan pondok pesantren yang kemudian disebut “Pondok Tremas“. Demikianlah sedikit sejarah berdirinya Pondok Tremas yang
47
dipelopori oleh beliau KH. Abdul Manan pada tahun 1830 M (H. Muhammad,2001:18-22) 2. Letak Geografis Perguruan Islam Pondok Tremas adalah salah satu pondok yang cukup tua umurnya. Jika ditinjau dari letak geografisnya, Pondok Tremas berada di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Sedangkan Pacitan adalah sebuah kota di tepi pantai selatan yang terletak pada garis lintang selatan : 8' 3 – 8' 17 bujur timur 11' 2 – 11' 28. Posisi pondok Tremas, berjarak 135 Km dari kota Solo dan 70 Km dari kota Ponorogo. Desa Tremas terletak pada 11 km dari kota Pacitan, ke arah utara, dan 1 kilometer dari kecamatan Arjosari. Desa Tremas memiliki luas wilayah sebesar 285,28 ha. Desa Tremas dibatasi oleh beberapa desa, yaitu: sebelah utara, dibatasi oleh Desa Gayuhan, sebelah timur, dibatasi oleh Desa Jatimalang, sebelah selatan, dibatasi oleh Desa Arjosari dan di sebelah barat dibatasi oleh Desa Sedayu. Sedangakan letak Pondok Tremas berada di tengah desa Tremas dan dikelilingi oleh perkampungan penduduk . sebelah barat Pondok Tremas di batasi dusun Karang Asem dan Dusun Krajan dan sebelah selatan di batasi dusun Tanjung (H.Muhammad Habib,2001:22-23).
48
3. Struktur dan Organisasi Untuk mempermudah kerja dan memperlancar proses belajar mengajar di pondok pesantren, maka Pondok Tremas Pacitan membuat struktur organisasi. untuk mengembangkan, menjamin dan mewujudkan mekanisme kerja yang bertanggung jawab perlu diadakan struktur keorganisasian kepengurusan dalam pondok pesantren. Tabel 1 SUSUNAN STRUKTUR PESANTREN PONDOK TREMAS PACITAN PELINDUNG
PIMPINAN PESANTREN
BENDAHARA
SEKRETARIS
MUSTASYAR
MAJLIS MA‟ARIF
SYUUN ANNASYATHOTH
TAHFIDZUL QUR‟AN
PHBI
TAMAN KANAK-KANAK
DZIBAIYYAH & KHITHOBIYAH
SYUUN MA‟HADIYAH
DAKWAH
ASRAMA - ASRAMA JAM‟IYYATUL QURRO WALHUFADH
TAMAN PENDIDIKAN ALQUR‟AN MADRASAH DINIYAH ULA
PERPUSTAKAAN
MTs-MA PONDOK TREMAS
KEAMANAN
KESEHATAN
MUHADLOROH PEMBANGUNAN & KEPEGAWAIAN
MADRASAH SALAFIYAH TINGKAT TSANAWIYAH
TAZAYYUN PERLENGKAPAN PRAMUKA
MADRASAH SALFIYAH TINGKAT ALIYAH KESENIAN/GARNISIE KURSUS – KURSUS DAN PENATARAN
PORMAS/OLAHRAGA
BAHTSUL MASA‟IL
ORGANISASI DAERAH
49
UNIT USAHA
URUSAN TAMU
4. Keadaan Ustadz/ Ustadzah, Santri Perguruan Islam Pondok Tremas merupakan lembaga pendidikan salafi. Di Perguruan Islam Pondok Tremas telah dibuka beberapa unit lembaga pendidikan mulai dari tingkat paling rendah yaitu taman kanak-kanak sampai tingkat setara dengan perguruan tinggi seperti Ma‟had „Aly. Masing-masing unit lembaga pendidikan tersebut mempunyai struktur dan program kerja tersendiri namun tetap di bawah naungan Perguruan Islam Pondok Tremas. Total keseluruhan siswa dari masing-masing unit lembaga pendidikan tersebut kurang lebih 2500 siswa baik putra maupun putri. Oleh karena peneliti memaparkan keadaan guru dan siswa pada periode 2014/2015 sebagai berikut : a. Keadaan Guru Tabel 2 Daftar Guru Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama KH. Fu‟ad Habib Dimyathi KH. Luqman Haris Dimyathi KH. Hammad Haris Dimyathi H. Rotal Amin H. Muhammad Habib,S.H H. Achid Turmudzi H. Abdillah Nawawi, Lc Ust. Busro Hawatif Ust. Ahmad Fauzi Ust H. Ibnu Salam, S.Pd.I Ust H. Multazam Susur Ust Drs. H.M.Ashif Hasyim Ust Waki‟ Hasyim, S.Ag Ust. Dasuki Ust Sujak Basuni,S.Pd.I
50
L/P L L L L L L L L L L L L L L L
Pendidikan MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas UIN Yogyakarta MA Pondok Tremas Universitas Sudan MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas IAIN Tulungagung MA Pondok Tremas UIN Sunan Kalijaga STIT NU Pacitan MA Pondok Tremas IAIN Tulungagung
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
H.Mu‟adz Haris Dimyathi Ust Salim, S.Sos Ust Salim DK,S.Pd.I Ust Drs. Moh. Agus Salim Ust M. Mu‟id,S.Pd.I H. Amjad Habib,S.Pd.I Ust. Riyanto Ust. Jabir, S.Pd.I Ust Wakhid Hasyim, S.Pd.I Ust M. Mu‟adzin, S.Pd.I Ust M. Ihya‟uddin, S.Pd.I Ust M. Anhar, S.Pd.I Ust Tiyarso Yusuf, S.Pd.I Ust Ahmad Fatah Yasin,S.Th.I Ust Moh. Rofikin, S.Pd.I Ust Joko Margiyono, S.Th.I Ust Mukhi Buddin, S.Pd.I Ust Subekti, S.Pd.I Ust Ahmad Machfudi, S.Th.I Ust Ali Mufron, M.Pd.I Muhammah An-Najih,S.Pd.I Ust Zaenal Mustaqim, S.Pd.I Ust M. Mahzum Ust Rifki Hamidal Hadi, S.P Ust M. Ali Yusni, S.Pd.I Ust Dheni Dwi Atmoko,S.Pd Ust Yudit Ariyanto,S.Pd Ust Hasan Halawi, M.Pd Ust Santoso, S.Pd.I Ust Agus Tri Atmojo, S.Pd.I Ust Mahmudi, S.Pd.I Ust Nasrowi,S.Pd.I Ust Sutarto, S.Pd.I Ust Ahmad Shoheh, S,Pd.I Ust Imam Ghozali, S.Pd.I Ust Muflihin Ust M. Luqman Hakim, S.Pd.I Ust Ali Mahfud, M.Si Afifuddin Al-Hadzik, S.Pd.I Ust Masrukhan, S.Pd.I Ust Slamet Syukur Ust Mustofa Ust Dwi Tantra Arifin Ust Muntako
51
L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
MA Pondok Tremas STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan UIN Sunan Kalijaga STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan MA Pondok Tremas STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan IAIN Sunan Ampel STIT NU Pacitan IAIN Sunan Ampel STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan IAIN Sunan Ampel STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan MA Pondok Tremas IAIN Tulungagung STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan MA Pondok Tremas STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas
60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 87. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 49. 95. 96. 97. 98. 99. 100 101 102 103
Ust Sholekhan Abdullah Ust Syahrul Aman Ust Agus Nur Hidayat, S.Pd.I Ust Jahrudin,S.Pd.I Ust Ahmad Yasin Ust Ali Munawar Ust Yasiruddin Ust Syaiful Anwar Ust Aji Zainal Ma‟arif Ust Ulul Azmi Ust Muslimin Ust Ali Rida‟ Anuraga Ust Nur Hadi Asroni Ust M. Safrudin Al Azar Ust M. Dzulfadli Usth Hj. Siti Hajaroh Usth Hj. Widad Habib Usth Hj. Siti Sundusin Usth Hj. Inayah Fu‟ad Usth Hj. Jihan Al Hanin Usth Hj. Siti Ummu Aiman Usth Hj. Masnu‟atul Baroroh Usth Hj. Azizah Usth Mutriyah Usth Hj. Siti Ni‟mah Usth Halimah Usth Miftahul Jannah Usth Hj. Lu‟lu‟ Arifatul Ch Usth Ana Suryana Usth Nur Zaidah Usth Siti Romelah, S.Pd Usth Sri Nuryati, SE Usth Dra. Suprihatin Usth Else Wahyuni, S.Pd Usth Khusnul Khotimah, S.Si Usth Umi Nasihah, S.Pd Usth Zulfa Nur „Aini, S.Pd.I Usth Yanti Nur Arifah, S.Pd.I Usth Nafisatin Al-Fafa Usth Rima Umaimah, M.Pd.I Usth Rurik Mardiyana Usth Siti Mashulah Usth Tri Septiyaningsih Usth Fatimatuz Zahro
52
L L L L L L L L L L L L L L L P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas MA Pondok Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas STAI NU Pacitan MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas MA Pondok Tremas STIT NU Pacitan Univ. Bhayangkara INSURI Ponorogo STIT NU Pacitan STAI NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan STIT NU Pacitan MA Pondok Tremas INSURI Ponorogo Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas
104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
Usth Khodijatul Kubro Usth Rizka Ariyani Usth Siti Azizatur Rofiqoh Usth Darniti Usth Nur Hidayah Usth Nurul Hidayah Usth Zuni Rara Handayani Usth Ria Fitria Usth Umi Munazilati Ulfa Usth Laila Mi‟rojul Fadhilah Usth Viki Mustabsyirotuna
P P P P P P P P P P P
MA Pondok Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas Ma‟had Aly Tremas
b. Keadaan Santri Tabel 3 Data Jumlah Santri Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Periode 2014 / 2015
No.
Kelas
1.
Isti‟dad
2.
Mumtaz I
3.
Mumtaz II
4.
1 MTs
5.
2 MTs
6.
3 MTs
7.
Jumlah Siswa Perkelas
Kode Kelas
Jumlah
Putra
156
Putri
97
Putra
154
Putri
67
Putra
90
Putri
43
Putra
90
Putri
61
Putra
81
Putri
82
Putra
66
Putrid
61
1 Mts Masa„i
Putra
14
14
8.
2 MTs Masa‟i
Putra
17
17
9.
3 MTs Masa‟i
Putra
12
12
53
253
221
133
151
163
127
10.
1 MA
11.
2 MA
12.
3 MA
13
Santri Tahfidz
Putra
138
Putri
95
Putra
114
Putri
76
Putra
91
Putri
74
Putra
37
Putrid
10
JUMLAH TOTAL
233
190
165
47 1726
5. Sarana dan Prasarana Pondok Tremas adalah merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sendiri dengan tanpa adanya suatu dana yang tetap dari pemerintah ataupun dari badan yayasan lainnya. Oleh karena itu sudah layak apabila bangunan-bangunan dan sarana pendidikan maupun fasilitas gedung dan asrama para santrinya masih sangat sederhana, banyak bangunan yang tergolong tua. Sarana dan prasarana yang ada merupakan hasil swadaya keluarga besar Pondok Tremas baik santri, pengurus maupun para alumni. Meskipun dengan kondisi sarana dan prasarana yang cenderung sederhana, hal ini tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar di Pondok Tremas. Bahkan hal ini menjadi karakteristik tersendiri bagi Pondok Tremas yang usiannya sudah satu abad lebih. Sarana dan prasrana merupakan komponen yang dapat menentukan keberhasilan dari proses pendidikan dan pengajaran. Dengan adannya sarana dan prasarana yang lengkap maka proses pendidikan dan pengajaran akan
54
berjalan dengan lancar. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu organ vital bagi sebuah lembaga pendidikan. Di antara sarana dan prasarana yang ikut menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan adalah sebagai berikut : Tabel 4 Sarana dan Prasrana Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Barang Masjid Musholla Gedung Madrasah Kantor Sekretariat Kantor Guru Kantor Keuangan Gedung Ketrampilan Lab. Bahasa Lab. Computer Perpustakaan Aula Asrama Putra Asrama Putri Kamar Tamu Balai Pengobatan Sanggar Pramuka Sanggar Seni Koperasi Kantin Koperasi Katering Koperasi Syari‟ah Dapur Santri Stasiun Pemancar FM Gedung Vokasional Gedung IAPT Gedung TPUS Gedung Rusunawa
55
Jumlah 1 buah 1 buah 7 buah,42 Kelas 2 buah 3 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 12 buah 4 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 Buah
B. Kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur Kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas ini berbeda dengan dengan kurikulum pondok-pondok pesantren lainnya. Di Pondok Tremas ini mengemas kurikulum secara mandiri, yaitu kurikulum yang di buat sendiri tanpa naungan oleh lembaga pendidikan misalnya Depag maupun Diknas. Namun kurikulum tersebut bukan berarti tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Sebagaimana saat ini, dengan perubahan zaman dimana pendidikan sekolah harus relevan dengan perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat maka di MTs dan MA Perguruan Islam Pondok Tremas menerapkan kurikulum Madrasah. Orientasi dan strategi pengajaran selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Harapan masyarakat banyak berkeinginan agar anaknya dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi maka pendidikan di lingkungan Perguruan Islam Pondok Tremas mengarahkan
strategi
pengajaran
dan
orientasinya
pada
sukses
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Disamping mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja. Kurikulum yang dahulu hanya sebatas mengaji, pengajian, tadarus dan tidak ada takhasus, maka diadakan pembaruan dengan memasukkan takhassus, karena dengan adanya takhasus santri lebih tahu secara mendalam ilmu-ilmu keagaman. Di samping itu dengan adanya takhassus juga ditambah dengan pelajaran umum secara formal. Apabila ditinjau dari segi mata pelajaran yang diberikan secara formal oleh kyai, maka 56
pelajaran yang dapat dianggap sebagai kurikulum berkisar pada ilmu pengetahuan agama dan segala faknya (wawancara dengan Bpk Drs. Agus Salim,tgl 3-2-2015). Peningkatan kualitas pendidikan di Perguruan Islam Pondok Tremas ini merupakan salah satu ikhtiar untuk mensiasati masa depan yang mau atau tidak mau harus berusaha meningkatkan diri secara dinamis. Karena dalam era global harus ditanggulangi dengan kekuatan Iman dan akidah Islam yang tinggi disamping penguasaan ketrampilan dan pengalaman dari corak kehidupan. Saat ini Perguruan Islam Pondok Tremas sedang giat-giatnya menata kurikulum yang lebih unggul diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini merupakan upaya antisipasi untuk langkah perkembangan bagi kualitas didik agar mampu menghadapi tantangan zaman dan perubahan masyarakat sehingga pemeliharaan pendidikan Islam di sebuah lembaga pesantren penting karena kehidupan masyarakat yang masih senang glamor dengan motif materialistik dan berakibat pada rusaknya moral dan jiwa anggota masyarakat sudah sangat memprihatinkan. Kebutuhan masyarakat yang menginginkan mengkonsumsi keduniawiyah semata-mata menjadi malapetaka bagi diri mereka sendiri dan menjadi tantangan bagi dunia Pendidikan Islam (wawancara dengan Bpk Drs. Agus Salim,tgl 3-2-2015). Oleh karena itu yang menjadi penunjang kurikulum adalah :
57
1. Kitab-kitab yang di pelajari (materi yang diajarkan) Di Pondok Tremas ini merupakan salah satu Pondok Pesantren yang memiliki ciri atau sifat yang berbeda dengan pondok-pondok lainnya, karena di Pondok Tremas sendiri tidak hanya sekedar mengaji kepada Kyai, tetapi di Pondok Tremas ini dalam jenjangan pendidikan terdiri dari MTs Pondok Tremas, MTs Salafiyah dan MA. Oleh karena itu kitab yang diajarkanpun tidak sama, yaitu sesuai dengan jenjang pendidikannya. KH. Luqman Haris itu membedakan kitab menjadi dua yaitu kitab madrasi dan ma‟hadi (wawancara tgl 2-2-2015). Adapun materi / kitab yang diajarkan di Pondok Tremas sebagai berikut : Tabel 5 Daftar kitab / materi yang dipelajari di Pondok Tremas No 1.
Kelas MTs
Pelajaran Fiqh Nahwu Shorof Tauhid Akhlak Al Qur‟an Tajwid Faroid Qowaid Tahaji Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika PKn Bahasa Arab Hadist Tarekh Islam IPA
58
Nama Kitab Tathib Nahwu Wadhih Sorof Tremas „Aqidatul Awam Akhlak lil banat/lil banin Al Qur‟an Karim Tajwid Praktis Faroid Qowaidul Kitabah Khod LKS LKS LKS Paket Madarjul Durusul ‟Arobiyah Hadist Arba‟in Nurul Yakin Paket
Lanjutan Tabel 5 2.
MA
Nahwu Bahasa Arab Akhlak Tarekh Islam Tarekh Tasyri‟ Hadist Ulumul Hadist Ulumul Qur‟an Qowaid Fiqh Usul fiqh Tafsir Faroid Qiro‟ah Tarbiyah Bahasa Inggris Bahasa Indonesia PKn Matematika Balaghoh Alfiyah IPA Tauhid Falak
Wadhih Paket Marokil „Ubudiyah SKI Tarekh Tasyri‟ Hadist arba‟un Ulumul haits „Arofan Qowaidul Fiqhiyah Fiqih Manhaji Al Bayan Tafsir Ayatul Ahkam Faroidul bahiyah „Idhotun Nasihin Paket Paket Paket Paket LKS Jawahirul Maqnun Alfiyah ibnu malik LKS Husunul Hamidiyah Falak
2. Metode-metode dalam proses belajar mengajar di Perguruan Islam Pondok Tremas Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya guru gunakan untuk, bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
59
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Adapun metode pengajaran yang diterapkan di Pondok Tremas secara umum meliputi 4 metode, yaitu : a. Metode ceramah Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaanya betulbetul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. b. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. c. Metode Resitasi (tugas belajar) Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
60
Selain metode umum di atas, pengajaran yang digunakan di Pondok Tremas ini adalah sebagaimana pengajaran yang ada di pondok pesantren lain, yaitu meliputi sebagai berikut : a. Metode Wetonan Pelaksanaan metode ini dengan cara seorang kyai duduk dilingkari santri-santri lainnya, kemudian kyai terebut membaca tertentu dan kemudian santri mendengar dan menyimak bacaan kyai tersebut. b. Metode Sorogan Dalam metode ini santri mengajukan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca dihadapan ustadz/ustadzah. Dan kalau dalam membaca dan memahami kitab tersebut terdapat kesalahan, maka santri akan langsung ditegur dan dibenarkan oleh kyai tersebut. c. Sistem Takhasus Suatu metode dimana santri mengikuti pelajaran dengan sistem kelas. Mulai dari kelas persiapan hingga kelas musyawarah. d. Bahtsul Masail Sistem bahtsul masail ini hampir sama dengan metode diskusi, hanya saja dikalangan pondok pesantren pada umumnya lebih dikenal dengan sebutan tersebut, yaitu suatu sistem pendidikan dengan jalan mendiskusikan bahan-bahan pelajaran
61
atau permasalahan yang ada hubungannya dengan hukum agama (fiqh). e. Takror Takror mempunyai arti mengulang, maksudnya mengulangi hasil-hasil pelajran yang telah diperolehnya didalam kelas sehingga apa yang diterimanya dapat diingat, difahami, dan dihafalkan. Selain itu untuk melatih para santri untuk menerangkan atau menyampaikan apa yang sudah diterimannya di dalam kelas pada teman-temannya. 3. Pengembangan kurikulum a. Pelaksanaan kurikulum Kurikulum yang sudah diputuskan Majlis Ma‟arif perlu dikembangkan sebagai upaya penyempurnaan pendidikan agar lentur sehingga mudah dilaksanakan oleh semua pelaksana pendidikan. Maka tujuan pengembangan kurikulum ialah menyatukan pada motivasi belajar anak didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat memajukan identitas pesantren dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kurikulum menggunakan Ma‟arif
madrasah
sebagai
program
pengajaran
kurikulum mandiri yang ditetapkan oleh Majlis
dengan
program
tambahan
yang
merupakan
pengembangan dari kurikulum yang difokuskan pada persoalan keagamaan.
62
Pelaksanaan kurikulum ini dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan program, tafaqquh fiddin (menghayati dan mengamalkan ajaran Islam), menciptakan lingkungan pesantren dalam suasana kondusif sebagai masyarakat belajar yang mengamalkan ajaran agamanya, mengembangkan praktek amaliah agama di dalam masyarakat. Salah satu program yang digunakan dalam melaksanakan kurikulum di Pondok Tremas yaitu dengan menambahkan kegiatan-kegiatan
organisasi
mengembangkan berbagai
santri.
Pondok
Tremas
program kegiatan santri wajib dan
pilihan sesuai dengan minat santri seperti pada tabel ini: Potensi bakat dan
Jenis Kegiatan
Keterangan
minat 1. Pramuka 2. Muhadloroh Sosial
3. Dziba‟iyyah Khithobiyah
wal
Wajib
4. Perpustakaan 5. PHBI 1. J Individu /
a
kelompok
m ‟ i
63
Pilihan
y a t u l Q u r o ‟ w a l h u f a d z 2.
G
a r n i s i e 3. u b b u n
64
H
N a b i 4.
K
a l i g r a f i 1.
S
e p a k
b o l Pilihan
a
Olah raga
2. o l a v o l y
65
B
3.
B
e l a d i r i 4.
B
u l u
t a n g k i s 5.
T
e n i s m e j a 6. a k r
66
T
o w
Dalam kepengurusan organisasi tersebut diayahi oleh para santri sesuai dengan tingkatan kelas masing-masing di bawah bimbingan pembina dan pembimbing organisasi masing-masing. Dari semua organisasi yang ada di Pondok Tremas itu tidak lepas dari naungan pimpinan pesantren dan kepala madrasah. b. Artikulasi dan hambatan Artikulasi Persoalan yang ada sekarang adalah bagaimana mengembangkan dan meningkatkan mutu sistim pendidikan agara dapat membantu peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu membantu terciptanya peningkatan kualitas masyarakat. Perguruan Islam Pondok Pesantren yang berciri khas Islam dan keagamaannya yang kental, harus siap dan mampu melakukan pengembangan sistem dan pola baru dalam penyelenggaraan pendidikan untuk menyempurnakan kekurangannya sekaligus menjembatani tuntutan dan tantangan baru melalui tiga misi Islami, populis dan berwawasan peningkatan mutu. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari semakin meningkatnya taraf hidup dan perkembangan masyarakat dengan
67
harapan tercapainya tujuan pendidikan masyarakat yang semakin kritis menanggapi mutu pendidikan. Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan adalah pengaturan profesional terhadap segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan teknis kependidikan dan manajemen sekolah guna mencapai keberhasilan pendidikan. Perguruan Islam Pondok Tremas sebagai lembaga pendidikan yang notabennya salaf tidak menutup diri akan kemajuan ilmu teknologi sehingga dasar pengembangannya diadaptasikan pada pendidikan yang akomodatif dengan tuntunan zaman tanpa menafikan tradisi klasik yang masih relevan. Hal ini tidak lepas dari prinsip “ Al Muhafadhoh „Alal Qodimish Shohih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah” ( Mempertahankan metodologi klasik yang masih relevan dan mengadopsi metodologi modern yang produktif ) (wawancara dengan KH.Luqman Harist,tgl 2-22015). Prinsip di atas dijadikan sebagai landasan pengembangan pendidikan dalam civitas akademika Pondok Tremas yang ditandai membudayakan metodologi modern dalam konsep pembelajran yang meningkatkan kualitas santri yang tetap berpegang teguh pada etiket akhlaqul karimah pada seluruh lembaga pendidikan yanag ada di bawah naungan Pondok Tremas. Hambatan
68
Pelaksanaan sistim pendidikan di PIP Tremas adalah partisipasi semua elemen masyarakat namun penerapan sistim pendidikan ini mengalami hambatan pada pengembangan kurikulum. Salah satunya adalah terletak pada kitab baru yang mungkin sudah tidak dicetak lagi menjadi suatu hambatan / kendala bagi Pondok Tremas dalam mengembangkan kurikulumnya. Suatu lembaga pendidikan yang menjadi penunjang kemajuannya adalah sarana dan prasarana yang memadai. Tanpa sarana yang memadai, suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar, tetapi bukan berarti lembaga pendidikan tidak dapat berjalan. Selain hambatan di atas yang ada di Pondok Tremas dalam mengembangkan kurikulumnya dalam mengimbangi dengan lembaga pendidikan di luar adalah sarana dan prasarananya yang masih terbatas (wawancara dengan Bpk Drs. Agus Salim,tgl 3-2-2015). c. Bentuk-bentuk pengembangan Kurikulum 1. Kegiatan Tatap Muka
Dalam kegiatan tatap muka ini mencakup kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan belajar-mengajar pada jam pelajaran terjadwal yang waktunya telah ditentukan dalam struktur program kurikulum sedangkan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
69
pelajaran terjadwal yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengembangan bakat santri. 2. Kegiatan Keagamaan
Keberadaan asrama di lingkungan Pondok Tremas untuk santri sangat urgen dan strategis sebagai pembinaan kepribadian santri. Karena itu Pondok Tremas lebih tepat kita sebut sebagai Pondok Pesantren Klasik (Khalaf). Semua kegiatan keagamaan itu sebagian besar menjadi aktifitas para santri di asrama. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh para santri sebagai berikut : 1) Pengajian Kitab Kegiatan pengajian kitab merupakan ciri khusus penyelenggaraan pendidikan Pondok Pesantren. Pengajian kitab tidak dibatasi dengan kitab-kitab kuning (klasik) tetapi juga kitab-kitab modern yang langsung maupun tidak langsung menambah wawasan, kedalaman tentang ajaran Islam yang pada umumnya berbahasa Arab.
2) Ibadah dan ketrampilan Agama Kegiatan ini dilaksanakan pada pagi, siang dan malam hari sehabis shalat shubuh, ashar, maghrib atau isya
70
sebelum atau setelah pengajian kitab. Kegiatan ini meliputi bidang ibadah membaca Al-Quran dan ceramah agama. 3) Manasik Haji Manasik haji yang dilakukan ada dua bentuk. Pertama manasik haji yang dilakukan oleh santri Madrasah Aliyah. Pelaksanaan kegiatan manasik haji ini hanya setahun sekali dan dipilih waktunya yang tepat sehingga tidak menggangu kegiatan lain dan biasannya disesuaikan pada bulan-bulan haji. 4) Khatmul Qur‟an Kegiatan Khatmul Qur‟an ini khusus bagi santri tahfidz Al-Qur‟an. Pelaksanaannya di masjid dan waktunya pada hari libur yaitu setiap hari jum‟at pagi. 5) Peringatan Hari-Hari Besar Islam Dalam pelaksanaanya lebih menekankan pada isi dan hikmah yang terkandung di dalam peringatan hari besar agama Islam tersebut. Bentuk kegiatanya antara lain: peringatan idul adha, maulid nabi, isra‟mi‟roj, nuzul qur‟an, dll. C. Kebutuhan Masyarakat
Perkembangan zaman yang semakin meningkat, tentu saja banyak masyarakat miskin dengan kebutuhan yang berhubungan dengan duniawi
71
dan ukhrowi. Sehingga masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya menuntut para santri untuk bisa memberikan sumbangan – sumbangan yang bisa membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya berupa kebutuhan ukhrowinya yaitu tentang pendidikan Islam. Sehubungan dengan hal itu Pondok Tremas yang memiliki jumlah santri begitu banyak mampu memberi peluang kepada masyarakat untuk melakukan pendidikan dan kerjasama membentuk kemitraan guna memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut. Harapan masyarakat dari segala kegiatan ialah mempersiapkan para santri agar mereka menjadi manusia yang tidak asing dari kehidupan masyarakat. Dan secara aktif dan konstruktif mendorong masyarakat untuk selalu melakukan kerja-kerja pembebasan dari segala keburukan moral, penindasan politik, pemiskinan ilmu pengetahuan dan bahkan dari pemiskinan ekonomi. Pada tataran ini ternyata pesantren berfungsi sebagai pelaku pengembangan masyarakat yang menyebarkan informasi ajaran tentang universitas Islam
yang berwatak pluralis baik dalam dimensi
kepercayaan, budaya maupun kondisi sosial masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam, masyarakat menginginkan tidak hanya berorientasi pada keunggulan intelektual dan pemahaman keagamaan secara kaffah, sesuai dengan harapan masyarakat Perguruan Islam Pondok Tremas senantiasa harus memperhatikan secara sungguhsungguh upaya pengembangan terhadap seni dan budaya berupa kerajian
72
batu akik kaligrafi, drum band, seni-musik, beladiri, dan olah raga, dan kegiatan kemasyarakatan (wawancara dengan Bapak Multazam Syurur ). Dengan demikian, pondok mengesankan telah membantu dalam memenuhi kebutuhannya, Baik kebutuhan duniawi dan kebutuhan ukhrowi. Pada dasarnya masyarakat sekitar itu hanya membutuhkan sebagian dari apa yang menjadi kurikulumnya pondok. Seperti contoh karena Pondok itu sebagai lembaga pendidikan Islam tentunya hal yang paling dirasakan masyarakat adalah tentang keagamaan seperti masalah fiqih yang masyarakat benar- benar tidak mengerti hal tersebut (wawancara dengan masyarakat : Bapak Multazam Syurur). D. Hubungan Perguruan Islam Pondok Tremas dengan Masyarakat
Perguruan Islam Pondok Tremas memiliki potensi dan pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat, terutama masyarakat yuang berada di daerah Pacitan dan sekitarnya. Untuk keberadaan Pondok Tremas hendaknya dapat berfungsi sebagai agen reformasi pembangunan masyarakat sekitarnya. Demikian pula masyarakat sekitar pondok dapat pula dijadikan mitra kerja dan pilar pengaman bagi pelestarian pondok. Seperti yang penulis ketahui Pondok Tremas merupakan suatu lembaga pendidikan sosial yang diakui dan dinyatakan sebagai lembaga pendidikan asli dan has Indonesia. Sejak beberapa tahun terakhir ini pondok pesantren mendapat perhatian khusus karena mempunyai hubungan yang baik yang pengaruhnya dapat dirasakan oleh masyarakat
73
umum, hal itu merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam usaha memajukan masyarakat di daerah pedesaan, dimana mayoritas pondok pesantren di Indonesia berada di daerah pedesaan. Pembangunan masyarakat melalui pondok pesantren adalah citacita besar mesti tahap demi tahap diwujudkan dalam kegiatan para santri sehari-hari. Dengan melihat kenyataan tersebut maka Pondok Tremas juga menjadi salah satu wadah dari berbagai macam latihan kegiatan keterampilan dan pembinaan kepada masyarakat, karena selain mendidik dan mengarahkan para santri menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang tahu dunia karena hidup dan manusia yang tak lupa akhirat, yang hidup akan mati, selain itu juga mendidik santri agar bisa menjadi motor untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat tidak perlu adanya jarak yang memisahkan antara Pondok Tremas dengan perubahan masyarakat sekitar (wawancara dengan KH. Muhammad Habib, SH). Dengan keadaan yang semacam inilah Pondok Tremas didalam melaksanakan program pendidikannya mempunyai hubungan yang dapat mempengaruhi dan sekaligus memberikan motifasi pembinaan pendidikan agama kepada masyarakat sekitar. Adapun faktor-faktor pengaruh Pondok Tremas terhadap pendidikan agama di masyarakat sekitar pada khusunya dan masyarakat umum pada umumnya tersebut antara lain adalah :
1. Pengaruh dari sistem dan metode pendidikan
74
Pondok Tremas adalah lembaga pendidikan dakwah serta sosial kemasyarakatan yang memberikan warna dan ciri khas bagi kehidupan masyarakat sekitar dimana Pondok Tremas itu berada. Sebagai suatu lembaga pendidikan dakwah, maka Pondok Tremas berfungsi untuk terus melakukan pesan-pesan berupa pengetahuan yang dapat meningkatkan daya nalar, keterampilan dan sikap untuk lebih kreatif dan produktif. Sedangkan sebagai lembaga pendidikan sosisal kemasyarakatan, Pondok Tremas lebih banyak berfungsi sebagai suatu faktor pengatur pola hubungan antar, warga di tengah-tengah masyarakat. Dengan hubungan yang baik dan pengaruhnya yang sangat besar, maka sistem pendidikan agama pada masyarakat sekitarpun mengikuti sistem Pondok Tremas. Hal ini tidak mustahil karena pengaruh alumninya banyak berkiprah mengemban amanat membangun masyarakatnya, terutama dalam bidang pendidikan. Sehingga hal itu menjadikan di sekitar Pondok Tremas banyak beberapa tempat pendidikan agama non formal dengan bermacam-macam kegiatan. Salah satu kegiatan dari kurikulum Pondok Tremas adalah adanya dakwah bil hal. Kegiatan ini, santri khusunya kelas 3 Aliyah Mu‟adalah di wajibkan untuk terjun kemasyarakat secara langsung selama bulan romadhan yang ditempatkan di mushola-mushola dan masjid-masjid di seluruh kabupaten Pacitan dan kabupaten lain yang membutuhkan. Di dalam kegitan dakwah bil hal ini para santri
75
memang ditugaskan oleh Pondok untuk mengajarkan khususnya pengajaran agama. Dengan adanya dakwah bil hal ini para masyarakat memberikan antusias baik dan sangat mengharap selalu dengan adanya program pembelajaran ini. Dengan adanya program ini, dari pihak Pondok mengharap para santri bisa menularkan ilmunya dan dapat memberikan asumsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Biasanya para santri di minta untuk menjadi imam, mengisi kultum selama bulan romadlon. Selain itu para santri juga ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan, misalnya kegiatan gotong royong, bertani, dll sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Selain dakwah bil hal, para santri kelas III Aliyah Mu‟adalah untuk mengajar TPA di madrasah-madrasah pendidikan Al-Qur‟an yang ada di sekitar Pondok Tremas. Kegiatan ini bertujuan untuk selain mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan, agar ada kerjasama dengan para masyarakat sekitar. Karena tanpa masyarakat Pondok juga tidak akan berkembang sampai sejauh ini. 2. Pengaruh dari berbagi kegiatan pondok dan organisasi daerah Mayoritas lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-ciri keswastaan memang beraneka ragam kwalitas dan kemampuan sumber daya manusianya. Sekarang ini banyak lembaga pendidikan pondok pesantren yang selain berorientasi kepada pendidikan formal juga
76
memberikan pendidikan non formal yang terbentuk organisasiorganisasi dan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan tersebut dikembangkan di Pondok Tremas bertujuan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat serta profesi para santri dengan memberi bekal kepada mereka sebagai modal untuk berani maju dan ikut serta dalam membangun masyarakat lingkungannya terutama didalam membawa ,isi dakwah Islamiyah yang menjadi tanggung jawab santri. Diantara kegiatan ekstrakulikuler yanga ada di Pondok tremas yang berpengaruh positif terhadap kegiatan di lingkungan masyarakat sekitar adalah : a. Kegiatan olah raga Didalam kegiatan ini para masyarakat benar-benar ikut merasakan, karena di dalam organisasi santri ini memang di buka untuk umum ( masyarakat ). Biasanya dalam kegiatan ini juga di lakukan suatu perlombaan / turnamen yang di ikuti oleh seluruh wilayah yang ada di kabupaten Pacitan. Dalam organisasi ini para masyarakat memang antusias terhadap semua kegiatan yang ada di Pondok Tremas ini ( wawancara dengan Ustdz. Joko Margiono, S.Th.I ). b. Kegiatan pramuka Dalam kegiatan kepramukaan di Pondok Tremas, banyak sekali kegiatan sosial yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Salah satunya adalah kegiatan bakti sosial di tempat-
77
tempat tertentu yang mana kebetulan tempat itui dijadikan temapat kemah oleh para santri. Sehingga para masyarakatdan para santri mempunyai hubungan yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Dari kegiatan ini para masyarakat mendapat banyak manfaat karena dengan adanya bakti sosial, bazaar sembako itu meringakan masyarakat. c. UKMS ( Usaha Kesehatan Masyarakat dan Santri ) UKMS / poliklinik yang ada di Pondok Tremas ini tidak hanya melayani para santri tetapi juga melayani masyarakat umum. Selain pelayanan kesehatan di UKMS ini juga melayani konsultasi kesehatan bagi masyarakat umum. Oleh karena itu masyarakat benar-benar merasakan dengan adanya suatu program yang bermanfaat bagi para santri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Bahkan dalam pengobatan baik para santri maupun masyarakat, tidak dikenai biaya. d. Kesenian Di dalam organisasoi keseniaan ini juga tidak hanya melibatkan para santri tetapi juga masyarakat umum. Dan biasanya para masyarakat juga ikut serta dalam setiap perlombaan yang ada di pondok. Salah satu jenis kesenian yang di ikuti oleh masyarakat adalah band religi. Untuk kesenian yang sifatnya tradisional biasanya para masyarakat meminta tolong untuk mengisi hiburan
78
ketika ada hajatan. Dari sini tentu sudah dapat di lihat bahwa Pondok Tremas memang dipercaya kepada masyarakat sekitar. Selain adanya kegiatan-kegiatan tersebut, di Pondok Tremas juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan yang sifatnya umum, dalam artinya untuk pelatihan-pelatiahan tersebut tidak hanya di khususkan oleh para santri tetapi juga masyarakat umum. Adapun pelatihan yang ada di Pondok Tremas antara lain :
a. Pembinaan dan pelatihan Tilawatil Qur‟an Pembinaan Tilawatil Qur‟an ini adalah salah satu dari bentuk kurikulum yang ada di Pondok Tremas yang memang ini merupakan program tahuan. Dalam artian untuk pelaksanaan kegiatan ini di diadakan setiap satu tahun sekali. Untuk pengelolaan kegiatan ini di panitiai oleh organisasi santri Jam‟iyatul Quro‟ Wal Hufadz. Di dalam pelatihan ini memang di buka untuk masyarakat umum, mulai dari anak-anak tingkat SD, SMP, SMA, bahkan masyarakat umum. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar para santri selain dapat mengembangkan potensi/ bakat, agar para santri mempunyai bekal untuk di bawa terjun kemasyarakat karena di masyarakat hal semacam ini sering di butuhkan terutama pada orang yang mempunyai hajatan. b. Pendidikan dan Pelatihan komputer
79
Dalam pendidikan dan pelatihan komputer ini adalah salah satu kurikulum dari Pondok Tremas yang memang di persiapkan untuk para santri dan masyarakat umum. Dalam program ini dibuat perkelas sesuai dengan tingkatan para peserta. Kegiatan ini dikembangkan di Pondok Tremas dengan tujuan agar para santri dan para masyarakat benar-benar mempunyai bekal yang sesuai dengan tuntutan zaman yang selalu menggunakan alat-alat teknologi. Dalam pelatihan komputer ini Pondok tremas bekerjasama dengan Qualcom. c. Pembinaan dan Penataran Calon Guru TPA Pembinaan dan Penataran Calon Guru TPA ini di buka untuk masyarakat umum. Akan tetapi para santri juga di wajibkan ikut dengan tujuan agar para santri benar-benar siap apabila di rumah masing-masing di suruh menjadi penganjar TPA. d. Sarasehan antar sekolah Sarasehan ini di adakan memang untuk para snatri dan para siswa sekolah umum. Karena biasannya sarasehan ini mengambil tema yang berhubungan dengan karakteristik anakanak sekolah. Yaitu dengan tujuan para siswa benar-benar siap dalam mengahadapi tuntutan zaman. e. Pelatihan jurnalistik
80
Dalam pelatihan ini dari pihak pondok mempunyai kerjasama dengan masyarakat, karena dalam pelatihan ini banyak mengampil subyek dari masyarakat. Dalam kegiatan ini pondok dan masyarakat berharap menjadi sosok penulis yang hebat. Selaian pelatihan-pelatihan yang di sebutkan diatas, masih banyak pelatihan-pelatihan yang pernah di adakan oleh pondok Tremas. Dalam kegiatan pelatihan ini masyarakat benar-benar bisa merasakan hasil dari pelatihan itu sendiri dan benar-benar antusias dalam mengikutinya baiak menjadi peserta maupun kepanitiaanya. 3. Pengaruh dari pergaulan sehari-hari Salah satu faktor yang menjadi sebab pendidikan di Pondok Tremas kepada masyarakat sekitar adalah sikap para santri dan pengurus yang tidak lepas dari pergaulan yang bersifat islami, yaitu dengan menghargai kepada sesamanya, tidak membedakan si kaya dan si miskin, ramah tamah serta bersifat kekeluargaan. Di samping itu juga ada kerjasama antara pondok dengan masyarakat dalam setiap memperingati hari-hari besar agama islam. misalnya kerjasama dalam kepanitiaan nuzulul qur‟an, takbir keliling di hari raya idul adha. Hubungan Pondok Tremas dengan masyarakat sekitar yang begitu terbuka, secara tidak langsung sudah memasukkan sebagian komponen-komponen yang sedang di kembangkan di Pondok Tremas. Sehingga para masyarakat bertambah semangat dalam
81
memikirkan pendidikan anaknya dan bekerja sama dalam merintis generasi islami yang hebat. Pengaruh pendidikan di Pondok Tremas sebenarnya sudah nyata dapat di rasakan dan dinikmati oleh para masyarakat dalam berbagai bidang, baiak dari bidang keagamaan, keterampilan, sosial, budaya, demikian juga dengan segala kurikulum pendidikan yang digunakan di Pondok Tremas.
82
BAB IV ANALISIS DATA RELEVANSI KURIKULUM DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT Dalam menganalisis data untuk membuktikan tingkat relevansi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat maka analisis ini diharapkan agar data lapangan atau landasan teori sebagai pendukungnya memiliki bukti-bukti yang menunjukkan suatu kebenaran penelitian. A. Format Kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Kurikulum pesantren sama halnya dengan kurikulum kependidikan yang berada di Perguruan Islam Pondok Tremas dimana kurikulum ini sudah jelas ditetapkan Majlis Ma‟arif. Tugas majlis Ma‟arif adalah mengelola mata pelajaran, metode pelajaran sebagai arah pijak kurikulum ke dalam bentuk pendidikan Islam yang ideal/ sesuai dengan gejolak zaman dan bangkitnya ilmu dan teknologi yang semakin canggih. Kurikulum yang ditentukan Majlis Ma‟arif berasal dari team khusus dari Pondok itu sendiri dan kajian kepesantrenan seperti kitab-kitab Kuning yang diajarkan oleh kyai/ asatidz yang menguasai bahasa Arab secara penuh, misalnya kitab Bulughul Maram, Kifayatul Ahyar, Bidayatul Bidayah, Tafsir Ayatul Ahkam, Shoheh Bukhori Muslim dan sebagainya. Madrasah sebagai sub sistem pendidikan di Perguruan Islam Pondok Tremas selalu berusaha menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam sistem pendidikan nasional. Demikian halnya dengan ditetapkannya kurikulum –
83
kurikulum baru, MTs dan MA Pondok Tremas segera menetapkan secara bulat dengan variasi penambahan materi internal (materi yang ditetapkan oleh pondok). Yaitu dengan menambahkan sejumlah mata pelajaran umum dimasukkan pelajaran madrasah sebagai kurikulumnya.
Sesuai dengan perubahan zaman, pendidikan pesantren pun terus melakukan perubahan agar sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan
masyarakat. Diantaranya dengan melakukan penyesuaian kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Perguruan Islam Pondok Tremas atau penambahan sejumlah mata pelajaran yang ditentukan oleh Majlis Ma‟arif Perguruan Islam Pondok Tremas. Dalam penyesuainnya dan dalam mencapai tujuan pendidikan, maka di Pondok Tremas dipakailah suatu sistem pendidikan yang sangat operasional, baik itu materi pendidikan dan pengajaran yang diajarkan di dalam kelas (pendidikan formal) maupun yang diajarkan di luar kelas (pendidikan non formal). Sistem pendidikan dan pengajaran yang terdapat di Pondok Ttremas yaitu menggunakan sistem tradisional, tetapi juga mengambil dari pembelajaran modern seperti dalam prinsip yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya yaitu “Al Muhafadlah „Alal Qodimish Shohih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah” (mempertahankan metodologi klasik yang lebih relevanan mengadopsi metodologi modern yang lebih produktif). Dari sistem pendidikan, materi yang di ajarkan tersebut, semakin lama bertambah besarlah kepercayaan dan rasa memiliki masyarakat
84
kepada pondok pesantren ini. Kehadiran Perguruan Islam Pondok Tremas begitu strategis karena memberi dampak yang begitu berarti pada sektor ekonomi, sektor sosial, bidang seni dan budaya juga bidang keagamaan kepada masyarakat sekitar. Perguruan Islam Pondok Tremas sebagai lembaga pendidikan, merupakan bagian dari kebudayaan santri. Dengan kata lain Pondok Tremas memiliki madzhab pemikiran agama tradisional yang universal dengan budaya lokal yang heterogen. Maka tidak salah apabila keberadaannya dianggap representatif bagi kepentingan masyarakat bawah. B. Pengembangan Kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas Pada dasarnya proses pengembangan kurikulum itu dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan berbagai masalah kependidikan secara tuntas, sehingga proses pengajaran yang berlangsung nilainya akan lebih meningkat dan lebih baik secara kualitas maupun kuantitas dalam arti lebih berhasil dan berdaya guna secara maksimal. Selain itu masalah pendidikan secara umum adalah meliputi masalah mutu, efektivitas, efisiensi dan relevansi. Maka Pondok Tremas mengambil penerapan pendidikan secara nyata dalam proses belajar mengajar harus benar-benar baik, terencana, selektif dan intensif serta sistematis. Selain itu juga harus selalu mendasarkan pada konsep atau teori yang benar-benar kuat, serta beberapa aspek yang telah ada. Adapun langkah dalam proses itu dikatakan baik dan berhasil, apabila proses itu berangkat dari persiapan, perencanaan yang matang, struktural dan sistematis, kemudian berjalan dengan terarah di atas landasan konsep dan teori yang kuat dan tepat dan diakhiri dengan evaluasi final yang menunjukkan keberhasilannya. Dengan berdasarkan uraian di atas, kemudian melihat pada data yang peneliti peroleh baik melalui observasi partisipan secara langsung atau berdasarkan keterangan dari para informan dan interview mengenai proses pengembangan kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas, penilaian peneliti terhadap hal tersebut adalah sebagai berikut : Setelah peneliti simak dan fahami terhadap hal-hal yang dijadikan landasan serta latar belakang dilaksanakannya proses belajar mengajar dalam pengembangan
85
kurikulum yang di laksanakan oleh para ustadz / ustadzah selama ini dan yang sesuai dengan kurikulum Pondok itu sendiri, ternyata sudah tepat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab sesuai dengan kedudukannya bahwa pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan Islam, lembaga sosial kemasyarakatan dan disisi lain sebagai sub sistem pendidikan nasional. Sebagai lembaga pendidikan Islam, maka dasar, tujuan serta isinya tidak bisa lepas dari dasar kehidupan umat Islam itu sendiri yaitu dengan berlandasan AlQur‟an dan hadits. Karena ciri khas pendidikan Islam itu ada dua macam; pertama, membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut ukuran Allah. Kedua, isi pendidikannya/ ajaran Allah yang tercantum lengkap dalam AlQur‟an yang pelaksanaannya ke dalam praktek hidup sehari-hari sebagai mana yang dicontohkan oleh Muhammad Saw. Berlandaskan pada hal tersebut di atas, dimengerti bahwa tujuan pendidikan Islam itu adalah relevan dengan kebutuhan masyarakat untuk memenuhi tujuan hidup manusia itu sendiri, yaitu tidak lain untuk mendapatkan ridlonya, sehingga akan mendapat kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akherat nanti. Agar hal tersebut bisa tercapai dengan sempurna, maka keduanya harus diusahakan dengan baik dan seimbang. Jangan sampai merendahkan atau meninggikan salah satunya. Sebab yang demikian itu berarti akan menggagalkan keduanya. Sebab harus berjalan dengan seiring bersama. Dengan demikian proses pengembangan kurikukum yang ada di Perguruan Islam Pondok Tremas ini di lakukan tidak hanya di dalam Pondok itu tetapi sesuai dengan kurikulum yang di rencanakan maka pengembangannhya di lakukan ke luar Pondok. Dari pengembangan seperti ini menurut penulis, merupakan langkah yang sesuai karena para santri langsung terjun kemasyarakat sehingga masyarakat secara langsung merasakan dari kurikulum Pondok tersebut dan menambahkan kegiatan – kegiatan yang di lakukan di luar jam sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada keunggulan intelektual dan pemahaman keagamaan secara kaffah, Perguruan Islam Pondok Tremas senantiasa memperhatikan secara sungguh-sungguh upaya pengembangan terhadap seni dan budaya berupa kerajian batu akik kaligrafi, drum band, seni-musik, beladiri, dan olah raga. Selanjutnya mengenai langkah kebijaksanaan yang diambil oleh Perguruan Islam Pondok Tremas, dimana disana dengan tetap memelihara
86
dan melestarikan serta mengembangkan kurikulum dengan nilai-nilai salafi positif dan potensial yang ada, serta mengambil unsur-unsur modern yang baik menurut pendidikan pada umumnya, dan menurut norma pesantren khususnya. Hal yang demikian adalah sangat tepat sekali. Mengapa demikian, sebab dengan pola tersebut berarti telah sesuai dengan amanat yang telah diberikan oleh para masyayikh pada khususnya yaitu tanpa menghilangkan pembelajaran klasik dan pembaruan pendidikan nasional pada umunya. Hal tersebut sesuai dengan strategi dasar yang telah dipegang oleh pimpinan pondok pesantren yang ditetapkan dalam Mukhtamar Pondok Pesantren yang menyatakan sebagai berikut : . ْا اَ ْل ُم َحافَظَةُ َعلَى ْالقَ ِدي ِْم الصَّالِحْ َو ْاْلَ ْخ ُذ بِ ْال َج ِد ْي ِد ْاْلَصْ لَح Artinya : “mempertahankan metodologi klasik yang lebih relevan an mengadopsi metodologi modern yang lebih produktif “. Selanjutnya pada hal-hal yang perlu diperbarui dalam pengembangan kurikulumnya adalah seluruh aspek atau faktor kependidikan. Baik faktor fisik sarana dan prasarana, maupun nonfisik yaitu materi pengajarannya. Di Perguruan Islam Pondok Tremas hal-hal tersebut sudah mendapatkan perhatian secara nyata. Artinya kedua komponen tersebut mendapatkan perubahan sebagai wujud adanya pengembangan dan relevan untuk diterima di masyarakat sekitar. Bahkan apabila diukur dengan konsep pondok pesantren yang ideal di dalam pembangunan pendidikan sekarang ini.
C. Relevansi
Kurikulum
dengan
Kebutuhan
Masyarakat Pola kehidupan pondok pesantren berazaskan kemasyarakatan dan kekeluargaan. Para santri Perguruan Islam Pondok Tremas adalah bagian
87
dari masyarakat secara luas. Untuk itu Perguruan Islam Pondok Tremas selain memberikan kegiatan akademis kurikuler juga kegiatan sosial. Kegiatan sosial bernilai akademis dan sebaliknya kegiatan akademis juga bersifat sosial. Kegiatan tersebut berintikan pada azas kemasyarakatan pendidikan, seperti; organisasi santri yang mengelola segala kegiatan di luar jam sekolah termasuk kegiatan olahraga, kesenian, khitobah, dan sebagainya. Tujuan umum dari segala kegiatan ialah mempersiapkan para santri agar mereka menjadi manusia yang tidak asing dari kehidupan masyarakat. Dan secara aktif dan konstruktif mendorong masyarakat untuk selalu melakukan kerja-kerja pembebasan dari segala keburukan moral, penindasan politik, pemiskinan ilmu pengetahuan dan bahkan dari pemiskinan ekonomi. Pada tataran ini ternyata pesantren berfungsi sebagai pelaku pengembangan masyarakat yang menyebarkan informasi ajaran tentang universitas Islam
yang berwatak pluralis baik dalam dimensi
kepercayaan, budaya maupun kondisi sosial masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh para santri tetapi ada beberapa kegiatan yang bersifat lintas sektoral seperti olah raga bisanya ada turnamen bola volly yang mana di ikuti oleh masyarakat umum. Untuk pelaksanaannya biasannya pada acara menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam Pelaksanaan seperti lomba turnamen bola volly sampai pada tingkat kabupaten Pacitan. Selain itu ada beberapa
88
kegiatan yang mana kepanitiaannya bergabung dengan para masyarakat sekitar, sebagai mana pada kegitan idul adha. Dengan
demikian,
institusi
pesantren
mengesankan
mentransformasikan masyarakat di sekitarnya dari kekafiran
telah menuju
kesalihan dan dari kefakiran menuju kepada kemakmuran. Dengan begitu pesantren dan masyarakat telah membentuk hubungan yang harmonis. Ini ditandai dengan komunitas pesantren yang diakui menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Selain pesantren yang merupakan infra struktur sosial dari sebuah kehidupan yang turut bernafas dalam atmosfer perkembangan sosial kemasyarakatan. Kurikulum di Pondok Tremas dengan sistem pembelajaran klasik , kitab- kitab yang di kaji dan metode yang di gunakan sejauh ini dapat memberikan sumbangan yang tidak sedikit bagi masyarakat. Tanggapan masyarakat terhadap kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas semakin positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya santri yang dididik di Pondok Tremas disertai juga dukungan material maupun spiritual khususnya dari para wali santri yang ditujukan demi terlaksana dan berkembangnya pendidikan/ pengajaran serta kegiatan-kegiatan lainnya. Sejak berdirinya hingga sekarang Perguruan Islam Pondok Tremas terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran ke arah yang lebih baik dan lebih sempurna. Seiring dengan perkembangan
jumlah santri dari tahun ke tahun
89
yang senantiasa
meningkat sehingga perlu pembinaan kepada para santri agar memiliki kualitas yang dibutuhkan masyarakat. Maka, demi tercapainya upaya tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan pokok tenaga pendidik dan para alumni memberikan subsidi berupa tenaga guru yang cukup professional kepada Pondok Tremas. Dengan demikian penulis dapat menggaris bawahi bahwa tujuan pendidikan di Perguruan Islam Pondok Tremas dengan kurikulum yang di gunakan sudah baik dan relevan dengan
tuntutan perkembangan di
masyarakat. Dimana generasi Islam tidak hanya dibekali dengan Iman dan Taqwa tetapi juga semangat untuk menyebarkan ajaran Islam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya. Kurikulum pendidikan pesantren dalam pembinaan agama Islam sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Biaya pendidikan Perguruan Islam Pondok Tremas sangat dapat dijangkau sebagian masyarakat dikarenakan masyarakat sekitar Pacitan sendiri masih perlu mendapat perhatian khusus tentang pendidikan Islam secara menyeluruh terlebih masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jika demikian kurikulum pesantren mempunyai tingkat relevansi yang tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Pendidikan tersebut ditujukan kepada masyarakat di sekitar khususnya umat Islam, baik penduduk desa yang tinggal dekat maupun jauh dari Pondok Tremas senantiasa ingin merasakan nilai-nilai ruhani yang diajarkan dari kurikulum pesantren tersebut.
90
Sampai sejauh ini pendidikan Pondok Tremas dengan kurikulum yang masih tetap menggunakan sistem klasik dan di anggap masih relevan mempunyai pengaruh yang sangat di rasakan oleh masyarakat. Sudah penulis paparkan di atas bahwa masyarakat dapat merasakan dari pengaruh kurikulum yang ada di Pondok Tremas, baik dari bidang keagamaan, keterampilan, sosial, budaya, demikian, juga dengan segala metodemetode yang di gunakan di Pondok Tremas.
91
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di lapangan serta melakukan analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut : 1. Format kurikulum yang ada di Perguruan Islam Pondok Tremas itu berbeda dengan kurikulum di Pondok Pesantren lainnya. Di Perguruan Islam Pondok Tremas mempunyai kurikulum yang bersifat salaf yang mandiri, yaitu kurikulum yang memang di kemas dengan tanpa menghilangkan bentuk – bentuk pembelajaran salafi tetapi juga mengambil dari pembelajaran modern. Oleh karena itu kurikulum yang berkembang sampai saat ini tidak kalah ketinggalan dengan kurikulum sekolah – sekolah formal. Dari kurikulum yang di pakai di Perguruan Islam
Pondok
Tremas
itu
yang
berhubungan
pembelajarannya menggunakan pembelajaran
klasik
dengan
sistem
yaitu dengan
memakai kitab – kitab kuning sebagai bahan ajar atau sumber pembelajaran. Hal ini disebabkan dari materi yang diajarkan terfokus pada pendalaman ilmu yang komplek dengan orientasi luas ke masa depan, maka lembaga pendidikan ini dinamakan sekolah berlajur pendidikan alternatif dan madrasah unggulan swasta yang mandiri. Karena di Pondok Tremas tetap berpegangan dengan prinsip tidak meninggalkan ciri keaslian pondok dengan sistem pengajaran klasik dan juga mengambil sistem pendidikan yang modern. 92
2. Pengembangan kurikulum di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan mulai dari rancangan kurikulum sampai pelaksanaannya yang meliputi dari bahan ajar yang dipakai, metode yang di gunakan dalam pembelajaran dan sistem pendidikannya terlaksana dengan baik, hal tersebut berkat aspirasi pengembangan kurikulum dari dalam pondok itu sendiri dan dukungan masyarakat secara utuh dalam menginformasikan bahan-bahan pelajaran/ pendidikan Islam ke dalam kurikulumnya. Hal ini cukup memberikan perhatian besar bagi masyarakat di sekitar Pacitan Kurikulum yang ada akan memberikan sumbangan yang tidak sedikit bagi proses Islamisasi masyarakat sekitar sehingga memenuhi tuntutan kebutuhannya. Jadi kurikulum yang ditetapkan bersatu-padu dengan masyarakat sekitar. Perguruan Islam Pondok Tremas dalam mengembangkan kurikulumnya dengan memantapkan ilmu dan pengetahuan umum kedalam materi ajarnya yang dijiwai nilai-nilai Islam dan kegiatan kemasyarakatan sehingga dapat mendorong maju santri untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan siap terjun kemasyarakat. 3. Kurikulum yang berkembang di Perguruan Islam Pondok Tremas itu masih relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum klasik yang berkembang di Pondok Tremas adalah suatu kurikulum yang sifatnya mandiri. Memang tidak semua Pondok Pesantren mempunyai kurikulum yang sama. Sejauh ini kurikulum yang ada di Pondok Tremas juga masih sangat relevan untuk di jadikan pegangan pembelajaran di Pondok Pesantren dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengikuti
93
perkembangan zaman. Oleh karena itu Pondok Tremas tetap menggunakan kitab – kitab klasik sebagai bahan dasar dalam pembelajaran yang memang relevan sesuai dengan tuntutan masyarakat umum. Sehingga banyak alumni Pondok Tremas yang sukses menjadi orang-orang besar baik dalam dunia pemerintahan, pendidikan, maupun militer. B. Saran-saran Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran dengan maksud agar kurikulum yang ada di Perguruan Islam Pondok Tremas wajib didasarkan pada ajaran Islam sehingga sistem pendidikan Islam yang diterapkan dapat menarik minat dan perhatian besar dari masyarakat. Dengan harapan menjadi tuntunan dan kebutuhan bagi masyarakat. Untuk itu penulis ingin memberikan sumbang saran demi peningkatan dan perbaikan pendidikan di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan di masa yang akan datang. 1. Saran bagi Pendidik Hendaknya para guru bidang studi selalu memperhatikan latar belakang siswa juga kemampuan siswa dengan selalu memberi tugas atau latihan-latihan yang rutin (kontinyu) dalam bidang studi demi meningkatkan kemampuan kecakapan siswa baik secara tertulis maupun lisan khususnya bagi umat Islam. Juga ketenagaan pengajaran selalu ditingkatkan kuantitas dan kualitas kepada sejumlah mata pelajaran pendidikan ( keluarga, sekolah,
94
madrasah, pesantren, masyarakat, dsb. ) sehingga tercapai tujuan pendidikan yang optimal. 2. Saran bagi Orangtua
Keberadaan Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan yang diinginkan, khususnya oleh umat Islam, hendaknya dijaga, dipelihara dan dilestarikan dengan cara berpartisipasi aktif. Tidak merasa berat, tidak merasa pesimis atau gengsi menyekolahkan putra-putrinya pada lembaga pendidikan Islam seperti Perguruan Islam Pondok Tremas. 3. Saran pada lembaga/ Perguruan Islam Pondok Tremas Perguruan Islam Pondok Tremas adalah lembaga pendidikan plus yaitu pertama memiliki lembaga formal MTs, MA Mu‟adalah Salafiyah dan Ma‟had „Aly serta lembaga informal kepondokan. Kedua-duanya dapat bersinergi mengembangkan suatu sistem pendidikan yang mantap yang dievaluasi setiap tahun guna disesuaikan dengan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang santri.
Untuk memantapkan nilai plus yang ditetapkan pada Perguruan Islam Pondok Tremas hendaknya dibuat target antara, khususnya pada kurikulum tentang materi-materi kepondokan. Hendaknya setiap lembaga pendidikan memperhatikan dan mengupayakan adanya sarana
prasarana
yang memadai untuk menunjang keberhasilan siswa baik secara langsung maupun tidak dan mengoptimalkan pemakaiannya pada setiap siswa yang ada.
95
Kerjasama Perguruan Islam Pondok Tremas secara lintas sektoral dengan pihak lain perlu dikaji ulang untuk mencari alternatif kegiatan lainnya yang lebih berdaya guna dalam jangka panjang.
4. Saran untuk para Alumni Para Alumni Perguruan Islam Pondok Tremas ataupun yang tergabung dalam IAPT ( Ikatan Alumni Pondok Tremas ) hendaknya bersedia memberikan
motivasi
dalam
menyumbangkan
pemikirannya
guna
kelangsungan dan kejayaan Perguruan Islam Pondok Tremas, minimal dengan senantiasa menyekolahkan putra-putrinya pada lembaga ini.
5. Saran bagi para Pembaca Budiman Pembaca hendaknya dapat memberikan sumbangan pemikiran guna penyelenggaraan kurikulum pesantren yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. C. Penutup Puji dan syukur sudah sewajarnya dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih perlu penyempurnaan baik isi maupun metodologinya. Untuk itu saran dan kritik penyempurnaan
dari
berbagai
pihak
sangat
penulis
harapkan
demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga kita bersama selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu mendapat petunjuk agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
96
Daftar Pustaka
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Gema Insani Press, Jakarta : 1995 _______, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, CV. Diponegoro, Bandung : 1996 Ahmad Tafsir, Prof. Dr., Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 1992 Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya, Depag RI, Jakarta : 2003. Hasan Langgulung, Prof. Dr., Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, AlMa‟arif, Bandung : 1980 H.M Arifin, Prof, M.Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakarta : 1991. H. Muhammad Habib Dimyathi, SH, Mengenal Pondok Tremas dan Pengembangannya, Tremas : 2001 Jamaluddin Al-Ghozi dkk, Selayang Pandang Perguruan Islam pondok Tremas Pacitan, Tremas Jusuf Amir Faisal, Prof. Dr., Reorientasi Pendidikan Islam, Gema Insani Press, Jakarta : 1995 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah (Pendidikan Islam dalam Kurun Modern), LP3ES, Jakarta : 1986 Muhaimin, Drs, MA - Drs. Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Trigenda Karya, Bandung: 1993. Moeleong, Lexy J. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung, PT Remaja Rosdakarya,2009.
97
M. Basyiruddin Usman, Drs. M.Pd, Metodologi Pembelajran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta :2002. Nana Syaodih Sukmadinata, Prof. Dr., Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2000 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metode Pengajaran Agama Islam, Jakarta : 1991/1992. S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, Ed. 2, Cet. 4, Bumi Aksara, Jakarta : 2001 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta : 1993 Team Proyek Pembinaan Prasarana dan sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN DI Jakarta, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Dept.Agama RI :1986. Wahjoetomo, Pendidikan Alternatif Masa Depan (Perguruan Tinggi Pesantren), Gema Insani Press, Jakarta, Cet I : 1997. Yasmadi, Drs. M.A., Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Quantum Teaching, Ciputat : 2005 _______, Pengembangan Kurikulum, Citra aditya Bakti, Bandung : 1993 _______, Perguruan Tinggi Pesantren (Pendidikan Alternatif Masa Depan), Gema Insani Press, Jakarta : 1997 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai), Jakarta, LP3ES : 1982
98
99
100
101
DAFTAR NILAI SKK Nama
: SalisUmudiyah
NIM
: 111 10 189
Fakultas
: Tarbiyah dan ilmuKeguruan PAI ;
No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1
Piagam Penghargaan OPAK STAIN Salatiga
25-27 Agustus 2010
Peserta
3
2
Sertifikat UPTD Perpustakaan STAIN Salatiga
20-25 September 2010
Peserta
2
12-14 November 2010
Peserta
2
19 Desember 2010
Peserta
8
29-30 November 2010
Peserta
2
11 Januari 2011
Advokasi
4
30 Januari 2011
Peserta
2
11 Februari 2011
peserta
2
15 Februari 2011
Panitia
2
dalam User Education 3
Piagam Penghargaan Masa Penerimaan Anggota Baru “ Mapaba PMII”
4
Piagam National Workshop Of Entrepreneurship and Basic Cooperation
5
Piagam Penghargaan Workshop Multimedia “ IPTEK Sarana Intregitas Keilmuan Mahasiswa”
6
SK Pengurus HMJ TarbiyahMasaBakti 2010 2011
7
Piagam Penghargaan Bedah Novel “Bumi Cinta” bersama Ust. Habiburrahman El Shirazy, Lc “Tingkat Iman dengan Persaudaraan Menuju Pemimpin Insan Terdepan
8
Sertifikat Pembinaan Seni baca Al Qur‟an Bersama Ustadz. Zainuddin Muhsin
9
Sertifikat Peringatan Maulid Nabi
102
10
Sertifikat Seminar Nasional Pendidikan
18 Juni 2011
Panitia
8
22-27 Juli 2011
Peserta
2
“Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa dalam Kurikulum Pendidikan Nasional”
11
Sertifikat PraktikumKepramukaanJurusanTarbiyah
12
Sertifikat PeringatanIsra‟ Mi‟raj
29 Juni 2011
Panitia
3
13
Surat Keterangan Praktikum Mata Kuliah Baca
22Juni 2011
Peserta
2
17 agustus 2011
Panitia
3
11 Oktober 2011
Panitia
3
14Desember 2011
Panitia
3
30 November 2011
Panitia
03 Februari 2012
Peserta
Tulis Al Qur‟an ( BTQ ) 14
Sertifikat Peringantan Kemerdekaan Republik Indonesia
15
Sertifikat Pelatihan Karya Tulis Ilmiah “ Karya Tulis Ilmiah sebagai Salah Satu Langkah Membangun Budaya Ilmiah Mahasiswa”
16
Sertifikat Study Banding HMJ “ Meningkatkan Kualitas Kinerja HMJ Tarbiyah Menuju Masa Depan yang Solid “
17
Piagam Penghargaan Lomba karya Tulis Ilmiah
3
“ Pendidikan Berbasis Multimedia” 18
Sertifikat Pembinaan Seni baca Al Qur‟an
103
2
19
Sertifikat Peringatan Maulid Nabi
04 Februari 2012
Panitia
3
20
Sertifikat Seminar Nasional “ Pengembangan
07 Februari 2012
Peserta
8
5 Februari2012
Juri
4
04 Maret 2012
Panitia
3
13 Maret 2012
Peserta
2
13 Maret 2012
Peserta
2
18 Juni 2012
Peserta
2
17 Agustus 2012
Panitia
3
23 September 2012
Peserta
2
23 November 2012
Peserta
8
3 Desember 2012
Peserta
2
17 Agustus 2012
Panitia
3
Pendidikan Bangsa Melalui Teknologi” 21
Piagam Pengahargaan Sebagai Juri dalam Lomba anak-anak TPA untuk Menyongsong Maulid Nabi
22
Sertifikat Kelompok Tani Al Barokah pada acara “Penyuluhan Pemberantasan Hama”
23
Surat Keterangan Praktikum Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
24
Surat Keterangan Praktikum Mata Kuliah Komputer Multimedia
25
Piagam Penghargaan Public Hearing II Senat Mahasiswa
26
Sertifikat Peringatan Hari Kemerdekaan republic Indonesia
27
Sertifikat dalam Pelatihan Ice Breaker Penyemangat Belajar “ Kiat Cerdas menghidupkan Kelas, Guru Okay Muridpun Enjoy”
29
Sertifikat Seminar Nasioanal “ Android The Best Of Application “
30
Surat Keterangan Praktikum Mata Kuliah Fiqh “Perawatan jenazah”
31
Piagam Penghargaan Karang Taruna dalam acara
104
Lomba dengan tema “Semangat Kebersamaan” 32
Sertifikat Pembinaan Seni baca Al Qur‟an
18 Januari 2013
Peserta
2
24 Januari 2013
Panitia
2
6 juni 2013
Panitia
3
17 Agustus 2013
Panitia
3
22 September 2013
Panitia
3
08 Maret 2014
Peserta
8
bersama KH. Muhammad Rokhani 33
Sertifikat “Pengajian Peringatan Maulud Nabi SAW” dengan tema “Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad SAW”
34
Sertifikat “Pengajian Peringatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammas SAW” dengantema “Percaya Isra‟ Mi‟raj”
35
Piagam Penghargaan Karang Taruna dalam acara Lomba Volly dengan tema “Memperingati Hut RI yang ke 68”
36
Sertifikat Kelompok Tani Albarokah “Penyuluhan Pemilihan Bibit Unggul”
37
Sertifikat Seminar Nasional “ Peran Kader BangsaMenjadiKatalisatorMembangaunDesa “
38
SertifikatPeringatanIsra‟ Mi‟raj
27 Mei 2014
Panitia
3
39
Sertifikat Kelompok Tani Al Barokah dalam
29 Juni 2014
Panitia
3
17 Agustus 2014
Panitia
3
acara “Penyuluhan Menjaga Kesuburan Tanah”
40
Piagam Penghargaan Karang Taruna dalam acara Lomba Volly dengan tema “Memperingati Hut RI yang ke 69”
105
41
Sertifikat Penataran Calon Guru TPQ se –
14 Juni 2014
Peserta
2
2 Januari 2015
Peserta
2
Kabupaten Pacitan
42
Sertifikat Pembinaan Seni baca Al Qur‟an bersama H. Saiful Munir
43
Sertifikat lomba Praktik Ibadah
14 Januari 2015
Peserta
2
44
Piagam Juri Lomba Ajang Kreatifitas Anak-
06 Februari 2015
Juri
4
21 Mei 2015
Panitia
3
15 Juni 2015
Panitia
3
Anak TPA Al- Ikhlas
45
Panitia Lomb Hari Kartini RA Masithoh Demakan
46
Piagam Panitia Wasana Warsa RA Masithoh Demakan T.A 2014/2015
145
Jumlah
Salatiga, 14 Agustus 2015 Mengetahui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
AchmadMaimun,M.Ag
NIP. 197005101998031003
106
107
108
Lomba Takbir Keliling bersama masyarakat Tremas
Pemotongan Hewan Kurban Bersama Masyarakat Tremas
109
Kegiatan Osma Orda Santri Putri
Madrasah Super PIP Tremas
110
Kamar Tamu Putri PIP Tremas
Asrama I Putri
111
Kegiatan Dziba‟ Akbar Bersama Masyarakat
Kegiatan Belajar Mengajar
112
113