RELEVANSI LESSON STUDY DENGAN KURIKULUM 2013
Muchtar Abdul Karim Pensiunan Staf Pengajar di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
ABSTRAK: Lesson study adalah suatu pendekatan yang dilaksanakan pendidik dalam mengimplementasikan pembelajaran, dilakukan secara kolaboratif dan sistematis, dan pendidik secara terus-menerus memperhatikan bagaimana proses perkembangan peserta didik, apa yang dipikirkan peserta didik, bagaimana proses berpikir peserta didik, bagaimana belajar peserta didik, dan bagaimana motivasi peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum baru yang ditetapkan dan akan diterapkan secara terbatas di pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada tahun ajaran 2013/2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 mempunyai beberapa karakteristik, antara lain adalah (1) berbasis kompetensi, (2) menekankan pada proses pembelajaran, (3) menekankan penilaian nontes berupa observasi dan tugas open-ended, (4) menerapkan pendekatan saintifik, (5) menggunakan tematik integratif, serta (6) menerapkan IPA dan IPS terpadu. Berdasarkan beberapa karakteristik ini, agar efektif, pada hakikatnya kurikulum ini dapat diimplementasikan secara kolaboratif. Ini berarti lesson study sangat relevan dengan Kurikulum 2013.
Lesson Study telah dipilih dan diterapkan di beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan, teknik, atau metode dalam menerapkan atau mengimplementasikan pembelajaran yang dapat diandalkan. Nampaknya pendekatan ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Mengingat manfaat pendekatan ini demikian bagus, maka kita telah berupaya, memikirkan, dan mencoba menerapkan lesson study pada beberapa sekolah di negeri kita ini. Pada kesempatan ini akan diuraikan secara singkat tentang (1) apa lesson study, (2) mengapa lesson study, dan (3) bagaimana lesson study. Peserta seminar dan workshop ini adalah para praktisi pendidikan. Maka bagian yang sangat penting dari suatu lesson study yaitu bagaimana lesson study diimplementasikan pada pembelajaran di satuan pendidikan perlu mendapatkan perhatian lebih khusus.
Oleh sebab itu, setelah mengenalkan apa dan mengapa suatu lesson study, tahaptahap yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan suatu lesson study (Lewis, 2002:51-72) akan dikemukakan lebih rinci, yaitu: (1) membentuk grup lesson study, (2) memfokuskan lesson study, (3) merencanakan research lesson (pelajaran yang diteliti), (4) mengajar dan mengamati research lesson, (5) mendiskusikan dan menganalisis research lesson, dan (6) merefleksikan lesson study Anda dan merencanakan tahap-tahap berikutnya. Kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum baru yang ditetapkan dan akan diterapkan secara terbatas di pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada tahun ajaran 2013/2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum ini pada dasarnya hampir sama atau tidak berbeda jauh dengan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), karena keduanya berbasis kompetensi. Di Kuriku-
11
12, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
lum 2013 dikenal istilah-istilah, misalnya struktur kurikulum, standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar, mata pelajaran, standar proses, standar penilaian pendidikan, tematik integratif, IPA terpadu, IPS terpadu, muatan lokal, pengembangan diri, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain kompetensi inti dan tematik integratif, istilah-istilah tersebut juga dikenal di kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 ini akan diterapkan di SD/MI kelas I dan kelas IV, di SMP/MTs kelas VII, dan di SMA/MA atau SMK/MAK kelas X. Apa dan bagaimana relevansi lesson study dengan Kurikulum 2013? Untuk menjawab pertanyaan ini berikut dipaparkan secara singkat tentang apa, mengapa, dan bagaimana lesson study; apa karakteristik Kurikulum 2013 dan apa elemen-elemen yang berubah yang terdapat pada Kurikulum 2013; serta apa dan bagaimana relevansi lesson study dengan Kurikulum 2013. Apa Lesson Study Lewis (2002:1) mendefinisikan lesson study sbb. As we will see, lesson study is a cycle in which teachers work together to consider their long-term goals for students, bring those goals to life in actual “research lessons,” and collaboratevely observe, discuss, and refine the lessons. Selanjutnya, Lewis (2002:1-2) menyatakan hal-hal sbb. Lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? Research lessons are the centerpiece of “lesson study,” a teacher-led instructional improvement. In lesson study, teachers work together to: Formulate goals for student learning and long-term development.
Collaboratively plan a “research lesson” designed to bring to life these goals. Conduct the lesson, with one team member teaching and others gathering evidence on student learning and development. Discuss the evidence gathered during the lesson, using it to improve the lesson, the unit, and instruction more generally. Teach the revised lesson in another classroom, if desired, and study and improve it again. Wang-Iverson dan Yoshida, pada Appendix A tentang Glossary of Lesson Study Terms, (2005:151-154) mendefinisikan research lesson sbb: A research lesson (kenkyujugyo), also commonly referred to as a “study lesson,” is the lesson that is team-written, taught in the presence of observing colleagues, discussed during the discussion session, revised, re-taught, and reported. Wang-Iverson dan Yoshida (2005:5) mendefinisikan lesson study sbb: Lesson study is: teacher-led, ongoing professional learning conducted with a common overarching goal focused on subject content in the context of student thinking informed by outside expertise (through knowledgeable others) Lesson study is not: teacher training about creating a perfect lesson done in isolation doing just one lesson study cycle Wang-Iverson dan Yoshida (2005:23) juga mengemukakan definisi dan hal-hal yang terkait dengan lesson study sbb. Lesson study (jugyokenkyu) is a form of long-term teacher-led professional
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 13
learning, developed in Japan, in which teachers systematically and collaboratively conduct research on teaching and learning in classroom in order to enrich students’ learning experiences and improve their own teaching. A lesson study cycle generally involves a team of teachers planning collaboratively based upon a research theme, implementing the lesson in the classroom, collecting observation data, reflecting upon and discussing the data, and developing a record of their activity. Lesson study is more than a studying instructional materials and developing useful lessons. It also explores ideas for improved teaching that bring out students’ thinking and thinking processes, helps students to develop mental images for solving problem and understanding the topic, and expands those skills and abilities. Lesson study is a comprehensive approach to professional learning that helps teachers develop ways of: thinking about learning and teaching in the classroom planning lessons observing how students are thinking and learning and taking appropriate actions reflecting on and discussing teaching identifying and recognizing knowledge and skills necessary to improve their practice and seek new solutions. Lesson study supports teachers in becoming lifelong learners about how to develop and improve teaching and learning in the classroom.
Mengapa Lesson Study Lesson Study dipilih dan dimplementasikan karena beberapa alasan. Pertama, lesson study merupakan suatu
cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas mengajar dan belajar serta pelajaran di kelas. Hal ini benar, karena (1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para pendidik, (2) penekanan mendasar suatu lesson study adalah para siswa memiliki kualitas belajar, (3) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002:7). Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang professional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat (1) menentukan tujuan, pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002:27) Ketiga, Wang-Iverson dan Yoshida (2005:13) mengatakan bahwa lesson study memiliki beberapa manfaat sebagai berikut. reduces teacher isolation helps teachers learn to observe and critique
14, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
deepens teachers’ understanding of content and curricular scope and sequence allows teachers to focus on helping all students learn creates shared expectations for and understanding of student thinking and learning increases collaboration and respect for each other Keempat, Wang-Iverson dan Yoshida (2005:16) mengemukakan keistimewaan suatu lesson study sbb. It is teacher-led, long-term professional learning It is plan collaboratively over a period of time through intensive study of materials, standards, and students (in a practical called kyozaikenkyu) It supports a collaborative focus on student thinking through observation of classroom practice in real time with outside guests It offers a process that makes concrete in an actual lesson a good for learning (e.g., enhancing student motivation for learning) It provides new and outsiders’ perspectives of teaching and learning It fosters shared reflection based on classroom evidence It makes concrete what reflection means, what problem solving looks like, and what thinking entails It involves long-term participation of knowledgeable others Bagaimana Lesson Study Lesson study dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah (1) membentuk grup lesson study, (2) memfokuskan lesson study, (3) merencanakan research lesson, (4) mengajar dan mengamati research lesson, (5) mendiskusikan dan menganalisis research lesson, serta (6)
merefleksikan lesson study dan merencanakan tahap-tahap berikutnya Membentuk Grup Lesson Study Setidak-tidaknya ada empat kegiatan yang perlu dilakukan dalam membentuk grup lesson study. Keempat kegiatan tersebut adalah (1) merekrut anggota kelompok, (2) menyusun komitmen waktu khusus, (3) menyusun jadwal pertemuan, dan (4) menyetujui aturan kelompok. Anggota kelompok lesson study pada dasarnya dapat direkrut dari pendidik, dosen, tenaga kependidikan, pejabat pendidikan, dan/atau pemerhati pendidikan. Yang sangat penting adalah mereka mempunyai komitmen, minat, dan kemauan untuk melakukan inovasi dan memperbaiki kualitas pendidikan. Setiap anggota kelompok lesson study harus memiliki komitmen agar dia menyiapkan waktu khusus untuk mewujudkan atau mengimplementasikan lesson study. Para anggota kelompok ini biasanya menyelenggarakan pertemuanpertemuan rutin baik mingguan, bulanan, semesteran, maupun tahunan dalam satu tahun ajaran tertentu. Di samping itu, mereka juga bisa bertindak sebagai pendidik untuk mengajarkan suatu research lesson. Seperti dikemukakan di atas, pertemuan-pertemuan anggota kelompok sangat sering dan beragam. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya jadwal yang harus ditaati oleh setiap anggota kelompok. Jadwal itu juga akan sangat berguna dalam mengatur semua tugas yang terkait dengan kegiatan anggota kelompok, termasuk tugas mengajar rutin. Anggota kelompok yang bertugas sebagai pendidik tentu saja harus meninggalkan kelas mengajarnya dan akan digantikan oleh pendidik lain yang bukan anggota kelompok lesson study.
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 15
Memfokuskan Lesson Study Pada langkah ini ada tiga kegiatan yang dapat dilakukan yaitu menyepakati tema penelitian (research theme), fokus penelitian, atau tujuan utama penelitian; memilih mata pelajaran; serta memilih topik (unit) dan pelajaran (lesson) Terkait dengan penentuan tema penelitian suatu lesson study, kita perlu memperhatikan tiga hal. Pertama, bagaimana kualitas aktual para siswa saat sekarang?. Kedua, apa kualitas ideal para siswa yang diinginkan di masa mendatang?. Terakhir, adakah kesenjangan antara kualitas ideal dan kualitas aktual para peserta didik yang menjadi sasaran lesson study?. Kesenjangan inilah yang dapat diangkat menjadi bahan tema penelitian. Mata pelajaran yang digunakan untuk lesson study ditentukan oleh anggota kelompok lesson study. Anggota kelompok bisa memilih misalnya mata pelajaran IPA, IPS, Kimia, Fisika, Bahasa, dan/atau Matematika. Sebagai panduan untuk memilih mata pelajaran, kita dapat menggunakan tiga pertanyaan berikut. Pertama, mata pelajaran apa yang paling sulit bagi peserta didik? Kedua, mata pelajaran apa yang paling sulit diajarkan oleh pendidik? Ketiga, mata pelajaran apa yang ada pada kurikulum baru yang ingin dikuasai dan dipahami oleh pendidik? Setelah menentukan tema dan mata pelajaran, langkah berikutnya adalah memilih topik atau satuan/unit dan pelajaran. Topik yang dipilih sebaiknya adalah topik yang menjadi dasar bagi topik belajar berikutnya, topik yang selalu sulit bagi peserta didik atau tidak disukai siswa, topik yang sulit diajarkan atau tidak disukai oleh pendidik, atau topik yang baru dalam kurikulum. Setelah topik dipilih, kita menetapkan tujuan topik tersebut. Berdasarkan tujuan topik ini kita menetapkan
beberapa pelajaran yang akan menunjang tercapainya tujuan topik tersebut. Merencanakan Research Lesson Di dalam merencanakan suatu research lessons (a teacher-led instructional improvement), di samping mengkaji pelajaran-pelajaran yang sedang berlangsung, kita perlu mengembangkan suatu rencana untuk memandu belajar (plan to guide learning). Rencana itu akan memandu pengajaran, pengamatan, dan dis-kusi tentang research lesson serta mengungkap temuan yang muncul selama lesson study berlangsung. Rencana untuk memandu belajar itu merupakan suatu hal yang kompleks. Oleh sebab itu, akan sangat membantu jika kita memperhatikan elemennya dalam tiga daerah lingkaran yang sepusat, yaitu rencana research lesson yang terletak pada daerah pusat lingkaran, rencana unit/satuan (unit plan) yang berada pada daerah ring lingkaran yang lebih luar, dan rencana pembelajaran menyeluruh yang berlokasi di daerah ring lingkaran paling luar. Suatu rencana research lesson menjawab pertanyaan sangat penting yaitu “perubahan-perubahan apa yang akan terjadi pada siswa selama pelajaran berlangsung dan apa yang akan memotivasi mereka? Wang-Iverson dan Yoshida (2005:9) mengemukakan bahwa: The research lesson plan: helps the teachers deepen their own thinking about the issues involved becomes a lesson planning team’s research proposal containing research questions, the rationale of the lesson, and the plan of the lesson provide knowledgeable others with a format to provide feedback during the lesson planning process becomes a written record of the team’s work
16, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
becomes a good resource for further improvement of the lesson in the future, especially if the team adds a summary of post-lesson discussion and some students’ work Lesson plan atau research lesson plan ini mirip dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Daftar pertanyaan berikut mungkin dapat membantu untuk memandu perencanaan research lesson (Lewis, 2002:64). 1. Apa yang saat ini dipahami oleh siswa tentang topik ini? 2. Apa yang kita inginkan dari siswa untuk dipahami pada akhir pelajaran? 3. Apa “drama” atau rentetan pertanyaan dan pengalaman yang akan mendorong para siswa untuk berpindah dari pemahaman awal menuju pemahaman yang diinginkan? 4. Bagaimana para siswa akan menjawab pertanyaan dan aktivitas pada pelajaran tersebut? Apa masalah dan miskonsepsi yang akan muncul? Bagaimana guru akan menggunakan idea dan miskonsepsi untuk meningkatkan pelajaran tersebut? 5. Apa yang akan membuat pelajaran ini mampu memotivasi dan bermakna bagi siswa? 6. Apa bukti tentang belajar siswa, motivasi siswa, perilaku siswa yang harus dikumpulkan agar dapat mendiskusikan pelajaran itu dan tema penelitian yang lebih luas? Apa sajakah format pengumpulan data yang diperlukan? Elemen berikutnya dari daerah lingkaran sepusat tadi adalah rencana unit/satuan. Unit ini lebih luas dari research lesson. Rencana unit menunjukkan bagaimana research lesson yang diamati sesuai dengan serangkaian pelajaran. Bagian terakhir dari rencana memandu belajar adalah tema penelitian.
Tema penelitian ini telah dikemukakan di depan. Tema penelitian dan pelajaran mempunyai hubungan yang erat. Pembuatan rencana untuk pengumpulan data juga merupakan suatu elemen penting dalam menyusun rencana untuk memandu belajar. Seperti telah dikemukakan di depan, salah satu kolom rencana research lesson memuat “point to notice” atau “evaluation.” Kolom ini memandu pengamat untuk memperhatikan aspek-aspek khusus dari pelajaran. Anggota kelompok lesson study dan para pendidik biasanya diberikan tugas dan format pengumpulan data untuk membantu mereka dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data itu biasanya dikaitkan dengan suatu denah tempat duduk peserta didik, daftar anggota setiap kelompok peserta didik, catatan tentang pemikiran awal peserta didik, daftar cek untuk mencatat hal-hal penting tentang karya peserta didik, catatan tentang partisipasi setiap anggota dari suatu kelompok kecil, atau data lainnya yang sesuai dan diperlukan. Data yang dikumpulkan selama lesson study biasanya memuat bukti tentang belajar, motivasi, dan iklim sosial. Walaupun pengumpulan data biasanya lebih difokuskan pada peserta didik tetapi pengumpulan data juga biasa dilakukan untuk mencatat ucapan atau ceramah pendidik dan waktu yang digunakan pendidik pada setiap elemen pelajaran. Satu bagian penting lagi dan yang patut dipertimbangkan dalam merencanakan research lesson adalah ahli dari luar. Mereka bisa berasal dari pendidik atau peneliti yang memiliki pengetahuan tentang bidang studi yang dipelajari dan/atau bagaimana mengajar bidang studi tersebut. Keterlibatan ahli dari luar ini akan lebih efektif jika sudah berlangsung sejak awal. Dengan cara ini, ahli tersebut mempunyai kesempatan dalam membantu
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 17
merancang pelajaran, memberi saran tentang sumber-sumber kurikulum, dan bertindak sebagai komentator terhadap research lesson. Mengajar dan Mengamati Research Lesson Sekarang research lesson yang sudah direncanakan sudah dapat diimplementasikan dan diamati. Pendidik anggota kelompok yang sudah ditunjuk dan disepakati melaksanakan tugas untuk mengajar pelajaran (lesson) yang sudah ditetapkan, sedangkan anggota kelompok yang lain mengamati pelajaran tersebut. Pengamat akan mengumpulkan data yang diperlukan selama pelajaran berlangsung. Untuk mendokumentasikan research lesson biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan audiotape, videotape, handycam, kamera, karya siswa, dan catatan observasi naratif. Peranan pengamat selama lesson study adalah mengumpulkan data dan bukan membantu peserta didik. Para peserta didik harus diberitahu lebih dahulu bahwa pengamat atau pendidik lain di kelas mereka itu hanya bertugas untuk mempelajari pelajaran yang berlangsung dan bukan untuk membantu mereka. Selanjutnya, setiap anggota kelompok lesson study sebaiknya diberi tugas dan tanggung jawab tertentu. Diantara mereka ada yang bertugas misalnya untuk memperoleh materi yang dibutuhkan pelajaran, mengkopi rencana pembelajaran untuk pengamat, mencatat hasil-hasil diskusi setelah pelajaran, dan memfasilitasi diskusi setelah pelajaran. Mendiskusikan dan Menganalisis Research Lesson Research lesson yang sudah diimplementasikan perlu didiskusikan dan dianalisis. Hal ini perlu dilakukan, karena hasil diskusi dan analisis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan atau revisi research lesson.
Dengan demikian research lesson diharapkan akan menjadi lebih sempurna, efektif dan efisien. Beberapa bagian penting dan berguna dari panduan diskusi pelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, pendidik yang mengajar research lesson diberi kesempatan menjadi pembicara pertama dan mempunyai kesempatan untuk mengemukakan semua kesulitan dalam pelajarannya sebelum kesulitan tersebut dikemukakan oleh yang lain. Kedua, sebagai suatu aturan main, pelajaran yang disampaikan merupakan milik semua anggota kelompok lesson study. Ini adalah pelajaran “kita,” bukan pelajaran “saya,” dan hal ini direfleksikan dalam setiap keterangan setiap orang. Anggota kelompok berasumsi bahwa mereka bertanggung jawab untuk menjelaskan pikiran dan rencana yang ada pada pelajaran tersebut. Ketiga, instruktur atau para pendidik yang merencanakan pelajaran itu sebaiknya menceritakan mengapa mereka merencanakan itu, perbedaan antara apa yang mereka rencanakan dan apa yang sesungguhnya terjadi, serta aspek-aspek pelajaran yang mereka inginkan agar para pengamat mengevaluasinya. Keempat, diskusi berfokus pada data yang dikum-pulkan oleh para pengamat. Para pengamat membicarakan secara spesifik tentang percakapan dan karya peserta didik yang mereka catat. Pengamat tidak membica-rakan tentang kualitas pelajaran berdasar-kan kesan mereka tetapi mereka membicarakan fakta yang ditemukan. Kelima, waktu diskusi bebas terbatas; oleh sebab itu terdapat kesempatan yang terbatas untuk “grandstanding” dan penyimpangan (Lewis, 2002:69). Diskusi dan analisis research lesson ini dilaksanakan segera, pada hari yang sama, setelah research lesson diimplementasikan. Hal ini benar, sebab seperti yang telah dikemukakan sebelum-
18, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
nya bahwa hasil diskusi dan analisis ini dapat digunakan dan dipertimbangkan sebagai bahan untuk merevisi pelajaran/unit/pendekatan pembelajaran. Alasan lain adalah supaya pendidik dan para pengamat tidak lupa pada praktik pembelajaran yang dilaksanakan dan hasil pengamatan. Merefleksikan Lesson Study dan Merencanakan Tahap-tahap Berikutnya Dalam merefleksikan lesson study hal yang perlu dilakukan adalah memikirkan tentang apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa-apa yang masih perlu diperbaiki. Sekarang tiba saatnya untuk berpikir tentang apa yang harus dikerjakan selanjutnya oleh kelompok lesson study. Apakah anggota kelompok berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pelajaran ini menjadi lebih baik? Apakah anggotaanggota yang lain dari kelompok lesson study ini berkeinginan untuk mengujicobakan pelajaran ini pada kelas mereka sendiri? Apakah anggota kelompok lesson study puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan metode operasi kelompok? (Lewis, 2002:71). Pertanyaan-pertanyaan berikut juga dapat membantu kita dalam melakukan refleksi terhadap siklus lesson study maupun memikirkan langkah yang akan dilakukan berikutnya. Pertanyaan tersebut antara lain adalah (1) apa yang berguna atau bernilai tentang lesson study yang dikerjakan bersama?, (2) apakah lesson study membimbing kita untuk berpikir dengan cara baru tentang praktek pembelajaran sehari-hari?, (3) apakah lesson study membantu mengembangkan pengetahuan kita tentang mata pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa?, (4) apakah tujuan lesson study menarik bagi kita semua?, (5) apakah kita bekerja bersama-sama dalam suatu cara yang bersifat produktif dan suportif?, (6) sudahkah kita membuat
kemajuan terhadap tujuan lesson study kita secara menyeluruh?, (7) apakah semua anggota kelompok kita merasa terlibat dan berguna?, dan (8) apakah pihak yang bukan peserta merasa terinformasikan dan terundang dalam kegiatan lesson study kita? (Lewis, 2002:71). Apa Kurikulum 2013? Dikemukakan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Mengenai Kurikulum 2013, sampai saat ini belum ada dokumen resmi dari Pemerintah. Yang ada masih bersifat bersifat “draf” berupa PowerPoint bahan ceramah atau bahan Uji Publik serta bahan ikutan lainnya. Oleh sebab itu, kita menganggap bahwa “draf” yang dimaksud untuk sementara dapat dijadikan “rujukan” bersifat sementara. Pada dasarnya atau jiwanya adalah Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang ditetapkan dan diterapkan (secara terbatas) di pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada tahun ajaran 2013/2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Apa Karakteristik Kurikulum 2013? Kurikulum 2013 mempunyai beberapa karakteristik. Karakteristik yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, kurikulum 2013 berbasis kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 19
suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu (PPRI Nomor 32 Tahun 2013). Di sini dikenal standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Kedua, selain hasil pembelajaran, proses pembelajaran sangat diutamakan dalam pengimplementasian atau pelaksanaan Kurikulum 2013. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Dalam proses pembelajaran; di samping melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; para peserta didik--dengan bimbingan pendidikmelakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Selain itu dalam PowerPoint-Paparan Mendikbud Kurikulum 2013 halaman 16 dikemukakan tentang Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21, yaitu (1) Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu; (2) Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab]; (3) Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir mekanistis [rutin]; dan (4) Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Ketiga, yang merupakan tema utama pengembangan Kurikulum 2013 adalah “Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi.” (PowerPoint-Paparan Mendikbud Kurikulum 2013, 2013:26) Keempat, penilaian dilakukan tidak hanya dengan teknik tes, tetapi juga teknik nontes atau penilaian alternatif. Pendidik dapat menggunakan teknik observasi atau penugasan. Jika pendidik
menerapkan teknik observasi, maka dia dapat menggunakan cara merekam hasil observasi, misalnya pedoman atau lembar observasi, daftarcek, dan skala skor. Teknik penugasan dapat dilakukan, misalnya dengan pekerjaan rumah (PR), investigasi, simulasi, tugas open-ended, projek, dan portofolio. Kelima, banyaknya mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan dikurangi dan waktu belajar tiap minggu ditambah. Sebagai contoh, di Sekolah Dasar (SD) tadinya ada 10 mata pelajaran, sekarang hanya ada 6 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa Indonesia; Matematika; Seni Budaya & Prakarya; dan Pendidikan Jasmani, OR & Kesehatan. Pada kurikulum yang sedang belaku, jumlah jam pelajaran tiap minggu untuk kelas I, II, III, IV, V, dan VI berturut-turut adalah 26, 27, 28, 32, 32, dan 32; sedangkan untuk Kurikulum 2013 berturutturut adalah 30, 32, 34, 36, 36, dan 36. Keenam, penerapan tematik integratif di SD dan tanpa adanya secara khusus mata pelajaran IPA dan IPS. Ketujuh, di SMP diterapkan mata pelajaran IPA terpadu dan IPS terpadu. Kedelapan, ada mata pelajaranan wajib dan pilihan serta ada jalur peminatan di SMA. Kesembilan, Kurikulum 2013 menekankan proses pembelajaran yang mendukung terciptanya kreativitas peserta didik. Kemampuan kreativitas yang dimaksud dapat diperoleh melalui observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), dan networking (membentuk jejaring). Jadi, Kurikulum 2013 perlu dirumuskan sehingga mampu mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observationbased learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja
20, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
dalam jejaringan melalui collaborative learning (Dyers, J.H. et al [2011] dalam PowerPoint-Paparan Mendikbud Kurikulum 2013, 2013:28). Kesepuluh, proses penilaian yang mendukung kreativitas. Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui: (1) tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar]; (2) mentolerir jawaban yang nyeleneh; (3) menekankan pada proses bukan hanya hasil saja; (4) memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya; serta (5) memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif. Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll (Sharp, C. 2004 dalam PowerPointPaparan Mendikbud Kurikulum 2013, 2013:29). Kesebelas, Kurikulum 2013 ingin membentuk kemampuan pikir order tinggi sejak dini bagi peserta didik. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high order thinking skill (melalui mencari tahu dan bukan diberi tahu) sejak dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan (lead, decide). Jadi, perlu dirumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah terlatih dalam berpikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan keputusan (Center on the Developing Child, Harvard University [2011] dalam
PowerPoint-Paparan Mendikbud Kurikulum 2013, 2013:30). Apa Saja yang Berubah pada Kurikulum 2013? Pada dasarnya yang berubah pada Kurikulum 2013 yang selanjutnya dinyatakan sebagai elemen perubahan adalah (1) standar kompetensi lulusan, (2) standar proses, (3) standar isi, dan (4) standar penilaian. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 dikemukakan pengertian standar kompetensi lulusan, kompetensi indi, kompetensi dasar, standar proses, standar isi, dan standar penilaian sebagai berikut. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dari standar kompetensi lulusan diturunkan kompetensi inti. Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program. Berdasarkan kompetensi inti diturunkan kompetensi dasar. Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Rinci dan Ringkas tertuang pada
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 21
dua tabel berikut (PowerPoint-Paparan
Mendikbud Kurikulum 2013, 2013:44-45).
Standar Kompetensi Lulusan – Rinci Domain
Elemen Proses Individu
Sikap Sosial Alam Proses Keterampilan
Abstrak Konkret Proses
Pengetahuan
Obyek Subjek
SD SMP SMA-SMK Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA
Standar Kompetensi Lulusan – Ringkas Domain
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
SD SMP SMA-SMK Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan; 1. Perkembangan psikologis anak 2. Lingkup dan kedalaman materi 3. Kesinambungan 4. Fungsi satuan pendidikan 5. Lingkungan
22, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
Secara singkat elemen-elemen perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 dapat dikemukakan pada tabel berikut. (Disederhanakan dari PowerPoint-Paparan Mendikbud Kurikulum 2013, 2013:35-38). Elemen Kompetensi lulusan Kedudukan mata pelajaran (ISI)
Pendekatan (ISI)
Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI)
Proses pembelajaran
Penilaian hasil belajar
Deskripsi SD SMP SMA SMK • Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui: Mata Mata Tematik Mata pelajaran pelajaran Integratif Pelajaran wajib dan dalam semua wajib, pilihan mata pelajaran pilihan, dan vokasi • Holistik dan • TIK menjadi • Perubahan • Penyesuaian integratif media semua sistem: ada jenis keahlian berfokus pada matapelajaran matapelajaran berdasarkan alam, sosial, dan wajib dan ada spektrum • Pengembangan budaya) diri terintegrasi matapelajaran kebutuhan saat pada setiap pilihan ini • Pembelajaran dilaksanakan matapelajaran • Terjadi • Penyeragaman dengan dan pengurangan mata pelajaran pendekatan sains ekstrakurikuler matapelajaran dasar umum yang harus • Jumlah • Jumlah • Produktif matapelajaran matapelajaran diikuti siswa disesuaikan dari 10 menjadi 6 dari 12 menjadi • Jumlah jam dengan tren 10 bertambah 2 perkembangan • Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu Industri • Jumlah jam JP/minggu akibat bertambah 6 akibat • Pengelompokkan perubahan JP/minggu perubahan mata pelajarn pendekatan pendekatan akibat produktif pembelajaran pembelajaran perubahan sehingga tidak pendekatan terlau rinci pembelajaran pembagiannya • Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. • Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat • Guru bukan satu-satunya sumber belajar. • Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan • Tematik dan • IPA dan IPS • Adanya mata • Kompetensi terpadu masing-masing pelajaran wajib keterampilan diajarkan dan pilihan yang sesuai secara terpadu sesuai dengan dengan standar bakat dan industri minatnya • Penilaian berbasis kompetensi • Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] • Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 23
Elemen • • Ekstrakurikuler
• • • •
Deskripsi SD SMP SMA SMK didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian Pramuka (wajib) • Pramuka (wajib) UKS • OSIS PMR • UKS Bahasa Inggris • PMR • Dll • Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka)
Apa dan Bagaimana Relevansi Lesson Study dengan Kurikulum 2013? Seperti dikemukakan di bagian awal makalah ini, ciri utama suatu lesson study adalah kolaborasi, yaitu kolaborasi yang sistematik antara pendidik, para ahli di bidang pendidikan, tenaga kependidikan, pemerhati pendidikan, dan/atau stakeholders lainnya. Kolaborasi yang sistematis ini berlangsung sejak kegiatan menganalisis kurikulum, SKL, Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar, Silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan dan observasi pembelajaran, diskusi dan refleksi hasil pelaksanaan pembelajaran, serta revisi dan pengajaran kembali RPP. Kolaborasi ini sangat bermanfaat bagi para pendidik, karena mereka akan saling memberi dan menerima atau tukar-menukar pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang yang mereka alami dan miliki. Dengan perkataan lain, para pendidik akan saling belajar dan terbuka, serta tidak akan ada pendidik yang akan mengisolasi atau menutup diri. Pada dasarnya, kurikulum manapun dan termasuk Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh para pendidik, mereka “pasti” menganalisis kurikulum, struktur kurikulum, dan konten kurikulum; menyusun silabus dan rencana pelajaran (RPP); melaksanakan pembelajaran; serta mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran. Semua unsur atau komponen tersebut akan
lebih efektif jika dilakukan secara bersama-sama atau kolaboratif dan serius oleh para pendidik. Jika dikaji lebih cermat, konsep lesson study dapat diimplementasikan pada Kurikulum 2013. Jadi ada dan inilah relevansi antara lesson study dengan Kurikulum 2013. Bagaimana wujud relevansi lesson study dengan Kurikulum 2013? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mengemukakan butir-butir berikut. Pertama, para pendidik menganalisis dan memahami SKL. SKL ini harus difamai dengan baik oleh para pendidik. Hal ini akan efektif jika dilakukan secara kolaboratif oleh para pendidik. Ini perlu dilakukan bersama supaya tidak terjadi salah pengertian antara para pendidik. Kedua, pada saat para pendidik menganalisis dan memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Mereka perlu berkolaborasi secara efektif. Ketiga, pada saat para pendidik menganalisis, memahami, dan/atau menyusun silabus; terutama mendalami komponen indikator, pokok bahasan dan subpokok bahasan atau tema tertentu, pengalaman belajar, penilaian, serta sumber belajar. Di sini juga dituntut kolaborasi bagi para pendidik. Keempat, pada saat para pendidik memahami, mendalami, dan/atau menyusun RPP. Suatu RPP lengkap dapat diciptakan jika ada kolaborasi antar para pendidik. Apalagi kalau proses pembelajaran
24, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013
disajikan dengan berorientasi pada pendekatan saintifik seperti yang dicanangkan oleh dan pada Kurikulum 2013. Perlu ditekankan bahwa pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPA dan IPS adalah mata pelajaran terpadu. Di sini sangat dibutuhkan kolaborasi para pendidik. Hal ini perlu sekali, karena kita belum memiliki pendidik yang mempunyai latarbelakang pendidikan IPA terpadu dan IPS terpadu. Kelima, saat seorang pendidik melaksanakan proses pembelajaran. Pendidik lain perlu berkolaborasi terutama dalam melaksanakan observasi atau pengamatan tentang pelaksanakaan pembelajaran dari awal sampai akhir. Keenam, pada saat para pendidik melakukan evaluasi terhadap efektivitas proses pembelajaran. Mereka perlu membahas bersama hasil observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran. PENUTUP Apa, mengapa, dan bagaimana suatu lesson study telah dipaparkan secara singkat. Kata kunci suatu lesson study adalah kolaborasi yang sistematis antar semua pihak yang terlibat dalam suatu pembelajaran. Kolaborasi dilaksanakan mulai dari memahami kurikulum, menyusun rencana, melaksanakan pembelajaran, mendiskusikan dan merefleksi hasil observasi proses pembelajaran, serta merevisi rencana pelajaran. Kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum baru yang ditetapkan dan akan diterapkan secara terbatas di pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada
tahun ajaran 2013/2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum ini pada dasarnya hampir sama atau tidak berbeda jauh dengan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), karena keduanya berbasis kompetensi. Di Kurikulum 2013 dikenal istilah-istilah, misalnya struktur kurikulum, standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar, mata pelajaran, standar proses, standar penilaian pendidikan, tematik integratif, IPA terpadu, IPS terpadu, muatan lokal, pengembangan diri, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kurikulum 2013 ini akan diterapkan di SD/MI kelas I dan kelas IV, di SMP/MTs kelas VII, dan di SMA/MA atau SMK/MAK kelas X. Kurikulum 2013, struktur kurikulum, konten dan komponen kurikulum, dan karakteristik kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif jika ada kolaborasi para pendidik, tenaga kependidikan, pejabat pendidikan, para ahli pendidikan, peneliti pendidikan, dan/atau pemerhati pendidikan. Di sini tampak bahwa konsep dasar lesson study dapat diterapkan pada Kurikulum 2013. Dengan demikian lesson study relevan dengan Kurikulum 2013. Relevansi yang dimaksud terjadi sejak memahami kurikulum, struktur kurikulum, komponen kurikulum, penyusunan silabus dan RPP, pelaksanaan RPP, dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN Fernandez, Clea dan Yoshida, Makoto. 2004. Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. Mahwah,
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishes. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum
Karim, Muchtar Abdul, Relevansi Lesson Study Dengan Kurikulum 2013, 25
2013. PowerPoint. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Pengembangan Kurikulum 2013. PowerPoint. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc. Morgan, Shawn. 2001. Teaching Math the Japanese Way (Online), (http:// www.as1.org/alted/lessonstudy.htm, accessed on May 16, 2005).
Presiden Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Amir Syamsudin Wang-Iverson, Patsy and Yoshida, Makoto (Editors). 2005. Building Our Understanding of Lesson Study. Philadelphia, PA: Research for Better Schools.