Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
Rekonstruksi Hukum Lelang Jabatan Struktural Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Yusdar1, Irwansyah2 1
Graduate School, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia. E-mail:
[email protected] 2 Hasanuddin University, Makassar, Indonesia. E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauhmanakah konsep lelang jabatan struktural dapat mewujudkan reformasi birokrasi di Indonesia.Penelitian ini bersifat yuridis normatif.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan kajian pustaka.Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep lelang jabatan strukturalmerupakan bentuk dari promosi jabatan yang dilakukan secara transparan dan selektif.Sehingga melalui penerapan konsep lelang jabatan struktural diharapkan mampu menghasilkan pejabat eselon yang berkompeten dimasing-masing bidangnya serta dapat mewujudkan reformasi birokrasi di Indonesia. Kata Kunci: Lelang Jabatan; Reformasi Birokrasi Abstract: This study aims to determine to what extent the concept of auction structural position can realize good governance in Indonesia. This research was a normative research. Data collected through observation, documentation, and a literature review. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis. The outcomes of the research shows that the structural position of the auction concept is a form of promotion that are transparent and selective. So, that through the application of the concept of the auction is expected to produce a structural position echelon competent in the respective field and be able to realize good governance in Indonesia. Keywords: Auction Office; Bureaucracy Reform
negara, untuk dapat mengantarkan
PENDAHULUAN Periode ketatanegaraan Indonesia
negara
Indonesia
menjadi
negara
membentangkan fakta normatif, bahwa
hukum yang demokratis. Hal ini sesuai
era reformasi memberi harapan besar
dengan apa yang menjadi tuntutan
(big
reformasi oleh berbagai komponen
expectation)
akan
terjadinya
pembaharuan dalam penyelenggaraan
masyarakat
101
yang sasaran akhirnya
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
adalah tercapainya tujuan negara dan
vacuum2 melainkan harus melayani
cita-cita
sebagaimana
masyarakat. Dalam artian bahwa hukum
yang ditegaskan dalam pembukaan
bukanlah sesuatu yang rigid, melainkan
Undang-Undang Dasar Negara Repub-
terus
lik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI
dengan berbagai dinamika kehidupan
1945).
masyarakat agar senantiasa mampu
kemerdekaan
Negara
merupakan
bergerak
menyesuaikan
diri
kesatuan
berjalan dengan efektif dalam meme-
organisasi jabatan-jabatan (ambtenor-
nuhi rasa keadilan bagi rakyat sebagai
ganisatie)1 yang menjalankan fungsi-
pemegang kedaulatan tertinggi.
nya berdasarkan tataran organ yang
Adanya tuntutan terhadap pening-
disusun sedemikian sistematisnya agar
katan kinerja pemerintahan khususnya
mampu mencapai tujuan negara secara
yang berkaitan dengan fungsi dan tugas-
kolektif dan berkesinambungan. Penca-
tugas pemerintah sangatlah diharapkan
paian
oleh masyarakat. Hal tersebut seringkali
melalui
tujuan
tersebut
tindakan
diwujudkan
pemerintah
yang
ditandai dengan maraknya berbagai aksi
merupakan penggerak nyata dari negara
unjuk rasa yang dilakukan oleh warga
dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap kinerja pemerin-
masyarakatnya.
tahan
yang
selama
ini
dirasakan
Tidak bisa dipungkiri, semakin
seringkali sangatlah mengecewakan,
kompleksnya kebutuhan masyarakat
terutama dalam hal menerjemahkan
saat ini juga mendorong semakin
berbagai aspirasi dan kepentingan serta
berkembangnya tindakan pemerintah
kebutuhan warga masyarakat.3
yang
mampu
mewadahi
berbagai
Dalam upaya menjawab berbagai
kompleksitas tersebut. Hal inilah yang
tuntutan tersebut, maka dilakukanlah
dikemukakan oleh Satjipto Rahardjo
perubahan-perubahan
bahwa hukum tidak berada dalam
pemerintahan guna mengoptimalkan
1
dalam
aspek
Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 70-71 2 Kata vacuum merupakan bahasa Inggris yang diartikan sebagai pakum, kekosongan, atau ruang hampa; yang dimaknakan sebagai keadaan statis dari suatu hal tertentu. 3 Aminuddin Ilmar. (2013), Hukum Tata Pemerintahan. Makassar: Identitas, hlm 43.
Ambtenorganisatie secara harfiah berasal dari Bahasa Belanda yang berarti organisasi jabatan-jabatan. Istilah ini dirumuskan oleh Logemann yang mengartikan hakikat negara merupakan kesatuan dari jabatan-jabatan yang tersusun secara sistematis dan menjalankan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan negara. Lihat, Ridwan H.R. (2013).
102
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
kinerja pemerintah dalam memberikan
Meskipun demikian, di balik semua
pelayanan kepada masyarakat. Salah
upaya yang dilakukan oleh pemerintah
satu perkembangan atau perubahan
dengan
mendasar, dilakukan melalui reformasi
tataran birokrasi yang ada, termasuk
birokrasi dalam bidang tata kelola
dengan mengadopsi konsep tata kelola
pemerintahan di Indonesia. Reformasi
pemerintahan
birokrasi merupakan sebuah agenda
governance) tetap belum sepenuhnya
utama dalam era egalitarian saat ini
dapat memberi jaminan akan terlaksa-
yang
bahwa
nanya suatu tata kelola pemerintahan
Indonesia merupakan negara hukum
yang baik. Bahkan masih banyak
(rechtstaat)
mengamanatkan
ditemukan berbagai praktik penyeleng-
bahwa segala sendi kehidupan ber-
garaan pemerintahan yang menyimpang
bangsa
(bad governance)4 seperti; masih terjadi
semakin
menegaskan
yang
dan
bernegara
harus
berusaha
mengefisienkan
yang
tindakan
baik
atau
(good
dilangsungkan dengan berasaskan pada
berbagai
perbuatan
ketentuan hukum, bukan atas dasar
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
kekuasaan semata (machtsaat).
pengangkatan jabatan struktural.
Seiring dengan semakin berkem-
Berbagai masalah tersebut salah
bangnya era reformasi saat ini, terlebih
satunya disebabkan oleh pengetahuan
setelah melalui empat tahapan per-
dan pemahaman aparatur pemerintahan
ubahan UUD NRI Tahun 1945, terjadi
terhadap konsep
pula perubahan mendasar dalam pola
tidaklah begitu memadai. Dalam arti,
penyelenggaraan
di
penerapan terhadap konsep tersebut
Indonesia. Joko Widodo mengemuka-
tidak memperhitungkan sisi kemam-
kan bahwa paradigma penyelenggaraan
puan
pemerintahan telah mengalami perge-
pemerintahan, sehingga mengakibatkan
seran dari rule government menjadi
pelaksanaan konsep tata kelola peme-
good governance dan dari sebuah sistem
rintahan yang baik belum berjalan
sentralisasi menjadi desentralisasi.
sebagaimana yang diharapkan.
4 Bad Governance berarti tata kelola pemerintahan yang buruk. Istilah ini merupakan perlawanan dari istilah Good Governance (tata
kelola pemerintahanyang baik), yang diartikan sebagai praktik penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan tidak sebagaimana mestinya.
pemerintahan
103
dan
good governance
kapasitas
dari
aparatur
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
Penerapan pemerintahan
konsep yang
tata baik
kelola
purnakan reformasi birokrasi yang
(good
dikehendaki,
maka
adanya
dalam
struktur
governance) tanpa disertai dengan
perubahan
upaya
dan
pemerintahan, juga perlu dilakukan
penyelenggara
upaya untuk menempatkan orang-orang
peningkatan
kapabilitas
kapasitas
aparatur
pemerintahan
tentunya
tidak
konsep
selain
akan
atau aparatur yang tepat dalam mengisi
banyak mengubah wajah penyelengga-
jabatan dalam struktur pemerintahan
raan pemerintahan. Harapan masyarakat
tersebut (the right man on the right
akan terlaksananya peran dan fungsi
position).6
serta tugas pemerintahan secara optimal tetap
akan
jauh
dari
apa
Reformasi
yang
birokrasi
memiliki
korelasi yang erat dengan pengaturan
seharusnya diperoleh.
secara komprehensif dan sistematis
Era reformasi saat ini, upaya untuk
mengenai jabatan-jabatan dalam peme-
mewujudkan sistem pemerintahan yang
rintahan baik ditingkat pusat, provinsi
demokratis, bersih, dan berwibawa telah
maupun kabupaten/kota,. Oleh karena-
menjadi prioritas utama bagi rakyat dan
nya, untuk mencapai reformasi birokrasi
pemerintahan
satu
yang tepat, maka diperlukan mekanisme
upaya reformasi itu adalah penataan
pengisian jabatan-jabatan secara tepat
aparatur
Indonesia.Salah
pemerintah5.
Pembaharuan
pula.
sistem ketatanegaraan dapat diaktualisa-
Hal seperti ini secara tersirat
sikan dengan perubahan paradigma
bersesuaian dengan pandangan Plato
penyelenggaraan pemerintahan dalam
dalam karyanya yang berjudul The
pengaturan
Laws, Plato mengemukakan idenya agar
jabatan
komprehensif
pemerintahan
mengenai
yang
dapat
negara diperintah oleh orang-orang
mengagregasi secara tepat kebutuhan
bebas dan cendekia, karena Plato
dan kepentingan warga masyarakat.
menyadari sulitnya mendapatkan orang
Oleh karena itu, untuk menyem-
dengan kualitas itu. Plato kemudian
5
Sri Hartini, dkk. (2010). Hukum Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, hlm 65. 6 The right man on the right position merupakan istilah yang berasal dari adagium The right on the right place yang bermakna penempatan orang yang tepat pada tempat atau
posisi yang tepat pula. Istilah ini jika dikaitkan dengan pengisian jabatan diartikan sebagai suatu bentuk pengisian jabatan secara ideal dan proporsional dengan menempatkan orang-orang dalam suatu jabatan sesuai dengan kualifikasinya masing-masing.
104
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
berpandangan bahwa negara harus
mengingat kebijakan tersebut belum
melaksanakan
lazim digunakan di Indonesia.
keadilan
berdasarkan
kaidah-kaidah tertulis.7 Pandangan ini mengisyaratkan
bahwa
Adanya kebijakan yang belum
pengisian
lazim digunakan tersebut, menyebabkan
jabatan pemimpin dalam pemerintahan
metode atau mekanisme pengisian
haruslah berdasarkan hukum positif
jabatan
yang berlaku dan mengutamakan rasa
penerapannya masih menuai berbagai
keadilan masyarakat secara umum dan
kontroversi atau perdebatan mengingat
menyeluruh, bukan atas dasar keinginan
dasar hukum yang ada dan berlaku saat
semata sekalipun dengan mengabaikan
ini dinilai belum memadai untuk
kualitas yang berusaha diangkat secara
melaksanakan
subjektif.
sehingga dikhawatirkan akan menjadi
secara
terbuka
ini
mekanisme
dalam
tersebut,
Usaha untuk mengatasi problema-
kebijakan yang “cacat hukum” dan
tika pengisian jabatan struktural, juga
cenderung mengedepankan kekuasaan
demi menjamin implementasi hak asasi
kepala daerah (machtstaat) semata.
setiap orang dalam pemerintahan, maka
Kenyataan
dibuatlah sebuah terobosan tindakan
kebijakan lelang jabatan walaupun
pemerintah dengan melakukan metode
memiliki tujuan yang baik, namun
pengisian jabatan secara terbuka atau
dalam tataran implementasinya masih
yang lasim disebut dengan istilah lelang
menimbulkan
jabatan. Sistem pengangkatan jabatan
mekanisme
struktural ini di satu sisi bersifat ekstrim
legitimasi dari sistem pengisian jabatan
tetapi di sisi lain merupakan kebijakan
terbuka tersebut.
ini
menunjukan
permasalahan dan
keabsahan
bahwa
terkait atau
reformis dalam memberantas nepotisme
Berdasarkan uraian tersebut, maka
dalam bidang kepegawaian dan untuk
objek yang akan dikaji lebih lanjut
mencapai tujuan penempatan persona
adalah
atau orang pada jabatan sesuai dengan
jabatan struktural dapat mewujudkan
kualifikasinya. Kebijakan ini meru-
reformasi birokrasi di Indonesia.
pakan
sebuah
kebijakan
reformis
7
Achmad Ali. (2002). Menguak Tabir Hukum. Jakarta: PT. Toko Agung, hlm 23-24.
105
sejauhmana
konsep
lelang
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
Pasal 28D ayat (3) UUD NRI
METODE Penelitian ini merupakan peneli-
Tahun 1945 mengamanatkan bahwa”
tian hukum normatif, yakni penelitian
“Setiap
yang memberikan beberapa kemung-
memperoleh kesempatan yang sama
kinan untuk memecahkan beberapa
dalam pemerintahan”. Aturan lain yang
permasalahan
menyangkut hak pegawai negeri sipil
yang
ada
dengan
warga
negara
mengumpulkan, menyusun, mengklas-
dalam
ifikasi, serta menginterprestasikan data-
terdapat dalam ketentuan Pasal 72 ayat
data yang akan dibahas dan disim-
(2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
pulkan.
2014 tentang Aparatur Sipil Negara Teknik
pengumpulan
mendapatkan
jabatan
berhak
juga
bahan
(UU Nomor 5 Tahun 214) bahwa setiap
hukum yang penulis gunakan dalam
pegawai negeri sipil yang memenuhi
penelitian ini adalah melalui studi
syarat mempunyai hak yang sama untuk
kepustakaan
dipromosikan ke jenjang jabatan yang
yaitu
suatu
metode
pengumpulan bahan hukum dengan cara
membaca,
mengkaji
menganalisis
buku-buku
sumber
kepustakaan
dan
lebih tinggi.
atau
Mengacu pada pembentukan
sumber-
peraturan perundang-undangan, aspek
lainya
yang
kepentingan merupakan suatu bahan
berhubungan dengan obyek penelitian.
pertimbangan yang amat penting. Sehubungan dengan hal ini Roscoe Pound menyatakan bahwa hukum
PEMBAHASAN Secara etimologi, kata jabatan
harus mengharmoniskan kepentingan
berasal dari kata dasar “jabat” yang
umum dan kepentingan individual
ditambah
–an,
imbuhan
yang
melalui cita-cita keadilan yang hidup
Bahasa
dalam masyarakat. Dalam konteks ini,
Indonesia diartikan sebagai “pekerjaan
hukum berperan aktif dan sering
(tugas)
disebut sebagai fungsi a tool of social
berdasarkan
Kamus
dalam
organisasi
Besar
pemerintahan
atau
engineering.9
yang berkenaan dengan
pangkat dan kedudukan”.8
8 Poerwasunata, W.J.S. (2003). Kamus Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, hlm 54.
9 Dikutip pada laman website: http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/halrev. pada 14 Juni 2015
106
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan dilakukan pada tingkat nasional.
Sejak diundangkan UU Nomor 5 Tahun 214, maka Indonesia memasuki babak baru dalam sistem, model dan bahkan paradigma birokrasi. Kehadiran undang-undang ini merupakan upaya menjawab berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi oleh sistem birokrasi kita yang dinilai banyak bermasalah, sehingga tujuan utama birokrasi (yang dalam hal ini PNS)
dalam
kesejahteraan
upaya
Masih kuatnya cara pandang yang
menciptakan
masyarakat
melihat posisi dan jabatan PNS sebagai
melalui
kelompok orang yang harus dilayani
berbagai model dan bentuk pelayanan
tetapi bukan melayani, bahkan masih
publik, dinilai telah tercedrai oleh
kuatnya pemahaman bahwa jabatan
banyak hal, dimulai dengan tidak
tertentu
kedapnya
berbagai
tertentu, adanya penghasilan dan masa
kepentingan politik dari para penguasa
depan yang jelas adalah sekian banyak
yang
realitas
birokrasi
sedang
dari
berkuasa,
nuansa
adalah
yang
untuk
sering
golongan
dan
jamak
diskriminasi baik berbasis pada suku,
ditemukan dalam masyarakat terutama
agama maupun ras.
dalam sistem birokrasi. Tidak meng-
Hal
ini
dipertegas
Peraturan
Menteri
Aparatur
Negara
dalam
herankan jika pencari kerja masih
Pendayagunaan
menempatkan PNS sebagai minat
dan
Reformasi
utama dalam upaya mereka mencari
Birokrasi Republik Indonesia Nomor
pekerjan.
13 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Adanya posisi dan keadaan yang
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
demikian,
Secara Terbuka Di Lingkungan Ins-
diletakkan pada PNS untuk dapat
tansi Pemerintah, dalam lampirannya
meningkatkan
diatur bahwa:
masyarakat sebagai upaya peningkatan
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
maka
ekspektasi
pelayanan
yang
kepada
dalam proses pencapaian kesejateraan masyarakat masih jauh dari harapan. Alih-alih menciptakan kesejahteraan
107
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
masyarakat justru berbagai persoalan
Pengisian jabatan pemerintahan
mencuat kepermukaan, seperti masih
secara yuridis selain diatur dalam Pasal
tingginya angka korupsi dikalangan
28 UUD NRI Tahun 1945 juga secara
birokrasi
tingkat
sistematis telah dijabarkan dalam UU
kepuasan pelayanan kepada masya-
Nomor 5 Tahun 2014, Peraturan
rakat, adalah merupakan salah satu
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
indikator atau parameter yang dapat
tentang
menggambarkan rendahnya kualitas
Pemindahan, Pemberhentian Pegawai
birokrasi.
Negeri Sipil; Peraturan Pemerintah
serta rendahnya
Pada
dasarnya,
pengisian
Nomor
Wewenang
13
Pengangkatan,
Tahun
2002
jabatan dalam pemerintahan berkaitan
Perubahan
erat dengan hak setiap orang, yang
Nomor 100 Tahun 2000 tentang
merupakan pengejawantahan dari hak
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
politik sebagai bagian dari hak asasi
Dalam
manusia
Edaran Kementerian Pendayagunaan
yang
harus
diakui
dan
Peraturan
tentang
Jabatan
Negara
Pemerintah
Struktural;
dan
Surat
dilindungi oleh negara. Demikian
Aparatur
Reformasi
halnya Indonesia, yang mengatur hak
Birokrasi No. 16 Tahun 2012 Tentang
tersebut secara mendasar dalam Pasal
Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural
28D UUD Tahun 1945 yang secara
Yang Lowong di Instansi Pemerintah.
jelas mengamanatkan bahwa setiap
Amanat Pasal 72 ayat (2) UU
warga negara memiliki kesempatan
Nomor 5 Tahun 2014 menyatakan
yang sama untuk turut serta dalam
bahwa setiap PNS yang memenuhi
pemerintahan.
syarat mempunyai hak yang sama
Hal ini mengindikasikan bahwa
untuk dipromosikan ke jenjang jabatan
negara sepatutnya memberikan pelu-
yang lebih tinggi. Pengangkatan dalam
ang yang setara kepada setiap warga
jabatan didasarkan atas prestasi kerja,
negara untuk mengisi jabatan yang
disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian,
tersedia dalam pemerintahan, termasuk
pengalaman, dapat dipercaya, serta
dalam jabatan struktural, yang diwu-
syarat-syarat objektif lainnya. Usaha
judkan melalui mekanisme pengisian
untuk lebih menjamin objektifitas
jabatan
dalam mempertimbangkan dan mene-
yang
mampu
mewadahi
peluang tersebut secara terbuka.
tapkan
108
kenaikan
pangkat
dan
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
pengangkatan dalam jabatan diadakan
menduduki jabatan struktural sebagai
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan
berikut:
dan daftar urut kepangkatan.
1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
2003
tentang
2. Serendah-rendahnya menduduki
Wewenang
pangkat 1 (satu) tingkat dibawah
Pengangkatan, Pemindahan, Pember-
jenjang pangkat yang diten-
hentian Pegawai Negeri Sipil, menya-
tukan.
takan bahwa Gubernur sebagai Pejabat
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat
Pembina Kepegawaian Daerah.10 Peja-
pendidikan yang ditentukan.
bat Pembina Kepegawaian Daerah
4. Semua unsur penilaian prestasi
Propinsi atau Kabupaten/Kota mene-
kerja sekurang-kurangnya berni-
tapkan: (a) pengangkatan Calon Pega-
lai
wai Negeri Sipil Daerah di lingkungan-
terakhir.
nya;
(b)
pengangkatan
menjadi
baik
dalam
dua
tahun
5. Memiliki kompetensi jabatan
Pegawai Negeri Sipil Daerah bagi
yang diperlukan. 6. Sehat jasmani dan rohani12
Calon Pegawai Negeri Sipi Daerah di lingkungannya, kecuali yang tewas
Disamping persyaratan sebagai-
atau cacat karena dinas. Pejabat
mana dimaksud dalam pasal 5 Peraturan
sebagaimana dimaksud dapat mendele-
Pemerintah tersebut, pejabat pembina
gasikan wewenangnya memberikan
kepegawaian pusat dan pejabat pembina
kuasa
kepegawaian daerah perlu memer-
kepada
pejabat
lain
di
lingkungannya.11
hatikan faktor senioritas dalam kepang-
Peraturan Pemerintah Nomor
katan, usia, pendidikan dan pelatihan
100 Tahun 2000 Tentang Pengang-
jabatan serta pengalaman yang dimiliki.
katan Pegawai Negari Sipil Dalam
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
Jabatan Struktural menyatakan bebe-
dalam jabatan struktural yang belum
rapa persyaratan substansial dalam
mengikuti dan lulus pendidikan dan
10
Pasal 1 poin 4 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. 11 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. 12 Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negari Sipil Dalam Jabatan Struktural.
109
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
pelatihan kepemimpinan sesuai dengan
kesinambungan
tingkat
bersangkutan.14
jabatan
struktural
wajib
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan
karier
PNS
yang
Jabatan Struktural yang menjadi
selambat-
objek kajian dalam hal ini Lurah dan
lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak
Camat. Peraturan Gubernur DKI Jakarta
yang bersangkutan dilantik.13
No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi
Surat Edaran Nomor 16 Tahun
Terbuka Camat dan Lurah menyatakan
2012 tentang Tata Cara Pengisian
seleksi pengisian Jabatan struktural
Jabatan Struktural yang Lowong Secara
Lurah dan Camat dilaksanakan secara
Terbuka
Instansi
terbuka. Seleksi Terbuka adalah proses
Pemerintah menyatakan bahwa sesuai
pemilihan yang diumumkan secara luas
Grand Design Reformasi Birokrasi
melalui
yang dipertajam dengan rencana aksi
memenuhi syarat untuk diangkat dalam
Program
Reformasi
Jabatan Camat atau Lurah15. Seleksi
Birokrasi salah satu diantaranya adalah
terbuka Camat dan Lurah dilakukan
Program Sistem Promosi PNS secara
dengan prinsip objektif, transparan, dan
terbuka. Sehubungan dengan ketentuan
akuntabel.16
di
Lingkungan
Percepatan
sebagaimana tersebut di atas, guna lebih menjamin
para
pejabat
media
Menurut
struktural
bukunya
yang
bagi
PNS
Logemann diterjemahkan
yang
dalam oleh
memenuhi kompetensi jabatan yang
Makkatutu dan Pangkerego, jabatan
diperlukan oleh jabatan tersebut, perlu
adalah17: ”Lingkungan kerja awet dan digaris-batasi, dan yang disediakan untuk ditempati oleh pemangku jabatan yang ditunjuk dan disediakan untuk diwakili oleh mereka sebagai
diadakan promosi PNS atau pengisian jabatan berdasarkan sistem merit dan terbuka, dengan mempertimbangkan
13
16
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural 14 Surat Edaran No. 16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural Yang Lowong Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah, hal. 2 15 Pasal 1 poin 12 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka Camat dan Lurah
Pasal 4 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 Tentang Seleksi Terbuka Camat dan Lurah 17 Logemann, diterjemahkan oleh Makkatutu dan Pangkerego dari judul asli Over de Theori Van Een Stelling Staatsrecht, Universitaire Pers Leiden, 1948, Tentang Teori Suatu Hukum Tata Negara Positif, Ikhtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta, 1975, hal. 124.
110
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
pribadi. Dalam sifat pembentukan hal ini harus dinyatakan dengan jelas.”
Peraturan-peraturan
hukum
itu
mengenai: 1. Pembentukkan jabatan-jabatan
Logemann menghendaki suatu
dan susunannya;
kepastian dan kontinuitas pada suatu
2. Penunjukan para pejabat;
jabatan
3. Kewajiban-kewajiban,
supaya
berfungsi
organisasi baik.
tugas-
Jabatan
tugas, yang terikat pada jabatan;
dijalankan oleh pribadi sebagai wakil
4. Wibawa, wewenang-wewenang
dalam
dengan
dalam
kedudukan
dan
hukum,
berbuat atas nama jabatan, yang
jabatan;
disebut pemangku jabatan. Apakah
5. Lingkungan
pemangku
demikian
jabatan
berwenang
yang
tugas
lain? Logemann menjawabnya bahwa
meliputinya;
“dalam hal ini perlu ditempatkan (pengganti)
daerah
pada
dan
lingkaran personil, atas mana
mewakilkan jabatan kepada orang
figura-subsitu
terikat
dan
6. Hubungan
yang
jabatan
itu
wewenang
dari
jabatan-jabatan antara satu sama
diangkat untuk mewakili jabatan itu
lain;
dengan sepenuhnya di bawah pimpinan
7. Peralihan jabatan;
pemangku
8. Hubungan antara jabatan dan
jabatan”.
Inilah
yang
menurut Logemann disebut dengan
pejabat.
pemangku jamak, karena ada pertalian
Logemann menunjukkan pen-
antar
jabatan-jabatan
itu,
tingnya perhubungan antara negara
tampak sebagai sebagai satu kesatuan.
sebagai organisasi dengan pengisian
Secara
teoritis,
seperti
tata
cara
jabatan, oleh karena itu teorinya
pengisian jabatan yang baik telah
disebut
dikemukakan oleh Logemann bahwa
pengertian jabatan dirumuskan dalam
bagian yang terbesar dari Hukum
frasa jabatan negeri, yang diartikan
Negara (Staatsrecht) adalah peraturan-
sebagai jabatan dalam bidang eksekutif
peraturan hukum yang menetapkan
yang ditetapkan berdasarkan peraturan
secara
perundang-undangan,
mengikat
bagaimana
akan
terbentuknya organisasi negara itu.
Teori
Jabatan.
Adapun
termasuk
di
dalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi negara, dan
111
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
kepaniteraan pengadilan sebagaimana
jabatan perlu dikemukakan istilah-
diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
istilah sebagaimana diatur dalam Pasal
Undang Nomor
1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 43
43
Tahun 1999
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok
Logemann menempatkan “jabatan”
dari
aspek
negara
Kepegawaian, yaitu18:
sebagai
1.
Unsur
atau
elemen,
ialah
organisasi otoritas yang mempunyai
komponen yang terkecil suatu
fungsi yang saling berhubungan dalam
pekerja,
suatu
menarik,
totalitas
tertentu,
lingkungan
sehingga
negara
kerja disebut
misalnya
memutar,
menggosok,
dan
mengangkat;
sebagai suatu perikatan fungsi-fungsi.
2.
Tugas
atau
task,
Negara sebagai organisasi jabatan yang
sekumpulan
melahirkan otoritas dan wewenang,
merupakan usaha pokok yang
dan jabatan adalah bagian dari fungsi
dikerjakan
atau
yang
memproses bahan kerja menjadi
berkelanjutan.
hasil kerja dengan alat kerja dan
aktivitas
pemerintahan
bersifat
tetap
atau
Jabatan
muncul
sebagai
pribadi
unsur
ialah
karyawan
yang
dalam
dalam kondisi jabatan tertentu;
(persoon) atau subjek hukum, yang
3.
Pekerjaan
atau
job,
adalah
dibebani kewajiban dan dijadikan
sekumpulan kedudukan yang
berwenang untuk melakukan perbuatan
memiliki
hukum, akan tetapi untuk melakukan
tugas-tugas
tindakan harus melalui “pejabat” atau
berada
“pemangku jabatan”. Dalam hal ini
organisasi.
harus ada pemisahan mutlak antara
occupation adalah sekumpulan
pribadi
selaku
pekerjaan yang berisi tugas-
“pejabat” dan selaku manusia sebagai
tugas pokok yang mempunyai
Prive.
persamaan dan yang telah sesuai
pemangku
Dalam
jabatan
rangka
memperoleh
persamaan
dalam
pokoknya
dalam
satu
Jabatan
dan unit atau
dengan kesatuan organisasi.
pemahaman yang lebih luas mengenai
18
Budi. (2014). Pengertian Jabatan. Diakses Melalui http://seoulmate.dagdigdug.
com/pengertian-jabatan/pada tanggal 15 Juni 2015
112
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
Selanjutnya dikutip dari Utrecht dalam
bukunya
kecakapan,
pengetahuan,
berjudul
keterampilan dan kemampuan yang
Hukum
Administrasi
juga sama meskipun tersebar di
Negara
Indonesia
menyatakan
bahwa19:
“Jabatan
Pengantar
lingkungan diadakan
yang
meminta
ialah
pekerjaan dan
kepentingan
tetap
dilakukan
negara
berbagai tempat.
suatu
Di satu sisi sistem lelang ini akan
yang
membawa dampak positif karena PNS
guna
akan mempunyai peluang yang lebih
(kepentingan
banyak
umum)”
untuk
struktural
menduduki
seperti
jabatan
dikatakan
oleh
Jabatan adalah kedudukan yang
Kepala BKD DKI Jakarta I Made
menunjukkan tugas, tanggung jawab,
Karmayoga bahwa pengisian jabatan
wewenang, dan hak seorang PNS
melalui
dalam
merupakan lompat galah untuk karier
susunan
sesuatu
satuan
mekanisme
PNS,
ditinjau dari sudut strukturil yang
kemungkinan PNS dari bidang lain
menunjukan secara tegas kedudukan
menjadi camat atau lurah. Saat ini
dalam rangkaian jabatan yang ada
melalui mekanisme lelang jabatan
dalam organisasi, seperti Direktur,
diketahui bahwa salah seorang yang
Sekertaris, dan dapat ditinjau dari
lolos menjadi adalah seorang dokter
sudut
gigi
yang
kegiatan-kegiatan
menunjukkan
yang
yang
dulu
sangat
ini
organisasi. Pengertian jabatan dapat
fungsi
karena
lelang
sebelumnya
kecil
menjabat
sebagai kepala puskesmas21.
dilakukan
dalam suatu organisasi seperti juru
Di sisi lain, mekanisme ini
ketik, peneliti, dan juru kesehatan20.
menuntut PNS untuk merencanakan
Pengadaan Jabatan adalah sekumpulan
serta
pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang
mandiri dengan mencari peluang karir
sama atau berhubungan satu dengan
di berbagai tempat yang menurut dia
yang lain, dan yang pelaksanaannya
mungkin, inilah yang disebut oleh
19
Utrecht, E. (1986). Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cetakan keempat. Surabaya: Pustaka Tinta Mas, hlm 71 20 Definisi Pekerjaan Profesi Jabatan dan Karir.Diakses Melalui http://ilmukritis. wordpress.com /2012/02/28/definisi-pekerjaan-
menggapai
kariernya
secara
profesi-jabatan-dan-karir/ pada tanggal 11 Juni 2015 21 Sumber: http://www.tempo.co/read/news/ 2013/06/27/083491662/Lompat-Galah-KarierPNS-Lewat-Lelang-Jabatan
113
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
Constant D. Beugré22 sebagai protean
pengembangan karir pegawainya dan
careeratau
bermacam-
membiarkan pegawainya mengembang-
ragam atau karir yang berubah-ubah.
kan karirnya sendiri. Oleh karenanya
Walaupun mempunyai dampak positif
bagi sebagian besar PNS lelang jabatan
namun protean career menyimpan
ini bagaikan masuk dalam sebuah
banyak jebakan karena jalur karir yang
ruangan
tidak linier dan bahkan bisa menjadi
menyebabkan bingung untuk melang-
kacau balau.
kah, namun bagi sebagian lain meru-
karir
yang
yang
gelap
gulita
yang
Menurut Gary Dessler23, dalam
pakan peluang untuk leluasa dalam
pengembangan karir pegawai ada tiga
menentukan tujuan, bahkan banyak
hal yang saling berhubungan dan saling
pilihan untuk menduduki suatu jabatan
terkait satu sama lain yaitu individu
dengan
pegawai, pimpinan, dan organisasi
jabatan.
dimana peran
masing-masing dalam
mempunyai
pengembangan
mengikuti
berbagai
lelang
Aspek yang dperhatikan dalam
karir
pengisian jabatan dengan mekanisme
pegawai. Peran pimpinan diantaranya
lelang ini dapat dikemukakan sebagai
adalah memberikan dukungan dan
berikut: pertama, konsep keterbukaan
penilaian pengembangan karir, melaku-
sebagaimana dicanangkan oleh Kemen-
kan diskusi dan memberikan dukungan
terian
rencana pengembangan karir, sedang-
diterjemahkan secara sempit hanya pada
kan peran organisasi diantaranya adalah
saat seleksi/lelang jabatan tetapi konsep
memberikan peluang pendidikan/pelati-
keterbukaan ditujukan pada keseluruhan
han dan pengembangan karir, membe-
proses
rikan informasi karir dan program karir,
birokrasi memang harus dijauhkan dari
serta menawarkan beberapa pilihan
anggapan “bertele-tele”, lama, diper-
karir yang sesuai untuk pegawai yang
sulit, dan sebagainya namun hendaknya
bersangkutan. Jadi dalam pola karir
tidak mengacaukan struktur birokrasi
pegawai, organisasi dan pimpinan tidak
yang telah diatur menurut undang-
boleh lepas tangan sama sekali dalam
undang; ketiga, idealnya pengetahuan
22 Chapter VI of E-Human Resources Management, Human Resource Portal and the Protean Career: A Three Factor Model,
Hershey, London, Melbourne, Singapore: Idea Group Publishing, 2005, hlm 58-59. 23 Ibid.
114
PAN-RB
manajemen
hendaknya
karier;
tidak
kedua,
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
dan ketrampilan seseorang berbanding
rintah
akan
mendapatkan
pejabat
lurus dengan pendidikan seseorang oleh
struktural terbaik diantara yang baik;
karena itu dalam penerimaan CPNS
Kedua, penggunaan fit and
dicantumkan syarat jenis dan jenjang
proper test dalam pengisian jabatan
pendidikan untuk menduduki jabatan
menyebabkan persaingan positif akan
tertentu, demikian juga dalam jabatan
terbuka. Ada logika yang mengatakan
struktural hendaknya ada jenis dan
bahwa tidak ada kualitas yang lahir
jenjang pendidikan juga harus menjadi
tanpa
syarat yang menentukan seseorang
persaingan mendo-rong semangat bagi
untuk menduduki jabatan struktural
peningkatan
tertentu. Jika semua jenis pendidikan
disiplin PNS. Selama ini PNS yang
bisa
jabatan
duduk dalam jabatan tertentu masih
struktural, dalam penerimaan CPNS-
banyak yang belum teruji kualitasnya.
pun seharusnya juga menganut hal yang
Di samping itu, budaya birokrasi masih
sama.
mengindi-kasikan adanya keterkaitan
menduduki
semua
Pengisian jabatan melalui sistim lelang
membawa
dampak
sebuah
persaingan.
kualitas,
Adanya
kinerja
dan
emosional dan ekonomis tertentu dalam
sebagai
mendu-dukkan
berikut:
seseorang
dalam
jabatan. Keterkaitan emosional seperti
Pertama, mendapatkan outcome
adanya kedekatan secara kekerabatan,
yang positif yaitu terangkatnya PNS
organi-sasi kemasyarakatan maupun
yang
dan
organi-sasi kemahasiswaan sehingga
profesionalitas yang memadai sesuai
sese-orang mendapat kesempatan untuk
dengan jabatannya sekaligus memiliki
dipromosikan dalam jabatan. Keter-
hati nurani yang bersih atau paling tidak
kaitan secara ekonomis terkait dengan
memiliki rekam jejak yang baik.
jual beli jabatan untuk mendapatkan
Mantan Menteri PAN dan RB, Azwar
keuntungan
Abubakar mengakui, melalui promosi
tertentu.
memiliki
kompetensi
ekonomi
dan
politik
secara terbuka, akan mendapatkan
Ketiga, bagi pejabat Pembina
pejabat struktural yang profesional,
kepegawaian dan pejabat eselon I, II
memiliki kompetensi tinggi, berkinerja
yang berwewenang dalam memberi
baik, berintegritas, dan sesuai harapan
mandat bagi PNS dalam jabatan
organisasi. Dengan kata lain peme-
tertentu, lelang jabatan dapat ber-
115
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
manfaat untuk menghindarkan diri dari
masyarakat,
intervensi
yang
implementasi masih menunggu pem-
"orangnya”
buktian, yaitu apakah tataran imple-
dalam jabatan strategis di lingkungan
mentasi akan berbanding lurus dengan
masing-masing. Jabatan politik dan
konsep teoritisnya. Tentu peran aktif
kepartaian saat ini memiliki bargaining
masyarakat juga menjadi faktor penting
position untuk mempengaruhi kepu-
bagi peningkatan kualitas pelayanan
tusan pejabat publik karena memang
publik. Hal ini harus dibarengi dengan
atasan pejabat publik secara struktural
upaya pengawasan masyarakat yang
adalah
jauh lebih intens agar pejabat yang telah
berbagai
berusaha
pihak
menempatkan
pejabat
politik
(menteri,
gubernur dan bupati).
namun
dalam
tataran
diseleksi lebih fokus pada pelayanan
Keempat, memperkuat sistem
masyarakat.
managemen karir berdasarkan merit
Ada beberapa faktor yang dapat
sistem, yaitu terbuka peluang yang
menyebabkan proses assessment tidak
sama bagi setiap PNS untuk mening-
berhasil, antara lain:
katkan karir berdasarkan kompetensi
Pertama, mekanisme seleksi
yang dimilikinya. Selama ini terkesan
pastilah memakan waktu yang relatif
proses rekrutmen PNS dalam jabatan
lama dan biaya yang besar. Proses
yang
seleksi pastilah melibatkan berbagai
dilakukan
oleh
Baperjakat
berjalan kurang objektif dan transparan
lembaga
sehingga PNS malas untuk meraih
Kepegawaian Negara, Kemenpan dan
prestasi tertentu. Ada kesan kemam-
RB dan Perguruan Tinggi. Selain
puan adalah nomor dua, nomor satunya
proses seleksi, tentu harus melewati
adalah kedekatan dengan pejabat dan
prosedur standar bagi setiap daerah.
faktor nasib.
Adanya tahapan ini menyebabkan
Kelima, bagi masyarakat, mekanisme
ini
merupakan
terkait
seperti
Badan
proses asssesmen berjalan relatif lama
kesempatan
dan memerlukan biaya penyeleng-
terbaik untuk membuktikan apakah
garaan. Mengingat jabatan eselon di
kinerja pelayanan publik akan semakin
setiap level itu sangat banyak, mulai
baik? Secara teori tentu dapat dikemu-
jabatan eselon I, II, II dan IV yang
kakan bahwa mekanisme ini berimpli-
kosong akibat mutasi atau pensiun
kasi terhadap peningkatan pelayanan
setiap bulannya pastilah biayanya juga
116
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
besar.
PENUTUP Kedua, mekanisme seleksi juga
Lelang jabatan struktural adalah bentuk
tidak menjamin hasilnya baik, meng-
dari promosi jabatan yang dilakukan
ingat pengalaman bernegara ada saja
secara
oknum-oknum yang diberi kepercayaan
Transparan karena dilakukan secara
tertentu
Assessor
terbuka dan setiap orang yang memiliki
Centre bisa saja tidak memberi nilai
syarat administratif berupa tingkat
secara objektif karena ada kepentingan
kepangkatan dan golongan, diperbo-
tertentu, baik kepentingan diri sendiri
lehkan mendaftarkan diri untuk mengisi
maupun kepentingan orang lain secara
lowongan yang tersedia. Selektif karena
tidak sah. Budaya birokrasi belum
proses
menunjukkan perubahan perilaku yang
melalui uji kompetensi ataupun fit and
berintegritas dan layak dipercaya.
proper test. Lelang jabatan memiliki
kurang
amanah.
transparan
dan
pelaksanaannya
selektif.
dilakukan
Ketiga, keterbatasan aparatur
nilai fositif dalam rangka reformasi
yang professional di bidang tugasnya.
birokrasi yaitu untuk merekrut ataupun
Hal ini terkait pelayanan publik yang
menempatkan pejabat eselon yang
belum baik, disebabkan oleh kurangnya
memiliki kompetensi dan profesio-
PNS yang profesional. Kurangnya
nalitas yang memadai. Namun disisi
profesionalitas ini diakibatkan oleh
lain diharapkan assesmen centre dapat
tingkat
kurang
bekerja secara professional. Sebab jika
yang
tidak dilakukan secara profesioanl,
terbatas dan sedikit minat untuk belajar
assesment centre dapat memperpanjang
secara mandiri.
karena itu,
jalur birokrasi sekaligus memperluas
walaupun proses penyaringan dalam
kesempatan untuk melakukan KKN.
jabatan
dilakukan
Diharapkan melalui penerapan konsep
dengan baik namun karena kompetensi
lelang jabatan ini dapat merubah
dan profesionalitas yang ada masih
paradigma masyarakat terkait pengisian
terbatas maka hasilnya juga kurang
jabatan struktural yang selama ini
memuaskan.
terpola bahwa yang dekat yang dapat.
pendidikan
memadai,
yang
pelatihan
tertentu
jabatan
Oleh
sudah
117
Papua Law Journal ■ Vol. 1 Issue 1, November 2016
DAFTAR PUSTAKA
Portal and the Protean Career: A
Achmad Ali. (2002). Menguak Tabir
Three Factor Model, Hershey,
Hukum. Jakarta: PT. Toko Agung.
London, Melbourne, Singapore:
Aminuddin Ilmar. (2013). Hukum Tata
Idea Group Publishing, 2005.
Pemerintahan. Makassar: Identitas. C.S.T.
Peraturan Perundang-undangan
Kansil.
(2005).
Sistem
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Pemerintahan Indonesia.Jakarta:
Tentang
Bumi Aksara.
Undang Nomor 8 tahun 1974
Utrecht, E. (1986). Pengantar Hukum
keempat.
waian.
Surabaya:
Peraturan
Pustaka Tinta Mas. Logemann,
Makkatutu
dan
oleh
Pangkerego.
Negara
2000
Nomor
100
Tentang
Pengangkatan Pegawai Negari Sipil Dalam Jabatan Struktural .
(1975). Tentang Teori Suatu Hukum Tata
Pemerintah
Tahun
diterjemahkan
Undang-
tentang Pokok-Pokok Kepega-
Administrasi Negara Indonesia. Cetakan
Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
Positif,
2003
Tentang
Wewenang
(Over de Theori Van Een Stelling
Pengangkatan,
Staatsrecht).
Pemberhentian Pegawai Negeri
Jakarta:
Ikhtiar
Baru-Van Hoeve.
Pemindahan,
Sipil.
Poerwasunata, W.J.S. (2003). Kamus
Surat Edaran Nomor 16 Tahun 2012
Bahasa Indonesia edisi ketiga,
Tentang Tata Cara Pengisian
Jakarta: Balai Pustaka.
Jabatan Struktural Yang Lowong
Sri
Hartini,
dkk.
Kepegawaian
(2010). di
Hukum
Secara Terbuka di Lingkungan
Indonesia.
Instansi Pemerintah.
Jakarta: Sinar Grafika.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor
Chapter VI of E-Human Resources
19 Tahun 2013 Tentang Seleksi
Management, Human Resource
Terbuka Camat dan Lurah.
118