REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI FACEBOOK: RESPON MASYARAKAT TERKAIT DENGAN ISU KENAIKAN HARGA BBM
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
RUDIKA NOVIA HERDI A310 080 330
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI FACEBOOK: RESPON MASYARAKAT TERKAIT DENGAN ISU KENAIKAN HARGA BBM RUDIKA NOVIA HERDI A 310080330
ABSTRAK Rudika Novia Herdi, A310080330, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Judul“Realisasi Kesantunan Berbahasa di Facebook: Respon Masyarakat Terkait dengan Isu Kenaikan Harga BBM”, Skripsi, 2012. Tujuan penelitian ini untuk: (1) Mendeskripsikan realisasi kesantunan berbahasa di facebook tentang isu kenaikan harga BBM. (2) Mendeskripsikan skala kesantunan berbahasa di facebook tentang isu kenaikan harga BBM. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan analisis datanya termasuk penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Sumber data adalah tuturan di facebook pada forum “Suara Rakyat” yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Teknik analisis data ini penulis menggunakan metode padan pragmatis,Hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) Realisasi kesantunan berbahasa di facebook: respon masyarakat terkait dengan kenaikan harga BBM terdapat lima tindak tutur (TT) yaitu TT Deklaratif, TT Representatif, TT Ekspresif, TT Direktif, TT Komisif. Kelima tindak tutur dalam facebook ini masing-masing dapat diidentifikasi ke dalam sub-sub TT. Realisasi TT Deklaratif yaitu Sub- TT berpasrah. Realisasi TT Representatif menjadi 4 Sub- TT yaitu Sub- TT menanyakan, menegaskan, menjelaskan, memberitahu. Realisasi TT Ekspresif menjadi 3 Sub- TT yaitu perasaan, menolak, marah. Realisasi TT Direktif menjadi 2 Sub TT menyuruh dan mengingatkan. Realisasi TT Komisif yaitu mengancam. (2) Skala kesantunan berbahasa di facebook yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk Leech. Skala kesantunan terdiri dari lima diantaranya: Skala untung-rugi (Cost Benefit Scale), Skala Kemanasukaan (Optionality Scale), Skala Ketidaklangsungan (Indirectness Scale), Skala Keotoritasan (Authority Scale), Skala Jarak Sosial (Social Distance Scale). Dari analisis yang telah dilakukan, masing-masing terdapat satu data.
Kata kunci: Tindak Tutur, Realisasi Kesantunan, Tuturan Facebook.
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesantunan merupakan aturan yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Tatacara berbahasa seharusnya sesuai dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup dan dipergunakannya suatu bahasa dalam berkomunikasi. Facebook adalah situs jejaring sosial yang memungkinkan para anggotanya untuk berbagi informasi, opini, dan media personal (Subandi, 2011: 105). Para anggota dapat berkomunikasi secara privat satu sama lain via pesan atau secara publik via pos-pos pada dinding (wall) facebook dengan para anggota lain. Kajian tentang penggunaan facebook di Indonesia secara ilmiah belum banyak dilakukan. Menurut Subandi (2011: 104) facebook sendiri baru menjadi perhatian penting publik pengguna internet setelah Obama memanfaatkannya untuk kampanye politik pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008. Fenomena kebahasaan ini tentu saja menarik untuk diteliti karena dapat menambah wawasan keilmuan linguistik saat ini. Penulis akan memilih
analisis
kesantunan
berbahasa
di
facebook
berdasarkan
pertimbangan bahwa ragam bahasa yang kasar kerap kali menjadi instrumen komunikasi dalam pergaulan sebagian masyarakat Indonesia. Baik kalangan yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan karena penelitian mengenai kesantunan berbahasa ini masih jarang dilakukan, maka penulis tertarik untuk menelitinya. 2. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 tujuan yang dicapai. 1.
Mendeskripsikan realisasi kesantunan berbahasa di facebook tentang isu kenaikan harga BBM.
2.
Mendeskripsikan skala kesantunan berbahasa di facebook tentang isu kenaikan harga BBM.
B. Kajian Teori 1. Hakikat pragmatik Chaer (2010: 27) menyatakan bahwa tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Masih berkaitan dengan pendapat di atas menurut Yule (2006: 92-94), sistem klasifikasi umum bentuk-bentuk tindak tutur mencantum lima jenis fungsi umum diantaranya sebagai berikut: 1). Deklaratif Deklaratif adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tutur, misalnya: memutuskan, membatalkan, menyindir, dan memberi maaf. 2). Representatif Representatif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini
penutur
khusus
atau
bukan
(misalnya:
memberitahu,
memastikan, menegaskan, menanyakan, meyakinkan dan memberitahu). 3). Ekspresif Ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dinyatakan oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataanpernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan. 4). Direktif Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi; perintah, pemesanan, permohonan, pemberian saran. 5). Komisif Komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur ini dapat berupa: janji, ancaman, penolakan, ikrar.
2. Kesantunan Berbahasa a. Pengertian Kesantunan Berbahasa Menurut Brown dan Levinson (dalam Chaer, 2010: 11) teori tentang kesantunan berbahasa itu berkisar atas nosi muka atau wajah (face), yakni “citra diri” yang bersifat umum dan ingin selalu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat. Muka ini meliputi dua aspek yang saling berkaitan, yaitu muka negatif dan muka positif. b. Peringkat Kesantunan 1) Skala Untung Rugi (Cost-Benefit Scale) Skala untung-rugi menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah prtuturan 2) Skala Kemanusiaan (Optionality Scale) Skala ini disebut juga dengan skala pilihan atau skala opsional (options). Skala pilihan menunjuk kepada banyak atau setidaknya pilihan (options) yang disampaikan si penutur kepada si mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. 3) Skala Ketidaklangsungan (Indirectness Scale) Skala ini berupa rentangan ketaklangsungan tuturan sebagai indikator kesantunannya. Skala ketidaklangsungan menunjukkan kepada peringat langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. 4) Skala Keotoritasan (Authority Scale) Skala ini menunjukkan kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. 5) Sakala Jarak Sosial (Social Distance Scale) Skala ini menunjukkan kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial diantara keduanya, akan menjadi semakin kurang santunlah tuturan itu.
C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kos mendungan dan ditempat lain dimana ada koneksi internet, karena objek penelitian mengambil data dari facebok dan untuk mengaksesnya membutuhkan koneksi internet. Penelitian ini akan dimulai pada bulan mei 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka dan disampaikan dalam bentuk verbal (Moleong, 1994: 7). Penelitian kualitatif ini berdasarkan objek penelitian yang diperoleh dari data penelitian yaitu tuturan dari posting
facebook pada forum “Suara Rakyat”. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang bertujuan melukiskan atau menggambarkan realitas yang ada (Sutopo, 2002: 10). Subjek penelitian ini adalah pengguna facebook yang menanggapi isu kenaikan harga bbm di forum “Suara Rakyat”. Objek penelitian ini adalah tuturan dan kalimat mengenai Realisasi Kesantunan Berbahasa di facebook yang terkait dengan isu kenaikan harga bbm di forum “Suara Rakyat” Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Sudaryanto (1993: 131-133) menjelaskan metode simak merupakan metode penyediaan data yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan dan pemakaian bahasa. Dalam analisis data ini penulis menggunakan metode padan, metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa. Dalam penelitian ini alat penentu yang dimaksud yaitu mitra tutur (Sudaryanto, 1993: 13-15). Mitra tutur dalam hal ini adalah pembaca forum “Suara rakyat”.
D. HASIL PENELITIAN Bentuk-bentuk tindak tutur menurut Yule (2006: 92-94), sistem klasifikasi umum mencantum lima jenis fungsi umum yang akan ditunjukkan diantaranya sebagai berikut.
a. Realisasi Kesantunan Deklaratif Kesantunan sub- TT Berpasrah b. Realisasi Kesantunan Representatif 1. Kesantunan sub- TT Menanyakan 2. Kesantunan Sub- TT Menegaskan 3. Kesantunan Sub- TT Menjelaskan 4. Kesantunan Sub-TT Memberitahu c. Realisasi Kesantunan Ekspresif 1. Kesantunan Sub- TT Perasaan 2. Kesantunan Sub- TT menolak 3. Kesantunan Sub- TT marah d. Realisasi Kesantunan Direktif 1. Kesantunan Sub- TT Menyuruh 2. Kesantunan Sub- TT Mengingatkan e. Realisasi Kesantunan Komisif 1. Kesantunan Sub- TT Mengancam 3. Skala Kesantunan Berbahasa menurut Leech a. Skala Untung-rugi (Cost Benefit Scale) (1.) Bambang Lukito Disastro: “Turunkan kebo, bubarkan kabinet babi, bubarkan all parpol, pemborosan!!” Informasi Indeksal Penutur mengungkapkan keinginannya kepada mitra tutur yaitu pemerintah agar menurunkan kabinet yang tidak bertanggung jawab, parpol yang dianggap pemborosan anggaran. b. Skala Kemanasukaan (Optionality Scale) (2.) Yang tersendiri “ apa slama ini subsidi bbm bisa mensejahterakan rakyat miskin?justru hanya menguntungkan para penyelundup bbm dan memanjakan org2 yang mampu...slama ini blt dianggap tidak mendidik, bagaimana kalau
dibalik? Subsidi bbm memanjakan org2 mampu dan menguntungkan para penyelundup sekaligus merugikan negara.” Informasi Indeksal Penutur menanyakan kepada mitra tutur yaitu pemerintah bahwa apa subsidi BBM hingga saat ini bisa mensejahterakan rakyat? Menurut penutur subsidi BBM hingga saat ini hanya menguntungkan para penyelundup BBM serta memanjakan orang-orang yang mampu, serta selama ini BLT dianggap tidak mendidik. Kalau dibalik sama dengan subsidi BBM memanjakan orang mampu dan menguntungkan para penyelundup sekaligus merugikan negara. Analisis: c. Skala Ketidaklangsungan (Indirectness Scale) (3.) Erwin Permana “ Pak Beye, tolong naikkan harga BBM secepatnya dan setinggitingginya....dan jangan lupa...langsung PILPRES dimajukan secepat- cepatnya...” Informasi Indeksal Penutur kesal terhadap kebijakan yang akan dilakukan pemerintah yaitu menaikkan harga BBM, dalam tuturannya, penutur menyuruh Presiden untuk segera menaikkan harga BBM dan mempercepat Pemilihan Presiden dengan harapan Presiden segera diganti. d. Skala Keotoritasan (Authority Scale) (4.) Eissen manullang “Yang dirisaukan masyarakat adalah anggaran yang diperoleh dari kenaikan BBM ini sudahkah dijamin tidak dikorup Annas Urbaningrum, Ahmad Mubarok dkk (Politisi Perampok APBN) sebagaimana nyanyian Nazarudin.” Informasi Indeksal Pada tuturan (4.) penutur adalah warga yang ingin menanyakan dana dari kenaikan harga BBM ini sudahkah dijamin tidak dikorupsi oleh pihak yang bertanggungjawab.
e. Skala Jarak Sosial (Social Distance Scale) (5.) Erwin Permana “Kata Preseiden SBY dan fans clubnya: Rakyat nih gak pada ngerti yah..? kalau BBM naik..saya nih lagi menjabat, proyek-proyek sedang giat-giatnya dikerjakan oleh fans club saya di Demokrat, belum kendaraan pesawat saya sudah di depe (bukan dewi persik loh), kasihlah saya dan fans club kesempatan tuk membangun Indonesia ini...iya toh...oke setuju
kabeh yah...BBM kami
naikan...rakyat itu harus berani berkorban tuk
negara...betul
toh...” Informasi Indeksal Penutur adalah warga, yang menuturkan bahwa Presiden SBY beserta partai politiknya sedang melaksanakan proyek-proyek yang dikerjakan oleh koleganya, presiden meminta rakyat untuk memberi waktu dalam membangun Negara yaitu dengan menaikkan harga BBM, rakyat harus mau berkorban.
E. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi realisasi kesantunan berbahasa di facebook: respon masyarakat terkait dengan kenaikan harga BBM dan skala peringkat kesantunan berbahasa di facebook. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk Realisasi Kesantunan Berbahasa Realisasi kesantunan berbahasa di facebook: respon masyarakat terkait dengan kenaikan harga BBM terdapat lima tindak tutur (TT) yaitu TT Deklaratif, TT Representatif, TT Ekspresif, TT Direktif, TT Komisif. Kelima tindak tutur dalam facebook ini masing-masing dapat diidentifikasi ke dalam sub-sub TT. Realisasi TT Deklaratif yaitu Sub- TT berpasrah. Realisasi TT Representatif menjadi 4 Sub- TT yaitu Sub- TT menanyakan, menegaskan, menjelaskan, memberitahu. Realisasi TT Ekspresif menjadi 3 Sub- TT yaitu perasaan, menilak, marah. Realisasi TT Direktif menjadi 2
Sub TT menyuruh dan mengingatkan. Realisasi TT Komisif yaitu mengancam. 2. Bentuk Skala Keantunan Berbahasa. Skala kesantunan berbahasa di facebook yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk Leech. Skala kesantunan terdiri dari lima
diantaranya:
Skala
untung-rugi
(Cost
Benefit
Scale),
Skala
Kemanasukaan (Optionality Scale), Skala Ketidaklangsungan (Indirectness Scale), Skala Keotoritasan (Authority Scale), Skala Jarak Sosial (Social Distance Scale). Dari analisis yang telah dilakukan, masing-masing terdapat satu data.
DAFTAR PUSTAKA
Andiningsari, Niken Dyah. 2009. “Kesantunan Bahasa Iklan Politik pada Slogan Caleg dalam Spanduk Pemilu Legislatif 2009 di Surakarta.” Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Aziz, Aminudin. 2000. “Tiga Dimensi Kesantunan Berbahasa”. Dalam http://aminudin.staf.upi.edu/2012/02/17/tiga-dimensi-kesantunanberbahasa-tinjauan-terkini/ diakses pada tanggal 05 Juli 2012. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rhineka Cipta. Hidayah B, Rr Noerul. 2009. “Kesantunan Penggunaan Kalimat Imperatif dalam Pidato Buku di MI Kadirejo 2 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ibrahim, Idi Subandi .2011. Kritik budaya Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia. Luthfiyatun, ida. 2007. “Kesantunan Impeeratif dalam Interaksi Antar Santri Putri pondok Pesantren Sunan Drajat Banjaranyar Pacitan lamongan Jawa Timur.” Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya. Dalam http://kesantunanberbahasa.wordpress.com/bab-i-pendahuluan/ diakses pada tanggal 4 Juli 2012. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan tekhniknya. Jakarta: Grafindo.
Moleong, Lexy. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosda Karya. Mukhamdanah. 2011. Realisasi Kesantunan Berbahasa pada Etnik Jawa Saat Menyampaikan Penolakan. Jakarta: Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Dalam http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91115972_1693685X.pdf diakses pada tanggal 05 Juli 2012. Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Rahardi, Kunjana. 2007. Pragmatik: indonesia. Jakarta: Erlangga
Kesantunan
Imperatif
Bahasa
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sumini. 2011. Kesantunan Berbahasa Iklan Kosmetik pada Media Cetak: Analisis Pragmatik. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sutrisno, Heru. 2008. “Kesantunan imperatif dalam Pidato M. Anis Matta: Analisis Pragmatik”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wahyuni. 2011. "Realisasi Kesantunan Berbahasa pada Wacana Humor Rubrik "Sontoloyo" di Surat Kabar meteor." Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wijana, I Dewa Putu. Dan Rohmadi, Muhammad. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian. Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.