Rapat dalam rangka sinkronisasi konsep RPJMN dan Renstra Sektor Transportasi 2015-2019
DIREKTORAT TRANSPORTASI, BAPPENAS
1
OUTLINE PENYUSUNAN RENCANA TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019
1 2
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
3 4
KEGIATAN STRATEGIS TEKNOKRATIK SEKTOR TRANSPORTASI
5
2
1
PENYUSUNAN RENCANA TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019
3
KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN
4
5
6
7
2
ARAH DAN KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019
8
9
10
11
12
13
14
15
3
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
16
17
18
19
4
KEGIATAN STRATEGIS
20
Kegiatan/Proyek Strategis Kegiatan/Proyek Strategis adalah kegiatan yang bersifat strategis (project oriented) dan ditetapkan dalam upaya pencapaian prioritas pembangunan nasional dan/atau isu-isu yang merupakan direktif Presiden dan/atau memiliki dampak yang besar terhadap masyarakat yang akan dipantau kinerjanya secara khusus. Ketentuan lain dalam Kegiatan/Output Prioritas bersifat Strategis: Penetapan strategis atau tidaknya suatu project sebagai Kegiatan/Output Prioritas Bersifat Strategis dilakukan secara ketat dan terbatas oleh BAPPENAS.
21
Kerangka Pikir Penentuan Kegiatan/Proyek Strategis
KEGIATAN PRIORITAS
Kriteria Penetapan Kegiatan /Proyek Strategis
KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL
KEGIATAN PRIORITAS BIDANG
KEGIATAN PRIORITAS K/L
OUTPUT 1
OUTPUT 1
OUTPUT 1
OUTPUT 2
OUTPUT 2
OUTPUT 2
OUTPUT 3
OUTPUT 3
OUTPUT 3
Dipantau Kinerjanya secara Lebih Lanjut
Kriteria Penetapan Kegiatan/Proyek Strategis 1
Mendukung secara langsung pencapaian prioritas pembangunan nasional, atau
2
Merupakan Instruksi Presiden, atau Memiliki dampak langsung yang besar kepada masyarakat, dalam rangka pencapaian prioritas nasional.
3 4 5 6 7
Memiliki jangka waktu penyelesaian yang pasti dan dilaksanakan dalam kurun waktu RPJMN 2015-2019 serta akan dipantau secara khusus. Telah dilakukan persiapan pelaksanaan meliputi pra studi kelayakan termasuk identifikasi K/L pelaksana.
Pada kesempatan awal, diutamakan untuk proyek strategis infrastruktur (Untuk diluar dari bidang infrastruktur ditetapkan secara sangat selektif).
Ditetapkan dalam RPJMN dan/atau RKP. (Berada pada Buku III RKP dan RPJMN 2015-2019, dengan 2 s/d 3 Kegiatan/Output Prioritas bersifat strategis per provinsi). 23
Proses Penetapan Kegiatan Strategis
Kriteria Penetapan Kegiatan/Proyek Strategis
Usulan Kegiatan/ Proyek Strategis oleh K/L
Penetapan Kegiatan/ Proyek Strategis oleh Kementerian PPN/Bappenas
Atau
Kesiapan Yang Harus Dilakukan Oleh K/L Sebelum Kegiatan/ Proyek Strategis Diusulkan
1.
4.
Mempersiapkan prastudi kelayakan untuk kegiatan/output
2.
Menetapkan target dan kebutuhan pendanaan untuk penyelesaian kegiatan/output
3.
Menyusun rencana waktu penyelesaian kegiatan/output
Menetapkan penanggung jawab kegiatan/output
25
5
TEKNOKRATIK RPJMN SEKTOR TRANSPORTASI
26
Arahan RPJPN dan Daya Saing Indonesia
Sasaran RPJPN
• Mencapai pendapatan per kapita setara dengan negara middle income pada tahun 2025 • Tingkat pengangguran di bawah 5% • Jumlah rakyat miskin di bawah 5% penduduk • Meningkatkan Human Development Index (HDI) serta Gender Development Index (GDI) negara
•
Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu;
•
Pemenuhan kebutuhan dasar ini harus dilakukan seiring dengan upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui pembangunan infrastruktur
PDB Per Kapita – Negara Pembanding Malaysia
USD 16,794
Thailand
USD 9.503
China
USD 9.300
Philippines
USD 4,410
Vietnam
USD 3,788
Sumber: IMF Data, 2012; in US Dollars
The Global Competitiveness Index 2013-2014 – World Economic Forum
Tahun 2013
Indonesia
Malaysia
Thailand
Vietnam
Philippines
Infrastruktur
82
25
61
110
98
Jalan
78
23
42
102
87
Kereta Api
44
18
72
58
89
Pelabuhan
89
24
56
98
116
Angkutan Udara
68
20
34
92
113
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dibandingkan investasi dalam Infrastruktur (1997 – 2013)
Proyeksi Pertumbuhan PDB per Kapita Sumber: BPS Data, 2012, Proyeksi Bappenas
Indonesia memerlukan pertumbuhan nominal 12% untuk mencapai pendapatan per kapita 14,000 pada tahun 2025
$16,000.00
10.00
10.00%
10% $14,000.00
11%
5.00
5.00%
$12,000.00 12%
$10,000.00
-
0.00%
$8,000.00
$6,000.00
(5.00)
-5.00%
2012: USD 3,563 $4,000.00
Growth (10.00)
-10.00% Total Infrastructure Investment Share of GDP, %
(15.00)
$2,000.00
$-
-15.00%
Investasi dalam infrastruktur mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Peningkatan investasi dapat meningkatkan pertumbuhan PDB ke tingkat 12% yang diperlukan untuk mencapai status Middle Income Country.
Krisis Infrastruktur Permasalahan Utama dalam bidang Transportasi Waktu Tempuh (jam/100km)
Kondisi jalan yang buruk mengakibatkan berkurangnya kecepatan • Kualitas jalan yang rendah, terutama di daerah • Kondisi jalan menjadi berbahaya ditambah dengan tingkat kemacetan yang tinggi • Menyebabkan jarak tempuh di Indonesia menjadi 2.6 jam untuk jarak 100 km.
Rasio Double Tracking Jalur KA (%) Japan
Lambatnya pembaharuan dan pembangunan pada sektor kereta api • Pertumbuhan di sektor kereta api hanya 7.7% dari total 4,800 km adalah jalur ganda, dimana kereta penumpang dan barang menggunakan jalur yang sama • Efisiensi waktu pada jaringan sektor tersebut sangat rendah.
41.1%
China
38.8%
India
28.4%
Malaysia
18.0%
Thailand
13.4%
Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari) 8
Tanjung Priok Thailand Malaysia (Port Klang) UK, Los Angeles (USA) Australia, NZ France Hong Kong Singapore
5 4 4 3 3 2 1.1
0
2
4
6
8
10
Kinerja yang buruk dari sektor Pelabuhan • Kendala utama dari sektor pelabuhan adalah rendahnya waktu bongkar-muat selama 8 hari di pelabuhan Tanjung Priok. Waktu bongkar-muat ini lebih lama dibandingkan dengan pelabuhan di Thailand yaitu selama 5 hari dan di Singapura selama 1.2 hari.
Pangsa Moda (%)
25
Hong Kong
Taipei
14
Jakarta2.3
11
63
46
20
62.2
0%
0
19
12.9 22.6 50%
Rail
Private Transport
Non-Rail Public Transport
Others
100%
Kurang berimbangnya komposisi moda dalam bidang transportasi • Tingginya pengguna kendaraan pribadi menjadi sumber kemacetan di kota-kota besar. • Menurut survey, Jakarta didominasi dengan kendaraan pribadi sebanyak 62.2%, yang berarti sekitar 10 juta komuter melakukan perjalanan setiap harinya.
PASSENGERS
7.7%
(Million Passengers Per Annum)
Top 10 Airports of Passengers in the World
Indonesia
95 1st:ATLANTAGA 2nd:BEIJING 3rd:LONDON 4th:CHICAGOIL 5th:TOKYO,JP 6th:LOSANGELESCA 7th:PARIS 8th:DALLAS/FORTWORTHTX 9th:JAKARTA 10th:DUBAI
85
75 65
55 45
Jakarta
35 1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Year
Jaringan Transportasi Udara yang melebihi kapasitas • Semenjak diberlakukannya deregulasi pada tahun 2004, perkembangan transportasi udara meningkat menjadi double digit setiap tahunnya, sementara perkembangan bandara yang lambat tidak dapat mengejar laju permintaan.
Perencanaan Non Linear Transportasi Political Determination
Transportasi di Indonesia mengalami defisit dan kesenjangan yang luar biasa besar dan oleh karenanya perencanaan pembangunannya tidak dapat dibuat berdasarkan pendekatan linier dan teknokratik semata. Harus berani menggunakan pendekatan non-linier dan kalau perlu eksponensial dan harus ada determinasi politik yang kuat.
RPJM III dan RPJM IV sangat kritis bagi pembentukan landasan menuju Indonesia maju secara ekonomi, politik, dan sosial budaya.
The future of the past
The future of the future
RPJMN IV 2020-2025
Conjecture
RPJMN III 2015-2019
RPJMN II 2010-2014
Kegagalan membangun infrastruktur yang maju dan modern akan membawa implikasi yang sangat berbahaya bagi perekonomian mendatang.
RPJMN I 2005-2009
2010
Technocratic Determination
Tahun 2025-2030 infrastruktur Indonesia seharusnya sudah “well established” melayani pergerakan ekonomi maju dan menopang negara Indonesia yang modern, bersatu dalam ekonomi dan politik, dan lebih sejahtera.
2015
Meningkatnya kompetisi global, tuntutan global compliance dan meningkatnya kompleksitas tatanan sosial, ekonomi, dan politik domestik 2005
2025
Isu Strategis Infrastruktur
Ketahanan Air, Pangan, dan Energi untuk mendukung ketahanan Nasional
Penguatan Konektivitas Nasional untuk seimbangkan pembangunan
√
Pengembangan Sistem Transportasi Massal Perkotaan
√
Pemenuhan Ketersediaan Infrastruktur Dasar
√
Peningkatan Kontribusi Kerjasama Pemerintah Swasta
A
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN
1. Penguatan Konektivitas Nasional
Arah Kebijakan: 1. Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda.
Tantangan:
2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional.
1.Debottlenecking infrastruktur transportasi
3. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan.
2.Pengembangan infrastruktur transportasi multimoda dan antarmoda secara terpadu
4. Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi.
Sasaran Indikator
Transportasi Udara
•
•
Transportasi Laut
Kapasitas Bandara Kota Besar Pelayanan tepat waktu
•
•
•
Terkoneksinya pulau-pulau di Perairan Nusantara Pelayanan kapal pengangkut
*)tidak semua pembanding tersedia
Input KPI Target Sesuai Middle Income Country*
•
>100%
•
95 %
•
•
70 %,
•
95%,
•
• Pangsa pasar armada dalam negeri untuk ekspor impor Berkurangnya • kapal berumur >25 thn Pelabuhan Trans Shipment • Internasional
•
•
Transportasi Ferry
Outcome KPI Kondisi Sekarang
10%
•
20%
70 %,
•
50%
-
•
2 Pel
Pengembangan dan Pembangunan Bandara Baru dalam Coverage area (Jangkauan Pelayanan) untuk mengatasi kepadatan arus penumpang. Sistem Intra dan Suprastruktur Bandara termasuk IT dan Control System Bandara.
• Penambahan armada dalam negeri untuk mengangkut barang dalam negeri untuk ekspor dan impor • Peremajaan kapal –kapal tua dengan scrapping/ pembangunan kapal baru di galangan kapal indonesia. • Pembangunan 2 pelabuhan Hub internasional pada sisi barat (ALKI 1) dan sisi Timur (Alki 3) : Pel Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung.
•
65%
•
95%
• Menghubungkan pulau-pulau terluar Indonesia untuk memobilisasi masyarakat.
•
35%
•
85%
•
Jumlah Kapal Pengangkut penumpang dan barang.
Sasaran Outcome KPI Indikator
Jalan Raya
Perkeretaa pian
Logistik
Kondisi Sekarang
• Kondisi mantap • Jalan Nasional (%) • Jalan Propinsi (%) Jalan Kabupaten • /Kota • Waktu tempuh rata• rata per 100 km
Target sesuai Middle Income Country*
94% 54% 45%
• • •
100% 75% 60%
•
1,5 jam
•
5%
2.6 jam
•
Jumlah pangsa pasar barang (%)
•
2%
•
Jumlah pangsa • pasar penumpang (%)
7%
•
Menurunnya • biaya logistik (terhadap PDB) Menurunnya waktu pelayanan sebesar 9%
•
Input KPI
27%
•
12 %
• • •
Pembenahan jalan nasional (4%) serta jalan daerah (21%) Pelebaran (47%) jalan nasional Meningkatkan jumlah jalan nasional (5.200 km) dan jalan daerah (214.000 km)
Penambahan fasilitas perkeretaapian • Jalur kereta api (1,660 km) • Gerbong lokomotif (1,720 units) • Gerbong kereta (12,220 units) • Gerbong barang (9,625 units) • Gerbong kereta kota (2,631 units)
•
20%
• Terkoneksinya multi moda transportasi.
•
9%
• Waktu Pelayanan prima berbasis IT (Information Technology)
Contoh : Ketertinggalan Infrastruktur Jalan terhadap Negara Berpendapatan Menengah Kondisi jalan beberapa negara (2008) Kerapatan Jalan di beberapa Negara 1990
Latest Year 3057.3
Japan
3313.8 672.7
India
1382.2 574.4
Korea
1081.2 553.9
Taiwan
1151.5 538.5
Philippin es Viet Nam Cambodi a Indonesi a Thailand
670.9 295.2 516.3 202.8 216.7 159.4 262.9 141.3 352.4
Jalan Tol km/100km2 km/mil.pop Japan 1,95 58 Korea 3,77 77 Malaysia 0,55 70 Thailand 0,09 7 Indonesia 0,03 3 China 0,63 46 India 0,01 0 Vietnnam 0 0 Nepal 0 0 UK 1,47 59 US 0,82 252 Jalan Nasional km km/100km2 km/mil.pop Japan 54.347 14,4 4,3 Korea 13.819 13,8 2,8 Malaysia 18.095 5,5 6,9 Thailand 51.405 10,0 8,1 Indonesia 34.629 1,8 1,6 China 45.289 0,5 0,3 India 65.569 2,0 0,6 Vietnnam 15.611 4,4 1,7 Nepal 3.339 2,3 1,2 UK 46.755 19,3 7,7 US 270.402 3,0 9,1 Source : 3rd International symposium on intercity transport system in Asian Countries, presentation material by DrSurya Raj Acharya : compiled from counrty reports, IRF data km 7383 3776 1821 450 649 60302 193 0 0 3556 75434
36
B
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL PERKOTAAN
4. Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan
Tantangan: 1. Rendahnya pergerakan di sejumlah kota metropolitan berdampak pada kegiatan ekonomi 2. Tingginya polusi udara yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor di perkotaan 3. Tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor di perkotaan 4. Tingginya kemacetan di sejumlah kota metropolitan 5. Rendahnya pengembangan sarana dan prasarana transportasi perkotaan terutama pada kota besar
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan
1. Mengembangan Transportasi Perkotaan – Interaksi Antara Transportasi Dan Tata Guna Lahan 2. Meningkatkan Mobilitas Perkotaan - Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang 3. Menurunkan Tingkat Kemacetan perkotaan 4. Mengendalikan Dampak Lingkungan 5. Meningkatkan Keselamatan Jalan Perkotaan
Sasaran Input KPI
Outcome KPI Indikator
Kondisi Sekarang Target Sesuai Middle Income Country*
Perkereta apian
•
Penumpang jabodetabek (ribu/hari)
•
600
•
1.200
Perhubunga n Darat
•
Pangsa pasar angkutan umum metropolitan( %)
•
23%
•
32%
•
Rata-rata kecepatan (km/h)
•
Penumpang metropolitan (ribu/hari)
*)tidak semua pembanding tersedia
•
8.3
•
500
•
•
20
2,000
Penambahan fasilitas perkeretaapian • Jalur kereta perkotaan (760 km) • Gerbong kereta kota (2,631 units) • MRT (100,000 pax/hari)
Penambahan kapasitas Mass Transit • Bis BRT (200,000 pax/hari)
3
KEGIATAN STRATEGIS
40
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jalan K.1 Pengembangan Jalan Akses ke daerah terpencil dengan harga barang tinggi terutama di wilayah timur perbatasan dan pulau terluar dalam rangka menurunkan biaya logistik dan penyediaan akses untuk pelayanan dasar. K.2 Pengembangan jalan lingkar pulau dalam rangka aksesibilitas dan membuka keterisolasian. K.3 Peningkatan kualitas jalan pada jalur utama angkutan barang dan rawan bencana dalam rangka menjamin kelancaran logistik maupun penumpang K4. Pengembangan jalan berkapasitas tinggi (bebas hambatan pada koridor utama ekonomi dan ASEAN Connectivity). K5. Pembangunan jalan akses menuju pelabuhan dan bandara K6. Pembangunan jalan di wilayah perkotaan (underpass/flyover) untuk mengurangi perlintasan sebidang K7. Pembangunan jalan lingkar luar dan jalan tol di kawasan perkotaan K8. Pembangunan jalan yang mendukung kawasan strategis/kawasan khusus (KPI, KSPN, KEK, KAPET, dan KSN) K9. Pembangunan jembatan bentang panjang dalam rangka meningkatan akses dan memperpendek jarak
41
Kegiatan Strategis Infrastruktur Perhubungan Darat K.1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas penyeberangan di koridor utama lintas penyeberangan. K.2 Pengembangan lintas penyeberangan sesuai dengan konsep sabuk utara, tengah, dan selatan dan antar sabuk tersebut K.3. Penyediaan pelayanan perintis penyeberangan yang terintegrasi dengan akses jalan, pelayanan perintis dan komersial moda lainnya dalam rangka menurunkan biaya logistik K.4. Pengembangan pelayanan angkutan sungai di wilayah pedalaman maupun di wilayah perkotaan. K.5. Pembangunan jalur lintas penyeberangan untuk mendukung ASEAN connectivity K.6. Pembangunan lintas penyeberangan short sea shipping di Pulau Jawa dan Sumatera k.7. Pengembangan AMC di kawasan perkotaan terutama 6 kota metropolitan dan 17 kota besar. K.7. Pengembangan angkutan bus penghubung intermoda di simpul simpul transportasi K.8. Pengembangan fasilitas integrasi moda dan pembangunan TOD dalam rangka meningkatkan perpindahan penumpang dari kendaraan pribadi ke angkutan umum K.10. Penerapan teknologi ITS di wilayah perkotaan 42
Kegiatan Strategis Infrastruktur Perkeretaapian K.1. Pengembangan angkutan massal berbasis rel di wilayah perkotaan. K.2. Pengembangan akses angkutan kereta api ke simpul-simpul intermodal (Pelabuhan dan Bandara) K.3. Peningkatan kapasitas jalur kereta api pada koridor utama pembangunan ekonomi serta antarkota khususnya di Pulau Jawa melalui jalur ganda dan jalur layang. K.4. Reaktivasi dan pengembangan jalur baru KA di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
43
Kegiatan Strategis Infrastruktur Perhubungan Udara K.1. Pengembangan dan peningkatan bandara pada ibukota propinsi untuk mendukung ekonomi wilayah K.2. Pembangunan dan pengembangan bandara untuk menghubungkan wilayah pedalaman, perbatasan dan pulau terluar. K.3. Pengembangan bandara di wilayah rawan bencana penyediaan pesawat untuk menunjang angkutan udara perintis K.4. Penyediaan fasilitas sistem navigasi untuk mendukung keselamatan penerbangan K.5. Penyediaan fasilitas keamanan penerbangan di bandara K.6. Peningkatan kapasitas bandara Soekarno Hatta dan pembangunan bandara baru disekitar Jabodetabek (multiple airport) K.7. Pengembangan dan pembangunan bandara untuk mendukung kawasan khusus (KPI, KEK, KSPN, KSN) 44
Kegiatan Strategis Infrastruktur Perhubungan Laut 1. Pengembangan pelabuhan hub internasional (Kuala Tanjung dan Bitung) dan pelabuhan utama lainnya untuk kelancaran logistik nasional terutama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan petikemas. 2. Pengembangan pelayaran perintis untuk menghubungkan wilayah perbatasan dan pulau terpencil 3. Peningkatan penggunaan armada niaga nasional untuk angkutan ekspor dan impor 4. Peremajaan kapal armada nasional dan pelayaran rakyat 5. Penyediaan kapal ternak untuk mendukung ketahanan pangan nasional 6. Penyediaan fasilitas sistem navigasi untuk mendukung keselamatan pelayaran 7. Pengembangan dan pembangunan pelabuhan untuk mendukung kawasan khusus (KPI, KEK, KSPN, KSN)
45
TERIMA KASIH
46
LAMPIRAN : INDIKASI PROYEK STRATEGIS
47
Indikasi Proyek Strategis Infrastruktur Jalan No
KEGIATAN
PROYEK
1
Pengembangan Jalan Akses ke daerah terpencil dengan harga barang tinggi terutama di wilayah timur
1. 2.
Pembangunan Jalan di Kawasan Pegunungan Tengah Papua Pembangunan Jalan Perbatasan di Pulau Kalimantan
2
Pengembangan jalan lingkar pulau dalam rangka aksesibilitas dan membuka keterisolasian.
1. 2.
Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Halmahera Pembangunan Lingkar Pulau Ambon
3
Peningkatan kualitas jalan pada jalur utama angkutan barang dan rawan bencana dalam rangka menjamin kelancaran logistik maupun penumpang Pengembangan jalan berkapasitas tinggi (bebas hambatan pada koridor utama ekonomi dan ASEAN Connectivity). Pembangunan jalan akses menuju pelabuhan dan bandara Pembangunan jalan di wilayah perkotaan (underpass/flyover) untuk mengurangi perlintasan sebidang Pembangunan jalan lingkar luar dan jalan tol di kawasan perkotaan Pembangunan jalan yang mendukung kawasan strategis/kawasan khusus (KPI, KSPN, KEK, KAPET, dan KSN) Pembangunan jembatan bentang panjang dalam rangka meningkatan akses dan memperpendek jarak
1. 2. 3.
Rekonstruksi dan peningkatan kualitas Jalan Pantura Pembangunan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Pembangunan Jalan
1.
Pembangunan Jalan HGH Pulau Sumatera
1. 2.
Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Kuala Tanjung Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Belang-Belang
1. 2.
Pembangunan FO/Underpass Pass Kuningan Pembangunan FO/Underpass Bekasi
1. 2.
Pembangunan Jalan Lingkar Pontianak Pembangunan Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta
1. 2. 3.
Pembangunan Jalan Akses Samota Pembangunan Jalan Kawasan Seimangke Pembangunan Jalan Kawasan Maloy
1. 2. 3.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari Pembangunan Jembatan Pulau Balang FS Jembatan Selat Sunda
4
5
6
7 8
9
48
Indikasi Proyek Strategis Perhubungan Darat No
KEGIATAN
PROYEK
1.
Meningkatkan kualitas dan kapasitas penyeberangan di 1. koridor utama lintas penyeberangan. 2.
2.
Pengembangan lintas penyeberangan sesuai dengan konsep 1. sabuk utara, tengah, dan selatan dan antar sabuk tersebut 2.
3.
Penyediaan pelayanan perintis penyeberangan yang 1. Pengembangan penyeberangan Pelabuhan Lembarterintegrasi dengan akses jalan, pelayanan perintis dan Padang Bai komersial moda lainnya dalam rangka menurunkan biaya logistik Pengembangan pelayanan angkutan sungai di wilayah 1. Pengembangan Angkutan Sungai Kota Samarinda pedalaman maupun di wilayah perkotaan. 2. Pengembangan Angkutan Sungai Kota Palembang
4. 5. 6. 7. 8.
Pembangunan jalur lintas penyeberangan untuk mendukung ASEAN connectivity Pembangunan lintas penyeberangan short sea shipping di Pulau Jawa dan Sumatera Pengembangan AMC di kawasan perkotaan terutama 6 kota metropolitan dan 17 kota besar.
1. 2. 1.
1. 2. 3. Pengembangan angkutan bus penghubung intermoda di 1. simpul simpul transportasi
Pengembangan Dermaga baru Pelabuhan MerakBakauheni Pengembangan Dermaga baru Pelabuhan KetapangGilimanuk Pengembangan Jalur lintas penyeberangan Sumatera – Kalimantan Pengembangan Jalur lintas penyeberangan Kalimantan – Sulawesi
Pembangunan Jalur Ro-Ro Dumai – Malaka Pembangunan Jalur Ro-Ro Belawan – Penang Pembangunan jalur Short Sea Shipping Utara Jawa Pembangunan Monorel dan Tram Kota Surabaya Pembangunan BRT di 6 Kota Metropolitan Pembangunan Semi- BRT di 17 kota besar Pembangunan Jalur Bus Akses Bandara Ibukota Propinsi 49
Indikasi Proyek Strategis Perkeretaapian No
KEGIATAN
PROYEK
1.
Pengembangan angkutan massal berbasis rel di wilayah perkotaan.
1. 2.
Pembangunan Monorel dan Tram Kota Surabaya Pembangunan Monorel Kota Bandung
2.
Pengembangan akses angkutan kereta api ke simpul-simpul intermodal (Pelabuhan dan Bandara)
1. 2. 3.
Pembangunan Jalur Kereta Akses Bandara Soekarno Hatta Pembangunan Jalur Kereta Akses Bandara Juanda Surabaya Pembangunan Jalur Kereta Akses Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta
3.
Peningkatan kapasitas jalur kereta api 1. pada koridor utama pembangunan 2. ekonomi serta antarkota khususnya di 3. Pulau Jawa melalui jalur ganda dan jalur layang.
Pembangunan Jalur Kereta Lintas Selatan Jawa Pembangunan Jalur Lingkar Layang Jakarta Pembangunan Jalur Kereta Akses Bandara Adi Sucipto, yogyakarta
4.
Reaktivasi dan pengembangan jalur baru KA di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Pembangunan jalur KA Banda Aceh - Lhoksemawe Pembangunan jalur KA Padang- Solok Pembangunan jalur KA Makassar- Parepare Pembangunan Jalur KA Tanjung – Banjarmasin
1. 2. 3. 4.
50
Indikasi Proyek Strategis Infrastruktur Udara No 1
2
3
KEGIATAN Pengembangan dan peningkatan bandara pada ibukota propinsi untuk mendukung ekonomi wilayah
PROYEK Pembangunan dan Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang Pembangunan bandara internasional baru di Propinsi DI Yogyakarta ( Kulon Progo) Pembangunan Bandara Kertajati Pembangunan dan Pengembangan Bandara Internasional Lombok Pembangunan dan Pengembangan Bandara Kualanamu Pembangunan dan Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar Pembangunan Bandara di Daerah Terpencil, Perbatasan
Pembangunan dan pengembangan bandara untuk menghubungkan wilayah Pembangunan Bandara Sentani Pembangunan Bandara Domine Eduard Osok pedalaman, perbatasan dan pulau terluar Pembangunan dan Perpanjangan Bandara Mopah Merauke Pembangunan dan Pengembangan Bandara Tampa Padang Pembangunan dan Pengembangan terminal dan runway bandara di Daerah Rawan Pengembangan bandara di wilayah Bencana di Indonesia. (Tersebar) rawan bencana
4
penyediaan pesawat untuk menunjang angkutan udara perintis
Pengadaan Pesawat Perintis
5
Peningkatan kapasitas bandara Soekarno Hatta dan pembangunan bandara baru disekitar Jabodetabek (multiple airport)
Pembangunan Terminal 3 dan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta Pembangunan Bandara Karawang
51
Indikasi Proyek Strategis Infrastruktur Laut No
KEGIATAN
PROYEK
1
Pengembangan pelabuhan hub internasional (Kuala Tanjung dan Bitung) dan pelabuhan utama lainnya untuk kelancaran logistik nasional terutama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan petikemas.
Pengembangan Pelabuhan Bitung (Pelabuhan hub Bitung) Pembangunan infrastruktur penunjang eksport hasil perikanan Bitung Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung di Prupuk (Pelabuhan Hub Kuala Tanjung) Pengembangan Terminal Curah Cair Kuala Tanjung Pengembangan Terminal Peti Kemas Kuala Tanjung
2
Pengembangan pelayaran perintis untuk menghubungkan wilayah perbatasan dan pulau terpencil Peningkatan penggunaan armada niaga nasional untuk angkutan ekspor dan impor
Pengembangan Pelabuhan Ternate Pengembangan Pelabuhan Fak Fak Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa
3
4 5 6 7
Penyediaan Armada Niaga Nasional
Peremajaan kapal armada nasional dan pelayaran rakyat Subsidi Perintis Laut Penyedian Kapal Penumpang Perintis Penyedian Kapal Patroli Penyediaan kapal ternak untuk mendukung ketahanan Penyedian Kapal Ternak pangan nasional Penyediaan fasilitas sistem navigasi untuk mendukung Pengembangan Pelabuhan di Sorong keselamatan pelayaran Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy Pengembangan dan pembangunan pelabuhan untuk Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port) mendukung kawasan khusus (KPI, KEK, KSPN, KSN) Pengembangan Pelabuhan di Sorong
52