KOOE:
TRANSPORTASI-06-09 TRANSPORTASI-06-10 TRANSPORTASI-06-11 TRANSPORTASI-06-12 TRANSPORTASI-06-13 TRANSPORTASI-06-14 TRANSPORTASI-06-1S
KEMENTERIAN KOOROINATOR BIOANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api Keasdepan Transportasi
TAHUN ANGGARAN 2015
1
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api Keasdepan Transportasi A.
Pendahuluan Jakarta,
Bogor,
megapolitan
Oepok, Tanggerang,
dimana
OKI Jakarta
transportasi
yang sangat kompleks.
masyarakat
beralih
tahun
jumlah
Meningkatnya kemacetan
pengguna pengguna
penggunaan
pusat
kegiatannya
sepeda
kendaraan motor
angkutan
umum
kendaraan
pribadi
merupakan
memiliki
kawasan
permasalahan
publik yang buruk menyebabkan
pribadl,
khususnya
sepeda motor.
Pada
meningkat
tiga
kali lipat
dari tahun
2002,
menurun
tiga
kali lipat
dari
2002.
menyebabkan
semakin
tahun
tingginya
tingkat
lalu lintas di OKI Jakarta dan wilayah sekitarnya.
Mobilitas perjalanan
sebagai
Pelayanan transportasi
untuk menggunakan
2010 jumlah
sedangkan
dan Bekasi (Jabodetabek)
di wilayah
komuter
yang terpadu
perkotaan
menuju
Jabodetabek
yang tinggi
pusat kota), membutuhkan
(ditandai
pengelolaan
dengan
banyaknya
transportasi
perkotaan
(integrated) dan berkelanjutan (sustainable). Terdapat dua persyaratan utama
suksesnya pengelolaan
mobilitas
perkotaan di wilayah Jabodetabek, yaitu
(1) adanya
rencana bersama berbasis sasaran yang disepakati dan memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat; dan (2) adanya unit kerja pemerintah yang memastikan bahwa rencana, program dan kegiatan yang disusun terlaksana sesuai dengan rencana induk transportasi terintegrasi Jabodetabek. Saat ini telah disusun Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) Rencana Induk Transportasi
Perkotaan
Jabodetabek
(RITPJ) sebagai
pedoman
perencanaan
dan
pelaksanaan pengembangan sistem transportasi perkotaan Jabodetabek hingga tahun 2030 dan RPerpres Otorita
Transportasi Jabodetabek (OTJ) sebagai lembaga yang bertugas
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek. OTJ dirancang sebagai lembaga pemerintah
yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. RPerpres RITPJ dan RPerpres OTJ tersebut telah disampaikan kepada Presiden untuk kemudian ditetapkan. Oalam rangka mendukung Penyusunan
Rekomendasi
implementasi
Kebijakan Percepatan
RITPJ dan OTJ, maka dibentuk Pengembangan
Tim
Sistem Transportasi
Jabodetabek. Tim ini bertugas melakukan kegiatan asistensi yang meliputi
sosialisasi,
koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengembangan transportasi perkotaan di Jabodetabek, khusunya terkait dengan implementasi RITPJdan pembentukan OTJ. Tim ini berperan di dalam upaya percepatan penyelesaian masalah kemacetan serta perbaikan sistem dan jaringan transportasi di wilayah perkotaan Jabodetabek sebagai salah satu fokus arahan Presiden. 8. Tuiuan dan Sasaran B.1 Tujuan (1) Meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang Rencana Induk dan
Otorita Transportasi Jabodetabek;
2
(2) Meningkatkan menghasilkan
koordinasi antar sektor/instansi rekomendasi
terkait
dan lintas wilayah untuk
kebijakan Rencana Induk dan Otorita
Transportasi
Jabodetabek (3) Mewujudkan
penyelenggaraan
Rencana
Induk
dan
Otorita
Transportasi
Jabodetabek; (4) Memastikan berbagai kebijakan bidang Rencana Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek
yang menjadi
tanggung jawab
Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan; dan (5) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
kebijakan Rencana
Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek. B.2 Sasaran (1) Menganalisis dan memberikan
rekomendasi bagi penyempurnaan
kelembagaan
Otorita Transportasi Jabodetabek; (2) Terkumpulnya
studi atas kebijakan, peraturan, dan perundang-undangan
terkait
infrastruktur transportasi; (3) Terintegrasinya regulasi yang terkait dengan Rencana Induk dan Otorlta Transportasi Jabodetabek; (4) Terkumpulnya
masukan terkait aspek hukum dan peraturan
perundangan yang
berlaku baik nasional maupun regional; dan (5) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Rencana Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek. B.3 Keluaran laporan keglatan penyusunan Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi Jabodetabek. C. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. D. Ruang lingkup Pekeriaan 1)
Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas;
2)
Mempelajari,
menganalisis dan menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang transportasi darat, multimoda dan kereta api untuk memperlancar pelaksanaan tugas; 3)
Melakukan telaahan staf terkait
permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang
transportasi darat, multimoda dan kereta api sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas; 4)
Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Oarat, Multimoda
dan Kereta Api agar hasil telaahan
dapat bermanfaat;
3
5)
Memberikan
saran
berdasarkan
pelaksanaan
tugas
dan
pemanfaatannya
disampaikan kepada Kepala Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi
untuk
Darat, Multimoda
dan Kereta Api; 6)
Melaksanakan berdasarkan
tugas
kedinasan
lain
ketentuan/peraturan
yang
yang
diperintahkan
berlaku
baik
oleh
lisan
atasan/pimpinan
maupun
tertulis
untuk
kelancaran pelaksanaan tugas; E. Kebutuhan Jasa Individual
dan Kualifikasi
1) Kualifikasi Teknis 1. 51 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi; 2. lulusan PTN atau PT5 terakreditasi,
dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00)
3. Memiliki motivasi kerja yang baik; 4. Mampu mengoperasikan
komputer (MS Office);
S. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik; 6. Memiliki kemampuan presentasi yang baik; 7. Mampu bekerja secara independen
maupun dalam tim;
8. Memiliki Pengalaman Kerja di bidang transportasi; 9. Memiliki Pengalaman Kerja minimal 3 (tiga) tahun di Instansi Pemerintah.
2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi
Darat,
Multi Moda, Dan Kereta Api harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010.
F.
Durasi/Pelaksanaan
Pekerjaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (5ebelas) bulan.
G. Pembebanan Biaya 5egala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Darat, Multi Moda, Dan Kereta Api dibebankan Negara
Kementerian
Negara
Koordinator
Jakarta,
Desember
pada Bidang
Perekonomian Tahun Anggaran 2015. 2014
Asisten Deputi Transportasi
Tulus Hutagalung
KEMENTERIAN KOOROINATOR BIOANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api Keasdepan Transportasi
TAHUN ANGGARAN 2015
1
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multimoda, dan Kereta Api A. Pendahuluan Jakarta, Boger, Oepok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan kawasan megapolitan
dlmana
OK! Jakarta sebagai pusat kegiatannya
memiliki
permasalahan
transportasi yang sangat kompleks. Pelayanan transportasi publik yang buruk menyebabkan masyarakat beralih untuk menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor. Pada tahun 2010 jumlah pengguna sepeda motor meningkat tiga kali lipat dari tahun 2002, sedangkan jumlah pengguna angkutan umum menurun tiga kali llpat dari tahun 2002. Meningkatnya
penggunaan kendaraan pribadi menyebabkan
semakin tingginya tingkat
kemacetan lalu lintas di OKIJakarta dan wilayah sekitarnya. Mobilitas di wilayah perkotaan Jabodetabek yang tinggi (ditandai dengan banyaknya perjalanan komuter menuju pusat kota), membutuhkan pengelolaan transportasi perkotaan yang terpadu (integrated) dan berkelanjutan (sustainable). Terdapat dua persyaratan utama suksesnya pengelolaan
mobilitas
perkotaan di wilayah Jabodetabek,
yaitu (1) adanya
rencana bersama berbasis sasaran yang disepakati dan memillki dasar hukum yang jelas dan kuat; dan (2) adanya unit kerja pemerintah yang memastikan bahwa rencana, program dan keglatan yang disusun terlaksana sesuai dengan rencana induk transportasi
terintegrasi
Jabodetabek. Saat lni telah disusun Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) Rencana Induk Transportasi
Perkotaan
Jabodetabek
(RITPJ) sebagai
pedoman
perencanaan
dan
pelaksanaan pengembangan sistem transportasi perkotaan Jabodetabek hingga tahun 2030 dan RPerpres Otorita Transportasi Jabodetabek (OTJ) sebagai lembaga yang bertugas mengembangkan dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek.
on
dlrancang sebagai lembaga pemerintah
yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. RPerpres RITPJ dan RPerpres OTJ tersebut telah disampaikan kepada Presiden untuk kemudian ditetapkan. Oalam rangka mendukung Penyusunan
Rekomendasi
implementasi
Kebijakan Percepatan
RITPJ dan OTJ, maka dibentuk Pengembangan
Tim
Sistem Transportasi
Jabodetabek. Tim ini bertugas melakukan kegiatan asistensl yang meliputi
sosialisasi,
koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengembangan transportasi perkotaan di Jabodetabek, khusunya terkait dengan implementasi RITPJdan pembentukan
on
Tim ini berperan di dalam upaya percepatan penyelesaian masalah kemacetan serta
perbaikan sistern dan jaringan transportasi di wilayah perkotaan Jabodetabek sebagai salah satu fokus arahan Preslden. B. Tujuan dan Sasaran B.l Tujuan (1) Meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang Rencana Induk dan
Otorita Transportasi Jabodetabek;
2
(2) Meningkatkan
koordinasi antar sektor/instansi
menghasilkan
rekomendasi
terkait
dan lintas wilayah untuk
kebijakan Rencana Induk dan Otorita
Transportasi
Jabodetabek (3) Mewujudkan
penyelenggaraan
Rencana
Induk
dan
Otorita
Transportasi
Jabodetabek; (4) Memastikan
berbagai kebijakan bidang Rencana Induk dan Otorita Transportasi
Jabodetabek
yang menjadi
tanggung jawab
Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan; dan (5) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
kebijakan Rencana
Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek. 8.2 Sasaran (1) Menganalisls dan memberikan
rekomendasi
bagi penyempurnaan
kelembagaan
Otorita Transportasi Jabodetabek; (2) Terkumpulnya
studi atas kebijakan, peraturan, dan perundang-undangan
terkait
infrastruktur transportasi; (3) Terintegrasinya regulasi yang terkait dengan Rencana Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek; (4) Terkumpulnya
masukan terkait aspek hukum dan peraturan
perundangan yang
berlaku baik nasional maupun regional; dan (5) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Rencana Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek. B.3 Keluaran Laporan kegiatan penyusunan Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi Jabodetabek. C. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. D. Ruang Ungkup Pekeriaan 1)
Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas;
2)
Mempelajari, menganalisa dan menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terkait dengan permasaiahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang transportasi darat, multi moda, dan kereta api sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar mernperlancar pelaksanaan tugas;
3)
Melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang transportasi darat, multi moda, dan kereta api sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas;
4)
Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api agar hasil telaahan dapat bermanfaat;
3
5)
Memberikan disampaikan
saran
berdasarkan
pelaksanaan
kepada Kepala Subbidang
tugas
dan
pemanfaatannya
Evaluasi Kebijakan Transportasi
untuk
Darat,
Multi
Moda, dan Kereta Api; 6)
Melaksanakan berdasarkan
tugas
kedinasan
lain
ketentuan/peraturan
yang
yang
diperintahkan
berlaku
baik
oleh
lisan
atasan/pimpinan
maupun
tertulis
untuk
kelancaran pelaksanaan tugas; E.
Kebutuhan Jasa Individual
dan Kualifikasi
1) Kualifikasi Teknis 1. 51 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi; 2. Lulusan PTN atau PTSterakreditasi,
dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00);
3. Memiliki motivasi kerja yang baik; 4. Mampu mengoperasikan
komputer
(MS Office);
5. Memiliki kemampuan
berbahasa Inggris dengan baik;
6. Memiliki kemampuan
presentasi yang baik;
7. Mampu bekerja secara independen maupun dalam tim; 8. Memiliki Pengalaman Kerja di bidang transportasi; 9. Memiliki Pengalaman Kerja di Instansi Pemerintah. 2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010. F.
Ourasi/Pelaksanaan
Pekerjaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 Isebelasl bulan. G. Pembebanan
Biaya
5egala biaya yang diperlukan
bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi
Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Belanja Negara Kementerian
Darat, Multi Moda, dan Kereta Api Pendapatan dan
Negara Koordinator
Bidang Perekonomian
Tahun Anggaran 2015.
Jakarta,
Desember
2014
Asisten Oeputi Transportasi
Tulus Hutagalung
4
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Laut dan Udara Keasdepan Transportasi
T.AHUN ANGGARAN 2015 1
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi
Laut dan Udara
A. Pendahuluan Sistem infrastruktur
merupakan bagian yang terintegrasi
dengan pembangunan nasional.
Sarana dan prasarana fisik, dalam hal ini dlsebut infrastruktur
merupakan hal yang vital
dalam mendorong perekonomian, roda pemerintahan, dan kegiatan sosial yang menyatukan suatu negara. Suatu infrastruktur
dapat dikatakan
mendorong
perekonomian
karena
menurut laporan bank dunia (World Bank), semakin tinggi investasi ekonomi di bidang tersebut maka akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional suatu negara. Salah satu infrastruktur
yang memiliki peran penting dalam menyatukan suatu negara atau wilayah
adalah infrastruktur
transportasi. Hal ini dikarenakan jaringan transportasi merupakan alat
distribusi barang maupun jasa. Pengaruh lainnya yaitu dengan banyaknya fasilitas fisik dl sektor transportasi maka dapat membuka daerah/wilayah
yang terisolasi, dan mengurangi
kesenjangan kesejahteraan antar wilayah di Indonesia. Sistem transportasi di Indonesia terbagi menjadi tiga bagian yaitu transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi darat didukung oleh fasilitas jalan, perkeretaapian
dan jembatan
sebagai penghubung antar wilayah; transportasi laut yang diwakili oleh fasilitas kapal dan pelabuhan yang mendukung pelayaran; serta sistem transportasi ketiga yaitu transportasi udara yang didukung oleh fasilitas bandar udara, pesawat terbang, dan berbagai maskapai penerbangan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang disatukan oleh laut tentunya kerap menggunakan transportasi laut dan udara untuk kebutuhan perpindahan orang dan/atau barang dari satu wilayah ke wilayah terutama
lainnya. Penggunaan transportasi
dalam distribusi
transportasi
komoditas barang industri
laut ini dianggap cukup efektif dalam jumlah
besar. Sedangkan
udara ini menjadi pilihan utama masyarakat karena waktu tempuh
moda
transportasi ini relatif lebih efisien dan efektif dibandingkan moda transportasi lainnya. Walaupun demikian, saat ini dapat ditemui beberapa permasalahan yang berkaitan dengan berbagai infrastruktur
transportasi laut dan udara yang ada. Oleh karena itu, untuk dapat
mengatasi permasalahan tersebut, yang mampu menglntegrasikan infrastruktur
transportasi
dibutuhkan adanya suatu koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan dalam hal perencanaan dan pengembangan
laut dan udara agar konektivitas
antar wilayah di Indonesia
semakin meningkat. B. Tujuan dan Sasaran
B.l Tujuan (1) Untuk membantu menghasilkan rekomendasi kebijakan dan penyelesaian berbagai permasalahan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.
2
(2)
Membantu memastikan berbagai kebijakan bidang infrastruktur transportasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.
(3)
Mewujudkan penyelenggaraan berbagai infrastruktur transportasi laut dan udara agar dapat terintegrasi, serta mengoptimalkan peran kelembagaan.
B.2Sasaran (1) Terintegrasinya regulasi yang terkait dengan infrastruktur transportasi laut dan udara. (2) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bldang infrastruktur transportasi laut dan udara. (3) Tersusunnya laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan Dinas, dan makalah-makalah yang dibutuhkan untuk Tim Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Transportasi Laut dan Udara. B.3 Keluaran Laporan kegiatan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Transportasi Laut dan Udara. C. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. D. Ruang lingkup Pekerjaan
(I) Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas; (2) Mempelajari,
menganalisis dan menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang transportasi laut dan udara untuk memperlancar pelaksanaan tugas; {3} Melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang transportasi
laut dan udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka
penyelesaian tugas; (4) Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Laut dan Udara agar hasil telaahan dapat bermanfaat; (5) Memberikan
saran berdasarkan
pelaksanaan tugas
dan pemanfaatannya
untuk
disampaikan kepada Kepala 5ubbidang Analisis Kebijakan Transportasi Laut dan Udara; (6) Melaksanakan berdasarkan
tugas
kedinasan
ketentuan/peraturan
lain
yang
diperintahkan
oleh
atasan/pimpinan
yang berlaku baik lisan maupun tertulis
untuk
kelancaran pelaksanaan tugas; E. Kebutuhan Jasa Individual dan Kualifikasi
I} Kualifikasi Teknis 1. 51 Perencanaan Wilayah dan Kota/ Teknik Planologi; 2. Lulusan PTN atau PTSterakreditasi, dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,OO); 3. Memiliki motivasi kerja yang baik; 4. Mampu mengoperasikan komputer (Microsoft Office); S. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik; 6. Memiliki kemampuan presentasi yang baik;
3
7. Mampu bekerja secara independen maupun dalam tim.
2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Analisis Kebijakan Transportasi Laut dan Udara harus memiliki NPWPsesuaidengan Perpres 54 tahun 2010. F. Durasi/Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan. G. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Analis Ekonomi Subbidang Analis Kebijakan Transportasi Laut dan Udara dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Negara Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015.
Jakarta,
Desember 2014
Asisten Deputi Transportasi
Tulus Hutagalung
4
@ KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi laut dan Udara Keasdepan Transportasi
TAHUN ANGGARAN 2015 1
KERANG KA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi lautdan Udara A. Pendahuluan Sistem infrastruktur
merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan nasional.
Sarana dan prasarana flsik, dalam hal ini disebut infrastruktur
merupakan hal yang vital
dalam mendorong perekonomlan, roda pemerintahan, dan kegiatan sosial yang menyatukan suatu negara. Suatu infrastruktur
dapat dikatakan
mendorong
perekonomian
karena
menurut laporan bank dunia (World Bank), semakin tinggi investasi ekonomi di bidang tersebut maka akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional suatu negara. Salah satu infrastruktur
yang memiliki peran penting dalam menyatukan suatu negara atau wilayah
adalah infrastruktur
transportasi. Hal ini dikarenakan jaringan transportasi merupakan alat
distribusJ barang maupun jasa. Pengaruh lainnya yaitu dengan banyaknya fasilitas fislk di sektor transportasi maka dapat membuka daerah/wilayah yang terisolasi, dan mengurangi kesenjangan kesejahteraan antar wilayah di Indonesia. Sistem transportasi di Indonesia terbagi menjadi tiga bagian yaitu transportasi darat, laut, dan udara, Transportasi darat didukung oleh fasilitas jalan, perkeretaapian
dan jembatan
sebagai penghubung antar wilayah; transportasi laut yang diwakili oleh fasilitas kapal dan pelabuhan yang mendukung pelayaran; serta sistem transportasi ketiga yaitu transportasi udara yang didukung oleh fasilitas bandar udara, pesawat terbang, dan berbagai maskapai penerbangan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang disatukan oleh laut tentunya kerap menggunakan transportasi laut dan udara untuk kebutuhan perpindahan orang dan/atau barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penggunaan transportasi
laut ini dianggap cukup efektif
terutama
dalam jumlah
dalam distribusi
transportasi
komoditas barang industri
besar. Sedangkan
udara ini menjadi pilihan utama masyarakat karena waktu tempuh
moda
transportasi ini relatif lebih efisien dan efektif dibandingkan moda transportasi lainnya. Walaupun demikian, saat ini dapat ditemui beberapa permasalahan yang berkaitan dengan berbagai infrastruktur
transportasi laut dan udara yang ada. Oleh karena ltu, untuk dapat
mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan adanya suatu koordinasi dan sinkronisasi yang mampu mengintegrasikan infrastruktur
transportasi
kebijakan dalam hal perencanaan dan pengembangan
laut dan udara agar konektivitas
antar wilayah di Indonesia
semakin meningkat. B. Tujuan dan Sasaran B.1 Tujuan (1) Untuk membantu menghasilkan rekomendasi kebijakan dan penyelesaian berbagai permasaJahan di bidang infrastruktur transportasi laut dan udara.
2
(2)
Membantu memastikan berbagai kebijakan bidang infrastruktur transportasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.
(3)
Mewujudkan penyelenggaraan berbagai infrastruktur transportasi laut dan udara agar dapat terintegrasi, serta mengoptimalkan peran kelembagaan.
B.2 Sasaran (1) Terintegrasinya regulasi yang terkait dengan infrastruktur transportasi laut dan udara. (2) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebljakan di bidang infrastruktur transportasl laut dan udara. (3) Tersusunnya laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan Dinas, dan makalah-makalah yang dibutuhkan untuk Tim Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Transportasi Laut dan Udara.
B.3 Keluaran Laporan kegiatan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Transportasi Laut dan Udara. C. Sumber Pendanaan Kegiatan Ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. D. Ruang Ungkup Pekerjaan (1) Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas; (2) Mempelajari, monitoring
menganalisa dan menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan dan evaluasi terkait dengan permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di
bidang transportasi
laut dan udara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agar
memperlancar pelaksanaan tugas; (3) Melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang transportasi
laut dan udara sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam rangka
penyelesaian tugas; (4) Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Laut dan Udara agar hasil telaahan dapat bermanfaat; (5) Memberikan
saran
berdasarkan
pelaksanaan tugas
dan pemanfaatannya
untuk
disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi laut dan Udara; (6) Melaksanakan berdasarkan
tugas
kedinasan
ketentuan/peraturan
lain
yang
diperintahkan
oleh
atasan/pimpinan
yang berlaku balk lisan maupun
tertulis
untuk
kelancaran pelaksanaan tugas. E. Kebutuhan Jasa Individual dan Kualifikasi 1) Kualifikasi Teknis 1. S1 Perencanaan Wilayah dan Kota/ Teknlk Planologi; 2. Lulusan PTN atau PTSterakreditasi, dengan IPKminimal 2,75 (skala 4,00) 3. Memiliki motivasi kerja yang baik; 4. Mampu mengoperasikan komputer (MS Office); 5. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik;
3
6. Memiliki kemampuan
presentasi yang baik;
7. Mampu bekerja secara independen
maupun dalam tim.
8. Memiliki Pengalaman Kerja di bidang transportasi; 9. Memiliki Pengalaman Kerja minimall
(satu) tahun di Instansi Pemerintah.
2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi
Laut
dan Udara harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010.
F.
Durasi/Pelaksanaan
Pekerjaan
Waktu yang diperlukan G.
Pembebanan
untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelasl bulan.
Biaya
Segala biaya yang diperlukan Subbidang
Evaluasi
Kebijakan
bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Transportasi
Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian
Laut
dan
Udara
Negara Koordinator
dibebankan
pada
Anggaran
Bidang Perekonomian
Tahun
Anggaran 2015. Jakarta,
Desember 2014
Asisten Deputi Transportasi
Tulus Hutagalung
4
KEMENTERIAN KOOROINATOR BIOANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Administrasi Transportasi
Keasdepan
TAHUN ANGGARAN 2015 1
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Administrasi Keasdepan Transportasi
A. Pendahuluan Sistem infrastruktur merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan nasional. Sarana dan prasarana fisik, dalam hal ini disebut infrastruktur merupakan hal yang vital dalam mendorong perekonomian, roda pemerintahan, dan kegiatan sosialyang menyatukan suatu negara. Suatu infrastruktur
dapat dikatakan mendorong perekonomian karena
menurut laporan bank dunia (World Bank), semakin tinggi investasi ekonomi di bidang tersebut maka akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional suatu negara. Salah satu infrastruktur yang memiliki peran penting dalam menyatukan suatu negara atau wilayah adalah infrastruktur transportasi. Hal ini dikarenakan jaringan transportasi merupakan alat distribusi barang maupun jasa. Pengaruh lainnya yaitu dengan banyaknya fasilitas fisik di sektor transportasi maka dapat membuka daerah/wilayah yang terisolasi, dan mengurangi kesenjangan kesejahteraan antar wilayah di Indonesia. Sistem transportasi di Indonesia terbagi menjadi tiga bagian yaitu transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi darat didukung oleh fasilitas jalan, perkeretaapian dan jembatan sebagai penghubung antar wiJayah; transportasi laut yang diwakili oleh fasilitas kapal dan pelabuhan yang mendukung pelayaran; serta sistem transportasi ketiga yaitu transportasi udara yang didukung oleh fasilitas bandar udara, pesawat terbang, dan berbagai maskapai penerbangan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang disatukan oleh laut tentunya kerap menggunakan transportasi laut dan udara untuk kebutuhan perpindahan orang dan/atau barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penggunaan transportasi laut ini dianggap cukup efektif terutama dalam distribusi komoditas barang industri dalam jumlah besar. Sedangkan transportasi udara ini menjadi pilihan utama masyarakat karena waktu tempuh moda transportasi ini relatif lebih efisien dan efektif dibandingkan moda transportasi lainnya. Waloupun demikian, saat ini dapat ditemui beberapa permasalahan yang berkaitan dengan berbagai infrastruktur transportasi laut dan udara yang ada. Oleh karena itu, untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan adanya suatu koordinasi dan sinkronisasi yang mampu mengintegrasikan kebijakan dalam hal perencanaan dan pengembangan infrastruktur transportasi laut dan udara agar konektivitas antar wilayah di Indonesia semakin meningkat.
B. Tujuan dan Sasaran B.l Tujuan (1) Untuk membantu menghasilkan rekomendasi kebijakan dan penyelesaian berbagai perrnasalahan di bidang infrastruktur transportasi.
(2)
Membantu memastikan berbagai kebijakan bidang infrastruktur transportasi menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.
yang dapat
(3)
Mewujudkan penyelenggaraan berbagai infrastruktur terintegrasi, serta mengoptimalkan peran kelembagaan.
dapat
transportasi
agar
B.2 Sasaran (1)
Terintegrasinya
regulasi yang terkait dengan infrastruktur
transportasi.
(2)
Terkumpulnya data primer/survey bidang infrastruktur transportasi.
(3)
Tersusunnya laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan Dinas, dan makalah-makalah
lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan
di
yang dibutuhkan untuk Tim Penyusunan Rekomendasi KebijakanTransportasi. B.3 Keluaran Laporan kegiatan Penyusunan RekomendasiKebijakan Transportasi. C. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. D. Ruang lingkup Pekerjaan (1) Menerima, mencatat dan menyortir surat masuk dan surat keluar, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pencarian; (2) Menyiapkan lembar verbal pada kegiatan korespondensi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memudahkan pengendalian; (3) Menginventarisir, menyiapkan dan memelihara bahan/datal informasi/ dokumen kerja terkait kegiatan Asisten Deputi Transportasi sesuai dengan instruksi/disposisi dari atasan untuk mempermudah pencarian dan pendistribusian; (4) Melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan administrasi kegiatan Asisten Deputi Transportasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas; (5) Melakukan tugas Tenagan Pendukung Administrasi dan keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk menunjang kelancaran administrasi; (6) Membuat laporan berdasarkan hasil kerja sesuai prosedur sebagai akuntabilitas pelaksanaan tugas; (7) Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan tugas dan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada KepalaSubbidang Analisis KebijakanTransportasi Laut dan Udara dan/atau Kepala Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan PengembanganWilayah; (8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan untuk kelancaran pelaksanaantugas.
E. Kebutuhan Jasa Individual
dan Kualifikasi
1) Kualifikasi Teknis
1. Minimal D3 Sekretaris / Akuntansi / KeuanganPerbankan minimallPK 2.8; 2. Memiliki motivasi kerja yang baik; 3. Mampu mengoperasikan komputer (MS Office); 4. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan baik; 5. Memiliki kemampuan presentasi yang baik; 6. Mampu bekerja secara independen maupun dalam tim; 7. Memiliki Pengalaman Kerja minimall
(satu) tahun.
2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Administrasi Keasdepan Transportasi harus memiliki NPWP sesuaidengan Perpres 54 tahun 2010. F. Durasi/Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 lsebelas) bulan. G. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Administrasi Keasdepan Transportasi dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
Kementerian Negara Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015.
Desember 2014 Jakarta, Asisten Deputi Transportasi
Tulus Hutagalung
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api Keasdepan Transportasi
TAHUN ANGGARAN 201 5
1
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Ahll Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multimoda, dan Kereta Api A. Pendahuluan Jakarta, Bogor, Oepok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan kawasan megapolitan
dimana
OKI Jakarta sebagai pusat
kegiatannya
memiliki
permasalahan
transportasi yang sangat kompleks. Pelayanan transportasi publik yang buruk menyebabkan masyarakat beralih untuk menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor. Pada tahun 2010 jumlah pengguna sepeda motor meningkat tlga kali lipat dari tahun 2002, sedangkan jumlah pengguna angkutan umum menurun tiga kali lipat dari tahun 2002. Meningkatnya
penggunaan kendaraan pribadi menyebabkan semakin tingginya tingkat
kemacetan lalu lintas di OKIJakarta dan wilayah sekitarnya. Mobilitas di wilayah perkotaan Jabodetabek yang tinggi (ditandai dengan banyaknya perjalanan komuter menuju pusat kota), membutuhkan pengelolaan transportasi perkotaan yang terpadu (integrated) dan berkelanjutan (sustainable). Terdapat dua persyaratan utama suksesnya pengelolaan
mobilitas
perkotaan di wilayah Jabodetabek,
yaitu (1) adanya
rencana bersama berbasis sasaran yang disepakati dan memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat; dan (2) adanya unit kerja pemerintah yang memastikan bahwa rencana, program dan kegiatan yang disusun terlaksana sesuai dengan rencana induk transportasi
terintegrasi
Jabodetabek. Saat ini telah disusun Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) Rencana Induk Transportasi
Perkotaan
Jabodetabek
(RITPJ) sebagai
pedoman
perencanaan
dan
pelaksanaan pengembangan sistem transportasi perkotaan Jabodetabek hingga tahun 2030 dan RPerpres Otorita
Transportasi Jabodetabek (OTJ) sebagai lembaga yang bertugas
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek. OTJ dirancang sebagai lembaga pemerintah
yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. RPerpres RITPJ dan RPerpres OTJ tersebut telah disampaikan kepada Presiden untuk kemudian ditetapkan. Dalam Penyusunan
rangka mendukung Rekomendasi
implementasi
Kebijakan
Percepatan
RITPJ dan OTJ, maka dibentuk Pengembangan
Tlrn
Sistem Transportasi
Jabodetabek. Tim ini bertugas melakukan kegiatan asistensi yang meliputi
sosialisasi,
koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengembangan transportasi perkotaan di Jabodetabek, khusunya terkait dengan implementasi RITPJdan pembentukan OTJ. Tim ini berperan di dalam upaya percepatan penyelesaian masalah kemacetan serta perbaikan sistem dan jaringan transportasi di wilayah perkotaan Jabodetabek sebagai salah satu fokus arahan Presiden. B. Tujuan dan Sasaran
B.l Tujuan (1) Meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang Rencana Induk dan
Otorita Transportasi Jabodetabek;
2
(2) Meningkatkan menghasilkan
koordinasi antar sektor/instansi rekomendasi
terkait
dan lintas wilayah untuk
kebijakan Rencana Induk dan Otorita
Transportasi
Jabodetabek (3) Mewujudkan
penyelenggaraan
Rencana
Induk
dan
Otorita
Transportasi
Jabodetabek; (4) Memastikan Jabodetabek
berbagai kebijakan bidang Rencana Induk dan Otorita Transportasi yang menjadi
tanggung jawab
Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan; dan (5) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
kebijakan Rencana
Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek. B.2 Sasaran (1) Menganalisis dan memberikan
rekomendasi
bagi penyempurnaan
kelembagaan
Otorita Transportasi Jabodetabek; (2) Terkumpulnya
studi atas kebijakan, peraturan, dan perundang-undangan
terkait
infrastruktur transportasi; (3) Terintegrasinya regulasi yang terkait dengan Rencana Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek; (4) Terkumpulnya
masukan terkait aspek hukum dan peraturan
perundangan yang
berlaku baik nasional maupun regional; dan (5) Terkumpulnya data primer/survey lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Rencana Induk dan Otorita Transportasi Jabodetabek. B.3 Keluaran Laporan kegiatan penyusunan Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi Jabodetabek. C. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. D. Ruang Lingkup Pekerjaan 1) Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas; 2)
Mempelajari, monitoring
menganalisa dan menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan
dan evaluasi terkait dengan permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di
bidang transportasi darat, multi moda, dan kereta api sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar memperlancar pelaksanaan tugas; 3)
Melakukan telaahan staf terkait
permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang
transportasi darat, multi moda, dan kereta api sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas; 4)
Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api agar hasil telaahan dapat bermanfaat;
3
5)
Memberikan
saran
disampaikan
kepada
berdasarkan
pelaksanaan
Kepala Subbidang
tugas
dan
pemanfaatannya
Evaluasi Kebijakan Transportasi
untuk
Darat, Multi
Moda, dan Kereta Api; 6)
Melaksanakan berdasarkan
tugas
kedinasan
lain
ketentuan/peraturan
yang
yang
diperintahkan
berlaku
baik
oleh
lisan
maupun
atasan/pimpinan tertulis
untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
E.
Kebutuhan Jasa Individual
dan Kualifikasi
1) Kualifikasi Teknis 1. 51 Manajemen / Komunikasi; 2. Lulusan PTN atau PTSterakreditasi,
dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00);
3. Memiliki motivasi kerja yang baik; 4. Mampu mengoperasikan
komputer
(MS Office);
5. Memiliki kemampuan
berbahasa Inggris dengan baik;
6. Memiliki kemampuan
presentasi yang baik;
7. Mampu bekerja secara independen maupun dalam tim; 8. Memiliki Pengalaman Kerja di bidang transportasi; 9. Memiliki Pengalaman Kerja minimal 3 (tiga) tahun di Instansi Pemerintah. 2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasi Darat, Multi Moda, dan Kereta Api harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010.
F.
Durasi!Pelaksanaan
Pekerjaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelasl bulan.
G. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan
bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analis Ekonomi
Subbidang Evaluasi Kebijakan Transportasl
Darat, Multi Moda, dan Kereta Api Pendapatan dan
Belanja Negara Kementerian Negara Koordlnator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015.
Jakarta, Desember 2014 Asisten Deputi Transportasi
Tulus Hutagalung
4
1 KEMENTERIAN KOOROINATOR BIOANG PEREKONOMIAN
Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI (CARAKA) KEASDEPAN TRANSPORTASI
TAHUN ANGGARAN 201 5
1
KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Administrasi (Caraka) Keasdepan Transportasi A. Pendahuluan Sistem infrastruktur
merupakan bagian yang terintegrasi
dengan pembangunan nasional.
Sarana dan prasarana fisik, dalam hal ini disebut infrastruktur
merupakan hal yang vital
dalam mendorong perekonomian, roda pemerintahan, dan kegiatan sosial yang menyatukan suatu negara. Suatu infrastruktur
dapat dikatakan
mendorong
perekonomian
karena
menurut laporan bank dunia (World Bank), semakin tinggi investasi ekonomi di bidang terse but maka akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional suatu negara. Salah satu infrastruktur
yang memiliki peran penting dalam menyatukan suatu negara atau wilayah
adalah infrastruktur
transportasi. Hal ini dikarenakan jaringan transportasi merupakan alat
distribusi barang maupun jasa. Pengaruh lainnya yaitu dengan banyaknya fasilitas fisik di sektor transportasi maka dapat membuka daerah/wilayah
yang terisolasi, dan mengurangi
kesenjangan kesejahteraan antar wilayah di Indonesia. Sistem transportasi di Indonesia terbagi menjadi tiga bagian yaitu transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi darat didukung oleh fasilitas jalan, perkeretaapian
dan jembatan
sebagai penghubung antar wilayah; transportasi laut yang diwakili oleh fasilitas kapal dan pelabuhan yang mendukung pelayaran; serta sistem transportasi ketiga yaitu transportasi udara yang didukung oleh fasilitas bandar udara, pesawat terbang, dan berbagai maskapai penerbangan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang disatukan oleh laut tentunya kerap menggunakan transportasi laut dan udara untuk kebutuhan perpindahan orang dan/atau barang dari satu wilayah ke wilayah terutama
lainnya. Penggunaan transportasi
dalam distribusi
transportasi
komoditas
barang industri
laut ini dianggap cukup efektif dalam jumlah
besar. Sedangkan
udara ini menjadi pilihan utama masyarakat karena waktu tempuh
moda
transportasi ini relatif lebih efisien dan efektif dibandingkan moda transportasi lainnya. Walaupun demikian, saat ini dapat ditemui beberapa permasalahan yang berkaitan dengan berbagai infrastruktur
transportasi laut dan udara yang ada. Oleh karena itu, untuk dapat
mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan yang mampu mengintegrasikan infrastruktur
transportasi
adanya suatu koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan dalam hal perencanaan dan pengembangan
laut dan udara agar konektivitas
antar wilayah dl Indonesia
semakin meningkat. B. Tujuan dan Sasaran B.1 Tujuan (1)
Untuk membantu menghasilkan rekomendasi kebijakan dan penyelesaian berbagai permasalahan di bidang infrastruktur transportasi.
(2)
Membantu memastikan berbagai kebijakan bidang infrastruktur transportasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. 2
(3)
Mewujudkan penyelenggaraan berbagai infrastruktur transportasi laut dan udara agar dapat terintegrasi, serta mengoptimalkan peran kelembagaan.
B.2 Sasaran (1) Terintegrasinya regulasi yang terkait dengan infrastruktur transportasi. (2) Terkumpulnya data primer/survey bidang infrastruktur transportasi.
lapangan untuk evaluasi pelaksanaan kebijakan dl
(3) Tersusunnya laporan hasil Workshop, Seminar, Perjalanan Oinas, dan makalah-makalah yang dibutuhkan untuk Tim Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Transportasi.
B.3 Keluaran laporan kegiatan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Transportasi. C. SumberPendanaan Kegiatan ini dibiayal dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015. O. Ruang Lingkup Pekerjaan (1) Mendukung
kegiatan Oeputi VI, Menko Perekonomian khususnya pada Keasdepan
Transportasi; (2) Membantu dalam pelaksanaan Rapat/Seminar/Workshop/Konsinyering kantor
maupun
dl luar
kantor
yang diselenggarakan
dalam
Tim
baik di dalam Kerja
dan
pertanggungjawabannya di Keasdepan Transportasi; (3) Membantu tugas-tugas yang diberikan oleh Asdep Transportasi. E. Kebutuhan Jasa Individual dan Kualifikasi 1) Kualifikasi Teknis 1. lulusan SlTA/SMK atau sederajat; 2. Memiliki motivasi kerja yang baik; 3. Mampu bekerja secara independen maupun dalam tim; 4. Memiliki Pengalaman Bekerja minimal 2 (dua) tahun di Instansi Pemerintah. 2) Kualifikasi Administrasi Tenaga Pendukung Administrasi
(Caraka) Keasdepan Transportasi harus memiliki
NPWP sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010. F. Durasi/Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan.
3
G. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan (Caraka) Keasdepan Transportasi Kementerian
Negara Koordinator
bagi pelaksanaan dibebankan
tugas Tenaga Pendukung
Administrasi
pad a Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015.
Jakarta,
Desember 2014
Asisten Deputi Transportasi
Tulus Hutagalung
4