TPL208 INFRASTRUKTUR WILAYAH
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI Ir Darmawan L Ir. L. Cahya Cahya,, MURP, MURP MPA MPA.
[email protected] Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota gg Fakultas Teknik - Universitas Esa Unggul 1
Sistem Transportasi p dalam Sistem Daerah dan Kota Sistem Daerah dan Kota
FISIK Menyelamatkan lingkungan: tanggul, drainasi Mencegah penyebaran pencemar: sanitasi Memperpanjang proses kehilangan SDA: bendungan Mengarahkan pemanfaatan SDA: irigasi Membuka interaksi antardaerah: perangkutan SOSIAL Menjaga lingkungan agar tetap sehat Mengamankan ruang kehidupan dan penghidupan Membuka peluang lapangan kerja Membuka peluang interaksi antarkomunitas EKONOMI Membuka peluang ruang penghidupan peluangg usaha Membuka p Menjamin arus pertukaran barang dan jasa
SISTEM KOTA & WILAYAH menuntun ke: hi khi kota/wilayah hirarkhi k t / il h struktur jaringan jalan hi khi jjaringan hirarkhi i jjalan l jaringan dan hirarkhi infrastruktur hi khi simpul hirarkhi i l jjasa angkutan k t hirarkhi layanan jasa angkutan pemilahan il h sistem i t & sub-sistem b i t elemen pada tiap sub-sistem
STRUKTUR DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH orientasi geografis pemasaran
SISTEM KOTA & WILAYAH
sebuah sistem adalah kumpulan bagian yang saling berkaitan
setiap bagian adalah satu sistem tersendiri
sebuah sistem adalah bagian dari suatu sistem yang lebih besar
Rencana Struktur Tata Ruang Metropolitan Bandung 2025 Cipeundeuy Padalarang-Ngamprah
Lembang
Jatinangor
Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer
Cililin
Jalan Lingkungan (Jalan Desa)
Cicalengka
Majalaya Soreang Banjaran
K t Inti Kota I ti
Majalaya
Ciwidey Kota Satelit Pangalengan Fungsi Khusus Pembatasan Perkembangan (Lembang) Ket : Pembatasan perkembangan juga diarahkan pada kawasan penyangga (Margaasih-Margahayu-Dayeuh Kolot-Baleendah-Bojong Soang)
Ada hubungan erat antara angkutan dengan pola tata guna lahan (k i t ) antara (kegiatan), t j i jaringan i f t kt dengan infrastruktur d pola l tata t t guna lahan. Pengaruh angkutan atas guna lahan berlangsung lama (cenderung dalam jangka panjang), terutama bila menyangkut kebijakan pembangunan prasarana. Adalah kenyataan y bahwa teknologi g pperangkutan g dan infrastruktur serta tata guna lahan selalu berubah/berkembang karena penemuan baru Î mengubah pola dan sistem pelayanan kepada masyarakat. masyarakat Mutu angkutan akan mempengaruhi nilai lahan Î meningkatkan harga lahan. lahan Mutu angkutan ditentukan oleh: aksesibilitas (prasarana) dan moda angkutan (sarana); dua unsur yang paling menentukan. menentukan
Perencanaan terpadu Kerjasana antardaerah Contoh KARTAMANTUL:1. Sektor Persampahan 2. Sektor Air Limbah 3. Sektor Jalan 4. Sektor Drainase 5. Sektor Transportasi 6. Sektor Air Bersih 7 Sektor 7. S kt T Tata t R Ruang
ekosistem seimbang desa/kota d /k t kecil k il hunian sumber penghidupan kehidupan kota sedang
ekosistem terganggu
Di d desa atau t k kota t kkecil, il sumber b penghidupan sebagian besar terpisah dengan hunian; keseimbangan g ekologi g masih ‘terpelihara’ /seimbang Sistem jaringan transportasi dan i f t kt infrastruktur “ “menembus” b ” batas-batas wilayah administrasi pemerintahan maupun strata sosial.
Jaringan terpadu infrastruktur dan transportasi pada rancangan “Terowongan Nusantara”
PERPINDAHAN, TRANSPORT, dan LOKASI The desire for movement
Tujuh alasan pokok mengapa orang bepergian: 1. 2. 3 3. 4. 5. 6. 7.
kkeberagaman b permukaan k bumi b i derajat spesialisasi produksi mutu angkutan yang baik membuka peluang ekploitasi pada skala ekonomi besar angkutan g selalu melayani y peran politik dan militer tanpa angkutan, hubungan sosial sangat terbatas angkutan modern memperluas peluang budaya angkutan memungkinkan orang bertempat-tinggal terpisah/jauh dari tempatnya bekerja BUTTON, K.J. Transport Economics Heinemann - London; 1982; 2-15
PRASARANA J A L A N : arteri, arteri kolektor, kolektor lokal ¾ proporsi ideal luas lahan thd kawasan terbangun + ( 20-30 )% ¾ fungsi menurut tata jenjang ( hirarkhi ) ¾ damija sesuai dengan fungsi jalan ¾ umur pakai sangat panjang Î direncanakan & dirancang dengan cermat ¾ rencana sistem perangkutan tak terpisahkan dengan sistem jaringan jalan karakter jalan: • memicu dan memacu pembangunan/perkembangan ruang wilayah • cenderung mengubah keseimbangan ekologi lingkungan • merangsang peningkatan penggunaan kendaraan bermotor • meningkatkan nilai lahan Î menaikkan harga tanah karakter “jalan” j pada angkutan p g laut dan udara ???????? karakter “jalan rel” ????????
PRASARANA T E R M I N A L : bandara, b d pelabuhan, l b h setasiun t i ka, k tterminal i l bus. b
• simpul jasa angkutan (termasuk di dalamnya: depo, perhentian • terminal: a.a penumpang ; b.b barang ; cc. khusus • layanan menurut tata jenjang • membutuhkan lahan cukup luas • berfungsi ganda: -. mengatur layanan jasa; -. tempat pergantian moda; -. perbelanjaan & rekreasi
• sebaran lokasi membentuk sistem jaringan pelayanan angkutan
PRASARANA pelabuhan l b h • terminal yang cukup rumit dan menuntut kelengkapan sarana yang canggih; • kombinasi pelabuhan dan darat (jalan raya & rel); • terdiri atas 4 bagian: 1) jalur penghubung dari/ke kota; 2) wilayah darat (bangun(bangun an terminal); 3) wilayah operasi kapal di perairan;
bandara • terminal yyang gp paling g rumit dan menuntut kelengkapan g p sarana yang y g canggih; gg • kombinasi terminal udara dan darat (jalan raya & rel); • terdiri atas 4 bagian: 1) jalur penghubung dari/ke kota; 2) wilayah darat (bangunan terminal); 3) wilayah operasi pesawat di darat; 4) wilayah udara;
KEBUTUHAN AKAN LAHAN BAGI KENDARAAN BERHENTI
KEPERLUAN
terminal & perhentian parkir garasi / pelataran parkir
PENYEDIA / PEMASOK
(1) X X X
Keterangan:
(3) X X X X
ruang pajang kuburan kendaraan
(2) X X X
X
X
(1) pemerintah (2) lembaga / badan ((3)) swasta (4) perseorangan / pribadi
(4)
X
HUBUNGAN ANTARKOMPONEN KEGIATAN BAHAN BAKU
S D M
PRODUKSI
PA S A R
interaksi angkutan/lalulintas
PENGARUH JARINGAN/JALUR ANGKUTAN TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN REGIONAL:#
#
LOKAL:
#
memanfaatkan keuntungan ekonomis sebagai akibat kebutuhan layanan terhadap pelaku lalu lintas. Misal: Puncak (Jabar) Purbaleunyi u ba eu y (Jaba (Jabar) ) memanfaatkan keuntungan lokasi Misal: Kota Bandung
memanfaatkan akses. Misal: Sepanjang jalan elak (Jakarta) Sepanjang Jalan Sutta (Bandung)
PENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN ATAS JARINGAN PERANGKUTAN SEBAGAI AKSES TERHADAP POTENSI GUNA LAHAN CONTOH: -. -. -. -.
Cilacap-Wangon (Jawa Tengah) Lhokseumawe-Lhoksukon (Aceh Utara) Trans Sumatera Trans-Sumatera Bontang-Sangata (Kalimantan Timur)
SEBAGAI JAWABAN TERHADAP PERSOALAN LALU LINTAS CONTOH: -. -. -. -.
Jalan elak Pangsun Cawang (Jakarta) Jl.PKH.H.Mustafa (Bandung) Jalan Cipularang (Jawa Barat)
GUNA LAHAN, ANGKUTAN & LALU LINTAS PELAYANAN/SEDIAAN ANGKUTAN
TATA GUNA LAHAN
LALU LINTAS HUBUNGAN PENGARUH UMPAN BALIK
KOMPONEN SISTEM PERANGKUTAN
1. GU GUNA LAHAN Æ kegiatan eg ata peruntukan sebidang lahan; (perumahan, industri, taman, dll); takaran besarnya kegiatan manusia pada sebidang lahan (jml penduduk, kesempatan kerja, produksi pabrik, dll).
2. ANGKUTAN prasarana pembentuk jaringan angkutan (jalan, rel, dll); lintasan AUP ; karakteristik operasi jaringan angk. (lintas AUP, frekuensi layanan, waktu perjalanan, biaya, dll).
3. LALU LINTAS ¾ akibat berfungsinya guna lahan dan angkutan bersama-sama; ¾ lalu lalang g kendaraan dan orang g di jaringan j g angkutan g (jalan); (j ); ¾ terdiri atas berbagai moda angkutan (berjalan, sepeda, motor, mobil, dll) Rencana perangkutan merupakan bagian tak terpisahkan dari RTRW ((=guna guna lahan):
Î TELUR & AYAM PERENCANAAN PERANGKUTAN BERUPAYA MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARFAKTOR DI ATAS SEBAGAI LANDASAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN
Kaitan Infrastuktur dan Perangkutan >< Tata Ruang Wilayah
Ruang Wilayah
Aktivitas Sosial Ekonomi
Pergerakan (orang/barang/ jasa)
Kebutuhan akan Infrastruktur Kebutuhan akan Angkutan # moda angkt
Kebijakan Angkutan/Ekonomi
kaitan ke depan kaitan ke belakang g
Biaya
Sediaan Jaringan Infr & Prngkutan # prasarana # pelayanan
SISTEM HUBUNGAN A
B C
E
D
PRINSIP: ¾ dari d i mana saja j bisa bi ke mana saja ¾ menggunakan gg apa p saja j ¾ kapan saja
PERENCANAAN ANGKUTAN >< PERENCANAAN KOTA a)
b) c)
d)
e)
PERSOALAN YANG DIHADAPI DALAM MERENCANAKAN ANGKUTAN PERKOTAAN: warisan sistem jaringan jalan Æ tidak mampu menampung kegiatan di sekitarnya • jaringan jalan sudah tidak sesuai dengan tuntutan teknologi kendaraan; • jalan sempit, konstruksi ketinggalan zaman; daya hubung Æ tuntutan pengguna jalan: • mudah bergerak dari satu bagian kota ke bagian lain; • tid k ada tidak d hambatan h b t ddalam l perjalanan; j l lingkungan Æ pencemaran • pencemaran lingkungan oleh sektor perangkutan; • kontroversi: masyarakat y ingin g mobilitas tinggi gg namun jjuga g ingin g hidupp aman,, tenangg tenteram, nyaman; lalu lintas pejalan Æ masalah kaki lima • berjalan adalah mata rantai angkutan Æ menuntut sarana pejalan yang memadai, aman dan nyaman; • konflik kepentingan dengan PKL dan parkir; benturan kepentingan Æ • daya hubung dan lingkungan cenderung berbenturan kepentingan; • benturan kepentingan sosial, ekonomi, fisik.
POLA GUNA LAHAN
RING
pola guna lahan menuntun pada: =. pola pergerakan =. pola jaringan jalan
PEAK
HIERARCHY STAR
Faktor-faktor yang mempengaruhi guna lahan a.l.: -. topografi AXIS -. geografi
Lynch, 1962; ch.9
LINE
MODUL PERMUKIMAN
pola menghadap jalan
pola berbanjar p j Lynch, 1962; ch.9
internal space of the court
Lynch, 1962; ch.9
jalan buntu (cul de sac)
pola kelompok (cluster)
Musim, mungkin sekali menjadi penghambat kemajuan suatu proyek pembangunan. Oleh karena itu diperlukan langkahlangkah penyesuaian Î rencana luwes/dinamik [Ahuja, H.N, 1984]
Prasarana dan P d perangkutan k t dib dibangun/diadakan /di d k untuk t k menyatukan/menghimpun kepentingan komunitas; Î # menerus, menerus sambung-menyambung # tidak selalu terikat pada batas wilayah administrasi p pemerintahan