RAPAT KOORDINASI BADAN PEMBINA TRANSPORTASI DAERAH (BPTD) SE JAWA TIMUR SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR SURABAYA 6 APRIL 2011
PERAN SEKTOR TRANSPORTASI DALAM AKSELERASI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR
HARNEN SULISTIO - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERAN SEKTOR TRANSPORTASI DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI, INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
DAMPAK MOTORISASI TERHADAP KENAIKAN GROSS DOMESTIC PRODUCT
S b R. Sumber: R Carruthers C th (2003) The (2003), Th W World ld B Bank k
TENAGA KERJA DI SEKTOR TRANSPORTASI
Sumber: Bureau of Transportation Statistics, USA
BIAYA TRANSPORTASI BARANG (20 FT - CONTAINER) TERKAIT KINERJA JARINGAN TRANSPORTASI DAN SISTIM PELAYANAN DI AMERIKA UTARA DENGAN JARAK YANG HAMPIR SAMA, DIPERLUKAN WAKTU < 6 JAM
Sumber: CPCS Transcom (2010) Analytical Comparative Transport Costs Study Along the Northern Corridor Region
“Just - in - time“ concept
Mobility is one of the most fundamental and important characteristics of economic activity. E Economies i that th t possess greater t mobility bilit are often ft those with better opportunities to develop than those suffering g from scarce mobility. y Reduced mobility y impedes development while greater mobility is a catalyst for development. Mobility is thus a reliable indicator of development. development Dr. Jean-Paul – the World Bank
At the macroeconomic level (the importance of transportation for a whole economy), transportation and the mobility are linked t a llevell off output, to t t employment l t and d income i within ithi a national ti l economy. In many developed countries, transportation accounts about 12% of the GDP. At the microeconomic level (the importance of transportation for specific parts of the economy) transportation is linked to producer consumer and production costs. producer, costs Transportation accounts on average between 10% and 15% of household expenditures while it accounts around 4% of the costs of each unit of output p in manufacturing g Dr. Jean-Paul – the World Bank
For many y agricultural g commodities the costs of transport p represent p a substantial proportion of total production costs. In developing countries, transport costs typically account for between 10% and 30% of final product price Henri L Beenhakker, Issues in Agricultural Marketing Strategy and Pricing Policy, The World Bank, Discussion Paper, Transportation Issues Series No TRP7
Increasing Government’s Tax Income
Sumber: Henri L Beenhakker, Issues in Agricultural Marketing Strategy and Pricing Policy, The World Bank, Discussion Paper, Transportation Issues Series No TRP7
Investasi Bidang T t i Transportasi
Meningkatkan M i k tk Mobilitas
Meningkatkan M i k tk Aksesibilitas
Meningkatkan Hasil Pembangunan
Tahun lalu ((2010)) p pertumbuhan ekonomi Jatim bisa mencapai 6,3%, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional (5,9%) Insya Allah tahun ini (2011) pertumbuhan Jatim dapat mencapai 7,3%, 7 3% dan diharapkan secara bertahap naik menjadi 8% pada 2014 Dengan capaian itu, maka Jatim akan mampu menekan tingkat pengangguran terbuka pada 2011 menjadi 3,5%-4%, dan bila pertumbuhannya stabil maka pada 2014 bisa turun lagi ke level 2%3% Saya optimistis pertumbuhan tersebut dapat dicapai apabila sejumlah kendala yang ada seperti infrastruktur jalan, jalan tol, pelabuhan, energi dan masuknya arus investasi dapat dituntaskan
Transportasi berbasis kendaraan pribadi, lalu lintas tercampur (menerus dan lokal), lokal) minim angkutan umum masal, perilaku berkendaraan yang buruk, dan dengan penataan ruang yang tidak terintegrasi dengan jaringan (termasuk pelayanan) transportasi
Surabaya
J k t Jakarta
DKI Jakarta Tahun 2010 T t l kerugian k i R 28,1 28 1 Total : Rp. Bahan Bakar : Rp. 10,7 Kerugian waktu : Rp. 9,7 Angkutan umum : Rp. Rp 1,9 19 Lain-lain : Rp. 5,8 Irjen Kemenhub RI-2011
Surabaya
t ili triliun triliun triliun triliun triliun
Jakarta
Surabaya
AUSTRALIA
SWALE BOROUGH - ENGLAND
USA
PROPORSI JARINGAN JALAN DALAM KOTA DI INDONESIA PADA UMUMNYA
PERILAKU BERKENDARAAN (2010)
Kecepatan < 40 Km/jam
85%
Kecepatan > 40 Km/jam
63% 37% 15%
Surabaya (20-ruas)
Malang (16-ruas)
Kontribusi faktor Manusia/Pengemudi thd kecelakaan (92%), 55% karena kehilangan kendali akibat kecepatan berlebihan
KECELAKAAN LALIN DI KOTA SURABAYA (2005-2009) Jl. Embong Malang
Jl. M. Sungkono
Jl. Ahmad Yani
Jl. Raya Taman
Jl. Ngagel Jl Basuki Rahmat Jl.
86% 83% 79%
Jl. Tunjungan Jl. Raya Darmo
Terlibat Kecelakaan Meninggal Luka Berat
Jl. Raya Rungkut Jl. Raya y Jemursari Jl. Dupak Jl. Kenjeran Jl. Kertajaya
Jl. Diponegoro
Jl. Tjg. Perak Timur
Jl. Raya Gubeng
Jl. Wonokromo
Jl. Kalianak
14% 17%
Jl. Mastrip
Sepeda Motor
21%
Non-Sepeda Motor
Jl. Kedung Doro
STATUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI JAWA TIMUR - TAHUN 2010 (Polda Jatim, 2011) Jumlah Kejadian
: 9.985 Æ 27 kejadian/hari
Korban Meninggal
: 3.630 Æ 10 meninggal/hari
Korban Luka Berat
: 2.920
Luka Ringan
: 10.673
Kerugian g Ekonomi (2010) ( )
: Rp. p 1,966 , triliun (0.6% – 0.7% PDRB)
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 498 /KPTS/M/2005 Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Antar Kota No.
Klasifikasi f Kecelakaan
Biaya satuan Kecelakaan (Rp/Kecelakaan) Tahun 2003
Biaya satuan Kecelakaan (Rp/Kecelakaan) Tahun 2010
l
Fatal
224.541.000
466.183.077
2
B Berat t
22 221 000 22.221.000
46 134 355 46.134.355
3
Ringan
9.847.000
20.443.949
4
Kerugian Harta Benda
8.589.000
17.832.140
Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Kota No.
Klasifikasi Kecelakaan
Biaya satuan Kecelakaan (Rp/Kecelakaan) Tahun 2003
Biaya satuan Kecelakaan (Rp/Kecelakaan) Tahun 2010
l
Fatal
131.205.000
272.402.593
2
Berat
18.997.000
39.440.814
3
Ringan
12 632 000 12.632.000
26 226 055 26.226.055
4
Kerugian Harta Benda
15.725.000
32.647.618
Tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan: 11%
USA
0.007
JAPAN
0.008
HONGKONG
0.011
UK
0.012
SINGAPORE
0.015
MALAYSIA
0.019
SRI LANKA THAILAND CHINA MYANMAR
F t lit to t Accident A id t Ratio R ti Fatality (Jumlah meninggal untuk setiap 1-kejadian kecelakaan)
0.053 0.143 0.156 0 243 0.243
INDONESIA JAWA TIMUR
0.563 (2005) 0.302 ((2005-2009))
Kecelakaan di jalan tol Cikampek (km 69) 9 Orang O Meninggal
Kecelakaan Bandar Lampung 8 orang meninggal
Kecelakaan di Pekan Baru 17 Orang Meninggal
INTEGRASI TATA RUANG DAN TRANSPORTASI
Kecelakaan, Macet
Jaringan Jalan
Tata Ruang
Kecelakaan, Macet
MAKKASAN – BANGKOK - THAILAND
PENANG - MALAYSIA
The Urbanaut® Monorail Technology
Seattle, Washington
SAFE Reduced frequency, severity and cost of road accidents to the community
ECONOMIC Support economic development, affordability, and productivity
INTEGRATED
Transport-land use-people distribution, link with productivity centers/ markets, other transport modes, nonmotorized transport, and emergency/ health services
INTEGRATED Sistim Antar Moda Angkutan Umum di Luxemburg
WELL MANAGED Efficient management practice Interagency/community coordination Sustainable planning Efficient traffic management and travel d demand d managementt systems t • High standards design approach • Sufficient funds and enhanced operators skill
• • • •
WELL ENFORCED Efficient legislation Targeted traffic law enforcement Reliable data and analysis systems Improved driver training and testing system Improved vehicle standards and inspection system • Sufficient resources and qualified staff
• • • • •
Iss es in Developing Issues De eloping Countries Co nt ies Kerugian ekonomi dan sosial akibat masalah transportasi telah mengurangi secara substantial hasil pembangunan ekonomi Konsekuensi dari do nothing terhadap masalah transportasi: • Kerugian akibat kemacetan karena tidak ada perbaikan mobilitas dan aksesibilitas • Kerugian ekonomi karena kecelakaan (kehilangan produktivitas d kti it d dan bi biaya medis di yang besar) b ) Æ pemiskinan i ki • Polutan CO2, PM10-PM2.5, NOX di Asia Æ kerusakan lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim, penurunan h il panen di beberapa hasil b b negara Asia A i termasuk k Indonesia I d i
Transportasi yang tidak efisien (mahal) dan tata ruang yang buruk (sprawl) dan tiadanya kesetaraan akses membuat perjalanan menjadi sangat ‘berat’ bagi masyarakat miskin Æ berani mengambil resiko
WTO merekomendasi implementasi sustainable transport d development l k kepada d negara anggotanya guna menghindari hi d i potensial constraints pada economic, tourism, employment sekaligus dalam upaya pelestarian lingkungan
Pengembangan jaringan jalan yang memperbaiki akses masyarakat miskin dapat menjadi salah satu upaya dalam pengentasan t k kemiskinan i ki
ADB Report – TA 4322 (2007) Poverty Impact of Area Wide Road Networks Contribution of Transport to MDGs % of enhancement ( (min) ) due to transport p Development p MDG1 MDG2 MDG3 MDG4 MDG5 MDG6 MDG7 MDG8
: : : : : : : :
Income and Poverty Education Women Equity Health Maternity y HIV/AIDS Environment Employment
L. Roads HWYs 3% 3% 2% 1% 2% 1% 1% 2% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 3%
MDG9 : Road Safety included, as part of the sustainable development policy (2004): ) Kecelakaan jjalan raya, y kerugian g ekonomi ADB ( Indonesia terbesar di ASEAN (2,91% PDB) Æ Kontribusi sektor transportasi thd PDB: 3,81%
New Approach: Integrasi g p program g PENGENTASAN KEMISKINAN ke dalam aspek ESL
Enginering, Economic, Sosial Impact (termasuk Road Safety), Environment Impact, Resettlement Distribution Analysis (bagian dari Economic), dan Poverty Impact Assesment termasuk Isu Gender Æ keseimbangan EIRR dan benefit to the poor
Tujuan: Meningkatkan g pendapatan p p masyarakat y miskin melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas
Dengan meningkatnya mobilitas dan aksesibilitas:: aksesibilitas
9Lapangan pekerjaan bertambah
9 Pengangkutan hasil panen lebih efisien dan efektif
9 Produksi pertanian/ perkebunan/ ladang lebih mudah dipasarkan, ada nilai tambah karena jangkauan ke pasar yang lebih kompetitif
9 Perbaikan e ba a a akses ses u untuk tu kesehatan, ese ata , pendidikan dan pelayanan sosial lainnya
9 Adanya perubahan pada aktivitas kaum perempuan
9 Adanya peningkatan partisipasi politik
Strategi:: Strategi
Menghubungkan wilayah berpenduduk miskin dengan pusat kegiatan ekonomi melalui pengembangan jaringan jalan dan pelayanan transportasi
YANG DIPERLUKAN DI ANTARANYA: Perubahan pendekatan dari traditional singlesingle-project approach menjadi comprehensive approach dalam perencanaan dan studi kelayakan Koordinasi dalam perencanaan di antara otoritas sektor jalan di setiap tingkat pemerintahan: peme intahan: pemerintahan Nasional - provinsi - kota dan kabupaten Ketersediaan sistim data yang terintegrasi terkait aspek engineering, poverty, social, and economic issues Desentralisasi dan penguatan kelembagaan lokal lokal,, dan pemahaman terhadap karakteristik kemiskinan yang ada
GOOD PRACTICE Republik Rakyat Cina (PRC):
Linking Poverty Reduction and Road Network Development Lebih dari 30 juta orang hidup miskin dan bertempat tinggal di pedesaan yang terisolasi, tidak memiliki akses ke socioeconomic opportunities, dan akses terbatas untuk pelayanan l sosial i l Pada tahun 2003, 1,000 kota kecamatan dan 160,000 desa tidak memiliki pelayanan public transport, 340 kota kecamatan dan 67,000 desa tidak terhubung jalan raya Program pemerintah RRC dalam mengurangi kemiskinan Æ to t link li k the th rurall poor to t major j economic i centers: t greater mobility would increase their employment opportunities, open up marketing of farm products, and p o access to o health and education o improve
The Government’s 11th five-year plan (FYP), 2006–2010 Li ki Linking the h paved d road d network k with: i h (i) all townships and villages in the eastern region, (ii) all townships and 88% of villages in the central region, (iii) 90% townships and 50% villages in the western region Dari target di atas maka 2.4 juta km jalan rural akan dibangun ataupun diperbaiki Dianggarkan sekitar 140 milyar yuan (182 triliun Rp) setiap tahun selama periode 5 tahun, dan 100 miliar yuan (130 triliun Rp) ( p) setiap p tahun untuk p periode 2010-2020
POVERTY AND SOCIAL IMPACT HEBEI ROADS: 170 kota dan 5.741 desa terhubung 156,000 penduduk dari 168 desa dapat menggunakan jalan akses ke pusat-pusat aktivitas sosial dan ekonomi dan semua jaringan jalan Income p per capita p desa naik 10%,, p penjualan j panen tumbuh 18% p Pendapatan petani naik dari CNY 1,212 (1,6 jt Rp) menjadi CNY 1,958 (2,5 jt Rp.) Penduduk miskin turun dari 19.1% menjadi 4.7%, dan penduduk sangat miskin dari 4.3% menjadi 1.2% 1,500 , staff bekerja j di traffic management, g , maintenance,, and office management Lebih dari 500 orang bekerja pada gas stations, hotels, restaurants and shop p facilities
Hebei Roads Development Project
Hebei Roads Development Project
Effect on Households Benefit from Road Improvements
Percentage
Easier Movement
84.6%
Improve Transport Services
6.0%
Increase Economic Development
24.2%
Reduction in Transport Costs
9.4%
Benefit for the Young
0.7%
None
2.0%
ANDHRA PRADESH - INDIA
BHUTAN
CATATAN AKHIR 9 Sektor transportasi terbukti telah berperan strategis dalam pertumbuhan ekonomi ekonomi,, industri dan perdagangan 9 Perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi hendaknya memperhatikan aspek berikut berikut:: • Fungsi pelayanan yang terintegrasi dengan perencanaan tata ruang • Keterpaduan dalam sistim pelayanan antar moda • Keterpaduan dengan pusat-pusat perdagangan, industri, pertambangan dan potensi lainnya • Diintegrasikan Dii t ik dengan d program pengentasan t k i ki kemiskinan • Ketersediaan sistim managemen operasional yang handal
9 Salah satu upaya untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah peningkatan kinerja sistim transportasi Jangka pendek pendek:: • Mengurangi hambatan mobilitas akibat kemacetan; diperlukan tindakan luar biasa (extra-ordinary actions) agar kondisi “supply” seimbang dengan “demand” • Mengurangi kerugian ekonomi akibat tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas • Penguatan sistim kelembagaan serta skenario pendanaan untuk penanganan masalah lalu lintas
J Jangka k menengahmenengah h-panjang panjang: j : • Pengembangan g g dan p peningkatan g kinerja j jjaringan g distribusi logistik khususnya keterpaduan sistim pelayanan antar moda (darat darat,, laut, laut, udara dan sungai sungai)) • Pengembangan jaringan transportasi berbasis potensi daerah Jawa Timur • Pengembangan jaringan serta pelayanan transportasi untuk keberlangsungan g g mobilitas dan aksesibilitas
TERINTEGRASI DALAM PENGEMBANGAN DAN PELAYANAN
Pertumbuhan ekonomi, ekonomi perdagangan, perdagangan industri dan pariwisata di Jawa Timur memerlukan dukungan sistim transportasi yang handal, yang merupakan bagian dari SISTIM TRANSPORTASI NASIONAL Æ TIDAK DAPAT dibatasi wilayah administratif
Diperlukan harmonisasi Sistim transportasi - Sistim tata ruang - Sistim kelembagaan yang akan menciptakan sistim pergerakan (orang, barang) dengan mobilitas yang tinggi dan efisien
Road-map p untuk industri,, p pertambangan g dan p potensi daerah lainnya hendaknya diintegrasikan dalam satu kesatuan perencanaan dan pengembangan sistim transportasi
•Direct impacts related to accessibility change where transport enables larger markets and enables to save time and costs. Indirect impacts related to the economic multiplier effects where the price of commodities, goods or services drop and/or their variety increases
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT