DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DAN KEDIRGANTARAAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
DAFTAR ISI
I.
LATAR BELAKANG
II.
LIBERALISASI
III. USER SPECIFIC DUTY FREE SCHEME IJ-EPA IV. COOPERATION
I. Latar Belakang IJEPA Disepakati 20 Agustus 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Republik Indonesia dan jepang Mengenai Suatu Kemitraan Ekonomi Efektif 1 Juli 2008
LIBERALIZATION/LIBERALISASI
TRADE FASILITATION/FASILITAS PERDAGANGAN
COOPERATION/KERJASAMA
( Trade In Goods, ROO, TIS, Customs Procedure, Investment, Movement of Natural Persons, Gov. Procurement, Energy & Mineral Resources, Intelectual Property, Competition, Cooperation, Improvement of Business Confidence)
1) Automotive, Motorcycle and Components There of 2) Electric and Electronic Equipments 3) Construction Machineries and Heavy Equipment 4) Petroleum, Gas and Electric Power Pembebasan BM 186 pos tarif HS 2007 & 17 POS TARIF HS 2007, 23 POS TARIF HS‐ 2002/AHTN/Nasional‐ 2004
1.
AUTOMOTIVE & Parts
2.
ELECTRIC & ELECTRONICS HEAVY EQUIPMENT & CONSTRUCTION MACHINERY ENERGY
4.
1) Prosperity Development Program 2) Cooperation For Specific Driver Sector 3) Cross Sectoral
Melalui Capacity Building
DRIVER SECTOR
3.
1) Jepang membuka 90% dari 9.262 pos tarif 2) Indonesia membuka 92.5% dari 11.163 pos tarif
MELIPUTI : 1. . . 13
AUTOMOTIVE & Parts
II. LIBERALISASI II.1. Liberalisasi Perdagangan Barang Antara Indonesia - Jepang No .
Konsesi Indonesia
Konsesi Jepang
1
Lebih dari 93 % dari pos tarif ( 92 % dari nilai ekspor Jepang ke Indonesia masuk dalam IJEPA
Lebih dari 90 % dari pos tarif ( 99 % dari nilai ekspor Indonesia ke Jepang masuk dalam IJ-EPA
2
Sekitar 58 % dari jumlah pos tarif bea masuk nya (BM = 0 %) pada saat berlakunya IJ-EPA (Fast Track)
3.
Sekitar 35 % dari jumlah pos tarif, secara bertahap bea masuknya akan 0 % (3 -10 tahun sejak berlakunya IJ-EPA)
Sekitar 10 % dari jumlah pos tarif, secara bertahap bea masuknya akan 0 % (3 -10 tahun sejak berlakunya IJ-EPA)
4.
Sekitar 7 % dari jumlah pos tarif (834 pos tarif) , tidak masuk dalam IJ-EPA ( Eclusion list)
Sekitar 10 % dari jumlah pos tarif (886 pos tarif) , tidak masuk dalam IJ-EPA ( Eclusion list)
Jumlah Pos Tariff Indonesia 11163 Total Nilai Impor dari Jepang ke Indonesia US$ 16,2 Milyar. (2007)
Jumlah seluruh pos tarif Jepang 9275 Total Nilai ekspor Indonesia ke Jepang US$ 21,7 Milyar (2006)
Sekitar 80 % dari jumlah pos tarif , tarif bea masuknya (BM = 0 %) pada saat berlakunya IJ-EPA (Fast Track)
II.2. MODALITAS PENURUNAN TARIF BEA MASUK (PMK Nomor : 94/PMK.11/2008) KATEGORI
JADWAL PENURUNAN TARIF BEA MASUK
A
Tarif Bea Masuk diturunkan menjadi 0% pada tanggal Implementasi.
B3
Tarif Bea Masuk diturunkan menjadi 0% dalam 4 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal Implementasi
B5
Tarif Bea Masuk diturunkan menjadi 0% dalam 6 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal Implementasi
B7
Tarif Bea Masuk diturunkan menjadi 0% dalam 8 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi.
B10
Tarif Bea Masuk diturunkan menjadi 0% dalam 11 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
B15
Tarif Bea Masuk diturunkan menjadi 0% dalam 16 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
X
Dikecualikan dari penurunan tarif bea masuk, berlaku tarif MFN
P
* Catatan : Modilitas ini juga berlaku untuk Jepang Tarif Bea Masuk diturunkan dengan mengikuti catatan-catatan sebagaimana tercantum dalam lampiran II
………. Lanjutan CATATAN
JADWAL PENURUNAN TARIF BEA MASUK
1
Terhadap barang dengan tarif bea masuk 5% diturunkan menjadi 0% secara bertahap dengan tingkat penurunan yang sama, dengan ketentuan : a) Penurunan pada tahun pertama berlaku pada tanggal implementasi b) Penurunan tahunan berikutnya diterapkan setiap tanggal 1 Januari c) Menjadi 0% pada tanggal 1 Januari 2010.
2
Diatur Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri tentang skema User Specific Duty Free Scheme (USDFS).
3
Tingkat tarif Bea masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 15% pada tanggal implementasi b) 12% pada tanggal 1 Januari 2016
4
Terhadap barang dengan tarif bea masuk 5% diturunkan menjadi 0% secara bertahap dengan tingkat penurunan yang sama, dengan ketentuan : a) Penurunan pada tahun pertama berlaku pada tanggal implementasi b) Penurunan tahunan berikutnya diterapkan setiap tanggal 1
Lanjutan…….
CATATAN
JADWAL PENURUNAN TARIF BEA MASUK
5
Tingkat tarif bea masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 20% pada tanggal implementasi b) 16% pada tanggal 1 Januari 2016
6
Tingkat tarif bea masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 10% pada tanggal implementasi b) 5%; jika sejak tanggal 1 Januari 2016, tarif Bea masuk AKFTA < IJ-EPA maka tarif bea masuk yang berlaku adalah tingkat tarif bea masuk yang lebih rendah.
7
Terhadap barang dengan tarif bea masuk 10% diturunkan menjadi 0% secara bertahap dengan tingkat penurunan yang sama, dengan ketentuan : a) Penurunan pada tahun pertama berlaku pada tanggal implementasi b) Penurunan tahunan berikutnya berlaku setiap tanggal implementasi c) Menjadi 0% pada tanggal 1 Januari 2010.
8
Tarif Bea Masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 10% pada tanggal implementasi d) 4% pada tanggal 1 Januari 2011
Lanjutan…….
CATATAN
JADWAL PENURUNAN TARIF BEA MASUK
9
Terhadap barang dengan tarif bea masuk 15% diturunkan menjadi 0% secara bertahap dengan tingkat penurunan yang sama, dengan ketentuan : a) Penurunan pada tahun pertama berlaku pada tanggal implementasi b) Penurunan tahunan berikutnya berlaku setiap tanggal 1 Januari c) Menjadi 0% pada tanggal 1 Januari 2011.
10
Terhadap barang dengan tarif bea masuk 8% diturunkan menjadi 0% secara bertahap dengan tingkat penurunan yang sama, dengan ketentuan : a) Penurunan pada tahun pertama berlaku pada tanggal implementasi b) Penurunan tahunan berikutnya berlaku setiap tanggal 1 Januari c) Menjadi 0% pada tanggal 1 Januari 2009.
11
Tingkat tarif Bea Masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 8% pada tanggal implementasi b) 5% jika sejak tanggal 1 Januari 2016, tarif Bea Masuk AKFTA
12
Tingkat tarif bea masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : ) 8% d t li l t i
Lanjutan…….
CATATAN
JADWAL PENURUNAN TARIF BEA MASUK
13
Tingkat tarif Bea Masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 60% pada tanggal implementasi b) 20% pada tanggal 1 Januari 2012 b) 5% jika sejak tanggal 1 Januari 2016, tarif Bea Masuk AKFTA
14
Tingkat tarif Bea Masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 45% pada tanggal implementasi b) 20% pada tanggal 1 Januari 2012 c) 5% jika sejak tanggal 1 Januari 2016, tarif Bea Masuk AKFTA
15
Tingkat tarif Bea Masuk diturunkan dengan ketentuan menjadi : a) 40% pada tanggal implementasi b) 20% pada tanggal 1 Januari 2012 c) 5% jika sejak tanggal 1 Januari 2016, tarif Bea Masuk AKFTA
II.3. JADWAL PENURUNAN/PENGHAPUSAN TARIF BEA MASUK PRODUK OTOMOTIF DALAM KERANGKA IJ-EPA TAHUN 2008-2012 Base Rate Uraian Barang
Jadwal Penurunan Tarif IJEPA
Kategori Kendaraan MFN 2006
2008
2009
2010
2011
2012
60
50
40
40
40
20
1.5 00 < cc <3.000.(G) {D)
60
60
50
40
40
20
Cc > 3.000 (G) / (D)
60
10
8
6
4
0
Cc < 1,500 (G/D)
45
45
45
40
40
20
1,500 < cc < 3.000 (G )/2.500 {D)
45
45
45
40
45
20
2500 < cc 3.000(G/D)
45
36
31,5
27
22,5
18
Cc > 3.000 (G/D)
45
10
6
6
4
0
Cc < 1,500 (G/D)
45
45
45
40
45
20
1,500 < cc <3.000 (G) / {D)
45
45
45
40
45
20
Cc > 3.000(G)/ (D)
45
10
8
6
4
0
I CBU Cc < 1.500 Sedan
MPV 4X2
SUV 4X4
(G/D)
Uraian Barang
Bus
Base Rate Kategori Kendaraan
2009
2010
2011
2012
(D)
40
32
28
24
20
16
5 < GVW < 24 ton
(D)
40
32
28
24
20
16
GVW < 5 ton
(G)
40
10
8
6
4
0
40
10
8
6
4
0
GVW < 24 ton
(G/D)
10
5
2,5
0
0
0
GVW < 5 ton
(G/D)
45
45
45
40
40
20
5 < GVW < 24 ton
(D)
40
40
40
40
40
20
5 < GVW > 10 ton
(G)
40
40
40
40
40
20
40
10
8
6
4
0
10
5
2,5
0
0
0
cc < 50
30
24
21
18
15
12
50 < cc < 250
30
24
21
18
15
12
250 < cc < 500
50
10
8
6
4
0
500 < cc < 800
50
10
8
6
4
0
> 800 cc
50
40
35
30
25
20
10 < GVW < 24 ton GVW > 24 ton
Sepeda Motor
2008
GVW < 5 ton
5 < GVW < 24 ton (G)
Pick Up/Truk
MFN 2006
Jadwal Penurunan Tarif IJEPA
(G)
(G/D)
Uraian Barang
Base Rate
Jadwal Penurunan Tarif IJEPA
Kategori Kendaraan MFN 2006
2008
2009
2010
2011
2012
25
10
8
6
4
0
1.5 00 < cc <3.000.(G) / 2.500 {D)
30
10
8
6
4
0
Cc > 3.000 (G) / 2.500 (D)
40
10
8
6
4
0
Cc < 1,500 (G/D)
20
10
8
6
4
0
1,500 < cc < 3.000 (G )/2.500 {D)
20
10
8
6
4
0
Cc > 3.000(G) / 2.500 (D)
20
10
8
6
4
0
Cc < 1,500 (G/D)
20
10
8
6
4
0
1,500 < cc <3.000 (G) /2.500 {D)
20
10
8
6
4
0
Cc > 3.000(G)/ 2.500 (D)
20
10
8
6
4
0
GVW < 5 ton (G/D)
20
10
8
6
4
0
5 < GVW < 24 ton (G/D)
20
10
8
6
4
0
GVW > 24 ton (G/D)
5
1,7
0
0
0
0
GVW < 5 ton (G/D)
20
10
8
6
4
0
5 < GVW < 24 ton (G/D)
20
10
8
6
4
0
GVW > 24 ton (G/D)
5
1,7
0
0
0
0
II. CKD Cc < 1.500
(G/D)
Sedan
MPV 4X2
SUV 4X4
Bus
Truk
Uraian Barang
Kategori Kendaraan
Base Rate MFN 2006
Jadwal Penurunan Tarif IJEPA 2008
2009
2010
2011
2012
II. CKD Sepeda Motor
cc < 50
20
10
8
6
4
0
50 < cc < 250
20
10
8
6
4
0
250 < cc < 500
20
10
8
6
4
0
500 < cc < 800
20
10
8
6
4
0
> 800 cc
20
10
8
6
4
0
III. USER SPECIFIC DUTY FREE SCHEME IJ-EPA III.1. PENGERTIAN • User Spesiufic Duty Free Scheme (USDFS) adalah skema penetapan tarif bea masuk yang diberikan khusus kepada user dalam rangka IJ-EPA. • User adalah industri yang melakukan impor bahan baku dalam rangka keperluan produksi dalam lingkup kerjasama antara Indonesia dengan Jepang melalui fasilitas Pembebasan Bea Masuk yang telah mendapatkan Surat Keterangan Verifikasi Industri – USDFS (SKVI-USDFS) yang diterbitkan oleh surveyor yang ditunjuk oleh Menteri (PT. Surveyor Indonesia, berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 44/MIND/PER/7/2008). • Kelompok Industri adalah kelompok industri sebagaimana dimaksud dalam klasifikasi Baku Lapangan usaha Industri (KBLI) 2005 yang dapat memanfaatkan fasilitas USDFS. • Fasilitas USDFS adalah penetapan tarif bea masuk untuk produk-produk yang belum dapat diproduksi di dalam negeri sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK/011/2008 untuk keperluan produksi bagi industri pengguna. • Steel Service Centre adalah perusahaan yang termasuk dalam KBLI 28920 • Surat Keterangan Verifikasi Industri (SKVI) adalah hasil verifikasi terhadap industri yang mengajukan permohonan fasilitas USDFS yang diterbitkan oleh surveyor dan telah ditandatangani oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk.
III.2. INDUSTRI PENGGUNA YANG DAPAT MEMANFAATKAN FASILITAS USFDS A. Industri Manufaktur mencakup : •
Industri kendaraan bermotor dan komponennya (automotive, motorcyles, and component thereof);
•
Industri electrik dan elektronika serta komponennya (electrical and electronic appliances);
•
Industri alat berat dan mesin konstruksi (construction machineries and heavy equipments); atau
•
Industri peralatan energi (petroleum, gas, and electric power)
B. Steel Service Centre yang hanya melakukan kegiatan manufaktur sebagai berikut : •
Pemotongan (cutting/shearing)
•
Penghalusan permukaan (grinding)
•
Pembentukkan (drawing) besi dan baja dan atau
•
Proses pengerjaan akhir (finishing)
Fasilitas USDFS oleh Steel Service Centre hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri manufaktur sebagaimana tersebut pada huruf A berdasarkan kontrak kerja.
III. 3. KELOMPOK INDUSTRI MANUFAKTUR YANG DAPAT MEMANFAATKAN FASILITAS BEA MASUK ATAS IMPOR BAHAN BAKU (USDFS) A. Kelompok Industri Kendaraan Bermotor dan komponennya. No. 1.
2
3.
Kode KBLI 34100 Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
34200 Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
34300 Industri perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih
Uraian Kelompok ini mencakup usaha pembuatan atau perakitan kendaraan penumpang atau barang, seperti : sedan, jeep, truck, pick-up, bus dan station wagon, termasuk pembuatan kendaraan untuk keperluan khusus, seperti : mobil pemadam kebakaran, mobil toko, mobil penyapu jalan, ambulan dan sejenisnya. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan bagian-bagian mobil, seperti bak truk, bodi bus, bodi pick-up, bodi untuk kendaraan penumpang, kendaraan bermotor untuk penggunaan khusus : container, caravan, dan mobil trailer, semi trailer dan bagian-bagiannya. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan komponen dan suku cadang kendaraan bermotor roda empat atau lebih, antara lain seperti : motor pembakaran dalam, shock absorber, leaf spring, radiator, fuel tank, dan muffler.
Keterangan
………..Lanjutan No.
Kode KBLI
4.
35911 Industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga
5
6.
35912 Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor roda dua dan tiga 31900 Industri peralatan listrik yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Uraian Kelompok ini mencakup usaha pembuatan atau perakitan secara lengkap dari macammacam kendaraan bermotor roda dua dan tiga, seperti : scuter, bemo, a side-car dan sejenisnya. Termasuk sepeda yang dilengkapi motor. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan komponen dan suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan tiga, antara lain seperti motor pembakaran dalam, suspensi dan knalpot.
Kelompok ini mencakup usaha pembuatan dinamo lampu sepeda, dinamo magnetik, busi, lampu-lampu untuk motor dan mobil (lampu rem, lampu tanda berbelok, lampu interior, dan sebagainya), alat-alat peringatan suara (sirene, klakson, alarm bel, dan sebagainya) dan seterusnya. Termasuk usaha pembuatan komponen dan perlengkapannya.
Keterangan
………..Lanjutan No.
Kode KBLI
7.
27102 Industri penggilingan baja (steel rolling)
Uraian
Keterangan
Kelompok ini mencakup usaha penggilingan baja, baik penggilingan panas maupun dingin, yang membuat produk-produk gilingan batang kawat baja, baja tulangan, baja profil, baja strip, baja rel, pelat baja, baja lembaran hasil gilingan panas (hot rolled sheet) dan baja lembaran hasil gilingan dingin (cold rolled sheet) dilapisi atau tidak dilapisi dengan logam atau non logam lainnya termasuk penggilingan baja skrap.
Kelompok ini hanya mencakup industri penggilingan batang kawat baja sebagai penyedia bahan baku industri komponen kendaraan bermotor roda dua dan tiga (KBLI 35912) dan industri komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih (KBLI 343000) serta industri peralatan listrik (KBLI 31900) berdasarkan kontrak kerja penyediaan bahan baku.
………..Lanjutan B. Kelompok Industri Elektrik dan Elektronika dan komponennya No. 1.
2
Kode KBLI 29302 Industri peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik
32300 Industri radio, televisi, alat-alat rekana, suara, dan gambar, dan sejenisnya
Uraian Kelompok ini mencakup usaha pembuatan kompor (misal oven, micro-wave oven, cookers, hot-plates, toaster, pembuat kopi dan teh, frypans, roasters, dan sebagainya), alat pemanas dan alat masak dengan menggunakan arus listrik, refrigerator, freezers, mesin cuci, mesin cuci piring, dan mesin pengering untuk rumah tangga, kipas angin, dan pemanas/pendingin ruangan. Pembuatan mesin cuci, mesin pengering dan sejenisnya dalam bentuk yang besar atau untuk kepentingan niaga dimasukkan dalam sub golongan 2926. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan peralatan elektronik untuk rumah tangga, seperti : pesawat penerima televisi dan kombinasi pesawat penerima radio dan kombinasi, tape-recorder, video-recorde, mikrofon, loudspeaker, head-phone, amplifer, dan sebagainya
Keterangan Pembuatan mesin jahit baik untuk keperluan rumah tangga maupun bukan keperluan rumah tangga, tidak termasuk dalam kelompok ini.
………..Lanjutan
C. Kelompok Industri Alat Berat Dan Mesin Konstruksi No.
Kode KBLI
1.
29240 Industri mesin-mesin untuk pertambangan, penggalian dan konstruksi
Uraian
Keterangan
Kelompok ini mencakup pembuatan mesinmesin peralatan untuk kegiatan pertambangan, penggalian, dan konstruksi, seperti : alat pangangkat dan pengangkut (misalnya conveyor), mesin untuk menyaring, mensortir, memisahkan, mencuci, menghancurkan bahan-bahan mineral, traktor yang digunakan di kegiatan pertambangan dan konstruksi, buldozer dan perlengkapannya, dan berbagai mesin untuk kegiatan konstruksi. Termasuk pembuatan bagian/komponen dan perlengkapannya. Pembuatan traktor untuk pertanian dimasukkan dalam sub golongan 2921.
Kelompok ini tidak mencakup seluruh uraian KBLI 29240 namun hanya mencakup pembuatan mesin mesin seperti : buldozer, wheel-loader, excavator, motorgrader, dumptruck, road-roller, dan forklift. Termasuk pembuatan bagian/komponen dan perlengkapannya
D. Kelompok Industri Penunjang Energi No. 1.
2
3.
Kode KBLI 29111 Industri mesin uap, turbin, dan kincir
31102 Industri mesin pembangkit listrik
31103 Industri pengubah tegangan (transformator), pengubah arus (rectifer) dan pengontrol tegangan (voltage stabilizer)
Uraian Kelompok ini mencakup pembuatan motor penggerak mula yang bukan berupa motor bakar pembakaran dalam, seperti : mesin uap, turbin gas, turbin uap, turbin air, kincir angin dan kincir air.
Kelompok ini mencakup usaha pembuatan generator dan komponen/bagiannya seperti : generator arus bolak balik, generator arus searah, generator set, stator, commutator dan rotary converter Kelompok ini mencakup usaha pembuatan transformator, pengubah arus, pengontrol tegangan dan komponen / bagiannya seperti : transformator tenaga, pengubah arus AC ke DC, pengontrol tegangan, radiator, ring bike lite dan commutator.
………..Lanjutan Keterangan Pembuatan mesin jahit baik untuk keperluan rumah tangga maupun bukan keperluan rumah tangga, tidak termasuk dalam kelompok ini.
………..Lanjutan No. 4
5
Kode KBLI 31201 Industri panel listrik dan switch gear
28120 Industri tangki, penampungan zat cair, dan kontainer dari logam.
Uraian Kelompok ini mencakup usaha pembuatan panel listrik dan switch gear serta komponen/ bagiannya, seperti : control panel otomatics, lighting distribution board, pemutus aliran listrik, pemutus arus dan control desk, control panel dan pengaliran sakelar tertutup. Kelompok ini mencakup usaha pembuatan ketel uap untuk proses pengolahan (industri boiler), ketel untuk keperluan pembangkit tenaga (utility boiler), bejana tekan (pressure vessel), scrubber dan sejenisnya, termasuk pula usaha pembuatan tangki-tangki lainnya yang bertekanan seperti : autoclave, tabung gas bertekanan (tabung gas LPG), tangkitangki silo, alat penukar panas (heat exchanger) dan berbagai jenis alat penghasil uap gas lainnya termasuk usaha pembuatan komponen dan perlengkapan pesawat uap seperti : steam accumulator, economizer dan sejenisnya.
Keterangan
………..Lanjutan
No. 6
Kode KBLI 45226 Industri bangunan pengolahan, penyaluran dan penampungan barang minyak dan gas.
Uraian Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan pengolahan minyak dan gas, termasuk bangunan dan transmisi penyadap minyak/gas, bangunan pengolahan (refinery), reservoir minyak/gas, jaringan penyaluran dan tangki minyak/gas.
Keterangan
III.4. EVALUASI FASILITAS USDFS .• Perusahaan industri dalam negeri yang menyatakan mampu memproduksi bahan baku industri kendaraan bermotor dan komponennya, industri elektronika serta komponennya, industri alat berat dan mesin kontruksi serta industri peralatan energi, dapat mengajukan permohonan kepada menteri cq. Direktur Jenderal pembina industri yang bersangkutan untuk dilakukan evaluasi terhadap fasilitas USDFS yang telah ditetapkan. • Industri pengguna (User) yang dapat memanfaatkan fasilitas USDFS setiap 5 (lima) tahun III.5. VERIFIKASI INDUSTRI •
Industri pengguna (user) yang memanfaatkan fasilitas USDFS dan perusahaan industri dalam negeri yang menyatakan mampu memproduksi bahan baku wajib dilakukan Verifikasi industri oleh Surveyor
•
Hasil verifikasi kemampuan memproduksi bahan baku industri dilaporkan kepada Menteri Perindustrian cq. Direktur jenderal Pembina Industri yang bersangkutan.
•
Biaya verifikasi industri yang memanfaatkan fasilitas USDFS dan industri yang menyatakan mampu memproduksi bahan baku dibebankan kepada perusahaan
III.6. ALUR PROSES PENGAJUAN FASILITAS USDFS INDUSTRI PENGGUNA (Manufacturer dan SSC)
Aplikasi
DEPARTEMEN KEUANGAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN (PT SURVEYOR INDONESIA)
Aplikasi
DITJEN BEA CUKAI
SKVI
KANTOR PABEAN
CopY SK Dirjen BC
Verifikasi Surat Penolakan dgn alasan
Setuju? Penerbitan SK Dirjen BC Proses Tanda Sah Depperin
Pernyataan Sbg User USDFS & SKVI
SK Dirjen BC
Invoice, packing list, L/C atau B/L, SKA
III.7 PERUSAHAAN YANG MEMANFAATKAN FASILITAS USDFS IJ-EPA
IV. COOPERATION MIDEC Automotive/Automotive Part
WORKING GROUP