axgrR .r.A?oRAn
PEMLTI,{ITTINIENSIF SIBATI ?ASC"ISARJATiA
Di ftr Nu@trr\ M d (M sro, DihddrMs0m6s) M s (m!&6s{) Di {rhdikbbq
ifuMnfud{rlhdlq ru&orusdP4!jbhF{fuI'isI.bblld Tqd05Jui?01'
UNIVtrRSIIASSYIAEKUAI,A BA DAACtrtr DATUSSALAM
Rprom0m.rissFbr iliqirD Rr r!.0m o0oaris! Pdd iuh rqhrr)
B ?^td tua uqtus D.Mdaroe dru
H.rturBdrt, ................. a.rujursriiD
rtun &rj!isi!!
..
...
LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTENSIF HIBAH PASCASARJANA
PENGEMBANGAN MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS KURIKULUM 2013 DI SMA DAN SMP
Dr. Cut Nurmaliah, M. Pd (0017036102) Dr. Khairil, M. Si (0024065803) Dr. Hafnati Rahmatan, M. Si (0023086804) Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Intensif Hibah Pascasarjana Unsyiah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 526/UN11/S/LK-BNBP/2014 Tanggal 05 Juni 2014. Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Intensif Hibah Pascasarjana Unsyiah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 526/UN11/S/LK-BNBP/2014 Tanggal 05 Juni 2014.
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH November 2014
HALAMAN PENGESAHAN Judul Penelitian
: Pengembangan Media dan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Kurikulum 2013 di SMA dan SMP
Peneliti/Pelaksana Nama Lengkap NIP/NIK NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP/email Anggota Peneliti 1 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota Peneliti 2 Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Institusi mitra (jika ada) Nama Institusi mitra Alamat Penanggung Jawab Biaya tahun berjalan Biaya keseluruhan
: : : : : :
Dr. Cut Nurmaliah, M. Pd 196103171986032001 0017036102 Lektor Kepala Magister Pendidikan Biologi. 085234890625/
[email protected]
: : :
Dr. Khairil, M. Si 0024065803 Universitas Siah Kuala
: : : : : :
Dr. Hafnati Rahmatan, M. Si 0023086804 Universitas Siah Kuala -
: Rp. 30.000.000 (Tiga puluh juta rupiah) : Rp. 30.000.000 (Tiga puluh juta rupiah). Banda Aceh, 29 Oktober 2014
Mengetahui, Ketua Program Studi, Magister Pendidikan Biologi
Ketua Peneliti
Dr. Cut Nurmaliah, M. Pd NIP.196103171986032001
Dr. Abdullah, M. Si NIP.197402051999031004
Ketua Lembaga Penelitian,
Prof. Dr. Ir. H. Hasanuddin, M.S. NIP. 196011141986031001
ii
RINGKASAN Penelitian tentang Pengembangan Media dan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Kurikulum 2013 di SMA dan SMP telah dilakukan. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai bulan May 2014. Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas siswa dalam membuat media freezi pada materi sistem peredaran darah pada manusia melalui penggunaan model Project based Learning di SMA Negeri Lhok Sukon. (2) mengetahui peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada materi fotosintesis melalui penggunaan model inkuiri di SMP Negeri 8 Banda Aceh. Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Lhok Sukon Aceh Utara dan di SMP Negeri 8 Banda Aceh. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, tes berpikir kritis,angket sikap ilmiah, dan lembar observasi kreativitas siswa. Analisis data dengan menghitung N-Gain dan persentase Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) pembelajaran Project based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas pada siswa pada materi sistem peredaran darah manusia, dan 2) pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis,
iii
PRAKATA Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas selesainya laporan Penelitian
Intensif
Hibah Pascasarjana yang berjudul
Pengembangan Media dan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Kurikulum 2013 di SMA dan SMP. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai Bulan May 2014. Penelitian ini dilakukan dengan dana yang disetujui Rp. 30.000.000. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada dua sekolah yaitu SMP Negeri 8 Banda Aceh dan SMA Negeri 1 Lhok Sukon. Pelaksanaan penelitian Intensif Hibah Pascasarjana tidak dapat dilaksanakan dengan baik, tanpa adanya bantuan semua pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Rektor Universitas Syiah Kuala, yang telah membiayai pelaksanaan penelitian ini. 2. Ketua Lembaga Penelitian Unsyiah beserta staf 3. Dekan FKIP Unsyiah yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini. 4. Anggota tim peneliti, tim pembantu lapangan dan juga kepada semua yang telah turut membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Kami yakin laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami mohon kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak, sehingga dimasa mendatang penulisan pelaporan ini dapat lebih baik dan bermakna bagi kita semua. Amin yarabbal alamin.
iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ...................................................
I
RINGKASAN..............................................................................
Ii
PRAKATA..................................................................................
Iv
DAFTAR ISI ...............................................................................
Iv
DAFTAR TABEL ..................................................................
Vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................
Vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
Viii
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang ................................................................ B. Rumusan Masalah............................................................
1 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Kurikulum 2013 ................................................... B. Project based Learning........................................ C. Inkuiri Terbimbing ................................................. D. Media Pembelajaran................................................ E. Media Prezi .......................................................... F. Berpikir Kritis ....................................................... G. Sikap Ilmiah ....................................................... H. Hasil Belajar ........................................................
5 6 8 11 13 13 16 16
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ........................................................ B. Manfaat Penelitian ....................................................
20 20
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... B. Instrumen Penelitian ................................................ C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................... D. Analisis Data ....................................................
22 22 23 23
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian di SMP ................................................. 1. Hasil Belajar Siswa ..................................................... 2. Sikap Ilmiah Siswa ..................................................... B. Hasil penelitian di SMA ................................................ 1. Keterampilan Berpikir Kritis ...................................... 2.Kreativitas Siswa ...................................................
26 26 30 33 33 36
v
BAB V SIMPULAN .............................................................
39
DAFTAR PUSTAKA..............................................................
40
LAMPIRAN .................................................................................
44
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1 2
Sintak dakampembelajaran Inkuiri .................................. Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara
Halaman 10 27
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.................................... 3
Hasil Analisis Sikap Ilmiah Sisa pada Kelas Eksperimen
32
dan Kelas Kontrol ........................................................... 4
Hasil Uji Rata-rata N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen ..................................
vii
34
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 2 3 4 5
Halaman Alur Penelitian ........................................................ Perbandingan N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................... Nilai N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................... Nilai Produk Siswa Antar Kelompok......................
viii
25 26 31 34 36
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Halaman Instrumen Tes Hasil Belajar SMP .............................. Angket Sikap Ilmiah ................................................. Soal Keterampilan Berpikir Kritis.............................. Lembar Penilaian Produk Membuat Prezi.................... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP ...................... Lembar Kerja Sisa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA ..................... Personalia Penelitian ............................ ....................... Artikel Publikasi ......................................................
ix
44 51 54 66 69 73 80 87 103
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 sudah mulai diberlakukan di Aceh. Permasalahan yang harus diantisipasi oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah guru yang mampu melakukan revolusi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada Kurikulum 2013 adalah memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dari aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Kemampuan ini akan diperlukan oleh siswa tersebut untuk kehidupannya bermasyarakat kelak. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat memberdayakan semua potensi siswa agar dapat meningkatkan kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengembangkan kompetensi siswa dan kualitas pembelajaran, sangat dibutuhkan kreativitas guru dalam memfasilitasi tercapainya kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum dan siswa mampu menjadi pebelajar yang mandiri sepanjang hayatnya. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam dokumen Kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip: berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Melalui setiap kegiatan pembelajaran, guru dapat membantu siswa agar dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan belajar mandiri dan tetap sebagai salah satu fondasi untuk menjadi pebelajar sepanjang hayat (lifelong learner). Guru dapat menyediakan pengalaman belajar untuk siswa sehingga mereka dapat melakukan beragam aktivitas yang dapat membantu mereka untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk setiap materi ajar. Aspek pengetahuan (kognitif) akan selalu menjadi faktor penggerak untuk pengembangan kemampuan lain (afektif dan psikomotor). Dari hasil observasi Nursafiah dan Suryani, mahasiswa Program studi Magister Pendidikan Biologi pada matakuliah Studi Kasus (Oktober 2013), ditemukan sebanyak 80% guru biologi pada SMP dan SMA di Banda Aceh yang 1
belum paham dengan pelaksanaan kurikulum 2013. Mereka juga belum paham bagaimana penyusunan perangkat pembelajaran terutama penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terutama pada kegiatan inti. Di samping itu guru masih kurang paham dalam melaksanakan pembelajaran active learning in school. Berdasarkan temuan tersebut melalui penelitian ini ingin dikembangkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan kemampuan afektif, psikomotor, dan kognitif siswa. Model yang akan dikembangkan adalah Project based Learning (PjBL) dan Inkuiri Terbimbing. Model PjBL merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif dengan berbasis projek. Melalui PjBL dapat memfasilitasi untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, tugas-tugas bermakna lainnya, students centered, dan menghasilkan produk nyata. Dalam PjBL, proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Tugas/projek yang akan diselesaikan oleh siswa adalah membuat media pembelajaran freezi. PjBL memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi usia dewasa yaitu siswa SMA. Dalam PjBL siswa lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, dan mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan. Pemilihan metode inkuiri terbimbing dalam penelitian ini didasari pemikiran bahwa siswa SMP sangat cocok diterapkan inkuri terbimbing. Terutama SMP Negeri 8 Banda Aceh belum dapat dilaksanakan inkuiri bebas, karena mereka belum terbiasa dan masih butuh bimbingan guru dalam menyelesaikan permasalahan. Inkuiri merupakan satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses penemuan, kerja ilmiah, sikap ilmiah, keterampilan berpikir, dan penguasaan konsep biologi. Melalui inkuiri siswa juga dilatih untuk meneliti dan memecahkan suatu permasalahan atau pertanyaan dengan fakta-fakta yang ada. Inti model pembelajaran inkuiri adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa. Siswa terlibat dalam membangun pengalaman belajarnya, sehingga dapat melihat keterkaitan materi yang dipelajari dengan dunia nyata. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian diharapkan siswa akan lebih cepat dan mudah menerima materi pelajaran sehingga mereka akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Suasana belajar aktif diharapkan tidak 2
membosankan sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran biologi. Melalui model inkuiri terbimbing
juga dapat memberikan pengalaman
belajar secara langsung melalui sikap ilmiah. Sikap ilmiah merupakan salah satu hasil yang paling penting dari pembelajaran sains.
Peserta didik
yang tidak
memiliki sikap ilmiah akan sulit memahami suatu konsep pelajaran. Sikap seseorang terhadap
mata
pelajaran
sangat
berpengaruh
pada
keberhasilan
kegiatan
pembelajarannya. Guru harus membantu siswa dalam mengembangkan sikap ilmiah, agar terarah ke tujuan pembelajaran. Sikap ilmiah dikembangkan dengan mengamati siswa baik melalui pertanyaan-pertanyaan maupun diskusi, sehingga pembelajaran biologi
tidak hanya berupa penerimaan produk saja. Menurut Anwar (2009)
indikator sikap ilmiah meliputi: sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data atau fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan dan kreativitas, sikap kerjasama, dan sikap ketekunan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran sains supaya mudah dalam memahami
suatu konsep
pembelajaran. Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga tidak kalah pentingnya dalam kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum 2013. Media pembelajaran sangat efektif untuk menjelaskan fenomena yang sulit diamati. Pemanfaatan media yang kurang tepat membuat siswa tidak mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan tidak mampu menciptakan kreativitasnya.
Keberadaan media
pembelajaran dapat lebih memperjelas konsep pada materi ajar yang bersifat abstrak menjadi konkrit. Media tersebut dapat berbentuk media prezi yang dipadu dengan animasi-animasi sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pemilihan media prezi pada SMA Negeri 1 Lhoksukon disebabkan sekolah tersebut sudah tersedia jaringan internet dan laboratorium komputer yang memadai. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka melalui penelitian ini akan dikembangkan model dan media pembelajaran agar pembelajaran dan suasana kelas menjadi menyenangkan. Perangkat yang dikembangkan ini diharapkan dapat sebagai inovasi dalam implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran biologi. Harapan lain pembelajaran menjadi lebih dapat ditingkatkan kualitasnya. Kegiatan pembelajaran ini,
dapat memotivasi siswa untuk dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, sikap ilmiah, kreativitas, dan meningkatkan hasil belajar. 3
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis melalui penggunaan model inkuiri terbimbing di SMP Negeri 8 Banda Aceh? 2. Apakah terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia melalui penggunaan model Project based Learning di SMA Negeri Lhoksukon?
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013 Pelaksanaan Kurikulum 2013 telah diberlakukan di sekolah menengah mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas VII (SMP) dan kelas X (SMA). Implementasi kurikulum 2013 ini sangat menuntut partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran agar memuaskan.
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
Proses pembelajaran dapat
tercapai dengan
melalui kegiatan mengamati
objek
(melihat, membaca, mendengar, menyimak), mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami, mengumpulkan informasi (melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, wawancara dengan nara sumber), menganalis
informasi (mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan melalui kegiatan eksperimen/pengamatan), dan menyampaikan hasil pengamatan berdasarkan hasil analisis secara lisan maupun tertulis, serta menarik kesimpulan. Jika peserta didik telah dilatih dalam melakukan serangkaian pembelajaran seperti yang tertera di atas, maka diharapkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilimiah siswa akan terbentuk secara bertahap. Menurut Trianto (2010) keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik dan mencapai kesimpulan berdasarkan pada inferensi atau pertimbangan yang seksama. Menurut Walker (2006) keterampilan berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan
konsep,
mengaplikasikan,
menganalisis,
mensintesis,
dan
atau
mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, dimana hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan. Proses pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam dokumen Kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip: berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. 5
Metode/model
pembelajaran
sangat
diperlukan
dalam
menunjang
ketercapaian seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Untuk itu dibutuhkan kemampuan guru dalam memilih metode/model pembelajaran yang inivatif. Banyak metode/model yang dapat digunakan guru untuk pelaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini metode/model yang digunakan adalah Project based Learning (PjBL) dan Inkuiri Terbimbing. B. Project based Learning (PjBL) Project based Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti dan media pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai bentuk hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Melalui model ini proses inkuiri sisa dapat terlatih dengan menuntun mereka pada pertanyaan dan membimbing siswa pada projek yang dapat dikerjakan bersama kelompoknya. Model PjBL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum 2013. PjBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktivitas secara nyata untuk memecahkan permasalahan dan yang dilakukan dalam bentuk projek. Diharapkan juga siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya melalui projek yang diberikan oleh guru. Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning model). Langkah-langkah PjBL adalah; (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman. Menurut Mahanal (2009: 2) pembelajaran PBL secara umum memiliki pedoman langkah: Planning (perencanaan), Creating (mencipta atau implementasi), dan Processing (pengolahan). Langkah-langkah pembelajaran dalam project based learning sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation, 2005 6
( dalam Nurahman, 2008) terdiri dari : a. Start with the essential question Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. b. Design a plan for the project Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. c. Create a schedule Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. d. Monitor the students and the progress of the project Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. e. Assess the outcome Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 7
f. Evaluate the experience Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik
secara
individu
maupun
kelompok,
peserta
didik
juga
mengembangkan diskusi, presentasi dan mengkomunikasikan hasil aktivitasnya. C. Inkuiri Terbimbing Inkuiri merupakan metoda belajar penemuan. Melalui inkuiri siswa dapat dilatih menemukan konsep-konsep sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji. Inkuiri sering dipakai dalam kegiatan pembelajaran Biologi. Inkuiri merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas dengan pelaksanaannya: guru mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti oleh siswa, siswa dibagi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok akan mendapat tugas/permasalahan tertentu yang harus dikerjakan, dipelajari, diteliti, dan dibahas. Hasil kerja mereka dalam kelompok mereka diskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik (Roestiyah. 1998:75). Pembelajaran dengan inkuiri merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran terutama pada penerapan Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Nurhadi:2003). Melalui pembelajaran berbasis inkuiri diharapkan siswa dapat merasakan pengalaman-pengalaman belajar yang kreatif dan nyata. Siswa juga diharapkan dapat mengambil inisiatif, mereka dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan.
Inkuiri memungkinkan siswa dalam
berbagai tahap perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerja sama mencari solusi terhadap masalah-masalah yang telah mereka temukan. Menurut
Sund
dalam
Sahromi
(1986:55),“ada tiga
macam
model
inkuiri, yaitu model inkuiri terbimbing, model inkuiri bebas dan model inkuiri bebas yang dimodifikasi 8
1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) Model dilaksanakan
inkuiri dengan
terbimbing bimbingan.
merupakan Guru
model
menyediakan
inkuiri
yang
bimbingan
atau
petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan masalah. Petunjuk yang cukup luas
tentang
bagaimana
Petunjuk tersebut
menyusun
biasanya
dan
mencatat
diberikan
berbentuk pertanyaan-pertanyaan
oleh
guru.
yang sifatnya
membimbing. Model ini digunakan bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan model inkuiri. 2. Inkuiri Bebas (free inquiry) Model inkuiri
bebas merupakan model
inkuiri
yang dilaksanakan
dengan bimbingan minimal atau tanpa bimbingan. Siswa diberi kebebasan untuk melakukan penelitian sendiri seperti seorang ilmuwan. Siswa harus mengidentifikasi
dan
merumuskan
masalah
yang
akan
dipelajari.
Tetapi
pada umumnya model inkuiri bebas sukar diterapkan pada siswa, karena sewaktu-waktu siswa yang belajar masih memerlukan bimbingan dari guru. Model ini digunakan bagi siswa yang sudah berpengalaman belajar dengan model inkuiri. 3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modified free inquiry) Model ini pada prinsipnya hampir sama dengan model inkuiri bebas, tetapi guru yang menyiapkan masalah bagi siswa. Guru hanya memberikan permasalahan,
kemudian
siswa
diundang
untuk
memecahkan
masalah
tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Dalam hal ini, siswa diberi kesempatan yang luas untuk memecahkan masalah yang telah ditentukan melalui inisiatif dan caranya sendiri. Siswa diharuskan merencanakan garis besar prosedur penelitian atau eksperimen yang digunakan untuk membuat rancangan dan melakukan eksperimen. Guru hanya menyajikan masalah dan menyediakan bahan dan alat yang diperlukan siswa untuk memecahkan masalah tersebut. Selanjutnya siswa diberi kebebasan yang cukup luas untuk memecahkan masalah. Guru merupakan nara sumber (resource person) yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa siswanya tidak menjadi frustasi atau gagal. Bantuan yang diberikan harus 9
berupa pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Guru mengajukan pertanyaan yang dapat membantu siswa mengerti arah pemecahan masalah, bukan menjelaskan apa yang harus dilakukan. Langkah pembelajaran inkuiri seperti pada Tabel 1 Tabel 1 Sintak dalam Pembelajaran Inkuiri No Fase 1 Menyajikan pertanyaan atau masalah 2 Membuat hipotesis
3
Merancang percobaan
4
Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Mengumpulkan data dan menganalisis data Membuat kesimpulan
5 6
Perilaku Guru Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Menurut Gulo (2007) kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah : a. Permasalahan mengajukan pertanyaan atau permasalahan yang diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. b. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin, dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. c. Mengumpulkan data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. 10
d. Analisis data Siswa bertanggungjawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran benar atau salah setelah memproleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya. e. Membuat kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran sementara
berdasarkan
data
yang
inkuiri
adalah membuat kesimpulan
diperoleh
siswa.
Dalam
proses
pembelajarannya guru mengajukan suatu permasalahan atau materi yang belum pernah diketahui oleh siswa. Dalam hal ini siswa diharapkan terdorong untuk mengajukan beberapa hipotesis yang nantinya menjadi sebuah data yang kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulannya, untuk itulah pentingnya sebuah motivasi seorang guru untuk memancing siswa agar mereka tidak takut untuk melakukan pengamatan yang sesuai dengan proses inkuiri tersebut. D. Media Pembelajaran Media memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran dapat menjadi solusi alternatif untuk mengajarkan materi yang fenomenanya sulit diamati secara langsung (Rodhi:2014). Hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik akan lebih baik dan efesien jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan penting, yaitu (1) Media sebagai alat bantu mengajar atau disebut sebagai dependent media karena posisi media disini sebagai alat bantu (efektivitas), dan (2) media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut dengan independent media. Independent media dirancang secara sistematis agar dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Hamalik, 1984). Menurut Musfiqon (2012) ada tiga prinsip utama yang dapat dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih media pembelajaran, yaitu: (1) prinsip efektifitas dan efisiensi, efektifitas adalah keberhasilan pembelajaran yang diukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Jika semua tujuan 11
pembelajaran telah tercapai maka pembelajaran disebut efektif. Sedangkan efesiensi adalah pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan biaya, waktu dan sumber daya lain seminimal mungkin. (2) prinsip relevansi, relevansi ada dua macam yaitu relevansi ke dalam yang merupakan pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran dan relevansi keluar yang merupakan pemilihan media yang
disesuaikan
dengan
kondisi
perkembangan
masyarakat.
(3)
prinsip
produktifitas, selain mengacu pada dua prinsip di atas guru juga perlu mempertimbangkan prinsip produktifitas dalam memilih media pembelajaran. Menurut Rusman (2011) ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu : 1. Media Visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak. 2. Media Audio yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contoh dari media audio ini adalah program kaset suara dan program radio. 3. Media Audio-Visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide). 4. Kelompok Media Penyaji. Media kelompok penyaji ini dikelompokkan ke dalam tujuh jenis, yaitu : (a) kelompok grafis, bahan cetak dan gambar diam, (b) kelompok media proyeksi diam, (c) kelompok media audio, (d) kelompok media gambar hidup/film, (e) kelompok media televisi, (f) kelompok multimedia. 5. Media objek dan media interaktif berbasis komputer. Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukuran, bentuk, berat, susunan, warna, fungsi dan sebagainya. Media ini dapat di bagi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti, sedangkan media interaktif berbasis komputer adalah media yang menuntut peserta didik untuk berinteraksi 12
selain melihat maupun mendengarkan. Contoh media interaktif berbasis komputer adalah program interaktif dalam pembelajaran berbasis komputer. Dari kelima bentuk media tersebut, prezi termasuk ke dalam multimedia karena terdapat objek seperti teks, grafik, audio, video dan animasi, tetapi prezi memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh slide presentasi seperti Microsoft PowerPoint biasa, karena media prezi pembuatannya secara online, meskipun dapat disimpan dalam bentuk offline. Dan prezi ini memiliki Zooming User Interface (ZUI) yang berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil gambar. E. Media Prezi Prezi adalah teknologi terbaru untuk presentasi yang merupakan salah satu aplikasi yang sudah yang dipublikasikan sejak tahun 2009 yang dapat menunjang presentasi secara online. Presentasi juga dapat disajikan secara offline dengan mendownload terlebih dahulu slide presentasi ke komputer. Menurut Diamond (2010:12) Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet. Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka. Prezi digambarkan sebagai alat bercerita digital. Ini merupakan deskripsi yang sederhana, untuk memahami perbedaan antara prezi dan alat presentasi lainnya, prezi dapat mengatur materi secara linear, dalam sebuah presentasi. Prezi adalah sebuah presentasi yang unik dan menarik dapat digunakan secara online dan offline. Menurut Daryanti dalam Rodhi (2014) frezi dapat menggeser paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, dan tidak lagi mengandalkan guru sebagai nara sumber. F. Berpikir Kritis Survey yang dilakukan oleh Partnership for 21 Century Skills di Amerika Serikat (2006) yang menanyakan tentang keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja di perusahaan-perusahaan terdepan AS lima tahun mendatang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis (critical thinking) berada pada posisi pertama. Keterampilan lainnya yang menonjol dan penting menurut hasil survey adalah 13
penguasaan teknologi informasi, kolaborasi, dan innovasi (Ken Key; 2006 dalam Habnoer, 2008). Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Demikian juga dalam proses pembelajaran di sekolah proses berpikir dan keterampilan berpikir krtiis dapat terus ditingkatkan. Globalisasi dan perkembangan IPTEK menyadarkan kita bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah keharusan yang dapat menjadi penyaring awal banjirnya informasi yang keabsahannya masih perlu dipertanyakan. Proses penyaringan (filterisasi) informasi ini hanya bisa dilakukan dengan aktivitas berpikir kritis. Dari deskripsi di atas, kita bisa melihat bahwa satu-satunya cara untuk mengantisipasi luapan informasi hanyalah penguasaan keterampilan berpikir kritis. Karena hanya dengan penguasaan keterampilan tersebutlah kita mampu menyeleksi mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah serta bisa menentukan sikap apakah yang sesuai untuk menyikapi luapan informasi itu. Berarti kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Penalaran merupakan salah satu bentuk berpikir untuk mrncapai kesimpulan. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses kognitif seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan me-nilai/memutuskan. Michael Scriven dan Richard Paul dalam Sudaryanto (2007) menjelaskan bahwa berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan juga sebagai suatu kemampuan, proses dan kemampuan tersebut digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang didapat atau informasi yang dihasilkan. Menurut Halpen (1996) dalam Ahmad, A (2007), berpikir kritis merupakan proses pemberdayaan keterampilan kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, sehingga merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan terutama dalam memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan dan menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks
yang
tepat.
Berpikir
kritis
juga
merupakan
kegiatan
mengevaluasi/mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil dan menentukan beberapa faktor pendukung dalam membuat keputusan. Pendapat senada 14
dikemukakan Anggelo (1995), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yaitu merupakan proses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian. Enis (2000), menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir logis dan masuk akal yang difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang dipercaya dan dilakukan. Berarti berpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis dan menginterpretasi data dalam kegiatan inkuiri ilmiah. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang (Galbreath,1999; Trilling & Hood, 1999). Oleh karena itu, pengembangan keterampilan berpikir kritis menjadi sangat penting bagi siswa di setiap jenjang pendidikan. Banyak kajian tentang hubungan penalaran formal, prestasi belajar biologi dengan keterampilan berpikir kritis antara lain, keterampilan penalaran merupakan prediktor yang paling baik bagi keberhasilan komputasi matematik (Lawson, 1993 dalam Susilo dkk., 2004), ada korelasi antara tingkat penalaran dan hasil belajar IPA ( Nordland dan De Vito, 1975 dalam Susilo dkk., 2004), keterampilan penalaran merupakan prediktor yang paling konsisten terhadap prestasi belajar biologi khususnya genetika dibanding variabel lain seper-ti style, kognitif, kapasitas mental, fluid intelegence, serta pengetahuan bidang genetika (Mitchel dan Lawson, 1988 dalam Susilo dkk., 2004), mahasiswa yang mempunyai penalaran formal lebih berhasil secara signifikan dibanding mereka yang mempunyai penalaran transisi, dan yang mempunyai penalaran transisi lebih berhasil dibanding dengan yang mempunyai penalaran konkrit pada perkuliahan biologi umum khusus yang terkait dengan keterampilan pemecahan masalah genetik. Berhubungan dengan hal ini, Corebima (2006) menyatakan pemberdayaan berpikir selama pembelajaran biologi sangat penting.Sehingga berdasarkan penemuan tersebut jelas ada hubungan bahkan pengaruh antara kemampuan penalaran dengan prestasi belajar biologi. Trilling & Hood (1999), menyatakan ada tujuh keterampilan yang diperlukan di dalam Era Pengetahuan yaitu; berpikir kritis dan bekerja, kreativitas, kolaborasi 15
(kerjasama), pemahaman antar budaya, komunikasi, mengoperasikan komputer (computing), karir dan pembelajaran self-reliance. Jadi jelaslah bahwa berpikir kritis merupakan salah satu dari tujuh keterampilan yang diperlukan di dalam Era Pengetahuan yang dituntut oleh lulusan sekolah menengah. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis perlu dimiliki siswa karena dapat membantu siswa dalam membuat keputusan. Dalam bidang pendidikan berpikir kritis sangat penting. Gadzella, Ginther, & Bryant, (1997 dalam Zascavage, 2006) menyebutkan selama tingkat berpikir kritis rendah akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam area-area yang memerlukan berpikir kritis. Sehingga Kamen, (2004, dalam Zascavage, 2006) juga menegaskan kemampuan berpikir kritis menjadi sebuah isu yang penting. G. Sikap Ilmiah Sikap yang dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah yang lazim disebut scientific attitude. Sikap ilmiah dibedakan dari sekedar sikap terhadap sains, karena sikap terhadap sains hanya terfokus pada apakah siswa suka atau tidak suka terhadap pembelajaran sains akan memberikan kontribusi tinggi dalam pembentukan sikap ilmiah siswa tetapi masih banyak faktor lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti (Anwar: 2009). Menurut Martin, dkk (2005) sikap-sikap ilmiah mencakup (1) keinginan untuk mengetahui dan memahami, (2) bertanya segala sesuatu, (3) mengumpulkan data dan memberi arti berdasarkan data tersebut, (4) menuntut verifikasi, (5) berpikir logis, dan (6) mempertimbangkan gagasan-gagasan. Sikap ilmiah yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sikap ingin tahu, jujur terhadap data atau fakta, sikap kerjasama, dan sikap ketekunan H. Hasil Belajar Pengertian dan konsepsi hasil belajar yang dikemukakan oleh ahli-ahli sedikit banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran atau teori-teori yang dianutnya. Skiner dengan teori Kondisioning Operannya sebagaimana dikutip Ibrahim (2003) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan respon (tingkah laku) yang baru. Walaupun Skiner mengatakan bahwa hasil belajar adalah berupa “respon yang baru”, namun pada dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang baru. 16
Sementara itu, hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman. Dalam hal ini Soedijarto dalam Nasution (2006) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Gagne dan Briggs dalam dalam Nasution (2006) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Selanjutnya Gagne dan Briggs (1979 dalam Ibrahim, 2003) menyatakan ada 5 (lima) kategori kapabilitas hasil belajar, yaitu 1) keterampilan intelektual (intellectual skills), 2) strategi kognitif (cognitive strategies), 3) informasi verbal (verbal information), 4) keterampilan motorik (motor skills), dan 5) sikap (atitudes). Reigeluth dalam Nasution (2006) juga mengemukakan bahwa hasil belajar adalah prilaku yang dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Gagne dan Briggs mengemukan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, infor-masi verbal, keterampilan motorik dan sikap. Sementara itu, Bloom mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan tujuantujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif berkaitan dengan tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, nilai, dan sikap yang menunjukkan pene8rima-an atau penolakan terhadap sesuatu. Ranah psikomotor berkaitan dengan keteram-pilan motorik, manipulasi bahan atau objek. Hasil belajar dalam ranah kognitif tersebut secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari siswa. Artinya hal ini mencakup keterampilan intelektual yang merupakan salah satu tugas dari kegiatan pendidikan, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Seorang anak dikatakan mampu berpikir mengingat (C1) bila dia dapat menyebutkan definisi sebuah konsep tertentu tanpa memahami maknanya. Bila konsep tersebut dapat dijelaskan siswa dengan kata-kata sendiri berarti dia telah mampu memahami (C2). Bila siswa dapat mengapli-kasikan konsep yang sudah dipahaminya berarti telah sampai pada tahap aplikasi (C3). Selanjutnya 17
bila siswa mampu menguraikan secara rinci hal-hal yang terka-it dengan konsep berarti sudah berpikir analisis (C4), dan bila mereka sudah mampu menggabungkan hal-hal yang berada di dalam lingkup konsep sehingga membentuk kesimpulan tertentu berarti sudah mencapai tahap sintesis (C5). Bila mereka sudah mampu memutuskan dan menyimpulkan sesuatu yang benar atau salah, yang baik atau buruk, berarti siswa tersebut sudah berpikir evaluasi (C6). Dalam enam aspek kognitif Bloom, menghafal adalah aspek kompetensi hasil belajar kognitif tingkat rendah. Tiga aspek yang pertama; mengingat, mema-hami dan mengaplikasi, disebut sebagai aspek berpikir tingkat rendah (lower-order thinking). Tiga aspek kedua; menganalisa, mengevaluasi dan mencipta se-bagai aspek berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking). Berpikir kritis, me-nuntut siswa untuk
dapat
memberikan
analisa
terhadap
berbagai
informasi
sebe-lum
menyimpulkan sesuatu, adalah kompetensi kognitif tingkat tinggi. Agar siswa dapat berpikir kritis, maka disain pembelajaran harus memberikan peluang bagi siswa untuk sesering mungkin diberdayakan tiga aspek kognitif menganalisa, mengevaluasi dan mencipta (c4, c5, c6). Dari uraian di atas, maka pengertian hasil belajar dalam penelitian ini hanya dibatasi pada ranah kognitif menurut kategori Bloom yang meliputi penge-tahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis dengan penekanan pada as-pek pengetahuan dan pemahaman yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa subjek penelitian. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Schibeci (1989) dalam Gogolin and Fred Swartz (1992) menyatakan jarak rumah, sekolah, dan kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap sikap siswa dan hasil belajar sains dan perkembangan kognitif siswa. Selanjutnya Schibeei dan Riley (1986 dalam Gogolin and Fred Swartz, 1992) melaporkan bahwa latar belakang siswa berpeng-aruh terhadap persepsi pengajaran sains, sikap sains, dan hasil belajar sains. Kremer dan Walberg (1981 dalam Gogolin and Fred Swartz, 1992) menyatakan motivasi, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah berkorelasi dengan pembe-lajaran sains. Haladyna, Olsen, dan Shaughnessy (1982 dalam Gogolin and Fred Swartz, 1992) menemukan adanya hubungan yang kuat antara guru dan sikap siswa terhadap sains. Talton dan Simpson (1985 dalam Gogolin and Fred Swartz, 1992) juga menyatakan 18
adanya korelasi antara sikap teman sebaya, ruang kelas, sikap keluarga terhadap hasil belajar sains dan sikap siswa terhadap sains.
19
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk: 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis melalui penggunaan model inkuiri terbimbing di SMP Negeri 8 Banda Aceh 2. Mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia melalui penggunaan model Project based Learning di SMA Negeri Lhoksukon Keutamaan penelitian ini adalah pada penyelesaian tesis mahasiswa. Penelitian ini melibatkan 2 (dua) mahasiswa Program Megister Pendidikan Biologi yang bernama Nursafiah dan Suryani. Nursafiah sebagainpelaksana penelitian di SMP Negeri 8 Banda Aceh dan Suryani sebagai pelaksana penelitian di SMA SMA Negeri Lhoksukon. Luaran yang yang dihasilkan dari penelitian ini adalah: a. 2 (dua) buah laporan tesis dari mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala b. A r t i k e l yang disampaikan dalam seminar ilmiah nasional di Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 17 Oktober 2014. B. Manfaat Penelitian Kurikulum 2013 yang sedang dikembangkan pada tingkat sekolah menengah di Indonesia sangat membutuhkan kreativitas guru dalam memilih model dan media pembelajaran. Implementasi kurikulum pada mata pelajaran biologi, harus mengutamakan pembelajaran yang bersifat active learning, discovery learning, inkuiri, dan penggunaan media e-learning. Siswa diberi pengalaman belajar yang dapat meningkatkan partisipasi di kelas, keaktifan, kerja ilmiah, berpikir kritis, dan sikap ilmiah. Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar seperti di atas. Melalui pengembangan perangkat pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang telah dirumuskan. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan terdiri dari perangkat pembelajaran untuk SMP (materi fotosintesis) 20
dan perangkat pembelajaran untuk SMA (materi sistem peredaran darah pada manusia). Perangkat pembelajaran untuk SMP terdiri dari: RPP berbasis inkuiri, LKS, materi ajar, dan instrumen evaluasi. Perangkat pembelajaran untuk SMA terdiri dari: RPP Project based Learning, LKS, materi ajar, dan instrumen evaluasi, dan media prezi. Penelitian ini juga merupakan penelitian tesis dua mahasiswa program Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Melalui penelitian ini diharapkan percepatan proses penelitian dan penulisan tesis mereka.
21
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua lokasi sekolah yaitu di SMA Negeri 1 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara, dan di SMP Negeri 8 Banda Aceh. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2014. Metode penelitian
adalah quasi
eksperiment, dengan desain penelitian “ Pretest-posttes Control Group Design. B. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar terdiri dari 40 pertanyaan berupa tes objektif yang diberikan pada saat pretes dan postes. 2) Angket sikap ilmiah. Angket terdiri dari 30 pernyataan yang diberikan kepada siswa setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Angket sikap ilmiah dengan kategori: Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju 3) Tes Keterampilan Berpikir Kritis Bentuk tes kemampuan berpikir kritis adalah pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban sebanyak 40 item tes. Kisi-kisi soal berpikir kritis didasarkan pada kerangka berpikir kritis Ennis yang diukur dengan indikator kemampuan merumuskan masalah, memberikan dan menganalisis argumen, melakukan observasi, menyusun hipotesis, melakukan deduksi dan induksi, mengevaluasi, dan mengambil keputusan. 4) Lembar penilaian kreativitas siswa Penilaian kreativitas siswa
meliputi penilaian kemampuan siswa
membuat
media prezi dengan indikator kesesuaian tugas dengan materi, keserasian teks, grafis, animasi dan audio, kejelasan informasi. 5) Silabus Silabus yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu silabus mata pelajaran biologi untuk SMP dan SMA. Format silabus sesuai dengan kurikulum 2013. Silabus berisikan Kompetensi inti, kompetensi dasar, kompetensi sebagai hasil 22
belajar, nilai karakter, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. 6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP yang dikembangkan untuk SMP dan SMA. RPP dikembangkan dengan tujuan sebagai pedoman pembelajaran yang berisikan identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Format RPP disesuaikan dengan model PBL dan metode inkuiri yang direncanakan. C. Populasi dan Sampel penelitian Untuk tingkat SMA, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IA SMA Negeri 1 Lhoksukon Aceh Utara sebanyak 54 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas kelas XI IA1 (27 siswa) sebagai kelas kontrol dan kelas XI IA2 (27 siswa) sebagai kelas eksperimen. Untuk tingkat SMP, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Banda Aceh yang berjumlah 165 siswa yang terbagi dalam 7(tujuh) kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-4 (kelas kontrol) dan kelas VIII-5 (kelas eksperimen). Masing-masing kelas terdiri dari 24 siswa. Teknik pengambilan sampel secara acak. D. Analisis Data Data peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari skor pretes dan postes baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dianalisis dengan menghitung NN-
dengan rumus : =
100
(Meltzar. 2002 dan Cheng et al., 2004)
Keterangan : Spost : skor post test Spre : skor pre test Smax : skor max ideal Efektifitas penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat dengan membandingkan nilai g (gain) kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelompok kontrol yang menggunakan 23
model konvensional. Suatu model pembelajaran lebih efektif jika menghasilkan gain lebih tinggi dari model pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006). Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar, selanjutnya dihitung nilai t dengan menggunakan rumus : t=
(Sudjana, 1996)
Data sikap ilmiah dan kreativitas siswa dianalisis dengan persentase, dengan rumus Skor =
100%
Arikunto (2008)
Kriteria interpretasi skor sebagai berikut.
Angka 0% - 20 % = Sangat kurang
Angka 21% - 40 % = Kurang
Angka 41% - 60 % = Cukup
Angka 61% - 80 % = Baik
Angka 81% - 100 % = Sangat baik Alur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
24
Studi pendahuluan
Proposal
Mengembangkan Perangkat Pembelajaran dan instrumen penelitian untuk SMA
Mengembangkan Perangkat Pembelajaran dan instrumen penelitian Untuk SMP
Pretes
Kelas eksperimen Penggunaan model PjBL
Pretes
Kelas eksperimen
Kelas kontrol Penggunaan model pembelajaran kooperatif
Mengukur Ketrampilan berpikir kritis Kreativitas
Pembelajaran Model Inkuiri
Postes
Kelas kontrol Pembelajaran metoda diskusi informasi
Mengukur Sikap ilmiah Hasil belajar
Analisis Data Hasil dan Kesimpulan
Gambar 1 Alur Penelitian
25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian di SMP Data dalam penelitian ini terdiri dari data hasil belajar dan sikap ilmiah setelah pembelajaran materi fotosintesis dengan penggunaan metode inkuiri terbimbing. 1) Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh melalui pretes dan postes baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
dianalisis dengan cara menghitung gain, kemudian dilakukan normalisasi gain (NGain). Perbedaan hasil belajar siswa dapat terlihat pada Gambar 2 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
85,96
77,92
70,21
68,93 47,71
38,25 35,71
Pretes
34,5
postes Eksperimen
Gain
N-Gain
kontrol
Gambar 2 Perbandingan N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 2 menunjukkan gain kelas eksperimen (47,1) dan kelas kontrol (34,5). N-gain kelas eksperimen (77,92) kelas kontrol (68,92). Dari data
tersebut
terlihat
perbedaan
peningkatan
hasil
belajar
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis signifikansi perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menggunakan uji t seperti yang tertera pada Tabel 2.
26
Tabel 2 Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol Kelompok Postest Ratarata N-Gain
Ekspe rimen 77,92
Normalitas
Kontr ol 68,93
Eksperimen Normal X2 hit (5,80) < X2 tab (7,81)
Hasil analisis statistik
Kontrol Normal X2 hit (3,12) < X2 tab(7,81)
Homogenitas (eksperimen & kontrol) Homogen F hit (0,44) < F tab (2,01)
Signifikansi Berbeda nyata t hit (2,043) > t tab (2,013)
pada Tabel 2 menunjukkan nilai t-hit (2,043)
> t-tab (2,013). Hal ini membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sama pada kedua kelas. Efektifitas penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat dengan membandingkan nilai g (gain) kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional. Suatu model pembelajaran lebih efektif jika menghasilkan gain lebih tinggi dari model pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006). Hasil belajar merupakan salah satu parameter ketercapaian tujuan pembelajaran
terkait
dengan
kemampuan
siswa
dalam
mengemukakan
kembali pengetahuan yang diperolehnya, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Terdapat
perbedaan
tingkat
penguasaan
konsep
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan proses yang berlangsung di kedua kelas tersebut tidak sama. Pada kelas eksperimen, metode pembelajaran yang diterapkan adalah inkuiri terbimbing. Siswa dilatih untuk lebih aktif berinkuiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan berhubungan dengan kehidupan nyata. Melalui model ini siswa dilatih untuk lebih pembelajarannya
berpusat
pada
siswa
kritis dalam bertanya. Aktifitas karena
adanya
praktikum.
Eksperimen (praktikum) memungkinkan siswa mengamati secara langsung dan menggunakan seluruh indra mereka untuk proses penemuan secara inovatif. Siswa bekerja dengan lebih aktif disaat melakukan eksperimen dan sangat
antusias
dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
yang
diberikan
oleh 27
gurunya
dan bisa membangun pengetahuan dari dalam dirinya sendiri
(konstruktivisme). Langkah
awal
dalam
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
adalah
memberi pertanyaan kepada siswa, melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan dapat
observasi,
menarik
berhipotesis,
suatu
melakukan
kesimpulan.
Dalam
eksperimen proses
yang
akhirnya
pembelajaran
yang
menggunakan model inkuiri terbimbing, rumusan masalah diberikan oleh guru, rumusan masalah yang telah ditentukan akan diberikan kepada siswa dalam
bentuk
melakukan dengan
kelompok,
percobaan
materi
pengamatan
kemudian
dan
membaca
fotosintesis.
hingga
siswa
Hasil
membuat
beberapa
akhir
siswa
kesimpulan
menentukan
hipotesisnya,
buku
yang
berhubungan
dapat
menganalisis
hasil
mempresentasikan
hasil
dan
percobaan ke depan kelas. Kegiatan pengamatan dilakukan pada kegiatan praktikum. Praktikum yang
dilakukan
praktikum
adalah
memungkinkan
uji
Sachs siswa
dan
percobaan
mengamati
secara
Ingenhouz.
Melalui
langsung
dengan
menggunakan seluruh indra mereka untuk proses penemuan konsep. Siswa mampu
membangun
(konstruktivisme).
Contoh
pengetahuan konsep
yang
dari
dalam
ditemukan
siswa
dirinya adalah
sendiri konsep
komponen yang diperlukan pada fotosintesis. Melalui pembelajaran model inkuiri
terbimbing semua
siswa dapat
melihat
bagaimana proses
reaksi
fotosintesis berlangsung pada tumbuhan melalui percobaan yang dilakukan oleh siswa yang dibimbing oleh guru. Percobaan yang dilakukan dapat menimbulkan pertanyaan pada diri siswa sehingga siswa terlihat lebih aktif bila dibandingkan dengan siswa yang tidak melakukan percobaan. Hasil
penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah
dilakukan oleh para ahli sebelumnya. Hasil penelitian Sabahiyah (2013) yaitu implementasi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan hasil yang maksimal bagi siswa kelas V SD dalam proses pembelajaran IPA, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Melalui kegiatan inkuiri hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan kelas kontrol karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa melihat dengan nyata apa yang mereka pelajari, dengan 28
rumusan masalah yang telah ada siswa membuat hipotesis dan membuktikan dengan percobaan dengan melibatkan seluruh indra, serta mempresentasikan hasil
kerja
mereka
ke
anggota
kelompok
lain
sehingga
siswa
lebih
memaknai suatu pembelajaran, memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Tersedianya laboratorium, alat, bahan, dan laboran
di sekolah sangat
mendukung pembelajaran. Kondisi sekolah (sarana dan prasarana) sangat
mendukung
siswa
dalam
proses
pembelajaran,
sehingga
juga siswa
sangat termotivasi dan mendapat penguasaan konsep yang baik pada materi fotosintesis dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Guru yang berperan sebagai motivator mempunyai kewajiban untuk
memotivasi
siswa untuk
mencapai penguasaan konsep yang diharapkan. Selain mendukung
sarana terhadap
dan
prasarana,
suksesnya
suatu
model
pembelajaran
pembelajaran.
juga
Model
sangat
pembelajaran
inkuiri terbimbing yang mensyaratkan keterlibatan siswa aktif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap materi fotosintesis. Model inkuiri terbimbing dapat membantu perkembangan siswa antara lain: literasi, pemahaman proses-proses ilmiah, penguasan konsep, berpikir kritis dan dan bersikap positif. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing
tidak
hanya
meningkatkan
penguasaan
konsep
fotosintesis saja melainkan juga membentuk sikap ilmiah pada diri siswa. Model inkuiri terbimbing merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia
untuk
menjelaskan
memancing
rasa
ingin
pembelajaran
inkuiri
secara
tahu.
terbimbing
rasional
Dengan dapat
fenomena-fenomena
demikian
mempertahankan
penerapan motivasi
yang model siswa
yang tinggi sekaligus dapat meningkatkan siswa yang memiliki motivasi rendah
sehingga
tujuan
pembelajaran
dapat
dicapai
sepenuhnya.
Model
inkuiri terbimbing mengajarkan siswa akan lebih mudah mempelajari hal konkrit daripada hal yang abstrak. Dengan kata lain inkuiri terbimbing berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu. Dengan demikian pembelajaran inkuiri terbimbing dapat merangsang kegiatan berpikir siswa ( Susanto, 2013:174). 29
Model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
pembelajaran lebih bermakna. Hal ini yang
mengalami
langsung
dapat
menciptakan
dikarenakan peserta didik sendiri
sehingga
dapat
mengkontruksikan
pengetahuannya sendiri dan apa yang dipelajarinya tidak hanya pada buku teks saja akan tetapi lebih menyentuh pada kebutuhan dan pengalamannya sehari-hari, selama berinteraksi dengan alam sekitarnya sehingga
peserta
didik dapat memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan pengamatan. Konsep bersamaan dengan itu peserta didik dapat menemukan langsung konsep yang dipelajarinya melalui kegiatan ilmiah, sehingga konsep tersebut mudah dipahaminya dan akan
melekat pada pikiran peserta didik sehingga
sulit untuk dilupakan. Pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung secara dengan metode ceramah, yang sesekali juga diiringi dengan tanya jawab tanpa adanya kegiatan praktikum. Di kelas kontrol hanya terdapat LKS materi sehingga tidak
terciptanya
pembelajaran
yang
aktif
dan
tidak
menuntut
memproses pengalaman belajar menjadi suatu pembelajaran dalam
kehidupan
nyata.
Hal
ini
sesuai
dengan
siswa
yang bermakna
pendapat
Dimyati
dan
Mudjiono (1999:48) yang menyatakan bahwa bahan ajar yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga siswa tinggal menelan saja, maka proses pembelajaran kurang baik bagi siswa. 2) Sikap Ilmiah Siswa Sikap ilmiah siswa pada pembelajaran materi fotosintesis diperoleh melalui pemberian angket kepada siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari hasil analisis angket sikap ilmiah menunjukkan bahwa indikator sikap ilmiah di kelas eksperimen
semua
berada pada kategori baik, dan
kelas kontrol berada pada kategori cukup. Perbedaan sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 3
30
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
74
78
75
69 66
Sikap Ingin Tahu
60
58
52
Respek Terhadap Data
Berpikir Kritis
73
70 57
55
Penemuan Kerjasama dan Kreativitas
Kelas Eksperimen
Peka Terhadap lingkungan
Kelas Kontrol
Gambar 3 Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 2 menunjukkan pada kelas eksperimen, nilai sikap ilmiah dengan urutan tertinggi adalah sikap penemuan, berpikir kritis, ingin tahu, peka terhadap lingkungan, kerjasama, dan respek terhadap kontrol urutan indikator tertinggi respek terhadap
data. Pada kelas
data, sikap penemuan,
berpikir kritis, kerjasama, tekun, dan ingin tahu. Indikator respek terhadap data pada kelas eksperimen memiliki nilai paling rendah, dan pada kelas kontrol memiliki nilai paling tinggi.
Hal itu disebabkan
siswa tidak
maksimal dalam melakukan pengamatan. Pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan
penjelasan
dari
guru
tentang
hasil
percobaan
Sachs
dan
percobaan Ingenhouz. Sikap yang terdapat pada manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
keinginan,
pengetahuan,
pengalaman,
dan
juga
kebiasaan,
interaksi sosial yang terjadi di dalam kelompok atau di luar kelompok dapat mempengaruhi
atau
membentuk
sikap
baru.
Skala
sikap
ilmiah
mencerminkan sikap ilmiah siswa dalam praktikum. Sikap yang terbentuk berdasarkan pengalaman langsung lebih memungkinkan menjadi perilaku seseorang. Sikap ilmiah lebih meningkat eksperimen
karena siswa belajarnya
pedoman
pada diri siswa kelas
lebih aktif. Sikap ilmiah siswa dapat
terlihat dari bagaimana mereka memiliki rasa memahami suatu konsep baru dengan kemampuannya dengan tanpa kesulitan, sikap keingintahuan yang 31
tinggi,
mengevaluasi
kenerjanya
sendiri
dan
kritis
terhadap
suatu
permasalahan yang kebenarannya perlu dibuktikan. Hasil analisis sikap ilmiah setelah proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti yang tertera pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Analisis Sikap Ilmiah Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol No
Hasil Perhitungan
1
Rata-rata Sikap ilmiah Standar Deviasi Varian t hit t tab
2 3 4 5
Kelas Eksperimen 73,65
Kelas control
6,95 48,31
2,93 8,51
57,15
11,07 2,013
Hasil analisis data pada Tabel 3 menunjukkan nilai t-hit (11,07) > ttab (2,013). Hal ini membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap ilmiah kelas eksperimen dengan sikap ilmiah kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
berbasis
praktikum
mampu
memacu
siswa
untuk
mengembangkan sikap ilmiahnya, serta berdampak pada peningkatan sikap ilmiah siswa. Ilmu pengetahuan dipeoleh tidak hanya dengan cara membaca, tetapi juga melalui penyelidikan yang dilakukan dengan cara sistematis melalui metode ilmiah akan menumbuhkan sikap ilmiah. Dengan demikian pembelajaran berbasis praktikum dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa secara signifikan dalam proses pembelajaran. Sikap
ilmiah
siswa
mengalami
peningkatan
dimungkinkan
timbul
setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Dayakisni dan Hudaniyah (2009:15) menunjukkan bahwa sikap seseorang selalu dinamis, sikap
dapat
berubah
karena
kondisi
dan
situasi
lingkungannya.
Faktor
pengalaman sangat berperan dalam pembentukan sikap. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan para ahli sebelumnya, Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayat (2011) menyatakan bahwa
32
pembelajaran
berbasis
praktikum
pada
konsep
invertebrata
berdampak
positif dalam pengembangan sikap ilmiah siswa. Dari hasil analisis angket sikap ilmiah menunjukkan bahwa indikator sikap ilmiah di kelas eksperimen
semua
berada pada katagori baik, dan
kelas kontrol berada pada kategori cukup. Sikap ilmiah lebih meningkat karena siswa belajarnya
pada diri siswa kelas eksperimen
lebih aktif. Sikap ilmiah siswa dapat terlihat dari
bagaimana mereka memiliki rasa memahami suatu konsep baru dengan kemampuannya dengan tanpa kesulitan, sikap keingintahuan yang tinggi, mengevaluasi
kenerjanya
sendiri
dan
kritis
terhadap
suatu
permasalahan
yang kebenarannya perlu dibuktikan. Hal–hal inilah yang dapat membantu siswa belajar secara ilmiah, terstruktur, dan mandiri, sedangkan di kelas kontrol siswa tidak merumuskan suatu masalah, dan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja, serta tidak adanya eksperimen sehingga sikap ilmiah siswa pada kelas kontrol tidak meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan para
ahli
sebelumnya,
Yolida
(2011)
menyebutkan
bahwa
implementasi
pembelajaran berbasis praktikum dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa secara signifikan dalam proses pembelajaran. Senada dengan penelitian yang dilakukan praktikum
oleh
Hayat
pada
(2011)
konsep
menyatakan invertebrata
bahwa
pembelajaran
berdampak
positif
berbasis dalam
pengembangan sikap ilmiah siswa. B. Hasil Penelitian di SMA 1. Keterampilan Berpikir Kritis Data keterampilan berpikir dianalisis dengan cara menghitung gain, kemudian dilakukan normalisasi gain (N-Gain). Perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlihat pada Gambar 4
33
90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
84,78 72,38
78,68 60,82 44,50 33,11
40,2839,78
Pretes
Postes Eksperime n
Gain
N-Gain
Gambar 4. Nilai N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 4 menunjukkan perolehan skor rata-rata pretes, postes, gain, dan Ngain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sistem peredaran darah manusia antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil analisis signifikansi perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menggunakan uji t seperti yang tertera pada Tabel 4 Tabel 4 Hasil uji Rata-rata N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen. Kelompok Normalitas Homogenitas Rata-rata Eks Kntrl Eksperimen Kontrol eksperimen Signifikasi dan Kontrol Normal Normal Homogen Signifikan Rata-rata X2hit < X2tab X2hit < X2tab Fhit < Ftab thit > ttab N-Gain 84,78 72,89 X2 hit = 5,34 X2hit = 4,33 Fhit =0,97 thit = 3,95 2 2 X tab = 7,81 X tab = 7,81 Ftab= 2,01 ttab = 2,01
Dari Tabel 4 analisis data dengan uji t menunjukkan thitung (3,95) > ttabel (2,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan penggunaan model PjBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelas yang diajarkan dengan PjBl disebabkan karena siswa telah dilatih dalam menyelesaikan tugas projeknya yaitu membuat media freezi. Untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, siswa telah melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai 34
suatu tujuan. Kegiatan berpikir harus sistematik, bertanggung jawab sepenuhnya atas tugas, dan mampu melakukan evaluasi pencapaian tujuan belajarnya. Faktor yang penting dalam proses pembelajaran siswa adalah kemampuan berpikir, akan tetapi keterampilan berpikir kritis tidak akan terjadi dengan sendirinya walaupun potensi berpikir dimiliki oleh setiap manusia dan merupakan anugerah Allah namun potensi ini akan mandul dan bahkan hilang manakala tidak diasah atau digunakan dengan optimal. Perkembangan keterampilan berpikir sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran di kelas. Melalui tugas/projek yang diberikan melalui model PjBL akan membantu siswa
meningkatkan
kemampuan
berpikir,
mendorong
siswa
untuk
bertanggungjawab terhadap tugasnya sehingga menjadi pebelajar yang mandiri, siswa belajar untuk bekerjasama untuk memecahkan masalah, melalui sharing ide untuk
menemukan
jawaban
dari
suatu
pertanyaan,
mengaktifkan
untuk
menyelesaikan tugas. Implikasi temuan penelitian ini dalam pembelajaran adalah keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam tugas-tugas yang komplek, menghadapkan siswa pada pemecahan masalah, menantang siswa untuk dapat menyelesaikan masalah dengan menjawab pertanyaan dengan cara menganalisis,
membangun
keterampilan,menyimpulkan,
mengasumsi
juga
menggunakan strategi dan taktik. mengevaluasi setiap tugas yang dikerjakan siswa sehingga memberikan lingkungan belajar yang autentik yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah secara kolaborasi. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu permasalahan dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi, dan pengelolaan proyek. Keterampilan berpikir kritis menggunakan dasar berpikir menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap interpretasi untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, kemampuan memahami asumsi, memformulasi masalah, melakukan deduksi dan induksi serta mengambil keputusan yang tepat. 35
Survey yang dilakukan oleh Partnership for 21 Century Skills di Amerika Serikat tahun 2006 yang menanyakan tentang keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja di perusahaan-perusahaan terdepan AS lima tahun mendatang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis (critical thinking) berada pada posisi pertama. Keterampilan lainnya yang menonjol dan penting menurut hasil survey adalah penguasaan teknologi informasi, kolaborasi, dan innovasi (Ken Key; 2006 dalam
Habnoer, 2008). Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Demikian juga dalam proses pembelajaran di sekolah proses berpikir dan keterampilan berpikir krtiis dapat terus ditingkatkan. C. Kreativitas Siswa Kreativitas yang dalam penelitian ini adalah kreativitas yang berfokus pada produk siswa. Hasil karya/produk yang dihasilkan siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk mengomunikasikan ide-ide biologi pada produk yang dihasilkan dan
pada presentasi dengan
menggunakan media prezi yang dibuat dengan mengikuti langkah-langkah dalam model PjBL. Penilaian produk dilakukan pada kelas eksperimen saja karena model pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang menghasilkan suatu produk sehingga penilaian produk harus dilakukan karena menjadi satu kesatuan dengan model yang diterapkan. Hasil analisis data penilaian produk siswa berupa media prezi terlampir dalam Gambar 5. 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0
100,0 95,0 100,0 96,8 100,0 97,5 98,0 96,4 88,0 87,3 86,7 86,7 87,5 83,6 91,7 86,7 72,0 70,7
Kelmpok 1 Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok 2 3 4 5 6 Perencanaan
Pelaksanaan
Hasil Proyek
Gambar 5 Nilai Produk Siswa Antar Kelompok 36
Gambar 5 menunjukkan nilai perolehan siswa terhadap produk yang mereka hasilkan dalam bentuk media freezi. Dari enam kelompok menunjukan kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan hasil projek pada kategori sangat bagus dan bagus. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan model PjBL dengan media prezi dapat meningkatkan kreativitas siswa yang terbukti dengan mampunya siswa menghasilkan produk berupa media prezi, produk media prezi tersebut dibuat siswa di luar jam pelajaran yang merupakan tugas proyek siswa yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa memiliki potensi kreativitas yang tinggi. Hal itu disebabkan
guru
memberi
kesempatan
dan
kebebasan
berkreasi
untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas mereka. PjBl berfokus pada prinsip kedisiplinan perlu dilatihkan, memfasilitasi siswa untuk untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan menyelesaikan tugas-tugas. PjBl memberi pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa. Siswa juga termotivasi lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator dan mengevaluasi produk hasil kinerja siswa. Temuan penelitian ini di dukung oleh pendapat Yance dkk (2013) bahwa pembelajaran berbasis proyek membiasakan siswa untuk menemukan sendiri konsep melalui proyek yang diberikan dengan mengkonstruksi pengetahuan dalam diri siswa. siswa diberi kebebasan untuk mencari sumber yang dapat membantu proyek baik itu melalui studi pustaka ataupun bertanya kepada guru
lain di luar jam
pelajaran. Selain itu, kemampuan sosial siswa juga dikembangkan melalui diskusi dan kerjasama dalam kelompok sehingga siswa terlatih untuk menghargai teman, menanggapi pendapat orang lain dengan baik, serta mampu berbicara di depan orang banyak melalui presentasi laporan hasil poyek. Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan kreativitas siswa dalam menghasilkan produk dari proyek yang mereka kerjakan. Model pembelajaran PJBL dengan media prezi ini menciptakan komunikasi tiga arah yaitu siswa dengan guru, guru denga siswa dan siswa dengan siswa. Implementasi temuan penelitian ini dalam pembelajaran adalah peningkatan berpikir kritis siswa dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang mampu membuat siswa kreatif, berpikir kritis, serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan dalam 37
kehidupan nyata, dan yang paling penting selain meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa juga mampu berkreativitas dengan meghasilkan suatu karya yang dalam penelitian ini berupa produk pembelajaran yaitu media prezi. Siswa kelas eskperimen lebih aktif karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dalam penggunaan model PjBL dengan media prezi meskipun siswa belum maksimal beradaptasi dengan model pembelajaran ini tetapi siswa termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran walaupun belum terbiasa melakukan tahapan-tahapan dalam model PjBL secara mandiri. Dalam penelitian juga ditemukan siswa
masih belum begitu memahami cara membuat rumusan
masalah dan ketika melakukan praktikum siswa juga cenderung bertanya karena siswa belum terbiasa melakukan praktikum dengan kelompoknya dan menyusun sendiri langkah kerjanya, kemudian di dokumentasikan dan hasil dokumentasi dimasukkan dalam media prezi. Model pembelajaran PJBL dengan media prezi ini menciptakan komunikasi tiga arah yaitu siswa dengan guru, guru denga siswa dan siswa dengan siswa. Siswa kelas kontrol lebih pasif karena siswa lebih banyak mendengar penjelasan dari guru sehingga siswa kurang mampu mengembangkan kreatifitasnya jadi siswa hanya membuat catatan yang seperlunya saja sambil mendengarkan penjelasan guru karena guru merupakan satu-satunya sumber belajar dan model pembelajaran kooperatif ini masih menciptakan komunikasi satu arah. Implementasi temuan penelitian ini dalam pembelajaran adalah peningkatan berpikir kritis siswa dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang mampu membuat siswa kreatif, berpikir kritis, serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata, dan yang paling penting selain meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa juga mampu berkreatifitas dengan meghasilkan suatu karya yang dalam penelitian ini berupa produk pembelajaran yaitu media prezi. Temuan lain melalui penerapan Project Based Learning adalah siswa menjadi pebelajar aktif, lebih interaktif atau multiarah, berpusat pada siswa, guru berperan sebagai fasilitator, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri, dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa. 38
Dari temuan-temuan di atas, PjBl dan inkuiri terbimbing merupakan model dan metoda yang cocok untuk pelaksanaan kurikulum 2013 yang mengakomodir pendekatan saintifik pada pembelajaran biologi. Pada Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV mengenai proses pembelajaran yang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam dokumen Kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip: berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
BAB V SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis pada siswa yang diajarkan melalui model PjBL pada pada materi sistem peredaran darah manusia 2. Penggunaan model PjBL dengan media prezi pada materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan kreativitas siswa pada produk yang telah dihasilkan 3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi fotosintesis melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing 4. Sikap ilmiah siswa melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada kategori baik
39
DAFTAR PUSTAKA Achmad, Arief. 2007. Memahami Berpikir Kritis. Artikel Pendidikan Network http://e-pendidikan.net/ Diakses 29 Mai 2008 Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains. 2 (5): 108-109 Anderson, Lorin W., Krathwohl, David R., Airasian, Peter W. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Angelo, T.A., and Cross, K.P. 1993. Classroom Assessment Techniques: A handbook for College Teachers, 2nd edition. SanFransisco: Jossey-Boos Arikunto, S. (2007). Prosedur Rineka Cipta
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
Asmasari, F.H. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran (Ap) SMK Depok pada Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem posing Tipe Presolution posing. (Online) diakses dari www.akademia. Edu pada 8 April 2014. Campbell, A.N., Reece, B.J., dan Mitchell. 2010. Biologi jilid 3, edisi kedelapan Jakarta: Erlangga. Cheng, K K., Thacker, B.A and Cardenas, R.L. 2004. “Using Online Homework System Enhances Student Learning of Physics Conceps in an introductory Physic Course”. American Journal of Physic, 72(11): 1447-1453. Chin, C dan Chia, L. 2004. Implementing Project Work on Biologi through Problembased-learning. Journal of Biological Education. 38 (2), 69-75. Januari 2013). Corebima, A.D. dan Al Idrus, A. 2006. Pemberdayaan dan Pengukuran Berpikir pada Pembelajaran Biologi. Proceeding of the 3rd International Conference of Measurement and Evaluation in Education (ICMEE 2006) School of Educational Studies University Sains Malaysia. Penang 13-15 Februari Dayakisni, T dan Hudainiyah. 2006. Psikologi sosial. Malang: UMM Press. Diamond, S. 2010. Prezi for Dummies. Hoboken,NJ 07030-5774 Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana. Ennis, Robert H. 2000. An Outline of Goals for a Critical Thinking Curriculum and Its Assessment. On line http://faculty.ed.uiuc.edu/rhennis. Diakses tanggal 21 Desember 2007. Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo 40
Galbreath, Jeremy. 1999. Repairing the 21 st Century Worker: The Lingk Between Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology.November – Desember 1999:14-21. Hayat, Muhammad Syaiful., Sri Angraini dan Sri Redjeki. 2011. Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Konsep Invertebrata untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Bioma, Vol 1 , No. 2. Habnoer, Sultan. 2008. Mengembangkan ‘High Order of Thinking’ Online. http://www.infogue.com/pendidikan/mengembangkanhighorderofthinking/ Diakses 29 Mai 2008. Herreid, C. F. 2000. AIDS and the Duesberg Phenomenon: A Problem-Bsed Learnig Case Study. (Online) http://searchyahoo.com/search?p =problem+based+ learning. Diakses 9 Maret 2003. Hossoubah, Z. 2007. Develiving Creative and Critical Thingking Skill(terjemahan). Bandung: Yayasan Nuansa Cendia. Ibrahim, Nurdin. 2003. Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka Dengan Hasil Belajar Siswa SLTP Terbuka. Jurnal Ternodik. Edisi No 12/VII/Oktober/2003 Ibrahim, M. Dan Nur, M. (2002). Pembelajaran berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA University Press. Khamdi, W. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran (Online). http://waraskhamdi.com/. Diakses 13 Oktober 2012) Mahanal, Susriyati, dkk. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. (Online). Diakses dari www.akademia. Edu pada 8 April 2014. Margendoller, Jhon R., Nan L Maxwell., Yolanda Bellisimo. 2006. The Effectiveness of Problem Based Instruction. A Comparative Study of Instructional Method and Student Characteristic. The Interdiciplinary Journal of Problem Based Learning. Vol 1 (2): 50 - 68. On line. http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1026. diakses 20 April 2012 Martin,R. dkk. 2005. Teaching Science For All Children, Inquiry Methods For Constructing Undestanding. New Jersey: Pearson Education, Inc. Meltzar, David E. 2002. The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible ‘‘hidden variable’’ in diagnostic pretest scores. Department of Physic and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011. American 41
Association of Physics Teachers Journal. Vol 70 (12). P. 1259-1268. Online http://ojps.aip.org/ajp/@2002 Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta PT Prestasi Pustakaraya. Nasution, Wahyudin Nur. 2006. Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif Dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau Dari Cara Berpikir. On Line. http://litagama.org/index.htm. Diakses tanggal 11 September 2007. Nurhadi, S.A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Praptiwi, L., Sarwi., dan L. Handayani. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing Berbantuan My Own Dictionary Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Unjuk Kerja Siswa SMP RSBI. 1(2): 86-95. Roestiyah. 1998. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Rodhi, Mohammad Yusuf dan Wasis. 201. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Frezi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Kalor. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol.03. No.02: 137- 142. Rusman., Kurniawan, D., dan Riayana (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mengembangkan Profesionalitas Guru : Seri Manajemen Sekolah Bermutu.: Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Sahabiah., Marhaeni., dan I.W. Suastra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Volume 3 Sahromi, M. 1986. Pengelolaan Pengajaran Karunika Universitas Terbuka
Biologi.
Jakarta:
Penerbit
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Sudaryanto. 2007. Kemampuan Berpikir Kritis sebagai Jalan Mencapai Kompetensi Clinical Reasoning pada Pendidikan Kedokteran. Online. http://www.fk.undip.ac.id/index.php?option=com_banners&task=click&bid= 2 . Diakses 8 Mai 2007 Susilo, Herawati, Corebima, A.D., Ibrahim, Muslimin. 2004. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual dalam Mata Pelajaran Biologi. Malang: PPS UM Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara 42
Trilling, Bernie & Hood, Paul. 1999. Learning, Technology, and Education Reform in the Knowledge Age or “We're Wired, Webbed, and Windowed, Now What?” Educational Technology Journal.May-June 1999: 5-18. Walker, G. H. 2006. Critical Thinking. http://www.utc.edu/Teaching-ResourceCenter/critical.htm.#strategies. Diakses Tgl 27 November 2013 Zascavage, Victoria., William, G. Masten., Jennifer, Schroeder-Steward, & Christopher Nichols. 2006. Comparison Of Critical Thinking In Undergraduates And Graduates In Special Education . On line http://www.internationalsped.com/documents/3%20Zascavage.doc. Diakses 18 Desember 2007
43
Lampiran 1 Instrumen Tes Hasil Belajar SMP SOAL PRETES DAN POSTES Soal Pilihan Ganda Petunjuk : Pilih jawaban yang paling benar (a, b, c, d) 1. Organisme autotrof dapat mensintesis makanan sendiri dari senyawa anorganik. Alga, lumut, paku, dan tumbuhan tingkat tinggi merupakan kelompok organisme yang mampu memanfaatkan energi cahaya untuk membentuk senyawa organik. Kemampuan tersebut disebut dengan…….. a. Katabolisme b. Anabolisme b. Kemosintesis c. Fotosintesis 2. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar dari proses fotosintesis, kecuali a. Reaksi gelap memanfaatkan CO2 untuk membentuk glukosa b. O2 yang terbentuk berasal dari pemecahan H2O c. Hasil reaksi terang adalah O2 d. Cahaya bukan merupakan faktor penting, melainkan klorofil yang harus senantiasa ada 3. Secara alami, fotosintesis terjadi pada siang hari dengan menggunakan energi cahaya matahari. Namun, fotosintesis juga dapat berlangsung pada malam hari dengan menggunakan energi cahaya lampu neon. Cahaya lampu neon dapat digunakan dalam reaksi fotosintesis karena........ a. Molekul-molekul sinar lampu neon dapat membantu pembentukan glukosa dan selanjutnya glukosa diubah menjadi amilum b. Cahaya lampu neon mempunyai Panjang gelombang 680A-700A c. Cahaya lampu neon mempunyai suhu yang sama dengan cahaya matahari d. Cahaya lampu neon terdiri dari berbagai warna cahaya 4. Bacalah pernyataan dibawah ini : 1. Proses respirasi terjadi pemecahan senyawa glukosa menjadi CO2 dan H2O sedang fotosintesis sebaliknya 2. Proses fotosintesis terjadi pemecahan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang respirasi sebaliknya 3. Proses respirasi terjadi penyusunan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang fotosintesis sebaliknya 4. Proses fotosintesis terjadi penyusunan senyawa anorganik menjadi senyawa organik, sedang respirasi sebaliknya Dari pernyataan di atas, pernyataan manakah yang sesuai: a. 1 dan 3 b. 2 dan 3 c. 2 dan 4
d. 1dan 4
44
Untuk soal nomor 5, 6 dan 7 perhatikan gambar skematis kloroplast di bawah ini.
Gambar 1: Skematis kloroplast 5. Pada gambar 1 di atas. Bagian yang ditunjuk oleh nomor 1 dan 2 adalah.... a. Lapisan membran luar dan membran dalam b. Sroma dan lumen c. Tilakoid dan lumen d. Grana dan stroma 6. Pada gambar 1 di atas bagian yang diunjukkan oleh nomor 3 dan 4 adalah.... a. Lapisan membran luar dan grana c. Tilakoid dan grana b. Stroma dan tilakoid d. Tilakoid dan stroma 7. Pada gambar 1 di atas .Bagian yang diunjukkan oleh nomor 1 dan 5 adalah.... a. Tilakoid dan stroma c. Tilakoid dan membran dalam b. Stroma dan grana d. Grana dan lumen Untuk soal nomor 8 dan 9 perhatikan gambar di bawah ini.
1 2 7
3 4 5
6
Gambar 2:Struktur jaringan daun
8. Proses fotosintesis terjadi pada jaringan daun yang mengandung kloroplas. Berdasarkan Gambar 2 di atas maka proses fotosintesis dapat terjadi pada bagian yang ditunjukkan oleh nomor... a. Nomor 1 dan 2 c. Nomor 2 dan 3 b. Nomor 4 dan 5 d. Nomor 6 dan 7 9. Jaringan yang terdapat pada gambar 2, keterangan nomor 2 merupakan jaringan...... a. Epidermis c. Spons b. Palisade d. Parenkim 45
10. Pada peristiwa fotosintesis ada dihasilkannya amilum. Amilum, fotosintesis diperoleh dari.... a. Penguraian karbondioksida b. Pemecahan molekul air c. Penggabungan molekul H2O dan CO2 d. Penguraian klorofil
pada
peristiwa
11. Pada siang hari yang sangat terik, kita akan merasa sejuk dan nyaman berada di bawah pohon yang rindang. Hal ini karena udara disekitar pohon tersebut mengandung banyak............ a. CO2 c. H2O b. O2 d. N2 12. Berikut ini merupakan bahan baku yang digunakan untuk reksi fotosintesis , kecuali.... a. O2 c. Cahaya b. CO2 d. H2O 13. Tabel berikut menjelaskan tentang hasil fotosintesis. Penjelasan yang tepat antara jenis reaksi, bahan, dan hasil fotosintesis berperan pada...... No Jenis Reaksi Bahan Hasil 1. Reaksi penyusunan O2 + H2O C6H12O6 2. Reaksi penguraian C6H12O6 + CO2 H2O + O2 3. Reaksi penyusunan CO2 + H2O C6H12O6 + O2 4. Reaksi penguraian C6H12 + O2 H2O + CO2 Berdasarkan data tabel diatas,jawaban yang tepat adalah...... a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 14. Pada suhu di atas 380C sebahagian tumbuhan, jumlah CO2 yang diambil dari udara untuk fotosintesis menurun. Hal ini terjadi karena kenaikan suhu tersebut menyebabkan... a. Stomata daun menyempit b. CO2 terlepas lagi ke udara c. Kadar CO2 di udara menurun d. Kadar enzim untuk fotosintesis menurun 15. Jika dalam kultur sel daun berwarna hijau dialirkan gas CO2 dan disinari, maka akan terjadi..... a. Pembebasan oksigen yang berasal dari H2O b. Penyerapan sinar, terutama sinar nila dan merah c. Pengikatan CO2 oleh ribulosa bifosfat d. Pembebasan oksigen, penyerapan sinar, dan pengikatan CO2
16. Grafik yang menunjukkan pengaruh konsentrasi Karbondioksida terhadap laju fotosintesis adalah … . 46
17. Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor di bawah ini yang tidak menentukan laju fotosintesis adalah...... a. Suhu udara dan kelembaban c. Kandungan karbondioksida b. Kandungan oksigen d. Ketersediaan air 18. Tumbuhan terdiri dari organ akar, batang dan daun. Batang merupakan salah satu tempat bagi tumbuhan untuk menyimpan zat makanan, di bawah ini merupakan tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di batang, kecuali.. a. Kentang c. Sagu b. Sawo d. Tebu 19. Salah satu hasil dari reaksi fotosintesis adalah oksigen, eksprimen percobaan fotosintesis yang menghasilakan oksigen adalah seperti gambar dibawah ini:
Gambar 3: Eksperimen fotosintesis yang menghasilkan oksigen Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis adalah … a. Hydrilla dan H2O b. Cahaya dan CO2
c. Glukosa dan O2 d. H2O dan NaHCO3
Perhatikan tabel berikut untuk menjawab soal nomor 20 – 21 Misalnya hasil pengamatan kamu seperti ini : No Perlakuan Gelembung 1 Cahaya matahari langsung ++ 2 Cahaya langsung + 5 gr NaHCO3 ++++ 3 Cahaya langsung + es batu + 4 Cahaya langsung + air hangat +++ 5 Tempat teduh + 47
*) Keterangan : (-) bila tidak ada gelembung (+) bila sedikit gelembung (++) bila sedang gelembung (+++) bila banyak gelembung (++++) bila banyak sekali gelembung 20. Tabel di atas menunjukkan percobaan ingenhousz. Tujuan dari percobaan diatas adalah……….. a. Membuktikan peran air pada fotosintesis b. Membuktikan peran cahaya pada fotosintesis c. Membuktikan penggunaan karbondioksida pada fotosintesis d. Mebuktikan peran klorofil pada fotosintesis 21. Pada tabung yang ditambahkan NaHCO3 dihasilkan gelembung lebih banyak karena……….. a. NaHCO3 membantu proses fiksasi CO2 b. NaHCO3 berperan sebagai inhibitor dalam proses fotolisis c. NaHCO3 membantu proses sintesis gula d. NaHCO3 berperan sebagai biokatalisator pada reaksi fotolisis Perhatikan gambar eksperimen fotosintesis berikut ini !
Gambar 4:Eksperimen fotosintesis yang menghasilkan amilum 22. Dalam percobaan gambar 4 di atas pada poin B daun dilarutkan klorofilnya,klorofil tersebut dilarutkan dengan menggunakan... a. Alkohol c. Lugol b. Air d. Etanol 23. Percobaan terhadap hasil fotosintesis menunjukkan bahwa daun hijau yang ditetesi lugol / iodium berwarna biru tua / kehitaman-hitaman. Hal ini membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan.... b. Lemak c. Protein c. Karbohidrat d. Mineral 24. Eksperimen pada percobaan Sachs bertujuan untuk melihat adanya oksigen yang dihasilkan dari hasil fotosintesis. Dari percobaan ini dapat diketahui, salah satu faktor penting yang menunjang fotosintesis yaitu......... 48
a. Intensitas cahaya b. Konsentrasi CO2
c. Tidak adanya cahaya d. Temperatur
25. Salah satu hasil dari reaksi fotosintesis adalah amilum, sebelum dilakukan tes amilum daun harus dibungkus dengan kertas timah selama dua hari, tujuan dibungkus daun dengan kertas timah adalah........... a. Daun yang dibungkus kertas timah tidak terjadinya fotosintesis b. Daun yang dibungkus kertas timah terjadinya fotosintesis c. Kertas timah menghasilkan amilum d. Pada daun terdapat stomata 26. Jika sebuah tanaman dalam pot ditutup rapat dengan plastik bening kemudian diletakkan di bawah sinar matahari selama 45 menit zat yang tidak terdapat pada kantong plastik adalah… a. Uap air c.Nitrogen b. Oksigen d. Karbondioksida 27. Pada tanaman yang diletakkan ditempat teduh dan tanaman yang diletakkan dalam air es. Gelembung yang dihasilkan ditempat teduh lebih sedikit, hal ini disebabkan oleh……… a. Intensitas cahaya dan temperature yang terlalu rendah menurunkan laju fotolisis b. Intensitas cahaya dan temperature yang terlalu rendah dapat mempengaruhi kemampuan tumbuh saat fiksasi CO2 c. Tanaman yang di tempat teduh tidak mampu mensintesis glukosa d. Di tempat yang teduh kandungan CO2 nya rendah 28. Perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar 5:Eksperimen percobaan amilum Pada gambar 5 keterangan nomor 6 digunakan lugol. Lugol tersebut bertujuan untuk membuktikan bahwa fotosintesis………. a. Menghasilkan amilum c. Memerlukan oksigen b. Memerlukan alkohol d. Menghasilkan karbondioksida Perhatikan gambar dibawah ini:
49
Gambar 6:Eksperimen percoban amilum 29. Pada gambar 6 di atas tahapan nomor 3 daun direbus dengan alkohol panas.alkohol tersebut bertujuan untuk.......... a. Melemahkan sel-sel penyusun daun b. Menguatkan jaringan yang sudah rusak c. Melarutkan klorofil yang terdapat dalam daun d. Memudahkan eksperimen sebelum ditetesi lugol Perhatikan tabel dibawah ini: Keadaan daun Daun ditutup Daun tidak ditutup
Warna daun ditetesi Iodium Hijua muda Hijau muda
sebelum Warna daun setelah ditetesi Iodium Hijau muda Hijau dengan bercak biru keunguan
30. Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa...... a. Daun yang melakukan fotosintesis adalah daun yang ditutup kertas aluminium b. Daun yang melakukan fotosintesis adalah daun yang tidak ditutupi kertas aluminium c. Fotosintesis memerlukan oksigen dan air d. Fotosintesis menghasilkan karbondioksida
50
Lampiran 2 Instrumen Sikap Ilmiah
ANGKET SIKAP ILMIAH Nama
:
Materi pelajaran
:
Hari/Tanggal
:
Kelas/Semester
:
Petunjuk Umum
:
1. Pada kuesioner ini terdapat 40 pertanyaan, pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari dan tentukan kebenaranya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu. 2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenaranya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pertanyaan lain. 3. Berilah penilaianmu secara jujur, objektif dan penuh tanggung jawab dengan cara memberi tanda checklist (√) pada salah satu dari lima pilihan dibawah ini. Keterangan Pilihan Jawaban : STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju R = Kurang Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju NO 1 2 3 4
5 6 7 8
PERNYATAAN Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing memudahkan saya dalam memahami, dan mencari tahu tentang konsep fotosintesis. Saya lebih suka bereksprimen dalam belajar materi fotosintesis daripada hanya membaca Saya termotivasi untuk mengajukan pertanyaan tentang konsep fotosintesis Penerapan materi fotosintesis dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak meningkatkan rasa ingin tahu saya Saya begitu antusias mencari jawaban tugas-tugas yang diberikan guru secara berkelompok. Saya tidak termotivasi untuk mengajukan pertanyaan tentang konsep fotosintesis. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing meningkatkan rasa ingin tahu saya pada materi fotosintesis Saya lebih suka mencari tahu tentang hal baru dalam proses pembelajaran
PILIHAN JAWABAN SS S KS TS STS
51
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Saya tidak berdiskusi materi fotosintesis dengan cara memberikan penjelasan dari gambar yang saya lihat Saya lebih setuju dengan orang lain daripada mencari tahu dengan eksperimen sendiri Saya selalu bertanya pada guru setiap langkah kegiatan yang tidak saya pahami. Saya bosan mendengar ide-ide baru Saya ingin sekali diberikan buku ilmiah/ alat-alat ilmiah sebagai hadiah Saya memperoleh banyak kesempatan bertanya dan berdiskusi Saya tidak pernah bertanya kepada guru walaupun saya tidak paham setiap langkah kegiatan yang diberikan guru. Pada saat dilaksanakan model pembelajaran inkuiri terbimbing saya lebih suka bermain dan bercanda dengan teman Saya lebih suka membaca materi fotosintesis daripada melakukan eksprimen Dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing saya lebih berani bertanya dan berbagi kepada guru dan teman pada saat proses pembelajaran berlangsung Penerapan model inkuiri terbimbing membuat saya semakin sulit memahami, dan mencari tahu tentang materi fotosintesis. Saya lebih suka mencari tahu sendiri apa yang terjadi daripada diberi tahu Pada pembelajaran ini tidak ada hal-hal yang dapat merangsang rasa ingin tahu saya Saya senang bekerja sama dengan teman lain pada kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen Saya tidak berdiskusi dengan cara memberikan penjelasan dari penguasaan konsep yang saya dapat Saya sangat ingin mengetahui tentang dunia yang kita tempati Rasa ingin tahu saya muncul dari pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru dan teman pada pembelajaran ini. Saya ingin melakukan eksperimen di rumah Saya tidak begitu antusias mencari jawaban tugas-tugas yang diberikan guru secara berkelompok. Saya berdiskusi dengan cara memberikan penjelasan dari penguasaan materi yang saya dapatkan Saya tidak memperoleh banyak kesempatan bertanya dan berdiskusi. Saya tidak membangun sendiri upaya untuk meningkatkan pemahaman saya terhadap materi 52
31 32
33 34
35 36 37 38 39 40
fotosintesis. Saya berdiskusi materi fotosintesis dengan cara memberikan penjelasan dari gambar yang saya lihat Disaat guru mengajar dengan model inkuiri terbimbing, saya tidak memperhatikan dan tidak mengamati penjelasan guru tentang proses fotosintesis. Pemahaman saya tidak meningkat terhadap pengetahuan tentang materi fotosintesis Walaupun sudah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, saya tetap malu bertanya pada teman dan guru jika ada hal-hal yang tidak saya pahami. Saya bosan ketika menonton acara pengetahuan alam dirumah Saya tidak senang bekerja sama dengan teman lain pada kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen Saya tidak mau merespon tentang dunia yang kita tempati Mencari tahu tentang hal baru tidak begitu penting bagi saya Saya suka menjadi ilmuan setelah saya tamat sekolah nanti Melakukan eksprimen tidak semudah mencari informasi dari guru
53
Lampiran 3 Soal Keterampilan Berpikir Kritis Topik Materi : Sistem Peredaran Darah Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia. Kelas : XI 1. Perhatikan gambar jantung di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!.
Berdasarkan gambar jantung diatas, menurutmu mengapa bagian yang ditunjuk pada nomor 6 ototnya lebih tebal bila dibandingkan dengan bagian yang ditunjuk pada nomor 4? a. Otot pada bagian nomor 4 lebih tebal dan kuat karena fungsi kerjanya yang berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan otot pada nomor 6 lebih tipis sesuai dengan fungsi kerjanya yang hanya mengalirkan darah ke nomor 5. b. Otot pada bagian nomor 6 lebih tipis dan kuat karena fungsi kerjanya yang berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan otot pada nomor 4 lebih tebal sesuai dengan fungsi kerjanya yang hanya mengalirkan darah ke nomor 5. c. Otot pada bagian nomor 6 dan nomor 4 sama tebal dan kuat karena fungsi kerjanya yang berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. d. Otot pada bagian nomor 6 dan nomor 4 sama tipis sesuai dengan fungsi kerjanya yang hanya mengalirkan darah ke nomor 5. e. Otot pada bagian nomor 6 lebih tebal dan kuat karena fungsi kerjanya yang berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan otot pada nomor 4 lebih tipis sesuai dengan fungsi kerjanya yang tidak berat yang hanya memompa darah dan mengalirkannya ke nomor 5. 2. Faktor yang menyebabkan penurunan tekanan darah yang ditunjuk pada nomor 3 adalah... a. Peningkatan kekentalan darah b. Katup jantung tidak sempurna c. Hilangnya elastisitas pembuluh arteri d. Penyempitan pembuluh arteri yang kecil. e. Penurunan kekentalan darah 3. Eritroblastosis fetalis pada bayi disebabkan oleh......... 54
a. Antigen anak masuk ke dalam darah ibu, sehingga darah ibu menghasilkan antibodi . Antibodi kemudian masuk keperedaran darah anak dan bereaksi dengan antigen anak, terjadilah aglutinasi. b. Induksi mikroorganisme dalam kandungan. c. Aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi, , sehingga darah ibu menghasilkan antibodi. d. Rusaknya aglutinin bayi, sehingga darah bayi menghasilkan antibodi. Antibodi kemudian masuk keperedaran darah ibu dan bereaksi dengan antigen ibu, terjadilah aglutinasi. e. Masuknya antigen darah ibu ke dalam darah bayi, sehingga darah ibu menghasilkan antibodi. Antibodi ini kemudian masuk keperedaran darah anak dan bereaksi dengan antigen anak, terjadilah aglutinasi. 4. Perhatikan skema proses pembekuan di bawah ini!
Pada skema pembekuan darah di atas nomor 1,2 dan 3 secara berturut-turut adalah.... a. Trombin – protrombin – fibrinogen b. Fibrinogen – protrombin – trombin c. Fibrinogen – trombin – protrombin d. Protrombin – fibrinogen – trombin e. Protrombin – trombin – fibrinogen 5. Yang mana di antara reaksi berikut ini yang berlaku dalam sel darah merah yang mengalir melalui kapiler pulmoner? a. Hb + 4 O2 ----- Hb(O2)4 b. Hb (O2)4 ------- Hb + 4 O2 c. CO2 + H2O ---- H2CO3 d. H2CO3 -------- HCO3_ e. Hb + 4 CO2 ------ Hb(CO2)4 Data ciri-ciri pembuluh darah : 1) Berdenyut 2) Berkatup satu di dekat jantung 3) Terletak di bawah permukaan kulit 4) Arah peredaran darah meninggalkan jantung 5) Warna kebiru-biruan 6. Ciri-ciri pembuluh nadi adalah …. a. 1 – 2 – 4 c. 2 – 3 – 5 b. 1 – 3 – 5 d. 2 – 4 – 5
e. 3 – 2 – 4
7. Pernyataan berikut yang benar adalah........... 55
a. Otot pada vena dan ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan dengan otot arteri dan ventrikel kanan. b. Otot pada arteri dan ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan dengan otot vena dan ventrikel kanan c. Otot polos pada arteri sama tebal dengan otot vena d. Otot pada arteri dan ventrikel kiri lebih tipis dibandingkan dengan otot vena dan ventrikel kanan. e. Otot pada arteri dan vena pada ventrikel kiri dan kanan sama tebal. Perhatikan gambar pembuluh darah di bawah ini, untuk menjawab pertanyaan nomor 8 dan 9!.
A B 8. Pernyataan yang benar mengenai fungsi dari gambar A dan B adalah..... a. Gambar A berfungsi membawa darah kembali ke jantung dan pembuluh darah B membawa darah keluar dari jantung. b. Gambar A berfungsi membawa darah keluar dari jantung dan pembuluh darah B membawa darah kembali ke jantung. c. Gambar A berfungsi membawa darah menuju paru-paru dan pembuluh darah B membawa darah kembali ke jantung. d. Gambar A berfungsi membawa darah menuju jantung dan pembuluh darah B membawa darah menuju paru-paru. e. Gambar A berfungsi membawa darah yang kaya akan karbondioksida dan pembuluh darah B membawa darah yang kaya akan oksigen. 9.
Penurunan pH darah yang disebabkan oleh olahraga akan.... a. Menurunkan laju pernapasan. b. meningkatkan denyut jantung. c. menurunkan jumlah O2 yang dibebaskan dari hemoglobin. d. menurunkan curah jantung. e. menurunkan pengikatan CO2 ke hemoglobin.
10. Perhatikan pembuluh darah dibawah ini! Pembuluh darah dibawah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Kecuali :
a. b. c. d. e.
Berdinding sangat tipis Tidak memiliki otot polos dan jaringan ikat Tempat terjadi pertukaran gas, cairan, makanan dan hormon Dindingnya tebal Menghubungkan pembuluh arteri dan vena 56
11. Perhatikan gambar pembuluh darah di bawah ini !.
A B Berdasarkan pengamatanmu gambar diatas adalah........... a. A potongan melintang pembuluh arteri yang normal dan B potongan melintang pembuluh arteri yang menyempit karena timbunan kolesterol. b. A potongan melintang pembuluh vena yang normal dan B potongan melintang pembuluh vena yang menyempit karena timbunan kolesterol. c. A potongan melintang pembuluh arteri yang menyempit karena timbunan kolesterol dan B potongan melintang pembuluh arteri yang normal. d. A potongan melintang pembuluh arteri yang normal dan B potongan melintang pembuluh vena yang menyempit karena timbunan kolesterol. e. A potongan melintang pembuluh vena yang normal dan B potongan melintang pembuluh arteri yang menyempit karena timbunan kolesterol. 12. Ditemukan gejala penyakit pada sistem peredaran darah ,sebagai berikut : 1) Produksi leukosit berlebihan 2) Produksi eritrosit menurun 3) Jumlah trombosit normal Nama penyakit yang sesuai dengan gejala-gejala tersebut, adalah ......... a. Anemia b. Anemia bulan sabit c. Hemoroid d. Leukemia e. Embolisme koroner Untuk menjawab pertanyaan nomor 13 dan 14perhatikan gambar komponen darah manusia di bawah ini!
13. Berdasarkan gambar di atas merupakan ciri sel darah merah, yaitu …. a. a. Bentuk bikonkaf, memakan kuman dan mengandung hemoglobin. b. Bentuk bikonkaf, tidak berinti,memakan kuman. c. Bentuknya bikonkaf, tidak berinti dan mengandung hemoglobin. d. Bentuk bikonkaf, berinti dan memakan kuman e. Bentuk bikonkaf, berinti dan mengandung hemoglobin. 57
14. Berdasarkan gambar diatas sel darah putih memiliki ciri-ciri sebagai berikut… a. Mempunyai inti, mempunyai hemoglobin dan berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. b. Tidak mempunyai inti, tidak mempunyai hemoglobin dan bentuknya tidak beraturan. c. Tidak mempunyai inti, tidak mempunyai hemoglobin dan berfungsi membawa oksigen. d. Mempunyai inti, tidak mempunyai hemoglobin dan berfungsi membunuh kuman. e. Mempunyai hemoglobin, bentuknya tidak beraturan dan membunuh kuman 15. Doping adalah penggunaan zat kimia buatan dengan tujuan untuk meningkat- kan kinerja tubuh. Doping dibedakan beberapa macam sesuai fungsinya. Berikut dampak negatif dari doping yang berfungsi meningkatkan daya ikat terhadap oksigen dan peningkatan produksi eritrosit. a. Kemandulan b. Kebotakan c. Ketagihan d. Serangan jantung dan stroke e. Koordinasi dan keseimbangan tubuh terganggu yang berlanjut gangguan jiwa. 16. Bentuk sel darah merah seperti bulan sabit merupakan kelainan darah yang disebut Sickle Cell Anemia (SCA). Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya gangguan pada darah berupa.... a. Sukar mengikat oksigen sehingga tidak bisa diedarkan ke seluruh tubuh. b. Tidak mampu mengangkut nutrisi hasil penyerapan pada usus halus c. Kesukaran dalam proses pernapasan eksternal waktu inspirasi d. Kesukaran dalam proses pernapasan eksternal waktu ekspirasi e. Kesukaran dalam proses pengangkutan sisa metabolisme. 17. Ketika sel darah merah yang melewati hamparan kapiler paru-paru, oksigen akan berdiffusi ke dalam eritrosit dan hemoglobin akan berikatan dengan.... a. O2 dan NO c. O2 dan CO e. NO dan CO b. O2 dan CO2 d. CO2 dan NO 18. Pada setiap hari selasa kelas XI IPA 2 diminta oleh gurunya untuk melakukan pemanasan sebelum pelajaran olah raga dimulai dengan berlari-lari kecil mengelilingi lapangan olah raga, ketika sedang berlari-lari kecil tiba-tiba udin tersandung sebuah batu, terjatuh dan sikunya terluka, karena menganggap itu hanya luka kecil jadi udin membiarkan luka tersebut sembuh dengan sendirinya. Esok harinya luka udin membengkak dan bernanah, sehingga udin merasakan sakit disikunya. Apa yang terjadi pada luka di siku udin sehingga siku udin bernanah? a. Kuman yang masuk ke luka udin dilawan oleh sel darah putih yang bersifat fagositosis, terjadi perlawanan antara sel darah putih dan kuman, sel darah putih kalah dan terbentuk nanah. b. Kuman yang masuk ke luka udin dilawan oleh sel darah putih yang bersifat fagositosis, terjadi perlawanan antara sel darah putih dan kuman, kuman kalah dan terbentuk nanah. c. Kuman yang masuk ke luka udin dilawan oleh sel darah putih yang bersifat endositosis, terjadi perlawanan antara sel darah putih dan kuman, sel darah putih kalah dan terbentuk nanah. d. Kuman yang masuk ke luka udin dilawan oleh sel darah putih yang bersifat endositosis, terjadi perlawanan antara sel darah putih dan kuman, kuman kalah dan terbentuk nanah. 58
e. Sel darah yang keluar dari luka udin dilawan oleh kuman yang bersifat fagositosis, terjadi perlawanan antara sel darah putih dan kuman, sel darah putih kalah dan terbentuk nanah. 19. Siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon tidak dibenarkan merokok di sekolah, tetapi pada kenyataannya meskipun sudah dilarang merokok disekolah dan dilakukan sosialisasi tentang bahaya merokok namun sebagian besar siswa SMA adalah perokok. Adanya larangan pada siswa dikarenakan rokok itu berbahaya bagi kesehatan siswa. Berdasarkan pernyataan diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut, kecuali......... a. Mengapa siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon dilarang merokok? b. Apa saja zat yang terkandung didalam rokok, sehingga guru melarang siswa di SMA Negeri 1 Lhoksukon untuk merokok? c. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah supaya siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon berhenti merokok? d. Apa saja penyakit yang ditimbulkan apabila siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon tidak berhenti merokok? e. Apakah siswa perokok di SMA Negeri 1 Lhoksukon membahayakan sekolah? 20. Pernyaataan yang benar adalah....... a. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon adalah perokok. b. Siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon tidak dibenarkan merokok. c. Siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon dilarang merokok karena dapat membahayakan kesehatan. d. Sosialisasi tentang bahaya rokok penting dilakukan pada siswa di SMA Negeri 1 Lhoksukon. e. Merokok sudah menjadi kebiasaan semua siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon . 21. Sebatang rokok yang dibakar akan mampu menghasilkan tiga hingga 6 persen gas CO dan jika empat batang rokok, tingkat polusi CO yang dihasilkan telah menyamai sebuah pabrik sedangkan pada tingkatan tertentu, CO yang terdapat pada rokok dapat mengakibatkan kematian otot-otot jantung. Mengapa gas CO dapat mengakibatkan kematian otot-otot jantung? a. Karena pembuluh darah arteri koroner yang berfungsi menyuplai darah dan oksigen untuk otot jantung tertutup. b. Karena pembuluh darah arteri koroner yang berfungsi menyuplai darah, nutrisi dan oksigen untuk otot jantung terbuka. c. Karena pembuluh darah arteri koroner yang berfungsi menyuplai darah, nutrisi dan oksigen untuk otot jantung mengalami penyumbatan. d. Karena pembuluh darah arteri koroner yang berfungsi menyuplai darah, nutrisi dan oksigen untuk otot jantung mengalami kerusakan. e. Karena pembuluh darah arteri pulmonalis yang berfungsi menyuplai darah, nutrisi dan oksigen untuk otot jantung mengalami penyumbatan.
Berikut hasil pengujian darah Pak Udin di laboratorium. 59
Sel Darah
Jumlah Sel Darah (per mm3)
Eritrosit
2.000.000
Leukosit
9.000
Trombosit
300.000
Berdasarkan hasil uji darah tersebut, kemungkinan Pak Udin menderita a. Anemia b. Hemophilia
c. Hipertensi d. Koronariasi
e. Leukemia
Perhatikan tabel di bawah ini yang menunjukkan hasil tes darah pada lima orang siswa, untuk menjawab soal nomor 22, 23 dan 24 Siswa
Aglutinin a
B
a dan b
Taleb
+
-
+
Dolah
-
+
+
Udin
-
-
-
Piah
+
+
+
Aminah
-
-
+
22. Berdasarkan tabel diatas Udin bergolongan darah? a. Taleb bergolongan darah B b. Dolah bergolongan darah O c. Udin bergolongan darah O d. Piah bergolongan darah A e. Aminah bergolongan darah B 23. Taleb yang bergolongan darah A mengalami kecelakaan lalu lintas. Dolah temannya yang bergolongan darah B tidak dapat menjadi donor bagi Taleb yang bergolongan darah A. Hal tersebut dikarenakan a. Antibodi dalam plasma darah Dolah menggumpalkan antigen A dalam eritrosit Taleb b. Antibodi dalam plasma darah Dolah menggumpalkan antigen A dalam plasma darah Taleb c. Antibodi dalam plasma darah Taleb menggumpalkan antigen B dalam plasma darah Dolah d. Antibodi dalam eritrosit Taleb akan menggumpalkan antigen B dalam plasma darah Dolah e. Antibodi dalam plasma darah Taleb akan menggumpalkan antigen B dalam eritrosit Dolah 24. Piah mengalami kecelakaan dan terluka parah sehingga memerlukan transfusi darah, siapakah yang dapat mendonorkan darahnya untuk piah? Apa alasannya? 60
a. Taleb karena antibodi dalam plasma darah Taleb tidak dapat menggumpalkan antigen A dalam eritrosit Piah. b. Dolah karena antibodi dalam plasma darah Dolah tidak dapat menggumpalkan antigen A dalam plasma darah Piah c. Udin karena antibodi dalam plasma darah Udin tidak akan menggumpalkan antigen A dalam plasma darah Piah d. Aminah karena antibodi dalam eritrosit Aminah tidak akan menggumpalkan antigen B dalam plasma darah Piah K e. Taleb karena antibodi dalam eritrosit Taleb akan menggumpalkan antigen B dalam plasma darah Piah. Perhatikan gambar proses peredaran darah manusia berikut ini, untuk menjawab pertanyaan nomor 25 dan 26
25. Perhatikan gambar peredaran darah pada manusia diatas!. Peredaran darah kecil adalah........... a. Peredaran darah yang keluar dari jantung menuju paru – paru melalui pembuluh arteri pulmonalis dan terjadi pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen di paru-paru kemudian darah akan kembali lagi ke jantung melalui vena pulmonalis dengan membawa darah yang kaya akan oksigen. b. Peredaran darah yang keluar dari jantung menuju paru – paru melalui pembuluh vena pulmonalis dan terjadi pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen di paruparu kemudian darah akan kembali lagi ke jantung melalui arteri pulmonalis dengan membawa darah yang kaya akan oksigen. c. Peredaran darah yang keluar dari jantung menuju paru – paru melalui pembuluh vena pulmonalis dan terjadi pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen di paruparu kemudian darah akan kembali lagi ke jantung melalui arteri pulmonalis dengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida. d. Peredaran darah yang keluar dari jantung menuju paru – paru melalui pembuluh arteri dan terjadi pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen di paru-paru kemudian darah akan kembali lagi ke jantung melalui vena dengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida. e. Peredaran darah yang keluar dari jantung menuju seluruh tubuh melalui pembuluh arteri pulmonalis dan terjadi pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen di paruparu kemudian darah akan kembali lagi ke jantung melalui vena pulmonalis dengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida. 26. Mengapa ruang jantung yang ditunjuk pada nomor 4 berisi darah yang banyak mengandung oksigen? 61
a. Karena darah yang terdapat dalam ruang jantung pada nomor 4 berasal dari arteri pulmonalis, yang merupakan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung. b. Karena darah yang terdapat dalam ruang jantung pada nomor 4 berasal dari paruparu, yang merupakan tempat bertukarnya darah dalam tubuh. c. Karena darah yang terdapat dalam ruang jantung pada nomor 4 berasal dari paruparu, yang merupakan tempat pertukaran gas karbondioksida dan oksigen. d. Karena darah yang terdapat dalam ruang jantung pada nomor 4 berasal dari jantung, yang merupakan tempat berkumpulnya semua darah sebelum dipompa ke seluruh tubuh. e. Karena darah yang terdapat dalam ruang jantung pada nomor 4 berasal dari pembuluh vena pulmonalis, yang merupakan pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Perhatikan gambar teknologi pada sistem peredaran darah di bawah ini, untuk menjawab soal nomor 27dan 28
27. Berdasarkan gambar diatas, fungsi gambar yang ditunjuk pada nomor 3 yang paling tepat adalah......... a. Menyusutkan endapan plak yang terdapat pada pembuluh arteri koroner. b. Mengembangkan balon keteter pada pembuluh arteri koroner. c. Membuka pembuluh darah arteri koroner yang menyempit dengan mengembangkan balon keteter sehingga endapan plak menyusut. d. Menghilangkan endapan plak yang melekat pada pembuluh darah arteri koroner. e. Menutup pembuluh arteri koroner dengan mengembangkan balon keteter sehingga endapan plak menyusut. 28. Gambar diatas menjelaskan pernyataan sebagai berikut, kecuali....... a. Kolesterol yang menumpuk didalam lapisan arteri membentuk endapan yang disebut plak. b. Endapan plak pada arteri menyebabkan pembuluh arteri menyempit dan tersumbat. c. Keteter balon membuka pembuluh darah arteri koroner yang menyempit atau tersumbat sehingga pasokan darah ke jantung tidak terganggu d. Penggunaan keteter balon menutup pembuluh arteri koroner sehingga menyempit dan tersumbat sehingga pasokan darah ke jantung terganggu e. Penggunaan keteter balon yang mengembang di dalam pembuluh arteri menyebabkan endapan plak kolesterol menyusut 29. Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga 62
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.Apa yang terkandung darah manusia sehingga ada yang berwarna merah terang dan berwarna merah gelap? a. Darah manusia berwarna merah terang karena mengandung banyak oksigen, sedangkan yang berwrna merah tua kekurangan oksigen. b. Darah manusia berwarna merah tua karena mengandung banyak oksigen, sedangkan yang berwarna merah terang kekurangan oksigen. c. Darah manusia berwarna merah terang karena mengandung banyak karbondioksida, sedangkan yang berwarna merah terang kekurangan oksigen. d. Darah manusia berwarna merah tua karena mengandung banyak karbondioksida, sedangkan yang berwarna merah terang kekurangan karbondioksida. e. Darah manusia berwarna merah tua dan merah terang sama-sama banyak mengandung oksigen. Bacalah artikel dibawah ini untuk menjawab soal nomor 30 dan 31!. Pada suatu pagi yang cerah, dua orang siswa SMA Negeri 1 Lhoksukon mengenderai kenderaan bermotor ketika tiba di depan pintu gerbang sekolah, kedua siswa tersebut menyeberang jalan dengan cepat tanpa memperhatikan sebuah bus dengan kecepatan tinggi melintas didepan SMA tersebut, tiba-tiba bus tersebut menyerempet kenderaan bermotor yang dikenderai oleh kedua siswa tadi. Kenderaan bermotor terseret, siswa yang mengendarai sepeda motor terpelanting jatuh ke dalam selokan dan hanya mengalami luka ringan dan darah yang keluar dari lukanya sudah berhenti. Sementara kawannya menderita luka berat dan mengalami banyak kehilangan darah. Beberapa jam kemudian siswa yang terluka tersebut dikabarkan meninggal dunia. 30. Apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi? a. Siswa korban kecelakaan banyak kehilangan darah sehingga menyebabkan kekurangan oksigen yang berakhir dengan kematian. b. Siswa korban kecelakaan kehilangan darah sehingga koma dan berakhir dengan kematian. c. Siswa korban kecelakaan kehilangan darah yang berarti kehilangan sel darah merah dan berakhir dengan kematian. d. Siswa korban kecelakaan kehilangan darah keping-keping darah dan berakhir dengan kematian. e. Darah siswa korban kecelakaan membeku sehingga menyebabkan kematian. 31. Mengapa darah pada luka ringan siswa yang mengendarai sepeda motor dapat berhenti? a. Karena keping-keping darah (trombosit) akan pecah membentuk trombokinase kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. b. Karena keping-keping darah (trombosit) akan berkumpul di sekitar luka dalam jumlah besar dan menempel pada pembuluh darah, kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. c. Keping-keping darah (trombosit) akan berkumpul di sekitar luka dalam jumlah besar dan membentuk protrombin kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. d. Keping-keping darah (trombosit) akan berkumpul di sekitar luka dalam jumlah besar dan membentuk vitamin K, kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. e. Keping-keping darah (trombosit) akan berkumpul di sekitar luka dalam jumlah besar dan membentuk trombin, kemudian membentuk jala fibrin yang menahan keluarnya sel darah. 63
32. Selama merokok, anda telah menghisap karbon monoksida, zat yang dapat meracuni organ dalam dari tubuh. Seperti kita ketahui bahwa karbon monoksida dapat mengganggu sel darah mengikat oksigen, sehingga dapat memicu penyakit jantung. Menurut anda apa yang terjadi setelah12 jam anda berhenti merokok........ a. Karbon monoksida dalam tubuh akan mulai menurun dan oksigen dalam tubuh akan meningkat hingga ke tingkat normal. b. Karbon monoksida dalam tubuh akan mulai meningkat dan oksigen dalam tubuh akan menurun hingga batas normal. c. Karbon monoksida dalam tubuh akan mulai meningkat dan oksigen dalam tubuh akan menurun hingga batas tidak normal. d. Oksigen dalam tubuh akan mulai menurun dan karbon monoksida dalam tubuh akan meningkat hingga ke tingkat normal. e. Karbon monoksida dalam tubuh akan mulai menurun dan oksigen dalam tubuh akan meningkat menjadi tidak normal. 33. Seorang anak ditemukan meninggal dunia dalam mobil di depan sebuah mini market kota Lhoksukon. Anak tersebut ditinggal didalam mobil oleh kedua orang tuanya yang pergi berbelanja, karena anak tersebut ketiduran jadi orang tuanya tidak tega membangunkan anaknya sehingga dibiarkan anak itu tertidur didalam mobil dalam kondisi mesin mobil menyala dan AC dihidupkan. Dari hasil penyelidikan pihak penyidik setempat menemukan kebocoran pada sistem pembuangan asap knalpot mobil tersebut. Penyebab meninggalnya anak tersebut adalah......... a. Karena kekurangan oksigen (O2) akibat adanya kebocoran gas CO2 dari sistem pembuangan asap knalpot mobil yang berikatan dengan Hb darah. b. Karena kekurangan oksigen (O2) akibat adanya kebocoran gas CO dari sistem pembuangan asap knalpot mobil yang berikatan dengan Hb darah. c. Karena kekurangan oksigen(O2) dan karbondioksida (CO2) akibat tidak ada udara didalam mobil sehingga tidak dapat bernapas. d. Karena kekurangan oksigen (O2) dan (CO)2 yang berikatan dengan Hb darah akibat semua pintu mobil tertutup. e. Karena kedua orang tua anak tersebut tidak hati-hati menjaga anaknya 34. Simpanan lemak menyebabkan plak aterosklerosis yang menumpuk di pembuluh arteri koroner dan mengganggu aliran darah ke otot jantung. Bila pembuluh arteri koronernya tersumbat, biasanya seseorang akan mengalami serangan jantung. Solusi apa yang dapat diberikan untuk memberi pertolongan kepada penderita supaya tidak mengalami serangan jantung............. a. Melakukan angioplasti koroner dengan penempatan stent atau cincin pada pembuluh arteri koroner. b. Melakukan angioplasti dengan menutup pembuluh arteri koroner yang menyempit akibat plak dengan penempatan stent atau cincin. c. Menggunakan gelombang ultrasonik yang diarahkan ke dada pasien menggunakan transduser. d. Melakukan pencangkokan pembuluh darah baru dari aorta menuju ke jantung, untuk menggantikan jalur arteri jantung yang tersumbat, kemudian menempatkan stent atau cincin. e. Jantungnya diperiksa dengan menggunakan detektor sinar gamma 35. Jumlah sel darah putih lebih sedikit daripada sel darah merah dengan perbandingan 1:700. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar antara 6 ribu–9 ribu butir/mm3, namun jumlah dapat berubah menjadi naik atau turun. Faktor penyebab turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Apabila tubuh seseorang menderita penyakit tifus, maka sel darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu 64
butir/mm3. Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni Bagaimana cara mengatasi kondisi yang dialami oleh seseorang yang menderita kelainan tersebut, dan apabila tidak diatasi apa akibat yang ditimbulkan? a. Pada kondisi tersebut seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut akan menderita sakit. b. Pada kondisi tersebut seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal dunia. c. Pada kondisi tersebut seseorang harus diberikan pertolongan untuk supaya cepat sembuh. Apabila tidak, maka orang tersebut akan menderita sakit. d. Pada kondisi tersebut seseorang harus diberikan pertolongan untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut akan menderita sakit. e. Pada kondisi tersebut seseorang harus diberikan pertolongan supaya sembuh. Apabila tidak, maka orang tersebut akan meninggal dunia.
65
Lampiran 4 Lembar Penilaian Produk Membuat Prezi Lembar Penilaian Produk Membuat Prezi Nama Kelompok : Nama Siswa : Kelas : Mata pelajaran : Pokok Bahasan : Media Pembelajaran : Tahapan PJBL/Indikator Tahap 1. Mengidentifikasi masalah 1. Siswa membuat petunjuk penggunaan media prezi supaya mudah mengoperasikannya. 2. Bentuk dan letak petunjuk yang dibuat siswa konsisten diseluruh isi media. 3. Petunjuk yang dibuat siswa memudahkan memilih materi yang disajikan. 4. Siswa membuat rumusan masalah pada setiap gambar yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang terdapat dalam media. Tahap 2. Mengeksplorasi masalah 1. Siswa menyesuaikan indikator dengan materi pembelajaran. 2. Tujuan pembelajaran yang disajikan siswa relevan dengan materi pembelajaran biologi. Tahap 3. Penyelidikan kelompok 1. Siswa menggunakan teks yang sesuai 2. Siswa memilih warna yang sesuai 3. Siswa memilih gambar yang sesuai dengan materi 4. Siswa menggunakan kalimat yang sesuai 5. Siswa menyajikan materi dalam media menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif. 6. Siswa menggunakan animasi yang proporsional. 7. Siswa mampu menampilkan unsur visual dalam media prezi. Tahap 4. Mengembangkan dan mempersiapkan hasil karya
1
2
Skor 3
4
5
Jumlah Skor
66
1. Kesesuaian alokasi waktu untuk melakukan kegiatan dalam pembuatan media prezi 2. Siswa mampu membuat keserasian teks, grafis, animasi dan audio untuk meningkatkan motivasi belajar. 3. Siswa mampu menjelaskan konsep pembelajaran dengan visualisasi yang relevan. 4. Komposisi animasi yang dibuat siswa sesuai dengan indikator konsep biologi dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. 5. Secara keseluruhan media dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 6. Konsep biologi yang disajikan dalam media sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan biologi(aktual). Tahap 5. Mempresentasikan hasil karya
1. Materi yang disajikan siswa sesuai urutan dalam pembelajaran. 2. Konsep yang disajikan mudah dipahami. 3. Penyajian media dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. 4. Adanya contoh yang relevan dengan materi pembelajaran. 5. Media yang ditampilkan siswa dapat menumbuhkan sikap mandiri dan lebih sedikit meminta bantuan guru. 6. Media berjalan dengan baik dan tidak mudah error (berhenti). 7. Materi didesain dan dimodifikasi secara menyeluruh sesuai pokok bahasan. Jumlah Skor Skor Maksimum Nilai 67
Keterangan:
5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang Keseluruhan hasil sesuai skor yang diperoleh, dengan menggunakan rumus: Skor =
Jumlah skor jawaban siswa Jumlah indikator
100%
68
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Sub Materi Alokasi Waktu
: SMP NEGERI 8 BANDA ACEH : IPA : VIII/I : Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan serta pemanfaatan dalam teknologi : Struktur dan fungsi organ tumbuhan : 1 kali pertemuan ( 3 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. 1.
2
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1. Mengagumi keteraturan dan 1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah kompleksitas ciptaan Tuhan melakukan sesuatu tentang aspek fisik dan 1.1.2 Memberi salam sebelum dan kimiawi, kehidupan dalam sesudah menyampaikan pendapat / ekosistem, dan peranan presentasi manusia dalam lingkungan 1.1.3 Antusias dalam mengikuti serta mewujudkannya dalam pembelajaran pengamalan ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.2.1 Disiplin dalam mengikuti kegiatan (memiliki rasa ingin tahu; pembelajaran objektif; jujur; teliti; cermat; 2.2.2 Melakukan kegiatan pengamatan tekun; hati-hati; bertanggung secara tanggung jawab jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas 69
3.
4.
sehari-hari. 3.2. Menjelaskan keterkaitan struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya, serta berbagai pemanfaatannya dalam teknologi yang terilhami oleh struktur tersebut
3.2.1. Mendeskripsikan struktur jaringan yang menyusun akar jaringan pada Tumbuhan 3.2.2 Mendeskripsikan struktur jaringan yang menyusun batang 3.2.3 Mengidentifikasi struktur jaringan yang menyusun daun 3.2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi jaringan di akar 3.2.5 Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi jaringan di batang 3.2.6 Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi jaringan di daun 3.2.7 Membandingkan struktur jaringan yang menyusun akar, batang dan daun 3.2.8. Menunjukkan pemanfaatan teknologi yang terilhami struktur tumbuhan 4.2 Melakukan pengamatan 4.2.1 Mengumpulkan data berdasarkan terhadap struktur jaringan hasil pengamatan struktur jaringan tumbuhan, serta menghasilkan tumbuhan (akar, batang, daun) dan ide teknologi sederhana yang membuat laporannya terilhami oleh struktur tersebut 4.2.2 Mengidentifikasi berbagai fakta (misalnya desain bangunan) mengenai berbagai ide teknologi sederhana yang terilhami oleh struktur jaringan tumbuhan
C. Materi Pembelajaran Pertemuan pertama Struktur dan fungsi organ tumbuhan • Mengidentifikasi organ yang ada pada tanaman 1. Akar Akar adalah struktur tumbuhan yang terdapat didalam tanah. Akar ada 2 jenis yaitu akar tunggang dan akar serabut. Secara umum, akar mempunyai fungsi sebagai berikut. • Menambatkan tubuh tumbuhan pada substrat (tanah). • Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut dari substrat (tanah). • Membantu menegakkan batang. • Pada beberapa jenis tanaman dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan 2. Batang Batang adalah sumbu utama tumbuhan Batang pada umumnya ada 2 macam yaitu batang berkayu dan batang herba. Secara umum, batang mempunyai fungsi sebagai berikut. 70
• Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar menuju daun. • Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari. • Penyokong tumbuhan. • Pada tumbuhan tertentu, batang dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, misalnya umbi dan rimpang. 3. Daun Merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil, sehingga fungsi utama daun adalah tempat berlangsungnya kegiatan fotosintesis D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. No
Pertemuan ke 1 ( 3 JP) Kegiatan
Proses Pembelajaran
Alokasi waktu 10 menit
1
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam 2. Mempersiapkan fisik dan mental peserta didik; 3. Memberikan motivasi dengan menunjukkan fenomena atau menunjukkan tanaman didepan kelas dan membandingkan dengan salah satu peserta didik, apa mereka sama-sama makhluk hidup? Bagaimana mereka dapat hidup untuk memenuhi kebutuhannya? Apakah terdapat perbedaan? 4. Mengaitkan materi yang lalu dengan yang akan diajarkan melalui bertanya kepada peserta didik; 1)Guru menyampaikan topic dan cakupan materi pembelajaran hari ini 2) Guru menyampaikan tujuan, kegiatan yang akan dilakukan dan manfaat pembelajaran, serta penilaian yang akan digunakan.
2
Inti
Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok 95 menit Mengamati: Peserta didik mengamati tumbuhan yang dibawa dalam kelompok dan gambar/tayangan tentang tumbuhan dikotil. Menanya: Setelah mengamati gambar tumbuhan peserta didik menanyakan apa saja organ yang terdapat pada gambar tumbuhan tersebut? Mengumpulkan informasi: Secara berkelompok peserta didik melakukan kegiatan untuk mengidentifikasi organ yang ada 71
pada tanaman pada kegiatan ‘Ayo Kita Coba’. Sebelum mengidentifikasi bacalah dari literatur tentang organ yang menyusun tumbuhan. Data yang diperoleh dituliskan pada buku IPA. Menalar/mengasosiasi: Guru membimbing peserta didik melakukan kegiatan menganalisis struktur dan mengidentifikasi organ yang ditemukan pada tanaman, mengikuti langkah-langkah yang ada di buku siswa. mengkomunikasikan: Siswa mempresentasikan hasil diskusinya. 3
Penutup
1) Peserta didik diberi apresiasi atas kerja dan 15 menit pemaparannya; 2) Bersama peserta didik membuat rangkuman pembelajaran hari ini 3) Bersama peserta didik melakukan refleksi 4) Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya dengan menugaskan peserta didik mempelajari materi pada pertemuan berikutnya yaitu kegiatan ‘Ayo Kita Coba’ dengan melakukan observasi jaringan yang menyusun akar tumbuhan. 5) Menyampaikan pesan moral untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan Membaca doa bersama 6) Guru Mengucapkan salam
E. Penilaian 1.
Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap spiritual: Observasi (lembar observasi) b. Penilaian Sikap Sosial: Observasi c. Penilaian Pengetahuan: tes tertulis (uraian) d. Penilaian Keterampilan: praktik (lembar observasi)
2. Instrumen dan Pedoman Penilaian
72
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA SISWA Percobaan Sachs I. II.
Tanggal Praktikum : Tujuan
III.
Dasar Teori Fotosintesis
merupakan
: Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum suatu
proses
pengubahan
karbon
dioksida
(CO2) dan air (H2O) menjadi bahan makanan ( amilum) dan oksigen (O2) menggnakan energi cahaya. Selain cahaya fotosintesis juga membutuhkan klorofil. Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh bentuk gen, cahaya, unsur nitrogen(N), magnesium(Mg), zat besi (Fe) dan air Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis: 1. Ketersedian air Jika daun mengalami kekurangan air, stomata akan menutup untuk mengurangi penguapan. Menutupnya stomata mengakibatkan karbondioksida yang masuk ke daun berkurang sehingga mengurangi laju fotosintesis. 2. Ketersedian CO2 Jika kandungan CO2 di udara kecil, fotosintesis juga berjalan lambat, karena CO2 merupakan bahan pokok fotosintesis 3. Intensitas cahaya Ketika tumbuhan menerima banyak cahaya, aktifitas klorofil akan meningkat sehingga fotosintesis berjalan cepat 4. Suhu Kecepatan fotosintesis meningkat dari suhu 50C sampai suhu kira-kira 350C. Diatas 350C kecepatan fotosintesis menurun, karena suhu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan sel 5. Kadar hasil fotosintesis Apabila jumlah fotosintat (karbohidrat) berkurang, maka laju fotosintesis meningkat. Namun apabila jumlah fotosintat bertambah maka laju fotosintesis berkurang. Reaksi fotosintesis sebagai berikut: : 6CO2 + 12 H2O
C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
73
IV.
Rumusan Masalah
V.
Hipotesis
VI.
Alat dan Bahan
1. Aluminium foil atau kertas karbon 2. Cawan Petri 3. Klip Kertas 4. Pinset 5. Tabung Reaksi 6. Silet atau Cutter 7. Pipet 8. Bunsen 9. Kaki Tiga 10. Alkohol 70% atau 90% 11. Iodin atau Larutan Lugol 12. Tanaman berdaun dalam pot .
1 lembar 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
VII. Cara Kerja. 1. Letakkan satu tanaman ditempat gelap selama 2 hari. Perlakuan ini bertujuan agar zat pati yang ada di dalam daun habis 2. Setelah itu pilihlah dua helai daun yang tidak terlalu lebar (satu ditutup dan satu lagi tidak ditutup), tutuplah sebagian permukaan daun dengan aluminium foil atau kertas karbon. Gunakan klip untuk menjepitnya. 3. Letakkan pot tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari langsung selama selama beberapa jam. 74
4. Setelah itu , petiklah kedua daun tersebut, daun yang
ditutup dengan
aluminium foil dibuka kertasnya 5. Rebuslah daun dalam air mendidih selama beberapa menit hingga layu 6. Rebuslah daun dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofilnya 7. Cucilah daun di bawah air mengalir 8. Tetesilah daun dengan larutan lugol / iodium dan amatilah perubahan warnanya. Warna ungu atau biru tua menunjukkan amilum dalam daun. Lakukan percobaan seperti gambar dibawah ini
Tabel Pengamatan
Biasa (tidak ditutup)
Daun Daun yang ditutup oleh Alumunium Foil Bagian yang tidak Bagian Yang tertutup tertutup
VII. Bahan Diskusi : 1. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis? 2.
Apakah cahaya mempengaruhi proses fotosintesis ?
3.
Apakah fungsi dari merebus daun dalam air mendidih?
4.
Apa tujuan dari perebusan daun dengan alkohol panas?
75
5.
Apakah pada daun yang ditutup dengan aluminium foil terdapat amilum ? apa
indikator yang menunjukan bahwa didalam daun itu terdapat
amilum ? 6.
Apa fungsi alumunium foil pada praktikum ini ?
VIII. Pembahasan
IX.
Kesimpulan
76
LEMBAR KERJA SISWA Percobaan Ingenhousz I. II.
Tanggal Praktikum : Tujuan
III.
: Untuk membuktikan bahwa pada proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen(O2)
Dasar Teori Fotosintesis merupakan suatu proses pengubahan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi bahan makanan ( amilum) dan oksigen (O2) menggnakan energi cahaya. Selain cahaya fotosintesis juga membutuhkan klorofil. Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh bentuk gen, cahaya, unsur nitrogen(N), magnesium(Mg), zat besi (Fe) dan air Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis: 1. Ketersedian air Jika daun mengalami kekurangan air, stomata akan menutup untuk mengurangi penguapan. Menutupnya stomata mengakibatkan karbondioksida yang masuk ke daun berkurang sehingga mengurangi laju fotosintesis. 2. Ketersedian CO2 Jika kandungan CO2 di udara kecil, fotosintesis juga berjalan lambat, karena CO2 merupakan bahan pokok fotosintesis 3. Intensitas cahaya Ketika tumbuhan menerima banyak cahaya, aktifitas klorofil akan meningkat sehingga fotosintesis berjalan cepat 4. Suhu Kecepatan fotosintesis meningkat dari suhu 50C sampai suhu kira-kira 350C. Diatas 350C kecepatan fotosintesis menurun, karena suhu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan sel 5. Kadar hasil fotosintesis Apabila jumlah fotosintat (karbohidrat) berkurang, maka laju fotosintesis meningkat. Namun apabila jumlah fotosintat bertambah maka laju fotosintesis berkurang. Reaksi fotosintesis sebagai berikut: : 6CO2 + 12 H2O
IV.
C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Rumusan Masalah
77
V.
Hipotesis
VI.
Alat dan Bahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Gelas kimia 1000 cc : 2 buah Penjepit kayu : 2 buah Corong kaca : 2 buah Tumbuhan air (Hydrilla sp, Cabomba sp, dan Chara sp) Tabung reaksi : 2 buah Rak tabung reaksi : 2 buah Kawat penyangga : :6 buah NaHCO3 Air Rangkailah perangkat percobaan seperti gambar di bawah ini
VII. Cara Kerja 1. Isilah gelas kimia dengan air, kemudian masukkan NaCHO3 dan diaduk hingga merata 2. Masukkan tanaman Hydrilla sp ke dalam mulut gelas corong,kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 3. Tuangkan air yang sudah bercampur dengan NaCHO3 sedikit demi sedikit kedalam gelas kimia yang berisi Hydrilla yang telah dimasukkan kedalam gelas corong 78
4. Pasangkan tabung reaksi pada ujung corong di dalam gelas kimia tadi (jangan sampai udara luar masuk ke dalam tabung reaksi) 5. Pasangkan kawat penyangga pada corong dan gelas kimia 6. Pasangkan juga penjepit kayu pada tabung reaksi sehingga tabung reaksi dapat berdiri tegak 7. Letakkan perangkat percobaan di tempat terang dan ditempat yang gelap, biarkan dan perhatikan munculnya gelembung udara dalam air 8. Hitung jumlah gelembung udara yang keluar dari batang tanaman untuk setiap percobaan. Pada setiap periode waktu 5 menit 9. Catat hasil pengamatan dan masukkan pada tabel berikut ini VIII. Hasil Pengamatan NO 1
2
Perlakuan
Tabel Hasil Pengamatan Periode Waktu
Ditempat terang
5’ pertama
Ditempat Gelap
5’ kedua 5’ ketiga 5’ pertama 5’ kedua 5’ ketiga
Catatan: Isi dengan tanda
+ ++ +++
Banyak Gelembung/tanda
= 1 – 10 gelembung = 11 – 20 gelembung = > 20 gelembung sampai tak terhingga = tidak ada gelembung
IX.
Bahan diskusi
X.
1. Mengapa tumbuhan hijau melakukan proses fotosintesis? 2. Dari manakah tumbuhan mendapatkan H2O? 3. Jika tidak ada H2O apa yang terjadi? 4. Dari manakah tumbuhan mendapatkan gas CO2? dan lewat manakah CO2 masuk kedalam tubuh tumbuhan? 5. Melalui jaringan apa glukosa diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan Pembahasan
XI.
Kesimpulan
XII.
79
Lampiran 7 RPP SMA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Lhoksukon
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI A /Ganjil
Materi Pokok
: Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu
: 4 X 45 menit
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup. 1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
80
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya 2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. 3.6. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI : 3.6.1.
Menjelaskan hubungan antara berbagai komponen darah dan fungsinya
3.6.2.
Membuat skema proses pembekuan darah
3.6.3.
Menguji golongan darah
3.6.4.
Menjelaskan hubungan bagian-bagian jantung dan fungsinya
3.6.5.
Menjelaskan hubungan stuktur pembuluh darah dan fungsinya
3.6.6.
Menggambarkan lintasan peredaran darah pada manusia
3.6.7.
Menjelaskan sistem limfe
3.6.8.
Mendeskripsikan hubungan sistem peredaran darah dan sistem limfatik
3.6.9.
Mendeskripsikan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem peredaran darah manusia
3.6.10. Mendeskripsikan sistem sirkulasi pada hewan invertebrata 3.6.11. Membandingkan sistem sirkulasi pada hewan-hewan vertebrata 3.7. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
81
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI : 3.7.1.
Menyampaikan laporan secara lisan tentang pemahamannya tentang jaringan darah dan fungsi dalam sirkulasi, pembluh darah dan komponennya, sirkulasi darah, sirkulasi darah, penyakit yang berkaitan dengan peredaran darah, dan teknologi yang digunakan dalam mengatasi kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses menggali/meneliti; melakukan kajian pustaka; berdiskusi; eksperimen; kerja kelompok, siswa dapat: 1. Menyebutkan pengertian darah 2. Menjelaskan hubungan antara berbagai komponen darah dan fungsinya 3. Membuat skema proses pembekuan darah 4. Menguji golongan darah 5. Menjelaskan hubungan bagian-bagian jantung dan fungsinya 6. Menjelaskan hubungan stuktur pembuluh darah dan fungsinya 7. Menggambarkan lintasan peredaran darah pada manusia 8. Mendeskripsikan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem peredaran darah manusia. 9. Menyampaikan laporan secara lisan tentang pemahamannya tentang jaringan darah dan fungsi dalam sirkulasi, pembuluh darah dan komponennya, sirkulasi darah, sirkulasi darah, penyakit yang berkaitan dengan peredaran darah, dan teknologi yang digunakan dalam mengatasi kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi.
D. MATERI PEMBELAJARAN 1. MATERI FAKTA
Gambar bagian – bagian darah
Gambar jantung
2. MATERI KONSEP a. Struktur dan Fungsi sistem Peredaran darah
Bagian-bagian darah: -
Sel-sel Darah.
-
Plasma Darah.
b. Golongan Darah. c. Pembekuan darah. 82
d. Alat-alat Peredaran darah. e. Proses peredaran darah. f.
Kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada sistem peredaran darah.
3. MATERI PRINSIP
Mekanisme pembekuan darah
Golongan darah
Sistem peredaran darah
4. MATERI PROSEDUR
Langkah dalam eksperimen tentang penentuan golongan darah
Metode Pembelajaran a. Metode
: Cooperative Learning
b. Pendekatan
: Kontekstual
c. Model pembelajaran: Project Based Learning (PjBL)
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pembelajaran) A. Pendahuluan a. Kegiatan pembuka 1. Guru menjelaskan kompetensi dasar pembelajaran. 2.
Guru menjelaskan indikator pembelajaran
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Apersepsi Bagaimana caranya supaya makanan yang kita makan dapat sampai ke seluruh sel-sel yang ada di tubuh kita? Siapa yang mengantarkannya?. c. Motivasi Apa saja fungsi darah pada tubuh manusia?
83
B. Kegiatan inti Tahapan PjBL Tahap 1 Start with the essential question
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
a. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok secara heterogen yang beranggotakan 5 orang
a. Siswa duduk secara berkelompok
b. Guru membagikan LKS me ngenai sistem peredaran darah manusia pada setiap kelompok.
b. Siswa membaca LKS sistem peredaran darah manusia pada setiap ke lompok c. Siswa mengidentifi kasi komponen darah dan fungsinya
c. Guru meminta siswa mengiden tifikasikan komponen darah pada manusia serta fungsinya yang berkaitan dengan masa lah yang akan mereka selesaikan. d. Guru meminta siswa mempela jari artikel tentang sistem pere daran darah manusia dan kelain an penyakit pada system pereda ran darah manusia. e. Guru meminta siswa mengiden tifikasi permasalahan yang ada pada artikel yang berhubungan dengan masalah sistem peredaran darah manusia. Tahap 2
a. Guru meminta siswa merencana kan tugas proyeknya berupa Design a Plan for the pembuatan media prezi. Project b. Guru meminta siswa menentu kan tugas masing-masing individu dalam kelompok.
d. Siswa mempelajari artikel tentang sistem peredaran darah manusia. e. Siswa mengidenti fikasi permasalahan pada artikel
a. Siswa merencana kan tugas proyeknya berupa pembuatan media prezi. b. Siswa berbagi tugas dalam kelompoknya.
84
Tahap 3 Create a Schedule
a.Guru meminta siswa menentukan jadwal pelaksanaan proyek b.Guru mendemonstrasikan dan menjelaskan mekanisme pengguna an program aplikasi prezi.
c.Guru melakukan pemantauan dan bimbingan terhadap kemajuan dalam pelaksanaan pembuatan media prezi pada sistem peredaran darah manusia.
a. Siswa menentukan jadwal pelaksanaan proyek b. Siswa menyimak dan mempraktekkan langsung di computer nya sambil mendengar kan penjelasan guru. c. Siswa berlatih membuat prezi dimulai dengan menuliskan tujuan pembelajaran dan indikator yang relevan dalam media prezi. Siswa memilih teks, warna, kalimat yang sesuai dalam media prezi., menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif dalam media prezi.
d.Guru meminta siswa mengakses bahan ajar dari internet.
Tahap IV Monitor the Students and the Progress of the Project
d. Siswa mengakses materi sistem peredaran darah di internet. e. Siswa memilih gambar dan animasi yang proporsional. f. Siswa mengubah audio dengan suaranya sendiri dalam animasi tentang sistem peredaran darah dengan menggunakan format factory dan cute audio video merge. a. Guru meminta siswa melakukan a. Siswa melakukan praktikum penentuan golongan praktikum penentuan darah. golongan darah. b. Siswa mendokumen tasikan praktikum golongan darah. c. Siswa memasukkan video praktikum golongan darah dalam media prezi.
85
Kegiatan Penutup a. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan media prezi yang sudah selesai dibuat, yang merupakan hasil pemecahan masalah, temuan/karya/diskusi. b. Guru menginformasikan kepada siswa pada pertemuan berikutnya c. Siswa diberikan postest untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem peredaran darah manusia. d. Siswa mengisi angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model PjBL dengan media prezi pada sistem peredaran darah manusia. Alat/ Bahan/ Sumber a. Alat -
LCD
-
Laptop
b. Bahan -
LKS Sistem peredaran darah manusia dan kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah manusia.
-
Media presentasi prezi mengenai sistem peredaran darah manusia dan kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah manusia.
c. Sumber -
Modul Belajar
-
Buku Paket Biologi: a. Aryulina, D., Muslim. C.,Manaf.S., dan Winarni.E.W. (2007). Biologi SMA/MA untuk kelas XI. Jakarta : Essis. b. Campbell, edisi ketiga jilid 3 c. Internet
Penilaian 1. Penilaian berpikir kritis 2. Penilaian unjuk kerja 3. Penilaian produk 4. Observasi 5. Angket
86
Lampiran 8. P e r s o n a l i a Penelitian BIODATA KETUA PENELITI A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah
Dr. Cut Nurmaliah, M. Pd Lektor Kepala Pembina 196103171986032001 0017036102 Langsa 17 Maret 1961 Jln. Belimbing No. 22 Sektor Selatan Darussalam Banda Aceh 085234890625 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 23111
8 9 10
Nomor Telepon/Fax Nomor HP Alamat Kantor
11 12 13
Nomor Telepon/Fax Alamat e-mail Lulusan yg telah dihasilkan
0651-7412657/0651-7551407
[email protected] S1 = 50 , S2 = 10 orang, S3 = 0 orang
14
Mata Kuliah yg diampu
Studi Kasus(S2) Pengajaran Biologi Sekolah Lanjut (S2) Evaluasi Pendidikan (S2) Inovasi Pendidikan (S2)
B. Riwayat Pendidikan 1. Program
S1
S2
S3
2. Nama PT
Universitas Syiah Kuala
Universitas Negeri Malang
Universitas Negeri Malang
3. Bidang Ilmu
Pendidikan Biologi
Pendidikan Biologi
4. Tahun Masuk 5. Tahun Lulus 6. Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
1979 1984 Peranan Guru Biologi dalam Menunjang Keluarga Berencana
1999 2001 Pengaruh Barringtonia asiatica (Butan) dalam mortalitas larva nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti)
Pendidikan Biologi 2006 2009 Analisis Metakognisi, Keterampilan Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri di Malang
87
7. Nama Pembimbing/Promotor
1. Drs. T. A. Bakar 2. Drs. Dahlian Oesman
1. Prof. Dr. Yusuf Abdurrajak, M. Pd 2. Dr. Hedi Soutomo, SU
1. Pro. Dr. AD. Duran Corebima,M. Pd 2. Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D. Sc 3. Dr. Hedi Soutomo, S.U
C. Pengalaman Penelitian (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan Sumber
1
2013
Penerapan Model Problem Based Learning Pada Materi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Mandiri
2
2012
Penggunaan Model Picture and Picture pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Banda Aceh
Mandiri
3
2012
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Kognitif, Motivasi, Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Konsep Ekosistem Di Mtsn Model Banda Aceh
Mandiri
4
2011
Penggunaan Model Picture and Picture pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Banda Aceh
Mandiri
5
2011
Kajian Permasalahan Pembelajaran dan Pengembangan Model Intervensi Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa SMA Di Kota Langsa Dan Kabupaten Aceh Tamiang
PPMP DIKTI
Jumlah (Juta Rp)
100.000.000
88
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi) No.
Tahun
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1
2012
Implementasi Model Peningkatan Mutu Pendidikan SMA Di Kota Langsa Dan Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh
2
2009
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap I - IV yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
2
2010
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap I - VI yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
2
2011
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap I - VI yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
2
2012
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap I - VI yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
2
2013
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap I - VI yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
Sumber
Jml (Juta Rp)
PMPMP DIKTI
95. 000.000
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal No.
Tahun
1
2009
Judul Artikel Ilmiah Keterampilan Berpikir Keritis Dan Metakognisi Siswa
Volume/ Nomor
Nama Jurnal Proceding UUM CAS
89
2
2009
3
Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa SMP Negeri Di Kota Malang Berdasarkan Kemampuan Awal, Tingkat Kelas, Dan Jenis Kelamin
2010
Tantangan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Dalam Mempersiapkan Guru Biologi Yang Profesional
2010
Tantangan Program Studi FKIP Unsyiah Dalam Mempersiapkan Guru Biologi Yang Profesional,
4
Volume 1 Nomor 1, Desember 2009
Biologi Edukasi ISSN: 2085 – 6725
Volume 2 Nomor 1, Januari 2010
Biologi Edukasi ISSN: 2085 – 6725
Volume, 8-12,
BIOLOGI EDUKASI, ISSN: 20856725
5
2010
Penyusunan Perangkat Pembelajaran Biologi Bebasis Lesson Study, Seminar Nasional Meningkatkan Profesionalisme Pendidik Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Penerapan Lesson Study,
Http://222.12 4.186.244/Us kpr/.
6
2011
Penggunaan Model Picture And Picture Pada Konsep Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Banda Aceh, , Banda Aceh
Proceeding Seminar ISBN : 978Nasional 602-19435-0Perhimpunan 2 Biologi Indonesia (PBI) Http://222.12 4.186.244/Us kpr/.
7
2011
Etnobotani Famili Arecaceae Di Kabupaten Aceh Barat Daya
Proceeding Http://222.12 SEMINAR 4.186.244/Us NASIONAL kpr/. BIOLOGI Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan
8
2013
Penerapan Model Problem Based Learning Pada Materi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Proceeding Seminar Biodiversitas
9
2013
The Implementation Of Cooperative Learning Model Of Student Teams Achievement Division (Stad) On Cognitive Learning Outcomes And Student Learning Activities On Ecosystem Concept In Model Islamic State Junior High School (MtsN) Of Banda Aceh
Proceeding Seminar Internasional CAPEU
90
F. Pengalaman Penulisan Buku No. 1
Tahun
Judul Buku
2013 Modul Kuliah Pengajaran Biologi Sekolah Lanjut
Jumlah Halaman 112
Penerbit Pascasarjana Unsyiah
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan sebagai salah satu syarat pengajuan Program Insentif Hibah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, tahun 2013. Darussalam, 10 November 2014 Dr. Cut Nurmaliah, M. Pd NIP. 196103171986032001
91
BIODATA ANGGOTA PENELITI 1 A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir
7
Alamat Rumah
8 9 10 11 12 13 14
Nomor Telepon/Fax Nomor HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Fax Alamat e-mail Lulusan yg telah dihasilkan Mata Kuliah yg diampu
B. Riwayat Pendidikan 1. Program 2. Nama PT 3. Bidang Ilmu 4. Tahun Masuk 5. Tahun Lulus 6. Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Dr. Khairil, M.Si. Lektor Kepala 195806291986031002 0024065803 Aceh Besar 29 Juni 1958 Jl. Belimbing No. 22 Sektor Selatan Darussalam, Banda Aceh 23111 08126907516 08126907516 Prodi. Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Darussalam / 06517551407 06517412657
[email protected] S1 = 50 S2 S2 = 8 Mhs S3 = mhs1. Genetika (S2) 0 Mhs 2. Pengajaran Biologi Sekolah Lanjut (S2) 3. Evolusi (S1) 4. Biologi Fungsi (S2) 5. Fisiologi Hewan (S1) 6. Biologi Perkembangan (S2) 7. Pengajaran Mikro 8. 9. S1
S2
... , S3 =..
S3
Universitas Syiah Kuala
Universitas Gadjah Mada
Universitas Negeri Malang
Pendidikan Biologi 1979 1984 Pengaruh Bimbingan Orangtua Terhadap Prestasi Belajar IPA SD Krueng Raba Aceh Besar
Genetika 1994 1997 Pengaruh Persilangan Induk Terhadap Heritabilitas, Fertilitas, Daya Tetas dan Mortalitas Embrio Pada Itik Magelang, Itik Bali dan Itik Jawa
Pendidkan Biologi 2006 2009 Potensi Model Perkuliahan Genetika di Jurusan Biologi FMIPA UM dalam Memberdayakan Kemampuan Metakognisi, Kerja Ilmiah, dan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa
92
7. Nama
Pembimbing/Promotor
1. Drs. Hersunardo, MS 2. Drs. Uzir Mahmud
1. Prof. A.D. Corebima, M.Pd. 2. Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M.Pd. 3. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd.
Ir. Suryo
C. Pengalaman Penelitian (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi) No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan Sumber
1
2011
Pemetaan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Siswa SMA di Kabupaten Aceh Utara & Aceh Timur Provinsi Aceh
Jumlah Rp
DIT. LITABMAS Rp. 90.500.000,(Dikti)
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat (bukan skripsi, tesis, maupun
disertasi): No. Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1
2012
Implementasi Model Peningkatan Mutu Pendidikan Siswa SMA di Kabupaten Aceh Utara & Aceh Timur Provinsi Aceh
2
2009
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap IV tanggal 8-16 November 2009 yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
3
2010
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap V yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
4
2011
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap V yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
Pendanaan Sumber Jml Rp (Dikti) Rp. 85.000.000,-
93
5
2012
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap V yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
6
2013
Instruktur kegiatan diklat pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) program sertifikasi guru biologi SMA/MA dalam jabatan tahap V yang diselenggarakan oleh FKIP Unsyiah
Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
E.
Urutkan judul artikel ilmiah yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir dimulai dari artikel yang paling diunggulkan menurut saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan: No.
Tahun
1
2009
Judul Artikel Ilmiah Pengaruh model perkuliahan genetika di jurusan biologi FMIPA UM terhadap kemampuan metakognisi
Volume/ Nomor
Nama Jurnal
Volume Biologi Edukasi 1/nomor 2, ISSN:2085-6725 Desember 2009
F. Pengalaman Penulisan Buku
No.
Ta hun
Judul Buku
...
...
~
Jumlah Halaman ~
Penerbit ...
G. Pengalaman Perolehan HKI:
No.
Tah un
Judul/Tema HKI
Jenis
Nomor Pendaftaran/ Sertifikat
...
...
...
...
...
H.
No.
Pengalaman Rumusan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Tahun
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang telah diterapkan
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
94
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan sebagai salah satu syarat pengajuan Program Insentif Hibah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, tahun 2013. Darussalam, 10 November 2014
Dr. Khairil, M.Si. NIP. 195806291986031002
95
BIODATA ANGGOTA PENELITI 2
1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP NIDN Tempat danTanggal Lahir E-mail No. Telepon Genggam Alamat Kantor
10. 11.
Nomor Telepon/Fax Lulusan yang telah dihasilkan
12.
7.
Identitas Diri
Matakuliah yang diampu
: : : : : : : : :
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dr. Hafnati Rahmatan, M.Si. Perempuan Lektor Kepala 19680823 199303 2 004 00-2308-6804 Banda Aceh, 23 Agustus 1968
[email protected] 0811688536 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 23111 : 0651-7412657/0651-7551407 : S-1 = 41 orang, S2=0 orang, S3= 0 orang Biokimia (S1) Fisiologi Tumbuhan (S1) Strategi Belajar Mengajar (S1) Perencanaan pengajaran (S1) Biologi Fungsi (S2) Pembelajaran Biologi Sekolah lanjut (S2)
Riwayat Pendidikan Program Nama Perguruan Tinggi
S-1 Universitas Syiah Kuala
S-2 Institut Teknologi Bandung
Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skipsi/Tesis/Disertasi
Biologi 1987-1992 Pengaruh Hormon Gibberellin terhadap Pemecahan Dormansi Kentang (Solanum tuberosum, L.)
Biologi Fungsi 2005-2008 Pengaruh Ekstrak Kulit Kayu Rhizophora mucronata Lamk. terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Patogen Udang Windu Vibrio parahaemolyticus Fujino dan Aeromonas sobria (Chester) Stainer
Nama Pembimbing
1. Dra. Masdiana, M.S. 2. Drs. T.A.Bakar Yusuf
1. Dra. Arbayah Siregar, M.Sc. 2. Dr. Mumu Sutisna 8.
S-3 Universitas Pendidikan Indonesia Pendidikan IPA 2009-2013 Pengembangan Model Perkuliahan Katabolisme Karbohidrat berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Calon Guru Biologi Prof. Dr.Liliasari, M.Pd. Prof.Dr. Sri Redjeki Dr. Zeily Nurachman 96
9. No.
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir Tahun
Judul Penelitian
1.
2008
2.
2008
3.
2008
4.
2011
Pengaruh Pemberian ASI (Air Susu Ibu) terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Studi tentang Kinerja Guru Sekolah Dasar dalam Mengajar IPA dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Penilaian Mahasiswa terhadap Kemampuan Mengajar Dosen FKIP Universitas Syiah Kuala Pengembangan Bahan Ajar Glikolisis Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa Calon Guru Biologi
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) DIPA DOSEN MUDA DASK
HIBAH DISERTASI
33.800.000
10. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No. 1. 2.
3.
4.
Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/ Nomor/Tahun Januari /2008
Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar Biologi Guru Lulusan Kependidikan dan Non Kependidikan Pengaruh Ekstrak Kulit Kayu Jarak Cina (Jatropa multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogen Vibrio parahaemolyticus dan Aeromonas sobria
Jurnal Wacana Kependidikan Jurnal Payangka
Februari/2008
Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Topik Katabolisme Karbohidrat untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa Calon Guru Biologi Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif pada Topik Katabolisme Karbohidrat Calon Guru Biologi
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII)
2013
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA
2013
11. Pemakalah Seminar Ilmiah No. 1.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Membangun Masyarakat Melek Sains yang Berbudaya dan Berekarakter Bangsa
Judul Artikel Ilmiah Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi Tentang Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler)
Waktu dan Tempat 16 April 2011 Universitas Negeri Semarang, Semarang 97
2.
3.
Melalui Pembelajaran Sains 5th International seminar of science education, Strengthening science education through continuing teaching profesional development Peningkatan kompetensi profesionalisme guru sains berkelanjutan melalui penelitian dan publikasi ilmiah
Biochemistry Concept Level of Difficulty Profile on Prospective Biology Teachers Perception
12 Nov 2011 Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Pengembangan Model Pembelajaran Biokimia Berbasis Komputer Untuk Membekali Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa Calon Guru Biologi
26 Mei 2012 Universitas Negeri Semarang, Semarang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Insentif Hibah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, tahun 2013. Banda Aceh, 10 November 2014
Dra. Hafnati Rahmatan, M.Si NIP 19680823 199303 2 004
98
Biodata Anggota Peneliti 3 (mahasiswa Program Pascasarjana) A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Nomor Telepon/Fax Nomor HP Alamat Kantor
11 12 13
Nomor Telepon/Fax Alamat e-mail Lulusan yg telah dihasilkan
14
Mata Kuliah yg diampu
Nursafiah,S.Pd Blangjruen,16 Desember 1986 Prada utama,JL.Kayee Adang no 10 Z Banda Aceh 085260611189 -
[email protected] -
B. Riwayat Pendidikan 1. Program 2. Nama PT
S1 Universitas Syiah Kuala
S2 Universitas Syiah Kuala
3. Bidang Ilmu
Pendidikan Biologi
4. Tahun Masuk 5. Tahun Lulus 6. Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
2005 2009 Perbedaan kadar protein antara jamur merang(Volvariella volvaceaea) dengan jamur kuping hitam(Auricularia politricha)yang tumbuh di alam
Magister pendidikan biologi 2012 Masih semester IV Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis di smp negeri 8 banda aceh
7. Nama Pembimbing/Promotor
1. Dr.Hafnati Rahmatan M.Si 2. Dr.Abdullah M.Si
1. Dr. Cut Nurmaliah M.Pd 2. Dr. Hafnati Rahmatan M.Si
S3
99
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan sebagai salah satu syarat pengajuan Program Insentif Hibah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, tahun 2013.
Darussalam, 10 November 2014.
Nursafiah, S.Pd
100
Biodata Anggota Peneliti 4 (mahasiswa Program Pascasarjana) A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Nomor Telepon/Fax Nomor HP Alamat Kantor
Suryani,S.Pd III/a 197811012002122008 Beuringen, 01 November 1978 Lhoksukon, Aceh Utara 085277846746 SMA Negeri 1 Lhok Sukon Aceh Utara
11 12 13
Nomor Telepon/Fax Alamat e-mail Lulusan yg telah dihasilkan
[email protected]
14
Mata Kuliah yg diampu
B. Riwayat Pendidikan 1. Program 2. Nama PT
S1 Universitas Syiah Kuala
3. Bidang Ilmu
Pendidikan Biologi
S2 Universitas Syiah Kuala
S3
Magister pendidikan biologi
4. Tahun Masuk 5. Tahun Lulus 6. Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
1996 2001 Keanekaragaman kupu-kupu di hutan lindung cot anoi raya sabang.
2012 Masih semester IV Penggunaan model pembelajaran dengan media prezi pada materi sistem peredaran darah manusia untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatifitas siswa SMA negeri 1 lhoksukon
7. Nama Pembimbing/Promotor
1. Dr.Ali sarong M.Si 2. Dr.Ismul huda M.Si
1.Dr.Khairil, M.Si 2.Dr. Cut Nurmaliah ,M.Pd
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata 101
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan sebagai salah satu syarat pengajuan Program Insentif Hibah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, tahun 2013.
Darussalam, 10 November 2014.
Suryani, S.Pd
102
Lampiran 9 Artikel Publikasi Pengembangan Media dan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Kurikulum 2013 di SMA dan SMP Cut Nurmaliah, Khairil, Hafnati Rahmatan Prodi Magister Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian tentang Pengembangan Media dan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Kurikulum 2013 di SMA dan SMP telah dilakukan. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai bulan May 2014. Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas siswa dalam membuat media freezi pada materi sistem peredaran darah pada manusia melalui penggunaan model Project based Learning di SMA Negeri Lhok Sukon. (2) mengetahui peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada materi fotosintesis melalui penggunaan model inkuiri di SMP Negeri 8 Banda Aceh, Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Lhok Sukon Aceh Utara dan di SMP Negeri 8 Banda Aceh. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, tes berpikir kritis,angket sikap ilmiah, dan lembar observasi kreativitas siswa. Analisis data dengan menghitung N-Gain dan persentase Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) pembelajaran Project based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas pada siswa pada materi sistem peredaran darah manusia, dan 2) pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis, Kata kunci : Project Based Learning, Inkuiri Terbimbing, Berpikir Kritis, Kreativitas, Hasil Belajar, Sikap Ilmiah
PENDAHULUAN Kurikulum 2013 sudah mulai diberlakukan di Aceh. Permasalahan yang harus diantisipasi oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah guru yang harus mampu melakukan revolusi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada Kurikulum 2013 adalah memberikan kesempatan bagi siswa 103
agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dari aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Kemampuan ini akan diperlukan oleh siswa tersebut untuk kehidupannya bermasyarakat kelak. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat memberdayakan semua potensi siswa agar dapat meningkatkan kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengembangkan kompetensi siswa dan kualitas pembelajaran, sangat dibutuhkan kreativitas guru dalam memfasilitasi tercapainya kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum dan siswa mampu menjadi pebelajar yang mandiri sepanjang hayatnya. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam dokumen Kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip: berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Untuk itu guru dapat menyediakan pengalaman belajar untuk siswa sehingga mereka dapat melakukan beragam aktivitas yang dapat membantu mereka untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk setiap materi ajar. Aspek pengetahuan (kognitif) akan selalu menjadi faktor penggerak untuk pengembangan kemampuan lain (afektif dan psikomotor). Dari hasil observasi Nursafiah dan Suryani, mahasiswa Program studi Magister Pendidikan Biologi pada matakuliah Studi Kasus (Oktober 2013), ditemukan sebanyak 80% guru biologi pada SMP dan SMA di Banda Aceh yang belum paham dengan pelaksanaan kurikulum 2013. Mereka juga belum paham bagaimana penyusunan perangkat pembelajaran terutama penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terutama pada kegiatan inti. Di samping itu guru masih kurang paham dalam melaksanakan pembelajaran active learning in school. Berdasarkan temuan tersebut melalui penelitian ini ingin dikembangkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan kemampuan afektif, psikomotor, dan kognitif siswa. Model yang akan dikembangkan adalah Project based Learning (PjBL) dan Inkuiri Terbimbing. Model PjBL merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif dengan berbasis projek. Melalui PjBL dapat memfasilitasi untuk berinvestigasi, pemecahan 104
masalah, menyelesaikan proyek, students centered, dan menghasilkan produk nyata. Dalam PjBL, proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Dalam penelitian ini tugas/projek
yang akan diselesaikan oleh siswa adalah membuat
media
pembelajaran freezi. Pemilihan media prezi sebagai tugas proyek pada sisa SMA Negeri 1 Lhoksukon disebabkan sekolah tersebut sudah tersedia jaringan internet dan laboratorium komputer yang memadai. Pemilihan metode inkuiri terbimbing dalam penelitian ini didasari pemikiran bahwa siswa SMP sangat cocok diterapkan inkuri terbimbing. Terutama SMP Negeri 8 Banda Aceh belum dapat dilaksanakan inkuiri bebas, karena mereka belum terbiasa dan masih butuh bimbingan guru dalam menyelesaikan permasalahan. Inkuiri merupakan satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses penemuan, kerja ilmiah, sikap ilmiah, keterampilan berpikir, dan penguasaan konsep biologi. Melalui inkuiri siswa juga dilatih untuk meneliti dan memecahkan suatu permasalahan atau pertanyaan dengan fakta-fakta yang ada. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian diharapkan siswa akan lebih cepat dan mudah menerima materi pelajaran sehingga mereka akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Melalui model inkuiri terbimbing
juga dapat memberikan pengalaman
belajar secara langsung melalui sikap ilmiah. Sikap ilmiah merupakan salah satu hasil yang paling penting dari pembelajaran sains.
Peserta didik
yang tidak
memiliki sikap ilmiah akan sulit memahami suatu konsep pelajaran. Sikap seseorang terhadap
mata
pelajaran
sangat
berpengaruh
pada
keberhasilan
kegiatan
pembelajarannya. Guru harus membantu siswa dalam mengembangkan sikap ilmiah, agar terarah ke tujuan pembelajaran. Menurut Anwar (2009) indikator sikap ilmiah meliputi: sikap ingin tahu, sikap respek terhadap data atau fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan dan kreativitas, sikap kerjasama, dan sikap ketekunan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran sains supaya mudah dalam memahami suatu konsep pembelajaran. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka melalui penelitian ini ingin diketahui 105
1. Peningkatan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis melalui penggunaan model inkuiri terbimbing di SMP Negeri 8 Banda Aceh 2. Peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreatifitas siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia melalui penggunaan model Project based Learning di SMA Negeri Lhoksukon METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada dua lokasi sekolah yaitu di SMA Negeri 1 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara, dan di SMP Negeri 8 Banda Aceh. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2014. Metode penelitian
adalah quasi
eksperiment, dengan desain penelitian “ Pretest-posttes Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1)Tes Hasil Belajar, 2) Angket sikap ilmiah., 3) Tes Keterampilan Berpikir Kritis, 4) Lembar penilaian kreativitas siswa, 5) Silabus, dan 6)) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sampel penelitian ini untuk tingkat SMA, adalah siswa kelas kelas XI IA1 (27 siswa) sebagai kelas kontrol dan kelas XI IA2 (27 siswa) sebagai kelas eksperimen. Sampel untuk tingkat SMP, adalah kelas VIII-4 (24 siswa) sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-5 (24 siswa) sebagai kelas eksperimen. Data peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari skor pretes dan postes baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dianalisis dengan menghitung NN-
dengan rumus : =
100
(Meltzar. 2002 dan Cheng et al., 2004)
Keterangan : Spost : skor post test Spre : skor pre test Smax : skor max ideal Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar, selanjutnya dihitung nilai t dengan menggunakan rumus : t=
(Sudjana, 1996)
Data sikap ilmiah dan kreativitas siswa dianalisis dengan persentase, dengan rumus 106
Skor =
100%
Arikunto (2008)
Kriteria interpretasi skor sebagai berikut. Angka 0% - 20 % = Sangat kurang Angka 21% - 40 % = Kurang Angka 41% - 60 % = Cukup Angka 61% - 80 % = Baik Angka 81% - 100 % = Sangat baik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN D. Hasil Penelitian di SMP 3) Hasil belajar siswa Data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pretes dan postes baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dianalisis dengan cara menghitung gain, kemudian dilakukan normalisasi gain (N-Gain). Perbedaan hasil belajar siswa dapat terlihat pada Gambar 1 100
85,96
60 40
77,92
70,21
80
47,71
38,25 35,71
68,93
34,5
20 0 Pretes
postes Eksperimen
Gain
N-Gain
kontrol
Gambar 1 Perbandingan N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 1 menunjukkan gain kelas eksperimen (47,1) dan kelas kontrol (34,5). N-gain kelas eksperimen (77,92) kelas kontrol (68,92). Dari data
tersebut
terlihat
perbedaan
peningkatan
hasil
belajar
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis signifikansi perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menggunakan uji t seperti yang tertera pada Tabel 1.
107
Tabel 21 Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol Kelompok Postest
Ratarata
Normalitas
Ekspe rimen
Kontr ol
Eksperimen
77,92
68,93
Normal
N-Gain
Homogenitas (eksperimen & kontrol)
Kontrol
Signifikansi
Normal
Homogen
Berbeda nyata
X2 hit (5,80) <
X2 hit (3,12) <
F hit (0,44) <
t hit (2,043) >
X2 tab (7,81)
X2 tab(7,81)
F tab (2,01)
t tab (2,013)
Hasil analisis statistik
pada Tabel 1 menunjukkan nilai t-hit (2,043)
> t-tab (2,013). Hal ini membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sama pada kedua kelas. Efektifitas penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat dengan membandingkan nilai g (gain) kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional. Suatu model pembelajaran lebih efektif jika menghasilkan gain lebih tinggi dari model pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006). Hasil belajar merupakan salah satu parameter ketercapaian tujuan pembelajaran
terkait
dengan
kemampuan
siswa
dalam
mengemukakan
kembali pengetahuan yang diperolehnya, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Terdapat
perbedaan
tingkat
penguasaan
konsep
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan proses yang berlangsung di kedua kelas tersebut tidak sama. Pada kelas eksperimen, metode pembelajaran yang diterapkan adalah inkuiri bertanya,
terbimbing. mengamati,
Siswa
dilatih
menimpulkan
untuk dan
lebih
aktif
menemukan
mempresentasikan
Aktifitas pembelajarannya berpusat pada siswa karena
hasil
fakta, temuan.
adanya praktikum
yang memungkinkan siswa mengamati secara langsung dan menggunakan seluruh indra mereka untuk proses penemuan. Melalui kegiatan inkuiri hasil 108
belajar
siswa
di
kontrol
karena
kelas
siswa
eksperimen terlibat
lebih
aktif
meningkat
dalam
dibandingkan
pembelajaran,
siswa
kelas melihat
dengan nyata apa yang mereka pelajari, dengan rumusan masalah yang telah ada siswa membuat hipotesis dan membuktikan dengan percobaan dengan melibatkan seluruh indra, serta mempresentasikan hasil kerja mereka ke anggota kelompok lain sehingga siswa lebih memaknai suatu pembelajaran, memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Gulo
(2007)
melaksanakan
menyatakan
pembelajaran
kemampuan
inkuiri
adalah:
yang
diperlukan
Mengajukan
untuk
pertanyaan
atau
permasalahan; Merumuskan hipotesis; Mengumpulkan data; Analisis data; dan Membuat kesimpulan. Mengikuti Gulo dalam penelitian ini langkah awal dalam pembelajaran inkuiri kepada
siswa,
melalui
terbimbing adalah memberi pertanyaan
pertanyaan
tersebut
siswa
dilatih
melakukan
observasi, berhipotesis, melakukan eksperimen yang akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing, rumusan masalah diberikan oleh guru, rumusan masalah yang telah ditentukan akan diberikan kepada siswa dalam bentuk kelompok, kemudian
siswa
menentukan
membaca
beberapa
buku
hipotesisnya,
yang
melakukan
berhubungan
dengan
percobaan
materi
dan
fotosintesis.
Hasil akhir siswa dapat menganalisis hasil pengamatan hingga membuat kesimpulan dan mempresentasikan hasil percobaan ke depan kelas. Praktikum Ingenhouz. langsung
yang
Melalui dengan
dilakukan
praktikum
sendiri
adalah
konsep
menggunakan
pembelajaran
(konstruktivisme). komponen model
inkuiri
uji
memungkinkan
penemuan konsep. Siswa mampu dirinya
adalah
yang
seluruh
Sachs siswa
indra
dan
percobaan
mengamati
mereka
untuk
secara proses
membangun pengetahuan dari dalam Contoh
konsep
diperlukan
terbimbing
yang
pada
semua
ditemukan
fotosintesis. siswa
dapat
siswa Melalui melihat
bagaimana proses reaksi fotosintesis berlangsung pada tumbuhan melalui percobaan yang dilakukan oleh siswa yang dibimbing oleh guru. Percobaan yang dilakukan dapat menimbulkan pertanyaan pada diri siswa sehingga siswa terlihat lebih aktif
bila dibandingkan dengan siswa yang tidak
melakukan percobaan. Hasil penelitian Sabahiyah (2013) yaitu implementasi 109
pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat
memberikan hasil
yang maksimal
bagi siswa kelas V SD dalam proses pembelajaran IPA, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Tersedianya laboratorium, alat, bahan, dan laboran
di sekolah sangat
mendukung pembelajaran. Kondisi sekolah (sarana dan prasarana) sangat
mendukung
siswa
dalam
proses
pembelajaran,
juga
sehingga
siswa
sangat termotivasi dan mendapat penguasaan konsep yang baik pada materi fotosintesis dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Guru yang berperan sebagai motivator mempunyai kewajiban untuk
memotivasi
siswa untuk
mencapai penguasaan konsep yang diharapkan. Pembelajaran dengan inkuiri merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran terutama pada penerapan Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Nurhadi:2003). Pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung secara dengan metode ceramah, yang sesekali juga diiringi dengan tanya jawab tanpa adanya kegiatan praktikum. Di kelas kontrol hanya terdapat LKS materi sehingga tidak
terciptanya
pembelajaran
yang
aktif
dan
tidak
menuntut
memproses pengalaman belajar menjadi suatu pembelajaran dalam
kehidupan
nyata.
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
siswa
yang bermakna Dimyati
dan
Mudjiono (1999:48) yang menyatakan bahwa bahan ajar yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga siswa tinggal “menelan” saja, maka proses pembelajaran kurang baik bagi siswa. 4) Sikap Ilmiah Siswa Sikap ilmiah siswa pada pembelajaran materi fotosintesis diperoleh melalui pemberian angket kepada siswa baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari hasil analisis angket sikap ilmiah menunjukkan bahwa indikator sikap ilmiah di kelas eksperimen
semua
berada pada kategori baik, dan 110
kelas kontrol berada pada kategori cukup. Perbedaan sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 2 100 80 60 40 20 0
74 52
75
69 66
78
58
Kelas Eksperimen
70
60
57
73
55
Kelas Kontrol
Gambar 2 Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 2 menunjukkan pada kelas eksperimen, nilai sikap ilmiah dengan urutan tertinggi adalah sikap penemuan, berpikir kritis, ingin tahu, peka terhadap lingkungan, kerjasama, dan respek terhadap kontrol urutan indikator tertinggi respek terhadap
data. Pada kelas
data, sikap penemuan,
berpikir kritis, kerjasama, tekun, dan ingin tahu. Indikator respek terhadap data pada kelas eksperimen memiliki nilai paling rendah, dan pada kelas kontrol memiliki nilai paling tinggi.
Hal itu disebabkan
siswa tidak
maksimal dalam melakukan pengamatan. Pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan
penjelasan
dari
guru
tentang
hasil
percobaan
Sachs
dan
percobaan Ingenhouz. Sikap yang terdapat pada manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: keinginan, pengetahuan, pengalaman, kebiasaan, interaksi sosial yang terjadi di dalam kelompok atau di luar kelompok. Sikap ilmiah lebih meningkat
pada diri siswa kelas eksperimen karena siswa belajarnya
lebih
aktif. Sikap ilmiah siswa dapat terlihat dari bagaimana mereka memiliki rasa memahami
suatu
konsep
baru
dengan
kemampuannya
dengan
tanpa
kesulitan, sikap keingintahuan yang tinggi, mengevaluasi kenerjanya sendiri dan kritis terhadap suatu permasalahan yang kebenarannya perlu dibuktikan.
111
Hasil analisis sikap ilmiah setelah proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Analisis Sikap Ilmiah Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol No
Hasil Perhitungan
1
Rata-rata Sikap ilmiah Standar Deviasi Varian t hit t tab
2 3 4 5
Kelas Eksperimen 73,65
Kelas control
6,95 48,31
2,93 8,51
57,15
11,07 2,013
Hasil analisis data pada Tabel 2 menunjukkan nilai t-hit (11,07) > ttab (2,013). Hal ini membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap ilmiah kelas eksperimen dengan sikap ilmiah kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
berbasis
praktikum
mampu
memacu
siswa
untuk
mengembangkan sikap ilmiahnya, serta berdampak pada peningkatan sikap ilmiah siswa. Ilmu pengetahuan dipeoleh tidak hanya dengan cara membaca, tetapi juga melalui penyelidikan yang dilakukan dengan cara sistematis melalui metode ilmiah akan menumbuhkan sikap ilmiah. Dengan demikian pembelajaran berbasis praktikum dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa secara signifikan dalam proses pembelajaran. Sikap
ilmiah
siswa
mengalami
peningkatan
dimungkinkan
timbul
setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Dayakisni dan Hudaniyah (2009:15) menunjukkan bahwa sikap seseorang selalu dinamis, sikap
dapat
berubah
karena
kondisi
dan
situasi
lingkungannya.
Faktor
pengalaman sangat berperan dalam pembentukan sikap. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan para ahli sebelumnya, Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayat (2011) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis
praktikum
pada
konsep
invertebrata
berdampak
positif dalam pengembangan sikap ilmiah siswa. 112
Sikap ilmiah lebih meningkat
pada diri siswa kelas eksperimen
karena siswa belajarnya lebih aktif. Sikap ilmiah siswa dapat terlihat dari pemahaman suatu konsep baru tanpa kesulitan, sikap keingintahuan yang tinggi,
mengevaluasi
permasalahan dapat
yang
membantu
kenerjanya
sendiri
kebenarannya siswa
belajar
perlu secara
dan
kritis
dibuktikan. ilmiah,
terhadap
Hal–hal
terstruktur,
suatu
inilah dan
yang
mandiri,
sedangkan di kelas kontrol siswa tidak merumuskan suatu masalah, dan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja, serta tidak adanya eksperimen sehingga sikap ilmiah siswa pada kelas kontrol tidak meningkat. Hayat (2011) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis praktikum pada konsep invertebrata berdampak positif dalam pengembangan sikap ilmiah siswa. E. Hasil Penelitian di SMA 2. Keterampilan Berpikir Kritis Data keterampilan berpikir dianalisis dengan cara menghitung gain, kemudian dilakukan normalisasi gain (N-Gain). Perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlihat pada Gambar 3 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
84,78 72,38
78,68 60,82 44,50 33,11
40,2839,78
Pretes
Postes Eksperimen Kontrol
Gain
N-Gain
Gambar 3. Nilai N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 3 menunjukkan perolehan skor rata-rata pretes, postes, gain, dan Ngain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sistem peredaran darah manusia antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
113
Hasil analisis signifikansi perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menggunakan uji t seperti yang tertera pada Tabel 3 Tabel 3 Hasil uji Rata-rata N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen. Kelompok Normalitas Homogenitas Rata-rata Eks Kntrl Eksperimen Kontrol eksperimen Signifikasi dan Kontrol Normal Normal Homogen Signifikan 2 2 2 2 Rata-rata X hit < X tab X hit < X tab Fhit < Ftab thit > ttab N-Gain 84,78 72,89 X2 hit = 5,34 X2hit = 4,33 Fhit =0,97 thit = 3,95 2 2 X tab = 7,81 X tab = 7,81 Ftab= 2,01 ttab = 2,01
Dari Tabel 3 analisis data dengan uji t menunjukkan thitung (3,95) > ttabel (2,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan penggunaan model PjBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelas yang diajarkan dengan PjBl disebabkan karena siswa telah dilatih dalam menyelesaikan tugas projeknya yaitu membuat media freezi. Media prezi merupakan media presentasi yang diprogram untuk menampilkan media visual, audio maupun animasi. Program aplikasi prezi juga merupakan media yang unik karena didalamnya terdapat bentuk presentasi yang sangat berbeda dengan presentasi pada umumnya. Media prezi fokus pada satu bidang slide yang disebut dengan kanvas virtual, setelah itu pengguna dapat mengeksplorasi bagian-bagian kanvas tersebut hingga bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan jelas. Pada awalnya aplikasi ini hanya dapat digunakan secara online namun saat ini pengguna sudah dapat menggunakan aplikasi ini secara offline. (Diamond, 2010:12) Untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, siswa telah melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai suatu tujuan. Kegiatan berpikir harus sistematik, bertanggung jawab sepenuhnya atas tugas, dan mampu melakukan evaluasi pencapaian tujuan belajarnya. Faktor yang penting dalam proses pembelajaran siswa adalah kemampuan berpikir, akan tetapi keterampilan berpikir kritis tidak akan terjadi dengan sendirinya walaupun potensi berpikir dimiliki oleh 114
setiap manusia dan merupakan anugerah Allah namun potensi ini akan mandul dan bahkan hilang manakala tidak diasah atau digunakan dengan optimal. Perkembangan keterampilan berpikir sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Walker (2006) keterampilan berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, dimana hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan. Melalui tugas/projek yang diberikan melalui model PjBL akan membantu siswa
meningkatkan
kemampuan
berpikir,
mendorong
siswa
untuk
bertanggungjawab terhadap tugasnya sehingga menjadi pebelajar yang mandiri, siswa belajar untuk bekerjasama untuk memecahkan masalah, melalui sharing ide untuk
menemukan
jawaban
dari
suatu
pertanyaan,
mengaktifkan
untuk
menyelesaikan tugas. Implikasi temuan penelitian ini dalam pembelajaran adalah keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam tugas-tugas yang komplek, menghadapkan siswa pada pemecahan masalah, menantang siswa untuk dapat menyelesaikan masalah dengan menjawab pertanyaan dengan cara menganalisis,
membangun
keterampilan,menyimpulkan,
mengasumsi
juga
menggunakan strategi dan taktik. mengevaluasi setiap tugas yang dikerjakan siswa sehingga memberikan lingkungan belajar yang autentik yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah secara kolaborasi. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu permasalahan dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi, dan pengelolaan proyek. Keterampilan berpikir kritis menggunakan dasar berpikir menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap interpretasi untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, kemampuan memahami asumsi, memformulasi masalah, melakukan deduksi dan induksi serta mengambil keputusan yang tepat. 115
Survey yang dilakukan oleh Partnership for 21 Century Skills di Amerika Serikat tahun 2006 yang menanyakan tentang keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja di perusahaan-perusahaan terdepan AS lima tahun mendatang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis (critical thinking) berada pada posisi pertama. Keterampilan lainnya yang menonjol dan penting menurut hasil survey adalah penguasaan teknologi informasi, kolaborasi, dan innovasi (Ken Key; 2006 dalam
Habnoer, 2008). Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Demikian juga dalam proses pembelajaran di sekolah proses berpikir dan keterampilan berpikir krtiis dapat terus ditingkatkan. F. Kreativitas Siswa Kreativitas yang dalam penelitian ini adalah kreativitas yang berfokus pada produk siswa. Hasil karya/produk yang dihasilkan siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk mengomunikasikan ide-ide biologi pada produk yang dihasilkan dan
pada presentasi dengan
menggunakan media prezi yang dibuat dengan mengikuti langkah-langkah dalam model PjBL. Penilaian produk dilakukan pada kelas eksperimen saja karena model pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang menghasilkan suatu produk sehingga penilaian produk harus dilakukan karena menjadi satu kesatuan dengan model yang diterapkan. Hasil analisis data penilaian produk siswa berupa media prezi terlampir dalam Gambar 4.
116
120,0 100,0
100,0 98,0 96,4 91,795,0 87,5 83,6 86,7
80,0
70,7
100,0 96,8 100,0 97,5 88,087,3 86,7 86,7 72,0
60,0 40,0 20,0 0,0 Kelmpok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Perencanaan
Pelaksanaan
Hasil Proyek
Gambar 4 Nilai Produk Siswa Antar Kelompok Gambar 4 menunjukkan nilai perolehan siswa terhadap produk yang mereka hasilkan dalam bentuk media freezi. Dari enam kelompok menunjukan kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan hasil projek pada kategori sangat bagus dan bagus. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan model PjBL dengan media prezi dapat meningkatkan kreativitas siswa yang terbukti dengan mampunya siswa menghasilkan produk berupa media prezi, produk media prezi tersebut dibuat siswa di luar jam pelajaran yang merupakan tugas proyek siswa yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa memiliki potensi kreativitas yang tinggi. Hal itu disebabkan
guru
memberi
kesempatan
dan
kebebasan
berkreasi
untuk
mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas mereka. PjBl berfokus pada prinsip kedisiplinan perlu dilatihkan, memfasilitasi siswa untuk untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan menyelesaikan tugas-tugas. PjBl memberi pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa. Siswa juga termotivasi lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator dan mengevaluasi produk hasil kinerja siswa. Temuan penelitian ini di dukung oleh pendapat Rodhi (2014) media frezi menggeser paradigma pembelajaran ang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Kebebasan untuk mencari sumber yang dapat membantu proyek baik itu melalui studi pustaka ataupun bertanya kepada guru lain di luar jam pelajaran. Selain itu, kemampuan sosial siswa juga dikembangkan melalui diskusi dan 117
kerjasama dalam kelompok sehingga siswa terlatih untuk menghargai teman, menanggapi pendapat orang lain dengan baik, serta mampu berbicara di depan orang banyak melalui presentasi laporan hasil poyek. Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan kreativitas siswa dalam menghasilkan produk dari proyek yang mereka kerjakan. Model pembelajaran PJBL dengan media prezi ini menciptakan komunikasi tiga arah yaitu siswa dengan guru, guru denga siswa dan siswa dengan siswa. Implementasi temuan penelitian ini dalam pembelajaran adalah peningkatan berpikir kritis siswa dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang mampu membuat siswa kreatif, berpikir kritis, serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata, dan yang paling penting selain meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa juga mampu berkreativitas dengan meghasilkan suatu karya yang dalam penelitian ini berupa produk pembelajaran yaitu media prezi. Siswa kelas eskperimen lebih aktif karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dalam penggunaan model PjBL dengan media prezi meskipun siswa belum maksimal beradaptasi dengan model pembelajaran ini tetapi siswa termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran walaupun belum terbiasa melakukan tahapan-tahapan dalam model PjBL secara mandiri. Dalam penelitian juga ditemukan siswa
masih belum begitu memahami cara membuat rumusan
masalah dan ketika melakukan praktikum siswa juga cenderung bertanya karena siswa belum terbiasa melakukan praktikum dengan kelompoknya dan menyusun sendiri langkah kerjanya, kemudian di dokumentasikan dan hasil dokumentasi dimasukkan dalam media prezi. Model pembelajaran PJBL dengan media prezi ini menciptakan komunikasi tiga arah yaitu siswa dengan guru, guru denga siswa dan siswa dengan siswa. Siswa kelas kontrol lebih pasif karena siswa lebih banyak mendengar penjelasan dari guru sehingga siswa kurang mampu mengembangkan kreatifitasnya jadi siswa hanya membuat catatan yang seperlunya saja sambil mendengarkan penjelasan guru karena guru merupakan satu-satunya sumber belajar dan model pembelajaran kooperatif ini masih menciptakan komunikasi satu arah. Implementasi temuan penelitian ini dalam pembelajaran adalah peningkatan berpikir kritis siswa dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang mampu membuat siswa kreatif, berpikir kritis, serta mampu 118
mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata, dan yang paling penting selain meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa juga mampu berkreatifitas dengan meghasilkan suatu karya yang dalam penelitian ini berupa produk pembelajaran yaitu media prezi. Temuan lain melalui penerapan PjBL adalah siswa menjadi pebelajar aktif, lebih interaktif atau multiarah, berpusat pada siswa, guru berperan sebagai fasilitator, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri, dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa. Dari temuan-temuan di atas, PjBl dan inkuiri terbimbing merupakan model dan metoda yang cocok untuk pelaksanaan kurikulum 2013 yang mengakomodir pendekatan saintifik pada pembelajaran biologi. Pada Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV mengenai proses pembelajaran yang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam dokumen Kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip: berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah: 5. Terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kreatifitas siswa yang diajarkan melalui model PjBL pada pada materi sistem peredaran darah manusia di SMA Negeri 1 Lhoksukon 6. Terdapat peningkatan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa pada materi fotosintesis melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing di SMP Negeri 8 Banda Aceh
119
DAFTAR PUSTAKA Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains. 2 (5): 108-109 Arikunto, S. (2008). Prosedur Rineka Cipta
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
Cheng, K K., Thacker, B.A and Cardenas, R.L. 2004. “Using Online Homework System Enhances Student Learning of Physics Conceps in an introductory Physic Course”. American Journal of Physic, 72(11): 1447-1453. Dayakisni, T dan Hudainiyah. 2006. Psikologi sosial. Malang: UMM Press. Diamond, S. 2010. Prezi for Dummies. Hoboken,NJ 07030-5774 Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana. Ennis, Robert H. 2000. An Outline of Goals for a Critical Thinking Curriculum and Its Assessment. On line http://faculty.ed.uiuc.edu/rhennis. Diakses tanggal 21 Desember 2007. Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Galbreath, Jeremy. 1999. Repairing the 21 st Century Worker: The Lingk Between Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology.November – Desember 1999:14-21. Hayat, Muhammad Syaiful., Sri Angraini dan Sri Redjeki. 2011. Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Konsep Invertebrata untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Bioma, Vol 1 , No. 2. Habnoer, Sultan. 2008. Mengembangkan ‘High Order of Thinking’ Online. http://www.infogue.com/pendidikan/mengembangkanhighorderofthin king/ Diakses 29 Mai 2008.
Hossoubah, Z. 2007. Develiving Creative and Critical Thingking Skill(terjemahan). Bandung: Yayasan Nuansa Cendia. Mahanal, Susriyati, dkk. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. (Online). Diakses dari www.akademia. Edu pada 8 April 2014. Margendoller, Jhon R., Nan L Maxwell., Yolanda Bellisimo. 2006. The Effectiveness of Problem Based Instruction. A Comparative Study of Instructional Method and Student Characteristic. The Interdiciplinary Journal of Problem Based Learning. Vol 1 (2): 50 - 68. On line. http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1026. diakses 20 April 2012 120
Meltzar, David E. 2002. The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible ‘‘hidden variable’’ in diagnostic pretest scores. Department of Physic and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011. American Association of Physics Teachers Journal. Vol 70 (12). P. 1259-1268. Online http://ojps.aip.org/ajp/@2002 Nurhadi, S.A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Rodhi, Mohammad Yusuf dan Wasis. 201. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Frezi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Kalor. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol.03. No.02: 137- 142. Sahabiah., Marhaeni., dan I.W. Suastra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Volume 3 Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Walker, G. H. 2006. Critical Thinking. http://www.utc.edu/Teaching-ResourceCenter/critical.htm.#strategies. Diakses Tgl 27 November 2013
121