Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau kumpulan kata disertai intonasi yang menunjukkan bahwa kesatuan itu sudah lengkap. Setiap kalimat mewakili satu gagasan utama . Frase dan Klausa Telah dijelaskan di atas bahwa kalimat dapat berupa kata atau kelompok kata, Kelompok kata yang membentuk satu kesatuan dan menduduki satu fungsi gramatikal dalam kalimat ialah frase. Frase tidak bersifat predikatif dan tidak mempunyai predikat Sekelompok kata yang menjadi bagian kalimat dan memiliki predikat ialah klausa. "Mahasiswa itu sudah mengatakan bahwa dia tidak dapat ikut ujian bahasa Indonesia". Kalimat di atas terdiri atas dua klausa. a. Mahasiswa itu sudah mengatakan dan b. bahwa dia tidak dapat ikut ujian bahasa Indonesia. Klausa (a) merupakan klausa bebas, secara potensial dapat berdiri sendiri dan mampu menjadi kalimat. Klausa (b) adalah klausa terikat atau klausa yang menjadi bagian klausa bebas, yang dalam kalimat di atas menjadi objek verba transitif mengatakan. Kalimat demikian termasuk kalimat majemuk bertingkat atau subordinatif. Yang merupakan frase dalam kalimat di atas ialah a. mahasiswa itu, b. ujian bahasa Indonesia, yang merupakan frase nominal, dan c. sudah mengatakan, serta d. tidak dapat ikut, yang merupakan frase verba Frase dan Klausa ditinjau dari inti kata 1. Frase nominal, yaitu frase yang intinya nomina, atau kata benda, dan dapat berfungsi menggantikan kata benda, buku tulis, lemari arsip, guru bahasa Indonesia, ibu bapak, para orang tua, dll. 2. Frase verbal, yang intinya verba dan dapat mengganti kedudukan verba dalam kalimat. Misalnya : sedang belajar, sudah belajar, tidak belajar, akan belajar, tidak harus belajar, tidak akan ingin belajar, dll. 3. Frase adjektival, yang intinya kata sifat atau adjektiva. Misalnya : sungguh pintar, cukup pintar, agak pintar, paling pintar, pintar sekali. 4. Frase preposisional, yang salah satu unsurnya kata depan atau preposisi. Contoh : di depan, dari depan, ke depan, oleh mereka, kepada kami, dengan tangan kiri, dll Frase dan Klausa ditinjau dari kelas kata 1. Frase endosentris : sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata atau lebih ,yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu sama dengan kelas kata dari salah satu (atau lebih) unsur pembentuknya.
Contoh : guru (kata benda) agama (kata benda)→guru agama (kata benda) gadis (kata benda) cantik (kata sifat)→gadis cantik (kata benda) Frase endosentris dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Frase bertingkat (frase subordinatif, frase atributif ) : frase yang mengandung unsur inti (D) dan unsur penjelas (M). Contoh: baju baru DM anak manis DM sebatang rokok kretek MDM sebuah rumah mewah MDM seorang guru MD sepotong roti MD 2. Frase setara (frase koordinatif): frase yang mengandung dua buah unsur inti (tidak ada unsur penjelas/atribut). Contoh: suami istri sawah ladang sanak saudara 2. Frase Eksosentris: sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau lebih) unsur pembentukannya. Contoh : dari (kata depan) sekolah (kata benda),→dari sekolah (kata keterangan) yang (kata tugas) memimpin (kata kerja)→yang memimpin(kata benda) Frase dan Klausa ditinjau dari makna frase 1. Frase idiomatik, kelompok kata yang maknanya merupakan idiom (ungkapan), memiliki arti konotatif. Misalnya, bermental baja, membanting tulang. 2. Frase biasa, yang memiliki arti sebenarnya. Misalnya, rumah Ateng, sedang pergi Jabatan atau Fungsi Gramatikal Kalimat Kalimat umumnya terdiri atas kumpulan kata. Kata ataupun kelompok kata dalam kalimat memiliki fungsi sesuai dengan kedudukannya. Fungsi kata atau kelompok kata dalam kalimat inilah yang dinamakan jabatan kalimat atau fungsi gramatikal kalimat. yang di antaranya ialah :
1. Subjek atau pokok kalimat, yaitu bagian kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau masalah pokok. Jabatan ini lazimnya diduduki oleh nomina atau frase nominal. (1) Buku sekarang mahal. (2) Kejujuran sudah merupakan barang langka saat ini. (3) Rapat itu membahas kurikulum. Umumnya subjek tidak dapat didahului oleh preposisi seperti di, dalam, bagi, kepada, dari, dengan, untuk, dll. Kalimat di bawah ini rancu atau tidak baku, dan dapat dibakukan dengan menghilangkan preposisinya. (4)* Dalam rapat itu membicarakan kurikulum. (5)* Kepada para mahasiswa perlu diajar bahasa Indonesia . (6)* Dengan kejadian itu menunjukkan bahwa pekerjaannya tidak beres. Kalimat di atas seharusnya demikian : (4a) Rapat itu membicarakan kurikulum. atau (4b) Dalam rapat itu dibicarakan kurikulum. (5a) Para mahasiswa perlu diajar bahasa Indonesia. (5b) Bahasa Indonesia perlu diajarkan kepada para mahasiswa (6a) Kejadian itu menunjukkan bahwa pekerjaannya tidak beres. (6b) Dengan kejadian itu ditunjukkan bahwa pekerjaannya tidak beres. 2. Predikat, atau sebutan ialah bagian kalimat yang menandai apa yang dibicarakan tentang subjek. Predikat sebuah kalimat dapat berupa nomina atau frase nominal, verba atau frase verbal, adjektiva atau frase adjektival, frase preposisional, dan kata bilangan atau numeralia, seperti kita lihat pada kalimat berikut. (7) Suaminya guru. (8) Suaminya bekerja (9) Suaminya rajin. (10) Suaminya dari kantor. (11) Rumahnya satu. 3. Objek adalah bagian kalimat yang mengikuti verba transitif atau yang melengkapi predikat verbal transitif. Ada dua macam : 1. objek langsung, yaitu yang menjadi tujuan langsung dari tindakan yang dimaksud oleh verbanya, dan 2. objek tak langsung. Objek langsung tidak dapat didahului oleh preposisi. (12) Kami akan bertemu lagi dan akan membicarakan tentang soal itu. (13) Guru itu sering memberi saya tugas. (14) Guru itu menjanjikan sesuatu kepada saya.
Dalam kalimat (12) soal itu adalah objek langsung, dengan demikian penyisipan preposisi tentang tidak dibenarkan. Jadi kalimat itu rancu dan tidak baku, dan dapat dibakukan dengan menghilangkan preposisi tentang. Dalam kalimat (13) saya adalah objek langsung, dan tugas merupakan objek tidak langsung Sedangkan dalam kalimat (14) yang menjadi objek langsung ialah sesuatu, dan yang tidak langsung adalah saya. 4. Keterangan adalah bagian kalimat yang memberi kejelasan tentang kapan, di mana, dan bagaimana peristiwa yang diutarakan dalam kalimat itu berlangsung. 1. Keterangan tempat : (15) Pedagangh itu menjajakan barangnya di kota. (15a) Dia melamar pekerjaan di kantor tempat adiknya bekerja. 2. Keterangan waktu : (16) Anaknya menulis surat itu kemarin. (16a) Dia menulis surat itu ketika saya masuk ke kamarnya. 3. Keterangan sebab : (17) Anaknya tidak masuk sekolah karena sakit. (17a) Budiman tidak masuk sekolah karena ia sakit dan harus ke dokter. 4. Keterangan kecaraan : (18) la membaca dengan tekun. (18a) la membaca dengan suara keras dan nyaring. 5. Keterangan tujuan : (19) la belajar tekun supaya lulus. (19a) la belajar tekun supaya tahun depan ia dapat ikut cepat tepat. 6. Keterangan syarat : (20) Pelajar itu diizinkan masuk kelas jika rapi. (20a) Pelajar itu diizinkan masuk kelas jika bajunya sudah rapi. Pola Kalimat Pola kalimat ialah susunan fungsi gramatikal yang tepat untuk mewujudkan suatu kalimat. Dalam bahasa Indonesia banyak pola yang mungkin disusun, antara lain sebagai berikut: 1. Subjek-Predikat, atau S-P (21) Dia membaca. (22) Gadis berambut panjang itu tidak di sini lagi. 2. Subjek-Predikat-Objek, atau S-P-O (23) Dia membaca buku bahasalndonesia. (24) Anwar mengembalikan buku saya. 3. Subjek-Predikat-Objek-Keterangan, atau S-P-O-K (25) Anaknya meminjam kamus kemarin. (26) Direktur ilu menandatangani perjanjian tersebut dengan terpaksa 4. Predikat-Subjek, atau P-S (27) Belum dikembalikan juga buku saya. (28) Sedang tidur ayah. 5. Subjek-Predikat-Keterangan, atau S-P-K (29) Sekretarisnya sedang mengetik di ruang sebelah. (30) Pelajar itu menyimak dengan penuh perhatian.
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks