08
tumbuh - peduli - berbagi
Info
tumbuh - peduli - berbagi
Info
pelayanan
Desember
dan
Hadirilah !! Kami ucapkan kepada Jemaat yang berulang tahun pada tanggal :
09 DESEMBER - 15 DESEMBER 2013
Amsal 3:2 Senin, 09 Desember 2013 - Albert W. K. - Heny Anggraeni Rabu, 11 Desember 2013 - Hendrik G. Tedjakusuma - Laorencia Honny Thiodores - Reza Irwinsyah Adrian A. - Vivi Tansil Kamis, 12 Desember 2013 - John Sonda Patu, ST - Lidya P. Tanasse - Sara Namlohi - Emilia Sabtu, 14 Desember 2013 - Hardi Santos - Lanny Gosal Minggu, 15 Desember 2013 - Yosly Deasy Mayaut / Osly - Cerlie Adilang - Betty Haryono
pembukaan dan peresmian gpt petra
Like us
PASTORAL
on facebook
www.facebook.com/GerejaPetra
Follow Us on Twitter www.twitter.com/GerejaPetra Dapatkan Informasi seputar Gereja PETRA
www.gerejapetra.org
s e t o u Q
Ibu Betty Haryono
Flexi 0411 574 5369 | Tlp. 3610 509 Hp. 0852 4286 2600
Jl. Perintis Kemerdekaan (Kavelery), Daya - Makassar
Pdm. Silva Ramon Rumendong Setiap hari Minggu Pukul 10.30 Wita
Hp. 0821 8825 9818
Pdt. Sukiman Thomas Karun, S.Th Contact Person: Pdt. Israel Laoly, S.Th
This Week
Kita belajar menjadi LEBIH BIJAKSANA justru dari KESALAHAN bukan dari KEBERHASILAN. Sudahkah Anda belajar dari kesalahan-kesalahan Anda?
4
Contact Person:
di mamuju 18 Desember 2013
09
Hp. 0813 5551 2966 Flexi 0411 528 3249
AKAN DIBERKATI DALAM PERNIKAHAN YANG KUDUS
@Andrew_Nugraha
Ibadah PA dan Ibadah Raya Minggu pukul 09.30 Wita dapat disaksikan secara LANGSUNG melalui INTERNET www.gerejapetra.org/live-streaming
WILLY HAMFRI dan LILYANI JER P.
SUTANTO TAN dan LIDIA AMELIA MUSALI
DEDETH KARLAY dan SANGLY TANDRA
RABU, 11 DESEMBER 2013 DI GEREJA PETRA
JUMAT, 13 DESEMBER 2013 PUKUL 13.00 WITA DI GEREJA PETRA
SABTU, 14 DESEMBER 2013 DI GEREJA PETRA
08
INFO PETRA MISI
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
KHOTBAH
Haruskah saya
Digembalakan J
ika ditanyakan: “Haruskah kita digembalakan?”, maka jawaban adalah: “HARUS”. Mengapa? K a r e n a k i t a p e r l u t u n t u n a n . Tu h a n menggambarkan kita seperti domba. Domba adalah binatang yang lemah dan ia membutuhkan seorang GEMBALA yang melindunginya dari bahaya yang mengelilinginya dan menuntunnya ke tempat yang tenang. Jadi peranan Gembala sangatlah penting bagi kehidupan domba. Yohanes 10:1-5, “ [1] Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; [2]tetapi siapa yang masuk melalui [3] pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya [4] ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. [5] Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”
Contact Person: Pdt. Othniel YedidYah (0813.4298.8870 / pinBB: 755EA797) Pdm. Budiyanto Tandean (0812.4122.2808)
Ada tiga ciri dari domba yang sehat, yaitu: 1)mendengarkan suara gembala (ayat 3), 2)mengenal suara gembala (ayat 5) , dan 3)mengikuti suara gembala (ayat 4). Tiap-tiap domba itu memiliki nama dan jika gembala memanggil nama domba tersebut maka domba itu mendengarkan dan mendekati gembalanya dengan senang. Tetapi jika orang asing yang memanggil, maka domba itu akan kaget dan lari menjauh, walaupun nama yang dipanggil itu adalah benar namanya. Kecuali bila domba itu sakit, maka ia tidak bisa membedakan yang mana suara gembalanya dan yang mana suara orang asing; sehingga ia mudah dicuri karena mengira bahwa orang asing itu adalah
gembalanya.
01
?
Dikatakan dalam ayat 6 bahwa “…tetapi mereka tidak mengerti apa maksud Tuhan Yesus tentang perumpamaan tentang penggembalaan ini”. Seperti pada zaman Yesus bahwa banyak orang Yahudi yang tidak mengerti apa arti atau makna dari penggembalaan maka demikian juga sekarang bahwa masih banyak orang Kristen yang belum mengerti apa makna dari suatu penggembalaan. Apakah ada penggembalaan dan tidak ada penggembalaan maka keadaan domba itu sama saja? Tentu saja tidak sama sebab keadaan domba-domba yang digembalakan itu berbeda dengan domba-domba yang tidak tergembalakan. PENTINGNYA PENGGEMBALAAN Amsal 12:26, “Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.” Dikatakan bahwa orang benar mendapati tempat penggembalaannya. Kalau kita orang benar, maka kita akan mendapati tempat penggembalaan kita dari Tuhan. Ketika kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat maka saat itu kita dibenarkan oleh darah Yesus; jadi kita menjadi orang benar. “…tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri”. Orang fasik pergi menurut kemauannya sendiri; ketika ia ingin menyimpang ke kiri atau ke kanan maka ia akan menyimpang ke sana. Tidak ada yang mengarahkannya; dan sekalipun ada ia-pun tidak mau mendengar arahan itu sebab mereka tidak mau percaya akan jalan yang disediakan oleh gembala. Oleh sebab itu Tuhan tidak menyediakan tempat penggembalaan bagi mereka; sebab bila disediakan
02
tumbuh - peduli - berbagi
KHOTBAH
maka percuma saja sebab mereka akan menolaknya, mereka tidak akan tahan dan suatu waktu mereka keluar dari penggembalaan itu dan berkeliaran ke sana ke mari sebab mereka tidak mau diatur, tidak mau dituntun atau digembalakan. Tetapi kepada orang benar, Tuhan menyediakan tempat penggembalaan sebab orang benar mau dituntun dan mereka mendengar arahan. Jadi jelas bahwa sangat besar perbedaan antara domba-domba yang digembalakan dengan domba-domba yang tidak digembalakan. Mengapa Tuhan menyediakan penggembalaan bagi orang benar? Karena: 1. Tuhan tidak mau jika orang benar itu berkeliaran, tetapi ada penggembalaan. 2. Tuhan tidak mau jika orang benar itu mengembara, tidak ada perhentian. 3. Tuhan tidak menghendaki orang benar itu tanpa perhentian. Seperti kawanan domba itu, bila menjelang malam maka domba-domba itu digiring pulang ke kandang. Domba-domba tidak dibiarkan tetap di luar sebab di luar banyak serigala yang dapat mengancam keselamatannya. Demikianlah Tuhan menghendaki agar orang benar ada perhentian. Untuk itu Tuhan Yesus ulangi sekali lagi dalam Yohanes 10:7, “Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu”. Dalam ayat ini terdapat kata “sekali lagi” yang berarti pengulangan untuk menegaskan. Mengapa perlu ditegaskan atau diulangi? Karena soal penggembalaan itu penting sekali. Bagaimanakah cirinya “serigala berbulu domba” itu? Bila dilihat dari jauh ia seperti domba; tetapi ketika didekati ia itu serigala, bukan domba. Siasat serigala berbulu domba ini adalah dengan mendekati domba dan berlaku seolah-olah teman atau sesama domba itu, tetapi lama kelamaan ia berusaha menjauhkan domba itu dari gembalanya. Dan itulah kesempatan bagi serigala itu untuk menerkam sang domba. Serigala ini sangat licik dan kejam. Dalam siasatnya menyesatkan domba, serigala berbulu domba ini tidak dari awal menunjukkan dirinya sebagai serigala, tetapi ia menunjukkan dirinya seperti domba yang baik yang sama dengan domba yang benar itu. Jadi kita wajib
berhati-hati terhadap “serigala berbulu domba” yang sekiranya masuk ke dalam kawanan penggembalaan gereja lokal. Waspadalah terhadap mereka. Ciri-ciri mereka adalah suka menaburkan benih perpecahan dengan cara menjelek-jelekan gembala. Tujuannya adalah supaya merusak kepercayaan domba terhadap gembala. Bila kepercayaan domba terhadap gembala sudah rusak maka domba tersebut mudah sekali untuk dipisahkan dari gembalanya. Dan bila sudah terpisah maka domba itu diterkamnya. Domba itu tersesat dan tidak lama ia mati binasa. Jadi jangan pernah mau dipisahkan dari gembala, apapun persoalan yang sedang Anda hadapi. Dan gembala yang baik adalah gembala yang hidupnya dipimpin oleh Firman Tuhan (Yesus Kristus). [25]
Matius 24:25-26, “ Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. [26]Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.” “Camkanlah…” artinya masukkan dalam hatimu karena Aku sudah mengatakan ini lebih dulu kepadamu. Apa yang perlu dicamkan? Yakni jangan percaya ketika kita disuruh untuk pergi ke “padang gurun” atau pun ke dalam “bilik”, sebab itu semua hanya tipu muslihat agar kita jauh dari gembala kita. Kadang-kadang kita dengar orang berkata bahwa: “Masakah hanya di gereja ini saja Tuhan ada? Tentulah di gereja sana juga ada Tuhan. Sebab Tuhan itu tidak monopoli hanya ada di satu gereja tertentu, sebab Tuhan itu ada di mana-mana”. Memang benar bahwa Tuhan ada di mana-mana; tetapi jika tujuan dari ucapan itu adalah untuk memisahkan domba dari gembalanya maka itu adalah perkataan yang tidak boleh kita percayai dan tidak boleh kita ikuti; sebab perkataan itu adalah racun yang mengandung benih perpecahan. Tuhan Yesus berkata: “…janganlah kamu pergi ke situ;… janganlah kamu percaya”. Jangan mau dipecah belah, jangan mau dipisahkan dari gembala. Janganlah termakan oleh tipu muslihat iblis. Tidak mungkin Tuhan ada dalam suatu perhimpunan yang kacau balau yang di dalamnya ada perpecahan. Sebab Roh Tuhan bukanlah roh perpecahan, bukan roh pertengkaran; Roh Tuhan adalah Roh Kasih, Roh Kesatuan, Roh Kemuliaan. Jadi jika dalam suatu persekutuan atau gereja ada kasih dan kesatuan, maka
tumbuh - peduli - berbagi
INFO PETRA MISI
07
06
INFO PETRA MISI
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
Roh Tuhan ada di situ; sebaliknya bila ada perpecahan maka Roh Tuhan tidak akan tahan berada di situ. Itulah sebabnya kita harus selalu menjaga persekutuan kita tetap dalam kesatuan dan kasih. Untuk menjaga kesatuan di dalam penggembalaan maka sebagai domba kita wajib taat kepada otoritas yang Tuhan sudah tempatkan atas kita sebagai gembala. Tetapi ketaatan saja belum cukup, perlu adanya penundukan diri. Taat itu berbicara soal kelakuan, sebelah luar; tetapi penundukan diri itu berbicara soal sikap hati, sebelah dalam. Seseorang mungkin saja taat kelakuaannya, diluarnya dia kelihatan taat dalam melakukan apa yang diperintahkan; tetapi sebenarnya di sebelah dalam yakni di dalam hatinya tidak ada penundukan diri, dalam hatinya ngomel, keberatan dengan apa yang diperintahkan. Jadi “taat” ini bisa dipalsukan tetapi penundukan diri tidak bisa dipalsukan. Orang yang taat belum tentu menundukkan diri, tetapi orang yang menundukkan diri pasti taat. Penundukan diri itu artinya bahwa Anda benar-benar menundukkan diri kepada otoritas Anda.
KHOTBAH
03
gembala itu berjalan di depan domba-dombanya. Gembala harus memberi teladan dalam segala hal. Tetapi itu tidak berarti bahwa seorang gembala adalah seorang yang sempurna. Tidak, sebab gembala-pun hanyalah manusia biasa yang masih perlu terus menerus dididik dan diajar oleh Allah sehingga ia semakin lama semakin baik dalam menjalankan fungsinya sebagai gembala.
Yohanes 10:4a, “Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka …” Mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa GEMBALA itu berjalan di depan domba-dombanya? 1. Karena Tuhan menghendaki agar GEMBALA itu menjadi TELADAN bagi domba-domba. Kalau saya berkhotbah dengan mengatakan bahwa “Anda jangan terlambat datang ibadah”, tetapi saya sendiri datang terlambat, maka perkataan saya tadi itu tidak ada kuasanya. Jemaat tidak akan berubah. Mengapa? Karena apa yang saya ajarkan tidak saya lakukan. Saya hanya mengajar teori, tetapi praktek tidak; saya hanya mengajar dengan perkataan, tetapi tidak dengan hati atau perbuatan. Cara mengajar seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa karena tidak mengandung kuasa. Tetapi bila saya mengajar sambil menunjukkan perbutaan yang selaras dengan perkataan itu maka itulah ajaran yang mengandung kuasa; sebab saya tidak hanya memberi teori tetapi juga keteladanan.
2. Tu h a n m e n g h e n d a k i a g a r G E M B A L A menunjukkan ARAH bagi domba-domba. Bila kita berada di tengah-tengah padang gurun, maka yang kita lihat itu semua sama, sebab semua hanyalah pasir. Di padang gurun (zaman Tuhan Yesus) tidak ada jalan beraspal, tidak ada nama jalan dan tidak ada rambu-rambu penunjuk jalan. Jejak-jejak kakipun akan segera terhapus oleh pasir. Hal itu menyebabkan domba akan mudah sekali tersesat. Terlebih lagi bahwa di padang gurun, hampir tidak ada mata air. Itulah sebabnya banyak domba yang mati bukan karena kelaparan melainkan karena kehausan. Tetapi seorang gembala itu diberi karunia yang lebih dari domba oleh Tuhan. Gembala dapat mengenal jalan pulang sehingga bila domba mengikutinya maka domba itu tidak akan tersesat, mereka semua akan pulang dengan selamat. Di samping itu, gembala juga dapat melihat lebih jauh ketimbang domba yang hanya bisa melihat disekitar areanya saja. Domba biasa makan sambil berjalan. Ia hanya melihat ke bawah. Itulah sebabnya mereka mudah tersesat bila tidak dituntun oleh gembala yang mampu melihat lebih jauh. Kalau gembalanya menuntun ke jalan yang salah, maka domba itu ikut ke jalan yang salah; tetapi jikalau gembalanya menuntun ke jalan yang benar, maka domba itu akan ikut ke jalan yang benar. Jadi domba itu tidak mampu memeriksa sendiri jalan yang akan ditempuhnya, melainkan dipercayakannya semua itu kepada gembala untuk menuntunnya. Karena jangkauan pandangannya yang luas maka gembala dapat melihat manakah area yang ada air dan menuntun domba ke sana, sehingga domba tidak akan mati kehausan. Gembala-pun tahu area-area berbahaya, seperti padang rumput beracun dan tempat persembunyian binatang-binatang buas, sehingga domba akan terhindar dari malapetaka.
Oleh sebab itu Firman Tuhan mengatakan bahwa
Jadi ada banyak hal dalam hidupnya yang
GEMBALA BERJALAN DI DEPAN DOMBADOMBANYA
04
KHOTBAH
diserahkan kepada gembala dan gembala itulah yang mengatur semuanya. Itulah cara hidup daripada domba, sangat besar bergantungnya domba kepada gembala. Gembala jemaat bukan hanya pendetanya, tetapi terutama Tuhan Yesus Kristus sebagai Gembala Agung kita. Kalau ada pendeta tetapi tidak ada Yesus, itu percuma sebab pendeta itu adalah manusia biasa atau gembala biasa yang juga masih memiliki keterbatasanketerbatasan; tetapi Yesus Kristus itu adalah Gembala di atas segala gembala, dan kita harus berharap sepenuhnya kepada Dia. Kita harus mengandalkan Yesus lebih dari segala perkara yang lain, sebab musuh kita bukan manusia, musuh kita itu roh-roh jahat di udara dan kita harus menghadapi itu dengan Roh Kudus, bukan dengan kekuatan kita sebab kekuatan kita itu tidak bisa. Tetapi kita perlu ingat bahwa Tuhan sudah menempatkan seorang pendeta sebagai gembala kita, dan lewat gembala itulah Tuhan menggembalakan hidup kita.
Jadi jika domba itu mau selamat, maka ia harus memupuk kepercayaan kepada gembalanya. Tuhan sudah menetapkan gembala untuk menuntun domba ke jalan yang benar sehingga mereka semua dapat selamat, terpelihara dan bertumbuh dengan baik. MASA-MASA PENCOBAAN DI DALAM PENGGEMBALAAN Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu penggembalaan akan ada masa-masa pencobaan. Mengapa Tuhan mengijinkan pencobaan itu datang? Alasannya adalah: Pertama: Untuk menguji kawanan domba. Tujuannya adalah untuk dapat diketahui manakah domba yang benar dan manakah serigala berbulu domba. Serigala berbulu domba selalu memanfaatkan keadaan-keadaan sulit itu untuk menghasut domba supaya domba tidak lagi percaya kepada gembala dan mencari jalannya sendiri. Domba-domba haruslah menjadi lebih cerdas dan mengenali yang manakah kawan (sesama domba) yang harus di dekati dan yang mana lawan (serigala yang berbulu domba) yang harus dijauhi. Jangan domba-domba itu masuk dalam komunitas yang salah, yang mengira bahwa kumpulan itu adalah sesama domba padahal komunitas itu adalah
tumbuh - peduli - berbagi
komunitas serigala berbulu domba. Kedua: Untuk menguji gembala. Tujuannya adalah untuk dapat diketahui manakah gembala yang sungguh dan manakah orang upahan yang bukan gembala. Orang upahan ini akan segera lari meninggalkan tanggungjawabnya ketika ada bahaya. Ia membiarkan saja domba itu diterkam serigala dan lari menyelamatkan dirinya sendiri (Yohanes 10:12-13). Tetapi gembala yang sungguh adalah gembala yang berani menghadapi bahaya demi mempertahankan dombanya (Yohanes 10:11). Mengapa? Sebab ia merasa memiliki domba itu, domba-domba itu adalah bagian dari dirinya; tidak demikian dengan orang upahan. Daud adalah seorang gembala. Ia mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan dombanya yang diterkam serigala (Baca: I Samuel 17:34-35)”. YESUS-LAH GEMBALA AGUNG KITA Daud bersaksi bahwa Tuhan-lah Gembalanya yang agung, yang menuntunnya ke jalan yang benar. Demikian pula kita, bahwa Tuhan Yesuslah Gembala kita yang Agung. Mazmur 23:3, “Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” Pada zaman Yesus tidak ada jalan beraspal dan tidak ada rambu-rambu jalan. Ketika Yesus berkata bahwa Ia akan segera pergi ke Bapa dan Ia berharap bahwa murid-murid akan pergi ke mana Ia pergi. Tetapi murid-murid berkata bahwa mereka tidak tahu jalan itu. Lalu Yesus berkata: Akulah Jalannya. (Baca: Yohanes 14:1-6). Jadi ketika orang-orang bertanya mana jalannya, maka Yesus berkata: “Akulah jalan itu”. Dalam ayat 3b ini dikatakan bahwa “Ia menuntun aku di jalan yang benar …”; jalan yang dimaksud bukanlah jalan secara hurufiah. Tetapi itu berarti bahwa IKUTLAH AKU. Mengapa kita perlu ikut Yesus? Sebab Yesus-lah jalan itu. Amin!!
tumbuh - peduli - berbagi
INFO PETRA MISI
Jadwal Ibadah Umum
05
37 Cabang GPT PETRA Misi
LANJUTAN kesaksian
08 Desember 2013
LEMBAR KESAKSIAN
wahyu 12 : 11
By : Ibu Stefany
KUASA
DOA Redaksi Bagi Jemaat yang ingin memberikan kesaksian, agar dapat langsung menyerahkan kepada Ibu gembala atau dapat mengirimkannya lewat email :
[email protected] [ Kesaksian yang telah diberikan menjadi hak redaksi sepenuhnya untuk diedit/dirubah ]