16
tumbuh - peduli - berbagi
Info
tumbuh - peduli - berbagi
Info
Februari
pelayanan
s e t o u Q
BAGI ANDA YANG RINDU
PASTORAL
DIBIDANG: GEREJA PETRA
4
CONTACT PERSON: IBU VHERA (0852.4219.7967)
Contact Person: Ibu Betty Haryono
Flexi 0411 574 5369 | Tlp. 3610 509 Hp. 0852 4286 2600 Pdm. Silva Ramon Rumendong
SALURKAN TALENTA ANDA
Hp. 0821 8825 9818
Jl. Perintis Kemerdekaan (Kavelery), Daya - Makassar
Contact Person: Pdt. Israel Laoly, S.Th Hp. 0813 5551 2966 Flexi 0411 528 3249
This Week
UNTUK MELAYANI
“ TAMBORINE “
Setiap hari Minggu Pukul 10.30 Wita
Pdt. Sukiman Thomas Karun, S.Th
09
Kami ucapkan kepada Jemaat yang berulang tahun pada tanggal :
17 FEBRUAri 2014 - 23 FEBRUARI 2014
Amsal 3:2
Setiap orang pasti punya TANTANGAN dalam hidup. Tantangan ada itu bukan berarti Tuhan membencimu. IA hanya menguji seberapa kuat imanmu. @MarthenAlexandr
Senin, 17 Februari 2014 - Alexander - Bee Yenny - Olivia Posumah - Yonathan Ezekiel Selasa, 18 Februari 2014 - Dra. Anggraeni - Nelly Rabu, 19 Februari 2014 - Lili Leonardo Kamis, 20 Februari 2014 - Lusra Tapparan Barubu (Payan) - Ribka Sylvana Manguma - Tjiang Tjiang Kang - Veronica Lilyani (Lily) - Otniel Tasib - Rachman Sutanto - Selfi Jumat, 21 Februari 2014 - Yohan Marando Abraham NT. Lee (Johan) - Eng Djawadomo - Arru Sabtu, 22 Februari 2014 - Anna Tutu - Febryanti - Sherly Laudi Minggu, 23 Februari 2014 - Emmy Sijaya - Enni - Fransisca - Alex Yakobus
Like us
on facebook
www.facebook.com/GerejaPetra
Follow Us on Twitter www.twitter.com/GerejaPetra Dapatkan Informasi seputar Gereja PETRA
melayani di bidang: - media view - design graphics - kamera - Photography - web - petra news - lighting
c o n ta c t p e rs o n : r o n n y ko n g d o h ( 0 8 1 242 2 6 3 6 1 )
SALURKAN TALENTA ANDA
08
INFO PETRA MISI
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
KHOTBAH
01
PENGAMPUNApartN4 Kita masih akan melanjutkan membahas mengenai PENGAMPUNAN, Matius 18:21-35 Matius 6:12-13, “[12]dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; [13]dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin]”
Contact Person: Sekretariat Gereja Petra Jl. Sungai Saddang No. 30-34, Makassar Tlp. 0411 - 873 769 email:
[email protected] web: www.gerejapetra.org
Ayat 12 di atas Tuhan berbicara tentang mengampuni, lalu tiba-tiba di ayat 13 Tuhan berbicara tentang jangan membawa kami ke dalam pencobaan. Di sini kita melihat bahwa ada hubungan antara pencobaan dan sikap tidak mau mengampuni. Apakah yang dimaksud pencobaan dalam ayat ini? Pencobaan itu adalah peperangan dalam pikiran kita yang berisi antara mau memaafkan dan tidak mau memaafkan. Kalau kita berkata “ya, saya ampuni”, itu artinya Anda menang; tetapi kalau pikiran saudara berkata bahwa “tidak, saya tidak mau ampuni”, maka Anda kalah. Pertama-tama Anda dikalahkan dalam pikiran Anda. Pikiran itu adalah medan peperangan. Hati-hati! Sebab dosa selalu dimulai dari pikiran. Itulah sebabnya Firman Tuhan menasehatkan agar kita selalu memikirkan hal-hal yang baik, bukan kejahatan; dengan demikian kita akan menghasilkan perbuatan-perbuatan baik. Filipi 4:8, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Tuhan meminta supaya kita melatih pikiran kita untuk terus memikirkan hal-hal yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, pikiran yang manis, yang sedap didengar (jangan berita yang busuk), kebajikan, dan hal-hal yang patut dipuji. Ketika Anda disakiti oleh orang lain, maka pikirkanlah hal-hal yang baik; jangan memikirkan hal-hal yang jahat, termasuk memikirkan kejahatan orang lain, tetapi pikirkanlah hal-hal yang baik: yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Sebab dengan berbuat demikian Anda mempunyai kekuatan untuk mengampuni. Ingatlah bahwa mengampuni itu adalah suatu keharusan, perintah dari Allah. Adalah suatu hal yang sangat sulit untuk kita mengampuni sesama kalau kita berfokus kepada kebenaran diri kita. Jadi kalau kita mau memaafkan seseorang, berfokuslah kepada pengampunan dari Yesus Kristus yang ada di atas kayu salib. Tahukah saudara pada waktu Yesus di atas kayu salib, ada berapa perkataan yang diucapkan Yesus? Ada tujuh perkataan; perkataan pertama yang Dia ucapkan itu soal apa? Bukan mengenai dirinya: “Aku haus”, tetapi soal pengampunan: “Ya Bapa, ampunilah mereka” (Lukas 23:34). Itulah perkataan pertama yang Yesus ucapkan saat Dia digantung di atas kayu salib. Oleh sebab itu marilah kita terus memandang kepada pengampunan Kristus di atas kayu salib dan tidak berfokus kepada diri sendiri. DIAMPUNI UNTUK MENGAMPUNI (Matius 18:21-35) Kita tidak akan bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jika kita tidak menerimanya dari Tuhan. Sebab sesungguhnya kita ini kosong tanpa Tuhan.
02
KHOTBAH
Diibaratkan seperti gelas kosong. Gelas itu tentu tidak bisa menuangkan air bila padanya tidak diisi air terlebih dahulu. Demikian juga dengan kita bahwa kita tidak akan mungkin bisa memberi kasih atau pengampunan kepada orang lain jika kita tidak diisi terlebih dahulu dengan kasih dan pengampunan Tuhan. Kalau hamba itu tidak bisa memberi pengampunan, maka sesungguhnya itu tanda bahwa ia sendiri kosong dari pengampunan Tuhan. Mengapa kosong? Karena ia tidak menerima pengampunan itu dari Tuhan. Apa yang dapat diberikannya kepada sesama jika ia tidak menerimanya dari Tuhan? Tetapi itu bukan berarti bahwa Tuhan tidak memberikan kemurahan dan pengampunan kepadanya; sebab sesungguhnya Tuhan sudah memberikan kepadanya tetapi ia tidak menerima karena ia sendiri menolaknya. Bila manakah ia menolak pengampunan atau anugrah Tuhan itu? Yakni ketika ia tidak mau mengampuni. Sikap tidak mau mengampuni ini merupakan kejahatan di dalam hati. Kejahatan itu tidak akan nampak sampai ujian untuk mengampuni datang. Kejahatan dari hamba itu belum nampak ketika ia berhadapan dengan raja; tetapi kemudian nampak ketika ia keluar dan bertemu dengan kawannya yang berhutang kepadanya: ia menangkap kawannya itu, mencekiknya, hatinya tidak tersentuh sedikitpun akan permohonan kawannya itu, dan menjebloskan kawannya itu ke dalam penjara. Ketika raja melihat perbuatan hamba itu maka pengampunan itu ditarik kembali daripadanya. Mengapa ditarik kembali? Sebab dengan sikap tidak mau mengampuni itu dianggap (sama dengan) bahwa ia telah menyianyiakan kasih dan pengampunan Raja atas hidupnya. Itulah sebabnya Raja berkata: “Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (Matius 18:32-33). Konsekuensi yang berat akan diberikan oleh Tuhan kepada orang yang tidak mau mengampuni; seperti yang tertulis dalam Matius 18:25-35. Karena
tumbuh - peduli - berbagi
kejahatannya yang tidak mau mengampuni sesama itulah maka Raja (Tuhan) membatalkan pengampunan yang sudah diberikan kepadanya. Adalah suatu kejahatan yang besar di mata Tuhan bila kita sudah menerima kemurahan atau pengampunan Tuhan tetapi kita sendiri tidak mau berkemurahan atau mengampuni kesalahan orang lain kepada kita. Jadi jika ada orang yang tidak bisa mengampuni sesamanya, itu karena ia sendiri kosong dari pengampunan Allah. Ia kosong, sebab ia telah menolak atau menyia-nyiakan pemberian Allah kepadanya. Oleh sebab itu marilah kita minta kepada Tuhan untuk mengisi kita dengan kasih anugrahnya dan terimalah kasih anugrah Tuhan itu, untuk Anda bagikan kepada sesama. Kita diampuni supaya kita dapat mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Mengampuni adalah suatu perintah dari Allah. Dalam Matius dikatakan bahwa ampunilah maka kamu juga akan diampuni. Jadi ada hubungan yang kuat antara mengampuni sesama dan diampuni oleh Tuhan. Matius 6:14, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.” Karena mengampuni adalah perintah Allah, maka tidak mengampuni adalah pemberontakan terhadap perintahNya. 1 Yohanes 4:21, “Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.” Perintah ini kita terima dari siapa? Bukan dari pendeta atau dari gereja, tetapi dari Tuhan. Jadi jika kita tidak mau memaafkan maka kita berhadapan dengan Dia (Tuhan) yang memberi perintah itu, bukan dengan orang lain. Bila kita memberontak kepada Allah maka algojo-algojo itu akan datang dan menyiksa kita. Mengapa algojo-algojo bisa berkuasa atas hidup kita? Sebab kita sudah keluar
tumbuh - peduli - berbagi
INFO PETRA MISI
07
06
INFO PETRA MISI
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
dari tudung perlindungan Tuhan. Ketika kita menyimpan kepahitan maka saat itulah kita keluar dari area perlindungan Tuhan (Yakobus 4:7). Tetapi bila kita tuduk dan taat kepadaNya maka tidak ada 1 algojo pun yang bisa masuk dalam hidup kita, sebab Tuhan-lah yang menjadi Benteng Perlindungan bagi kita. BENCILAH KEPADA PERBUATAN DOSA, BUKAN KEPADA ORANG BERDOSA Matius 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;” Pengampunan itu tidak dibatasi hanya kepada saudara kita, tetapi juga kepada lawan-lawan kita. Allah menghendaki agar Anda dapat berdoa dan memberkati lawan bisnis Anda, sebab Anda dipanggil untuk menjadi berkat. Mengenai sikap mereka yang selalu menghimpit Anda, biarkanlah Tuhan yang berurusan dengan mereka. Tetapi kewajiban Anda adalah mengampuni dan memberkati mereka. Anda boleh membenci perbuatannya, tetapi tidak kepada orangnya. Kepada orangnya kita harus mengasihi dan mengampuni dia, tetapi perbuatannya memang harus kita benci. Pisahkanlah antara dua perkara itu, yaitu: pribadi orang itu dan perbuatan dosa orang itu – jangan mencampur adukkan keduanya. Jadi walaupun kita benci terhadap perbuatannya, namun kita tetap harus mengampuni dan mengasihi pribadi orang itu. Tuhan Yesus memberi contoh kepada kita; bahwa ia membenci perbuatan dosa pemungut cukai tetapi mengasihi jiwa atau orangnya. Sebab itu Tuhan tidak keberatan menghadiri undangan dari para pemungut cukai.
KHOTBAH
03
soal makannya atau ketawa-ketawa yang menjadi fokus Tuhan, melainkan semua itu ada tujuannya yaitu berbicara tentang Firman Tuhan. Jadi sekalipun Yesus itu dekat dengan para pemungut cukai tetapi hatiNya jauh dari dosa-dosa mereka. Dosa pemungut cukai itu apa? Ketamakan. Hatinya Tuhan Yesus jauh dari ketamakan. Tujuan Yesus menghadiri undangan mereka adalah untuk menyampaikan kebenaran lewat keteladanan hidupNya. Dan terbukti bahwa banyak diantara pemungut cukai itu yang bertobat dan mereka mengikuti keteladanan Yesus; salah satunya adalah Matius (sebelumnya ia bernama Lewi) yang kemudian menjadi salah satu dari 12 rasul Tuhan Yesus dan dia-lah yang menulis injil Matius. Sementara orang Farisi benci terhadap para pemungut cukai, mereka mencibirkan dan menjauhi pemungut cukai.; tetapi hatinya orang Farisi itu penuh dengan ketamakan, mereka malah melakukan dosa ketamakan yang sama dengan pemungut cukai. Itulah kemunafikan; benci kepada orang berdosa tetapi melakukan dosa yang sama dengan orang berdosa itu. Matius 23:27-28, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orangorang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.”
Matius 9:11, “Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Jadi ada perbedaan respon yang jelas antara Tuhan Yesus dan orang Farisi kepada orang berdosa atau pemungut cukai ini. Teladanilah respon Tuhan Yesus dan waspadalah terhadap “ahli-ahli Taurat” jaman ini. Mereka gencar menghakimi orang berdosa, tetapi mereka sendiri melakukan dosa yang sama dengan orang berdosa itu; orang yang demikian akan menerima hukuman yang lebih berat.
Di sini kita melihat bahwa Tuhan Yesus dikritik sebab Dia suka makan bersama-sama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi bukan
Lukas 20:46-47, “[46]Waspadalah terhadap ahliahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan
04
KHOTBAH
tumbuh - peduli - berbagi
tumbuh - peduli - berbagi
INFO PETRA MISI
Jadwal Ibadah Umum
Cabang GPT PETRA Misi
di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, [47]yang menelan rumah janda-janda dan yang mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka itu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.” KERUKUNAN, MENDATANGKAN URAPAN DAN BERKAT Mazmur 133:1, “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Orang yang tinggal berjauhan itu lebih mudah hidup rukun, ketimbang orang yang tinggal serumah (dekat). Misalnya Anda tinggal di Makassar dan saudara Anda tinggal di Surabaya; dan setahun sekali Anda berjumpa, maka ketika Anda berjumpa Anda akan saling rangkul dan selalu ingin berjumpa lagi. Anda selalu ingat kebaikannya. Mengapa? Sebab Anda hanya berjumpa 1 tahun sekali. Tetapi itu tidak mudah bagi mereka yang tinggal serumah. Setiap hari ada pergesekan karakter, ada perbedaan pendapat dll. Itulah sebabnya mereka yang tinggal serumah perlu selalu menyiapkan “minyak” saling memaafkan. Supaya apa? Supaya tetap rukun. Kalau ada ketersinggungan, lekaslah memperbaikinya.
Mazmur 133:2-3, “[2]Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. [3]Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gununggunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selamalamanya.” Kalau sudah ada kerukunan, maka itu akan mendatangkan urapan (ayat 2), dan urapan itu akan memperkuat hubungan kita satu dengan yang lain. Kerukunan bukan hanya mendatangkan urapan, tetapi juga berkat (ayat 3): “… Sebab kesanalah Tuhan memerintahkan berkat, …”. Ke manakah berkat itu diperintahkan? Ke dalam rumah Anda yang ada kerukunan, kepada komunitas Anda (komsel, pelayanan, kantor, dll) yang ada kerukunan. Jadi hiduplah rukun dengan semua orang. Amin!!
05
LANJUTAN kesaksian
LANJUTAN kesaksian
Redaksi Bagi Jemaat yang ingin memberikan kesaksian, agar dapat langsung menyerahkan kepada Ibu gembala atau dapat mengirimkannya lewat email :
[email protected] [ Kesaksian yang telah diberikan menjadi hak redaksi sepenuhnya untuk diedit/dirubah ]
Notes
LEMBAR 16 Februari 2014
KESAKSIAN
wahyu 12 : 11
By : Bapak Yappy Herman
Perkara
Ajaib
dari TUHAN www.gerejapetra.org