Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
PEMBERDAYAAN EKONOMI IBU-IBU RUMAH TANGGA DI DESA JEMBATAN KEMBAR TIMUR MELALUI DAUR ULANG SAMPAH NON ORGANIK Hj. Zulfawati1 Baiq El Badriati2 Abstrak: Perempuan diharapkan menjadi sosok yang dapat penyelamatkan ekonomi keluarga saat terjadi goncangan. Selama ini pemberdayaan ekonomi yang dilakukan berbagai lembaga memang berangkat dari pandangan bahwa perempuan harus memiliki kemandirian ekonomi untuk menyelamatkan perempuan itu sendiri, diantaranya dari berbagai tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Potensi kaum perempuan/para ibu rumah tangga sebenarnya tak kalah dengan ibu bekerja. Mereka tak hanya bisa memelihara anak sambil bergosip ria, tapi juga bisa berkarya dengan menghasilkan kerajinan tangan dalam berbagai bentuk dan menggunakan aneka bahan dasar pembuatnya. Di era teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat hidup modern, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin menipis. Bahkan banyak limbah tak terpakai yang terdapat di lingkungan masyarakat terbuang secara percuma tanpa ada inisiatif dan perhatian dari masyarakat untuk memanfaatkannya. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan limbah plastik, seperti bungkus permen, bungkus kopi, bungkus aneka minuman, dan lain-lain. Agar memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat yang memanfaatkannya, limbah bungkus plastik tadi, yang biasanya dibuang begitu saja, dengan pemanfaatan yang tepat dan sentuhan kreatifitas, maka limbah tersebut dapat diubah menjadi produk seni bernilai jual cukup tinggi. Limbah yang dinilai tidak berguna dan merusak lingkungan, apabila diolah, dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdampak positif. Pemanfatan limbah maupun barang tak pakai menjadi sesuatu yang memiki nilai jual sangat diperlukan untuk melestarikan lingkungan maupun rnenjadi penghasilan lebih bagi masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan/ibu-ibu. Kata Kunci : Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga
A. ISU DAN FOKUS DAMPINGAN Islam sebagai rahmatan Iil 'alamin datang untuk memberdayakan kaum perempuan. Ketika sebelumnya perempuan diwarisi dan tidak diperhatikan hak-haknya, Islam hadir dan menganugerahi perempuan hak waris, hak mink properti lewat mahar, hak memperoleh pendidikan, hak dipergauli dengan balk, hak bekerja dan sederetan hakhak lainnya. Cita-cita luhur Islam ini 1 2
Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
227
Zulfawati dan Baiq El Badriati
tentu saja dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan dan tidak sesuai dengan rencana. Hal ini terjadi karena pelaku yang merupakan pemeluk beragama adalah manusia yang selain memiliki hati nurani juga nafsu dan kelemahan. Secara absolut, tentu kita tidak akan menyaiahkan ajaran normatif Islam dengan adanya penyimpangan implementasi tersebut, tetapi dialektika yang terjadi dalam proses pelaksanaan dan keberagaman itulah yang harus terus diperbaiki dart dikembalikan kepada relnya. Sama halnya dengan pemberdayaan perempuan, secara prinsip sebagai sebuah cita-cita ideal, tidak ada yang salah dengan pemberdayaan perempuan. Perempuan diharapkan menjadi sosok yang dapat penyelamatkan ekonomi keluarga saat terjadi goncangan. Selama ini pemberdayaan ekonomi yang dilakukan berbagai lembaga memang berangkat dari pandangan bahwa perempuan harus memiliki kemandirian ekonomi untuk menyelamatkan perempuan itu sendiri, diantaranya dari berbagai tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selain itu, upaya ini ditujukan agar perempuan dapat memberikan kontribusj ekonomi kepada negara.Atas dasar inilah sasaran bantuan modal untuk usaha kecil ataupun menengah banyak dialokasikan untuk kaUrn perempuan, misalnya yang dilakukan oleh Kernenterian Koperasi dan UKM, yang berkomitmen menggulirkan dana ratusan miliar kepada ribuan pengusaha kecil perempuan, karena mereka memprediksikan keuntungan yang akan " didapat bisa mencapai 30 persen. Pemerintah daerah juga berbuat sama. Aceh misalnya menggulirkan Rp 900 miliar dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerjasama dengan UNICEF dan IWAPI.3 LSM juga berpartisipasi dalam program ini, seperti dilakukan oleh PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) bekerjasama dengan Dove Sisterhood, menyalurkan dana sebanyak Rp 100 juta untuk membantu 240 perempuan dalam modal usaha. Ormas-ormas juga tak mau ketinggalan, misalnya yang dilakukan oleh Muslimat NU dalam program life skill, dengan membentuk KUB (kelompok usaha bersama). Belum lagi prakarsa PKK di kelurahan-kelurahan, membentuk LDK (lembaga Keswadayaan desa), dengan melibatkan ibu-ibu kelompok yasinan, arisan, dan lain-lain. Intinya memang marak program ini dilakukan secara bersama-sarna oleh berbagai komponen masyarakat. Gelornbang pemberdayaan perempuan yang bertujuan agar perempuan bisa mandiri secara ekonomi dilandasi anggapan bahwa gerakan ini dapat mengurangi kemiskinan sekaligus menghapus atau paling tidak mengurangi angka kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Potensi kaum perempuan/para ibu rumah tangga sebenarnya tak kalah dengan ibu bekerja. Mereka tak hanya bisa memelihara anak sambil bergosip ria, tapi juga bisa berkarya dengan menghasilkan kerajinan tangan 3 http://nizbut-tahrir.orid/2013/11/04/apec-dan-ekonorni-perempuan/. Diunduh tanggal 20 April2014
228
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
dalam berbagai bentuk dan menggunakan aneka bahan dasar pembuatnya. Di era teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat hidup modern, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin menipis. Bahkan banyak limbah tak terpakai yang terdapat di lingkungan masyarakat terbuang secara percuma tanpa ada inisiatif dan perhatian dari masyarakat untuk memanfaatkannya. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan limbah plastik, seperti bungkus permen, bungkus kopi, bungkus aneka minuman, dart lain-lain. Agar memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat yang memanfaatkannya, limbah bungkus plastik tadi, yang biasanya di buang begitu saja, dengan pemanfaatan yang tepat dan sentuhan kreatifitas maka limbah tersebut dapat diubah menjadi produk seni bernilai jual cukup tinggi. Limbah yang dinilai tidak berguna dan merusak lingkungan, apabila diolah dart dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdampak positif. Pemanfatan limbah maupun barang tak pakai menjadi sesuatu yang memiki nilai jual sangat diperlukan untuk melestarikan lingkungan maupun rnenjadi penghasilan lebih bagi masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan/ibu-ibu yang ada di desa lakem (Jembatan Kembar) Timur. B. ALASAN MEMILIH DAMPINGAN Desa Jembatan Kembar (JAKEM) Timur terbentuk dari dua kata yaitu jembatan yang berarti penghubung jalan dan kembar yang berarti dobel atau ganda, sedangkan timur merupakan arah mata angin yang menjelaskan posisi desa yang berada di sebelah timur. Dari tiga kata tersebutiah desa ini didirikan karena di daerah ini dulu terdapat dua jembatan penghubung yang sarna persis walaupun tidak terlaiu panjang yang sampai sekarang masih bisa dilihat di dekat pasar jembatan kembar. Desa jembatan kembar timur terbentuk pada tahun 2011 berdasarkan SK Bu.pati Lombok Barat nomor : 213/006/BPMMPD/2011 tertanggal 17 maret 2011, yang sebelumnya adalah merupakan pecahan dari desa jembatan kembar yang merupakan desa induk. Sebelum bernama jembatan kembar timur, dulu dikenal dengan nama jembatan kembar karena di daerah ini terdapat dua penghubung yang sama persis walaupun tidak terlalu panjang yang sampai sekarang masih bisa di lihat di dekat pasar jembatan kembar. Desa Jembatan Kembar Timur merupakan desa pemekaran dari Desa Jembatan Kembar, pembangunan dan pengembangan sedang diupayakan di segala bidang. Pembangunan adalah suatu proses perubahan dan pertumbuhan yang dilakukan oleh suatu bangsa secara sadar dan terencana serta kontinyu yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
229
Zulfawati dan Baiq El Badriati
Berdasarkan hasil obseryasi awal, diperoleh data kependudukan desa Jembatan kembar Timur sebagai berikut :4 JUMLAH PENDUDUK HMS KELAMIN JUMLAH Laki-Laki 2051 Orang Perempuan 2075 Orang Jumlan 4126 Orang Dari total jumlah penduduk tersebut, mayoritasnya adalah petani dan buruh tani (petani 2865 orang, sedangkan buruh tani 864 orang, yang kemudian diikuti oleh pedagang sebanyak 218 orang dan buruh swasta sebanyak 102 Orang. PROFESI Petani Buruh Tam Pedagang Buruh Swasta Pns Dokter Montir
JUMLAH 2051 Orang 286 Orang 864 Orang 218 Orang 97 Orang 1 Orang 26 Orang
Dari data yang diperoleh, sebanyak 1450 KK tergolong miskin. Dan mayoritas yang bekerja tersebut adalah laki-laki. Perempuan ikut menyumbang profesi dibidang perdagangan (sebagai pedagang), dan pertanian (petani dan buruh tani), namun jumlahnya masih jauh dibawah jumlah laki-laki. Sehingga dapat dikatakan, bahwa sebagian besar kalangan perempuan, khususnya ibu-ibu rumah tangga di desa Jembatan Kembar Timur, berdasarkan data awal yang kami proleh, sebagian besarnya tidak bekerja, dan hanya mengurus rumah tangga saja. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa, ibu-ibu di desa Jembatan Kembar Timur termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan dari mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Waktu senggang yang ada juga tidak digunakan untuk kegiatankegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan secara ekonomi. Padahal, pendapatan keluarga yang diperoleh dari suami dirasa masih kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat. Banyak sekali persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kesulitan keuangan yang harus dihadapi ibu-ibu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk itu kaum ibu harus memutar otaknya dan bahkan memeras 4
230
Data Dokumentasi Desa Jembatan Kembar Timur tahun 2013. Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
keringatnya untuk mengatasi berbagai kemelut yang dihadapinya. Dari wawancara awal yang kami lakukan didapatkan data bahwa, sebagian besar ibu-ibu tidak bekerja bukan karena tidak mau, tetapi karena tidak ada peluang kerja yang cocok buat mereka. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, pendidikan minim, tidak punya modal, dan juga tidak punya keterampilan yang bisa dijual, serta takut meninggalkan rumah dan anak-anak. Dalam kondisi seperti ini, ibu dituntut ha rus kreatif, sabar, ulet dan tekun dalam mempertahankan ekonomi keluarga. Untuk menopang ekonomi keluarga, sebenarnya banyak cara dan usaha yang bisa dilakukan oleh ibu —ibu rumah tangga, yang penting adalah adanya kreatifitas dan kemauan yang tinggi. Seperti sampah yang setiap hari dihasilkan dari sisa konsumsi keluarga, balk didapur, cemilan / makan ringan anak-anak, dan lain-lain. Sampah-sampah tersebut tidak selayaknya langsung dibuat ke got, sungai, dan pinggir-pinggir jalan, karena disamping merusak pemandangan, juga dapat mengakibatkan sumber penyakit dan kerusakan lingkungan. Kondisi inilah yang banyak terjadi di desa Jembatan Kembar Timur, ibu-ibu rumah tangga membuang sampah secara sembarangan, tidak melakukan pemilahan, karena mereka tidak mengetahui akan adanya kemanfaatan lain dari sampahsampah tersebut, jadi habis manis sampah dibuang. Berangkat dari fenomena tersebut, maka kami memandang sangat penting memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap ibu-ibu di desa Jembatan Kembar Timur untuk mulai memberikan sentuhan kreatifitas terhadap sampahsampah yang selama ini dipandang sebelah mata. Sehingga dengan adanya pendampingan yang akan dilakukan diharapkan akan dapat memberikan kegiatan positif dan bermanfaat serta dapat menambah pendapatan keluarga bagi ibu-ibu Rumah Tangga di desa Jembatan Kembar Timur. C. KONDISI DAMPINGAN SAAT LNI Mayoritas ibu-ibu didesa Jembatan Kembar Timur tidak bekerja padahal kondisi perekonomian keluarga mereka mayoritas menengah ke bawah, bahkan banyak yang tergolong miskin (data yang kami peroleh, sekitar 1450 KK tergolong miskin). Disisi lain, banyak sekali sampah rumah tangga yang mereka hasilkan setiap harinya, namun belum mampu dimanfaatkan secara ekonomis. Sebagian besar sampah rumah tangga yang mereka hasilkan dibuang di got, di sungai, di pinggir jalan, dan ada juga yang langsung dibakar. Perilaku masyarakat yang demikian itu, disamping merusak pemandangan juga lingkungan menjadi tidak sehat karena buang sampah sembarangan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk membantu mendampingi mereka dalam memanfaatkan sampah-sampah tersebut sehingga mampu menghasilkan pendapatan secara ekonomi. Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
231
Zulfawati dan Baiq El Badriati
D. KONDISI DAMPINGAN YANG DIHARAPKAN Dengan adanya pelatihan tentang pengolahan sampah non organik menjadi barang bernilai ekonomi ini, diharapkan ibu ibu rumah tangga di desa Jembatan Kembar Timur akan tebantu dalam hal pengembangan dan peningkatan ekonomi mereka. Balk dalam hal saving (investasi) maupun pengembangan usa ha masyarakat. Secara garis besar, dengan diadakannya program pendampingan dan pelatihan ini, diharapkan dapat membantu : 1. Memberdayakan ibu-ibu rumah tangga desa Jembatan Kembar Timur untuk mendapatkan keterampilan dan meningkatkan penghasilan keluarga 2. Mengurangi dampak buruk dari semakin banyaknya sampah plastik yang ada di lingkungan masyarakat 3. Mengolah limbah plastik dari rumah tangga maupun lingkungan sekitar desa Jembatan Kembar Timur menjadi produk seni bernilai jual tinggi. 4. Ibu-ibu rumah tangga di desa Jembatan Kembar Timur mendapatkan pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah plastik menjadi berbagai barang yang memiliki nilai seni dan bernilai jual. 5. Memberikan kegiatan yang positif untuk masyarakat desa Jembatan Kembar Timur dalam mengolah limbah plastik menjadi produk seni kreatif. 6. Meningkatkan penghasilan masyarakat desa Jembatan Kembar Timur melalui pengolahan limbah plastik. 7. Mempercepat pengembangan SDM akan pentingnya keterampilan berkarya dan berusaha dalam meningkatkan wawasan pemikiran kepedulian sebagai lahan dan kesempatan dalam upaya pemberdayaan ekonomi keluarga . 8. Memberi kesempatan kepada peserta menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan 9. Dapat dijadikan sumber usaha atau industri keluarga sebagai mata pencaharian barn . 10. Pengetahuan tersebut dapat dikembangkan sebagai jasa kewirausahaan baik dalam bentuk kelompok maupun perorangan dengan berbagai produk 11. Mampu menghasilkan produk yang memadai dan memiliki nilai jual tinggi. E. STRATEGI YANG DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI KONDISI HARAPAN Kegiatan ini akan didesain dengan menggunakan metode partisipatory action research. Oieh karenanya, kegiatan ini berorientasi pada keberpihakan, pemberdayaan, keterbukaan, praktis, non-formal dan berkesinambungan. Pendekatan ini mengutamakan pengetahuan dan pengalaman masyarakat sebagai solusi bagi masalah mereka sendiri. Untuk itu dalam proses awal kegiatan ini, fasilitator (tim dosen) mencoba untuk berdialog dengan ibu232
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
ibu rumah tangga di desa Jakem Timur tentang apa yang mereka alami dan lakukan dalam kaitannya dengan pengelolaan sampah rumah tangga mereka. Apa yang mereka alami dan lakukan itu kemudian diungkapkan agar masyarakat dapat menganalisis dan menyimpulkan sendiri apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini fasilitator hanya mengarahkan, sama sekali tidak menggurui masyarakat terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Selayaknya participatory action research, proses identifikasi (diagnosis), penyusunan rencana aksi, dan refleksi dilakukan secara bersama dengan masyara kat. Untuk mencapai kebutuhan tersebut di atas, maka tehnik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Diagram Venn: Diagram Venn digunakan untuk melihat hubungan individu dengan lembaga yang ada dalam masyarakat. Dengan tehnik ini fasilitator mengajak masyarakat secara bersama-sama untuk mengidentifikasi pihak/lembaga yang berada di desa, menganalisis dan mengkaji peran dan kepentingannya dalam masyarakat serta mempertanyakan manfaat eksistensi lembaga tersebut bagi masyarakat. Dalam hal ini, lembaga yang akan diidentifikasi adalah lembaga agama, sosial, dan pemeritahan yang ada di sekitar Desa Jembatan Kembar Timur. Dengan mengetahui secara detail lembaga yang ada, masyarakat menyadari betul lembaga mana yang harus didukung untuk menjamin kesejahteraan dan kenyamanan hidup dan kehidupan mereka. 2. Wawancara Semi Terstruktur: adalah alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok tertentu. Wawancara ini bersifat terbuka dan santai, namun dibatasi oleh topik/masalah yang telah dipersiapkan. Walau demikian, topik/masalah yang ada dalam wawancara semi terstruktur claw dikembangkan sebatas relevan dengan bahasan yang ditentukan. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui kondisi spesifik yang ada dalam masyarakat, mengkaji berbagai aspek kehidupan yang ada di Desa Jembatan Kembar Timur, membandingkan keadaan individu/keluarga dengan keadaan umum masyarakat, dan untuk melihat pandangan individu/keluarga dengan pandangan kelompok masyarakat. Dengan wawancara ini fasilitator dapat mendapatkan gambaran utuh tentang realitas masyarakat yang ada di Desa Jembatan Kembar Timur. Sumber informasi dalam wawancara ini adalah perorangan dan kelompok. Jenis informasi yang akan digali adalah terkait dengan profil rumah tangga ibu-ibu di Desa Jembatan Kembar Timur, aktivitas keseharian, pendidikan, sumber pendapatan keluarga, serta model/ cara pembuangan/ pengolahan sampah yang selama ini mereka terapkan. dan seterusnya. Adapun wawancara kelompok dilakukan dengan mendatangi 'kerumunan' dan berdialog secara langsung dengan mereka tetang segala sesuatu yang terkait dengan pemberdayaan ekonomi rumah tangga dan tentang pengolahan sampah. Adapun langkah yang Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
233
Zulfawati dan Baiq El Badriati
3.
4.
5. 6.
akan ditempuh dalam wawancara adalah sebagai berikut: pertama, melakukan persiapan dengan mengkaji Wang informasi yang sudah didapat, dan menyusun daftar topik pertanyaan yang akan menjadi fokus wawancara. Kedua, melakukan perkenalan dengan individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat (bina swasana). Ketiga, melakukan wawancara dengan dimulai dengan pertanyaan sederhana yang sudah biasa diketahui oleh masyarakat, dan bersifat netral. Focused Group Discussion (FGD) : yaitu aktifitas diskusi kelompok yang terfokus untuk mengidentifikasi potensi, peluang, tantangan dan masalah yang ada dalam masyarakat. FGD ini diikuti oleh 30 orang anggota masyarakat dan diarahkan oleh 2 orang fasilitator dan 3 orang tenaga pendamping (trainer). Dalam kegiatan ini masyarakat bersama dengan tim fasilitator mencoba mendiagnosis permasalahan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga melalui manajmen pegelolaan sampah. Dengan demikian ditemukan rencana aksi yang tepat bagi pemberdayaan rumah tangga di Desa Jembatan Kembar Timur. Dalam FGD ini, lebih fokus pada masalah kewirausahaan, Pemasaran dan fokus pada masalah pengetahuan tentang keterarnpilan pengolahan sampah. Praktek. Kegiatan praktek ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu praktek pembuatan kerajinan berbahan dasar sampah non organik, dan praktek pemasaran hash olah kerajinan yang sudah dihasilkan melaui pelatihan tersebut. Monitoring dan Evaluasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis sejauhmana kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Pembuatan Laporan Akhir. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas semua program pendampingan yang sudah dilakukan. Laporan akhir dibuat dalam bentuk tertulis. Laporan ini nantinya diharapkan sebagai bahan masukan untuk rencana tindakan lanjutan (RTL) program desa binaan selanjutnya.
Penyusunan program tersebut akan dilaksanakan sebagaimana alur di bawah ini: SOSIALISASI PROGRAM DESA BINAAN Focused Group Discussion (FGD) KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN Focused Group Discussion (FGD) 234
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
TEORI PENGOLAHAN SAMPAH PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN SAMPAH NON ORGANIK
PRAKTEK PEMASARAN HASIL OLAHAN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN LAPORAN AKHIR F. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT (STAKEHOLDERS) DAN BENTUK KETERLIBATANNYA Secara khusus pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja yang ada di Desa Jembatan Kembar Timur, ibu-lbu PKK desa Jembatan Kembar Timur, dan Kalangan Remaja Selain keterlibatan dari masyarakat setempat, kegiatan pemberdayaan ini juga sangat terkait erat dengan beberapa elemen masyarakat sebagai berikut : 1. Dinas Koperasi dan LJMKM, yaitu lembaga pemerintah yang mengurusi tentang lembaga ekonomi rakyat 2. Dinas Tenaga Kerja, yaitu lembaga pemerintah yang menangani masalah tenaga kerja dan pengangguran. Dengan adanya Pelatihan ini akan membantu dinar terkait dalam hal mengurangi pengangguran di Lombok Barat. 3. Trainer. Yaitu pihak-pihak yang dianggap memiliki kompetensi dibidang pembuatan kerajinan berbahan dasar sampah organik. 4. LAIN Mataram, kegiatan ini merupakan implementasi dcr'wah bi al-hal, yang secara sosiologis-poiitis dapat memberikan citra balk bagi pengembangan institusi IAIN Mataram ke depan. G. BENTUK KEGIATAN 1. Sosialisasi. Sosialisasi, menyampaikan maksud dan tujuan dari program desa binaan. Sosialisasi merupakan tahap awal dari semua proses. Dalam tahap awal ini, tim desa binaan melakukan dialog berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok tertentu. Dialog ini bersifat terbuka dan santai, namun dibatasi oleh topik/masalah yang telah dipersiapkan. Walau demikian, topik/masalah yang ada dapat dikembangkan sebatas relevan dengan bahasan yang ditentukan. Dialog Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
235
Zulfawati dan Baiq El Badriati
ini digunakan untuk mengetahui kondisi spesifik yang ada dalam masyarakat, mengkaji berbagai aspek kehidupan yang ada di Desa Jembatan Kembar Timur, membandingkan keadaan individu/keluarga dengan keadaan umum masyarakat, dan untuk melihat pandangan individu/keluarga dengan pandangan kelompok masyarakat. Dengan dialog ini, fasilitator dapat mendapatkan gambaran utuh tentang realitas masyarakat yang ada di Desa Jembatan Kembar Timur. 2. Pendidikan dan Pelatihan melalui:
a) Ceramah tentang pengolahan pemanfaatan limbah plastik, seperti bungkus penmen, bungkus kopi, bungkus aneka minuman, dan lainlain. Agar memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat yang memanfaatkannya, limbah bungkus plastik tadi, yang biasanya di buang begitu saja, dengan pemanfaatan yang tepat dan sentuhan kneatifitas maka limbah tersebut dapat diubah menjadi produk seni bernilai jual cukup tinggi. Limbah yang dinilai tidak berguna dan merusak lingkungan, apabila diolah dan dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdampak positif. Pemanfatan limbah maupun barang tak pakai menjadi sesuatu yang memiki nilai jual sangat diperlukan untuk melestarikan lingkungan maupun menjadi penghasilan lebih bagi masyarakat,.khususnya bagi kaum perempuan/ibu-ibu yang ada di desa Jakem (Jembatan Kembar) timur. Metode ini digunakan untuk memberikan pemahaman bahwa ajaran Islam begitu luas dan detail sampai pada urusan kebersihan dan ekonomi keluarga, dimana ekonomi sebagai aktivitas penopang hidup telah mengharuskan perempuan untuk ikut terlibat. Metode ini jugs member' pemahaman pentingnya melestarikan lingkungan dan menggali krestivitas ibu-ibu rumah tangga agar dapat berperan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. b) Diskusi. Diskusi ini dilakukan untuk memperdalam dan mengembangkan materi yang sudah disampaikan dalam ceramah. c) Pendidikan Orang Dewasa. Hal ini digunakan dengan maksud untuk menumbuhkan kesadaran kritis melalui beberapa metode seperti analisis pecan ibu-ibu, analisis persoalan ekonomi serta solusi-solusi alternative, identifikasi antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) sebagai bahan evaluasi dalam pemberdayaan ibuibu rumah tangga melalui program daur ulang sampah non organik.
3. Praktek
Dalam kegiatan pengolahan sampah non organik ini, fasilitator mendatangkan bebarapa narasumber yang tergabung dalam PADE BARU SEJATI yang berada di [)esa Buwuk Sejati Kec. Narmada Lombok Barat. Pelatihan pengolahan sampah non organik ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Pertama, penyampaian materi oleh
236
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
narasumber terkait dengan Teori Kewirausahaan dan Teori Pengolahan sampah Non Organik yang diadakan pada tanggal 27 Agustus 2014. Dan selanjutnya praktek pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bernilai guna tinggi. Praktek dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada tanggal, 1 September dan 3 September 2014. Pelatihan pengolahan sampah non organik ini diikuti oleh 30 pes'erta dari ibu-ibu rumah tangga yang ada di Jembatan Kembar (Jakem) Timur. Dalam kegiatan ini, fasilitator menghadirkan 3 (tiga) narasumber dan untuk memudahkan narasumber dalam memberikan pelatihan, maka peserta di bagi menjadi 3 kelompok. Setiap narasumber mernbimbing 10 orang. Pada tahap ini peserta di bimbing secara perlahan-lahan dan penuh ketelatenan dari narasumber bagaimana cara mengaitkan bahan-bahan yang sudah tersedia untuk dijadikan sebagai tas cantik, mangkok tempat air dan dompet cantik yang berwarna warni sesuai dengan selera pengguna. Sampah merupakan masalah klasik bagi semua orang terutama masyarakat perkotaan. Semakin padat jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah plastik dan mengurangi dampak buruknya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan kembali sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kerajinan tangan. Kerajinan tangan, dengan memanfaatkan sampah plastik jika dikreasikan sedemikian rupa selain dapat menjadi suatu barang yang bermanfaat juga dapat meningkatkan nilai jual sampah plastik itu sendiri. Contoh kerajinan tangan yang dibuat dari sampah plastik adalah yang unik dan tidak kalah cantik dengan tas berbahan dasar kain. Dengan adanya praktik ini diharapkan peserta dapat memberikan pemahaman baru, skill, dan ketrampilan kepada peserta bahwa sampah adalah bukan sumber masalah, tetapi sumber kornoditas yang bisa menghasilkan manfaat, juga memberikan alternative pengelolaan sampah sebagai komoditas untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 4. Evaluasi
Evaluasi, yang dimaksudkan dengan evaluasi di sini adalah evaluasi proses dan hasil. Hal ini dilakukan setiap akhir kegiatan dan dikemas dalam bentuk evaluasi refieksi tiap kegiatan. Evaluasi akhir juga dilakukan untuk menilai keberhasilan dari kegiatan pelatihan daur ulang sampah non organik. Adapun instrumen yang digunakan oleh peserta meliputi: a) 4 kemasan plastik dengan ukuran 450 ml dengan warna dan corang yang senada. (2 buah dipakai untuk sisi depan dan belakang sedangkan yang 2 buah lagi dipakai untuk sisi kanan dan kirij
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
237
Zulfawati dan Baiq El Badriati
b) 50 cm bisban untuk digunakan sebagai tali tas, ukuran lebarnya 3 cm c) 1 m bisban yang ukuran lebarnya 2 cm d) 4 cm perekat e) 30 cm renda dari katun sebagai pemanis tas f) Jarum dengan ukuran 16 dan benang jahit berwarna senada dengan plastik H. SASARAN Sasaran pada desa binaan antara lain: 1. Para ibu-ibu rumah tangga di desa Jembatan Kembar (JAKEM) Timur. Peserta ini terdiri dari 30 orang. 2. Pihak desa sebagai aparat pemerintah yang telah mendukung kegiatan ini 3. Dinas Koperasi dan UMKM, yaitu lembaga pemerintah yang mengurusi tentang lembaga ekonomi rakyat 4. Dinas Tenaga Kerja, yaitu lembaga pemerintah yang menangani masalah tenaga kerja dan pengangguran. Dengan adanya Pelatihan ini akan membantu dinas terkait yang telah terlibat sebelumnya dan sebgai rnitra kerja di harapkan untuk seterusnya membina para ibu-ibu khususnya yang berada di Jakem Timur ini agar tetap eksis dan berkesinambungan. I. OUTPUT DAN OUTCOME Adapun output dan outcome dari pengabdian pada masyarakat ini adalah: 1. Memberdayakan ibu-ibu rumah tangga desa Jembatan Kembar Timur untuk mendapatkan keterampilan dan meningkatkan penghasilan keluarga 2. Mengurangi dampak buruk dari semakin banyaknya sampah plastik yang ada di lingkungan masyarakat 3. Mengolah limbah plastik dari rumah tangga rnaupun lingkungan sekitar desa Jembatan Kembar Timur menjadi produk seni bernilai jual tinggi. 4. Ibu-ibu rumah tangga di desa Jembatan Kembar Timur mendapatkan pengetahuan mengenai pemanfaatan lirnbah plastik menjadi berbagai barang yang memiliki nilai seni dan bernilai jual. 5. Memberikan kegiatan yang positif untuk masyarakat desa Jembatan Kembar Tirnur dalam mengolah plastik menjadi produk seni kreatif. 6. Meningkatkan penghasilan masyarakat desa Jembatan Kembar Timur melalui pengolahan limbah plastik. 7. Mempercepat pengembangan SDM akan pentingnya keterampilan berkarya dan berusaha dalam meningkatkan wawasan pemikiran kepedulian sebagai lahan dan kesempatan dalam upaya pemberdayaan ekonomi keluarga 238
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
Qawwãm• Volume
8 Nomor 2, 2014
8. Memberi kesempatan kepada peserta menyebarivaskan pengetahuan
dan keterampilan 9. Dapat dijadikan sumber usaha atau industri keluarga sebagai mata pencaharian baru . 10. Pengetahuan tersebut dapat dikernbangkart sebagai jasa kewirausahaan balk dalam bentuk kelompok maupun perorangan dengan berbagai produk 11. Mampu menghasilkan produk yang memadai dan memiliki nilai jual tinggi. 12. Peningkatan keterampilan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat J. PROSES KEGIATAN 1. Perubahan Yang Terjadi Beberapa perubahan yang terjadi selama kegiatan pada desa binaan di Desa Jembatan Kembar (JAKEM) Timur anatara lain; a. Terbukanya wawasan baru akan pentingnya peranan ibu-ibu dalam meningkatkan perekonomian keluarga b. Peru bahan pemikiran tentang perlunya menggali kreativitas skill keterampilan dalam mengolah sesuatu yang bisa mendatangkan hash! serta dapat membuka peluang kerja yang akan lebih bermanfat untuk orang banyak. c. Tumbuhnya keinginan untuk terus belajar khususnya rnengenai pengolahan sampah non organik yang mana selama ini dianggap tidak memiliki nilai guna namun ternyata manfaatnya sangat signifikn untuk meningkatkan pendapatan ekonomi rurnah tangga. d. Tumbuhnya kesadaran dan keinginan untuk mempraktekkan apa yang telah diberikan pada saat pelatihan 2. Pengalaman Menarik
Selama pendidikan dan pelatihan berlangsung para ibu-ibu sangat antusias mengikuti pelatihan karna menu rut mereka kegiatan ini rnerupakan hal baru yang selama ini mereka menganggap bahwa sampah itu merupakan hal yang tidak dapat mendatangkan apa-apa yang hanya dapat mengotori lingkungan. Akan tetapi, dengan adanya pelatihan daur ulang sampah non organik mereka jadi tahu manfaat penggunaan sampah dan bahkan dapat mendatangkan hasil untuk ekonomi rumah tangga mereka. Melihat pentingnya ilmu yang mereka dapatkan, maka mereka sangat berharap adanya program yang berkelanjutan yang di selenggarakan oleh IAIN Mataram sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan pembinaan. Menurut mereka materi tentang pengolahan daur ulang sampah non organik ini belum pernah di ajarkan apalagi untuk di praktekkan, sehingga selama pelatihan berlangsung mereka sangat antusias untuk mengikutinya.
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram
239
Zulfawati dan Baiq El Badriati
Tim pelaksana menyarankan agar peserta tetap melakukan praktekpraktek serupa di rumah walaupun pelatihan sudah berakhir. Sebab ilmu yang di dapatkan ini memang untuk tetap di amaikan dan peserta terbiasa melakukannya untuk membiasakan diri hidup berkreasi dan terampil terutama dalam pemanfaatan .sampah non organik. 3. Faktor Pendorong/Pendukung
Peserta terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang berada di desa Jakem (jembatan kembar) timur. Bagi ibu-ibu rumah tangga yang belum memiliki usaha yang pasti, mereka dengan antusias ingin belajar lebih jauh dad pengetahuan yang sederhana tentang pemanfaatan sampah plastik untuk dijadikan sebagai kerajinan tas-tas cantik dengan berbagai model/corak yang diinginkan. Semangat yang tinggi ini sangat membantu tim pelaksana dalam melakukan pembinaan.
4. Faktor Penghambat dan Kendala
Secara umum dalam kegiatan pengabdian ini tidak ditemukan banyak kendala, rnulai dari pemberian materi sampai kepada prakteknya dapat berjalan cukup baik sesuai dengan yang di harapkan.
E. KEBERLANJUTAN PROGRAM
Untuk kedepannya, kegiatan semacam ini di harap tetap ada dan berkelanjutan dengan materi-materi yang lebih mendalam, seperti pengolahan sampah organik untuk bisa dijadikan sebagai kompos/pupuk yang dapat berguna bagi masyarakat khususnya para petani.
F. HARAPAN DAN REKOMENDASI
Beberapa harapan dan rekornendasi dart peserta antara lain: 1. Adanya program berkelanjutan yaitu pelatihan daur ulang sampah organik dan non organik yang lebih mendalam dan lebih luas 2. Adanya pelatihan keterampilan yang dapat menghasilkan sebagai bekal mereka dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
G. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dirasakan sangat bermanfaat bagi ibu-ibu di Desa Jembatan Kembar (JAKEM) Timur. Di mana kegiatan ini telah menumbuhkan semangat baru dalam belajar dan berusaha, serta yang terpenting adalah bertambahnya pengetahuan dan wawasan baru dalam hal pemanfaatan sampah pelastik untuk dikreasikan menjadi tas/dompet seperti apa yang diinginkan. Dengan adanya pelatihan semacam ini masyarakat menyadari bahwa betapa pentingnya mengetahui cara pengolahan daur ulang sampah non organik sehingga mereka dapat memanfaatkan sampah-sampah yang ada di lingkungan sekitar mereka menjadi barang yang bernilai jual tinggi.
240
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram