PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
Halaman Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Konsolidasi untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) Laporan Auditor Independen
1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – Pada tanggal 30 Juni 2010 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut (dengan angka perbandingan 30 Juni 2009 yang tidak diaudit) Neraca Konsolidasi
2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
5
Laporan Arus Kas Konsolidasi
6
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
7
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit)
Catatan
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembali Catatan 4 ) Rp '000.000
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha kepada pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 8.762 juta per 30 Juni 2010 dan Rp 45.235 juta per 30 Juni 2009 Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar Rp 564 juta per 30 Juni 2010 dan Rp 1.657 juta per 30 Juni 2009 Ayam pembibit turunan Uang muka Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
2d,2g,2i,5,23,36 2d,2h,2i,6,23,36 2d,2i,7,13,15,18,23,36
506.671 25.530
470.343 10.113
760.491 45.992
735.760 23.625
2.608.396 277.672 151.670 79.491 48.998
2.076.060 223.968 101.289 92.989 27.502
4.504.911
3.761.649
2d,2h,2i,23,36 2x,32 2n,2t 2l,9
7.744 76.538 2.479 99.140
10.917 92.950 2.691 58.828
2o,2t,11,21,29
77.087
71.225
1.958.787 3.652 19.289 3.024 26.484
1.742.811 4.927 17.901 3.621 59.417 29.463
Jumlah Aset Tidak Lancar
2.274.224
2.094.751
JUMLAH ASET
6.779.135
5.856.400
2i,23,36
2k,2t,8,13,18,20 2l,9 2x,10 2m
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset pajak tangguhan Tanaman - bersih Sapi pembibit turunan Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 38.523 juta per 30 Juni 2010 dan Rp 32.038 juta per 30 Juni 2009 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.539.308 juta per 30 Juni 2010 dan Rp 1.413.443 juta per 30 Juni 2009 Aset tetap yang tidak digunakan - bersih Aset real estat Aset tidak berwujud - bersih Instrumen keuangan derivatif Aset lain-lain
2p,2q,2t,12,13,18,19,21,29 2p,2t,12 2r,2t 2s 2i,23,33,36
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-2-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) (Lanjutan)
Catatan
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembali Catatan 4 ) Rp '000.000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka yang diterima Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi
2d,2i,7,8,12,13,23,36 2d,2i,14,23,36 2i,7,15,23,36 2x,16 2i,17
981.187 657.341 42.045 39.376 222.712 69.604
869.558 501.275 81.129 69.356 259.045 84.400
2d,2i,7,8,12,13,18,23,36 2i,23,36 2q,19,23,36 2d,2i,11,12,21,23,36
25.506 1.295 176 152.140
26.911 2.303 291 155.931
2.191.382
2.050.199
2x,32 2w,31 2c,22
924 340.802 71.417
14.430 261.849 74.447
2d,2i,7,8,12,13,18,23,36 2i,23,36 2q,19,23,36 2d,2i,11,12,21,23,36 2i,8,20,23,36 2i,23,33,36
115.778 1.461 193 843.225 497.002 15.645
65.393 1.204 317 1.126.136 495.492 -
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1.886.447
2.039.268
Jumlah Kewajiban
4.077.829
4.089.467
312.397
212.151
1.605.878
1.489.414
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan pasti pasca kerja Goodwill negatif - bersih Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi Instrumen keuangan derivatif
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2c,24
EKUITAS Modal saham Modal dasar - 2.000.000.000 saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 dan 5.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per 30 Juni 2010 dan 2.000.000.000 saham dengan nominal Rp 1.000 per 30 Juni 2009 Modal ditempatkan dan disetor - 1.489.414.660 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 1.000 dan 582.318.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per 30 Juni 2010 dan 1.489.414.660 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per 30 Juni 2009 Agio saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo laba (defisit)
25 26 2d 2j 2c
426.227 30.105 1.381 (15.971)
172.919 43.314 1.381 5.798
1b
341.289
307.119 (465.163)
Jumlah Ekuitas
2.388.909
1.554.782
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
6.779.135
5.856.400
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-3-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit)
Catatan
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembali Catatan 4 ) Rp '000.000
PENJUALAN BERSIH
2u,27
6.690.217
6.921.685
BEBAN POKOK PENJUALAN
2u,28
5.420.571
5.769.202
1.269.646
1.152.483
313.688 452.768
219.122 374.056
Jumlah Beban Usaha
766.456
593.178
LABA USAHA
503.190
559.305
7.804 1.658 37.276 (37.668) (102.157) (1.125) (4.174)
7.519 1.831 76.941 (86.381) (116.932)
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2e,2u,7,11,12,29,31,35
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Keuntungan penjualan aset tetap Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Kerugian transaksi derivatif - bersih Beban bunga Rugi penurunan nilai aset tetap yang tidak digunakan Lain-lain - bersih
5,6 2p,12 2d 2i,33,35 2v,13,15,18,19,20,21,30 2t,12
11.247
Beban Lain-lain - Bersih
(98.386)
(105.775)
LABA SEBELUM PAJAK DAN HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
404.804
453.530
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Pajak kini Final Tidak final Pajak tangguhan
2x,32 138 104.996 (9.849)
Beban Pajak LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2c,24
LABA BERSIH LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh)
2y
-
95.285
156.688
309.519
296.842
(44.624)
(41.746)
264.895
255.096
128
123
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-4-
140.455 16.233
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit)
Catatan
Saldo per 1 Januari 2009 sebelum penyajian kembali Penyajian kembali (Catatan 4) Saldo 1 Januari 2009 setelah disajikan kembali Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Bagian laba bersih yang dibukukan ke dalam selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Laba bersih periode berjalan
Modal Ditempatkan dan Disetor Rp '000.000
Agio Saham Rp '000.000
1.489.414 -
172.919 -
1.489.414 2d
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan Rp '000.000 52.762
-
-
-
1.381
-
172.919
-
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Rp '000.000
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Rp '000.000
-
52.762
5.798
Saldo Laba (Defisit) Rp '000.000 (679.572)
266.422
5.798
266.422
-
-
-
-
-
-
Jumlah Ekuitas Rp '000.000 1.042.702
10
(679.562)
266.432
1.309.134
-
(9.448)
2j -
40.697
Saldo per 30 Juni 2009
1.489.414
172.919
43.314
1.381
5.798
Saldo per 1 Januari 2010 Dampak penerapan awal atas PSAK 50 dan PSAK 55 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Dividen Laba bersih periode berjalan
1.605.878
426.227
32.020
1.381
(15.971)
Saldo per 30 Juni 2010
-
-
1.381
(9.448)
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif Rp '000.000
2b
-
-
-
2d 34
-
-
-
1.605.878
(1.915)
426.227
30.105
-5-
255.096
(465.163)
1.554.782
-
52.005
2.101.540
-
-
-
34.748
34.748
-
-
-
(10.359) 264.895
(1.915) (10.359) 264.895
-
341.289
1.381
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
307.119
(40.697) 255.096
(15.971)
2.388.909
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Arus Kas Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan lain-lain Pembayaran kepada karyawan Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan restitusi pajak Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga
2010 Rp '000.000
6.711.905 (6.084.965) (266.863) 360.077 12.855 (181.586) (101.960)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembali Catatan 4 ) Rp '000.000
6.896.751 (6.098.987) (219.849) 577.915 (140.455) (118.096)
89.386
319.364
7.804 6.682 (1.059) (2.806) (247.524) -
7.519 3.087 (390) 821 (150.229) 85 (7.841)
(236.903)
(146.948)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) hutang bank Penerimaan pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa pembiayaan Pengembalian modal disetor kepada pemegang saham minoritas Pembayaran hutang pembelian aset tetap Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang yang direstrukturisasi
220.871 19.475 (192) (666) (1.302) (31.822) (75.026)
(33.725) 9.634 (489)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
131.338
(130.993)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(16.179)
41.423
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
523.812 (962)
427.812 1.108
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
506.671
470.343
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Hasil penjualan aset tetap Penambahan jaminan Pencairan (penambahan) investasi jangka pendek Perolehan aset tetap Pengembalian jaminan Perolehan properti investasi
12
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Penambahan aset tetap melalui hutang pembelian aset tetap Penambahan aset tetap melalui hutang sewa pembiayaan Reklasifikasi aset tetap, aset tidak digunakan dan aset lain-lain ke properti investasi Reklasifikasi aset tetap ke aset tetap tidak digunakan
(650) (31.311) (74.452)
-
1.416 199
-
20.292 14.094
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-6-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UU Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta notaris Djojo Muljadi, S.H. No. 59 tanggal 18 Januari 1971 dan diubah dengan akta No. 60 dari notaris yang sama tanggal 15 Pebruari 1972. Akta pendirian ini beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/39/8 tanggal 4 Oktober 1972 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 Tambahan No. 641 tanggal 25 Oktober 1974. Status Perusahaan berubah dari Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan dari BKPM No.10/V/1982 tanggal 25 Juni 1982 yang dinyatakan dalam akta notaris Sastra Kosasih, S.H. No. 29 tanggal 27 Oktober 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta notaris No. 2 tanggal 1 Oktober 2009 dari Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, sehubungan dengan penggabungan PT Multi Agro Persada Tbk ke dalam Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Milenia Lt. 7 Jl. MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo - Jawa Timur, Tangerang - Banten, Cirebon - Jawa Barat, Makasar - Sulawesi Selatan, Lampung, Padang - Sumatera Barat dan Bati-bati Kalimantan Selatan. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang: • • •
Pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan, kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati, gaplek dan lain-lain; Mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan Menjalankan perdagangan dalam negeri dan internasional dari bahan tersebut serta hasil produksi tersebut di atas.
Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Asia, Eropa dan Amerika Serikat. b.
Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP), pada tanggal 25 Juni 2009 telah ditandatangani Kesepakatan Awal (Letter of Intent) untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan usaha. Dalam penggabungan ini JCI bertindak selaku “Perusahaan Yang Menerima Penggabungan” dan MAP sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung”
-7-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum (Lanjutan) b.
Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk (Lanjutan) Sehubungan dengan telah diperolehnya persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas rencana penggabungan MAP ke dalam JCI melalui Surat Persetujuan Penggabungan Perusahaan No. 124/III/PMDN/2009 tanggal 9 November 2009, serta dengan telah diterimanya Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, penggabungan usaha menjadi efektif pada tanggal 1 Desember 2009. Penggabungan usaha ini telah disetujui oleh Bapepam-LK melalui surat No. S-8714/BL/2009 tanggal 30 September 2009. Tanggal efektif penggabungan usaha dengan MAP ditetapkan pada 1 Desember 2009 berdasarkan Akta No. 8 tanggal 12 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta. Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara pelanggan/relasi bisnis eks MAP dengan eks MAP telah beralih dan diteruskan oleh JCI. Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Pemegang saham JCI sebelum penggabungan usaha/ usaha
Jumlah saham Saham Seri A Malvolia Pte.Ltd BNP Paribas Wealth Management Singapore Branch UOB Kay Hian Private Limited PT Bank Danamon Indonesia Tbk S/A Kreditur JCI Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Saham Seri B Malvolia Pte.Ltd Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Jumlah
Pemegang saham MAP sebelum penggabungan usaha Jumlah saham Jumlah saham sebelum setelah konversi % konversi
%
Pemegang saham JCI pada tanggal penggabungan usaha
Jumlah saham
%
619.380.751 102.026.057 77.744.177 76.665.362 613.598.313
41,59 6,85 5,21 5,15 41,20
-
-
-
619.380.751 102.026.057 77.744.177 76.665.362 613.598.313
29,90 4,92 3,75 3,70 29,62
-
-
55.301.235 798.765
98,58 1,42
574.026.819 8.291.181
574.026.819 8.291.181
27,71 0,40
1.489.414.660
100,00
56.100.000
100,00
582.318.000
2.071.732.660
100,00
Berdasarkan laporan No. TC/CF/R-0609/09 tanggal 16 September 2009 dan No. TC/CF/R-0706/09 tanggal 16 September 2009 yang dikeluarkan oleh KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, penilai independen, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham JCI dan MAP masing-masing adalah sebesar Rp 635 (nilai penuh) dan Rp 6.596 (nilai penuh) per saham. Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham Seri B yang diterbitkan oleh JCI dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis. Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI, manajemen menggunakan harga pasar saham JCI pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI masing-masing sebesar Rp 116.464 juta dan Rp 253.308 juta. Lihat Catatan 4 untuk penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya.
-8-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum (Lanjutan) b.
Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk (Lanjutan) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Pada tanggal efektif penggabungan usaha, JCI dan MAP berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu Malvolia Pte. Ltd. Oleh karena itu penggabungan usaha kedua perusahaan dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dibukukan ke dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada unsur ekuitas. Pada tahun 2009, selisih tersebut disajikan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif”.
c.
Penawaran Umum Efek Pada tanggal 31 Agustus 1989, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) [sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)] dengan suratnya No. SI-046/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 4.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 23 Oktober 1989 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 8 Pebruari 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-139/PM/1990 untuk melakukan pencatatan saham sebesar 24.000.000 saham yang berasal dari penawaran umum terbatas dengan perbandingan 2 : 3. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Pebruari 1990. Pada tanggal 26 Juli 1991, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-1149/PM/1991 untuk melakukan pencatatan saham bonus sejumlah 80.000.000 saham dengan perbandingan 1 : 2. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Juli 1991. Pada tanggal 20 Maret 1992, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan tambahan saham atas penerbitan Obligasi Konversi di luar negeri dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-599/PM/1992 sebanyak 28.941.466 saham. Pada tanggal 1 November 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dengan mengeluarkan 1.340.473.194 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada kreditur tak terafiliasi tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Keputusan Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) No. Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Pada tanggal 16 Mei 2007, Perusahaan menerima Surat Persetujuan Penerbitan Obligasi No. 021/JAPFA-BPM/LD-CS/V/07 dari Ketua Bapepam-LK sehubungan dengan penerbitan Obligasi Japfa I Tahun 2007 sebesar Rp 500 miliar (Catatan 20). Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan masing-masing atau sejumlah 2.071.732.660 saham dan 1.489.414.660 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
-9-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sama dengan atau lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut: Anak Perusahaan
Domisili
PT Suri Tani Pemuka (STP)
Sidoarjo
- PT Kraksaan Wind u (K W) - PT Artha Lautan Mulya (ALM) - PT Bumiasri Lestari (BL) PT Multibreeder Adirama Indone sia Tbk (MBAI) - PT Multiphala Adiputra (MA ) - PT Hidon (Hidon) PT Ciomas A disatwa (CA)
Probol inggo Situbondo Situbondo Jakarta Purwakarta Sukabumi Jakarta
- PT Japfa Intitrada - PT Japfa Indoland - PT Tretes Inda h P ermai (TIP) - PT Japfafood Sentra Distribusi - PT Indonesia P elleting (IP) - PT Japfafood Nusantara (JFN) - PT Wabi n Jaya tama - PT Java Citra Indonusa - PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) - PT Supra Anekaboga (SAB) - PT Septatrada Hardaguna (STH) - PT Japfa Santori In donesia (JSI) - Japfa Comfeed International Pte., Ltd. (JCIP) - Japfa Comfeed In dia Ltd. (JCIL) - PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) - Regional Trader Pte., Ltd. PT EMKL Bin tang Laut Timu r (E MKL) PT Multiphala Agrinusa (MAG) - PT Indojaya Agri nusa (IAG) PT Santosa Agrindo (SA)
Jakarta Jakarta Tretes Jakarta Jakarta Jakarta Serang Jakarta Jakarta Bogor Bogor Ta ngerang
- PT Austasia Stockfeed (ASF)
Jakarta
PT Bi ntan g Terang G emilang (BTG)
Singapura India Jakarta Singapura Surabaya Jakarta Medan Jakarta
Serang
Jenis Usaha
Pro duksi pakan udang, tambak udang, kamar pendingi n dan pe neta san benur udang Tambak udang Tambak udang Tambak udang Pembibitan ayam Pembibitan ayam Pembibitan ayam Perdagangan, pembibi tan aya m dan rumah potong ayam Perdagangan (tidak beroperasi) Real estat Real estat Perdagangan (tidak beroperasi) Industri pellet Makanan Perkebunan dan peternakan Jasa P elayaran (tidak beroperasi) Perdagangan Makanan Makanan Perdagangan Perdagangan, investasi dan perunggasan Perunggasan Pro duksi vaksin Perdagangan Jasa ekspedisi muatan kapal laut Pro duksi pakan ternak Pro duksi pakan ternak dan pembibitan ayam Perdagangan, pembibi tan sapi dan rumah potong sapi Perdagangan, pembibi tan sapi dan produksi pakan ternak Pro duksi pakan ternak
Tahun Op erasi Komersial
Persentase Pe mi likan Efektif 30 Juni 30 Juni 2010 2009
Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) 30 Juni 30 Juni 2010 2009 Rp' 000.000 Rp' 000.000
1987 1991 1992 1989 1985 1995 1975
100,00% 100,00% 99,55% 60,00% 73,06% 100,00% 99,99%
10 0,00 % 10 0,00 % 9 9,55 % 6 0,00 % 7 3,06 % 10 0,00 % 9 9,99 %
426.394 2.086 11.936 4.057 957.866 8.166 5.558
4 19.782 2.129 12.934 3.577 8 59.156 8.508 5.794
1998 1992 1992 1995 1997 1967 1997 1988 1992 1996 1997 1997 1997
100,00% 99,97% 100,00% 100,00% 100,00% 99,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 99,00% 97,50% 85,01%
10 0,00 % 9 9,97 % 10 0,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 9 9,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 9 9,00 % 9 7,50 % 8 5,01 %
703.155 192 43.578 13.947 17.952 1.111 16.825 24.019 334 597.693 14 1.158 372.484
6 45.497 193 20.903 8.536 (1.738) 33.771 28.087 25.965 334 4 85.496 (4.603) (48.471) 1 51.839
1994 1995 1981 2008 1974 1995 1997
100,00% 65,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 50,00%
10 0,00 % 6 5,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 10 0,00 % 5 0,00 %
317.878 295.222 36.517 1.003 765.902 410.142
1 08.604 3 17.989 25.202 2.101 993 5 68.228 3 76.629
1991
100,00%
10 0,00 %
539.367
5 07.502
1973 2000
100,00% 100,00%
10 0,00 % 10 0,00 %
224.289 555.542
2 60.139 4 70.410
Akuisisi Anak Perusahaan PT Santosa Agrindo (SA) Berdasarkan perjanjian jual beli tanggal 15 Januari 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 180.149.950 saham SA dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 90.000 juta. Saldo kas dan setara kas SA pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 15.123 juta. Jumlah aset dan kewajiban SA pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban
246.732 64.261 143.308
PT Austasia Stockfeed (ASF) Berdasarkan akta jual beli No. 54 tanggal 03 Januari 2008 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, notaris di Jakarta, SA mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 39.996 saham ASF dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 30.000 juta, yang telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas ASF pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 1.285 juta. Jumlah aset dan kewajiban ASF pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban
61.812 47.956 72.883
- 10 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (Lanjutan) PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) Berdasarkan akta jual beli No. 18 tanggal September 2008 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, notaris di Jakarta, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, mengakuisisi 99% atau sebanyak 5.940 saham VSN dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 4.462 juta, dimana sebesar Rp 3.552 juta telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas VSN pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 509 juta. Jumlah aset dan kewajiban VSN pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban
20.769 9.234 31.547
PT Bintang Terang Gemilang (BTG) Pada tanggal 1 Desember 2009, PT Multi Agro Persada Tbk, pemegang saham mayoritas BTG, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, BTG adalah anak perusahaan dari Perusahaan. Jumlah aset dan kewajiban BTG pada saat penggabungan adalah sebagai berikut: Rp '000.000 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban
357.935 102.734 147.396
PT Hidon (Hidon) Berdasarkan akta jual beli No.63 dan 64 tanggal 12 Desember 2007 dari Dr. Irawan Soerojo,S.H.,Msi, notaris di Jakarta, MBAI mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 37.999 saham Hiddon dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 8.099 Juta, dimana Rp 5.100 juta telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas Hidon pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 199 juta. Jumlah aset dan kewajiban Hidon pada saat akuisisi adalah sebagai berikut : Rp '000.000 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban
634 6.167 954
- 11 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (Lanjutan) PT Tretes Indah Permai (TIP) Berdasarkan akta jual beli No.05 tanggal 7 Pebruari 2007 dari Imawati Odang, S.H.,M.Hum., notaris di Pandaan, PT Japfa Indoland mengakuisisi 99,98% atau sebanyak 6.649 saham TIP dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 6.649 juta yang telah dibayarkan secara tunai. Pada saat akuisisi, saldo kas dan setara kas TIP adalah sebesar Rp 10 juta. Jumlah aset dan kewajiban TIP pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 Aset Kewajiban
6.650 6.848
Pendirian dan Penutupan Anak Perusahaan Regional Trader Pte., Ltd. (RGT) Pada tanggal 9 Mei 2008, CA mendirikan RGT berdasarkan Sertifikat Kepemilikan No. 1. Kepemilikan CA sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 2 lembar saham dengan nilai nominal SIN$ 2 per lembar saham. Japfa Comfeed Holding BV (JCH) Pada tanggal 29 Oktober 2007, Perusahaan mendirikan JCH berdasarkan akta pendirian dari Voorneman Geenen, notaris di Amsterdam. Kepemilikan Perusahaan sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal Euro 100 per lembar saham. JCH bertindak sebagai perusahaan keuangan untuk Perusahaan dan anak perusahaan. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan menutup dan menghentikan operasi JCH. Japfa Comfeed BV (JCBV) Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan mendirikan JCBV berdasarkan akta pendirian dari Voorneman Geenen, notaris di Amsterdam. Kepemilikan Perusahaan sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal Euro 100 per lembar saham. JCBV bertindak sebagai perusahaan keuangan untuk Perusahaan dan anak perusahaan. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan menutup dan menghentikan operasi JCBV. Penjualan Anak Perusahaan PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW) Berdasarkan perjanjian jual beli saham tanggal 2 Februari 2009, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menyetujui untuk menjual 99 % sahamnya di KCW dengan harga jual sebesar Rp 10.494 juta kepada pihak ketiga. Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2009. Total aset anak perusahaan yang dijual ini pada saat dijual adalah sebesar Rp 11.310 juta.
- 12 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 1.
Umum (Lanjutan) e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Pada tanggal 30 Juni 2010, berdasarkan Akta No. 91 tanggal 10 Juni 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo,SH,MSi, notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris
: : : :
Syamsir Siregar Osa Masong Radityo Hatari Hariono Soemarsono
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur
: : :
Handojo Santosa Bambang Budi Hendarto Ignatius Herry Wibowo Tan Yong Nang
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari dua orang anggota, dimana Radityo Hatari yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata (tidak diaudit) masing-masing sebesar 13.056 orang dan 12.766 orang per 30 Juni 2010 dan 2009. Jumlah kompensasi komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing sebesar 8.554 juta dan 8.046 juta per 30 Juni 2010 dan 2009. Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 24 September 2010 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Manufaktur. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
- 13 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan) Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp) kecuali untuk JCIP, JCIL, JCH dan anak perusahaan. Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam Jutaan Rupiah. Pembukuan JCIP diselenggarakan dalam Dolar Singapura (SGD) dan JCIL dalam Rupee. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 kurs mata uang Dolar Singapura yang digunakan adalah sebagai berikut:
2010 Akun-akun Neraca Akun-akun Laba-rugi b.
6.481 6.566
2009 7.055 7.387
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: (1) PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. (2) PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. Dalam penerapan standar baru diatas, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
- 14 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) (3) PPSAK 3 “Pencabutan PSAK 54: Akuntasi Restrukturisasi Utang-Piutang bermasalah”, mengenai pencabutan pemberlakuan PSAK 54, yang mengatur standar akutansi keuangan dan pelaporan restrukturisasi utang-piutang bermasalah, baik bagi debitor maupun kreditor. Sehubungan dengan penerapan Pernyataan 3 ini, anak perusaaan telah menghitung kembali nilai kini dari arus kas masa depan dan utang terkait dengan menggunakan tingkat bunga inkremental pada tanggal efektif Pernyataan ini. Selisih antara nilai kini yang dihitung kembali dengan nilai tercatat sebesar Rp 4.092 juta, disesuaikan ke saldo laba per tanggal efektif Pernyataan ini. Dampak transisi PSAK 50 (Revisi 2006), PSAK 55 (Revisi 2006) dan PPSAK 3 terhadap neraca konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut: Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010 Rp '000.000 Aset Aset Lancar Piutang usaha kepada pihak ketiga Aset Tidak Lancar Aset pajak tangguhan Jumlah Aset
Penyesuaian Transisi Rp '000.000
Setelah disesuaikan 1 Januari 2010 Rp '000.000
756.051
40.923
796.974
79.198
(9.284)
69.914
835.249
31.639
866.888
Kewajiban Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan Hutang yang direstrukturisasi
3.166 1.110.570
983 (4.092)
4.149 1.106.478
Jumlah Kewajiban
1.113.736
(3.109)
1.110.627
Ekuitas Saldo laba
52.005
34.748
86.753
Penyesuaian transisi di atas berasal dari dampak penilaian kembali kerugian penurunan nilai aset keuangan, pendiskontoan aset keuangan tanpa bunga menggunakan suku bunga pasar dan efek pajak penghasilan, serta pemisahan komponen ekuitas dan komponen kewajiban atas obligasi konversi. (4) PSAK 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini menggantikan PSAK 26 (1997) “Biaya Pinjaman”. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.
- 15 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c.
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri pada suatu periode tertentu, maka hasil usaha yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Perolehan anak perusahaan dari pihak ketiga dipertanggungjawabkan menggunakan metode pembelian sesuai dengan PSAK No. 22 “Akuntansi Penggabungan Usaha”. Dalam menerapkan metode pembelian, selisih lebih yang diakuisisi dapat diidentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih anak perusahaan yang pada tanggal transaksi dibukukan sebagai goodwill dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama lima (5) tahun. Aset dan kewajiban yang diperoleh diakui secara terpisah pada tanggal akuisisi apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomis masa depan akan mengalir ke atau dari pengakuisisi; dan tersedia dasar pengukuran atas biaya perolehan atau nilai wajar yang dapat diandalkan. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian pengakuisisi atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diperoleh diturunkan nilainya secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Sisa selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode dua-puluh (20) tahun.
- 16 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c.
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha (Lanjutan) Akuisisi anak perusahaan dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaan-perusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, transfer aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan kewajiban yang ditransfer dicatat pada nilai bukunya seperti penggabungan usaha yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Dalam penerapan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan pada periode terjadinya transaksi restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisi pada bulan November 2009 dicatat dan disajikan pada akun “Proforma modal yang timbul dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”. Selanjutnya, akun proforma tersebut disesuaikan atas perubahan dalam ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisisi yang tercermin pada laba operasi dan perubahan lainnya, jika ada, dan disajikan sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas, pada tanggal efektif restrukturisasi pada tahun 2009. Saldo “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini.
d.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali JCIP, JCIL, JCH dan anak perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode.
- 17 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) d.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, kurs mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut:
2010 Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Australia Euro e.
9.083 6.481 7.730 11.087
2009 10.225 7.055 8.291 14.432
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1.
Perusahaan, yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2.
Perusahaan asosiasi;
3.
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4.
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
5.
Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. f.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
- 18 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Penggunaan Estimasi (Lanjutan) Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasi, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasi.
g.
Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
h.
Deposito Berjangka dan Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau dibatasi penggunaannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatannya serta rekening Bank yang dijaminkan atau dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.
i.
Instrumen Keuangan Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010: Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca konsolidasi, jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.
- 19 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca konsolidasi adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
- 20 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masingmasing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan 1. Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a.
Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
b.
Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
c.
instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca konsolidasi pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.
- 21 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) 1.
Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan) Pada tanggal 30 Juni 2010, kategori ini meliputi investasi jangka pendek Perusahaan dan anak perusahaan pada surat berharga.
2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 30 Juni 2010, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. 3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan atau anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini.
- 22 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) 4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasi dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. Kewajiban Keuangan 1. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- 23 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 2. Kewajiban Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 Juni 2010, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek dan jangka panjang, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap dan hutang obligasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: a. karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; c.
Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- 24 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Instrumen Keuangan Derivatif (Lanjutan) Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai kewajiban apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca konsolidasi. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. 1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
- 25 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan) 1.
Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan) Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasi. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. 3. Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dikeluarkan dari ekuitas dan dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasi.
- 26 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan 1. Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Perusahaan dan anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan. 2. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 Piutang Usaha Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun.
- 27 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Investasi 1. Penempatan pada efek yang nilai wajarnya tersedia a.
Diperdagangkan (trading) Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
b.
Dimiliki hingga jatuh tempo (held- to-maturity) Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.
c.
Tersedia untuk dijual (available- for-sale) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.
2. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia. Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya. Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi.
- 28 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Biaya Emisi Obligasi Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Selisih antara nilai tercatat hutang dan akun lainnya yang terkait dengan hutang tersebut dengan jumlah seluruh pembayaran kas masa depan dengan persyaratan baru dalam suatu restrukturisasi langsung diakui sebagai keuntungan restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, seluruh pembayaran kas berdasarkan persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan akun lainnya yang terkait, dan tidak ada pengakuan beban bunga atas hutang tersebut sampai dengan jatuh tempo. Jika nilai tercatat hutang dan akun terkait lainnya lebih kecil daripada jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dalam suatu restrukturisasi, maka tidak ada keuntungan atau kerugian restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung berdasarkan suatu suku bunga efektif yang konstan yang diterapkan terhadap nilai tercatat hutang serta akun terkait lainnya pada setiap awal periode sampai dengan jatuh tempo. Instrumen Keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar pada tanggal kontrak, dan nilai wajarnya disesuaikan kembali pada setiap tanggal pelaporan berikutnya. Perubahan nilai wajar dari instrumen keuangan derivatif diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila derivatif tersebut tidak ditetapkan dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Derivatif melekat pada instrumen keuangan lain atau kontrak utama non-keuangan lain diperlakukan sebagai derivatif terpisah apabila risiko dan karakteristiknya tidak terkait secara material terhadap kontrak utama, dan kontrak utamanya tidak diukur pada nilai wajar dimana laba atau rugi yang belum direalisasi langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
j.
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. Pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan, selisih perubahan ekuitas anak perusahaan tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode yang sama dengan pengakuan keuntungan atau kerugian pelepasan investasi.
- 29 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) k.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan usang dan penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
l.
Hewan Pembibit Turunan Ayam Pembibit Turunan Ayam pembibit turunan terdiri dari grandparent stock (ayam nenek), yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk parent stock (ayam induk), dan parent stock, yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk ayam niaga (final stock). Ayam pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai ayam yang telah menghasilkan dan ayam yang belum menghasilkan. Ayam yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan. Biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan direklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia produksi. Pada umumnya ayam pedaging mencapai masa produksi setelah berumur 25 minggu dan ayam petelur mencapai masa produksi setelah berumur 20 minggu. Ayam yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari ayam yang belum menghasilkan dan dikurangi dengan biaya amortisasi ayam yang ditentukan berdasarkan standar produksi telur tetas selama masa produktif ayam yang bersangkutan dengan memperhitungkan nilai sisa. Sapi Pembibit Turunan Sapi pembibit turunan adalah sapi yang dipelihara untuk melahirkan anak. Sapi pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai sapi yang telah menghasilkan dan sapi yang belum menghasilkan. Sapi yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan diklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia melahirkan. Pada umumnya sapi mencapai masa produksi setelah berumur rata-rata 15 bulan. Sapi yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari sapi yang belum menghasilkan.
m.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
n.
Tanaman Tanaman belum menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan meliputi biaya pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Tanaman belum menghasilkan dipindahkan ke tanaman menghasilkan pada saat tanaman mulai berproduksi.
- 30 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) n.
Tanaman (Lanjutan) Tanaman menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun yang dimulai sejak tanaman mulai berproduksi.
o.
Properti Investasi Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Properti investasi disusutkan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya selama 4 - 20 tahun Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
p.
Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila bebanbeban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
- 31 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) p.
Aset Tetap (Lanjutan) Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan
: : : :
4 - 20 5 - 10 2-5 3-5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan dan disusutkan. q.
Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.
- 32 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) q.
Sewa (Lanjutan) Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessee Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan dan anak perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Aset sewaan disusutkan secara penuh selama estimasi masa manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sebaliknya, aset sewaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessor Sewa dimana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
r.
Aset Real Estat Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kondisi normal usaha dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan penjualan. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal yang siap dijual pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal. Biaya perolehan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi meliputi biaya konstruksi dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus.
- 33 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) r.
Aset Real Estat (Lanjutan) Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
s.
Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Aset tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut: Tahun Merek dagang Formula dan teknologi Non-compete fee
t.
20 20 5
Penurunan Nilai Aset non Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
u.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan (f.o.b. shipping point). Pendapatan sewa diakui berdasarkan berlalunya waktu dengan metode garis lurus dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis) kecuali biaya pinjaman yang memenuhi persyaratan kapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset kualifikasian. Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait kewajiban keuangan.
- 34 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) u.
Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan) Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga kontraktual.
v.
Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jika Perusahaan meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka Perusahaan menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut. Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
w.
Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
- 35 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) x.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban serta akumulasi rugi fiskal. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding ditentukan.
y.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah ratarata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar adalah 2.071.732.660 saham per 30 Juni 2010 dan 2009. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan termasuk saham yang dikeluarkan pada tanggal 1 Desember 2009 akibat dari penggabungan usaha dengan MAP, seakan-akan penggabungan usaha tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan (Catatan 1b).
z.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
- 36 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) aa. Kejadian Setelah Tanggal Neraca Konsolidasi Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal neraca sehingga perlu dilakukan penyesuaian, jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasi. Kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian, apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan diungkapkan pada Catatan 23. Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga di Pasar yang Aktif Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah aset tersebut memiliki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar yang aktif, merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan terjadi secara reguler dalam suatu transaksi wajar. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Penyisihan piutang ragu-ragu dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca Perusahaan dan anak perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
- 37 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 4.
Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) telah menggabungkan usaha mereka pada tanggal 1 Desember 2009. JCI menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dan MAP bubar demi hukum. Laporan keuangan konsolidasi kedua perusahaan tersebut telah digabungkan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Catatan 1b). Dampak dari penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2009 (tidak diaudit) adalah sebagai berikut: Sebelum Penyajian Kembali PT Japfa Comfeed PT Multi Agro Indonesia Tbk Persada Tbk Rp 000.000 Rp 000.000
Penyesuaian Rp 000.000
Setelah Penyajian Kembali Rp 000.000
ASET Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha kepada pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan Ayam pembibit turunan Uang muka Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset pajak tangguhan Tanaman - bersih Properti investasi Aset tetap - bersih Aset tetap yang tidak digunakan - bersih Aset real estat Goodwill - bersih Aset tidak berwujud - bersih Instrumen keuangan derivatif Aset lain-lain
373.572 10.113 651.039 30.054 1.902.225 223.968 96.435 92.177 26.172 10.917 90.282 2.691 58.828 1.646.309 71.225 4.927 17.901 3.621 59.417 28.579
96.771 92.365 5.570 173.835 4.854 812 1.330 2.668 96.502 884
(7.644) (11.999) -
470.343 10.113 735.760 23.625 2.076.060 223.968 101.289 92.989 27.502 10.917 92.950 2.691 58.828 1.742.811 71.225 4.927 17.901 3.621 59.417 29.463
JUMLAH ASET
5.400.452
475.591
(19.643)
5.856.400
783.558 452.514 91.533 60.713 257.455 79.700
86.000 56.405 1.595 8.643 1.590 4.700
(7.644) (11.999) -
869.558 501.275 81.129 69.356 259.045 84.400
-
26.911 2.303 291 155.931 14.430 261.849 74.447
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka yang diterima Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan pasti pasca kerja Goodwil negatif - bersih Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi
26.911 2.303 251 155.931 14.430 252.365 74.447
-
-
65.393 1.204 317 1.126.136 495.492
-
-
65.393 1.204 317 1.126.136 495.492
Jumlah Kewajiban
3.940.653
(19.643)
4.089.467
- 38 -
40 9.484
168.457
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 4.
Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan) Sebelum Penyajian Kembali PT Japfa Comfeed PT Multi Agro Indonesia Tbk Persada Tbk Rp 000.000 Rp 000.000 HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN EKUITAS Modal saham Agio saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo laba (defisit)
212.146 1.489.414 172.919 43.314 1.381 5.798 (465.173)
5
Penyesuaian Rp 000.000
-
56.100 (236) -
(56.100) 236 -
-
-
251.146
307.119 (251.136)
Setelah Penyajian Kembali Rp 000.000
212.151 1.489.414 172.919 43.314 1.381 5.798 307.119 (465.163)
Jumlah Ekuitas
1.247.653
307.010
-
1.554.782
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
5.400.452
475.472
(19.643)
5.856.400
Sebelum Penyajian Kembali PT Japfa Comfeed PT Multi Agro Indonesia Tbk Persada Tbk Rp 000.000 Rp 000.000 Penjualan bersih Beban pokok penjualan Beban usaha Beban lain-lain - bersih Laba sebelum pajak dan hak minoritas atas rugi bersih anak perusahaan Beban pajak Laba sebelum hak minotritas atas rugi bersih anak perusahaan Hak minoritas atas rugi bersih anak perusahaan Laba bersih
Penyesuaian Rp 000.000
6.318.815 (5.244.260) (579.041) (100.831)
625.190 (547.262) (14.137) (4.944)
394.683 (138.538)
58.847 (18.150)
-
453.530 (156.688)
256.145
40.697
-
296.842
(41.746)
-
-
(41.746)
214.399
40.697
-
255.096
- 39 -
(22.320) 22.320 -
Setelah Penyajian Kembali Rp 000.000 6.921.685 (5.769.202) (593.178) (105.775)
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 5.
Kas dan Setara Kas
2010 Rp '000.000 Kas Bank Rupiah PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UOB Buana Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Permata Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Bukopin Tbk Lain-lain*) Mata uang asing (Catatan 36) Dolar Amerika Serikat PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank of America, Singapura PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank Lain-lain*) Dolar Singapura Bank of America, Singapura Lain-lain*) Dolar Australia PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain*) Rupee, India The Axis Bank Ltd., India The Jammu & Kashmir Bank Ltd Lain-lain* LKR, Sri Lanka Lain-lain*) Jumlah - Kas di bank
- 40 -
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembaliCatatan 4) Rp '000.000
10.987
12.331
69.168 50.375 49.079 48.061 21.222 15.280 8.771 1.309 1.140 1.077 830 618 790
64.670 61.766 44.370 15.806 24.006 14.202 5.424 1.337 2.047
26.606 19.751 7.276 3.200 1.900 860 415 1.190
1.264 4.058 2.773
28.397 1.101 1.360 18.339 197 6.408 4.468
3.299 763 1.180 17
3.093 647 529
3.582 34 2.180
2.523 34 547
1 339.974
2 309.368
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 5.
Kas dan Setara Kas (Lanjutan)
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembaliCatatan 4) Rp '000.000
Deposito berjangka Rupiah PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Arta Graha Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Perkreditan Rakyat PT Bank Pan Indonesia Tbk PT ICBC PT Bank Sembada PT Bank Victoria PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UOB Buana Tbk Mata uang asing (Catatan 36) Dolar Amerika Serikat PT Bank Rabobank International Indonesia PT ANZ Panin Bank PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah - Deposito berjangka
155.710
5.113 148.644
Jumlah
506.671
470.343
100.000 23.850 12.259 8.463 4.089 1.945 1.605 273 -
-
1.713 734 492 287
-
35.576 10.084 3.000 17.650 27.208 1.000 20.850 5.900 21.880
383 -
*) Masing-masing dibawah Rp 1 mi lyar
Tingkat bunga per tahun deposito berjangka Rupiah Dolar Amerika Serikat
5,25% - 10,25% 0,1% - 5%
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak hubungan istimewa.
- 41 -
6,25% - 9,75% 2,00% - 2,75%
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 6.
Investasi Jangka Pendek 2010 Rp '000.000 Deposito berjangka Mata uang asing (Catatan 36) Rupee, India The Axis Bank Ltd., India The ICICI Bank, Ltd., India United Bank of India, India Sub-jumlah Surat berharga Untuk diperdagangkan (Catatan 36) Ceylon Grains - Elevator Ltd., Sri Lanka (SGD 2.370.961 per 30 Juni 2010 dan SGD 694.752 per 30 Juni 2009) Prigo - Agro Industries Ltd., Sri Lanka (SGD 738.882 per 30 Juni 2010 dan SGD 498.882 per 30 Juni 2009) Three Acre Farms Ltd., Sri Lanka (SGD 183.787 per 30 Juni 2010 dan SGD 94.451 per 30 Juni 2009) Sub-jumlah Jumlah Tingkat bunga per tahun deposito berjangka Rupee, India
2009 Rp '000.000
3.784 359 40
484 491 51
4.183
1.026
15.367
4.901
4.789
3.520
1.191
666
21.347
9.087
25.530
10.113
6% - 6,25%
3,25% - 9,5%
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga saham surat berharga untuk diperdagangkan masing-masing sebesar Rp 9.070 juta dan (Rp 143,43 juta) per 30 Juni 2010 dan 2009 yang dicatat pada akun ”Penghasilan (beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi.
- 42 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 7.
Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
a. Berdasarkan Pelanggan Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
729.303 39.950
762.312 18.683
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
769.253 (8.762)
780.995 (45.235)
Jumlah piutang usaha - bersih
760.491
735.760
Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari 91 s/d 120 hari > 120 hari
536.803
618.986
125.733 27.632 19.337 9.274 50.474
103.877 21.890 9.609 7.809 18.824
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
769.253 (8.762)
780.995 (45.235)
Bersih
760.491
735.760
Rupiah Mata uang asing (Catatan 36) Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Rupee India
729.303
762.312
634 26 39.290
3.912 14.771
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
769.253 (8.762)
780.995 (45.235)
Bersih
760.491
735.760
49.390 481 (41.109) -
43.187 2.975
b. Berdasarkan Umur (Hari)
c. Berdasarkan Mata Uang
Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: Saldo awal Pencadangan (Catatan 29) Penurunan nilai Penghapusan Saldo akhir
8.762
- 43 -
-
(927) 45.235
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 7.
Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga (Lanjutan) Pada tahun 2010, penyisihan piutang ragu-ragu merupakan penurunan nilai secara kolektif. Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Piutang usaha masing-masing senilai Rp 378.504 juta dan Rp 87.500 juta pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek, hutang lain-lain kepada pihak ketiga dan pinjaman jangka panjang (Catatan 13, 15 dan 18).
8.
Persediaan
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Hewan ternak yang tersedia untuk dijual Bahan baku dalam perjalanan Barang jadi dalam perjalanan Bahan baku Barang jadi Persediaan dalam proses Telur tetas Bahan pembantu Suku cadang Bahan pembungkus Bahan bakar dan pelumas Lain-lain
285.878 134.716 1.153 1.483.788 348.073 102.519 56.267 51.254 61.886 60.683 10.869 11.874
314.931 63.403 2.754 1.010.312 316.420 121.700 48.798 57.275 50.224 45.355 10.743 35.802
Jumlah Penyisihan untuk pers ediaan usang
2.608.960 (564)
2.077.717 (1.657)
Bersih
2.608.396
2.076.060
Mutasi penyisihan penurunan nilai dan k eusangan persediaan S aldo awal P encadangan P enghapusan
2.102 5.561 (7.099)
S aldo akhir
564
3.238 (1.581) 1.657
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian penurunan nilai persediaan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan pada tanggal neraca telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya.
- 44 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 8.
Persediaan (Lanjutan) Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Asuransi Ramayana Tbk., pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.308.878 juta dan US$ 1.450.000 pada tanggal 30 Juni 2010 dan Rp 1.535.160 juta dan US$ 1.450.000 pada tanggal 30 Juni 2009. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami. Persediaan masing-masing senilai Rp 1.414 milyar pada tanggal 30 Juni 2010 dan Rp 1.024 milyar dan USD 20 juta pada tanggal 30 Juni 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang dan hutang obligasi (Catatan 13, 18 dan 20).
9.
Hewan Pembibit Turunan Ayam Pembibit Turunan
2010 Rp '000.000 Telah menghasilkan (masa produksi) Saldo awal Pembelian Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan Dikurangi amortisasi ayam telah menghasilkan Saldo akhir Belum menghasilkan (masa pertumbuhan) Saldo awal Biaya pertumbuhan selama tahun berjalan Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan Saldo akhir Jumlah
- 45 -
2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000
184.994 154.490 (167.045)
101.899 4.122 146.605 (139.637)
172.439
112.989
95.951 163.772 (154.490)
77.027 180.557 (146.605)
105.233
110.979
277.672
223.968
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 9.
Hewan Pembibit Turunan (Lanjutan) Sapi Pembibit Turunan 2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000
2010 Rp '000.000 Telah menghasilkan (masa produksi) Saldo awal Reklasifikasi dari sapi belum menghasilkan Biaya selama masa produksi tahun berjalan Pembelian sapi Akumulasi amortisasi Reklasifikasi biaya dari induk ke anak Sapi dijual/meninggal Saldo akhir Belum menghasilkan (masa pertumbuhan) Saldo awal Reklasifikasi ke sapi telah menghasilkan Biaya pertumbuhan selama tahun berjalan Pembelian sapi Reklasifikasi biaya dari induk ke anak Sapi dijual/meninggal Saldo akhir Jumlah
63.721 7.200 19.558 17.026 (5.828) (11.353) (5.566)
44.816 3.377 16.667 4.357 (17.215) (5.130) (4.371)
84.758
42.501
6.551 (7.200) 4.893 2.648 11.353 (3.863)
13.010 3.377 5.283 (870) 5.130 (9.603)
14.382
16.327
99.140
58.828
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, hewan pembibit turunan telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Asuransi Ramayana Tbk, pihak-pihak ketiga, terhadap risiko gempa bumi, kebakaran, kerusuhan dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masingmasing sebesar Rp 384.867 juta dan Rp 510.070 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risikorisiko diatas terhadap aset yang dipertanggungkan.
10. Pajak Dibayar Dimuka
2010 Rp '000.000 Pajak Penghasilan Pasal 28a (Catatan 32) Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Pajak Pertambahan Nilai
27.424 9.763 38.212 4.092
Jumlah
79.491
- 46 -
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
24.700 63.421 4.868 92.989
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 10. Pajak Dibayar Dimuka (Lanjutan) Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua, Perusahaan diberikan pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 8.906 juta di tahun 2010. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan, diberikan pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 3.949 juta di tahun 2010.
11. Properti Investasi Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, properti investasi merupakan tanah, bangunan dan prasarana milik Perusahaan dan anak perusahaan yang disewakan kepada pihak ketiga. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi adalah sebagai berikut: 1 Januari 2010 Rp '000,000 Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah
58.661 59.330
-
117.991
-
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana
37.326
Nilai Buku
80.665
1 Januari 2009 Rp '000,000 Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana
Perubahan selama periode 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000,000 85
1.282
85
56.365 59.245
(2.296)
115.610
-
38.523 77.087
Perubahan selama periode 2009 (Tidak Diaudit) Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000,000
49.594 51.492
3.884 3.957
3.515 2.169
101.086
7.841
5.684
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana
28.708
3.549
219
Nilai Buku
72.378
Jumlah
(2.296) -
85
30 Juni 2010 Rp '000.000
20
49.983 53.280
20
103.263
-
-
30 Juni 2009 Rp '000.000
32.038 71.225
Pendapatan sewa properti investasi yang diakui di laporan laba rugi pada tahun 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 449 juta dan Rp 199 juta yang dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan lain-lain - bersih pada laporan laba rugi konsolidasi. Beban penyusutan properti investasi selama tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 1.282 juta dan Rp 3.549 juta, disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” (Catatan 29). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat properti investasi pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.
- 47 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 11. Properti Investasi (Lanjutan) Bangunan telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Raksa Pratikara, Incombank - Asia Insurance Co. Ltd., American Home Assurance Co., AXA Insurance Singapore Pte., Ltd, dan United India Insurance Co. Ltd., pihak-pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 52.843 juta pada tanggal 30 Juni 2010 dan Rp 21.629 juta pada tanggal 30 Juni 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Properti investasi dijual dengan perincian sebagai berikut: 2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000
2010 Rp '000.000 Harga jual Nilai buku
-
Jumlah
-
5.475 (4.544) 931
Keuntungan atas penjualan dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan lain-lain.
12. Aset Tetap 1 Januari 2010 Rp '000,000 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan Aset sewaan Mesin dan perlengkapan Kendaraan Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aset sewaan Mesin dan perlengkapan Kendaraan
Selisih kurs penjabaran Rp '000,000
Perubahan selama periode 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
513.378 917.576 1.336.457 244.476 178.471
(178) (3.070) (2.769) 21 (97)
9.234 4.649 12.646 26.182 21.555
(271) (280) (24.934) (1.121) (3.026)
40.725 50.979 745
(9) (99)
79.953 92.072 1.233
-
65 1.803
(25)
(54) -
-
-
(6.226)
247.524
(29.686)
349.889 845.433 167.969 115.685
(453) (1.523) (91) (53)
22.177 40.007 14.379 11.125
(156) (23.263) (973) (1.966)
-
-
-
(26.358)
-
64 905
Jumlah
1.479.945
Nilai Buku
1.804.730
-
(16)
169
(2.136)
87.857
2.293 29.466 28.082 (1.454) 2.654
524.456 948.341 1.349.482 268.104 199.557
(27.021) (29.558) (1.978)
93.648 113.340 -
(676)
65 1.102
-
3.284.675
30 Juni 2010 Rp '000.000
1.808
3.498.095
409
371.457 860.654 181.284 125.200
(409)
64 649 1.539.308 1.958.787
- 48 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 12. Aset Tetap (Lanjutan) 1 Januari 2009 Rp '000,000 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan Aset sewaan Mesin dan perlengkapan Kendaraan
Selisih kurs penjabaran Rp '000,000
Disajikan kembali - Catatan 4 Perubahan selama periode 2009 (Tidak Diaudit) Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
502.667 802.263 1.155.493 209.223 152.802
(320) (3.952) (358) (4.491) (194)
5.446 7.702 9.628 22.312 13.549
(2.500) (5.448) (15.411) (2.661) (2.632)
(1.608) 48.815 86.531 536 3.434
503.685 849.380 1.235.883 224.919 166.959
96.620 127.153 1.591
(1.311) (194) -
41.664 49.130 798
(301) (1.110)
(49.949) (87.939) (2.389)
86.723 87.040
74 2.706
(5) (64)
3.050.592
-
-
-
(10.889)
150.229
(30.063)
316.409 799.140 147.970 103.027
(842) (3.237) (659) (92)
20.422 31.478 11.122 8.723
(3.119) (12.993) (2.414) (2.526)
-
73 823
(5) (26)
-
-
Jumlah
1.367.442
(4.861)
(21.052)
-
Nilai Buku
1.683.150
Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aset sewaan Mesin dan perlengkapan Kendaraan
30 Juni 2009 Rp '000.000
169 71.914
-
-
(1.046)
69 1.596
(3.615)
3.156.254
100 -
(100)
332.870 814.388 156.119 109.132 68 866 1.413.443 1.742.811
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2010 Rp '000.000 Pemilikan langsung Beban pokok penjualan Beban usaha (Catatan 29) Aset sewaan Beban usaha (Catatan 29) Jumlah
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
67.413 20.275
54.908 16.837
169
169
87.857
71.914
Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan dan prasarana serta mesin dan perlengkapan yang sedang dibangun oleh Perusahaan dan anak perusahaan, yang diperkirakan akan selesai tahun 2011. Pada tanggal 30 Juni 2010, tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 5% - 95%.
- 49 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 12. Aset Tetap (Lanjutan) Pengurangan aset tetap merupakan penjualan dan penghapusan aset tetap per 30 Juni 2010 dan 2009. Nilai buku aset tetap yang dihapus per 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp 833 juta yang dicatat sebagai beban lain-lain. Sedangkan penghapusan aset tetap per 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp 7.755 juta termasuk penghapusan aset tetap milik anak perusahaan yang dijual di tahun 2009 dengan nilai buku Rp 7.517 juta. Adapun perincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000 Harga jual Nilai buku Keuntungan penjualan
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
6.682 (5.024)
3.087 (1.256)
1.658
1.831
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Lampung, Surabaya, Sidoarjo, Cirebon, Karo (Sumatera Utara), Tanah Laut (Kalimantan Selatan), Banyuwangi, Singaraja, Probolinggo, Situbondo, Semarang, Malang, Purwakarta, Subang, Pasuruan, Mojokerto, Tabanan (Bali), Maros (Ujung Pandang), Kampar (Riau), Palembang, Manado, Samarinda dan Kalimantan dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun sampai 35 (tiga puluh lima) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2011 dan 2040. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. 3,69% dari tanah yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masih atas nama pihak ketiga. Aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan senilai Rp 758.209 juta, Rupee 691 juta dan USD 380 juta pada tanggal 30 Juni 2010 dan Rp 297.932 juta pada tanggal 30 Juni 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang, hutang sewa pembiayaan dan hutang yang direstrukturisasi (Catatan 13, 18, 19 dan 21). Seluruh aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Raksa Pratikara, Incombank - Asia Insurance Co. Ltd., American Home Assurance Co., AXA Insurance Singapore Pte., Ltd, dan United India Insurance Co. Ltd., pihak-pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.599 juta dan US$ 8.826.550 pada tanggal 30 Juni 2010 dan Rp 2.313 juta dan US$ 8.556.521 pada tanggal 30 Juni 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
- 50 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 12. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan yang diklasifikasikan sebagai aset yang tidak digunakan yaitu:
2010 Rp '000.000 Biaya perolehan Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Jumlah Dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Nilai buku
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
5.057 37.022 1.523 112 43.714
5.207 25.795 147 110 31.259
(40.062)
(26.332)
3.652
4.927
Pada tahun 2010, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memutuskan untuk melakukan penyisihan penurunan nilai atas aset tetap yang tidak digunakan sejumlah Rp 1,125 milyar yang dicatat pada akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.
13. Hutang Bank Jangka Pendek
2010 Rp '000.000 Rupiah PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Persyarikatan Indonesia)
329.965 294.772 100.000 39.578 39.406 -
- 51 -
2009 (Tidak Diaudit) Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
179.338 383.617 100.000 39.606 49.504 18.500
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan)
2010 Rp '000.000
Mata uang asing Dolar Amerika Serikat (Catatan 36) PT Bank Rabobank International Indonesia (US$ 14.307.267 tahun 2010) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (US$ 1.200.000 per 30 Juni 2010 dan 2009) PT ANZ Panin Bank (US$ 3.482.876 per 30 Juni 2009) Rupee, India The ICICI Bank, Ltd., India (RS 127.672.963 per 30 Juni 2010 dan Rs 168.907.707 per 30 Juni 2009) The Axis Bank Ltd., India (RS 60.168.502 per 30 Juni 2010 dan Rs 70.363.833 per 30 Juni 2009) Jumlah Tingkat bunga per tahun Rupiah Dolar Amerika Serikat Rupee
129.953 10.900 -
2009 (Tidak Diaudit) Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
12.270 35.613
24.885
36.080
11.728
15.030
981.187
869.558
9,25% - 13,50% 7% - 10,15% 12% - 13%
11,50% - 15,50% 6,50% - 8,00% 10,00% - 14,25%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Pada bulan Juni 2010, MAG, anak perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Fixed Loan dan Revolving Loan dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 100 milyar dan Rp 50 milyar dengan jangka waktu satu tahun. Kedua fasilitas tersebut digunakan untuk pembiayaan modal kerja MAG melalui take over fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Syariah Bukopin serta dikenakan bunga masingmasing sebesar 11% dan 11,5% per tahun. Pada bulan Mei 2009, PT Austasia Stockfeed (ASF), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri, maksimum Rp 11 milyar, yang dijamin dengan mesin, tanah dan bangunan (Catatan 12) dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2010. Pada bulan Mei 2009, ASF memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri, maksimum Rp 99 milyar, yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pada bulan September 2009, kredit maksimum meningkat menjadi sebesar Rp 122,5 milyar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Mei 2011.
- 52 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) (Lanjutan) Pada bulan Juli 2004, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum sebesar Rp 70 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan dan di kenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pada tahun 2009, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 111 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 15 Juli 2011. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Pada bulan Mei 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman kredit modal kerja dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 110 milyar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 14% sampai dengan 15% per tahun dan jatuh tempo pada bulan Mei 2009. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, tanah, bangunan, mesin, utilitas, dan peralatan milik Perusahaan, serta tanah, bangunan, mesin, peralatan, kandang dan tanaman milik PT Wabin Jayatama, anak perusahaan (Catatan 8 dan 12). Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 7 Mei 2011. Pada bulan Juni 2007, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan yang diakuisisi pada tahun 2008, memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 108 milyar dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Pada tahun 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 198 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 September 2010. Pada bulan Juni 2007, SA memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 30 milyar dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Pada tahun 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 44 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 September 2010. Pada bulan Juni 2007, SA memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum USD 1.263 ribu dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 7%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 September 2010. Pada bulan Juli 2003, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 15 milyar, dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 13,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Kredit maksimum meningkat beberapa kali, yang terakhir meningkat menjadi Rp 90 milyar pada tahun 2009. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 2 Agustus 2011. PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) Pada tanggal 9 Juli 2008, PT Multiphala Agrinusa (MAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman berupa Club Deal Facility dari Bank Bukopin dan PT Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Persyarikatan Indonesia) dengan jumlah Rp 60 milyar untuk modal kerja pabrik pakan ternak di Sragen. Fasilitas pinjaman dari Bank Bukopin dengan jumlah Rp 40 milyar dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Juli 2010 dan dikenakan bunga sebesar 14% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Juli 2010.
- 53 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) (Lanjutan) Pada tanggal 7 April 2008, MAG memperoleh pinjaman dari Bank Bukopin dengan jumlah Rp 60 milyar untuk modal kerja pabrik pakan ternak di Padang dan Bati-bati dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Juli 2010 dan dikenakan bunga sebesar 14% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Juli 2010. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) Pada tanggal 11 Desember 2008, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan jumlah maksimum Rp 50 milyar yang jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2009. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,25% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 7). Fasilitas ini diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Desember 2010. PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 26 November 2008, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 40 milyar dan dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 7). Fasilitas ini diperpanjang sampai dengan tanggal 27 November 2010. Pada tanggal 11 September 2009, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 35 milyar dan dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 7). Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 27 November 2010. PT Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Persyarikatan Indonesia) Pinjaman ini merupakan bagian dari Club Deal Facility antara PT Multiphala Agrinusa (MAG), anak perusahaan, dengan Bank Syariah Bukopin dan Bank Bukopin sebesar Rp 60 milyar pada tanggal 9 Juli 2008. Pinjaman dari Bank Syariah Bukopin dengan jumlah Rp 20 milyar dan berjangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada bulan Juni 2010. PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Pada tanggal 5 Juni 2008, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari Bank Mega berupa fasilitas Demand Loan dengan jumlah maksimum Rp 15 milyar dan Pinjaman Rekening Koran dengan jumlah maksimum Rp 5 milyar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 5 Juni 2009 dan dikenakan bunga sebesar 16% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang dan persediaan milik SGF, tanah dan bangunan SHGB No. 3/ Semambung milik Perusahaan, mesin-mesin dan peralatan milik Perusahaan di Way Lunik, Lampung, dan garansi perusahaan dari Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 7 April 2010.
- 54 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) Pada bulan Desember 2007, PT Austasia Stockfeed (ASF), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman tetap dari Bank CIMB Niaga, maksimum Rp 3,9 milyar yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2009. Pada bulan Desember 2007, ASF memperoleh fasilitas pinjaman tetap II dari Bank CIMB Niaga, maksimum Rp 9 milyar yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2009. Pada bulan Desember 2007, ASF memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus impor dari Bank CIMB Niaga, maksimum Rp 28 milyar yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan. Pada bulan Mei 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 48 milyar. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2009. Pada bulan Desember 2007, ASF memperoleh fasilitas pinjaman transaksi khusus impor dari Bank CIMB Niaga, maksimum Rp 2,3 milyar yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2009. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Pada tanggal 26 Nopember 2008, PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari BCA berupa fasilitas Kredit Lokal dan Time Loan Revolving dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 5 milyar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 13,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan SHGB No. 1/Tugurejo, Semarang serta mesin-mesin dan peralatan milik KCW. Pada bulan Februari 2009, KCW telah dijual kepada pihak ketiga sehingga hutang ini tidak memiliki saldo pada tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 1d). The ICICI Bank, Ltd., India (ICICI) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman rekening koran dari ICICI dengan maksimum pinjaman Rs 206 juta (ekuivalen Rp 40,15 milyar). Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang masing-masing sebesar 13% tahun 2010 dan 10% - 14,25% tahun 2009 dan dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2011. The Axis Bank Ltd., India (Axis) (d/h The UTI Bank, Ltd., India (UTI)) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman rekening koran dari Axis dengan maksimum pinjaman Rs 168,15 juta (ekuivalen Rp 32,77 milyar). Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang masing-masing sebesar 12% - 12,25% tahun 2010 dan 10% - 14,25% tahun 2009 dan dijamin dengan persediaan dan aset tetap (Catatan 8 dan 12). Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2011.
- 55 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) Pada tanggal 16 Mei 2010 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Rabobank berupa fasilitas Letter of credit, Trust Receipt (TR) dan Post Import Financing (PIF) untuk pembelian bahan baku dari luar negeri dan dalam negeri dengan masing-masing jumlah maksimum US$ 25.000.000 dengan jangka waktu 90 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 3,50%. Fasilitas ini berlaku sampai dengan 31 Maret 2011. PT ANZ Panin Bank (ANZ) Berdasarkan perjanjian pada tanggal 5 Maret 2008 dan adendum Loan Agreement No. 098988/AMN-1/08 tanggal 6 Mei 2008, Perusahaan, PT Multiphala Agrinusa (MAG), PT Indojaya Agrinusa (IAG), PT Suri Tani Pemuka (STP), PT Ciomas Adisatwa (CA) dan PT Japfa Santori Indonesia (JSI), anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari ANZ berupa fasilitas Trust Receipt untuk pembelian bahan baku dari luar negeri dengan masing-masing jumlah maksimum US$ 20.000.000 dengan jangka waktu 45 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 3%. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal Januari 2010. Beban bunga atas pinjaman-pinjaman di atas sebesar Rp 51,74 milyar per 30 Juni 2010 dan Rp 54,57 milyar pada 30 Juni 2009 (Catatan 30). 14. Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga Akun ini merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu, rincian hutang usaha adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000 a. Berdasarkan pemasok Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah b. Berdasarkan umur Kurang dari atau sama dengan 1 bulan Lebih dari 1 bulan tapi kurang dari 3 bulan Lebih dari 3 bulan tapi kurang dari 6 bulan Lebih dari 6 bulan Jumlah
- 56 -
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
322.957 334.384
378.142 123.133
657.341
501.275
528.302 61.475 59.212 8.352
317.043 101.214 74.763 8.255
657.341
501.275
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 14. Hutang usaha kepada pihak ketiga (Lanjutan)
2010 Rp '000.000 c. Berdasarkan mata uang Rupiah Mata uang asing Dolar Amerika Serikat (Catatan 36) Rupee India Dolar Singapura Euro
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
322.956
378.142
61.187 52.593 220.483 122
Jumlah
55.168 65.799 2.166
657.341
501.275
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 14 sampai 120 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan Perusahaan dan anak perusahaan atas akun ini.
15. Hutang Lain-lain Kepada Pihak Ketiga
2010 Rp '000.000 Barang teknik dan suku cadang Dividen Pengiriman Proyek Pembelian aset tetap Promosi PT Sinar Mitra Sepadan Finance Lain-lain
11.248 10.359 7.922 876 562 11.078
Jumlah
42.045
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000 10.271 12.156 28.702 30.000 81.129
Berdasarkan Surat Perjanjian Fasilitas Pinjaman No. 80/LGL/SMSF/IX/2008 tanggal 10 September 2008 dan No. 88/LGL/SMSF/IX/2008 tanggal 15 September 2008, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Sinar Mitra Sepadan Finance, pihak ketiga, sebesar Rp 15.000 juta yang dijamin dengan piutang usaha IAG dari pihak ketiga sebesar Rp 19.829 juta (Catatan 7). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15,75% per tahun. Pada bulan Desember 2009, pinjaman ini telah dilunasi.
- 57 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 16. Hutang Pajak Akun ini terdiri atas:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Pajak Penghasilan badan (Catatan 32) Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai - bersih Pajak penghasilan final Pajak penghasilan badan anak perusahaan di luar negeri
26.988
54.596
3.461 1.031 4.981 751 899 288
3.114 559 723 1.210 6.170 106
977
2.878
Jumlah
39.376
69.356
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terhutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013.
17. Biaya Masih Harus Dibayar
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Pemasaran Gaji dan tunjangan karyawan Umum Bunga Pemeliharaan Telepon dan listrik Jasa konsultan Pengangkutan Produksi Impor Sewa Lain-lain
103.798 43.229 29.210 18.738 7.684 4.120 3.114 2.453 2.346 1.008 77 6.935
134.270 38.956 34.899 18.357 4.234 3.607 554 4.604 5.318 25 14.221
Jumlah
222.712
259.045
- 58 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 18. Pinjaman Jangka Panjang
2010 Rp '000.000 Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT BNI Multi Finance PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mega Tbk Mata uang asing Rupee, India The Axis Bank Ltd., India (d/h The UTI Bank, Ltd. India) (Rs 107.771.000 tahun 2010 dan Rs 54.407.000 tahun 2009) The ICICI Bank Ltd., India (Rs 62.807.807 tahun 2010 dan Rs 104.401.916 tahun 2009) Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
73.717 18.639 7.500 7.176 1.004 -
Pinjaman Jangka Panjang - Bersih Tingkat bunga per tahun Rupiah Rupee
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
17.777 8.204 8.239 1.392 22.769
21.006
11.622
12.242 141.284
22.301 92.304
25.506
26.911
115.778
65.393
11,25% - 14% 11% - 12%
14% - 15% 11% - 12%
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Pada tanggal 11 Maret 2010, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 66,32 milyar terutama untuk pembelian induk sapi. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 3 tahun dan dikenakan tingkat bunga sebesar 5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan aset tetap tertentu milik SA (Catatan 12). Pada bulan Februari 2009, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman kredit investasi dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 23 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 12) milik IAG. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Agustus 2011. Pada tahun 2007, pinjaman modal kerja IAG dari BRI dengan maksimum Rp 10 milyar dan jatuh tempo sampai dengan 19 Juli 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 12) milik IAG. Pinjaman ini telah telah dilunasi seluruhnya pada Juli 2009.
- 59 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 18. Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Lanjutan) Pada bulan Agustus 2005, IAG memperoleh pinjaman kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 20 milyar yang digunakan untuk mendirikan pabrik pakan ikan dan udang. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah maksimum pinjaman adalah sebesar Rp 7 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan mesin-mesin (Catatan 7, 8 dan 12), dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 Agustus 2011. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Pada tanggal 14 April 2010, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman Installment Loan dari BCA dengan jumlah maksimum Rp 20 milyar untuk Modal Kerja. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 tahun, yaitu sampai dengan tanggal 14 April 2013, dan dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, mesin-mesin, SHGB No. 445/W.LK Desa Way Lunik, Bandar Lampung dan SHGB No. 3/Semambung, Sidoarjo atas nama Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Pada tanggal 16 Juli 2004, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum Rp 20 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dan dikenakan bunga sebesar 14% per bulan. Pinjaman dijamin dengan mesin yang telah dibeli (Catatan 12) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Pinjaman telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2009. Pada tanggal 23 September 2009, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum Rp 9 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dan dikenakan bunga sebesar 12% per bulan. Pinjaman dijamin dengan mesin yang telah dibeli (Catatan 12) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2014. PT BNI Multi Finance (BNIMF) Pada bulan September 1997, PT Septatrada Hardaguna (STH), anak perusahaan, memperoleh pinjaman jangka panjang dari BNIMF, maksimum sebesar Rp 11,2 milyar. Pokok pinjaman diangsur dua kali setahun sampai dengan Februari 2012. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, mesin-mesin, tanah dan bangunan (Catatan 8 dan 12) yang berlokasi di Gunung Putri - Bogor dan Malang, serta jaminan perusahaan dari PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan. Pada tanggal 10 April 2007, pinjaman ini diambil alih oleh SGF (pemegang saham mayoritas STH), dan dilakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjamannya. Pokok pinjaman sebesar Rp 10,6 milyar akan dicicil selama 96 bulan dengan pembayaran setiap 3 bulan. Bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 3,8 milyar, yang dicatat pada akun ”Biaya masih harus dibayar” (Catatan 17) akan dihapuskan apabila SGF dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya. Namun demikian, jika SGF tidak dapat membayar sesuai dengan jadwal, maka bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 3,8 milyar tetap wajib dibayar.
- 60 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 18. Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) PT BNI Multi Finance (BNIMF) (Lanjutan)
Dengan mempertimbangkan kemungkinan jika SGF tidak dapat melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal sebagaimana dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, maka keringanan atas penghapusan hutang diatas sebesar Rp 3,8 milyar tidak dapat diakui sebagai keuntungan restrukturisasi pada saat ini. PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 2 Juli 2007, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 2 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dengan jaminan mesin yang telah dibeli (Catatan 12) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Pada bulan Juni 2008, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, memperoleh pinjaman kredit investasi dari Bank Mega dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30 milyar yang terdiri dari fasilitas Term Loan I dan Term Loan II. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 16% per tahun dan akan jatuh tempo pada bulan Juni 2014. Pinjaman ini dijamin dengan piutang dan persediaan milik SGF, tanah dan bangunan SHGB No. 3/Semambung milik Perusahaan, mesin-mesin dan peralatan Perusahaan di Way Lunik, Lampung, tanah dan bangunan SHGB No. 445/Way Lunik milik Perusahaan, dan garansi perusahaan dari Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 7 April 2010. The Axis Bank Ltd., India (Axis) (d/h The UTI Bank, Ltd., India (UTI)) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari UTI yang dijamin dengan persediaan dan aset tetap (Catatan 7 dan 12), maksimum Rs 116,77 juta (ekuivalen Rp 22,76 milyar), yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2015. The ICICI Bank, Ltd., India (ICICI) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari ICICI yang dijamin dengan aset tetap (Catatan 12), maksimum Rs 62,81 juta (ekuivalen Rp 12,24 milyar), yang akan jatuh tempo pada bulan Januari 2012. Beban bunga dari pinjaman-pinjaman di atas sebesar Rp 4,9 milyar tahun 2010 dan Rp 5,5 milyar tahun 2009 (Catatan 30). Sehubungan dengan pinjaman-pinjaman tersebut di atas dan hutang bank jangka pendek (Catatan 13), Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain mempertahankan rasio keuangan dan memenuhi batasan-batasan tertentu yang berhubungan dengan terjadinya hutang, penjualan aset tetap, investasi, reorganisasi dan hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian.
- 61 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 19. Hutang Sewa Pembiayaan
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembali Catatan 4) Rp '000.000
a. Berdasarkan jatuh tempo: Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun 2009 2010 2011 2012 2013
-
Jumlah pembayaran minimum sewa pembiayaan Bunga Nilai tunai pembayaran minimum sewa pembiayaan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang sewa pembiayaan jangka panjang - Bersih
100 153 86 92
211 197 93 93 101
431 (62)
695 (87)
369
608
176
291
193
317
255 114
356 212 40
369
608
b. Berdasarkan lessor: United Overseas Bank, Singapura PT Tiga Berlian Auto Finance PT Sinar Mitra Sepadan
-
Jumlah
Hutang sewa pembiayaan merupakan transaksi pembelian kendaraan oleh Perusahaan, Japfa Comfeed International Pte, Ltd. dan MBAI, anak perusahaan, yang berjangka waktu 3 sampai 7 tahun dengan tingkat bunga efektif sebesar 2,2% sampai dengan 16% pada tahun 2010 dan 2009 yang dijamin dengan aset sewaan tersebut (Catatan 12). Beban bunga sebesar Rp 11 juta dan Rp 19 juta masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 (Catatan 30).
- 62 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 20. Hutang Obligasi Perincian hutang obligasi adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000
Nilai nominal Biaya penerbitan obligasi
500.000 (2.998)
500.000 (4.508)
Jumlah
497.002
495.492
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Japfa I Tahun 2007 dalam mata uang Rupiah dengan jumlah sebesar Rp 500 milyar, dan dijamin dengan persediaan barang jadi dan bahan baku Perusahaan (Catatan 8). Jangka waktu obligasi ini adalah 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2012. Tingkat suku bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dibayar triwulanan. Seluruh obligasi dijual pada nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan PT Bank Mega Tbk sebagai wali amanat. Dana obligasi ini digunakan untuk mendirikan pabrik pakan ternak dan unit pengeringan jagung (corn dryer), melunasi hutang bank dan untuk modal kerja. Perusahaan memiliki opsi untuk melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi (tanggal penerbitan). Pada tahun 2010 dan 2009, amortisasi biaya penerbitan obligasi adalah masing-masing sebesar Rp 755 juta. Perusahaan tidak diwajibkan untuk membentuk dana pelunasan obligasi (bond sinking fund), tetapi Perusahaan diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu. Berdasarkan peringkat yang dibuat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tanggal 11 Juni 2010, peringkat obligasi Perusahaan adalah “idA-” (stable outlook). Pada tahun 2010 dan 2009, beban bunga dari hutang obligasi di atas masing-masing sebesar Rp 31.698 juta (Catatan 30).
21. Hutang yang Direstrukturisasi Akun ini merupakan hutang Perusahaan, MBAI dan STP yang telah direstrukturisasi pada tahun 2002. Restrukturisasi dilakukan dengan cara pembelian kembali pinjaman, konversi hutang menjadi modal dan modifikasi persyaratan hutang. Hutang ini dikoordinasi oleh BNP Paribas, Singapura.
- 63 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 21. Hutang yang Direstrukturisasi (Lanjutan) Berikut adalah rincian hutang yang telah direstrukturisasi: Perusahaan Rp '000.000 BNP Paribas, Singapura Pokok Tranche A, US$ 25.375.000 Tranche B, US$ 84.210.437,67 Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang Yang Direstrukturisasi Jangka Panjang
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang Yang Direstrukturisasi Jangka Panjang
Jumlah Rp '000.000
144.193 499.565
72.665 183.570
13.625 81.747
230.483 764.882
643.758
256.235
95.372
995.365
95.372
47.685
9.083
152.140
548.386
208.550
86.289
843.225
Perusahaan Rp '000.000 BNP Paribas, Singapura Pokok Tranche A, US$ 40.625.000 Tranche B, US$ 84.210.437,67 Hasil atas pinjaman restrukturisasi yang ditangguhkan
30 Juni 2010 MBAI STP Rp '000.000 Rp '000.000
30 Juni 2009 (Tidak Diaudit) MBAI STP Rp '000.000 Rp '000.000
262.016 562.375
127.813 206.652
-
-
824.391
Jumlah Rp '000.000
25.561 92.025
415.390 861.052
5.625
5.625
334.465
123.211
1.282.067
99.694
46.013
10.224
155.931
724.697
288.452
112.987
1.126.136
Hutang yang direstrukturisasi ini terbagi menjadi Tranche A dan B, yang dikenakan bunga dengan ketentuan sebagai berikut: • •
LIBOR + 1% per tahun selama 36 bulan pertama terhitung sejak 1 Juli 2002. Setelah 36 bulan pertama, Perusahaan, MBAI dan STP mempunyai opsi untuk memilih tingkat bunga: - Bunga mengambang, yaitu LIBOR dengan margin 1% per tahun untuk 6 bulan berikutnya, 1,5% per tahun untuk 36 bulan berikutnya dan 2% per tahun untuk 36 bulan berikutnya. - Suku bunga tetap 5,5% per tahun dengan kenaikan sebesar 0,5% setiap 12 bulan, maksimum 8,5% per tahun.
Pada 1 Juli 2005, Perusahaan, MBAI dan STP memutuskan menggunakan tingkat bunga mengambang. Tingkat bunga pinjaman pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing berkisar antara 2,31% - 3,50% dan 2,31% - 3,50%. Hasil atas pinjaman restrukturisasi yang ditangguhkan merupakan selisih antara nilai tercatat hutang setelah restrukturisasi (dengan cara modifikasi persyaratan hutang) dengan pembayaran kas masa depan.
- 64 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 21. Hutang yang Direstrukturisasi (Lanjutan) Perusahaan Hutang lain-lain, hutang bunga, wesel bayar, hutang bank dan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 146.835.392 direstrukturisasi menjadi pinjaman baru sebesar US$ 115.000.000, yang terbagi atas: a. Tranche A, sebesar US$ 60.000.000, yang akan dilunasi dalam 37 kali angsuran setiap 3 bulan, sejak tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 31 Desember 2011 dengan jadual angsuran untuk sisa hutang adalah sebagai berikut: 2010 US$
2009 US$
Jatuh tempo 2009 2010 2011
5.125.000 10.750.000
4.625.000 10.250.000 10.750.000
Jumlah
15.875.000
25.625.000
b. Tranche B, sebesar US$ 55.000.000, yang akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan Hak Tanggungan atas tanah-tanah penting yang material berikut pabrik dan peralatan dan properti investasi (Catatan 11 dan 12) milik Perusahaan. Jaminan atas kekayaan material Perusahaan termasuk atas saham-saham anak perusahaan. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan membayar angsuran pokok untuk Tranche A masingmasing sebesar US$ 5.125.000 dan US$ 4.625.000. Pembayaran bunga pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 8,7 milyar dan Rp 16,1 milyar. MBAI Pinjaman sindikasi bank dan wesel bayar sebesar US$ 60.000.000 direstrukturisasi menjadi US$ 48.000.000. Hutang tersebut terbagi atas: a. Tranche A sebesar US$ 24.000.000 dengan jangka waktu 9,5 tahun, dimana pembayaran kembali pokok hutang dilakukan dalam 37 kali angsuran setiap 3 bulan dimulai sejak 31 Desember 2002 dengan jadual angsuran untuk sisa hutang adalah sebagai berikut: 2010 US$
2009 US$
Jatuh tempo 2009 2010 2011
2.500.000 5.500.000
2.000.000 5.000.000 5.500.000
Jumlah
8.000.000
12.500.000
b. Pinjaman berjangka Tranche B sebesar US$ 24.000.000 akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011.
- 65 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 21. Hutang yang Direstrukturisasi (Lanjutan) MBAI (Lanjutan) Pada tahun 2003, MBAI melakukan pembelian sebagian hutang (buyback) atas pinjaman Tranche B sebesar US$ 3.789.562,33, sehingga sisa pinjaman Tranche B menjadi sebesar US$ 20.210.437,67. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah dan bangunan milik MBAI dan anak perusahaan (Catatan 12), gadai saham atas saham MBAI pada anak perusahaan, garansi perusahaan dari Perusahaan dan fiducia atas klaim asuransi dari MBAI dan anak perusahaan. Pada tahun 2010 dan 2009, MBAI telah membayar angsuran untuk Tranche A masing-masing sebesar US$ 2,5 juta dan US$ 2 juta. Pembayaran bunga pada tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 3,5 milyar dan Rp 7,02 milyar. STP Hutang kepada PT Gani Asset Manajemen dan wesel bayar sebesar US$ 20.000.000 direstrukturisasi menjadi sebesar US$ 18.000.000 yang terbagi atas: a. Pinjaman berjangka Tranche A sebesar US$ 9.000.000 dengan jangka waktu 9 tahun dimana, pembayaran kembali pokok hutang dilakukan dalam 36 angsuran setiap 3 bulan sebesar US$ 1.000.000 dimulai sejak 31 Maret 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, saldo sisa hutang Tranche A masing-masing sebesar US$ 1.500.000 dan US$ 2.000.000. b. Pinjaman berjangka Tranche B sebesar US$ 9.000.000 akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah dan bangunan (Catatan 12) milik STP dan anak perusahaan (KW, ALM dan BL), gadai saham atas saham STP pada anak perusahaan, garansi perusahaan dari Perusahaan dan fiducia atas klaim asuransi dari STP dan anak perusahaan. Jumlah pembayaran kas masa depan, mencakup jumlah bunga dan jumlah pokok hutang periode masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya, lebih besar daripada nilai tercatatnya, sehingga tidak ada keuntungan restrukturisasi yang diakui. Perbedaan antara nilai tercatat pokok hutang dan bunganya dengan jumlah pembayaran kas masa depan tersebut sebesar Rp 31,3 milyar dicatat dalam akun “Hasil Atas Pinjaman Restrukturisasi Yang Ditangguhkan” (HAPRD). Akun ini akan diamortisasi saat pengakuan beban bunga dilakukan, dengan tingkat bunga efektif konstan adalah 0,245% per tahun. Pada tahun 2009, amortisasi hasil atas pinjaman restrukturisasi yang ditangguhkan masing-masing sebesar Rp 4 milyar. Pada tahun 2010, sehubungan dengan penerapan PSAK 50 dan 55 (Catatan 2b), maka saldo HAPRD dicatat sebagai saldo laba awal tahun 2010. Pada tahun 2010 dan 2009, STP telah membayar angsuran pokok untuk Tranche A adalah masing-masing sebesar US$ 500.000. Pada tahun 2010 dan 2009, beban bunga hutang yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 1,3 milyar dan Rp 2,4 milyar dimana sebesar Rp 2,2 milyar di tahun 2009 dicatat sebagai pengurang hasil restrukturisasi yang ditangguhkan.
- 66 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 22. Goodwill Negatif – Bersih Akun ini merupakan selisih antara biaya akuisisi anak perusahaan dengan aset bersih yang diperoleh dengan rincian sebagai berikut: 2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000
2010 Rp '000.000 Goodwill Goodwill negatif Akumulasi amortisasi
6.051 (84.566) 7.098
6.051 (84.566) 4.068
Goodwill negatif - bersih
(71.417)
(74.447)
Jumlah amortisasi yang dibebankan pada laba rugi konsolidasi tahun 2010 dan 2009 masingmasing berjumlah Rp 1.319 juta dan Rp 1.628 juta. Pada tahun 2008, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan akuisisi PT Santosa Agrindo (SA), PT Austasia Stockfeed (ASF) dan PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) (Catatan 1d). Pada tanggal akuisisi, terdapat perbedaan antara aset bersih yang diakusisi dan biaya perolehan akusisi sebesar Rp 84.566 juta yang dicatat sebagai goodwill negatif.
23. Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 Juni 2010:
Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha kepada pihak ketiga - bersih Piutang lain-lain Jumlah Aset Keuangan Lancar Aset Keuangan Tidak Lancar Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Jumlah Aset Keuangan
- 67 -
Nilai Tercatat Rp '000.000
Estimasi Nilai Wajar Rp '000.000
506.671 25.530 721.612 45.992 1.299.805
506.671 25.530 760.491 45.992 1.338.684
7.744
7.744
1.307.549
1.346.428
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 23. Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Nilai Tercatat Rp '000.000
Estimasi Nilai Wajar Rp '000.000
Kewajiban Keuangan Lancar Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Jumlah Kewajiban Keuangan Lancar
981.187 657.341 42.045 222.712
981.187 657.341 42.045 222.712
24.113 1.295 176 152.140 2.081.009
25.506 1.295 176 152.140 2.082.402
Kewajiban Keuangan Tidak Lancar Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi Instrumen keuangan derivatif Jumlah Kewajiban Keuangan Tidak Lancar
123.753 1.461 193 843.225 497.002 15.645 1.481.279
115.778 1.461 193 843.225 497.002 15.645 1.473.304
Jumlah Kewajiban Keuangan
3.562.288
3.555.706
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan: Aset dan kewajiban keuangan lancar Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Aset dan kewajiban keuangan tidak lancar (1) Instrumen keuangan dengan kuotasi harga di pasar aktif Terdiri dari investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi, saham dan unit reksa dana serta investasi jangka panjang lain dalam bentuk obligasi dan saham, serta obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan. Nilai wajarnya ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar terakhir yang dipublikasikan pada tanggal 30 Juni 2010. Investasi jangka panjang lain dalam bentuk saham dengan persentase kepemilikan dibawah 20% yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukan dengan andal dicatat pada biaya perolehan. (2) Kewajiban keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variabel Terdiri dari hutang bank jangka panjang dan kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
- 68 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 23. Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Aset dan kewajiban keuangan tidak lancar (Lanjutan) (3) Aset dan kewajiban keuangan jangka panjang lainnya Terdiri dari piutang dari dan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan aset tidak lancar lainnya. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan (untuk kewajiban keuangan) menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa.
24. Hak Minoritas
2010 Rp '000.000 a. Hak minoritas atas aset bersih anak perusahaan PT Indojaya Agrinusa PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Japfa Comfeed India Ltd. PT Japfa Santori Indonesia PT Indonesia Pelleting PT Bintang Terang Gemilang PT Artha Lautan Mulya Jumlah
140.129 134.266 31.672 6.218 112 312.397
b. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih anak perusahaan PT Indojaya Agrinusa PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Japfa Comfeed India Ltd. PT Artha Lautan Mulya Jumlah
- 69 -
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
99.487 88.331 18.133 6.218 112 5 (135) 212.151
23.013 16.738 4.873 -
13.000 23.783 5.105 (142)
44.624
41.746
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 25. Modal Saham Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 sesuai dengan registrasi dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan Biro Administrasi Efek Perusahaan, adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Malvolia Pte Ltd Saham Seri A Saham Seri B Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Jumlah
30 Juni 2010 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Modal Disetor Rp '000.000
634.274.898 574.026.624 863.431.138
30,62 27,71 41,67
634.275 114.805 856.798
2.071.732.660
100,00
1.605.878
30 Juni 2009 (Tidak Diaudit) Persentase Jumlah Modal Jumlah Saham Kepemilikan Disetor % Rp '000.000
Nama Pemegang Saham
Pacific Focus Enterprises, Ltd., British Virgin Island Rangi Management Ltd. (RM), British Virgin Island BNP Paribas Private Bank, Singapura UOB Kay Hian Private, Ltd., Singapura PT Bank Danamon Indonesia, Tbk atas nama Kreditur Perusahaan Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Jumlah
447.078.791 172.301.960 102.026.057 77.544.677
30,02 11,57 6,85 5,21
447.079 172.302 102.026 77.545
76.665.362 613.797.813
5,15 41,20
76.665 613.797
1.489.414.660
100,00
1.489.414
Kreditur melakukan lock-up saham Perusahaan hasil konversi sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 sebesar 20% dari seluruh modal yang ditempatkan setelah restrukturisasi hutang dilakukan. Saham tersebut akan diserahkan kepada Rangi Management Ltd. (RM), perusahaan yang dimiliki oleh manajemen Perusahaan dan berkedudukan di British Virgin Islands. Adapun ketentuan penyerahannya adalah sebagai berikut: 1.
Sebesar 5% pada saat tanggal efektif perjanjian restrukturisasi.
2.
Sebesar 15% disimpan oleh escrow agent, yaitu JP Morgan Chase Bank, cabang Jakarta (telah dialihkan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk) atas nama para kreditur Perusahaan yang akan diserahkan dengan ketentuan: –
Apabila Perusahaan, MBAI dan STP tidak wan prestasi, maka saham lock-up akan diserahkan sebesar 1% per tahun selama jangka waktu restrukturisasi sampai dengan maksimal 10%. Setiap penyerahan 1% kepada RM, disertai dengan penyerahan kembali sebesar 0,5% kepada kreditur sampai dengan maksimal 5%.
–
Apabila Perusahaan, MBAI dan STP wan prestasi, maka hak RM untuk menerima saham lock-up yang tersisa akan dihapuskan dan sisa saham lock-up tersebut akan dikembalikan kepada kreditur.
Pada bulan Juli 2009, Pacific Focus Enterprises Ltd dan Rangi Management Ltd menjual saham Perusahaan kepada Malvolia Pte Ltd.
- 70 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 25. Modal Saham (Lanjutan) Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) ke dalam Perusahaan pada tanggal 1 Desember 2009, setiap pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham seri B yang diterbitkan dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian JCI menerbitkan saham Seri B sebanyak 582.318.000 lembar. 26. Agio Saham Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan: Rp '000.000 Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tahun 1989 Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 4.000.000 saham Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Bersih
28.800 (4.000) 24.800
Penawaran umum terbatas kepada pemegang saham tahun 1990 Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 24.000.000 saham Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Bersih
84.000 (24.000) 60.000
Saldo agio saham per 31 Desember 1990 Pembagian saham bonus tahun 1991 sebanyak 80.000.000 saham Bersih
84.800 (80.000) 4.800
Konversi atas obligasi konversi menjadi saham tahun 1991 Jumlah obligasi yang dikonversi Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Bersih
66.565 (28.941) 37.624
Saldo agio saham per 31 Desember 2001 Konversi atas saldo pinjaman yang direstrukturisasi pada tahun 2002
42.424 130.495
Saldo agio saham per 30 Juni 2009
172.919
Penerbitan saham seri B Jumlah yang diterima untuk penerbitan 582.318.000 lembar Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Bersih Saldo agio saham per 30 Juni 2010
369.772 (116.464) 253.308 426.227
- 71 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 27. Penjualan Bersih Perincian penjualan berdasarkan segmen usaha:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Pakan ternak Peternakan Ayam umur sehari Peternakan sapi Produk konsumen Budidaya perairan Perdagangan Lain-lain
3.668.176 758.128 644.935 491.743 721.258 548.219 45.333 21.515
3.902.230 724.718 680.447 563.481 559.159 454.325 206.975 12.960
Jumlah Dikurangi potongan penjualan
6.899.307 (209.090)
7.104.295 (182.610)
Bersih
6.690.217
6.921.685
Tidak terdapat penjualan kepada pihak hubungan istimewa dan kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2010 dan 2009.
28. Beban Pokok Penjualan Perincian beban pokok penjualan berdasarkan segmen usaha:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Pakan ternak Peternakan Ayam umur sehari Peternakan sapi Produk konsumen Budidaya perairan Perdagangan Lain-lain
2.991.519 680.942 432.517 406.860 463.967 408.688 26.543 9.535
3.183.020 470.824 636.523 509.195 464.742 313.979 183.547 7.372
Jumlah
5.420.571
5.769.202
- 72 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 28. Beban Pokok Penjualan (Lanjutan) Perincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan kembali Catatan 4) Rp '000.000
Bahan baku yang digunakan Tenaga k erja langsung Biaya pabrikasi
4.338.974 78.442 443.913
4.492.235 80.400 431.162
Jumlah biaya produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Pembelian Akhir tahun
4.861.329
5.003.797
Beban pokok produk si Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun
4.868.775
Beban pokok penjualan
5.420.571
108.087 1.878 (102.519)
270.137 629.732 (348.073)
108.117 (121.700) 4.990.214 280.573 799.270 (300.855) 5.769.202
Tidak terdapat pembelian bahan baku dari pihak hubungan istimewa dan dari satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2010 dan 2009.
29. Beban Usaha
2010 Rp '000.000 Beban Penjualan Iklan dan promosi Pengangkutan penjualan Gaji dan tunjangan karyawan Komisi penjualan Pemeliharaan kendaraan Perjalanan dan pengiriman Sewa Bongkar muat Penyusutan (Catatan 11 dan 12) Keperluan kantor Telepon, telegram dan faksimili Biaya ekspor barang Pemeliharaan Lain-lain Jumlah
- 73 -
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
126.285 44.411 40.395 14.262 11.687 7.977 7.967 5.285 4.928 2.870 2.367 1.712 1.297 42.245
86.847 41.490 34.151 5.297 10.749 6.335 5.627 3.882 3.347 2.622 2.177 2.584 928 13.086
313.688
219.122
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 29. Beban Usaha (Lanjutan)
2010 Rp '000.000 Beban Umum dan Administrasi Gaji dan tunjangan karyawan Imbalan pasti pasca kerja (Catatan 31) Keamanan Perjalanan dinas Penyusutan (Catatan 11 dan 12) Sewa gedung Pemeliharaan dan reparasi Jasa profesional Keperluan kantor Listrik dan air Telepon, telegram dan faksimili Pemeliharaan kendaraan Jasa teknologi informasi Penyisihan persediaan Alat tulis dan cetakan Kebersihan Perijinan Administrasi Bank Representasi dan sumbangan Humas Asuransi Iuran dan langganan Amortisasi Beban piutang ragu-ragu (Catatan 7) Lain-lain Jumlah
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
242.846 44.320 19.757 17.752 16.798 13.934 12.968 9.946 9.782 9.648 8.156 6.477 5.780 5.561 4.117 3.277 3.044 2.989 2.531 2.405 1.782 1.419 1.242 481 5.756
206.099 14.708 17.575 14.278 17.208 7.468 8.992 16.829 9.009 9.747 8.403 6.020 6.254 4.525 3.096 1.215 2.032 2.680 2.481 2.057 1.594 971 1.225 2.975 6.615
452.768
374.056
30. Beban Bunga
2010 Rp '000.000 Beban bunga dari: Hutang bank jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 13 dan 18) Hutang obligas i (Catatan 20) Hutang restrukturisasi (Catatan 21) Hutang lain-lain kepada pihak ketiga (Catatan 15) Hutang pem belian aset tetap Hutang sewa pembiayaan (Catatan 19) Jumlah
- 74 -
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
56.627 31.698 13.553
60.108 31.698 23.345
64 204 11
788 974 19
102.157
116.932
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 31. Imbalan Pasca-Kerja Perusahaan dan anak perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 9.719 karyawan di tahun 2010 dan 8.650 karyawan di tahun 2009. Rekonsiliasi nilai kini imbalan pasca kerja yang tidak didanai dengan kewajiban imbalan pasca kerja di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui
384.500 (37.319) (6.379)
286.171 (9.679) (14.643)
Kewajiban imbalan pasca kerja
340.802
261.849
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah:
2010 Rp '000.000 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Amortisasi kerugian aktuarial bersih Nilai kini kewajiban atas karyawan yang dialihkan Kuartailmen Kerugian penyelesaian Jumlah
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
14.975 15.579 280 1.502
4.711 7.162 523 48
11.984 -
3.072 (769) (39)
44.320
14.708
Mutasi kewajiban imbalan pasca kerja di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Saldo awal Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat
299.503 44.320 (3.021)
248.261 14.708 (1.120)
Saldo akhir
340.802
261.849
- 75 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 31. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan) Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo berdasarkan laporan penilaian aktuarial tanggal 26 Juli 2010. Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut:
Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat pengunduran diri
: : : :
9% per tahun untuk 2010 8% per tahun untuk 2010 sesuai dengan Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 10% pada usia 25 tahun dan menurun secara linear sampai dengan usia 45 tahun
32. Pajak Penghasilan a.
Beban (penghasilan) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
2010 Rp '000.000 Pajak kini Final Tidak Final Perusahaan dan anak perusahaan PT Multi Agro Persada Tbk dan anak perusahaan Jumlah
138
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
-
104.996 -
121.756 18.699
105.134
140.455
Pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan
(9.849)
16.233
Jumlah
95.285
156.688
- 76 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 32. Pajak Penghasilan (Lanjutan) b.
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: Perusahaan (2009: PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)
2010 Rp '000.000 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak anak perusahaan
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
404.804 (364.341)
453.530 (390.732)
Laba sebelum pajak Perusahaan
40.463
62.798
Perbedaan temporer: Beban imbalan pasti pasca kerja - bersih Bonus Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Sewa pembiayaan Penghapusan piutang ragu-ragu
23.053 5.217 1.660 71 1.254
5.580 1.098 2.482
Jumlah
31.255
9.160
Perbedaan tetap: Beban fasilitas Penghasilan sewa Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Kerugian derivatif
5.026 (2.229) (3.187)
9.133 (1.436) (2.566) 74.769
(390)
79.900
Jumlah Laba kena pajak Perusahaan
-
71.328
- 77 -
-
151.858
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 32. Pajak Penghasilan (Lanjutan) b.
Pajak Kini (Lanjutan) Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut:
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Beban pajak kini Perusahaan 20% x Rp 71.328 juta 23% x Rp 151.858 juta
14.266 -
Jumlah pajak kini Dikurangi pembayaran pajak dimuka
14.266 22.904
45.520 48.265
8.638
2.745
Lebih bayar pajak kini
45.520
PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) 2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak anak perusahaan Rugi sebelum pajak MAP
58.847 (60.460)
Perbedaan temporer Perbedaan tetap
(1.613) 293 (2.599)
Rugi Fiskal
(3.919)
- 78 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 32. Pajak Penghasilan (Lanjutan) b.
Pajak Kini (Lanjutan)
2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
Rincian beban pajak kini Perusahaan MAP Anak perusahaan PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk PT Hidon PT Multiphala Agrinusa PT Bintang Terang Gemilang PT Indojaya Agrinusa PT Santosa Agrindo PT Ciomas Adisatwa PT Austasia Stockfeed PT So Good Food PT Suri Tani Pemuka PT Indonesia Pelleting PT Japfa Santori Indonesia PT Wabin Jayatama PT Japfafood Nusantara
23.165 138 14.241 15.737 15.305 2.355 886 3.398 15.310 333 -
Jumlah pajak kini
105.134
140.455
Rincian lebih bayar pajak kini (Catatan 10) Perusahaan MAP Anak perusahaan
8.638 18.786
2.745 236 21.719
27.424
24.700
14.266 -
Jumlah Rincian hutang pajak kini (Catatan 16) MAP Anak perusahaan PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk PT Multiphala Agrinusa PT Bintang Terang Gemilang PT Indojaya Agrinusa PT So Good Food PT Wabin Jayatama PT Japfa Santori Indonesia Jumlah
42.520 38.070 13.420 18.699 10.206 1.251 4.008 702 11.514 56 9
-
8.619
-
28.260 7.517
1.575 2.182 8.737
-
303 14.191
-
-
10.200
26.988
54.596
Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2007 dengan No. 00003/206/07/092/09 tanggal 22 Mei 2009 dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua a.n. Direktur Jendral Pajak. Berdasarkan Surat ketetapan tersebut, perusahaan mengalami laba fiskal sebesar Rp 194.681 juta.
- 79 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 32. Pajak Penghasilan (Lanjutan) c.
Pajak Tangguhan Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2010 Rp '000.000 Perusahaan Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan bonus Kewajiban imbalan pasca kerja Akumulasi penyusutan aset tetap Sewa guna usaha pembiayaan Jumlah
3.968 4.628 28.001 (839) (3) 35.755
Anak perusahaan Aset/kewajiban pajak tangguhan
Dikreditkan (dibebankan) ke Laporan Laba Rugi Konsolidasi Rp '000.000
Penyesuaian transisi PSAK 55 Rp '000.000
(3.942)
248 1.043 4.611 (1.619) 15 4.298
274 5.671 32.612 (2.458) 12 36.111
40.277
(6.325)
5.551
39.503
Jumlah
76.032
(10.267)
9.849
75.614
Aset pajak tangguhan
79.198
Kewajiban pajak tangguhan
(3.166)
1 Januari 2009 Rp '000.000 Perusahaan Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan bonus Kewajiban imbalan pasca kerja Akumulasi penyusutan aset tetap Jumlah
157 5.238 3.458 30.550 (10.984) 28.419
(3.942)
30 Juni 2010 Rp '000.000
-
76.538 (924)
Aset (kewajiban) Pajak tangguhan anak perusahaan yang dijual Rp '000.000
-
Dikreditkan (dibebankan) ke Laporan Laba Rugi Konsolidasi Rp '000.000
(157) -
30 Juni 2009 Rp '000.000
-
275 1.395 (1.031) 482
5.238 3.733 31.945 (12.015) 28.901
Anak perusahaan Aset/kewajiban pajak tangguhan
66.463
(129)
(16.715)
49.619
Jumlah
94.882
(129)
(16.233)
78.520
Aset pajak tangguhan Kewajiban pajak tangguhan
102.973
92.950
(8.091)
(14.430)
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Penghasilan direvisi melalui penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Undang-undang revisi tersebut mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan, dari sebelumnya tarif progresif menjadi tarif tunggal sebesar 23% untuk tahun pajak 2009 dan sebesar 20% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Perusahaan dan anak perusahaan telah menghitung dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam perhitungan aset dan kewajiban pajak tangguhan dan membukukannya sebagai bagian dari beban pajak pada laba rugi konsolidasi.
- 80 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 32. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: Perusahaan (2009: PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)
2010 Rp '000.000 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak anak perusahaan
404.804 (364.341)
2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan Kembali Catatan 4) Rp '000.000
453.530 (390.732)
Laba sebelum pajak Perusahaan
40.463
62.798
Pajak dengan tarif yang berlaku
8.093
15.700
1.005
2.283
Perbedaan tetap Beban fasilitas Penghasilan bunga yang sudah dikenakan pajak final Kerugian derivatif Penghasilan sewa Bersih Pengaruh perubahan tarif pajak penghasilan Penyesuaian estimasi pajak tangguhan Jumlah beban pajak Perusahaan Beban pajak anak perusahaan
(637) (446) (78) 1.952 9.967 85.318
Beban pajak
95.285
- 81 -
(642) 18.692 (359) 19.974 891 3.843 40.408 98.130 138.538
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 32. Pajak Penghasilan (Lanjutan) PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) 2009 Rp '000.000 Laba s ebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba s ebelum pajak anak perusahaan
58.847 (60.459)
Rugi sebelum pajak MAP
(1.612)
Pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Pengaruh perubahan tarif pajak penghasilan dan lain-lain
(403) (650) 504
Jumlah beban pajak MAP Beban pajak anak perusahaan
(549) 18.699
Beban pajak MAP dan anak perusahaan
18.150
33. Instrumen Keuangan Derivatif Perusahaan menggunakan kontrak instrumen derivatif dalam bentuk cross currency swap untuk mengendalikan pergerakan nilai mata uang asing. Instrumen derivatif ini merupakan kontrak Swap Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah non-deliverable swaps, yang memiliki nilai pasar wajar sebesar US$ 1.722.406,93 (ekuivalen Rp 15.645 juta) yang disajikan dalam kewajiban tidak lancar pada tanggal 30 Juni 2010 dan US$ 5.810.931 (ekuivalen Rp 59.417 juta) pada tanggal 30 Juni 2009, yang disajikan dalam aset tidak lancar. Keuntungan dan kerugian dari transaksi derivatif ini diakui sebagai keuntungan (kerugian) transaksi derivatif - bersih pada laporan laba rugi konsolidasi, dengan rincian sebagai berikut: 2010 Rp '000.000
2009 (Tidak Diaudit) Rp '000.000
Perubahan nilai wajar - bersih Biaya penyelesaian - bersih
(19.146) (18.522)
(74.769) (11.612)
Keuntungan (kerugian) - bersih
(37.668)
(86.381)
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, kontrak instrumen ini memiliki nilai notional masing-masing sebesar Rp 405.076 juta (ekuivalen US$ 44.068.320) dan Rp 471.737 juta (ekuivalen US$ 51.320.740). Untuk tujuan akuntansi, kontrak ini tidak dibuat dan didokumentasikan sebagai instrumen hedging, oleh karena itu akuntansi untuk hedge tidak dilakukan. Keuntungan atau kerugian dari kontrak ini diakui dalam saldo laba. 34. Dividen Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 91 tanggal 10 Juni 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2009 sebesar Rp 10,359 milyar atau Rp 5 per saham.
- 82 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 35. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa PT Ometraco Arya Samantha merupakan perusahaan yang pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan. Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan dan anak perusahaan melakukan perjanjian sewa menyewa bangunan seluas 3.031 meter persegi dari PT Ometraco Arya Samanta. Beban sewa dicatat sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 29).
36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank, kewajiban sewa pembiayaan dan hutang obligasi. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi hutang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan hutang. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan kewajiban keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan yang terkait risiko suku bunga: Rata-rata Suku Bunga Efektif % Aset Bunga Tetap Kas dan setara kas Investasi jangka pendek - deposito berjangka
Kewajiban Bunga Tetap Hutang pembelian aset tetap Hutang sewa pembiayaan Hutang obligasi Bunga Mengambang Hutang bank jangka pendek Pinjaman bank jangka panjang Hutang yang direstrukturisasi
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rp 000.000
0,1% - 10,25% 6% - 6,25%
506.671 4.183
7,34% 4,15%- 15,56% 12,75%
1.295 176
7%-13,5% 11%-14% 2,31%
981.187 25.506 152.140
- 83 -
Jatuh Tempo Pada tahun ke-2 Rp 000.000
Jatuh Tempo Pada tahun ke-3 Rp 000.000
Jatuh Tempo Pada tahun ke-4 Rp 000.000
Jatuh Tempo Pada tahun ke-5 Rp 000.000
-
-
-
-
506.671 4.183
1.461 80 497.002
-
-
-
-
2.756 369 497.002
-
-
-
61.238 843.225
71
42
45.570 -
6.682
-
2.288 -
Jumlah Rp 000.000
981.187 141.284 995.365
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank jangka panjang. Selain hutang bank jangka pendek dan panjang serta hutang yang direstrukturisasi, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Berikut adalah posisi aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan kecuali JCIP, JCIL dan JCH dan anak perusahaan, yang pembukuannya dalam mata uang asing, pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009: 2010 Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas
Piutang usaha Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
USD SGD AUD EURO USD USD
Hutang yang direstrukturisasi
Mata Uang Asing
6.957.142,17 519.036,81 154.891,63 14.078,72 69.757,94
63.192 3.364 1.197 156 634
4.730.768,25 24.161,04 63.747,89 382.614,82
758.375,00
6.888
1.067.633,42
Jumlah aset Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang usaha
2009 Ekuivalen Rp '000.000
75.431
USD USD UERO SGD USD
108.024.515,65 6.736.471,50 10.990,93 7,34 109.585.437,67
Jumlah kewajiban Jumlah Kewajiban - Bersih
981.187 61.187 122 995.365
Ekuivalen Rp '000.000
48.372 170 529 3.912 10.917 63.900
4.682.876,44 5.395.396,70 1.510,04 150.098,53 124.835.437,67
47.882 55.168 11 2.166 1.276.442
2.037.861
1.381.669
(1.962.430)
(1.317.769)
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan diungkapkan pada Catatan 2d mengenai kebijakan akuntansi. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan dan anak perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
- 84 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Risiko Kredit (Lanjutan) Berikut adalah eksposur neraca konsolidasi yang terkait risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2010: Jumlah Bruto Rp '000 Kelompok diperdagangkan Investasi jangka pendek - saham Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Investasi jangka pendek - deposito berjangka Piutang usaha Piutang lain-lain Jumlah
Jumlah Neto Rp '000
21.347
21.347
506.671 4.183 769.253 45.992
506.671 4.183 760.491 45.992
1.347.446
1.338.684
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang, dan terusmenerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan konsolidasi berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 Juni 2010: <= 1 tahun Rp '000 Aset Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Jumlah Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Hutang pembelian aset tetap Hutang sewa pembiayaan jangka panjang Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi Jumlah Selisih aset dengan kewajiban
1-2 tahun Rp '000
3-5 tahun Rp '000
> 5 tahun Rp '000
Jumlah Rp '000
Biaya transaksi Rp '000
Nilai Tercatat Rp '000
506.671 25.530 760.491 45.992
-
-
-
506.671 25.530 760.491 45.992
-
506.671 25.530 760.491 45.992
1.338.684
-
-
-
1.338.684
-
1.338.684
981.187 657.341 42.045 222.712 25.506 1.295 176 152.140 -
61.238 1.461 81 843.225 497.002
54.540 112 -
-
981.187 657.341 42.045 222.712 141.284 2.756 369 995.365 497.002
-
981.187 657.341 42.045 222.712 141.284 2.756 369 995.365 497.002
2.082.402
1.403.007
54.652
-
3.540.061
-
3.540.061
(743.718)
(1.403.007)
(54.652)
-
(2.201.377)
-
(2.201.377)
- 85 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 37. Perjanjian dan Ikatan Perjanjian Fasilitas Pinjaman a. Pada tanggal 24 Juli 2007, Perusahaan menandatangani transaksi cross currency swap dengan PT ANZ Panin Bank (“ANZ”) yang jatuh tempo pada bulan Desember 2011. Sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan atas fasilitas cross currency swap, Perusahaan diwajibkan menjaminkan saldo kas sebesar 1% dari jumlah fasilitas tersebut. Pada tanggal 17 Januari 2007, Perusahaan menandatangani transaksi pertukaran mata uang Dolar Amerika Serikat dengan ANZ sebesar US$ 22,6 juta dengan batas maksimal sebesar US$ 160 juta. Sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan atas fasilitas ini, Perusahaan menjaminkan kas yang setara (100%) dengan risiko dari semua transaksi dalam mata uang asing dalam fasilitas ini. Pada tanggal 5 Maret 2008, Perusahaan, PT Multiphala Agrinusa (MAG), PT Suri Tani Pemuka (STP), PT Ciomas Adisatwa (CA), PT Indojaya Agrinusa (IAG), PT Japfa Santori Indonesia (JSI), anak perusahaan, memperoleh fasilitas letter of credit dari PT ANZ Panin Bank, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 20.000.000. Sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan atas fasilitas letter of credit ini, Perusahaan diwajibkan menjaminkan saldo kas sebesar 20% dari saldo fasilitas tersebut. Berdasarkan Amendment to Loan Agreement No. 098988/AMN-1/V/08 tanggal 6 Mei 2008, fasilitas ini dirubah menjadi fasilitas Trust Receipt dengan jumlah maksimum sama dengan fasilitas sebelumnya. b. Pada bulan November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas sight dan/atau usance letter of credit dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk kegiatan impor. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan tidak menggunakan fasilitas ini. c.
Pada bulan Oktober 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit dari PT Bank NISP Tbk, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.000.000. Fasilitas ini dipergunakan untuk kegiatan impor. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan tidak menggunakan fasilitas ini.
Perjanjian Kerjasama a. Pada tanggal 29 Pebruari 2000, MBAI, anak perusahaan, menandatangani perjanjian dengan Lohmann Tierzucht GmbH mengenai pembelian ayam induk petelur (layer grand parent) untuk pembibitan anak ayam, yang berlaku sampai dengan tahun 2010. b. Pada tanggal 16 Mei 2002, MBAI menandatangani perjanjian dengan Aviagen Limited mengenai pembelian ayam induk pedaging (broiler grand parent) untuk pembibitan anak ayam. Perpanjangan perjanjian dilakukan setiap satu tahun sekali. c.
Pada tanggal 7 Januari 2008, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menandatangani perjanjian kerjasama bagi hasil dengan PT Greenfields Indonesia (GI), pihak ketiga, dimana SSC bersedia menyediakan jasa pengiriman produkproduk GI dan memperoleh penghasilan dengan tarif tetap tertentu dari setiap liter produkproduk yang dikirim. Perjanjian ini berlaku selama satu tahun dan diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2010.
- 86 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 37. Perjanjian dan Ikatan (Lanjutan) Perjanjian Sewa Pada bulan Agustus 2008, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan dan sewa menyewa tambak udang dan pabrik coldstorage dengan pihak-pihak ketiga yang berlokasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan seluas 1.225 Ha dengan jangka waktu sewa dari bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan Desember 2013 dan Juli 2020. Nilai sewa adalah sebesar US$ 270.000 selama 5 tahun untuk pabrik cold storage dan Rp 50.000.000 per tahun untuk tambak. 38. Perkara Hukum Perusahaan mendapatkan gugatan perlawanan dari Nyo Ailing terhadap pelaksanaan lelang eksekusi tanah dan bangunan atas nama Subismo yang dimintakan lelang oleh Perusahaan kepada Pengadilan Negeri (PN) Banjar Baru di Banjarmasin sebagai pelaksanaan/eksekusi Putusan Perdamaian PN Banjar Baru No 07/PDT.G/2004/PN.BJB tanggal 24 Juni 2004 antara Perusahaan melawan Subismo. Perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim PN Banjar Baru No. 13/Pdt.Plw/2005/PN.BJB tanggal 29 Juni 2006 yang antara lain dalam putusannya menyatakan mengabulkan permohonan Perusahaan untuk melanjutkan lelang eksekusi atas tanah dan bangunan tersebut. Disamping itu, Perusahaan juga melakukan gugatan (penggugat) terhadap H. Ojo Djono (Tergugat) mengenai hutang piutang sebesar Rp 518.240.986 di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim PN Bandung dalam putusannya No. 211/Pdt.G/2005/PN.Bdg tanggal 27 Maret 2006 yang antara lain dalam putusannya menyatakan mengabulkan sebagian gugatan Penggugat dan menyatakan Tergugat memiliki hutang kepada Perusahaan. Berdasarkan surat dari Konsultan Hukum Perusahaan, kedua perkara tersebut di atas belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena masih dalam pemeriksaan tingkat banding. 39. Informasi Segmen Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan anak perusahaan dibagi dalam delapan divisi operasi - pakan ternak, ayam umur sehari, peternakan, produk konsumen, perikanan, sapi, perdagangan dan lain-lain. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan anak perusahaan. Kegiatan utama divisi tersebut terdiri dari: Pakan ternak
: Produksi pakan ternak
Ayam umur sehari
: Pembibitan ayam umur sehari
Peternakan
: Peternakan ayam, sapi, kerbau dan kambing dan pemotongan hewan
Produk konsumen
: Produksi daging olahan dan minuman
Perikanan
: Produksi pakan ikan, penetasan udang dan tambak udang
Perdagangan
: Perdagangan umum
Lain-lain
: Properti, perkebunan dan produksi vaksin
- 87 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 39. Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen Usaha (Lanjutan) Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha: Pakan ternak Rp '000.000
Ayam umur sehari Rp '000.000
Peternakan Rp '000.000
Produk konsumen Rp '000.000
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
3.609.748 922.732
644.523 123.979
758.022 -
688.943 -
473.583 6.568
449.741 42.621
45.333 539.774
20.324 5.232
6.690.217 1.640.906
(1.640.906)
6.690.217 -
Jumlah pendapatan
30 Juni 2010
Budidaya perairan Rp '000.000
Peternakan Sapi Rp '000.000
Perdagangan Rp '000.000
Lain-lain Rp '000.000
Jumlah sebelum eliminasi Rp '000.000
Eliminasi Rp '000.000
Jumlah setelah eliminasi Rp '000.000
4.532.480
768.502
758.022
688.943
480.151
492.362
585.107
25.556
8.331.123
(1.640.906)
6.690.217
HASIL Hasil segmen Laba (rugi) operasi
429.377 429.377
82.073 82.073
37.294 37.294
33.153 33.153
21.516 21.516
16.120 16.120
(1.340) (1.340)
(131.560) (131.560)
486.633 486.633
16.557 16.557
503.190 503.190
Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing- bersih Keuntungan penjualan bahan baku dan pembantu Keuntungan penjualan aset tetap dan properti investasi Penurunan nilai investasi jangka pendek Rugi penurunan nilai aset tetap yang tidak digunakan Bagian laba bersih dari anak perusahaan Kerugian transaksi derivatif-bersih Beban bunga Lain-lain bersih
3.812 17 16.479 582 (20.900) (9.395)
662 204 9.868 566 (3.671) 1.697
231 544 259
1.466 300 757
827 366 3.607
83
45 180 1.065
(7) 17.365
678 23.070 174 (1.125) 234.400 (37.668) (52.448) (42.927)
7.804 1.594 37.276 16.479 1.658 9.070 (1.125) 234.400 (37.668) (102.157) (16.702)
Laba sebelum pajak Pajak penghasilan
419.972 (46.852)
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas Laba bersih
(312) 210
(1.782) 2.481
(1.900) 3.804
(21.137) 10.063
(14.615)
7.804 1.594 37.276 16.479 1.658 9.070 (1.125) (37.668) (102.157) (31.317)
91.399 (21.624)
38.250 -
36.375 (13.850)
28.532 1.144
3.762 (2.634)
26.378 -
(7.406) (11.469)
637.262 (95.285)
(232.458) -
404.804 (95.285)
373.120 23.014
69.775 -
38.250 -
22.525 -
1.128
26.378 -
(18.875) 9.216
541.977 32.230
12.394
309.519 44.624
350.106
69.775
38.250
22.525
29.676
1.128
26.378
(28.091)
509.747
(12.394)
264.895
ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
2.138.692
1.052.796
330.296
680.705
511.914
638.344
276.882
3.534.596
9.164.225
(2.541.119)
6.623.106 156.029
Jumlah aset yang dikonsolidasi
2.138.692
1.052.796
330.296
680.705
511.914
638.344
276.882
3.534.596
9.164.225
(2.541.119)
6.779.135
(827.966)
24 -
-
312 -
(1.367)
29.676 -
-
9.070 -
(234.400)
INFORMASI LAINNYA
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
2.108.113
550.608
206.587
489.308
470.347
360.257
(1.040.601)
1.720.876
4.865.495
Jumlah kewajiban yang dikonsolidasi
2.108.113
550.608
206.587
489.308
470.347
360.257
(1.040.601)
1.720.876
4.865.495
77.934 31.152 4.354
94.499 27.069 7.410
23.975 6.250 14
9.836 6.394 2.993
24.721 7.508 3.331
6.610 4.848 1.598
6.416 2.174
3.533 3.744 25.101
247.524 89.139 44.801
Peternakan Rp '000.000
Produk konsumen Rp '000.000
Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
30 Juni 2009 (Tidak Diudit) (Disajikan Kembali Catatan 4)
Ayam Pakan umur ternak sehari Rp '000.000 Rp '000.000
Budidaya perairan Rp '000.000
Peternakan sapi Rp '000.000
-
Perdagangan Rp '000.000
Lain-lain Rp '000.000
Jumlah sebelum eliminasi Rp '000.000
4.037.529 40.300 4.077.829
-
247.524 89.139 44.801
Eliminasi Rp '000.000
Jumlah setelah eliminasi Rp '000.000
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
3.837.635 801.215
692.400 102.139
680.244 -
446.535 -
482.083 12.343
563.481 27.113
206.975 637.236
12.332 7
6.921.685 1.580.053
(1.580.053)
6.921.685 -
Jumlah pendapatan
4.638.850
794.539
680.244
446.535
494.426
590.594
844.211
12.339
8.501.738
(1.580.053)
6.921.685
HASIL Hasil segmen Laba (rugi) operasi
428.358 428.358
123.668 123.668
26.676 26.676
26.586 26.586
21.962 21.962
28.539 28.539
(2.258) (2.258)
(108.843) (108.843)
544.688 544.688
14.617 14.617
559.305 559.305
Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing- bersih Keuntungan penjualan bahan baku dan pembantu Keuntungan penjualan aset tetap Bagian laba bersih dari anak perusahaan Penurunan investasi sementara Keuntungan (kerugian) instrumen derivatif Beban bunga Lain-lain bersih
3.486 (7.780) 485 632 (18.478) (4.989)
1.040 204 22.655 1.043 (7.993) 1.693
112 335 252
896 177 830 175 68
1.280 311 8.168
192
55 180 5.503
458
(19) 14.745
54.291 3 192.009 (74.769) (60.574) (12.642)
7.519 1.207 76.941 660 1.831 192.009 (143) (74.769) (116.932) 10.558
Laba sebelum pajak Pajak penghasilan
401.714 (52.330)
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas Laba bersih
-
(6.978)
(1.912) 487
(3.225) 7.562
(3.060) (1.309)
142.310 (45.521)
25.995 -
33.069 (8.797)
27.372 (2.324)
5.113 (2.272)
18.063 (45)
(10.067) (45.399)
643.569 (156.688)
349.384 13.001
96.789 -
25.995 -
24.272 -
25.048 (142)
2.841
18.018 -
(55.466) 5.104
486.881 17.963
23.783
296.842 41.746
336.383
96.789
25.995
24.272
25.190
18.018
(60.570)
468.918
(23.783)
255.096
ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
2.927.060
939.305
339.826
364.871
505.418
606.287
167.821
1.284.707
7.135.295
(1.464.834)
5.670.461 185.939
Jumlah aset yang dikonsolidasi
2.927.060
939.305
339.826
364.871
505.418
606.287
167.821
1.284.707
7.135.295
(1.464.834)
5.856.400
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
1.964.310
579.971
426.373
217.122
490.920
403.622
79.112
539.657
4.701.087
(695.287)
4.005.800 83.786
Jumlah kewajiban yang dikonsolidasi
1.964.310
579.971
426.373
217.122
490.920
403.622
79.112
539.657
4.701.087
(695.287)
4.089.586
58.381 25.945 5.305
44.301 23.715 3.452
13.152 6.870 715
9.947 4.952 504
12.958 5.185 1.019
7.535 3.604
4.817 1.891 37
6.979 3.301 6.651
158.070 75.463 17.683
-
20 -
2.841
-
7.519 1.207 76.941 660 1.831 (143) (86.381) (116.932) 9.523
20 (21.671) 5.011
45 -
-
-
(143) -
(192.009) (11.612) (1.035) (190.039)
453.530 (156.688)
INFORMASI LAINNYA
Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
- 88 -
-
158.070 75.463 17.683
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 39. Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen Geografis Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat diproduksinya barang: Penjualan berdasarkan pasar geografis 30 Juni 30 Juni 2010 2009 Rp '000.000 Rp '000.000
Pasar geografis Indonesia Barat Indonesia Tengah Asia Selatan Asia Timur Amerika Indonesia Timur Asia Tenggara Asia Pasifik Timur Tengah
5.970.794 621.944 276.268 15.348 9.031 3.093 1.349 1.220 260
6.090.605 575.957 348.539 50.813 32.795 1.877 1.792 1.171 746
Jumlah penjualan Potongan penjualan
6.899.307 (209.090)
7.104.295 (182.610)
Penjualan bersih
6.690.217
6.921.685
Aset dan tambahan aset tetap berdasarkan wilayah geografis Nilai tercatat aset segmen dan tambahan aset tetap dan properti investasi berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut. Nilai tercatat aset segmen 30 Juni 30 Juni 2010 2009 Rp '000.000 Rp '000.000 Asia Tenggara
516.966
328.813
Eropa
-
-
Indonesia Barat Jawa Timur Jawa Barat Sumatera Selatan Jawa Tengah Jabotabek Sumatera Utara Indonesia Tengah Kalimantan Sulawesi Selatan Bali Jumlah
Penambahan aset tetap dan properti investasi 30 Juni 30 Juni 2010 2009 Rp '000.000 Rp '000.000 2.471 -
5.957 -
1.924.841 982.429 976.273 441.385 830.517 420.528
1.794.889 1.011.322 886.408 376.954 429.248 413.551
67.464 17.512 69.676 14.046 24.183 23.579
44.925 20.228 17.362 5.430 19.643 29.708
249.991 228.195 51.981
195.616 194.138 39.522
10.090 16.320 2.183
788 11.533 2.496
6.623.106
5.670.461
247.524
158.070
- 89 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 40. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Pada tanggal 8 Juli 2010, PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 500 milyar yang terdiri dari Pinjaman Transaksi Khusus (PTK), Pinjaman Rekening Koran (PRK) dan Pinjaman Tetap (PT). PTK dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300 milyar akan digunakan untuk pelunasan hutang yang direstrukturisasi kepada BNP Paribas, Singapura. PTK ini dikenakan bunga mengambang 11% per tahun dan akan jatuh tempo pada bulan September 2014. Sedangkan PRK dan PT dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 20 milyar dan Rp 180 milyar akan digunakan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, dikenakan bunga mengambang sebesar 10,75% per tahun dan akan jatuh tempo pada bulan Juli 2011. MBAI telah melunasi seluruhnya hutang yang direstrukturisasi kepada BNP Paribas, Singapura pada tanggal 24 Agustus 2010.
41. Informasi Peraturan Baru Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu (PPSAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1.
PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
2.
PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
3.
PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
4.
PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi
5.
PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
6.
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
7.
PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
8.
PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi
9.
PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud
10. PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis 11. PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan 12. PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
- 90 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2010 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2009 yang Tidak Diaudit) 41. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan) Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 (Lanjutan) PSAK (Lanjutan) 13. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 14. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 15. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 1.
ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
2.
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa
3.
ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
4.
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5.
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
6.
ISAK 13 (2010), Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri.
7.
ISAK 14 (2010), Biaya Situs Web
Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK revisi di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
********
- 91 -