PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 1.
dan
Umum a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UU Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta notaris Djojo Muljadi, S.H. No. 59 tanggal 18 Januari 1971 dan diubah dengan akta No. 60 dari notaris yang sama tanggal 15 Pebruari 1972. Akta pendirian ini beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/39/8 tanggal 4 Oktober 1972 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 Tambahan No. 641 tanggal 25 Oktober 1974. Status Perusahaan berubah dari Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan dari BKPM No.10/V/1982 tanggal 25 Juni 1982 yang dinyatakan dalam akta notaris Sastra Kosasih, S.H. No. 29 tanggal 27 Oktober 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta notaris No. 16 tanggal 23 November 2010 dari Fransiskus Yanto Widjaja, S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penggabungan PT Multiphala Agrinusa dan PT Bintang Terang Gemilang ke dalam Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-AH.01.10-31353 tanggal 8 Desember 2010. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Milenia Lt. 7 Jl. MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo - Jawa Timur, Tangerang - Banten, Cirebon - Jawa Barat, Makasar Sulawesi Selatan, Lampung, Padang – Sumatera Barat dan Bati-bati – Kalimantan Selatan. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang: • • •
Pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan, kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati, gaplek dan lain-lain; Mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan Menjalankan perdagangan dalam negeri dan internasional dari bahan tersebut serta hasil produksi tersebut di atas.
Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Asia, Eropa dan Amerika Serikat. b.
Penggabungan Usaha Penggabungan Usaha Dengan PT Multiphala Agrinusa dan PT Bintang Terang Gemilang Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Multiphala Agrinusa (MAG) dan PT Bintang Terang Gemilang (BTG) ke dalam PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI), JCI menggabungkan MAG dan BTG ke dalam JCI untuk merampingkan struktur perusahaan JCI dengan menggabungkan anak-anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sama dengan JCI. Dalam penggabungan ini JCI bertindak selaku “Perusahaan Yang Menerima Penggabungan” sedangkan MAG dan BTG sebagai “Perusahaan-perusahaan Yang Akan Bergabung”.
-8-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Sehubungan dengan diperolehnya persetujuan dari Bapepam-LK melalui surat No. S-10511/BL/2010 tanggal 19 November 2010, penggabungan usaha MAG dan BTG ke dalam JCI menjadi efektif pada tanggal 1 Januari 2011 seperti yang dinyatakan dalam Akta No. 16 tanggal 23 November 2010 dari Fransiskus Yanto Widjaja, S.H., notaris di Jakarta. Akta penggabungan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-AH.01.10-31353 tanggal 8 Desember 2010. Penggabungan usaha ini juga telah disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No. 5/1/IU/IV/PMDN/INDUSTRI/2010 tanggal 31 Desember 2010. Setelah tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum dengan eks MAG dan BTG telah beralih dan diteruskan oleh JCI. Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP), pada tanggal 25 Juni 2009 telah ditandatangani Kesepakatan Awal (Letter of Intent) untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan usaha. Dalam penggabungan ini JCI bertindak selaku “Perusahaan Yang Menerima Penggabungan” dan MAP sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung” Sehubungan dengan telah diperolehnya persetujuan dari Bapepam-LK melalui surat No. S-8714/BL/2009 tanggal 30 September 2009 dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Persetujuan Penggabungan Perusahaan No. 124/III/PMDN/2009 tanggal 9 November 2009 atas rencana penggabungan MAP ke dalam JCI maka berdasarkan Akta No. 8 tanggal 12 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, tanggal efektif penggabungan usaha dengan MAP ditetapkan pada 1 Desember 2009. Akta penggabungan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009. Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara pelanggan/relasi bisnis eks MAP dengan eks MAP telah beralih dan diteruskan oleh JCI. Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Pemegang saham JCI sebelum penggabungan usaha/ usaha
Total saham Saham Seri A Malvolia Pte.Ltd BNP Paribas Wealth Management Singapore Branch UOB Kay Hian Private Limited PT Bank Danamon Indonesia Tbk S/A Kreditur JCI Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Saham Seri B Malvolia Pte.Ltd Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Total
Pemegang saham JCI pada tanggal penggabungan usaha
Pemegang saham MAP sebelum penggabungan usaha Total saham Total saham sebelum setelah konversi % konversi
%
Total saham
%
619.380.751 102.026.057 77.744.177 76.665.362 613.598.313
41,59 6,85 5,21 5,15 41,20
-
-
-
619.380.751 102.026.057 77.744.177 76.665.362 613.598.313
29,90 4,92 3,75 3,70 29,62
-
-
55.301.235 798.765
98,58 1,42
574.026.819 8.291.181
574.026.819 8.291.181
27,71 0,40
1.489.414.660
100,00
56.100.000
100,00
582.318.000
2.071.732.660
100,00
-9-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Berdasarkan laporan No. TC/CF/R-0609/09 tanggal 16 September 2009 dan No. TC/CF/R-0706/09 tanggal 16 September 2009 yang dikeluarkan oleh KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, penilai independen, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham JCI dan MAP masing-masing adalah sebesar Rp 635 (nilai penuh) dan Rp 6.596 (nilai penuh) per saham. Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham Seri B yang diterbitkan oleh JCI dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis. Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI, manajemen menggunakan harga pasar saham JCI pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI masing-masing sebesar Rp 116.464 juta dan Rp 253.308 juta. Lihat Catatan 4 untuk penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Pada tanggal efektif penggabungan usaha, 1 Desember 2009, JCI dan MAP berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu Malvolia Pte. Ltd. Oleh karena itu penggabungan usaha kedua perusahaan dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali sebesar Rp 20.466 juta dibukukan ke dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada unsur ekuitas. c.
Penawaran Umum Efek Pada tanggal 31 Agustus 1989, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) [sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)] dengan suratnya No. SI-046/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 4.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 23 Oktober 1989 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 8 Pebruari 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-139/PM/1990 untuk melakukan pencatatan saham sebesar 24.000.000 saham yang berasal dari penawaran umum terbatas dengan perbandingan 2 : 3. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Pebruari 1990. Pada tanggal 26 Juli 1991, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-1149/PM/1991 untuk melakukan pencatatan saham bonus sejumlah 80.000.000 saham dengan perbandingan 1 : 2. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Juli 1991. Pada tanggal 20 Maret 1992, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan tambahan saham atas penerbitan Obligasi Konversi di luar negeri dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-599/PM/1992 sebanyak 28.941.466 saham.
- 10 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Pada tanggal 1 November 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dengan mengeluarkan 1.340.473.194 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada kreditur tak terafiliasi tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Keputusan Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) No. Kep44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Pada tanggal 16 Mei 2007, Perusahaan menerima Surat Persetujuan Penerbitan Obligasi No. 021/JAPFA-BPM/LD-CS/V/07 dari Ketua Bapepam-LK sehubungan dengan penerbitan Obligasi Japfa I Tahun 2007 sebesar Rp 500 miliar (Catatan 20). Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan masingmasing sejumlah 2.071.732.660 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Anak perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung adalah sebagai berikut: Anak Perusahaan
Persentase Pemilikan Efektif 30 September 2011 2010
Jenis Usaha
Tahun Operasi Komersial
Produksi pakan udang, tambak udang, kamar pendingin dan penetasan benur udang Tambak udang Tambak udang Tambak udang
1987 1991 1992 1989
100.00% 100.00% 99,55% 60.00%
100.00% 100.00% 99.55% 60.00%
1985 1995 1975
73.39% 100.00% 99.99%
73.06% 100.00% 99.99%
1998 1992 1992 1995
100.00% 99.97% 100.00% 100.00%
100.00% 99.97% 100.00% 100.00%
Domisili
PT Suri Tani Pemuka (STP)
Sidoarjo
- PT Kraksaan Windu (KW) - PT Artha Lautan Mulya (ALM) - PT Bumiasri Lestari (BL) PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) - PT Multiphala Adiputra (MA) - PT Hidon (Hidon) PT Ciomas Adisatwa (CA)
Probolinggo Situbondo Situbondo
- PT Japfa Intitrada - PT Japfa Indoland - PT Tretes Indah Permai (TIP) - PT Jakamitra Indonesia (dahulu PT Japfa Sentra Distribusi) - PT Indonesia Pelleting (IP) - PT Japfafood Nusantara (JFN) - PT Wabin Jayatama - PT Java Citra Indonusa - PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) - PT Supra Anekaboga (SAB) - PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW) - PT Septatrada Hardaguna (STH) - PT Japfafood Sentra Distribusi - PT Japfa Santori Indonesia (JSI) - Japfa Comfeed International Pte., Ltd. (JCIP) - Japfa Comfeed India Private Ltd. (JCIL) - PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) - Regional Trader Pte., Ltd. - Apache Pte., Ltd - PT Primatama Karya Persada (PKP) - PT Adiguna Bintang Lestari (ABL) - PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS) PT EMKL Bintang Laut Timur (EMKL) PT Multiphala Agrinusa (MAG)* - PT Indojaya Agrinusa (IAG) PT Santosa Agrindo (SA)
Jakarta Jakarta Tretes
Pembibitan ayam Pembibitan ayam Pembibitan ayam Perdagangan, pembibitan ayam dan rumah potong ayam Perdagangan (tidak beroperasi) Real estat Real estat
Surabaya Jakarta Jakarta Serang Jakarta Jakarta Bogor Semarang Bogor Jakarta Tangerang
Real estat Industri pellet Makanan Perkebunan dan peternakan Jasa Pelayaran (tidak beroperasi) Perdagangan Makanan Minuman Makanan Perdagangan (tidak beroperasi) Perdagangan
2010 1967 1997 1988 1992 1996 1997 1997 1997 1997 1997
70.00% 99.00% 100.00% 100.00% 100.00% -
100.00% 99.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 99.00% 97.50% 85,01%
Singapura/ India Jakarta Singapura Singapura/ Jakarta Jakarta Surabaya Surabaya Jakarta Medan Jakarta
1994 1995 1981 2008 2010 1998 2010 1999 1974 1995 1997
100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 50.00%
100.00% 65.00% 100.00% 100.00% 100.00% 50.00%
1991
100.00%
100.00%
- PT Austasia Stockfeed (ASF)
Jakarta
Perdagangan, investasi dan perunggasan Perunggasan Produksi vaksin Perdagangan Jasa transportasi Peternakan, penetasan dan rumah potong ayam Peternakan ayam Jasa angkutan barang Jasa ekspedisi muatan kapal laut Produksi pakan ternak Produksi pakan ternak dan pembibitan ayam Perdagangan, pembibitan sapi dan rumah potong sapi Perdagangan, pembibitan sapi dan produksi pakan ternak Produksi pakan ternak
1973 2000
100.00% -
100.00% 100.00%
PT Bintang Terang Gemilang (BTG)*
Jakarta Purwakarta Sukabumi Jakarta
Serang
* Lihat Catatan 1b
Akuisisi Anak Perusahaan PT Primatama Karya Persada (PKP) Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 7 tanggal 1 April 2011 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, mengakuisisi 99,98% atau sebanyak 219.950.000 saham PKP dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 349.920 juta. Sedangkan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 8 tanggal 1 April 2011 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, PT Multiphala Adiputra (MA), anak perusahaan, mengakuisisi 0,02% atau sebanyak 50.000 saham PKP dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 80 juta. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.73 tanggal 30 Juni 2011 dari H. Teddy Anwar, SH., SpN., notaris di Jakarta, MA menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PKP kepada
- 11 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
CA dengan harga jual sama dengan biaya perolehannya. Saldo kas dan setara kas PKP pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 2.885 juta. Total aset dan kewajiban PKP pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Total liabilitas
404.996 131.539 349.826
PT Adiguna Bintang Lestari (ABL) Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 1 tanggal 2 Mei 2011 dari H. Teddy Anwar, SH., SpN., notaris di Jakarta, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, mengakuisisi 99,58% atau sebanyak 7.170 saham ABL dari PKP dengan biaya perolehan sebesar Rp 7.671,9 juta. Sedangkan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 2 tanggal 2 Mei 2011 dari H. Teddy Anwar, SH., SpN., notaris di Jakarta, PT Multiphala Adiputra (MA), anak perusahaan, mengakuisisi 0,42% atau sebanyak 30 saham ABL dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 32,1 juta. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 75 tanggal 30 Juni 2011 dari H. Teddy Anwar, SH.,SpN., notaris di Jakarta, MA menjual seluruh kepemilikan sahamnya di ABL kepada CA dengan harga jual sama dengan biaya perolehannya. Saldo kas dan setara kas ABL pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 795 juta. Total aset dan kewajiban ABL pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Total liabilitas
15.846 4.219 12.240
PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS) Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 5 dan 6 tanggal 2 Mei 2011 dari H. Teddy Anwar, SH., SpN., notaris di Jakarta, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, mengakuisisi 99,87% atau sebanyak 11.980 saham BMS dari PKP dan sebanyak 3.000 saham dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 19.024,6 juta. Sedangkan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 7 tanggal 2 Mei 2011 dari H. Teddy Anwar, SH., SpN., notaris di Jakarta, PT Multiphala Adiputra (MA), anak perusahaan, mengakuisisi 0,13% atau sebanyak 20 saham BMS dari PKP dengan biaya perolehan sebesar Rp 25,4 juta. Saldo kas dan setara kas BMS pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 408 juta. Total aset dan kewajiban BMS pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Total liabilitas
15.207 28.200 24.683
Berdasarkan laporan No. TC/CF/R-0202/11 tanggal 16 Februari 2011 yang dikeluarkan oleh KJPP Ruky, Sridhar & Rekan, penilai independen, nilai wajar saham PKP dan anak perusahaan adalah sebesar Rp 359.007 juta. Pada tanggal akuisisi tersebut terdapat perbedaan antara nilai wajar yang diakuisisi dan biaya perolehan akuisisi sebesar Rp 70.015 juta yang dicatat sebagai goodwill pada tanggal 30 September 2011.
- 12 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Apachee Pte., Ltd. (APC) Berdasarkan Surat Perjanjian tanggal 11 Juni 2010 dari Goldriver Finance Limited., PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahan, mengakuisisi 100% atau 1 lembar saham APC dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar US$ 1, telah dibayar secara tunai. Pada saat akuisisi nilai ekuitas APC adalah sebesar US$ 1, tidak terdapat saldo aset dan liabilitas. PT Bintang Terang Gemilang (BTG) Pada tanggal 1 Desember 2009, PT Multi Agro Persada Tbk, pemegang saham mayoritas BTG, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, BTG adalah anak perusahaan dari Perusahaan. Total aset dan kewajiban BTG pada saat penggabungan adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Total liabilitas
357.935 102.734 147.396
Penjualan Anak Perusahaan PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 25 April 2011, Perusahaan bermaksud untuk melakukan divestasi divisi produk konsumennya dengan menjual seluruh saham yang dimilikinya pada PT So Good Food (”SGF”), anak perusahaan yang dimiliki 100%, kepada Jupiter Foods Pte Ltd (”Jupiter”) sebesar 99.92% dan Annona Food Pte Ltd (”Annona”) sebesar 0.08% dengan harga jual sebesar US$ 100 juta (ekuivalen Rp 853.000 juta). Jupiter dan Annona merupakan anak perusahaan Malvolia Pte Ltd (”Malvolia”), pemegang saham JCI. Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 25 April 2011. Selisih antara harga jual dengan nilai ekuitas SGF pada saat dijual sebesar Rp 329.864 juta, diakui sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali pada Ekuitas karena transaksi ini merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Japfa Comfeed International Pte., Ltd. (JCIP) dan Japfa Comfeed India Ltd. (JCIL) Berdasarkan Perjanjian Jual Beli tanggal 20 Oktober 2010, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, menyetujui untuk menjual 100% sahamnya di Japfa Comfeed International Pte., Ltd. (JCIP) dan 65% sahamnya di Japfa Comfeed India Ltd. (JCIL), kepada Malvolia Pte Ltd, pemegang saham mayoritas Perusahaan, dengan harga jual sebesar US$ 11.750.000 (ekuivalen Rp 105.492 juta). Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2011. Selisih antara harga jual dengan nilai ekuitas JCIP dan JCIL pada saat dijual sebesar Rp 991 juta, diakui sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendalian pada Ekuitas karena transaksi ini merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendalian. PT Jakamitra Indonesia (JMI) (d/h PT Japfa Sentra Distribusi) Berdasarkan Akta No. 104 tanggal 6 November 2009, dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., M.H., notaris di Jakarta, PT So Good Food, anak perusahaan menyetujui untuk menjual 99% sahamnya di JMI dengan harga jual sebesar Rp 123,75 juta kepada PT Japfa Indoland, anak perusahaan. Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 6 November 2009.
- 13 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW) Berdasarkan perjanjian jual beli saham tanggal 2 Februari 2009, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menyetujui untuk menjual 99 % sahamnya di KCW dengan harga jual sebesar Rp 10.494 juta kepada pihak ketiga. Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2009. Total aset anak perusahaan yang dijual ini pada saat dijual adalah sebesar Rp 11.310 juta. e.
Dewan Komisaris, Direktur dan Karyawan Pada tanggal 30 September 2011, berdasarkan Akta No. 61 tanggal 8 Juni 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo,S.H,MSi, notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris
: : : :
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur
: : :
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris
: : : :
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur
: : :
Syamsir Siregar Osa Masong Radityo Hatari Hariono Soemarsono
Handojo Santosa Bambang Budi Hendarto Ignatius Herry Wibowo Tan Yong Nang Pada tanggal 31 Desember 2010, berdasarkan Akta No. 16 tanggal 23 November 2010 dari Fransiskus Yanto Widjaja, S.H., notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut:
Syamsir Siregar Osa Masong Radityo Hatari Hariono Soemarsono
Handojo Santosa Bambang Budi Hendarto Ignatius Herry Wibowo Tan Yong Nang Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari dua orang anggota, dimana Radityo Hatari yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit.
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata (tidak diaudit) masing-masing adalah sebanyak 13.312 karyawan masing-masing pada tanggal 30 September 2011. Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasian PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2011 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.
- 14 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 2.
dan
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Manufaktur. Perusahaan dan anak perusahaan telah mematuhi seluruh ketentuan dan persyaratan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Laporan keuangan konsolidasian Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011 disusun sesuai dengan PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), kecuali untuk JCIP, JCIL, APC dan RGT. Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam jutaan Rupiah. Pembukuan JCIP diselenggarakan dalam Dolar Singapura, JCIL dalam Rupee India, APC dan RGT dalam Dolar Amerika. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas anak perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari komponen ekuitas lainnya pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”. Pada tanggal 31 Desember 2010 kurs mata uang Dolar Singapura yang digunakan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2010 Akun-akun Neraca Akun-akun Laba-rugi
b.
6,981 6,676
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut: (1) PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang mengatur penyajian laporan keuangan, antara lain, mengenai tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi, dan pengungkapan baru antara lain, estimasi utama dan pertimbangan, manajemen permodalan,
- 15 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
pendapatan komprehensif lain, penyimpangan dari standar akuntansi, dan pelaporan kepatuhan. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laba rugi secara bersama-sama dengan "pendapatan komprehensif lainnya” dalam satu laporan, atau dalam dua laporan yang berkaitan, yakni laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif secara terpisah. Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan laporan keuangan periode-periode sebelumnya disajikan sesuai dengan PSAK ini, agar komparatif dengan laporan keuangan 30 September 2011. (2) PSAK 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”, yang mengatur penyajian minimum laporan keuangan interim, serta prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau laporan keuangan interim. (3) PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, yang mensyaratkan informasi yang dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Perusahaan dan anak perusahaan menyajikan informasi segmen tahun-tahun sebelumnya sesuai dengan PSAK ini, agar komparatif dengan laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 September 2011. (4) PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Berikut ini PSAK dan ISAK yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan: PSAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
ISAK 1. 2. 3. 4.
ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9 (Revisi 2009), Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10 (Revisi 2009), Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11 (Revisi 2009), Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik
- 16 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 5. 6. 7. c.
dan
ISAK 12 (Revisi 2009), Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14 (Revisi 2009), Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web ISAK 17 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Prinsip Konsolidasian dan Akuntansi untuk Penggabungan Usaha Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan. Hasil usaha anak perusahaan yang diakuisisi atau dilepaskan pada tahun berjalan diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan berakhir pada tanggal efektif pelepasan. Saldo, transaksi, penghasilan, dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Pengakuan awal kepentingan nonpengendali dapat diukur pada nilai wajar atau pada nilai proporsional kepemilikan nonpengendali atas aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi. Pengukuran selanjutnya, nilai tercatat kepentingan nonpengendali merupakan pengakuan awal ditambah proporsi kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas anak perusahaan. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan pada anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan pengendali dan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kepentingan dalam anak perusahaan. Perbedaan antara total penyesuaian kepentingan nonpengendali dan nilai wajar yang dibayar atau diterima diakui langsung pada ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas anak perusahaan, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui sebagai selisih antara (i) nilai wajar agregat pembayaran yang diterima dan mengakui setiap sisa investasi pada anak perusahaan pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian, dan (ii) nilai tercatat aset (termasuk goodwill), dan liabilitas anak perusahaan dan kepentingan nonpengendali. Entitas induk mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba semua total yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan anak perusahaan tersebut (sebagai penyesuaian reklasifikasi). Akuisisi anak perusahaan diperhitungkan dengan menggunakan metode akuisisi. Pembayaran untuk setiap akuisisi diukur pada total agregat nilai wajar (pada tanggal pertukaran) aset, liabilitas yang timbul, dan instrumen ekuitas yang dibayarkan oleh Perusahaan untuk mengakuisisi anak perusahaan. Untuk setiap kombinasi bisnis pihak pengakuisisi mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar atau proporsi kepemilikannya dalam aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi. Biaya yang timbul sehubungan dengan akuisisi dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian.
- 17 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan sebesar nilai wajar tanggal akuisisi dan total setiap kepentingan nonpengendali atas anak perusahaan dengan total aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika nilai agregat imbalan yang dialihkan dan total setiap kepentingan nonpengendali atas anak perusahaan lebih kecil dari nilai wajar aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi, maka selisihnya dicatat pada laporan laba rugi konsolidasian. Goodwill negatif yang diakui sebelum 1 Januari 2011 dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2011. Perusahaan menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka Perusahaan mencatat investasi pada entitas anak pada biaya perolehan. Akumulasi bagian laba bersih dari ekuitas anak perusahaan yang diakui pada tanggal sebelum 1 Januari 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 957.408 juta dan Rp 987.808 juta, disesuaikan ke saldo laba per 1 Januari 2011 dan 2010. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup. Sesuai dengan PSAK 22, Akuntansi Penggabungan Usaha, dalam menerapkan metode pembelian, jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian pengakuisisi atas nilai wajar aset bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi, maka nilai wajar aset nonmoneter yang diperoleh harus diturunkan secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Sisa selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama 20 (dua puluh) tahun. d.
Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuisisi atau pelepasan anak perusahaan dari atau kepada entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaan-perusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest) dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK 38 (Revisi 2004) Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. Transfer aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi Perusahaan dan anak perusahaan atau bagi perusahaan individu berada di bawah grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang ditransfer dicatat pada nilai bukunya. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan pada akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” sebagai bagian “Komponen ekuitas lainnya” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset,
- 18 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini. Dalam penerapan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan pada periode terjadinya transaksi restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan. e.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali JCIP, JCIL, RGT dan APC, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun. Pada tanggal laporan posisi keuangan kurs mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut: 30 September 2011 Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Australia Euro
f.
8.597 6.985 9.219 12.462
30 September 2011 8.597 6.985 9.219 12.462
30 Desember 2010 8.991 6.981 9.143 11.956
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan: 1)
Perorangan atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut: a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan, atau c) personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk Perusahaan
2)
Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut: a) perusahaan tersebut dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (induk perusahaan, anak perusahaan dan anak perusahaan berikutnya terkait dengan perusahaan tersebut), b) perusahaan asosiasi atau ventura bersama,
- 19 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut c) d)
e)
f) g)
dan
perusahaan tersebut dan Perusahaan adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama, perusahaan adalah ventura bersama dari pihak ketiga dan Perusahaan adalah asosiasi pihak ketiga tersebut, perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan adalah perusahaan yang menyelenggarakan program tersebut, maka perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan, perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh perorangan yang diidentifikasi dalam 1) di atas, perorangan yang diidentifikasi dalam 1) a) di atas memiliki pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut atau personil manajemen kunci perusahaan tersebut (atau induk perusahaan dari perusahaan tersebut).
Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1.
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);
2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. g.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
- 20 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah-jumlah laporan keuangan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasian. h.
Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
i.
Deposito Berjangka dan Rekening Koran Bank yang Dibatasi Penggunaannya Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau dibatasi penggunaannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatannya serta rekening Bank yang dijaminkan atau dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.
j.
Instrumen Keuangan Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan
- 21 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, utang yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
- 22 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Aset Keuangan (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a.
Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
b.
Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
c.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010, kategori ini meliputi investasi Perusahaan dan anak perusahaan pada surat berharga seperti yang diungkapkan di Catatan 6 pada laporan keuangan konsolidasian. (2) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan
- 23 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. (3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan atau anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. (4) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga utang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga utang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
- 24 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. Liabilitas Keuangan (1) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. (2) Liabilitas Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan lain-lain disajikan sebagai liabilitas lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, jika tidak, maka disajikan sebagai liabilitas tidak lancar. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, kategori ini meliputi pinjaman bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, utang obligasi, utang pembelian aset tetap, pinjaman jangka panjang dan liabilitas sewa pembiayaan yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: a. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif;
- 25 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
c.
dan
Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai liabilitas apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. (1) Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori utang yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasian.
- 26 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. (2) Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. (3) Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di pendapatan komprehensif lain. Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1) Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b. Perusahaan dan anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak
- 27 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan. (2) Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi utang yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Dampak transisi PSAK 50 (Revisi 2006), PSAK 55 (Revisi 2006) dan PPSAK 3 terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut: Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010 Rp '000.000 Ase t Ase t Lancar Piutang usaha kepada pihak ketiga Ase t Tidak Lancar Aset pajak tangguhan Total Aset
Penyesuaian Transisi Rp '000.000
Setelah disesuaikan 1 Januari 2010 Rp '000.000
756.051
40.923
796.974
79.198
(9.284)
69.914
835.249
31.639
866.888
Penyesuaian transisi di atas berasal dari dampak penilaian kembali kerugian penurunan nilai aset keuangan, pendiskontoan aset keuangan tanpa bunga menggunakan suku bunga pasar dan efek pajak penghasilan. Selanjutnya, Perusahaan telah menerapkan penyesuaian transisi dari PPSAK 3 “Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang bermasalah”, yang mengatur standar akutansi keuangan dan pelaporan restrukturisasi utang-piutang bermasalah, baik bagi debitor maupun kreditor. Sehubungan dengan penerapan ini, anak perusahaan telah menghitung kembali nilai kini dari arus kas masa depan dan utang terkait dengan menggunakan tingkat bunga inkremental pada tanggal efektif pernyataan ini. Selisih antara nilai kini yang dihitung kembali dengan nilai tercatat sebesar Rp 4.092 juta, disesuaikan ke saldo laba per 1 Januari 2010.
- 28 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010 Rp 000,000
Penyesuaian Transisi Rp 000,000
dan
Setelah disesuaikan 1 Januari 2010 Rp 000,000
Liabilitas Liabilitas jangk a panjang Libilitas pajak tangguhan Pinjaman yang direstrukturisasi
3.166 1.110.570
983 (4.092)
4.149 1.106.478
Total liabilitas
1.113.736
(3.109)
1.110.627
Dampak bersih transisi PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) serta PPSAK 3 “Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah” terhadap ekuitas konsolidasian adalah sebesar Rp 34.748 juta. Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masingmasing akun piutang akhir tahun. Investasi 1.
Penempatan pada efek yang nilai wajarnya tersedia a. Diperdagangkan (trading)
Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. b. Dimiliki hingga jatuh tempo (held- to-maturity)
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi. c. Tersedia untuk dijual (available- for-sale) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.
- 29 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
2. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia. Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya. Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi. Biaya Emisi Obligasi Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Selisih antara nilai tercatat hutang dan akun lainnya yang terkait dengan hutang tersebut dengan jumlah seluruh pembayaran kas masa depan dengan persyaratan baru dalam suatu restrukturisasi langsung diakui sebagai keuntungan restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, seluruh pembayaran kas berdasarkan persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan akun lainnya yang terkait, dan tidak ada pengakuan beban bunga atas hutang tersebut sampai dengan jatuh tempo. Jika nilai tercatat hutang dan akun terkait lainnya lebih kecil daripada jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dalam suatu restrukturisasi, maka tidak ada keuntungan atau kerugian restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung berdasarkan suatu suku bunga efektif yang konstan yang diterapkan terhadap nilai tercatat hutang serta akun terkait lainnya pada setiap awal periode sampai dengan jatuh tempo. Instrumen Keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar pada tanggal kontrak, dan nilai wajarnya disesuaikan kembali pada setiap tanggal pelaporan berikutnya. Perubahan nilai wajar dari instrumen keuangan derivatif diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila derivatif tersebut tidak ditetapkan dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Derivatif melekat pada instrumen keuangan lain atau kontrak utama non-keuangan lain diperlakukan sebagai derivatif terpisah apabila risiko dan karakteristiknya tidak terkait secara material terhadap kontrak utama, dan kontrak utamanya tidak diukur pada nilai wajar dimana laba atau rugi yang belum direalisasi langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. k.
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Anak Perusahaan”. Pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan, selisih perubahan ekuitas anak perusahaan tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode yang sama dengan pengakuan keuntungan atau kerugian pelepasan investasi.
- 30 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut l.
dan
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, yang mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan usang dan penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
m.
Hewan Pembibit Turunan Ayam Pembibit Turunan Ayam pembibit turunan terdiri dari grandparent stock (ayam nenek), yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk parent stock (ayam induk), dan parent stock, yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk ayam niaga (final stock). Ayam pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai ayam yang telah menghasilkan dan ayam yang belum menghasilkan. Ayam yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan. Biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan direklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia produksi. Pada umumnya ayam pedaging mencapai masa produksi setelah berumur 25 minggu dan ayam petelur mencapai masa produksi setelah berumur 20 minggu. Ayam yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari ayam yang belum menghasilkan dan dikurangi dengan biaya amortisasi ayam yang ditentukan berdasarkan standar produksi telur tetas selama masa produktif ayam yang bersangkutan dengan memperhitungkan nilai sisa. Sapi Pembibit Turunan Sapi pembibit turunan adalah sapi yang dipelihara untuk melahirkan anak. Sapi pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai sapi yang telah menghasilkan dan sapi yang belum menghasilkan. Sapi yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan diklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia melahirkan. Pada umumnya sapi mencapai masa produksi setelah berumur rata-rata 15 bulan. Sapi yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari sapi yang belum menghasilkan.
n.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
o.
Tanaman Tanaman belum menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan meliputi biaya pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Tanaman belum menghasilkan dipindahkan ke tanaman menghasilkan pada saat tanaman mulai berproduksi. Tanaman menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai jika ada. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun yang dimulai sejak tanaman mulai berproduksi.
- 31 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut p.
dan
Properti Investasi Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan seharihari properti investasi. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus selama masa manfaat properti investasi yaitu 4 – 20 tahun. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
q.
Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan pras arana Mes in dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan
: : : :
4 - 20 5 - 10 2-5 3-5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
- 32 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan dan disusutkan. r.
Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessee Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan dan anak perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Aset sewaan disusutkan secara penuh selama estimasi masa manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sebaliknya, aset sewaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessor Sewa dimana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi
- 33 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. s.
Aset Real Estat Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kondisi normal usaha dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan penjualan. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal yang siap dijual pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal. Biaya perolehan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi meliputi biaya konstruksi dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus. Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
t.
Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Aset tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut: Tahun Merek dagang Formula dan teknologi Non-compete fee
u.
20 20 5
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal laporan posisi keuangan dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
v.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan (f.o.b. shipping point).
- 34 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Pendapatan sewa diakui berdasarkan berlalunya waktu dengan metode garis lurus dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis) kecuali biaya utang yang memenuhi persyaratan kapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset kualifikasian. Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga kontraktual. w.
Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs utang yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari utang diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jika Perusahaan meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka Perusahaan menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut. Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
x.
Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau
- 35 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Beban jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. y.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas serta akumulasi rugi fiskal. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding ditentukan.
z.
Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan total rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan, setelah memperhitungkan efek retroaktif perubahan nilai nominal per saham. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan total rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar dan dilusian adalah 2.071.732.660 saham pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.
aa. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan berjalan yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian sehingga perlu dilakukan penyesuaian, jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Kejadian-kejadian setelah tanggal laporan posisi keuangan yang tidak memerlukan penyesuaian, apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. 3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlahjumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
- 36 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Pertimbangan Pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses implementasi kebijakan akuntansi Perusahaan dan anak perusahaan yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlahjumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: a.
Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Perusahaan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi grup seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2.
b.
Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Pinjaman dan Piutang Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman dan piutang. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai (penyisihan piutang ragu-ragu) yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
Estimasi dan Asumsi Asumsi utama mengenai estimasi ketidakpastian di masa datang dan sumber utama estimasi tersebut pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam tahun/periode buku selanjutnya diungkapkan di bawah ini: a.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 23.
- 37 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
b.
dan
Masa Manfaat Aset Tetap dan Properti Investasi Masa manfaat masing-masing aset tetap dan properti investasi Perusahaan dan anak perusahaan diestimasi sepanjang masa aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut berdasarkan penelaahan kolektif atas usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat masing-masing aset ditinjau secara berkala dan diperbarui jika diperkirakan berbeda dari estimasi sebelumnya karena batas pakai, usang baik secara teknis atau komersial, dan pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aset. Hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruhi oleh perubahan dalam jumlah dan waktu pencatatan beban yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor tersebut. Penurunan estimasi masa manfaat aset tetap dan properti investasi akan meningkatkan beban penyusutan dan menurunkan nilai tercatat aset tetap dan properti investasi. Tidak terdapat perubahan signifikan dalam estimasi masa manfaat properti investasi dan aset tetap selama periode berjalan. Estimasi masa manfaat aset tetap diungkapkan pada Catatan 2p dan 2q dan nilai tercatat properti investasi dan aset tetap diungkapkan pada Catatan 11 dan 12.
c.
Imbalan Pasti Pasca Kerja Penentuan kewajiban dan imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah kewajiban dan imbalan tersebut. Asumsi yang digunakan diungkapkan dalam Catatan 31 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perusahaan dan anak perusahaan diakumulasi dan diamortisasi sepanjang masa kerja dan umumnya mempengaruhi beban yang diakui dan kewajiban yang dicatat pada periode mendatang. Walaupun Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa asumsi yang digunakan wajar dan dapat diandalkan, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat secara material mempengaruhi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja Perusahaan dan anak perusahaan. Cadangan imbalan pasti pasca-kerja diungkapkan pada Catatan 31.
d.
Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba kena pajak akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat digunakan. Estimasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan kemungkinan terjadi dan besaran laba kena pajak di masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Aset pajak tangguhan diungkapkan pada Catatan 32.
e.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penelaahan penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi adanya penurunan nilai. Penentuan nilai wajar aset memerlukan estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari penggunaan berkelanjutan dan pelepasan aset tersebut. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan yang tercatat pada laporan keuangan konsolidasian.
- 38 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 4.
Kas dan Setara Kas 30 Septem ber 2011 Rp
31 Des em ber 2010 Rp
14,500,347,543
11,223,918,810
49,384,636,184 46,297,884,511 57,803,032,990 46,060,096,301 17,606,959,743 54,161,841,164 15,601,412,080 36,788,715,602 3,421,981,781 17,168,034,348 566,034,719 186,278,630 951,375,314
128,738,366,118 60,662,152,165 50,372,837,690 59,864,042,942 16,932,626,800 10,383,874,723 31,416,184,085 184,590,792 1,686,590,647 1,481,546,979 1,264,441,606 1,478,648,387 88,552,013 123,395,831 924,127,782
49,715,819,489 145,940,604,921 281,527,372 395,673,171 52,510,226,902 183,434,826 104,858,002 294,588,187 830,414,967
71,836,054,256 102,185,149,493 16,277,481,274 16,883,969,719 34,476,473,664 530,513,857 1,493,083,401.00 164,001,777 530,043,521
133,266,562
5,324,936,465 342,870,601
111,219,890 26,099,986
300,783,367
Kas Bank Rupiah PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danam on Indones ia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Pers ero) Tbk PT Bank Mandiri (Pers ero) Tbk PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank Victoria PT Bank UOB Buana Tbk PT Bank Perm ata PT Bank Kes awan PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mega PT Bank Bukopin Tbk Lain-lain*)
Mata uang asing (Catatan 37) Dolar Am erika Serikat PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Danam on Indones ia Tbk PT Bank DBS Indones ia PT Bank Rabobank International Indones ia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Pers ero) Tbk PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT ANZ Panin Bank Lain-lain*) Dolar Singapura Bank of Am erica, Singapura Lain-lain*) Dolar Aus tralia PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain*) Rupee, India ICICI Bank Ltd The Axis Bank Ltd., India The Jam m u & Kas hm ir Bank Ltd United Bank of India HDFC Lain-lain* LKR, Sri Lanka Lain-lain*) Jum lah - Kas di bank
- 39 -
611,026,365,185
11,648,266,273 3,188,037,247 35,478,835 26,439,279 4,698,756 389,806,300 17,572,547 642,481,558,002
dan
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
30 Septem ber 2011 Rp Depos ito berjangka Rupiah PT Bank Perkreditan Rakyat Celebes Mitra Perdana PT Bank Perkreditan Rakyat PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank Artha Graha Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Negara Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank Perm ata Tbk Mata uang as ing (Catatan 35) Dolar Am erika Serikat PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank Mandiri (Pers ero) Tbk PT Bank Rabobank International Indones ia Tbk PT Bank DBS Indones ia Jum lah - Depos ito berjangka Jum lah
dan
31 Des em ber 2010 Rp
1,542,224,319.00 1,051,422,988.00 273,240,000.00 -
6,607,308,400 82,600,000,000 13,190,000,000 273,240,000 175,700,000 12,259,481,981
472,871,000.00 3,339,758,307.00
488,966,544 305,694,000 3,559,095,172 245,454,300 119,704,940,397
614,366,123,492
762,186,498,399
7,25% - 10,25% 1,75%
5,25% - 10,25% 0,05% - 2,00%
*) Masing-masing dibawah Rp 1milyar
Tingkat bunga per tahun depos ito berjangka Rupiah Dollar Am erika Serikat
5.
Investasi Jangka Pendek 31 Des em ber 2010 Rp Depos ito berjangka Mata uang as ing Rupee, India The Axis Bank Ltd., India The ICCI Bank, Ltd., India United Bank of India, India
2,467,668,133 37,180,123 642,208,410
Sub-jum lah
3,147,056,666
Surat berharga Untuk diperdagangkan Ceylon Grains - Elevator Ltd., Sri Lanka Prigo - Agro Indus tries Ltd., Sri Lanka Three Acre Farm s Ltd., Sri Lanka
36,775,345,922 5,157,943,133 7,285,957,848
Sub-jum lah
49,219,246,903
Jum lah
52,366,303,569
Tingkat bunga per tahun depos ito berjangka Rupee, India
6.00% - 6.25%
Keuntungan yang belum direalisasi akibat kenaikan harga saham surat berharga untuk diperdagangkan sebesar Rp 8.888 juta pada 30 September 2010 yang dicatat pada akun ”Lain-lain bersih” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
- 40 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
6.
dan
Piutang Usaha 30 September 2011
31 Desember 2010
Rp
Rp
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak Berelasi PT Japfa Santori Indonesia PT So Good Food Total
6,668,127,934 16,916,980,214
-
23,585,108,148
-
Pihak Ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
695,258,160,566 436,227,575 695,694,388,141 (521,900,772) 695,172,487,369
Jumlah piutang usaha - bersih
718,757,595,517
1,606,716,679,526
Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari 91 s/d 120 hari > 120 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
565,185,138,676
631,825,614,420
92,331,521,071 16,125,998,874 8,489,040,717 4,445,736,373 32,702,060,578 719,279,496,289 (521,900,772)
87,688,337,755 24,115,942,067 6,818,053,960 1,125,972,158 54,086,804,768 805,660,725,128 (2,302,385,365)
Bersih
718,757,595,517
803,358,339,763
Rupiah Mata uang asing (Catatan 37) Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
718,843,268,714
790,293,507,282
307,315,008 128,912,567 719,279,496,289 (521,900,772)
578,507,635 14,788,710,211 805,660,725,128 (2,302,385,365)
Bersih
718,757,595,517
803,358,339,763
790,293,507,282 15,367,217,846 805,660,725,128 (2,302,385,365) 803,358,339,763
b. Berdasarkan umur (hari)
c. Berdasarkan mata uang
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Saldo anak yang diakuisisi Penambahan (Catatan 28) Penurunan nilai / PSAK Penghapusan Saldo anak perusahaan yang dijual Saldo akhir
2,302,385,365 136,830,577 521,900,772 (893,667,948) (934,278,334) (611,269,660)
49,390,493,057 5,145,761,706 (42,695,631,110) (9,538,238,288) -
521,900,772
2,302,385,365
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
- 41 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek, utang lain-lain kepada pihak ketiga dan pinjaman jangka panjang (Catatan 12, 14 dan 17). 7.
Persediaan 30 Septem ber 2011 Rp Hewan ternak yang ters edia untuk dijual Baham baku dalam perjalanan Barang jadi dalam perjalanan Bahan baku Barang jadi Pers ediaan dalam pros es Telur tetas Bahan pem bantu Suku cadang Bahan pem bungkus Bahan bakar dan pelum as Lain - lain Jum lah Penyis ihan penurunan nilai dan keus angan pers ediaan
Metode penyis ihan penurunan nilai dan keus angan pers ediaan Saldo awal Penam bahan/penghapus an Saldo akhir
31 Des em ber 2010 Rp
265,250,856,410 252,403,917,248 736,157,846 1,598,087,875,537 335,464,284,547 212,611,749,963 70,111,901,966 65,130,767,279 71,312,705,310 35,640,136,494 13,293,306,233 36,714,968,907 2,956,758,627,740
237,967,684,702 93,668,490,255 2,333,992,178 1,218,520,997,246 255,504,183,497 107,215,805,551 54,139,383,941 51,128,832,342 69,152,525,169 62,619,645,631 10,928,486,364 24,075,389,636 2,187,255,416,512
2,956,758,627,740
(2,127,048,092) 2,185,128,368,420
-
2,102,172,496 24,875,596 2,127,048,092
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian penurunan nilai dan keusangan persediaan. Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT PAN Pacific Insurance dan PT Asuransi Sinar Mas, pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.131.393 juta dan US$ 2.751.450 pada tanggal 30 September 2011, Rp 2.273.075 juta dan US$ 1.450.000 pada tanggal 31 Desember 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang dan utang obligasi (Catatan 12, 17 dan 19).
- 42 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 8.
dan
Hewan Pembibit Turunan Ayam Pembibit Turunan 30 Septem ber 2011 Rp
31 Des em ber 2010 Rp
175,263,098,069
184,993,666,763
363,252,109,990 (314,212,642,247)
336,735,700,649 (346,466,269,343)
224,302,565,812
175,263,098,069
147,983,253,434 345,005,397,967 (363,252,109,990)
95,951,443,849 388,767,510,234 (336,735,700,649)
129,736,541,411
147,983,253,434
354,039,107,223
323,246,351,503
Telah m enghas ilkan (m as a produks i) Saldo awal Reklas ifikas i dari ayam belum m enghas ilkan Akum ulas i am ortis as i Saldo akhir Belum m enghas ilkan (m as a pertum buhan) Saldo awal Biaya pertum buhan s elam a tahun berjalan Reklas ifikas i ke ayam telah m enghas ilkan Saldo akhir Jum lah
Sapi Pembibit Turunan 30 Septem ber 2010 Rp
31 Des em ber 2010 Rp
Telah m enghas ilkan (m as a produks i) Saldo awal Reklas ifikas i dari s api belum m enghas ilkan Biaya s elam a m as a produks i tahun berjalan Pem belian s api Akum ulas i am ortis as i Reklas ifikas i biaya dari induk ke anak Sapi dijual/m eninggal Saldo akhir
95,606,246,543 440,957,551 49,675,079,714 16,371,671,618 5,430,169,829 (29,245,504,409) (44,669,191,245) 93,609,429,601
63,720,618,356 12,870,452,008 68,852,752,763 27,283,964,289 (17,230,989,699) (23,272,005,823) (36,618,545,352) 95,606,246,543
Belum m enghas ilkan (m as a pertum buhan) Saldo awal Reklas ifikas i ke s api telah m enghas ilkan Biaya pertum buhan s elam a tahun berjalan Pem belian s api Reklas ifikas i biaya dari induk ke anak Sapi dijual/m eninggal Saldo akhir
21,383,458,206 (440,957,551) 17,159,935,517 29,245,504,409 (23,330,302,143) 44,017,638,438
6,551,110,866 (12,870,452,008) 16,358,234,100 10,900,000 23,272,005,823 (11,578,634,772) 21,743,164,009
Jum lah
137,627,068,039
117,349,410,552
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 hewan pembibit turunan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dan PT Umum Mega, pihak-pihak ketiga, terhadap risiko gempa bumi, kebakaran, kerusuhan dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 426.750 juta dan Rp 471.750 juta, Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko diatas terhadap aset yang dipertanggungkan. Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 hewan pembibit turunan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 17).
- 43 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 9.
dan
Pajak Dibayar Dimuka 30 Septem ber 2011 Rp
31 Des em ber 2010 Rp
43,556,714,627 528,066,007 82,071,843,764 7,446,341,879 1,368,775,704
8,347,193,364 448,115,155 29,612,635,706 4,144,031,010 74,412,413 244,162,720
134,971,741,981
42,870,550,368
Pph pas al 22 Pph pas al 23 Pph pas al 25 Pph pas al 28a Pph pas al luar negeri Pajak Pertam bahan Nilai Jum lah
10. Properti Investasi Berikut ini mutasi properti investasi yang disewakan kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut: 1 Ja nuari 2011
Biaya perole ha n: Pe milika n la ngsung Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah
Pe ruba ha n s/d Se pte mbe r 2011 Pena mba han Pengura ngan Re klasifika si
56,301,330,548
-
2,118,367,767
59,247,140,270
-
2,775,659,501
115,548,470,818
Akumula si pe nyusutan: Pe milika n la ngsung Bangunan dan prasarana Jumlah
39,780,808,694 39,780,808,694
Nila i Buku
75,767,662,124 1 Janua ri 2010
10,771,546,558 10,771,546,558
30 Septe mbe r 2011
(2,425,019,665)
51,757,943,116
105,124,521
56,576,605,290
4,894,027,268
(2,319,895,144)
108,334,548,406
2,241,756,868 2,241,756,868
(282,473,545) (282,473,545)
48,028,124,839 48,028,124,839 60,306,423,567
Perubahan selama tahun 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
31 Dese mber 2010
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah
58,660,481,823 59,330,861,671 117,991,343,494
12,500,000 12,500,000
75,000,000 83,721,401 158,721,401
(2,296,651,275) (2,296,651,275)
56,301,330,548 59,247,140,270 115,548,470,818
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Jumlah
37,325,851,579 37,325,851,579
2,538,678,516 2,538,678,516
83,721,401 83,721,401
-
39,780,808,694 39,780,808,694
Nilai Buku
80,665,491,915
75,767,662,124
Pendapatan sewa properti investasi yang diakui di laporan laba rugi pada 30 September 2011 adalah sebesar Rp. 412 juta dan 31 Desember 2010 sebesar Rp. 719 juta yang dilaporkan sebagai bagian dari “Lain-lain – bersih” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Beban penyusutan properti investasi selama pada 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.444 juta dan Rp 2.538 juta disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” (Catatan 29). Sampai dengan tanggal 30 September 2011, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memutuskan untuk melakukan penyisihan penurunan nilai atas properti investasi sebesar Rp 9.327 juta yang dicatat pada akun “Rugi penurunan nilai aset” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Bangunan telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Raksa Pratikara, Incombank - Asia Insurance Co. Ltd., American Home Assurance Co., AXA Insurance Singapore Pte., Ltd, dan United India Insurance
- 44 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Co. Ltd., pihak-pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 54.051 juta pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 11. Aset Tetap 1 Januari 2011 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sewa guna usaha Mesin dan perlengkapan Inventaris Kendaraan Jumlah
550,355,619,422 1,032,631,901,873 1,446,843,627,307 304,425,431,057 238,431,619,333 111,293,462,656 164,724,273,879 1,160,236,850 3,849,866,172,377
Selisih kurs penjabaran
Penambahan
(378,000,007)
Reklasifikasi
2,604,574,481 130,372,223,724 152,890,597,151 2,546,391,452 2,657,550,005
30 September 2011
175,922,783,037 218,403,702,520 82,077,817,103 73,948,380,814 130,873,059,986
87,172,197,699 186,191,636,567 282,584,147,830 48,070,768,413 19,873,226,691
175,714,921,132 218,470,310,372 4,112,616,658 2,136,250,000
9,032,699,246 140,790,464 83,972,620 -
(131,538,524,175) (141,297,298,967) (3,470,304,233) (1,795,550,000)
146,437,160,367 241,756,494,820 558,339,805 340,700,000
8,479,500,000 1,090,139,341,622
811,936,850 633,961,376,380
(583,500,000) 12,386,159,438
8,244,300,000 4,318,052,297,050
(378,000,007)
Perubahan selama tahun 2011 Pengurangan
641,710,779,241 1,195,216,191,550 1,399,227,893,731 332,849,434,910 351,711,002,626
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sewa guna usaha Kendaraan Jumlah
392,742,135,623 901,174,748,257 195,662,218,993 134,900,363,814
2,677,067
97,028,916,042 80,335,900,129 51,425,714,621 86,912,031,756
34,567,303,859 124,448,316,222 21,931,739,069 14,298,470,080
3,449,620,157 8,587,330,119 (97,031,624) 583,500,000
458,653,367,963 865,649,662,283 225,059,162,921 208,100,102,557
794,300,308 1,625,273,766,994
2,677,067
3,409,115,366 319,111,677,914
632,225,308 195,878,054,538
(583,500,000) 11,939,918,652
2,987,690,366 1,760,449,986,090
Nilai Buku
2,224,592,405,383
1 Januari 2010 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan Aktiva sewa guna usaha Inventaris Kendaraan Jumlah
2,557,602,310,960
Selisih kurs penjabaran
Perubahan selama tahun December 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
31 Desember 2010
513,378,408,549 917,576,115,359 1,336,457,939,095 244,475,859,847 178,470,861,278
(30,718,428) (495,868,805) (741,317,355) 412,175,158 (16,645,214)
37,340,394,685 8,519,736,288 26,753,311,576 63,388,046,020 62,470,517,930
2,576,937,356 5,049,672,990 29,823,895,623 3,758,299,922 5,572,885,012
2,244,471,975 112,081,592,021 114,197,589,614 (92,350,046) 3,079,770,349
550,355,619,422 1,032,631,901,873 1,446,843,627,307 304,425,431,057 238,431,619,333
40,726,052,486 50,978,558,986 742,730,000
(1,511,686) (16,915,707) -
181,287,511,629 230,540,092,446 1,929,748,020
194,806,400 -
(110,718,589,773) (116,582,655,446) (2,672,478,020)
111,293,462,656 164,724,273,879 -
64,642,262 1,803,680,169 3,284,674,848,031
2,721,879 32,806,681 (855,273,477)
612,229,358,594
67,364,141 47,043,861,444
(676,250,000) 861,100,674
1,160,236,850 3,849,866,172,377
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sewa guna usaha Inventaris Kendaraan Jumlah
349,890,099,636 845,431,816,023 167,969,975,421 115,683,656,456
3,277,024 (201,340,250) 132,386,495 (6,171,633)
45,890,543,463 82,211,351,240 30,925,765,235 23,535,512,695
3,041,784,500 26,267,078,756 3,365,908,158 4,721,362,799
408,729,095
64,642,262 904,372,766 1,479,944,562,563
2,721,879 26,081,083 (43,045,402)
272,575,554 182,835,748,187
67,364,141 37,463,498,354
(408,729,095) -
Nilai Buku
1,804,730,285,467
392,742,135,623 901,174,748,257 195,662,218,993 134,900,363,814 794,300,308 1,625,273,766,994 2,224,592,405,383
- 45 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Pemilikan langsung Harga pokok penjualan
Beban usaha (Catatan 28)
30 September 2011 Rp
31 Desember 2010
124,520,226,674
140,555,311,269
39,767,994,938
42,007,861,367
Rp
Aset sewaan
Beban usaha (Catatan 28) Jumlah
2,224,790,705
272,575,551
166,513,012,317
182,835,748,187
Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan dan prasarana serta mesin dan perlengkapan yang sedang dibangun oleh Perusahaan dan anak perusahaan, yang diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2012. Pada tanggal 30 September 2011, tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 4% - 97%. Penambahan aset tetap pada tanggal 30 September 2011 termasuk aset tetap anak perusahaan yang diakuisisi yaitu PT Primatama Karya Persada (PKP), PT Adiguna Bintang Lestari (ABL) dan PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS) dengan biaya perolehan sebesar Rp 265.216 juta dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 148.116 juta pada saat akuisisi. Pengurangan aset tetap pada tanggal 30 September 2011 termasuk aset tetap anak perusahaan yang dijual yaitu PT So Good Food (SGF) dan anak perusahaan, Japfa Comfeed International Pte., Ltd. (JCIP) dan Japfa Comfeed India Ltd. (JCIL) dengan nilai buku sebesar Rp 355.817 juta, sedangkan di tahun 2010 merupakan penjualan dan penghapusan aset tetap dengan nilai buku aset tetap yang dihapus sebesar Rp 4.160 juta yang dicatat sebagai beban lain-lain. Adapun perincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 30 September 2011 Rp Harga jual Nilai buku Keuntungan atas penjualan
31 Desember 2010 Rp
142,619,530,835 (85,943,824,968)
8,980,931,963 (5,422,269,325)
56,675,705,867
3,558,662,638
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Lampung, Surabaya, Sidoarjo, Cirebon, Karo (Sumatera Utara), Tanah Laut (Kalimantan Selatan), Banyuwangi, Singaraja, Probolinggo, Situbondo, Semarang, Malang, Purwakarta, Subang, Pasuruan, Mojokerto, Tabanan (Bali), Maros (Ujung Pandang), Kampar (Riau), Palembang, Manado, Samarinda dan Kalimantan dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang berjangka waktu 20 tahun sampai 35 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2011 dan 2040. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. 3,68% dari tanah yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan pada 30 September 2011 dan tahun 2010 masih atas nama pihak ketiga. Aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan senilai Rp 2.823.976 juta pada tanggal 30 September 2011, Rp 2.262.708 juta dan Rupee 691 juta pada tahun 2010 masing-masing digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang, liabilitas sewa pembiayaan dan pinjaman yang direstrukturisasi (Catatan 12, 17, 18 dan 20).
- 46 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Seluruh aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT PAN Pacific Insurance, PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Rama Satria Wibawa, PT Asuransi Sinar Mas, PT Zurich Insurance, PT Chartis Insurance, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, pihak-pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masingmasing sebesar Rp 3.012 milyar pada tanggal 30 September 2011 dan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 2.710 milyar dan US$ 8.776.550. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan yang diklasifikasikan sebagai aset yang tidak digunakan yaitu:
Biaya perolehan Bangunan dan pras arana Mes in dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Jum lah Dikurangi akum ulas i penyus utan dan penurunan nilai Nilai buku
30 Septem ber 2011 Rp
31 Des em ber 2010 Rp
725,896,106 13,353,817,802 1,360,512,850 15,440,226,758
5,057,017,652 36,678,234,951 1,480,909,823 110,605,274 43,326,767,700
(12,718,062,367)
(39,955,508,908)
2,722,164,391
3,371,258,792
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010. 12. Pinjaman Bank Jangka Pendek
Mata uang as ing Rupiah PT Bank MandiriTbk PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank Central As ia Tbk PT Bank Rabobank Intenational Indones ia
PT Bank DBS Indonesia PT Bank Perm ata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Pan Indones ia Tbk Rupee, India The ICICI Bank, Ltd., India The Axis Bank Ltd., India Dolar Am erika Serikat (Catatan 35) PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk
Jum lah
30 Septem ber 2011
31 Des em ber 2010
Rp
Rp
295,048,499,707 341,715,431,993 227,057,700,557 201,020,344,535
155,575,821,824 142,019,562,231 119,586,351,252 102,371,431,034
309,187,633,404 16,412,572,552 179,997,447,629 103,699,891,885
111,954,323,601
10,587,600,000
43,694,840,827 14,384,334,803
1,684,727,122,262
700,402,838,572
10,816,173,000
Tingkat bunga per tahun
9,34% - 11,50% 6,5% -
Rupiah Dolar Am erika Serikat Rupee
- 47 -
9,25% - 14%
6,50% -10,15% 10,40% - 13%
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Pada bulan Mei 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman kredit modal kerja dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 110 milyar yang telah jatuh tempo pada bulan Mei 2009 dan telah diperpanjang sampai dengan 7 Mei 2012. Pada bulan Agustus 2010 jumlah maksimum meningkat menjadi Rp 270 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, tanah, bangunan, mesin, utilitas, dan peralatan milik Perusahaan, serta tanah, bangunan, mesin, peralatan, kandang dan tanaman milik PT Wabin Jayatama, anak perusahaan (Catatan 7 dan 11). Pada bulan Juni 2007, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan, memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 108 milyar dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 6,7 dan 11). Pada tahun 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 198 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 Juni 2012. Pada bulan Juni 2007, SA memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 30 milyar dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 6,7 dan 11). Pada tahun 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 44 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 Juni 2012. Pada bulan Juni 2007, SA memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum US$ 1.263 ribu dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 6,7 dan 11). Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 Juni 2012. Pada bulan Juli 2003, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 15 milyar, dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 6,7 dan 11). Kredit maksimum meningkat beberapa kali, yang terakhir meningkat menjadi Rp 120 milyar pada bulan Agustus 2010. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 2 Agustus 2012. PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) Pada tanggal 27 Januari 2011, PT Primatama Karya Persada, anak perusahaan yang diakuisisi pada tahun 2011, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 80 milyar. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 Januari 2012. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap. Sejak 1 September 2011 dengan telah efektifnya penggabungan usaha dari PT Prima Karya Persada ke PT Ciomas Adisatwa maka fasilitas pinjaman ini telah beralih kepada PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan. Pada tanggal 7 April 2011, Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri yang terdiri dari KMK Fixed Loan (FL) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 150 milyar, KMK Revolving (RL) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50 milyar, Non Cash Loan (NCL) sublimit Trust Receipt (TR) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 2 juta dan Treasury Line (TL) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5 Juta. Perusahaan mulai menggunakan fasilitas FL dan RL ini pada tanggal 20 April 2011, yang digunakan sebagai modal kerja. Fasilitas-fasilitas di atas akan jatuh tempo pada tanggal 23 April 2012. Fasilitas ini dijaminkan dengan piutang, persediaan dan aset tetap tertentu milik Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). Pada bulan Juni 2010, PT Multiphala Agrinusa, (MAG), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Fixed Loan dan Revolving Loan dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 100 milyar dan Rp 50 milyar dengan jangka waktu satu tahun. Fasilitas ini
- 48 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
digunakan untuk melunasi fasilitas dari PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Syariah Bukopin. Fasilitas ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 20 April 2011. Pada bulan Mei 2009, PT Austasia Stockfeed (ASF), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri, maksimum Rp 11 milyar, yang dijamin dengan mesin, tanah dan bangunan (Catatan 11) dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 30 September 2010. Pada bulan Mei 2009, ASF memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri, maksimum Rp 99 milyar, yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah dan bangunan (Catatan 6,7 dan 11) dengan jangka waktu 12 bulan. Pada bulan September 2009, kredit maksimum meningkat menjadi sebesar Rp 122,5 milyar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Mei 2012. Pada bulan Juli 2004, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum sebesar Rp 70 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 6,7 dan 11) dengan jangka waktu 12 bulan. Pada tahun 2009, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 111 milyar. Fasilitas ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 20 April 2011. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Pada tanggal 8 Oktober 2010, Perusahaan memperoleh pinjaman dari BCA berupa fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 250 milyar dan dengan jangka waktu 12 bulan. Pada bulan Desember 2010, jumlah maksimum dari fasilitas ini meningkat menjadi Rp 291 milyar. Pinjaman ini dijaminkan dengan piutang usaha dan tanah, bangunan, mesin milik Perusahaan (Catatan 6 dan 11)). Fasilitas ini akan jatuh tempo pada bulan Oktober 2011. PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) Pada tanggal 8 Juli 2010, PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap (PT) dan Pinjaman Rekening Koran (PRK) sebagai bagian dari beberapa fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bank CIMB Niaga (Catatan 18). Fasilitas PT terdiri dari Tranche A sebesar Rp 80 milyar dan Tranche B Rp 100 milyar. MBAI mulai menggunakan fasilitas ini pada tanggal 9 Mei 2011, yang digunakan sebagai modal kerja. Fasilitas ini dikenakan bunga mengambang sebesar 10,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada bulan Juli 2011. Fasilitas yang telah diperpanjang sampai dengan Juli 2012 ini, dijaminkan dengan jaminan yang sama dengan pinjaman jangka panjang (Catatan 17). Sedangkan, PRK memiliki jumlah maksimum sebesar Rp 20 milyar. Sampai dengan tanggal 30 September 2011, MBAI belum menggunakan fasilitas PRK ini. Pada tanggal 12 Oktober 2010, PT Primatama Karya Persada (PKP), anak perusahaan yg diakuisisi pada tahun 2011, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran (PRK) sebagai bagian dari beberapa fasilitas pinjaman yang diperoleh dari CIMB Niaga (Catatan 17) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 5 milyar. PRK akan jatuh tempo pada tanggal 8 Agustus 2012. Pinjaman ini dijaminkan dengan jaminan yang sama dengan pinjaman jangka panjang (Catatan 17). Sejak 1 September 2011 dengan telah efektifnya penggabungan usaha dari PT Prima Karya Persada ke PT Ciomas Adisatwa maka fasilitas pinjaman ini telah beralih kepada PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan.
- 49 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) Pada tanggal 3 Mei 2011, Perusahaan dan PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin yang terdiri dari Letter of Credit (LC) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 150 milyar dan Pinjaman Berulang (PB) dengan jumlah maksimum Rp 150 milyar. Pinjaman ini dijaminkan dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap tertentu milik STP (Catatan 6,7 dan 11). Fasilitas LC dan PB akan jatuh tempo pada bulan Mei 2012. Pada tanggal 11 Desember 2008, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan jumlah maksimum Rp 50 milyar yang jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2009. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,25% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 6). Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 27 Juli 2010. PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) Pada tanggal 13 Agustus 2010, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Overdraft (OD) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 5 milyar dan Revolving Loan (RL) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 40 milyar. Kedua fasilitas tersebut merupakan bagian dari beberapa fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bank Permata (Catatan 17). Perusahaan mulai menggunakan fasilitas ini pada tanggal 11 Februari 2011, yang digunakan sebagai modal kerja. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan bulan November 2011 dan dijaminkan dengan jaminan yang sama dengan pinjaman jangka panjang (Catatan 18). PT Bank DBS Indonesia (DBS) Pada tanggal 19 Juli 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari DBS berupa fasilitas KMK Letter of Credit (LC), Trust Receipt (TR) dan Post Import Financing (PIF) untuk pembelian bahan baku. Pada bulan Mei 2011, jumlah maksimum dari fasilitas ini meningkat menjadi US$ 40 juta dengan jangka waktu 120 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 2%. Fasilitas ini berlaku sampai dengan 12 Oktober 2011. PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) Pada tanggal 16 April 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Rabobank berupa fasilitas Letter of Credit (LC), Trust Receipt (TR) dan Post Import Financing (PIF) untuk pembelian bahan baku dengan jumlah maksimum US$ 25 juta dengan jangka waktu 90 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 3,50%. Fasilitas ini berlaku sampai dengan 30 April 2012. The ICICI Bank, Ltd., India (ICICI) Japfa Comfeed India Private Ltd (JCIL), anak perusahaan, memperoleh pinjaman rekening koran dari ICICI dengan maksimum pinjaman Rs 206 juta (ekuivalen Rp 41,33 milyar). Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap (Catatan 6,7 dan 11)). Pada tanggal 4 Januari 2011, JCIL telah dijual kepada pihak berelasi sehingga utang ini tidak memiliki saldo pada tanggal 30 September 2011 (Catatan 1d). The Axis Bank Ltd., India (Axis) Japfa Comfeed India Private Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman rekening koran dari Axis dengan maksimum pinjaman Rs 90 juta (ekuivalen Rp 18,06 milyar). Pinjaman ini dijamin dengan persediaan dan aset tetap (Catatan 7 dan 11). Pada tanggal 4 Januari 2011, JCIL telah dijual kepada pihak berelasi sehingga utang ini tidak memiliki saldo pada tanggal 30 September 2011 (Catatan 1d). Beban bunga atas pinjaman-pinjaman di atas sebesar Rp 127,7 milyar pada tanggal 30 September 2011, Rp 78,57 milyar pada tanggal 30 September 2010 (Catatan 29).
- 50 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
13. Utang Usaha kepada Pihak Ketiga
a. Berdasarkan pemasok Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah b. Berdasarkan umur Kurang dari atau sama dengan 1 bulan Lebih dari 1 bulan tapi kurang dari 3 bulan Lebih dari 3 bulan tapi kurang dari 6 bulan Lebih dari 6 bulan Jumlah c. Berdasarkan mata uang Rupiah Mata uang asing
Dolar Amerika Serikat (Catatan 37) Dolar Singapura Euro Jumlah
30 September 2011
31 Desember 2010
Rp
Rp
312,095,926,407 100,431,083,044
342,782,292,939 69,344,373,983
412,527,009,451
412,126,666,922
279,001,599,608 86,843,991,799 45,536,944,857 1,144,473,187 412,527,009,451
326,313,792,827 29,962,476,296 54,973,809,981 876,587,818 412,126,666,922
311,116,252,944
342,782,292,939
82,306,674,328 979,673,463 18,124,408,716
12,149,213,006 55,505,754,707 1,689,406,270
412,527,009,451
412,126,666,922
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 14 sampai 120 hari. 14. Utang Lain-lain
Promosi
30 Septem ber 2011
31 Des em ber 2010
Rp
Rp
88,170,000
1,287,097,827
Barang teknik dan s uku cadang
20,253,757,812
12,821,201,975
Pengirim an
14,551,295,119
7,249,627,541
Proyek
14,316,553,166
3,231,435,028
Pem belian as et tetap Lain-lain Jum lah
- 51 -
971,414,580
296,144,831
9,724,172,785
16,996,564,021
59,905,363,462
41,882,071,223
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 15.
dan
Utang Pajak 30 Septem ber 2011
31 Des em ber 2010
Rp
Rp
Pajak Penghas ilan Pas al 21
3,982,252,652
10,092,497,025
Pas al 23
2,309,104,560
1,184,015,139
Pas al 26
166,417,800
8,446,000,000
Pas al 29
3,037,288,127
105,532,648,385
1,638,820,870
7,158,812,099
510,343,987
278,947,964
460,897,547
333,804,513
12,105,125,543
133,026,725,125
Pajak Pertam bahan Nilai - bers ih Pajak penghas ilan final Pajak penghas ilan badan anak perus ahaan di luar negeri Jum lah
Besarnya pajak yang terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013. 16. Biaya Masih Harus Dibayar Pem as aran Gaji dan tunjangan karyawan Bunga Um um Pem eliharaan Produks i Pengangkutan Telepon dan lis trik Jas a kons ultan Lain - lain Jum lah
- 52 -
30 Septem ber 2011 Rp 19,050,928,677 6,266,359,659 17,806,579,519 20,097,173,017 6,174,467,306 955,068,620 6,205,317,087 3,911,095,608 40,756,966 12,280,160,965
31 Des em ber 2010 Rp 75,518,297,950 2,108,490,772 21,964,928,916 26,093,092,153 6,627,120,379 1,711,760,873 3,856,848,456 4,451,340,381 450,292,895 7,950,361,597
92,787,907,424
150,732,534,372
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
17. Pinjaman Jangka Panjang
Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Ganesha PT Bank Victoria PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT BNI Multi Finance Mata uang asing Rupee, India The ICICI Bank, Ltd., India The Axis Bank Ltd., India Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Biaya provisi dan biaya transaksi yang belum diamortisasi Pinjaman Jangka Panjang - Bersih Tingkat bunga per tahun Rupiah Rupee
30 September 2011
31 Desember 2010
Rp
Rp
605,066,819,127 301,290,287,770 192,721,444,468 64,164,185,609 30,133,614,783 28,702,311,528 8,168,127,153 4,993,568,850 -
697,393,001,635 238,708,770,175 73,317,461,017 14,630,432,826 6,500,000,000 6,644,579,838
1,235,240,359,288
8,629,394,966 18,799,544,146 1,064,623,184,603
217,189,678,820 1,018,050,680,468 (6,313,989,457)
195,411,275,191 869,211,909,412 (7,335,988,826)
1,011,736,691,011
861,875,920,586
8% - 17,25% -
5% - 14% 11% - 12%
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Pada tanggal 8 Oktober 2010, Perusahaan menerima fasilitas pinjaman kredit investasi dari BCA dengan jumlah maksimum Rp 750 milyar yang digunakan untuk pelunasan pinjaman yang direstrukturisasi kepada BNP Paribas, Singapura (Catatan 20). Pelunasan pinjaman yang direstrukturisasi adalah sebesar Rp 709 milyar sehingga sisa fasilitas ini sebesar Rp 41 milyar digunakan untuk menambah jumlah maksimum fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) (Catatan 13). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 8 Oktober 2015 dan dikenakan bunga sebesar JIBOR + 3,6% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, mesin-mesin, tanah dan bangunan (Catatan 6 dan 11). Pada tanggal 14 April 2010, PT So Good Food (SGF) (d/h PT Supra Sumber Cipta), anak perusahaan yang dijual pada tahun 2011 (Catatan 1d), menerima fasilitas pinjaman installment loan dari BCA dengan jumlah maksimum sebesar Rp 20 milyar untuk modal kerja. Pinjaman ini berjangka waktu 3 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 14 April 2013 dan dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, mesin-mesin dan tanah atas nama Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). Pada April 2011, SGF telah dijual kepada Malvolia Pte. Ltd, sehingga pinjaman ini tidak memiliki saldo pada tanggal 30 September 2011 (Catatan 1d). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Pada tanggal 7 April 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman KMK Non Revolving Loan (NRL) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300 milyar dari Bank Mandiri, yang digunakan sebagai modal kerja dan untuk pelunasan pinjaman PT Multiphala Agrinusa (MAG) dan PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak-anak perusahaan yang bergabung ke dalam Perusahaan, dari Bank Mandiri. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 23 Juni 2014. Fasilitas ini dijaminkan dengan piutang, persediaan dan aset tetap tertentu milik Perusahaan (Catatan 6,7 dan 11).
- 53 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Pada tanggal 23 September 2009, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum Rp 9 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun. Pinjaman dijamin dengan mesin yang telah dibeli (Catatan 11) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada bulan April 2011. PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Pada tanggal 8 Juli 2010, PT Multibreeder Adirama Tbk (MBAI), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari CIMB Niaga dengan jumlah maksimum sebesar Rp 500 milyar yang terdiri dari Pinjaman Transaksi Khusus (PTK), Pinjaman Rekening Koran (PRK) dan Pinjaman Tetap (PT). PTK dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300 milyar yang digunakan untuk pelunasan pinjaman yang direstrukturisasi, kepada BNP Paribas, Singapura (Catatan 20). PTK ini dikenakan bunga mengambang sebesar 10,75% dan akan jatuh tempo pada bulan September 2014. Pada tanggal 12 Oktober 2010, PT Primatama Karya Persada (PKP), anak perusahaan yg diakuisisi pada tahun 2011, memperoleh pinjaman dari CIMB Niaga yang terdiri dari PTK on Liquidation 1 (PTK 1) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 9 milyar, PTK on Liquidation II (PTK 2) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 7,5 milyar dan PRK dengan jumlah maksimum sebesar Rp 5 milyar. Pada bulan Desember 2010, jumlah maksimum pinjaman untuk PTK 1 menjadi sebesar Rp 1,5 milyar sedangkan PTK 2 meningkat menjadi Rp 15 milyar. PTK 1 akan jatuh tempo pada tanggal 23 Desember 2013, PTK 2 akan jatuh tempo pada tanggal 18 November 2016 dan PRK akan jatuh tempo pada tanggal 8 Agustus 2012. Pinjaman ini dijaminkan dengan kendaraan milik PKP (Catatan 11). Sejak 1 September 2011 dengan telah efektifnya penggabungan usaha dari PT Prima Karya Persada ke PT Ciomas Adisatwa maka fasilitas pinjaman ini telah beralih kepada PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Pada tanggal 11 Maret 2010, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 66,32 milyar untuk pembelian induk sapi. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2015 dan dikenakan tingkat bunga sebesar 5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap tertentu milik SA (Catatan 7, 8 dan 12). Pada bulan Februari 2009, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman kredit investasi dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 23 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 11) milik IAG. Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada bulan Juli 2011. Pada bulan Agustus 2005, IAG, anak perusahaan, memperoleh pinjaman kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 20 milyar yang digunakan untuk pengembangan usaha dengan mendirikan pabrik pakan ikan dan udang. Pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah maksimum pinjaman adalah sebesar Rp 11 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan mesin-mesin (Catatan 6,7 dan 11). Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada bulan Juli 2011. PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) Pada tanggal 13 Agustus 2010, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman berupa fasilitas Term Loan (TL) dari Bank Permata dengan jumlah maksimum Rp 45 milyar sublimit L/C US$ 1 juta. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Agustus 2017. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap (Catatan 6,7 dan 11).
- 54 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
PT Bank Ganesha (Ganesha) PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS), anak perusahaan yang diakuisisi di tahun 2011 (Catatan 1d), memperoleh pinjaman dari Bank Ganesha berupa Kredit Investasi 1 (KI-1) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 1,2 milyar pada tanggal 27 Mei 2007 dan Kredit Investasi 2 (KI-2) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 20 milyar pada tanggal 23 Januari 2008. Fasilitas di atas digunakan untuk pembelian kendaraan. KI-1 akan jatuh tempo pada bulan Mei 2012 sedangkan KI-2 yang terdiri dari beberapa perjanjian kredit akan jatuh tempo berkisar antara bulan Januari sampai dengan Oktober 2013. Pinjaman ini dijaminkan dengan kendaraan milik BMS (Catatan 11). PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 8 September 2006, PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS), anak perusahaan yang diakuisisi pada tahun 2011, memperoleh pinjaman dari Bank Victoria berupa kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 10 milyar, yang digunakan untuk pembelian kendaraan. Pada tahun 2010, jumlah maksimum pinjaman meningkat sebesar Rp 20 milyar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Februari 2015. Pinjaman ini dijaminkan dengan kendaraan milik BMS (Catatan 11). Pada tanggal 2 Juli 2007, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 2 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dengan jaminan mesin yang telah dibeli (Catatan 11) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 2 November 2010. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) Pada tanggal 3 Mei 2011, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Pinjaman Jangka Panjang (PJP) sebagai bagian dari beberapa fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bank Panin (Catatan 13), maksimum Rp 50 milyar. Pinjaman ini dijaminkan dengan jaminan yang sama dengan pinjaman bank jangka pendek (Catatan 12). The Axis Bank Ltd., India (Axis) Japfa Comfeed India Private Ltd, anak perusahaan yang dijual pada tahun 2011 (Catatan 1d), memperoleh pinjaman dari Axis yang dijamin dengan persediaan dan aset tetap (Catatan 7 dan 11), dengan jumlah maksimum sebesar Rs 183 juta (ekuivalen Rp 36,7 milyar) yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2015. Pada tanggal 3 Januari 2011, JCIL telah dijual kepada pihak berelasi sehingga utang ini tidak memiliki saldo pada tanggal 30 September 2011. The ICICI Bank, Ltd., India (ICICI) Japfa Comfeed India Private Ltd, anak perusahaan yang dijual pada tahun 2011 (Catatan 1d), memperoleh pinjaman dari ICICI yang dijamin dengan aset tetap (Catatan 11), dengan jumlah maksimum Rs 212 juta (ekuivalen Rp 42,5 milyar), yang akan jatuh tempo pada bulan Januari 2012. Pada tanggal 3 Januari 2011, JCIL telah dijual kepada pihak berelasi sehingga utang ini tidak memiliki saldo pada tanggal 30 September 2011. Beban bunga atas pinjaman-pinjaman di atas sebesar Rp 60,4 milyar pada tanggal 30 September 2011, Rp 8,65 milyar pada tanggal 30 September 2010 (Catatan 29). Sehubungan dengan pinjaman-pinjaman tersebut di atas dan pinjaman bank jangka pendek (Catatan 12), Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain mempertahankan rasio
- 55 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
keuangan dan memenuhi batasan-batasan tertentu yang berhubungan dengan terjadinya pinjaman, penjualan aset tetap, investasi, reorganisasi dan hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian. 18. Liabilitas Sewa Pembiayaan 30 Septem ber 2011 Rp
31 Des em ber 2010 Rp
592,125,288 2,082,150,000 1,223,096,400 403,796,761 4,301,168,449 (1,029,465,456)
159,065,768 92,145,768 92,145,768 7,406,565 350,763,869 (50,532,586)
Nilai tunai pem bayaran m inim um s ewa pem biayaan Dikurangi bagian yang jatuh tem po dalam waktu s atu tahun
3,271,702,993 449,353,107
300,231,283 140,396,770
Hutang s ewa pem biayaan jangka panjang - bers ih
2,822,349,886
159,834,513
PT BCA Finance United Overs eas Bank, Singapura PT Sinar Mitra Sepadan
3,271,702,993 -
236,650,576 63,580,707
Jum lah
3,271,702,993
300,231,283
a. Berdasarkan jatuh tempo: Pem bayaran yang jatuh tem po pada tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Jum lah pem bayaran m inim um s ewa pem biayaan Bunga
b. Berdasarkan lessor:
Liabilitas sewa pembiayaan merupakan transaksi pembelian kendaraan oleh Perusahaan, Japfa Comfeed International Pte, Ltd. dan MBAI, anak perusahaan pada tahun 2010. Sedangkan pada tanggal 30 September 2011, liabilitas sewa pembiayaan termasuk transaksi pembelian kendaraan oleh PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS), anak perusahaan yang diakuisisi di tahun 2011 (Catatan 1d), kepada PT BCA Finance. Liabilitas ini berjangka waktu 3 sampai 7 tahun dengan tingkat bunga efektif sebesar 7,5% - 8,5% pada September 2010 dan 2,2% sampai dengan 16% pada tahun 2010 dan dijamin dengan aset sewaan tersebut (Catatan 11). Beban bunga liabilitas sewa pembiayaan ini adalah sebesar Rp 242 juta pada tanggal 30 September 2011 dan Rp 20 juta tahun 2010 (Catatan 29). 19. Utang Obligasi Perincian utang obligasi adalah sebagai berikut: 30 Septem ber 2011 Rp
31 Desem ber 2010 Rp
Nilai nom inal Biaya penerbitan obligas i
500,000,000,000 (1,111,481,079)
500,000,000,000 (2,243,590,422)
Jum lah
498,888,518,921
497,756,409,578
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Japfa I Tahun 2007 dalam mata uang Rupiah dengan jumlah sebesar Rp 500 milyar, dan dijamin dengan persediaan barang jadi dan bahan baku Perusahaan (Catatan 7). Jangka waktu obligasi ini adalah 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2012. Tingkat suku bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dibayar triwulanan. Seluruh obligasi dijual pada nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan PT Bank Mega Tbk sebagai wali amanat. Dana obligasi ini digunakan untuk mendirikan pabrik pakan ternak dan unit pengeringan jagung (corn
- 56 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
dryer), melunasi utang bank dan untuk modal kerja. Perusahaan memiliki opsi untuk melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi (tanggal penerbitan). Pada tahun 2011 dan 2010 Rp 1.132 juta dan Rp 1.509 juta.
amortisasi
biaya
penerbitan
obligasi
adalah
Perusahaan tidak diwajibkan untuk membentuk dana pelunasan obligasi (bond fund), tetapi Perusahaan diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu.
sebesar sinking
Berdasarkan peringkat yang dibuat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tanggal 17 Juni 2011, peringkat obligasi Perusahaan adalah “ idA” (stable outlook). Beban bunga dari utang obligasi di atas adalah sebesar Rp 47.812 juta pada tanggal 30 September 2011 dan Rp 63.750 juta tahun 2010 (Catatan 29). 20. Pinjaman yang Direstrukturisasi Akun ini merupakan pinjaman Perusahaan, MBAI dan STP yang telah direstrukturisasi pada tahun 2002. Restrukturisasi dilakukan dengan cara pembelian kembali pinjaman, konversi pinjaman menjadi modal dan modifikasi persyaratan pinjaman. Pinjaman ini dikoordinasi oleh BNP Paribas, Singapura. Pinjaman yang direstrukturisasi ini terbagi menjadi Tranche A dan B, yang dikenakan bunga dengan ketentuan sebagai berikut: • •
LIBOR + 1% per tahun selama 36 bulan pertama terhitung sejak 1 Juli 2002. Setelah 36 bulan pertama, Perusahaan, MBAI dan STP mempunyai opsi untuk memilih tingkat bunga: - Bunga mengambang, yaitu LIBOR dengan margin 1% per tahun untuk 6 bulan berikutnya, 1,5% per tahun untuk 36 bulan berikutnya dan 2% per tahun untuk 36 bulan berikutnya. - Suku bunga tetap 5,5% per tahun dengan kenaikan sebesar 0,5% setiap 12 bulan, maksimum 8,5% per tahun.
Pada 1 Juli 2005, Perusahaan, MBAI dan STP memutuskan menggunakan tingkat bunga mengambang. Tingkat bunga pinjaman pada tahun 2010 berkisar antara 2,31% - 3,50%. Hasil atas pinjaman restrukturisasi yang ditangguhkan merupakan selisih antara nilai tercatat pinjaman setelah restrukturisasi (dengan cara modifikasi persyaratan pinjaman) dengan pembayaran kas masa depan. Perusahaan Utang lain-lain, utang bunga, wesel bayar, pinjaman bank dan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 146.835.392 direstrukturisasi menjadi pinjaman baru sebesar US$ 115.000.000, yang terbagi atas: a.
Tranche A, sebesar US$ 60.000.000, yang akan dilunasi dalam 37 kali angsuran setiap 3 bulan, sejak tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 31 Desember 2011.
b.
Tranche B, sebesar US$ 55.000.000, yang akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011.
- 57 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Pinjaman tersebut dijamin dengan properti investasi dan Hak Tanggungan atas tanah-tanah penting yang material berikut pabrik dan peralatan (Catatan 10 dan 11) milik Perusahaan. Jaminan atas kekayaan material Perusahaan termasuk atas saham-saham anak perusahaan. Pada tahun 2010, Perusahaan membayar angsuran pokok untuk Tranche US$ 7.687.500. Pembayaran bunga pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 16 milyar.
A
sebesar
Perusahaan telah melunasi seluruh pinjaman yang direstrukturisasi kepada BNP Paribas, Singapura pada tanggal 30 November 2010, sebesar US$ 68.312.500 (ekuivalen Rp 616 milyar). MBAI Pinjaman sindikasi bank dan wesel bayar sebesar US$ 60.000.000 direstrukturisasi menjadi US$ 48.000.000. Pinjaman tersebut terbagi atas: a. Tranche A sebesar US$ 24.000.000 dengan jangka waktu 9,5 tahun, dimana pembayaran kembali pokok pinjaman dilakukan dalam 37 kali angsuran setiap 3 bulan dimulai sejak 31 Desember 2002. b. Pinjaman berjangka Tranche B sebesar US$ 24.000.000 akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011. Pada tahun 2003, MBAI melakukan pembelian sebagian pinjaman (buyback) atas pinjaman Tranche B sebesar US$ 3.789.562, sehingga sisa pinjaman Tranche B menjadi sebesar US$ 20.210.438. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah dan bangunan milik MBAI dan anak perusahaan (Catatan 11), gadai saham atas saham MBAI pada anak perusahaan, garansi perusahaan dari Perusahaan dan fiducia atas klaim asuransi dari MBAI dan anak perusahaan. Pada tahun 2010, MBAI telah membayar angsuran untuk Tranche A sebesar US$ 2,5 juta. Pembayaran bunga pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 4,9 milyar. MBAI telah melunasi seluruh pinjaman yang direstrukturisasi kepada BNP Paribas, Singapura pada tanggal 24 Agustus 2010 sebesar US$ 28.210.438 (ekuivalen Rp 253 milyar). STP Pinjaman kepada PT Gani Asset Manajemen dan wesel bayar sebesar US$ 20.000.000 direstrukturisasi menjadi sebesar US$ 18.000.000 yang terbagi atas: a.
Pinjaman berjangka Tranche A sebesar US$ 9.000.000 dengan jangka waktu 9 tahun dimana, pembayaran kembali pokok pinjaman dilakukan dalam 36 angsuran setiap 3 bulan sebesar US$ 1.000.000 dimulai sejak 31 Maret 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
b. Pinjaman berjangka Tranche B sebesar US$ 9.000.000 akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah dan bangunan (Catatan 11) milik STP dan anak perusahaan (KW, ALM dan BL), gadai saham atas saham STP pada anak perusahaan, garansi perusahaan dari Perusahaan dan fiducia atas klaim asuransi dari STP dan anak perusahaan. Jumlah pembayaran kas masa depan, mencakup jumlah bunga dan jumlah pokok pinjaman periode masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya, lebih besar daripada nilai tercatatnya, sehingga tidak ada keuntungan restrukturisasi yang diakui. Perbedaan antara nilai tercatat pokok pinjaman dan
- 58 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
bunganya dengan jumlah pembayaran kas masa depan tersebut sebesar Rp 31,3 milyar dicatat dalam akun “Hasil Atas Pinjaman Restrukturisasi Yang Ditangguhkan”. Akun ini akan diamortisasi saat pengakuan beban bunga dilakukan, dengan tingkat bunga efektif konstan adalah 0,245% per tahun. Pada tahun 2010, STP telah membayar angsuran pokok untuk Tranche A sebesar US$ 750.000. Pada tahun 2010, beban bunga pinjaman yang direstrukturisasi adalah sebesar Rp 2,4 milyar. STP telah melunasi seluruh pinjaman yang direstrukturisasi kepada BNP Paribas Singapura pada tanggal 30 November 2010 sebesar US$ 10.250.000 (ekuivalen Rp 92 milyar). 21. Goodwill Akun ini merupakan selisih antara biaya akuisisi anak perusahaan dengan aset bersih yang diperoleh dengan rincian sebagai berikut: 30 September 2011 Rp Goodwill Akumulasi amortisasi Goodwill - net
31 Desember 2010 Rp
71,358,114,589 71,358,114,589
6,051,254,443 (4,706,531,233) 1,344,723,210
Goodwill negatif Akumulasi amortisasi
-
(84,565,833,029) 12,685,299,954
Goodwill (negatif ) - bersih
-
(71,880,533,075)
Pada tahun 2011, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan akuisisi PT Primatama Karya Persada (PKP), PT Adiguna Bintang Lestari (ABL) dan PT Bhirawa Mitra Sentosa (BMS) (Catatan 1d). Pada tanggal akuisisi tersebut terdapat perbedaan antara nilai wajar yang diakuisisi dan biaya perolehan akuisisi sebesar Rp 70.015 juta yang dicatat sebagai goodwill pada tanggal 30 Juni 2011. Pada tahun 2008, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan akuisisi PT Santosa Agrindo (SA), PT Austasia Stockfeed (ASF) dan PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) (Catatan 1d). Pada tanggal akuisisi, terdapat perbedaan antara aset bersih yang diakusisi dan biaya perolehan akusisi sebesar Rp 84.566 juta yang dicatat sebagai goodwill negatif pada tanggal 31 Desember 2010. Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2c, jumlah tercatat goodwill negatif yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba. Sedangkan Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan amortisasi atas goodwill sejak 1 Januari 2011 dan melakukan uji penurunan nilai atas goodwill tersebut. Pada tanggal 30 September 2011, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill. 22. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan da n anak perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010:
- 59 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 30 September 2011 Nilai Tercatat Rp Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha dari pihak berelasi Piutang usaha dari pihak ketiga-bersih Piutang lain-lain dari pihak berelasi Piutang lain-lain dari pihak ketiga
Estimasi Nilai Wajar Rp
31 Desember 2010 Nilai Tercatat Rp
Estimasi Nilai Wajar Rp
614,366,123,492 23,585,108,148 695,172,487,399 9,963,655,049 62,807,489,701
614,366,123,492 23,585,108,148 695,172,487,399 9,963,655,049 62,807,489,701
762,186,498,399 52,366,303,569 803,358,339,763 37,362,608,343
762,186,498,399 52,366,303,569 803,358,339,763 37,362,608,343
1,405,894,863,789
1,405,894,863,789
1,655,273,750,074
1,655,273,750,074
4,853,472,544
4,853,472,544
2,287,230,609
2,287,230,609
Total Aset Keuangan
1,410,748,336,333
1,410,748,336,333
1,657,560,980,683
1,657,560,980,683
Liabilitas Keuangan Lancar Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha kepada pihak ketiga Utang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya masih harus dibayar
1,684,727,122,262 412,527,009,451 59,905,363,462 92,787,907,424
1,684,727,122,262 412,527,009,451 59,905,363,462 92,787,907,424
700,402,838,572 412,126,666,922 41,882,071,223 150,732,534,372
700,402,838,572 412,126,666,922 41,882,071,223 150,732,534,372
Total Liabilitas Keuangan Lancar
2,249,947,402,599
2,249,947,402,599
1,305,144,111,089
1,305,144,111,089
1,228,926,369,831
1,235,240,359,298
1,057,287,195,777
1,064,623,208,161
1,039,368,258
1,039,368,258
1,980,444,286
1,980,444,286
3,271,702,993 498,888,518,921
3,271,702,993 513,055,185,588
300,231,283 497,756,409,578
300,231,283 511,923,076,245
Total Liabilitas Keuangan Tidak Lancar
1,732,125,960,003
1,752,606,616,137
1,557,324,280,924
1,578,826,959,975
Total Liabilitas Keuangan
3,982,073,362,602
4,002,554,018,736
2,862,468,392,013
2,883,971,071,064
Total Aset Keuangan Lancar Aset Keuangan Tidak Lancar Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Pinjaman jangka panjang (termasuk lancar dan tidak lancar) Pembelian aset tetap (termasuk lancar dan tidak lancar) Sewa pembiayaan (termasuk lancar dan tidak lancar) Utang obligasi
dan
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan:
Aset dan liabilitas keuangan lancar Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Aset dan liabilitas keuangan tidak lancar (1) Instrumen keuangan dengan kuotasi harga di pasar aktif Terdiri dari utang obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan. Nilai wajarnya ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar terakhir yang dipublikasikan pada tanggal 31 Desember 2010. (2) Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variabel Terdiri dari pinjaman jangka panjang, utang pembelian aset tetap jangka panjang, dan liabilitas sewa pembiayaan jangka panjang. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
- 60 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
23. Kepentingan Nonpengendali 30 Septem ber 2011
31 Des em ber 2010
Rp
Rp
a. Kepentingan non pengendali atas as et bers ih anak perus ahaan PT Indojaya Agrinus a
222,792,309,681
181,610,159,879
PT Multibreeder Adiram a Indones ia Tbk
187,654,751,815
186,323,341,947
Japfa Com feed India Ltd.
-
Indones ia Pelleting PT Jakam itra Indones ia Jum lah
29,021,296,359
131,060,109
112,000,000
43,437,388,232
15,519,255,611
454,015,509,837
412,586,053,796
41,182,149,803
62,932,165,642
1,740,963,755
68,795,121,378
b. Kepentingan non pengendali atas laba (rugi) bers ih anak perus ahaan PT Indojaya Agrinus a PT Multibreeder Adiram a Indones ia Tbk Indones ia Pelleting
19,060,109
PT Japfa Santori Indones ia
-
PT Jakam itra Indones ia
(6,218,000,000)
(44,410,564.00)
Japfa Com feed India Ltd.
-
Jum lah
519,255,611 6,090,062,338
42,897,763,103
132,118,604,969
24. Modal Saham Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 sesuai dengan registrasi dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan Biro Administrasi Efek Perusahaan, adalah sebagai berikut: 30 September 2011 Jumlah Saham
Persentase Kepemilikan
Jumlah Modal Disetor
%
Rp
Nama Pemegang Saham
Malvolia Pte Ltd Saham seri A Saham seri B Masyarakat (masing-masing dibawah 5%)
1,208,301,522 634,274,898 574,026,624
58.32 30.62 27.71
749,080,222,800 634,274,898,000 114,805,324,800
863,431,138
41.68
856,798,037,200
Jumlah/Total
2,071,732,660
100.00
1,605,878,260,000
Kreditur melakukan lock-up saham Perusahaan hasil konversi sehubungan dengan restrukturisasi utang pada tahun 2002 sebesar 20% dari seluruh modal yang ditempatkan setelah restrukturisasi utang dilakukan. Saham tersebut akan diserahkan kepada Rangi Management Ltd. (RM), perusahaan yang dimiliki oleh manajemen Perusahaan dan berkedudukan di British Virgin Islands.
- 61 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Adapun ketentuan penyerahannya adalah sebagai berikut: 1. 2.
Sebesar 5% pada saat tanggal efektif perjanjian restrukturisasi. Sebesar 15% disimpan oleh escrow agent, yaitu JP Morgan Chase Bank, cabang Jakarta (telah dialihkan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk) atas nama para kreditur Perusahaan yang akan diserahkan dengan ketentuan: – Apabila Perusahaan, MBAI dan STP tidak wan prestasi, maka saham lock-up akan diserahkan sebesar 1% per tahun selama jangka waktu restrukturisasi sampai dengan maksimal 10%. Setiap penyerahan 1% kepada RM, disertai dengan penyerahan kembali sebesar 0,5% kepada kreditur sampai dengan maksimal 5%. –
Apabila Perusahaan, MBAI dan STP wan prestasi, maka hak RM untuk menerima saham lock-up yang tersisa akan dihapuskan dan sisa saham lock-up tersebut akan dikembalikan kepada kreditur.
Pada bulan Juli 2009, Pacific Focus Enterprises Ltd. dan Rangi Management Ltd menjual saham Perusahaan kepada Malvolia Pte Ltd. Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) ke dalam Perusahaan pada tanggal 1 Desember 2009, setiap pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham seri B yang diterbitkan dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian JCI menerbitkan saham Seri B sebanyak 582.318.000 lembar. 25. Agio Saham Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan: Rp Penjualan s aham Perus ahaan pada penawaran um um kepada m as yarakat tahun 1989 Jum lah yang diterim a untuk pengeluaran 4.000.000 s aham Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor Bers ih
28,800,000,000 (4,000,000,000) 24,800,000,000
Penawaran um um terbatas kepada pem egang s aham tahun 1990 Jum lah yang diterim a untuk pengeluaran 24.000.000 s aham Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor Bers ih
84,000,000,000 (24,000,000,000) 60,000,000,000
Saldo agio s aham per 31 Des em ber 1990 Pem bagian s aham bonus tahun 1991 s ebanyak 80.000.000 s aham Bers ih
84,800,000,000 (80,000,000,000) 4,800,000,000
Konvers i atas obligas i konvers i m enjadi s aham tahun 1991 Jum lah obligas i yang dikonvers i Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor Bers ih
66,565,371,800 (28,941,466,000) 37,623,905,800
Saldo agio s aham per 31 Des em ber 2001 Konvers i atas s aldo pinjam an yang dires trukturis as i pada tahun 2002
42,423,905,800 130,495,065,436
Saldo agio s aham per 31 Des em ber 2008
172,918,971,236
Penerbitan s aham s eri B per Des em ber 2009 Jum lah yang diterim a untuk penerbitan 582.318.000 lem bar Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor Bers ih
369,771,930,000 (116,463,600,000) 253,308,330,000
Saldo agio s aham per 30 Septem ber 2011 dan 31 Des em ber 2010
- 62 -
426,227,301,236
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
26. Penjualan Bersih Perincian penjualan berdasarkan segmen usaha:
Pakan ternak Peternakan Ayam umur sehari Peternakan sapi Produk konsumen Budidaya perairan Perdagangan Lain-lain Jumlah Dikurangi potongan penjualan Bersih
30 September 2011
30 September 2010
Rp
Rp
5,800,356,033,371 2,292,747,375,523 915,104,714,345 563,772,328,598 1,286,355,398,662 984,109,195,712 221,275,780,818 59,220,964,952 12,122,941,791,981 (252,043,376,297) 11,870,898,415,684
5,525,750,980,988 1,188,489,544,274 1,047,729,188,311 698,297,914,574 1,172,587,281,519 842,654,354,412 89,240,390,691 32,935,237,213 10,597,684,891,982 (252,036,691,029) 10,345,648,200,953
Tidak terdapat penjualan kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada periode 2011 dan tahun 2010. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak berelasi adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. 2,35% dari total penjualan bersih pada tanggal 30 September 2011 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 34). 27. Beban Pokok Penjualan Perincian beban pokok penjualan berdasarkan segmen usaha: 30 September 2011
30 September 2010
Rp
Rp
Pakan ternak Peternakan Ayam umur sehari Peternakan sapi Produk konsumen Budidaya perairan Perdagangan Lain-lain
4,764,385,607,574 2,347,268,557,921 614,312,620,562 520,127,488,195 784,157,052,926 663,669,409,997 184,484,310,760 24,946,926,202
4,482,825,450,652 1,030,305,677,213 637,467,559,674 626,354,053,047 769,076,144,839 630,640,087,825 61,334,060,494 14,091,948,626
Jumlah
9,903,351,974,137
8,252,094,982,370
- 63 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Perincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 30 September 2011 Rp
30 September 2010 Rp
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
8,896,574,160,548 121,155,870,411 799,581,080,674
6,446,158,006,516 123,625,204,074 704,778,103,872
Jumlah biaya produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Awal tahun akuisisi Awal tahun pembelian
9,817,311,111,633
7,274,561,314,462
Pembelian Akhir tahun
107,215,805,551 157,412,842,217 (28,462,007,115)
108,124,691,369 -
3,378,287,625 (212,611,749,963)
(108,024,885,476)
Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Awal tahun akuisisi Awal tahun pembelian Pembelian Akhir tahun
9,844,244,289,948
Beban pokok penjualan
9,903,351,974,137
255,504,183,497 2,437,621,500 (8,753,999,166) 159,268,205,655 (349,348,327,297)
1,878,473,543 7,276,539,593,898 270,117,754,438 963,881,919,942 (258,444,285,908) 8,252,094,982,370
Tidak terdapat pembelian bahan baku dari satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada periode 2011 dan tahun 2010.. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak berelasi adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. 9,76% dari total pembelian pada tanggal 30 September 2011 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 34). 28. Beban Penjualan dan Beban Umum dan Administrasi 30 September 2011
30 September 2010
Rp
Rp
Beban Penjualan Iklan dan promosi Gaji dan tunjangan karyawan Pengangkutan penjualan Komisi penjualan Pemeliharaan kendaraan Perjalanan dan pengiriman Sewa Bongkar muat Penyusutan (Catatan 11 dan 12) Keperluan kantor Telepon, telegram dan faksimili Biaya ekspor barang Pemeliharaan Lain-lain Jumlah
- 64 -
117,078,223,935 70,732,717,791 53,328,560,816 32,258,602,062 19,881,419,866 10,503,562,469 8,904,401,064 5,540,043,763 10,084,745,390 5,105,865,076 3,156,991,211 3,607,650,681 1,595,535,419 19,842,906,197
186,659,121,563 65,310,528,880 62,170,874,621 20,025,171,924 17,193,055,914 13,611,836,735 11,221,701,343 8,197,470,023 6,891,325,308 4,983,409,529 3,755,753,054 3,098,678,407 1,691,642,784 35,848,472,385
361,621,225,740
440,659,042,470
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
30 September 2011 Rp Beban Umum dan Administrasi Gaji dan tunjangan karyawan Keamanan Jasa profesional Perjalanan dinas Penyusutan (Catatan 11 dan 12) Listrik dan air Imbalan pasti pasca kerja Keperluan kantor Pemeliharaan dan reparasi Telepon, telegram dan faksimili Sewa gedung Pemeliharaan kendaraan Jasa teknologi informasi Penghapusan persediaan Sanitasi Alat tulis dan cetakan Humas Representasi dan sumbangan Administrasi Bank Beban piutang ragu-ragu Perijinan Asuransi Iuran dan langganan Iklan dan promosi Lain-lain Jumlah
29.
dan
30 September 2010 Rp
408,387,566,717 35,574,521,786 18,905,797,531 27,732,462,096 33,352,676,746 17,962,311,458 42,503,282,221 17,305,136,314 18,823,664,479 10,262,532,284 12,943,781,552 11,416,950,368 2,618,726,540 5,371,031,390 2,125,510,432 5,732,038,338 6,891,793,698 6,977,538,846 9,407,656,011 492,744,312 6,667,574,244 2,912,510,760 3,053,905,484 267,708,675 15,309,302,385
345,002,514,788 31,070,744,997 26,797,373,329 24,885,738,343 26,181,672,785 15,290,863,868 43,465,208,513 16,936,574,445 18,066,858,220 12,236,572,070 11,179,902,526 9,652,196,411 8,750,580,157 11,108,903,576 4,069,988,544 5,869,425,600 5,019,793,300 3,941,962,915 7,295,122,779 1,556,951,566 4,200,322,778 2,586,052,429 2,157,860,944 147,748,878 15,114,356,082
722,998,724,667
652,585,289,843
Beban Bunga 30 September 2011
30 September 2010
Rp
Rp
Beban bunga dari:
Pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 12 dan 17)
Utang obligasi (Catatan 19) Pinjaman restrukturisasi (Catatan 20) Utang lain-lain kepada pihak ketiga
190,082,463,212
87,214,760,558
47,812,500,000
47,812,500,000
-
(Catatan 14)
-
Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan (Catatan 18)
135,489,782
Jumlah
20,255,909,147 71,135,559 272,545,050
242,492,909
15,626,838
238,272,945,903
155,642,477,152
30. Imbalan Pasca-Kerja Perusahaan dan anak perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 8.559 karyawan di tahun 2011 dan 9.266 karyawan di tahun 2010.
- 65 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo berdasarkan laporan penilaian aktuarial tanggal 27 Januari 2011 Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut: Tingkat bunga dis konto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kem atian Tingkat pengunduran diri
: : : :
8,5% per tahun untuk 2011 dan 2010 8% per tahun untuk 2011, 8,5% per tahun untuk 2010, s es uai dengan Com m is s ioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 10% pada us ia 25 tahun dan m enurun s ecara linear s am pai dengan us ia 45 tahun
31. Pajak Penghasilan a.
Pajak Kini Pada bulan Desember 2007, Pemerintah mengeluarkan aturan penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% dari tarif pajak penghasilan yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2008 untuk Perseroan Terbuka, apabila syarat-syarat tertentu mengenai komposisi pemegang saham terpenuhi. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dan beranggapan akan tetap memenuhi persyaratan tersebut sampai dengan saat Perusahaan dapat merealisasikan pajak tangguhan tersebut dan karenanya telah mengaplikasikan penurunan tarif pajak dalam penghitungan pajak penghasilan tangguhan tahun 2010. Sehingga, aset pajak tangguhan per 30 September 2011 dan 2010 serta 31 Desember 2010 telah dihitung dengan menggunakan tarif-tarif tersebut.
b.
Pajak Tangguhan Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Penghasilan direvisi melalui penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Undang-undang revisi tersebut mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan, dari sebelumnya tarif progresif menjadi tarif tunggal sebesar 23% untuk tahun pajak 2009 dan sebesar 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Perusahaan dan anak perusahaan telah menghitung dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam perhitungan aset dan liabilitas pajak tangguhan dan membukukannya sebagai bagian dari beban pajak pada laba rugi konsolidasian. 30 Septem ber 2011
30 Septem ber 2010
Rp
Rp
Beban pajak Perus ahaan dan anak perus ahaan terdiri dari : Pajak kini 163,628,206,096 Pajak tangguhan (13,041,090,938)
205,643,752,169 (18,973,963,126)
Jum lah
186,669,789,043
150,587,115,158
32. Dividen Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 60 tanggal 8 Juni 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2010 sebesar Rp 756.182 juta atau Rp 365 per lembar saham. Dividen ini telah dibayar seluruhnya pada bulan Juli 2011. Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 91 tanggal 10 Juni 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2009 sebesar Rp 10.359 juta atau Rp 5 per lembar saham. Dividen ini telah dibayar seluruhnya pada tanggal 20 Juli 2010.
- 66 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
33. Instrumen Keuangan Derivatif Perusahaan menggunakan kontrak instrumen derivatif dalam bentuk cross currency swap untuk mengendalikan pergerakan nilai mata uang asing. Instrumen derivatif ini merupakan kontrak Swap Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah non-deliverable swaps. Untuk tujuan akuntansi, kontrak ini tidak dibuat dan didokumentasikan sebagai instrument hedging, oleh karena itu akuntansi untuk hedge tidak dilakukan. Keuntungan atau kerugian dari kontrak ini diakui dalam saldo laba. Pada bulan Desember 2010, Perusahaan telah mengakhiri kontrak instrumen derivatif ini. 34. Sifat dan Transaksi dengan Pihak Berelasi Sifat Pihak Berelasi Perusahaan yang pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: –
– – –
PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF) PT Japfa Santori Indonesia (JSI) Annona Pte Ltd (Annona) PT Ometraco Arya Samanta
Transaksi Pihak Berelasi Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi, antara lain: a.
2,35% dari jumlah penjualan pada tanggal 30 September 2011, merupakan penjualan kepada pihak berelasi, dimana dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal laporan posisi keuangan, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai piutang usaha yang meliputi 0,12% dari total aset pada tanggal 30 September 2011. Rincian penjualan kepada pihak berelasi adalah sebagai berikut : 30 Septem ber 2011
b.
So Good Food Japfa Santory Indonesia
169,373,830,702 109,060,995,941
Total
278,434,826,643
9,76% dari jumlah pembelian pada tanggal 30 September 2011, merupakan pembelian dari pihak berelasi, dimana dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal laporan posisi keuangan, tidak terdapat utang usaha atas pembelian tersebut. Rincian pembelian dari pihak berelasi adalah sebagai berikut:
- 67 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
30 Septem ber 2011 Anona
779,087,388,973
So Good Food Japfa Santory Indonesia
66,948,710,418 59,170,336,625
Total
c.
905,206,436,016
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan perjanjian sewa menyewa bangunan seluas 3.031 m2 dari PT Ometraco Arya Samanta. Beban sewa dicatat sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 28).
35. Informasi Segmen Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan anak perusahaan dibagi dalam delapan divisi operasi. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan anak perusahaan. Kegiatan utama divisi tersebut terdiri dari: •
Pakan ternak
: Produksi pakan ternak
•
Ayam umur sehari
: Pembibitan ayam umur sehari
•
Peternakan
: Peternakan ayam, sapi, kerbau dan kambing dan pemotongan hewan
•
Produk konsumen
: Produksi daging olahan dan minuman
•
Budidaya perairan
: Produksi ikan, penetasan udang dan tambak udang
•
Perdagangan
: Perdagangan umum
•
Lain-lain
: Properti, perkebunan dan produksi vaksin
- 68 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut 30 September 2011
Pakan
Ayam Umur Sehari
Commercial Farm
Consumer Product
Aquaculture
Cattle
Trading
5,704,859,269,493 2,429,406,308,091 8,134,265,577,584
911,643,544,419 416,029,760,361 1,327,673,304,780
2,292,562,957,647 176,231,136,483 2,468,794,094,130
989,229,454,704 86,987,207,930 1,076,216,662,634
851,314,068,100 35,437,506,857 886,751,574,957
563,772,328,598 60,149,083,558 623,921,412,156
221,541,126,568 10,448,785,938 231,989,912,506
57,906,185,262 42,475,670,321 100,381,855,583
HASIL Hasil segmen
882,639,461,891
32,396,000,881
(3,484,324,062)
81,715,922,264
19,433,753,873
3,743,576,898
25,820,819,107
Laba Operasi
882,639,461,891
32,396,000,881
(3,484,324,062)
81,715,922,264
19,433,753,873
3,743,576,898
25,820,819,107
Keuntungan kurs mata uang asing- bersih Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan penjualan aktiva tetap dan properti investasi Keuntungan penjualan bahan baku dan pembantu Bagian laba bersih anak perusahaan Kerugian ( keuntungan ) derivatif Beban bunga Lain – lain Laba sebelum pajak dan kepentingan non sepengendali Beban pajak
2,646,397,640 3,568,889,879 (2,413,233,666) (33,868,359,140) 11,327,831,541
(447,038,941) 1,535,657,290 2,052,032,231 (26,680,832,651) (1,066,948,523)
(2,093,322) 2,651,135,986 769,500,000
156,947,114 3,094,333,638 590,428,244
(191,183,840) 609,510,988 443,823,642
437,935,479 96,819,849 -
(3,304,276,249) 143,591,735 180,000,000
2,400,843,554 (1,227,454,370) (277,974,974)
53,520,863,738 (610,211,352) 5,879,237,073
292,789,867 (2,592,208,750) (13,321,535,091)
86,543,405 (20,186,613,239) 9,718,260,909
863,900,988,145 (27,227,936,274)
7,788,870,287 (3,296,026,497)
829,632,812 2,045,433,615
144,347,520,719 (27,280,407,392)
4,674,950,689 1,319,083,010
Laba sebelum kepentingan non sepengendali
836,673,051,871
4,492,843,790
2,875,066,427
117,067,113,327
5,994,033,699
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen Jumlah pendapatan
Pendapatan Komprehensif Lain
Lain - lain
Total
Eliminasi
dan
Total after Eliminasi
11,592,828,934,791 3,257,165,459,539 14,849,994,394,330
(2,979,095,978,646)
11,592,828,934,791 278,069,480,893 11,870,898,415,684
(147,780,357,787)
894,484,853,065
(11,558,361,925)
882,926,491,140
(147,780,357,787)
894,484,853,065
(11,558,361,925)
882,926,491,140
5,029,481,764 14,344,608,754 1,983,751,886
55,051,137 6,035,952,994
5,732,793,883 2,644,669,389 497,516,354 121,614,214 152,412,558,190 (153,107,266,401) (3,384,443,883)
56,492,406,620 121,614,214 152,412,558,190 (238,272,945,903) 14,910,380,046
(6,103,476,699) (2,532,518,815)
28,931,138,724 -
(142,862,916,041) (93,614,742,805)
901,506,708,636 (150,587,115,158)
(167,388,247,405)
734,118,461,231 (150,587,115,158)
(8,635,995,514)
28,931,138,724
(236,477,658,846)
750,919,593,478
(167,388,247,405)
583,531,346,073
5,029,481,764 14,344,608,754 1,983,751,886
(152,412,558,190)
(3,417,327,290)
56,492,406,620 121,614,214 (238,272,945,903) 11,493,052,756
-
-
-
-
-
-
-
44,410,564
44,410,564
(42,942,173,667)
(42,897,763,103)
836,673,051,871
4,492,843,790
2,875,066,427
117,067,113,327
5,994,033,699
(8,635,995,514)
28,931,138,724
(236,433,248,282)
750,964,004,042
(210,330,421,072)
540,633,582,970
836,673,051,871
4,492,843,790
2,875,066,427
117,067,113,327
5,994,033,699
(8,635,995,514)
28,931,138,724
(236,477,658,846)
750,919,593,478
(167,388,247,405)
583,531,346,073
1,955,384,169,470 87,723,362,662
1,525,141,017,759 35,203,282,111
418,924,687,485 1,232,747,346
141,605,152,861 17,064,142,048
672,455,216,935 19,116,557,624
665,592,414,361 18,353,964,563
148,330,359,125 106,720,472
5,181,054,985,705 39,814,756,400
10,708,488,003,701 218,615,533,226
(2,675,470,745,278)
8,033,017,258,423 218,615,533,226
2,043,107,532,132
1,560,344,299,870
420,157,434,831
158,669,294,909
691,571,774,559
683,946,378,924
148,437,079,597
5,220,869,742,105
10,927,103,536,928
2,845,376,618,683 2,639,748,797
866,167,357,164 1,355,041,961
287,196,707,394 146,063,489
(86,100,615,296) 625,271,780
619,949,247,135 520,475,781
362,208,739,284 623,956,741
113,431,373,450 -
326,705,429,106 38,464,575,743
5,334,934,856,920 44,375,134,292
2,848,016,367,480
867,522,399,125
287,342,770,883
(85,475,343,516)
620,469,722,916
362,832,696,025
113,431,373,450
365,170,004,849
5,379,309,991,212
4,556,427,783,003
195,351,815,556 48,822,218,492 1,517,691,686
241,270,512,466 54,158,855,954 9,764,942,000
150,027,909,285 15,503,548,984 6,597,755,050
168,307,138,147 69,409,648
47,062,071,516 23,560,438,439 4,041,336,038
8,926,316,366 7,989,510,687 2,173,211,000
1,512,193,058 3,528,836,182 -
12,465,662,600 14,394,240,812 17,559,849,111
824,923,618,994 167,957,649,550 41,724,194,533
824,923,618,994 167,957,649,550 41,724,194,533
Total Pendapatan Komprehensif
Periode Berjalan Laba bersih
INFORMASI LAINNYA AKTIVA Aktiva segmen
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
31 Desember 2010
Pakan
Ayam Umur Sehari
Commercial Farm
Consumer Product
7,260,648,927,720 1,839,727,858,355
1,455,617,196,506 280,403,696,764
1,546,202,075,372 -
1,562,165,311,766 -
988,742,287,349 12,994,022,782
960,979,552,618 75,533,900,966
137,950,194,768 834,244,286,798
43,486,367,831 14,313,018,581
13,955,791,913,930 3,057,216,784,246
Jumlah pendapatan
9,100,376,786,075
1,736,020,893,270
1,546,202,075,372
1,562,165,311,766
1,001,736,310,131
1,036,513,453,584
972,194,481,566
57,799,386,412
17,013,008,698,176
HASIL Hasil segmen
1,060,118,997,916
373,181,116,501
117,867,591,044
82,710,077,961
70,639,807,116
67,291,472,074
5,482,785,953
(236,182,670,816)
1,541,109,177,749
34,691,303,731
1,575,800,481,480
Laba Operasi
1,060,118,997,916
373,181,116,501
117,867,591,044
82,710,077,961
70,639,807,116
67,291,472,074
5,482,785,953
(236,182,670,816)
1,541,109,177,749
34,691,303,731
1,575,800,481,480
Keuntungan kurs mata uang asing- bersih Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan penjualan aktiva tetap dan properti investasi Keuntungan penjualan bahan baku dan pembantu Bagian laba bersih anak perusahaan Beban bunga Lain – lain Laba sebelum pajak Beban pajak
(1,390,083,236) 7,481,113,449 1,860,606,832 18,861,637,190 (44,143,662,013) 11,564,068,795 1,065,885,316,899 (124,237,052,856)
(12,586,162,179) 1,175,914,539 1,032,526,872 (15,656,160,355) 22,315,542,462 376,899,455,162 (88,127,283,505)
(117,014,285) 1,407,417,465 1,058,996,764
(318,761,733) 4,040,563,484 401,127,263
(4,330,700,884) 1,289,473,036 604,379,654
768,151,659 152,940,990 -
(13,602,021,126) 135,492,913 180,000,000
(57,950,005,439) 16,977,679,372 2,244,503,681
78,888,862 (3,512,473,691) (425,638,219) 119,377,414,148 -
(2,826,923,881) (3,323,183,452) 84,737,256,280 (23,780,627,325)
290,032,145 (3,571,808,988) (23,056,973,655) 99,415,405,808 (12,827,770,327)
59,727,273 (35,489,981,555) (10,378,252,520) 112,178,886,227 (10,419,614,326)
66,816,581 (14,659,727) (61,100,021,323) 79,817,178,635 (595,766,963)
(26,373,413,655) 1,294,763,496 170,064,073 (743,100,581,618) (106,111,724,826) 298,199,584,900 339,738,636,814 (85,587,787,185)
3,558,662,638 18,861,637,190 (743,100,581,618) (211,327,395,036) 233,795,126,988 2,278,049,549,973 (345,575,902,488)
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
941,648,264,043 62,932,165,642
288,772,171,657 -
119,377,414,148 (6,259,818,063)
60,956,628,955 11,288,107,085
86,587,635,481 -
101,759,271,901 -
79,221,411,672 -
254,150,849,629 4,008,198,955
1,932,473,647,486 71,968,653,619
(841,194,768,383) 60,149,951,350
1,091,278,879,103 132,118,604,969
Laba bersih
878,716,098,401
288,772,171,657
125,637,232,211
49,668,521,870
86,587,635,481
101,759,271,901
79,221,411,672
250,142,650,674
1,860,504,993,867
(901,344,719,733)
959,160,274,134
2,602,924,876,201 13,960,671,016 2,616,885,547,217
1,265,498,923,666 5,612,568,947 1,271,111,492,613
377,197,517,654 2,129,168,817 379,326,686,471
524,039,965,762 36,775,201,739 560,815,167,501
571,385,082,698 9,134,433,760 580,519,516,458
594,966,180,957 9,813,536,664 604,779,717,621
112,078,699,053 112,078,699,053
4,138,665,562,309 37,653,273,923 4,176,318,836,232
10,186,756,808,300 115,078,854,865 10,301,835,663,166
(3,320,729,499,498)
6,866,027,308,802 115,078,854,865 6,981,106,163,668
1,420,647,854,067 40,749,441,214
502,662,066,408 43,786,795,865
374,440,329,287 3,144,357,233
281,801,204,885 22,327,320,979
469,065,092,802 5,337,705,871
217,017,174,007 72,612,837,759
100,121,259,467 194,996,324
1,009,336,921,768 26,724,810,543
4,375,091,902,691 214,878,265,788
(1,095,730,813,380)
3,279,361,089,311 214,878,265,788
1,461,397,295,281
546,448,862,273
377,584,686,520
304,128,525,864
474,402,798,673
289,630,011,766
100,316,255,791
1,036,061,732,311
4,589,970,168,479
208,615,069,684 64,102,553,410 8,908,049,367
217,502,057,490 56,723,174,858 15,361,616,000
47,080,458,986 13,807,567,404 1,199,554,808
15,450,462,130 13,331,998,835 6,457,200,661
57,731,454,133 14,836,595,345 6,422,118,425
13,437,887,710 9,844,171,894 2,838,640,000
28,152,684,206 4,866,453,759 -
24,271,784,252 7,861,911,188 36,957,633,830
612,241,858,591 185,374,426,693 78,144,813,091
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
- 69 -
Cattle
Trading
Lain - lain
Total
Eliminasi
4,512,052,648,711 44,375,134,292
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
INFORMASI LAINNYA AKTIVA Aktiva segmen
Aquaculture
8,251,632,791,649
(822,882,208,209)
(3,057,216,784,246)
Total after Eliminasi 13,955,791,913,930 13,955,791,913,930
(57,950,005,439) 16,977,679,372 2,244,503,681
743,100,581,618 132,785,490,496 (841,194,768,383)
3,558,662,638 18,861,637,190 (211,327,395,036) 366,580,617,484 1,436,854,781,590 (345,575,902,488)
3,494,239,355,099
1,362,000
612,241,858,591 185,374,426,693 78,146,175,091
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Segmen Geografis Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat diproduksinya barang: Penjualan berdas arkan pas ar geografis Pas ar geografis
30 Septem ber 2011 Rp
30 Septem ber 2010 Rp
Indones ia Barat Indones ia Tengah As ia Selatan As ia Tim ur Am erika Indones ia Tim ur As ia Tenggara Afrika Tim ur Tengah As ia Pas ifik Belanda
10,085,449,585,071 1,806,630,211,539 100,088,112 91,715,932,383 53,938,687,060 37,319,784,884 35,518,802,416 34,369,712 653,340,324 596,355,480 10,984,635,000
9,121,956,016,648 1,013,324,460,254 392,938,730,177 47,639,057,799 12,384,410,697 3,007,402,681 2,831,537,426 2,533,923,000 658,677,535 410,675,765 -
Jum lah penjualan Potongan penjualan
12,122,941,791,981 (252,043,376,297)
10,597,684,891,982 (252,036,691,029)
Penjualan bers ih
11,870,898,415,684
10,345,648,200,953
Aset Tidak Lancar Berdasarkan Wilayah Geografis Nilai tercatat aset tidak lancar berdasarkan wilayah geografis. Nilai tercatat as et tidak lancar
Asia Tenggara
30 Septem ber 2011
31 Des em ber 2010
Rp
Rp
18,927,347,173
143,284,020,195
Jawa Timur
657,945,989,982
653,259,402,598
Jawa Barat
374,350,289,711
414,687,929,285
Sumatera Selatan
488,828,887,648
459,989,569,055
Jawa Tengah
184,123,703,945
105,493,691,366
Jabotabek
455,269,020,601
278,020,068,476
Sumatera Utara
287,050,398,873
227,723,602,610
Sulawesi Selatan
179,098,412,871
90,615,271,995
Kalimantan
127,970,560,560
91,320,190,699
32,985,226,248
7,004,944,767
2,806,549,837,612
2,471,398,691,046
Indonesia Barat
Indonesia Tengah
Bali Jum lah
- 70 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
36. Ikatan a.
Pada tanggal 13 Mei 2011, Perusahaan dan PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, memperoleh fasilitas dari PT Bank Pan Indonesia Tbk berupa Letter of credit (LC) dengan jumlah maksimum Rp 150 Milyar, Pinjaman berulang (PB) dengan jumlah maksimum Rp 150 Milyar dan Pinjaman Jangka Panjang (PJP) dengan jumlah maksimum Rp 50 Milyar. Fasilitas LC dan PB berlaku sampai dengan 3 Mei 2012 sedangkan PJP berlaku sampai dengan 3 Mei 2016. Sampai dengan tanggal 30 September 2011, STP belum menggunakan fasilitas PJP ini.
b.
Pada tanggal 20 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Supply Agreement dengan Annona Pte Ltd (Annona), pihak hubungan istimewa, yang merupakan anak perusahaan dari Malvolia Pte Ltd, pemegang saham Perusahaan. Annona adalah perusahaan global trader yang memberikan fasilitas pembelian bahan baku secara kredit kepada Perusahaan. Dalam perjanjian ini Annona menyetujui untuk membatasi margin keuntungannya untuk transaksinya dengan Perusahaan untuk setiap tahunnya maksimal sebesar 5% dari penjualan. Perjanjian ini berlaku selama 5 tahun sampai dengan tahun 2015.
c.
Pada tanggal 13 Agustus 2010, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh fasilitas dari PT Bank Permata Tbk berupa fasilitas overdraft dengan jumlah maksimum Rp 5 milyar, fasilitas revolving loan dengan jumlah maksimum Rp 40 milyar dan fasilitas Letter of Credit (LC) dengan jumlah maksimum US$ 1 juta. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja. Pada tanggal 30 September 2011, fasilitas LC ini belum digunakan.
d.
PT Santosa Agrindo (SA) dan PT Austasia Stockfeed (ASF), anak-anak perusahaan, memperoleh fasilitas foreign exchange dari PT ANZ Panin Bank untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi valuta asing dan untuk lindung nilai. Perjanjian ini telah beberapa kali diperpanjang terakhir melalui Perjanjian Fasilitas No. 106/FA/ANZ/VIII/2011 tanggal 10 Agustus 2011 yang berlaku sampai dengan tanggal 30 April 2012.
e.
Berdasarkan Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan Korporasi No. JAK/100587/U/100607 tanggal 23 Juli 2010, dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Jakarta (HSBC), PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Treasury untuk memfasilitasi kebutuhan SA atas transaksi lindung nilai terhadap eksposur nilai tukar murni hanya melalui transaksi plain vanilla yaitu tom, spot dan forward, dengan jumlah maksimum US$ 1.000.000. Pada tanggal 30 September 2011, fasilitas ini tidak memiliki saldo.
f.
Pada tanggal 5 Mei 2010, PT Austasia Stockfeed (ASF), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Treasury Line dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) untuk kebutuhan transaksi valuta asing dan sebagai alat hedging (lindung nilai) risiko kerugian akibat fluktuasi valuta asing, namun tidak bertujuan untuk spekulasi, dengan jumlah maksimum US$ 5.000.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2012. Pada tanggal 30 September 2011, fasilitas ini tidak memiliki saldo.
g.
Pada bulan November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas sight dan/atau usance letter of credit dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk kegiatan impor. Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan tidak menggunakan fasilitas ini.
h.
Pada bulan Oktober 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit dari PT Bank NISP Tbk, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.000.000. Fasilitas ini dipergunakan untuk kegiatan impor. Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan tidak menggunakan fasilitas ini.
- 71 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
i.
Pada tanggal 29 Pebruari 2000, MBAI, anak perusahaan, menandatangani perjanjian dengan Lohmann Tierzucht GmbH mengenai pembelian ayam induk petelur (layer grand parent) untuk pembibitan anak ayam, yang berlaku sampai dengan tahun 2010. Perjanjian ini diperpanjang sampai dengan tahun 2013.
j.
Pada tanggal 16 Mei 2002, MBAI menandatangani perjanjian dengan Aviagen Limited mengenai pembelian ayam induk pedaging (broiler grand parent) untuk pembibitan anak ayam. Perpanjangan perjanjian dilakukan setiap satu tahun sekali.
k.
Pada bulan Agustus 2008, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan pabrik coldstorage dengan pihak-pihak ketiga yang berlokasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan seluas 1.225 Ha dengan jangka waktu sewa dari bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan Desember 2013 dan Juli 2020. Nilai sewa adalah sebesar US$ 270.000 selama 5 tahun.
l.
Pada tanggal 7 Januari 2008, PT So Good Food (SGF) (d/h PT Supra Sumber Cipta), anak perusahaan, menandatangani perjanjian kerjasama bagi hasil dengan PT Greenfields Indonesia (GI), pihak ketiga, dimana SGF bersedia menyediakan jasa pengiriman produk-produk GI dan memperoleh penghasilan dengan tarif tetap tertentu dari setiap liter produk-produk yang dikirim. Perjanjian ini berlaku selama satu tahun dan diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2011.
37. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko permodalan, risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan. Manajemen Risiko Permodalan Perusahaan dan anak perusahaan mengelola permodalan untuk menjaga kelangsungan usahanya dalam rangka memaksimumkan kekayaan para pemegang saham dan manfaat kepada pihak lain yang berkepentingan terhadap Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk menjaga struktur optimal permodalan untuk mengurangi biaya permodalan. Struktur permodalan Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, agio saham, saldo laba dan komponen ekuitas lainnya) dan pinjaman dan utang bersih (terdiri dari pinjaman bank jangka pendek, liabilitas sewa pembiayaan, liabilitas pembelian aset tetap, pinjaman jangka panjang, dan utang obligasi dikurangi dengan saldo kas dan setara kas). Perusahaan ataupun anak perusahaan tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu.
- 72 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Rasio pinjaman dan utang terhadap ekuitas pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 30 September 2011
31 Desember 2010
Rp
Rp
Total pinjaman dan utang Kas dan setara kas dan deposito berjangka
3,416,853,082,265 (614,366,123,492)
2,257,727,119,496 (762,186,498,399)
Total - bersih
2,802,486,958,773
1,495,540,621,097
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
3,241,189,498,809
3,074,280,754,774
Rasio pinjaman dan utang bersih terhadap ekuitas
86.46%
48.65%
Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank, liabilitas sewa pembiayaan dan utang obligasi. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2011 yang terkait risiko suku bunga: Rata-rata Suku Bunga Efektif 30 September 2011 % Aset/Assets Bunga Tetap Kas dan setara kas Liabilitas Bunga Tetap Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Utang obligasi Bunga Mengambang Pinjaman bank jangka pendek Pinjaman jangka panjang
0,05% - 9,00%
7,34% 7,75% 12,75% 9,86%-11,50% 9,82%-12,00%
Rata-rata Suku Bunga Efektif 31 Desember 2010 % Aset/Assets Bunga Tetap Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Deposito berjangka Liabilitas Bunga Tetap Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan Utang obligasi Bunga Mengambang Pinjaman bank jangka pendek Pinjaman jangka panjang
0,05% - 9,00%
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rp
Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 2 Pada Tahun ke - 3 Pada Tahun ke - 4 Rp
599,865,775,949
460,260,303 449,353,107 -
Rp
-
579,107,955 1,581,918,750 498,888,518,921
Rp
-
940,837,500 -
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 2 Pada Tahun ke - 3 Pada Tahun ke - 4 Rp
750,962,579,589
Rp
-
200,694,813,344
Rp
-
-
6% - 6,25%
3,147,056,666
7,34% 7,75% 12,75%
1,342,898,831 140,396,770 -
637,545,455 77,000,000 497,756,409,578
77,000,000 -
5,834,513 -
700,402,838,572 195,411,275,191
322,290,971,485
203,344,558,793
165,796,589,375
9,86%-11,50% 9,82%-12,00%
Rp
299,593,636 -
330,065,166,653
Rp
Jumlah
Rp
-
1,684,727,122,262 223,177,297,423
407,583,514,661
Jatuh Tempo Setelah 5 Tahun
-
599,865,775,949
-
1,039,368,258 3,271,702,993 498,888,518,921
67,405,577,750
1,684,727,122,262 1,228,926,369,831
Jatuh Tempo Setelah 5 Tahun
Jumlah
Rp
Rp
-
750,962,579,589 3,147,056,666
- 73 -
-
170,443,800,933
1,980,444,286 300,231,283 497,756,409,578 700,402,838,572 1,057,287,195,777
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka panjang. Selain pinjaman jangka panjang, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing Perusahaan dan anak perusahaan tersebut jumlahnya tidak material. Berikut adalah posisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing konsolidasian: 30 September 2011 Mata Uang Ekuivalen Asing Rp Aset Kas dan setara kas
Piutang usaha Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset
USD SGD AUD USD
31 Desember 2010 Mata Uang Ekuivalen Asing Rp
EURO
28,613,131 20,089 20,385 34,831 10,782
252,453,657,374 136,528,811 175,540,223 307,315,008 128,912,567
27,757,284.58 813,724.82 34,795.84 156,543.20 -
249,565,745,623 5,680,295,609 318,121,313 578,507,635 -
USD
444,000
3,823,404,344 257,025,358,327
64,342.97
1,431,197,809 257,573,867,989
1,200,000 9,328,649 144,147 1,515,918
10,587,600,000 82,306,674,328 979,673,463 18,124,408,716
25,040,837.84 1,351,263.82 141,304.44
225,142,173,000 12,149,213,006 1,689,406,270
Liabilitas Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha
USD USD SGD EURO
Jumlah Liabilitas
111,998,356,507
238,980,792,276
Jumlah Kewajiban - Bersih
145,027,001,820
18,593,075,713
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 kurs konversi yang digunakan Perusahaan diungkapkan pada Catatan 2d pada laporan keuangan konsolidasian. Risiko Kredit Berikut adalah eksposur laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit: 30 September 2011 Jumlah Bruto Jumlah Neto Rp Rp Kelompok yang diperdagangkan Investasi jangka pendek - surat berharga Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Investasi jangka pendek - deposito berjangka Piutang usaha dari pihak berelasi Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang lain-lain dari pihak berelasi Piutang lain-lain dari pihak ketiga Jumlah
-
31 Desember 2010 Jumlah Bruto Jumlah Neto Rp Rp -
599,865,775,949 23,585,108,148 695,172,487,369 9,963,655,049 62,807,489,701
599,865,775,949 23,585,108,148 695,172,487,369 9,963,655,049 62,807,489,701
1,391,394,516,216
1,391,394,516,216
- 74 -
49,219,246,903
750,962,579,589 3,147,056,666 803,358,339,763 37,362,608,343 1,594,830,584,361
49,219,246,903
750,962,579,589 3,147,056,666 803,358,339,763 37,362,608,343 1,594,830,584,361
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan konsolidasian berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan: 30 September 2011
Aset Kas dan setara kas Piutang usaha dari pihak berelasi Piutang usaha dari pihak ketiga-bersih Piutang lain-lain dari pihak berelasi Piutang lain-lain dari pihak ketiga Jumlah Liabilitas Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha kepada pihak ketiga Utang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan jangka panjang Utang obligasi
< 1 tahun
1-2 tahun
3-5 tahun
>5 tahun
Jumlah
Biaya transaksi
Nilai Tercatat
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
614,366,123,492 23,585,108,148 695,172,487,399 9,963,655,049 62,807,489,701
-
-
-
614,366,123,492 23,585,108,148 695,172,487,399 9,963,655,049 62,807,489,701
-
614,366,123,492 23,585,108,148 695,172,487,399 9,963,655,049 62,807,489,701
1,405,894,863,789
-
-
-
1,405,894,863,789
-
1,405,894,863,789
1,684,727,122,262 412,527,009,451 59,905,363,462 92,787,907,424 218,874,650,049 460,260,303
390,966,835,711 579,107,955
625,398,873,538 -
-
1,684,727,122,262 412,527,009,451 59,905,363,462 92,787,907,424 1,235,240,359,298 1,039,368,258
449,353,107 -
1,581,918,750 498,888,518,921
1,240,431,136 -
-
3,271,702,993 498,888,518,921
Jumlah
2,469,731,666,058
892,016,381,337
626,639,304,674
-
3,988,387,352,069
(6,313,989,467)
3,982,073,362,602
Selisih aset dengan liabilitas
1,063,836,802,269
892,016,381,337
626,639,304,674
-
2,582,492,488,280
(6,313,989,467)
2,576,178,498,813
31 Desember 2010
(6,313,989,467) -
1,684,727,122,262 412,527,009,451 59,905,363,462 92,787,907,424 1,228,926,369,831 1,039,368,258 3,271,702,993 498,888,518,921
< 1 tahun
1-2 tahun
3-5 tahun
>5 tahun
Jumlah
Biaya transaksi
Nilai Tercatat
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Aset Kas dan setara kas Investasi Jangka Pendek Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang lain-lain pihak ketiga
762,186,498,399 52,366,303,569 1,606,716,679,526 37,362,608,343
-
-
-
762,186,498,399 52,366,303,569 1,606,716,679,526 37,362,608,343
-
762,186,498,399 52,366,303,569 1,606,716,679,526 37,362,608,343
Jumlah
2,458,632,089,837
-
-
-
2,458,632,089,837
-
2,458,632,089,837
Liabilitas Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha kepada pihak ketiga Utang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Utang pembelian aset tetap Utang sewa pembiayaan jangka panjang Utang obligasi Jumlah Selisih aset dengan liabilitas
700,402,838,572 412,126,666,922 41,882,071,223 150,732,534,372 195,411,275,191 140,396,770
532,971,542,662 77,000,000
1,342,898,831 -
637,545,455 497,756,409,578
1,502,038,681,881
1,031,442,497,695
165,879,423,888
170,443,800,933.00
2,869,804,404,397
(7,336,012,384)
2,862,468,392,013
1,031,442,497,695
165,879,423,888
170,443,800,933.00
411,172,314,560
(7,336,012,384)
403,836,302,176
(956,593,407,956)
165,796,589,375 82,834,513 -
170,443,800,933.00 -
700,402,838,572 412,126,666,922 41,882,071,223 150,732,534,372 1,064,623,208,161 300,231,283 1,980,444,286 497,756,409,578
(7,336,012,384) -
700,402,838,572 412,126,666,922 41,882,071,223 150,732,534,372 1,057,287,195,777 300,231,283 1,980,444,286 497,756,409,578
38. Perkara Hukum Perusahaan mendapatkan gugatan perlawanan dari Nyo Ailing terhadap pelaksanaan lelang eksekusi tanah dan bangunan atas nama Subismo yang dimintakan lelang oleh Perusahaan kepada Pengadilan Negeri (PN) Banjar Baru di Banjarmasin sebagai pelaksanaan/eksekusi Putusan Perdamaian PN Banjar Baru No 07/PDT.G/2004/PN.BJB tanggal 24 Juni 2004 antara Perusahaan melawan Subismo. Perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim PN Banjar Baru No. 13/Pdt.Plw/2005/PN.BJB tanggal 29 Juni 2006 yang antara lain dalam putusannya menyatakan mengabulkan permohonan Perusahaan untuk melanjutkan lelang eksekusi atas tanah dan bangunan tersebut.
- 75 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
Berdasarkan surat dari Konsultan Hukum Perusahaan, perkara dengan Nyo Ailing tersebut di atas belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena masih dalam pemeriksaan tingkat banding. Disamping itu, Perusahaan juga melakukan gugatan (penggugat) terhadap H. Ojo Djono (Tergugat) mengenai utang piutang sebesar Rp 518.240.986 di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim PN Bandung dalam putusannya No. 211/Pdt.G/2005/PN.Bdg tanggal 27 Maret 2006 yang antara lain dalam putusannya menyatakan mengabulkan sebagian gugatan Penggugat dan menyatakan Tergugat memiliki utang kepada Perusahaan. Berdasarkan Surat Pemberitahuan isi putusan Mahkamah Agung RI No. 211/Pdt/G/2005/PN.Bdg.Jo. No. 1121k/Pdt/2007 tertanggal 3 Desember 2010, menolak permohonan kasasi tergugat.
39. Penerbitan Standar Akutansi Keuangan Baru Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. PSAK 1.
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
2.
PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
3.
PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja
4.
PSAK 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Pertambangan Umum
5.
PSAK 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi
6.
PSAK 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
7.
PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan
8.
PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
9.
PSAK 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham
10.
PSAK 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham
11.
PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
12.
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
13.
PSAK 63, Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi
14.
PSAK 64, Aktivitas Ekslorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
- 76 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 30 September 2011 (Tidak Diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada tanggal tersebut
dan
ISAK 1.
ISAK 13 (2010), Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
2.
ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya
3.
ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa
4.
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
5.
ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
6.
ISAK 20, Pajak Penghasilan Pemegang Saham
7.
ISAK 22, Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
8.
ISAK 23, Sewa Operasi-Insetif
9.
ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
-
Perubahan
Dalam
Status
Pajak
Entitas
atau
Para
PPSAK 1.
PPSAK 8: Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Koperasi
Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK revisi di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK revisi tersebut belum dapat ditentukan.
********
- 77 -
d^PFA PT Japfa Gomfeed lndonesia Tbk Dan Anak Perusahaan LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN KE III KONSOLIDASI Per 30 September 2011 ( Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit) dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011dan 2010 (Tidak Diaudit)
q^PFA PT JAPFA COMFEED INDONESIA TbK Wisma Millenia TthFloor, Jl. MT. Haryono Kav. 16, Jakarta 12810, lndonesia Tel: (62-21) 2854 5680 Fax: (62-21)83'l 0309 Website: www.japfacomfeed.co.id
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 201 I (TIDAK DTAUDIT) DAN 3l DESEMBER 2010 (DIAUDIT) DAN UNTUK PEzuODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2OI I DAN 2OIO (TIDAK
DIAUDIT) PT JAPFA COMFEED INDONESIA TbK DAN ANAK PERUSAHAAN
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
l.
Nama Alamat kantor Alamat domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan
2.
Handojo Santosa Wisma Millenia Lt. 7 Jl. MT. Haryono Kav. 16, Jakarta 12810. Pregolan Burder 32, Tegalsari, Surabaya. (021) 285 4s680 Direkfur Utama
Alamat domisili sesuai KTP Nomor Telepon
Drs. Ignatius Herry Wibowo Wisma Millenia Lt. 7 Jl. MT. Haryono Kav. 16, Jakarta 12810. Jl. Sumatra No. 10, Menteng, Jakarta Pusat. (021) 28s 45680
Jabatan
Direktur Keuangan
Nama Alamat kantor
menyatakan bahwa:
1.
Bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian.
2.
Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. a.
Semua informasi dalam Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut telah dimuat secara
b.
lengkap dan benar. Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material.
4.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta,
31 Oktober 2oll Keuangan
Direktur Utama
f/o""un, ]vlETERAI
TEr\PEL
,"ra"p'p
Drs. Ign. Herry Wibowo
a^PFA PT JAPFA COMFEED INDONESIA TbK DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
Halaman
Surat PernYataan Dircksi 2011 |-APORAN KEUANGAN TRIWULAN KE lll KoNSoLIDASI Per 30 September bulan periode sembilan untuk (Diaudit) dan 2010 Oiiar.'oiiroiil oin 3r Desember yang berakhir'3O September 201 1 dan 201 0 (Tidak Diaudit) Neraca Konsolidasi
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Laporan Arus Kas Konsolidasi Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
a^PFA P.T.JAPFA COTFEED I]{DO]{ESIA TbT DAil AilAK PERUSAHAA}I Laporan Po6isi Krudlgan Konsolidcian 30 Scpt 201{ dan 20t0
ASET
Cat&n
ASETL$ICAR Kas dan satara kas
2e,2h,2j,4,2,,37
lm€stasi iangka pendek Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga - setolah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu pada tanggal 30 Sept 201 1 dan sebesar Rp.521,W,772 pada bnggal 31 Des 2()10 dan sebesar Rp.2,T2,*5,#5 sebesar Rp. 9,407,522,298 pada tanggal 30 Sept 2010 Piutang lain - lain Pihak berelasi Pihak ketiga Persediaan - setehh dikurangi p€nyisihan penurunan nilai p€rs€diaan sebesar Rp. pada tanggal 30 Sept 201 1 dan sebesar Rp. 2,127,0{a,@2 pada tanggal 31 Des 2010 dan sebesar Rp. 2,837,208.,81 4 pada tanggal 30 Sept 2010 Ayam pembibitturunan Uang mula Pajak dibayar dimuka Biafa dibafar dimuka
30 SEPT
31 DES
m11
m10
Rp.
Rp.
614,366,123,492
2e,2i,4,5,237 2e,2j,6,1 2, 1 4, I 7,2,37
2t,u
762,186,498,9 52.366.300.569
23,585,108,1/A
695,172,487,3S
803,358,339,763
2j,2.,37
x,u
9,963,655,049 62,807,489,70r
37.362.608.3il:}
2,9$,7*,627,740
2,185,128,W,420
354,039.107.23
3n,24$,351,W
u7,073,fi4,@7 1y,971,741,*1
,92,380,549,603 42,870,550,368
21,2u,7,12,17,19
2m,8,17 2y,9 2n
46,528, t 61 ,992
fi,31z*7,517
Jumlah As.t Lancar ASETTIDAK I.AIiICAR Rekening bank )ang dibatasi penggunaannya Aset pajakhngguhan Goodwill - bersih Tanaman - Bersih Sapi p€mbibitturunan Prop€rti im/estasi - setalah dikurangi akumulasi p€nyusutan
2e,2i,2i,2.,37
2,X7,m,W
83,6rK),791,245
71,Wj14,*9
1,U4,7n,210
2o,2u
2,265,058,0r7 137,627,068,039
2,371,451,023 I 17.349.410.552
60,306,473,567
75,767,66;2,124
2,557,602,310,960
2,24,5si2,4f6,43 3,371,N,792
2ro,8,17
70,863,58'l,288
2p,2uJO,n,28
seb€sar Rp.48,928,124,839 padatanggal30Sept20lldan sebesar Rp.39,780,808,694 padatanggal3l Des2010dan pada tanggal 30 Sept 201 0 seb€sar Rp. 39, I 54,381
,685
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi p€nyusutan sebesar Rp. I,760,449,986,090 pada tanggal 30 Sept 201 I dan sebesar Rp. 1,625,273,76,#4 padatanggal3l Des2010dan seb€sar Rp. 1,58.2,702,752,7@ pada tanggal 30 Sept 2010 As6t tetap yang tidak digunakan - bersih Aset real estat Aset tidak berwujud - bersih lnsfumen keuangan deri\Etif Aset lain{ain
4,853,472,544
4,31 b,21
2q,2r,2u,1 1,12,17
j
8,n,28
2q,?u,'l'l
2,72.,16/,91
2s,2u
2.,3D.,940,331-
19,318,472,7% 3,780,407,708
23,665.580.574
24.U7.6z3.m
Z 2j.2..s,37
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUULAH ASET
8,25r,632,29{,SlS
6381,1G,r53,66!
d^PFA P.T. JAPFA COUFEED II{DO}IES]A TbK OAil AI{AX PERUSAHAA}I
Lapor.n Poalsi Kauangan Konsolidcian 30 S.pt 2011 dan 20.t0
LIAAILITAS DAI{ EKUTTAS
LI,ABILITAS JA'IGKA PEIDET Pinjaman bank jangl€ p€ndek Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga - seElah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Utang lain - lain Pihak berelasi Pihak ketiga - s€telah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Utang pajak Biafa masih harus dibalar Uang muka tang diterima Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangl€ panjang Pembelian aset tetap Se\r/a pembiayaan Pinjaman yang direstsukt risasi
3I
3II SEPT
Catatan
m10
Rp.
Rp.
1,W,727j2,N)
2e,4,6,7,11,12,2.,37
DES
m11
7fi,402,83E,572
2e,4,13,437 50,951,333,326
412,527,WA51
412,126,ffi,9?2.
2j,14,2.,37 31,859,8511
59,905.363./162
41,fn]J2,071,;
2y,15
12,106,125,il3
13€,026,725,'t25
4,16,2.,37
92,787.9)7.424 60,598,857.644
1fi,7453/.,372
217,189,678,820 4ri0,260,303 449,353,107
195,41 1,275,191
2e,2j,6,7,
1 1, 1
7,2.,37
4,2,37 2r,18,2.,37
51,647,673,010
r,342,898,831
140,396.20
2e,4j0,11,n,2,,37
ffi
Jumlah Laallbitas Jangh PGndcI L1ABILITAS JATIGKA PAI*'ANG Liabilitas paiak tangguhan Cadangan imbalan pasti pasca keqa Goodvill negatif - bersih Liabilitas jangka panjang - setelah dil(lrangi bagian yang jatuh Empo dalam waktu satu tahun Piniaman jangka panjang Pembelian aset Etap Sel ra pembiayaan Pinjaman yang diros-trulturisasi Utang Obligasi lnstsumen keuangan deri\ratif
2y,31
2,fi
36,836,128,734
9,971,007,586
414,832,1 15,300
365,2115,024,290 71,880,5:E!,075
i
579,107,956 2,822,349,886
86'r,875,920,586 637,545,456 r59,834,513
ll98.888.518.92't
497,
[email protected]
2c,21
b,4,6,7,11,17,2,37
4,2,37 2r,18,2.,37 2e,2j,1O,11,X,2.,37
4,7,19,2.,37
,,011,736,691,O1
Jumhh Liabllitas Jangk Paniang Jumlalr Liabilitas EKUITAS
EIotib yang
dapat
dldbusikan lcpada p€mill* rntttas indul
Modal saham Modal dasar - 2.000.000.000 saham Seri A dengan nominal Rp 1-000 dan 5.000.000.000 saham Seri B dengan nominal Rp 2m @a tanggal 30 Juni 20 t 1, 31 Desember Z)to dan 2009 s€rta 2.()00.(x)0.000 saham dengan nominal Rp 1.000 pada tanggal 31 Desember 2008 Modal ditempatkan dan disetor - 1.€9.414.660 saham Sed A dengan rpminal Rp l.O(X) dan 582.318.0m saham Seri B dengan nominal Rp 2(x) pada tanggal 30 Juni 2()l 1, 31 Desember 201 0 dan Zng serta 1.489.41 4.660 saham dengan nominal Rp 1.000 pada taanggal 31 Desember 2009 Agio saham Saldo Laba Komponen ekuitas lainnya
24
x
Kepentingan nonpngendali
1,605,878,260,m0
426,27,fi1,Zfi
891,879,it92,718 317.2M.1l.1.8d5 3.24r . 1 89.498.809
1,035,5il,787,574 3,O74,2W,754,774
3,695,205,m8,646
4r2.586.053.796 3,486,866,808,570
835,1,632,?rr,6a9
6,981,106,1G,,680
2c,73
Jurnlah Elorihs
JUMLAH LUTBILITAS DA}I EKUITAS
4
1,605,878,2$,000
426,27,fi1,7fi
6.620.405.964
a^PFA P.T. JAPFA COMFEED II{DOI{ESUI TbK DAI{ ATIAK PERUSAHAAN
Laporan Laba-Rugl Komprehansif Konsolidailan Untuk Pedode sembalan Bulan tEng Bara!(hir 30 sept 2o1l dan 2olo serta untuk Tahun-tahun lrang Berakbir
(
3i
Desembe, 2olo
gembllrn Bulan
)
m11 Rp. PEI*JUAI.AT{ BERSIH
Ar,n,u
rr,87qm,415,684
10,345,6.18,210,953
BEBAil PC'KOK PEI*'UALAN
2v,Zl,U
9,9G!,351,97a,137
8,252,@4,s8:t,370
{,0G7,548,'141,547
2,0sr,55i1,218,5e!
I.ABA BRUTO
Kajntungan penjualan aset tetap
2q,11 4,5 2e
Penghasilan bunga Keuntungan ( Kerugian ) kurs mata uang asing - bersih Rugi penurunan nilai aset Beban penjualan Ebban bunga Beban umum dan administrasi Keuntungan ( Kerugian ) transalGi derivatif - bersih Keuntungan peniuahn imrestasi saham pada anak perusahaan
2u,1 0,1 1
2v,28 2.9t,1
2,1 4,17,1 8,19,2O,29
21,x,6,1 0,1 1,28,30,34 2j,33,37
Lain-lain-Ebrsih LABASEBELUM PA'AX BEBAN ( PET{GHASII.Ail ) PA'AK Paiak kini Final Non-final Pajak tangguhan
56,675,705,867 14,344,608,754 (2,567,756,284) (1 1,250,656,s34) (361,621,225,740) (238,272,9215,903)
(722,998,724,6671
2,165,975,654 11,642,061,845 62,665,631,862 (1,269,069,569) (44o,659,O42,47O) (155,642,477,'.t52) (652,585,289,843) (23,898,986,1 49.0)
2,104,166,623 30,158,847,568
(19,417,253,740)
73,11AJ$1.A1
878-a53-2!n-arO
163,628,206,096
205,643,752,169
(21,623,755,668) 332,207,794,559
(13,155,425,272)
(101,538,61 1)
2v,31
T.ABA PERIODE DAN TAI{UI{ BER.JALAN
PEI'IDAPATAil KOI'IPREHET{SIF LAIN Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih nilai transaksi restruldurisasi entitas sepengendali Rugi penurunan efek
2e 1d,2d 2j,5
8s1ffi
TOTAL I.ABA KOMPREI{ENSIF PERIODE DAT{ TAHUN BERJALAN
taba yang dapd daatrlbusikan kepada: Pemilik Entitas lnduk Kepentingan non pengendali
540,633,582.970
602,701,583,027 87
851,2'17,621,861
589,546,1 57.755
2c,23
Jumlah laba rugl komprehenslf lrang dapat dlatibuslkan kepada: Pemilik Entitas lnduk Kepentingan non pefl gendali
2c,23
LIABA PER SAHAM Dasar dan dilusian
5
a7
d"PFA ts
d o
r! oi
Ffi
F
o o_ @
ci
=
6! 95 =E
2
-l-
o o-
6t o
N
Nl QI 6l 6td
ot
..i
E
a o
E= o6 ;=E5
6
G
EEF ir
6
o
o E
ie s5
;E E3
HEE
xEl s9= :, 8 :!, d-5 =6.s
i!3
IEE 6u; uc6q! z
8Ei =?E BTE u EO
*Es
8q; <-; EE 1O .c
€E; E
EfrE E A
.o
E .g
oI
c; pa
EEE
rEE gs: GOE EE =q .G O,J
O
8!a
-9 DE
<E
"E
E
o E o
C a c f !
ot
ot o1
l' o
@l
h ool
8t 6s
tsl o-lo_ olo
-l-
@ NIN 6 6-l@6l 6t6 ot
ts
6 6
I
@_ ,oJ
oool
-lo ol @-
o .d
d o .f
6l @t6 olo N'N o_loNIN
F
--l
@ N
c o
Ec9 o6 0 Eci! oo o
ri o o
..i
' N
ol oto EI NIN NI @l NIN
6 i
El
ri N N N
*
e
Id
o_,lo olo c1
N
616 NIN @lo 616 @t@
oo_
ts
d
I
5
s
o tsol 6l I I 3Sl 8l
l$=Bl El
Ol rt 6I
s9,sl Nd 6N NG
-l Nt 6I
;l el
6l 6l 'I
sl Es Fl El =l SsEl
sl
elgl
l;
lsl
,l a,,81 El plel
i li r
IN
Hl rt
:l P
nl n sl 5
ol Nl
r11
sEEl oN o_s_ Nd
@t ol ot
fil 6l
nl Nl
1?e
Bl -l
lF
lHl
,l
n
lnl
[1$ l$ l$l
lr
al e el R
lB
,l e,,,1
la
el
lel
glgIaIEI
lN
olo
--t-6i.sR
F.
@r @ FJ N_ +ts616t6l ol o ot6616t6l
6
N
Q @ N
al s ftl N
N 6
'I
I
ElalEltl
o_
6
6l ol 6l o1 6I Nl 6I 6t
,l e ,8=l -l
$l
sl
.l-
o
$ d* 8J oI
'l Hl
EI
lBe'13{
oa
RI
oNo6l 6EOO| cir-ool c6c-l N-c:i_-l @@r*l 66v6t
ElElEf,Hl
6
'l
il6t o1 Nl @l -l Nt
;l;pJ p
-l
N6t 6@l
-ql -@l DOIO oil dNt Nrl
oJ
El ; e$$l ol -6Nal
@ o 6 d @ @_ @ @
d q ls
-lo
E
t (,
,l
6l ol @t ol @I @l @l @a
olo-ldi
t,l I
tl I
il al NI
@Fl
15
Fl
.,i @
6 6
-l 891
l^ rl o
E-
iF o d
@ N.
! t
o
o
@-
E
a !
NOI
I
tsd
[>
5- 8l -1 --l o
--l o
@16 o o16
@
@ @
c
.l
o cl o_tslN -sl oolo Fl NIN
o
o
oo6l
oNol
'
-61 @{l
oj
o-o-+-l
616 6t6
o d F o
o
@
{-lq-
N
0 o
31 oJ 6 r- @ool
@
N
E o
E o-
o_ F-
oilci
.d
Ee g5
@
@61 FlIN 6Nt 6-l @olo ol{
@_
I
--l 66t
N
S E"i e8
NO
s& E 5
E -E;EE 5 i E =EEEEEgFE aC 'EE,r*EE-E i EEEE*EaEEISEPESga g g' };Ege*3
EiE;*5gEa g g iE€EE$rgfieE* ifggE;$s*E E o
O o
O E
O c
d o
A 05 oLF
s
$6 o
(A^PFA PT JAPFA COMFEED INDONESIA TbK DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2011 dan 2010
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPER,ASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan lain-lain Pembayaran kepada karyawan Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan restitusi pajak Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan anak perusahaan Hasil penjualan aset tetap Penerimaan bunga Akuisisi anak perusahaan - be6ih Perolehan aset tetap Perolehan Properti lnvestasi Penambahan jaminan Pengembalian jaminan Penambahan investasi jangka pendek
20,11
11,934,176,986,,164
(11,242,238,718,815)
2O1O
10,331 ,084,589,241
(8,992,443,242,313)
u66.213.428.621\
(4O3.142,O't2.872\
225,724,838,728
(242.431.295.300\
935,499,334,056 12,855,310,552 (218,499,062,721) (1 53,485,866,036)
(367,232,451,735)
576,369,715,851
(350,52s,995,1 63)
E05,027,538,407 142,619,530,835 14,344,608,754 (376,753,600,000)
t,sis,z.tz,a,-l 1
1,642,061 ,845
(824,923,61 6,994)
(391,434,183,499) (1 2,500,000) (1,090,562,691) 987,058,879 (4,224,156,763\
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas lnveslasi
(239,685,s40,998)
(376,603,069,61 8)
ARUS KAS OARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank jangka pendek Penerimaan pinjaman jangka panjang Penambahan (pengembalian) modal disetor oleh kepentingan nonpengendali Pembayaran utang pembelian aset tetap Pembayaran utang sewa pembiayaan Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran dividen Pembayaran utang yang direstrukturisasi
984,324,283,690 348,407,801,528 28,500,000,000 (941,076,028) (s,8s7,402,303) (1 36,66s,438,995) (756,182,420,900)
75,832,838,902 346,468,535,547 (767,142,9s1) (1,798,374,526) (223,628,341)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas pendanaan
459,585,746.992
(2,072,962,964t
(147,332,24s,74't)
197,693,683,269
762,,t 86,498,399
523,81 1,550,563
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS OAN SETARA KAS AWAL PERTODE Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERTODE
(488.129.166) 614,366.,t23.492
(41,927 ,497 ,939)
0,358,663,300) (369.299.030.356) (1
(1.256.630.984) 720,246,602.848