P.T. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi ( Tidak Diaudit ) 30 September 2010 dan 2009
ASET
Catatan
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha kepada Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 9,407,522,298 pada bulan September 2010 dan sebesar Rp. 44,646,065,313 pada bulan September 2009 Piutang lain - lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar Rp. 2,837,208,814 pada bulan September 2010 dan sebesar Rp. 1,399,825,008 pada bulan September 2009 Ayam pembibit turunan Uang muka Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
2d,2g,5,35 6 2d,2i,7,13,15,18,35
30 SEPTEMBER 2010
30 SEPTEMBER 2009 (disajikan kembali catatan 4)
Rp.
Rp.
720,246,602,848 26,765,828,397
479,484,667,349 9,630,396,932
806,851,152,185
780,710,620,113
38,984,164,719
16,402,348,964
2,422,516,273,034
2,381,934,591,403
288,602,761,226 200,236,531,436 74,209,341,133 52,463,976,343
274,121,081,187 119,281,328,171 96,733,264,174 29,552,801,426
4,630,876,631,321
4,187,851,099,719
2d,2h,36 2x,32 2n,2t 2l,9
10,092,965,471 85,598,715,027 2,422,674,825 102,401,883,389
10,942,958,817 79,559,025,204 2,647,120,053 66,259,923,648
2o,2u,11,29
76,469,089,133
81,305,745,353
2,056,418,262,881 3,507,925,955 20,068,177,088 3,426,693,479 25,339,513,714
1,756,505,309,887 4,776,995,672 17,917,359,159 3,354,185,103 22,094,992,048 26,231,993,768
2,385,745,900,962
2,071,595,608,712
7,016,622,532,283
6,259,446,708,431
2i
2k,8,13,18,20 2l,9 10 2m
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset pajak tangguhan Tanaman – Bersih Sapi pembibit turunan Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 39,154,381,685 pada bulan September 2010 dan sebesar Rp. 36,685,598,141 pada bulan September 2009 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1,582,702,752,709 pada bulan September 2010 dan sebesar Rp. 1,443,463,064,968 pada bulan September 2009 Aset tetap yang tidak digunakan - bersih Aset real estat Aset tidak berwujud - bersih Instrumen keuangan derivatif Aset lain-lain
2p,2q,12,13,18,19,29 2p,2u,12 2r 2s 2i,33
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
2
P.T. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi ( Tidak Diaudit ) 30 September 2010 dan 2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan
KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain - lain kepada pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka yang diterima Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi
30 SEPTEMBER 2010
30 SEPTEMBER 2009 (disajikan kembali catatan 4)
Rp.
Rp.
2d,5,6,7,8,12,13,35 2d,14,35 6,15 2x,16 17
848,495,248,349 669,738,141,541 95,302,087,353 77,330,457,468 166,051,143,483 56,083,358,377
949,652,506,117 494,558,185,308 72,611,843,012 150,483,659,644 250,024,226,527 122,246,231,696
2d,2i, 6,7,12,18,35
85,716,715,409 988,556,618 47,316,952 103,741,500,000
35,835,647,242 2,074,950,282 176,200,612 152,475,750,000
2,103,494,525,550
2,230,139,200,440
2x,32 2w,31 2c,22
859,475,402 340,885,475,298 70,949,978,089
8,985,809,315 261,015,671,324 73,592,448,326
2d,2i, 6,7,12,18,35
313,517,969,210 1,269,891,027 290,105,683 597,350,250,000 497,379,039,797 20,397,151,220
58,050,317,529 875,799,104 307,210,373 1,026,356,714,880 495,869,560,673 -
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1,842,899,335,726
1,925,053,531,524
Jumlah Kewajiban
3,946,393,861,276
4,155,192,731,964
2c,24
354,753,136,492
245,888,899,820
25 26 2d 2j 2c
1,605,878,260,000 426,227,301,236 18,864,743,233 1,380,552,616 (15,971,419,038)
1,489,414,660,000 172,918,971,236 30,722,126,110 1,380,552,616 5,797,019,720
1b
679,096,096,468
331,195,227,468 (173,063,480,503)
2,715,475,534,515
1,858,365,076,647
7,016,622,532,283
6,259,446,708,431
2p,2q,19 2d,2i,10,11,21,36
Jumlah Kewajiban Lancar
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan pasti pasca kerja Goodwill negatif - bersih Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Hutang Obligasi Instrumen keuangan derivatif
2q,19 2d,2i,10,11,21,36 2i,20 2i,23,33,36
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp. 1.000 per saham Modal dasar - 2.000.000.000 saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 dan 5.000.000.000 saham Seri B dengan nominal Rp 200 pada tahun 2009 dan 2.000.000.000 saham dengan nominal Rp 1.000 pada tahun 2008 Modal ditempatkan dan disetor - 1.489.414.660 saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 dan 582.318.000 saham Seri B dengan nominal Rp 200 pada tahun 2009 dan 1.489.414.660 saham dengan nominal Rp 1.000 pada tahun 2008 Agio saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo Laba (defisit) Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3
P.T. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Laba-Rugi Konsolidasi ( Tidak Diaudit ) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2010 dan 2009
Catatan
SEPTEMBER 2010
SEPTEMBER 2009 (disajikan kembali catatan 4)
Rp.
Rp.
PENJUALAN BERSIH
2u,27
10,345,648,200,953
10,830,033,627,686
BEBAN POKOK PENJUALAN
2u,28
8,252,094,982,370
8,855,881,996,846
2,093,553,218,583
1,974,151,630,840
440,659,042,470 652,585,289,843 1,093,244,332,313
343,458,651,330 568,995,734,693 912,454,386,023
1,000,308,886,270
1,061,697,244,817
62,665,631,862 11,642,061,845 2,165,975,654 (23,898,986,149) (101,538,611) (155,642,477,152) (20,686,323,309) (123,855,655,860)
156,049,969,455 2,426,991,582 1,047,984,867 (112,090,462,382) 3,376,810,361 (166,150,832,818) (9,562,174,126) (124,901,713,061)
876,453,230,410
936,795,531,756
205,643,752,169 (18,973,963,126) 186,669,789,043
270,010,207,741 24,180,390,578 294,190,598,319
689,783,441,367
642,604,933,437
(87,081,858,340)
(71,333,191,941)
602,701,583,027
571,271,741,496
291
276
LABA KOTOR
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi Jumlah Beban Usaha
2e,2u,6,10,11,29
LABA USAHA
PENGHASILAN ( BEBAN ) LAIN-LAIN Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Keuntungan penjualan aktiva tetap Kerugian transaksi derivatif - bersih Keuntungan ( Kerugian ) Penjualan Investasi Beban bunga Lain - lain - Bersih Beban Lain - lain - Bersih
2d 4,5 2p,10 2i,33,36 2v,13,15,18,19,20,30
LABA SEBELUM PAJAK DAN HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
BEBAN ( PENGHASILAN ) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan Beban Pajak
2x,32
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2c,24
LABA BERSIH
LABA PER SAHAM DASAR
2y
4
P.T. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ( Tidak Diaudit ) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2010 dan 2009
Catatan
Saldo per 1 Januari 2009 sebelum penyajian kembali Penyajian kembali (catatan 4) Saldo per 1 Januari 2009 setelah disajikan kembali Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Bagian laba bersih yang dibukukan ke dalam selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Laba bersih periode berjalan
Modal Ditempatkan Dan Disetor
Agio Saham
Rp.
Rp.
1,489,414,660,000
172,918,971,236
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Rp.
Rp.
Rp.
52,761,769,876
1,380,552,616
5,798,519,720
-
-
-
-
-
-
266,422,505,181
1,489,414,660,000
172,918,971,236
52,761,769,876
1,380,552,616
5,798,519,720
266,422,505,181
2d
-
-
(22,039,643,766)
-
-
2j
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(1,500,000) -
Saldo per 30 September 2009
1,489,414,660,000
172,918,971,236
30,722,126,110
1,380,552,616
5,797,019,720
Saldo per 1 Januari 2010 Dampak penerapan awal atas PSAK 50 dan PSAK 55 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Dividen Laba bersih periode berjalan
1,605,878,260,000
426,227,301,236
32,020,168,505
1,380,552,616
(15,971,419,038)
Saldo per 30 September 2010
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif
2b
-
-
2d 34
-
-
1,605,878,260,000
426,227,301,236
(13,155,425,272) 18,864,743,233
64,772,722,287 -
Jumlah Ekuitas
Rp.
Rp.
(679,572,862,441) 10,362,729
(679,562,499,712) -
(64,772,722,287)
1,042,701,611,007 266,432,867,910
1,309,134,478,917 (22,039,643,766)
-
571,271,741,496
(1,500,000) 571,271,741,496
(173,063,480,503)
1,858,365,076,647
-
52,005,111,876
2,101,539,975,195
331,195,227,468
-
-
-
34,748,064,865
34,748,064,865
-
-
-
(10,358,663,300) 602,701,583,027
(13,155,425,272) (10,358,663,300) 602,701,583,027
-
679,096,096,468
2,715,475,534,515
1,380,552,616
5
-
Saldo Laba (Defisit)
(15,971,419,038)
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Arus Kas Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2010 dan 2009
Catatan
2010 Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan lain-lain Pembayaran kepada karyawan Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan restitusi pajak Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga
10,331,084,589,241 (8,992,443,242,313) (403,142,012,872) 935,499,334,056 12,855,310,552 (218,499,062,721) (153,485,866,036)
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
576,369,715,851
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Hasil penjualan aset tetap Penambahan jaminan Pencairan (penambahan) investasi jangka pendek Perolehan aset tetap Pengembalian jaminan Perolehan properti investasi
12
11,642,061,845 7,529,212,811 (1,090,562,891) (4,224,156,763) (391,434,183,499) 987,058,879 (12,500,000)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(376,603,069,618)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan hutang bank Penerimaan pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa pembiayaan Pembayaran dividen Penambahan (pengembalian) modal disetor oleh pemegang saham minoritas Pembayaran hutang pembelian aset tetap Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang yang direstrukturisasi
75,832,838,902 346,468,535,547 (223,628,341) (10,358,663,300) (767,142,951) (1,798,374,526) (41,927,497,939) (369,299,030,356)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(2,072,962,964)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
197,693,683,269
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
523,811,550,563 (1,258,630,984)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
720,246,602,848
2009 (Disajikan kembali Catatan 4 ) Rp
10,808,121,223,846 (9,534,843,200,422) (342,093,029,580) 931,184,993,844 (274,907,157,506) (166,140,134,146) 490,137,702,192
2,426,991,582 12,237,665,872 (904,688,201) 1,307,021,477 (190,722,022,485) 86,104,728 (15,285,149,218) (190,854,076,245)
46,369,128,675 12,302,350,745 (1,206,376,824) 4,088,319,280 (613,043,832) (36,495,020,227) (273,998,659,234) (249,553,301,417) 49,730,324,530 427,812,374,966 1,941,967,853 479,484,667,349
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Dan Anak Perusahaan
LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN III KONSOLIDASI ( TIDAK DIAUDIT ) Per 30 SEPTEMBER 2010 dan 2009
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN III KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT ) Per 30 September 2010 dan 2009 Neraca Konsolidasi
2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
5
Laporan Arus Kas Konsolidasi
6
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
7
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UU Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta notaris Djojo Muljadi, S.H. No. 59 tanggal 18 Januari 1971 dan diubah dengan akta No. 60 dari notaris yang sama tanggal 15 Pebruari 1972. Akta pendirian ini beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/39/8 tanggal 4 Oktober 1972 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 Tambahan No. 641 tanggal 25 Oktober 1974. Status Perusahaan berubah dari Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan dari BKPM No.10/V/1982 tanggal 25 Juni 1982 yang dinyatakan dalam akta notaris Sastra Kosasih, S.H. No. 29 tanggal 27 Oktober 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta notaris No. 2 tanggal 1 Oktober 2009 dari Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, sehubungan dengan penggabungan PT Multi Agro Persada Tbk ke dalam Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Milenia Lt. 7 Jl. MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo - Jawa Timur, Tangerang - Banten, Cirebon - Jawa Barat, Makasar Sulawesi Selatan, Lampung, Padang - Sumatera Barat dan Bati-bati - Kalimantan Selatan. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang: • • •
Pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan, kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati, gaplek dan lain-lain; Mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan Menjalankan perdagangan dalam negeri dan internasional dari bahan tersebut serta hasil produksi tersebut di atas.
Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Asia, Eropa dan Amerika Serikat. b.
Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP), pada tanggal 25 Juni 2009 telah ditandatangani Kesepakatan Awal (Letter of Intent) untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan usaha. Dalam penggabungan ini JCI bertindak selaku “Perusahaan Yang Menerima Penggabungan” dan MAP sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung”
-7-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) b.
Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk (Lanjutan) Sehubungan dengan telah diperolehnya persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas rencana penggabungan MAP ke dalam JCI melalui Surat Persetujuan Penggabungan Perusahaan No. 124/III/PMDN/2009 tanggal 9 November 2009, serta dengan telah diterimanya Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, penggabungan usaha menjadi efektif pada tanggal 1 Desember 2009. Penggabungan usaha ini telah disetujui oleh Bapepam-LK melalui surat No. S-8714/BL/2009 tanggal 30 September 2009. Tanggal efektif penggabungan usaha dengan MAP ditetapkan pada 1 Desember 2009 berdasarkan Akta No. 8 tanggal 12 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta. Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara pelanggan/relasi bisnis eks MAP dengan eks MAP telah beralih dan diteruskan oleh JCI. Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Pemegang saham JCI sebelum penggabungan usaha/ usaha
Jumlah saham Saham Seri A Malvolia Pte.Ltd BNP Paribas Wealth Management Singapore Branch UOB Kay Hian Private Limited PT Bank Danamon Indonesia Tbk S/A Kreditur JCI Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Saham Seri B Malvolia Pte.Ltd Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) Jumlah
Pemegang saham MAP sebelum penggabungan usaha Jumlah saham Jumlah saham sebelum setelah konversi % konversi
%
Pemegang saham JCI pada tanggal penggabungan usaha
Jumlah saham
%
619.380.751 102.026.057 77.744.177 76.665.362 613.598.313
41,59 6,85 5,21 5,15 41,20
-
-
-
619.380.751 102.026.057 77.744.177 76.665.362 613.598.313
29,90 4,92 3,75 3,70 29,62
-
-
55.301.235 798.765
98,58 1,42
574.026.819 8.291.181
574.026.819 8.291.181
27,71 0,40
1.489.414.660
100,00
56.100.000
100,00
582.318.000
2.071.732.660
100,00
Berdasarkan laporan No. TC/CF/R-0609/09 tanggal 16 September 2009 dan No. TC/CF/R-0706/09 tanggal 16 September 2009 yang dikeluarkan oleh KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, penilai independen, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham JCI dan MAP masing-masing adalah sebesar Rp 635 (nilai penuh) dan Rp 6.596 (nilai penuh) per saham. Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham Seri B yang diterbitkan oleh JCI dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis. Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI, manajemen menggunakan harga pasar saham JCI pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI masing-masing sebesar Rp 116.464 juta dan Rp 253.308 juta. Lihat Catatan 4 untuk penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya.
-8-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) b.
Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk (Lanjutan) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Pada tanggal efektif penggabungan usaha, JCI dan MAP berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu Malvolia Pte. Ltd. Oleh karena itu penggabungan usaha kedua perusahaan dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dibukukan ke dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada unsur ekuitas. Pada tahun 2009, selisih tersebut disajikan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif”.
c.
Penawaran Umum Efek Pada tanggal 31 Agustus 1989, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) [sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)] dengan suratnya No. SI-046/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 4.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 23 Oktober 1989 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 8 Pebruari 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-139/PM/1990 untuk melakukan pencatatan saham sebesar 24.000.000 saham yang berasal dari penawaran umum terbatas dengan perbandingan 2 : 3. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Pebruari 1990. Pada tanggal 26 Juli 1991, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-1149/PM/1991 untuk melakukan pencatatan saham bonus sejumlah 80.000.000 saham dengan perbandingan 1 : 2. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Juli 1991. Pada tanggal 20 Maret 1992, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan tambahan saham atas penerbitan Obligasi Konversi di luar negeri dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-599/PM/1992 sebanyak 28.941.466 saham. Pada tanggal 1 November 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dengan mengeluarkan 1.340.473.194 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada kreditur tak terafiliasi tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Keputusan Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) No. Kep44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Pada tanggal 16 Mei 2007, Perusahaan menerima Surat Persetujuan Penerbitan Obligasi No. 021/JAPFA-BPM/LD-CS/V/07 dari Ketua Bapepam-LK sehubungan dengan penerbitan Obligasi Japfa I Tahun 2007 sebesar Rp 500 miliar (Catatan 20).
-9-
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) c.
Penawaran Umum Efek (Lanjutan) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan masing-masing atau sejumlah 2.071.732.660 saham dan 1.489.414.660 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sama dengan atau lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:
Anak Perusahaan
Domisili
PT Suri Tani Pemuka (STP)
Sidoarjo
- PT Kraksaan Windu (KW) - PT Artha Lautan Mulya (ALM) - PT Bumiasri Lestari (BL) PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) - PT Multiphala Adiputra (MA) - PT Hidon (Hidon) PT Ciomas Adisatwa (CA)
Probolinggo Situbondo Situbondo Jakarta Purwakarta Sukabumi Jakarta
- PT Japfa Intitrada - PT Japfa Indoland - PT Tretes Indah Permai (TIP) - PT Japfafood Sentra Distribusi - PT Indonesia Pelleting (IP) - PT Japfafood Nusantara (JFN) - PT Wabin Jayatama - PT Java Citra Indonusa - PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) - PT Supra Anekaboga (SAB) - PT Septatrada Hardaguna (STH) - PT Japfafood Sentra Distribusi - PT Japfa Santori Indonesia (JSI) - Japfa Comfeed International Pte., Ltd. (JCIP) - Japfa Comfeed India Ltd. (JCIL) - PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) - Regional Trader Pte., Ltd. PT EMKL Bintang Laut Timur (EMKL) PT Multiphala Agrinusa (MAG) - PT Indojaya Agrinusa (IAG) PT Santosa Agrindo (SA)
Jakarta Jakarta Tretes Jakarta Jakarta Jakarta Serang Jakarta Jakarta Bogor Bogor Jakarta Tangerang
- PT Austasia Stockfeed (ASF)
Jakarta
PT Bintang Terang Gemilang (BTG)
Singapura India Jakarta Singapura Surabaya Jakarta Medan Jakarta
Serang
Jenis Usaha
Produksi pakan udang, tambak udang, kamar pendingin dan penetasan benur udang Tambak udang Tambak udang Tambak udang Pembibitan ayam Pembibitan ayam Pembibitan ayam Perdagangan, pembibitan ayam dan rumah potong ayam Perdagangan (tidak beroperasi) Real estat Real estat Perdagangan (tidak beroperasi) Industri pellet Makanan Perkebunan dan peternakan Jasa Pelayaran (tidak beroperasi) Perdagangan Makanan Makanan Perdagangan (tidak beroperasi) Perdagangan Perdagangan, investasi dan perunggasan Perunggasan Produksi vaksin Perdagangan Jasa ekspedisi muatan kapal laut Produksi pakan ternak Produksi pakan ternak dan pembibitan ayam Perdagangan, pembibitan sapi dan rumah potong sapi Perdagangan, pembibitan sapi dan produksi pakan ternak Produksi pakan ternak
Tahun Operasi Komersial
Persentase Pemilikan Efektif 30 September 30 September 2010 2009
1987 1991 1992 1989 1985 1995 1975
100.00% 100.00% 99,55% 60.00% 73.06% 100.00% 99.99%
100.00% 100.00% 99,55% 60.00% 73.06% 100.00% 99.99%
1998 1992 1992 1995 1997 1967 1997 1988 1992 1996 1997 1997 1997 1997
100.00% 99.97% 100.00% 100.00% 100.00% 99.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 99.00% 97.50% 85,01%
100.00% 99.97% 100.00% 100.00% 100.00% 99.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 99.00% 97.50% 85,01%
1994 1995 1981 2008 1974 1995 1997
100.00% 65.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 50.00%
100.00% 65.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 50.00%
1991
100.00%
100.00%
1973 2000
100.00% 100.00%
100.00% 100.00%
Akuisisi Anak Perusahaan PT Santosa Agrindo (SA) Berdasarkan perjanjian jual beli tanggal 15 Januari 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 180.149.950 saham SA dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 90.000 juta. Saldo kas dan setara kas SA pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 15.123 juta. Jumlah aset dan kewajiban SA pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Jum lah kewajiban
246.732 64.261 143.308
- 10 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (Lanjutan) PT Austasia Stockfeed (ASF) Berdasarkan akta jual beli No. 54 tanggal 03 Januari 2008 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, notaris di Jakarta, SA mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 39.996 saham ASF dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 30.000 juta, yang telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas ASF pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 1.285 juta. Jumlah aset dan kewajiban ASF pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Jum lah kewajiban
61.812 47.956 72.883
PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) Berdasarkan akta jual beli No. 18 tanggal September 2008 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, notaris di Jakarta, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, mengakuisisi 99% atau sebanyak 5.940 saham VSN dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 4.462 juta, dimana sebesar Rp 3.552 juta telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas VSN pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 509 juta. Jumlah aset dan kewajiban VSN pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Jum lah kewajiban
20.769 9.234 31.547
PT Bintang Terang Gemilang (BTG) Pada tanggal 1 Desember 2009, PT Multi Agro Persada Tbk, pemegang saham mayoritas BTG, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, BTG adalah anak perusahaan dari Perusahaan. Jumlah aset dan kewajiban BTG pada saat penggabungan adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Jum lah kewajiban
357.935 102.734 147.396
- 11 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (Lanjutan) PT Hidon (Hidon) Berdasarkan akta jual beli No.63 dan 64 tanggal 12 Desember 2007 dari Dr. Irawan Soerojo,S.H.,Msi, notaris di Jakarta, MBAI mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 37.999 saham Hiddon dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 8.099 Juta, dimana Rp 5.100 juta telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas Hidon pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 199 juta. Jumlah aset dan kewajiban Hidon pada saat akuisisi adalah sebagai berikut : Rp '000.000 As et lancar As et tidak lancar Jum lah kewajiban
634 6.167 954
PT Tretes Indah Permai (TIP) Berdasarkan akta jual beli No.05 tanggal 7 Pebruari 2007 dari Imawati Odang, S.H.,M.Hum., notaris di Pandaan, PT Japfa Indoland mengakuisisi 99,98% atau sebanyak 6.649 saham TIP dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 6.649 juta yang telah dibayarkan secara tunai. Pada saat akuisisi, saldo kas dan setara kas TIP adalah sebesar Rp 10 juta. Jumlah aset dan kewajiban TIP pada saat akuisisi adalah sebagai berikut: Rp '000.000 As et Kewajiban
6.650 6.848
Pendirian dan Penutupan Anak Perusahaan Regional Trader Pte., Ltd. (RGT) Pada tanggal 9 Mei 2008, CA mendirikan RGT berdasarkan Sertifikat Kepemilikan No. 1. Kepemilikan CA sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 2 lembar saham dengan nilai nominal SIN$ 2 per lembar saham. Japfa Comfeed Holding BV (JCH) Pada tanggal 29 Oktober 2007, Perusahaan mendirikan JCH berdasarkan akta pendirian dari Voorneman Geenen, notaris di Amsterdam. Kepemilikan Perusahaan sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal Euro 100 per lembar saham. JCH bertindak sebagai perusahaan keuangan untuk Perusahaan dan anak perusahaan. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan menutup dan menghentikan operasi JCH.
- 12 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (Lanjutan) Japfa Comfeed BV (JCBV) Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan mendirikan JCBV berdasarkan akta pendirian dari Voorneman Geenen, notaris di Amsterdam. Kepemilikan Perusahaan sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal Euro 100 per lembar saham. JCBV bertindak sebagai perusahaan keuangan untuk Perusahaan dan anak perusahaan. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan menutup dan menghentikan operasi JCBV. Penjualan Anak Perusahaan PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW) Berdasarkan perjanjian jual beli saham tanggal 2 Februari 2009, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menyetujui untuk menjual 99 % sahamnya di KCW dengan harga jual sebesar Rp 10.494 juta kepada pihak ketiga. Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2009. Total aset anak perusahaan yang dijual ini pada saat dijual adalah sebesar Rp 11.310 juta.
e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Pada tanggal 30 September 2010, berdasarkan Akta No. 91 tanggal 10 Juni 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo,SH,MSi, notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Kom is aris Kom is aris Utam a Wakil Kom is aris Utam a Kom is aris Independen Kom is aris
: : : :
Syam s ir Siregar Os a Mas ong Radityo Hatari Hariono Soem ars ono
Direks i Direktur Utam a Wakil Direktur Utam a Direktur
: : :
Handojo Santos a Bam bang Budi Hendarto Ignatius Herry Wibowo Tan Yong Nang
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari dua orang anggota, dimana Radityo Hatari yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata (tidak diaudit) masing-masing sebesar 13.263 orang dan 12.648 orang per 30 September 2010 dan 2009. Jumlah kompensasi komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing sebesar 10.938 juta dan 10.705 juta per 30 September 2010 dan 2009.
- 13 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 1.
Umum (Lanjutan) e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (Lanjutan) Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 29 Oktober 2010 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Manufaktur. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp) kecuali untuk JCIP, JCIL, JCH dan anak perusahaan. Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam Jutaan Rupiah. Pembukuan JCIP diselenggarakan dalam Dolar Singapura (SGD) dan JCIL dalam Rupee. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 kurs mata uang Dolar Singapura yang digunakan adalah sebagai berikut: 2010 Akun-akun Neraca Akun-akun Laba-rugi
6,774.61 6,600.47
- 14 -
2009 6,841.34 7,225.25
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: (1) PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. (2) PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. Dalam penerapan standar baru diatas, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. (3)
PPSAK 3 “Pencabutan PSAK 54: Akuntasi Restrukturisasi Utang-Piutang bermasalah”, mengenai pencabutan pemberlakuan PSAK 54, yang mengatur standar akutansi keuangan dan pelaporan restrukturisasi utang-piutang bermasalah, baik bagi debitor maupun kreditor. Sehubungan dengan penerapan Pernyataan 3 ini, anak perusaaan telah menghitung kembali nilai kini dari arus kas masa depan dan utang terkait dengan menggunakan tingkat bunga inkremental pada tanggal efektif Pernyataan ini. Selisih antara nilai kini yang dihitung kembali dengan nilai tercatat sebesar Rp 4.092 juta, disesuaikan ke saldo laba per tanggal efektif Pernyataan ini.
Dampak transisi PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) terhadap neraca konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut:
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
- 15 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010 Rp '000.000 Ase t Ase t Lancar Piutang usaha kepada pihak ketiga Ase t Tidak Lancar Aset pajak tangguhan Jumlah Aset
Penyesuaian Transisi Rp '000.000
Setelah disesuaikan 1 Januari 2010 Rp '000.000
756.051
40.923
796.974
79.198
(9.284)
69.914
835.249
31.639
866.888
Ke w ajiban Ke w ajiban Tidak Lancar Kew ajiban pajak tangguhan Hutang yang direstrukturisasi
3.166 1.110.570
983 (4.092)
4.149 1.106.478
Jumlah Kew ajiban
1.113.736
(3.109)
1.110.627
Ekuitas Saldo laba
52.005
34.748
86.753
Penyesuaian transisi di atas berasal dari dampak penilaian kembali kerugian penurunan nilai aset keuangan, pendiskontoan aset keuangan tanpa bunga menggunakan suku bunga pasar dan efek pajak penghasilan, serta pemisahan komponen ekuitas dan komponen kewajiban atas obligasi konversi. (4) PSAK 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini menggantikan PSAK 26 (1997) “Biaya Pinjaman”. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. c.
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri pada suatu periode tertentu, maka hasil usaha yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
- 16 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 c.
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Perolehan anak perusahaan dari pihak ketiga dipertanggungjawabkan menggunakan metode pembelian sesuai dengan PSAK No. 22 “Akuntansi Penggabungan Usaha”. Dalam menerapkan metode pembelian, selisih lebih yang diakuisisi dapat diidentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih anak perusahaan yang pada tanggal transaksi dibukukan sebagai goodwill dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama lima (5) tahun. Aset dan kewajiban yang diperoleh diakui secara terpisah pada tanggal akuisisi apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomis masa depan akan mengalir ke atau dari pengakuisisi; dan tersedia dasar pengukuran atas biaya perolehan atau nilai wajar yang dapat diandalkan. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian pengakuisisi atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diperoleh diturunkan nilainya secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Sisa selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode dua-puluh (20) tahun. Akuisisi anak perusahaan dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaan-perusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, transfer aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan kewajiban yang ditransfer dicatat pada nilai bukunya seperti penggabungan usaha yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Dalam penerapan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan pada periode terjadinya transaksi restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan.
2.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisi pada bulan November 2009 dicatat dan disajikan pada akun “Proforma modal yang timbul dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”. Selanjutnya, akun proforma tersebut disesuaikan atas perubahan dalam ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisisi yang tercermin pada laba operasi dan perubahan lainnya, jika ada, dan disajikan sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas, pada tanggal efektif restrukturisasi pada tahun 2009. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c.
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha
- 17 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
Saldo “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini. d.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali JCIP, JCIL, JCH dan anak perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kurs mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut: 2010 Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Australia Euro
e.
8,924 6,775 8,630 12,139
2009 9,681 6,841 8,509 14,159
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
2.
1.
Perusahaan, yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2.
Perusahaan asosiasi;
3.
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4.
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut; dan
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) e.
Transaksi Hubungan Istimewa
- 18 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
5.
Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. f.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasi, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasi.
g.
Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
h.
Deposito Berjangka dan Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau dibatasi penggunaannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatannya serta rekening Bank yang dijaminkan atau dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.
i.
Instrumen Keuangan Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010
- 19 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010: Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca konsolidasi, jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
- 20 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca konsolidasi adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan 1. Aset Keuangan Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a.
Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
- 21 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) 1.
Aset Keuangan (Lanjutan) b.
Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
c.
instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca konsolidasi pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 30 September 2010, kategori ini meliputi investasi jangka pendek Perusahaan dan anak perusahaan pada surat berharga. 2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 30 September 2010, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan.
- 22 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) 3.
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan atau anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini.
4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasi dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar.
- 23 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) 4.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (Lanjutan) Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (firstin, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini.
Kewajiban Keuangan 1.
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
2.
Kewajiban Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
- 24 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 2.
Kewajiban Keuangan Lain-lain (Lanjutan) Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 September 2010, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek dan jangka panjang, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap dan hutang obligasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan.
Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: a.
karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama.
b.
Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif;
c.
Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai kewajiban apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca konsolidasi.
- 25 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. 1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasi. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. 2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
- 26 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan) 3.
Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dikeluarkan dari ekuitas dan dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasi.
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan 1. Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:
2.
a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Perusahaan dan anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
- 27 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 2. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 Piutang Usaha Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masingmasing akun piutang akhir tahun. Investasi 1.
Penempatan pada efek yang nilai wajarnya tersedia a.
Diperdagangkan (trading) Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
b.
Dimiliki hingga jatuh tempo (held- to-maturity) Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.
c.
Tersedia untuk dijual (available- for-sale) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
- 28 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Investasi (Lanjutan) 1.
Penempatan pada efek yang nilai wajarnya tersedia (Lanjutan) a.
Tersedia untuk dijual (available- for-sale) (Lanjutan) Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.
b.
Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia. Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya. Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi.
Biaya Emisi Obligasi Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus. Restrukturisasi Pinjaman Bermasalah Selisih antara nilai tercatat hutang dan akun lainnya yang terkait dengan hutang tersebut dengan jumlah seluruh pembayaran kas masa depan dengan persyaratan baru dalam suatu restrukturisasi langsung diakui sebagai keuntungan restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, seluruh pembayaran kas berdasarkan persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan akun lainnya yang terkait, dan tidak ada pengakuan beban bunga atas hutang tersebut sampai dengan jatuh tempo. Jika nilai tercatat hutang dan akun terkait lainnya lebih kecil daripada jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dalam suatu restrukturisasi, maka tidak ada keuntungan atau kerugian restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung berdasarkan suatu suku bunga efektif yang konstan yang diterapkan terhadap nilai tercatat hutang serta akun terkait lainnya pada setiap awal periode sampai dengan jatuh tempo. Instrumen Keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar pada tanggal kontrak, dan nilai wajarnya disesuaikan kembali pada setiap tanggal pelaporan berikutnya. Perubahan nilai wajar dari instrumen keuangan derivatif diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila derivatif tersebut tidak ditetapkan dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai.. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (Lanjutan)
- 29 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
Instrumen Keuangan Derivatif (Lanjutan) Derivatif melekat pada instrumen keuangan lain atau kontrak utama non-keuangan lain diperlakukan sebagai derivatif terpisah apabila risiko dan karakteristiknya tidak terkait secara material terhadap kontrak utama, dan kontrak utamanya tidak diukur pada nilai wajar dimana laba atau rugi yang belum direalisasi langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. j.
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. Pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan, selisih perubahan ekuitas anak perusahaan tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode yang sama dengan pengakuan keuntungan atau kerugian pelepasan investasi.
k.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan usang dan penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
l.
Hewan Pembibit Turunan Ayam Pembibit Turunan Ayam pembibit turunan terdiri dari grandparent stock (ayam nenek), yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk parent stock (ayam induk), dan parent stock, yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk ayam niaga (final stock). Ayam pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai ayam yang telah menghasilkan dan ayam yang belum menghasilkan. Ayam yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan. Biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan direklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia produksi. Pada umumnya ayam pedaging mencapai masa produksi setelah berumur 25 minggu sampai dengan umur 67 minggu sedangkan ayam petelur mencapai masa produksi setelah berumur 20 minggu sampai dengan umur 72 minggu. Ayam yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari ayam yang belum menghasilkan dan dikurangi dengan biaya amortisasi ayam yang ditentukan berdasarkan standar produksi telur tetas selama masa produktif ayam yang bersangkutan dengan memperhitungkan nilai sisa.
- 30 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) l.
Hewan Pembibit Turunan (Lanjutan) Sapi Pembibit Turunan Sapi pembibit turunan adalah sapi yang dipelihara untuk melahirkan anak. Sapi pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai sapi yang telah menghasilkan dan sapi yang belum menghasilkan. Sapi yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan diklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia melahirkan. Pada umumnya sapi mencapai masa produksi setelah berumur rata-rata 15 bulan sampai dengan umur 51 bulan. Sapi yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari sapi yang belum menghasilkan.
m.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
n.
Tanaman Tanaman belum menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan meliputi biaya pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Tanaman belum menghasilkan dipindahkan ke tanaman menghasilkan pada saat tanaman mulai berproduksi. Tanaman menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun yang dimulai sejak tanaman mulai berproduksi.
o.
Properti Investasi Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Properti investasi disusutkan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya selama 4 - 20 tahun Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
- 31 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
p.
Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan pras arana Mes in dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan
: : : :
4 - 20 5 - 10 2-5 3-5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan dan disusutkan.
- 32 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) q.
Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessee Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan dan anak perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Aset sewaan disusutkan secara penuh selama estimasi masa manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sebaliknya, aset sewaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessor Sewa dimana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
- 33 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) r.
Aset Real Estat Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kondisi normal usaha dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan penjualan. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal yang siap dijual pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal. Biaya perolehan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi meliputi biaya konstruksi dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus. Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
s.
Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Aset tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut: Tahun Merek dagang Formula dan teknologi Non-compete fee
t.
20 20 5
Penurunan Nilai Aset non Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
- 34 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) u.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan atas penjualan ekspor diakui sesuai dengan syarat penjualan (f.o.b. shipping point). Pendapatan sewa diakui berdasarkan berlalunya waktu dengan metode garis lurus dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis) kecuali biaya pinjaman yang memenuhi persyaratan kapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset kualifikasian. Efektif tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait kewajiban keuangan. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga kontraktual.
v.
Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jika Perusahaan meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka Perusahaan menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut. Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.
- 35 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) w.
Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
x.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban serta akumulasi rugi fiskal. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding ditentukan.
- 36 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) y.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar adalah 2.071.732.660 saham per 30 September 2010 dan 2009. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan termasuk saham yang dikeluarkan pada tanggal 1 Desember 2009 akibat dari penggabungan usaha dengan MAP, seakan-akan penggabungan usaha tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan (Catatan 1b).
z.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
aa. Kejadian Setelah Tanggal Neraca Konsolidasi Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal neraca sehingga perlu dilakukan penyesuaian, jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasi. Kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian, apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. 3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlahjumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan diungkapkan pada Catatan 23.
- 37 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga di Pasar yang Aktif Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah aset tersebut memiliki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar yang aktif, merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan terjadi secara reguler dalam suatu transaksi wajar. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Penyisihan piutang ragu-ragu dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca Perusahaan dan anak perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
4.
Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) telah menggabungkan usaha mereka pada tanggal 1 Desember 2009. JCI menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dan MAP bubar demi hukum. Laporan keuangan konsolidasi kedua perusahaan tersebut telah digabungkan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Catatan 1b). Dampak dari penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
- 38 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 4.
Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan) Sebelum Penyajian Kembali PT. Ja pfa PT. Multi Agro Comfeed Persada, Tbk Indonesia Tbk Rp
Setelah Penya jian Kembali
Penyesuaian
Rp
Rp
ASET Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha kepada pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan
403,879,227,069 9,630,396,932 708,915,329,199
-
28,540,548,977
5,145,480,127
(17,283,680,140)
2,146,254,676,084
235,679,915,319
274,121,081,187 107,525,432,473
Pajak dibayar dimuka
96,733,264,174
Biaya dibayar dimuka
28,182,935,127
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
10,942,958,817
Aset pajak tangguhan
77,516,375,080
Aset tetap - bersih
(36,833,866,675)
Uang muka
Sapi pembibit turunan
108,629,157,589
Ayam pembibit turunan
Tanaman - bersih
75,605,440,280
11,755,895,698 1,369,866,299 2,042,650,124
479,484,667,349 9,630,396,932 780,710,620,113 16,402,348,964
-
2,381,934,591,403
-
274,121,081,187
-
119,281,328,171
-
96,733,264,174
-
29,552,801,426
-
10,942,958,817
-
79,559,025,204
2,647,120,053
-
-
2,647,120,053
66,259,923,648
-
-
66,259,923,648
-
1,756,505,309,887
81,305,745,353
-
-
81,305,745,353
4,776,995,672
-
-
4,776,995,672
17,917,359,159
-
-
17,917,359,159
Aset tidak berwujud - bersih
3,354,185,103
-
-
3,354,185,103
Instrumen keuangan derivatif
22,094,992,048
-
-
22,094,992,048
Properti investasi - bersih Aset tetap yang tidak digunakan - bersih Aset real estat
Aset lain-lain Jumlah Aset
1,657,876,856,014
98,628,453,873
25,453,247,768 5,773,928,649,937
778,746,000 539,635,605,309
(54,117,546,815)
26,231,993,768 6,259,446,708,431
Hutang bank jangka pendek
838,652,506,117
111,000,000,000
Hutang usaha kepada pihak ketiga
479,050,788,733
52,341,263,250
(36,833,866,675)
80,302,077,166
9,593,445,986
(17,283,680,140)
Hutang pajak
148,928,354,053
1,555,305,591
-
150,483,659,644
Biaya masih harus dibayar
248,795,844,883
1,228,381,644
-
250,024,226,527
Uang muka yang diterima
107,011,442,325
15,234,789,371
-
122,246,231,696
26,835,647,242
9,000,000,000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang lain-lain kepada pihak ketiga
-
949,652,506,117 494,558,185,308 72,611,843,012
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan pasti pasca kerja Goodwil negatif - bersih
-
35,835,647,242
2,074,950,282
-
-
2,074,950,282
176,200,612
-
-
176,200,612
152,475,750,000
-
-
152,475,750,000
-
-
8,985,809,315
-
261,015,671,324
8,985,809,315 252,549,479,325
8,466,191,999
73,592,448,326
-
-
73,592,448,326
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang
58,050,317,529
-
-
58,050,317,529
Pembelian aset tetap
875,799,104
-
-
875,799,104
Sewa pembiayaan
307,210,373
-
-
307,210,373
1,026,356,714,880
-
-
1,026,356,714,880
Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi Jumlah Kewajiban
495,869,560,673 4,000,890,900,938
- 39 -
208,419,377,841
(54,117,546,815)
495,869,560,673 4,155,192,731,964
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 4.
Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan)
Sebelum Penyajian Kembali PT. Japfa PT. Multi Agro Comfeed Persada, Tbk Indonesia Tbk Rp
Penyesuaian
Rp
Setelah Penyajian Kembali Rp
Hak Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan
245,867,899,820
21,000,000
1,489,414,660,000
56,100,000,000
-
245,888,899,820
EKUITAS Modal saham Agio saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
172,918,971,236
(235,975,289)
(56,100,000,000) 235,975,289
1,489,414,660,000 172,918,971,236
30,722,126,110
-
-
30,722,126,110
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
1,380,552,616
-
-
1,380,552,616
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
5,797,019,720
-
-
5,797,019,720
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
-
periode kom paratif Saldo laba (defisit)
(173,063,480,503)
275,331,202,757
Jumlah Ekuitas
1,527,169,849,179
331,195,227,468
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
5,773,928,649,937
539,635,605,309
Sebelum Penyajian Kembali PT. Japfa PT. Multi Agro Comfeed Persada, Tbk Indonesia Tbk Penjualan bersih Beban pokok penjualan
Rp
Rp
9,914,831,625,610
1,001,163,874,725
331,195,227,468 (275,331,202,757) (54,117,546,815)
Penyesuaian
331,195,227,468 (173,063,480,503) 1,858,365,076,647 6,259,446,708,431
Setelah Penyajian Kembali Rp
(85,961,872,649) 85,961,872,649
10,830,033,627,686
(8,055,552,978,485)
(886,290,891,010)
Beban usaha
(892,180,713,463)
(20,273,672,560)
-
(8,855,881,996,846) (912,454,386,023)
Beban lain-lain - bersih
(112,668,550,814)
(12,233,162,247)
-
(124,901,713,061)
Laba sebelum pajak dan hak m inoritas atas rugi bersih anak perusahaan Beban pajak
854,429,382,848
82,366,148,908
-
936,795,531,756
(276,586,808,969)
(17,603,789,350)
-
(294,190,598,319)
577,842,573,879
64,762,359,558
-
642,604,933,437
Laba sebelum hak minoritas atas rugi bersih anak perusahaan Hak m inoritas atas rugi bersih anak perusahaan
(71,333,191,941)
Laba bersih
506,509,381,938
- 40 -
64,762,359,558
-
(71,333,191,941)
-
571,271,741,496
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 5.
Kas dan Setara Kas 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
12,865,080,441
12,164,755,626
146,109,299,615 75,016,565,895 67,532,162,585 38,531,592,656 21,470,545,445 13,286,937,700 11,532,580,750
54,059,460,536 68,397,534,572 30,151,270,427 40,731,046,994 7,140,838,769 19,026,266,749 7,628,726,230
2,207,067,248 852,906,254 839,036,628 687,726,658 664,197,084 330,177,461 243,044,785 88,413,968 228,772,151
1,411,219,678 1,666,682,754 691,871,048 9,049,556,983 74,610,916 1,771,672,585 293,316,919
79,573,343,292 79,120,043,179 29,519,203,604 11,246,195,694 11,192,189,343 1,538,759,876 709,514,517 451,538,613 397,688,334 198,830,328 183,516,529 109,830,969
13,028,340,896 830,894,380 11,651,558,643 130,119,997 19,062,113,252 1,903,584,134 1,185,428,188 689,120,908 6,036,270,980 1,389,854,852 177,843,121
6,003,234,841 242,750,939
6,889,042,543 625,395,297
9,468,914,101 1,720,475,284 716,184,574 50,143,861 23,868,521 14,816,979
6,439,872,099 26,803,743 35,426,702 69,425,212 379,061,982
Kas Bank Rupiah PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank Central As ia Tbk PT Bank Danam on Indones ia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk **) PT Bank Negara Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank Mandiri (Pers ero) Tbk PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank UOB Buana Tbk (d/h PT Bank Buana Tbk) PT Bank Perm ata Tbk PT ANZ Bank PT Rabobank Internas ional Indones ia PT Bank Kes awan PT Bank Bukopin Tbk PT Bank DBS Indones ia PT Bank Mega PT Bank OCBC NISP Tbk Lain-lain*) Mata uang as ing (Catatan 36) Dolar Am erika Serikat PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank Danam on Indones ia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk **) Rabo Bank DBS PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk Bank of Am erica, Singapura PT Bank Mandiri (Pers ero) Tbk PT Bank Central As ia Tbk PT Bank UOB Buana Tbk PT ANZ Bank Standard Chartered Bank, Indones ia Lain-lain*) Dolar Singapura Bank of Am erica, Singapura Lain-lain*) Rupee, India The Axis Bank Ltd., India (d/h The UTI Bank, Ltd., India) ICICI Bank Ltd Central Bank of India The Jam m u & Kas hm ir Bank Ltd United Bank of India Lain-lain*
- 41 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 5.
Kas dan Setara Kas ( Lanjutan ) 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
831,945
1,800,898
LKR, Sri Lanka Lain-lain*) Euro Lain-lain*) Dolar Aus tralia Bank Central As ia Lain-lain*)
-
Jum lah - Kas di bank Depos ito berjangka Rupiah Artha Graha Bank Perm ata Bank BPR PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk **) PT Bank Mandiri (Pers ero) Tbk Victoria UOB ICBC PT Bank Negara Indones ia (Pers ero) Tbk Mata uang as ing (Catatan 36) Dolar Am erika Serikat PT ANZ Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk **) PT Bank Danam on Indones ia Tbk Rabo bank DBS PT Bank Pan Indones ia Tbk Jum lah - Depos ito berjangka Jum lah Tingkat bunga per tahun depos ito berjangka Rupiah Dollar Am erika Serikat
915,400,247 28,152,948
162,082,189 25,200,209
613,046,455,401
312,833,315,385
65,100,000,000 12,259,481,981 5,942,946,529 5,073,240,000 3,243,000,000 175,700,000 -
43,683,466,844 1,021,839,071.00 33,400,000,000 8,250,000,000 3,202,435,000 12,500,000,000 6,890,000,000 20,138,429,123 12,212,000,000
1,508,334,480 243,625,200 303,416,000 485,322,816
13,188,426,300 -
94,335,067,006
154,486,596,338
720,246,602,848
479,484,667,349
5.25% -10.53% 0.01% - 2.00%
5.75% -9.50% 0.36%
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak hubungan istimewa.
- 42 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 6.
Investasi Jangka Pendek 30 Septem ber 2010 Rp Deposito berjangka Mata uang asing Rupee, India The Axis Bank Ltd., India (d/h The UTI Bank, Ltd., India) The ICICI Bank, Ltd., India United Bank of India, India
30 Septem ber 2009 Rp
4,046,152,924 365,896,317 40,726,180
453,426,316 316,473,835 48,269,347
4,452,775,421
818,169,498
5,005,637,386
3,413,021,382
16,062,323,432
4,753,034,648
1,245,092,158
646,171,404
22,313,052,976
8,812,227,434
Jum lah
26,765,828,397
9,630,396,932
Tingkat bunga per tahun deposito berjangka Rupee, India
6,00% - 6,25%
Sub-jum lah Surat berharga Untuk diperdagangkan - nilai wajar Prigo - Agro Indus tries Ltd., Sri Lanka $S 738.882,- untuk Septem ber 2010 $S 498.882,- untuk Septem ber 2009 Ceylon Grains - Elevator Ltd., Sri Lanka $S 2.370.959,- untuk Septem ber 2010 dan $S 694.752,- untuk Septem ber 2009 Three Acre Farm s Ltd., Sri Lanka $S 183.788,- untuk Septem ber 2010 dan $S 94.451,- untuk Septem ber 2009 Sub-jum lah
3,25% - 9,5%
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga saham surat berharga untuk diperdagangkan masing-masing sebesar Rp 8.888 juta dan (Rp 140,28 juta), per 30 September 2010 dan 2009 yang dicatat pada akun ”Penghasilan (beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi.
- 43 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 7.
Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri Jum lah Penyis ihan piutang ragu-ragu
788,885,866,737 27,372,807,746 816,258,674,483 (9,407,522,298)
804,819,529,465 20,537,155,961 825,356,685,426 (44,646,065,313)
Jum lah piutang us aha - bers ih
806,851,152,185
780,710,620,113
Belum jatuh tem po Sudah jatuh tem po 1 s /d 30 hari 31 s /d 60 hari 61 s /d 90 hari 91 s /d 120 hari > 120 hari Jum lah Penyis ihan piutang ragu-ragu
604,011,584,436
629,961,616,873
126,240,944,349 42,081,137,923 9,288,734,133 10,133,281,426 24,502,992,216 816,258,674,483 (9,407,522,298)
132,326,771,133 35,017,964,967 4,685,880,280 5,805,239,906 17,559,212,267 825,356,685,426 (44,646,065,313)
Bers ih
806,851,152,185
780,710,620,113
Rupiah Mata uang as ing (Catatan 36) Rupee Dolar Am erika Serikat EURO Dolar Singapura Jum lah Penyis ihan piutang ragu-ragu
788,885,866,737
804,819,529,465
21,489,723,879 5,760,859,761 101,893,761 20,330,345 816,258,674,483 (9,407,522,298)
3,342,838,578 17,194,317,383 825,356,685,426 (44,646,065,313)
Bers ih
806,851,152,185
780,710,620,113
a. Berdasarkan Pelanggan
b. Berdasarkan umur (hari)
c. Berdasarkan mata uang
Mutas i penyis ihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penam bahan Penurunan nilai Penghapus an Saldo akhir
49,390,493,057 1,556,951,566 (40,988,907,155) (551,015,170)
42,692,303,892 2,968,378,995 (1,014,617,574)
9,407,522,298
44,646,065,313
Pada tahun 2010, penyisihan piutang ragu-ragu merupakan penurunan nilai secara kolektif. Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Piutang usaha masing-masing senilai Rp 210 milyar dan Rp 335 milyar pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek, hutang lain-lain kepada pihak ketiga dan pinjaman jangka panjang (Catatan 13, 15 dan 18).
- 44 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 8.
Persediaan 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Hewan ters edia untuk dijual Bahan baku Barang jadi Pers ediaan dalam pros es Bahan baku dalam perjalanan Telur tetas Suku cadang Bahan pem bantu Bahan pem bungkus Bahan bakar dan pelum as Bahan kim ia Barang jadi dalam perjalanan Lain-lain
271,103,503,095 1,441,862,571,360 257,546,402,123 108,074,032,305 104,942,062,336 44,643,527,627 65,336,796,974 48,560,501,599 59,811,040,180 10,970,095,716 7,247,727,774 278,197,958 4,977,022,801
283,104,356,930 1,243,463,257,070 324,291,915,815 125,242,666,046 173,991,793,619 53,652,486,093 54,465,457,934 52,639,706,164 47,739,673,966 11,097,744,366 6,735,784,272 637,825,424 6,271,748,712
Jum lah Penyis ihan penurunan nilai dan keus angan pers ediaan
2,425,353,481,848
2,383,334,416,411
Bers ih
2,422,516,273,034
(2,837,208,814)
Mutas i penyis ihan penurunan nilai dan keus angan pers ediaan Saldo awal Penam bahan Penghapus an Saldo akhir
(1,399,825,008) 2,381,934,591,403
2,102,172,496 11,108,903,576 (10,373,867,258)
3,237,507,967 (1,837,682,959)
2,837,208,814
1,399,825,008
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian penurunan nilai persediaan. Manajemen berpendapat bahwa nilai mencerminkan nilai realisasi bersihnya.
tercatat dari persediaan pada tanggal neraca telah
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Asuransi Ramayana Tbk., pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.354.041 juta dan US$ 1.450.000 pada tanggal 30 September 2010 dan Rp 1.492.620 juta dan US$ 1.450.000 pada tanggal 30 September 2009. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami. Persediaan masing-masing senilai Rp 1.554 milyar dan USD 25 juta pada tanggal 30 September 2010, dan Rp 1.024 milyar dan USD 20 juta pada 30 September 2009, digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang dan hutang obligasi (Catatan 13, 18 dan 20).
9.
Hewan Pembibit Turunan
- 45 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 Ayam Pembibit Turunan
Telah m enghas ilkan (m as a produks i) Saldo awal Reklas ifikas i dari ayam belum m enghas ilkan Pem belian ayam Akum ulas i am ortis as i Saldo akhir Belum m enghas ilkan (m as a pertum buhan) Saldo awal Biaya pertum buhan s elam a tahun berjalan Reklas ifikas i ke ayam telah m enghas ilkan Saldo akhir Jum lah
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
184,993,666,763
101,898,932,252
225,266,667,154 (259,308,793,109)
251,304,849,336 4,121,530,500 (202,853,243,890)
150,951,540,808
154,472,068,198
95,951,443,849 266,966,443,723 (225,266,667,154)
77,027,029,685 293,926,832,640 (251,304,849,336)
137,651,220,418
119,649,012,989
288,602,761,226
274,121,081,187
Sapi Pembibit Turunan
Telah m enghasilkan (m asa produks i) Saldo awal Reklasifikasi dari sapi belum m enghasilkan Biaya selam a m asa produksi tahun berjalan Pem belian sapi Akum ulasi am ortisasi Reklasifikasi biaya dari induk ke anak Sapi dijual/m eninggal Saldo akhir Belum m enghasilkan (m asa pertum buhan) Saldo awal Reklasifikasi ke sapi telah m enghasilkan Biaya pertum buhan selam a tahun berjalan Pem belian sapi Reklasifikasi biaya dari induk ke anak Sapi dijual/m eninggal Saldo akhir Jum lah
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
63,141,468,378 15,149,980,523 39,483,302,174 14,322,908,991 (11,254,299,332) (16,319,930,920) (10,694,994,987)
44,816,804,257 10,094,307,071 17,668,437,668 17,181,635,000 (7,743,928,115) (11,254,879,694) (18,635,673,038)
93,828,434,827
52,126,703,149
6,551,110,866 (15,149,980,523) 8,342,556,299 2,647,995,780 16,319,930,920 (10,138,164,780)
13,009,444,806 (10,094,307,071) 9,091,441,046 3,408,611,163 11,254,879,694 (12,536,849,139)
8,573,448,562
14,133,220,499
102,401,883,389
66,259,923,648
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, hewan pembibit turunan telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Asuransi Ramayana Tbk, pihak-pihak ketiga, terhadap risiko gempa bumi, kebakaran, kerusuhan dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 471.750 juta dan Rp 429.802 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko diatas terhadap aset yang dipertanggungkan.
- 46 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 10. Pajak Dibayar Dimuka 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Pajak Penghas ilan Pasal 28a Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 PPN Luar Negeri Pajak Pertam bahan Nilai
19,476,862,664 874,185,636 49,667,093,727 877,226,220 3,313,972,886
50,953,951,200 2,473,655,441 39,118,666,266 1,971,752,751 2,215,238,516
Jum lah
74,209,341,133
96,733,264,174
11. Properti Investasi Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, properti investasi merupakan tanah, bangunan dan prasarana milik Perusahaan dan anak perusahaan yang disewakan kepada pihak ketiga. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi adalah sebagai berikut: 1 Januari 2010 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana
Perubahan selama periode 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
30 September 2010 Rp
58,660,481,823 59,330,861,671
12,500,000 -
83,721,401
(2,296,651,275) -
56,376,330,548 59,247,140,270
117,991,343,494
12,500,000
83,721,401
(2,296,651,275)
115,623,470,818
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana
37,325,851,579
1,912,251,507
83,721,401
-
39,154,381,685
Nilai Buku
80,665,491,915
Jumlah
1 Januari 2009 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana
76,469,089,133
Perubahan sampai September 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
30 September 2009 Rp
49,594,301,378 51,492,278,418
2,296,651,275 -
3,514,845,974 10,284,375,144 2,168,752,674 10,007,335,927
58,660,481,823 59,330,861,671
101,086,579,796
2,296,651,275
5,683,598,648 20,291,711,071
117,991,343,494
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana
28,708,337,865
1,813,606,426
Nilai Buku
72,378,241,931
Jumlah
219,059,278
6,382,713,128
36,685,598,141 81,305,745,353
Pendapatan sewa properti investasi yang diakui di laporan laba rugi pada tahun 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 449 juta dan Rp 762 juta yang dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan lain-lain - bersih pada laporan laba rugi konsolidasi. Beban penyusutan properti investasi sampai dengan September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 1,912 juta dan Rp 1,814 juta, disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” (Catatan 29). 11. Properti Investasi
- 47 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat properti investasi pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Bangunan telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Raksa Pratikara, Incombank - Asia Insurance Co. Ltd., American Home Assurance Co., AXA Insurance Singapore Pte., Ltd, dan United India Insurance Co. Ltd., pihak-pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 52.843 juta pada tanggal 30 September 2010 dan Rp 21.629 juta pada tanggal 30 September 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Properti investasi dijual dengan perincian sebagai berikut: 30 Septem ber 2010 30 Septem ber 2009 Rp Rp Harga jual Nilai buku
-
Jum lah
-
5,475,000,000 (4,544,039,370) 930,960,630
Keuntungan atas penjualan dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan lain-lain. 12. Aset Tetap 1 Januari 2010 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sew a guna usaha Mesin dan perlengkapan Inventaris Kendaraan Jumlah
Selisih kurs penjabaran
Penambahan
Perubahan selama tahun 2010 Pengurangan
513,378,408,540 917,576,115,359 1,336,457,939,095 244,475,859,853 178,470,861,280
(81,965,120) (1,431,655,755) (1,442,650,322) 150,032,376 (44,413,959)
24,180,883,505 6,183,515,188 23,184,211,667 37,931,016,951 28,416,569,976
40,726,052,486 50,978,558,986 742,730,000
(4,033,925) (45,135,707) -
124,658,085,401 145,348,158,955 3,052,294,630 1,808,302,170
64,642,262 1,803,680,169 3,284,674,848,030
(2,097,620) 8,831,495 (2,893,088,537)
394,763,038,443
1,543,247,347 1,188,424,156 26,759,838,300 1,326,632,049 3,872,211,303
Reklasifikasi
30 Sep 2010
(8,175,000) 59,726,314,869 63,328,380,360 2,896,675,305 3,533,773,907
535,925,904,578 980,865,865,505 1,394,768,042,500 284,126,952,436 206,504,579,901
(58,087,523,060) (67,780,754,130) (3,052,294,630) (2,551,032,170)
107,292,580,902 128,500,828,104 -
62,544,642 34,752,897,797
(676,250,000) (2,670,884,549)
1,136,261,664 3,639,121,015,590
-
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sew a guna usaha Mesin dan perlengkapan Inventaris Kendaraan Jumlah
349,890,099,605 845,431,816,023 167,969,975,416 115,683,656,489
(176,971,417) (759,040,132) (41,613,113) (28,966,026)
33,682,734,773 60,403,882,892 22,473,110,178 17,018,921,831
434,309,489 23,550,706,144 1,202,056,626 3,055,392,894
(1,703,110,451) (31,825,860) 408,729,095
382,961,553,472 879,822,842,188 189,167,589,995 130,026,948,495
64,642,262 904,372,769 1,479,944,562,564
732,725 10,455,280 (995,402,683)
217,719,605 133,796,369,279
65,374,987 28,307,840,140
(408,729,095) (1,734,936,311)
723,818,559 1,582,702,752,709
Nilai Buku
1,804,730,285,466
2,056,418,262,881
12. Aset Tetap ( Lanjutan )
- 48 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
1 Januari 2009 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sew a guna usaha Mesin dan perlengkapan Inventaris Kendaraan Jumlah
Selisih kurs penjabaran
Penambahan
Perubahan selama tahun 2009 Pengurangan
Reklasifikasi
30 Sep 2009
502,667,167,468 802,263,158,085 1,155,493,811,634 209,222,899,110 152,801,229,293
(632,765,718) (7,773,230,182) (4,633,753,385) (4,785,862,123) (373,303,688)
13,747,321,338 11,693,860,988 19,733,511,148 33,240,426,689 18,608,814,118
13,200,141,147 11,504,440,260 17,170,730,760 4,136,043,146 4,103,567,884
(121,664,000) 97,429,652,024 136,916,997,812 571,716,650 3,434,207,920
502,459,917,941 892,109,000,655 1,290,339,836,449 234,113,137,180 170,367,379,759
96,619,968,914 127,153,104,300
(2,589,663,559) (383,910,311)
58,627,207,392 65,338,666,942
(101,077,716,278) (132,762,180,257)
797,597,920
1,554,496,738 429,869,525 -
(2,387,807,920)
50,025,299,731 58,915,811,149 -
(1,046,400,000) 956,805,951
66,018,931 1,571,973,061 3,199,968,374,856
1,590,210,000
-
73,412,472 2,707,487,095 3,050,592,448,371
(7,393,541) (89,114,034) (21,268,996,541)
221,787,406,535
52,099,289,460
31,011,982,690 50,059,939,768 17,994,479,788 14,756,903,587
7,089,791,303 14,099,217,851 3,724,041,187 4,932,189,254
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Aktiva sew a guna usaha Mesin dan perlengkapan Inventaris Kendaraan Jumlah
316,409,535,045 799,139,476,581 147,970,652,565 103,027,106,219
(1,448,426,450) (5,901,551,903) (640,222,216) (163,613,927)
73,412,472 822,590,831 1,367,442,773,712
(7,393,541) (36,572,245) (8,197,780,282)
Nilai Buku
1,683,149,674,658
240,005,300 114,063,311,133
29,845,239,595
100,036,666 -
(100,036,666) -
338,883,299,982 829,198,646,595 161,700,905,616 112,688,206,625 66,018,931 925,987,220 1,443,463,064,968 1,756,505,309,887
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Pem ilikan langs ung Beban pokok penjualan (Catatan 28) Beban usaha (Catatan 29) As et s ewaan Beban usaha (Catatan 29) Jum lah
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
102,635,622,693 30,943,027,081
85,794,038,242 28,029,267,591
217,719,505
240,005,300
133,796,369,279
114,063,311,133
Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan dan prasarana serta mesin dan perlengkapan yang sedang dibangun oleh Perusahaan dan anak perusahaan, yang diperkirakan akan selesai tahun 2011. Pada tanggal 30 September 2010, tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 5% - 95%. Pengurangan aset tetap merupakan penjualan dan penghapusan aset tetap per 30 September 2010 dan 2009. Adapun perincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 30 Septem ber 2010 Rp Harga jual Nilai buku Keuntungan atas penjualan
12. Aset Tetap (Lanjutan)
- 49 -
30 Septem ber 2009 Rp
7,529,212,811 (5,363,237,157)
12,237,665,872 (11,189,681,005)
2,165,975,654
1,047,984,867
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Lampung, Surabaya, Sidoarjo, Cirebon, Karo (Sumatera Utara), Tanah Laut (Kalimantan Selatan), Banyuwangi, Singaraja, Probolinggo, Situbondo, Semarang, Malang, Purwakarta, Subang, Pasuruan, Mojokerto, Tabanan (Bali), Maros (Ujung Pandang), Kampar (Riau), Palembang, Manado, Samarinda dan Kalimantan dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun sampai 35 (tiga puluh lima) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2011 dan 2040. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. 3,69% dari tanah yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masih atas nama pihak ketiga. Aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan senilai Rp 1.313.169 juta, Rupee 691 juta dan USD 276 juta pada tanggal 30 September 2010 dan Rp 297.932 juta pada tanggal 30 September 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang, hutang sewa pembiayaan dan hutang yang direstrukturisasi (Catatan 13, 18, 19 dan 21). Seluruh aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi AIU Indonesia, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Raksa Pratikara, Incombank - Asia Insurance Co. Ltd., American Home Assurance Co., AXA Insurance Singapore Pte., Ltd, dan United India Insurance Co. Ltd., pihak-pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.599 juta dan US$ 8.826.550 pada tanggal 30 September 2010 dan Rp 2.313 juta dan US$ 8.556.521 pada tanggal 30 September 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan yang diklasifikasikan sebagai aset yang tidak digunakan yaitu: 30 Septem ber 2010 Rp Biaya perolehan Bangunan dan prasarana Mes in dan perlengkapan Peralatan kantor Kendaraan Jum lah Dikurangi akum ulasi penyus utan dan penurunan nilai Nilai buku
30 Septem ber 2009 Rp
5,057,017,652 37,022,089,317 1,523,081,594 112,405,274 43,714,593,837
5,057,017,652 25,794,992,057 146,965,973 110,425,003 31,109,400,685
(40,206,667,882)
(26,332,405,013)
3,507,925,955
4,776,995,672
Pada tahun 2010, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memutuskan untuk melakukan penyisihan penurunan nilai atas aset tetap yang tidak digunakan sejumlah Rp 1,125 milyar yang dicatat pada akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
13. Hutang Bank Jangka Pendek
- 50 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank Rabobank International Indones ia PT Bank DBS Indones ia PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Pers yarikatan Indones ia) PT Bank Mega Tbk PT Bank Pan Indones ia Tbk PT Bank Victoria International Tbk Mata uang as ing Rupee, India The ICICI Bank, Ltd., India The Axis Bank Ltd., India (d/h The UTI Bank, Ltd., India) Dolar Am erika Serikat (Catatan 34) PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT ANZ Panin Bank
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
315,766,043,847 234,539,348,035 129,349,822,287 110,363,521,048 -
208,195,237,637 353,332,059,487 100,000,000,000
-
Jum lah Tingkat bunga per tahun Rupiah Dolar Am erika Serikat Rupee
18,500,000,000 3,000,000,000 49,859,672,431 74,597,461,249
33,426,513,760
34,343,503,512
14,341,199,372
11,189,145,789
10,708,800,000 -
11,617,200,000 85,018,226,012
848,495,248,349
949,652,506,117
9,25% - 13,50% 7,00% 12,00% - 13,00%
10,50% - 15,00% 6,00% - 7,50% 10,00% - 14,25%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Pada bulan Juni 2010, MAG, anak perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Fixed Loan dan Revolving Loan dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 100 milyar dan Rp 50 milyar dengan jangka waktu satu tahun. Kedua fasilitas tersebut digunakan untuk pembiayaan modal kerja MAG melalui pengalihan fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Syariah Bukopin serta dikenakan bunga masing-masing sebesar 11% dan 11,5% per tahun. Pada bulan Mei 2009, PT Austasia Stockfeed (ASF), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri, maksimum Rp 11 milyar, yang dijamin dengan mesin, tanah dan bangunan (Catatan 12) dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi saat jatuh tempo pada tanggal 30 September 2010. Pada bulan Mei 2009, ASF memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri, maksimum Rp 99 milyar, yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun. Pada bulan September 2009, kredit maksimum meningkat menjadi sebesar Rp 122,5 milyar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Mei 2011.
- 51 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) (Lanjutan) Pada bulan Juli 2004, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum sebesar Rp 70 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12) dengan jangka waktu 12 bulan dan di kenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pada tahun 2009, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 111 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 15 Juli 2011. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Pada bulan Mei 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman kredit modal kerja dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 110 milyar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 13 sampai dengan 15% per tahun dan jatuh tempo pada bulan Mei 2009. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, tanah, bangunan, mesin, utilitas, dan peralatan milik Perusahaan, serta tanah, bangunan, mesin, peralatan, kandang dan tanaman milik PT Wabin Jayatama, anak perusahaan (Catatan 8 dan 12). Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 7 Mei 2011. Pada bulan Agustus 2010, fasilitas pinjaman kredit modal kerja BRI meningkat menjadi Rp 270 milyar. Pada bulan Juni 2007, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan yang diakuisisi pada tahun 2008, memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 108 milyar dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Pada tahun 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 198 milyar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 21 Juni 2011. Pada bulan Juni 2007, SA memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 30 milyar dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Pada tahun 2008, kredit maksimum meningkat menjadi Rp 44 milyar. Pinjaman ini bersaldo nihil pada bulan September 2010. Pada bulan Juni 2007, SA memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum USD 1.263 ribu dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 7%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini telah diperpanjang dan jatuh tempo sampai dengan tanggal 21 Juni 2011. Pada bulan Juli 2003, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman modal kerja dari BRI, maksimum Rp 15 milyar, dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 13,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan tanah dan bangunan (Catatan 7, 8 dan 12). Kredit maksimum meningkat beberapa kali, yang terakhir meningkat menjadi Rp 90 milyar pada tahun 2009. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan tanggal 2 Agustus 2011. Fasilitas pinjaman meningkat menjadi Rp. 120 milyar dengan tingkat suku bunga 12%. PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) Pada tanggal 9 Juli 2008, PT Multiphala Agrinusa (MAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman berupa Club Deal Facility dari Bank Bukopin dan PT Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Persyarikatan Indonesia) dengan jumlah Rp 60 milyar untuk modal kerja pabrik pakan ternak di Sragen. Fasilitas pinjaman dari Bank Bukopin dengan jumlah Rp 40 milyar dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Juli 2010 dan dikenakan bunga sebesar 14% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Juli 2010.
- 52 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) (Lanjutan) Pada tanggal 7 April 2008, MAG memperoleh pinjaman dari Bank Bukopin dengan jumlah Rp 60 milyar untuk modal kerja pabrik pakan ternak di Padang dan Bati-bati dengan jangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Juli 2010 dan dikenakan bunga sebesar 14% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Juli 2010. PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) Pada tanggal 11 Desember 2008, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan jumlah maksimum Rp 50 milyar yang jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2009. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,25% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 7). Fasilitas ini diperpanjang sampai dengan tanggal 11 Desember 2010. Per 30 September 2010, tidak ada saldo pinjaman. PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 26 November 2008, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 40 milyar dan dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 7). Fasilitas ini diperpanjang sampai dengan tanggal 27 November 2010. Per 30 September 2010, tidak ada saldo pinjaman. Pada tanggal 11 September 2009, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 35 milyar dan dengan jangka waktu 12 bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun dan dijamin dengan piutang usaha milik CA (Catatan 7). Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 27 November 2010. Per 30 September 2010, tidak ada saldo pinjaman. PT Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Persyarikatan Indonesia) Pinjaman ini merupakan bagian dari Club Deal Facility antara PT Multiphala Agrinusa (MAG), anak perusahaan, dengan Bank Syariah Bukopin dan Bank Bukopin sebesar Rp 60 milyar pada tanggal 9 Juli 2008. Pinjaman dari Bank Syariah Bukopin dengan jumlah Rp 20 milyar dan berjangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada bulan Juni 2010. PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Pada tanggal 5 Juni 2008, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari Bank Mega berupa fasilitas Demand Loan dengan jumlah maksimum Rp 15 milyar dan Pinjaman Rekening Koran dengan jumlah maksimum Rp 5 milyar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 5 Juni 2009 dan dikenakan bunga sebesar 16% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang dan persediaan milik SSC, tanah dan bangunan SHGB No. 3/ Semambung milik Perusahaan, mesin-mesin dan peralatan milik Perusahaan di Way Lunik, Lampung, dan garansi perusahaan dari Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 7 April 2010.
- 53 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank) Pada tanggal 16 Mei 2010 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Rabobank berupa fasilitas Letter of credit, Trust Receipt (TR) dan Post Import Financing (PIF) untuk pembelian bahan baku dari luar negeri dan dalam negeri dengan masing-masing jumlah maksimum US$ 25.000.000 dengan jangka waktu 90 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 3,50%. Fasilitas ini berlaku sampai dengan 31 Maret 2011. PT ANZ Panin Bank (ANZ) Berdasarkan perjanjian pada tanggal 5 Maret 2008 dan adendum Loan Agreement No. 098988/AMN-1/08 tanggal 6 Mei 2008, Perusahaan, PT Multiphala Agrinusa (MAG), PT Indojaya Agrinusa (IAG), PT Suri Tani Pemuka (STP), PT Ciomas Adisatwa (CA) dan PT Japfa Santori Indonesia (JSI), anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari ANZ berupa fasilitas Trust Receipt untuk pembelian bahan baku dari luar negeri dengan masing-masing jumlah maksimum US$ 20.000.000 dengan jangka waktu 45 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 3%. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal Januari 2010. PT Bank DBS Indonesia ( Bank DBS) Pada tanggal 12 Agustus 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari Bank DBS berupa fasilitas Letter of credit, Trust Receipt (TR) dan Account Payable Financing untuk pembelian bahan baku dari luar negeri dan dalam negeri, dengan jumlah maksimum US$ 20 juta dengan jangka waktu pembiayaan maksimal 120 hari. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost of Fund (COF) + 2%. Fasilitas ini berlaku juga untuk MAG, BTG dan STP dan akan jpada tanggal 12 Agustus 2011. PT Bank Permata Pada tanggal 13 Agustus 2010, anak perusahaan Indojaya Agrinusa (IAG) mendapat fasilitas kredit modal kerja dari Bank Permata berupa Revolving Loan sebesar Rp 40 milyar dan fasilitas pinjaman overdraft sebesar Rp 5 Milyar dengan tingkat bunga masing-masing 11% dan 11,25% per tahun. Saat ini kedua fasilitas pinjaman tersebut bersaldo nihil. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan ( Catatan 7 dan 8 ) dan jatuh tempo tanggal 13 Agustus 2011. The ICICI Bank, Ltd., India (ICICI) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman rekening koran dari ICICI dengan maksimum pinjaman Rs 206 juta (ekuivalen Rp 40,92 milyar). Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang masing-masing sebesar 13% tahun 2010 dan 10% - 14,25% tahun 2009 dan dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2011. The Axis Bank Ltd., India (Axis) (d/h The UTI Bank, Ltd., India (UTI)) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman rekening koran dari Axis dengan maksimum pinjaman Rs 90 juta (ekuivalen Rp 17,88 milyar). Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang masing-masing sebesar 12% - 12,25% tahun 2010 dan 10% - 14,25% tahun 2009 dan dijamin dengan persediaan dan aset tetap (Catatan 8 dan 12). Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2011. Beban bunga atas pinjaman-pinjaman di atas sebesar Rp 78,568 juta per 30 September 2010 dan Rp 75,195 juta pada 30 September 2009 (Catatan 30).
- 54 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
13. Hutang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) Sehubungan dengan pinjaman-pinjaman tersebut di atas, Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain memelihara nilai jaminan dari waktu ke waktu, tidak diperbolehkan melakukan merger dan akuisisi tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para kreditur dan hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian. Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi pembatasanpembatasan tersebut diatas. 14. Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga Akun ini merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu, rincian hutang usaha adalah sebagai berikut: 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Berdasarkan pemasok Pem as ok dalam negeri Pem as ok luar negeri
613,404,750,265 56,333,391,276
363,222,760,421 131,335,424,887
Jum lah
669,738,141,541
494,558,185,308
Berdasarkan umur Kurang dari atau s am a dengan 1 bulan Lebih dari 1 bulan tapi kurang dari 3 bulan Lebih dari 3 bulan tapi kurang dari 6 bulan Lebih dari 6 bulan
442,127,013,426 117,447,940,574 101,736,293,689 8,426,893,852
295,043,744,549 121,197,571,473 69,303,385,491 9,013,483,795
Jum lah
669,738,141,541
494,558,185,308
613,404,750,265
363,222,760,421
12,850,908,299 39,516,834,042 3,965,648,935
74,553,372,112 56,757,725,340 24,327,435
669,738,141,541
494,558,185,308
Berdasarkan mata uang Rupiah Mata uang as ing (Catatan 36) Dolar Am erika Serikat Dolar Singapura Euro Jum lah
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 14 sampai 120 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan Perusahaan dan anak perusahaan atas akun ini.
- 55 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 15. Hutang Lain-lain Kepada Pihak Ketiga 30 September 2010 Rp
30 September 2010 Rp
Promosi Barang teknik dan suku cadang Pengiriman PT Sinar Mitra Sepadan Finance Lain - lain
67,208,325,235 15,063,883,163 6,119,909,629 6,909,969,326
38,833,848,170 11,607,984,872 5,614,832,933 15,000,000,000 1,555,177,037
Jumlah
95,302,087,353
72,611,843,012
Berdasarkan Surat Perjanjian Fasilitas Pinjaman No. 80/LGL/SMSF/IX/2008 tanggal 10 September 2008 dan No. 88/LGL/SMSF/IX/2008 tanggal 15 September 2008, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Sinar Mitra Sepadan Finance, pihak ketiga, sebesar Rp 15.000 juta yang dijamin dengan piutang usaha IAG dari pihak ketiga sebesar Rp 19.829 juta (Catatan 7). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15,75% per tahun. Pada bulan Desember 2009, pinjaman ini telah dilunasi. 16.
Hutang Pajak Akun ini terdiri atas:
Pajak Penghas ilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Pertam bahan Nilai - bersih Pajak penghasilan final Pajak penghasilan badan anak perusahaan di luar negeri Jum lah
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
3,404,257,858 862,989,704 567,756,898 65,613,053,820 5,832,283,029 146,123,178
2,433,968,693 970,648,947 902,385,671 136,510,682,760 7,292,768,428 236,255,705
903,992,981
2,136,949,440
77,330,457,468
150,483,659,644
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terhutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013.
- 56 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 17. Biaya Masih Harus Dibayar
Pem asaran Gaji dan tunjangan karyawan Bunga Um um Pem eliharaan Produks i Pengangkutan Telepon dan listrik Barang Jasa kons ultan Sewa As uransi Lain-lain Jum lah
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
42,689,537,977 34,023,289,971 20,697,346,256 33,054,881,284 8,289,870,693 1,537,370,029 2,747,209,817 3,759,994,363 977,876,176 2,762,128,582 2,962,963 1,267,635,922 14,241,039,450
131,380,267,628 38,101,688,111 19,530,907,485 32,107,877,159 5,791,975,550 3,824,817,212 3,913,363,133 3,614,360,406 233,227,145 636,515,533 35,911,364 770,890,416 10,082,425,385
166,051,143,483
250,024,226,527
18. Pinjaman Jangka Panjang 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
254,622,688,187 71,300,982,419 16,972,222,220 10,579,000,000 7,000,000,000 6,910,363,032 898,382,141 -
16,777,000,000 17,204,166,667 7,973,495,808 1,299,947,284 21,611,066,377
10,411,559,877
18,944,551,318
20,539,486,743
10,075,737,317
Jum lah Dikurangi bagian yang jatuh tem po dalam waktu s atu tahun
399,234,684,619
93,885,964,771
85,716,715,409
35,835,647,242
Pinjam an Jangka Panjang - Bers ih
313,517,969,210
58,050,317,529
Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Niaga Tbk ) PT Bank Rakyat Indones ia (Pers ero) Tbk PT Bank Central As ia Tbk PT Bank Perm ata PT Bank Mandiri PT BNI Multi Finance PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mega Tbk Mata uang as ing Rupee, India The ICICI Bank, Ltd., India The Axis Bank Ltd., India (d/h The UTI Bank, Ltd., India)
Tingkat bunga per tahun Rupiah Rupee
5,00% - 14,00% 11,00% - 12,00%
- 57 -
14,00% - 15,00% 11,00% - 12,00%
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Pada tanggal 11 Maret 2010, PT Santosa Agrindo (SA), anak perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 66,32 milyar terutama untuk pembelian induk sapi. Pinjaman ini akan jatuh tempo 1 Desember 2015 dan dikenakan tingkat bunga sebesar 5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan aset tetap tertentu milik SA (Catatan 12). Pada bulan Februari 2009, PT Indojaya Agrinusa (IAG), anak perusahaan, memperoleh pinjaman kredit investasi dari BRI dengan jumlah maksimum Rp 23 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 12) milik IAG. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Agustus 2011. Pada tahun 2007, pinjaman modal kerja IAG dari BRI dengan maksimum Rp 10 milyar dan jatuh tempo sampai dengan 19 Juli 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 12) milik IAG. Pinjaman ini telah telah dilunasi seluruhnya pada Juli 2009. Pada bulan Agustus 2005, IAG memperoleh pinjaman kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 20 milyar yang digunakan untuk mendirikan pabrik pakan ikan dan udang. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah maksimum pinjaman adalah sebesar Rp 7 milyar. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan mesin-mesin (Catatan 7, 8 dan 12), dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 Agustus 2011. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Pada tanggal 14 April 2010, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman Installment Loan dari BCA dengan jumlah maksimum Rp 20 milyar untuk Modal Kerja. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 tahun, yaitu sampai dengan tanggal 14 April 2013, dan dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, mesin-mesin, SHGB No. 445/W.LK Desa Way Lunik, Bandar Lampung dan SHGB No. 3/Semambung, Sidoarjo atas nama Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Pada tanggal 16 Juli 2004, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum Rp 20 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dan dikenakan bunga sebesar 14% per bulan. Pinjaman dijamin dengan mesin yang telah dibeli (Catatan 12) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Pinjaman telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2009. Pada tanggal 23 September 2009, PT Bintang Terang Gemilang (BTG), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Mandiri dengan jumlah maksimum Rp 9 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dan dikenakan bunga sebesar 12% per bulan. Pinjaman dijamin dengan mesin yang telah dibeli (Catatan 12) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2014. PT BNI Multi Finance (BNIMF) Pada bulan September 1997, PT Septatrada Hardaguna (STH), anak perusahaan, memperoleh pinjaman jangka panjang dari BNIMF, maksimum sebesar Rp 11,2 milyar. Pokok pinjaman diangsur dua kali setahun sampai dengan Februari 2012.
- 58 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 18. Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, mesin-mesin, tanah dan bangunan (Catatan 8 dan 12) yang berlokasi di Gunung Putri - Bogor dan Malang, serta jaminan perusahaan dari PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan. Pada tanggal 10 April 2007, pinjaman ini diambil alih oleh PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan (pemegang saham mayoritas STH), dan dilakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjamannya. Pokok pinjaman sebesar Rp 10,6 milyar akan dicicil selama 96 bulan dengan pembayaran setiap 3 bulan. Bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 3,8 milyar, yang dicatat pada akun ”Biaya masih harus dibayar” (Catatan 17) akan dihapuskan apabila SSC dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya. Namun demikian, jika SSC tidak dapat membayar sesuai dengan jadwal, maka bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 3,8 milyar tetap wajib dibayar. Dengan mempertimbangkan kemungkinan jika SSC tidak dapat melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal sebagaimana dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, maka keringanan atas penghapusan hutang diatas sebesar Rp 3,8 milyar tidak dapat diakui sebagai keuntungan restrukturisasi pada saat ini. PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 2 Juli 2007, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman investasi dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 2 milyar untuk pembelian mesin. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun dengan jaminan mesin yang telah dibeli (Catatan 12) dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) Pada bulan Juni 2008, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, memperoleh pinjaman kredit investasi dari Bank Mega dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30 milyar yang terdiri dari fasilitas Term Loan I dan Term Loan II. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 16% per tahun dan akan jatuh tempo pada bulan Juni 2014. Pinjaman ini dijamin dengan piutang dan persediaan milik SSC, tanah dan bangunan SHGB No. 3/Semambung milik Perusahaan, mesin-mesin dan peralatan Perusahaan di Way Lunik, Lampung, tanah dan bangunan SHGB No. 445/Way Lunik milik Perusahaan, dan garansi perusahaan dari Perusahaan (Catatan 7, 8 dan 12). Pinjaman ini telah dilunasi. PT Bank CIMB Niaga Tbk Pada tanggal 8 Juli 2010, PT Multibreeder Adirama ( MAI ), anak perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp. 500 milyar yang terdiri dari Pinjaman Transaksi Khusus (PTK ), Pinjaman Rekening Koran ( PRK ) dan Pinjaman Tetap (PT). PTK dengan jumlah maksimum sebesar Rp. 300 milyar akan digunakan untuk pelunasan hutang yang direstrukturisasi, kepada BNP Paribas, Singapura. PTK ini dikenakan bunga mengambang sebesar 11% pertahun dan akan jatuh tempo pada bulan September 2014. Untuk PRK dan PT dengan jumlah maksimum masing masing sebesar Rp. 20 milyar dan Rp. 180 milyar akan digunakan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha dan dikenakan bunga mengambang sebesar 10,75% per tahun serta akan jatuh tempo pada bulan Juli 2011. Dari jumlah maksimum PTK sebesar Rp. 500 milyar yang diperoleh dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dicairkan sebesar Rp 254,6 milyar dan dana tersebut digunakan sebagai pelunasan hutang yang direstrukturisasi.
- 59 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 18. Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) PT Bank Permata Pada tanggal 13 Agustus 2010, anak perusahaan Indojaya Agrinusa (IAG) mendapat fasilitas kredit Term Loan sebesar Rp 40 milyar dengan tingkat bunga 11% per tahun. Penarikan pinjaman ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan proyek selama masa tenggang satu tahun. Pinjaman ini dijaminkan dengan tanah, bangunan dan mesin – mesin ( Catatan 12 ) dan akan jatuh tempo pada tanggal 13 Agustus 2018. The Axis Bank Ltd., India (Axis) (d/h The UTI Bank, Ltd., India (UTI)) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari Axis yang dijamin dengan persediaan dan aset tetap (Catatan 8 dan 12), maksimum Rs 103,39 juta (ekuivalen Rp 20,54 milyar), yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2015. The ICICI Bank, Ltd., India (ICICI) Japfa Comfeed India Ltd, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari ICICI yang dijamin dengan aset tetap (Catatan 12), maksimum Rs 52,41 juta (ekuivalen Rp 10,41 milyar), yang akan jatuh tempo pada bulan Januari 2012. Beban bunga dari pinjaman-pinjaman di atas sebesar Rp 8,647 juta tahun 2010 dan Rp 8,045 juta tahun 2009 (Catatan 30). Sehubungan dengan pinjaman-pinjaman tersebut di atas dan hutang bank jangka pendek (Catatan 13), Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain mempertahankan rasio keuangan dan memenuhi batasan-batasan tertentu yang berhubungan dengan terjadinya hutang, penjualan aset tetap, investasi, reorganisasi dan hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian. Sehubungan dengan pinjaman-pinjaman tersebut di atas, Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain memelihara nilai jaminan dari waktu ke waktu, tidak diperbolehkan melakukan merger dan akuisisi tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para kreditur dan hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian. Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi pembatasanpembatasan tersebut diatas.
- 60 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 19. Hutang Sewa Pembiayaan 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Pem bayaran yang jatuh tem po pada tahun 2009 2010 2011 2012 2013
51,036,213 156,344,852 89,424,852 96,612,713
84,917,022 194,206,688 90,305,688 90,305,688 97,567,770
Jum lah pem bayaran m inim um s ewa pem biayaan Bunga
393,418,630 (55,995,995)
557,302,856 (73,891,871)
337,422,635
483,410,985
47,316,952
176,200,612
290,105,683
307,210,373
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
United Overs eas Bank, Singapura PT Tiga Berlian Auto Finance Sinar Mitra Sentos a
248,299,618 89,123,017
326,030,899 157,380,086 -
Jum lah
337,422,635
483,410,985
a. Berdasarkan jatuh tempo:
Nilai tunai pem bayaran m inim um s ewa pem biayaan Dikurangi bagian yang jatuh tem po dalam waktu s atu tahun Hutang s ewa pem biayaan jangka panjang - Bers ih
b. Berdasarkan lessor:
Hutang sewa pembiayaan merupakan transaksi pembelian kendaraan oleh Perusahaan, Japfa Comfeed International Pte, Ltd. dan MBAI, anak perusahaan, yang berjangka waktu 3 sampai 7 tahun dengan tingkat bunga efektif sebesar 2,2% sampai dengan 16% pada tahun 2010 dan 2009 yang dijamin dengan aset sewaan tersebut (Catatan 12). Beban bunga sebesar Rp 15,6 juta dan Rp 49,6 juta masing-masing untuk tahun September 2010 dan 2009 (Catatan 30).
- 61 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 20. Hutang Obligasi Perincian hutang obligasi adalah sebagai berikut: 30 Septem ber 2010 30 Septem ber 2009 Rp Rp Nilai nom inal Biaya penerbitan obligas i
500,000,000,000 (2,620,960,203)
500,000,000,000 (4,130,439,327)
Jum lah
497,379,039,797
495,869,560,673
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Japfa I Tahun 2007 dalam mata uang Rupiah dengan jumlah sebesar Rp 500 milyar, dan dijamin dengan persediaan barang jadi dan bahan baku Perusahaan (Catatan 8). Jangka waktu obligasi ini adalah 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2012. Tingkat suku bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dibayar triwulanan. Seluruh obligasi dijual pada nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan PT Bank Mega Tbk sebagai wali amanat. Dana obligasi ini digunakan untuk mendirikan pabrik pakan ternak dan unit pengeringan jagung (corn dryer), melunasi hutang bank dan untuk modal kerja. Perusahaan memiliki opsi untuk melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi setelah ulang tahun pertama sejak tanggal emisi (tanggal penerbitan). Sampai dengan September 2010 dan 2009, amortisasi biaya penerbitan obligasi adalah sebesar Rp 1.132 juta. Perusahaan tidak diwajibkan untuk membentuk dana pelunasan obligasi (bond sinking fund), tetapi Perusahaan diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu. Berdasarkan peringkat yang dibuat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tanggal 11 Juni 2010, peringkat obligasi Perusahaan adalah “idA-” (stable outlook). Pada tahun 2010 dan 2009, beban bunga dari hutang obligasi diatas masing-masing sebesar Rp 47.813 juta (Catatan 30). Sehubungan dengan hutang obligasi ini, Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain mempertahankan rasio keuangan seperti current ratio tidak kurang dari 1:1 masing-masing sebesar 2,06x per 30 Juni 2010, 2,21x untuk tahun 2009, 1,75x untuk tahun 2008 dan 2,39x untuk tahun 2007, debt to equity ratio tidak lebih dari 3,75x untuk tahun 2007, 3,25x untuk tahun 2008 dan 2,75x untuk tahun 2009 sampai dengan 2011 masing-masing sebesar 1,71x per 30 Juni 2010, 1,76x untuk tahun 2009, 3,28x untuk tahun 2008 dan 3,21x untuk tahun 2007, memelihara nilai jaminan dari waktu ke waktu, tidak diperbolehkan melakukan merger dan akuisisi tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para kreditur dan hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian. Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi pembatasan-pembatasan tersebut diatas.
- 62 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 20. 21. Hutang yang Direstrukturisasi Akun ini merupakan hutang Perusahaan, MBAI dan STP yang telah direstrukturisasi pada tahun 2002. Restrukturisasi dilakukan dengan cara pembelian kembali pinjaman, konversi hutang menjadi modal dan modifikasi persyaratan hutang. Hutang ini dikoordinasi oleh BNP Paribas, Singapura. Berikut adalah rincian hutang yang telah direstrukturisasi: 30 Septem ber 2010 MBAI STP Rp Rp
Perus ahaan Rp BNP Paribas , Singapura Pokok Tranche A, US$ 14.562.500 Tranche B, US$ 64.000.000 Jum lah Dikurangi bagian yang jatuh tem po dalam s atu tahun Hutang Yang Dires trukturis as i Jangka Panjang
118,800,750,000 490,820,000,000
-
11,155,000,000 80,316,000,000
129,955,750,000 571,136,000,000
609,620,750,000
-
91,471,000,000
701,091,750,000
94,817,500,000
-
8,924,000,000
103,741,500,000
514,803,250,000
-
82,547,000,000
597,350,250,000
Perus ahaan Rp BNP Paribas , Singapura Pokok Tranche A, US$ 37.062.500,00 Tranche B, US$ 84.210.437,67 Has il atas pinjam an res trukturis as i yang ditangguhkan Jum lah Dikurangi bagian yang jatuh tem po dalam s atu tahun Hutang Yang Dires trukturis as i Jangka Panjang
Jum lah Rp
30 Septem ber 2009 MBAI STP Rp Rp
Jum lah Rp
225,688,312,500 532,455,000,000
111,331,500,000 195,657,247,082
21,782,250,000 87,129,000,000
358,802,062,500 815,241,247,082
-
-
4,789,155,298
4,789,155,298
758,143,312,500
306,988,747,082
113,700,405,298
1,178,832,464,880
96,810,000,000
45,984,750,000
9,681,000,000
152,475,750,000
661,333,312,500
261,003,997,082
104,019,405,298
1,026,356,714,880
- 63 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 21. Hutang yang Direstrukturisasi (Lanjutan) Hutang yang direstrukturisasi ini terbagi menjadi Tranche A dan B, yang dikenakan bunga dengan ketentuan sebagai berikut: • •
LIBOR + 1% per tahun selama 36 bulan pertama terhitung sejak 1 Juli 2002. Setelah 36 bulan pertama, Perusahaan, MBAI dan STP mempunyai opsi untuk memilih tingkat bunga: -Bunga mengambang, yaitu LIBOR dengan margin 1% per tahun untuk 6 bulan berikutnya, 1,5% per tahun untuk 36 bulan berikutnya dan 2% per tahun untuk 36 bulan berikutnya. -Suku bunga tetap 5,5% per tahun dengan kenaikan sebesar 0,5% setiap 12 bulan, maksimum 8,5% per tahun.
Pada 1 Juli 2005, Perusahaan, MBAI dan STP memutuskan menggunakan tingkat bunga mengambang. Tingkat bunga pinjaman pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing berkisar antara 2,31% - 3,50% dan 2,31% - 3,50%. Hasil atas pinjaman restrukturisasi yang ditangguhkan merupakan selisih antara nilai tercatat hutang setelah restrukturisasi (dengan cara modifikasi persyaratan hutang) dengan pembayaran kas masa depan. Perusahaan Hutang lain-lain, hutang bunga, wesel bayar, hutang bank dan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 146.835.392 direstrukturisasi menjadi pinjaman baru sebesar US$ 115.000.000, yang terbagi atas: a. Tranche A, sebesar US$ 60.000.000, yang akan dilunasi dalam 37 kali angsuran setiap 3 bulan, sejak tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 31 Desember 2011 dengan jadual angsuran untuk sisa hutang adalah sebagai berikut: 2010 US$
2009 US$
Jatuh tem po 2009 2010 2011
2,562,500 10,750,000
2,312,500 10,250,000 10,750,000
Jum lah
13,312,500
23,312,500
b. Tranche B, sebesar US$ 55.000.000, yang akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan Hak Tanggungan atas tanah-tanah penting yang material berikut pabrik dan peralatan dan properti investasi (Catatan 11 dan 12) milik Perusahaan. Jaminan atas kekayaan material Perusahaan termasuk atas saham-saham anak perusahaan. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan membayar angsuran pokok untuk Tranche A masing-masing sebesar US$ 7.687.500 dan US$ 6.937.500. Pembayaran bunga pada tahun 2010 dan 2009 masingmasing adalah sebesar Rp 13,37 milyar dan Rp 23,19 milyar.
- 64 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 21. Hutang yang Direstrukturisasi (Lanjutan) MBAI Pinjaman sindikasi bank dan wesel bayar sebesar US$ 60.000.000 direstrukturisasi menjadi US$ 48.000.000. Hutang tersebut terbagi atas: a. Tranche A sebesar US$ 24.000.000 dengan jangka waktu 9,5 tahun, dimana pembayaran kembali pokok hutang dilakukan dalam 37 kali angsuran setiap 3 bulan dimulai sejak 31 Desember 2002 dengan jadual angsuran untuk sisa hutang adalah sebagai berikut: 2010 US$
2009 US$
Jatuh tem po 2009 2010 2011
2,500,000 5,500,000
1,000,000 5,000,000 5,500,000
Jum lah
8,000,000
11,500,000
b. Pinjaman berjangka Tranche B sebesar US$ 24.000.000 akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011. Pada tahun 2003, MBAI melakukan pembelian sebagian hutang (buyback) atas pinjaman Tranche B sebesar US$ 3.789.562,33, sehingga sisa pinjaman Tranche B menjadi sebesar US$ 20.210.437,67. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah dan bangunan milik MBAI dan anak perusahaan (Catatan 12), gadai saham atas saham MBAI pada anak perusahaan, garansi perusahaan dari Perusahaan dan fiducia atas klaim asuransi dari MBAI dan anak perusahaan. Pada tahun 2009, MBAI telah membayar angsuran untuk Tranche A sebesar US$ 3 juta. Pembayaran bunga pada tahun 2009 sebesar Rp 9,39 milyar. MBAI telah melunasi seluruh hutang yang direstrukturisasi dan bunga kepada BNP Paribas, Singapura pada tanggal 24 Agustus 2010 masing – masing sebesar US$ 28.2 juta ( ekuivalen Rp.253.3 milyar) dan Rp. 4,93 milyar. Dana untuk pelunasan hutang yang direstrukturisasi berasal dari pinjaman PT Bank CIMB Niaga Tbk. STP Hutang kepada PT Gani Asset Manajemen dan wesel bayar sebesar US$ 20.000.000 direstrukturisasi menjadi sebesar US$ 18.000.000 yang terbagi atas: a. Pinjaman berjangka Tranche A sebesar US$ 9.000.000 dengan jangka waktu 9 tahun dimana, pembayaran kembali pokok hutang dilakukan dalam 36 angsuran setiap 3 bulan sebesar US$ 1.000.000 dimulai sejak 31 Maret 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Sampai dengan tanggal 30 September 2010 dan 2009, saldo sisa hutang Tranche A masingmasing sebesar US$ 1.250.000 dan US$ 2.250.000. b. Pinjaman berjangka Tranche B sebesar US$ 9.000.000 akan dilunasi dengan pembayaran penuh pada tanggal 31 Desember 2011.
- 65 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 21. Hutang yang Direstrukturisasi (Lanjutan) Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah dan bangunan (Catatan 12) milik STP dan anak perusahaan (KW, ALM dan BL), gadai saham atas saham STP pada anak perusahaan, garansi perusahaan dari Perusahaan dan fiducia atas klaim asuransi dari STP dan anak perusahaan. Jumlah pembayaran kas masa depan, mencakup jumlah bunga dan jumlah pokok hutang periode masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya, lebih besar daripada nilai tercatatnya, sehingga tidak ada keuntungan restrukturisasi yang diakui. Perbedaan antara nilai tercatat pokok hutang dan bunganya dengan jumlah pembayaran kas masa depan tersebut sebesar Rp 31,3 milyar dicatat dalam akun “Hasil Atas Pinjaman Restrukturisasi Yang Ditangguhkan” (HAPRD). Akun ini akan diamortisasi saat pengakuan beban bunga dilakukan, dengan tingkat bunga efektif konstan adalah 0,245% per tahun. Pada tahun 2009, amortisasi hasil atas pinjaman restrukturisasi yang ditangguhkan masingmasing sebesar Rp 4 milyar. Pada tahun 2010, sehubungan dengan penerapan PSAK 50 dan 55 (Catatan 2b), maka saldo HAPRD dicatat sebagai saldo laba awal tahun 2010. Pada tahun 2010 dan 2009, STP telah membayar angsuran pokok untuk Tranche A adalah sebesar US$ 750.000. Pada tahun 2010 dan 2009, beban bunga hutang yang direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp 1.9 milyar dan Rp 3.3 milyar dimana sebesar Rp 3.1 milyar di tahun 2009 dicatat sebagai pengurang hasil restrukturisasi yang ditangguhkan. Sehubungan dengan hutang ini, Perusahaan dan anak perusahaan diwajibkan antara lain memelihara nilai aset tetap yang dijaminkan dari waktu ke waktu, tidak diperbolehkan melakukan merger dan akuisisi tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para kreditur, tidak diperbolehkan untuk melakukan pembagian dividen tunai atau pembagian keuntungan lainnya kecuali besarnya dividen setiap saham tidak lebih dari Rp 5 per saham atau jumlah lain yang dipersyaratkan Bapepam dan LK sebagai jumlah minimum untuk mempertahankan agar saham Perusahaan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia serta hal-hal lainnya yang tercantum dalam perjanjian. Perusahaan dan anak perusahaan telah memenuhi pembatasan-pembatasan tersebut diatas. 21. Goodwill Negatif – Bersih Akun ini merupakan selisih antara biaya akuisisi anak perusahaan dengan aset bersih yang diperoleh dengan rincian sebagai berikut: 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2010 Rp
Goodwill Goodwill negatif Akum ulas i am ortis as i
6,051,254,443 (84,565,833,029) 7,564,600,497
6,051,254,443 (84,565,833,029) 4,922,130,260
Goodwill negatif - bers ih
(70,949,978,089)
(73,592,448,326)
Jumlah amortisasi yang dibebankan pada laba rugi konsolidasi tahun 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah Rp 1.8 milyar dan Rp 2.5 milyar. Pada tahun 2008, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan akuisisi PT Santosa Agrindo (SA), PT Austasia Stockfeed (ASF) dan PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) (Catatan 1d). Pada tanggal akuisisi, terdapat perbedaan antara aset bersih yang diakusisi dan biaya perolehan akusisi sebesar Rp 84.566 juta yang dicatat sebagai goodwill negatif.
- 66 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 23. Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2010:
Nilai Tercatat Rp
Estimasi Nilai Wajar Rp
720,246,602,848 26,765,828,397 782,591,062,570 38,984,164,719 1,568,587,658,534
720,246,602,848 26,765,828,397 806,851,152,185 38,984,164,719 1,592,847,748,149
10,092,965,471
10,092,965,471
1,578,680,624,005
1,602,940,713,620
848,495,248,349 669,738,141,541 95,302,087,353 166,051,143,483
848,495,248,349 669,738,141,541 95,302,087,353 166,051,143,483
85,716,715,409 988,556,618 47,316,952 103,741,500,000
85,716,715,409 988,556,618 47,316,952 103,741,500,000
1,970,080,709,705
1,970,080,709,705
313,188,906,710 1,269,891,027 290,105,683 597,350,250,000 497,379,039,797 20,397,151,220
313,517,969,210 1,269,891,027 290,105,683 597,350,250,000 497,379,039,797 20,397,151,220
Jumlah Kewajiban Keuangan Tidak Lancar
1,429,875,344,437
1,430,204,406,937
Jumlah Kewajiban Keuangan
3,399,956,054,142
3,400,285,116,642
Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha kepada pihak ketiga - bersih Piutang lain-lain Jumlah Aset Keuangan Lancar Aset Keuangan Tidak Lancar Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Jumlah Aset Keuangan Kewajiban Keuangan Lancar Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Jumlah Kewajiban Keuangan Lancar Kewajiban Keuangan Tidak Lancar Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi Instrumen keuangan derivatif
- 67 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 23. Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan: Aset dan kewajiban keuangan lancar Karena instrumen keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Aset dan kewajiban keuangan tidak lancar (1) Instrumen keuangan dengan kuotasi harga di pasar aktif Terdiri dari investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi, saham dan unit reksa dana serta investasi jangka panjang lain dalam bentuk obligasi dan saham, serta obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan. Nilai wajarnya ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar terakhir yang dipublikasikan pada tanggal 30 September 2010. Investasi jangka panjang lain dalam bentuk saham dengan persentase kepemilikan dibawah 20% yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukan dengan andal dicatat pada biaya perolehan. (2) Kewajiban keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variabel Terdiri dari hutang bank jangka panjang dan kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama. (3) Aset dan kewajiban keuangan jangka panjang lainnya Terdiri dari piutang dari dan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan aset tidak lancar lainnya. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan (untuk aset keuangan) dan risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan (untuk kewajiban keuangan) menggunakan suku bunga pasar terkini untuk instrumen serupa.
- 68 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 24. Hak Minoritas 30 Septem ber 2010 30 Septem ber 2009 Rp Rp a. Hak m inoritas atas aset bersih anak perusahaan PT Indojaya Agrinusa PT Multibreeder Adiram a Indones ia Tbk Japfa Com feed India Ltd. PT Japfa Santori Indonesia PT Indonesia Pelleting PT Artha Lautan Mulya PT Bintang Terang Gilang Jum lah b. Hak m inoritas atas laba (rugi) bersih anak perus ahaan PT Indojaya Agrinusa PT Multibreeder Adiram a Indones ia Tbk Japfa Com feed India Ltd. PT Artha Lautan Mulya Jum lah
160,598,672,394 158,020,391,018 29,804,073,080 6,218,000,000 112,000,000 -
110,070,704,368 110,301,155,771 19,397,603,889 6,217,593,704 111,561,509 (230,719,421) 21,000,000
354,753,136,492
245,888,899,820
43,482,791,912 40,593,195,458 3,005,870,970 -
23,583,906,381 45,751,515,473 2,235,116,543 (237,346,456)
87,081,858,340
71,333,191,941
25. Modal Saham Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 sesuai dengan registrasi dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan Biro Administrasi Efek Perusahaan, adalah sebagai berikut:
Nam a Pem egang Saham
Malvolia Pte Ltd Saham Seri A Saham Seri B Mas yarakat (m as ing-m as ing dibawah 5%) Jum lah
Jum lah Saham
30 Septem ber 2010 Pers entas e Kepem ilikan %
Jum lah Modal Dis etor Rp
634,274,898 574,026,624 863,431,138
30.62 27.71 41.67
634,274,703,000 114,805,363,800 856,798,193,200
2,071,732,660
100.00
1,605,878,260,000
- 69 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 25. Modal Saham (Lanjutan)
Nam a Pem egang Saham
Jum lah Saham
Malvolia Pte Ltd, Singapore BNP Paribas Wealth Managem ent, Singapura UOB Kay Hian Private, Ltd., Singapura PT Bank Danam on Indones ia, Tbk s /a Japfa Creditors Mas yarakat (m as ing-m as ing dibawah 5%) Jum lah
30 Septem ber 2009 Pers entas e Kepem ilikan %
Jum lah Modal Disetor Rp
619,380,751 102,026,057 77,544,677
41.59 6.85 5.21
619,380,751,000 102,026,057,000 77,544,677,000
76,665,362 613,797,813
5.15 41.20
76,665,362,000 613,797,813,000
1,489,414,660
100.00
1,489,414,660,000
Kreditur melakukan lock-up saham Perusahaan hasil konversi sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 sebesar 20% dari seluruh modal yang ditempatkan setelah restrukturisasi hutang dilakukan. Saham tersebut akan diserahkan kepada Rangi Management Ltd. (RM), perusahaan yang dimiliki oleh manajemen Perusahaan dan berkedudukan di British Virgin Islands. Adapun ketentuan penyerahannya adalah sebagai berikut: 1. Sebesar 5% pada saat tanggal efektif perjanjian restrukturisasi. 2. Sebesar 15% disimpan oleh escrow agent, yaitu JP Morgan Chase Bank, cabang Jakarta (telah dialihkan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk) atas nama para kreditur Perusahaan yang akan diserahkan dengan ketentuan: –
Apabila Perusahaan, MBAI dan STP tidak wan prestasi, maka saham lock-up akan diserahkan sebesar 1% per tahun selama jangka waktu restrukturisasi sampai dengan maksimal 10%. Setiap penyerahan 1% kepada RM, disertai dengan penyerahan kembali sebesar 0,5% kepada kreditur sampai dengan maksimal 5%.
–
Apabila Perusahaan, MBAI dan STP wan prestasi, maka hak RM untuk menerima saham lock-up yang tersisa akan dihapuskan dan sisa saham lock-up tersebut akan dikembalikan kepada kreditur.
Pada bulan Juli 2009, Pacific Focus Enterprises Ltd dan Rangi Management Ltd menjual saham Perusahaan kepada Malvolia Pte Ltd. Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) ke dalam Perusahaan pada tanggal 1 Desember 2009, setiap pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham seri B yang diterbitkan dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian JCI menerbitkan saham Seri B sebanyak 582.318.000 lembar.
- 70 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 26. Agio Saham Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan: Rp Penjualan s aham Perus ahaan pada penawaran um um kepada m as yarakat tahun 1989 Jum lah yang diterim a untuk pengeluaran 4.000.000 s aham Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor
28,800,000,000 (4,000,000,000) 24,800,000,000
Bers ih Penawaran um um terbatas kepada pem egang s aham tahun 1990 Jum lah yang diterim a untuk pengeluaran 24.000.000 s aham Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor Bers ih
84,000,000,000 (24,000,000,000) 60,000,000,000
Saldo agio s aham per 31 Des em ber 1990 Pem bagian s aham bonus tahun 1991 s ebanyak 80.000.000 s aham Bers ih
84,800,000,000 (80,000,000,000) 4,800,000,000
Konvers i atas obligas i konvers i m enjadi s aham tahun 1991 Jum lah obligas i yang dikonvers i Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor
66,565,371,800 (28,941,466,000)
Bers ih
37,623,905,800
Saldo agio s aham per 31 Des em ber 2001 Konvers i atas s aldo pinjam an yang dires trukturis as i pada tahun 2002
42,423,905,800 130,495,065,436
Saldo agio s aham per 30 Juni 2009
172,918,971,236
Penerbitan s aham s eri B per Des em ber 2009 Jum lah yang diterim a untuk penerbitan 582.318.000 lem bar Jum lah yang dicatat s ebagai m odal dis etor Bers ih
369,771,930,000 (116,463,600,000) 253,308,330,000
Saldo agio s aham per 30 Septem ber 2010
426,227,301,236
- 71 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 27. Penjualan Bersih Perincian penjualan berdasarkan segmen usaha: 30 September 2010 Rp Pakan ternak Ayam umur sehari Peternakan ayam Peternakan sapi Budidaya perairan Produk konsumen Perdagangan Lain-lain
30 September 2009 Rp
5,525,750,980,988 1,047,729,188,311 1,188,489,544,274 698,297,914,574 842,654,354,412 1,172,587,281,519 89,240,390,691 32,935,237,213
6,010,613,632,638 1,102,894,741,390 1,082,422,367,657 907,944,343,322 831,576,210,947 785,232,849,618 353,828,476,708 19,391,528,956
Jumlah Dikurangi potongan penjualan
10,597,684,891,982 (252,036,691,029)
11,093,904,151,236 (263,870,523,550)
Bersih
10,345,648,200,953
10,830,033,627,686
Tidak terdapat penjualan kepada pihak hubungan istimewa dan kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2010 dan 2009. 28. Beban Pokok Penjualan Perincian beban pokok penjualan berdasarkan segmen usaha: 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
Pakan ternak Ayam umur sehari Peternakan ayam Peternakan sapi Budidaya perairan Produk konsumen Perdagangan Lain-lain
4,482,825,450,652 637,467,559,674 1,030,305,677,213 626,354,053,047 630,640,087,825 769,076,144,839 61,334,060,494 14,091,948,626
4,946,394,066,231 641,924,595,405 1,002,678,197,058 792,577,107,658 628,847,489,311 536,098,644,159 296,296,441,286 11,065,455,738
Jumlah
8,252,094,982,370
8,855,881,996,846
- 72 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 28. Beban Pokok Penjualan (Lanjutan) Perincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
6,446,158,006,516 123,625,204,074 704,778,103,872
6,606,328,847,340 118,528,107,001 645,618,144,567
Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Pembelian Akhir periode
7,274,561,314,462
7,370,475,098,908
108,124,691,369 1,878,473,543 (108,024,885,476)
108,117,206,361 (125,242,666,046)
Beban Pokok Produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir periode
7,276,539,593,898
7,353,349,639,223
270,117,754,438 963,881,919,942 (258,444,285,908)
280,637,355,842 1,546,186,917,596 (324,291,915,815)
Jumlah Beban Pokok Penjualan
8,252,094,982,370
8,855,881,996,846
Tidak terdapat pembelian bahan baku dari pihak hubungan istimewa dan dari satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2010 dan 2009. 29. Beban Usaha Beban Penjualan Iklan dan prom os i Gaji dan tunjangan karyawan Pengangkutan penjualan Kom is i penjualan Pem eliharaan kendaraan Perjalanan dan pengirim an Sewa Bongkar m uat Penyus utan (Catatan 11 dan 12) Keperluan kantor Telepon, telegram dan faks im ili Biaya eks por barang Pem eliharaan Lain-lain Jum lah
- 73 -
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
186,659,121,563 65,310,528,880 62,170,874,621 20,025,171,924 17,193,055,914 13,611,836,735 11,221,701,343 8,197,470,023 6,891,325,308 4,983,409,529 3,755,753,054 3,098,678,407 1,691,642,784 35,848,472,385
138,968,361,796 52,146,463,203 63,478,735,117 8,527,576,487 16,489,348,020 9,877,778,108 8,252,828,505 7,220,537,387 5,127,294,032 3,885,431,057 3,445,902,967 3,872,426,596 1,483,032,242 20,682,935,813
440,659,042,470
343,458,651,330
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 29. Beban Usaha ( Lanjutan )
Beban Um um dan Adm inis tras i Gaji dan tunjangan karyawan Keam anan Jas a profes ional Perjalanan dinas Penyus utan (Catatan 11 dan 12) Lis trik dan air Im balan pas ti pas ca kerja Keperluan kantor Pem eliharaan dan reparas i Telepon, telegram dan faks im ili Sewa gedung Pem eliharaan kendaraan Jas a teknologi inform as i Penghapus an pers ediaan Sanitas i Alat tulis dan cetakan Hum as Repres entas i dan s um bangan Adm inis tras i Bank Beban piutang ragu-ragu Perijinan As urans i Iuran dan langganan Iklan dan prom os i Lain-lain Jum lah
30.
30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
345,002,514,788 31,070,744,997 26,797,373,329 24,885,738,343 26,181,672,785 15,290,863,868 43,465,208,513 16,936,574,445 18,066,858,220 12,236,572,070 11,179,902,526 9,652,196,411 8,750,580,157 11,108,903,576 4,069,988,544 5,869,425,600 5,019,793,300 3,941,962,915 7,295,122,779 1,556,951,566 4,200,322,778 2,586,052,429 2,157,860,944 147,748,878 15,114,356,082
312,565,347,252 29,091,072,523 25,636,424,109 22,704,125,464 24,955,585,285 14,870,539,882 14,117,876,307 16,576,219,246 13,474,167,731 12,542,332,000 11,766,902,427 9,329,809,131 8,935,433,749 7,859,049,123 7,047,184,884 4,766,950,666 4,070,175,671 3,913,271,726 3,755,652,980 2,968,378,995 3,099,720,234 2,373,987,364 1,984,578,745 1,561,073,412 9,029,875,787
652,585,289,843
568,995,734,693
Beban Bunga 30 Septem ber 2010 Rp Beban bunga dari : Hutang bank Jangka pendek ( Catatan 13 ) Jangka panjang ( Catatan 18 ) Hutang obligasi (Catatan 20) Hutang restrukturisasi (Catatan 21) Hutang pem belian as et tetap Hutang lain-lain (Catatan 15) Hutang sewa pem biayaan (Catatan 19) Jum lah
- 74 -
30 Septem ber 2009 Rp
78,568,039,220 8,646,721,338 47,812,500,000 20,255,909,147 272,545,050 71,135,559 15,626,838
75,195,038,044 8,044,720,698 47,812,500,000 32,783,829,501 1,076,560,392 1,188,589,861 49,594,322
155,642,477,152
166,150,832,818
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 31. Imbalan Pasca-Kerja Perusahaan dan anak perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 9.719 karyawan di tahun 2010 dan 8.650 karyawan di tahun 2009. Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo berdasarkan laporan penilaian aktuarial tanggal 26 Juli 2010. Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut: Tingkat bunga dis konto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kem atian Tingkat pengunduran diri
: : : :
9% per tahun untuk 2010 8% per tahun untuk 2010 s es uai dengan Com m is s ioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 10% pada us ia 25 tahun dan m enurun s ecara linear s am pai dengan us ia 45 tahun
32. Pajak Penghasilan 30 Septem ber 2010 Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Pajak kini Pajak tangguhan
205,643,752,169 (18,973,963,126)
270,010,207,741 24,180,390,578
Jum lah
186,669,789,043
294,190,598,319
Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan tahun 2007 dengan No. 00003/206/07/092/09 tanggal 22 Mei 2009 dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua a.n. Direktur Jendral Pajak. Berdasarkan Surat ketetapan tersebut, perusahaan mengalami laba fiskal sebesar Rp 194.681 juta dan kurang bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 4.549 juta. Perusahaan telah menerima SKPKB tersebut dan melunasi kurang bayar tersebut di atas pada tanggal 23 Juni 2009. 33. Instrumen Keuangan Derivatif Perusahaan menggunakan kontrak instrumen derivatif dalam bentuk cross currency swap untuk mengendalikan pergerakan nilai mata uang asing. Instrumen derivatif ini merupakan kontrak Swap Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah non-deliverable swaps, yang memiliki nilai pasar wajar sebesar US$ 2.285.651 (ekuivalen Rp 20.397 juta) yang disajikan dalam kewajiban tidak lancar pada tanggal 30 September 2010 dan US$ 2.282.305 (ekuivalen Rp 22.095 juta) pada tanggal 30 September 2009, yang disajikan dalam aset tidak lancar. Keuntungan dan kerugian dari transaksi derivatif ini diakui sebagai keuntungan (kerugian) transaksi derivatif - bersih pada laporan laba rugi konsolidasi, dengan rincian sebagai berikut: Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kontrak instrumen ini memiliki nilai notional masingmasing sebesar Rp 387.101 juta (ekuivalen US$ 42.112.810) dan Rp 455.508 juta (ekuivalen US$ 49.555.103). Untuk tujuan akuntansi, kontrak ini tidak dibuat dan didokumentasikan sebagai instrumen hedging, oleh karena itu akuntansi untuk hedge tidak dilakukan. Keuntungan atau kerugian dari kontrak ini diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.
- 75 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 34. Dividen Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 91 tanggal 10 Juni 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2009 sebesar Rp 10,359 milyar atau Rp 5 per saham. Pembagian dividen tersebut telah dilaksanakan pada bulan Juli 2010. 35. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa PT Ometraco Arya Samantha merupakan perusahaan yang pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan. Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan dan anak perusahaan melakukan perjanjian sewa menyewa bangunan seluas 3.031 meter persegi dari PT Ometraco Arya Samanta. Beban sewa dicatat sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 29). 36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risikorisiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank, kewajiban sewa pembiayaan dan hutang obligasi. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi hutang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan hutang. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan kewajiban keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan yang terkait risiko suku bunga: Rata-rata Suku Bunga Efektif % As e t Bunga Te tap Kas dan setara kas 0,1% - 10,53% Investasi jangka pendek - deposito berjangka 6% - 6,25%
Ke w ajiban Bunga Te tap Hutang pembelian aset tetap Hutang sew a pembiayaan Hutang obligasi Bunga M e ngam bang Hutang bank jangka pendek Pinjaman bank jangka panjang Hutang yang direstrukturisasi
7.34% 4,15%- 15,56% 12.75% 7%-13,5% 5%-14% 2.31%
Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Rp
Jatuh Tempo Pada tahun ke-2 Rp
Jatuh Tempo Pada tahun ke-3 Rp
Jatuh Tempo Pada tahun ke-4 Rp
Jatuh Tempo Pada tahun ke-5 Rp
720,246,602,848 26,765,828,397
-
-
-
-
720,246,602,848 26,765,828,397
-
2,258,447,645 337,422,635 497,379,039,797
988,556,618 47,316,952
848,495,248,349 92,489,319,213 103,741,500,000
1,269,891,027 104,068,118 497,379,039,797
89,424,852 -
96,612,713 -
252,205,707,959 597,350,250,000
45,569,902,622 -
6,681,624,724 -
- 76 -
2,288,130,101 -
Jumlah Rp
848,495,248,349 399,234,684,619 701,091,750,000
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank jangka panjang. Selain hutang bank jangka pendek dan panjang serta hutang yang direstrukturisasi, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Berikut adalah posisi aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan kecuali JCIP, JCIL dan JCH dan anak perusahaan, yang pembukuannya dalam mata uang asing, pada tanggal 30 September 2010 dan 2009: 30 September 2010 Mata Uang Ekuivalen Asing Rp Aset Kas dan setara kas
Piutang usaha Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
USD SGD AUD USD EURO USD
23,972,765.22 289.00 111,230.11 645,546.81 8,393.95 785,041.61
Jumlah aset Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang usaha
Hutang yang direstrukturisasi
30 September 2009 Mata Uang Ekuivalen Asing Rp
213,932,956,835 1,957,862 959,919,155 5,760,859,761 101,893,761
3,863,408.36 36,234.00 22,458.11 345,298.89 -
37,401,656,336 47,889,113 191,090,014 3,342,838,578 -
6,774,932,671
1,130,354.18
10,942,958,817
227,532,520,045
USD USD SGD EURO USD
1,200,000.00 1,440,039.03 326,687.97 78,562,500.00
10,708,800,000 12,850,908,299 3,965,648,935 701,091,750,000
51,926,432,858
9,981,967.36 7,700,999.08 151.70 1,718.22 121,272,937.67
96,635,426,012 74,553,372,112 1,037,807 24,327,435 1,174,043,309,583
Jumlah kewajiban
728,617,107,234
1,345,257,472,949
Jumlah Kewajiban - Bersih
(501,084,587,189)
(1,293,331,040,091)
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan diungkapkan pada Catatan 2d mengenai kebijakan akuntansi. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan dan anak perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
- 77 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) Berikut adalah eksposur neraca konsolidasi yang terkait risiko kredit pada tanggal 30 September 2010: Jumlah Bruto
Jumlah Neto
Rp Kelompok diperdagangkan Investasi jangka pendek - saham Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Investasi jangka pendek - deposito berjangka Piutang usaha Piutang lain-lain Jum lah
Rp
22,313,052,976
22,313,052,976
720,246,602,848 4,452,775,421 816,258,674,483 38,984,164,719
720,246,602,848 4,452,775,421 806,851,152,185 38,984,164,719
1,602,255,270,447
1,592,847,748,149
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan konsolidasi berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 September 2010: <= 1 tahun Rp
1-2 tahun Rp
3-5 tahun Rp
> 5 tahun Rp
Jumlah Rp
Biaya transaksi Rp
Nilai Tercatat Rp
720,246,602,848 26,765,828,397 806,851,152,185 38,984,164,719
-
-
-
720,246,602,848 26,765,828,397 806,851,152,185 38,984,164,719
-
720,246,602,848 26,765,828,397 806,851,152,185 38,984,164,719
1,592,847,748,149
-
-
-
1,592,847,748,149
-
1,592,847,748,149
As e t
Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Jum lah Ke w ajiban
Hutang bank jangka pendek Hutang usaha kepada pihak ketiga Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Hutang pembelian aset tetap Hutang sewa pembiayaan jangka panjang Hutang yang direstrukturisasi Hutang obligasi Jum lah Se lis ih as e t de ngan k e w ajiban
848,495,248,349 669,738,141,541 95,302,087,353 166,051,143,483 92,489,319,213 988,556,618 47,316,952 103,741,500,000 -
252,205,707,959 1,269,891,027 104,068,118 597,350,250,000 497,379,039,797
54,539,657,447 186,037,565 -
-
848,495,248,349 669,738,141,541 95,302,087,353 166,051,143,483 399,234,684,619 2,258,447,645 337,422,635 701,091,750,000 497,379,039,797
-
848,495,248,349 669,738,141,541 95,302,087,353 166,051,143,483 399,234,684,619 2,258,447,645 337,422,635 701,091,750,000 497,379,039,797
1,976,853,313,509
1,348,308,956,901
54,725,695,012
-
3,379,887,965,422
-
3,379,887,965,422
(1,348,308,956,901)
(54,725,695,012)
-
(1,787,040,217,273)
-
(1,787,040,217,273)
(384,005,565,360)
- 78 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 37. Perjanjian dan Ikatan Perjanjian Fasilitas Pinjaman a.
Pada tanggal 24 Juli 2007, Perusahaan menandatangani transaksi cross currency swap dengan PT ANZ Panin Bank (“ANZ”) yang jatuh tempo pada bulan Desember 2011. Sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan atas fasilitas cross currency swap, Perusahaan diwajibkan menjaminkan saldo kas sebesar 1% dari jumlah fasilitas tersebut. Pada tanggal 17 Januari 2007, Perusahaan menandatangani transaksi pertukaran mata uang Dolar Amerika Serikat dengan ANZ sebesar US$ 22,6 juta dengan batas maksimal sebesar US$ 160 juta. Sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan atas fasilitas ini, Perusahaan menjaminkan kas yang setara (100%) dengan risiko dari semua transaksi dalam mata uang asing dalam fasilitas ini. Pada tanggal 5 Maret 2008, Perusahaan, PT Multiphala Agrinusa (MAG), PT Suri Tani Pemuka (STP), PT Ciomas Adisatwa (CA), PT Indojaya Agrinusa (IAG), PT Japfa Santori Indonesia (JSI), anak perusahaan, memperoleh fasilitas letter of credit dari PT ANZ Panin Bank, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 20.000.000. Sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan atas fasilitas letter of credit ini, Perusahaan diwajibkan menjaminkan saldo kas sebesar 20% dari saldo fasilitas tersebut. Berdasarkan Amendment to Loan Agreement No. 098988/AMN-1/V/08 tanggal 6 Mei 2008, fasilitas ini dirubah menjadi fasilitas Trust Receipt dengan jumlah maksimum sama dengan fasilitas sebelumnya.
b.
Pada bulan November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas sight dan/atau usance letter of credit dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk kegiatan impor. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan tidak menggunakan fasilitas ini.
c.
Pada bulan Oktober 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit dari PT Bank NISP Tbk, Jakarta, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.000.000. Fasilitas ini dipergunakan untuk kegiatan impor. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan tidak menggunakan fasilitas ini.
Perjanjian Kerjasama a.
Pada tanggal 29 Pebruari 2000, MBAI, anak perusahaan, menandatangani perjanjian dengan Lohmann Tierzucht GmbH mengenai pembelian ayam induk petelur (layer grand parent) untuk pembibitan anak ayam, yang berlaku sampai dengan tahun 2010.
b.
Pada tanggal 16 Mei 2002, MBAI menandatangani perjanjian dengan Aviagen Limited mengenai pembelian ayam induk pedaging (broiler grand parent) untuk pembibitan anak ayam. Perpanjangan perjanjian dilakukan setiap satu tahun sekali.
c.
Pada tanggal 7 Januari 2008, PT So Good Food (d/h PT Supra Sumber Cipta) (SGF), anak perusahaan, menandatangani perjanjian kerjasama bagi hasil dengan PT Greenfields Indonesia (GI), pihak ketiga, dimana SSC bersedia menyediakan jasa pengiriman produk-produk GI dan memperoleh penghasilan dengan tarif tetap tertentu dari setiap liter produk-produk yang dikirim. Perjanjian ini berlaku selama satu tahun dan diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2010.
- 79 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 37. Perjanjian dan Ikatan ( Lanjutan ) Perjanjian Sewa Pada bulan Agustus 2008, PT Suri Tani Pemuka (STP), anak perusahaan, menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan dan sewa menyewa tambak udang dan pabrik coldstorage dengan pihak-pihak ketiga yang berlokasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan seluas 1.225 Ha dengan jangka waktu sewa dari bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan Desember 2013 dan Juli 2020. Nilai sewa adalah sebesar US$ 270.000 selama 5 tahun untuk pabrik cold storage dan Rp 50.000.000 per tahun untuk tambak. 38. Perkara Hukum Perusahaan mendapatkan gugatan perlawanan dari Nyo Ailing terhadap pelaksanaan lelang eksekusi tanah dan bangunan atas nama Subismo yang dimintakan lelang oleh Perusahaan kepada Pengadilan Negeri (PN) Banjar Baru di Banjarmasin sebagai pelaksanaan/eksekusi Putusan Perdamaian PN Banjar Baru No 07/PDT.G/2004/PN.BJB tanggal 24 Juni 2004 antara Perusahaan melawan Subismo. Perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim PN Banjar Baru No. 13/Pdt.Plw/2005/PN.BJB tanggal 29 Juni 2006 yang antara lain dalam putusannya menyatakan mengabulkan permohonan Perusahaan untuk melanjutkan lelang eksekusi atas tanah dan bangunan tersebut. Disamping itu, Perusahaan juga melakukan gugatan (penggugat) terhadap H. Ojo Djono (Tergugat) mengenai hutang piutang sebesar Rp 518.240.986 di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Perkara ini telah diputuskan oleh Majelis Hakim PN Bandung dalam putusannya No. 211/Pdt.G/2005/PN.Bdg tanggal 27 Maret 2006 yang antara lain dalam putusannya menyatakan mengabulkan sebagian gugatan Penggugat dan menyatakan Tergugat memiliki hutang kepada Perusahaan. Berdasarkan surat dari Konsultan Hukum Perusahaan, kedua perkara tersebut di atas belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena masih dalam pemeriksaan tingkat banding. 39. Informasi Segmen Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan anak perusahaan dibagi dalam delapan divisi operasi - pakan ternak, ayam umur sehari, peternakan, produk konsumen, perikanan, sapi, perdagangan dan lain-lain. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan anak perusahaan. Kegiatan utama divisi tersebut terdiri dari: Pakan ternak
: Produksi pakan ternak
Ayam umur sehari
: Pembibitan ayam umur sehari
Peternakan
: Peternakan ayam, sapi, kerbau dan kambing dan pemotongan hewan
Produk konsumen :
Produksi daging olahan dan minuman
Perikanan
: Produksi pakan ikan, penetasan udang dan tambak udang
Perdagangan
: Perdagangan umum
Lain-lain
: Properti, perkebunan dan produksi vaksin
- 80 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 39. Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen Usaha (Lanjutan) Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha: 30 September 2010 PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen Jumlah pendapatan
Pakan
Ayam Umur Sehari
Commercial Farm
Consumer Product
Aquaculture
Cattle
Trading
Lain - lain
Total after Eliminasi
1,188,315,949,050 1,188,315,949,050
1,127,038,714,609 15,864,709,795 1,142,903,424,404
729,074,777,298 8,528,663,305 737,603,440,603
698,297,914,574 60,413,755,479 758,711,670,053
89,240,390,691 783,060,857,188 872,301,247,879
HASIL Hasil segmen
698,776,133,348
216,009,693,901
104,776,628,432
65,346,980,523
34,548,752,743
33,161,618,987
2,868,289,658
(175,107,074,199)
980,381,023,393
19,927,862,877
1,000,308,886,270
Laba Operasi
698,776,133,348
216,009,693,901
104,776,628,432
65,346,980,523
34,548,752,743
33,161,618,987
2,868,289,658
(175,107,074,199)
980,381,023,393
19,927,862,877
1,000,308,886,270
Keuntungan kurs mata uang asing- bersih Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan penjualan aktiva tetap dan properti investasi Keuntungan penjualan bahan baku dan pembantu Penurunan investasi sementara Bagian laba bersih anak perusahaan Beban bunga Lain – lain
(1,989,688,639) (5,537,329,039) (1,115,784,717) (19,007,703,942) 33,004,165,863 10,461,483,035
12,656,034,516 (916,515,808) (407,454,540) (519,976,880) 8,071,428,039 (28,353,781,335)
(249,376,155) (536,956,166) (832,823,062)
(488,141,711) (2,411,704,581) (350,672,720)
5,002,872,208 (1,049,443,711) (476,353,482)
(899,085,711) (117,679,668) -
(11,117,437,496) (92,672,366) (180,000,000)
36,005,887,858 (11,642,061,845) (2,247,303,804)
(28,884,449) 2,637,540,543 (1,673,032,450)
(5,396,568) 2,276,663,030 (5,400,093,179)
(271,538,224) 2,756,634,775 (12,700,359,644)
(59,727,273) 28,936,269,003 (11,481,802,506)
(8,888,003,036) 10,653,235 (25,150,417,661)
33,090,710,846 (979,760,506) (170,064,111) (201,532,502) (498,102,248,324) 77,949,122,664 33,648,588,733
Laba sebelum pajak Beban pajak
682,960,990,787 (79,489,075,919)
225,479,959,909 (51,016,658,619)
105,460,160,171 -
71,726,326,252 (18,128,526,827)
41,286,940,821 1,144,251,723
16,783,645,142 (2,634,068,201)
48,286,166,981 -
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas Pra akuisisi Laba bersih
603,471,914,869 43,482,791,912 559,989,122,957
174,463,301,290 174,463,301,290
105,460,160,171 105,460,160,171
53,597,799,425 53,597,799,425
42,431,192,544 42,431,192,544
14,149,576,941 14,149,576,941
48,286,166,981 48,286,166,981
2,290,595,091,078 64,881,372,168
1,122,951,584,558 3,661,267,614
354,094,057,405 1,200,517,082
542,767,071,111 41,201,019,197
541,356,581,488 16,196,909,538
599,899,292,858 12,732,854,919
54,375,091,298 56,595,497
2,355,476,463,246
1,126,612,852,172
355,294,574,487
583,968,090,308
557,553,491,026
612,632,147,777
54,431,686,795
1,689,301,179,230 23,198,385,389
502,534,968,244 13,724,123,955
368,922,203,286 2,195,775,318
306,088,212,259 20,434,418,220
489,422,232,741 566,508,244
312,417,206,762 350,243,800
1,712,499,564,619
516,259,092,199
371,117,978,604
326,522,630,479
489,988,740,985
312,767,450,562
136,576,092,588 46,987,884,237 5,134,216,257
144,567,668,277 41,464,325,703 7,422,407,001
35,594,176,699 9,861,000,995 63,672,807
10,677,686,555 10,200,121,279 2,700,032,264
41,760,986,976 11,030,272,548 3,331,493,200
10,965,081,982 7,292,750,806 1,597,657,155
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
30 September 2009 PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen Jumlah pendapatan
Pakan
Ayam Umur Sehari
Commercial Farm
Consumer Product
5,998,450,701,281 1,163,493,884,921 7,161,944,586,202
1,065,197,593,241 159,791,574,583 1,224,989,167,824
1,082,199,933,350 1,082,199,933,350
770,993,201,045 770,993,201,045
HASIL Hasil segmen
745,850,861,424
230,323,536,689
35,132,779,979
53,745,462,008
Laba Operasi
745,850,861,424
230,323,536,689
35,132,779,979
53,745,462,008
Keuntungan kurs mata uang asing- bersih Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan penjualan aktiva tetap dan properti investasi Keuntungan penjualan bahan baku dan pembantu Penurunan investasi sementara Bagian laba bersih anak perusahaan Beban bunga Lain – lain
2,724,129,428 (12,398,611,996) (674,685,689) (800,471,520) 27,861,689,746 21,288,918,782
(40,447,813,906) (1,975,642,525) (407,454,540)
(297,061,699) (272,295,598) (628,823,059)
(1,285,841,595) (1,436,378,881) (231,545,452)
(490,218,324) 10,487,250,697 (3,013,047,094)
1,321,638,176 2,822,882,437 (584,642,107)
(97,632,801) (203,805,020) 4,439,994,779 (9,569,518,630)
Laba sebelum pajak Beban pajak
707,849,892,673 (70,883,759,792)
266,170,462,381 (82,550,082,179)
32,771,081,829 -
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas Pra akuisisi Laba bersih
636,966,132,881 23,583,906,381 613,382,226,500
183,620,380,202 183,620,380,202
3,044,169,613,798 66,874,669,717
INFORMASI LAINNYA AKTIVA Aktiva segmen
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Pengeluaran modal Penyusutan Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
Aquaculture
Cattle
719,071,054,793 21,350,537,970 740,421,592,763
907,857,628,122 44,987,355,692 952,844,983,814
30,685,762,653
78,789,578,811
30,685,762,653
78,789,578,811
(14,703,351,433) (1,607,427,742) (473,227,768)
7,184,969,222 (240,211,140) -
65,481,537 (34,599,783) 4,502,192,362 6,199,090,849
(57,627,551) 32,142,306,952 (10,007,727,621)
62,130,189,608 (16,625,938,352)
36,737,604,631 (2,318,082,989)
32,771,081,829 32,771,081,829
45,504,251,256 45,504,251,256
1,028,670,902,035 2,586,024,773
323,111,867,084 43,464,453
3,111,044,283,515
1,031,256,926,808
721,804,220,481 6,070,230,188
(2,165,975,654) (19,214,633,012) (8,888,003,036) (498,102,248,324) 155,642,477,152 (40,649,415,007)
(2,420,301,500,612)
10,345,648,200,953 10,345,648,200,953
36,005,887,858 (11,642,061,845) (2,247,303,804)
498,102,248,324 17,014,683,210
(2,165,975,654) (19,214,633,012) (8,888,003,036) 155,642,477,152 (23,634,731,797)
1,371,642,299,065 (186,669,789,042)
(495,189,068,657)
876,453,230,408 (186,669,789,042)
1,184,972,510,022 50,832,239,029 1,134,140,270,994
(495,189,068,657) 36,249,619,311
689,783,441,365 87,081,858,340 602,701,583,026
3,965,716,064,141 19,877,520,145
9,471,754,833,938 159,808,056,160
(2,774,748,413,975)
3,985,593,584,286
9,631,562,890,098
101,769,990,823 112,284,974
733,799,709,490 17,608,192,970
4,504,255,702,835 78,189,932,870
101,882,275,797
751,407,902,460
4,582,445,635,705
3,868,203,928,406
7,073,287,796 3,334,082,560 -
7,560,557,570 5,538,182,658 24,772,681,395
394,775,538,443 135,708,620,786 45,022,160,079
394,775,538,443 135,708,620,786 45,022,160,079
Trading
179,658,109,001 (36,545,711,200) 143,112,397,801 7,349,447,117 135,762,950,684
10,345,648,200,953 2,420,301,500,612 12,765,949,701,565
Eliminasi
1,045,953,944,776 198,720,312,475 1,244,674,257,251
INFORMASI LAINNYA AKTIVA Aktiva segmen
31,268,745,417 9,601,546,939 40,870,292,356
Total
5,436,457,764,538 1,344,111,655,431 6,780,569,419,969
Lain - lain
Total
(531,438,687,968)
6,697,006,419,963 159,808,056,160 6,856,814,476,123
(714,241,707,299)
Eliminasi
3,790,013,995,536 78,189,932,870
Total after Eliminasi
353,828,476,708 1,166,040,865,092 1,519,869,341,800
18,396,911,795 14,790,818 18,411,702,613
10,915,995,500,335 2,555,679,009,076 13,471,674,509,411
(2,555,679,009,076)
10,915,995,500,335 10,915,995,500,335
21,743,307,950
(155,984,407,078)
1,040,286,882,436
19,278,170,738
1,059,565,053,174
21,743,307,950
(155,984,407,078)
1,040,286,882,436
19,278,170,738
1,059,565,053,174
(11,662,123,796) (91,947,469) (180,000,000)
(97,562,875,676) (677,811,207) -
(156,049,969,455) (18,700,326,558) (1,921,050,819)
(565,066,357) 140,279,356 22,654,533 (21,657,897,248)
(267,473,853) (308,898,578) (382,055,087,249) 91,028,268,816 129,086,540,333
(765,584,862) (1,347,774,901) 140,279,356 (382,055,087,249) 173,307,240,322 111,741,717,264
49,767,868,949 (14,921,614,686)
55,737,408,931 (343,428,669)
104,772,930,336 (106,547,691,652)
1,315,937,439,338 (294,190,598,319)
(379,141,907,582)
936,795,531,756 (294,190,598,319)
34,419,521,642 (237,346,456) 34,656,868,098
34,846,254,263 34,846,254,263
55,393,980,262 55,393,980,262
(1,774,761,316) 2,235,116,543 (4,009,877,859)
1,021,746,841,019 25,581,676,468 996,165,164,551
(379,141,907,582) 45,751,515,473
642,604,933,437 71,333,191,941 571,271,741,496
455,187,116,669 31,552,555,227
504,981,094,361 17,370,479,704
616,111,416,199 19,204,071,478
147,160,044,974 165,897,334
1,508,527,279,147 36,279,888,176
7,627,919,334,267 174,077,050,862
323,155,331,537
486,739,671,896
522,351,574,065
635,315,487,677
147,325,942,308
1,544,807,167,323
7,801,996,385,129
607,567,668,907 494,511,337
425,084,995,942 -
288,714,336,520 962,287,339
478,803,790,051 -
373,845,096,097 -
64,548,649,649 -
1,671,773,053,066 3,014,086,042
4,632,141,810,713 10,541,114,906
727,874,450,669
608,062,180,244
425,084,995,942
289,676,623,859
478,803,790,051
373,845,096,097
64,548,649,649
1,674,787,139,108
4,642,682,925,619
6,099,977,239,472
81,070,404,901 40,504,347,108 5,102,028,521
62,643,356,558 36,314,518,089 3,452,230,000
17,527,674,261 7,876,670,957 795,085,869
18,549,147,604 7,882,413,315 456,011,000
15,916,322,628 9,517,978,461 1,018,911,000
13,081,190,399 5,668,426,916 6,190,964,000
5,481,107,748 2,913,390,577 -
9,814,853,711 5,199,172,136 6,190,964,000
224,084,057,810 115,876,917,559 23,206,194,390
224,084,057,810 115,876,917,559 23,206,194,390
- 81 -
(156,049,969,455) (18,700,326,558) (1,921,050,819)
382,055,087,249 16,364,991,071
(424,893,423,055)
(1,718,841,966,076)
(765,584,862) (1,347,774,901) 140,279,356 173,307,240,322 128,106,708,335
5,909,077,368,191 174,077,050,862 6,083,154,419,053
1,457,294,313,853
6,089,436,124,566 10,541,114,906
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
39. Informasi Segmen (Lanjutan) Segmen Geografis Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan dan anak perusahaan berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat diproduksinya barang: Penjualan berdas arkan pas ar geografis 30 Septem ber 2010 30 Septem ber 2009 Rp Rp
Pas ar geografis Indones ia Barat Indones ia Tengah As ia Selatan As ia Tim ur Am erika Indones ia Tim ur As ia Tenggara Afrika Tim ur Tengah As ia Pas ifik Eropa
9,121,956,016,648 1,013,324,460,254 392,938,730,177 47,639,057,799 12,384,410,697 3,007,402,681 2,831,537,426 2,533,923,000 658,677,535 410,675,765 -
9,570,649,783,568 901,507,105,545 493,772,968,489 64,039,445,288 44,609,501,837 2,485,532,026 3,037,285,276 1,002,941,255 2,239,407,952 10,560,180,000
Jum lah penjualan Potongan penjualan
10,597,684,891,982 (252,036,691,029)
11,093,904,151,236 (263,870,523,550)
Penjualan bers ih
10,345,648,200,953
10,830,033,627,686
Aset dan tambahan aset tetap berdasarkan wilayah geografis Nilai tercatat aset segmen dan tambahan aset tetap dan aset tak berwujud berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut. Nilai tercatat aset segmen
Asia
30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
497,030,288,229
292,996,055,376
3,796,561,709
6,178,824,730
Eropa Indonesia Barat Jawa Timur Jawa Barat Sumatera Jawa Tengah Jabotabek Indonesia Tengah Kalimantan Sulawesi Selatan Bali Jumlah
Penambahan aset tetap dan properti investasi
-
-
1,833,619,433,473 985,931,915,005 1,431,554,629,656 435,282,814,956 1,114,470,153,181
1,935,205,911,519 1,164,877,285,542 1,310,962,347,317 413,970,135,294 491,350,705,261
83,419,186,347 38,817,354,348 144,862,254,812 34,623,932,611 35,128,300,176
56,214,909,462 31,294,798,026 71,123,106,891 6,811,585,282 31,951,621,915
238,584,970,788 270,651,411,874 49,688,858,961
208,939,002,851 222,045,625,825 42,807,350,068
24,583,593,223 27,315,395,440 2,228,959,777
958,409,204 16,591,931,736 2,958,870,564
6,856,814,476,123
6,083,154,419,053
394,775,538,443
224,084,057,810
- 82 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009
40. Informasi Peraturan Baru Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu (PPSAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1.
PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
2.
PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
3.
PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
4.
PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi
5.
PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
6.
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
7.
PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
8.
PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi
9.
PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud
10. PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis 11. PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan 12. PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan 13. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 14. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 15. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
- 83 -
PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2010 dan 2009 41. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan) ISAK 1.
ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
2.
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa
3.
ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
4.
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5.
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
6.
ISAK 13 (2010), Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri.
7.
ISAK 14 (2010), Biaya Situs Web
Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK revisi di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
********
- 84 -