PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2004 DAN 2003
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 30 JUNI 2004 DAN 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)
Catatan
2004 (
Tidak diaudit
2003 ) (
Tidak diaudit
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang Usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 89.201 pada tahun 2004 dan Rp 42.567 pada tahun 2003 Pihak hubungan istimewa Lain-lain - pihak ketiga Persediaan
348.829
306.100
953.738 30.519 140.877
858.883 54.733 122.451
1.004.085
961.375
226.491 84.320
187.903 92.358
2.788.859
2.583.803
2e, 6 2p 2b, 18
2.026 176.192 46.047
7.616 69.652 51.302
2i, 9, 10, 14, 15 2j
1.577.737 69.474 179.012 16.420 54.616
1.563.143 76.076 67.108 31.008 15.395
2.121.524
1.881.300
4.910.383
4.465.103
2c, 4, 22 2d, 22 5, 14, 15
2e 2f, 7, 8, 10, 14, 15 2g, 7, 8, 10, 14, 15 2h, 21
Ayam pembibit turunan - bersih Uang muka, pajak dan biaya dibayar di muka JUMLAH AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan - bersih Penyertaan saham Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.063.064 pada tahun 2004 dan Rp 817.321 pada tahun 2003 Goodwill - bersih Taksiran tagihan pajak Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam usaha Lain-lain - bersih
2i 2h, 2i, 22
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR JUMLAH AKTIVA
2o, 18
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
)
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 30 JUNI 2004 DAN 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham)
Catatan
2004 (
Tidak diaudit
2003 ) (
Tidak diaudit
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Lain-lain - pihak ketiga Hutang pajak Beban masih harus dibayar Bagian pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
385.485
428.216
530.433 45.388 59.768 56.405 98.832
467.891 24.219 37.667 57.790 95.941
347.472 4.038 14.122
740.246 4.918 8.335
1.541.943
1.865.223
296.210 4.944
188.431 32.951
784.244 832 48.065
415.925 4.753 54.784
1.040.334 104.622
539.667 49.874
2.279.251
1.286.385
2b, 2e, 3
390.047
495.916
1b, 16 2r 2i, 9
451.584 16.580 14.227
451.584 16.580 14.227
2b, 9 17
247.804 (31.053)
247.804 87.384
699.142
817.579
4.910.383
4.465.103
7, 8 ,9, 10, 22 11, 22 2e 12 13, 22 2k, 5, 7, 8 ,9, 14 15, 22, 23
Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Hutang lain-lain
2i
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan - bersih Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun
2e, 6, 22, 23 2p 2k, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 22, 23
Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Hutang lain-lain Hutang obligasi
2i 2k, 2s, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 22
Kewajiban diestimasi atas manfaat karyawan
2t, 21
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR BAGIAN MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal seri A Rp 500 per saham dan seri B Rp 375 per saham Modal dasar - 700.000.000 saham seri A dan 800.000.000 saham seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh 516.096.000 saham seri A dan 516.096.000 saham seri B Tambahan modal disetor - bersih Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan Saldo laba (Defisit) JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
)
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Laba (Rugi) Per Saham Dasar)
Catatan
2004 (
PENJUALAN BERSIH
2003 ) (
Tidak diaudit
Tidak diaudit
2e, 2l, 2o, 6, 18
3.959.715
3.105.065
2e, 2l, 6, 19
3.492.059
2.704.013
467.656
401.052
98.959 284.960
58.276 246.459
383.919
304.735
83.737
96.317
(195.491) (82.116) (3.302) 10.789 19.271
152.080 (93.905) (4.594) 7.932 (1.526)
(250.849)
59.987
BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2i, 2l, 6, 20 21, 23
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA
2o, 18
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (Rugi) selisih kurs - bersih Beban keuangan Amortisasi goodwill Penghasilan bunga Lain-lain - bersih
2m, 2n 2e 2j 2i, 2l
Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih BAGIAN ATAS LABA BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI
2b, 18
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PAJAK PENGHASILAN Tahun berjalan Tangguhan
-
5.255
(167.112)
161.559
28.164 (75.272)
43.125 9.433
(47.108)
52.558
(120.004)
109.001
66.359
(10.479)
(53.645)
98.522
(52)
95
2p
Pajak Penghasilan - Bersih LABA (RUGI) SEBELUM BAGIAN MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI BAGIAN MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b, 2e, 3 LABA (RUGI) BERSIH
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
2q
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
)
16.580
-
-
-
14.227
-
-
-
14.227
14.227
-
-
14.227
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
247.804
-
98.570
-
149.234
247.804
-
-
247.804
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
-
-
-
19.084
(19.084)
-
-
-
-
Pro Forma Modal yang Timbul dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
4
-
-
-
-
-
100
100
-
-
87.384
98.522
-
-
(11.138)
(31.153)
(100)
(53.645)
22.592
Belum Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba (Defisit)
Telah Ditentukan Penggunaannya
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
451.584
-
Laba bersih periode berjalan
Saldo 30 Juni 2003
-
-
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan
2e, 3
16.580
451.584
Saldo 1 Januari 2003
Pencatatan kembali pro forma modal yang timbul dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
16.580
451.584
-
-
16.580
Tambahan Modal Disetor Bersih
Saldo 30 Juni 2004
-
Pembentukan cadangan umum
17
-
451.584
Rugi bersih periode berjalan
Saldo 1 Januari 2004
Catatan
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
(TIDAK DIAUDIT)
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah)
817.579
98.522
98.570
19.084
601.403
699.142
-
(53.645)
752.787
Jumlah
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah)
Catatan
2004 (
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan pegawai
2003
Tidak diaudit 3.352.046 (3.045.031)
Kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Penerimaan dari (Pembayaran untuk): Penghasilan bunga Beban keuangan Pajak penghasilan Tagihan pajak Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aktiva tetap Perolehan aktiva tetap
9 9
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari hutang bank jangka pendek Pembayaran untuk pinjaman jangka panjang: Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Hutang lain-lain
10 14
) (
Tidak diaudit 3.531.097 (3.555.900)
307.015
(24.803)
3.601 (80.726) (81.829) -
8.155 (74.223) (53.045) 26.542
148.061
(117.374)
1.301 (93.513)
7.515 (129.672)
(92.212)
(122.157)
177.750
193.750
(173.261) (2.728) (4.233)
(73.106) (2.366) -
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(2.472)
118.278
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
53.377
(121.253)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
270.004
397.070
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
323.381
275.817
Kas dan setara kas akhir periode terdiri dari: Kas dan bank Deposito
180.522 168.307
76.896 229.204
348.829 (25.448)
306.100 (30.283)
323.381
275.817
4 10
Cerukan Jumlah
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Penambahan aktiva tetap melalui hutang sewa guna usaha
-
3.674
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
)
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum PT Central Proteinaprima Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 30 April 1980 berdasarkan Undangundang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan dicatatkan melalui akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No. 59. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA-5/281/9 tanggal 21 Mei 1981 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 12, Tambahan No. 494 tanggal 9 Februari 1990. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 54 tanggal 17 April 2002, mengenai peningkatan modal dasar dan adanya perbedaan seri saham. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-07004 HT.01.04.TH.2002 tanggal 24 April 2002. Kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang produksi dan perdagangan pakan ternak, pakan udang dan pakan ikan serta penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan berkantor pusat di Jalan Ancol Barat Blok A5E No. 10, Jakarta, dengan lokasi pabrik di Semarang, Surabaya dan Sidoarjo. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 18 Agustus 1980. Perusahaan dan Anak perusahaan termasuk dalam kelompok perusahaan Charoen Pokphand. b. Transaksi Permodalan Perusahaan Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 1 juta sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran sebesar Rp 4.000 (Rupiah penuh) per saham. Berikut transaksi permodalan Perusahaan sejak penawaran umum perdana hingga saat ini:
Tahun
Keterangan
1991
Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 1 saham lama berhak untuk memperoleh 3 saham baru Perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (Rupiah penuh) menjadi Rp 500 (Rupiah penuh) Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 5 saham lama berhak untuk memperoleh 3 saham baru Penawaran Umum Terbatas IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
1993 1994 1995 1996 1997 2002
Jumlah Saham yang Beredar Setelah Transaksi 9.600.000 38.400.000 153.600.000 307.200.000 322.560.000 516.096.000 1.032.192.000
Efektif tanggal 30 Juni 1999, Perusahaan membatalkan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 30 Juni 2004, jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta berjumlah 1.032.192.000 saham yang terdiri dari 516.096.000 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dan 516.096.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp 375 (Rupiah penuh) per saham.
6
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
c. Karyawan, Komisaris dan Direksi Pada tanggal 30 Juni 2004, susunan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dalam akta No. 44 tanggal 25 Mei 2004 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. adalah sebagai berikut: Komisaris Eddy Susanto Zaoputra Benjamin Jiaravanon Jialipto Jiaravanon T. Thomas Effendy Ping Perdana Kusuma Rudy Dharma Kusuma
-
Direksi
Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
Jiacipto Jiaravanon Chingchai Lohawatanakul Franciscus Affandy Chiu Tsau Chi Peraphon Prayooravong Harjono Djanoko Djoko Muhammad Basoeki Soetresno Sentosa Johannes Hadi Krisnadharma
-
Direktur Utama Wakil Direktur Utama Wakil Direktur Utama Wakil Direktur Utama Wakil Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
Pada tanggal 30 Juni 2003, susunan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dalam akta No. 150 tanggal 29 Juni 2001 dari Notaris Sutjipto, S.H. adalah sebagai berikut: Komisaris Sumet Jiaravanon Eddy Susanto Zaoputra Agustinus Soputan
Direksi
- Komisaris Utama - Wakil Komisaris Utama - Komisaris Independen
Franciscus Affandy Chingchai Lohawatanakul Thong Chotirat Djoko Muhammad Basoeki Johannes Hadi Krisnadharma Soetresno Sentosa Hadi Gunawan
- Direktur Utama - Wakil Direktur Utama
- Direktur -
Direktur Direktur Direktur Direktur
Gaji dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak perusahaan berjumlah sekitar Rp 21,9 miliar dan Rp 16,1 miliar masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003. Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki karyawan tetap sebanyak 10.513 orang dan 9.944 orang masingmasing pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003. d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan di mana Perusahaan memiliki persentase pemilikan saham di atas 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut: Tempat
Mulai
Persentase
Jumlah Aktiva
Kedudukan
Beroperasi
Pemilikan
(dalam miliar Rupiah)
Kantor Pusat
Komersial
2004
2003
Peternakan ayam pembibit
Jakarta
1990
99,99
99,99
202,9
222,8
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPI)
Memproduksi dan menjual pakan ternak, pakan udang dan pakan lainnya, karung plastik, peternakan ayam komersial, pengolahan daging ayam dan alat-alat peternakan
Jakarta
1972
55,34
55,34
2.477,6
2.166,6
PT Centralpertiwi Bahari (CPB)
Industri pertambakan udang terpadu
Lampung
1995
50,10
50,10
1.457,9
1.424,4
Anak Perusahaan
Pemilikan langsung PT Central Agromina (CAM)
Kegiatan Pokok
7
2004
2003
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Anak Perusahaan
Kegiatan Pokok
Pemilikan tidak langsung Melalui CAM PT Vista Agung Kencana
Peternakan ayam pembibit
Tempat
Mulai
Persentase
Jumlah Aktiva
Kedudukan
Beroperasi
Pemilikan
(dalam miliar Rupiah)
Kantor Pusat
Komersial
2004
2003
Palembang
1986
99,99
99,99
60,8
38,9
2004
2003
PT Satwa Utama Raya (SUR)
Peternakan ayam pembibit
Surabaya
1987
99,99
99,99
81,4
88,4
PT Sumber Marindo Wirasta (SMW) 3)
Tidak beroperasi
Palembang
1988
100,00
99,99
5,4
4,8
Peternakan ayam pembibit
Balikpapan
1989
99,99
99,99
36,2
39,0
Sidoarjo
1989
100,00
99,99
0,8
0,8
PT Istana Satwa Borneo PT Sumber Bahariprima (SBP)
3)
Tidak beroperasi
PT Central Panganpertiwi
Memproduksi dan menjual pakan ikan
Jakarta
1991
99,99
99,99
97,7
75,5
PT Cipta Khatulistiwa Mandiri (CKM)
Peternakan ayam pembibit
Pontianak
1989
50,00
50,00
19,3
17,0
Peternakan ayam pembibit
Jakarta
1972
99,99
99,99
670,9
594,6
PT Mega Kahyangan (MK) 2)
Distributor produk CPI dan peternakan ayam komersial
Jakarta
1980
100,00
99,99
185,4
175,6
PT Udangmas Intipertiwi 1)
Tidak beroperasi
Medan
1988
100,00
99,99
0,5
11,4
Melalui CPJF PT Sumber Energindo Mandiri 1)
Tidak beroperasi
Medan
1987
100,00
99,99
0,6
5,8
Melalui CPI PT Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF)
1)
2)
3)
Pada tanggal 9 Mei 2003, Perusahaan menjual masing-masing 19,99% kepemilikan langsung atas penyertaan sahamnya di CPJF dan UMIP kepada CPI, dan menjual 19,99% kepemilikan langsung atas penyertaan sahamnya di SEM kepada CPJF. Pada tanggal 11 Maret 2004 CPI memiliki seluruh saham UMIP dan CPJF memiliki seluruh saham SEM. Pada tahun 2002, jumlah penyertaan saham Perusahaan di MK terdiri dari penyertaan saham secara tidak langsung melalui CPI sebesar 80% dan kepemilikan tidak langsung melalui SUR sebesar 20%. Pada tanggal 9 Mei 2003, SUR menjual 19,99% penyertaan sahamnya di MK kepada CPI. Pada tanggal 31 Maret 2004 CPI memiliki seluruh saham MK. Pada Maret 2004, CAM memiliki seluruh saham SBP dan SMW.
Sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2004, para pemegang saham CPI menyetujui penggabungan usaha MK dan UMIP ke dalam CPI sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha. Penggabungan usaha ini juga telah mendapat pernyataan efektif dari Bapepam melalui surat No. S-1253/PM/2004 tanggal 10 Mei 2004, namun hingga kini masih belum mendapatkan persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penggabungan usaha akan berlaku efektif setelah CPI, MK dan UMIP menandatangani Akta Penggabungan, yang mana pada saat itu MK dan UMIP akan menjadi bubar demi hukum. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SEM yang diselenggarakan tanggal 25 Mei 2004 diputuskan juga penggabungan usaha SEM ke dalam CPJF. Penggabungan usaha tersebut hingga kini masih belum mendapat persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penggabungan usaha akan berlaku efektif setelah CPJF dan SEM menandatangani Akta Penggabungan, yang mana pada saat itu SEM akan menjadi bubar demi hukum. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SBP dan SMW yang diselenggarakan tanggal 25 Mei 2004 diputuskan juga penggabungan usaha SBP dan SMW ke dalam CAM. Penggabungan usaha tersebut hingga kini masih belum mendapat persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penggabungan usaha akan berlaku efektif setelah CAM, SBP dan SMW menandatangani Akta Penggabungan, yang mana pada saat itu SBP dan SMW akan menjadi bubar demi hukum. 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
8
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dalam laporan arus kas konsolidasi, kas dan setara kas termasuk juga saldo cerukan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Bagian pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak perusahaan disajikan dalam “Bagian Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” dalam neraca konsolidasi. Kecuali disebutkan lain dalam perjanjian, apabila bagian minoritas atas kumulatif rugi bersih anak perusahaan telah melebihi jumlah penyertaannya maka selisih tersebut akan menjadi bagian Perusahaan. Transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan yang mempengaruhi bagian atas aktiva bersih Anak perusahaan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” dalam kelompok Ekuitas. Penyertaan saham di mana Perusahaan atau Anak perusahaan mempunyai persentase pemilikan saham 20% sampai dengan 50% dicatat berdasarkan metode ekuitas, di mana biaya perolehan penyertaan saham tersebut akan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sesuai dengan persentase pemilikan saham Perusahaan sejak tanggal perolehan. Perusahaan menghentikan penggunaan metode ekuitas pada saat terdapatnya fakta bahwa Perusahaan tidak lagi memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan asosiasi. Pada saat penghentian penggunaan metode ekuitas, jumlah investasi yang terbawa pada tanggal tersebut diperlakukan sebagai biaya. Penyertaan saham lainnya dicatat sebesar biaya perolehan (metode biaya perolehan). c. Setara Kas Deposito on call dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan dan Anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode. e. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa dilakukan dengan harga dan persyaratan yang wajar sesuai dengan pihak ketiga dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
9
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut dan harus dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepentingan (pooling of interest). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan. f.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang, kecuali biaya perolehan tambak udang yang ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus. Biaya perolehan tambak udang terdiri dari biaya hak pengelolaan tanah dan biaya-biaya lainnya sehubungan dengan pembangunan tambak udang. Penyisihan persediaan usang, apabila ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
g. Ayam Pembibit Turunan Ayam pembibit turunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun berdasarkan taksiran umur produktif ayam telah menghasilkan yaitu 33 minggu dan 41 minggu sejak awal masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa. h. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai dengan masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan dalam bagian “Aktiva Tidak Lancar”. i.
Aktiva Tetap Pemilikan Langsung Aktiva tetap dicatat sebesar biaya perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan mencakup pengeluaran untuk perbaikan, penggantian, pemugaran dan peningkatan daya guna aktiva tetap yang jumlahnya signifikan serta selisih kurs tertentu atas kewajiban yang timbul untuk perolehan aktiva tetap. Penyusutan (kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan) dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan memperhitungkan taksiran nilai sisa sebesar persentase tertentu dari nilai tercatat (kecuali untuk prasarana tanah yang tidak diperhitungkan nilai sisanya) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang bersangkutan sebagai berikut: Tahun Prasarana tanah dan bangunan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Peralatan dan perabot kantor, instalasi listrik dan air, peralatan peternakan dan peralatan laboratorium
3 dan 5 20 5,12 dan 15 5 dan 20 5
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Biaya bunga, rugi selisih kurs dan biaya-biaya lainnya yang terjadi atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap dikapitalisasi ke dalam akun aktiva dalam penyelesaian yang 10
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
bersangkutan. Kapitalisasi ini berakhir dan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Beban perbaikan dan pemeliharaan yang tidak signifikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan. Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain” dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Penurunan Nilai Aktiva Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aktiva termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha pada akhir periode. Bila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan nilai yang terpulihkan (recoverable value) dari aktiva yang bersangkutan dan mencatat penurunan nilai aktiva sebagai kerugian pada laporan laba rugi periode berjalan. Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria kapitalisasi menurut PSAK No. 30 tentang “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan aktiva sewa guna usaha dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aktiva tetap sewa guna usaha yang sama dengan aktiva yang diperoleh melalui pemilikan langsung. Hutang sewa guna usaha dicatat berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha. Aktiva Tetap yang Tidak Digunakan dalam Usaha Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. j.
Goodwill Selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih anak perusahaan yang diakuisisi dibukukan sebagai “goodwill”. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan jangka waktu 20 tahun. Taksiran masa manfaat goodwill ditetapkan selama 20 tahun dengan pertimbangan sifat investasi jangka panjang yang melekat pada usaha produksi pakan.
k. Restrukturisasi Hutang Bermasalah Anak perusahaan tertentu menerapkan PSAK No. 54 tentang “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah” sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya melalui modifikasi persyaratan tanpa adanya pengalihan aktiva atau kepemilikan saham, di mana anak perusahaan tertentu harus mencatat dampak atas restrukturisasi tersebut secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak mengubah nilai tercatat hutang pada saat restrukturisasi karena nilai tercatat tidak melebihi jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan yang baru. Jumlah pembayaran kas masa depan mencakup jumlah pokok hutang dan beban bunga periode masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya.
11
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode antara saat restrukturisasi sampai dengan saat jatuh tempo. Tingkat bunga efektif adalah tingkat diskonto yang dapat menyamakan nilai tunai jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan baru dengan nilai tercatat. Jika jumlah pembayaran kas masa depan lebih rendah dari nilai tercatat, maka nilai tercatat hutang harus disesuaikan ke jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas masa depan dan mengakui keuntungan atas restrukturisasi hutang setelah memperhitungkan pajak penghasilan terkait. Keuntungan tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya restrukturisasi dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Setelah itu, seluruh pembayaran bunga dianggap sebagai pengurang nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang diakui sejak saat restrukturisasi hingga jatuh tempo. l.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan luar negeri (ekspor) diakui pada saat pengapalan barang kepada pelanggan (f.o.b. shipping point), sedangkan pendapatan dari penjualan dalam negeri (domestik) diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ayam afkir, karung bekas, bahan baku dan kotoran ayam dicatat sebesar hasil penjualan bersih dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dan disajikan sebagai Penghasilan Lain-lain. Beban diakui pada saat terjadinya.
m. Instrumen Derivatif Anak perusahaan tertentu menerapkan PSAK No. 55 tentang “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK No. 55 menetapkan standar akuntansi dan pelaporan di mana setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. PSAK No. 55 juga menetapkan perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha periode berjalan kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam usaha periode berjalan serta mengharuskan setiap entitas untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Semua instrumen derivatif Anak perusahaan tertentu tidak dirancang sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi. n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan. o. Informasi Segmen Perusahaan dan Anak perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen berdasarkan: (i) Segmen usaha (primer) yang terdiri dari pakan, anak ayam usia sehari, pertambakan udang terpadu dan usaha lainnya; (ii) Segmen geografis (sekunder) berdasarkan lokasi pelanggan terdiri dari dalam negeri dan luar negeri. p. Pajak Penghasilan Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode pajak tangguhan (deferred tax) dalam menghitung pajak penghasilan yang mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal serta akumulasi rugi fiskal yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak atau jumlah yang dapat dikurangkan dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva tersebut dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi. Untuk setiap anak perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal, yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih.
12
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
q. Laba (Rugi) per Saham Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan, setelah memperhitungkan pengaruh Penawaran Umum Terbatas IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang telah disesuaikan adalah sebanyak 1.032.192.000 saham untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003. r.
Tambahan Modal Disetor Tambahan modal disetor - bersih terdiri dari agio saham dikurangi dengan biaya emisi efek ekuitas.
s. Biaya Emisi Obligasi Biaya emisi yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi disajikan sebagai pengurang dari hasil penerimaan emisi obligasi. Biaya emisi obligasi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi yaitu selama 5 (lima) tahun. t.
Kewajiban Diestimasi atas Manfaat Karyawan Pada tanggal 30 Juni 2003, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban diestimasi atas pembayaran pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja (MTK) No. Kep-150/Men/2000 tentang “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian”. Pada tanggal 30 Juni 2004, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban diestimasi atas pembayaran pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” (UU No. 13/2003). Berdasarkan Keputusan MTK dan UU No. 13/2003 tersebut, Perusahaan dan Anak perusahaan diharuskan membayar uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian karyawan jika kondisi tertentu dalam Keputusan MTK dan UU No. 13/2003 tersebut terpenuhi. Beban jasa masa lalu diamortisasi berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yaitu berkisar antara 15,57 - 17,56 tahun.
u. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, mengharuskan manajemen untuk menetapkan estimasi dan asumsi-asumsi yang berpengaruh pada jumlah yang dilaporkan di dalamnya. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan pada periode yang akan datang mungkin berbeda dengan jumlah estimasi. 3.
TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI Pada tanggal 1 April 2003, Perusahaan menandatangani beberapa Perjanjian Jual Beli Saham sebagai berikut: • • •
Dengan CPI untuk menjual 20.199.999 saham atau 19,99% penyertaan saham pada PT Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF) dengan harga jual sebesar Rp 45,450 miliar. Dengan CPI untuk menjual 819.047 saham atau 19,99% penyertaan saham pada PT Udangmas Intipertiwi (UMIP) dengan harga jual sebesar Rp 1,286 miliar. Dengan CPJF untuk menjual 466.666 saham atau 19,99% penyertaan saham pada PT Sumber Energindo Mandiri (SEM) dengan harga jual sebesar Rp 707 juta.
Pada tanggal yang sama, PT Satwa Utama Raya (SUR), anak perusahaan, menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham dengan CPI untuk menjual 403.669 saham atau 19,99% penyertaan saham SUR pada PT Mega Kahyangan dengan harga jual sebesar Rp 13,119 miliar. Transaksi-transaksi tersebut di atas merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Perusahaan dan CPI telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan dalam peraturan tersebut di atas. 13
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 9 Mei 2003 yang telah diaktakan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 32 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan termasuk pemegang saham minoritas telah menyetujui rencana Perusahaan dan SUR untuk melaksanakan transaksi-transaksi tersebut di atas. Rincian selisih harga jual saham dengan nilai tercatat penyertaan saham pada anak perusahaan yang dijual adalah sebagai berikut: Harga Jual
4.
Nilai Buku Bersih Penyertaan Saham
Kepemilikan Langsung PT Charoen Pokphand Jaya Farm PT Udangmas Intipertiwi PT Sumber Energindo Mandiri
45.450 1.286 707
25.905 1.900 1.043
Jumlah
47.443
28.848
Kepemilikan Tidak Langsung (melalui SUR) PT Mega Kahyangan
13.119
8.123
Jumlah
60.562
36.971
KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2004 Kas Bank - pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Lippo Tbk. Citibank N.A. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Niaga Tbk. Lain-lain Dolar Amerika Serikat Citibank N.A. PT Bank Niaga Tbk. Natexis Banques Populaires, Singapura Standard Chatered Bank Banque Paribas, Singapura Development Bank of Singapore, Singapura Lain-lain Setara Kas - pihak ketiga Deposito on call Rupiah Citibank N.A. PT Bank Central Asia Tbk. Dolar Amerika Citibank N.A. Development Bank of Singapore, Singapura (Berlanjut)
14
2003 5.067
3.455
13.803 6.869 3.194 1.625 1.018 2.227
17.759 10.620 4.371 1.943 8.963 2.686
91.100 22.991 21.799 4.524 3.744 2.455 106
3.743 14.231 1.940 1.324 4.858 1.003
32.005 395
58.400 -
1.883 420
24.441 1.205
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2004 Deposito berjangka Rupiah PT Bank NISP Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Citibank N.A. PT Bank Central Asia Tbk. Dolar Amerika PT Bank NISP Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja Standard Chatered Bank Citibank N.A. Jumlah
2003
91.180 150 -
106.650 950 255 20
36.719 5.178 377 -
4.971 32.312
348.829
306.100
Suku bunga tahunan setara kas adalah sebagai berikut:
5.
2004
2003
%
%
Deposito on call Rupiah Dolar Amerika Serikat
4,8 - 5,8 0,6
4,0 - 10,3 0,7 - 0,8
Deposito berjangka Rupiah Dolar Amerika Serikat
5,8 - 7,3 0,7 - 1,0
9,0 - 13,5 1,8 - 2,8
2004
2003
PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: Pihak ketiga: Piutang plasma Piutang non-plasma PT Prospek Karyatama PT Aneka Satwa Pratama PT Surya Gemilang Pratama PT Satwa Miramaraya PT Primafood Internasional PT Sinar Putra Bhakti Red Chamber Co., Amerika Serikat Apex Marine Products Inc., Amerika Serikat PT Balikpapan Sejahtera Mandiri PT Fajar Makmur Utama Ocean Garden Product, Amerika Serikat Golden Harvest, Amerika Serikat Rymer International Seafood Inc., Amerika Serikat H & N Food International, Amerika Serikat PT Proskar Pertiwi PT Centralavian Pertiwi General Mills Restaurant Inc., Amerika Serikat Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 10 miliar) Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak ketiga - bersih (Berlanjut)
15
431.506
393.057
120.994 32.946 29.691 24.610 24.397 18.961 18.547 17.227 15.405 13.671 12.450 12.075 11.761 11.414 10.578 3.724 1.003 231.979
104.146 18.226 20.651 19.961 21.559 14.716 6.871 10.263 7.250 8.711 2.960 10.828 12.926 12.643 236.682
1.042.939 89.201
901.450 42.567
953.738
858.883
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2004
2003
Pihak hubungan istimewa: PT Citrawindu Pertala PT Suryawindu Pertiwi PT Vista Grain PT Windusejati Pertiwi PT Andalas Windumurni PT Nusantara Unggasjaya Lain-lain Pihak hubungan istimewa
12.877 6.931 5.831 2.235 1.340 796 509 30.519
14.272 5.559 26.664 2.523 1.052 3.985 678 54.733
Jumlah piutang usaha - bersih
984.257
913.616
Piutang plasma timbul dari penjualan tambak udang, pakan udang, benur, obat-obatan dan bahan kimia, listrik dan air serta perlengkapan tambak lainnya kepada plasma dan akan dilunasi melalui hasil penjualan udang. Satu periode masa budidaya udang memerlukan waktu sekitar 6 bulan, oleh karenanya piutang plasma dianggap belum jatuh tempo jika belum berumur 6 bulan. Analisa umur piutang usaha berdasarkan faktur penjualan adalah sebagai berikut: 2004 Pihak ketiga: Piutang Plasma: 01 - 180 hari Lebih dari 180 hari
2003
259.685 171.821
246.026 147.031
Jumlah piutang plasma Piutang Non-Plasma Kurang dari 31 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 180 hari Lebih dari 180 hari
431.506
393.057
340.102 125.448 42.397 40.693 62.793
341.398 73.030 17.188 16.968 59.809
Jumlah piutang non-plasma
611.433
508.393
1.042.939 89.201
901.450 42.567
953.738
858.883
Pihak hubungan istimewa: Kurang dari 31 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 180 hari Lebih dari 180 hari
9.541 2.490 2.132 3.595 12.761
14.688 13.572 8.345 6.518 11.610
Pihak hubungan istimewa
30.519
54.733
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak ketiga - bersih
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Seluruh piutang usaha milik Perusahaan dan Anak perusahaan, kecuali piutang milik CPI yang dijaminkan sebesar Rp 255,1 miliar digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dan Anak perusahaan dan hutang obligasi.
16
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
6.
SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa Sifat hubungan Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a. PT Surya Hidup Satwa Tbk. (SHS) merupakan pemegang saham (pengendali) Perusahaan. b. PT Centralwindu Sejati, PT Indovetraco Makmur Abadi, PT Benihinti Suburintani dan PT Tanindo Subur Prima berada di bawah pengendalian SHS. c. PT Andalas Windumurni, PT Citrawindu Pertala, PT Suryawindu Pertiwi dan PT Windusejati Pertiwi di bawah pengendalian PT Centralwindu Sejati. d. PT Reksaarta Pertiwi dan PT Vista Grain merupakan anak perusahaan PT Central Pertiwi (CP) pemegang saham mayoritas SHS. e. PT Nusantara Unggasjaya (NUJ), pemegang saham SHS, dikelola oleh manajemen yang sama dengan Perusahaan dan Anak Perusahaan. f. CPF Europe S.A., Belgia, Charoen Pokphand Group Co. Ltd., Thailand (CPG), Charoen Pokphand International Group of Companies Ltd., British Virgin Islands (CPIGCL), CP Seafood Export Company, British Virgin Islands (CPSEC) dan Infotech Vision Co.Ltd., Thailand (IFT) dikelola oleh pihak terafiliasi dari manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan. Transaksi Hubungan Istimewa Transaksi Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pihak-pihak hubungan istimewa dengan jumlah di atas Rp 1 miliar adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Penjualan Bersih Konsolidasi
Jumlah 2004 Penjualan barang jadi PT Nusantara Unggasjaya PT Vista Grain PT Citrawindu Pertala PT Suryawindu Pertiwi PT Andalas Windumurni PT Windusejati Pertiwi CP Aquaculture, Malaysia
Pembelian peralatan peternakan PT Surya Hidup Satwa Tbk. Pembebanan royalti Charoen Pokphand International Group of Companies Ltd., British Virgin Islands CP Seafood Export Company, British Virgin Islands Charoen Pokphand Group Co.Ltd., Thailand
2004
2003
59.973 57.729 6.123 4.314 2.860 2.237 1.175
112.773 61.245 6.817 4.159 1.372 2.037 -
1,51 1,46 0,15 0,11 0,07 0,06 0,03
3,63 1,97 0,22 0,13 0,04 0,07 -
16
30.559
0,00
0,98
32.177 25.326
28.538 28.239
0,81 0,64
0,92 0,91
4.978
8.609
0,13
0,28
51.682
6.739
1,31
0,22
1.560 -
697 32.771
0,04 -
0,02 1,06
Penjualan bahan baku PT Vista Grain. Pembelian bahan baku dan bahan lain PT Surya Hidup Satwa Tbk. PT Indovetraco Makmur Abadi
2003
17
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Rincian saldo dengan pihak-pihak hubungan istimewa yang timbul dari transaksi di luar usaha pokok Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Aktiva Konsolidasi
Jumlah 2004
2003
2004
2003
Piutang pihak hubungan istimewa: PT Vista Grain Lain-lain
1.993 33
7.565 51
0,04 0,00
0,17 0,00
Jumlah
2.026
7.616
0,04
0,17
Persentase Terhadap Jumlah Kewajiban Konsolidasi
Jumlah 2004 Hutang pihak hubungan istimewa: Charoen Pokphand International Group of Companies Ltd., British Virgin Islands PT Surya Hidup Satwa Tbk. PT Indovetraco Makmur Abadi PT Centralwindu Sejati CP Seafood Export Company, British Virgin Islands PT Tanindo Suburprima PT Nusantara Unggasjaya Charoen Pokphand Group Co.Ltd., Thailand Tuan Sumet Jiaravanon Lain-lain Jumlah
2003
2004
2003
241.683 27.649 11.650 6.777
8.649 489 113
6,33 0,72 0,30 0,18
0,27 0,02 0,00
4.119 3.026 1.274 32
8.278 160.889 10.000 13
0,11 0,08 0,03 0,00
0,26 5,11 0,32 0,00
296.210
188.431
7,75
5,98
Pada tanggal 29 Desember 2003, CPG dan CPIGCL menandatangani perjanjian pengalihan hak tagih CPG dari Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu kepada CPIGCL. 7.
PERSEDIAAN Rincian persediaan berdasarkan segmen usaha Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2004 Pakan Pertambakan udang terpadu Anak ayam usia sehari komersial Lain-lain Jumlah
2003
663.526 244.160 69.744 26.655
721.022 153.602 62.542 24.209
1.004.085
961.375
Pada tanggal 30 Juni 2004, persediaan di atas (kecuali yang masih dalam perjalanan) dan ayam pembibit turunan, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusakan, bencana alam, kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp 1.069 miliar pada sindikasi beberapa perusahaan asuransi yang diketuai oleh PT Tugu Pratama Indonesia. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut. Seluruh persediaan dan ayam pembibit turunan, kecuali persediaan dan ayam pembibit turunan milik CPI dan CPJF yang dijaminkan sebesar Rp 599,9 miliar, digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dan Anak perusahaan dan hutang obligasi.
18
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
8.
AYAM PEMBIBIT TURUNAN Ayam pembibit turunan terdiri dari: 2004
9.
2003
Ayam belum menghasilkan Ayam telah menghasilkan
109.511 207.467
74.004 211.299
Dikurangi akumulasi deplesi ayam telah menghasilkan
316.978 90.487
285.303 97.400
Jumlah - bersih
226.491
187.903
AKTIVA TETAP Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut: 2004 Nilai Tercatat Tanah Prasarana tanah dan bangunan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Peralatan dan perabot kantor Instalasi listrik dan air Peralatan peternakan Peralatan laboratorium Jumlah
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
261.153 200.858 581.788 815.637 123.781 77.883 93.673 121.170 3.905
3.673 4.610 61.415 34.977 5.815 13.174 6.878 13.857 2.343
237 536 1.868 188 63 -
264.826 205.468 642.966 850.078 127.728 90.869 100.488 135.027 6.248
Saldo Awal
Saldo Akhir
2.279.848
146.742
2.892
2.423.698
Aktiva dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Lain-lain
176.742 38.366 4.653
62.581 38.720 4.466
94.986 31.425 3.455
144.337 45.661 5.664
Jumlah
219.761
105.767
129.866
195.662
21.441
-
-
21.441
2.521.050
252.509
132.758
2.640.801
Akumulasi Penyusutan Prasarana tanah dan bangunan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Peralatan dan perabot kantor Instalasi listrik dan air Peralatan peternakan Peralatan laboratorium
182.993 185.220 359.559 69.161 38.047 79.438 71.782 1.708
3.703 15.737 30.603 5.260 5.157 2.182 6.323 376
100 311 1.188 111 -
186.696 200.857 389.851 73.233 43.093 81.620 78.105 2.084
Jumlah
987.908
69.341
1.710
1.055.539
5.451
2.074
-
7.525
993.359
71.415
1.710
1.063.064
Aktiva sewa guna usaha Jumlah Nilai Tercatat
Aktiva sewa guna usaha Jumlah Akumulasi Penyusutan Bersih
1.527.691
19
1.577.737
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2003 Nilai Tercatat Tanah Prasarana tanah dan bangunan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Peralatan dan perabot kantor Instalasi listrik dan air Peralatan peternakan Peralatan laboratorium Jumlah
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
230.570 133.656 486.587 663.826 95.092 60.338 67.708 105.887 2.637
31.266 64.684 76.767 129.019 30.526 7.217 23.891 3.828 2.440
2.098 242 1.231 9.250 969 15 764 -
259.738 198.340 563.112 791.614 116.368 66.586 91.584 108.951 5.077
Saldo Awal
Saldo Akhir
1.846.301
369.638
14.569
2.201.370
Aktiva dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Lain-lain
49.053 33.665 159
73.992 43.345 2.795
16.844 28.701 72
106.201 48.309 2.882
Jumlah
82.877
120.132
45.617
157.392
Aktiva sewa guna usaha
21.609
3.674
3.581
21.702
1.950.787
493.444
63.767
2.380.464
Akumulasi Penyusutan Prasarana tanah dan bangunan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan transportasi Peralatan dan perabot kantor Instalasi listrik dan air Peralatan peternakan Peralatan laboratorium
114.551 153.882 294.059 53.594 31.224 56.202 62.505 1.276
3.889 11.931 25.015 3.805 3.314 1.187 4.614 339
6 21 907 5.928 345 426 10
118.434 165.792 318.167 51.471 34.193 57.389 66.693 1.605
Jumlah
767.293
54.094
7.643
813.744
2.043
1.534
-
3.577
769.336
55.628
7.643
817.321
Jumlah Nilai Tercatat
Aktiva sewa guna usaha Jumlah Akumulasi Penyusutan Bersih
1.181.451
1.563.143
(a) Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut: 2004
2003
Beban pokok penjualan dan ayam belum menghasilkan Beban umum dan administrasi Beban penjualan
59.378 8.805 3.232
47.268 6.053 2.307
Jumlah
71.415
55.628
(b) Laba dari aktiva tetap yang dijual adalah sebagai berikut: 2004 Hasil penjualan bersih Nilai buku Laba penjualan aktiva tetap
2003 1.510 813
7.515 4.935
697
2.580
(c) Penambahan aktiva tetap pada periode 2004 terutama merupakan penambahan aktiva tetap sehubungan dengan perbaikan dan penggantian yang signifikan, perluasan pabrik dalam rangka menambah kapasitas produksi ternak milik Anak perusahaan tertentu dan penambahan fasilitas peternakan dan penetasan telur milik Anak perusahaan tertentu.
20
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(d) Aktiva dalam penyelesaian merupakan biaya perolehan sehubungan dengan perluasan usaha, perbaikan dan penggantian aktiva tetap Perusahaan dan Anak perusahaan. Dilihat dari sudut pandang keuangan, persentase penyelesaian rata-rata aktiva dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2004 adalah sekitar 77%. (e) Aktiva tetap berupa tanah terdiri dari tanah yang terletak di beberapa kota di Indonesia dengan jumlah luas keseluruhan sekitar 20.184.802 m2. Tanah seluas 79.899 m2 merupakan tanah dengan status Hak Milik atas nama direksi anak perusahaan tertentu dan pihak ketiga yang belum dibaliknamakan atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan, sedangkan sisanya merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Perusahaan dan Anak perusahaan. HGB atas tanah tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2031. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut. (f) Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan terhadap kondisi aktiva tetap pada akhir periode, Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aktiva tetap. Oleh karenanya, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan tidak melakukan pencadangan penurunan nilai aktiva tetap pada tanggal 30 Juni 2004. (g) Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu telah menilai kembali aktiva tetapnya yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan nilai wajar masing-masing sejumlah Rp 20,3 miliar dan Rp 289,2 miliar. Selisih yang timbul dari penilaian kembali aktiva tetap Perusahaan adalah sebesar Rp 14,2 miliar dan bagian Perusahaan atas selisih penilaian kembali aktiva tetap Anak perusahaan adalah sebesar Rp 112,8 miliar, masing-masing setelah dikurangi dengan pajak penghasilan terkait. Pada tanggal 10 Juni 2003, Direktorat Jenderal Pajak menyetujui penilaian kembali aktiva tetap CPB dengan nilai wajar sebesar Rp 559,2 miliar. Penilaian aktiva tetap tersebut dilakukan oleh PT Actual Kencana Appraisal, perusahaan penilai independen, dengan menggunakan metode Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach). Selisih penilaian kembali aktiva tetap tersebut adalah sebesar Rp 308,1 miliar. Bagian Perusahaan atas selisih penilaian kembali aktiva tetap CPB adalah sebesar Rp 98,6 miliar setelah dikurangi dengan pajak penghasilan terkait. Bagian perusahaan atas selisih penilaian kembali aktiva tetap Anak perusahan disajikan sebagai bagian dari akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. (h) Aktiva tetap tidak termasuk tanah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusakan, bencana alam, kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 301 juta pada sindikasi beberapa perusahaan asuransi yang diketuai PT Tugu Pratama Indonesia. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva tetap yang dipertanggungkan. (i) Seluruh aktiva tetap, kecuali aktiva tetap milik CPI dan CPJF yang dijaminkan dengan nilai buku sebesar Rp 325,1 miliar, digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dan Anak perusahaan dan hutang obligasi. 10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK Akun ini merupakan saldo atas pinjaman berjangka (revolving loan), fasilitas cerukan yang diperoleh Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu dari: 2004 Rupiah Pinjaman revolving: PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja Cerukan: PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Citibank N.A. (Berlanjut) 21
2003
130.000 105.000 21.250
130.000 240.000 25.000
19.815 5.633 -
19.808 9.988 487
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2004 Dolar Amerika Serikat PT Bank Niaga Tbk. (AS$ 4.951.963) Citibank N.A. (AS$ 3.648.184 pada tahun 2004 dan AS$ 354.021 pada tahun 2003) Bank China Trust Indonesia (AS$ 2.423.484) Jumlah
2003
46.623
-
34.347 22.817
2.933 -
385.485
428.216
Pada tanggal 9 September 2002, CPI dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman berjangka (revolving loan) dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Fasilitas pinjaman ini memiliki pagu kredit maksimum sebesar Rp 260 miliar (terdiri dari pagu maksimum CPI sebesar Rp 200 miliar dan CPJF Rp 60 miliar). Berdasarkan addendum atas perjanjian pinjaman dengan BCA tanggal 14 April 2003, fasilitas pinjaman berjangka CPI sebesar Rp 20 miliar telah dialihkan menjadi fasilitas cerukan. Berdasarkan surat dari BCA tanggal 2 Desember 2003, sebagian dari sisa pagu kredit maksimum CPI, yakni sebesar AS$ 13,5 juta dialihkan menjadi fasilitas Installment Loan. Sedangkan, berdasarkan surat dari BCA tanggal 18 November 2003, fasilitas pinjaman berjangka CPJF seluruhnya telah dialihkan menjadi fasilitas pinjaman Installment Loan dengan pagu kredit sebesar AS$ 6,5 juta. Pada tanggal 18 Juni 2004, CPI menarik pinjaman Time Revolving Loan (TRL) yang berasal dari pengalihan angsuran fasilitas Installment Loan (AS$) setiap 6 bulan dalam jangka waktu 2 tahun dengan kurs sesuai dengan ketentuan Bank pemberi kredit sebesar Rp 9.000 (Rupiah penuh). Pada tanggal 6 September 2002, CPI dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.. Pinjaman ini memiliki pagu kredit maksimum sebesar Rp 130 miliar (terdiri dari pagu maksimum CPI sebesar Rp 100 miliar dan CPJF Rp 30 miliar). Fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 6 September 2004. Sampai dengan 30 Juni 2004, CPI telah menarik kembali pinjaman Kredit Berjangka (Tranche B) sebesar Rp 100 miliar dan CPJF sebesar Rp 30 miliar. Pada tanggal 8 April 2003, CPI dan CPJF juga menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman revolving loan dengan PT Bank Ekonomi Raharja. Pinjaman ini memiliki pagu kredit maksimum sebesar Rp 25 miliar (terdiri dari pagu kredit maksimum CPI sebesar Rp 18,75 miliar dan pagu kredit CPJF sebesar Rp 6,25 miliar). Pembatasan dan jaminan atas pinjaman-pinjaman tersebut di atas sama dengan pembatasan dan jaminan atas pinjaman jangka panjang dari bank yang sama. CPI memperoleh fasilitas pinjaman revolving loan dari Citibank N.A., PT Bank Niaga Tbk. dan Bank China Trust Indonesia dengan fasilitas maksimum pada periode 30 Juni 2004 masing-masing sebesar AS$ 20 juta, AS$ 5 juta dan AS$ 2,5 juta. Fasilitas pinjaman ini berupa pinjaman impor (import loan) dan trust receipt dan akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 20 September 2004, 14 April 2005 dan 20 April 2005. Fasilitas cerukan yang diperoleh Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mempunyai maksimum kredit sebesar Rp 19 miliar dan dibebankan suku bunga sebesar 14% dan 19% per tahun masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 dan dijamin dengan: • •
tanah, bangunan dan prasarana milik Perusahaan dan anak perusahaan tertentu; dan pemindahan secara fidusia atas persediaan, ayam pembibit turunan serta mesin dan peralatan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan tertentu.
BRI mensyaratkan Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu untuk memperoleh izin tertulis sebelum melakukan beberapa transaksi penting seperti tercantum dalam perjanjian-perjanjian pinjaman.
22
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
11. HUTANG USAHA Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut: 2004 Pihak ketiga: Bunge Agribusiness, Singapura Agrotech Corporation Ltd., Republik Mauritius Cargill Corn Milling International, Amerika Serikat BASF South East Asia Pte.Ltd., Singapura Karonga Pte.Ltd., Singapura Degussa A.G. Narendra Solvex, India PT Nusantara Tracoutama Minnesota Corn Processors, Amerika Serikat Thaina Trading Co.Ltd., Singapura Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 10 miliar)
2003
114.694 83.550 52.637 25.353 25.019 21.488 16.164 14.185 11.985 165.358
1.811 47.799 30.742 71.235 316.304
Jumlah pihak ketiga Pihak hubungan istimewa: PT Surya Hidup Satwa Tbk. PT Indovetraco Makmur Abadi CPF Europe S.A., Belgia PT Tanindo Subur Prima PT Benihinti Suburintani Jumlah pihak hubungan istimewa
530.433
467.891
31.791 12.087 748 523 239 45.388
15.228 7.518 1.120 353 24.219
Jumlah hutang usaha
575.821
492.110
Perusahaan dan Anak perusahaan tidak memberikan jaminan ke pemasok tertentu baik jaminan dalam bentuk aktiva Perusahaan dan Anak perusahaan maupun dalam bentuk lainnya. Tidak ada pembelian dari pemasok yang jumlahnya melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003. 12. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari: 2004
2003
Taksiran pajak penghasilan badan Pajak penghasilan Pasal 4 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 29 Pajak pertambahan nilai
14.888
48.276
163 8.334 5.782 5.064 18.979 3.195
217 5.151 407 973 2.766
Jumlah
56.405
57.790
23
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari beban masih harus dibayar untuk: 2004
2003
Bonus, THR dan honorarium Bunga Listrik dan air Pengangkutan Gaji dan kesejahteraan karyawan Honorarium tenaga ahli Transportasi dan perjalanan dinas Lain-lain
34.361 20.637 8.413 7.732 6.339 2.475 1.312 17.563
42.741 5.992 7.094 4.465 1.327 6.905 688 26.729
Jumlah
98.832
95.941
14. PINJAMAN JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari: 2004 Pinjaman sindikasi yang diageni oleh: Banque Paribas, Singapura (AS$ 37.781.700 dan JP¥ 2.250.380.000 pada tahun 2004 dan AS$ 44.550.000 dan JP¥ 2.915.000.000 pada tahun 2003) PT Bank Niaga Tbk. (AS$ 26.228.153 pada tahun 2004 dan AS$ 31.269.185 pada tahun 2003) PT Bank Central Asia Tbk. (AS$ 15.000.000 dan Rp 70.000 pada tahun 2004) PT Bank DBS Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja PT ING Indonesia Bank Hutang sewa guna usaha (AS$ 286.555 dan Rp 2.172 pada tahun 2004 dan AS$ 529.111 dan Rp 5.287 pada tahun 2003) Hutang lain-lain Thaina Trading Pte.Ltd., Singapura (AS$ 6.598.500 pada tahun 2004 dan AS$ 7.598.500 pada tahun 2003) PT Reksaarta Pertiwi
2003
551.053
570.606
246.938
259.065
211.225 67.500 35.000 20.000 -
126.000 63.000 25.000 112.500
4.870
9.671
62.125 62
62.954 165
1.198.773
1.228.961
347.472 4.038 14.122
740.246 4.918 8.335
Jumlah bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Hutang lain-lain
365.632
753.499
784.244 832 48.065
415.925 4.753 54.784
Jumlah bagian jangka panjang
833.141
475.462
Jumlah pinjaman jangka panjang Dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Hutang lain-lain
24
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Banque Paribas, Singapura (Banque Paribas) Pada tanggal 28 September 1999, Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan telah menandatangani perjanjian restrukturisasi dengan seluruh pemberi pinjaman untuk hutang jangka panjang sejumlah AS$ 81 juta dan JP¥ 5,3 miliar dengan menunjuk Banque Paribas sebagai agen. Berdasarkan jadual dalam perjanjian restrukturisasi, Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan tidak dapat membayar cicilan pokok pinjaman sindikasinya yang jatuh tempo pada bulan September dan Desember 2002 dengan jumlah pinjaman sebesar AS$ 8,1 juta dan JP¥ 530 juta. Pada tanggal 10 Desember 2002, manajemen Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan telah secara formal menyampaikan usulan restrukturisasi ulang atas saldo pokok pinjaman sindikasinya sebesar AS$ 44.550.000 dan JP¥ 2.915.000.000 kepada para pemberi pinjaman (Bank) dengan persyaratan dan kondisi yang baru. Pada tanggal 25 Juli 2003, Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan menandatangani perjanjian restrukturisasi tambahan (supplemental agreement) dengan seluruh pemberi pinjaman untuk pinjaman jangka panjang sejumlah AS$ 44.550.000 (yang terdiri dari Tranche A sebesar AS$ 132.000 dan Tranche B sebesar AS$ 44.418.000) dan JP¥ 2.915.000.000 (yang terdiri dari Tranche A sebesar JP¥ 349.800.000 dan Tranche B sebesar JP¥ 2.565.200.000). Pinjaman tranche A merupakan pinjaman tanpa bunga (no interest bearing). Berdasarkan perjanjian restruktrisasi tambahan tersebut, jadual penyelesaian pinjaman adalah sebagai berikut: AS$ Tranche A 31 Juli 2003 30 Juni 2009 Tranche B 31 Juli 2003 31 Desember 2003 2004* 2005* 2006* 2007* 2008* 30 Juni 2009 *
JP¥ 85.800 46.200
227.370.000 122.430.000
2.227.500 2.227.500 4.455.000 4.455.000 4.455.000 4.455.000 6.682.500 15.460.500
145.750.000 145.750.000 291.500.000 291.500.000 291.500.000 291.500.000 437.250.000 670.450.000
Dibayar setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember masing-masing sebesar AS$ 2.227.500 dan JP¥ 145.750.000 untuk tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 dan sebesar AS$ 3.341.250 dan JP¥ 218.625.000 untuk tahun 2008.
Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang, persediaan, ayam pembibit turunan, aktiva tetap dan aktiva berwujud lainnya yang dapat dipindahkan milik Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan. Pinjaman ini juga dijamin dengan jaminan perusahaan dari Charoen Pokphand Holding Co. Ltd., Cayman Islands (CPHL), pihak hubungan istimewa. Di samping itu, Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu diharuskan untuk mengasuransikan aktiva yang dijaminkan dan menempatkan saham anak perusahaan yang dimilikinya pada kustodian. Perjanjian restrukturisasi ini memuat beberapa pembatasan Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan untuk tidak melakukan beberapa hal tanpa persetujuan tertulis dari bank mayoritas, diantaranya: • mengeluarkan biaya modal (capital expenditure) selain biaya modal tahunan dengan jumlah keseluruhan masing-masing tidak melebihi AS$ 1 juta; • menjual, menyewakan atau mengalihkan penghasilan dan aktiva Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan dengan jumlah keseluruhan masing-masing tidak melebihi AS$ 1 juta; • memberikan uang muka, pinjaman atau jaminan pada pihak manapun, termasuk tetapi tidak terbatas pada pihak hubungan istimewa, kecuali untuk pinjaman tertentu; • mengumumkan atau membagikan dividen kecuali untuk kondisi tertentu; • menjaminkan aktiva milik Perusahaan serta CAM dan Anak perusahaan; • mengubah atau melakukan transaksi yang signifikan di luar kegiatan usaha utama; • mendirikan anak perusahaan baru atau perusahaan asosiasi, mengubah struktur kepemilikan saham melalui merger atau konsolidasi; dan • melakukan pinjaman baru selain fasilitas pinjaman yang telah ada kecuali untuk tujuan pendanaan kembali.
25
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Perusahaan dan CAM dan Anak perusahaan juga menyetujui untuk membatasi pembayaran royalti secara tunai kepada CPIGCL. Sehubungan dengan pembatasan pengeluaran biaya modal (capital expenditure) tersebut di atas pada tahun 2003, Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu telah melakukan pengeluaran biaya modal melebihi jumlah maksimum yang telah ditetapkan. Pada tanggal 23 Maret 2004, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu telah menyampaikan penjelasan tertulis kepada Bank melalui Banque Paribas, Singapura untuk meminta surat pembebasan sehubungan dengan pelanggaran tersebut. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu mengharapkan Bank akan bersedia menerbitkan surat pembebasan dan tidak meminta pelunasan segera atas seluruh saldo pinjaman dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1 Pengeluaran biaya modal tersebut merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu untuk meningkatkan daya saing di dalam industri sejenis, seperti dijelaskan di dalam surat manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu kepada Bank melalui Banque Paribas, Singapura. 2 Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu telah membayar angsuran pinjaman sesuai dengan jadual pembayaran yang ditentukan dalam Perjanjian Restrukturisasi Tambahan. Oleh karenanya saldo pinjaman bank disajikan sesuai dengan jadual pembayaran sebagaimana dinyatakan di dalam Perjanjian Restrukturisasi Tambahan. PT Bank Niaga Tbk. Pinjaman sindikasi yang diageni oleh PT Bank Niaga Tbk. terdiri dari pinjaman untuk pembangunan tambak udang serta fasilitasnya sebesar AS$ 64 juta dan modal kerja sebesar AS$ 16 juta, yang diperoleh CPB pada tahun 1995 dan 1997. Atas pinjaman ini Perusahaan dan CPI memberikan jaminan perusahaan. Pada tahun 2000, CPB menandatangani Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding) dengan para pemberi pinjaman termasuk dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Berdasarkan kesepakatan tersebut, jumlah hutang CPB pada tanggal 31 Maret 2000, sebesar AS$ 95,5 juta (terdiri dari pokok pinjaman sebesar AS$ 80 juta serta bunga dan denda yang belum dibayar sebesar AS$ 15,5 juta) direstrukturisasi menjadi AS$ 82,5 juta. CPB membukukan transaksi restrukturisasi hutang tersebut berdasarkan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”, di mana CPB tidak mengubah nilai tercatat hutang sebesar AS$ 95,5 juta karena jumlah pembayaran kas di masa yang akan datang melebihi jumlah nilai tercatat hutang. Selisih antara nilai tercatat hutang bunga dan denda pada saat restrukturisasi dengan hutang bunga dan denda yang telah dihitung kembali adalah sebesar AS$ 13 juta. Jumlah tersebut akan diamortisasi dengan selisih antara beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang berlaku dengan beban bunga berdasarkan tingkat bunga efektif pada setiap periode. Rincian pinjaman sindikasi yang telah direstrukturisasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Pinjaman sebesar AS$ 38,5 juta yang terdiri dari Tranche A sebesar AS$ 2,5 juta yang akan dibayar dalam enam cicilan tengah tahunan yang berbeda jumlahnya sejak bulan Juni 2000 dan Tranche B sebesar AS$ 36 juta yang akan dibayar dalam enam belas cicilan tengah tahunan yang berbeda jumlahnya sejak Juni 2001. Pada tanggal 31 Desember 2002, CPB telah melunasi seluruh pinjaman tranche A. b. Pinjaman sebesar AS$ 44 juta yang akan dikonversi menjadi Obligasi Konversi. Sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepakatan tersebut, pada bulan Februari 2001, CPB dan pemberi pinjaman menandatangani Perjanjian Restrukturisasi Hutang yang diageni oleh PT Bank Niaga Tbk.. CPB diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan pembatasan serta harus meminta persetujuan tertulis dari PT Bank Niaga Tbk. untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian tersebut. Pinjaman sindikasi ini dijamin dengan: • piutang usaha, persediaan dan aktiva tetap (selain mesin dan peralatan yang dibeli dari Thaina Trading Pte. Ltd., Singapura); • penerimaan klaim dari seluruh asuransi; • 8.680.000 saham CPB milik Splendid Eagle Corporation, British Virgin Islands; • “Letter of Undertaking” dari CPB, Perusahaan, Charoen Pokphand Foods Public Company Ltd., Thailand dan Splendid Eagle Corporation, British Virgin Islands; dan
26
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
•
jaminan perusahaan dari PT Central Pertiwi, CPI dan Perusahaan.
Pada bulan Februari 2001, CPB telah menerbitkan Obligasi konversi kepada BPPN dengan jumlah sebesar AS$ 44 juta. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengalihan tanggal 29 November 2001, BPPN telah mengalihkan hak-hak atas Obligasi Konversi kepada Lehman Brothers Opportunity Ltd., Mauritius. Saldo pinjaman sindikasi dari PT Bank Niaga Tbk. terdiri dari pokok pinjaman sebesar AS$ 24,5 juta dan hutang bunga sebesar AS$ 1,7 juta pada tanggal 30 Juni 2004 dan pokok pinjaman sebesar AS$ 28,5 juta dan hutang bunga sebesar AS$ 2,8 juta pada tanggal 30 Juni 2003. PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Fasilitas Installment Loan - Rupiah Pada tanggal 9 September 2002, CPI dan CPJF memperoleh pinjaman dari BCA dalam bentuk fasilitas Installment loan dengan batas kredit maksimum sebesar Rp 140 miliar (terdiri dari CPI Rp 100 miliar dan CPJF Rp 40 miliar). Jangka waktu pinjaman 3 tahun dengan masa tenggang (grace period) selama 6 bulan sejak perjanjian kredit ditandatangani. Pinjaman ini terhutang dalam 10 kali angsuran triwulanan dengan jumlah masing-masing angsuran sebesar Rp 14 miliar (terdiri atas angsuran CPI sebesar Rp 10 miliar dan CPJF Rp 4 miliar). Fasilitas Installment Loan - Dolar Amerika Serikat Berdasarkan surat dari BCA tanggal 2 Desember 2003, sebagian dari sisa pagu kredit maksimum pinjaman berjangka (revolving loan) CPI, yakni sebesar AS$ 13,5 juta dialihkan menjadi fasilitas Installment Loan. Sedangkan berdasarkan surat dari BCA tanggal 18 November 2003, fasilitas pinjaman berjangka CPJF seluruhnya telah dialihkan menjadi fasilitas pinjaman Installment Loan dengan pagu kredit sebesar AS$ 6,5 juta. Fasilitas ini berjangka waktu 2 tahun dan diangsur tiap 6 bulan. Fasilitas pinjaman dari BCA, termasuk pinjaman dalam bentuk fasilitas cerukan dan pinjaman berjangka (revolving loan) dijamin dengan piutang, persediaan, ayam pembibit turunan dan aktiva tetap tertentu milik CPI dan CPJF secara cross collateral. Jaminan di atas juga digunakan untuk menjamin pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dan PT Bank Ekonomi Raharja berdasarkan Security Sharing Agreement No. 45 tanggal 14 April 2003 dari notaris Fulgensius Jimmy Hardjo Lukito Tjhe, S.H. CPI memberikan jaminan perusahaan untuk seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh CPJF dari BCA, PT Bank Danamon Tbk. dan PT Bank Ekonomi Raharja. CPI dan CPJF diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan mematuhi beberapa pembatasan serta harus meminta persetujuan tertulis dari BCA untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian pinjaman tersebut. PT Bank DBS Indonesia (DBS Bank) Pada tanggal 26 Juni 2003, CPI dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman dengan DBS Bank sebesar Rp 112,5 miliar yang seluruhnya dipergunakan untuk membayar pinjaman yang diperoleh dari PT ING Indonesia Bank. Pinjaman ini terhutang dalam 10 kali angsuran triwulanan dengan jumlah masing-masing angsuran sebesar Rp 11,25 miliar sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Pinjaman ini dijamin dengan Irrevocable Standby Letter of Credit (SBLC) yang diterbitkan oleh ING Bank N.V., Singapura dengan nilai 100% dari jumlah pinjaman yang diberikan. CPI dan CPJF diwajibkan untuk meminta persetujuan tertulis dari DBS Bank untuk melaksanakan transaksitransaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian pinjaman tersebut. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Danamon) Pada tanggal 6 September 2002, CPI dan CPJF memperoleh pinjaman dari Danamon dalam bentuk fasilitas kredit angsuran berjangka dengan batas kredit maksimum sebesar Rp 70 miliar (terdiri dari pagu kredit CPI
27
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
sebesar Rp 50 miliar dan CPJF sebesar Rp 20 miliar). Jangka waktu pinjaman 3 tahun dengan masa tenggang (grace period) selama 6 bulan sejak perjanjian kredit ditandatangani. Pinjaman ini terhutang dalam 10 kali angsuran triwulanan dengan jumlah masing-masing angsuran sebesar Rp 7 miliar (terdiri dari angsuran CPI sebesar Rp 5 miliar dan CPJF sebesar Rp 2 miliar). Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Danamon, termasuk pinjaman dalam bentuk fasilitas pinjaman berjangka (revolving loan) dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas yang diperoleh dari BCA dan PT Bank Ekonomi Raharja. CPI dan CPJF diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan mematuhi beberapa pembatasan serta harus meminta persetujuan tertulis dari Danamon untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian pinjaman tersebut. PT Bank Ekonomi Raharja (Bank Ekonomi) Pada tanggal 8 April 2003, CPI dan CPJF menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka waktu 3 tahun dengan Bank Ekonomi dengan pagu kredit maksimum sebesar Rp 25 miliar (terdiri dari pagu kredit CPI sebesar Rp 18,75 miliar dan CPJF sebesar Rp 6,25 miliar). Perjanjian ini memiliki masa tenggang (grace period) selama 6 bulan sejak perjanjian pinjaman ditandatangani dan terhutang dalam 10 kali angsuran triwulanan dengan jumlah masing-masing angsuran sebesar Rp 2,5 miliar (terdiri dari angsuran CPI sebesar Rp 1,875 miliar dan CPJF sebesar Rp 625 juta). Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bank Ekonomi, termasuk pinjaman dalam bentuk fasilitas pinjaman berjangka (revolving loan) dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas yang diperoleh dari BCA dan Danamon. CPI dan CPJF diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan mematuhi beberapa pembatasan serta harus meminta persetujuan tertulis dari Bank Ekonomi untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian pinjaman ini. PT ING Indonesia Bank (ING Bank) Pada tanggal 9 Oktober 2002, CPI dan CPJF memperoleh pinjaman dalam bentuk fasilitas pinjaman berjangka dari ING Bank dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 135 miliar (terdiri atas CPI sebesar Rp 101,25 miliar dan CPJF sebesar Rp 33,75 miliar). Pada tanggal 26 Juni 2003, CPI dan CPJF memperoleh fasilitas pinjaman baru dari DBS Bank di mana seluruh dana yang diterima telah dipergunakan untuk membayar pinjaman yang diperoleh dari ING Bank. Sehubungan dengan persyaratan dari kreditur untuk memenuhi rasio keuangan, pada tanggal 31 Desember 2003, CPI dan CPJF tidak dapat memenuhi rasio Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) terhadap pembayaran bunga. Pada tanggal 23 Maret 2004, manajemen CPI dan CPJF telah mengirimkan surat penjelasan tertulis dan meminta surat pembebasan dari para kreditur (termasuk pada ING Bank N.V., Singapura) mengenai pelanggaran rasio tersebut. Manajemen CPI dan CPJF mengharapkan para kreditur akan menerbitkan surat pembebasan dan tidak meminta pelunasan segera atas seluruh saldo pinjaman. Suku bunga tahunan dari berbagai fasilitas pinjaman diatas adalah sebagai berikut: 2004
Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Rupiah
2003
%
%
3,7 - 4,9 2,7 8,0 - 16,0
3,9 - 4,9 2,6 13,4 - 17,5
Thaina Trading Pte.Ltd., Singapura Hutang kepada Thaina Trading Pte.Ltd., Singapura (TTPL) pada awalnya merupakan hutang pembelian generator untuk pusat tenaga listrik milik CPB. Pada tanggal 23 April 2001, CPB dan TTPL menandatangani 28
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Perjanjian Restrukturisasi. Sebagai salah satu syarat dan kondisi dari Perjanjian Restrukturisasi Hutang dengan para pemberi pinjaman, CPB akan membayar sisa kewajiban kepada TTPL sebesar AS$ 9,6 juta selama periode 30 Juni 2001 sampai dengan 30 Juni 2009 sejumlah AS$ 500.000 setiap tengah tahunan yang dibayar setiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember, dan pembayaran terakhir sejumlah AS$ 1,1 juta pada tanggal 30 Desember 2009. Jika CPB cidera janji dalam memenuhi jadual pembayarannya, CPB harus mengembalikan peralatan tersebut. CPB tidak boleh menjaminkan atau mentransfer kepemilikannya atas peralatan tersebut kepada pihak lain, jika tidak, hutang tersebut akan menjadi jatuh tempo dan dapat diminta sewaktu-waktu. Untuk pembayaran cicilan yang telah jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2003 sebesar AS$ 0,5 juta, telah dilunasi oleh CPB pada tanggal 30 Januari 2004. Sedangkan untuk cicilan yang telah jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2004 sebesar AS$ 0,5 juta telah dilunasi CPB pada bulan Juli 2004. 15. HUTANG OBLIGASI Akun ini merupakan 2004 Obligasi Konversi (AS$ 58.224.868 pada tahun 2004 dan AS$ 65.137.816 pada tahun 2003) Obligasi CPI - setelah dikurangi biaya emisi obligasi sebesar Rp 7.853 Jumlah
2003
548.187
539.667
492.147
-
1.040.334
539.667
Sesuai persyaratan dan kondisi yang tercantum dalam Perjanjian Restrukturisasi Hutang dengan para pemberi pinjaman, pada tahun 2001, CPB melakukan konversi pinjaman menjadi Obligasi Konversi untuk pokok pinjaman sebesar AS$ 44 juta dan Obligasi Wajib Konversi untuk pinjaman dari Perusahaan AS$ 39,3 juta. Adapun persyaratan dan kondisi penting yang tercantum dalam perjanjian Obligasi Konversi dan perjanjian Obligasi Wajib Konversi adalah sebagai berikut: Obigasi Konversi Pada tanggal 19 Februari 2001, CPB dan BPPN menandatangani Perjanjian Obligasi Konversi, di mana CPB akan menerbitkan Obligasi Konversi (“Obligasi”) kepada BPPN dengan nilai keseluruhan sebesar AS$ 44 juta, yang akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2005. Obligasi ini dapat dilunasi oleh CPB sebesar harga penebusan (redemption price) jika pinjaman sindikasi yang diageni oleh PT Bank Niaga Tbk. (Tranche A dan Tranche B) telah dilunasi secara penuh. Jika pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 30 Desember 2005, CPB tidak dapat menawarkan sahamnya kepada masyarakat dengan alasan apapun dan CPB tidak dapat melunasi Obligasi tersebut, maka CPB dapat menjadualkan kembali penawaran sahamnya kepada masyarakat secara tahunan dan pemegang Obligasi mempunyai opsi untuk mengkonversi Obligasi yang dimilikinya dengan saham milik CPB atau memperpanjang masa konversi Obligasi sampai dengan tanggal 30 Desember 2009. Jika Obligasi tersebut tidak dilunasi sampai dengan tanggal 30 Desember 2009, maka pemegang Obligasi mempunyai opsi untuk mengambil alih seluruh aktiva yang dijaminkan atau mengkonversi Obligasi menjadi saham milik CPB secara proporsional atau mengkonversi Obligasi tersebut menjadi hutang jangka panjang tergantung hasil negosiasi yang akan dilakukan. Opsi milik pemegang Obligasi hanya dapat dilaksanakan jika disetujui oleh mayoritas pemegang Obligasi. Obligasi akan dikonversi ke saham CPB dengan nilai nominal saham sebesar Rp 350 (Rupiah penuh) per saham. Obligasi ini dikenakan bunga sebesar 0,5% per tahun yang dihitung dari pokok pinjaman dikali dengan nilai penebusan (redemption value) pada setiap tanggal pembayaran bunga sebelumnya dan akan dibayarkan secara tengah tahunan setiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember. Penebusan dapat dilakukan pada setiap tanggal pembayaran bunga atau dengan pemberitahuan tertulis yang akan berlaku efektif tidak kurang dari 30 hari dan tidak lebih dari 90 hari sebelum tanggal penebusan, dengan harga penebusan pada tanggal tersebut. Harga penebusan adalah pokok hutang dikalikan dengan nilai penebusan (redemption value) pada tanggal tersebut, di mana nilainya akan terus meningkat sampai tanggal jatuh tempo obligasi. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengalihan tanggal 29 November 2001, BPPN telah mengalihkan hak-hak atas tagihan dalam Akta Perjanjian Obligasi Konversi No. 32, yang dibuat di hadapan Saut Hendrik Budi S.H., pengganti Sugito Tedjamulja S.H., kepada Lehman Brothers Opportunity Ltd., Mauritius (LBO). 29
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Seperti yang dinyatakan dalam Perjanjian Obligasi Konversi, jaminan atas Obligasi sama dengan jaminan dalam Perjanjian Restrukturisasi Hutang yang diageni oleh PT Bank Niaga Tbk.. CPB diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan mematuhi beberapa pembatasan serta harus meminta persetujuan tertulis dari mayoritas pemegang Obligasi untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian pinjaman tersebut. Pada tanggal 15 Juli 2003, CPB dan LBO sepakat untuk mengubah Perjanjian Obligasi Konversi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2003, dengan pokok-pokok perubahan diantaranya: • Perubahan nilai penebusan obligasi konversi sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 menjadi sebesar 128,35%; • Nilai penebusan sebesar 128,35% tersebut merupakan dasar pengenaan bunga sebesar 0,5% sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. Restrukturisasi hutang obligasi konversi tersebut telah mengakibatkan jumlah pembayaran kas masa depan lebih rendah dari nilai tercatat hutang. Oleh karenanya, CPB menyesuaikan nilai tercatat hutangnya ke jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas masa depan dan mengakui keuntungan atas restrukturisasi tersebut. Saldo hutang obligasi konversi terdiri dari nilai penebusan obligasi konversi sebesar AS$ 56,5 juta dan hutang bunga sebesar AS$ 1,8 juta pada tanggal 30 Juni 2004 dan nilai penebusan obligasi konversi sebesar AS$ 56,5 juta dan hutang bunga sebesar AS$ 8,7 juta pada tanggal 30 Juni 2003. Obligasi Wajib Konversi Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dengan akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 14 tanggal 5 Oktober 2000, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui untuk mengkonversi hutang CPB kepada Perusahaan sebesar AS$ 39,3 juta menjadi Obligasi Wajib Konversi. Pada tanggal 24 April 2001, Perusahaan dan CPB menandatangani perjanjian Obligasi Wajib Konversi tersebut, di mana hutang CPB kepada Perusahaan akan dikonversi menjadi Obligasi Wajib Konversi (OWK) dalam pecahan AS$ 1 juta, kecuali satu OWK dengan pecahan sebesar AS$ 266.527, sehingga seluruhnya menjadi AS$ 39,3 juta. Saldo hutang dan beban bunga yang timbul sehubungan dengan OWK telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan. OWK tersebut diterbitkan pada tanggal perjanjian dan dapat dilunasi CPB pada harga penebusan setelah seluruh kewajiban CPB dalam Perjanjian Restrukturisasi Hutang dan Perjanjian Obligasi Konversi telah dilunasi. Seluruh OWK akan dikonversi menjadi saham CPB pada tanggal atau sebelum tanggal 30 Desember 2005 atau dapat diperpanjang secara tahunan sampai tanggal 30 Desember 2009 jika CPB tidak dapat melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat dengan alasan apapun atau CPB dalam keadaan cidera janji, kecuali CPB telah melakukan pembayaran untuk melunasi OWK tersebut. Pada tanggal jatuh tempo, saldo sisa pokok dari OWK harus dikonversi menjadi saham CPB seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian atau dapat direstrukturisasi sesuai dengan persyaratan dan kondisi yang disepakati oleh semua pihak termasuk pemberi pinjaman dan pemegang obligasi konversi. OWK akan dikonversi menjadi saham berdasarkan nilai penebusan dikali dengan kurs tengah nilai tukar Rupiah dua hari sebelum tanggal konversi, yang kemudian dibagi dengan nilai nominal saham sebesar Rp 350 (Rupiah penuh) per lembar. Bila tidak ada penambahan modal dari investor baru dan tidak ada Obligasi dan OWK yang ditebus, di mana konversi dilakukan karena kondisi cidera janji atau tidak dapat melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sampai dengan tanggal 30 Desember 2009, maka konversi Obligasi dan OWK ke saham akan merubah struktur kepemilikan CPB menjadi: pemegang Obligasi Konversi sebesar 65%, pemegang OWK sebesar 30% dan pemegang saham lama sebesar 5%. Bila terdapat Obligasi Konversi dan OWK yang telah ditebus dan atau ada investor atau pemegang saham lama melakukan penyetoran modal, maka struktur kepemilikan CPB akan disesuaikan secara proposional. OWK dikenakan bunga tetap 0,5% per tahun dari harga penebusan pada tanggal pembayaran bunga sebelumnya dan akan dibayarkan secara tengah tahunan setiap tanggal 30 Juni dan 30 Desember. Pembayaran bunga tersebut baru dapat dilakukan setelah hutang Tranche A dilunasi. Sedangkan pembayaran hutang bunga selama periode Tranche A (2000 - 2002) baru dapat dilakukan setelah hutang Tranche B dilunasi.
30
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Denda bunga sebesar 2% per tahun akan dikenakan jika CPB tidak membayar hutang bunga pada saat jatuh tempo. Obligasi CPI Pada bulan Juli 2003, CPI menerbitkan obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar yang terdiri dari pecahan Rp 50 juta dan akan jatuh tempo seluruhnya pada bulan Juli 2008. CPI dapat membeli kembali obligasi tersebut setelah satu tahun dari tanggal penerbitan. Obligasi tersebut dikenakan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun yang akan dibayar setiap 3 (tiga) bulan. Obligasi ini telah didaftarkan di Bursa Efek Surabaya efektif pada tanggal 7 Juli 2003. Pada saat diterbitkan, obligasi ini memperoleh peringkat idA- (Single A minus; Stable Outlook) berdasarkan peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dalam laporannya No. 279/PEF-Dir/V/2003 tanggal 21 Mei 2003. Berdasarkan peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dalam suratnya No. 199/PEF-Dir/IV/2004 tanggal 19 April 2004, memutuskan untuk menurunkan peringkat dari idA- (single A minus; Stable Outlook), menjadi idBBB (Triple B; Creditwatch / Negative) terhadap Obligasi I PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. tahun 2003 senilai Rp 500 miliar. Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, obligasi ini telah dijamin dengan hak tanggungan atas beberapa bidang tanah dan bangunan serta benda-benda yang ada diatasnya yang dianggap sebagai benda tetap dan fidusia atas piutang usaha, persediaan, dan ayam pembibit turunan dengan nilai penjaminan seluruhnya sebesar 75% dari nilai pokok obligasi yang terhutang. CPI diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan mematuhi beberapa pembatasan serta harus meminta persetujuan tertulis dari wali amanat untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian perwaliamanatan tersebut. Sehubungan dengan persyaratan dari pemegang obligasi untuk memenuhi rasio keuangan, pada tanggal 31 Desember 2003, CPI tidak dapat memenuhi rasio Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) terhadap beban bunga yang disesuaikan. Pada tanggal 23 Maret 2004, manajemen CPI telah mengirimkan surat penjelasan tertulis kepada PT Bank Permata Tbk. selaku wali amanat para pemegang obligasi. Pada tanggal 12 April 2004, CPI memperoleh surat dari PT Bank Permata Tbk. selaku wali amanat para pemegang obligasi, bahwa CPI diberi waktu untuk melakukan langkah-langkah perbaikan dalam waktu selambat-lambatnya sampai tanggal 30 Juni 2004. 16. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Saham Seri A nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dan Saham Seri B nilai nominal Rp 375 (Rupiah penuh) per saham PT Surya Hidup Satwa Tbk. Regent Central International Ltd., British Virgin Islands RBoC (Asia) Ltd. PT Persada Saribahari Causeway Development Ltd., Hong Kong Lain-lain (pemilikan masing-masing di bawah 5%) Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
377.234.491
36,55
165.040
293.159.569 134.142.920 70.519.808 59.256.832
28,40 13,00 6,83 5,74
128.257 58.688 30.852 25.925
97.878.380
9,48
42.822
1.032.192.000
100,00
451.584
31
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 30 Juni 2004, para pemegang saham Independen dan pemegang saham bukan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan menyetujui : 1. Rencana perubahan status Perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup (”Go Private”) dan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan Go Private. 2. Penunjukkan Truscel Capital sebagai Penilai Usaha Independen dan persetujuan atas laporannya dalam rangka Go Private; dan 3. Penghapusan pencatatan saham-saham Perseroan dari Bursa Efek Jakarta (“Delisting”) Sesuai dengan surat Bapepam No. 1871/PM/2004 tanggal 17 Juni 2004, apabila Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah menyetujui rencana Go Private maka saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik wajib dibeli melalui Penawaran Tender yang pelaksanaannya mengikuti ketentuan di dalam Peraturan IX.F.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-04/PM/2002 tanggal 3 April 2002 tentang Penawaran Tender, dengan harga penawaran yang lebih tinggi dari ketiga harga berikut: a. Harga pasar tertinggi atas saham Perseroan di bursa dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman rencana Go Private; b. Hasil penilaian harga wajar saham Perseroan oleh Penilai Independen. Penilai Independen tersebut yang ditunjuk oleh pemegang saham independen; c. Nilai nominal saham. Sehubungan dengan hal tersebut, Regent Central International Limited telah mengajukan Pernyataan Penawaran Tender atas 269.389.108 saham Perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham publik dengan harga Rp 910 (Rupiah penuh) per saham pada tanggal 12 Juli 2004 kepada Bapepam, BEJ dan Perusahaan. Pernyataan Penawaran Tender tersebut belum mendapat pernyataan efektif dari Bapepam. Setelah Penawaran Tender selesai dilakukan, Perusahaan akan menjadi perusahaan tertutup dan melakukan penghapusan pencatatan saham-saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta sehingga pemegang saham tidak dapat lagi menjual saham-sahamnya di Bursa Efek Jakarta. 17. SALDO LABA Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2004, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk mencadangkan dari laba bersih tahun 2003 sebagai cadangan umum sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1995 “Perseroan Terbatas” sebesar Rp 100 juta. 18. INFORMASI SEGMEN Perusahaan dan Anak perusahaan mengelompokkan pelaporan segmen berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografis berdasarkan lokasi pemasaran sebagai segmen sekunder. Segmen usaha dibagi menurut jenis produk yaitu pakan, anak ayam usia sehari komersial (day-old chicks - DOC), pertambakan udang terpadu dan segmen usaha lainnya. Segmen geografis terdiri dari dalam negeri dan luar negeri. Informasi yang menyangkut segmen usaha dan segmen geografis Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2004
Pakan
1)
DOC
Pertambakan Udang 2) Terpadu
Usaha 3) Lainnya
Eliminasi
Konsolidasi
Informasi Segmen Usaha (Primer) Penjualan segmen Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
2.510.097 69.012
346.319 -
1.002.090 178
101.209 1.466
(70.656)
3.959.715 -
Jumlah penjualan segmen
2.579.109
346.319
1.002.268
102.675
(70.656)
3.959.715
38.114
(78.733)
144.346
1.528
-
105.255
Hasil segmen Beban yang tidak dapat dialokasi
21.518
Laba usaha
83.737
32
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2004
Pakan Aktiva segmen Aktiva yang tidak dapat dialokasikan
1)
2.068.196
Pertambakan Udang 2) Terpadu
DOC 923.930
Usaha 3) Lainnya
1.323.983
Eliminasi
155.542
Konsolidasi
(96.566)
Jumlah aktiva konsolidasi Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
4.910.383 730.675
235.020
129.893
13.330
(91.590)
Jumlah kewajiban konsolidasi Pengeluaran barang modal Penyusutan dan amortisasi Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
4.375.085 535.298
1.017.328 2.803.866 3.821.194
27.013 24.011
51.888 112.776
6.192 24.056
8.420 4.360
-
93.513 165.203
47
1.392
-
-
-
1.439
Informasi Segmen Geografis (Sekunder) Penjualan dalam negeri Penjualan luar negeri
2.577.934 1.175
346.319 -
378.215 624.053
101.922 753
(70.656) -
3.333.734 625.981
Jumlah penjualan segmen
2.579.109
346.319
1.002.268
102.675
(70.656)
3.959.715
2003
Pakan
1)
Pertambakan Udang 2) Terpadu
DOC
Usaha 3) Lainnya
Eliminasi
Konsolidasi
Informasi Segmen Usaha (Primer) Penjualan segmen Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
2.151.348 183.058
373.906 -
484.697 -
95.114 5.440
(188.498)
3.105.065 -
Jumlah penjualan segmen
2.334.406
373.906
484.697
100.554
(188.498)
3.105.065
91.788
(23.293)
31.653
11.032
(2.990)
108.190
Hasil segmen Beban yang tidak dapat dialokasi
11.873
Laba usaha
96.317
Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Aktiva segmen Investasi dalam perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas Aktiva yang tidak dapat dialokasikan
5.255 2.435.029
808.203
939.815
5.255 157.667
(63.673)
51.302
51.302 136.760
Jumlah aktiva konsolidasi Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
4.465.103 524.391
244.480
149.306
14.901
(68.447)
Jumlah kewajiban konsolidasi Pengeluaran barang modal Penyusutan dan amortisasi Beban non kas selain penyusutan dan amortisasi
4.277.041
864.631 2.286.977 3.151.608
87.975 22.415
37.471 114.905
4.226 14.415
4.619
-
129.672 156.354
158
-
-
-
-
158
33
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2003
Pakan
1)
DOC
Pertambakan Udang 2) Terpadu
Usaha 3) Lainnya
Eliminasi
Konsolidasi
Informasi Segmen Geografis (Sekunder) Penjualan dalam negeri Penjualan luar negeri
2.330.343 4.063
373.906 -
205.875 278.822
97.832 2.722
(188.498) -
2.819.458 285.607
Jumlah penjualan segmen
2.334.406
373.906
484.697
100.554
(188.498)
3.105.065
1) 2) 3)
Pakan terdiri dari pakan ternak, pakan ikan, pakan udang dan pakan lainnya. Pertambakan udang terpadu terdiri dari udang beku, benur, obat-obatan, bahan-bahan kimia dan tambak. Segmen usaha lainnya terdiri dari ayam komersial, ayam olahan dan peralatan peternakan.
19. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2004
2003
Pemakaian bahan baku Upah buruh langsung Beban pabrikasi dan deplesi
3.069.185 40.505 467.077
2.205.287 22.398 416.143
Jumlah biaya produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir periode
3.576.767
2.643.828
78.991 (86.434)
89.653 (42.715)
Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Akhir periode
3.569.324
2.690.766
153.251 (230.516)
171.315 (158.068)
Beban Pokok Penjualan
3.492.059
2.704.013
20. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: 2004
2003
Beban Penjualan Pengangkutan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Pemeliharaan dan perawatan Transportasi dan perjalanan dinas Insentif penjualan, promosi dan iklan Penyusutan Telepon, telex dan pos Lain-lain
43.624 25.508 7.221 5.158 3.920 3.232 1.731 8.565
16.020 21.661 4.116 4.160 3.713 2.307 1.239 5.060
Jumlah
98.959
58.276
(Berlanjut)
34
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2004
2003
Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Royalti Bonus, honorarium dan gratifikasi Transportasi dan perjalanan dinas Honorarium tenaga ahli Penyusutan Sewa Sumbangan, hadiah dan retribusi Perbaikan dan pemeliharaan Perlengkapan kantor, alat tulis dan fotokopi Asuransi Telepon, telex dan pos Listrik dan air Penelitian dan pengembangan Pelatihan dan seminar Iklan Lain-lain
125.490 53.242 23.815 20.312 8.950 8.805 5.863 5.180 4.837 4.736 4.221 4.017 3.697 3.658 2.158 834 5.145
102.307 40.208 27.737 19.174 8.894 6.053 3.696 4.287 3.539 4.602 7.022 3.994 3.072 2.715 980 3.145 5.034
Jumlah
284.960
246.459
Jumlah Beban Usaha
383.919
304.735
21. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS MANFAAT KARYAWAN Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat kewajiban diestimasi atas manfaat karyawan masing-masing sebesar Rp 21,0 miliar dan Rp 13,0 miliar untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga, aktuaris independen, masing-masing berdasarkan laporannya tanggal 23 Maret 2004 dan 27 Februari 2003 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit“. Akrual atas beban karyawan ini disajikan dalam akun “Kewajiban diestimasi atas manfaat karyawan“ dalam neraca konsolidasi dan dibebankan sebagai bagian dari beban gaji, upah dan kesejahteraan karyawan pada akun “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Berikut adalah asumsi-asumsi penting yang digunakan dalam laporan-laporan aktuaris independen tersebut: Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji (upah) Usia pensiun Tingkat kematian
: : : :
11% per tahun 10% per tahun 55 tahun tabel CSO-1980 yang dimodifikasi
22. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 Juni 2004, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: Setara dengan Jutaan Rupiah Aktiva Kas dan setara kas (AS$ 20.318.169) Piutang usaha (AS$ 13.929.446) Piutang lain-lain (AS$ 129.978 dan SGD 839) Aktiva lain-lain (AS$ 4.159.030, Euro 37.538 dan DKK 133.650)
191.296 131.146 1.228 39.789
Jumlah
363.459
(Berlanjut)
35
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Setara dengan Jutaan Rupiah Kewajiban Hutang bank jangka pendek (AS$ 11.023.631) Hutang usaha (AS$ 44.998.038, Euro 58.526, SGD 6.854 dan JP¥ 13.470) Hutang lain-lain (AS$ 636.490 dan Euro 4.010) Beban masih harus dibayar (AS$ 14.542 dan JP¥ 92.328) Pinjaman jangka panjang (AS$ 85.894.908 dan JP¥ 2.250.380.000) Hutang obligasi (AS$ 58.224.868)
103.787 424.362 6.038 145 1.004.039 548.187
Jumlah
2.086.558
Kewajiban bersih
1.723.099
23. PERJANJIAN-PERJANJIAN SIGNIFIKAN DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI a. Perjanjian-Perjanjian Lisensi 1.
Pada tanggal 1 Januari 1990 dan 1991, Perusahaan dan anak perusahaan tertentu (para pihak) mengadakan perjanjian-perjanjian lisensi dengan CPG. Berdasarkan perjanjian ini, para pihak diberi hak untuk memproduksi dan menjual produk yang dihasilkan dengan menggunakan merek dagang tertentu serta mendapat informasi mengenai pemasaran, riset dan pengembangan untuk produk yang bersangkutan. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang untuk lima tahun berikutnya atas persetujuan kedua belah pihak. Sebagai imbalannya, para pihak setuju untuk membayar royalti kepada CPG sebesar persentase tertentu dari penjualan bersih, yang besarnya dapat ditinjau kembali dari waktu ke waktu, yaitu masing-masing sebesar 3% untuk pakan udang, 2% untuk anak ayam usia sehari komersial dan anak ayam pembibit turunan, serta 1% untuk produk lainnya. Pada tanggal 29 Desember 2003, CPG menandatangani perjanjian Intellectual Proprietary Rights Assignment Agreement dengan CPIGCL di mana berdasarkan perjanjian ini, CPG mengalihkan semua hak lisensi yang dimilikinya kepada CPIGCL. Sebagai pemegang hak lisensi yang baru, pada tanggal yang sama, CPIGCL juga menandatangani perjanjian Novation Agreement dan Agreement on the Assignment of Receivable untuk mengambil alih semua hak dan kewajiban CPG berdasarkan perjanjianperjanjian lisensi dengan Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu. Oleh karena itu, pada tanggal 30 Juni 2004, hutang Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu kepada CPIGCL sebesar Rp 204,9 miliar. Hutang ini disajikan dalam akun “Hutang Pihak hubungan Istimewa”. Para pihak setuju dengan pihak kreditur untuk membatasi pembayaran royalti secara tunai hanya sebesar 0,1% dari penjualan bersih sampai dengan tanggal 31 Desember 2001 dan sebesar 0,5% dari penjualan bersih sejak tanggal 1 Januari 2002 dan selanjutnya dapat dibayarkan secara penuh untuk periode berjalan jika pembayaran hutang telah mencapai 50% dari saldo pinjaman berdasarkan perjanjian restrukturisasi tambahan tanggal 25 Juli 2003. Pembayaran royalti yang tertunda baru dapat dibayar setelah saldo pinjaman dilunasi. Royalti yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp 36,8 miliar dan Rp 32,8 miliar masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 dan disajikan dalam akun “Beban Umum dan Administrasi”.
2.
Pada tanggal 18 April 1995, CPB mengadakan perjanjian lisensi dengan CPIGCL. Berdasarkan perjanjian ini, CPB diberi hak untuk memproduksi dan menjual produk dengan menggunakan informasi dan teknologi yang diperoleh dari CPIGCL. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun berikutnya, kecuali terdapat pembatalan dari salah satu pihak. Sejak tahun 1998, perjanjian ini telah diubah secara tahunan, di mana CPIGCL setuju untuk tidak membebankan royalti kepada CPB, kecuali beban upfront sebesar AS$ 5 juta yang akan terhutang jika CPB mencapai jumlah laba tertentu sebelum dikurangi dengan beban upfront, beban bunga dan beban pajak. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Lisensi terakhir, CPIGCL membebankan royalti yang terhutang setiap triwulan masing-masing sebesar 3% dari penjualan bersih pakan udang, AS$ 35 per ton untuk setiap proses udang beku, 3% dari penjualan bersih tambak, Rp 2 (Rupiah penuh) per benur dari penjualan bersih benur, listrik sebesar Rp 5 (Rupiah penuh) per KWH dari hasil produksi listrik, dan
36
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
beban upfront sebesar AS$ 5 juta yang akan terhutang jika CPB mencapai jumlah laba tertentu sebelum dikurangi dengan beban upfront, beban bunga dan beban pajak penghasilan. Royalti yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp 14,9 miliar dan Rp 6,7 miliar masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 dan disajikan dalam akun “Beban Umum dan Administrasi”. Pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003, beban royalti yang terhutang sebesar Rp 36,8 miliar dan Rp 8,6 miliar, disajikan dalam akun “Hutang Pihak Hubungan Istimewa”. Pada tanggal 10 Desember 2003, CPIGCL menyetujui penangguhan pembayaran royalti tahun 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. 3.
Pada tanggal 18 September 1996, CPB mengadakan perjanjian lisensi dengan CPSEC. Berdasarkan perjanjian ini, CPB diberi hak untuk menggunakan informasi tertentu sehubungan dengan pemasaran produk-produknya di luar negeri. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun berikutnya, kecuali terdapat pembatalan dari salah satu pihak. Sejak tahun 1998, perjanjian ini telah diubah secara tahunan di mana CPSEC setuju untuk tidak membebankan royalti kepada CPB sampai dengan tahun 2001. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Lisensi terakhir, CPSEC membebankan royalti yang terhutang setiap triwulan sebesar 0,25% dari penjualan ekspor bersih. Jumlah royalti yang dibebankan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp 1,6 miliar dan Rp 0,7 miliar, disajikan dalam akun “Beban Umum dan Administrasi”. Pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003, beban royalti yang terhutang masing-masing sebesar Rp 4,1 miliar dan Rp 8,3 miliar, disajikan dalam akun “Hutang Pihak Hubungan Istimewa”. Pada tanggal 10 Desember 2003, CPSEC menyetujui penangguhan pembayaran royalti tahun 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2004.
b. Perjanjian Kerjasama dengan Plasma CPB mengadakan perjanjian kerjasama dengan para plasma yang membeli dan mengelola tambak udang dalam kawasan proyek tambak udang terpadu yang dibangun oleh CPB. Berdasarkan perjanjian ini, CPB akan membantu plasma dengan cara: • •
Melakukan koordinasi dengan pihak pemberi pinjaman sehingga plasma dapat memperoleh fasilitas kredit investasi dan modal kerja; dan Membantu kebutuhan operasional plasma.
Sebaliknya, plasma mempunyai komitmen untuk menjual seluruh hasil panennya kepada CPB. c. Perjanjian Kerjasama dengan Para Pemberi Pinjaman Untuk membiayai kebutuhan kredit investasi dan modal kerja plasma, CPB mengadakan perjanjian kerjasama dengan pemberi pinjaman yang akan memberikan pinjaman kepada plasma dengan rincian sebagai berikut: Kreditur
Jumlah Plasma
Jumlah Fasilitas
PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) PT Bank Niaga Tbk. (BN) PT Bahana Arta Ventura (BAV) BPPN (eks PT Bank Ficorinvest Tbk.)
2.200 840 400 200
319.000 121.800 58.000 29.000
Jumlah
3.640
527.800
Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut antara lain ditetapkan bahwa CPB wajib mengatur penggunaan dana hasil penjualan udang oleh plasma untuk menjamin penyelesaian semua kewajiban plasma kepada pemberi pinjaman. CPB dan plasma diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam perjanjian tersebut. Jika perjanjian kerjasama CPB dengan plasma dihentikan karena alasan apapun atau plasma dalam keadaan “default”, CPB diwajibkan melaksanakan “jaminan pembelian kembali” (buy back guarantee) kepada pemberi pinjaman berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian atau minimal sebesar saldo hutang plasma.
37
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) Pada tanggal 30 September 2002, CPB telah memperoleh persetujuan dari BII atas restrukturisasi ulang saldo pinjaman 1.851 plasma. Berdasarkan hasil restrukturisasi tersebut, jangka waktu pinjaman sampai dengan tahun 2012, dan dapat diperpanjang lagi sesuai dengan hasil peninjauan kondisi plasma pada saat itu. Perjanjian restrukturisasi ini juga antara lain memuat rincian jangka waktu pinjaman, syarat-syarat pelunasan, serta prioritas penggunaan hasil panen plasma. CPB juga diwajibkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu atas kewajiban cicilan pokok plasma yang telah jatuh tempo apabila hasil panen plasma tidak mencukupi dan melaksanakan pembelian kembali (buy back) atas tambak-tambak yang ditinggalkan atau menggantikan dengan plasma baru. PT Bank Niaga Tbk. (BN) Pada tanggal 21 September 2001, CPB telah memperoleh persetujuan dari BN atas restrukturisasi hutang plasma sebesar Rp 86,7 miliar. Pinjaman tersebut dapat dilunasi sejak 1 Februari 2001 sampai dengan tanggal 30 Desember 2014. Perjanjian restrukturisasi ini juga antara lain memuat rincian jangka waktu pinjaman, syarat-syarat pelunasan, serta prioritas penggunaan hasil panen plasma. CPB diwajibkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu atas kewajiban bunga plasma yang telah jatuh tempo minimum 6% apabila hasil panen plasma tidak mencukupi dan CPB juga diwajibkan melaksanakan pembelian kembali atas tambak yang ditinggalkan dengan harga minimal sama dengan seluruh sisa kewajiban plasma kepada BN atau menggantikan dengan plasma baru. d. Perjanjian Penggunaan Perangkat Lunak Pada tanggal 2 September 2002, Perusahaan dan Anak perusahaan telah menandatangani perjanjian bersyarat (conditional agreement) dengan Infotech Vision Co.Ltd., Thailand (IFT), pihak hubungan istimewa, sehubungan dengan penggunaan “MySAP.com” dan “CP Group-PeopleSoft Human Resource Management System” (PeopleSoft). Perjanjian antara Perusahaan dan Anak perusahaan dengan IFT berlaku efektif sejak tanggal 18 Oktober 2002. Beban penggunaan perangkat lunak sehubungan dengan perjanjian ini sebesar Rp 0,8 miliar dan Rp 1,0 miliar masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2003, disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasi. e. Jaminan Perusahaan 1. Perusahaan dan CPI memberikan jaminan perusahaan atas pinjaman sindikasi CPB yang diageni oleh PT Bank Niaga Tbk. masing-masing AS$ 15,1 juta (sebesar persentase kepemilikan saham Perusahaan pada CPB pada tanggal 14 Maret 1997 yakni 72% dari AS$ 21 juta) dan AS$ 18,3 juta (sebesar persentase kepemilikan saham CPI pada CPB pada tanggal 8 Agustus 1995 yakni 31% dari AS$ 59 juta). Pada bulan Februari 2001, pinjaman CPB telah direstrukturisasi dan berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi Hutang antara CPB dengan para pemberi pinjaman, jaminan perusahaan yang diberikan oleh Perusahaan dan CPI tersebut masih berlaku. 2. CPI memberikan jaminan perusahaan untuk seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh CPJF dari PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Danamon Tbk. dan PT Bank Ekonomi Raharja sebagaimana dinyatakan dalam akta Corporate Guarantee No. 46 tanggal 14 April 2003 yang dibuat dihadapan notaris Fulgensius Jimmy Hardjo Lukito Tjhe, S.H. f. Perjanjian Fasilitas Irrevocable Standby Letter of Credit Pada tanggal 4 Juni 2003, CPI dan CPJF memperoleh fasilitas pinjaman dari ING Bank N.V., Singapura berupa penerbitan Irrevocable Standby Letter of Credit (SBLC) senilai Rp 112,5 miliar. SBLC ini digunakan sebagai jaminan atas hutang CPI dan CPJF kepada PT Bank DBS Indonesia. SBLC ini dijamin dengan piutang, persediaan, ayam pembibit turunan dan aktiva tetap tertentu milik CPI dan CPJF. Selain itu, CPI dan CPJF juga harus mematuhi beberapa pembatasan sebagaimana dirinci dalam perjanjian SBLC tersebut.
38
PT CENTRAL PROTEINAPRIMA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2004 dan 2003 (Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
g. Kontinjensi Pada bulan Desember 2003, pihak kepolisian telah melakukan penyidikan kepada salah seorang direktur CPI sehubungan dengan dugaan tindak pidana korupsi atas subsidi pemerintah atas pembelian impor bungkil kacang kedelai untuk pakan ternak yang dilakukan oleh CPI dari Badan Urusan Logistik (BULOG) pada tahun 1998. Didasarkan pada pendapat konsultan hukum independen yang dinyatakan dalam surat tertanggal 17 Maret 2004, manajemen CPI berpendapat bahwa semua kontrak perdata atau perjanjian yang terkait dengan masalah impor bungkil kacang kedelai oleh BULOG telah dipenuhi oleh CPI dan sampai dengan tanggal diterbitkannya surat konsultan hukum independen tersebut, tidak ada tuntutan perdata terhadap CPI berkaitan dengan transaksi tersebut. h. Perjanjian kontrak instrument derivatif Pada tanggal 27 Februari 2004, CPI menandatangani kontrak instrumen derivatif dalam bentuk cross currency swap dengan Citibank N.A., Jakarta di mana CPI akan menerima pendapatan bunga sebesar 14% per tahun dari nominal Rp 300 miliar dan membayar bunga sebesar 6,95% per tahun dari nominal AS$ 35.608.309. Penerimaaan dan pembayaran bunga ini dilakukan secara triwulanan sejak tanggal 2 April 2004 dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juli 2008. Pada tanggal jatuh tempo, CPI akan menerima Rp 300 miliar dan membayar AS$ 35.608.309 kepada Citibank N.A., Jakarta. Sehubungan dengan kontrak tersebut, CPI diwajibkan untuk menempatkan deposito sebagai jaminan di Citibank N.A., Singapura minimal sebesar AS$ 1.716.000 dan dapat disesuaikan kemudian berdasarkan perhitungan yang ditetapkan dalam kontrak tersebut. 24. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2003 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2004.
39