PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULANAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
DAFTAR ISI
Pernyataan Direksi Ekshibit Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2012
A
Laporan Laba Rugi Komprehensif Periode Tiga bulan 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2012
B
Laporan Perubahan Ekuitas Periode Tiga bulan 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2012
C
Laporan Arus Kas Periode Tiga bulan 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2012
D
Catatan atas Laporan Keuangan
Ekshibit A PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 31 MARET 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2011
31 Maret 2012
ASET Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan - bersih setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai masing-masing 2012: Rp 366.245.616 2011: Rp 303.538.698 Piutang pembiayaan konsumen-bersih setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai masing-masing 2012: Rp 8.441.306.544 2011: Rp 8.165.465.294 Piutang lain-lain Beban dibayar di muka Aset pajak tangguhan Aset tetap - bersih, setelah dikurangi Akumulasi penyusutan masing-masing sebesar 2012: Rp 9.712.127.702 2011: Rp 9.069.792.357 Investasi pada entitas asosiasi Aset lain-lain-bersih JUMLAH ASET
11.272.094.565
3c,d,5,30
9.902.061.962
3.192.126.492
3c,e,i,6,30
22.925.299.461
314.776.963.919 133.865.845 5.486.590.223 1.117.621.183
3c,f,i,q, 7,31 3c,8,30a,30 3j,9 3n,15c
338.481.640.611 312.072.729 7.278.331.482 1.240.406.542
6.799.473.017 17.263.697.477 8.450.610.244
3k,s,10 11 3l,s,12
7.443.166.591 16.984.021.513 9.984.048.420
368.493.042.965
414.551.049.311
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Ekshibit A/2 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 31 MARET 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2011
31 Maret 2012
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman bank
234.286.722.669
Utang pajak Kewajiban manfaat pasca kerja
196.023.452.922 3c,13,30 3c,q,14,1 1.766.777.070 6,30 1.879.346.793 3n,15a 4.683.915.066 3o,16
Jumlah Liabilitas
204.353.491.851
244.458.088.307
Beban yang masih harus dibayar
EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar – 2.200.000.000 saham Ditempatkan dan disetor penuh 1.000.000.000 saham Tambahan modal disetor Saldo laba Telah ditentukan penggunaanya Belum ditentukan penggunaanya
2.308.818.125 2.728.632.448 5.133.915.065
100.000.000.000 2.651.244.367
17 18
100.000.000.000 2.651.244.367
100.000.000 61.388.306.747
20
100.000.000 67.341.716.637
Jumlah Ekuitas
164.139.551.114
170.092.961.004
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
368.493.042.965
414.551.049.311.
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Ekshibit B PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Maret 2011 PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Administrasi Sewa pembiayaan Lain-lain
18.538.822.267 6.865.851.599 275.658.231 250.490.817
Jumlah Pendapatan
25.930.822.914
BEBAN Gaji dan tunjangan Umum dan administrasi Beban Pemasaran Beban bunga dan keuangan Kerugian penurunan nilai
( ( ( ( (
Jumlah Beban
( 17.961.010.105 )
LABA USAHA
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN LABA KOMPREHENSIF LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
20.601.960.983 13.366.168.407 335.320.474 170.358.429
24
34.473.808.293 3m 3o,25 3q,26 27 3i
( ( ( ( (
8.761.793.242 ) 4.589.854.547 ) 4.832.354.687 ) 6.494.291.630 ) 1.784.837.478 )
(
26.463.131.584 ) 8.010.676.709
-
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
LABA BERSIH
3m 22 23
7.969.812.809
Bagian rugi dari entitas asosiasi
Pajak Penghasilan
6.588.518.731 ) 3.774.895.809 ) 2.613.491.639 ) 4.174.938.661 ) 809.165.265 )
31 Maret 2012
(
7.969.812.809 (
2.113.308.628 )
279.675.965) 7.731.000.744
3n,14d
5.856.504.181
(
1.777.590.854 ) 5.953.409.890
-
-
5.856.504.181 23,43
5.953.409.890 3p,21
23.81
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Ekshibit C PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan modal disetor Modal saham Saldo pada tanggal 1 Januari 2011 Laba bersih tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Maret 2011
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012 Laba bersih Periode berjalan Saldo pada tanggal 31 Maret 2012
100.000.000.000 -
2.651.244.367 -
Saldo laba Telah Belum ditentukan ditentukan
Jumlah ekuitas
100.000.000
48.103.860.984
150.855.105.351
-
5.856.504.181
5.856.504.181
100.000.000.000
2.651.244.367
100.000.000
53.960.365.165
156.711.609.532
100.000.000.000
2.651.244.367
100.000.000
61.388.306.747
164.139.551.114
5.953.409.890
5.953.409.890
67.341.716.637
170.092.961.004
-
100.000.000.000
-
2.651.244.367
-
100.000.000
20
Ekshibit D PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret 2011 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari: Transaksi pembiayaan Pendapatan bunga Piutang lain-lain Pembayaran kas untuk: Transaksi pembiayaan Beban operasional Beban bunga Pajak penghasilan Hutang pajak Kas bersih digunakan untuk aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas investasi Perolehan aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari pinjaman bank Pelunasan pinjaman bank Penambahan modal Pembayaran kas dividen
132.696.251.033 ( 19.456.417 ) (6.220.938.839)
189.156.877.610 20.903.050 (178.206.884)
(120.948.311.794) ( 2.860.218.898) ( 5.506.667.929) ( 1.628.900.201) ( 506.089.285)
(199.385.123.666) (17.493.423.957) (6.494.291.630) (3.381.811.242) (584.277.918)
( 4.994.332.330)
(38.339.354.637)
(
856.155.256) 243.500.000
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(
(
31 Maret 2012
(1.354.947.713)) 61.000.000
612.655.256)
(1.293.947.713))
92.850.855.825 (83.249.184.070)) -
185.020.646.755 (146.757.377.008)) -
Kas bersih diperoleh dari aktivitas Pendanaan
9.601.671.755
38.263.269.747
Kenaikan bersih kas dan setara kas
3.994.684.169
(1.370.032.603)
Kas dan setara kas awal tahun
8.124.228.120
11.272.094.565
Kas dan setara kas akhir tahun
12.118.912.289
9.902.061.962
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (“Perusahaan”), dahulu dikenal sebagai PT Bira Multi Finance, didirikan berdasarkan Akta No. 186 tanggal 12 Desember 1994 dari Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-18791.HT.01.01.TH.94 tanggal 22 Desember 1994 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 9 Februari 1996, Tambahan No. 1584. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 Oktober 1999 yang diaktakan oleh Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta dengan Akta No. 42 tanggal 21 Desember 1999, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Bina Multi Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C5143-HT.01.04.TH.2000 tanggal 6 Maret 2000. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 16 Maret 2007 dan diaktakan oleh Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, dengan Akta No. 71, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7-03581.HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 April 2007 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 29 Mei 2007. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 80 tanggal 21 September 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan Pengurus Perusahaan. Perubahan tersebut telah dilaporkan kepada dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-38503 tanggal 29 November 2011. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Plaza Chase Lantai 12, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan memiliki 35 (tiga puluh lima) jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang dan kantor perwakilan. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, anjak piutang, dan kartu kredit. Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 90/KMK.017/1995 tanggal 15 Februari 1995 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1995. b . Penawaran umum saham Perusahaan Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 21 Oktober 2008 dan diaktakan oleh notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, dengan Akta No. 156, rapat dengan musyawarah untuk mufakat menyetujui dan memutuskan untuk merubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan, antara lain sehubungan dengan persetujuan atas perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk; dalam rangka Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat melalui Pasar Modal, dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-78289.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 24 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tanggal 24 April 2009, Tambahan No. 11470.
1
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan)
b . Penawaran umum saham Perusahaan (lanjutan) Perubahan terakhir atas Anggaran Dasar Perusahaan dilakukan berdasarkan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., No. 45 tertanggal 7 Agustus 2009, untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Bapepam – LK No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari PT Bursa Efek Indonesia berdasarkan suratnya No. Peng-P-00111/BEI.PSJ/P/05-2009 tanggal 25 Mei 2009 dan No. Peng-0002/BAI/ CAT/P/Jun2009 tanggal 1 Juni 2009 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat sejumlah 450.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 110 per saham. c. Dewan Komisaris dan Direksi Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan periode tiga bulanan 31 Maret 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama Komisaris dan Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Keuangan (Tidak Terafiliasi)
2011
2012
Irena Istary Iskandar
Irena Istary Iskandar
Desti Liliati
Desti Liliati
Markus Dinarto Pranoto Indah Mulyawan
Markus Dinarto Pranoto Indah Mulyawan
Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang hukum dan sumber daya manusia, ruang lingkup Direktur Pemasaran mencakup bidang pemasaran dan operasional, dan ruang lingkup Direktur Keuangan (Tidak Terafiliasi) mencakup bidang keuangan dan akuntansi. Susunan Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan periode tiga bulanan 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut:
Ketua Anggota Anggota
2011
2012
Desti Liliati Emanuel Handoyo Pranadjaja Jimmy Cakranegara
Desti Liliati Emanuel Handoyo Pranadjaja Jimmy Cakranegara
Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan periode tiga bulanan 31 Maret 2012, Perusahaan mempekerjakan masing-masing sebanyak 489 dan 548 karyawan (Tidak 2
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) diaudit). 2. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN a. Adopsi PSAK revisian, PSAK baru, dan ISAK revisian Kebijakan akuntansi yang diadopsi adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi tahun buku sebelumnya, kecuali pada tahun buku yang bersangkutan, Perusahaan mengadopsi seluruh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang baru maupun yang direvisi yang berlaku efektif pada awal atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Perubahan pada kebijakan akuntansi perusahaan telah disesuaikan sebagaimana dipersyaratkan oleh ketentuan transisi yang relevan di dalam PSAK dan ISAK terkait. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK yang baru maupun yang telah mengalami perubahan yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan Perusahaan: -
PSAK No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” PSAK No.2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” PSAK No.5 (Revisi 2009), “ Segmen Operasi PSAK No.7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” PSAK No.8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” PSAK No.15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” PSAK No.23 (Revisi 2010), “Pendapatan” PSAK No.25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” PSAK No.48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” PSAK No.57 (Revisi 2009), “Provisi,Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”
Dampak dari perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan sehubungan dengan implementasi dari standar akuntansi baru di atas tidak signifikan kecuali untuk hal-hal berikut ini: i. Penyajian laporan keuangan Perusahaan menerapkan PSAK No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Perubahan signifikan dari standar akuntansi tersebut terhadap Perusahaan adalah sebagai berikut: -
Laporan Keuangan Perusahaan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keungan.
-
Penambahan pengungkapan diperlukan seperti pertimbangan untuk menerapkan kebijakan akuntansi dan manajemen modal. Informasi komparatif telah disajikan kembali agar sesuai dengan standar tersebut. Karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan, maka tidak ada dampak terhadap laba persaham.
ii. Pengungkapan transaksi dengan pihak-pihak berelasi Perusahan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan ketentuan PSAK No.7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpiha Berelasi”.
3
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN (Lanjutan) a.Adopsi PSAK revision, PSAK baru, dan ISAK revision (Lanjutan) Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan mengungkapkan jumlah kompensasi yang di bayarkan oleh Perusahaan kepada karyawa kunci sebagaimana yang disyaratkan dalam PSAK No.7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Kompensasi yang diuangkapkan dalam laporan keuangan Perusahaan mencakup haji dan tunjangan, dan imbalan kerja. Karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan, maka tidak ada dampak terhadap laba per saham. b. PSAK baru dan PSAK revisian dan ISAK baru yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif. Perusahaan belum mengadopsi PSAK dan ISAK yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif untuk periode yang berawal 1 Januari 2012 ataupun setelahnya sebagai berikut: -
PSAK No.10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing” PSAK No.24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” PSAK No.46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” PSAK No.50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan Penyajian” PSAK No.56 (Revisi 2010), “Laba Per Saham” PSAK No.60, “Intrumen Keuangan:Pengungkapan”
Perusahaan saat ini sedang mempertimbangkan dampak PSAK baru dan revision dan ISAK baru yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif terhadap laporan keuangan. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga bulanan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Peraturan No VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP06/PM/2000 pada tanggal 13 Maret 2000 yang dirubah berdasarkan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-554/BL/2010 pada tanggal 30 Desember 2010. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali dinyatakan secara khusus.Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung, dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus. 4
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing Transaksi di dalam mata uang asing diukur dengan mata uang fungsional Perusahaan dan dicatat pada tanggal awal pengakuan mata uang fungsional pada kurs nilai tukar yang mendekati tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dinyatakan dalam mata uang asing yang dijabarkan pada nilai tukar pada akhir periode pelaporan. Item-item non moneter yang diukur pada biaya historis di dalam mata uang asing dijabarkan dengan mengunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi awal. Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah Indonesia. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. c. Aset dan kewajiban Keuangan Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan piutang lain-lain. Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman bank dan beban yang masih harus dibayar. c.1. Klasifikasi Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengelompokan seluruh aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Seluruh liabilitas keuangan Perusahaan dikelompokan sebagai laibilitas keuangan yang di ukur pada biaya perolehan diamortisasi. c.2. Pengakuan Perusahaan pada awalnya mengakui aset keuangan dan kewajiban keuangan pada tanggal perolehan.Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau kewajiban keuangan Perusahaan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya dan pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu kewajiban keuangan dan merupakan biaya dan pendapatan tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk kewajiban keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah hutang yang diakui pada awal pengakuan kewajiban (sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi dicatat pada akun beban tangguhan dan bukan merupakan bagian dari piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan). Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa
5
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c.2. Pengakuan (Lanjutan) pembiayaan untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan kewajiban keuangan (sebelum tanggal 1 Januari 2010, amortisasi biaya transaksi dicatat sebagai pengurang dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan, tergantung skema biaya transaksi). Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lihat Catatan 3c.5) dengan menggunakan metode suku bunga efektif. c.3. Penghentian Pengakuan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah. Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, yang ditentukan oleh besarnya perubahan nilai aset yang ditransfer. Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lainlain. c.4. Saling Hapus Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui t ersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan asset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. 6
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c.5. Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan penyisihan kerugian penurunan nilai untuk aset keuangan. c.6. Pengukuran Nilai Wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction) pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Perusahaan mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang), atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut 7
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) c.6. Pengukuran Nilai Wajar (Lanjutan) didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup. Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Perusahaan dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Perusahaan yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi. d. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ditempatkan di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya atas pinjaman atau digunakan sebagai jaminan dikeluarkan dari akun kas dan setara kas dan disajikan terpisah. e. Akuntansi Sewa Pembiayaan Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
8
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan kerugian piutang. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok pembiayaan, yang diakui sebagai pendapatan sepanjang jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian konstan. Sejak tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang setelah pengakuan awal, dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 3c.5). Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam periode berjalan. g. Pembiayaan Bersama Dalam pembiayaan bersama, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama. Untuk pembiayaan bersama dengan recourse, seluruh jumlah angsuran dari pelanggan dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen, sedangkan kredit yang diberikan oleh penyedia dana dicatat sebagai pinjaman yang diterima (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan bunga yang dikenakan oleh penyedia dana dicatat sebagai beban bunga di laporan laba rugi. Untuk pembiayaan bersama tanpa recourse, hanya porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di neraca (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan di laporan laba rugi setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak pihak-pihak lain yang berpartisipasi pada transaksi pembiayaan bersama tersebut. h. Anjak Piutang Anjak piutang tanpa recourse diperlakukan sebagai penjualan piutang. Selisih antara nilai piutang alihan dengan jurnlah dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai kerugian atas transaksi anjak piutang. Kerugian atas transaksi anjak piutang tanpa recourse diakui sebagai beban pada saat transaksi dan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai beban usaha. Anjak piutang dengan recourse diakui sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang dialihkan. Selisih antara nilai piutang yang dialihkan dengan dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai beban bunga selama periode anjak piutang. Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca sebesar nilai piutang yang dialihkan dikurangi retensi dan beban bunga yang belum diamortisasi.
9
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Identifikasi dan Pengukuran Penurunan Nilai Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menetapkan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap keadaan akun piutang pada akhir periode, dengan mempertimbangkan umur piutang pembiayaan konsumen. Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif telah terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan Perusahaan. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi piutang oleh Perusahaan dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur akan dinyatakan pailit, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumennya secara kolektif karena manajemen yakin bahwa piutang pembiayaan konsumen ini memiliki karakteristik kredit yang sejenis. Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi. piutang pembiayaan konsumen akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 210 hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat diterima.
10
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) j. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. k. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutannya. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut: Masa manfaat Tahun Inventaris kantor Kendaraan Bermotor
4–5 5
Biaya untuk perbaikan atau perawatan aset tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pengeluaran y ang menambah masa manfaat atau meningkatkan manfaat ekonomis di masa yang akan datang seperti peningkatan kapasitas dan perbaikan kualitas keluaran atau standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan yang bersangkutan, dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. l. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada saat terjadinya. Konsumen memberi kuasa kepada Perusahaan untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
11
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban m.1.Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan, Pendapatan Bunga dan Beban Bunga Pendapatan pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban provisi yang dibayar dimuka sehubungan dengan pinjaman yang diterima diakui sebagai pengurang atas pinjaman yang terkait dan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (menggunakan metode garis lurus pada tahun 2009) dan dicatat sebagai bagian dari beban keuangan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian di masa mendatang. Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh biaya dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, termasuk biaya transaksi. m.2.Pendapatan Lain-lain Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani. Pendapatan denda keterlambatan dan pinalti diakui pada saat denda keterlambatan dan pinalti diterima. m.3.Beban Beban diakui dengan metode akrual. n. Pajak Penghasilan Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
12
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) o. Penyisihan Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui. p. Laba Bersih per Saham Sesuai dengan PSAK No. 56, ”Laba per Saham”, laba bersih per saham, pada tanggal neraca, dihitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang harian dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. q. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang digunakan adalah sesuai dengan yang dinyatakan dalam PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimew Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan, atau tidak dengan, syarat dan kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan r . Informasi Segmen Informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografis sebagai segmen sekunder. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
13
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) s. Penurunan Nilai dari Aset Tetap dan Aset Lainnya Pada tanggal neraca Perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Aset tetap dan aset lainnya, termasuk aset tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi di antara harga jual neto dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset d ikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. t. Investasi pada entitas asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu entitas, dimana Perusahaan memiliki pengaruh signifikan, namun tidak mengendalikan, atas kebijakan keuangan dan operasi entitas tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada jika Perusahaan memiliki antara 20% dan 50% dari hak suara entitas lainnya. Investasi pada perusahaan anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan diakui sebesar biaya awal. Biaya atas investasi tersebut meliputi biaya transaksi.
4. PERTIMBANGAN ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN Penyajian laporan keuangan Perusahaan memerlukan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian, ketidakpastian tentang asumsi dan estimasi ini dapat mengakibatkan hasil penyesuaian materi untuk nilai buku aset atau pasiva yang berpengaruh pada periode di masa depan. a. Penilaian dalam menerapkan kebijakan akuntansi i. Pajak penghasilan Perusahaan ini memiliki eksposur ke pajak penghasilan. Penilaian yang signifikan melibatkan penentuan provisi pajak penghasilan. Ada beberapa transaksi dan perhitungan untuk penentuan ketidakpastian pajak ultimate selama bisnis. Perusahaan mengakui liabilitas untuk isu pajak diharapkan berdasarkan pada perkiraan kapan pajak tambahan akan jatuh tempo. Di mana hasil akhir pajak dari hal ini berbeda dari jumlah awal diakui, perbedaan tersebut akan mempengaruhi arus pendapatan pajak dan pajak yang ditangguhkan dengan ketentuan pada periode penentuan dibuat. Nilai buku perusahaan saat ini dan hutang pajak penghasilan yang ditangguhkan pada akhir pelaporan periode adalah sekitar Rp 7.361.140.157 dan Rp 6.518.079.374 selama tahun berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, masing-masing.
14
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PERTIMBANGAN ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) ii. Penilaian instrument keuangan -
Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis. Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.
-
Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya menggunakan input yang bukan merupakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi tersebut dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen yang sejenis dimana terdapat penyesuaian signifikan yang tidak dapat diobservasi atau asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mencerminkan selisih antara instrumen keuangan yang diperbandingkan. Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Perusahaan menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian dapat termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para partisipan di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
b. Sumber utama ketidakpastian penilaian Kunci asumsi tentang masa depan dan kunci sumber estimasi ketidakpastian di akhir periode pelaporan, memiliki risiko yang signifikan menyebabkan penyesuaian materi untuk membawa jumlah aset dan liabilitas dalam tahun anggaran berikutnya dibahas di bawah ini i. Masa manfaat Aset tetap Biaya aset tetap disusutkan dengan berbasis garis lurus yang diperkirakan dengan masa manfaat peralatan. Manajemen memperkirakan masa manfaat peralatan ini menjadi 4 tahun sesuai dengan penerapan di industri pada umumnya. Perubahan dalam tingkat penggunaan yang diharapkan dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat peralatan dan nilai-nilai sisa aset-aset ini, oleh karena itu, biaya penyusutan masa depan dapat direvisi. Nilai buku peralatan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam catatan 10 untuk laporan keuangan.
15
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PERTIMBANGAN ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) b. Sumber utama ketidakpastian penilaian (Lanjutan) ii. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset diamortisasi dijelaskan di Catatan 3i.
keuangan yang dicatat
pada biaya
perolehan
Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi penyisihan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari penyisihan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan penyisihan kolektif. iii. Penentuan nilai wajar Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan kewajiban keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Perusahaan harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 3c.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan (judgement) yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
16
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. KAS DAN SETARA KAS 31 Desember 2011
Kas Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Victoria Syariah (d/h PT Bank Swaguna) PT Bank Bukopin Tbk PT Bank DKI PT Bank ICB Bumiputera Tbk (d/h PT Bank Bumiputera Tbk) PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h Bank Lippo Tbk dan PT Bank Niaga Tbk) PT Bank Mega Tbk PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta Indonesia)
Jumlah
31 Maret 2012
1.148.794.695
1.250.935.090
4.222.265.799 4.056.811.458
2.411.755.654 4.157.436.592
665.118.901 406.657.677
368.882.961 302.974.077
258.492.046 48.903.057
395.819.037 294.521.549
28.484.925 224.991.338
169.804.922 189.016.770
36.092.710 46.141.267 44.461.022
36.092.710 154.489.193 63.100.604 3.163.117
3.163.117 69.994.019 6.671.416
92.347.151 6.671.416
5.051.118
5.051.118
10.123.299.870
8.651.126.872
11.272.094.565
9.902.061.962
Tingkat suku bunga setahun untuk kas bank berkisar 1,00% - 2,00% untuk periode tiga bulanan 31 Maret 2012 dan tahun berakhir 31 Desember 2011.
17
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan – Bruto Dikurangi: Biaya transaksi ditangguhkan (
4.159.855.000
29.442.149.995
6.131.216 )
-
4.153.723.784 Dikurangi: Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui
(
Jumlah
658.058.594 )
29.442.149.995 ( 6.150.604.918 )
3.495.665.190
Dikurangi: Penyisihan kerugian penurunan nilai
(
Piutang sewa pembiayaan Bersih
303.538.698 ) 3.192.126.492
23.291.545.077
(
366.245.616 ) 22.925.299.461
Pada Perode tiga bulanan yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011, suku bunga efektif per tahun yang dikenakan untuk sewa pembiayaan masing-masing antara 16.00% - 20,85% dan 17,00% 22,03%. Rincian atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya masingmasing pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan periode tiga bulanan 2012, sebagai berikut: 2011
2012
2010 2011 2012 2013 2014
301.164.000 2.110.931.000 1.048.656.000 699.104.000
10.786.188.000 10.326.801.000 8.329.160.995
Jumlah
4.159.855.000
29.442.149.995
18
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) Rincian analisa umur atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari angsuran piutang sewa pembiayaan bruto adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo: 61 – 90 hari
4.159.855.000
29.442.149.995
-
-
Jumlah
4.159.855.000
29.442.149.995
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa pembiayaan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Piutang sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan yang diterima dari bank (Catatan 13) Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
31 Desember 2011 Saldo per 1 Januari 182.691.702 Penyisihan selama tahun berjalan 120.846.996 Penghapusan selama tahun berjalan ( ) Saldo
303.538.698
19
31 Maret 2012
(
303.538.698 62.706.918 ) 366.245.616
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 31 Desember 2011 Piutang pembiayaan konsumen Bruto Pihak ketiga Pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai Bersama pihak-pihak lainWithout recourse Dikurangi: Biaya transaksi ditangguhkan
Dikurangi: Pendapatan yang belum diakui Pihak ketiga Pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai Bersama pihak-pihak lainWithout recourse
(
402.540.855.001
10.276.784.786 383.491.642.786
10.165.268.382 412.706.123.383
3.969.407.161
4.253.446.844
387.461.049.948
416.959.570.227
( 66.533.423.167 )
3.226.637.464)
( 3.503.199.905 )
( 64.518.620.735)
(70.036.623.072)
322.942.429.213
346.922.947.155
Jumlah Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai
373.214.858.000
61.291.983.271) (
31 Maret 2012
(
8.165.465.294)
Piutang pembiayaan konsumen Bersih
314.776.963.919
(
8.441.306.544) 338.481.640.611
Saldo piutang pembiayaan konsumen-pembiayaan sendiri tersebut di atas telah di kurangi dengan kelebihan biaya atas pelunasan dan pembayaran angsuran dari pelanggan yang belum diketahui indentitasnya yaitu sejumlah Rp 2.204.345.854 dan Rp 2.170.474.084 pada periode tiga bulanan pada tanggal 31 Maret 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Rincian atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari piutang pembiayaan konsumen - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2012, sebagai berikut:
20
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) 2011
2012
2010 2011 2012 2013 2014 2015 dan selanjutnya
23.847.674.000 173.956.796.787 140.427.532.000 43.405.099.000 1.854.541.000
214.714.862.000 136.622.822.000 53.256.569.000 8.111.870.383
Jumlah
383.491.642.787
412.706.123.383
Pada periode tiga bulanan pada tanggal yang berakhir 31 Maret 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011, suku bunga efektif per tahun untuk pembiayaan konsumen masing-masing berkisar antara 12,71% - 46,14% dan 12,71% - 44,09%. Kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga (Catatan 29). Rincian analisa umur atas jatuh tempo kontraktual dari angsuran piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Lebih dari 90 hari
374.687.544.786
402.828.743.383
1.770.190.000 744.682.000 723.083.000 5.566.143.000
1.829.134.000 1.439.057.000 670.777.000 5.938.412.000
Jumlah
383.491.642.786
412.706.123.383
21
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumen adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diterima dari bank (Catatan 13). Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Saldo per 1 Januari 4.137.647.316 Penyisihan selama tahun berjalan 6.976.365.457 Penghapusan selama tahun berjalan ( 2.948.547.479 ) Saldo
8.165.465.294
31 Maret 2012 8.165.465.294 1.722.130.560 ( 1.446.289.310 ) 8.441.306.544
8. PIUTANG LAIN-LAIN 31 Desember 2011 Pihak yang mempunyai hubungan Istimewa Piutang karyawan Jumlah
31 Maret 2012
133.865.845
312.072.729
133.865.845
312.072.729
Perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. 9. BEBAN DIBAYAR DI MUKA 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Pihak ketiga Sewa Lain-lain
4.373.498.535 1.113.091.688
5.072.968.854 2.205.362.628
Jumlah
5.486.590.223
7.278.331.482
22
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP 31 Maret 2012 Saldo awal 1 Januari Biaya perolehan Pemilikan langsung Inventaris kantor Kendaraan bermotor
Akumlasi penyusutan Pemilikan langsung Inventaris kantor Kendaraan bermotor
Jumlah tercatat
Penambahan
Pengurangan
Saldo akhir
7.639.565.932
795.693.480
8.435.259.412
8.229.699.442
559.254.233
(68.918.774)
8.720.034.881
15.869.265.374
1.354.947.693
(68.918.774)
17.155.294.293
4.901.728.430
302.911.951
4.168.063.927
387.666.548
(48.243.154)
4.507.487.321
9.069.792.357
690.578.499
(48.243.154)
9.712.127.702
5.204.640.381
6.799.473.017
7.443.166.591
31 Desember 2011 Saldo awal 1 Januari Biaya perolehan Pemilikan langsung Inventaris kantor Kendaraan bermotor
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Inventaris kantor Kendaraan bermotor
Jumlah tercatat
Penambahan
Pengurangan
-
Saldo akhir 31 Desember
6.072.019.357
1.567.546.576
6.792.468.618
1.929.403.304 (
492.172.464)
8.229.699.442
12.864.487.975
3.496.949.880 (
492.172.464)
15.869.265.374
3.826.511.964
1.075.216.466
2.820.071.575
1.427.349.913 (
79.357.541)
4.168.063.927
6.646.583.539
2.502.566.379 (
79.357.541)
9.069.792.357
6.217.904.436
-
7.639.565.932
4.901.728.430
6.799.473.017
Beban penyusutan dialokasikan pada beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp 2.502.566.379 dan Rp 690.578.499 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan untuk periode tiga bulanan pada tanggal 31 Maret 2012 (Catatan 26).
23
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (Lanjutan) Rincian laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Penerimaan hasil penjualan aset tetap Jumlah tercatat aset tetap Laba penjualan aset tetap
(
490.500.000 412.814.916) 77.685.084
31 Maret 2012
(
61.000.000 20.675.620
)
40.324.380
Keuntungan atas penjualan aset tetap diakui sebagai bagian dari “Pendapatan Lain-lain” pada laporan laba rugi (Catatan 24). Pada periode tiga bulanan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, kendaraan bermotor telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada asuransi PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing–masing sebesar Rp 5.636.050.000 (2012) dan Rp 4.727.050.000 (2011), PT Asuransi Sinar Mas sebesar Rp 440.000.000 (2012) dan Rp 440.000.000 (2011), PT Asuransi Indrapura sebesar Rp 3.455.500.000 (2012) dan Rp 3.330.550.000 (2011) dan PT Asuransi Bina Data Arta Tbk sebesar Rp 260.000.000 (2012) dan Rp 375.000.000 (2011). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi kendaraan bermotor tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal neraca. 11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Pada bulan Agustus 2011, Perusahaan melakukan investasi pada entitas asuransi pada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (d/h PT Asuransi Wuwungan) sebesar Rp 17.500.000.000, dengan persentase kepemilikan sebesar 25%. 2011
2012
17.500.000.000
17.263.697.477 -
Saldo akhir Akumulasi kerugian penurunan nilai Saldo awal Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam tahun berjalan
17.500.000.000
17.263.697.477
-
-
Saldo akhir
17.263.697.477
Harga perolehan Saldo awal Perolehan
(236.302.523)
24
(279.675.965) 16.984.021.512
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (Lanjutan) Rincian entitas asosiasi yang dimiliki oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Nama entitas asosiasi
Kegiatan Utama
Tempat Beroperasi
Kepemilikan Per tanggal 31 Maret 2012
Asuransi
Indonesia
25%
PT Malacca Trust Wuwungan Insurance
12. ASET LAIN-LAIN 2011
2012
6.461.371.056
7.768.040.416
( 4.213.190.303)
( 4.543.294.810)
2.248.180.753
3.224.745.606
Agunan yang diambil alih Uang jaminan sewa
5.742.939.491 459.490.000
6.294.812.814 464.490.000
Jumlah
8.450.610.244
9.984.048.420
Renovasi gedung Dikurangi: Akumulasi amortisasi
Pada periode tiga bulanan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, Perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih karena manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai atas jumlah tercatat agunan yang diambil alih tersebut. Beban amortisasi dialokasikan pada beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp 330.104.507 dan Rp 1.303.651.814 untuk tanggal yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Catatan 26).
25
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN BANK PINJAMAN BANK 31 Desember 2011 Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Permata Dikurangi: Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah
31 Maret 2012
68.380.261.177 54.976.108.067 47.972.869.478 15.273.661.211 10.723.880.846
81.655.097.811 68.780.642.729 64.766.489.575 13.190.800.505 7.533.126.627
197.023.4523922
235.926.157.247
( 1.303.327.857 )
( 1.639.434.578 )
196.023.452.922
234.286.722.669
PT Bank Victoria International Tbk Berdasarkan Akta No. 86 tanggal 21 September 2006 dari Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tanggal 21 September 2007. Atas pinjaman tersebut Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar 17,50% pada tahun 2006 dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan kendaraan bermotor yang diikat secara fidusia (Catatan 8). Perusahaan juga memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Victoria International Tbk berdasarkan Akta No. 94 tanggal 30 Juli 2007 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, dengan batas maksimum sebesar Rp 15 milyar yang digunakan untuk Kredit Modal Kerja. Fasilitas ini dijamin secara fidusia sebagaimana dalam Akta No. 22 tanggal 11 Juni 2007 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta. Jangka waktu fasilitas kredit tersebut berlaku sampai dengan 31 Juli 2008 dan dikenakan suku bunga efektif per tahun sebesar 12,00%. Berdasarkan Akta No. 51 tanggal 16 Mei 2008 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perubahan I Perjanjian Kredit yang dijamin secara fidusia sebagaimana dalam Akta No. 54 tanggal 16 Mei 2008 dari Suwarni Sukiman, S.H., notaris di Jakarta. Berdasarkan Perubahan Perjanjian tersebut, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk peningkatan dan perpanjangan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) yang semula sebesar Rp 15 milyar menjadi sebesar Rp 20 milyar. Jangka waktu berlaku sampai dengan tanggal 31 Juli 2009.
26
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN BANK (lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (lanjutan) Pada saat penandatanganan, Perusahaan dikenakan suku bunga efektif per tahun sebesar 12,50%. Kedua perjanjian fasilitas pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan pada tanggal 16 Juli 2009, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) Non Revolving dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar. Kedua fasilitas tersebut berlaku sejak tanggal 31 Juli 2009 dan berakhir sampai dengan tanggal 31 Juli 2010. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tetap sebesar 14,50% per tahun untuk PTDA dan suku bunga mengambang sebesar 14,50% per tahun untuk PRK. Perubahan terakhir kedua fasilitas pinjaman berdasarkan Perubahan II terhadap Perjanjian Kredit yang dikuatkan oleh Akta No. 103 tanggal 31 Maret 2010 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu kedua fasilitas pinjaman sampai dengan 31 Juli 2011. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tetap sebesar 13,00% per tahun.Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011. Sebagaimana yang dinyatakan dalam perjanjian antara Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk meminjam dari atau meminjamkan uang kepada pihak ketiga manapun, selain yang berkaitan dengan usaha sehari-hari, bertindak sebagai penjamin atas utang pihak ketiga dan mengubah Anggaran Dasar, susunan anggota direksi dan komisaris serta susunan para pemegang saham tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Victoria International Tbk Berdasarkan surat permohonan dari Perusahaan pada tanggal 26 September 2008, PT Bank Victoria International Tbk telah menyetujui untuk mencabut negative covenant tersebut. Berdasarkan Akta No. 33 tanggal 11 Juli 2011 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris dari Jakarta. Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk. menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas kredit pinjaman tetap dengan angsuran (PTDA III) Non Revolving dengan batas maksimum sebesar Rp 60 milyar dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan batas maksimum sebesar Rp 10 milyar. Kedua fasilitas tersebut berlaku sejak tanggal 31 Juli 2011 dan berakhir sampai dengan 31 Juli 2012. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tetap sebesar 12.00% pertahun untuk PTDA dan suku bunga mengambang sebesar 13% pertahun untuk PRK. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini. PT Bank Internasional Indonesia Tbk Berdasarkan Akta No. 63 tanggal 22 Juni 2006 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar untuk tujuan pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Atas pinjaman tersebut Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar SBI + 3,75% - 3,875% pada tahun 2006 dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia berdasarkan Akta No. 64 tanggal 22 Juni 2006 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta. 27
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN BANK (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (lanjutan) Perjanjian pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 15 tanggal 8 Oktober 2009 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta. Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebagai berikut: -
Term-Loan I dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar dengan jumlah baki debet pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 9.025.472,87 yang dimulai sejak tanggal 22 Juni 2006 dan berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Fasilitas Term-Loan I sudah dilunasi pada tanggal 13 Oktober 2009;
-
Term-Loan II dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar dengan jumlah pinjaman yang outstanding pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 1.822.100.585,29 yang dimulai sejak tanggal 22 Februari 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2010;
-
Term-Loan III dengan batas maksimum sebesar Rp 45.039.155.823,20 dengan jumlah pinjaman yang outstanding pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 9.828.512.457,50 yang dimulai sejak tanggal 1 November 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011;
-
Term-Loan IV dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar yang dimulai sejak tanggal 8 Oktober 2009 ditambah jangka waktu penarikan selama 9 (sembilan) bulan dan akan berakhir pada tanggal 8 Juli 2013;
-
Suku bunga per tahun dikenakan dalam dua suku bunga, yaitu jika piutang kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakan sebesar SBI + 3,75%, dan jika piutang lebih dari 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakan sebesar SBI + 3,875%.
Atas Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) tersebut maka berdasarkan Akta No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta, disetujui untuk dilakukan Pengubahan terhadap Akta Jaminan Fidusia sebagai berikut: -
Nilai jaminan fidusia sebesar Rp 76.347.928.388; Berdasarkan daftar piutang pembiayaan konsumen Perusahaan tertanggal 7 Oktober 2009, nilai objek jaminan fidusia sebesar Rp 13.674.804.846. Berdasarkan Akta No. 66 tanggal 30 November 2010 dari Safira Hayati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk Tbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) sebagai berikut:
-
Term-Loan III dengan batas maksimum sebesar Rp 45.039.155.823,20 dengan jumlah pinjaman yang outstanding pada tanggal 27 Oktober 2010 sebesar Rp 948.000.000 yang dimulai sejak tanggal 1 November 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011;
-
Term-Loan IV dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar dengan jumlah pinjaman yang outstanding pada tanggal 27 Oktober 2010 sebesar Rp 33.554.000.000 yang dimulai sejak tanggal 8 Oktober 2009 ditambah jangka waktu penarikan selama 9 (sembilan) bulan dan akan berakhir pada tanggal 8 Juli 2013;
28
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN BANK (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (lanjutan) -
Suku bunga per tahun untuk kedua fasilitas pinjaman di atas dikenakan suku bunga tetap.
-
Term-Loan V dengan batas maksimum sebesar Rp 100 milyar yang dimulai sejak tanggal 1 Desember 2010 ditambah jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Desember 2014;
-
Suku bunga per tahun yang dikenakan untuk Term-Loan V diklasifikasikan dalam dua suku bunga, yaitu jika piutang kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) tahun maka suku bunga tetap yang dikenakan sebesar 12,00%, dan jika piutang lebih dari 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakan sebesar 12,50%.
Berdasarkan Perjanjian No.S.2012/DIR CORP BANKING tanggal 24 Januari 2012, PT.Bank Internasional Indonesia Tbk menyetujui permohonan perpanjang availability period sampai dengan tanggal 30 April 2012. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% - 12,50% dan 12,00% - 12,25% per tahun masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 . Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini. PT Bank ICBC Indonesia Berdasarkan Akta No. 99 dan No. 100 tanggal 7 September 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank ICBC Indonesia menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap dengan angsuran I dan II dengan maksimum pinjaman masing-masing sebesar Rp 10 milyar dan Rp 15 milyar. Fasilitas pinjaman ini berakhir pada tanggal 7 November 2010. Jangka waktu pembiayaan 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% per tahun dan dijamin dengan piutang pembayaran konsumen yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 27,5 milyar. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.
29
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN BANK (Lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 12 Agustus 2010 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Dengan Angsuran yang digunakan untuk modal kerja dengan batas maksimum sebesar Rp 100 milyar. Fasilitas pinjaman ini berlaku sejak 12 Agustus 2010 dan akan berakhir pada tanggal 12 Agustus 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebesar 11,50% per tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen saat ini dan yang akan datang dengan nilai penjaminan sebesar 125,00% dari jumlah pinjaman yang outstanding. Berdasarkan Perjanjian No.0030/W08/SBK/SPPK/2012 tanggal 13 Februari 2012, PT.Bank BCA Tbk menyetujui pemberian tambahan fasilitas Kredit (2) sebesar Rp.100 Miliar dengan jangka Waktu 3 Tahun dengan suku bunga 11.00% per tahun . Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini. PT Bank Permata Tbk Berdasarkan Akta No. 14 dan No. 15 tanggal 7 November 2007 dari Ny. Pudji Redjeki Irawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengadakan Persetujuan Kerjasama Pembiayaan Consumer Asset Purchase with Recourse dengan PT Bank Permata Tbk. Perusahaan setuju untuk menjual dan mengalihkan piutang pembiayaan konsumen kepada PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank Permata Tbk setuju untuk membeli piutang pembiayaan konsumen Perusahaan tersebut sampai dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30 milyar. Jangka waktu pembiayaan yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Berdasarkan Akta-akta tersebut di atas, fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: 1 tahun : 12,75% 2 tahun : 13,00% 3 tahun : 13,25% Pinjaman tersebut dijamin dengan menggunakan metode Current Payment Guarantee dan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Permata Tbk. Berdasarkan Akta No. 64 tanggal 25 Maret 2010 dari Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Permata Tbk menandatangani Fasilitas Pembiayaan Piutang Revolving dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar. Berdasarkan Akta No. 34 tanggal 19 November 2010 dari Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Permata Tbk memberikan tambahan Fasilitas Pembiayaan Piutang – Revolving sebesar Rp 20 milyar, sehingga maksimum pinjaman sebesar Rp 50 milyar. Jangka waktu pembayaran atas Fasilitas tersebut minimal 6 bulan dan maksimal 36 bulan sesuai jatuh tempo piutang. Fasilitas pinjaman ini berlaku sejak 19 November 2010 dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2011.
30
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN BANK (Lanjutan) PT Bank Permata Tbk (Lanjutan) Berdasarkan surat perubahan kedua atas perjanjian pemberian pinjaman atas piutang pembiayaan kendaraan No. KK-RF/11/1905/AMD/FI tanggal 24 November 2011, PT.Bank Permata Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas sampai dengan 19 Januari 2012. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap menurut pemberitahuan dari bank pada setiap penarikan dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Permata Tbk. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,50% dan 13,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebut dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
31 Desember 2011
31 Maret 2012
Pihak ketiga Premi asuransi Bunga Lainnya
342.207.510 898.386.486 -
570.483.901 1.053.000.920 53.901.538
Pihak berelasi Premi asuransi
526.183.074
631.431.766
1.766.777.070
2.308.818.125
Jumlah
Lihat Catatan 28 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi
31
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4(2) final Pasal 29
277.691.801 590.405 452.730.531 23.666.666 1.124.667.390
584.277.918 2.905.587 451.797.330 20.000.000 1.669.651.613
Jumlah
1.879.346.793
2.728.632.448
b. Pajak penghasilan badan Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan untuk periode tiga bulanan yang berakhir 31 Maret 2012, adalah sebagai berikut: 2011
2012
Laba sebelum pajak penghasilan
30.645.585.920
7.731.000.744
Beda temporer: Beban imbalan kerja Penyusutan aset tetap Kerugian Investasi Beban pemasaran
1.343.745.634 190.397.375 236.302.523 (3.969.407.161)
450.000.000 89.384.611 279.675.965 (1.049.901.350)
325.229.888 86.843.299 1.900.236.117
79.774.092 6.654.860 -
Beda tetap: Jamuan dan representasi Perawatan kendaraan Pajak Penghasilan Pendapatan bunga yang kena pajak final ( Penyusutan aset tetap Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Taksiran laba kena pajak
96.360.819) 158.317.367
(
20.903.049) 39.163.174
28.231.323
(
3.343.320)
30.849.121.465
7.601.505.727
15. PERPAJAKAN b. Hutang Pajak
32 31 Desember 2011
29 Februari 2012
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PERPAJAKAN (lanjutan)
Taksiran Laba Kena Pajak
30.849.121.465
7.601.505.000
Taksiran beban pajak kini: 2012 25% x 7.601.505.000 2011 25% x Rp 30.849.121.000
-
1.900.376.213
7.712.280.279
-
7.712.280.279 Dikurangi: Kredit pajak penghasilan Pajak Penghasilan Pasal 25
( 6.587.612.889)
Taksiran pajak penghasilan badan terhutang
1.124.667.390
1.900.376.213
( 1.355.391.990)
544.984.223
Besarnya pajak terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pajak terhutang. c. Aset Pajak Tangguhan
31 Desember 2011
Aset pajak tangguhan Penyusutan aset tetap Penyisihan imbalan kerja Aset pajak tangguhan
(
53.357.588)
Maret 2012 Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/
10.285.359
m 31 Maret 2012
( 43.072.224)
1.170.978.771
112.500.000
1.283.478.766
1.117.621.183
122.785.359
1.240.406.542
33
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Aset Pajak Tangguhan (Lanjutan)
31 Desember 2010
Desember 2011 Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Desember 2011
Aset pajak tangguhan tetap ( 81.117.547) Penyisihan imbalan kerja 847.598.608
323.380.163
1.170.978.771
Aset pajak tangguhan
351.140.122
1.117.621.183
766.481.061
27.759.959
(
53.357.588)
Pengakuan pemanfaatan aset pajak tangguhan oleh Perusahaan terkait dengan laba kena pajak di masa yang akan datang dan kelebihan laba yang dihasilkan oleh pemulihan beda temporer yang dapat dikenakan pajak. Beban pajak penghasilan 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Pajak kini Pajak tangguhan
(
7.712.280.279) 351.140.122
(
1.900.376.213) 122.785.359
Beban pajak penghasilan
(
7.361.140.157)
(
1.777.590.854)
d. Administrasi Berdasarkan undang-undang, perseroan terbuka dapat memperoleh pengurangan tarif 5% dari tariff pajak penghasilan normal jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (i) (ii) (iii)
Sedikitnya 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dimiliki oleh public; Pemegang saham public harus terdiri dari sedikitnya 300 individu, setiap individu mempunyai kurang dari 5% dari jumlah keseluruhan saham disetor; Kedua kondisi ini dipelihara setidaknya 6 bulan (183 ) dalam tahun pajak.
Untuk tahun pajak 2010, Perusahaan telah memenuhi s eluruh persyaratan di atas dan memperoleh pengurangan tariff sebesar 5% dari tariff pajak penghasilan normal. Sedangan periode pajak berakhir tanggal 31 Maret 2012 d an 31 Desember 2011 Perusahaan tidak memperoleh pengurangan tarif 5% dikarenakan perusahaan tidak memenuhi seluruh persyaratan di atas.
34
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. KEWAJIBAN MANFAAT PASCA KERJA Perusahaan memiliki seluruh program pensiun dengan imbalan pasti yang tidak didanai yang mencakup secara substansial seluruh karyawan tetapnya. Perusahaan mengakui kewajiban manfaat pensiun sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Provisi bagi kewajiban manfaat pensiun didasarkan pada laporan aktuaris independen, PT Binaputera Jaga Hikmah. Metode yang digunakan di dalam penilaian aktuarial adakah metode „Projected Unit Credit‟ dan tabel mortalitas mengacu pada Tabel Mortalita Indonesia II (TMI-II). Beban kewajiban manfaat pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah: 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Beban jasa kini Beban bunga
1.004.766.653 338.978.980
450.000.000 -
Jumlah
1.343.745.634
450.000.000
Jumlah yang termasuk di dalam laporan posisi keuangan yang timbul dari kewajiban terhadap kewajiban manfaat pasca kerja adalah sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Kerugian aktuarial yang belum diakui Jumlah
31 Desember 2011
31 Maret 2012
5.748.003.800
5.133.915.066
( 1.064.088.734 ) 4.683.915.066
(
-
)
5.133.915.066
Mutasi liabilitas neto di laporan posisi keuaangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Saldo per 1 Januari Pesangon tahun berjalan Beban tahun berjalan
3.390.394.432 (50.225.000) 1.343.745.634
4.683.915.066 450.000.000
Saldo
4.683.915.066
5.133.915.066
Perhitungan imbalan kerja tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dihitung oleh aktuaris independen PT.Binaputera Jaya Hikmah dengan mengunakan metode Projected Unit Credit.
35
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan pada periode tiga bulanan pada tanggal yang berakhir 31 Maret 2012 dan untuk Tahun berakhir 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Nama pemegang saham PT Batavia Prosperindo Internasional Masyarakat: Pemegang saham lokal Pemegang saham asing Jumlah
Nama pemegang saham PT Batavia Prosperindo Sekuritas Rudy Johansen Masyarakat: Pemegang saham lokal Pemegang saham asing Jumlah
Jumlah saham
31 Maret 2012 Persentase kepemilikan
Jumlah modal saham
950.000.000
95,00 %
95.000.000.000
9.612.500
0.96 %
961.250.000
40.387.500
4,04 %
4.038.750.000
1.000.000.000
100,00 %
100.000.000.000
Jumlah saham
31 Desember 2011 Persentase Jumlah modal kepemilikan saham
950.000.000
95,00 %
95.000.000.000
9.622.000
0.96 %
962.200.000
40.378.000
4,04 %
4.037.800.000
1.000.000.000
100,00 %
100.000.000.000
Berdasarkan Perjanjian Jual beli saham pada tanggal 20 September 2010 antara Perusahaan yang bergerak di bidang konsultan manajemen dan bisnis, dan PT.Batavia Prosperindo Sekuritas (“BPS”), BPI setuju untuk membeli 549.986.250 lembar saham Perusahaan dari BPS. Pada bulan Desember 2010, BPI membeli 386.729.000 lembar saham Perusahaan dari publik. Pada bulan Januari 2011, PT.Batavia Prosperindo Internasional (“BPI”) membeli tambahan 13.284.750 lembar saham Perusahaan dari publik.
36
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. TAMBAHAN MODAL DISETOR 31 Desember 2011
31 Maret 2012
Tambahan modal disetor dari Penawaran Umum Saham Perdana Modal disetor (nilai nominal)
49.500.000.000 ( 45.000.000.000 )
49.500.000.000 ( 45.000.000.000 )
Modal disetor dari kelebihan nilai nominal Biaya emisi saham
(
4.500.000.000 1.848.755.633 )
4.500.000.000 ( 1.848.755.633 )
2.651.244.367
2.651.244.367
Tambahan modal disetor Bersih 19. DIVIDEN KAS
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum di dalam Akta No. 120 tanggal 18 Mei 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 1.000.000.000 yang diambil dari laba bersih tahun 2009. Perusahaan telah membayarkan dividen tunai ini di tahun 2010. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum di dalam Akta No. tanggal 20 Mei 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 10.000.000.000 yang diambil dari laba bersih tahun 2010. Perusahaan telah membayarkan dividen tunai ini di tahun 2011
20. CADANGAN UMUM Undang-undang No. 40 tahun 2007 (“Undang-undang”) tentang Perusahaan Terbatas mengharuskan seluruh perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan telah membentuk cadangan umum sebesar Rp. 100.000.000, mewakili 1% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh, yang diambil dari laba bersih tahun 2009.
37
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar pada periode bersangkutan.
Laba bersih kepada pemegang Saham
31 Maret 2011
31 Maret 2012
5.856.504.181
5.953.409.890
250.000.000
250.000.000
23,43
23,81
Jumlah rata-rata saham beredar Laba bersih per saham dasar
22. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 31 Maret 2011 Pendapatan pembiayaan Konsumen Pihak ketiga
31 Maret 2012
27.505.199.765
31.796.979.851
(8.966.377.498)
(11.195.018.868)
18.538.822.267
20.601.960.983
Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi pembiayaan bersama, penerusan pinjaman dan pengembalian piutang Jumlah – Bersih
Biaya transaksi merupakan pendapatan dan beban yang dapat diatribusikan secara langsung dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dan disajikan secara bersih. Sebelum tanggal 1 Januari 2011, biaya transaksi sehubungan dengan komisi keagenan asuransi ditambahkan pada jumlah piutang pembiayaan konsumen maupun investasi neto sewa pembiayaan kemudian diamortisasi sesuai dengan umur piutang tersebut berdasarkan metode suku bunga efektif. Amortisasi dari biaya transaksi dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dana pendapatan sewa pembiayaan. Efektif sejak 1 Januari 2011, biaya transaksi sehubungan dengan komisi keagenan asuransi diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif oleh Perusahaan dan tidak dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan.
38
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. PENDAPATAN ADMINISTRASI 31 Maret 2011
31 Maret 2012
Asuransi Administrasi Denda
2.792.526.484 2.744.875.434 1.328.449.681
7.648.493.189 3.757.611.736 1.960.063.482
Jumlah
6.865.851.599
13.366.168.407
24. PENDAPATAN LAIN-LAIN 31 Maret 2011 Laba penjualan agunan yang diambil alih Pendapatan keuangan Laba penjualan aset tetap (Catatan 10) Jumlah
31 Maret 2012
164.361.183 21.353.344
109.131.000 20.903.049
64.776.290
40.324.380
250.490.817
170.358.429
25. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 31 Maret 2011
31 Maret 2012
Gaji dan tunjangan Imbalan kerja (Catatan 26) Pelatihan dan pendidikan Jamsostek
6.122.500.869
8.185.964.578
375.000.000 4.250.000 86.767.862
450.000.000 6.000.000 119.828.664
Jumlah
6.588.518.731
8.761.793.242
Beban gaji dan tunjangan adalah termasuk kompensasi yang diterima Direksi Perusahaan (catatan 28)
39
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 31 Maret 2011 Penyusutan aset tetap (Catatan 10) Telekomunikasi Sewa Perlengkapan kantor (Catatan 28) Perbaikan dan perawatan Amortisasi aset lain-lain (Catatan 12) Transportasi Honorarium tenaga ahli (Catatan 28) Perjalanan dinas Utilitas Asuransi Jamuan dan representasi Administrasi Lainnya Jumlah
31 Maret 2012
567.672.638 294.146.847 553.187.857
690.578.519 625.337.798 684.110.232
281.248.719 375.691.861
369.022.340 437.695.271
336.702.087 192.632.741
330.104.507 216.606.086
93.533.800 138.466.865 171.026.768 116.237.023 25.473.600 67.225.246 561.649.757
25.050.565 241.878.407 237.475.729 129.602.024 79.774.092 110.201.283 412.417.694
3.774.895.809
4.589.854.547
27. BEBAN KEUANGAN 31 Maret 2011
31 Maret 2012
Bunga atas pinjaman bank yang diterima
4.174.938.661
6.494.291.630
Jumlah
4.174.938.661
6.494.291.630
40
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihakpihak berelasi. Sifat hubungan dan transaksi Perusahaan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Batavia Prosperindo Internasional PT Malacca Trust Wuwungan Insurance
Sifat hubungan istimewa
Transaksi
Pemegang saham
Associate Company
Jasa manajemen dan jasa cleaning service Beban yang masih harus dibayar
Transaksi–transaksi dan saldo kepada/dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a. Beban yang masih harus dibayar (Catatan 14) 31 Desember 2011 Premi Asuransi
526.183.074
Persentase terhadap jumlah Lianilitas
0.26%
31 Maret 2012 631.431.766
0.26%
b. Perlengkapan kantor (Catatan 26) 31 Desember 2011 PT Batavia Prosperindo Internasional Persentase terhadap jumlah beban
84.000.000
0,09%
41
31 Maret 2012 33.000.000
0.16%
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) c. Beban Gaji dan tunjangan (Catatan 25) 2011 Personil manajemen kunci Gaji dan tunjangan 3.353.327.295 Imbalan Kerja 755.906.800 4.109.234.095 Persentase terhadap jumlah Aset 4.23%
2012 979.964.950 979.964.950 0,27%
29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING Pihak ketiga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 30 Mei 2008 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama II (PKS II). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Perjanjian kerjasama tersebut akan berakhir pada tanggal 29 November 2012. Berdasarkan perubahan tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 16,00% : 16,50% : 17,00%
Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kerjasama I PKS I) tanggal 2 Juni 2008, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang memiliki batas maksimum sebesar Rp 50 miliar menjadi non-revolving.
42
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) Pihak ketiga (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) Berdasarkan Akta No. 3 tanggal 10 Maret 2009 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama III (PKS III). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas selama 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatangan perjanjian kerjasama. Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 15,50% : 15,75% : 16,00%
Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kerjasama II (PKS II) tanggal 10 Maret 2009, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang memiliki batas maksimum sebesar Rp 100 miliar menjadi non-revolving. Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 14 Desember 2009 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama IV (PKS IV). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 85 miliar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 12,50% : 12,75% : 13,00%
Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia.
43
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) Pihak ketiga (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kerjasama III (PKS III) tanggal 14 Desember 2009, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang memiliki batas maksimum sebesar Rp 100 miliar menjadi non-revolving. Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 11 Juni 2010 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama V (PKS V). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 85 miliar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas selama 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 12,75% : 12,75% : 13,00%
Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kerjasama IV (PKS IV) tanggal 11 Juni 2010, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang memiliki batas maksimum sebesar Rp 85 miliar menjadi non-revolving. Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 16 Februari 2011 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VI (PKS VI). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas selama 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 12,00% : 12,25% : 12,50%
44
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) Pihak ketiga (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kerjasama V (PKS V) tanggal 16 Februari 2011, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang memiliki batas maksimum sebesar Rp 85 miliar menjadi non-revolving. Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 22 Agustus 2011 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VI (PKS VII). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah Rp 100 miliar dimana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas selama 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 12,00% : 12,25% : 12,50%
Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaran yang dibiayai dan diikat secara fidusia. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kerjasama VI (PKS VI) tanggal 22 Agustus 2011, Perusahaan dan PT.Bank mandiri (Persero) Tbk menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang memiliki batas maksimum sebesar Rp. 100 miliar menjadi non-revolving. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pembiayaan bersama ini. PT Bank Mutiara Tbk Berdasarkan Akta No. 13 tanggal 20 Oktober 2009 dari Ariani L. Akhsmijati Rachim, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk melakukan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 50 milyar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 1% dan PT Bank Mutiara Tbk maksimum sebesar 99% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
45
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan) Pihak ketiga (lanjutan) PT Bank Mutiara Tbk (lanjutan) Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 18 Juni 2010 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk meningkatkan batas maksimum atas kerjasama pembiayaan bersama menjadi Rp 100 milyar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 1% dan PT Bank Mutiara Tbk maksimum sebesar 99% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebesar 16,00% per tahun dan dijamin dengan kendaraan bermotor yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Mutiara Tbk. Berdasarkan surat perjanjian No. 1047/LE/VI/11/047 tanggal 20Juni 2011, Perusahaan dan PT bank Mutiara Tbk telah sepakat untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian kerjasama sampai dengan 18 September 2011. Pinjaman ini dikenakan suku bunga kredit sebesar 13% pertahun. Berdasarkan Akta No. 01 tanggal 01 Desember 2011 dari Indrasari Kresnadjaja S.H.,M.Kn dari Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk meningkatkan batas maksimum atas kerjasama pembiayaan bersama menjadi Rp 72 milyar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 1% dan PT Bank Mutiara Tbk maksimum sebesar 99% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 48 (empat puluh delapan)) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebesar 13,00% per tahun dan dijamin dengan kendaraan bermotor yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Mutiara Tbk. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pembiayaan bersama ini.
46
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pihak ketiga (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Niaga Tbk) Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 25 Juni 2007 dari Muhammad Taufiq, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama (Joint Financing). PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Perusahaan telah sepakat dan setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 15 milyar di mana porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 10% dan PT Bank CIMB Niaga Tbk maksimum sebesar 90% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama kepada setiap nasabah. Perjanjian kerjasama tersebut berakhir pada tanggal 25 Juni 2008. Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: 1 tahun : 13,00% 2 tahun : 13,25% 3 tahun : 13,75% Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia. Berdasarkan Akta No. 6 tanggal 19 Maret 2008 dari Muhammad Taufiq, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk menandatangani Perubahan Terhadap Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama sebagai berikut: -
-
Porsi Fasilitas Pembiayaan Bersama berubah yang semula batas maksimum sebesar Rp 15 milyar ditingkatkan menjadi sebesar Rp 30 milyar atau jumlah lain sesuai persetujuan PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Perusahaan. Fasilitas ini bersifat ”On Revolving” dan ”On Liquidation”, dengan jumlah maksimum bagi setiap debitur tidak melebihi Rp 500 juta. Perjanjian Pembiayaan Bersama ini berakhir pada tanggal 19 Maret 2009.
Berdasarkan Akta tersebut di atas, pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar: 1 tahun : 11,00% 2 tahun : 12,00% 3 tahun : 12,50% Berdasarkan Surat No. 338/ABG/ID-1/VII/09 tanggal 15 Juli 2009, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu Fasilitas Pembiayaan Bersama sampai dengan 26 Juni 2010.
47
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pihak ketiga (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Niaga Tbk) (lanjutan) Berdasarkan Surat No. 013/PERJ/ABIG/ID.1-DIV/VIII/10 tanggal 12 Agustus 2010, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk setuju untuk memperpanjang jangka waktu Fasilitas Pembiayaan Bersama sampai dengan 26 Juni 2011. Jangka waktu fasilitas ini adalah 12 (dua belas) bulan sejak ditandatanganinya Tambahan Perjanjian ini. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,25% - 12,75% dan 12,25% – 12,75% per tahun masing-masing untuk tanggal yang berakhir 31 Maret 2012 dan tahun yang berakhir 2011. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian pembiayaan bersama ini. PT Bank Bukopin Tbk Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 27 Februari 2007 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Penerusan Pinjaman (Chanelling) sebesar maksimum Rp 15 milyar untuk tujuan pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 27 Februari 2008 dan dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun. Perjanjian Penerusan Pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No.5 tanggal 19 Juli 2009 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Penerusan Pinjaman dengan batas maksimum Rp 30 milyar untuk pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas ini adalah 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian ini. Fasilitas pembiayaan konsumen ini dikenakan bunga tetap sesuai dengan pemberitahuan dari bank. Para pihak telah menyetujui bahwa untuk pinjaman di atas Rp 500 juta dijamin dengan Fiduciarie Overdracht yang didaftarkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Fasilitas Penerusan Pinjaman tersebut bersifat tidak berulang (non-revolving). Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 13 Juli 2011 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Penerusan Pinjaman (Chanelling) sebesar maksimum Rp 50 milyar untuk tujuan pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas ini adalah 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian ini. Fasilitas penerusan pinjaman tersebut bersifat revolving. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11%-13% dan 11%-13% pertahun masing-masing untuk periode tanggal 31 Maret 2012 dan tahun yang berakhir 2011. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang di sebutkan dalam perjanjian penerusan pinjaman ini.
48
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29.PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pihak ketiga (Lanjutan) PT.Bank DKI Berdasarkan Akta No. 40 tanggal 19 Oktober 2010 dari Ivonne B. Sinyal, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank DKI setuju untuk menandatangani Perjanjian Pinjaman (Term Loan – Unrevolving) dengan batas maksimum Rp 50 milyar yang digunakan untuk tujuan kegiatan pembiayaan konsumen. Perjanjian ini akan berakhir 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 13,00% per tahun dan dijamin dengan kendaraan nasabah yang diikat secara fidusia. Berdasarkan surat perjanjian No. 113/Ext/GKS/V/2011, Perusahaan dan PT Bank DKI menyetujui perubahan sifat pembiayaan fasilitas yang syarat dan ketentuan lain tetap mengacu pada perjanjian kerjasama (PKS) No. 40 tanggal 19 Oktober 2010. Jangka waktu pembiayaan ini diperpanjang selama 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal 19 April 2011 sampai dengan 18 Oktober 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga efektif sebesar 12,5% per tahun. Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini. Asuransi Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan, antara lain dari risiko kehilangan dan kerusakan, dengan kondisi pertanggungan asuransi Comprehensive dan Total Loss Only (Catatan 7). Perusahaan asuransi tersebut adalah PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Sinar Mas dan PT Asuransi Bina Data Arta Tbk. 30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Instrumen keuangan pokok yang digunakan oleh Perusahaan, dimana munculnya risiko atas instrumen keuangan, adalah sebagai berikut: -
Kas dan setara kas Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Pinjaman bank Ikhtisar dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan menurut kategorinya sebagai berikut
49
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Aset keuangan
31 Desember 2011
31 Maret 2012
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain
11.020.594.565 314.776.963.919 3.192.126.492 133.865.845
9.605.561.962 338.481.640.611 22.925.299.461 312.072.729
Jumlah
329.123.550.821
371.324.574.763
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/
Kewajiban keuangan
31 Desember 2011
31 Maret 2012
Pinjaman bank Beban yang masih harus dibayar
196.023.452.922 1.766.777.071
234.286.722.669 2.308.818.125
Jumlah
197.790.229.992
236.595.540.794
31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan seperti: risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Mengingat bahwa penerapan praktik manajemen risiko yang baik dapat mendukung kinerja dari perusahaan pembiayaan, maka manajemen risiko selalu menjadi elemen pendukung penting bagi Perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya. Sasaran dan tujuan utama dari diterapkannya praktik manajemen risiko di Perusahaan adalah untuk menjaga dan melindungi Perusahaan melalui pengelolaan risiko kerugian yang mungkin timbul dari berbagai aktivitasnya serta menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan.
50
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Strategi untuk mendukung sasaran dan tujuan dari manajemen risiko diwujudkan dengan pembentukan dan pengembangan budaya risiko yang kuat, penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik, pelestarian nilai-nilai kepatuhan terhadap regulasi, infrastruktur yang memadai, serta proses kerja yang terstruktur dan sehat. Budaya risiko yang kuat ini diciptakan dengan membangun kesadaran risiko yang kuat dimulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai kepada seluruh karyawan Perusahaan. Tata Kelola Perusahaan yang Baik disosialisasikan dan dikembangkan secara menyeluruh pada semua komponen dan aktivitas Perusahaan serta dilaksanakan dengan tanpa kompromi, nilai-nilai kepatuhan terhadap peraturan yang ada dan berlaku harus dibudayakan dan melekat pada semua karyawan Perusahaan yang dipimpin oleh jajaran Manajemen Perusahaan, infrastruktur risiko dibangun melalui tersedianya kebijakan dan proses yang tepat dan sesuai dengan kondisi terkini, pengembangan sistem dan database risiko yang berkelanjutan, serta teknik dan metodologi pengelolaan yang modern. Membangun proses dan kemampuan risiko yang sehat dan kuat adalah sebuah pengkajian yang berkesinambungan terhadap tujuan daripada penanganan risiko serta berbagai aktivitas yang menyangkut penanganan risiko, seperti identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Fungsi manajemen risiko juga berkewajiban untuk menjaga arahan risiko yang dapat diterima dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan tetap berpedoman dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan usaha. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, Manajemen Perusahaan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perusahaan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perusahaan. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Perusahaan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat kepada kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan dan piutang lain-lain. Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perusahaan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen, dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan. Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari, namun dapat dikelola hingga pada batasan yang bisa diterima. Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh Komite Kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/2006
51
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) tanggal 31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Risiko kredit juga timbul dari kas dan setara kas dan simpanan-simpanan di bank dan institusi keuangan. Untuk memitigasi risiko kredit, Perusahaan menempatkan kas dan setara kas pada institusi keuangan yang terpercaya. Perusahaan tidak masuk ke dalam instrumen derivatif untuk mengelola risiko kredit, walaupun langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk beberapa kasus tertentu yang cukup terkonsentrasi, yang betujuan untuk mengurangi risiko serupa. Pengungkapan kuantitatif atas eksposur risiko kredit sehubungan dengan aset keuangan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Nilai Eksposur tercatat maksimum Rp 000 Rp 000 Kas dan setara kas Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Total
31 Maret 2012 Nilai Eksposur tercatat maksimum Rp 000 Rp 000
11.020.594
11.020.594
9.605.562
9.605.562
314.776.964
314.776.964
338.481.641
338.481.641
3.192.126 133.866
3.192.126 133.866
22.925.299 312.073
22.925.299 312.073
329.123.550
329.123.550
371.324.575
371.324.575
Tabel di bawah ini menggambarkan konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan dan piutang lain-lain yang dimiliki Perusahaan: 31 Desember 2011 Korporasi Perorangan Rp 000 Rp 000 Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Total
-
31 Maret 2012 Korporasi Perorangan Rp 000 Rp 000
314.776.964
-
338.481.641
3.192.126 -
133.866
22.925.299 -
312.073
3.192.126
314.910.830
22.925.299
338.793.714
52
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Kas dan setara kas Pada periode tiga bulanan pada tanggal 31 Maret 2012, jumlah uang yang signifikan dalam bentuk kas dan setara kass ditempatkan di institusi-institusi sebagai berikut: PT Bank Centra Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
4.157.436.592 2.411.755.654
Pada tanggal 31 Maret 2012, manajemen Perusahaan tidak mengharapkan kerugian karena wanprestasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perusahaan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perusahaan meningkat. Untuk itu, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana. Tabel di bawah ini menggambarkan jatuh tempo kontraktual aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pada tanggal 31 Desember 2011:
53
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Risiko Pasar (lanjutan) Suku bunga tetap Kurang dari setahun
Tidak dikenakan bunga
Lebih dari setahun
Jumlah
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen 160.111.955.550 178.369.685.061 Piutang sewa pembiayaan 7.489.605.140 15.435.694.321 Piutang lain-lain -
9.605.561.962
312.072.729
22.925.299.461 312.072.729
167.601.560.690 193.805.379.382
9.917.634.691
371.324.574.763
Kewajiban Pinjaman bank Beban yang harus dibayar
-
86.610.090.492 147.676.632.177 2.308.818.125
-
88.918.908.617 147.676.632.177
-
9.605.561.962 338.481.640.611
-
234.286.722.669
-
2.308.818.125 236.595.540.794
Risiko likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perusahaan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari institusi keuangan melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan tepat. Kebijakan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa mereka selalu memiliki uang yang cukup dalam bentuk kas untuk membayar kewajiban mereka ketika kewajiban tersebut jatuh tempo. Untuk memenuhi tujuan tersebut, mereka mencari cara untuk menjaga saldo kas dan fasilitas yang disetujui untuk memenuhi kebutuhan uang kas untuk suatu periode setidaknya 180 hari. Perusahaan juga mencari cara untuk mengurangi risiko likuiditas dengan menetapkan suku bunga dalam bagian pinjaman bank yang diterima, hal ini dibicarakan lebih jauh di bagian „risiko pasar‟ di atas.
54
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) Risiko Pasar (lanjutan) Tabel di Bawah ini menggambarkan jatuh tempo kontraktual (digambarkan dengan arus kontraktual yang tidak didiskontokan) dari liabilitas keuangan: Sampai dengan 3 bulan
Antara 3 dan 12 bulan
Antara 1 dan 2 tahun
Lebih dari 2 tahun
31 Maret 2012 Pinjaman bank
29.856.224.741 57.533.595.187 95.374.551.127 53.161.786.193
31 Desember 2011 Pinjaman bank
25.109.338.383 70.780.009.553 72.975.781.300 28.461.651.543
32.INFORMASI SEGMEN Segmen usaha – Pelaporan segmen primer Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Aktivitas pembiayaan konsumen merupakan pembiayaan yang dikenakan bunga dalam bentuk penyediaan barang konsumen baik baru maupun bekas, seperti kendaraan pribadi dan kendaraan niaga kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala. Sementara aktivitas pembiayaan sewa pembiayaan merupakan pembiayaan yang dikenakan bunga dalam bentuk penyediaan barang modal, seperti alat-alat berat. Segmen geografi - Pelaporan segmen sekunder Kegiatan usaha Perusahaan dikelompokkan dalam segmen geografis yang terdiri dari kantor pusat dan 35 (Tiga puluh lima) jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang dan kantor perwakilan di tahun 2012. Segmen usaha – Pelaporan segmen primer
31 Maret 2012 Sewa Pembiayaan PENDAPATAN Pendapatan segmen Pendapatan tidak dapat dialokasikan Pendapatan lainnya Jumlah pendapatan
335.320.474 335.320.474
Pembiayaan konsumen
Tidak dapat dialokasikan
20.601.960.983
13.366.168.407 20.903.049 149.455.380
20.937.281.457 13.366.168.407 20.903.049 149.455.380
13.536.526.836
34.473.808.293
20.601.960.983
55
Jumlah
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32.INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Segmen usaha – Pelaporan segmen primer (Lanjutan Jumlah Pendapatan BEBAN Beban tidak dapat dialokasikan Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan Pajak penghasilan LABA BERSIH
335.320.474
20.601.960.983
13.536.526.836
335.320.474
20.601.960.983
( 26.742.807.549) (13.206.280.713)
(
26.742.807.549) 7.731.000.744
-
-
(
(
1.777.590.854)
335.320.474
1.777.590.854)
34.473.808.293
20.601.960.983 ( 14.983.871.567)
5.953.409.890
ASET Aset tidak dapat dialokasikan
-
-
414.551.049.311
414.551.049.311
LIABILITAS Total liabilitas tidak dapat dialokasikan
-
-
244.458.088.307
244.458.088.307
31 Maret 2 011 Sewa Pembiayaan PENDAPATAN Pendapatan segmen Pendapatan tidak dapat dialokasikan Pendapatan bunga deposito Pendapatan lainnya Jumlah pendapatan BEBAN Beban tidak dapat dialokasikan Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan Pajak penghasilan LABA BERSIH
275.658.231
Pembiayaan konsumen
Tidak dapat dialokasikan
18.538.822.267
Jumlah
-
18.814.480.498
-
-
6.865.851.599
6.865.851.599
-
-
21.353.344 229.137.473
21.353.344 229.137.473
7.116.342.416
25.930.822.914
275.658.231
-
18.538.822.267
-
( 17.961.010.105)
(
17.961.010.105)
275.658.231 -
18.538.822.267 ( 10.844.667.689) ( 2.113.308.628)
(
7.969.812.809 2.113.308.628)
275.658.231
18.538.822.267 ( 12.957.976.317)
5.856.504.181
ASET Aset tidak dapat dialokasikan
-
-
368.493.042.965
368.493.042.965
LIABILITAS Total liabilitas tidak dapat dialokasikan
-
-
204.353.491.852
204.353.491.852
56
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Segmen geografi - Pelaporan segmen sekunder
Jawa
Kalimantan
31 Maret 2012 Sumatera
Sulawesi
Jumlah
Aset
281.252.380.827
31.853.273.039
74.487.061.031
26.958.334.414
414.551.049.311
Liabilitas
164.639.253.265
19.002.893.933
43.301.664.708
17.514.276.402
244.458.088.307
7.950.186.096
2.766.984.171
34.473.808.293
5.753.029.719)(
2.215.736.160 ) ( 26.742.807.548)
Pendapatan Beban
20.522.018.405 (
Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan ( Laba bersih
3.234.619.620
16.357.531.801)(
2.416.509.868 ) (
4.164.486.604
818.109.752
885.962.319)(
204.527.438 ) (
2.197.156.376 549.289.094)(
551.248.011
7.731.000.744
137.812.003) (
1.777.590.854)
3.278.524.285
613.582.314
1.647.867.282
413.436.008
5.953.409.890
Penambahan aset tetap
329.305.690
537.813.800
487.178.203
650.000
1.354.947.693
Beban penyusutan (
343.894.873)(
Jawa
82.449.344 ) (
Kalimantan
193.644.872)(
31 Maret 2011 Sumatera
70.589.410 ) (
Sulawesi
690.578.499)
Jumlah
Aset
250.143.194.350
28.329.998.292
66.248.084.120
23.976.486.403
368.697.763.165
Liabilitas
137.629.343.882
15.885.372.243
36.197.805.715
14.640.970.012
204.353.491.852
14.920.328.572
2.534.194.552
6.682.844.369
1.793.455.422
25.930.822.914
1.402.282.089 ) (
3.550.478.439)(
1.218.330.759 ) ( 17.961.010.105)
1.131.912.463
3.132.365.930
Pendapatan Beban
( 11.789.918.819)(
Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan (
3.130.409.753 956.381.070)(
270.172.007 ) (
743.889.108)(
575.124.663 142.866.443) (
7.969.812.809 2.113.308.628)
Laba bersih
2.174.028.683
861.740.456
2.388.476.822
432.258.220
5.856.504.181
Penambahan aset tetap
1.916.814.035
35.043.830
1.170.492.852
374.599.143
3.496.949.860
Beban penyusutan (
1.237.945.883)(
239.622.443 ) (
2.502.566.359)
275.555.284 ) (
749.442.749)(
57
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
. P33. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) Perusahaan telah menerapkan pada PSAK No.50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) secara prospektif sejak 1 Januari 2010 Atas penerapan standar baru tersebut, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi untuk penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dampak transisi atas penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap saldo awal neraca Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 adalah sebagai berikut:
Nilai dilaporkan/ As reported A s e t: Piutang pembiayaan konsumen - bersih Ekuitas: Saldo laba – belum ditentukan penggunaannya
Penyesuaian transisi/ Transitional adjustments
Nilai disesuaikan/ As adjusted
3.754.549.419
28.752.640
3.783.302.059
23.221.480.678
28.752.640
23.250.233.318
34. PENYAJIAN DAN PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 23 April 2012.
33.
58
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 MARET 2012 DAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59