PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR/ FOR THE YEARS ENDED 31 DESEMBER 2013 DAN 2012/ 31 DECEMBER 2013 AND 2012 DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012
DAFTAR ISI
CONTENTS
Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Directors’ Statement
Ekshibit/ Exhibit
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan
A
Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif
B
Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas
C
Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas
D
Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan
E
Notes to Financial Statements
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A
Exhibit A
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2 0 1 2*)
ASET Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan bersih, setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai masing– masing 2013: Rp 2.044.032.676 2012: Rp 1.346.651.705 Piutang pembiayaan konsumen– bersih, setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai masing-masing 2013: Rp 7.702.126.562 2012: Rp 7.187.922.174 Piutang lain-lain Beban dibayar dimuka Aset pajak tangguhan Aset tetap - bersih, setelah dikurangi akumulasi penyusutan masingmasing sebesar 2013: Rp 14.492.463.862 2012: Rp 12.007.940.588 Investasi pada entitas asosiasi Aset lain-lain JUMLAH ASET
ASSETS 9.310.463.041
4
218.181.444.287
479.013.101.622 30.936.671.491 8.779.383.666 1.600.502.039
21.605.968.389 26.989.318.046 2.630.877.483
5
6 7 8 14c
9 10 11
799.047.730.064
*) direklasifikasi (Catatan 34)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
9.034.163.533
Cash and cash equivalents
127.972.880.557
Finance lease receivables net of allowance for impairment losses amounted to 2013: Rp 2,044,032,676 2012: Rp 1,346,651,705
338.088.393.195 10.248.919.105 5.533.380.635 1.607.089.668
Consumer financing receivables– net of allowance for impairment losses amounted to 2013: Rp 7,702,126,562 2012: Rp 7,187,922,174 Other receivables Prepaid expenses Deferred tax assets
16.376.886.012 16.627.071.682 3.737.835.515
Property and equipmentnet of accumulated depreciation amounted to 2013: Rp 14,492,463,862 2012: Rp 12,007,940,588 Investment in associate Other assets
529.226.619.902
TOTAL ASSETS *) as reclassified (Note 34)
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A/2
Exhibit A/2
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman bank Akrual Utang pajak Efek utang yang diterbitkan - Setelah dikurangi biaya emisi efek utang yang belum diamortisasi sebesar Rp 1.533.530.557 pada tahun 2013 Liabilitas imbalan kerja Jumlah Liabilitas EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar – 2.200.000.000 saham Ditempatkan dan disetor penuh 1.000.000.000 saham Tambahan modal disetor Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
LIABILITIES AND EQUITY 266.495.072.104 2.604.042.995 4.007.551.267
12 13 14a
298.466.469.443
15
6.801.352.275
16
578.374.488.084
327.719.829.054 1.824.355.865 4.679.028.655
LIABILITIES Bank borrowings Accruals Taxes payable
6.523.196.564
Debt securities issued - Net of unamortized debt securities issuance cost of Rp 1,533,530,557 in 2013 Post-employment benefits obligation
340.746.410.138
Total Liabilities
-
EQUITY Share capital Rp 100 par value per share Authorized 2,200,000,000 shares Issued and fully paid-up 1,000,000,000 shares Additional paid-in capital Retained earnings
100.000.000.000 2.651.244.367
17 18
100.000.000.000 2.651.244.367
100.000.000
20
100.000.000
Appropriated
117.921.997.613
85.728.965.397
Unappropriated
Jumlah Ekuitas
220.673.241.980
188.480.209.764
Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
799.047.730.064
529.226.619.902
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B
Exhibit B
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN–TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013 PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Administrasi Sewa pembiayaan Anjak piutang Lain-lain
115.625.863.892 63.862.769.092 27.363.844.689 244.334.315 1.245.391.529
Jumlah Pendapatan
208.342.203.517
BEBAN Gaji dan tunjangan Umum dan administrasi Beban pemasaran Beban keuangan Kerugian penurunan nilai
( ( ( ( (
Jumlah Beban
( 161.827.785.833 )
LABA USAHA Keuntungan (kerugian) atas dilusian kepentingan pada entitas asosiasi Bagian keuntungan (kerugian) pasca akuisisi entitas asosiasi
LABA TAHUN BERJALAN Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan, setelah pajak TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Catatan/ Notes
2012
22 23 24
25 26 27
(
10.065.748 ) 828.496.254
11.053.648.367 )
14d
28
37.193.032.216
36,28
Total Revenues
Total Expenses
(
39.392.343.523
OPERATING PROFIT
115.792.013
Gain (loss) on dilution of interest in an associate
787.916.020 )
Share of post acquisition gain (loss) of associate
38.720.219.516
36.279.199.823
913.832.393
158.576.384.422
( 119.184.040.899 )
47.332.848.190 (
REVENUES Consumer financing Administration Finance lease Factoring Others
EXPENSES Salaries and allowances General and administrative Marketing expenses Finance expenses Impairment losses
10 10
92.479.672.210 55.039.765.861 9.657.734.748 1.399.211.603
36.590.505.874 ) 21.114.893.417 ) 18.879.686.460 ) 36.512.509.985 ) 6.086.445.163)
( ( ( ( (
46.514.417.684
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Pajak Penghasilan
40.922.045.922 ) 26.846.824.254 ) 21.941.946.298 ) 60.735.245.323 ) 11.381.724.036 )
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
(
9.456.192.406 )
PROFIT BEFORE INCOME TAXES Income Taxes
29.264.027.110
PROFIT FOR THE YEAR
874.698.090
Other comprehensive income for the year, net of tax
30.138.725.200
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
29,26
BASIC EARNINGS PER SHARE
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit C
Exhibit C
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham/ Share capital Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 sesudah pengaruh ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2010) Dividen kas
100.000.000.000 19
-
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
2.651.244.367 -
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo laba/Retained earnings Telah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
100.000.000 -
60.590.240.197 (
Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan Laba bersih tahun berjalan
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012 Dividen kas
100.000.000.000 19
2.651.244.367
100.000.000
-
-
-
Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan
-
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
100.000.000.000 Catatan 17/ Note 17
2.651.244.367 Catatan 18/ Note 18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Balance as of 31 December 2011 after effect of transitional provision of PSAK 24 (Revised 2010)
163.341.484.564
5.000.000.000) (
5.000.000.000)
19
874.698.090
874.698.090
Other comprehensive income for the year
29.264.027.110
29.264.027.110
Profit for the year
85.728.965.397
188.480.209.764
Balance as of 31 December 2012 19
Cash dividends
5.000.000.000) (
5.000.000.000)
-
913.832.393
913.832.393
Other comprehensive income for the year
-
36.279.199.823
36.279.199.823
Profit for the year
117.921.997.613
220.673.241.980
Balance as of 31 December 2013
100.000.000 Catatan 20/ Note 20
(
Jumlah ekuitas/ Total equity
Cash dividends
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2013 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari: Transaksi pembiayaan Pendapatan bunga Piutang lain-lain Pembayaran kas untuk: Transaksi pembiayaan Beban operasional Beban bunga Pajak penghasilan Hutang pajak
2012
840.905.915.086 107.173.562 -
839.293.985.079 76.876.909 ( 698.126.662)
( 914.376.421.223) ( 63.914.775.917) ( 61.050.898.163) ( 12.346.478.909) ( 3.220.386.150)
(832.854.362.261) ( 78.217.326.821) ( 36.512.509.985) ( 7.745.106.045) ( 275.488.469)
Cash flows from operating activities Cash receipts from: Financing transactions Finance income Other receivables Cash disbursements for: Financing transactions Operating expenses Finance expenses Income tax Taxes payable
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi ( 213.895.871.714) (116.932.058.256) Net cash used in operating activities Arus kas dari aktivitas investasi
Cash flows from investing activities Acquisitions of property and equipment Proceeds from sales of property and equipment Investment in associate
Perolehan aset tetap
(
9.421.923.828) ( 12.780.525.908)
Penerimaan dari penjualan aset tetap Investasi pada entitas asosiasi
(
1.194.250.000 9.500.000.000)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
( 17.727.673.828) ( 12.522.525.908 ) Net cash used in investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari penerbitan surat pinjaman Pembayaran biaya emisi penerbitan surat pinjaman Pembayaran dividen kas Penerimaan dari pinjaman bank Pelunasan pinjaman bank Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas
258.000.000 -
Cash flows from financing activities 300.000.000.000
-
( 1.875.398.000) ( 5.000.000.000) ( 5.000.000.000 ) 876.683.015.793 711.961.315.212 (937.907.772.743) (579.744.662.081) 231.899.845.050 276.299.508
127.216.653.131 (
2.237.931.032 )
Proceeds from issuance of bonds Payments of bonds issuance costs Payment of cash dividends Proceeds from bank borrowings Repayments of bank borrowings Net cash provided by financing activities Net increase in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas awal tahun
9.034.163.533
11.272.094.565
Cash and cash equivalents at beginning of year
Kas dan setara kas akhir tahun
9.310.463.041
9.034.163.533
Cash and cash equivalents at end of year
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan
Exhibit E PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1. G E N E R A L a. Establishment and of the Company
general
information
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (“Perusahaan”), dahulu dikenal sebagai PT Bira Multi Finance, didirikan berdasarkan akta Notaris No. 186 tanggal 12 Desember 1994 dari Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2.18791.HT. 01.01.TH.94 tanggal 22 Desember 1994 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 9 Pebruari 1996, Tambahan No. 1584. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 Oktober 1999 yang diaktakan oleh Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta dengan akta Notaris No. 42 tanggal 21 Desember 1999, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Bina Multi Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C5143-HT.01. 04.TH.2000 tanggal 6 Maret 2000. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 16 Maret 2007 dan diaktakan oleh Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, dengan akta Notaris No. 71, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundangundangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7-03581.HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 April 2007 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 29 Mei 2007.
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (the “Company”), formerly known as PT Bira Multi Finance, was established based on Notarial deed No. 186 dated 12 December 1994 of Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. C2-18791. HT.01.01.TH.94 dated 22 December 1994 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 12 dated 9 February 1996, Supplement No. 1584. Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 20 October 1999 as stated in Notarial deed No. 42 dated 21 December 1999 by Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notary in Jakarta, the shareholders of the Company approved the change of the Company’s name into PT Bina Multi Finance. The change was approved by the Minister of Justice and Laws of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. C5143-HT.01.04.TH.2000 dated 6 March 2000. Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 16 March 2007 as stated in Notarial deed No. 71 by Sugito Tedjamulja, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders of the Company approved the change of the Company’s name into PT Batavia Prosperindo Finance. The change was approved by the Minister of Justice and Laws of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. W7-03581.HT.01.04. TH.2007 dated 4 April 2007 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 43 dated 29 May 2007.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 80 tanggal 21 September 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan Dewan Direksi. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuandari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0096983.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 29 Nopember 2011.
The Company’s articles of association had been amended several times, with the latest amendment by Notarial Deed No. 80 dated 21 September 2011 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si.,Notary in Jakarta, concerning the change of the composition of Company’s Boards of Directors. Such amendment was approved to the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. AHU-0096983.AH.01.09.Tahun 2011 dated 29 November 2011.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Plaza Chase, Lantai 12, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki 43 dan 40 jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang dan kantor perwakilan.
The Company’s head office is located at Chase Plaza, 12th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta. As of 31 December 2013 and 2012, the Company has 43 and 40 networks which consist of branch offices and representative offices.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/2 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
Exhibit E/2 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1. G E N E R A L (Continued)
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan (Lanjutan)
a. Establishment and general of the Company (Continued)
information
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, anjak piutang, dan kartu kredit.
In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is to engage in finance lease, consumer financing, factoring and credit card.
Entitas induk terakhir Perusahaan adalah Malacca Trust Limited, sebuah perusahaan yang didirikan di Singapura.
The ultimate parent entity of the Company is Malacca Trust Limited, a company incorporated in Singapore.
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 90/KMK.017/1995 tanggal 15 Pebruari 1995 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1995.
The Company obtained its operating license as multi finance company from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia based on its Decision Letter No. 90/KMK.017/1995 dated 15 February 1995 and started its commercial operations in 1995.
b. Penawaran umum saham Perusahaan
b. Public offering of the Company’s shares
Pada tanggal 19 Mei 2009, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan / BAPEPAM-LK (kemudian dikenal sebagai Otoritas Jasa Keuangan/OJK) melalui surat No. S-4010/BL/2009 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat sejumlah 450.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 110 per saham. Seluruh saham ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
On 19 May 2009, the Company obtained an effective statement from Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency/ BAPEPAM-LK (was then known as Financial Services Authority/OJK) through letter No. S-4010/BL/2009 to conduct the Initial Public Offering of shares consisting of 450,000,000 common shares with par value of Rp 100 per share at offering price of Rp 110 per share. These shares were all listed at Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 26 Juni 2013. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan Surat OJK No. S-/89/D.04.2013 untuk melakukan penawaran umum perdana Obligasi Batavia Prosperindo Finance I tahun 2013 kepada masyarakat dengan jumlah pokok sebesar Rp 300 miliar. Pada 4 Juli 2013 seluruh obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia.
On June 26, 2013. The Company obtained the effective statement from the Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-/89/D.04.2013 to conduct an initial public offering Obligasi Batavia Prosperindo Finance I to the public in 2013 with a principal amount of Rp 300 billion. On 4 July 2013 all of the bonds have been recorded on the Indonesia Stock Exchange.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Sekretaris Perusahaan dan Karyawan
Audit,
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2013 and 2012, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors were as follows:
Komisaris Utama Komisaris (Independen) Direktur Utama Direktur Keuangan (Independen)
2013
2012
Irena Istary Iskandar
Irena Istary Iskandar
Desti Liliati
Desti Liliati
Markus Dinarto Pranoto
Markus Dinarto Pranoto
Indah Mulyawan
Indah Mulyawan
President Commissioner Commissioner (Independent) President Director Finance Director (Independent)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/3 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan)
Exhibit E/3 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1. G E N E R A L (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Manajemen kunci adalah direktur dan komisaris Perusahaan. Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang hukum dan sumber daya manusia, ruang lingkup Direktur Pemasaran mencakup bidang pemasaran dan operasional, dan ruang lingkup Direktur Keuangan (Independen) mencakup bidang keuangan dan akuntansi.
Key management are directors and commissioners of the Company. President Director’s scope of authority includes legal and human resources, Marketing Director’s scope of authority includes marketing and operational, and Finance Director’s (Independent) scope of authority includes finance and accounting.
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesar Rp 3.367.520.863 dan Rp 3.012.363.950.
Salaries and benefits provided to the Boards of Commissioners and Directors for the years ended 31 December 2013 and 2012 amounted to Rp 3,367,520,863 and Rp 3,012,363,950, respectively.
Susunan Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The composition of the Audit and Risk Management Committee as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Desti Liliati Emanuel Handoyo Pranadjaja Jimmy Cakranegara
Internal Audit
Audit Committee Head Member Member Internal Audit
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan telah menyusun Piagam Internal Audit sejak tanggal 2 September 2008 atau telah membentuk Divisi Internal Audit sejak tanggal 15 April 2008, berdasarkan Surat Penunjukkan Anggota Audit Internal Perusahaan. Kepala Unit Internal Audit Perusahaan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah Andre Hardi dan Liberty Siagian.
Based on the regulation issued by the BAPEPAMLK No. IX.I.7 concerning the Forming and Charter’s Compilation Guidance of Internal Audit Unit, the Company had established an Internal Audit Charter since 2 September 2008 and had formed an Internal Audit Division since 15 April 2008, based on the Letter of Assignment of Internal Audit Members. The Head of Internal Audit Unit of the Company as of 31 December 2013 and 2012 are Andre Hardi and Liberty Siagian.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. 00507/BPF/III/2009 tanggal 13 Maret 2009, Perusahaan menunjuk Indah Mulyawan sebagai Sekretaris Perusahaan.
Based on the virtue of the Board of Directors of the Company No. 00507/BPF/III/2009 dated 13 March 2009, the Company appointed Indah Mulyawan as its Corporate Secretary.
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas:
Based on the regulation issued by the BAPEPAMLK No. IX.I.4 concerning the Formation of the Corporate Secretary, the Company is required to establish a Corporate Secretary which functions comprise the followings:
(1) Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal;
(1) Keep informed with respect to Capital Market developments, especially Capital Market regulations;
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/4 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan)
Exhibit E/4 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1. G E N E R A L (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
(2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemberi modal yang berkaitan dengan kondisi Emiten dan Perusahaan Publik; (3) Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya;
(2) Provide the public with all information needed by investors regarding the condition of the Issuer or Public Company;
(4) Sebagai penghubung atau contact person antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan BAPEPAM-LK dan masyarakat; dan (5) Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan mempekerjakan masing-masing sebanyak 657 dan 570 karyawan tetap (Tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
(3) Make recommendations to the Issuer or Public Company’s board of directors with respect to compliance with Law No. 8 Year 1995 concerning the Capital Market and its implementing regulations; (4) Act as the Issuer’s or Public Company’s contact person with BAPEPAM-LK and the public; and (5) The functions of Corporate Secretary may be concurrently performed by a director of the Issuer or Public Company. As of 31 December 2013 and 2012, the Company employed a total number of 657 and 570 permanent employees, respectively (Unaudited).
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Basis of Preparation Statements
of
the
Financial
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“PSAK”), termasuk Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. KEP-347/BL/2012 pada tanggal 25 Juni 2012 yang menggantikan Keputusan Ketua BapepamLK No. KEP-554/BL/2010 pada tanggal 30 Desember 2010 tentang Perubahan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 pada tanggal 13 Maret 2000 tentang Perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
The financial statements have been prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”), which includes the Interpretations of Financial Accounting Standards (“ISAK”) issued by the Financial Accounting Standards Board of Institute of Accountant in Indonesia and Regulations No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation and Disclosure of Public Listed Company” as included in the Decree of the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012 which replaced the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 dated 30 December 2010 on the amendment to the Decree of the Chairman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 concerning Amendment on Regulations No. VIII.G.7 on Financial Statements Presentation Guidelines.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan kecuali sebagaimana diungkapkan pada kebijakan akuntansi dibawah ini.
The financial statements have been prepared on historical cost basis except as disclosed in the accounting policies below.
Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam Indonesia Rupiah (“IDR” atau “Rp”) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
The financial statements of the Company are presented in Indonesian Rupiah (“IDR” or “Rp”) which is the functional currency of the Company.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
a. Dasar Penyusunan (Lanjutan)
Laporan
Keuangan
(Continued)
a. Basis of Preparation Statements (Continued)
of
the
Financial
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Changes in Accounting Policies
Kebijakan akuntansi yang diterapkan konsisten dengan tahun keuangan sebelumnya, kecuali untuk penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat sesuai kebutuhan, sesuai dengan ketentuan transisi yang relevan dalam PSAK dan ISAK masing-masing.
Accounting policies adopted are consistent with those of the previous financial year, except for the adoption of the new and revised PSAKs and ISAKs that became effective on or after 1 January 2013. Changes to the Company’s accounting policies have been made as required, in accordance with the relevant transitional provisions in the respective PSAK and ISAK.
Berikut ini adalah PSAK revisi dan baru dan ISAK baru yang berlaku efektif pada tahun 2013 yang tidak relevan dengan Perusahaan:
The following revised and new PSAK and new ISAK which became effective in 2013 is not relevant to the Company:
PSAK 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”.
PSAK 38 (Revised 2012), “Business Combination Under Common Control”.
b. Kas dan Setara Kas Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung, dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ditempatkan di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. Pengakuan dan pengukuran atas kas dan setara kas, lihat Catatan 2c. c. Aset Keuangan
b. Cash and Cash Equivalents The statements of cash flows are prepared using direct method classified into operating, investing and financing activities. Cash and cash equivalents includes cash in hand and in banks and all time deposits which are within 3 (three) months of maturity when acquired and not being used as collateral of loans and not restricted for use. For recognition and measurement of cash and cash equivalents, please refer to Note 2c. c. Financial Assets
Pengukuran dan pengakuan awal
Initial recognition and measurement
Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi langsung yang dapat diatribusikan. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali penetapan tujuan ini pada setiap akhir periode pelaporan.
When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at the end of each reporting period.
Aset keuangan perusahaan termasuk kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain, agunan yang diambil alih dan uang jaminan sewa sebagai bagian dari aset lain-lain. Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
The company’s financial assets include cash and cash equivalents, finance lease receivables, consumer financing receivables, other receivables, repossessed collaterals and rental deposits as part of other assets. The Company classifies all its financial assets as loans and receivables.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
c. Aset Keuangan (Lanjutan)
(Continued)
c. Financial Assets (Continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent measurement
Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut timbul terutama berasal dari penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan (misalnya piutang usaha), tetapi juga menggabungkan jenis lain dari kontrak aset moneter.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They arise principally through the provision of goods and services to customers (e.g. trade receivables), but also incorporate other types of contractual monetary asset.
Aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi.
Such assets are carried at amortized cost using the effective interest method less provision for impairment. Gains and losses are recognized in profit or loss when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Penghentian pengakuan
Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately.
Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Amortized cost measurement
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan adalah jumlah aset keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi dengan penurunan (baik secara langsung maupun menggunakan akun cadangan) untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
The amortized cost of financial asset is the amount at which the financial asset is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, and reduced by an impairment (either directly or using an allowance) for impairment losses or amount that uncollectible.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/7
Exhibit E/7
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
c. Aset Keuangan (Lanjutan)
(Continued)
c. Financial Assets (Continued)
Definisi dan penentuan nilai wajar
Fair value definition and determination
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dipertukarkan atau liabilitas diselesaikan, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.
Fair value is the amount of an asset exchanged or any liability settled, between parties who desire and have sufficient knowledge in a reasonable transaction.
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan 2x.
PSAK 60 requires certain disclosures which require the classification of financial and financial liabilities measured at fair value using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used in making the fair value measurement. The fair value hierarchy are described further in Note 2x.
Saling hapus instrumen keuangan
Offsetting financial instrument
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and liabilities are offset and the net amount is presented in the statement of financial positions when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
d. Akuntansi Pembiayaan Konsumen
d. Accounting for Consumer Financing
Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, dan setelah pengakuan awal, dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2c).
Consumer financing receivables are classified as loans and receivables, and subsequent to initial recognition, are carried at amortized cost using the effective interest method (see Note 2c).
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok pembiayaan, yang diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu kontrak berdasarkan tingkat suku bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned consumer financing income represents the difference between total installments to be received from the consumer and the principal amount financed, which is recognized as income over the term of the contract based on effective interest rate of the related consumer financing receivable.
Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilah puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis). Bila terjadi wanprestasi, piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai oleh Perusahaan, seperti yang dijelaskan pada Catatan 2k.
Consumer financing receivables which installments are overdue for more than 90 (ninety) days are classified as non-performing receivables and the related consumer financing income is recognized only when it is actually collected (cash basis). In the events of default, consumer financing receivables could be settled by selling their motor vehicle that was financed by the Company, as stated in Note 2k.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/8
Exhibit E/8
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
d. Akuntansi Pembiayaan Konsumen (Lanjutan)
(Continued)
d. Accounting (Continued)
for
Consumer
Financing
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan yang timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain is recognized in the current year profit or loss.
Piutang pembiayaan konsumen akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 210 (dua ratus sepuluh) hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat diterima.
Consumer financing receivables will be writtenoff when they are overdue for more than 210 (two hundred and ten) days. Recoveries from written-off receivables are recognized as other income upon receipt.
e. Akuntansi Sewa
e. Accounting for Leases
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Leases are classified as finance leases if the leases transfer substansially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets. Leases are classified as operating leases if the leases do not transfer substansially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets.
Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
The Company recognized assets held under a finance lease in its statement of financial position and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the finance lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and financing lease income. The recognition of financing lease income based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s net investment as a lessor in the financing lease.
f. Pembiayaan Bersama
f. Joint Financing
Dalam pembiayaan bersama antara Perusahaan dan penyedia fasilitas pembiayaan bersama, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama.
In joint financing arrangements between the Company and the joint financing facility provider, the Company has the right to set higher interest rates to the consumers than the interest rates stated in the joint financing agreement with the joint financing provider.
Untuk pembiayaan bersama dengan tanggung renteng (recourse), seluruh jumlah angsuran dari pelanggan dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen, sedangkan kredit yang diberikan oleh penyedia dana dicatat sebagai pinjaman yang diterima (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan bunga yang dikenakan oleh penyedia dana dicatat sebagai beban bunga di laporan laba rugi.
For joint financing with recourse, all consumer’s installments are recorded as consumer financing receivables and the facilities financed by creditors are recorded as borrowings (gross approach). Interests earned from customers are all recorded as consumer financing income while interest charged by creditors is recorded as interest expenses in profit or loss.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/9
Exhibit E/9
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
f. Pembiayaan Bersama (Lanjutan) Untuk pembiayaan bersama tanpa tanggung renteng (without recourse), hanya porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di laporan posisi keuangan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan di laporan laba rugi setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak pihak-pihak lain yang berpartisipasi pada transaksi pembiayaan bersama tersebut. g. Penurunan Nilai Aset Keuangan
(Continued)
f. Joint Financing (Continued) For joint financing without recourse, only the Company’s financing portion of the total installments are recorded as consumer financing receivables in the statement of financial postion (net approach). Consumer financing income is presented in the statement of comprehensive income after deducting the portions belong to parties participated in these joint financing transactions. g. Impairment of Financial Assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif telah terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan Perusahaan. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Company assesses whether there is objective evidence that the Company's financial assets are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial assets, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the financial assets that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi piutang oleh Perusahaan dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur akan dinyatakan pailit, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or advance by the Company on terms that the Company would not otherwise consider, indications that a borrower will enter bankruptcy, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/10
Exhibit E/10
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
g. Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)
(Continued)
g. Impairment of Financial Assets (Continued)
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income.
Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
If a loan or held-to-maturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/11
Exhibit E/11
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
g. Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)
(Continued)
g. Impairment of Financial Assets (Continued)
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When a consumer financing receivable or net investment in finance lease account is uncollectible, such receivable is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivable is written off after all necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer financing receivables and net investments in finance lease are classified into "Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance for impairment losses. The amount of the reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Subsequent recoveries of financial assets written-off in the previous period are recognized as other income.
h. Beban Dibayar Dimuka Beban dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. i. Investasi pada Entitas Asosiasi
h. Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the period of benefits using the straight-line method. i. Investment in Associates
Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.
The Company’s investment in its associated company is accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Company has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Company’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
The statement of comprehensive income reflects the share of the results of operations of the associate. Where there has been a change recognized directly in the equity of the associate, the Company recognizes its share of any such changes and discloses this, when applicable, in the statement of changes in equity. Unrealized gains and losses resulting from transactions between the Company and the associate are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associate.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/12
Exhibit E/12
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
(Continued)
i. Investasi pada Entitas Asosiasi (Lanjutan)
i. Investment in Associates (Continued)
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
The Company determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Company’s investment in its associate. The Company determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investment in the associate is impaired. If this is the case, the Company calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in associate and its carrying value, and recognizes the amount in the statements of comprehensive income.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul liabilitas atau investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying value of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized.
j. Aset Tetap
j. Property and Equipment
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for its property and equipment measurement.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Property and equipment are stated at cost, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/Useful lives Tahun/years Bangunan Inventaris kantor Kendaraan
20 4-5 5
Building Office equipment Vehicle
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/13
Exhibit E/13
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
j. Aset Tetap (Lanjutan)
(Continued)
j. Property and Equipment (Continued)
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.
Land is stated at cost and not depreciated. Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognised as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not depreciated. Costs related to renewal of land rights are recognised as intangible assets and amortised during the period of the land rights.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laba rugi tahun berjalan pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the current year profit or loss in the year the item is derecognized
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Untuk penurunan nilai aset non-keuangan, lihat Catatan 2l.
The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimation of the asset’s recoverable amount. For impairment of non-financial assets, refer to Note 2l.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/14
Exhibit E/14
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
k. Piutang dalam penyelesaian agunan
(Continued)
k. Receivables under settlement of collaterals
Salah satu bagian dari piutang lain-lain merupakan piutang yang berasal dari agunan sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan dibebankan pada laba rugi.
A part of other receivables represents receivables derived from collaterals acquired in conjunction with settlement of consumer financing receivables is stated at the lower of related consumer financing receivables carrying value or net realizable value of repossessed assets. The difference between the carrying value and the net realizable value is recorded as provision for decline in value of repossessed assets and is charged to profit or loss.
Perusahaan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.
The Company receives motor vehicles from customers and assists them in selling their motor vehicles so that the customers are able to settle their consumer financing payables.
Beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those repossessed collaterals are charged as incurred.
Konsumen memberi kuasa kepada Perusahaan untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi ditanggung oleh konsumen.
In case of default, the consumer gives the Company the right to sell the repossessed assets or take any other actions to settle the outstanding receivables. The consumers are entitled to the excess between the proceeds from sales of repossessed assets and the outstanding consumer financing receivables. In the event of shortage, the resulting loss is charged to customers.
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Tidak Termasuk Aset Pajak Tangguhan)
l. Impairment of Non-Financial Assets (Excluding Deferred Tax Assets)
Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Perusahaan membuat estimasi nilai terpulihkan aset.
The Company assesses at each reporting date whether there is any indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment assessment for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset's recoverable amount.
Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat.
An asset's recoverable amount is the higher of an asset's or cash-generating unit's fair value less costs to sell and its value in use and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets. In assessing value in use, the estimated future cash flows expected to be generated by the asset are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset. In assessing fair value less costs to sell, an appropriate valuation model is used.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/15
Exhibit E/15
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Tidak Termasuk Aset Pajak Tangguhan) (Lanjutan)
l. Impairment of Non-Financial Assets (Excluding Deferred Tax Assets) (Continued)
Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.
Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is written down to its recoverable amount. Impairment losses are recognized in profit or loss unless the relevant asset is carried at a revalued amount, in which case the impairment loss is treated as a revaluation decrease.
Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan apabila terdapat segala indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dipulihkan nilainya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, setelah dikurangi penyusutan, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pemulihan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi.
An assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses may no longer exist or may have decreased. A previously recognized impairment loss is reversed only if there has been a change in the estimates used to determine the asset's recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount. That increase cannot exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized previously. Such reversal is recognized in profit or loss unless the asset is measured at revalued amount, in which case the reversal is treated as a revaluation increase.
(Lanjutan)
m. Liabilitas Keuangan
(Continued)
m. Financial Liabilities
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’.
Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is charged in the profit or loss and recorded as part of ‘finance cost’.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/16
Exhibit E/16
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
m. Liabilitas Keuangan (Lanjutan) Sebuah liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban atas liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau berakhir. Ketika sebuah liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketentuan liabilitas keuangan yang ada secara substansial dimodifikasi, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat yang terkait diakui dalam laporan laba rugi. n. Imbalan Kerja
(Continued)
m. Financial Liabilities (Continued) A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expires. When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in profit or loss.
n. Employee Benefits
Imbalan Pasca Kerja - Program imbalan pasti
Post-employment Benefits - Defined benefit plans
Sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia, perusahaan yang beroperasi di Indonesia menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca kerja kepada para karyawannya.
In accordance with the relevant Labour Law prevailing in Indonesia, the company provides defined benefit post-employment benefits to their employees.
Penyisihan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada periode di mana mereka timbul. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Provision for post-employment benefits is determined using the projected unit credit method. Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are charged or credited to other comprehensive income in the period in which they arise. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on the straight-line method over the average period until the benefits become vested.
Liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan sehubungan dengan program pensiun imbalan pasti adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The pension benefit obligations recognized in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting period less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised past-service costs.
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognized when they are owed to the employees based on an accrual method.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/17
Exhibit E/17
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
(Continued)
o. Revenue and Expense Recognition
o.1. Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan, Pendapatan Bunga dan Beban Bunga
o.1. Consumer Financing Income and Finance Lease, Interest Income and Interest Expense
Pendapatan pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Consumer financing income, finance lease, interest income and interest expenses are recognized using the effective interest method.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian di masa mendatang.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or financial liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but not future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh biaya dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, termasuk biaya transaksi.
The calculation of the effective interest rate includes all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate, including transaction costs.
o.2. Pendapatan Lain-lain
o.2. Other Income
Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.
Administration income is recognized at the time the consumer financing contracts are signed.
Pendapatan denda keterlambatan dan pinalti diakui pada saat denda keterlambatan dan pinalti diterima.
Late charges and penalty income are recognized when the late charges and penalty are received.
o.3. Beban Beban diakui dengan metode akrual.
o.3. Expenses Expenses are recognized on an accrual basis.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/18
Exhibit E/18
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
p. Perpajakan
(Continued)
p. Taxation
Pajak kini
Current tax
Aset dan/atau liabilitas pajak kini terdiri dari kewajiban kepada, atau klaim dari kantor pelayanan pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset dan/atau liabilitas pajak kini dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif.
Current income tax assets and/or liabilities comprise those obligations to, or claims from, tax authorities relating to the current or prior reporting period, that are unpaid at the statement of financial position date. They are calculated according to the tax rates and tax laws applicable to the fiscal periods to which they relate, based on the taxable profit for the period. All changes to current tax assets or liabilities are recognized as a component of income tax expense in the statement of comprehensive income.
Pajak tangguhan
Deferred tax
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary difference can be utilized. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diturunkan apabila jumlah laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui diukur kembali pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diakui apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena pajak di masa depan memulihkan aset pajak tangguhan.
The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each statement of financial position date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the deferred tax asset to be utilized. Unrecognized deferred tax assets are reassessed at each statement of financial position date and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable income will allow the deferred tax asset to be recovered.
Jumlah aset atau liabilitas ditentukan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat liabilitas/(aset) pajak tangguhan diselesaikan/ (dipulihkan).
The amount of the asset or liability is determined using tax rates that have been enacted or substantively enacted by the reporting date and are expected to apply when the deferred tax liabilities/(assets) are settled/(recovered).
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus apabila Perusahaan memiliki hak berkekuatan hukum untuk saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset when the Company has a legally enforceable right to offset current tax assets and liabilities.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/19
Exhibit E/19
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
p. Perpajakan (Lanjutan)
(Continued)
p. Taxation (Continued)
Perpajakan lainnya
Other taxation matters
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima dan/atau, jika mengajukan keberatan dan/atau banding oleh Perusahaan, ketika hasil dari keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment letter is received and/or, if objected to and/or appealed against by the Company, when the result of the objection and/or appeal is determined.
q. Laba Bersih per Saham Pada tanggal laporan posisi keuangan, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun berjalan. r. Provisi
q. Earnings per Share At statement of financial position date, earnings per share is computed by dividing profit or loss attributable to shareholders with weighted average number of common shares outstanding in the current year. r. Provision
Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban legal maupun konstruktif sebagai hasil peristiwa lalu, yaitu kemungkinan besar arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan suatu estimasi terhadap jumlah dapat dilakukan.
Provisions are recognized when the Company has a legal or constructive obligation as a result of past events, it is more likely than not that an outflow of resources will be required to settle the obligation and a reliable estimate of the amount can be made.
Provisi ditelaah pada akhir tiap periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik. Apabila tidak ada lagi kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban, maka provisi tersebut dipulihkan.
Provisions are reviewed at the end of each reporting period and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of economic resources will be required to settle the obligation, the provision is reversed.
Apabila dampak nilai waktu uang adalah material, maka provisi didiskontokan dengan menggunakan tarif sebelum pajak, jika lebih tepat, untuk mencerminkan risiko spesifik liabilitas. Ketika pendiskontoan digunakan, kenaikan provisi terkait dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban keuangan.
If the effect of the time value of money is material, provisions are discounted using a current pre tax rate that reflects, where appropriate, the risk specific to the liability. When discounting is used, the increase in the provision due to the passage of time is recognized as a finance cost.
s. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing Transaksi di dalam mata uang asing diukur dengan mata uang fungsional Perusahaan dan dicatat pada tanggal awal pengakuan mata uang fungsional pada kurs nilai tukar yang mendekati tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dinyatakan dalam mata uang asing yang dijabarkan pada kurs nilai tukar pada akhir periode pelaporan. Item-item non moneter yang diukur pada biaya historis di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi awal.
s. Foreign Currency translations
Transactions
and
Transactions in foreign currencies are measured in the functional currency of the Company and recorded on initial recognition in the functional currency at exchange rates approximating those ruling at the transaction dates. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated at the rate of exchange ruling at the end of the reporting period. Non-monetary items that are measured in terms of historical cost in a foreign currency are translated using the exchange rates as at the dates of the initial transactions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/20
Exhibit E/20
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
s. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing (Lanjutan)
(Continued)
s. Foreign Currency Transactions translations (Continued)
and
Item-item non moneter yang diukur pada nilai wajar di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal di mana nilai wajar ditentukan.
Non-monetary items measured at fair value in a foreign currency are translated using the exchange rates at the date when the fair value was determined.
Selisih nilai tukar yang timbul dari penyelesaian item-item moneter atau pada item-item non moneter yang dijabarkan atau pada item-item moneter yang dijabarkan pada akhir periode pelaporan, diakui di dalam laporan laba rugi.
Exchange differences arising on the settlement of monetary items or on translating monetary items at the end of the reporting period are recognized in profit and loss.
t. Pihak Berelasi
t. Related Parties
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity:
(1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (c) manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
(1) A person or a close member of the person’s family is related to a reporting entity if that person: (a) has control or joint control over the reporting entity;
(2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (1).
(b) has significant influence over the reporting entity; or (c) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. (2) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). (b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). (c) Both entities are joint ventures of the same third party. (d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. (e) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity. (f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (1).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/21
Exhibit E/21
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
t. Pihak Berelasi (Lanjutan)
(Continued)
t. Related Parties (Continued)
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor (Lanjutan):
Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity (Continued):
(g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(g) A person identified in (1)(a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
u. Segmen Operasi
u. Operating Segments
Menurut PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan (3) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
Based on PSAK 5 (Revised 2009), an operating segment is a component of entity which: (1) involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal Perusahaan yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is Board of Directors.
Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam segmen geografis berikut: Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi (Catatan 33).
Operating segments presented by the primary segments are divided into the following business segments: finance leases and consumer financing, while the secondary segments are divided into the following geographic segments: Java, Kalimantan, Sumatera and Sulawesi (Note 33).
v. Kontinjensi
(2) operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and (3) separate financial information is available.
v. Contigencies
Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil.
Contingent liabilities are not recognized in the financial statements. They are disclosed in the notes to the financial statements unless the possibility of an outflow of resources embodying economic benefits is remote.
Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.
Contingent assets are not recognized in the financial statements but are disclosed in the notes to the financial statements when an inflow of economic benefits is probable.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/22
Exhibit E/22
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Lanjutan)
w. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
(Continued)
w. Events After the Reporting Period
Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan.
Events after the reporting period that provide evidence of conditions that existed at the end of the reporting period (adjusting events) are reflected in the financial statements.
Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan laporan keuangan bila material.
Events after the reporting period that are not adjusting events are disclosed in the notes to the financial statements when material.
x. Hirarki Pengukuran Nilai Wajar
x. Fair Value Measurement Hierarchy
Perusahaan mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut ini:
The Company measures fair values using the following hierarchy of methods:
i.
i.
Quoted market price in an active market for an identical instrument. (Level 1)
ii.
Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data. (Level 2)
Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis. (Tingkat 1) ii. Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar. (Tingkat 2) iii. Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana teknik penilaiannya menggunakan input yang bukan merupakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi tersebut dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen yang sejenis dimana terdapat penyesuaian signifikan yang tidak dapat diobservasi atau asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mencerminkan selisih antara instrumen keuangan yang diperbandingkan. (Tingkat 3) Tingkat hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan, ditentukan atas dasar input tingkat terendah yang signifikan untuk pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan menjadi hanya satu dari tiga tingkatan.
iii. Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument's valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments. (Level 3)
The level in the fair value hierarchy within which the financial asset or financial liability is categorized, is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. Financial assets and financial liabilities are classified in their entirety into only one of the three levels.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/23 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN
Exhibit E/23 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3. SIGNIFICANT
ACCOUNTING ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
JUDGEMENTS,
Penyajian laporan keuangan Perusahaan memerlukan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian, ketidakpastian tentang asumsi dan estimasi ini dapat mengakibatkan hasil penyesuaian materi untuk nilai buku aset atau liabilitas yang berpengaruh pada periode di masa depan.
The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenue, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the reporting date. However, uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that could require a material adjustment to the carrying amount of the asset or liability affected in future periods.
a. Pertimbangan di Dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
a. Judgements Made in Applying Accounting Policies
Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah melakukan pertimbangan-pertimbangan, terpisah dari masalah estimasi, yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan:
In the process of applying the Company's accounting policies, management has made the following judgements, apart from those involving estimations, which have the most significant effect on the amounts recognized in the financial statements:
i.
i.
Pajak penghasilan Perusahaan memiliki eksposur atas pajak penghasilan. Pertimbangan signifikan dilakukan di dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan. Ada beberapa transaksi dan komputasi di mana penentuan akhir perpajakan adalah tidak pasti didalam kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitias atas isu pajak yang diharapkan berdasarkan estimasi apakah penambahan pajak akan jatuh tempo. Pada saat hasil final perpajakan berbeda dari jumlah yang sebelumnya diakui, maka selisih tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan kini dan provisi pajak tangguhan di dalam periode dimana penentuan tersebut dibuat. Jumlah tercatat liabilitas pajak kini dan aset pajak tangguhan Perusahaan bersih pada akhir periode pelaporan adalah Rp 2.782.251.217 dan Rp 1.600.502.039 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
ii.
Penentuan Mata Uang Fungsional Dalam menentukan mata uang fungsional Perusahaan, penilaian diperlukan untuk menentukan mata uang yang terutama mempengaruhi seluruh transaksi jasa yang diberikan dan biaya yang dikeluarkan Perusahaan.
Income Taxes The Company has exposure to income taxes. Significant judgement is involved in determining the provision for income taxes. There are certain transactions and computations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected tax issues based on estimates of whether additional taxes will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recognized, such differences will impact the current income tax and deferred tax provisions in the period in which such determination is made. The carrying amounts of the Company's current income tax liabilities and net deferred tax assets at the end of the reporting period were approximately Rp 2,782,251,217 and Rp 1,600,502,039 for the year ended 31 December 2013.
ii.
Determination of Functional Currency In determining the functional currency of the Company, an assessment is required to determine the currency that mainly affects the entire transaction services rendered and costs of the Company.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/24 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
a. Pertimbangandalam akuntansi (Lanjutan)
menerapkan
kebijakan
iii. Penilaian Instrumen Keuangan
Exhibit E/24 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3. SIGNIFICANT
ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued) a. Judgements made in applying accounting policies (Continued) iii. Valuation of Financial Instrument
Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Perusahaan menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi.
Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices. For all other financial instruments, the Company determines fair values using valuation techniques. Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist.
Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian dapat termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para partisipan di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
Assumptions and inputs used in valuation techniques may include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other premia used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations. The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.
b. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi
b. Key Sources of Estimation Uncertainty
Asumsi utama berkenaan dengan sumber utama dan sumber lainnya ketidakpastian estimasi di masa depan, yang memiliki risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas pada tahun buku mendatang, didiskusikan di bawah.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below.
i.
i.
Masa Manfaat Aset Tetap Biaya aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap. Manajemen memperkirakan masa manfaat aset tetap adalah 4 – 20 tahun. Hal ini sesuai taksiran masa manfaat yang umum diaplikasikan pada industri. Perubahan tingkat yang diharapkan dalam penggunaan dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat peralatan dan nilai sisa atas aset-aset tersebut, oleh karena itu, biaya penyusutan di masa yang akan datang dapat saja berubah. Nilai tercatat aset tetap pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam Catatan 9 atas laporan keuangan.
Useful Lives of Property and Equipment The cost of property and equipment is depreciated on a straight-line basis over the assets’ estimated useful economic lives. Management estimates the useful lives of these equipment is 4 - 20 years. These are common life expectancies applied in the industry. Changes in the expected level of usage and technological developments could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, therefore, future depreciation charges could be revised. The carrying amount of the Company's property and equipment at the end of the reporting period is disclosed in Note 9 to the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/25 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
b. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi ii.
Aset Pajak Tangguhan
Exhibit E/25 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3. SIGNIFICANT
ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued) b. Key Sources of Estimation Uncertainty ii.
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua kerugian fiskal yang belum dipergunakan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak terhadap kerugian yang dapat dikurangkan akan dapat diutilisasi. Pertimbangan manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan perbedaan temporer dan tingkat laba fiskal di masa depan bersamasama dengan strategi perencanaan pajak masa depan.
Deferred tax assets are recognized for all unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management judgement is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and level of future taxable profits together with future tax planning strategies.
Nilai tercatat aset pajak tangguhan Perusahaan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam catatan 14c atas laporan keuangan.
The carrying amount of the company’s deferred tax assets at the end of reporting period in disclosed in Note 14c to the financial statement.
iii. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
iii. Allowance for Impairment Financial Assets
Losses
of
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2g.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2g.
Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi penyisihan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari penyisihan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan penyisihan kolektif.
Collectively assessed impairment allowance cover credit losses inherent in portfolios of consumer financing receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
Nilai tercatat penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam catatan 5 dan 6 atas laporan keuangan.
The carrying amount of the company’s allowance for impairment losses of financial assets at the end of reporting period is disclosed in Notes 5 dan 6 to the financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/26
Exhibit E/26
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued)
b. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi
b. Key Sources of Estimation Uncertainty
iv. Penentuan Nilai Wajar
v.
iv. Fair Value Determination
Perusahaan menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan yang tidak mempunyai kuotasi menggunakan teknik penilaian. Teknik tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh asumsi yang digunakan, termasuk tingkat diskonto dan perkiraan arus kas masa depan. Maka dari itu, perkiraan nilai wajar yang diperoleh tidak selalu dapat dibuktikan dengan membandingkan pada pasar independen dan, dalam banyak kasus, mungkin tidak dapat segera direalisasi.
The Company determines the fair value of financial instruments that are not quoted, using valuation techniques. Those techniques are significantly affected by the assumptions used, including discount rates and estimates of future cash flows. In that regard, the derived fair value estimates cannot always be substantiated by comparison with independent markets and, in many cases, may not be capable of being realized immediately.
Metode dan asumsi yang digunakan, serta teknik penilaian yang digunakan, diungkapkan di dalam Catatan 31 atas laporan keuangan.
The methods and assumptions applied, and the valuation techniques used, are disclosed in Note 31 to the financial statements.
Asumsi Pensiun
v.
Biaya, aset dan liabilitas dari program imbalan pasti yang diselenggarakan oleh Perusahaan ditentukan dengan menggunakan metode-metode yang mengandalkan estimasi dan asumsi aktuarial. Rincian dari asumsi-asumsi utama ditetapkan dalam Catatan 16 atas laporan keuangan. Perusahaan menerima masukan dari aktuaris independen berkaitan dengan kelayakan asumsi. Perubahan dalam asumsi yang digunakan mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan. 4. KAS DAN SETARA KAS
Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank DKI PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Sinarmas Dipindahkan
The costs, assets and liabilities of the defined benefit schemes operating by the Company are determined using methods relying on actuarial estimates and assumptions. Details of the key assumptions are set out in Note 16 to the financial statements. The Company takes advice from independent actuaries relating to the appropriateness of the assumptions. Changes in the assumptions used may have a significant effect on the statement of comprehensive income and the statement of financial position. 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS
2013 Kas
Pension Assumptions
2012
1.887.340.730
2.369.571.450
Cash on hand
823.368.974 5.350.499.193
2.408.015.004 3.095.420.501
1.102.151.200 78.860.594 21.827.312 6.202.824 6.850.365 8.542.622 8.701.643
946.502.759 148.541.239 2.500.002 2.541.971 3.205.065 25.372.570 4.813.244
7.174.914 -
22.510.451 2.000.000 2.000.000
Cash in banks PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank DKI PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Sinarmas
9.301.520.371
9.032.994.256
Brought forward
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/27 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
Exhibit E/27 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)
2013 Pindahan Bank (Lanjutan) PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP
9.301.520.371
9.032.994.256
6.453.670
1.169.277 -
1.600.000 889.000
Total kas dan setara kas
2012
9.310.463.041
9.034.163.533
Carried forward Cash in banks (Continued) PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Total cash and cash equivalents
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan tidak menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak berelasi.
As of 31 December 2013 and 2012, the Company had no cash and cash equivalents placed at any related party.
Kisaran suku bunga kontraktual dari kas dan setara kas diatas adalah sebagai berikut:
The range of contractual interest earned from the above cash and cash equivalents are as follows:
2013 Bank
1.00% - 2.00%
2012 1.00% - 2.00%
Bank
Kas dan setara kas pada tanggal laporan posisi keuangan dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia.
Cash and cash equivalents are denominated in Indonesian Rupiah at the statement of financial position date.
Jumlah tercatat kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang mendekati nilai wajarnya.
The carrying amounts of cash and cash equivalents classified as loan and receivables approximate their fair values.
Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar kas dan setara kas diungkapkan pada Catatan 31 atas laporan keuangan.
Information with respect to the classification and fair value of cash and cash equivalents was disclosed in Note 31 to the financial statements.
5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan – Bruto Dikurangi: Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui
5. FINANCE LEASE RECEIVABLES
Piutang sewa pembiayaanBersih
2012
259.499.899.612
155.971.244.660
( 39.274.422.649 ) ( 26.651.712.398 )
Jumlah Dikurangi: Penyisihan kerugian penurunan nilai
2013
220.225.476.963
129.319.532.262
Third parties Finance lease receivables – Gross Less: Unearned finance lease income Total Less:
(
2.044.032.676 ) ( 218.181.444.287
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, piutang sewa pembiayaan Perusahaan seluruhnya berasal dari pembiayaan sendiri.
1.346.651.705 ) 127.972.880.557
Allowance for impairment losses Finance lease receivables –Net
As of 31 December 2013 and 2012, all of the Company’s finance lease receivables are selffinanced.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/28 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Exhibit E/28 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 5. FINANCE LEASE RECEIVABLES (Continued)
Rincian atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, sebagai berikut:
Details of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of finance lease receivables according to their respective due dates as of 31 December 2013 and 2012, were as follows:
2013
2012
2012 2013 2014 2015 2015
3.675.067.000 131.654.408.241 83.737.329.562 40.433.094.809
911.643.000 67.250.611.000 58.310.928.000 29.498.062.660 -
2012 2013 2014
Jumlah
259.499.899.612
155.971.244.660
Total
2015
Suku bunga efektif yang dikenakan untuk sewa pembiayaan masing-masing berkisar antara 13,82% - 22,58% dan 14,58% - 25,68% per tahun untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
Effective interest rates for finance lease were ranging from 13.82% - 22.58% and 14.58% 25.68% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Kendaraan bermotor yang dibiayai oleh perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga (Catatan 30).
The vehicles financed by the Company are covered by insurance against losses and damage to several third party insurance companies (Note 30).
Rincian analisa umur atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari angsuran piutang sewa pembiayaan bruto adalah sebagai berikut:
The detailed aging analysis of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash flows) of installment portion of the gross finance lease receivables were as follows:
2013
2012
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Lebih dari 90 hari
255.824.832.612
155.059.601.660
1.363.967.000 1.642.066.000 591.762.000 77.272.000
743.579.000 168.064.000 -
Current Overdue: 1-30 days 31-60 days 61-90 days More than 90 days
Jumlah
259.499.899.612
155.971.244.660
Total
Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2013
Movements of allowance for impairment losseswere as follows: 2012
Saldo per 1 Januari Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan (
1.346.651.705 1.453.453.299 756.072.328 )
303.538.698 1.043.113.007 -
Balance as of 1 January Allowance during the year Write off during the year
Saldo per 31 Desember
2.044.032.676
1.346.651.705
Balance as of 31 December
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa pembiayaan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
The Company’s management believes that the amount of the allowance for impairment losses for finance lease receivables is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.
Nilai wajar jaminan atas piutang sewa pembiayaan adalah sebesar Rp 265.521.335.890 pada tanggal 31 Desember 2013.
The fair value of collaterals received over finance lease receivables are amounted to Rp 265,521,335,890 as of 31 December 2013.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/29 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Exhibit E/29 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5. FINANCE LEASE RECEIVABLES (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, piutang sewa pembiayaan sebesar masing-masing Rp 125.553.713.248 dan Rp 102.686.215.644 digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diterima dari bank (lihat Catatan 12).
As of 31 December 2013 and 2012, finance lease receivables amounting to Rp 125,553,713,248 and Rp 102,686,215,644, respectively, were used as collateral for credit facilities obtained from the banks (see Note 12).
Nilai tercatat piutang sewa pembiayaan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.
The carrying amounts of finance lease receivables classified as loans and receivables approximate their fair values.
Piutang sewa pembiayaan pada tanggal laporan posisi keuangan dinyatakan dalam mata uang Indonesia Rupiah.
Finance lease receivables are denominated in Indonesian Rupiah at the statement of financial position date.
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 2013
2012
Pihak ketiga Piutang pembiayaan konsumen Bruto
Third parties Consumer financing receivables Gross
Pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without recourse Ditambah/(Dikurangi): Biaya transaksi ditangguhkan
561.741.481.001
388.974.144.001
18.868.014.857
16.248.323.416
580.609.495.858
405.222.467.417
4.446.349.225
3.717.050.452
585.055.845.083
408.939.517.869
Dikurangi: Pihak ketiga Pendapatan yang belum diakui Pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without recourse
Self financing Joint financing with other partieswithout recourse Add/(Less): Deferred transaction costs Less: Third parties Unearned income
( 93.422.098.029) ( 60.468.587.140) (
4.918.518.870) (
3.194.615.360)
Self financing Joint financing with other parties without recourse
( 98.340.616.899) ( 63.663.202.500) Jumlah Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen Bersih
486.715.228.184 (
7.702.126.562) ( 479.013.101.622
Saldo piutang pembiayaan konsumen pembiayaan sendiri tersebut di atas telah dikurangi dengan kelebihan bayar atas pelunasan dan pembayaran angsuran dari pelanggan yang belum diketahui identitasnya yaitu sejumlah Rp 778.898.304 dan Rp 2.252.854.386 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
345.276.315.369 7.187.922.174) 338.088.393.195
Total Less: Allowance for impairment losses Consumer financing receivables Net
The above balance of consumer financing receivables for self financing has been deducted with overpayment from customers and payment receipts from unknown customers amounted to Rp 778,898,304 and Rp 2,252,854,386 as of 31 December 2013 and 2012, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/30 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) Rincian atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari piutang pembiayaan konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, sebagai berikut:
Exhibit E/30 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) Details of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of consumer financing receivables according to their respective due dates as of 31 December 2013 and 2012, were as follows:
2013
2012
2012 2013 2014 2015 2016 2017
11.806.453.000 302.556.743.287 180.004.074.762 74.025.390.490 12.216.834.319
9.986.074.000 197.907.720.417 125.456.772.000 47.796.563.000 24.075.338.000 -
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
580.609.495.858
405.222.467.417
Total
Suku bunga efektif untuk pembiayaan konsumen masing-masing berkisar antara 13,63% - 44,15% dan 12,71% - 44,16% per tahun untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
Effective interest rates per annum for consumer financing were ranging from 13.63% - 44.15% and 12.71% - 44.16% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Piutang pembiayaan konsumen–bruto yang dikelola Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 termasuk piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain – without recourse, adalah masing-masing sebesar Rp 1.045.686.051.001 dan Rp 929.815.483.434.
As of 31 December 2013 and 2012, the gross consumer financing receivables managed by the Company, including consumer financing by other parties - without recourse, amounted to Rp 1,045,686,051,001 and Rp 929,815,483,434, respectively.
Kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga dan berelasi (Catatan 29 dan 30).
The vehicles financed by the Company are covered by insurance, against losses and damages, to several third party insurance companies and related parties (Notes 29 and 30).
Rincian analisa umur atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari angsuran piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut:
The detailed aging analysis of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of installment portion of the gross consumer financing receivables were as follows:
2013
2012
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Lebih dari 90 hari
568.803.042.858
395.236.393.417
2.529.927.000 1.288.346.000 860.826.000 7.127.354.000
2.312.626.000 994.976.000 717.410.000 5.961.062.000
Current Overdue: 1-30 days 31-60 days 61-90 days More than 90 days
Jumlah
580.609.495.858
405.222.467.417
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/31
Exhibit E/31
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
Piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai
Consumer financing receivables that are impaired
Piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai pembiayaan konsumen berdasarkan penilaian secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
The Company’s consumer financing receivables that are classified as loans and and the movement of the allowance for impairment losses based on individual and collective assessments are as follows:
Individual/ Individual Piutang pembiayaan konsumen bruto yang mengalami penurunan nilai Penyisihan kerugian penurunan nilai Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan Saldo akhir
Gross Consumer financing receivables that are impaired
(
7.182.775.434)(
5.146.740)(
7.187.922.174)
Allowance for impairment losses, Beginning balance
(
9.922.432.808)(
5.837.930)(
9.928.270.738)
Allowance during the year
9.414.066.350
Write off during the year
9.414.066.350 (
Piutang pembiayaan konsumen bruto yang mengalami penurunan nilai
Saldo akhir
Jumlah/ Total
8.572.984.346 572.036.511.512 580.609.495.858
-
7.691.141.892)(
Individual/ Individual
Dikurangi: Penyisihan kerugian penurunan nilai Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan
2013 Kolektif/ Collective
10.984.670)( 2012 Kolektif/ Collective
7.702.126.562)
Jumlah/ Total
13.699.741.000 391.522.726.417 405.222.467.417
(
8.149.627.660)(
(
5.043.332.156) 6.010.184.382
(
7.182.775.434)(
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumen adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
Ending balance
15.837.634)( -
(
10.690.894 5.146.740)(
Gross Consumer financing receivables that are impaired
8.165.465.294)
Allowance for impairment losses, Beginning balance
5.043.332.156)
Allowance during the year
6.020.875.276
Write off during the year
7.187.922.174)
Ending balance
Management believes that the amount of the allowance for impairment losses for consumer financing receivables is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/32 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
Exhibit E/32 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, piutang pembiayaan konsumen sebesar masing-masing Rp 161.506.866.004 dan Rp 226.857.218.266 digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diterima dari bank (lihat Catatan 12).
As of 31 December 2013 and 2012, consumer financing receivables amounting to Rp 161,506,866,004 and Rp 226,857,218,266, respectively, were used as collateral for credit facilities obtained from the banks (see Note 12).
Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.
The carrying amounts of consumer financing receivables classified as loans and receivables approximate their fair values.
Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal laporan posisi keuangan dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia.
Consumer financing receivables are denominated in Indonesian Rupiah at the statement of financial position date.
7. PIUTANG LAIN-LAIN
7. OTHER RECEIVABLES 2013
Pihak ketiga Piutang dalam penyelesaian agunan Tagihan anjak piutang Piutang karyawan Lain-lain
2012
11.781.028.904 7.500.000.000 725.216.979 10.930.425.608
9.416.926.598 831.992.507 -
30.936.671.491
10.248.919.105
Third parties Receivables under settlement of collaterals Factoring receivables Employee receivables Others
Piutang dalam penyelesaian agunan berkaitan dengan piutang dari pelanggan di mana jaminan ditahan oleh Perusahaan.
Receivables under settlement of collaterals pertain to receivables from customers in which collaterals are currently being held by the Company (Note 2k).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, nilai wajar agunan yang diambil alih adalah sebesar Rp 15.072.439.790 dan Rp 9.958.900.000 .
As of 31 December 2013 and 2012, the fair values of repossessed collaterals are amounted to Rp 15,072,439,790 and Rp 9,958,900,000, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang lain-lain karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
As of 31 December 2013 and 2012, the Company does not provide allowance for impairment losses for other receivables since management believes that all receivables are fully collectible.
Tagihan anjak piutang dikenakan bunga sebesar 15% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Tagihan anjak piutang dengan recourse.
Factoring receivable bears interest rate of 15% per annum for the year ended 31 December 2013. Factoring receivables are with recourse.
Piutang karyawan dikenakan bunga sebesar 15% per tahun masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Employee receivables bears interest rate of 15% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/33
Exhibit E/33
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
7. PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
7. OTHER RECEIVABLES (Continued)
Berdasarkan perjanjian “Jual Beli Piutang dan Penyerahan Piutang” bertanggal efektif 27 Desember 2013 antara Perusahaan dengan PT Strait Merchants Capital, Perusahaan telah menjual piutang-piutang tertentu kepada PT Strait Merchants Capital sebesar Rp 10.806.467.272 yang diterima pembayarannya dari PT Strait Merchants Capital sebagai pelunasan transaksi jual beli tersebut pada tanggal 22 Januari 2014. Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan mencatat tagihan kepada PT Strait Merchants Capital atas transaksi jual beli tersebut sebagai Lainlain dalam akun ini.
Based on “Sale and Purchase and Transfer of Receivables” with effective date 27 December 2013 between the Company and PT Strait Merchants Capital, the Company sold its certain receivables to PT Strait Merchants Capital amounting to Rp 10,806,467,272, of which the payment related to the settlement of this transaction was received by the Company on 22 January 2014. As of 31 December 2013 the Company recorded its receivable to PT Strait Merchants Capital for this sale and purchase transaction as Others in this account.
Nilai tercatat piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.
The carrying amounts of the other receivables classified as loans and receivables approximate their fair values.
Piutang lain-lain dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia.
Other receivables are denominated in Indonesian Rupiah currency.
8. BEBAN DIBAYAR DIMUKA
8. PREPAID EXPENSES 2013
2012
Sewa Lain-lain
3.989.101.418 4.790.282.248
4.832.349.039 701.031.596
Rental Others
Jumlah
8.779.383.666
5.533.380.635
Total
Sewa dibayar dimuka merupakan pembayaran dimuka atas sewa bangunan untuk keperluan operasional Perusahaan.
Prepaid rental represents prepaid payment of building rental for the purpose of Company’s operational.
9. ASET TETAP
9. PROPERTY AND EQUIPMENT 2 Saldo awal/ Beginning balance
0
Penambahan/ Additions
1
3
Pengurangan/ Deductions
Saldo akhir/ Ending balance
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Inventaris kantor Kendaraan
1.155.892.000 7.474.908.000 9.391.581.633 10.362.444.967
2.165.831.000 3.327.669.000 953.325.262 2.975.098.566 (
1.708.318.177)
3.321.723.000 10.802.577.000 10.344.906.895 11.629.225.356
Costs Direct ownership Land Building Office equipment Vehicle
Jumlah biaya perolehan
28.384.826.600
9.421.923.828 (
1.708.318.177)
36.098.432.251
Total cost Accumulated depreciation Direct ownership Building Office equipment Vehicle
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Inventaris kantor Kendaraan
Jumlah tercatat
119.296.035 6.179.563.542 5.709.081.011
447.121.002 1.320.583.741 1.770.736.676 (
1.053.918.145)
566.417.037 7.500.147.283 6.425.899.542
12.007.940.588
3.538.441.419 (
1.053.918.145)
14.492.463.862
16.376.886.012
21.605.968.389
Carrying amount
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/34
Exhibit E/34
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
9. ASET TETAP (Lanjutan)
9. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued) 2
Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Inventaris kantor Kendaraan Jumlah biaya perolehan Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Inventaris kantor Kendaraan
Jumlah tercatat
0
Penambahan/ Additions
1
2
Pengurangan/ Deductions
Saldo akhir/ Ending balance
7.639.565.913 8.229.699.442
1.155.892.000 7.474.908.000 1.752.015.720 2.397.710.188 (
264.964.663)
1.155.892.000 7.474.908.000 9.391.581.633 10.362.444.967
Costs Direct ownership Land Building Office equipment Vehicle
15.869.265.355
12.780.525.908 (
264.964.663)
28.384.826.600
Total cost Accumulated depreciation Direct ownership Building Office equipment Vehicle
4.901.728.410 4.168.063.928
119.296.035 1.277.835.132 1.686.708.440 (
145.691.357)
119.296.035 6.179.563.542 5.709.081.011
9.069.792.338
3.083.839.607 (
145.691.357)
12.007.940.588
6.799.473.017
16.376.886.012
Carrying amount
Beban penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp 3.538.441.419 dan Rp 3.083.839.607 (lihat Catatan 26).
Depreciation expense charged to comprehensive income for the 31 December 2013 and 2012 are Rp 3,538,441,419 and Rp respectively (see Note 26).
Rincian laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
The details of gain on sales of property and equipment were as follows:
2013 Penerimaan hasil penjualan aset tetap Jumlah tercatat aset tetap Laba penjualan aset tetap
1.194.250.000 (
statement of years ended amounted to 3,083,839,607,
2012 258.000.000
655.933.369) (
119.273.306)
538.316.631
138.726.694
Proceeds from sales of property, and equipment Carrying amount of property, and equipment Gain on sales of property and equipment
Keuntungan atas penjualan aset tetap diakui sebagai bagian dari “Pendapatan Lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif (lihat Catatan 24).
Gain on sales of property and equipment is recognized as part of “Other Income” in statement of comprehensive income (see Note 24).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kendaraan bermotor telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada asuransi PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing–masing sebesar Rp 18.384.750.000 (2013) dan Rp 5.636.050.000 (2012), PT Asuransi Sinar Mas sebesar Rp 667.000.000 (2013) dan Rp 4.727.050.000 (2012), PT Asuransi Indrapura sebesar Rp 2.624.500.000 (2013) dan Rp 3.455.500.000 (2012) dan PT Asuransi Bina Data Arta Tbk sebesar Rp 135.000.000 (2013) dan Rp 260.000.000 (2012).
As at 31 December 2013 and 2012, vehicle were insured against fire, theft and other risks to PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk with total sum insured amounted to Rp 18,384,750,000 (2013) and Rp 5,636,050,000 (2011), PT Asuransi Sinar Mas amounted to Rp 667,000,000 (2013) and Rp 4,727,050,000 (2012), PT Asuransi Indrapura amounted to Rp 2,624,500,000 (2013) and Rp 3,455,500,000 (2012), and PT Asuransi Bina Data Arta Tbk amounted to Rp 135,000,000 (2013) and Rp 260,000,000 (2012), respectively.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/35 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Exhibit E/35 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. INVESTMENT IN ASSOCIATES
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi kendaraan bermotor tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage amount for vehicle is adequate to cover all possible losses.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal laporan posisi keuangan.
Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in value of property and equipment as of the statement of financial position date.
2013
2012
Harga perolehan Saldo awal Perolehan
17.500.000.000 9.500.000.000
17.500.000.000 -
Cost Beginning balance Acquisition
Saldo akhir
27.000.000.000
17.500.000.000
Ending balance
Bagian keuntungan (kerugian) entitas asosiasi Saldo awal Bagian kerugian pasca akuisisi entitas asosiasi selama tahun berjalan Keuntungan (kerugian) dilusi atas kepentingan pada entitas asosiasi Pindahan Bagian laba rugi komprehensif pasca akuisisi entitas asosiasi Saldo awal Bagian laba (rugi) komprehensif entitas asosiasi selama tahun berjalan, setelah dikurangi pajak Saldo akhir Investasi pada entitas asosiasi, Bersih
908.426.530 ) (
236.302.523)
Share of post-acquisition gain (loss) of associates Beginning balance
828.496.254 (
787.916.020)
Share of post-acquisition gain (loss) of associate during the year
(
10.065.748 )
115.792.013
(
89.996.024 ) (
908.426.530)
(
35.498.212
-
Gain (loss) on dilution of interest in associate Carrying forward Share of other comprehensive income of associate Beginning balance
43.815.858
35.498.212
Share of other comprehensive income of associate during the year, net of tax
79.314.070
35.498.212
Ending balance
26.989.318.046
16.627.071.682
Investment in associate, net
Pada bulan Desember 2013, Perusahaan menambah kepemilikan atas PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (“MTI”) dengan nilai sebesar Rp 9.500.000.000 secara tunai. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2013, kepemilikan Perusahaan atas PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (“MTI”) sebesar 24,98%.
In December 2013, the Company increased its ownership in PT Malacca Wuwungan Insurance Trust ("MTI") amounted to Rp 9,500,000,000, in cash. Accordingly, as of December 31, 2013, the Company's ownership in PT Malacca Wuwungan Insurance Trust ("MTI") is 24.98%.
Pada bulan Oktober 2012, MTI menambah modal sahamnya yang didistribusikan kepada pemegang saham lain selain Perusahaan. Sebagai akibat dari kejadian ini, kepemilikan Perusahaan pada MTI terdilusi menjadi sebesar 22,67%.
In October 2012, MTI increased its share capital distributed to its shareholders other than Company. As the result of this event, Company’s ownership in MTI became diluted into 22.67%.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/36
Exhibit E/36
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (Lanjutan)
10. INVESTMENT IN ASSOCIATES (Continued)
Ikhtisar informasi keuangan entitas asosiasi di atas pada tanggal dan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, yang tidak disesuaikan dengan proporsi kepentingan kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Aset dan liabilitas Jumlah aset Jumlah liabilitas Hasil Hasil underwiting Laba (rugi) tahun berjalan
PT Malacca Trust Wuwungan Insurance
2013
2012
153.449.470.417 45.803.793.759
107.992.972.327 35.094.122.623
17.285.577.240 3.847.262.054 (
Rincian entitas asosiasi yang Perusahaan adalah sebagai berikut:
Nama entitas asosiasi/ Name of associate company
The summarised financial information of the above associate companies as of and for the years ended 31 December 2013 and 2012, not adjusted for the proportion of ownership interest held by the Company, are as follows:
dimiliki
oleh
Result Underwriting revenue Profit (loss) for the year
6.023.846.455 2.945.110.331)
The details of the investment in associate Company held by the Company are as follows:
Kegiatan utama/ Principal activites
Tempat beroperasi/ Country of incorporation
Kepemilikan per tanggal 31 Dec 2013/ Equity holding as of 31 Dec 2013
Kepemilikan per tanggal 31 Dec 2012/ Equity holding as of 31 Dec 2012
Asuransi/Insurance
Indonesia
24,98%
22,67%
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat nilai wajar yang tersedia bagi investasi pada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance dikarenakan bukan merupakan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau pasar aktif lainnya.
As of 31 December 2013 and 2012, there were no available fair value for the investments in PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as it is not a public company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) or any other active market.
11. OTHER ASSETS
11. ASET LAIN-LAIN 2013 Renovasi gedung Dikurangi: Akumulasi amortisasi
Asset and liabilities Total assets Total liabilities
2012
5.073.923.817
8.551.326.218
3.002.883.834) (
5.728.318.203)
Uang jaminan sewa
2.071.039.983 559.837.500
2.823.008.015 914.827.500
Rental deposits
Jumlah
2.630.877.483
3.737.835.515
Total
(
Building renovation Less: Accumulated amortization
Nilai tercatat uang jaminan sewa yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.
The carrying amounts of the rental deposits classified as loans and receivables approximate its fair value.
Beban amortisasi atas renovasi gedung yang dibebankan pada laporan laba rugi untuk tahuntahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp 1.461.546.182 dan Rp 1.515.127.900 (lihat Catatan 26).
Amortization expense of building renovation charged to profit or loss for the years ended 31 December 2013 and 2012 areamounted to Rp 1,461,546,182 and Rp 1,515,127,900, respectively (see Note 26).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/37 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PINJAMAN BANK
Dikurangi: Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. BANK BORROWINGS
2013 Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata PT Bank ICBC Indonesia
Exhibit E/37
2012
184.380.909.437
95.143.248.105 96.248.842.284
50.133.726.679
77.387.807.892
11.022.905.201 23.202.636.580
30.435.490.041 23.327.262.715 7.000.782.873
268.740.177.897
329.543.433.910
Third parties PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata PT Bank ICBC Indonesia Less:
(
2.245.105.793) ( 266.495.072.104
1.823.604.856)
Unamortized transaction costs
327.719.829.054
Total
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 12 Agustus 2010 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Dengan Angsuran yang digunakan untuk modal kerja dengan batas maksimum sebesar Rp 100 milyar. Fasilitas pinjaman ini berlaku sejak 12 Agustus 2010 dan akan berakhir pada tanggal 12 Agustus 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebesar 11,50% per tahun.
Based on Notarial deed No. 22 dated 12 August 2010 of Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Central Asia Tbk agreed to sign an Installment Loan Agreement for working capital purposes with maximum limit of Rp 100 billion. The loan facility was started on 12 August 2010 and will be ended on 12 August 2011. This loan bears interest at fixed rate of 11.50% per annum.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir dimuat dalam Perubahan Perjanjian Kredit No. 2241/ADD/W08/KRD/2011 tertanggal 13 Oktober 2011. Dalam perubahan tersebut, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut diatas sampai dengan 31 Oktober 2011.
That Agreement has been amended several times, with the latest amendment by Amendment of Installment Loan Agreement No. 2241/ADD/ W08/KRD/2011 dated 13 October 2011. In that amendment, PT Bank Central Asia Tbk agreed to extend the credit period of the facility up until 31 October 2011.
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit yang termasuk di dalam Akta No. 41 tanggal 24 Pebruari 2012 dari Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui untuk menambah jumlah pemberian Fasilitas Kredit kepada Perusahaan sebesar Rp 100 milyar. Sehingga Fasilitas Kredit yang diterima Perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk adalah:
Based on Amendment of Installment Loan Agreement as included in Notarial deed No. 41 dated 24 February 2012 of Karin Christiana Basoeki, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk agreed to give additional Installment Loan Facility to the Company amounted to Rp 100 billion. The Installment Loan Facility received by the Company from PT Bank Central Asia Tbk was as follows:
-
Fasilitas Installment Loan 1 dengan jumlah pagu kredit tidak melebihi Rp 100 milyar dan dikenakan suku bunga sebesar 11,50% per tahun. Batas waktu penarikan dan/atau penggunaan Fasilitas Kredit ini terhitung sejak tanggal 12 Oktober 2010 dan berakhir pada tanggal 31 Oktober 2011.
-
Installment Loan Facility 1 with maximum credit limit not exceeds Rp 100 billion and bears an interest rate of 11.50% per annum. The drawdown and/or utilization period of the Installment Loan Facility was from 12 October 2012 and was ended 31 October 2011.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/38 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk (Lanjutan) -
Fasilitas Installment Loan 2 dengan jumlah pagu kredit tidak melebihi Rp 100 milyar dan dikenakan suku bunga sebesar 11,00% per tahun. Batas waktu penarikan dan/atau penggunaan Fasilitas Kredit ini terhitung sejak tanggal 24 Oktober 2012 atau tanggal lain yang disepakati oleh kedua belah pihak dan akan berakhir 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan Perubahan Perjanjian Kredit.
Exhibit E/38 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Central Asia Tbk (Continued) -
Installment Loan Facility 2 with maximum credit limit not exceeds Rp 100 billion and bears an interest rate of 11.00% per annum. The drawdown and/or utilization period of the Installment Loan Facility was from 24 October 2012 or other date, which agreed by both parties, and will be ended 12 (twelve) months after the signing of Amendment of Installment Loan Agreement.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,50% dan 11,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The loan beared interest rate of 11.50% and 11.00% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen saat ini dan yang akan datang dengan nilai penjaminan sebesar 125,00% dari jumlah baki debet.
This loan facility is secured by the Company’s current and future consumer financing receivables amounted to 125.00% from outstanding loan.
Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 10:1.
During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 10:1.
Pada bulan Desember 2013, Perusahaan telah melunasi seluruh pokok fasilitas dari PT Bank Central Asia Tbk.
On December 2013, the Company has settled all debts from PT Bank Central Asia Tbk.
Berdasarkan Akta No. 19 tanggal 18 Desember 2013 dari Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui pemberian Fasilitas Kredit Lokal kepada Perusahaan sebesar Rp 7 milyar. Jangka waktu selama 1 (satu) tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Based on Notarial deed No. 19 dated 18 December 2013 of Karin Christiana Basoeki, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk agreed to give additional Installment Local Loan Facility to the Company amounted to Rp 7 billion. Period of 1 (one) year. The loan beared interest rate of 11.75 % per annum for the year ended 31 December 2013.
Berdasarkan Akta No. 19 tanggal 18 Desember 2013 dari Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui pemberian Fasilitas Kredit Investasi kepada Perusahaan sebesar Rp 7,4 milyar. Jangka waktu selama 3 (tiga) tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Based on Notarial deed No. 19 dated 18 December 2013 of Karin Christiana Basoeki, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk agreed to give additional Installment Investment Loan Facility to the Company amounted to Rp 7.4 billion. Period of 3 (three) years. The loan beared interest rate of 11.75% per annum for the year ended 31 December 2013.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/39 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/39 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Central Asia Tbk (Lanjutan)
PT Bank Central Asia Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 20 tanggal 18 Desember 2013 dari Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui pemberian Fasilitas Kredit Installment Loan 3 kepada Perusahaan sebesar Rp 52 milyar. Jangka waktu selama 3 (tiga) tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Based on Notarial deed No. 20 dated 18 December 2013 of Karin Christiana Basoeki, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk agreed to give additional Installment Loan Facility 3 to the Company amounted to Rp 52 billion. Period of 3 (three) years. The loan beared interest rate of 11.75% per annum for the year ended 31 December 2013.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Berdasarkan Akta No. 28 tanggal 13 Juni 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 75 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 13 Juni 2012 sampai dengan tanggal 12 Desember 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on Notarial deed No. 28 dated 13 June 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 75 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 13 June 2012 until 12 December 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 11,50% : 11,75% : 12,00%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 11.50% : 11.75% : 12.00%
Berdasarkan Akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 75 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 25 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 12 Desember 2013. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun.
Based on Notarial deed No. 54 dated 25 October 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 75 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 25 October 2012 until 12 December 2013. This loan bears interest at rate of 10.50% per annum.
Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 20 Maret 2013 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 300 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 20 Maret 2013 sampai dengan tanggal 19 September 2013. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun.
Based on Notarial deed No. 35 dated 20 March 2013 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 300 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 20 March until 19 September 2013. This loan bears interest at rate of 10.50% per annum.
Berdasarkan Akta No. 23 tanggal 22 Agustus 2013 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 75 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 22 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 21 Pebruari 2015. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,75% per tahun.
Based on Notarial deed No. 23 dated 22 August 2013 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 75 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 22 August 2013 until 21 February 2015. This loan bears interest at rate of 10.50% per annum.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/40 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/40 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 64 tanggal 17 Desember 2013 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 75 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan tanggal 21 Pebruari 2015. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,00% per tahun.
Based on Notarial deed No. 64 dated 17 December 2013 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 75 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 17 December 2013 until 21 February 2015. This loan bears interest at rate of 11.00% per annum.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,00% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
The loan beared interest rate of 11.00% per annum for the year ended 31 December 2013.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar 105,00% dari jumlah baki debet.
This loan facility is secured by fiduciary transfer of the Company’s consumer financing and finance lease receivables amounted to 105.00% from outstanding loan.
Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 64.060.693.967 dan Rp 124.235.057.789 pada tanggal 31 Desember 2013 (lihat Catatan 5 dan 6).
The carrying amount of consumer financing receivables and finance lease receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 64,060,693,967 and Rp 124,235,057,789 as of 31 December 2013 (see Notes 5 and 6).
Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 9:1. Perusahaan juga tidak diperkenankan antara lain, merubah susunan pengurus, melakukan investasi, penggabungan usaha atau akuisisi, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 9:1. The Company is also not allowed to, among others, change the management, enter into investment, merger or acquisition, except with prior written consent from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas-fasilitas pinjaman ini.
As of 31 December 2013, the Company has settled the entire principal facilities with all the requirements mentioned in these loan facilities agreements.
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
Berdasarkan Akta No. 86 tanggal 21 September 2006 dari Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar. Perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 21 September 2007. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 17,50% per tahun.
Based on Notarial deed No. 86 dated 21 September 2006 of Eliwaty Tjitra, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbk agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 30 billion. This agreement was expired on 21 September 2007. This loan bears interest at rate of 17.50% per annum.
Perusahaan juga memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Victoria International Tbk berdasarkan Akta No. 94 tanggal 30 Juli 2007 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, dengan batas maksimum sebesar Rp 15 milyar yang digunakan untuk Kredit Modal Kerja. Fasilitas ini dijamin secara fidusia sebagaimana dalam Akta No. 22 tanggal 11 Juni 2007 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 31 Juli 2008 dan dikenakan suku bunga efektif sebesar 12,00% per tahun.
The Companyalso obtained Overdraft facility from PT Bank Victoria International Tbk based on Notarial deed No. 94 dated 30 July 2007 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta, with maximum limit amounted to Rp 15 billion for Working Capital purpose. This facility was secured with fiduciary based on Notarial deed No. 22 dated 11 June 2007 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta. This facility has expired on 31 July 2008 and bears an effective interest rate of 12.00 %per annum.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/41 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk(Continued)
Berdasarkan Akta No. 51 tanggal 16 Mei 2008 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perubahan I Perjanjian Kredit yang dijamin secara fidusia berdasarkan Akta No. 54 tanggal 16 Mei 2008 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta. Berdasarkan Perubahan Perjanjian tersebut, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk peningkatan dan perpanjangan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) yang semula sebesar Rp 15 milyar menjadi sebesar Rp 20 milyar. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 31 Juli 2009. Pada saat penandatanganan, suku bunga efektif sebesar 2,50% per tahun.
Based on Notarial deed No. 51, dated 16 May 2008 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbk signed Amendment I of the Loan Agreement secured with fiduciary based on Notarial Deed No. 54 dated 16 May 2008 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta. Based on the Amendment, PT Bank Victoria International Tbk agreed to increase and extend the Overdraft facility from Rp 15 billion to Rp 20 billion. This facility has expired on 31 July 2009. As of the signing date, the effective interest rate was 12.50% per annum.
Kedua perjanjian fasilitas pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan pada tanggal 16 Juli 2009, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) Non Revolving dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar. Kedua fasilitas tersebut berlaku sejak tanggal 31 Juli 2009 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tetap sebesar 14,50% per tahun untuk PTDA dan suku bunga mengambang sebesar 14,50% per tahun untuk PRK.
Both loan facility agreements had been amended several times and on 16 July 2009, PT Bank Victoria International Tbk agreed to extend the credit period of Fixed Installment Loan Agreement (Non Revolving) with maximum limit amounted to Rp 50 billion and Overdraft facility with maximum limit amounted to Rp 20 billion. Both facilities were effective from 31 July 2009 until 31 July 2010. The loans bears interest at fixed rate of 14.50% per annum for Fixed Installment Loan and at floating rate of 14.50% per annum for Overdraft facility.
Berdasarkan Akta No. 34 tanggal 9 Mei 2012 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran IV (PTDA IV) untuk pembiayaan mobil dengan batas maksimum sebesar Rp 25 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 9 Mei 2012 sampai dengan 9 Pebruari 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut:
Based on Notarial deed No. 34 dated 9 May 2012 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbk agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement IV for car financing with maximum limit amounted to Rp 25 billion. The facilities were effective from 9 May 2012 until 9 February 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 11,25% : 11,50% : 11.75%
Berdasarkan Akta No. 37 tanggal 9 Mei 2012 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran V (PTDA V) untuk pembiayaan alat berat dengan batas maksimum sebesar Rp 25 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 9 Mei 2012 sampai dengan 9 Pebruari 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 12,25% : 12,50% : 12.75%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 11.25% : 11.50% : 11.75%
Based on Notarial deed No. 37 dated 9 May 2012 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbk agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement V for heavy equipment financing with maximum limit amounted to Rp 25 billion. The facilities were effective from 9 May 2012 until 9 February 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows: Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 12.25% :12.50% : 12.75%
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/42 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/42 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 132 tanggal 14 Agustus 2012 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran VI (PTDA VI) untuk pembiayaan mobil dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 14 Agustus 2012 sampai dengan 14 Agustus 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut:
Based on Notarial deed No. 132 dated 14 August 2012 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbk agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement VI for car financing with maximum limit amounted to Rp 50 billion. The facilities were effective from 14 August 2012 until 14 August 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 12,00% : 12,25% : 12.50%
Berdasarkan Akta No. 281 tanggal 30 April 2013 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran VII (PTDA VII) untuk pembiayaan mobil dengan batas maksimum sebesar Rp 75 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 30 April 2013 sampai dengan 30 April 2014. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut: Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 10,50% : 10,75% : 11%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 12.00% :12.25% : 12.50%
Based on Notarial deed No. 281 dated 30 April 2013 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbk agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement VII for car financing with maximum limit amounted to Rp 75 billion. The facilities were effective from 30 April 2013 until 30 April 2014. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows: Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 10.50% :10.75% : 11%
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 13,00% – 14,00% dan 11,75% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The loan beared interest rate of 13.00% - 14.00% and 11.75% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan kendaraan bermotor konsumen yang diikat secara fidusia.
These loan facilities are secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables and customer’s vehicles.
Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 61.817.134.056 dan Rp 1.318.655.459 pada tanggal 31 Desember 2013 (lihat Catatan 5 dan 6).
The carrying amount of consumer financing receivables and finance lease receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 61,817,134,056 and Rp 1,318,655,459 as of 31 December 2013 (see Notes 5 and 6).
Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan antara lain, merubah anggaran dasar, mengikat diri sebagai penjamin atau mengajukan permohonan pailit, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Victoria International Tbk.
During the period that the loans are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, amend the articles of association, act as a guarantor or propose bankruptcy, except with prior written consent from PT Bank Victoria International Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas-fasilitas pinjaman ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in these loan facilities agreements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/43 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/43 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Berdasarkan Akta No. 63 tanggal 22 Juni 2006 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar untuk tujuan aktivitas pembiayaan konsumen. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar SBI + 3,75% - 3,875% per tahun pada tahun 2006 dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia berdasarkan Akta No. 64 tanggal 22 Juni 2006 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta.
Based on Notarial deed No. 63 dated 22 June 2006 of Veronica Nataadmadja, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Internasional Indonesia Tbk agreed to sign a Loan Agreement (Term-Loan) with maximum limit of Rp 20 billion for consumer financing activities. This loan has expired on 22 December 2009. The loan bears interestrate of SBI + 3.75% - 3.875% per annum in 2006 and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables based on Notarial deed No. 64 dated 22 June 2006 of Veronica Nataadmadja, S.H., Notary in Jakarta.
-
Term-Loan I dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar dengan jumlah baki debet pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 9.025.472,87 yang dimulai sejak tanggal 22 Juni 2006 dan berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Fasilitas Term-Loan I telah dilunasi pada tanggal 13 Oktober 2009;
-
Term-Loan I with maximum limit up to Rp 20 billion with outstanding loan as of 24 September 2009 amounted to Rp 9,025,472.87 which was started on 22 June 2006 and ended 22 December 2009. The TermLoan I facility had been fully repaid on 13 October 2009;
-
Term-Loan II dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar dengan jumlah baki debet pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 1.822.100.585,29 yang dimulai sejak tanggal 22 Pebruari 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2010;
-
Term-Loan II with maximum limit up to Rp 30 billion with outstanding loan as of 24 September 2009 amounted to Rp 1,822,100,585.29 which was started on 22 February 2007 plus drawdown period of 6 (six) months and will be ended on 22 August 2010;
-
Term-Loan III dengan batas maksimum sebesar Rp 45.039.155.823,20 dengan jumlah baki debet pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 9.828.512.457,50 yang dimulai sejak tanggal 1 Nopember 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011;
-
Term-Loan III with maximum limit up to Rp 45,039,155,823.20 with outstanding loan as of 24 September 2009 amounted to Rp 9,828,512,457.50 which was started on 1 November 2007 plus drawdown period for 6 (six) months and will be ended on 1 May 2011;
-
Term-Loan IV dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar yang dimulai sejak tanggal 8 Oktober 2009 ditambah jangka waktu penarikan selama 9 (sembilan) bulan dan akan berakhir pada tanggal 8 Juli 2013;
-
Term-Loan IV with maximum limit up to Rp 50 billion which was started on 8 October 2009 plus drawdown period for 9 (nine) months and will be ended on 8 July 2013;
-
Suku bunga per tahun dibagi dalam dua kategori, untuk piutang kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakan sebesar SBI + 3,75%, dan jika piutang lebih dari 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakan sebesar SBI + 3,875%.
-
Interest rate per annum is classified into two categories, for receivables of less than or up to maximum 1 (one) year the interest rate borne will be SBI + 3.75%, and for receivables of more than 1 (one) year the interest rate borne will be SBI + 3.875%.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/44 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/44 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued)
Atas Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) tersebut maka berdasarkan Akta No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan setuju untuk mengubah Akta Jaminan Fidusia sebagai berikut:
As a result of such Amendment on the Term-Loan Agreement, based on Notarial Deed No. 18 dated 8 October 2009 of Veronica Nataadmadja, S.H., Notary in Jakarta, the Company agreed to amend the Deed of Fiduciary Collateral as follows:
-
Nilai jaminan fidusia sebesar Rp 76.347.928.388;
-
Fiduciary collateral Rp 76,347,928,388;
-
Berdasarkan daftar piutang pembiayaan konsumen Perusahaan tertanggal 7 Oktober 2009, nilai jaminan fidusia sebesar Rp 13.674.804.846.
-
According to the Company’s consumer financing receivables listing dated 7 October 2009, fiduciary collateral value amounted to Rp 13,674,804,846.
Berdasarkan Akta No. 66 tanggal 30 Nopember 2010 dari Safira Hayati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) sebagai berikut:
value
amounted
to
Based on Notarial deed No. 66 dated 30 November 2010 of Safira Hayati, S.H., Notary in Jakarta. The Company and PT Bank Internasional Indonesia Tbk signed an Amendment on Term-Loan Agreement as follows:
-
Term-Loan III dengan batas maksimum sebesar Rp 45.039.155.823,20 dengan jumlah baki debet pada tanggal 27 Oktober 2010 sebesar Rp 948.000.000 yang dimulai sejak tanggal 1 Nopember 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011;
-
Term-Loan III with maximum limit up to Rp 45,039,155,823.20 with outstanding loan as of 27 October 2010 amounted to Rp 948,000,000 which was started on 1 November 2007 plus drawdown period for 6 (six) months and will be ended on 1 May 2011;
-
Term-Loan IV dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar dengan jumlah baki debet pada tanggal 27 Oktober 2010 sebesar Rp 33.554.000.000 yang dimulai sejak tanggal 8 Oktober 2009 ditambah jangka waktu penarikan selama 9 (sembilan) bulan dan akan berakhir pada tanggal 8 Juli 2013;
-
Term-Loan IV with maximum limit up to Rp 50 billion with outstanding loan as of 27 October 2010 amounted to Rp 33,554,000,000 which was started on 8 October 2009 plus drawdown period for 9 (nine) months and will be ended on 8 July 2013;
-
Suku bunga per tahun untuk kedua fasilitas pinjaman di atas dikenakan suku bunga tetap.
-
Interest rate per annum for both aforementioned loan facilities charged with fixed interest rate.
-
Term-Loan V dengan batas maksimum sebesar Rp 100 milyar yang dimulai sejak tanggal 1 Desember 2010 ditambah jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Desember 2014;
-
Term-Loan V with maximum limit up to Rp 100 billion which was started on 1 December 2010 plus drawdown period for 12 (twelve) months and will be ended on 1 December 2014;
-
Suku bunga per tahun yang dikenakan untuk Term-Loan V diklasifikasikan dalam dua kategori, untuk piutang kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) tahun, maka suku bunga tetap yang dikenakan sebesar 12,00%, dan jika piutang lebih dari 1 (satu) tahun, maka suku bunga yang dikenakan sebesar 12,50%.
-
Interest rate per annum charged for Term-Loan V is classified into two categories, for receivables of less than or up to maximum 1 (one) year, the fixed interest rate borne will be 12.00%, and for receivables of more than 1 (one) year, the fixed interest rate borne will be 12.50%.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/45 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/45 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued)
Berdasarkan Perjanjian No. S.2012/DIR CORP BANKING tanggal 24 Januari 2012, PT Bank Internasional Indonesia Tbk menyetujui permohonan perpanjangan availability period sampai dengan 30 April 2012.
Based on Agreement No. S.2012/DIR CORP BANKING dated 24 January 2012, PT Bank Internasional Indonesia Tbk agreed to extend the availability period until 30 April 2012.
Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara 0% dan 11,75% - 12,00% per tahun masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The loan beared interest ranging from 0% and 11.75% - 12.00% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia.
These loan facilities are secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables.
Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 0 pada tanggal 31 Desember 2013 (lihat Catatan 6).
The carrying amount of consumer financing receivables collateralized for this loan facility amounted to Rp 0 of 31 December 2013 (see Note 6).
Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan antara lain, merubah susunan pengurus, melakukan penggabungan usaha atau akuisisi, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
During the period that the loans are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, change the management, enter into merger or acquisition, except with prior written consent from PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah melunasi seluruh pokok fasilitas yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas-fasilitas pinjaman ini.
As of 31 December 2013, the Company has settled the entire principal facilities with all the requirements mentioned in these loan facilities agreements.
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
Berdasarkan Akta No. 14 dan No. 15 tanggal 7 Nopember 2007 dari Ny. Pudji Redjeki Irawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengadakan Persetujuan Kerjasama Pembiayaan Consumer Asset Purchase with Recourse dengan PT Bank Permata Tbk. Perusahaan setuju untuk menjual dan mengalihkan piutang pembiayaan konsumen kepada PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank Permata Tbk setuju untuk membeli piutang pembiayaan konsumen Perusahaan tersebut sampai dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30 milyar. Jangka waktu pembiayaan yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas.
Based on Notarial deed No. 14 and No. 15 dated 7 November 2007 of Ny. Pudji Redjeki Irawati, S.H., Notary in Jakarta, the Company entered into Consumer Asset Purchase with Recourse Agreement with PT Bank Permata Tbk. The Company agreed to sell and transfer consumer financing receivables to PT Bank Permata Tbk, and PT Bank Permata Tbk agreed to purchase those receivables for the maximum limit of Rp 30 billion. The period of financing is 6 (six) months at minimum and 36 (thirty six) months at maximum since the facility withdrawal.
Berdasarkan Akta-akta tersebut di atas, fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebesar:
Based on the above Notarial deeds, this facility is charged with fixed interest rate per annum as follows:
1 tahun 2 tahun 3 tahun
1 year 2 years 3 years
: 12,75% : 13,00% : 13.25%
: 12.75% :13.00% : 13.25%
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/46 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/46 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 64 tanggal 25 Maret 2010 dari Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Permata Tbk menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Pinjaman Atas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar untuk tujuan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas selama 12 (dua belas) bulan yang dimulai sejak tanggal 25 Maret 2010 sampai dengan tanggal 25 Maret 2011.
Based on Notarial deed No. 64 dated 25 March 2010 of Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Permata Tbk agreed to sign a Agreement of Distribution for Loan Facility Over Vehicles Financing Receivables with maximum limit amounted to Rp 30 billion for consumer financing activities. Term of the facility was 12 (twelve) months started from 25 March 2010 until 25 March 2011.
Berdasarkan Akta No. 34 tanggal 19 Nopember 2010 dari Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Permata Tbk memberikan tambahan Fasilitas Pinjaman Atas Piutang Pembiayaan Kendaraan sebesar Rp 20 milyar, sehingga maksimum pinjaman menjadi sebesar Rp 50 milyar. Fasilitas pinjaman ini berlaku sejak 19 Nopember 2010 dan berakhir pada tanggal 19 Nopember 2011.
Based on Notarial deed No. 34 dated 19 November 2010 of Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Permata Tbk provides additional Loan Facility Over Vehicles Financing Receivables amounting to Rp 20 billion, so the maximum loan of the facility becomes Rp 50 billion. The loan facility was started on 9 November 2010 and ended on 9 November 2011.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir dimuat dalam Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. KK-RF/13/2161/ADD/FI tertanggal 18 Nopember 2013. Dalam addendum tersebut, PT Bank Permata Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut diatas sampai dengan 19 Nopember 2014.
That agreement has been amended several times, with the latest amendment by Addendum Over Agreement of Distribution for Banking Facility No. KK-RF/13/2161/ADD/FI dated 18 November 2013. In that addendum, PT Bank Permata Tbk agreed to extend the period of the loan facility up until 19 November 2014.
Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dikenakan bunga tetap menurut pemberitahuan dari bank pada setiap penarikan dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Permata Tbk.
This facility is revolving and bears interest at fixed rate under bank notification for each withdrawal and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables and customer’s Certificate of Ownership of Motor Vehicle under custody of PT Bank Permata Tbk.
Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara 12,50%-13,00% dan 11,25% - 11,75% per tahun masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The loan beared interest rate ranging from 12,50%13.00% and 11.25% - 11.75% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masingmasing sebesar Rp 11.526.430.524 pada tanggal 31 Desember 2013 (lihat Catatan 6).
The carrying amount of consumer financing receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 11,526,430,524 as of 31 December 2013 (see Note 6).
Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 9:1. Perusahaan juga tidak diperkenankan merubah anggaran dasar, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Permata Tbk.
During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 9:1. The Company is also not allowed to, among others, amend the articles of association, except with prior written consent from PT Bank Permata Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan facility agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/47 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/47 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank ICBC Indonesia
Berdasarkan Akta-akta No. 99 dan No. 100 tanggal 7 September 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank ICBC Indonesia menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap dengan angsuran I dan II dengan maksimum pinjaman masing-masing sebesar Rp 10 milyar dan Rp 15 milyar. Fasilitas pinjaman ini telah berakhir pada tanggal 7 Nopember 2010. Jangka waktu pembiayaan 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% per tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 27,5 milyar.
Based on Notarial deeds No. 99 and No. 100 dated 7 September 2010 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank ICBC Indonesia agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement with term loan I and II amounted to Rp 10 billion and Rp 15 billion, respectively. This loan facility was expired on 7 November 2010. The period of financing is 36 (thirty six) months since the date of each withdrawal of the facility. This loan bears interest at rate of 12.00% per annum and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables amounted to Rp 27.5 billion.
Berdasarkan Akta-akta No. 33 tanggal 17 Juli 2013 dari Deni Thanur, S.E.,SH.,M.Kn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank ICBC Indonesia menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap maksimum pinjaman sebesar Rp 25 milyar. Jangka waktu pembiayaan 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 27,5 milyar.
Based on Notarial deeds No. 33 dated 17 July 2013 of Deni Thanur, S.E.,SH.,M.Kn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank ICBC Indonesia agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement amounted 25 billion. The period of financing is 36 (thirty six) months since the date of each withdrawal of the facility. This loan bears interest at rate of 10.50% per annum and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables amounted to Rp 27.5 billion.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,05% dan 12,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The loan beared interest rateof 10.05% and 12.00% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sebesar 110,00 % dari jumlah pinjaman yang ditarik.
This loan facility is secured by the Company’s consumer financing receivables amounted to 110.00% from withdrawn loan’s amount.
Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 8:1.
During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 8:1.
Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 24.102.607.457 pada tanggal 31 Desember 2013 (lihat Catatan 6).
The carrying amount of consumer financing receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 24,102,607,457 as of 31 December 2013 (see Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan facility agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/48 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PINJAMAN BANK (Lanjutan)
Exhibit E/48 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 12. BANK BORROWINGS (Continued)
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
Berdasarkan Akta No. 60 tanggal 25 Nopember 2013 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 10 milyar. Jangka waktu pembiayaan 60 (enam puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,75% per tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia sebesar nilai maksimum 100 % dari maksimum kredit.
Based on Notarial deeds No. 60 dated 25 November 2013 of Indrasari Kresnadjaja, SH., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to sign a Loan Agreement amounted 10 billion. The period of financing is 60 (sixty) months since the date of each withdrawal of the facility. This loan bears interest at rate of 12.75% per annum and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables by a maximum of 100% of the maximum credit.
13. AKRUAL
13. ACCRUALS 2013
2012
Pihak ketiga Premi asuransi Bunga Lain-lain
729.545.665 1.186.864.571 68.040.639
326.850.664 1.043.729.270 -
Third parties Insurance premium Interest Others
Pihak berelasi Premi asuransi
619.592.120
453.775.931
Related party Insurance premium
2.604.042.995
1.824.355.865
Total
Jumlah
Nilai tercatat akrual tidak melebihi nilai wajarnya.
The carrying amounts of accruals approximate its fair value.
Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 29 for details of balance and transactions with related parties.
14. PERPAJAKAN
14. TAXATION
a. Utang pajak
a. Taxes payable 2 0 13
2012
Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4(2) final Pasal 29
412.723.013 462.945 811.532.339 581.753 2.782.251.217
319.979.822 779.741 528.884.940 37.720.276 3.791.663.876
Income Taxes: Article 21 Article 23 Article 25 Article 4(2) final Article 29
Jumlah
4.007.551.267
4.679.028.655
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/49 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
b. Corporate income tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, adalah sebagai berikut: 2013 Laba sebelum pajak penghasilan Beda temporer: Imbalan pasca kerja ( (
Beda tetap: Gaji dan tunjangan Jamuan dan representasi Perawatan kendaraan Pendapatan bunga dikenakan pajak final ( Bagian (keuntungan) kerugian pasca akuisisi entitas asosiasi ( (Keuntungan) kerugian bagian kepentingan entitas asosiasi Penyusutan aset tetap Keuntungan penjualan aset tetap
(
1.751.270.000
2.075.075.935
42.377.000) 3.221.655.000) (
126.329.934 2.365.244.703)
429.596.000 57.597.000 107.174.000) ( 828.496.000) 10.066.000 (
159.571.000) (
11.337.066.250 11.337.066.250
Taksiran pajak penghasilan badan terhutang
(
2 0 12 38.720.219.516
45.348.265.000
Taksiran beban pajak kini: 2013 25% x Rp 45.348.265.000 2012 25% x Rp 39.837.488.000
Reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2013 and 2012, were as follows:
47.332.848.000
126.161.000
Taksiran laba kena pajak
Dikurangi: Kredit pajak penghasilan Pajak Penghasilan Pasal 25
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 14. TAXATION (Continued)
b. Pajak penghasilan badan
Penyusutan aset tetap Beban pemasaran
Exhibit E/49
394.924.738 128.042.778 76.876.909) 787.916.020 115.792.013) 167.724.502 4.832.161) 39.837.487.637
9.959.372.000
Profit before income taxes Temporary differences: Post-employment benefits Depreciation of property and equipment Marketing expenses Permanent differences: Salaries and allowance Entertainment and representation Maintenance of vehicle Interest income subjected to final tax Share of post acquisition (gain) loss of associates (Gain) loss on dilution of an interest in associate Depreciation of property and equipment Gain on sales of property and equipment Estimated taxable profit Estimated current tax expense: 2013 25% x Rp 45,348,265,000 2012 25% x Rp 39,837,488,000
9.959.372.000
8.554.815.033) (
6.167.708.124)
2.782.251.217
3.791.663.876
Less: Income tax credit Income Tax Article 25 Estimated corporate income tax payable
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/50 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit E/50 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
14. TAXATION (Continued)
b. Pajak penghasilan badan (Lanjutan)
b. Corporate income tax (Continued)
Taksiran laba kena pajak hasil dari rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan pajak penghasilan badan untuk tahun 2013 dan 2012.
The estimated taxable profits from reconciliation become a basis in the admission of Annual Tax Return of corporate income tax for 2013 and 2012.
Besarnya pajak terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pajak terhutang.
The determination of the tax liabilities is based on self-assessment. The tax office can perform examination of income taxes within 5 (five) years after the tax becomes due.
c. Aset pajak tangguhan
31 Desember 2012/ 31 December 2012
c. Deferred tax assets Pengaruh ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2010)/ Effect of transitional provisions of PSAK 24 (Revised 2010)
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) statement of profit or loss
Dikreditkan (dibebankan) ke pendapatan komprehensif lainnya/ Credited (charged) to other comprehensive Income
31 Desember 2013/ 31 December 2013
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Penyusutan aset tetap
Depreciation of property and 99.836.031) equipment
Liabilitas manfaat pasca kerja Aset pajak tangguhan bersih
(
23.709.474)
1.630.799.142
1.607.089.668
-
-
-
(
76.126.557)
359.544.440 (
283.417.883 (
-
(
290.005.512)
Postemployment benefits 1.700.338,070 obligation
290.005.512)
Deferred tax assets – 1.600.502.039 net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/51
Exhibit E/51
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
14. TAXATION (Continued)
c. Aset pajak tangguhan (Lanjutan)
31 Desember 2011/ 31 December 2011
c. Deferred tax assets (Continued) Pengaruh ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2010)/ Effect of transitional provisions of PSAK 24 (Revised 2010)
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) statement of profit or loss
Dikreditkan (dibebankan) ke pendapatan komprehensif lainnya/ Credited (charged) to other comprehensive income
31 Desember 2012/ 31 December 2012
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Penyusutan aset tetap
Depreciation of property and 23.709.474) equipment
(
Liabilitas manfaat pasca kerja Aset pajak tangguhan bersih
53.357.584)
1.170.978.767
1.117.621.183
-
266.022.184
266.022.184
29.648.110
473.531.484 (
503.179.594 (
Pengakuan pemanfaatan aset pajak tangguhan oleh Perusahaan terkait dengan laba kena pajak di masa yang akan datang dan kelebihan laba yang dihasilkan oleh pemulihan beda temporer yang dapat dikenakan pajak. d. Pajak penghasilan
-
(
279.733.293)
Postemployment benefits 1.630.799.142 obligation
279.733.293)
Deferred tax assets – 1.607.089.668 net
The utilisation of deferred tax assets recognised by the Company is dependent upon future taxable profits and in excess of profits resulting from the reversal of existing taxable temporary differences. d. Income taxes
2 0 13
2 0 12
Pajak kini Pajak tangguhan
( 11.337.066.250 ) ( 283.417.883
9.959.372.000 ) 503.179.594
Current tax Deferred tax
Jumlah pajak penghasilan
( 11.053.648.367 ) (
9.456.192.406 )
Total income taxes
e. Administrasi
e. Administration
Berdasarkan Undang-undang, perseroan terbuka dapat memperoleh pengurangan tarif 5% dari tarif pajak penghasilan normal jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Based on the Law, public limited companies can obtain a reduction of 5% rate from the normal corporate income tax rate if they sastisfy the following conditions:
i. Sedikitnya 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dimiliki oleh publik; ii. Pemegang saham publik harus terdiri dari sedikitnya 300 individu, setiap individu mempunyai kurang dari 5% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor; iii. Kedua kondisi ini dipelihara setidaknya 6 bulan (183 hari) dalam tahun pajak.
i. At least 40% of their total shares of paid up capital are publicly owned; ii. The public should consist of at least 300 individuals, each holding less than five percent of the paid up capital; iii. These two conditions are maintained for at least six months (183 days) in a tax year.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/52
Exhibit E/52
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
14. TAXATION (Continued)
Untuk tahun pajak 2013 dan 2012, Perusahaan tidak memperoleh pengurangan tarif sebesar 5% dikarenakan Perusahaan tidak memenuhi seluruh persyaratan di atas. 15. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN
For fiscal year 2013 and 2012, the Company did not obtain a reduction of 5% rate from the normal corporate income tax rate since the Company did not satisfy all the above conditions. 15. DEBT SECURITIES ISSUED
Tingkat bunga Tanggal jatuh per tahun/ tempo/ Annual Maturity date interest rate
Nilai nominal/ Nominal value
Nama Obligasi Obligasi Batavia Prosperindo Finance I Tahun 2013 terdiri dari: Seri A 3 Juli/July 2014 Seri B 3 Juli/July 2015 Seri C 3 Juli/July 2016
Name of bonds
9,25% 9,50% 10,75%
Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi efek utang yang belum diamortisasi - bersih
(
20.000.000.000 50.000.000.000 230.000.000.000
Obligasi Batavia Prosperindo Finance I Tahun 2013 consist of: Seri A Seri B Seri C
300.000.000.000
Total nominal value
1.533.530.557)
Less: Unamortized debt securities issuance cost - net
298.466.469.443
Pada tanggal 26 Juni 2013, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan Surat OJK No. S-/89/D.04.2013 untuk melakukan penawaran umum perdana Obligasi Batavia Prosperindo Finance I tahun 2013 kepada masyarakat dengan jumlah pokok sebesar Rp 300 miliar. Pada 4 Juli 2013 seluruh obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia.
On 26 June 2013, The Company obtained the effective statement from Otoritas Jasa Keuangan (OJK) based on No. S-/89/D.04.2013 to conduct an initial public offering Obligasi Batavia Prosperindo Finance I to public in 2013 with a principal amount of Rp 300 billion. On 4 July 2013 all of the bonds have been recorded on the Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 3 Juli 2013, perusahaan menerbitkan Obligasi Batavia Prosperindo Finance I tahun 2013 dengan Tingkat bunga Tetap, dengan jumlah pokok sebesar Rp 300 miliar.
On 3 July 2013, Company issued Obligasi Batavia Prosperindo Finance I in 2013 with Fixed interest rate, with principal amount of Rp 300 billion.
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) Hari kalender sampai dengan 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi Obligasi ini memberikan pilihan bagi masyarakat untuk memilih seri yang dikehendaki, yaitu dengan adanya 3 (tiga) seri Obligasi yang ditawarkan sebagai berikut:
The bonds were issued scrip period of 370 (three hundred and seventy) calendar day up to three (3) years from the date of this Bond Issuance provide options for people to choose the desired series, namely the presence of 3 (three) series of bonds on offer as follows:
Jumlah Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp 20.000.000.000 (dua puluh miliar Rupiah) dengan bunga Obligasi sebesar 9,25% (sembilan koma dua puluh lima persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi adalah 370 hari kalender sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% dari pokok Obligasi Seri A pada saat tanggal jatuh tempo.
The number of bonds that are offered at Rp 20,000,000,000 (twenty billion rupiah) Bonds with interest of 9.25% (nine point twenty five percent) per year. Bond Duration is 370 calendar days from the Date of Issuance. Bond payments made in full (bullet payment) equal to 100% of the principal bonds upon maturity date.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/53 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan)
Exhibit E/53 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
Jumlah Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) dengan bunga Obligasi sebesar 9,50% (sembilan koma lima puluh persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi adalah 2 (dua) tahun sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% dari pokok Obligasi Seri B pada saat tanggal jatuh tempo.
The number of Series B bonds were offered at Rp 50,000,000,000 (fifty billion Rupiah) Bonds with interest at 9.50% (nine point fifty percent) per year. Bond Duration is 2 (two) years from the Date of Issuance. Bond payments made in full (bullet payment) equal to 100% of the principal on the Series B Bonds upon maturity date.
The number of Series C bonds were offered at Rp 230,000,000,000 (two hundred thirty billion Rupiah) with a 10.75% interest bonds (ten point seventy five percent) per year. Bonds is a period of 3 (three) years from the Date of Issuance. Bond payments made in full (bullet payment) equal to 100% of the principal on the Series C bonds upon maturity date.
Jumlah Obligasi Seri C yang ditawarkan adalah sebesar Rp 230.000.000.000 (dua ratus tiga puluh miliar Rupiah) dengan bunga Obligasi sebesar 10,75% (sepuluh koma tujuh puluh lima persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi adalah 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% dari pokok Obligasi Seri C pada saat tanggal jatuh tempo.
Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari jumlah pokok. Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal Pembayaran Bunga Obligasi. Pembayaran bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2013, sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing Obligasi adalah pada tanggal 31 Juli 2014 untuk Obligasi Seri A, 3 Juli 2015 untuk Obligasi Seri B dan 03 Juli 2016 untuk Obligasi Seri C.
The bonds were offered at 100% (one hundred percent) of the principal amount. The interest will be paid every 3 (three) months in accordance with the Bond Interest Payment date. Bond interest payments will first be conducted on 3 October 2013, while the final payment at the same time upon each bond maturity dates on 31 July 2014 for Series A, 3 July 2015 for the Series B and 3 July 2016 for the Series C Bonds .
Dalam Perjanjian perwaliamatan diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perusahaan antara lain obligasi ini akan dijaminkan dengan jaminan Fidusia berupa piutang lancar pembiayaan konsumen, selama berlakunya jangka waktu obligasi dan sebelum dilunasi pokok dan bunga obligasi, Perusahaan tidak diperkenankan tanpa persetujuan wali amanat, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada bidang yang sama dan tidak mempunyai dampak negatif.
In the trustee agreement it was set some restrictions that must be met by the Company, among others, the bonds will be secured by collateral in the form of Fiduciary of current consumer financing receivables, during bonds period and before the full repayment of principal and interest, the Company is not permitted without the consent from waliamanat, among others merge business unless done in the same plane and do not have a negative impact.
Wali amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan.
Trustee for the issuance of these bonds are PT Bank Mega Tbk. The Company has complied with all the restrictions that are required.
Berdasarkan surat No. 733/PEF-Dir/IV/2013 tanggal 10 April 2013 dari Pemeringkat Efek Indonesia, peringkat obligasi Seri A, Seri B dan Seri C adalah idBBB (Triple B) untuk periode 10 April 2013 sampai dengan 1 April 2014.
Based on letter No. 733/PEF-Dir/IV/2013 dated 10 April 2013 of Pemeringkat Efek Indonesia (a credit rating company), the bonds rating of Series A, Series B and Series C is idBBB (Triple B) for the period 10 April 2013 to 1 April 2014.
Pada tanggal 3 Oktober 2013 perseroan telah melakukan pembayaran bunga obligasi sesuai dengan jatuh tempo yang telah ditetapkan dalam perjanjian perwaliamanatan dan telah memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian perwaliamanamatan.
On 3 October 2013 the company has made interest payments of bonds maturing in accordance with the trustee agreement and have met the requirements specified in the trustee agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/54 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LIABILITAS IMBALAN KERJA
Exhibit E/54 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 16. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION
Perusahaan mengakui kewajiban manfaat pensiun bagi karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Jumlah karyawan yang berhak atas manfaat pensiun tersebut adalah 473 dan 395 karyawan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Company recognized pension benefit obligations in accordance with Indonesian Labour Law No. 13/2003 dated 25 March 2003. The number of employees entitled to the pension benefits is 473 and 395 employees as of 31 December 2013 and 2012, respectively.
Rincian beban imbalan pasca-kerja yang diakui di dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
The details of the post-employment benefit expense recognized in profit or loss are as follows:
2013
2012
Beban jasa kini Beban bunga
1.340.308.876 410.961.383
1.632.479.642 442.596.293
Current service cost Interest cost
Jumlah
1.751.270.259
2.075.075.935
Total
Jumlah yang dimasukkan ke dalam laporan posisi keuangan yang timbul dari kewajiban Perusahaan terhadap liabilitas manfaat pasca kerja adalah sebagai berikut: 2013 Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Kerugian aktuarial yang belum diakui
6.801.352.275 -
Liabilitas Neto
6.801.352.275
Mutasi liabilitas yang diakui di dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2013 Saldo per 1 Januari Pengaruh ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2010) Beban tahun berjalan Keuntungan aktuarial Pembayaran manfaat Saldo per 31 Desember
( (
The amounts included in the statement of financial position arising from the Company’s obligation on post-employment benefits obligation are as follows: 2012 6.523.196.564 6.523.196.564
Present value of unfunded obligation Unrecognized actuarial gains Net liability
Movements in the liability recognized in the statement of financial position are as follows: 2012
6.523.196.564
4.683.915.066
1.751.270.259 1.160.022.048 ) ( 313.092.500 ) (
1.064.088.734 2.075.075.935 1.118.933.171 ) 180.950.000 )
6.801.352.275
6.523.196.564
Balance at 1 January Effect of transitional provision of PSAK 24 (Revised 2010) Current year expenses Actuarial gain Benefits payment Balance as of 31 December
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/55 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA (Lanjutan)
2013 Saldo per 1 Januari Pengaruh ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2010) Keuntungan aktuarial tahun berjalan
2.183.021.905
Saldo per 31 Desember
3.343.043.953
1.160.022.048
2013 Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Pembayaran manfaat (Keuntungan) kerugian aktuarial
( (
Saldo akhir
Tingkat kematian Usia pensiun Cacat
Persentase penyesuaian pengalaman
Balance at 1 January Effect of transitional provision of PSAK 24 (Revised 2010) Actuarial return gains during the year
1.118.933.171 2.183.021.905
Balance as of 31 December
Reconciliation of present value of post employment benefits obligation are as follows: 2012
6.801.352.275
6.523.196.564
Beginning balance Current service cost Interest cost Benefits payment Actuarial (gain) loss Ending balance
The cost of providing post-employment benefits obligation for the years ended 31 December 2013 and 2012 was calculated by independent actuary, PT Binaputera Jaya Hikmah using the Projected Unit Credit Method. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
2013
2012
9,25% per tahun/ 9.25% per annum 8% per tahun/ 8% per annum TM II – 99 55 tahun/55 years old 10% dari TM II – 99
6,3% per tahun/ 6.3% per annum 8% per tahun/ 8% per annum TM II – 99 55 tahun/55 years old 10% dari TM II – 99
Liabilitas yang diakui Penyesuaian pengalaman
-
5.748.003.800 1.632.479.642 442.596.293 180.950.000 ) 1.118.933.171 )
Riwayat penyesuaian pengalaman adalah sebagai berikut:
(
OBLIGATION
2012
6.523.196.564 1.340.308.876 410.961.383 313.092.500 ) ( 1.160.022.048 ) (
Perhitungan manfaat pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dihitung oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaya Hikmah dengan menggunakan metode ‘Projected Unit Credit’. Asumsi kunci yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaria adalah sebagai berikut:
BENEFITS
Cumulative actuarial gains recognized in other comprehensive income are as follows:
1.064.088.734
Rekonsiliasi nilai wajar liabilitasimbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
Tingkat kenaikan gaji
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
16. POST-EMPLOYMENT (Continued)
Kumulatif keuntungan aktuaria yang diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Exhibit E/55
Discount rate Salary increment rate Mortality rate Pension age Disability rate
History of experience adjustments is as follows:
31 Des/Dec 2013
31 Des/Dec 2012
6.801.352.275
6.523.196.564
Recognized liability
1.160.022.048 ) (
1.118.933.171 )
Adjusted experience
17,06%
17,15%
Percentage of adjusted experience
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/56 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. MODAL SAHAM
Malacca Trust Limited
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Nama pemegang saham
Exhibit E/56
The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
31 Desember/December 2013 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ saham/ Number of Percentage of Total share Shares ownership capital 540.556.000
54,0600
Name of shareholders
54.055.600.000
Malacca Trust Limited
PT Batavia Prima Investama (dahulu PT Strait Finance)
259.445.500
25,9400
25.944.550.000
PT Batavia Prima Investama (formerly PT Strait Finance)
Masyarakat: Pemegang saham lokal Pemegang saham asing
13.899.500 186.099.000
1,3900 18,6100
1.389.950.000 18.609.900.000
Public: Domestic shareholders Foreign shareholders
1.000.000.000
100,0000
100.000.000.000
Total
Jumlah
Pada tanggal 15 Pebruari 2013, PT Batavia Prosperindo Internasional menjual 259.445.500 lembar saham Perusahaan kepada PT Batavia Prima Investama (dahulu PT Strait Finance).
In 15 February 2013, PT Batavia Prosperindo Internasional sold 259,445,500 shares of Company’s share capital to PT Batavia Prima Investama (formerly PT Strait Finance).
Pada tanggal 19 Pebruari 2013, PT Batavia Prosperindo Internasional menjual 540.556.000.000 lembar saham Perusahaan kepada Malacca Trust Limited.
In 19 February 2013, PT Batavia Prosperindo Internasional sold 540,556,000,000 shares of Company’s share capital to Malacca Trust Limited.
Nama pemegang saham PT Batavia Prosperindo Internasional Masyarakat: Pemegang saham lokal Pemegang saham asing Jumlah
31 Desember/December 2012 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ saham/ Number of Percentage of Total share Shares ownership capital
Name of shareholders
800.000.000
80,0000
80.000.000.000
10.997.500 189.002.500
1,1000 18,9000
1.099.750.000 18.900.250.000
PT Batavia Prosperindo Internasional Public: Domestic shareholders Foreign shareholders
1.000.000.000
100,0000
100.000.000.000
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/57 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Exhibit E/57 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL 2013
2 0 12
Tambahan modal disetor dari Penawaran Umum Saham Perdana Modal disetor (nilai nominal)
49.500.000.000 49.500.000.000 ( 45.000.000.000 ) ( 45.000.000.000)
Modal disetor dari kelebihan nilai nominal Biaya emisi saham
(
Tambahan modal disetor – Bersih
4.500.000.000 1.848.755.633 ) (
4.500.000.000 1.848.755.633)
2.651.244.367
2.651.244.367
19. DIVIDEN KAS
Additional paid-in capital from Initial Public Offering Paid-in capital (nominal value) Paid-in capital in excess of par value Shares issuance costs Additional paid-in capital – Net
19. CASH DIVIDENDS
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum di dalam Akta No. 393 tanggal 26 April 2013 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 5.000.000.000 yang diambil dari laba bersih tahun 2012. Perusahaan telah membayarkan dividen tunai ini di tahun 2013.
Based on the Annual Meeting of Shareholders as included in the Notarial deed No. 393 dated 26 April 2013 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notary in Jakarta, the shareholders approved the distribution of cash dividends amounting to Rp 5,000,000,000 taken from net profit of 2012. The Company has paid the cash dividends in 2013.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum di dalam Akta No. 271 tanggal 27 April 2012 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 5.000.000.000 yang diambil dari laba bersih tahun 2011. Perusahaan telah membayarkan dividen tunai ini di tahun 2012.
Based on the Annual Meeting of Shareholders as included in the Notarial deed No. 271 dated 27 April 2012 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notary in Jakarta, the shareholders approved the distribution of cash dividends amounting to Rp 5,000,000,000 taken from net profit of 2011. The Company has paid the cash dividends in 2012.
20. CADANGAN UMUM
20. GENERAL RESERVE
Undang-undang No. 40 tahun 2007 (“Undangundang”) tentang Perusahaan Terbatas mengharuskan seluruh perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut.
The Law No. 40 of 2007 (the “Law”) regarding the Limited Liability Company requires the establishment of general reserve amounted to at least 20% of a company’s issued and paid up capital. There is no set period of time over which this amount should be provided.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan Perusahaan telah membentuk cadangan sebesar Rp 100.000.000, diambil dari laba tahun 2009, yang mewakili 0,1% dari jumlah yang ditempatkan dan disetor penuh.
As of 31 December 2013 and 2012, Company has already established a provision of general reserve amounting to Rp 100,000,000, taken from net profit of 2009 which represent 0,1% of the Company’s issued and paid up capital.
2012, umum bersih modal
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/58 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
2013 36.279.199.823
Jumlah rata-rata saham beredar
1.000.000.000
Laba bersih per saham dasar
36,28
22. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
Pendapatan pembiayaan konsumen Pihak ketiga
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21. BASIC EARNINGS PER SHARE
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan ratarata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar pada periode bersangkutan.
Laba bersih kepada pemegang saham
Exhibit E/58
Earnings per share is calculated by dividing net income attributable to shareholders by the weighted average number of shares outstanding during the period. 2012 29.264.027.110 Net profit attributable to shareholders 1.000.000.000
Average number of outstanding shares
29,26
Basic earnings per share
22. CONSUMER FINANCING REVENUE 2013
2012
152.602.472.742
140.219.137.212
Consumer financing revenue Third parties
Dikurangi: Less: Bagian pendapatan yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan Portion of income financed by banks transaksi pembiayaan bersama, in relation to joint financing, penerusan pinjaman dan loan channelling and take over pengembalian piutang ( 36.976.608.850 ) ( 47.739.465.002) of receivables Jumlah – Bersih
115.625.863.892
Biaya transaksi merupakan pendapatan dan beban yang dapat diatribusikan secara langsung dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dan disajikan secara bersih. 23. PENDAPATAN ADMINISTRASI
92.479.672.210
Total – Net
Transaction costs represents income and expenses directly attributable to the finance lease and the consumer financing transactions, and presented on a net basis. 23. ADMINISTRATION INCOME
2013
2012
Asuransi Administrasi Denda
30.917.632.525 23.294.785.828 9.650.350.739
29.129.787.716 16.807.867.209 9.102.110.936
Insurance Administration Penalties
Jumlah
63.862.769.092
55.039.765.861
Total
24. PENDAPATAN LAIN-LAIN
24. OTHER INCOME 2013
Pendapatan atas piutang yang Dihapusbukukan Pendapatan keuangan Laba penjualan aset tetap (Catatan 9) Jumlah
2012
599.901.336 107.173.562
1.183.608.000 76.876.909
538.316.631
138.726.694
Income from write-off Receivables Finance income Gain on sale of property and equipment (Note 9)
1.245.391.529
1.399.211.603
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/59 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
Exhibit E/59 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 25. SALARIES AND ALLOWANCES EXPENSES
2013
2012
Gaji dan tunjangan Imbalan pasca kerja (Catatan 15) Pelatihan dan pendidikan Jamsostek
38.021.298.493 1.751.270.258 497.435.991 652.041.180
33.789.369.790 2.075.075.935 193.971.917 532.088.232
Salaries and allowances Post-employment benefits (Note 15) Training and education Employee’s social security
Jumlah
40.922.045.922
36.590.505.874
Total
Beban gaji dan tunjangan termasuk kompensasi yang diterima personil manajemen kunci (lihat Catatan 29). 26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2013
Penyusutan aset tetap (Catatan 9) Sewa Telekomunikasi Perlengkapan kantor Perbaikan dan perawatan Honorarium tenaga ahli Amortisasi aset lain-lain (Catatan 11) Administrasi Transportasi Utilitas Perjalanan dinas Asuransi Jamuan dan representasi Lainnya Jumlah
3.083.839.607 3.111.259.607 2.695.178.334 1.935.389.951 1.998.064.028 657.298.147
1.461.546.182 1.548.369.332 1.277.018.836 1.037.244.513 977.522.857 781.453.802 429.595.535 2.102.452.694
1.515.127.900 441.968.110 961.837.947 935.305.964 977.554.717 611.169.327 394.924.738 1.795.975.040
Depreciation of property and equipment (Note 9) Rental Telecommunication Office supplies Repairs and maintenance Professional fees Amortization of other assets (Note 11) Administration Transportation Utilities Travelling Insurance Representation and entertainment Others
26.846.824.254
21.114.893.417
Total
27. FINANCE EXPENSES 2013
Bunga atas pinjaman bank yang diterima
60.735.245.323
28. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
(
2012 36.512.509.985
Interest on bank borrowings
28. OTHER COMPREHENSIVE INCOME 2013
Jumlah
2012
3.538.441.419 3.329.949.705 2.932.521.187 2.668.672.564 2.593.241.756 2.168.793.872
27. BEBAN KEUANGAN
Keuntungan aktuaria atas program pensiun imbalan pasti Bagian laba rugi komprehensif entitas asosiasi Pajak berkenaan dengan pendapatan komprehensif lainnya
Salaries and allowances expenses include compensation received by the Company’s key management personnel (see Note 29).
2012
1.160.022.048
1.118.933.171
43.815.857
35.498.212
290.005.512 ) (
279.733.293 )
913.832.393
874.698.090
Actuarial gain on defined pension benefit scheme Share of other comprehensive income of associate Tax relating to other comprehensive income Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/60 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Exhibit E/60 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. RELATED PARTY BALANCES AND TRANSACTIONS
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak berelasi.
In conducting its business, the Company entered into certain business and financial transactions with its related parties.
Sifat hubungan dan transaksi Perusahaan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
The nature of relationship and transactions with related parties are as follows:
Pihak-pihak yang berelasi/ Related parties
Sifat dari hubungan/ Nature of relationship
Sifat dari transaksi/ Nature of transaction
PT Batavia Prosperindo Internasional
Perusahaan affiliasi/ Affiliate company
Jasa kebersihan dan anjak piutang/ cleaning services fees and factoring
PT Batavia Prosperindo Sekuritas
Perusahaan affiliasi/ Affiliate company
Honorarium tenaga ahli/ professional fees
PT Malacca Trust Wuwungan Insurance
Entitas asosiasi/ Associate
Premi Asuransi/ Insurance premium
Saldo signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi disajikan sebagai berikut:
Significant balances with related parties are as follows:
a. Akrual (Catatan 13)
a. Accruals (Note 13) 2013
Premi asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Persentase terhadap jumlah liabilitas
619.592.120
0,10%
2012
453.775.931
0,13%
Akrual kepada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance adalah estimasi utang premi asuransi yang harus dibayarkan kepada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen. Transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi disajikan sebagai berikut:
yang
a. Pendapatan asuransi (Catatan 26)
PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Persentase terhadap jumlah pendapatan
20.329.168.222
9,75%
Percentage to total liabilities
Accruals to PT Malacca Trust Wuwungan Insurance is an estimation of insurance premium payable which has to be paid to PT Malacca Trust Wuwungan Insurance in relation with consumer financing transactions. Significant transactions with related parties are as follows: a.
2013
Insurance premium PT Malacca Trust Wuwungan Insurance
Insurance Income (Note 26)
2012 16.433.254.666
10,36%
PT Malacca Trust Wuwungan Insurance
Percentage to total income
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/61
Exhibit E/61
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI (Lanjutan)
29. RELATED PARTY BALANCES AND TRANSACTIONS (Continued)
b. Perlengkapan kantor (Catatan 26)
b.
PT Batavia Prosperindo Internasional Persentase terhadap jumlah beban
2013
2012
132.000.000
132.000.000
0,11%
c. Beban gaji dan tunjangan (Catatan 25) 2013 Kompensasi yang dibayarkan kepada personil manajemen kunci: Gaji dan tunjangan Imbalan pasca kerja
Office supplies (Note 26)
0,11%
2012
3.012.363.950 3.181.988.532
7.059.014.918
6.194.352.482
4.36%
Percentage to total expenses
c. Salaries and benefit expenses (Note 25)
3.367.520.863 3.691.494.055
Persentase terhadap jumlah beban
PT Batavia Prosperindo Internasional
5,19%
Compensation paid to key management personel: Salaries and allowances Post-employment benefits
Percentage to total expenses
Asuransi
Insurance
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Malacca Trust Wuwungan Insurance, perusahaan asosiasi, untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan dari risiko kehilangan dengan kondisi pertanggungan asuransi Total Loss Only (lihat Catatan 6).
The Company entered into agreements with PT Malacca Trust Wuwungan Insurance, an associate company, to insure the vehicles financed by the Company which covers the risks of loss with insurance coverage of Total Loss Only (see Note 6).
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS
Pihak ketiga
Third parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 24 September 2007 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama I (PKS I). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 50 miliar. Perjanjian kerjasama ini telah berakhir pada tanggal 24 September 2011.
Based on Notarial deed No. 15 dated 24 September 2007 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement I (PKS I).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 50 billion. This Joint Financing Agreement was expired on 24 September 2011.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 –2 tahun Tenor pinjaman > 2 –3 tahun
: 12,50% : 12,75% : 13,00%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 –2 years Loan tenor> 2 –3 years
: 12.50% :12.75% : 13.00%
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/62 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/62 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 30 Mei 2008 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama (PKS II). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Perjanjian kerjasama tersebut telah berakhir pada tanggal 24 Nopember 2012.
Based on Notarial Deed No.14 dated 30 May 2008 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement II (PKS II). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 100 billion. This Joint Financing Agreement was expired on 24 November 2012.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 –2 tahun Tenor pinjaman > 2 –3 tahun
: 16,00% : 16,50% : 17,00%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 –2 years Loan tenor> 2 –3 years
: 16.00% : 16.50% : 17.00%
Berdasarkan Akta No. 3 tanggal 10 Maret 2009 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama III (PKS III). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatangan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial deed No. 3 dated 10 March 2009 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement III (PKS III). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 100 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 –2 tahun Tenor pinjaman > 2 –3 tahun
: 15,50% : 15,75% : 16,00%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 –2 years Loan tenor> 2 –3 years
: 15.50% : 15.75% : 16.00%
Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 14 Desember 2009 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama IV (PKS IV). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 85 miliar. Jangka waktu fasilitas selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial deed No. 7 dated 14 December 2009 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement IV (PKS IV). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 85 billion. The term of the facility is 48 (fourty eight) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 –2 tahun Tenor pinjaman > 2 –3 tahun
: 12,50% : 12,75% : 13,00%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 –2 years Loan tenor> 2 –3 years
: 12.50% : 12.75% : 13.00%
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/63 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/63 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 11 Juni 2010 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama V (PKS V). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 85 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial deed No. 16 dated 11 June 2010 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement V (PKS V). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 85 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 –2 tahun Tenor pinjaman > 2 –3 tahun
: 12,75% : 12,75% : 13,00%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 –2 years Loan tenor> 2 –3 years
: 12.75% : 12.75% : 13.00%
Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 16 Pebruari 2011 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VI (PKS VI). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial deed No. 8 dated 16 February 2011 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VI (PKS VI).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 100 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 –2 tahun Tenor pinjaman > 2 –3 tahun
: 12,00% : 12,25% : 12,50%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 –2 years Loan tenor> 2 –3 years
: 12.00% : 12.25% : 12.50%
Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 22 Agustus 2011 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VII (PKS VII). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial deed No. 11 dated 22 August 2011 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation AgreementVII (PKS VII).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut :
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
:12,00% : 12,25% : 12,50%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 12.00% :12.25% : 12.50%
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/64 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/64 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 13 Juni 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VIII(PKS VIII). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 75 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial Deed No. 27 dated 13 June 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VIII (PKS VIII).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 1 tahun Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun
: 11,50% - 12,50% : 11,75% - 12,25% : 12,00% - 13,50%
Loan tenor up to 1 year Loan tenor> 1 - 2 years Loan tenor> 2 - 3 years
: 11.50% - 12.50% : 11.75% - 12.25% : 12.00% - 13.50%
Berdasarkan Akta No. 53 tanggal 25 Oktober 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama IX (PKS IX). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 75 miliar. Jangka waktu fasilitas ini berlaku sejak tanggal sejak penandatanganan perjanjian kerjasama ini sampai dengan tanggal 12 Desember 2016.
Based on Notarial Deed No. 53 dated 25 October 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation AgreementIX (PKS IX).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of this facility is effective since the date since the signing date of this joint financing agreement up to 12 December 2016.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun dengan kisaran bunga antara 10,50% - 11,50% per tahun.
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum ranged between 10.50% - 11.50% per annum.
Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 22 Agustus 2013 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 75 miliar. Jangka waktu fasilitas ini berlaku sejak tanggal sejak penandatanganan perjanjian kerjasama ini sampai dengan tanggal 21 Pebruari 2015.
Based on Notarial Deed No. 22 dated 22 August 2013 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VIII (PKS VIII).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of this facility is effective since the date since the signing date of this joint financing agreement up to 21 February 2015.
Berdasarkan Akta No. 63 tanggal 17 Desember 2013 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 75 miliar. Jangka waktu fasilitas ini berlaku sejak tanggal sejak penandatanganan perjanjian kerjasama ini sampai dengan tanggal 21 Pebruari 2015.
Based on Notarial Deed No. 63 dated 17 December 2013 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VIII (PKS VIII).The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of this facility is effective since the date since the signing date of this joint financing agreement up to 21 February 2015.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/65 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/65 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun dengan kisaran bunga 11,00% per tahun.
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum ranged 11.00% per annum.
Dalam setiap fasilitas, kedua belah pihak sepakat untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, dimana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang disediakan kepada setiap nasabah.
In each facility, both parties agreed to provide joint financing facilities to consumers, whereby the Company acts as Facility Manager and/or Security Manager of PT Bank Mandiri(Persero) Tbk.The financing portion for the Company was 5% at minimum and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk was 95% at maximum of the financing facilities provided to each customers.
Masing-masing fasilitas tersebut bersifat revolving dan menjadi non-revolving pada setiap penarikan serta dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia.
Each facility is revolving loan and become nonrevolving for each drawdown and secured by vehicles financed and fiduciary transferred.
Pada setiap penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama yang baru, maksimum limit Fasilitas Pembiayaan Bersama sebelumnya yang bersifat revolving diubah menjadi non-revolving, sehingga limit fasilitas diturunkan sesuai baki debetnya terhitung mulai tanggal Addendum I terhadap fasilitas pembiayaan bersama yang terkait, yang dibuat secara bersamaan dengan perjanjian pembiayaan bersama yang baru.
In each signing of the new Joint Financing Cooperation Agreement, maximum limit of the Joint Financing Facility which were revolving changed into non-revolving, so the facility limit will appropriately decrease into its outstanding balances, started from the date of the Addendum I to the related joint financing facility that was made concurrently with the new joint financing agreement.
Fasilitas-fasilitas tersebut dikenakan bunga sebesar 11,00% dan 10,50% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
Those facilities beared interest rate of 11.00% and 10.50% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Selama kerjasama ini berlangsung, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 9:1.
During the joint financing period, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 9:1.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 219.029.581.690 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.
The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk amounted to Rp 219,029,581,690 for the year ended 31 December 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 204.778.002.799.
As of 31 December 2013, the total principal amount financed by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 204,778,002,799.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pembiayaan bersama ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in these joint financing facilities agreements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/66 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/66 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
Berdasarkan Akta No. 13 tanggal 20 Oktober 2009 dari Ariani L. Akhsmijati Rachim, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk menyelenggarakan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 50 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.
Based on Notarial deed No. 13 dated 20 October 2009 of Ariani L. Akhsmijati Rachim, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to provide joint financing agreement of credit on vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 50 billion. The term of joint financing facility is 12 (twelve) months since the signing date of the agreement.
Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 18 Juni 2010 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk meningkatkan batas maksimum atas kerjasama pembiayaan bersama menjadi Rp 100 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Fasilitas pembiayaan bersama ini dikenakan bunga tetap sebesar 16,00% per tahun.
Based on Notarial deed No. 7 dated 18 June 2010 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to increase the maximum limit of joint financing agreement into Rp 100 billion. The term of join financing facility is 6 (six) months since the signing date of the agreement. This joint financing facility bears interest at fixed rate of 16.00% per annum.
Berdasarkan surat perubahan perjanjian kerjasama dalam rangka pemberian kredit kendaraan bermotor No. 1047/LE/VI/11/047 tanggal 20 Juni 2011, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk telah sepakat untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian kerjasama sampai dengan 18 September 2011. Atas perpanjangan fasilitas kerjasama ini, sisa limit fasilitas yang masih dapat digunakan dikenakan suku bunga mengambang dengan tingkat suku sebesar 13,00% per tahun.
Based on letter of amendment for cooperation agreement of vehicle installment distribution No. 1047/LE/VI/11/047 dated 20 June 2011, Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to extend the period of joint financing facility up until 18 September 2011. Upon the extension of this joint financing facility, the remainder facility limit that can still be utilized bears floating interest rate with the interest rate of 13.00% per annum.
Berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Desember 2011 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk melakukan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 72 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian. Fasilitas pembiayaan bersama ini dikenakan bunga tetap sebesar 14,00% per tahun.
Based on Notarial deed No. 1 dated 1 December 2011 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to provide joint financing agreement of credit on vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 72 billion. The term of joint financing facility is 6 (six) months since the signing date of the agreement. This joint financing facility bears interest at fixed rate of 14.00% per annum.
Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 18 Juni 2012 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk melakukan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan perjanjian.
Based on Notarial deed No. 35 dated 18 June 2012 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., Mkn., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to provide joint financing agreement of credit on vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 100 billion. The term of joint financing facility is 3 (three) months since the signing date of the agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/67 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/67 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mutiara Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mutiara Tbk (Continued)
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut diatas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:
Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:
Tenor pinjaman s.d. 36 bulan Tenor pinjaman >36 bulan
: 13,00% : 13,50%
Loan tenor up to 36 months Loan tenor>36 months
: 13.00% : 13.50%
Berdasarkan surat perubahan perjanjian kerjasama dalam rangka pemberian kredit kendaraan bermotor No. 1047/LE/IX/12/019 tanggal 17 September 2012, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk telah sepakat untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian kerjasama sampai dengan 17 Januari 2013. Atas perpanjangan fasilitas kerjasama ini, sisa limit fasilitas yang masih dapat digunakan dikenakan suku bunga mengambang dengan tingkat suku bunga yang telah ditetapkan sebelumnya.
Based on letter of amendment for cooperation agreement of vehicle installment distribution No. 1047/LE/IX/12/019 dated 17 September 2012, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to extend the period of joint financing facility up to 17 January 2013. Upon the extension of this joint financing facility, the remainder facility limit that can still be utilized bears floating interest rate with the interest rate that previously have been determined.
Berdasarkan Akta No. 59 tanggal 25 Nopember 2013, dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk telah sepakat dengan peningkatan jumlah porsi fasilitas kerjasama dalam rangka pemberian kredit kendaraan bermotor sebesar Rp 90 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Fasilitas pembiayaan bersama ini dikenakan bunga tetap sebesar 13,00% per tahun.
Based on Notarial Deed N0. 59 dated 25 November 2013 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to improve total portion for cooperation agreement of vehicle installment distribution facility was increased from Rp 90 billion. The term of join financing facility is12 (twelve) months since the signing date of the agreement. This joint financing facility bears interest at fixed rate of 13.00% per annum.
Dalam setiap fasilitas, kedua belah pihak sepakat untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, dimana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mutiara Tbk. Jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 1% dan PT Bank Mutiara Tbk maksimum sebesar 99% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang disediakan kepada setiap nasabah.
In each facility, both parties agreed to provide joint financing facilities to consumers, whereby the Company acts as Facility Manager and/or Security Manager of PT Bank Mutiara Tbk.The financing portion for the Company was 1% at minimum and PT Bank Mutiara Tbk was 99% at maximum of the financing facilities provided to each customers.
Masing-masing fasilitas tersebut bersifat nonrevolving serta dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Mutiara Tbk.
Each facility is revolving loan and become nonrevolving for each drawdown and secured by fiduciary transfer of financed vehicles and customer’s Certificate of Ownership of Motor Vehicleunder custody of PT Bank Mutiara Tbk.
Fasilitas-fasilitas tersebut dikenakan bunga sebesar 13,00% dan 12,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
Thosefacilities beared interest rate of 13.00% and 12.00% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Mutiara Tbk sebesar Rp 63.650.625.626 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.
The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Mutiara Tbk amounted to Rp 63,650,625,626 for the year ended 31 December 2013.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/68 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/68 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Mutiara Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mutiara Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Mutiara Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 57.557.813.340.
As of 31 December 2013, the total principal amount financed by PT Bank Mutiara Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 57,557,813,340.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pembiayaan bersama ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in this joint financing facility agreement.
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Bukopin Tbk
Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 27 Pebruari 2007 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Penerusan Pinjaman (Channeling) dengan batas maksimum sebesar Rp 15 milyar untuk tujuan pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Perjanjian tersebut telah berakhir pada tanggal 27 Pebruari 2008 dan dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun.
Based on Notarial deed No. 11 dated 27 February 2007 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Bukopin Tbk signed a Channeling Loan Agreement with maximum limit of Rp 15 billion for the purpose of financing the consumer financing activities. This agreement was expired on 27 February 2008 and bears interest at 12.50% per annum.
Perjanjian Penerusan Pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 5 tanggal 19 Juli 2009 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Penerusan Pinjaman dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar untuk pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas adalah 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Fasilitas ini dikenakan bunga tetap sesuai dengan pemberitahuan dari bank.
The Chanelling Loan agreement had been amended several times, most recently by Notarial deed No. 5 dated 19 July 2010 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Bukopin Tbk signed a Chanelling Loan Agreement with maximum limit of Rp 30 billion for financing the consumer financing activities. The term of the facility is 24 (twenty four) months since the signing date of the agreement. This facility bears interest at fixed rate under bank notification.
Kedua belah pihak telah menyetujui bahwa untuk pinjaman diatas Rp 500 juta dijamin dengan Fiduciarie Overdracft yang didaftarkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Fasilitas Penerusan Pinjaman tersebut bersifat tidak berulang (non-revolving).
Both parties have agreed that for loans of more than Rp 500 million secured with Fiduciarie Overdracft which would be registered to the Department of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia. This channeling facility was provided as a non-revolving loan.
Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 13 Juli 2011 dan Akta No. 8 tanggal 15 Nopember 2011 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Penerusan Pinjaman dengan batas maksimum masing-masing sebesar Rp 50 milyar untuk pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas adalah 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Fasilitas penerusan pinjaman tersebut disediakan sebagai pinjaman yang bersifat revolving.
Based on Notarial deed No. 15 dated 13 July 2011 and Notarial Deed No. 8 dated 15 November 2011 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Bukopin Tbk signed a Chanelling Loan Agreement with maximum limit of Rp 50 billion for financing the consumer financing activities, repectively. The term of the facility is 24 (twenty four) months since the signing date of the agreement. The channeling facility was provided as revolving loan.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/69 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/69 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Bukopin Tbk (Lanjutan)
PT Bank Bukopin Tbk(Continued)
Berdasarkan Addendum perjanjian kerjasama penerusan kredit pemilikan mobil No. 10/ADDDKKN/X/2013 tanggal 16 Oktober 2013 menunjuk Akta No. 15, yang dibuat dihadapan Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, maka antar Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk telah setuju dan sepakat untuk memperpanjang jangka waktu kerjasama dengan jumlah pembiayaan maksimal sebesar 50 milyar. Jangka waktu penggunaan fasilitas ini adalah 24 (dua puluh empat) bulan yang akan berakhir pada tanggal 13 Juli 2015.
Based on Notarial deed No. 10/ADD-DKKN/X/2013 dated 16 October 2013 and Notarial Deed No. 15 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Bukopin Tbk agreed to extend the Joint Financing Facility with maximum limit of Rp 50 billion for financing the consumer financing activities, repectively. The term of the facility is 24 (twenty four) months and this agreement will expire on 13 July 2015.
Berdasarkan Addendum perjanjian kerjasama penerusan kredit pemilikan mobil No. 23/ADDDKKN/XI/2013 tanggal 29 Nopember 2013 menunjuk akta No 08, yang dibuat dihadapan Herawati,S.H., Notaris di Jakarta, maka antar perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk telah setuju dan sepakat untuk memperpanjang jangka waktu kerjasama dengan jumlah pembiayaan maksimal sebesar 50 milyar. Jangka waktu penggunaan fasilitas ini adalah 24 bulan (dua puluh empat) yang akan berakhir pada tanggal 15 Nopember 2015.
Based on Notarial deed No. 23/ADD-DKKN/XI/2013 dated 29 November 2013 and Notarial Deed No. 08 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Bukopin Tbk agreed to extend the Joint Financing Facility with maximum limit of Rp 50 billion for financing the consumer financing activities, repectively. The term of the facility is 24 (twenty four) months and this agreement will expire on 15 November 2015.
Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,50% dan 11,00% - 11,75% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
The facility beared interest rate of 12.50% and 11.00% - 11.75%per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Bukopin Tbk sebesar Rp 35.826.672.397 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.
The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Bukopin Tbk amounted to Rp 35,826,672,397 for the year ended 31 December 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Bukopin Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 35.547.327.259.
As of 31 December 2013, the total principal amount financed by PT Bank Bukopin Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 35,547,327,259.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian penerusan pinjaman ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan channeling agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/70 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/70 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 16 September 2009 dari Ny. Esther Agustina Ferdinandus, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah sepakat untuk menyediakan pembiayaan bersama atas kendaraan bermotor yang bersifat non-revolving. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 milyar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama yang disediakan kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 12 (dua belas) bulan.
Based on Notarial deed No. 22 dated 16 September 2009 of Ny. Esther Agustina Ferdinandus, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk agreed to provide non-revolving joint financing of vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 100 billion whereby the financing portion for the Company was 5% at minimum and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk was 95% at maximum of the financing facilities provided to each customers. The term of the joint financing facility is 12 (twelve) months.
Berdasarkan Akta No. 10 tanggal 8 April 2011 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sepakat untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut selama 24 (dua puluh empat) bulan dan meningkatkan porsi keseluruhan pembiayaan bersama menjadi Rp 144.508.799.110.
Based on Notarial deed No. 10 dated 8 April 2011 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk agreed to extend term of joint financing facility until 24 (twenty four) months and increase the aggregare portion of the joint financing amounted to Rp 144,508,799,110.
Berdasarkan Akta No. 16 tanggal Desember 2013 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan konsumen sebesar 150 milyar yang bersifat non-revolving, jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut selama 24 (dua puluh empat) bulan.
Based on Notarial deed No. 16 dated 16 December 2013 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk agreed to provide non-revolving joint financing of vehicles amounted to Rp 150 billion. The term of the joint financing facility is 24 (twenty four) months.
Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11,50% - 12,00% dan 10,50% per tahun masingmasing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
The facility beared interest rate of 11.50% - 12.00% and 10.50% per annum for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 77.709.175.056 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.
The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk amounted to Rp 77,709,175,056 for the year ended 31 December 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 78.549.508.375.
As of 31 December 2013, the total principal amount financed by PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 78,549,508,375.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian pembiayaan bersama ini.
As of 31 December 2013, the Company has complied with all the requirements mentioned in this joint financing agreement.
PT Bank DKI Tbk
PT Bank DKI Tbk
Berdasarkan Akta No. 40 tanggal 19 Oktober 2010 dari Ivonne B. Sinyal, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank DKI sepakat untuk menandatangani Perjanjian Pinjaman (Term Loan – Unrevolving) dengan batas maksimum Rp 50 milyar untuk kegiatan pembiayaan konsumen.
Based on Notarial deed No. 40 dated 19 October 2010 of Ivonne B. Sinyal, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank DKI agreed to sign a Loan Agreement (Term Loan – Unrevolving) with maximum limit of Rp 50 billion for consumer financing activities.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/71 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/71 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
Pihak ketiga (Lanjutan)
Third parties (Continued)
PT Bank DKI Tbk (Lanjutan)
PT Bank DKI Tbk (Continued)
Perjanjian ini akan berakhir 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 13,00% per tahun dan dijamin dengan kendaraan nasabah yang diikat secara fidusia.
This Agreement will be expired in 36 (thirty six) months since the date of the agreement. This facility bears interest at rate of 13.00% per annum and was secured by fiduciary transfer of customer’s vehicle.
Berdasarkan surat perjanjian No. 113/Ext/GKS/V/ 2011 tanggal 10 Mei 2011, Perusahaan dan PT Bank DKI sepakat untuk memperpanjang jangka waktu pembiayaan bersama sampai dengan 18 Oktober 2011. Fasilitas ini dikenakan bunga efektif sebesar 12,50% per tahun.
Based on agreement letter No. 113/Ext/GKS/V/ 2011 dated 10 May 2011, Company and PT Bank DKI agreed to extend term of the joint financing period until 18 October 2011. The facility bears effective interest rate of 12.50% per annum.
Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.
The facility beared interest rate of 12.50% per annum for the years ended 31 December 2011.
Pada bulan Nopember 2013, Perusahaan telah melunasi seluruh pokok fasilitas dari PT Bank DKI.
In November 2013, the Company has paid all facility‘s principal from PT Bank DKI Tbk.
Asuransi
Insurance
Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan, antara lain dari risiko kehilangan dan kerusakan, dengan kondisi pertanggungan asuransi Comprehensive dan Total Loss Only (Catatan 5 dan 6). Perusahaan asuransi tersebut adalah PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Bina Data Arta Tbk dan PT Asuransi Pan Pacific.
The Company entered into agreements with several insurance companies to insure the vehicles financed by the Company which covers, among others,the risks of loss and damages, with insurance coverage of Comprehensive and Total Loss Only (Notes 5 and 6). The insurance companies are PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Bina Data Arta Tbk dan PT Asuransi Pan Pacific.
31. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO Perusahaan menghadapi risiko-risiko melalui operasinya sebagai berikut:
keuangan
Risiko kredit Risiko pasar Risiko likuiditas
Secara umum seperti semua bisnis lainnya, Perusahaan menghadapi risiko yang timbul dari penggunaan instrumen keuangan. Catatan ini menggambarkan tujuan Perusahaan, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut dan metode yang digunakan untuk mengukur mereka. Informasi kuantitatif lebih lanjut sehubungan dengan risiko disajikan pada seluruh laporan keuangan.
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT The Company is exposed through its operations to the following financial risks:
Credit risk Market risk Liquidity risk
In common with all other businesses, the Company is exposed to risks that arise from its use of financial instruments. This note describes the Company's objectives, policies and processes for managing those risks and the methods used to measure them. Further quantitative information in respect of these risks is presented throughout these financial statements.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/72 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INSTRUMEN (Lanjutan)
–
MANAJEMEN
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
RISIKO
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Tidak ada perubahan substantif dalam eksposur Perusahaan terhadap risiko instrumen keuangan, tujuan, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko-risiko tersebut atau metode yang digunakan untuk mengukur mereka dari periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain dalam catatan ini.
There have been no substantive changes in the Company's exposure to financial instrument risks, its objectives, policies and processes for managing those risks or the methods used to measure them from previous periods unless otherwise stated in this note.
Instrumen-instrumen keuangan utama
Principal financial instruments
Instrumen keuangan pokok yang digunakan oleh Perusahaan, dimana munculnya risiko atas instrumen keuangan, adalah sebagai berikut:
The principal financial instruments used by the Company, from which financial instrument risk arises, are as follows:
-
KEUANGAN
Exhibit E/72
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Uang jaminan sewa Pinjaman bank Akrual
-
Ikhtisar dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan menurut kategorinya dan nilai tercatat serta nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
2013 Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Uang jaminan sewa Jumlah
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Finance lease receivables Other receivables Rental deposits Bank borrowings Accruals
A summary of the financial instruments held by category and the carrying amount and fair value of financial assets and financial liabilities as of 31 December 2013 and 2012 is provided below:
Nilai tercatat/Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diamortisasi/ diberikan dan Financial piutang/ liabilities Loan and measured at Jumlah/ Receivables amortized cost Total
Jumlah nilai wajar/Total fair value
2013
9.310.463.041
-
9.310.463.041
9.310.463.041
218.181.444.287
-
218.181.444.287
218.181.444.287
Financial assets Cash and cash equivalents Finance lease receivables
479.013.101.622
-
479.013.101.622
479.013.101.622
Consumer financing receivables
30.936.671.491
-
30.936.671.491
30.936.671.491
Other receivables
559.837.500
-
559.837.500
559.837.500
Rental deposits
738.001.517.941
-
738.001.517.941
738.001.517.941
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/73 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INSTRUMEN (Lanjutan)
KEUANGAN
–
MANAJEMEN
RISIKO
Instrumen-instrumen keuangan utama (Lanjutan)
2013 Liabilitas keuangan Pinjaman bank Efek utang yang diterbitkan Akrual Jumlah
2012 Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Uang jaminan sewa Jumlah
Exhibit E/73 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued) Principal financial instruments (Continued)
Nilai tercatat/Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diamortisasi/ diberikan dan Financial piutang/ liabilities Loan and measured at Jumlah/ Receivables amortized cost Total
Jumlah nilai wajar/Total fair value
2013
266.495.072.104
266.495.072.104
266.495.072.104
Financial liabilities Bank borrowings
-
298.466.469.443 2.604.042.995
298.466.469.443 2.604.042.995
298.466.469.443 2.604.042.995
Debt securities Accruals
-
567.565.584.542
567.565.584.542
567.565.584.542
Total
-
Nilai tercatat/Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diamortisasi/ diberikan dan Financial piutang/ liabilities Loan and measured at Jumlah/ receivables amortized cost Total
Jumlah nilai wajar/Total fair value
2012
9.034.163.533
-
9.034.163.533
9.034.163.533
127.972.880.557
-
127.972.880.557
127.972.880.557
Financial assets Cash and cash equivalents Finance lease receivables
338.088.393.196
-
338.088.393.196
338.088.393.196
Consumer financing receivables
10.248.919.105
-
10.248.919.105
10.248.919.105
Other receivables
914.827.500
-
914.827.500
914.827.500
Rental deposits
486.259.183.891
-
486.259.183.891
486.259.183.891
Total
Liabilitas keuangan Pinjaman bank Akrual
-
327.719.829.054 1.824.355.865
327.719.829.054 1.824.355.865
327.719.829.054 1.824.355.865
Financial liabilities Bank borrowings Accruals
Jumlah
-
329.544.184.919
329.544.184.919
329.544.184.919
Total
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/74 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INSTRUMEN (Lanjutan)
KEUANGAN
–
MANAJEMEN
RISIKO
Exhibit E/74 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Tujuan, kebijakan dan proses secara umum
General objectives, policies and processes
Mengingat bahwa penerapan praktik manajemen risiko yang baik dapat mendukung kinerja dari perusahaan pembiayaan, maka manajemen risiko selalu menjadi elemen pendukung penting bagi Perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya. Sasaran dan tujuan utama dari diterapkannya praktik manajemen risiko di Perusahaan adalah untuk menjaga dan melindungi Perusahaan melalui pengelolaan risiko kerugian yang mungkin timbul dari berbagai aktivitasnya serta menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan.
Considering that good risk management practices implementation could better support the performance of a finance company, hence the risk management would always be an important supporting element for the Company in running its business operations. The target and main purpose of the implementation of risk management practices in the Company is to maintain and protect the Company through managing the risk of losses, which might arise from its various activities as well as maintaining risk level in order to match with the direction already established by the Company.
Strategi untuk mendukung sasaran dan tujuan dari manajemen risiko diwujudkan dengan pembentukan dan pengembangan budaya risiko yang kuat, penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik, pelestarian nilai-nilai kepatuhan terhadap regulasi, infrastruktur yang memadai, serta proses kerja yang terstruktur dan sehat. Budaya risiko yang kuat ini diciptakan dengan membangun kesadaran risiko yang kuat dimulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai kepada seluruh karyawan Perusahaan. Tata Kelola Perusahaan yang Baik disosialisasikan dan dikembangkan secara menyeluruh pada semua komponen dan aktivitas Perusahaan serta dilaksanakan dengan tanpa kompromi, nilai-nilai kepatuhan terhadap peraturan yang ada dan berlaku harus dibudayakan dan melekat pada semua karyawan Perusahaan yang dipimpin oleh jajaran Manajemen Perusahaan, infrastruktur risiko dibangun melalui tersedianya kebijakan dan proses yang tepat dan sesuai dengan kondisi terkini, pengembangan sistem dan database risiko yang berkelanjutan, serta teknik dan metodologi pengelolaan yang modern. Membangun proses dan kemampuan risiko yang sehat dan kuat adalah sebuah pengkajian yang berkesinambungan terhadap tujuan daripada penanganan risiko serta berbagai aktivitas yang menyangkut penanganan risiko, seperti identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
Strategies to support the goals and objectives of risk management is actualized through the formation and development of a strong risk culture, the implementation of Good Corporate Governance practices, preserving the values of compliance with regulations, adequate infrastructure, as well as structured and healthy working processes. This strong risk culture is created by building a strong awareness of risk starting from the Board of Commissioners, Board of Directors to the entire employees of the Company. Good Corporate Governance is socialized and developed thoroughly in all components and activities within the Company and being implemented without compromise, the values of compliance to the existing and prevailing regulations should be cultivated and embedded into all employees of the Company, led by the management ranks of Company, risk infrastructure built through the availability of appropriate policies and processes and in line with current conditions, continuous development of systems and risk database, as well as modern management techniques and methodologies. Building strong and healthy processes as well as risk capabilities is a continuous assessment on objectives of risks handling as well as various activities involving risks handling, such as identification, measurement, monitor and risk control.
Fungsi manajemen risiko juga berkewajiban untuk menjaga arahan risiko yang dapat diterima dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan tetap berpedoman dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan usaha.
Risk management’s function is also to hold the duty of maintaining the direction of risk that is acceptable and approved by the Boards of Commissioners and Directors so that it would remain guided and capable of adapting with business development.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, Manajemen Perusahaan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perusahaan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perusahaan.
As a company engages in financing activities, the Company’s Management has full commitment to implement risk management comprehensively, which essentially covers the adequacy of policies, procedures and risk management methodology, hence the Company's business activities could remain directed and controlled in an acceptable risk limit, at the same time still profitable.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/75 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. INSTRUMEN (Lanjutan)
KEUANGAN
–
MANAJEMEN
Exhibit E/75 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
RISIKO
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Tujuan keseluruhan dari manajemen Perusahaan adalah untuk menetapkan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi risiko sejauh mungkin tanpa terlalu mempengaruhi daya saing dan fleksibilitas Perusahaan. Rincian lebih lanjut mengenai kebijakan ini ditetapkan di bawah ini:
The overall objective of the Company’s management is to set policies that seek to reduce risk as far as possible without unduly affecting the Company's competitiveness and flexibility. Further details regarding these policies are set out below:
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Perusahaan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat kepada kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan dan piutang lain-lain.
Credit risk is the risk of suffering financial loss, should any of the Company’s customers fail to fulfill their contractual obligations to the Company. Credit risk is primarily attributable to its cash and cash equivalents, consumer financing receivables, finance lease receivables and other receivables.
Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perusahaan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen, dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Credit risk is a major risk because the Company is engaged in consumer financing activity, in which the Company offers credit services to public who would like to own motor vehicles. Directly, the Company faces risks when consumers are not able to fulfill their obligations in paying off loans already agreed upon in the contract between consumers and Company.
Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari, namun dapat dikelola hingga pada batasan yang bisa diterima. Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh Komite Kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/ 2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank.
Credit risk is an unavoidable risk, however, could be managed to an acceptable limit. The Company has already had a policy in order to deal with this risk. Starting from the beginning of the process in receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process in order to be approved subsequently by the Credit Committee. The Company also implements the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Regulation of Ministry of Finance No. 45/KMK.06/2003 dated 30 January 2003 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions, which was amended with the Regulation of Ministry of Finance No. 74/PMK.012/ 2006 dated 31 August 2006 and the Decree of the Chairman of the Capital Market Supervisory Board and Financial Institutions No. Kep-2833/LK/2003 dated 12 May 2003 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions.
Risiko kredit juga timbul dari kas dan setara kas dan simpanan-simpanan di bank dan institusi keuangan. Untuk memitigasi risiko kredit, Perusahaan menempatkan kas dan setara kas pada institusi keuangan yang terpercaya.
Credit risk also arises from cash and cash equivalents and deposits with banks and financial institutions. To mitigate the credit risk, the Company places its cash and cash equivalents with reputable financial institutions.
Perusahaan tidak masuk ke dalam instrumen derivatif untuk mengelola risiko kredit, walaupun langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk beberapa kasus tertentu yang cukup terkonsentrasi, yang betujuan untuk mengurangi risiko serupa.
The Company does not enter into derivatives to manage credit risk, although in certain isolated cases may take steps to mitigate such risks if it is sufficiently concentrated.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/76 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. INSTRUMEN (Lanjutan)
KEUANGAN
–
MANAJEMEN
RISIKO
Exhibit E/76 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Kredit (Lanjutan)
Credit Risk (Continued)
Pengungkapan kuantitatif atas paparan risiko kredit sehubungan dengan aset keuangan adalah sebagai berikut:
Quantitative disclosures of the credit risk exposure in relation to financial assets are set out below:
2013 Nilai tercatat/ Carrying value Rp 000
2012
Eksposur maksimum/ Maximum exposure Rp 000
Nilai tercatat/ Carrying value Rp 000
Eksposur maksimum/ Maximum exposure Rp 000
Kas dan setara kas (tidak termasuk kas kecil) Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Uang jaminan sewa
7.423.122
7.423.122
6.664.592
6.664.592
479.013.102
479.013.102
338.088.393
338.088.393
218.181.444 30.936.671 559.837
218.181.444 30.936.671 559.837
127.972.881 10.248.919 914.827
127.972.881 10.248.919 914.827
Cash and cash equivalents (excluding cash on hand) Consumer financing receivables Finance lease receivables Other receivables Rental deposits
Jumlah
736.114.176
736.114.176
483.889.612
483.889.612
Total
Tabel di bawah ini menggambarkan konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan dan piutang lain-lain yang dimiliki Perusahaan: 2013 Korporasi/ Perorangan/ Corporate Individual Rp 000 Rp 000 Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Jumlah
The table below set out the risk concentration of consumer financing receivables, finance lease receivables and other receivables of the Company: 2012 Korporasi/ Perorangan/ Corporate Individual Rp 000 Rp 000
185.018.997
33.162.447
111.890.406
16.082.474
97.426.371 10.806.467
381.586.730 12.630.204
67.566.067 -
270.522.326 10.248.919
Finance lease Receivables Consumer financing Receivables Other receivables
293.251.835
427.379.381
179.456.473
296.853.719
Total
Kas dan setara kas
Cash and cash equivalents
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah uang yang signifikan dalam bentuk kas dan setara kas ditempatkan di institusi-institusi sebagai berikut:
As of 31 December 2013, a significant amount of cash and cash equivalents is held with the following institutes:
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
5.350.499.193 1.102.151.200 823.368.974
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/77 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. INSTRUMEN (Lanjutan)
KEUANGAN
–
MANAJEMEN
RISIKO
Exhibit E/77 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Pasar
Market Risk
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.
Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates, exchange rate of Rupiah currency, commodity prices and the price of capital or loans, which could incur risks to the Company. In the Company's business planning, market risk with direct impact to the Company is in terms of interest rates management.
Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perusahaan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perusahaan meningkat. Untuk itu, Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.
Changes in interest rates would become a risk at the point of change, especially when the interest rate is raised, which would cause losses to the Company, hence resulting in increased Company's credit risk. Therefore, the Company implements fixed interest rate management consistently by doing adjustment on lending interest rate and cost of funds.
Seluruh pinjaman bank dikenakan suku bunga tetap.
All bank borrowings were subjected to flat interest rate.
Risiko mata uang muncul karena Perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional. Ini adalah kebijakan Perusahaan, jika memungkinkan, untuk menyelesaikan liabilitas dalam mata uang fungsional dengan kas yang dihasilkan dari operasi sendiri dalam mata uang tersebut. Ketika Perusahaan mempunyai liabilitas dalam mata uang selain mata uang fungsional (dan tidak memiliki cadangan mata uang yang cukup untuk menyelesaikannya), kas dalam mata uang tersebut akan, jika memungkinkan, ditransfer dari pihak-pihak berelasi.
Currency risk arises because the Company enters into transactions denominated in acurrency other than its functional currency. It is the Company policy, where possible, to settle liabilities denominated in its functional currency with the cash generated from its own operations in that currency. Where the Company have liabilities denominated in a currency other than its functional currency (and have insufficient reserves of that currency to settle them), cash already denominated in that currency will, where possible, be transferred from else where within the related parties.
Saat ini, Perusahaan tidak terpapar risiko mata uang dikarenakan seluruh instrumen keuangannya dinyatakan dalam Rupiah Indonesia.
Currently, the Company do not expose to currency risk since its financial instruments are denominated in Indonesian Rupiah.
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perusahaan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari institusi keuangan melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan tepat.
Liquidity risk is the risk, whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from financial institutions through joint financing scheme, hence this risk could be managed properly.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/78
Exhibit E/78
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INSTRUMEN (Lanjutan)
KEUANGAN
–
MANAJEMEN
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
RISIKO
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Liquidity Risk (Continued)
Kebijakan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa mereka selalu memiliki uang yang cukup dalam bentuk kas untuk membayar liabilitas mereka ketika kewajiban tersebut jatuh tempo. Untuk memenuhi tujuan tersebut, mereka mencari cara untuk menjaga saldo kas dan fasilitas yang disetujui untuk memenuhi kebutuhan uang kas untuk suatu periode setidaknya 180 hari. Perusahaan juga mencari cara untuk mengurangi risiko likuiditas dengan menetapkan suku bunga dalam bagian pinjaman bank yang diterima, hal ini dibicarakan lebih jauh di bagian ‘risiko pasar’ di atas.
The Company's policy is to ensure that they will always have sufficient cash to allow it to meet its liabilities when they become due. To achieve this aim, it seeks to maintain cash balances and agreed facilities to meet expected requirements for a period of at least 180 days. The Company also seeks to reduce liquidity risk by fixing interest rates on a portion of their bank borrowings, this is further discussed in the ‘market risk' section above.
Tabel di bawah ini menggambarkan jatuh tempo kontraktual (digambarkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan) dari liabilitas keuangan:
The following table sets out the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of financial liabilities:
Sampai Dengan 3 bulan/ Up to 3 months Rp 000
Antara 3 dan 12 bulan/ Between 3 and 12 months Rp 000
Antara 1 dan 2 tahun/ Between 1 and 2 years Rp 000
Lebih dari 2 tahun/ More than 2 years Rp 000
Jumlah/ Total Rp 000
31 Des 2013 Pinjaman bank Efek utang yang diterbitkan Akrual
31 Dec 2013 35.560.874
99.986.652
133.192.652
-
268.740.178
Bank borrowings
2.604.043
19.946.500 -
278.519.970 -
-
298.466.470 2.604.043
Debt securities Accruals
38.164.917
119.933.152
411.712.622
569.810.691
31 Des 2012 Pinjaman bank Akrual
31 Dec 2012 42.064.384 1.824.355
115.472.985 -
120.585.245 -
51.420.818 -
329.543.432 1.824.355
43.888.739
115.472.985
120.585.245
51.420.818
331.367.787
Bank borrowings Accruals
These Financial Statements are Originally Issuedin Indonesian Language
Ekshibit E/79
Exhibit E/79
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko likuiditas (Lanjutan)
Liquidity risk (Continued)
Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012:
Sampai dengan 3 bulan/ Up to 3 months
31 Desember/December 2013 Antara Antara Lebih 3 dan 12 1 dan 2 dari bulan/ tahun/ 2 tahun/ Between Between More 3 and 12 1 and 2 than months years 2 years
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Uang jaminan sewa
Financial assets 9.310.463.041 9.310.463.041 70.613.104.622 183.574.946.292 217.318.958.716 109.102.486.228 580.609.495.858 28.866.712.978 81.906.521.567 105.767.347.037 42.959.318.030 259.499.899.612 25.087.496.176 5.383.453.960 252.302.640 213.418.715 30.936.671.491 559.837.500 559.837.500 133.327.698.897 269.214.688.065 290.564.729.698
Liabilitas keuangan Pinjaman bank Efek utang yang diterbitkan Akrual
Perbedaan jatuh tempo
35.560.874.856 2.604.042.995
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Finance lease receivables Other receivables Rental deposits
44.894.401.281 738.001.517.941
99.986.652.062 133.192.650.979 19.946.499.741 278.519.969.702 -
-
268.740.177.897 298.466.469.443 2.604.042.995
38.164.917.851 119.933.151.803 411.712.620.681
-
569.810.690.335
95.162.781.046 149.281.536.262 (121.147.890.983) 44.894.401.281 168.190.827.606
Financial liabilities Bank borrowings Debt securities Accruals
Maturity gap
These Financial Statements are Originally Issuedin Indonesian Language
Ekshibit E/80
Exhibit E/80
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
31. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)
Risiko likuiditas (Lanjutan)
Liquidity risk (Continued)
Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012:
Sampai dengan 3 bulan/ Up to 3 months
31 Desember/December 2012 Antara Antara Lebih 3 dan 12 1 dan 2 dari bulan/ tahun/ 2 tahun/ Between Between More 3 and 12 1 and 2 than months years 2 years
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang sewa pembiayaan Piutang lain-lain Uang jaminan sewa
Financial assets 9.034.163.533 59.378.255.000 148.515.539.417 125.456.772.000 17.071.833.000 51.090.421.000 58.310.928.000 9.612.249.293 127.704.399 269.189.245 32.400.892 20.000.000 -
9.034.163.533 71.871.901.000 405.222.467.417 29.498.062.660 155.971.244.660 239.776.168 10.248.919.105 862.426.558 914.827.450
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Finance lease receivables Other receivables Rental deposits
95.128.901.718 199.753.664.816 184.036.889.245 102.472.166.386 581.391.622.165 Liabilitas keuangan Pinjaman bank Akrual
Perbedaan jatuh tempo
42.064.384.845 115.472.985.205 120.585.245.386 1.824.355.865 -
51.420.818.474 329.543.433.910 1.824.355.865
43.888.740.710 115.472.985.205 120.585.245.386
51.420.818.458 331.367.789.775
51.240.161.008
51.051.347.928 250.023.832.390
84.280.679.611
63.451.643.859
Financial liabilities Bank borrowings Accruals
Maturity gap
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/81 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. MANAJEMEN MODAL
Exhibit E/81 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 32. CAPITAL MANAGEMENT
Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, sehingga Perusahaan tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham.
The Company’s objective in managing its capital is to keep the Company’s capability in maintaining its going concern, so the Company could distribute the return to shareholders.
Perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembalikan investasi pemegang saham dalam bentuk dividen kasdengan tetap memperhatikan tingkat kesehatan Perusahaan dan kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha. Sejak Penawaran Saham Perdana, Perusahaan selalu membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya secara teratur setiap tahun dan juga telah menetapkan kebijakan dividen atas laba tahun berjalan sebanyakbanyaknya sebagai berikut:
The Company has a high commitment to deliver return on investment to its shareholders in the form of cash dividendby taking into account the Company’s health and the requirement of the available funds in the context of business development. Since the Initial Public Offering, the Company has consistently distributed dividend to its shareholders every year and has also determined the dividend policy of profit for the year at the maximum as follows:
Sampai dengan Rp 15 Miliar Lebih dari Rp 15 Miliar
: 30,00% : 40,00%
Up to Rp 15 Billion More than Rp 15 Billion
: 30.00% :40.00%
Perusahaan akan terus berupaya untuk memberikan imbalan investasi yang terbaik kepada seluruh pemegang saham Perusahaan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dana Perusahaan pada tahun berikutnya dan kebijakan dividen yang diambil oleh Malacca Trust Limited selaku pemegang saham pengendali.
The Company will always work toward delivering the best return on investment to all of the Company’s shareholders by still considering the Company’s needs of funding in the following year and the dividend policy of Malacca Tust Limited Internasional as the controlling shareholder.
Dalam mengelola permodalan, Perusahaan melakukan analisa secara bulanan untuk memastikan bahwa Perusahaan tetap mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan yang diantaranya mengatur ketentuan sebagai berikut:
In managing capital, the Company conducts monthly analysis to ensure that the Company complies with the Regulation of the Ministry of Finance of Republic of Indonesia No. 84/PMK.012/2006 dated 29 September 2006 regarding Finance Companies which have some provisions as follows:
-
Modal disetor Perusahaan minimum sebesar Rp 100.000.000.000; Jumlah pinjaman yang dimiliki Perusahaan dibandingkan modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan maksimum 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.
-
The Company’s paid-up capital of minimum Rp 100,000,000,000; The amount of the Company’s loan to equity and subordinated loan deducted by investment is maximum 10 times, both for foreign and domestic loans.
Beberapa rasio yang digunakan Perusahaan untuk mengawasi permodalan antara lain rasio imbal hasil ekuitas dan rasio solvabilitas.
Several ratios used by the Company to monitor capital are return on equity ratio and solvability ratio.
Rasio imbal hasil ekuitas dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perusahaan meraih laba dari modal yang ditanamkan dan dicerminkan melalui perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri.
Return on equity ratio is used to identify the Company’s capability to earn profit from the invested equity and is reflected through the comparison between net income to equity.
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang dimiliki.
Solvability ratio is used to identify the Company’s capability to fulfill the Company’s obligation through utilizing its own capital.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/82
Exhibit E/82
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. INFORMASI SEGMEN
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 33. SEGMENT INFORMATION
Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk, yaitu sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.
The Company’s operating segments represent product groups, which is finance leases and consumer financing. Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.
Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang ditelaah oleh manajemen Perusahaan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.
Information regarding the results of each reportable segment is included below as included in the internal management reports that are reviewed by the Company's management, segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.
Sewa pembiayaan/ Leasing PENDAPATAN Pendapatan segmen 27.363.844.689 Pendapatan tidak dapat dialokasikan Pendapatan keuangan Pendapatan lainnya Jumlah pendapatan BEBAN Beban tidak dapat dialokasikan Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan Pajak penghasilan LABA TAHUN BERJALAN ASET Aset tidak dapat dialokasikan LIABILITAS Total liabilitas tidak dapat dialokasikan
27.363.844.689
2 0 Pembiayaan konsumen/ Consumer financing
1
3
Tidak dapat dialokasikan/ Unallocated
Jumlah/ Total
115.625.863.892
-
142.989.708.581
REVENUES Segment revenue
-
63.862.769.092
63.862.769.092
Unallocated revenues
-
107.173.562 2.211.048.536
107.173.562 2.211.048.536
Finance income Other income
115.625.863.892
66.180.991.190
209.170.699.771
Total revenue
(161.837.851.581) (161.837.851.581)
EXPENSES Unallocated expenses
27.363.844.689 -
115.625.863.892 ( 95.656.860.391) 47.332.848.190 ( 11.053.648.367) ( 11.053.648.367)
Unallocated profit before tax Income taxes
27.363.844.689
115.625.863.892 (106.710.508.758)
-
-
-
-
799.047.730.060
36.279.199.823
PROFIT FOR THE YEAR
799.047.730.060
ASSETS Unallocated assets LIABILITIES
-
-
578.374.488.074
578.374.488.074
Total unallocated liabilities
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/83
Exhibit E/83
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Sewa pembiayaan/ Leasing PENDAPATAN Pendapatan segmen 9.657.734.748 Pendapatan tidak dapat dialokasikan Pendapatan keuangan Pendapatan lainnya Jumlah pendapatan
9.657.734.748
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 33. SEGMENT INFORMATION (Continued)
2 0 Pembiayaan konsumen/ Consumer financing
1
2
Tidak dapat dialokasikan/ Unallocated
Jumlah/ Total
-
102.137.406.958
-
55.039.765.861
55.039.765.861
REVENUES Segment revenue Unallocated revenues
-
76.876.909 1.322.334.694
76.876.909 1.322.334.694
Finance income Other income
92.479.672.210
56.438.977.464
158.576.384.422
92.479.672.210
Total revenue
BEBAN Beban tidak dapat dialokasikan Laba sebelum pajak tidak dapat dialokasikan 9.657.734.748 Pajak penghasilan -
( 119.856.164.906)( 119.856.164.906)
EXPENSES Unallocated expenses
92.479.672.210 ( 63.417.187.442) 38.720.219.516 ( 9.456.192.406)( 9.456.192.406)
Unallocated profit before tax Income taxes
LABA BERSIH
92.479.672.210 ( 72.873.379.848)
ASET Aset tidak dapat dialokasikan LIABILITAS Total liabilitas tidak dapat dialokasikan
9.657.734.748
-
-
-
529.226.619.902
29.264.027.110
NET PROFIT
529.226.619.902
ASSETS Unallocated assets LIABILITIES
-
-
340.746.410.139
340.746.410.139
Total unallocated liabilities
These Financial Statements are Originally Issuedin Indonesian Language
Ekshibit E/84
Exhibit E/84
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
33. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
33. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Perusahaan juga mengidentifikasi segmen yang dilaporkan berdasarkan wilayah geografis. Beberapa wilayah yang memiliki karakteristik serupa, diagregasikan dan dievaluasi secara berkala oleh manajemen Perusahaan. Laba dari masing-masing segmen digunakan untuk menilai kinerja masing-masing segmen. Informasi yang berkaitan dengan segmen usaha utama disajikan sebagai berikut:
Jawa/ Java
Kalimantan/ Borneo
The Company also identified its segments reported based on gregraphic area. Some areas that have similar characteristics, aggregated and evaluated regularly by Company’s management. Profit from each segment used to measure performance each segment. Information concerning the main segments was set out as follows:
2 0 1 3 Sumatera/ Sumatera
Sulawesi/ Sulawesi
Jumlah/ Total
Aset
604.624.809.539
51.643.056.493
103.492.053.824
39.287.810.204
799.047.730.060
Assets
Liabilitas
448.838.941.884
34.898.616.989
65.036.930.319
29.599.998.892
578.374.488.084
Liabilities
Pendapatan
136.689.607.121
19.191.862.606
38.495.505.500
14.793.724.544
209.170.699.771
Revenues
Beban
( 110.038.754.491 ) ( 13.635.991.069) ( 26.327.932.846 )( 11.835.173.175 ) ( 161.837.851.581)
Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan
26.650.852.630 (
Laba bersih Penambahan aset tetap Beban penyusutan
(
5.883.149.477) (
5.555.871.537
12.167.572.654
2.958.551.369
47.332.848.190
739.637.842) ( 11.053.648.367)
Expenses Profit before income taxes
1.388.967.884) (
3.041.893.164 )(
Income taxes
20.767.703.153
4.166.903.653
9.125.679.490
2.218.913.527
36.279.199.823
Net profit
7.712.971.040
826.112.757
679.171.571
203.668.460
9.421.923.828
Acquisition of property and equipment
1.868.391.401 ) (
336.014.328 ) (
947.715.050 )(
386.320.640 ) (
3.538.441.419)
Depreciation expenses
These Financial Statements are Originally Issuedin Indonesian Language
Ekshibit E/85
Exhibit E/85
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 33. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Jawa/ Java
Kalimantan/ Borneo
2 0 1 2 Sumatera/ Sumatera
Sulawesi/ Sulawesi
Jumlah/ Total
Aset
381.799.219.882
35.721.649.392
77.555.359.246
34.150.391.382
529.226.619.902
Assets
Liabilitas
248.423.089.310
22.297.365.694
46.404.489.815
23.621.465.319
340.746.410.138
Liabilities
Pendapatan
100.694.366.343
13.688.847.362
32.177.283.867
12.015.886.850
158.576.384.422
Revenues
Beban
( 80.028.659.149 ) (
Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan
20.665.707.194 (
Laba bersih Penambahan aset tetap Beban penyusutan
(
4.291.182.429) (
9.501.373.743) ( 21.003.924.500)(
9.322.207.514 ) ( 119.856.164.906)
4.187.473.619
2.693.679.336
11.173.359.367 3.349.560.425 )(
16.374.524.765
3.025.681.401
7.823.798.942
2.040.022.002
29.264.027.110
Net profit
3.572.124.128
714.492.682
7.819.629.569
674.279.529
12.780.525.908
Acquisition of property and equipment
1.646.102.228 ) (
327.764.476 ) (
358.048.477 ) (
9.456.192.406)
Profit before income taxes
1.161.792.218) (
751.924.426 )(
653.657.334) (
38.720.219.516
Expenses
3.083.839.607)
Income taxes
Depreciation expenses
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/86 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit E/86 PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2013 AND 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
34. REKLASIFIKASI AKUN
34. RECLASSIFICATION OF ACCOUNT
Laporan keuangan tahun 2012 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2013. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum reklasifkasi/ Before reclassification
The 2012 financial statements have been reclassified to be consistent with the presentation of the 2013 financial statements. The details of the reclassifications are as follows:
Reklasifkasi/ Reclassification
Sesudah reklasifkasi/ After reclassification
Aset Aset lain-lain Piutang lain-lain
Asset 13.154.762.113 ( 831.992.507
9.416.926.598) 9.416.926.598
35. OTORISASI LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan telah diotorisasi oleh Dewan Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 17 Pebruari 2014.
3.737.835.515 10.248.919.105
Other assets Other receivables
35. AUTHORIZATION OF FINANCIAL STATEMENTS These financial statements have been authorized by the Company’s Board of Directors for issuance on 17 February 2014.