DAMPAK INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT VERENA MULTI FINANCE TBK DAN PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE, TBK
Oleh: ARYANTI PUSPORINI H24104068
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
DAMPAK INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT VERENA MULTI FINANCE, TBK DAN PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE, TBK
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh: ARYANTI PUSPORINI H24104068
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
RINGKASAN
ARYANTI PUSPORINI. H24104068. Dampak Initial Public Offering Terhadap Kinerja Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Tbk dibawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO Pasar modal bukan bidang yang asing bagi perusahaan pembiayaan, kesempatan mencari dana dengan bunga yang rendah menjadikan pasar modal dilirik perusahaan pembiayaan. Saat ini ada 158 perusahaan pembiayaan yang beroperasi di Indonesia dan menjadi anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan 13 perusahaan pembiayaan diantaranya sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data Bank Indonesia memperlihatkan peningkatan kinerja perusahaan pembiayaan dengan total penyaluran pembiayaan tahun 2013 sebesar Rp 348,03 triliun atau naik sebesar Rp 45,97 triliun dibandingkan tahun 2012 dengan pertumbuhan aset industri perusahaan pembiayaan mencapai 17.22% dari Rp 341,78 triliun di tahun 2012 menjadi Rp 400,63 triliun di tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah IPO, (2) Membandingkan kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO, (3) Menganalisis apakah IPO yang dilakukan oleh PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk memberikan signifikansi pada rata-rata kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian deskriptif komparatif yang bersifat ex post facto. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling with judgement, sampel yang diambil adalah 2 perusahaan dari 13 perusahaan yang sudah melakukan Initial Public Offering. Kinerja keuangan diukur menggunakan kinerja rentabilitas (return on assets (ROA), return on equity (ROE), beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)), likuiditas (current ratio (CR)), solvabilitas (debt equity ratio (DER) dan debt to total asset (DAR)), serta pembiayaan (pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis trend, dan uji Paired-Samples t Test.
Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan PT Verena Multi Finance, Tbk bahwa rasio ROA dan DER mengalami rata-rata penurunan kinerja sedangkan ROE, BOPO, CR, DAR, pembiayaan terhadap total aset, pembiayaan terhadap kewajiban mengalami peningkatan kinerja. Pada PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk peningkatan kinerja terjadi pada rasio ROA, ROE, BOPO, DER, pembiayaan terhadap kewajiban mengalami peningkatan kinerja,sedangkan penurunan kinerja masing-masing terjadi pada rasio-rasio DAR dan pembiayaan terhadap total aset.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1985. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Sutardi Budisantoso dan Titin Tarminah (Almarhumah) Penulis mengawali pendidikan di TK Al Muhajirin pada tahun 1989. Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri Polisi IV Bogor pada tahun 1990 hingga tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan penulis di SMP Negeri 4 Bogor pada tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas dan masuk program IPA di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan Diploma 3 di Universitas Indonesia jurusan Periklanan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pengalaman organisasi yang sudah penulis jalani selama masa perkuliahan adalah menjadi Public Relation Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia periode 2003-2004, University of Indonesia Olympic Steering Commitee periode 2004-2005. Pada saat penulis diterima menjadi mahasiswa, penulis juga merupakan merupakan pegawai pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. yang berkantor pusat di Jakarta Selatan.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Initial Public Offering Terhadap Kinerja Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan oleh berbagai pihak. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi lembaga keuangan non bank khususnya lembaga pembiayaan, penulis, dan seluruh pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan.
Bogor, Desember 2014
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar, MSc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah begitu banyak membantu penulis dalam menyelesaikan permasalahan, meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. dan Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, MM. selaku dosen penguji sidang yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Mukhammad Najib, STP, MM. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. 4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Ayah tercinta yang mencurahkan kasih sayangnya dan selalu mendoakan penulis dengan tulus, serta memberikan semangat dan dorongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini. 6. Suami tercinta, Bandung Aryo Wibisono yang mendoakan penulis dan memberikan semangat dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini. 7. Keluarga Tercinta: Bramasto Ariwibowo, Radityo Vibhava Aryokusumo, Aulia Puspitorini yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a kepada penulis. 8. Keluarga Besar Atma Kenanga yang terus memberikan dukungan dan doanya agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan di kampus Program Sarjana Alih Manajemen yang selalu memberikan warna bagi kehidupan penulis, semoga kita semua bisa memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara ini. 10. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
DAFTAR ISI
RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 11 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 14 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 15 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 15 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 15 II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 17 2.1. Perusahaan Pembiayaan ........................................................................ 17 2.2. Initial Public Offering (IPO) ................................................................. 18 2.3. Laporan Keuangan ................................................................................ 22 2.4. Kinerja Keuangan.................................................................................. 24 2.5. Analisis Laporan Keuangan .................................................................. 25 2.5.1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan ........................................ 25 2.5.2. Isi Laporan Keuangan .................................................................. 25 2.6. Analisis Rasio Keuangan ...................................................................... 26 2.6.1. Analisis Rasio Rentabilitas .......................................................... 26 2.6.2. Analisis Rasio Likuiditas ............................................................. 27 2.6.3. Analisis Rasio Solvabilitas........................................................... 28 2.6.4. Analisis Rasio Pembiayaan .......................................................... 28 2.7. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 28
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 32 3.1. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 32 3.2. Metode Penelitian.................................................................................. 34 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 34 3.4. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 35 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 35 3.5.1. Analisis Rasio Keuangan ............................................................. 35 3.5.2. Uji Normalitas .............................................................................. 38 3.5.3. Analisis Deskriptif ....................................................................... 39 3.5.4. Analisis Trend .............................................................................. 39 3.5.5. Uji Paired-Samples t Test ............................................................ 39 3.5.5.1 Hipotesis........................................................................................... 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 42 4.1.Gambaran Umum ................................................................................... 42 4.1.1. Profil PT Verena Multi Finance, Tbk .......................................... 42 4.1.2. Profil PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ............................... 42 4.2.Analisis Data .......................................................................................... 43 4.2.1. Uji Normalitas .............................................................................. 43 4.2.2. Perbedaan Kinerja Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk ..... 43 4.2.3. Analisis Perbedaan Rata-rata Uji Beda Paired-Samples t Test .... 57 4.3.Perbandingan kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ......................................................... 62 4.3.1. Perbandingan Kinerja Rentabilitas ............................................... 62 4.3.2. Perbandingan Kinerja Likuiditas.................................................. 64 4.3.3. Perbandingan Kinerja Solvabilitas ............................................... 65 4.3.4. Perbandingan Kinerja Pembiayaan .............................................. 77 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 70 1. Kesimpulan ............................................................................................ 70 2. Saran ....................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72 LAMPIRAN ...................................................................................................... 74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Proses Initial Public Offering ............................................................ …...10 Kerangka pemikiran penelitian ................................................................ 23 Analisis trend ROA PT Verena Multi Finance, Tbk…………………….35 Analisis trend ROA PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk……………..36 Analisis trend ROE PT Verena Multi Finance, Tbk……………………..38 Analisis trend ROE PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk……………...39 Analisis trend BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk………….………...41 Analisis trend BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk……….…………...42 Analisis trend CR PT Verena Multi Finance, Tbk……………………….44 Analisis trend CR PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk………………..45 Analisis trend DER PT Verena Multi Finance, Tbk…..…….…………....47 Analisis trend DER PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk…..…….…….48 Analisis trend DAR PT Verena Multi Finance, Tbk……….....…….…….50 Analisis trend DAR PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk.....…….……..51 Analisis trend pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk.....………………………………………..53 Analisis trend pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk.…………………………………...54 Analisis trend pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk.………………………………….............56 Analisis trend pembiayaan terhadap kewajiban PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk.…………………………………...57 Perbandingan ROA....................................................................................63 Perbandingan ROE….…………………………………………………....63 Perbandingan BOPO……………………………………………………..64 Perbandingan CR………………………………………............................65 Perbandingan DAR…………………………...…………………………..66 Perbandingan DER..…………………………………...............................66 Perbandingan pembiayaan terhadap total aset………..…..........................67 Perbandingan pembiayaan terhadap kewajiban…………………………..68
DAFTAR TABEL
No
Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Perkembangan industri perusahaan pembiayaan tahun 2005-2009 ........... .1 Perkembangan industri perusahaan pembiayaan tahun 2010-2013 ............ 1 Struktur modal PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO………….….3 Struktur modal PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO ….….3 Jumlah perusahaan pembiayaan yang akan diteliti ................................... 24 ROA PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO .................................. 34 ROA PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ................................... 34 ROA PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO ....................... 35 ROA Batavia Prosperindo sesudah IPO .................................................... 36 ROE PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO ................................... 37 ROE PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ................................... 37 ROE Batavia Prosperindo sebelum IPO ................................................... 38 ROE Batavia Prosperindo sesudah IPO .................................................... 38 BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO ................................ 40 BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ................................. 40 BOPO Batavia Prosperindo sebelum IPO ................................................. 41 BOPO Batavia Prosperindo sesudah IPO ................................................. 41 CR PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO ..................................... 43 CR PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ...................................... 43 CR PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO .......................... 44 CR PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ...................................... 44 DER PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO ................................... 46 DER PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ................................... 46 DER Batavia Prosperindo sebelum IPO ................................................... 47 DER Batavia Prosperindo sesudah IPO .................................................... 48 DAR PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO .................................. 49 DAR PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ................................... 49 DAR PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO ....................... 50 DAR PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO ........................ 52 Pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO .............................................................................................. 52 Pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ............................................................................................... 52 Pembiayaan terhadap total aset Batavia Prosperindo sebelum IPO .......... 53 Pembiayaan terhadap total aset Batavia Prosperindo sesudah IPO .......... 54 Pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO .............................................................................................. 54 Pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ............................................................................................... 55 Pembiayaan terhadap kewajiban Batavia Prosperindo sebelum IPO ........ 56 Pembiayaan terhadap kewajiban Batavia Prosperindo sesudah IPO…….56
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Hasil uji normalitas PT Verena Multi Finance, Tbk ............................... .75 Hasil uji normalitas PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ...................... 75 Perhitungan uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PT Verena Multi Finance, Tbk.................................................................. 76 Perhitungan uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ...................................................... 77 Perhitungan statistik deskriptif sebelum dan sesudah IPO PT Verena Multi Finance, Tbk.................................................................. 78 Perhitungan statistik deskriptif sebelum dan sesudah IPO PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ...................................................... 79 Daftar penelitian terdahulu yang relevan .................................................. 80 Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk ................................... 81 Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ........................ 83 Hasil uji beda Paired Samples T Test kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk .................................................................................... 85 Hasil uji beda Paired Samples T Test kinerja keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk ......................................................................... 86 Hasil output beda paired sample T test ROA…………………………….87 Hasil output beda paired sample T test ROE……………………………..88 Hasil output beda paired sample T test BOPO.…………………………..89 Hasil output beda paired sample T test CR..……………………………..90 Hasil output beda paired sample T test DAR…………………………….91 Hasil output beda paired sample T test DER……………………………..92 Hasil output beda paired sample T test pembiayaan terhadap total aset…………………………………………………………………….….93 Hasil output beda paired sample T test pembiayaan terhadap kewajiban……………………………………………………………..…..94
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Industri perusahaan pembiayaan di Indonesia telah tumbuh pesat dan berkembang dengan skala luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Sejarah perusahaan pembiayaan di Indonesia yang terus berkembang dimulai pada tahun 1974 dimana pada saat itu persetujuan dan kodifikasi dari istilah industri multifinance baru disetujui. Pada tahun 1975, perusahaan pembiayaan pertama di Indonesia mulai beroperasi. Pada akhir tahun 1975 dan awal tahun 1980, sektor ini dikenal dalam memudahkan leasing peralatan industri berat. Pada akhir tahun 1980, ketika perekonomian Indonesia mulai bangkit, perusahaan pembiayaanbergerak ke berbagai bidang baru, termasuk melebarkan usaha pada bidang sewa guna, anjak piutang, pembiayaan konsumen, modal usaha, dan penerbitan kartu kredit. Perkembangan perusahaan pembiayaan sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat dari pertumbuhan total aset, total pembiayaan, kewajiban, ekuitas, laba bersih, dan jumlah perusahaan pembiayaan. Berikut adalah data perkembangan perusahaan pembiayaan di Indonesia dari tahun 2005-2013. Tabel 1. Perkembangan industri perusahaan pembiayaan tahun 2005-2009 Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 Total aset 86,896 103,721 120,987 168,450 174,440 Kewajiban 70,861 83,743 96,486 126,106 126,169 Ekuitas 15,413 19,555 24,683 31,966 38,934 Total pembiayaan 61,069 90,742 105,429 131,642 137,183 Laba bersih 2,960 2,798 3,904 6,370 7,830 Jumlah perusahaan 141 152 172 142 148 Tabel 2. Perkembangan industri perusahaan pembiayaan tahun 2010-2013 Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total aset 230,301 291,380 341,775 400,627 Kewajiban 182,470 235,240 275,100 317,880 Ekuitas 47,831 56,140 66,716 82,749 Total pembiayaan 186,354 245,300 302,079 348,026 Laba bersih 8,929 9,140 12,160 14,470 Jumlah perusahaan 161 170 168 158 Sumber : Infobank (2013)
2
Perkembangan perusahaan pembiayaan yang begitu pesat tersebut membutuhkan dana yang besar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Industri pembiayaan yang mencakup consumer finance, leasing, dan anjak piutang mayoritas mengandalkan sumber dana dari pinjaman bank dan sebagian kecil dari pinjaman langsung lainnya dalam negeri dan asing, alternatif sumber dana lain seperti Initial Public Offering (IPO) dan penerbitan obligasi. Peranan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan selalu dianggap menarik oleh perusahaan (Saragih dan Siswaji, 2005). Pada tahun 2008, perusahaan pembiayaan dihadapkan pada tekanan ketersediaan sumber dana untuk ekspansi bisnisnya ditengah kondisi sektor otomotif yang bertumbuh melambat serta daya beli masyarakat yang berkurang seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan global. Krisis ekonomi global tersebut salah satunya disebabkan oleh kebangkrutan bank investasi raksasa Amerika Serikat, Lehman Brothers yang menimbulkan dampak negatif bagi berbagai industri keuangan. Pada kondisi pasar keuangan yang sedang bergejolak seperti pada saat itu, kondisi likuiditas perbankan relatif ketat, sumber dana dari perbankan tentunya juga relatif sulit diperoleh kecuali dengan tingkat bunga yang lebih tinggi, menjadikan ekspansi bisnis melambat. Sementara itu, tekanan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat akibat krisis terjadi akan berpotensi meningkatkan kredit bermasalah perusahaan pembiayaan. Tetapi ada dua perusahaan yang melakukan IPO pada masa satu tahun setelah krisis keuangan global terjadi. Perusahaan pembiayaan tersebut adalah PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Perusahaan tersebut melakukan IPO masing-masing pada tanggal 25 Juni 2009 dan 1 Juni 2009. PT Verena Multi Finance, Tbksaat ini memiliki kantor pusat di Jakarta dan telah memiliki 29 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa,
Sumatera,
Kalimantan,
dan
Sulawesi.Sedangkan
PT
Batavia
Prosperindo Finance, Tbk saat ini memiliki kantor pusat di Jakarta dan telah memiliki 41 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kegiatan usaha perusahaan sesuai Anggaran
3
Dasar meliputi pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang, dan kartu kredit. Saat ini PT Verena Multi Finance, Tbk lebih menititikberatkan pada kegiatan jasa pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha, sedangkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk lebih menitikberatkan usahanya di pembiayaan konsumen. Tabel 3 menunjukkan struktur modal PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum melakukan IPO. Pada 25 Juni 2009, PT Verena Multi Finance, Tbk melakukan penawaran umum saham Perdana/Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode VRNA.
Tabel 3. Struktur modal PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan Rupiah) Indikator Tahun 2005 2006 2007 2008 Modal Saham 54,200 50,000 50,000 97,816 Laba ditahan 2,446 6,530 1,292 8,932 Laba (Rugi) Tahun Berjalan 6,487 1,916 5,238 11,929 Total Ekuitas 63,133 58,446 56,530 118,667 Sumber : Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Pada tabel 4 menunjukkan struktur modalPT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum melakukan IPO. Pada 1 Juni 2009, PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk melakukan penawaran umum saham Perdana/Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode BPFI.
Tabel 4. Struktur modal PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan Rupiah) Tahun Indikator 2005 2006 2007 2008 Modal Saham 35,000 40,000 40,000 55,000 Laba ditahan 3,483 3,168 5,352 (4,625) Laba (Rugi) Tahun Berjalan 4,685 2,185 5,270 11,003 Total Ekuitas 43,168 45,353 50,623 61,378 Sumber : Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
4
Perusahaan pembiayaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu menyediakan modal yang cukup agar memungkinkan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya untuk menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis/darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan pembiayaan tersebut.Salah satu indikator penting untuk mengetahui perbedaan performanceperusahaan pembiayaan sebelum dan sesudah IPO dapat diketahui melalui kinerja keuangannya. Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah Initial Public Offering. Oleh karena itu, penulis memilih judul penelitian “Dampak Initial Public Offering terhadap Kinerja Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Rasio yang digunakan untuk penelitian ini meliputirasio rentabilitas ((return on asset (ROA),return on equity (ROE), bebanoperasional terhadap beban operasional(BOPO)), rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas ((debt equity ratio (DER), debt to asset ratio (DAR)), rasio pembiayaan (pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban). 1.2. Perumusan Masalah Kebutuhan dana yang tidak sedikit untuk mengembangkan usaha serta perubahan status perusahaan menjadi perusahaan publik adalah sebagai upaya dalam pengembangan perusahaan dan peningkatan kinerja demi mencapai visi perusahaan, maka setelah perubahan status tersebut perusahaan dituntut diharapkan dapat menunjukkan kinerja keuangannya. Analisis kinerja keuangan suatu perusahaan pada dasarnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan menggunakan rasio keuangan yng akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan mendatang. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah IPO?
5
2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO 3. Apakah IPO yang dilakukan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk memberikan signifikansi terhadap kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah IPO. 2. Menganalisis perbandingan kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO. 3. Menganalisis apakah IPO yang dilakukan oleh PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk memberikan signifikansi terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai dan manfaat kepada berbagai pihak khususnya bagi perusahaan perusahaan pembiayaan maupun bagi pembaca dan peneliti selanjutnya. 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan sehingga dapat memperbaiki kinerja keuangannya. 2. Bagi pembaca dan peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi calon investor, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang dapat diambil bila calon investor ingin melakukan investasi saham pada perusahaan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas mengenai analisis kinerja keuangan pada perusahaan pembiayaan yang melakukan IPOdengan membandingkan kondisi keuangan sebelumdan sesudah IPO, periode 2005sampai dengan 2013. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan pembiayaan yang melakukan IPO
6
pada tahun 2009, satu tahun setelah terjadinya krisis sektor keuangan. Kondisi kinerja dianalisis dengan rasio keuangan dan dibandingkan dengan analisis deskriptif serta analisis trend untuk melihat kecenderungan kondisi di masa depan. Selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidak adanya signifikansi IPO terhadap kinerja keuangan, digunakan analisis dengan uji PairedSamples-t-Test.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perusahaan Pembiayaan 2.1.1.Pengertian Perusahaan Pembiayaan Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan) yang dilakukan secara terus menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. Definisi mengenai perusahaan pembiayaan secara jelas telah dimuat di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan dalam pasal 1 huruf (b) mengatakan bahwa perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan yang menjadi pedoman kegiatan pembiayaan saat ini. 2.1.2.Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan Industri
perusahaan
pembiayaan
di
Indonesia
berada
dibawah
pengawasan Biro Pembiayaan dan Penjaminan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), Departemen Keuangan. Jenis usaha perusahaan pembiayaan terdiri dari jasa sewa guna usaha (leasing), pembiayaan
anjak
piutang
(factoring),
pembiayaan
konsumen,
dan
pembiayaan kartu kredit. 1. Sewa Guna Usaha (Leasing) Kelompok ini mencakup pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila jangka waktunya sudah habis lease boleh membeli barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. 2. Pembiayaan Anjak Piutang (Factoring) Kelompok ini mencakup usaha yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembeli atau pengalihan piutang atau tagihan
8
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. 3. Pembiayaan Konsumen (Consumer Credits) Kelompok ini mencakup usaha yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan pembiayaan pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan konsumen (consumer finance) yaitu kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. 4. Pembiayaan Kartu Kredit (Credit Card) Kelompok ini mencakup usaha yang kegiatan utamanya melakukan pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit. Usaha kartu kredit (credit card) yaitu kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit. Perusahaan pembiayaan (perusahaan pembiayaan) merupakan sub sektor dari sektor keuangan (finance). Sektor keuangan lainnya di Bursa Efek Indonesia yaitu bank, perusahaan efek, asuransi, dan lainnya. Perusahaan Pembiayaan pada Bursa Efek Indonesia sudah ada sejak tahun 1989. 2.2. Initial Public Offering (IPO) Initial Public Offering (selanjutnya disebut sebagai IPO) adalah penawaran atau penjualan saham suatu perusahaan untuk pertama kalinya kepada masyarakat (atau publik) di pasar modal atau bursa (Hartono dan Ali, 2002; Midiastuti dan Ilyas, 2004). Perusahaan yang telah melakukan IPO sering disebut perusahaan publik (Ang, 1997). Sedangkan menurut Sitompul (2004), Initial Public Offering merupakan penjualan saham suatu perusahaan kepada para investor (pemodal) yang dilakukan untuk pertama kalinya. Terdapat berbagai macam manfaat dan konsekuensi yang harus ditanggung perusahaan ketika melakukan go public. Manfaat tersebut sebagaimana ditulis dalam modul Panduan Go Public yang dikeluarkan oleh JSX yaitu: 1. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru
9
Dengan menjadi perusahaaan publik, perusahaan bisa memperoleh dana dari penjualan saham yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha, baik untuk penambahan modal kerja maupun ekspansi usaha. 2. Memberikan Competitive Advantage dalam Pengembangan Usaha Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan dituntut oleh banyak pihak untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja operasionalnya. Selain itu melalui penjualan saham perusahaan juga berkesempatan untuk mengajak para partner kerjanya untuk turut memegang saham perusahaan. 3. Peningkatan Kemampuan Going Concern Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk kondisi yang dapat membangkrutkan perusahaan. Sebagai contoh dengan menjadi perusahaan publik, jika perusahaan tersebut mengalami gagal bayar hutang maka tersedia jalan keluar bagi kreditur untuk mengkonversi hutang menjadi saham yang selanjutnya saham tersebut bisa dijual melalui mekanisme bursa. 4. Meningkatkan Citra Perusahaan Dengan go public perusahaan akan mendapatkan perhatian media dan komunitas keuangan. Hal ini berarti perusahaan mendapat publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Saham adalah surat berharga sebagai tanda bukti kepemilikan atas perusahaan penerbit saham. Perusahaan penerbit saham disebut sebagai emiten, sedangkan pihak pembeli disebut sebagai investor. Istilah pertama kalinya dalam definisi IPO memunculkan adanya pasar perdana, yang didefinisikan
sebagai
pasar
dimana
perusahaan-perusahaan
publik
menawarkan saham atau efek kepada calon investor untuk pertama kalinya. Sedangkan transaksi selanjutnya yang dilakukan di bursa disebut sebagai pasar sekunder (Ang, 1997). Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang telah diatur dalam undang-undang tersebut dan peraturan
10
pelaksanaannya (Hartono dan Ali, 2002). Selain itu, penawaran perdana dilakukan setelah perusahaan memperoleh izin dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang menetapkan prosedur peraturan khusus yang harus dipatuhi oleh perusahaan (Hartono dan Ali, 2002) dan sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder atau bursa efek (Hartono dan Ediningsih, 2004). Proses IPO di pasar perdana dapat dilihat pada gambar 1. Dari gambar 1 dapat dijelaskan bahwa proses pertama dimana profesional dan lembaga pendukung pasar modal membantu emiten dalam menyiapkan dokumen penawaran publik. Proses kedua, emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM. Proses ketiga menunjukkan bahwa pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM. Dan yang terakhir, emiten bersama profesional dan lembaga pendukung melakukan penawaran publik di pasar modal.
Profesional
Pasar Modal
Pendukung
BAPEPAM EMITEN
Lembaga
dan
PASAR PERDANA
Gambar 1. Proses Initial Public Offering (IPO) Sumber: Hartanto dan Ediningsih (2004) Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan harus menerbitkan prospektus. Propektus adalah dokumen utama perusahaan yang akan melakukan IPO yang antara lain berisikan ukuran-ukuran kinerja akuntansi berupa laporan keuangan yang telah telah diaudityang nantinya akan menjadi informasi utama bagi calon investor (Hartono dan Ali, 2002). Prospektus juga harus memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor. Dengan adanya informasi tersebut, maka investor bisa mengetahui prospek perusahaan di masa mendatang,
11
sehingga dimungkinkan tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan oleh emiten (Ang, 1997; Hartanto dan Ediningsih, 2004). Oleh karena itu, emiten wajib menyampaikan laporan berkala atau laporan atas peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek yang bersangkutan kepada BAPEPAM dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat (Ang, 1997). Penjualan sekuritas di pasar perdana dilakukan oleh underwriter (penjamin emisi) yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Pada umumnya underwriter mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai pemberi saran kepada perusahaan yang akan melakukan go public (advisory function), sebagai penjamin penjualan saham perdana dan bersedia membeli sisa sekuritas yang tidak terjual (underwritingfunction), serta sebagai pemasar saham kepada investor (marketing function) (Hartanto dan Ediningsih, 2004). Namun dalam prakteknya tidak semua underwriter bersedia memberikan jaminan full commitment (menjamin semua saham akan terjual), tetapi biasanya hanya berani memberikan jaminan best effort (berusaha sebaik mungkin) untuk menjual saham yang diterbitkan oleh perusahaan (Hartanto dan Ediningsih, 2004). Prospektus juga mencantumkan harga saham yang akan dijual (offering price) yang telah ditentukan dahulu oleh emiten dan underwriter. Dalam penentuan offering price, underwriter dan emiten banyak menghadapi kesulitan untuk menentukan harga yang wajar. Underwriter cenderung untuk menetapkan offering price yang lebih rendah dari harga yang diinginkan perusahaan, dengan tujuan untuk menekan risiko tanggung jawabnya jika saham yang ditawarkan tidak habis terjual (Hartanto dan Ediningsih, 2004). Menurut Gumanti (2002), keputusan sebuah perusahaan untuk menjadi perusahaan publik (go public) merupakan suatu keputusan yang penuh dengan pertimbangan dan perhitungan karena dengan menjadi perusahaan publik, maka perusahaan tersebut akan dihadapkan pada beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan (benefits) maupun yang merugikan (costs). Salah satu alasan utama suatu perusahaan menjadi perusahaan publik adalah adanya dorongan atas kebutuhan modal (capital needs). Ditambahkan pula oleh Gumanti (2002) bahwa perusahaan yang go
12
public biasanya adalah perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Oleh karena itulah perusahaan tersebut dituntut untuk mampu menyediakan dana untuk keperluan ekspansi dan/atau keperluan untuk investasi baru. Seperti dikatakan bahwa proses go publicakan menimbulkan adanya kerugian (costs). Menurut Gumanti (2002), kerugian tersebut muncul antara lain dikarenakan adanya kewajiban perusahaan untuk menyajikan informasi secara lengkap berkaitan dengan segala hal yang sekiranya memiliki nilai atau dapat mempengaruhi penilaian calon investor. Kerugian lain adalah biaya untuk membayar auditor, penjamin emisi (underwriter), percetakan, promosi, penasehat hukum dan lain-lain, yang nilainya bervariasi sesuai pada besar kecilnya (skala) perusahaan dan nilai penawarannya. Ini berarti bahwa proses go public memerlukan biaya yang tidak sedikit. Menurut Brigham (2001) biaya merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap labarugi sebuah perusahaan. Sedangkan keuntungan (benefits) yang diperoleh dari proses go public menurut Gumanti (2002) adalah memperoleh tambahan modal yang relatif lebih mudah dan berbiaya rendah, likuiditas saham akan semakin meningkat, dan secara otomatis perusahaan akan lebih dikenal oleh publik sehingga semakin memungkinkan perusahaan untuk bersosialisasi dengan lebih baik. Nasir dan Pamungkas (2005) juga menyatakan bahwa go public dapat dijadikan sebagai salah satu cara pembiayaan yang murah dan cara untuk memperoleh dana (modal) yang relatif besar. Ditambahkan pula oleh Nasir dan Pamungkas (2005) bahwa aliran dana yang cukup besar dari para pemodal akan dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang melakukan proses IPO tersebut. 2.3. Laporan Keuangan 2.3.1. Pengertian Harahap mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu peusahaan pada suatu saat tertentu atau suatu jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: neraca atau laporan laba rugi,
13
laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan. Penilaian kinerja perusahaan sangat penting untuk dilakukan, baik itu oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun oleh stockholder (pemegang saham) yang lain. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator. Salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Payamta dan Machfoedz, 1999). Seperti telah diungkapkan bahwa sebelum perusahaan emiten melakukan proses IPO, perusahaan yang bersangkutan harus menerbitkan suatu prospektus yang salah satunya juga berisi ukuranukuran kinerja akuntansi berupa laporan keuangan yang telah diaudit. Fungsi laporan keuangan perusahaan bagi manajemen adalah sebagai dasar kebijakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa mendatang, serta sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa mendatang. Sedangkan fungsi laporan keuangan perusahaan bagi investor adalah sebagai dasar kebijakan dalam memprediksi masa depan (Brigham, 2001). Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun mengikuti kaidah-kaidah standar penyusunan laporan keuangan (Nasir dan Pamungkas, 2005). Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, kinerja suatu perusahaan juga dapat dinilai berdasarkan perubahan harga dan return saham perusahaan yang bersangkutan di bursa efek (Payamta dan Machfoedz, 1999). Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kulitas manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan (1) Neraca, (2) Laporan rugi laba, dan (3) Laporan aliran kas. Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Halim dan Hanafi, 2007).
14
Menurut Brigham (2001), rasio keuangan yang berguna untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas lima kategori yaitu: 1. Rasio likuiditas, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang yang telah jatuh tempo. 2. Rasio manajemen aset, adalah rasio yang mengukur keefektifan perusahaan dalam mengelola asetnya. 3. Rasio manajemen hutang, adalah rasio yang mengukur nilai besaran perusahaan dibiayai dengan hutang, dan kemungkinan tidak terpenuhinya hutang perusahaan. 4. Rasio rentabilitas atau rentabilitas, adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aset, dan manajemen hutang terhadap hasil operasi perusahaan. 5. Rasio nilai pasar, adalah rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor adalah perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan Ditambahkan pula oleh Brigham (2001), meskipun rasio-rasio keuangan tersebut dapat memberikan informasi berkenaan dengan operasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, namun rasio-rasio tersebut tetap memiliki keterbatasan yang juga harus dipertimbangkan. Masalah dalam penggunaan rasio-rasio keuangan tersebut akan muncul bila dilakukan analisis pada perusahaan dengan divisi atau jenis industri yang berbeda. 2.4. Kinerja Keuangan Kinerja (performance) perusahaan secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam operasionalnya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu yang biasanya diukur dengan indikator solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas perusahaan. Penilaian aspek kualitas asset dan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran
perusahaan
sebagai
Perusahaan
Pembiayaan.
Penilaian
aspek
rentabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit, yang sudah
15
barang tentu penting bagi para pemilik. Dengan kinerja Perusahaan Pembiayaan yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak ekstern perusahaan. 2.5.Analisis Laporan Keuangan 2.5.1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Hanafi (2003: 5), suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada
dasarnya
karena
ingin
mengetahui
tingkat
rentabilitas
(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Sedangkan menurut Munawir (1995: 34), analisis laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga data yang telah diperoleh dapat diperbandingkan atau dianalisa lebih lanjut agar memperoleh data untuk mendukung keputusan yang akan diambil. Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan perhitungan dan kemungkinan dimasa depan untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 2.5.2. Isi Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan sumber dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
16
laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan 2.6. Analisis Rasio Keuangan Harahap (2004) menjelaskan rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lain yang
mempunyai
hubungan
relevan
dan
signifikan.
Rasio
ini
menyederhanakan informasi dengan menggambarkan hubungan antara satu pos tertentu dan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos dan membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya (Martono, 2003).
2.6.1. Analisis Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan rentabilitas yang dicapai oleh Perusahaan Pembiayaan yang bersangkutan. Analisis rasio rentabilitas suatu Perusahaan Pembiayaan antara lain sebagai berikut (Dendawijaya, 2005): 1. Return on Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Perusahaan Pembiayaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan
17
pembiayaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pembiayaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan pembiayaan tersebut dari segi penggunaan aset. 2. Return on Equity (ROE) ROE
adalah
perbandingan
antara
laba
bersih
perusahaan
pembiayaan dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan pembiayaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan pembiayaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan pembiayaan. 3. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan (Kuncoro dan Suharjono, 2002). 2.6.2. Analisis Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan Perusahaan Pembiayaan dalam memenuhi kewajibankewajiban yang sudah jatuh tempo. Berikut adalah salah satu rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu Perusahaan
Pembiayaan
antara
lain
adalah
sebagai
berikut
(Dendawijaya, 2005): 1. Current Ratio Current Ratio adalah perbandingan dari total hutang lancar (hutang jangka pendek) dibandingkan dengan aset lancar. Rasio ini digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki.
18
2.6.3. Analisis Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik kewajiban jangka pendek dan jangka panjang jika perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi.
1. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio adalah menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Menurut Sawir (2001:13) menyatakan bahwa debt to equity ratio adalah menggambarkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. 2. Debt to Asset Ratio Debt to asset ratio adalah rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aset diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aset yang dibelanjai oleh hutang. 2.6.4. Analisis Rasio Pembiayaan Analisis rasio pembiayaan adalah alat untuk menganalisis atau mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan penyaluran dana. Analisis rasio pembiayaan suatu Perusahaan Pembiayaan antara lain sebagai berikut (Kuncoro dan Suhardjono, 2002): 1. Pembiayaan terhadap total aset 2. Pembiayaan terhadap total kewajiban
2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan setelah penawaran perdana (IPO) telah dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Jain dan Kini (1994) pada perusahaan yang melakukan proses
19
IPO periode tahun 1976-1988 dengan sampel penelitian sebanyak 682 perusahaan. Penelitian tersebut mengamati kinerja operasional keuangan perusahaan pada satu tahun sebelum IPO hingga tiga tahun setelah IPO. Variabel-variabel yang diteliti antara lain operating Return on Assets, operating cash flows/total assets, sales, asset turnover, dan capital expenditures. Hasil yang diperoleh dari analisis COMPUSTAT menunjukkan terjadinya peningkatan dalam sales dan capital expenditures, serta terjadinya penurunan pada variabel operating return on asset, operating cash flows/total assets, dan asset turnover. Dalam kesimpulan bahkan dikatakan bahwa secara substansial kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan. Perusahaan secara keseluruhan tidak dapat mempertahankan kinerja yang telah dicapai seperti saat sebelum dilakukan proses IPO. Meskipun, hasil dari IPO menunjukkan terjadi peningkatan dalam sales dan capital expenditures, namun hasil dari IPO juga menunjukkan adanya penurunan rentabilitas. Penelitian oleh Payamta dan Machfoedz (1999) melakukan evaluasi kinerja perusahaan perbankan sebelum dan sesudah menjadi perusahaan publik. Dalam penelitiannya, Payamta dan Machfoedz (1999) menggunakan rasio-rasio CAMEL yang merupakan dasar penilaian kinerja perbankan dengan variabel-variabel antara lain CAR, RORA, NPM, ROA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), NCM, dan rasio kredit terhadap dana yang diterima (KDN). Sampel yang digunakan adalah 22 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta hingga akhir tahun 1996, yang telah memenuhi kriteria purposive sampling. Penelitian yang menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon dan uji Manova, memberikan hasil bahwa kinerja rasio-rasio perbankan tersebut tidak mengalami perbedaan yang signifikan untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah IPO. Meskipun beberapa di antara rasio seperti CAR, RORA, dan NCM memberikan indikasi adanya perbedaan yang signifikan untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah IPO, namun Payamta dan Machfoedz (1999) menilai perbedaan kinerja tersebut hanya bersifat temporer dan tidak konsisten. Hal ini mungkin terjadi karena emiten telah menetapkan kinerja sebelum IPO yang terlalu tinggi, dengan cara melakukan window dressing. Menurut Payamta dan Machfoedz
20
(1999), windows dressing adalah penyajian laporan keuangan yang menunjukkan laba tahun berjalan yang tinggi. Penelitian oleh Manalu (2002) juga menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang melakukan IPO dari tahun 1982 hingga Agustus 2000. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 27 perusahaan perbankan. Sedangkan variabel-variabel yang digunakan antara lain adalah CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, (rasio kewajiban bersih antarbank terhadap modal inti) X, LDR, NIM, CR, dan QR. Penelitian yang dilakukan dengan uji peringkat tanda Wilcoxon ini memberikan hasil bahwa proses IPO memberikan perubahan yang signifikan pada kinerja perbankan untuk semua variabel kecuali pada indikator CAR untuk tahun-tahun tertentu. Manalu (2002) menyatakan bahwa secara keseluruhan kebijakan go public yang ditempuh oleh perusahaan perbankan dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Ditambahkan pula bahwa go public masih merupakan alternatif yang lebih baik untuk menambah modal dan memperbaiki struktur funding serta cost of capital yang baik. Penelitian oleh Hsun dan Tzu (2003) menganalisis kinerja operasional 884 perusahaan yang melakukan IPO antara tahun 1995-1999 dan terdaftar di Shanghai Stock Market (437 perusahaan) dan Shenzhen Stock Market (447 perusahaan). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain variabel pertumbuhan (diukur dari operating revenue dan net profit growth rates), variabel rentabilitas (diukur dari earnings per shares (EPS) dan Return on Equity(ROE)), serta variabel stabilitas (diukur dari quick ratio dan current ratio). Penelitian menggunakan uji ANOVA ini memberikan hasil bahwa proses IPO hanya mengakibatkan perubahan yang signifikan pada indikator variabel rentabilitas yaitu EPS dan ROE pada perusahaan yang terdaftar di Shanghai Stock Market dengan tingkat signifikansi 1%, namun indikator pertumbuhan pendapatan operasi dan pertumbuhan laba bersih tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sedangkan dengan menggunakan uji beda untuk sebelum dan sesudah IPO, hasil kinerja keuangan yang diperoleh setelah proses IPO menunjukkan bahwa operating revenue, net profit growth rates, EPS, dan ROE cenderung menurun tajam setelah proses IPO. Dikatakan
21
pula bahwa IPO yang dilakukan oleh perusahaan di Pasar Modal China tidak memberikan keuntungan yang berarti bagi kinerja operasional perusahaan dan pada kenyataannya malah cenderung memburuk. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wei et al. (2003) menguji kinerja keuangan dan operasional perusahaan di China yang melakukan proses IPO antara tahun 1990-1997. Sampel yang digunakan sebanyak 208 perusahaan yang terdiri atas 166 perusahaan yang tercatat di Shanghai Stock Exchange dan 42 perusahaan yang tercatat di Shenzhen Stock Exchange. Variabelvariabel yang diteliti antara lain return on sales (ROS), net profit level, real sales, real assets, total employment,sales efficiency dan total debt to total assets (TOTA). Hasilyang diperoleh dari menyatakan adanya kemajuan yang signifikan pada real sales, real assets, sales efficiency, dan net profit level, serta penurunan yang signifikan pada rasio leverage sesudah IPO yang diukur dari TOTA. Namun ditemukan pula dalam penelitian ini dengan tidak adanya yang perubahan signifikan pada tingkat keuntungan (rentabilitas) yang pada penelitian ini diukur melalui ROS. Ringkasan penelitian terdahulu dapat dilihat padalampiran 7.
22
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Pertumbuhan
industri
pembiayaan
berkembang semakin
pesat
beberapa tahun kebelakang. Menurut Asosiasi Perusahaan Perusahaan Pembiayaan (APPI) rata-rata pertumbuhan perusahan pembiayaan mencapai 15% per tahun. Hal tersebut juga harus diimbangi dengan penyediaan dana untuk mendukung ekspansi industri pembiayaan itu sendiri. Kebutuhan dana yang besar mendorong perusahaan pembiayaan mencari alternatif sumber pendanaan lainnya, salah satunya dengan Initial Public Offering (IPO). Selain untuk
mendapatkan tambahan
dana
untuk
penyaluran
pembiayaan, mengembangkan usaha juga merupakan alasan lain bagi PT PT Verena Multi Finance, Tbk Tbk dan PT PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Tbk untuk melakukan Initial Public Offering pada tahun 2009. Penelitian ini menganalisis dengan membandingkan variabel fundamental kinerja keuangan sebelum dan sesudah Initial Public Offering. Adapun
kinerja
keuangan
yang
diukur
menggunakan
rasio
profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Rasio profitabilitas diukur menggunakan return on equity, return on assets dan beban pendapatan operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio likuiditas diukur menggunakan current ratio. Rasio. Rasio solvabilitas mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang, rasio ini diukur menggunakan debt to equity ratio dan debt to total assets. Sedangkan rasio pembiayaan diukur dengan pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban. Gambaran mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dengan
cara melakukan interpretasi
atau
analisis
terhadap laporan
keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
23
Perlunya melakukan IPO bagi perusahaan
BEI Investor
Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebelum IPO
Laporan keuangan setelah IPO
Pengukuran Kinerja Keuangan: 1. Rentabilitas 2. Likuiditas 3. Solvabilitas 4. Pembiayaan
Perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO: - Uji Normalitas - Analisis Deskriptif - Analisis Trend - Paired Sample t Test
Hasil
Rekomendasi
Gambar 2. Kerangka pemikiranpenelitan
24
3.2. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian deskriptif komparatif yang bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia (Nazir, 2003).
3.3. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pembiayaan yang listed di BEI pada tahun 2009, yaitu satu tahun setelah terjadinya krisis ekonomi global. Sesuai dengan informasi yang ada di BEI tahun 2009 terdapat 2 perusahaan pembiayaan yang listed di BEI. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah metode purposive samplingwith judgement. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria – kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan pembiayaan yang listed di BEI pada tahun 1990 - 2013 dan aktif melakukan transaksi tahun 2005 – 2013; dan 2. Melakukan Initial Public Offering pada tahun 2009, satu tahun setelah krisis keuangan global. Berikut ini merupakan perkembangan jumlah perusahaan pembiayaan yang akan diteliti disajikan dalam tabel 5 berikut: Tabel 5. Jumlah perusahaan pembiayaan yang akan diteliti No
Keterangan
Perusahaan Pembiayaan 1. Jumlah perusahaan yang terdaftar dan aktif di BEI 13 sampai dengan tahun 2013 2. Mempunyai data laporan keuangan neraca dan laba rugi 8 tahun 2005 - 2013 3. Merupakan perusahaan yang listed di Bursa Efek 2 Indonesia pada tahun 2009, satu tahun setelah krisis ekonomi global 4. Jumlah perusahaan yang akan diteliti 2 Sumber: www.idx.co.id
25
3.4. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 dan laporan keuangan yang digunakan adalah pada periode 2005 sampai dengan 2013. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa pendekatan kuantitatif (Walpole, 1995) dengan analisis komparatif. Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan sumber lainnya yang berasal dari sumber bacaan seperti jurnal, data dari internet, serta literatur-literatur yang terkait dengan penelitian. Penelitian analisis komparatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan fenomena yang ada (Asnawi dan Wijaya, 2006; Husein, 2000). Berdasarkan hal ini, peneliti membandingkan rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan rasio pembiayaan perusahaan sebelum menyelenggarakan IPO dengan estimasi rentabilitas, likuiditas,
solvabilitas,
dan
rasio
pembiayaan
perusahaan
setelah
menyelenggarakan IPO. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik existing statistic. Berdasarkan data statistik yang dikumpulkan pada penelitian terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh pemeritah atau institusi. Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini digunakan analisis dengan data dengan tahapan berikut:
3.5.1. Analisis Rasio Keuangan Peneliti memberikan batasan-batasan terhadap variabel yang diteliti dalam pengajuan hipotesis, maka dapat diketahui terdapat dau variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO. Variabel kinerja keuangan yang
26
digunakan antara lain rasio rentabilitas (ROA, ROE, dan NPM), rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt Equity to Ratio dan Debt to Total Asset) dalam jangka waktu 4 tahun mulai dari tahun 2005 sampai dengan 2008. 2. Variabel kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah melakukan IPO. Variabel kinerja keuangan yang digunakan antara lain rasio rentabilitas (ROA, ROE, dan BOPO), rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt Equity to Ratio dan Debt to Total Asset) dalam jangka waktu 4 tahun mulai dari tahun 2010 sampai dengan 2013. Rasio kinerja keuangan yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas atau rentabilitas menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Semakin besar rentabilitas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Rentabilitas diukur dengan menggunakan, Return on Asset, Return on Equity, dan Earning per Share. Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Return on Asset Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Return on Asset =
Laba Setelah Pajak Total Aset
x 100%
(1)
b. Return on Equity Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
Return on Equity =
Laba Setelah Pajak Modal Sendiri
x 100%
(2)
27
c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.
BOPO =
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
x 100%
(3)
2. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan kas dan setara kas pada perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Operasionalisasi variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi kewajiban lancar. Semakin besar hasil perbandingan aset lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek.
Current Ratio =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
x 100%
(4)
3. Rasio Solvabilitas (Leverage) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, rasio ini biasa juga disebut rasio leverage. Semakin rendah tingkat leverage semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang, yang berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya (Husnan dan Pudjiastuti, 1994). Solvabilitas diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio dan Debt to Total Asset. Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Debt Equity Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dngan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
28
seluruh utang, termauk utang lancar dengan seluruh equitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2010).
Debt Equity Ratio =
Total Hutang Total Modal Sendiri
x 100%
(5)
b. Debt to Total Asset Ratio Menggambarkan aset yang digunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Debt to Total Asset Ratio =
Total Hutang Total Aset
x 100%
(6)
Untuk menjawab permasalahan kedua dalam penelitian ini diajukan analisis data dengan tahapan berikut:
3.5.2. Uji Normalitas Penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui kenormalan data dengan hipotesis. Uji ini digunakanuntuk menguji dua sampel independen yang telah ditarik dari populasi yang sama ataudari populasi yang berdistribusi sama. Uji ini digunakan untuk menentukan jenis pengujian hipotesis yang akan dilakukan. Adapun kriteria pengujian adalah jika angka signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data berdistribusi normal sehingga hipotesis diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Intrepretasi output dari Kolmogorov-Smirnov menggunakan level of significant (α) 5 %. Intrepretasi outputnya (Nugroho, 2006), sebagai berikut: Ho = Data variabel terdistribusi dengan normal. Ha = Data variabel tidak terdistribusi secara normal. 3.5.3. Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
merupakan
analisis
yang
berguna
untuk
menggambarkan besar kecilnya tingkat variabel dalam suatu penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan
29
nilai minimum berguna untu memberikan gambaran atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan yang telah dilakukan.
3.5.4. Analisis Trend Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atas peramalan pada masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan Minitab 17 untuk menganalisa trend dari kinerja keuangan perusahaan. Secara umum untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.
3.5.5. Uji Paired-Samples t Test Selanjutnya setelah melakukan uji normalitas data dilanjutkan dengan uji Paired-Samples t Test untuk menguji hipotesis. Uji Paired-Samples t Test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud di sini adalah sampel yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Data perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah sampel pertama sebelum dilakukan IPO dan sampel kedua setelah dilakukan IPO, sehingga output-nya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum dan sesudah IPO.
30
3.5.5.1 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan kesimpulan dan teori-teori sebelumnya maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah: Variabel Return on Asset Ho1: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on asset sebelum dan sesudah IPO. Ha1: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on asset sebelum dan sesudah IPO. Variabel Return on Equity Ho2: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Return on Equity sebelum dan sesudah IPO. Ha2: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Return on Equity sebelum dan sesudah IPO. Variabel BOPO Ho3: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata beban operasional terhadap pendapatan operasionalsebelum dan sesudah IPO. Ha3: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata beban operasional terhadap pendapatan operasionalsebelum dan sesudah IPO. Variabel Current Ratio Ho4: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata current ratio sebelum dan sesudah IPO. Ha4: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata current ratio sebelum dan sesudah IPO. Variabel Debt to Asset Ratio Ho5: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to asset ratio sebelum dan sesudah IPO. Ha5: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to asset ratio sebelum dan sesudah IPO.
31
Variabel Debt to Equity Ratio Ho6: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to equity ratio sebelum dan sesudah IPO. Ha6: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to equity ratio sebelum dan sesudah IPO. Intrepretasi output dapat dilihat dari nilai t dan Sig.(2-tailed). Kesimpulan dapat diambil melalui penerimaan dan penolakan hipotesis yang diusulkan (Nugroho, 2006), yaitu: 1. Ho diterima jika t-hitung < t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) > level of significant (α). 2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) < level of significant (α).
32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Profil PT Verena Multi Finance, Tbk Pada tahun 2003 PT Verena Multi Finance, Tbk resmi beroperasi sebagai perusahaan pembiayaan otomotif dengan cabang yang tersebar di kota Jakarta. Selanjutnya untuk mengembangkan bisnisnya, maka pada tanggal 25 Juni 2009, PT Verena Multi Finance, Tbk resmi menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT PT Verena Multi Finance, Tbk, Tbk dimana sahamnya tercatat
dan
diperdagangkan
pada
Bursa
Efek
Indonesia.
Untuk
mengembangkan usahanya serta memenuhi kebutuhan masyarakat, pada tahun 2010 Perseroan merubah namanya menjadi PT PT Verena Multi Finance, Tbk, Tbk, dimana fokus pembiayaannya pada pembiayaan otomotif dan sewa guna usaha untuk mesin dan alat berat. Saat ini jumlah cabang Perseroan berjumlah 29 cabang.
4.1.2.Profil PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (BPF) adalah suatu perusahaan pembiayaan yang berkantor pusat di Jakarta. BPF telah memperoleh ijin usaha yang meliputi sewa pembiayaan, anjak piutang, kartu kredit dan pembiayaan konsumen, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 90/KMK.017/1995 pada tanggal 15 Februari 1995. Pada saat ini, perusahaan fokus pada usaha pembiayaan konsumen yaitu pembiayaan kendaraan bermotor roda empat, terutama mobil bekas (used car). BPF telah memiliki 41 kantor cabang di Pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, Selawesi, Nusa Tenggara Barat dan 2 kantor perwakilan di Bekasi dan Tangerang. PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk mendaftarkan saham BPF di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Mei 2009 dan resmi tercatat di BEI pada bulan Juni 2009.
33
4.2. Analisis Data 4.2.1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan data pada variabel penelitian, yaitu return on equity, return on assets, beban Operasional terhadap pendapatan operasional, current ratio, debt to equity ratio, debt to total assets, pembiayaan terhadap total aset, dan pembiayaan terhadap total kewajibansehingga dapat digunakan untuk menentukan analisis hipotesis yang akan digunakan. Pengujian normalitas yang digunakan adalah one-sample Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov pada PT Verena Multi Finance, Tbk memperlihatkan signifikansi masing-masing untuk return on asset sebesar 0.657>0.05; return on equity sebesar 0.957>0.05; BOPO sebesar 0.994>0.05; current ratio sebesar 0.904>0.05; debt to asset ratio sebesar 0.890>0.05; debt equity ratio sebesar 0.560>0.05; pembiayaan terhadap total aktiva sebesar 0.738>0.05 dan pembiayaan terhadap total kewajiban sebesar 0.997>0.05. Artinya semua variabel terdistribusi normal karena memiliki nilai lebih besar dari 0.05. Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov pada PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Finance memperlihatkan signifikansi masing-masing untuk return on asset sebesar 0.991>0.05; return on equity sebesar 0.893>0.05; BOPO sebesar 0.941>0.05; current ratio sebesar 0.903>0.05; debt to asset ratio sebesar 0.958>0.05; debt equity ratio sebesar 0.949>0.05; pembiayaan terhadap total aktiva sebesar 0.770>0.05 dan pembiayaan terhadap total kewajiban sebesar 0.826>0.05. Artinya semua variabel terdistribusi normal karena memiliki nilai lebih besar dari 0.05.
4.2.2. Perbedaan Kinerja Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk Berikut ini merupakan analisis kondisi kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum dan sesudah IPO berdasarkan penggolongan rasio sesuai tujuan penganalisa menurut Munawir (1995). Adapun indikator yang digunakan meliputi rasio
34
rentabilitas (return on assets, return on equity, BOPO), likuiditas (current ratio), solvabilitas (debt equity ratio dan debt to total assets), pembiayaan (pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban. Untuk mengetahui nilai rata-rata dari masing-masing rasio tersebut, digunakan analisis deskriptif SPSS 22 for Windows.
1. Rasio Rentabilitas a. Return on Assets Tabel 6. Return on Asset PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Tahun Indikator 2005 2006 2007 2008 5,238 1,916 6,487 11,929 Laba setelah pajak 167,935 129,944 421,960 595,599 Total Aset Return on Asset 4.46% 2.89% 2.26% 2.95% 3.14% Rata-rata Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Tabel 7. Return on Assets PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Tahun Indikator 2010 2011 2012 2013 25,912 24,653 33,089 34,555 Laba setelah pajak 961,244 1,512,173 1,955,436 2,100,264 Total aset Return on asset 3.67% 2.16% 2.27% 2.20% 2.57% Rata-rata Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Pada perbandingan rata-rata return on asset berdasarkan tabel 6 dan tabel 7, dapat dilihat bahwa pada saat sebelum IPO, rata-rata return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 3.14%. Rasio ini menggambarkan kemampuan aset dalam menghasilkan laba setelah pajak, artinya semakin besar rasio return on asset maka semakin baik efektifitas aset dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Sedangkan rata-rata return on asset setelah IPO adalah sebesar 2.57% yang berarti terjadi penurunan sebesar 0.57% dibandingkan sebelum melakukan IPO. Menurunnya rata-rata return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk
35
disebabkan meningkatnya total aset perusahaan secara signifikan tidak sebanding dengan pertumbuhan laba bersih. Pada tabel 6, terlihat kenaikan total aset PT Verena Multi Finance, Tbk yang selalu konsisten setiap tahunnya setelah IPO. Pada Gambar 3 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, kecenderungan return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk yang digambarkan pada garis forecast vertikal menunjukkan penurunan nilainya pada tahun 2014-2016. Hal tersebut meramalkan bahwa rasio total aset dalam menghasilkan laba setelah pajak akan cenderung menurun pada masa depan. Maka dari itu, PT Verena Multi Finance harus meningkatkan laba bersihnya dimasa yang akan datang sehingga return on asset perusahaan meningkat kembali.
Gambar 3. Analisis trend ROA PT Verena Multi Finance, Tbk Tabel 8. Return on Asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Tahun Indikator 2005 2006 2007 2008 4,505 1,832 5,179 11,003 Laba setelah pajak 75,490 80,435 222,775 195,185 Total asset Return on asset 8.75% 3.86% 3.38% 8.08% 6.02% Rata-rata Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
36
Tabel 9. Return on Asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Tahun Indikator 2010 2011 2012 2013 25,954 23,284 29,264 36,279 Laba setelah pajak 286,683 368,493 529,227 799,048 Total asset Return on Asset 11.33% 8.32% 7.32% 5.92% 8.23% Rata-rata Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Pada perbandingan rata-rata return on asset berdasarkan tabel 8 dan tabel 9, dapat dilihat bahwa pada saat sebelum IPO, rata-rata return on asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 6.02%. Sedangkan rata-rata return on asset setelah IPO adalah sebesar 8.23% yang berarti terjadi peningkatan sebesar 2.21% dibandingkan sebelum melakukan IPO. Kenaikan rata-rata return on asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk disebabkan oleh meningkatnya rata-rata laba setelah pajak pada masa setelah IPO.
Gambar 4. Analisis trend ROA PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 4 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, kecenderungan return on asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk yang digambarkan pada garis forecast horisontal ke atas menunjukkan kenaikan
37
nilainya pada tahun 2014-2016. Hal tersebut meramalkan bahwa rasio total aset dalam menghasilkan laba setelah pajak akan cenderung mengalami peningkatan di masa yang akan datang dengan catatan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk mempertahankan laba bersih setelah pajaknya seperti kinerja periode 2010 - 2013.
b. Return on Equity Tabel 10. Return on Equity PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Laba setelah pajak 5,238 1,916 6,487 11,929 Modal sendiri 56,530 58,446 63,133 118,677 ROE (%) 9.27% 3.28% 10.28% 10.05% Rata-rata 13.07% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Tabel 11. Return on Equity PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Laba setelah pajak 25,912 24,653 33,089 34,555 Modal sendiri 160,855 185,508 218,597 255,784 ROE (%) 16.11% 13.29% 15.14% 13.51% Rata-rata 14.51% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013)
Berdasarkan tabel 10 dan 11 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum melalui IPO, rata-rata return on equity PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 sebesar 13.07%. Sedangkan return on equity sesudah IPO dari tahun 2010-2013 adalah sebesar 14.51%. Peningkatan sebesar 1.44% terjadi karena meningkatnya laba setelah pajak setelah perusahaan melakukan IPO, hal tersebut berarti tingkat pengembalian atas modal sendiri yang ditanamkan oleh para pemegang saham yang diterima akan semakin baik.
38
Gambar 5. Analisis trend ROE PT Verena Multi Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 5 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan meningkat pada nilai rata-rata return on equity PT Verena Multi Finance, Tbk dimasa depan. Peningkatan tersebut tersebut dapat dilihat pada garis forecast horisontal ke atas untuk tahun 2014-2016. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kecenderungan keuntungan terhadap pemegang saham pada masa depan akan meningkat. Tabel 12. Return on Equity PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Laba setelah pajak 4,505 1,832 5,179 11,003 Modal Sendiri 43,168 45,352 50,623 61,378 ROE (%) 10.44% 4.04% 10.23% 17.93% Rata-rata 10.66% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Tabel 13. Return on Equity PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Laba setelah pajak 25,954 23,284 29,264 36,279 Modal Sendiri 150,855 164,140 188,480 220,673 ROE (%) 17.20% 14.19% 15.53% 16.44% Rata-rata 15.84% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
39
Berdasarkan tabel 12 dan 13 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum melalui IPO, rata-rata return on equity PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 sebesar 10.66%. Sedangkan return on equity sesudah IPO dari tahun 2010-2013 adalah sebesar 15.84%. Peningkatan sebesar 5.18%. tersebut dikarenakan perolehan laba setelah pajak PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk meningkat setelah IPO, perolehan laba setelah pajak terbesar terjadi pada tahun 2012 dan 2013, dimana pada saat itu kondisi suku bunga Bank Indonesia berada pada kisaran 5.75% s.d 6.5%.
Gambar 6. Analisis trend ROE PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 6 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan meningkat pada nilai rata-rata return on equity PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dimasa depan. Peningkatan tersebut tersebut dapat dilihat pada garis forecast horisontal ke atas untuk tahun 2014-2016. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kecenderungan keuntungan terhadap pemegang saham pada masa depan akan meningkat dengan asumsi kondisi kinerja keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk terus meningkat jika dibandingkan dengan kinerja keuangan tahun 2010 - 2013.
40
c. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Tabel 14. BOPOPT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) 2008 Keterangan 2005 2006 2007 Biaya operasional 66,403 60,382 78,622 128,038 Pendapatan operasional 73,894 64,143 88,171 145,630 87.92% BOPO (%) 89.86% 94.14% 89.17% Rata-rata 90.27% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Tabel 15. BOPOPT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Biaya operasional 160,136 212,754 281,079 331,104 Pendapatan operasional 195,452 254,434 325,508 377,205 BOPO (%) 81.93% 83.62% 81.35% 83.36% Rata-rata 84.92% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan Tabel 14 dan Tabel 15 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum melalui IPO, rata-rata BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 sebesar 90.27%. Sedangkan BOPO sesudah IPO dari tahun 20102013 adalah sebesar 84.92%, terjadi penurunan sebesar 5.35%. Rasio BOPO mencerminkan seberapa efisien kegiatan operasional perusahaan. Maka, berdasarkan rata-rata BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk yang menunjukkan penurunan rasio BOPO tersebut berarti perusahaan tersebut berhasil melakukan efisiensi beban operasionalnya.
41
Gambar 7. Analisis trend BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 7 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan penurunan pada nilai rata-rata BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk dimasa depan. Penurunan tersebut tersebut dapat dilihat pada garis forecast horisontal ke bawah untuk tahun 2014-2016. Hal tersebut mengindikasikan kecenderungan menurunnya biaya operasional di masa yang akan datang. Tabel 16. BOPOPT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) 2008 Keterangan 2005 2006 2007 52,211 Biaya operasional 15,002 19,201 34,169 71,409 Pendapatan operasional 15,609 19,557 40,506 73.12% BOPO (%) 96.11% 98.18% 84.36% Rata-rata 87.94% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Tabel 17. BOPOPT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) 2013 Keterangan 2010 2011 2012 Biaya operasional 51,814 97,181 119,184 161,828 Pendapatan operasional 90,162 128,063 158,576 208,342 77.67% BOPO (%) 57.47% 75.89% 75.16% Rata-rata 71.55% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
42
Dari tabel 16 dan tabel 17 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum melalui IPO, rata-rata BOPO PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 20052008 sebesar 87.94%. Sedangkan BOPO sesudah IPO dari tahun 2010-2013 adalah sebesar 71.55%, terjadi penurunan sebesar 16.39%. Maka dapat dikatakan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk berhasil melakukan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaannya. Efisiensi ini akan berdampak baik bagi kinerja perusahaan.
Gambar 8. Analisis trend BOPO PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 8 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan penurunan pada nilai rata-rata BOPO PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dimasa depan. Penurunan tersebut tersebut dapat dilihat pada garis forecast horisontal kebawah untuk tahun 2014-2016. Hal tersebut
mengindikasikan
bahwa
kecenderungan
operasional di masa yang akan datang menurun.
peningkatan
biaya
43
2. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Tabel 18. Current Ratio PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total aset lancar 144,167 105,356 388,772 555,270 Total hutang lancar 101,509 61,259 347,488 472,790 142.02% 171.98% 111.88% 117.45% Current Ratio (%) Rata-rata 135.83% Sumber : Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Tabel 19. Current Ratio PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total aset lancar 897,870 1,453,153 1,895,781 2,037,286 Total hutang lancar 796,945 633,777 796,444 931,609 112.66% 229.28% 238.03% 218.68% Current Ratio (%) Rata-rata 199.66% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan Tabel 18 dan 19 tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum IPO, rata-rata current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 135.83%, yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar akan dijamin oleh aset lancar sebesar Rp. 1,35. Rasio dari current ratio ini menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi kewajiban lancarnya. Semakin besar hasil perbandingannya maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan rata-rata current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO adalah sebesar 199.66%, yang berarti terjadi kenaikan sebesar 63.83% dibandingkan sebelum perusahaan melakukan IPO. Peningkatan current ratio perusahaan disebabkan oleh meningkatnya total aset lancar perusahaan setelah IPO. Berdasarkan Gambar 9 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, hasil peramalan nilai current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk pada masa depan analisa trend terjadi kecenderungan kenaikan pada masa yang akan datang. Hal tersebut terlihat pada garis forecast horisontal ke atas yang meningkat ditahun 2014-2016.
44
Gambar 9. Analisis trend Current Ratio PT Verena Multi Finance, Tbk
Tabel 20. Current Ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total aset lancar 73,706 78,126 219,374 187,192 Total hutang lancar 32,322 34,633 172,153 132,508 Current Ratio (%) 228.03% 225.58% 127.43% 141.27% Rata-rata 199.25% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Tabel 21. Current Ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total aset lancar 271,190 353,243 509,112 774,811 Total hutang lancar 132,437 199,670 334,223 571,573 204.77% 179.91% 152.33% 135.56% Current Ratio (%) Rata-rata 167.50% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
Berdasarkan Tabel 20 dan tabel 21 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum IPO, rata-rata current ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 199.25%, yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar akan dijamin oleh aset lancar sebesar Rp. 1,99. Rasio dari current ratio
45
ini menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi kewajiban lancarnya, semakin besar hasil perbandingannya maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan rata-rata current ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO adalah sebesar 167.50%, yang berarti terjadi penurunan sebesar 31.75% dibandingkan sebelum perusahaan melakukan IPO. Hal tersebut dikarenakan peningkatan signifikan kewajiban lancar perusahaan tidak diikuti dengan meningkatnya aset lancar perusahaan yang artinya penyaluran pembiayaan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan kewajiban lancar perusahaan belum maksimal dibandingkan dengan kondisi sebelum IPO.
Gambar 10. Analisis trend Current Ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Berdasarkan Gambar 10 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, hasil peramalan nilai current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk pada masa depan analisa trend terjadi kecenderungan penurunan pada masa yang akan datang. Hal tersebut terlihat pada garis forecast horisontal ke bawah yang menurun ditahun 2014-2016.
46
3. Rasio Solvabilitas a. Debt to Equity Ratio (DER) Tabel 22. DER PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) 2008 Keterangan 2005 2006 2007 Total kewajiban 111,405 71,499 358,827 476,922 Total ekuitas 56,530 58,446 63,133 118,677 DER (%) 197.07% 122.33% 568.37% 401.87% Rata-rata 322.41% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Tabel 23. DER PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total kewajiban 800,389 1,335,521 1,736,838 1,844,380 Total ekuitas 160,855 185,508 218,597 255,784 DER (X) 497.58% 719.93% 794.54% 721.07% Rata-rata 683.28% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013)
Pada perbandingan rata-rata debt equity ratio dari tabel 21, dapat dilihat bahwa pada saat sebelum IPO, rata-rata debt equity ratio PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 322,41%. Rasio ini menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk melihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Sedangkan rata-rata debt equity ratio sesudah IPO adalah sebesar 683.28%, yang berarti terjadi kenaikan sebesar 360.87%. Namun demikian, rasio tersebut masih sesuai dengan batas ketentuan dalam berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 222/PMK.010/2008 yang ditetapkan pada tanggal 16 Desember 2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit Bab XVI Ketentuan Gearing Ratio pasal 42 khususnya yang menerangkan tentang batasan gearing ratio tercantum pada ayat:
47
(3) Gearing ratio Penjaminan Usaha Produktif paling tinggi penjamin dan penjamin ulang ditetapkan sebesar 10 (sepuluh) kali atau 1000%. Sehingga, dapat disimpulkan DER PT Verena Multi Finance, Tbk mengalami kenaikan tetapi masih dibawah ketentuan PMK yang berlaku. Rasio tersebut dapat ditekan dengan peran aktif dari pemegang saham untuk dapat menyuntikkan modal kepada PT Verena Multi Finance, Tbk. Pada Gambar 11 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan meningkat nilai debt equity ratio PT Verena Multi Finance, Tbk pada masa depan. Kecenderungan tersebut dapat dilihat pada garis forecast horisontal keatas untuk tahun 2014-2016.
Gambar 11. Analisis trend DER PT Verena Multi Finance, Tbk Tabel 24. DER PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total kewajiban 32,322 35,083 172,153 133,807 Total ekuitas 43,168 45,352 50,623 61,378 DER (X) 74.88% 77.36% 340.07% 218.01% Rata-rata 177.57% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
48
Tabel 25. DER PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total kewajiban 135,828 204,353 340,746 578,374 Total ekuitas 150,855 164,140 188,480 220,673 DER (X) 90.04% 124.50% 180.79% 262.10% Rata-rata 164.36% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 24 dan tabel 25 pada perbandingan rata-rata debt equity ratio, dapat dilihat bahwa pada saat sebelum IPO, rata-rata debt equity ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 177,57%. Sedangkan rata-rata debt equity ratio sesudah IPO adalah sebesar 164.36%, yang berarti terjadi penurunan sebesar 13.21%. Penurunan rasio tersebut salah satunya disebabkan peningkatan ekuitas perusahaan masih lebih tinggi peningkatannya
dibandingkan
dengan
peningkatan
total
kewajiban
perusahaan.
Gambar 12. Analisis trend DER PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Pada Gambar 12 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan meningkat nilai debt equity ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk pada masa depan. Kecenderungan tersebut dapat dilihat pada garis forecast berwarna hijau untuk tahun 2014-2016.
49
b. Debt to Total Asset Tabel 26. Debt to Total Asset PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total hutang 111,405 71,499 358,827 476,922 Total asset 167,935 129,944 421,960 595,599 DAR 70.41% 58.14% 89.38% 85.15% Rata-rata 75.77% Sumber: Laporan Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 25 dapat dilihat bahwa pada saat sebelum IPO, rata-rata debt to total asset PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 75.77%. Rasio debt to total asset ini menggambarkan kemampuan aset yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menutup hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh sebab itu, semakin kecil rasio dari debt to total asset, mengindikasikan struktur aset perusahaan semakin baik.
Tabel 27. Debt to Total Asset PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan Rupiah) 2010 2011 2012 2013 Total hutang 796,945 633,77 796,444 931,609 Total asset 897,870 1,453,153 1,895,781 2,037,286 DAR 88.76% 43.61% 42.01% 45.73% Rata-rata 55.03% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Sedangkan rata-rata debt to total asset setelah IPO adalah sebesar 55.03%, yang berarti terjadi penurunan sebesar 20.74% dibandingkan sebelum perusahaan melakukan IPO. Hasil ini mengindikasikan rasio aset yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang, baik jangka panjang maupun jangka pendek setelah perusahaan IPO semakin menurun. Penurunan tersebut
dikarenakan
meningkatnya
pembiayaan
yang
disalurkan
perusahaannya. Perusahaan menggunakan dengan maksimal hutang yang dimilikinya untuk menyalurkan pembiayaan baru yang merupakan komponen dari aset. Berdasarkan Gambar 13 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan menurun dari nilai debt to total Asset PT Verena Multi
50
Finance, Tbk pada masa depan. Hasil ini meramalkan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek menggunakan total asetnya, akan menjadi semakin baik pada masa depan.
Gambar 13. Analisis trend DAR PT Verena Multi Finance, Tbk Tabel 28.
Debt to Total Asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total hutang 32,322 35,083 172,153 133,807 Total asset 75,490 80,435 222,775 195,185 DAR 42.82% 43.62% 77.28% 68.55% Rata-rata 58.06% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
Berdasarkan tabel 27 dan tabel 28 dapat dilihat bahwa pada saat sebelum IPO, rata-rata debt to total asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 58.06%. Rasio debt to total asset ini menggambarkan kemampuan aset yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menutup hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh sebab itu, semakin kecil rasio dari debt to total asset, mengindikasikan kemampuan perusahaan menutup hutang yang dimilikinya dengan aset yang dimilikinya.
51
Tabel 29.
Debt to Total Asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan Rupiah) 2010 2011 2012 2013 Total hutang 135,828 204,353 340,746 578,374 Total asset 286,683 368,493 529,227 799,048 DAR 47.38% 55.46% 64.39% 72.38% Rata-rata 59.90% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Sedangkan rata-rata debt to total asset setelah IPO adalah sebesar 59.90%, yang berarti terjadi peningkatan sebesar 1.84% dibandingkan sebelum perusahaan melakukan IPO. Hal tersebut dikarenakan kenaikan angka penyaluran pembiayaan perusahaan tidak sebanding dengan kenaikan hutang yang dimiliki perusahaan untuk membiayai usahanya itu. Berdasarkan Gambar 13 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan garis forecast horisontal menurun dari nilai debt to total asset PT Verena Multi Finance, Tbk pada masa depan. Hasil ini meramalkan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek menggunakan total asetnya, akan menjadi semakin baik pada masa depan.
Gambar 14. Analisis trend DAR PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
52
4. Rasio Pembiayaan a. Rasio Pembiayaan Terhadap Total Aset Tabel 30. Pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) 2008 Keterangan 2005 2006 2007 527,257 Total pembiayaan 124,915 82,530 376,255 595,599 Total asset 167,935 129,944 421,960 88.53% Pmbyn_TA 74.4% 63.51% 89.17% Rata-rata 78.89% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 30 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum IPO, rata-rata pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 78.89%. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan kepada debitur yang dananya bersumber dari aset perusahaan. Oleh sebab itu, semakin besar rasio dari pembiayaan terhadap total aset, mengindikasikan penyaluran pembiayaan kepada debitur perusahaan dengan mengandalkan aset akan semakin baik.
Tabel 31. Pembiayaan terhadap Aset PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total pembiayaan 841,325 1,262,967 1,679,403 1,893,604 Total asset 961,244 1,521,029 1,955,435 2,100,164 Pmbyn_TA (%) 87.52% 83.03% 85.88% 90.16% Rata-rata 86.65% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 31 rata-rata pembiayaan terhadap total aset setelah IPO adalah sebesar 86.65%, yang berarti terjadi kenaikan sebesar 7.76% dibandingkan sebelum perusahaan melakukan IPO. Kenaikan rasio tersebut disebabkan PT Verena Multi Finance, Tbk melakukan penyaluran pembiayaan dengan menggunakan aset sendiri meningkat setelah IPO yang artinya beban bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan berkurang dan hal tersebut berdampak positif bagi kesehatankeuangan perusahaan.
53
Gambar 15. Analisis trend pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 15 dari analisa trend menggunakan Minitab 17,terlihat kecenderungan meningkat dari nilai pembiayaan terhadap total asetPT Verena Multi Finance, Tbk pada masa depan.
Tabel 32. Pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) 2008 Keterangan 2005 2006 2007 178,393 Total pembiayaan 65,555 68,815 209,880 195,185 Total asset 75,490 80,435 222,775 95.30% Pmbyn_TA 88.94% 88.08% 95.67% Rata-rata 92.00% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
Berdasarkan tabel 32 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum IPO, rata-rata pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 92.00%. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan kepada debitur yang menggunakan asetnya. Oleh sebab itu, semakin besar rasio dari pembiayaan
54
terhadap total aset, mengindikasikan penyaluran pembiayaan kepada debitur perusahaan dengan mengandalkan aset akan semakin baik. Tabel 33. Pembiayaan terhadap asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total pembiayaan 259,185 317,969 466,061 697,195 Total asset 286,683 368,493 529,227 799,048 Pmbyn_TA (%) 95.57% 90.01% 91.54% 89.98% Rata-rata 91.78% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Berdasarkan table 33 rata-rata pembiayaan terhadap total aset setelah IPO adalah sebesar 91.78%, yang berarti terjadi penurunan sebesar 0.22% dibandingkan sebelum perusahaan melakukan IPO. Berdasarkan Gambar 16 dari analisa trend menggunakan Minitab 17,terlihat kecenderungan meningkat dari nilai pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk pada masa depan.
Gambar 16. Analisis trend Pembiayaan terhadap Total Asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
55
b. Rasio Pembiayaan Terhadap Kewajiban Tabel 34. Pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total pembiayaan 124,915 82,530 376,255 527,257 Total hutang 111,405 71,499 358,827 476,922 Pmbyn_Kwjbn 112.13% 115.43% 104.86% 110.55% Rata-rata 110.74% Sumber: Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 34 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum IPO, rata-rata pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 110.74 %. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan kepada debitur menggunakan hutang perusahaan yang artinya seberapa besar penyaluran pembiayaan perusahaan dengan menggunakan hutang yang dimilikinya. Tabel 35. Pembiayaan terhadap Kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total pembiayaan 841,325 1,262,967 1,679,403 1,893,604 Total hutang 800,389 1,335,521 1,736,838 1,844,380 Pmbyn_Kwjbn 105.11% 94.57% 96.69% 102.67% Rata-rata 99.76% Sumber : Laporan keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 35 dapat dilihat bahwa, pada saat setelah IPO, rata-rata pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk dari tahun 2009-2013 adalah sebesar 99.76%. Rasio ini mengalami penurunan sebesar 10.98%, hal ini disebabkan penurunan rata-rata penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan sumber dana dari kewajiban perusahaan. Hal ini baik dan berdampak positif bagi perusahaan karena beban bunga dari kewajiban (hutang) perusahaan dapat dikurangi yang artinya mengurangi beban operasional perusahaan. Berdasarkan Gambar 17 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan menurun dari nilai pembiayaan terhadap kewajiban di masa depan.
56
Gambar 17. Analisis trend Pembiayaan terhadap Kewajiban Finance, Tbk
PT Verena Multi
Tabel 36. Pembiayaan terhadap Kewajiban Batavia Prosperindo sebelum IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2005 2006 2007 2008 Total pembiayaan 65,655 68,815 209,880 178,393 Total hutang 32,322 35,083 172,153 133,807 Pmbyn_Kwjbn 202.81% 196.15% 121.91% 133.32% Rata-rata 163.29% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013) Berdasarkan tabel 36 dapat dilihat bahwa, pada saat sebelum IPO, rata-rata pembiayaan terhadap kewajiban PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2005-2008 adalah sebesar 163.29 %.
Tabel 37. Pembiayaan terhadap Kewajiban PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2010 2011 2012 2013 Total pembiayaan 259,185 317,969 466,061 697,195 Total hutang 135,828 204,353 340,746 578,374 Pmbyn_Kwjbn 190.82% 155.60% 136.78% 120.54 Rata-rata 150.94% Sumber: Laporan keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk (2013)
57
Berdasarkan tabel 37 dapat dilihat bahwa pada saat setelah IPO, rata-rata pembiayaan terhadap kewajiban PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dari tahun 2009-2013 adalah sebesar 150.94%. Rasio ini mengalami penurunan sebesar 12.35%, penurunan rata-rata penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan sumber dana dari kewajiban perusahaan. Peningkatan hutang yang dimiliki perusahaan tidak sebanding dengan peningkatan penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan.
Gambar 18. Analisis trend Pembiayaan terhadap Kewajiban PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk Berdasarkan Gambar 18 dari analisa trend menggunakan Minitab 17, terlihat kecenderungan menurun dari nilai Pembiayaan terhadap Kewajiban di masa depan yang menunjukkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk di masa akan depan mengurangi penggunaan hutang untuk penyaluran pembiayaannya.
4.2.3. Analisis Perbedaan Rata-rata Uji Beda Paired-Samples t Test a. Uji Hipotesis Kinerja Rentabilitas Hipotesis kinerja rentabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan tiga pengukuran yaitu return on assets, return on equity, BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk. Ketiga rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara sebelum dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013.
58
Hasil uji bedaPaired-Samples t Test pada return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah IPO. Terlihat pada Gambar 19, t hitung sebesar 2.943 dan signifikansi 0.060. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 dalam penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung > t tabel (2.943 > 2.353). Sedangkan signifikansi 0.060 > 0.05 sehingga Ho1 diterima. Berarti penurunan rata-rata return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Hasil uji bedaPaired-Samples t Test pada Return on Asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah IPO. Terlihat pada Gambar 20, t hitung sebesar 1.462 dan signifikansi 0.240. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 dalam penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (1.462 < 2.353). Sedangkan signifikansi 0.240 > 0.05 sehingga Ho1 diterima. Berarti kenaikan rata-rata return on asset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Sedangkan hasil uji beda Paired-Samples t Test pada return on equity PT Verena Multi Finance, Tbk, menunjukkan adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 21 menunjukkan t hitung sebesar -4,432 dan signifikansi 0,021. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 untuk data penelitian ini sebesar 2,353. Jadi t hitung > t tabel (4.366 > 2,353). Sedangkan signifikansi 0.022 < 0.05 sehingga Ha2 diterima. Berarti kenaikan rata-rata return on equity PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO signifikan. Sedangkan hasil uji beda Paired-Samples t Test pada return on equity PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, menunjukkan adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 22 menunjukkan t hitung sebesar -2.119 dan signifikansi 0.124. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 untuk data penelitian ini sebesar 2,353. Jadi t hitung > t tabel (2.119 < 2,353). Sedangkan signifikansi 0.124 > 0.05 sehingga Ho2 diterima. Berarti kenaikan rata-rata return on equity PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan.
59
Selain itu, hasil uji beda Paired-Samples t Test pada BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 23 menunjukkan t hitung sebesar 2.256 dan signifikansi 0.108. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (2.266 < 2,353). Sedangkan signifikansi 0.108 > 0.05 sehingga Ho3 diterima. Berarti penurunan rata-rata BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Selain itu, hasil uji beda Paired-Samples t Test pada BOPO PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 23 menunjukkan t hitung sebesar 1.776 dan signifikansi 0.174. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (1.776 <2,353). Sedangkan signifikansi 0.174 > 0.05 sehingga Ho3 diterima. Berarti penurunan rata-rata BOPO PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan.
b. Uji Hipotesis Kinerja Likuiditas Hasil uji beda Paired Samples t Test pada, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO pada Current Ratio PT Verena Multi Finance, Tbk untuk periode 2005-2013. Gambar 24 menunjukkan t hitung current ratio sebesar -1.868 dan signifikansi 0,159. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (-1.868 < 2,353). Sedangkan signifikansi 0.159 > 0.05 sehingga Ho4 diterima. Berarti kenaikan rata-rata current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO pada current ratio Batavia Prosperindo untuk periode 2005-2013. Gambar 25 menunjukkan t hitung curret ratio sebesar 1.429 dan signifikansi 0.248. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (1.429 < 2.353). Sedangkan
60
signifikansi 0.248 >0.05 sehingga Ho4 diterima. Berarti kenaikan rata-rata current PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. c. Uji Hipotesis Kinerja Solvabilitas Hasil uji bedaPaired-Samples t Test pada debt to asset ratio PT Verena Multi Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 26 menunjukkan t hitung debt to asset ratio sebesar 1.403 dan signifikansi 0.255. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (1.403 < 2.353). Sedangkan signifikansi 0.255 > 0.05 sehingga Ho5 diterima. Berarti kenaikan rata-rata debt to asset ratio PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada debt to asset ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 26 menunjukkan t hitung debt to asset ratio sebesar -0.351 dan signifikansi 0.749. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (-0.351 < 2.353). Sedangkan signifikansi 0.749 > 0.05 sehingga Ho5 diterima. Berarti kenaikan rata-rata debt to asset ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Sedangkan hasil uji beda Paired-Samples t Test pada debt equity ratio PT Verena Multi Finance, Tbk, menunjukkan adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 16 menunjukkan t hitung sebesar -4.439 dan signifikansi 0.021. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung > t tabel (4.439 > 2,353). Sedangkan signifikansi 0.021 < 0.05 sehingga Ha6 diterima. Berarti kenaikan rata-rata debt equity ratio PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO signifikan. Sedangkan hasil uji beda Paired-Samples t Test pada debt equity ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 28 menunjukkan t hitung sebesar 0.269 dan signifikansi 0.806.
61
Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (0.269 > 2,353). Sedangkan signifikansi 0.806 < 0.05 sehingga Ho6 diterima. Berarti penurunan rata-rata debt equity ratio PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. d. Uji Hipotesis Kinerja Pembiayaan Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 29 menunjukkan t hitung pembiayaan terhadap total aset sebesar -1.485 dan signifikansi 0.234. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (1.485 < 2.353). Sedangkan signifikansi 0.234 > 0.05 sehingga Ho7 diterima. Berarti kenaikan rata-rata pembiayaan terhadap total aset PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 29 menunjukkan t hitung pembiayaan terhadap total aset sebesar 0.80 dan signifikansi 0.941. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (0.80 < 2.353). Sedangkan signifikansi 0.941 > 0.05 sehingga Ho7 diterima. Berarti penurunan rata-rata pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan. Sedangkan, hasil uji beda Paired-Samples t Test pada pembiayaan PT Verena Multi Finance, Tbk terhadap kewajiban, menunjukkan adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 31 menunjukkan t hitung pembiayaan terhadap kewajiban sebesar 3.433 dan signifikansi 0.041. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung > t tabel (3.433 > 2.353). Sedangkan signifikansi 0.041 < 0.05
62
sehingga Ha8 diterima. Berarti penurunan rata-rata pembiayaan terhadap kewajiban PT Verena Multi Finance, Tbk setelah IPO signifikan. Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada pembiayaan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk terhadap kewajiban, menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara sebelum IPO dengan sesudah IPO untuk periode 2005-2013. Gambar 31 menunjukkan t hitung pembiayaan terhadap kewajiban sebesar 1.092 dan signifikansi 0.355. Selanjutnya diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0.05 untuk data penelitian ini sebesar 2.353. Jadi t hitung < t tabel (1.902 < 2.353). Sedangkan signifikansi 0.355 > 0.05 sehingga Ho8 diterima. Berarti penurunan rata-rata pembiayaan terhadap kewajiban PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO tidak signifikan.
4.3. Perbandingan Kinerja Keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk Dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk 4.3.1. Perbandingan Kinerja Rentabilitas Kinerja rentabilitas PT Verena Multi Finance, Tbk dalam penelitian ini dibandingkan dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk yang sudah IPO. Dengan menggunakan tiga pengukuran, yaitu menggunakan return on assets, return on equity, dan BOPO. Berdasarkan pada Gambar 19, dapat dilihat hasil perbandingan return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk yang sudah IPO. Rata-rata return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO masih berada dibawah PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk dan rata-rata return on asset PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO masih berada dibawah jika PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk.
63
Gambar 19. Perbandingan return on asset
Pada Gambar 20 ini, terlihat bahwa nilai rata-rata return on equity PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO mengalami peningkatan nilainya. Sedangkan pada PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk, nilai rata-rata return on equity sesudah IPO juga mengalami peningkatan.
Gambar 20. Perbandingan return on equity
64
Sedangkan pada Gambar 21 dibawah ini, terlihat bahwa nilai rata-rata BOPO PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sesudah IPO mengalami penurunan nilainya begitu juga dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Dalam hal ini kedua perusahaan pembiayaan terus meningkatkan kinerja perusahaannya dengan mengefisiensikan beban operasional perusahaan masing-masing sehingga akan berimplikasi terhadap pendapatannya.
Gambar 21. Perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional 4.3.2. Perbandingan Kinerja Likuiditas Kinerja likuiditas PT Verena Multi Finance, Tbk dalam penelitian ini dibandingkan dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk yang sudah IPO. Perbandingan menggunakan current ratio pada perusahaan pembiayaan yang sudah IPO. Jika melihat Gambar 22 dibawah ini, nilai rata-rata current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO lebih rendah dibandingkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Akan tetapi setelah kedua perseroan tersebut melakukan IPO, nilai rata-rata current ratio PT Verena Multi Finance, Tbk lebih baik dibandingkan Batavia Prosperindo.
65
Gambar 22. Perbandingan current ratio
4.3.3. Perbandingan Kinerja Solvabilitas Kinerja solvabilitas PT Verena Multi Finance, Tbk dalam penelitian ini dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lainnya
yang sudah
melakukan IPO. Perusahaan pembiayaan tersebut adalah PT Batavia Prosperindo
Finance,
Tbk.
Perbandingan
diproksikan
dengan
dua
pengukuran, yaitu menggunakan debt to asset ratio dan debt to equity ratio pada perusahaan pembiayaan yang sudah melakukan IPO. Berdasarkan Gambar 23 yang membandingkan rata-rata debt to asset ratio PT Verena Multi Finance, Tbk terhadap PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Rasio hutang terhadap aset PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ternyata lebih baik dibandingkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Hal itu disebabkan karena kenaikan rata-rata debt asset ratio PT Verena Multi Finance, Tbk yang terjadi sesudah IPO lebih rendah jika dibandingkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk.
66
Gambar 23. Perbandingan debt to asset ratio
Berdasarkan Gambar 24 yang membandingkan rata-rata debt equity ratio PT Verena Multi Finance, Tbk terhadap PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Rasio hutang terhadap modal sendiri PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO ternyata meningkat jauh. Hal itu disebabkan karena kenaikan rata-rata debt equity ratio PT Verena Multi Finance, Tbk sesudah IPO dibandingkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk.
Gambar 24. Perbandingan debt equity ratio
67
4.3.4. Perbandingan Kinerja Pembiayaan Kinerja pembiayaan PT Verena Multi Finance, Tbk dalam penelitian ini dibandingkan dengan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk yang sudah IPO. Proksi yang diambil dalam perbandingan ini adalah pembiayaan terhadap aset dan pembiayaan terhadap kewajiban. Berdasarkan Gambar 25 yang membandingkan rata-rata pembiayaan terhadap aset PT Verena Multi Finance, Tbk terhadap perusahaan pembiayaan lain pada industri sejenis. Rasio pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO ternyata lebih baik dibandingkan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. Tetapi rasio pembiayaan terhadap total aset sesudah IPO PT Verena Multi Finance, Tbk dibawah rasio pembiayaan terhadap total aset PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk. PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk menggunakan asetnya untuk menyalurkan pembiayaan sebesar 92.00% pada masa sebelum IPO dan 91.78% asetnya untuk pembiayaan sesudah IPO. Sedangkan PT Verena Multi Finance, Tbk menggunakan asetnya untuk menyalurkan pembiayaan sebesar 78.89% pada masa sebelum IPO dan 86.65%.
Gambar 25. Perbandingan Pembiayaan terhadap Aset Berdasarkan Gambar 26 dapat dilihat PT Verena Multi Finance, Tbk mengalami penurunan penyaluran pembiayaan sebesar 10.98% jika dibandingkan sebelum IPO. Hal serupa terjadi dengan PT Batavia
68
Prosperindo Finance, Tbk yang mengalami peningkatan penyaluran pembiayaan yang dibiayai oleh hutangnya sebesar 12.35% setelah IPO.
Gambar 26. Perbandingan pembiayaan terhadap kewajiban Secara keseluruhan kinerja keuangan kedua perusahaan pembiayaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan ROA, ROE, COPO, CR, DAR, DER, pembiayaan
terhadap
total
aset,
dan
pembiayaan
terhadap
kewajiban
menunjukkan peningkatan kinerja setelah IPO. Akan tetapi berdasarkan data-data yang telah disajikan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik jika dibandingkan dengan PT Verena Multi Finance. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio rentabilitas (ROA dan ROE) yang merupakan tolak ukur terpenting bagi sebuah perusahaan dalam memberikan imbal hasil yang meningkat bagi para pemegang sahamnya setelah IPO, sedangkan pada PT Verena Multi Finance Tbk nilai ROA mengalami penurunan setelah IPO. Sedangkan, pada rasio BOPO kedua perusahaan terlihat penurunan rasio setelah IPO yang artinya perusahaan mampu mengefisiensikan kegiatan operasionalnya sehingga beban operasional perusahaan tidak membebani pendapatan yang dihasilkan tetapi perusahaan tetap dapat menjalankan kegiatan usahanya. PT Batavia Prosperindo Finance Tbk menunjukkan kinerja lebih baik daripada PT Verena Multi Finance Tbk dikarenakan penyaluran pembiayaan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk sebesar 68.71% berasal dari pembiayaan konsumen dan sebesar 31.29% berasal dari sewa pembiayaan. Penyaluran pembiayaan konsumen
69
ini memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan karena basis konsumennya yang luas dan tahan terhadap krisis. Sedangkan PT Verena Multi Finance Tbk menyalurkan pembiayaan sewa guna usaha lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan konsumen yaitu sebesar 42.76%. Penyaluran pembiayaan perusahaan melalui sewa guna usaha mengalami pasang surut, salah satu penyebabnya adalah UU RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batu Bara (Minerba) yang salah satu efek sampingnya menyebabkan harga komoditas turun. Selain itu, persentase debitur PT Verena Multi Finance, Tbk sebagian besar merupakan perusahaan pertambangan dan akibatnya terjadi gagal bayar pada portofolio pembiayaan sewa guna usaha perusahaan dan pada akhirnya menyebabkan biaya operasional meningkat (biaya pencadangan piutang tidak tertagih meningkat) dan pendapatan menurun.
70
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a. Kinerja keuangan kedua perusahaan pada sebelum dan sesudah IPO. Kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk sebelum IPO untuk rasio ROA, ROE, BOPO, CR, DAR, DER, pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban masing-masing adalah sebesar 3.24%, 13.07%, 90.72%, 135.83%, 75.77%, 322.41%, 78.89%, 110.74%. Sedangkan rasio-rasio kinerja keuangan tersebut setelah IPO masing-masing adalah 2.80%, 14.51%, 84.92%, 199.66%, 55.03%, 683.28%, 86.55%, 99.76%. Kinerja keuangan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk sebelum IPO untuk rasio ROA, ROE, BOPO, CR, DAR, DER, pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban masing-masing adalah sebesar 6.02%, 10.66%, 87.95%, 199.25%, 58.06%, 177.57%, 92.00%, 163.29%. Sedangkan rasio-rasio kinerja keuangan tersebut setelah IPO masing-masing adalah 8.23%, 15.84%, 71.58%, 167.50%, 59.90%, 164.36%, 91.78%, 150.94%. b. Perbandingan kinerja PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk setelah IPO Kinerja keuangan PT Verena Multi Finance, Tbk untuk rasio ROAmengalami penurunan sebesar 0.57%, ROE mengalami peningkatan sebesar 1.44%, BOPO mengalami penurunan sebesar 5.35%. Sedangkan pada rasio CRmengalami peningkatan sebesar 63.83%. Pada rasio DAR menunjukkan penurunan sebesar 20.47% dan DER menunjukkan peningkatan 148.71%. Rasio pembiayaan terhadap total aset mengalami peningkatan sebesar 7.76% dan pembiayaan terhadap kewajiban mengalami penurunan sebesar 10.98%. Sedangkan pada PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk bahwa rasio ROA dan ROE mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2.21% dan 5.18%. BOPO mengalami penurunan sebesar 16.37%. Sedangkan rasio CR mengalami penurunan sebesar 31.75%. Pada rasio DAR menunjukkan peningkatan sebesar 1.84% dan DER menunjukkan penurunan 13.21%. Pada rasio pembiayaan terhadap total aset dan pembiayaan terhadap kewajiban mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.22% dan 12.35%.
71
c. IPO pada PT Verena Multi Finance, Tbk memberikan signifikansi pada rasio ROE, DER, dan pembiayaan terhadap kewajiban sedangkan, pada PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk IPO tidak memberikan signifikansi pada kinerja keuangan perusahaan. 2. Saran a. Peningkatan kinerja keuangan kedua perusahaan menunjukkan perbaikan setelah IPO, akan tetapi pada PT Verena Multi Finance, Tbk perlu diwaspadai rata-rata hutang yang tinggi (DER) karena akan berdampak pada munculnya masalah keuangan. Hal tersebut dikarenakan beban tetap yang harus ditanggung cukup besar, yang berarti akan semakin meningkatkan resiko keuangan perusahaan. b. Untuk menjaga keberlangsungan perusahaan setelah IPO PT Verena Multi Finance, Tbk dan PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk harus mampu meningkatkan kinerja keuangan dengan indikator ROA dan ROE dimana kedua faktor tersebut memberikan loading factor yang tinggi dalam membentuk variabel penting lainnya, salah satunya adalah dengan meningkatkan penyaluran pembiayaan perusahaan. c. Untuk peneliti lain hendaknya dapat mengeksplor kembali keterbatasan dari penelitian ini karena masih terdapat faktor lain yang dapat memperlihatkan faktorfaktor yang menjadi penentu kinerja keuangan pada perusahaan pembiayaan.
72 DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta (ID): Mediasoft Indonesia. [BAPEPAM] Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Annual Report Tahun 2013. Jakarta (ID): BAPEPAM. Brigham, E.F. and L.C Gapenski. 2001. Financial Management: Theory and Practice, Sixth Edition. Florida (UK): The Dryden Press. Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perusahaan Pembiayaan. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Dharmasaputra, M, et al. 2012. Inovasi 17 Perusahaan Pembiayaan Mencipta Nilai, Membangun Negeri. Jakarta (ID): PT. Tempo Inti Media. Gumanti, 2002, “Underpricing dan Biaya-biaya di Sekitar Initial Public Offering”, Jakarta (ID): Wahana, Vol.5 No.2, pp. 135-147 Hanafi,M.M. 2003. Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta (ID): UPP AMK YKPN. Hanafi, M.M. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta (ID): Penerbit BPFE. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Hartanto, Immanuel B., dan Sri I. Ediningsih, 2004, “Kinerja Harga Saham Setelah Penawaran Perdana (IPO) pada Bursa Efek Jakarta”,Usahawan, No. 08, Th. XXXIII, pp. 36-43 Hartono, J., dan Syaiful Ali. 2002. Analisis Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi Terhadap Pemasukan Penawaran Perdana.[jurnalekonomi]. Jakarta [ID] Hsun, Chen Chien dan Tzu Shih Hui, 2003. ”Initial Public Offering and Corporate Governance in China’s Transitional Company”, NBER Working Paper 9574, March, pp. 01-27. Ikatan Akuntansi Keuangan. 2004. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kuncoro, M dan Suharjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Penerbit Fakultas Ekonomi Gajah Mada: Yogyakarta. Machfoed, Mas'ud, 1999, Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Go Publik di BEJ. Kelola No.2. Manalu, S., 2002, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Go Publik, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Universitas Diponegoro. Martono SU dan Agus Harjito, 2007, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketigabelas, Yogyakarta (ID): Liberty. Munawir, 1995, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat Cetakan Kelima, Yogyakarta (ID): Liberty Jogya. Nasir, M. dan Sari Ayu Pamungkas, 2005, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Non Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik”, Media Ekonomi & Bisnis, Vol. XVII, No. 2, Desember, pp. 34-45 Payamta dan Mas’ud Machfoedz, 1999, “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Kelola, Vol. VIII, No. 20, pp. 54-69. Redaksi majalah Infobank. 2013 Agustus 2013. 169 Rating Perusahaan Pembiayaan 2013. Infobank. Jakarta (ID): Infoarta Pratama. Redaksi majalah Investor. 2014Oktober 2014. 20 Best Multi Finance Company 2014. Investor. Jakarta (ID): Berita Satu Media Holdings. Saragih, Ferdinand D. Siswaji, 2005. ”Pengaruh Indeks Bursa Asing dan kurs US$ terhadap Indeks BEJ”. Ilmu Administrasi dan Organisasi. Vol.13 No.2 September 2005.
73 Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Wei, Z., Varela, O., D’Souza, J., Hasan, MK., 2003,”The Financial and Operating Performance of China’s Newly Privatized Firms”, Financial Management, Vol. XXXII, No. 2, Summer, pp. 107-12. www.verena.co.id [22 September 2014] www.bpfi.co.id [22 September 2014] www.idx.co.id [22 September 2014] www.dwsec-id.com [2 Oktober 2014]
LAMPIRAN
Asymp. Sig (2-tailed) 0.657 0.957 0.994 0.904 0.890 0.560 0.647 0.997
Asymp. Sig (2-tailed) 0.991 0.893 0.941 0.903 0.958 0.949 0.770 0.826
Lampiran 1. Hasil Uji Normalitas Verena Multi Finance One Sample Kolmogrov-Smirnov test Variabel Kolmogrov-Smirnov Z Return on Asset 0.732 Return on Equity 0.511 BOPO 0.423 Current Ratio 0.567 Debt to Asset Ratio 0.580 Debt to Equity Ratio 0.790 Pembiayaan terhadap Total Aktiva 0.738 Pembiayaan terhadap Total Kewajiban 0.399
Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas Batavia Prosperindo Finance One Sample Kolmogrov-Smirnov test Variabel Kolmogrov-Smirnov Z Return on Asset 0.439 Return on Equity 0.577 BOPO 0.530 Current Ratio 0.568 Debt to Asset Ratio 0.508 Debt to Equity Ratio 0.520 Pembiayaan terhadap Total Aktiva 0.664 Pembiayaan terhadap Total Kewajiban 0.628
75
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Most Extreme Differences
N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ROA ROE BOPO CR DER DAR PMBY_TA PMBY_KWJ 8 8 8 8 8 8 8 8 2.8562 11.3662 87.5963 167.7475 658.8762 65.3988 82.7725 105.2513 .83433 4.10113 3.78022 54.36052 153.69781 20.69301 9.27663 7.30187 .259 .180 .150 .201 .279 .205 .261 .141 .259 .124 .150 .198 .111 .204 .213 .133 -.199 -.180 -.144 -.201 -.279 -.205 -.261 -.141 .732 .511 .423 .567 .790 .580 .738 .399 .657 .957 .994 .904 .560 .890 .647 .997
Lampiran 3. Perhitungan Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Verena Multi Finance
76
.144 -.155 .439 .991
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Most Extreme Differences
2.64137
8 7.1200
.155
Mean
Std. Deviation Absolute
N Normal Parametersa,b
ROA
.893
.160 -.204 .577
.204
4.71477
8 13.2500
ROE
.941
.187 -.181 .530
.187
13.13859
8 79.7625
BOPO
.903
.153 -.201 .568
.201
41.03635
8 183.3750
CR
.949
.184 -.161 .520
.184
97.03680
8 170.9675
DER
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
.958
.180 -.155 .508
.180
13.51892
8 58.9850
DAR
Lampiran 4. Perhitungan Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Batavia Prosperindo Finance
.770
.224 -.235 .664
.235
3.16188
8 91.8863
PMBY_TA
.826
.222 -.210 .628
.222
34.54916
8 157.1163
PMBY_KWJ
77
ROA ROE BOPO CR DER DAR PMBY_TA PMBY_KWJ Valid N (listwise)
Sesudah Initial Public Offering
ROA ROE BOPO CR DER DAR PMBY_TA PMBY_KWJ Valid N (listwise)
Sebelum Initial Public Offering
N
N
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
Descriptive Statistics Minimum Maximum 2.15 3.67 13.29 16.11 81.93 87.78 112.66 238.03 497.58 794.54 42.01 88.76 83.03 90.16 94.57 105.11
Descriptive Statistics Minimum Maximum 2.26 4.46 3.28 10.28 87.92 94.14 111.88 171.98 401.87 846.58 58.14 89.38 63.51 89.17 104.86 115.43
2.5725 14.5125 84.9200 199.6625 683.2800 55.0275 86.6475 99.7600
Mean
3.1400 8.2200 90.2725 135.8325 634.4725 75.7700 78.8975 110.7425
Mean
Std. Deviation .73332 1.34725 2.63658 58.53877 128.62683 22.53989 2.98743 4.94812
Std. Deviation .93370 3.32158 2.70046 27.42605 192.32107 14.29176 12.32196 4.41734
Lampiran 5. Perhitungan Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering Menggunakan SPSS 22 Verena Multi Finance
78
ROA ROE BOPO CR DER DAR PMBY_TA PMBY_KWJ Valid N (listwise)
Sesudah Initial Public Offering
ROA ROE BOPO CR DER DAR PMBY_TA PMBY_KWJ Valid N (listwise)
Sebelum Initial Public Offering
N
N
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
Descriptive Statistics Minimum Maximum 5.92 11.33 14.19 17.20 57.50 77.70 136.00 205.00 90.04 262.10 47.38 72.38 89.98 95.57 120.54 190.82
Descriptive Statistics Minimum Maximum 3.38 8.75 4.04 17.93 73.10 98.20 127.00 228.00 74.88 340.07 42.82 77.28 88.08 95.67 121.91 202.81
8.2225 15.8400 71.5750 167.5000 164.3575 59.9025 91.7750 150.9350
Mean
6.0175 10.6600 87.9500 199.2500 177.5775 58.0675 91.9975 163.2975
Mean
Std. Deviation 2.29362 1.29463 9.44224 30.16068 75.13396 10.83781 2.63277 30.20373
Std. Deviation 2.78877 5.68362 11.61335 48.45187 127.31603 17.51399 4.04512 42.08347
Lampiran 6. Perhitungan Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering Menggunakan SPSS 22 Batavia Prosperindo Finance
79
1999
2002
2003
2003
1
2
3
4
No Tahun
Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan yang Melakukan IPO Periode 1982-1990
Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik
Judul
- Uji Peringkat Wilcoxon
- Uji Peringkat Wilcoxon - Uji Manova
Metode
Wei et al
Analisis Kinerja dan Operasional Perusahaan di China yang Melakukan Proses IPO
- Rasio Keuangan ROS
Hsun Dan Tzu Analis Kinerja Keuangan Melakukan Proses - Uji Anova IPO dan Terdaftar Shanghai Stock Market - Uji Beda T dan Shenzen Stock Market Periode tahun 1995-1999.
Manalu
Payamta dan Machfoedz
Nama
Tabel 7. Daftar Penelitian Terdahulu yang Relevan
IPO kemajuan yang signifikan pada real sales, real assets, sales efficiency, dan net profit level, serta penurunan yang signifikan pada rasio leverage sesudah IPO yang diukur dari TOTA. Namun ditemukan pula dalam penelitian ini dengan tidak adanya yang perubahan signifikan pada tingkat keuntungan (rentabilitas) yang pada penelitian ini diukur melalui ROS. Rasio yang digunakan Return on Sales (ROS), net profit level, real sales, real assets, total employment, sales efficiency dan total debt to total assets (TOTA)
IPO tidak mengubah seluruh variabel secara signifikan kecuali untuk variabel EPS dan ROA. Rasio yang digunakan Operating Revenue, Net Profit, EPS, ROE, QR, CR.
Rasio-rasio perbankan tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah IPO Rasio yang digunakan antara lain CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, NCM, KDN. Proses IPO memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasio-rasio keuangan kecuali rasio CAR. Rasio yang digunakan CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, LDR, NIM, CR, QR.
Hasil Utama
80
61,259 10,240
101,509 9,896 111,405 56,530 167,935
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas
8,446 79,944
71,499
12,147 82,530 82,530 6,072 1,739 2,867 105,356 12,197 12,392 24,588 129,944
2006
14,982 124,915 124,915 393 1,896 1,981 144,167 13,004 10,764 23,768 167,935
2005
Aktiva Kas dan Setara Kas Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih Piutang Pembiayaan Sewa Pembiayaan Total Pembiayaan Investasi pada Perusahaan Asosiasi Piutang Lain-Lain Pajak dan biaya dibayar dimuka Aktiva Pajak Tangguhan Aktiva Lancar Aktiva Tetap Bersih Aktiva lain-lain Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar
Keterangan
Lampiran 8 Laporan Keuangan Verena Multi Finance
63,133 421,960
358,827
347,488 11,339
4,680 376,255 376,255 2,407 2,307 3,123 388,772 14,211 18,977 33,188 421,960
2007
118,677 595,599
476,922
472,790 4,132
20,799 527,257 527,257 2,071 2,231 2,913 555,270 12,469 27,860 40,329 595,599
2008
134,900 643,465
508,564
504,993 3,572
4,089 590,347 590,347 1,842 3,794 1,322 601,395 12,589 29,480 42,069 643,465
Neraca
2009
160,855 961,244
800,389
796,945 3,444
27,831 841,325 841,325 20,088 1,615 4,011 3,000 897,870 22,474 40,900 63,374 961,244
2010
185,508 1,521,029
1,335,521
633,777 701,744
160,341 1,216,486 46,481 1,262,967 20,046 1,285 3,818 4,695 1,453,153 26,497 41,379 67,876 1,521,029
2011
218,597 1,955,435
1,736,838
796,444 940,394
184,119 1,308,040 371,364 1,679,403 20,909 2,591 5,629 3,129 1,895,781 35,753 23,902 59,654 1,955,435
2012
255,784 2,100,164
1,844,380
931,609 912,771
101,621 1,083,914 809,690 1,893,604 29,620 2,977 6,779 2,685 2,037,286 36,996 25,882 62,878 2,100,164
2013
81
Pendapatan Jumlah Pendapatan Beban Jumlah Beban Laba Sebelum Beban Pajak Beban Pajak Laba Bersih 64,143 60,382 3,761 1,845 1,916
73,894 66,403 7,491 2,253 5,238
78,622 9,549 3,062 6,487
88,171 128,038 17,592 5,663 11,929
145,630
Laba Rugi
131,209 23,369 7,145 16,223
154,578 160,136 35,316 9,404 25,912
195,452 212,754 32,680 8,027 24,653
254,434 281,079 44,428 11,339 33,089
325,508
331,104 46,101 11,546 34,555
377,205
82
Aktiva Kas dan Setara Kas Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih Piutang Sewa Pembiayaan Bersih Total Pembiayaan Investasi pada Entitas Asosiasi Piutang Lain-Lain Pajak dan biaya dibayar dimuka Aktiva Pajak Tangguhan Aktiva Lancar Aktiva Tetap Bersih Aktiva lain-lain Aktiva tidak Lancar Jumlah Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas
Keterangan 6,139 68,815 68,815 2,126 350 697 78,126 1,880 429 2,309 80,435 34,633 450 35,083 45,352 80,435
32,322 32,322 43,168 75,490
2006
7,200 65,555 65,555 481 126 344 73,706 1,785 1,785 75,490
2005
Lampiran 9 Laporan Keuangan Batavia Prosperindo Finance
172,153 172,153 50,623 222,775
3,148 209,880 209,880 3,624 1,933 789 219,374 2,789 612 3,401 222,775
2007
132,508 1,299 133,807 61,378 195,185
4,769 178,393 178,393 154 2,507 1,368 187,192 4,924 3,070 7,993 195,185
2008
102,039 2,241 104,280 125,873 230,152
6,235 207,306 207,306 3,077 3,088 404 220,110 5,672 4,370 10,043 230,153
2009 Neraca
132,437 3,390 135,828 150,855 286,683
8,124 259,185 259,185 219 2,895 767 271,190 6,218 9,275 15,493 286,683
2010
199,670 4,684 204,353 164,140 368,493
11,272 314,777 3,192 317,969 17,264 134 5,487 1,118 353,243 6,799 8,451 15,250 368,493
2011
334,223 6,523 340,746 188,480 529,227
9,034 338,088 127,973 466,061 16,627 10,249 5,533 1,607 509,112 16,377 3,738 20,115 529,227
2012
571,573 6,801 578,374 220,673 799,048
9,310 479,013 218,181 697,195 26,989 30,937 8,779 1,601 774,811 21,606 2,631 24,237 799,048
2013
83
Pendapatan Jumlah Pendapatan Jumlah Beban Laba Sebelum Beban Pajak Beban Pajak Laba Bersih 15,609 15,002 6,605 2,100 4,505
19,557 19,201 3,104 1,272 1,832
40,506 34,169 7,541 2,362 5,179
Laba Rugi 71,409 52,211 15,773 4,770 11,003
82,563 54,674 22,326 3,553 18,773
90,162 51,814 32,472 6,518 25,954
128,063 97,181 30,646 7,361 23,284
158,576 119,184 38,720 9,456 29,264
208,342 161,828 47,333 11,054 36,279
84
Mean -27.50437
Sebelum & Sesudah
Sebelum Sesudah
Pair 1 Sebelum - Sesudah
Pair 1
Pair 1
32
.907
t -1.663
Correlation
Std. Deviation 174.20593 216.13712
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 93.56366 16.53987 -61.23767 6.22892
Paired Samples Correlations N
Paired Samples Statistics Mean N 125.7934 32 153.2978 32
Lampiran 10 Hasil Uji Beda Paired Samples T Test Kinerja Keuangan Verena Multi Finance
df
.000
Sig. (2-tailed) 31 .106
Sig.
Std. Error Mean 30.79555 38.20801
85
Pair 1
Pair 1
Pair 1
Sebelum - Sesudah
Paired Samples Correlations N 32
Correlation .903
t 1.235
Std. Deviation 83.68411 66.65945
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 8.08875 37.03958 6.54773 -5.26544 21.44294
Sebelum & Sesudah
Sebelum Sesudah
Paired Samples Statistics Mean N 99.3522 32 91.2634 32
Lampiran 11 Hasil Uji Beda Paired Samples T Test Kinerja Keuangan Batavia Prosperindo Finance
df
.000
Sig. (2-tailed) 31 .226
Sig.
Std. Error Mean 14.79340 11.78384
86
Pair 1 Sebelum - Sesudah
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper -2.20500 3.01602 1.50801 -7.00416 2.59416
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1 Sebelum - Sesudah
t -1.462
df 3
Sig. (2tailed) .240
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) .56750 .38561 .19280 -.04608 1.18108 2.943 3 .060
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 12 Hasil Output beda paired samples T test ROA
87
Sebelum Sesudah
-6.29250
Mean
Pair 1 Sebelum - Sesudah
2.83988
1.41994
-10.81138
t -2.119
-1.77362
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper -5.18000 4.88878 2.44439 -12.95914 2.59914
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 13 Hasil Output beda Paired Samples T Test ROE
df
-4.432
t
3
3
df
Sig. (2tailed) .124
.021
Sig. (2tailed)
88
Sebelum Sesudah
Mean
Pair 1 Sebelum Sesudah
1
4.72336
Std. Deviation 2.36168
-2.16341
t
df
2.266
t 1.776
12.86841
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Lower Upper
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 16.37500 18.44349 9.22175 -12.97272 45.72272
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 14 Hasil Output beda Paired Samples T Test BOPO
3
3
df
Sig. (2tailed) .174
.108
Sig. (2tailed)
89
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper -63.83000 68.33632 34.16816 -172.56834 44.90834
Pair 1
Sebelum - Sesudah
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 31.75000 44.43253 22.21627 -38.95208 102.45208
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1 Sebelum Sesudah
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 14 Hasil Output beda Paired Samples T Test CR
t 1.429
t -1.868
df
df
Sig. (2-tailed) 3 .248
3
Sig. (2tailed) .159
90
Sebelum - Sesudah
Pair 1 Sebelum - Sesudah
Mean Std. Deviation -1.83500 10.46154
Std. Error Mean 5.23077
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -18.48164 14.81164
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 20.74250 29.57866 14.78933 -26.32375 67.80875
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 15 Hasil Output beda Paired Samples T Test DAR
t -.351
t 1.403
df
df
3
Sig. (2tailed) .749
Sig. (2-tailed) 3 .255
91
Sebelum Sesudah
-3.61250
Pair 1
Sebelum - Sesudah
1.62777
Std. Deviation .81388
Std. Error Mean
Paired Samples Test Paired Differences
-6.20264
-1.02236
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 13.22000 98.43417 49.21709 -143.41074 169.85074
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1
Mean
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 16 Hasil Output beda Paired Samples T Test DER
t .269
-4.439
t
df
3
df
Sig. (2-tailed) 3 .806
.021
Sig. (2-tailed)
92
Mean -7.75000
Pair 1 Sebelum - Sesudah
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 10.43905 5.21952 -24.36085 8.86085
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper .22250 5.56306 2.78153 -8.62958 9.07458
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1 Sebelum - Sesudah
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 17 Hasil Output beda Paired Samples T Test Pembiayaan terhadap total aset
t .080
t -1.485
df
df 3
Sig. (2-tailed) 3 .941
Sig. (2tailed) .234
93
Sebelum - Sesudah
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 10.60750 6.17919 3.08959 .77503 20.43997
Pair 1 Sebelum Sesudah
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Mean Lower Upper 12.36250 22.63200 11.31600 -23.65006 48.37506
PT Batavia Prosperindo Finance, Tbk
Pair 1
PT Verena Multi Finance, Tbk
Lampiran 18 Hasil Output beda Paired Samples T Test Pembiayaan terhadap kewajiban
t 1.092
t 3.433
df
df
3
Sig. (2tailed) .355
Sig. (2-tailed) 3 .041
94