PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009
Daftar Isi
Halaman Neraca Konsolidasi ............................................................................................................
1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ............................................................................................ 3 - 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ............................................................................... 5 - 6 Laporan Arus Kas Konsolidasi ............................................................................................
7-8
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ........................................................................9 - 66
****************************
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET
Catatan
2010
2009
Kas
2j,4
7.043.090
6.397.264
Giro pada Bank Indonesia
2j,5
11.526.713
9.709.019
Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp47.053 dan Rp95.168 per 31 Maret 2010 dan 2009
2j,2q,6
4.653.495
9.413.714
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp158.372 dan Rp105.932 per 31 Maret 2010 dan 2009
2k,2q,7
18.288.351
13.736.840
Surat-surat berharga - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp732.966 dan Rp559.406 per 31 Maret 2010 dan 2009
2l,2q,8
70.695.267
49.850.602
2l,9
40.827.920
43.174.462
Obligasi pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp504 dan Rp608 per 31 Maret 2010 dan 2009 Kredit yang diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
2m,10
2g,2q,11
-
49.904
60.173
758.237 120.265.189
830.501 106.441.453
121.023.426 (170.105)
107.271.954 -
120.853.321 (3.652.232)
107.271.954 (3.376.371)
117.201.089
103.895.583
2n,2o,12 2c,3
Jumlah kredit yang diberikan Dikurangi: Pendapatan yang diterima dimuka Jumlah kredit yang diberikan - setelah pendapatan yang diterima dimuka Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai **)
467.981
2q,12
Jumlah kredit yang diberikan - bersih Investasi dalam sewa guna usaha - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp249 dan Rp676 per 31 Maret 2010 dan 2009
2h,2q
4.567
7.695
Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp38.995 dan Rp38.225 per 31 Maret 2010 dan 2009
2i,2q
2.189.623
1.214.850
2p,2q,13
2.872.544
2.976.226
Tagihan akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp384.633 dan Rp74.755 per 31 Maret 2010 dan 2009 Penyertaan - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp18.960 dan Rp13.401 per 31 Maret 2010 dan 2009
2q,2r
17.847
23.185
Aset pajak tangguhan - bersih
2w,17
913.787
918.773
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp3.044.782 dan Rp2.562.513 per 31 Maret 2010 dan 2009
2s,14,22
2.940.148
2.611.376
Aset lain-lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp43.918 dan Rp32.239 per 31 Maret 2010 dan 2009
2c,2q,3
4.539.174
3.806.438
284.231.500
247.796.200
JUMLAH ASET
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 1 secara keseluruhan.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan
2010
2009
2.191.756
1.636.299
29.472 242.264.621
28.326 209.429.625
242.294.093
209.457.951
2.465.915
5.990.446
KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan dari nasabah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
37 2t,15 2c,3
Jumlah simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain
2u,15
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
2m,8
-
-
Kewajiban derivatif
2g,11
26.045
33.045
Kewajiban akseptasi
2p,16
2.091.992
1.876.840
Surat-surat berharga yang diterbitkan
2v
866.847
437.303
Pinjaman yang diterima
18
414.061
497.090
Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif
2q,19
62.246
60.362
Hutang pajak
2w,17
227.212
336.307
Beban yang masih harus dibayar
37
183.726
191.886
Kewajiban lain-lain
31
JUMLAH KEWAJIBAN
3.581.197
2.258.018
254.405.090
222.775.547
EKUITAS Modal saham dengan nilai nominal Rp62,50 (nilai penuh) per saham Modal dasar: 88.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh : 24.655.010.000 saham
1a,1c,20
1.540.938
1.540.938
Tambahan modal disetor
2z,2aa,21
3.895.933
3.895.933
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
2d
202.064
354.405
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
2r
3.937
1.494
Laba yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
2l
473.826
66.138
30
392.036 24.126.261
392.036 19.578.294
Saldo laba *) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Modal saham diperoleh kembali (treasury stock) : 289.767.000 saham harga perolehan JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS *)
1c,2ac,20
(808.585)
(808.585)
29.826.410
25.020.653
284.231.500
247.796.200
Saldo rugi sebesar Rp25.853.162 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor pada saat kuasi-reorganisasi Bank pada tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 2aa).
**)
Untuk tahun 2009 merupakan penyisihan penghapusan
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 2 secara keseluruhan.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2010
2009
2c,2e,3,24
4.704.981 223.831
5.652.326 191.562
4.928.812
5.843.888
(1.974.262) (279)
(1.927.706) (495)
(1.974.541)
(1.928.201)
2.954.271
3.915.687
699.929
622.525
93.273
232.495 8.034
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Pendapatan bunga Provisi dan komisi
2f
Jumlah pendapatan bunga Beban bunga Beban bunga Beban pendanaan lainnya
2c,2e,3,25
Jumlah beban bunga PENDAPATAN BUNGA - BERSIH Pendapatan operasional lainnya Provisi dan komisi lainnya
26
Laba selisih kurs - bersih
2d,2g
Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah
2l
581.376
Keuntungan dari kenaikan nilai surat-surat berharga dan obligasi pemerintah
2l
104.652
Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Pemulihan (beban) penyisihan penghapusan aset Pemulihan (beban) estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif
2q
2q,19
-
245.738
175.831
1.724.968
1.038.885
303.258
(857.996)
248
(4.951)
Beban operasional lainnya Beban karyawan
2y,27
(1.451.265)
(1.158.147)
Beban umum dan administrasi
28
(1.035.364)
(834.628)
Kerugian dari penurunan nilai surat-surat berharga dan obligasi pemerintah
2l
Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL
-
(1.989)
(56.782)
(41.320)
(2.543.411)
(2.036.084)
2.439.334
2.055.541
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 3 secara keseluruhan.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan PENDAPATAN NON-OPERASIONAL - bersih Laba penjualan aset tetap Pendapatan sewa Lain-lain - bersih
2s
Jumlah pendapatan non-operasional - bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (BEBAN) MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Pajak tahun berjalan Pajak tangguhan
LABA BERSIH
Laba bersih Dasar
2009
3.513 6.907 19.722
918 5.310 12.676
30.142
18.904
2.469.476
2.074.445
2w,17
Jumlah beban pajak
LABA PER SAHAM (nilai penuh): Laba operasional Dasar
2010
(422.640) (115.822)
(601.165) 158.658
(538.462)
(442.507)
1.931.014
1.631.938
100
84
79
67
2x,29
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 4 secara keseluruhan.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo per 31 Desember 2008
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.540.938
Laba bersih
Tambahan modal disetor
3.895.933
Selisih kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
273.356
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Laba yang Belum Direalisasi atas Surat-surat Berharga dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
1.494
37.782
Modal Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
(808.585)
Saldo Laba*) Telah Belum Ditentukan Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya
392.036
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah Ekuitas
17.946.356
23.279.310
1.631.938
1.631.938
Laba yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
2l
-
-
-
-
28.356
-
-
-
28.356
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
2d
-
-
81.049
-
-
-
-
-
81.049
354.405
1.494
66.138
Saldo per 31 Maret 2009
1.540.938
3.895.933
(808.585)
392.036
19.578.294
25.020.653
*) Saldo rugi sebesar Rp25.853.162 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor pada saat kuasi-reorganisasi Bank pada tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 2aa).
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo per 31 Desember 2009
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.540.938
Laba bersih
Tambahan modal disetor
3.895.933
Selisih kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
214.425
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Laba yang Belum Direalisasi atas Surat-surat Berharga dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
3.786
422.913
Modal Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
(808.585)
Saldo Laba*) Telah Belum Ditentukan Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya
392.036
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah Ekuitas
22.195.247
27.856.693
1.931.014
1.931.014
Laba yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
2l
-
-
-
-
50.913
-
-
-
50.913
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
2d
-
-
(12.361)
-
-
-
-
-
(12.361)
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
2r
-
-
-
151
-
-
-
-
Saldo per 31 Maret 2010
1.540.938
3.895.933
202.064
3.937
473.826
(808.585)
392.036
24.126.261
151 29.826.410
*) Saldo rugi sebesar Rp25.853.162 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor pada saat kuasi-reorganisasi Bank pada tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 2aa).
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi Pembayaran bunga, provisi dan komisi Pembayaran dari (pembayaran untuk) transaksi valuta asing - bersih Penerimaan dari pendapatan operasional lainnya Penerimaan dari pendapatan non-operasional Pembayaran untuk beban operasional lainnya Pembayaran pajak penghasilan Kenaikan/penurunan lainnya yang mempengaruhi kas: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan Obligasi pemerintah untuk tujuan diperdagangkan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Investasi dalam sewa guna usaha Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Aset lain-lain Kewajiban segera Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Kewajiban Akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan Kewajiban lain-lain Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Pembelian penyertaan dalam saham Pembelian obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual yang dijual dan jatuh tempo selama periode berjalan Pembelian obligasi pemerintah untuk dimiliki hingga jatuh tempo Pembelian surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Penerimaan dari surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual yang jatuh tempo selama periode berjalan Pembelian surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo Penerimaan dari surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo yang dijual dan jatuh tempo selama periode berjalan Penerimaan dividen kas Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
2010
2009
4.689.288 (1.946.943) 4.870.968 922.765 26.722 (2.561.851) (424.800)
4.798.830 (1.878.342) (1.954.786) 778.237 18.009 (2.040.195) (739.524)
(16.554.169) 2.152.647 (14.130) 201.355 2.504.801 (2.658) (287.672) (1.109.276) 1.350.490 (3.734.301) (82.110) 171.363 440.900 1.404.118 (7.982.493)
(9.038.857) 1.120.456 (4.334) 5.884.403 4.338 189.957 23.842 (405.814) 514.695 (49.892) 1.290.354 2.142.234 (98.439) 489.263 1.044.435
(89.667) 3.458 (402.794)
(121.480) 1.903 (22) (6.946.050)
3.536.500 (1.545.304) (38.556.753)
8.508.000 (4.896.523) (74.700)
36.406.894 (1.083.675)
55.437 (1.426.325)
899.516 108
1.817.928 1
(831.717)
(3.081.831)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 7 secara keseluruhan.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kas Penarikan (pembayaran untuk) - bersih atas pinjaman yang diterima Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
INFORMASI TAMBAHAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN YANG TIDAK MEMPENGARUHI KAS: Reklasifikasi obligasi pemerintah dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual Reklasifikasi surat-surat berharga dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual
2009
(316.272) (316.272)
(852.784) 48.765 (804.019)
(9.130.482) 32.400.833 23.270.351
(2.841.415) 28.456.580 25.615.165
7.043.090 11.526.713 4.700.548 23.270.351
6.397.264 9.709.019 9.508.882 25.615.165
1.613.348
7.313.684
18.126
711.972
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 8 secara keseluruhan.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM a.
PT Bank Central Asia Tbk (“Bank BCA” atau “Bank”) didirikan di negara Republik Indonesia dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory”. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PT Bank Central Asia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 29 Desember 1999 No. 62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C-21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797 tanggal 18 Januari 2007 dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20 Februari 2007. Perubahan terakhir terhadap seluruh Anggaran Dasar dilakukan dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. tanggal 15 Januari 2009 No. 19. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-12512.AH.01.02 tanggal 14 April 2009 dan diumumkan dalam tambahan No. 12790 pada Berita Negara No. 38 tanggal 12 Mei 2009. Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh izin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977. Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan M.H. Thamrin No. 1. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Bank memiliki sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai berikut: 2009
2010 Cabang dalam negeri Kantor perwakilan luar negeri Jumlah
887 2 889
850 2 852
Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di Hong Kong dan Singapura. b.
Berdasarkan surat keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) No. 19/BPPN/1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi dan manajemen Bank. Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah menjadi Bank Taken Over (BTO). Bank ditetapkan untuk ikut serta dalam program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 117/KMK.017/1999 dan No. 31/15/KEP/GBI tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank untuk Bank Taken Over. Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank menerima pembayaran sebesar Rp60.877.000 dari Pemerintah Republik Indonesia. Jumlah ini terdiri dari (i) nilai pokok kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada BPPN (terdiri dari Rp47.751.000 yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21 September 1998 dan Rp4.975.000 yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26 April 1999), dan (ii) bunga yang masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi terhitung sejak tanggal efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April 1999, sejumlah Rp8.771.000, dikurangi dengan (iii) kelebihan saldo Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (termasuk bunga) sejumlah Rp29.100.000 atas pembayaran rekapitalisasi dari Pemerintah melalui BPPN sejumlah Rp28.480.000. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk membeli obligasi pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp60.877.000 (terdiri dari obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp2.752.000 dan obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah Rp58.125.000 melalui Bank Indonesia) (Catatan 9). Berdasarkan surat keputusan Ketua BPPN No. SK-501/BPPN/0400 tanggal 25 April 2000, BPPN mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku efektif pada tanggal tersebut. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 2/11/PBI/2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank Indonesia mengumumkan melalui Peng. No. 2/4/Bgub tanggal 28 April 2000, bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank telah selesai dan Bank telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia
9
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1037/PM/2000 tanggal 11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 saham melalui Penawaran Umum Perdana dengan jumlah nilai nominal Rp331.200 (harga penawaran Rp1.400 (nilai penuh) per saham), yang merupakan 22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 12 April 2001 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 25) menetapkan untuk dilakukannya pemecahan nilai nominal saham (“stock split ”) dari Rp500 (nilai penuh) per saham, menjadi Rp250 (nilai penuh) per saham dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak 147.199.300 saham (atau sejumlah 294.398.600 saham setelah stock split ) melalui Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (“MSOP”). Stock split dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001. Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1611/PM/2001 tanggal 29 Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp147.200 (harga penawaran Rp900 (nilai penuh) per saham), yang merupakan 10% dari modal saham ditempatkan dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan tanggal 6 Mei 2004 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 16) menetapkan untuk dilakukannya stock split dari Rp250 (nilai penuh), per saham menjadi Rp125 (nilai penuh), per saham. Stock split dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H. tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004. RUPSLB tanggal 26 Mei 2005 (notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 42) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares ) oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu sebanyak 615.160.675 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp2.153.060. Dengan surat No. 7/7/DPwB2/PwB24/Rahasia tanggal 16 November 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana pembelian kembali saham Bank. RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares ) tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari waktu ke waktu selama 18 bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1% dari jumlah seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya 123.275.050 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp678.013. Dengan surat No. 9/160/DPB 3/TPB 3-2 tanggal 11 Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait dengan Pembelian Kembali Saham Tahap II. RUPSLB tanggal 28 November 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33), telah menyetujui pemecahan saham Bank (stock split ) dari Rp125 (nilai penuh) per saham menjadi Rp62,50 (nilai penuh) per saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008. Selain itu, RUPSLB tanggal 28 November 2007 memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Bapak Renaldo Hector Barros selaku Komisaris Independen Bank dan mengangkat Bapak Renaldo Hector Barros dan Bapak Henry Koenaifi, setelah melepaskan jabatannya selaku Direktur Utama PT BCA Finance sebagai Direktur Bank, masing-masing berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Bank telah menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia No. 10/19/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 8 Februari 2008 yang menyetujui pengangkatan: a. b.
Bapak Renaldo Hector Barros selaku Direktur Bank, efektif sejak tanggal 8 Februari 2008, dan Bapak Henry Koenaifi selaku Direktur Bank, efektif tanggal 13 Februari 2008, setelah Bank menyampaikan surat No. 080/DIR/2008 tanggal 12 Februari 2008 kepada Bank Indonesia mengenai pemberhentian dengan hormat Bapak Henry Koenaifi selaku Direktur Utama PT BCA Finance.
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2008 memutuskan untuk mengangkat Bapak Sigit Pramono selaku Komisaris Independen Bank, efektif sejak tanggal 20 Agustus 2008 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 10/116/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 20 Agustus 2008. Berdasarkan Surat No. 038/IQ-ECM/LTR/HFJ/XI/2008.TRIM, tanggal 26 November 2008, menyatakan bahwa aktivitas Pembelian Kembali Saham Tahap II periode 11 Februari 2008 sampai dengan 13 November 2008 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000 lembar dengan rata-rata perolehan Rp3.106,88 (nilai penuh) per lembar saham.Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan 13 November 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan pembelian Rp808.585 (Catatan 20).
10
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
RUPSLB tanggal 18 Desember 2008 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 114), telah menyetujui pengambilalihan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Bank UIB, berkedudukan di Jakarta Timur, sejumlah 42.500 saham, dengan harga pembelian akhir sebesar Rp248.257, sehingga Bank akan menjadi pemegang 99,99% saham PT Bank UIB, persetujuan mana termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan terhadap rancangan akuisisi, ringkasan rancangan akuisisi dan konsep akta akuisisi dalam rangka pengambilalihan tersebut, dimana untuk selanjutnya PT Bank UIB tersebut akan diubah kegiatan usahanya menjadi Bank Umum Syariah, termasuk kemungkinan apabila Bank bermaksud untuk mengalihkan sebagian saham PT Bank UIB kepada pihak lain yang disetujui oleh Bank sebagai strategic partner dalam mengembangkan Bank Umum Syariah tersebut. Berdasarkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 187 tanggal 24 Oktober 2008, Bank telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli dengan pemilik PT Bank UIB dalam rangka akuisisi PT Bank UIB. Akuisisi tersebut telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 11/64/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 22 Mei 2009 dan telah dituangkan dalam Akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009. Pada tanggal 11 Agustus 2009, Bank telah menyetorkan tambahan modal kepada PT Bank UIB sebesar Rp200,000. Melalui Akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No.49 tanggal 16 Desember 2009 dari Notaris Ny. Pudji Redjeki Irawati S.H., PT Bank UIB telah memutuskan untuk melakukan perubahan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan berubah nama menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No.AHU01929.AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010 dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No: 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010 tentang pemberian izin perubahan kegiatan usaha dari Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah PT Bank BCA Syariah yang berlaku efektif sejak tanggal 2 Maret 2010. RUPS Tahunan tanggal 18 Mei 2009 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., dengan Akta No. 118), memutuskan untuk mengangkat Bapak Armand Wahyudi Hartono selaku Direktur, efektif sejak tanggal 14 September 2009 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 11/124/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 14 September 2009. d.
Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Komisaris Presiden Komisaris Komisaris
Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
2009
Eugene Keith Galbraith Tonny Kusnadi Cyrillus Harinowo*) Raden Pardede*) Sigit Pramono *)
Eugene Keith Galbraith Tonny Kusnadi Cyrillus Harinowo*) Raden Pardede*) Sigit Pramono *)
Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja
Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja
Dhalia Mansor Ariotedjo Anthony Brent Elam Suwignyo Budiman Tan Ho Hien / Subur Tan**) Renaldo Hector Barros Henry Koenaifi Armand Wahyudi Hartono
Dhalia Mansor Ariotedjo Anthony Brent Elam Suwignyo Budiman Tan Ho Hien / Subur Tan**) Renaldo Hector Barros Henry Koenaifi
*) Komisaris Independen **) Direktur Kepatuhan Per 31 Maret 2010 dan 2009, Komite Audit Bank terdiri dari: Ketua Anggota Anggota Anggota
: : : :
Cyrillus Harinowo Herman Yoseph Susmanto Rodulphus Aquaviva Supriyono Inawaty Suwardi
Pada tanggal 31 Maret 2010, susunan pengurus Bank berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 181, tanggal 18 September 2009, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Pada tanggal 31 Maret 2009, susunan pengurus Bank berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 87, tanggal 11 September 2008, dibuat oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. e.
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Bank mempekerjakan masing-masing 20.119 dan 20.298 karyawan tetap.
11
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank dan Anak Perusahaan menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut: a.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi Bank dan Anak Perusahaan telah disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) mengenai “Akuntansi Perbankan“ dan prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta praktik-praktik akuntansi dan pedoman pelaporan dan akuntansi perbankan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK). Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali untuk surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual, tagihan dan kewajiban derivatif yang dicatat berdasarkan nilai wajar, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode akuntansi ekuitas. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas dan tagihan bunga atas aset produktif non-performing yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis ). Laporan arus kas konsolidasi disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitasaktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasi, yang termasuk setara kas adalah giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.
b.
Prinsip konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Bank dan Anak Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank. Suatu pengendalian atas suatu Anak Perusahaan lain dianggap ada bilamana Bank memiliki, baik secara langsung atau tidak langsung lebih dari lima puluh persen (50%) hak suara pada Anak Perusahaan, atau Bank dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan, atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota Direksi pada Anak Perusahaan, atau mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus. Dalam mencatat akuisisi Anak Perusahaan digunakan metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan atau kewajiban yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset bersih Anak Perusahaan dicatat sebagai goodwill . Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan bagian Bank atas nilai wajar bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus selama 5 tahun dengan pertimbangan bahwa estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut adalah 5 tahun. Seluruh transaksi dan saldo antar perusahaan yang signifikan telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi. Persentase kepemilikan Anak Perusahaan, secara langsung dan tidak langsung, yang dikonsolidasi pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: PT BCA Finance BCA Finance Limited PT Bank BCA Syariah*) *)
2010 100,00 100,00 100,00
2009 100,00 100,00 -
Kepemilikan 0,01% telah dijual kepada PT BCA Finance, pada tanggal 16 Desember 2009.
Jumlah aset semua Anak Perusahaan tersebut per 31 Maret 2010 dan 2009 (sebelum eliminasi) berjumlah Rp3.526.568 dan Rp1.876.334 atau 1,24% dan 0,76% dari jumlah aset konsolidasi. PT BCA Finance, sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Gedung Wisma BCA Pondok Indah, Jalan Niaga Hijau Raya Kavling I S No. 10 Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan, bergerak di bidang sewa guna usaha (multifinance ) dan beroperasi sejak tahun 1995. Berdasarkan Akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., tanggal 7 Maret 2005 No. 25, PT Central Sari Finance diubah namanya menjadi PT BCA Finance. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Keputusan No. C-08091 HT.01.04.TH.2005 tanggal 28 Maret 2005. Berdasarkan surat Bank Indonesia No. 12/22/DPB3/TPB 3-6/Rahasia, tanggal 10 Maret 2010 Bank Indonesia telah menyetujui perubahan komposisi kepemilikan saham Bank.
12
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BCA Finance Limited (“BFL”), sebuah perusahaan yang berdomisili di Hong Kong dan berlokasi di Room 3211-3215, Jardine House, 1 Connaught Place, Central, Hong Kong, bergerak di bidang money lending dan telah beroperasi sejak tahun 1975. PT Bank BCA Syariah, sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Jalan Jatinegara Timur No. 72, Jakarta Timur, bergerak di bidang perbankan dan beroperasi sejak tahun 1991. Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan dalam mata uang asing milik Anak Perusahaan luar negeri Bank dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut: (1) Aset dan kewajiban, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB pada tanggal neraca. (2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - merupakan akumulasi dari laporan laba rugi bulanan selama tahun berjalan yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan rata-rata kurs tengah Reuters untuk bulan yang bersangkutan. (3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis. (4) Laporan arus kas menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB pada tanggal neraca, kecuali akun-akun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsur-unsur ekuitas menggunakan kurs historis. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing” pada kelompok Ekuitas dalam neraca konsolidasi. c.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dalam laporan keuangan konsolidasi ini, istilah pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan PSAK No.7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, sebagai berikut: (i) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries ), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries ); (ii) perusahaan asosiasi (associated company); (iii) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (iv) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; (v) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau perusahaan di mana setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama maupun berbeda dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
d.
Penjabaran transaksi dalam valuta asing Bank menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir tahun aset moneter dan kewajiban moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (nilai penuh): Valuta asing 1 1 1 1 1 100 1
Dolar Amerika Serikat (USD) Dolar Australia (AUD) Dolar Singapura (SGD) Dolar Hong Kong (HKD) Poundsterling Inggris (GBP) Yen Jepang (JPY) EURO (EUR)
2010 9.100,00 8.337,42 6.491,24 1.170,84 13.787,41 9.765,00 12.237,68
2009 11.555,00 7.964,87 7.599,49 1.490,96 16.483,22 11.757,00 15.335,23
Laba (rugi) kurs, yang telah maupun yang belum direalisasi, dikreditkan (dibebankan) dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.
13
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e.
Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Diskonto dan premi diamortisasi dengan metode garis lurus dan dicatat sebagai penyesuaian atas bunga. Pengakuan pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya dihentikan pada saat kredit dan aset produktif lainnya tersebut diklasifikasikan sebagai non-performing (kurang lancar, diragukan dan macet). Pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis ). Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit non-performing . Kredit nonperforming terdiri dari kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non-performing . Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit non-performing yang digolongkan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan. Pendapatan bunga dari kredit yang direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah diterima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadi lancar sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.
f.
Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi, termasuk yang berhubungan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu kredit. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan dari kredit yang diselesaikan sebelum jatuh tempo, diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
g.
Instrumen derivatif Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, yang mensyaratkan bahwa semua instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan konsolidasi pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dan kurs tengah Reuters pada tanggal laporan. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Jika instrumen derivatif dirancang dan memenuhi syarat lindung nilai, perubahan nilai wajar yang berkaitan dengan lindung nilai diakui sebagai penyesuaian terhadap aset atau kewajiban yang dilindung nilai dalam laba rugi konsolidasi periode berjalan atau disajikan dalam ekuitas, tergantung pada jenis transaksi dan efektivitas dari lindung nilai tersebut.
h.
Akuntansi untuk transaksi sewa guna usaha Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset (Catatan 2s). Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Anak Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca konsolidasi sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Anak Perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. Dalam sewa menyewa biasa, Anak Perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di neraca konsolidasi sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Pendapatan sewa kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa.
14
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
i.
Akuntansi untuk pembiayaan konsumen Piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah angsuran yang belum dibayar dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang ditangguhkan dan penyisihan penghapusan. Pendapatan pembiayaan konsumen yang ditangguhkan merupakan selisih antara jumlah angsuran yang belum dibayar dengan nilai pokok pembiayaan dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu perjanjian berdasarkan tingkat pengembalian efektif.
j.
Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.
k.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan, dikurangi bunga diterima di muka. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan, dikurangi penyisihan penghapusan penempatan pada bank lain tersebut, yang jumlahnya ditentukan berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing penempatan pada akhir periode.
l.
Surat-surat berharga dan obligasi pemerintah Surat-surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia, obligasi korporasi, obligasi konversi, obligasi sukuk, wesel tagih, Medium Term Notes , unit penyertaan di reksa dana, surat berharga pasar uang dan Surat Perbendaharaan Negara. Investasi dalam surat-surat berharga dan obligasi pemerintah diklasifikasikan ke dalam salah satu dari kelompok berikut ini: diperdagangkan (trading ), tersedia untuk dijual (available-for-sale ), dan dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity ). Surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan dalam neraca konsolidasi sebesar harga perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto. Penurunan nilai wajar di bawah harga perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan permanen nilai investasi dan dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan Surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dinilai dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Laba atau rugi, yang telah maupun yang belum direalisasi akibat selisih antara nilai wajar dan harga perolehan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah untuk tujuan diperdagangkan, diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan. Selisih antara nilai wajar dan harga perolehan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, yang belum direalisasi, dicatat sebagai unsur ekuitas setelah pengaruh pajak tangguhan dan akan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode dimana surat-surat berharga dan obligasi pemerintah tersebut dijual. Untuk surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut. Untuk surat-surat berharga yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar surat berharga ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya adalah sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih surat berharga tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi konsolidasi periode berjalan. Investasi dalam unit penyertaan di reksa dana dinilai berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value ) pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang direalisasi dari penjualan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan berdasarkan metode identifikasi khusus.
m. Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali dan surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) disajikan sebagai aset dalam neraca konsolidasi sebesar jumlah penjualan kembali dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi), dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak surat-surat berharga tersebut dibeli hingga dijual kembali. Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) disajikan sebagai kewajiban sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati tersebut dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam neraca karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual.
15
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
n.
Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan disajikan sebesar nilai pokok kredit dikurangi provisi yang belum diamortisasi untuk provisi yang dipungut pada level pinjaman dikurangi lagi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sehingga nilai kredit yang dilaporkan pada laporan keuangan dapat berbeda dengan nilai yang dicatat untuk ditagih ke debitur. Khusus untuk provisi yang dipungut pada level komitmen/ plafon nilai kredit tetap sebesar nilai pokok kredit. Jumlah bruto kredit yang direstrukturisasi mencakup pokok kredit, bunga, dan beban lainnya yang dikapitalisasi ke pokok kredit. Bunga yang dikapitalisasi ke pokok kredit tersebut diakui sebagai pendapatan bunga ditangguhkan. Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama (joint financing ) dan kredit penerusan (channeling loan ) diakui sebesar pokok kredit yang merupakan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank.
o.
Restrukturisasi kredit bermasalah Selama tahun 2010 dan 2009, jenis restrukturisasi kredit bermasalah adalah dengan modifikasi persyaratan kredit dan konversi kredit menjadi instrumen keuangan lainnya. Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan kredit, dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai tunai penerimaan kas masa depan sebagaimana ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang diberikan tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan, saldo kredit yang diberikan harus dikurangi ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.
p.
Tagihan dan kewajiban akseptasi Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai nominal letters of credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank ). Tagihan akseptasi disajikan bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penghapusan.
q.
Cadangan penurunan nilai untuk kredit (CKPN), penyisihan penghapusan aset dan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas kredit, yang terdiri dari: 1.
CKPN kolektif (collective impairment ) Perhitungan CKPN kolektif dilakukan untuk kategori kredit : a. KUK, SME & Konsumen serta pinjaman pegawai. b. Komersial & Korporasi (yang perhitungan CKPN-nya belum diperlakukan secara individual).
2.
CKPN individu (individual impairment ) Perhitungan CKPN ini dilakukan untuk kategori kredit Komersial dan Korporasi yang telah terdapat bukti obyektif antara lain terdapat tunggakan melebihi 90 hari.
Perhitungan pembentukan CKPN kolektif berdasarkan kemungkinan kerugian penurunan nilai yang akan timbul, dengan formula sebagai berikut. % PD x % LGD x EAD l
PD (Probability of Default ) = tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban. Untuk dapat menentukan persentase Probability of Default (PD) yang wajar, maka diperlukan analisa data historis (minimal selama 3 tahun) dengan menggunakan metode Migration Analysis, Roll Rate , atau metode lainnya.
l
LGD (Loss Given Default ) = besarnya tingkat kerugian yang diakibatkan kegagalan debitur memenuhi kewajiban berdasarkan data historis minimal selama 3 tahun.
l
EAD = Exposure At Default
Bank membentuk penyisihan penghapusan aset produktif (terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga (kecuali Sertifikat Bank Indonesia, Surat Perbendaharaan Negara, dan obligasi pemerintah), tagihan derivatif, investasi dalam sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, dan penyertaan), penyisihan penghapusan aset non produktif (agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account ), dan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Penyisihan penghapusan aset dan estimasi kerugian ini dibentuk berdasarkan estimasi atas kerugian yang mungkin timbul. Jumlah penyisihan dan estimasi kerugian ini, yang menurut manajemen cukup untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya aset dan transaksi rekening administratif, didasarkan atas evaluasi kolektibilitas masing-masing aset dan transaksi rekening administratif. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing aset dan transaksi rekening administratif dilakukan berdasarkan sejumlah faktor subjektif, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar dan faktor-faktor lain yang relevan, dimana khusus untuk Bank, selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan perubahannya yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
16
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pembentukan penyisihan penghapusan aset dan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang diterapkan oleh Bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 1.
Penyisihan umum sekurang-kurangnya 1% dari saldo aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas lancar.
2.
Penyisihan khusus untuk aset dan transaksi rekening administratif dengan kualitas: Klasifikasi Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Persentase minimum 5% 15% 50% 100%
Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok pinjaman setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan. Untuk kredit yang telah direstrukturisasi, evaluasi manajemen Bank atas kolektibilitas kredit selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan perubahannya yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Penyesuaian atas penyisihan penghapusan aset dan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif dicatat dalam periode dimana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Penyesuaian ini termasuk penambahan penyisihan penghapusan aset dan penambahan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif, maupun pemulihan aset dan transaksi rekening administratif yang telah dihapuskan sebelumnya. Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit disajikan di sisi kewajiban pada neraca konsolidasi. Aset dan transaksi rekening administratif dihapuskan dengan mengurangi penyisihan penghapusan yang bersangkutan atau estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif, apabila menurut manajemen aset dan transaksi rekening administratif tersebut tidak mungkin tertagih lagi. r.
Penyertaan Penyertaan dalam saham dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan metode biaya (cost method ), sementara untuk kepemilikan antara 20% - 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (equity method ). Penyertaan dengan kepemilikan lebih dari 50% dikonsolidasikan (Catatan 2b). Bagian laba (rugi) dari penyertaan yang dicatat dengan metode ekuitas dikreditkan (dibebankan) dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan. Penurunan nilai penyertaan di bawah harga perolehan yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan nilai penyertaan dan dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan. Perubahan nilai investasi pada Anak Perusahaan yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas Anak Perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dengan Anak Perusahaan, diakui sebagai bagian dari ekuitas sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. Akun ini akan diperhitungkan di dalam penentuan laba atau rugi Induk Perusahaan pada saat pelepasan investasi tersebut
s.
Aset tetap Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Bank telah melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu pada tanggal 31 Desember 1998 dan 31 Oktober 2000 (Catatan 2aa). Jumlah selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp1.059.907 (Catatan 22) merupakan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 1998 dan 31 Oktober 2000. Selisih penilaian kembali aset tetap disajikan sebagai akun terpisah di bagian ekuitas di neraca. Aset tetap yang telah dinilai kembali tersebut dicatat sebesar nilai wajar/nilai revaluasi dan disusutkan berdasarkan sisa umur aset. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain”, dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Bank telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost ) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasi pada tahun 2008 (Catatan 22). Aset tetap (selain tanah) dan aset tetap yang telah dinilai kembali disajikan sebesar harga perolehan/nilai revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penilaian. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount ”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
17
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus (straight-line method ) untuk bangunan, dan metode saldo menurun ganda (double-declining-balance method ) untuk aset tetap lainnya, berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut: Bangunan Peralatan kantor dan perabot Kendaraan
: 20 tahun : 2 - 8 tahun : 4 - 8 tahun
Tanah disajikan sebesar harga perolehan/revaluasi dan tidak diamortisasi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasi ke akun aset tetap yang sebenarnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, menggantikan PSAK No. 30 (1990), ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”, (Catatan 2h). Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Bank sebagai lessor, mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasi pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis ) selama masa sewa. PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal neraca untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount ) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset melebihi estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut. t.
Simpanan dari nasabah Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.
u.
Simpanan dari bank lain Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari, dan deposito berjangka. Semuanya dinyatakan sesuai jumlah kewajiban terhadap bank lain.
v.
Surat-surat berharga yang diterbitkan Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh Bank dan Anak Perusahaan termasuk travelers’ cheques dan obligasi dicatat sebesar nilai nominal. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi. Saldo biaya emisi obligasi ditangguhkan dicatat sebagai pengurang terhadap saldo hutang obligasi
w. Taksiran pajak penghasilan Bank dan Anak Perusahaan menerapkan metode kewajiban (liability method ) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode kewajiban, aset dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan kewajiban tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang seperti rugi menurut pajak yang belum digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, yaitu dengan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substansial berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
18
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Koreksi atas kewajiban pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan atau banding tersebut diterima. x.
Laba per saham Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba operasional bersih dan laba bersih dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada akhir periode yang bersangkutan setelah memperhitungkan pembelian kembali saham. Saham yang diterbitkan untuk dijual secara kas diperhitungkan dalam jumlah rata-rata tertimbang saham beredar apabila kas telah diterima.
y.
Kewajiban imbalan pasca-kerja Jumlah estimasi kewajiban didasarkan pada perhitungan yang dilakukan oleh aktuaris independen sesuai dengan Undangundang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003 dan revisi atas PSAK No. 24 mengenai ”Imbalan Kerja”. Bank menyelenggarakan program Dana Pensiun Iuran Pasti bagi pekerja menurut ketentuan Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan Peraturan Pemerintah No. 76 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja dan peraturan pelaksanaannya sejak tanggal 25 Januari 1995 melalui Surat Edaran No. SE/DIR/HRD/001/DPB/05/95 tanggal 3 Februari 1995 perihal Dana Pensiun BCA. Peserta Dana Pensiun Bank adalah karyawan atau karyawati tetap Bank dengan masa kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan berusia minimal 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah. Bank mengakui penyisihan uang penghargaan terhadap pegawai berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 (UU No. 13/2003) tanggal 25 Maret 2003 terutama ketentuan yang mengatur mengenai penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Rugi di perusahaan. Kewajiban Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah kewajiban imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected unit-credit Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan atau kerugian aktuarial tersebut, diakui selama rata-rata sisa masa kerja dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu terjadi ketika Bank memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terhutang pada program imbalan pasti yang ada. Biaya jasa lalu diakui selama periode sampai dengan imbalan tersebut menjadi hak pekerja atau vested .
z.
Program kompensasi manajemen berbasis saham Bank memberikan opsi saham kepada manajemen dan karyawan tertentu. Beban kompensasi dinilai pada tanggal pemberian opsi saham dengan menggunakan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui selama masa bakti karyawan hingga opsi saham tersebut menjadi hak karyawan (vesting period ) (Catatan 21). Nilai wajar dari opsi saham yang diberikan ditaksir dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Binomial (Binomial option pricing model ).
aa. Kuasi reorganisasi Pada tanggal 31 Oktober 2000, Bank menerapkan PSAK No. 51, “Akuntansi Kuasi Reorganisasi”, untuk mendapatkan laporan yang dimulai dari “awal yang baik” (fresh start ). Pelaporan “fresh start ” mengharuskan penilaian kembali seluruh aset dan kewajiban yang tercatat dengan menggunakan nilai wajarnya dan eliminasi atas saldo rugi (defisit ). Dengan penerapan kuasi reorganisasi, saldo rugi Bank pada tanggal 31 Oktober 2000 sebesar Rp25.853.162 telah dieliminasi ke akun tambahan modal disetor. Penerapan kuasi reorganisasi ini telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui surat No. 3/165/DPwB2/IDWB2 tanggal 21 Februari 2001 dan oleh para pemegang saham di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dalam Akta No. 25). Nilai wajar dari aset dan kewajiban Bank ditentukan berdasarkan harga pasar. Apabila harga pasar tidak tersedia atau tidak mencerminkan ukuran yang relevan untuk nilai wajar, estimasi nilai wajar didasarkan pada nilai tunai atau diskonto penerimaan kas masa depan dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi ab. Informasi segmen Bank mengidentifikasi segmen operasi berdasarkan geografis (segmen primer) serta produk (segmen sekunder). Setiap segmen memberikan berbagai pelayanan jasa perbankan dan keuangan. Pendapatan dari setiap segmen diakui berdasarkan lokasi aset dan pelanggannya. Harga antar segmen ditentukan secara wajar (arm’s length basis ). Beban yang timbul akan dibebankan pada setiap segmen pada saat beban terjadi. Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh setiap segmen sama dengan yang dijelaskan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi ac. Modal saham diperoleh kembali (treasury stock ) Bank menetapkan metode biaya (cost method ) dalam mencatat modal saham diperoleh kembali (treasury stock ). Modal saham diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali saham dan disajikan sebagai pengurang pada sisi ekuitas laporan keuangan konsolidasi.
19
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ad. Penggunaan estimasi Dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, manajemen telah menggunakan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan. ae. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah dikeluarkan tetapi belum berlaku efektif Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK - Ikatan Akuntan Indonesia) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Bank tetapi belum efektif di tahun 2010 adalah sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: (1) PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements ) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. (2) PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”, memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing ) selama suatu periode. (3) PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. (4) PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas usaha yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. (5) PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi Pada Entitas Asosiasi”, akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994), “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi”, dan PSAK 40 (1997), “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”. (6) PSAK 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”, menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. (7) PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. (8) PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Bank sedang mengevaluasi dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasinya. 3. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Perincian saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang tidak dikonsolidasikan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, serta periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut adalah sebagai berikut: 2010 Jumlah Kredit yang diberikan (Catatan 12) # Aset lain-lain*) Simpanan dari nasabah dan bank lain (catatan 15) Fasilitas L/C yang diberikan kepada nasabah (Catatan 23) Bank garansi yang diberikan kepada nasabah (Catatan 23) Pendapatan bunga (Catatan 24) Beban bunga (Catatan 25)
2009 Persentase dari jumlah
Jumlah
Persentase dari jumlah
758.237 341.363
0,6274% 7,4483%
830.501 354.889
0,7742% 9,2451%
29.472
0,0120%
28.326
0,0131%
927
0,0306%
1.621
0,0820%
22.208 15.204 209
0,5608% 0,3231% 0,0106%
361 22.710 210
0,0085% 0,4018% 0,0109%
*) Merupakan pembayaran sewa yang dibayar dimuka dan uang jaminan sewa kepada PT Grand Indonesia (Catatan 39).
20
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. KAS 2010 Rupiah Valuta asing
2009
6.835.737 207.353 7.043.090
5.970.270 426.994 6.397.264
Saldo kas dalam mata uang Rupiah termasuk jumlah kas pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masing-masing sebesar Rp3.249.103 dan Rp2.804.065 pada tanggal 31 Maret 2010 & 2009. 5. GIRO PADA BANK INDONESIA 2010 Rupiah Valuta asing
2009
11.082.633 444.080 11.526.713
9.364.680 344.339 9.709.019
Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia berupa GWM Utama dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan Bank Indonesia No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing menyatakan bahwa Giro Wajib Minimum (GWM) Utama dalam Rupiah sebesar 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah (Catatan 38). Sementara menurut PBI No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing menyatakan bahwa GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam valuta asing (Catatan 38). Pemenuhan GWM Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009. GWM Utama Bank dalam Rupiah tahun 2010 adalah sebesar 5,05% (2009: 5,03%), GWM Sekunder dalam Rupiah adalah sebesar 45,99%, sedangkan GWM Utama dalam Dolar Amerika Serikat adalah sebesar 1,30% (2009: 1,01%). 6. GIRO PADA BANK LAIN Pihak ketiga: 2010 Rupiah Valuta asing Jumlah giro pada bank lain, sebelum penyisihan penghapusan Dikurangi : Penyisihan penghapusan Rupiah Valuta asing
2009
284 4.700.264
857 9.508.025
4.700.548
9.508.882
(8) (47.045) (47.053)
Jumlah giro pada bank lain - bersih
4.653.495
(28) (95.140) (95.168) 9.413.714
Bank tidak memiliki giro pada bank lain yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh saldo giro pada bank lain diklasifikasikan sebagai "lancar". Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan: 2010 Rupiah Valuta asing
2009 3,72% 0,05%
0,23% 0,04%
Mutasi penyisihan penghapusan giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah Saldo awal tahun Pemulihan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
Valuta asing
Jumlah
(10)
(120.549)
(120.559)
2
71.485
71.487
2.019
2.019
(8)
(47.045)
(47.053)
-
21
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009 Valuta asing
Rupiah
Jumlah
Saldo awal tahun Pemulihan (penambahan) penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing
(30)
(79.615)
(79.645)
2
(12.845)
(12.843)
(2.680)
(2.680)
Saldo akhir periode
(28)
(95.140)
(95.168)
-
Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain. 7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN 2010
2009
Hingga 1 bulan
2.590.000
3.249.570
Hingga 1 bulan Lebih dari 12 bulan
1.303.000 1.755.000
110.000 1.755.000
8.692.322 3.627.243 455.000 18.422.565
7.834.070 26.453 577.750 13.552.843
Jangka waktu Pihak ketiga : Bank Indonesia Rupiah Call money: Rupiah Valuta asing
Deposito: Rupiah Valuta asing
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan
Hingga 1 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 12 bulan
Jumlah penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, sebelum penyisihan penghapusan Dikurangi : Penyisihan penghapusan Rupiah Valuta asing
-
258.734
24.158 24.158
11.555 19.640 289.929
18.446.723
13.842.772
(30.580) (127.792) (158.372)
Jumlah penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih
18.288.351
(21.237) (84.695) (105.932) 13.736.840
Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain yang mempunyai hubungan istimewa. Termasuk dalam deposito adalah penempatan pada bank lain sehubungan dengan jaminan atas sewa gedung masing-masing sebesar RpNihil dan Rp6.067 per 31 Maret 2010 dan 2009 dan penempatan kepada Bank of New York sehubungan dengan jaminan atas penggunaan jasa Visa dan Mastercard masing-masing sebesar Rp24.158 dan Rp19.640 per 31 Maret 2010 dan 2009. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh saldo penempatan pada bank lain diklasifikasikan sebagai “lancar”. Mutasi penyisihan penghapusan penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut: Rupiah Saldo awal tahun Penambahan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
2010 Valuta asing
Jumlah
(19.550)
(21.310)
(40.860)
(11.030)
(110.176)
(121.206)
(30.580)
3.694 (127.792)
3.694 (158.372)
22
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rupiah Saldo awal tahun Penambahan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
2009 Valuta asing
Jumlah
(20.036)
(21.513)
(41.549)
(1.201)
(62.490)
(63.691)
(21.237)
(692) (84.695)
(692) (105.932)
Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain. Per 31 Maret 2010 dan 2009, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai jaminan. Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan: 2010
2009
Bank Indonesia dan Call money: Rupiah Valuta asing
6,17% 0,47%
8,50% 0,82%
Deposito: Rupiah Valuta asing
6,52% 0,04%
9,96% 0,84%
8. SURAT-SURAT BERHARGA Akun ini terdiri dari surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo, sebagai berikut: 2010 Harga perolehan (setelah amortisasi premi / diskonto) a.
Surat-surat berharga untuk diperdagangkan: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia
45.098.412 45.098.412
Laba (rugi) belum direalisasi
132.001 132.001
Jumlah surat-surat berharga untuk diperdagangkan b.
Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi korporasi Unit penyertaan di reksa dana Surat Perbendaharaan Negara Lainnya Valuta asing: Medium Term Notes Jumlah surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual
Nilai wajar
45.230.413 45.230.413 45.230.413
14.881.672 1.237.056 2.223.576 1.315.711 25.255 19.683.270 74.508
3.093 16.926 465.703 1.524 319 487.565 -
14.884.765 1.253.982 2.689.279 1.317.235 25.574 20.170.835 74.508 20.245.343
23
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010 Harga perolehan (setelah amortisasi premi / diskonto) c.
Surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo: Rupiah: Obligasi korporasi Wesel tagih Medium Term Notes Lainnya
Valuta asing: Medium Term Notes Wesel tagih
Penyisihan Penurunan Nilai Permanen
Nilai buku
4.300.215 62.217 325.000 108.098 4.795.530
-
4.300.215 62.217 325.000 108.098 4.795.530
397.148 759.799 1.156.947
-
397.148 759.799 1.156.947 5.952.477
Jumlah surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo
71.428.233
Jumlah surat-surat berharga, sebelum penyisihan penghapusan Dikurangi : Penyisihan penghapusan Rupiah Valuta asing
(572.719) (160.247) (732.966) 70.695.267
Jumlah surat-surat berharga - bersih 2009 Harga perolehan (setelah amortisasi premi / diskonto) a.
Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual: Rupiah: Obligasi korporasi Unit penyertaan di reksa dana Surat Perbendaharaan Negara Jumlah surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual
400.000 2.368.100 1.368.743 4.136.843
Laba (rugi) belum direalisasi
(25.160) 294.880 8.318 278.038
Nilai wajar
374.840 2.662.980 1.377.061 4.414.881 4.414.881
24
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009 Harga perolehan (setelah amortisasi premi / diskonto) b.
Surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo: Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi korporasi Wesel tagih Medium Term Notes Surat Perbendaharaan Negara Valuta asing: Surat Berharga Pasar Uang Medium Term Notes Wesel tagih
Penyisihan Penurunan Nilai Permanen
Nilai buku
38.025.999 4.137.675 304.121 325.000 580.067 43.372.862
-
38.025.999 4.137.675 304.121 325.000 580.067 43.372.862
577.750 1.579.781 464.734 2.622.265
-
577.750 1.579.781 464.734 2.622.265
Jumlah surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo
45.995.127
Jumlah surat-surat berharga, sebelum penyisihan penghapusan
50.410.008
Dikurangi : Penyisihan penghapusan Rupiah Valuta asing
(438.809) (120.597) (559.406) 49.850.602
Jumlah surat-surat berharga - bersih Bank tidak memiliki surat-surat berharga kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Bank melakukan reklasifikasi suratsurat berharga dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual masing-masing sebesar Rp18.126 dan Rp711.972. Reklasifikasi surat-surat berharga dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dilakukan untuk surat-surat berharga yang jatuh temponya kurang dari enam bulan. Surat-surat berharga berdasarkan kolektibilitas : Rupiah Lancar: Harga perolehan (setelah amortisasi premi/diskonto) Laba belum direalisasi dari perubahan nilai wajar suratsurat berharga untuk diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual Macet: Harga perolehan (setelah amortisasi premi/diskonto)
2010
2009
69.477.212
47.409.705
619.566 70.096.778
278.038 47.687.743
100.000
100.000
25
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010 Valuta asing: Lancar: Harga perolehan (setelah amortisasi premi/diskonto)
2009
1.132.581
2.619.697
Dalam Perhatian Khusus: Harga perolehan (setelah amortisasi premi/diskonto)
-
2.568
Macet Harga perolehan (setelah amortisasi premi/diskonto)
98.874
-
Jumlah surat-surat berharga, sebelum penyisihan penghapusan
71.428.233
Dikurangi : Penyisihan penghapusan Rupiah Valuta asing
(572.719) (160.247) (732.966)
Jumlah surat-surat berharga - bersih
70.695.267
50.410.008 (438.809) (120.597) (559.406) 49.850.602
Rincian surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual dan untuk dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan periode jatuh tempo: 2010 a.
Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun b.
2009
Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, nilai wajar: 18.891.279 200.082 1.153.982 20.245.343
4.040.041 374.840 4.414.881
822.016 1.969.966 3.160.495 5.952.477
39.952.671 2.859.437 3.183.019 45.995.127
Surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo, nilai buku: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan: 2010 Rupiah: Sertifikat Bank Indonesia Obligasi korporasi Medium Term Notes Surat Perbendaharaan Negara Valuta asing: Surat Berharga Pasar Uang Medium Term Notes
2009
6,52% 11,01% 10,45% 7,40%
10,60% 11,25% 10,45% 11,11%
8,14%
4,40% 9,03%
Mutasi penyisihan penghapusan surat-surat berharga adalah sebagai berikut: Rupiah Saldo awal tahun Penambahan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
Jumlah
(569.846)
(163.711)
(733.557)
(2.873)
(1.520)
(4.393)
(572.719)
4.984 (160.247)
4.984 (732.966)
Rupiah Saldo awal tahun (Penambahan) pemulihan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
2010 Valuta asing
2009 Valuta asing
Jumlah
(388.116)
(124.352)
(512.468)
(50.693)
11.468
(39.225)
(438.809)
(7.713) (120.597)
(7.713) (559.406)
26
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat-surat berharga. Berikut ini adalah ikhtisar peringkat efek yang dimiliki Bank berdasarkan laporan yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), PT Moody’s Indonesia (dahulu PT Kasnic Credit Rating Indonesia), atau Standard & Poor’s, masingmasing per 31 Maret 2010 dan 2009: 2010 BNI Securities Bank Jabar Banten Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (d/h Bank Ekspor Indonesia (Persero)) Majapahit Holding BV Mandiri Tunas Finance (d/h PT Tunas Financindo Sarana) Perum Pegadaian PT Arpeni Pratama Ocean Line PT Astra Sedaya Finance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Resonia Perdania PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank UOB Buana Indonesia Tbk PT Bentoel Internasional Investama Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Citra Margatama Surabaya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PT Federal International Finance PT HM Sampoerna Tbk PT Indo Kordsa Tbk (dahulu PT Branta Mulia Tbk) PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indosat Tbk PT Jasa Marga (Persero) PT Lautan Luas Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Mobile-8 Telecom Tbk PT Oto Multi Artha PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT PGN Euro Finance PT Surya Citra Televisi PT XL Axiata Tbk (d/h PT Excelcomindo Pratama Tbk)
idBBB idA+ idAAA Ba2 idAA+ idCCC idAAidAA+ A1 idA+ idA+ idAAidAAidAAA idA A3id idBBB+ idAAidAA idAA+ idAAidAB2 idAAidA+ idAAidA idAA-
2009 idBBB idAAA BBidA idAA+ idA idAAA idAAidA+ idA AA1 idAAidA+ idA idA+ A3 idAAidAAA idAidAA+ idAA+ idAAidAidAAidD idAAidA+ idAAidAABBidA idA+
27
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. Obligasi pemerintah Akun ini terdiri dari obligasi rekapitalisasi pemerintah yang diperoleh dalam rangka rekapitalisasi Bank (Catatan 1b) dan yang dibeli dari pasar sekunder dan obligasi non-rekapitalisasi pemerintah. Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/18/DPM tanggal 31 Juli 2001 memperbolehkan seluruh obligasi pemerintah yang diterima dalam rangka rekapitalisasi bank untuk diperdagangkan di pasar sekunder. Rincian obligasi pemerintah untuk tujuan diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 a.
b.
30.175
142.735
Jumlah obligasi pemerintah untuk diperdagangkan
30.175
142.735
1.982.849 6.917.533 8.900.382
2.164.609 6.885.359 9.049.968
1.148.689 10.049.071
1.201.810 10.251.778
Tersedia untuk dijual, nilai wajar : Rupiah: Obligasi rekapitalisasi pemerintah - dari pasar sekunder: Tingkat bunga tetap Tingkat bunga variabel Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Valuta asing: Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Jumlah obligasi pemerintah tersedia untuk dijual
c.
2009
Diperdagangkan, nilai wajar: Rupiah: Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap
1.371.988
1.065.835
11.421.059
11.317.613
4.785.432 8.818.251 13.603.683
8.602.165 8.815.729 17.417.894
14.278.189 27.881.872
12.866.252 30.284.146
1.494.814
1.429.968
29.376.686
31.714.114
40.827.920
43.174.462
Dimiliki hingga jatuh tempo, harga perolehan setelah amortisasi premi/diskonto: Rupiah: Obligasi rekapitalisasi pemerintah-dari pasar sekunder: Tingkat bunga tetap Tingkat bunga variabel Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Valuta asing: Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah: Tingkat bunga tetap Jumlah obligasi pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo
Jumlah obligasi pemerintah
Rincian obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan untuk dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan periode jatuh tempo: 2009 2010 a.
Tersedia untuk dijual, nilai wajar : Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
b.
1.709.178 5.848.295 3.863.586 11.421.059
3.286.410 4.499.369 3.531.834 11.317.613
13.559.721 15.816.965 29.376.686
12.005.555 19.708.559 31.714.114
Dimiliki hingga jatuh tempo, harga perolehan setelah amortisasi premi / diskonto : Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun
28
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Bank melakukan reklasifikasi obligasi pemerintah dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual masing-masing sebesar Rp1.613.348 dan Rp7.313.684. Reklasifikasi obligasi pemerintah dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dilakukan untuk obligasi pemerintah yang jatuh temponya kurang dari enam bulan. Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan: 2010 Rupiah: Obligasi rekapitalisasi pemerintah - rekapitalisasi Bank Obligasi rekapitalisasi pemerintah - dari pasar sekunder Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah
2009
8,41% 10,82%
11,41% 11,08% 11,06%
7,13%
7,88%
Valuta asing: Obligasi non - rekapitalisasi pemerintah
Frekuensi pembayaran bunga atas obligasi pemerintah adalah setiap 6 bulan kecuali untuk obligasi pemerintah dengan tingkat bunga variabel adalah setiap 3 bulan dan Obligasi Ritel Indonesia adalah setiap 1 bulan. 10. Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Merupakan tagihan kepada Bank Indonesia atas pembelian surat-surat berharga dengan janji dijual kembali. Surat-surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis surat berharga 2010: Surat Perbendaharaan negara, Rupiah
Jangka waktu kontrak
Hingga 1 bulan
Harga jual kembali
Pendapatan bunga yang belum dihasilkan
Nilai bersih
468.630
(649)
467.981
468.630
(649)
467.981
Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan untuk surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali adalah 6,48%. 11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif adalah sebagai berikut: 31 Maret 2010
Instrumen Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli: USD 2. Kontrak berjangka - jual: USD EUR JPY 3. Swap mata uang asing - beli: USD 4. Swap mata uang asing - jual: USD 5. Spot mata uang asing - beli: USD 6. Spot mata uang asing - jual: USD Jumlah Dikurangi: Penyisihan penghapusan Bersih
Jumlah notional (nilai penuh dalam mata uang asli)
Nilai wajar Tagihan derivatif
Kewajiban derivatif
86.463.387
174
36.589.692 632.000 182.056.074
6.996 697 832
135.829.500
794
7.333
335.523.599
38.434
1.648
120.784.357
1.593
988
101.958.940
888 50.408 (504) 49.904
14.573 37 -
1.466 26.045 26.045
29
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Maret 2009
Instrumen Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli: USD 2. Kontrak berjangka - jual: USD EUR 3. Swap mata uang asing - beli: USD 4. Swap mata uang asing - jual: USD 5. Spot mata uang asing - beli: USD 6. Spot mata uang asing - jual: USD EUR
Jumlah notional (nilai penuh dalam mata uang asli)
Nilai wajar Tagihan derivatif
Kewajiban derivatif
20.552.417
1.244
5.017
34.183.746 50.000
11.067 15
288 -
27.800.000
1.146
7.399
160.000.000
42.494
3.960
100.364.080
1.686
14.632
44.178.125 20.000
3.126 3
1.749 -
60.781 (608) 60.173
33.045 33.045
Jumlah Dikurangi: Penyisihan penghapusan Bersih
Bank menggunakan instrumen derivatif sebagaimana dimaksud diatas sebagai upaya melakukan pengelolaan dan mitigasi risiko nilai tukar, pembiayaan kredit dan penempatan untuk melindungi posisi terbuka valuta asing yang signifikan dan memitigasi eksposur risiko suku bunga. Bank tidak memiliki transaksi derivatif dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh saldo tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai "lancar". Mutasi penyisihan penghapusan tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2009
2010 Saldo awal tahun (Penambahan) pemulihan penyisihan selama periode berjalan
(237) (267)
(682) 74
Saldo akhir periode
(504)
(608)
Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tagihan derivatif.
30
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan menurut jenisnya : 2010 Rupiah: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: Modal kerja Investasi Konsumen Pinjaman karyawan Pihak ketiga: Modal kerja Investasi Konsumen Kartu kredit Pinjaman karyawan Jumlah Rupiah Valuta asing: Pihak ketiga: Modal kerja Investasi Jumlah valuta asing Jumlah kredit yang diberikan Jumlah kredit yang diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga, setelah dikurangi penyesuaian nilai wajar akibat restrukturisasi kredit
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai **) Rupiah Valuta asing Jumlah kredit yang diberikan, bersih
2009
290.222 333.542 123.636 10.837 758.237
315.028 384.954 120.478 10.041 830.501
56.204.167 23.723.723 24.161.075 3.999.121 1.165.038 109.253.124
54.108.166 20.260.002 18.325.815 2.597.151 1.118.606 96.409.740
110.011.361
97.240.241
7.710.289 3.131.671
4.587.682 5.444.031
10.841.960
10.031.713
120.853.321
107.271.954
758.237
830.501
120.095.084
106.441.453
120.853.321
107.271.954
(3.360.097) (292.135) (3.652.232) 117.201.089
(2.796.205) (580.166) (3.376.371) 103.895.583
31
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kredit yang diberikan menurut jenis industri: 2010
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rupiah: Manufaktur
19.299.776
204.038
2.978
14.442
126.655
19.647.889
Jasa bisnis
9.926.151
41.499
41.081
56.793
11.330
10.076.854
17.890
151.191
29.292.210
Perdagangan, restoran dan hotel
28.858.565
254.233
10.331
Pertanian dan sarana pertanian
3.599.256
13.860
4.449
1.154
18.675
3.637.394
Konstruksi
3.012.518
39.514
3.072
1.918
10.120
3.067.142
11.300.575
24.084
49.497
20
4.260
11.378.436
28
143
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa sosial/pelayanan masyarakat Pertambangan Listrik, gas dan air Lain-lain Jumlah rupiah Valuta asing: Manufaktur Jasa bisnis
1.425.351
8.003
9.515
1.443.040
636.232
1.323
-
-
576
638.131
1.146.991
8.864
-
-
-
28.077.005
1.256.461
60.725
74.628
205.591
29.674.410
107.282.420
1.851.879
172.161
166.988
537.913
110.011.361
3.532.730
2.727
4.550
-
49.662
3.589.669
-
-
-
-
67.898
-
5.855
1.338.515
161.995
1.155.855
161.995
Perdagangan, restoran dan hotel
1.251.561
13.201
Pertanian dan sarana pertanian
1.041.443
-
-
-
-
1.041.443
5.740
-
-
-
-
5.740
614.670
-
-
-
-
614.670
62.350
-
-
-
-
62.350
4.027.578
-
-
-
-
4.027.578
10.698.067
15.928
72.448
-
55.517
10.841.960
117.980.487
1.867.807
244.609
166.988
593.430
120.853.321
(182.108)
(93.928)
(406.248)
62.501
73.060
187.182
Konstruksi Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa sosial/pelayanan masyarakat Pertambangan Jumlah valuta asing Jumlah kredit yang diberikan sebelum CKPN Dikurangi : Cadangan kerugian penurunan nilai **) Jumlah kredit yang diberikan - bersih
(2.598.498) 115.381.989
(371.450) 1.496.357
(3.652.232) 117.201.089
32
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kredit yang diberikan menurut jenis industri: 2009
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rupiah: Manufaktur
21.712.127
117.413
270.881
65.186
78.710
22.244.317
Jasa bisnis
9.572.700
46.125
2.557
65.640
23.295
9.710.317
25.352.661
208.416
333.806
23.771
97.249
26.015.903
Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian dan sarana pertanian
2.915.438
7.718
56
149
20.928
2.944.289
Konstruksi
2.928.909
37.725
2.884
475.280
11.747
3.456.545
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi
8.963.061
8.862
165
7.940
8.980.028
Jasa sosial/pelayanan masyarakat
688.416
56.099
-
3.347
1.423
749.285
Pertambangan
138.085
2.246
-
-
11.263
151.594
Listrik, gas dan air
815.239
-
322
-
-
-
815.561
Lain-lain
20.889.391
1.030.107
51.518
75.916
125.470
22.172.402
Jumlah Rupiah
93.976.027
1.514.711
662.189
709.289
378.025
97.240.241
4.185.879
256.266
4.111
-
1.156
4.447.412
-
-
-
-
-
1.903
Valuta asing: Manufaktur Jasa bisnis Perdagangan, restoran dan hotel
451.198 1.832.025
140.130
451.198 1.974.058
Pertanian dan sarana pertanian
935.841
-
-
-
-
935.841
Konstruksi
347.874
-
-
-
-
347.874
Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi
441.866
-
-
-
-
441.866
4.572
-
-
-
-
4.572
1.428.892
-
-
-
-
1.428.892
-
-
-
-
-
3.059
10.031.713 107.271.954
Jasa sosial/pelayanan masyarakat Pertambangan Lain-lain Jumlah valuta asing Jumlah kredit yang diberikan sebelum CKPN Dikurangi : Cadangan kerugian penurunan nilai **) Jumlah kredit yang diberikan - bersih
9.628.147
396.396
4.111
103.604.174
1.911.107
666.300
709.289
381.084
(289.541)
(660.757)
(381.084)
376.759
48.532
(1.675.953) 101.928.221
(369.036) 1.542.071
-
-
(3.376.371) 103.895.583
33
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kredit yang diberikan menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit: 2010
2009
Rupiah: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Rupiah
49.246.221 32.525.644 28.406.032 110.177.897
44.215.971 28.637.074 24.387.196 97.240.241
Valuta asing: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Valuta asing
5.418.422 1.519.886 3.907.221 10.845.529
2.933.703 2.056.355 5.041.655 10.031.713
121.023.426
107.271.954
Jumlah Dikurangi: Pendapatan yang diterima dimuka Jumlah kredit yang diberikan - setelah pendapatan yang diterima dimuka Dikurangi : Cadangan kerugian penurunan nilai **) Jumlah kredit yang diberikan - bersih
-
(170.105) 120.853.321 (3.652.232) 117.201.089
107.271.954 (3.376.371) 103.895.583
Kredit yang diberikan menurut periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo: 2010
2009
Rupiah: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Rupiah
57.250.828 37.739.929 15.187.140 110.177.897
52.355.118 32.756.825 12.128.298 97.240.241
Valuta asing: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Valuta asing
6.351.454 2.662.035 1.832.040 10.845.529
3.898.829 4.547.348 1.585.536 10.031.713
121.023.426
107.271.954
Jumlah Dikurangi: Pendapatan yang diterima dimuka Jumlah kredit yang diberikan - setelah pendapatan yang diterima dimuka Dikurangi : Cadangan kerugian penurunan nilai **) Jumlah kredit yang diberikan - bersih
(170.105) 120.853.321 (3.652.232) 117.201.089
107.271.954 (3.376.371) 103.895.583
Kredit yang diberikan tersebut di atas merupakan kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing dengan berbagai bentuk jaminan termasuk real estate , bangunan, aset berwujud lainnya, jaminan perusahaan dan pribadi. Giro, tabungan dan deposito berjangka yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp6.180.661 dan Rp5.284.114 per 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 15). Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan: Rupiah Valuta asing
2010 11,27% 4,82%
2009 12,38% 7,35%
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Pinjaman Kendaraan Bermotor dan Pinjaman Perumahan diberikan dengan suku bunga efektif lima persen (5%) per tahun. Pinjaman untuk keperluan lainnya merupakan fasilitas pinjaman darurat sebesar maksimal Rp5 yang diberikan tanpa bunga.
34
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: PT Djarum PT Profesional Telekomunikasi Ind. Lain-lain
2010 290.485 310.834 156.918 758.237
2009 315.028 384.954 130.519 830.501
Dalam laporannya kepada Bank Indonesia, Bank menyatakan bahwa Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 telah memenuhi ketentuan BMPK, baik untuk pihak yang mempunyai hubungan istimewa maupun pihak ketiga. Rasio kredit usaha kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank per 31 Maret 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar 1,86% dan 0,69%. Kredit sindikasi dengan pembagian risiko secara proporsional terhadap jumlah pendanaan Bank adalah sebagai berikut: 2010 Sebagai partisipan, partisipasi Bank berkisar antara 1,56% - 88,89% pada periode Maret 2010 dan 2009, saldo pada akhir periode Maret 2010 USD101.250.000 (nilai penuh) dan Rp2.350.976 (2009 : USD70.131.555 (nilai penuh) dan Rp1.460.692) Sebagai arranger, partisipasi Bank berkisar antara 22,50% - 72,02% dan 22,50% - 70,83% masing-masing pada periode Maret 2010 dan 2009 saldo pada akhir periode Maret 2010 USD30.385.505 (nilai penuh) dan Rp656.331 (2009 : USD50.999.156 (nilai penuh) dan Rp396.323)
2009
3.272.351
2.271.062
932.839 4.205.190
985.618 3.256.680
Bank juga mengadakan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen dengan pihak ketiga, antara lain PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (telah berakhir pada tahun 2009), PT Federal International Finance, PT Indomobil Multifinance, dan PT Sinar Mitra Sepadan Finance untuk memberikan fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) kepada konsumen. Segala risiko atas kerugian yang timbul sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan dalam rangka pemberian fasilitas pembiayaan bersama akan ditanggung secara bersama-sama oleh kedua belah pihak secara proporsional sesuai bagian pembiayaan (partisipasi) masing-masing pihak. Kredit non-performing Bank (diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet) pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, setelah dikurangi penyesuaian nilai wajar akibat restrukturisasi kredit, masing-masing sebesar Rp996.943 dan Rp1.756.489 (0,83% dan 1,64% dari jumlah kredit yang diberikan Bank), dengan pendapatan bunga atas kredit non-performing masing-masing sebesar ekuivalen Rp94.704 dan Rp132.489, yang mana dari jumlah tersebut tidak ada yang merupakan kredit bermasalah yang masih dalam proses restrukturisasi. Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, kredit Bank yang telah direstrukturisasi masing-masing sebesar Rp162.751 dan Rp1.218.009, dengan penyisihan penghapusan aset masing masing sebesar Rp15.401 dan Rp296.323. Atas kredit yang telah direstrukturisasi tersebut, Bank tidak mempunyai komitmen untuk memberikan tambahan kredit. Berikut ini adalah jenis dan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009: 2010 Perpanjangan jangka waktu kredit Pengalihan fasilitas kredit Perpanjangan jangka waktu dan pengalihan fasilitas kredit Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema restrukturisasi lain*)
*)
2009
154.825 7.531 395
1.019.261 127.712 11.036 60.000
162.751
1.218.009
Skema restrukturisasi lain terutama terdiri dari penurunan tingkat suku bunga, pengurangan tunggakan bunga, pelunasan sebagian pokok pinjaman, perubahan angsuran, penambahan fasilitas kredit, dan konversi kredit menjadi instrumen keuangan lainnya.
Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Bank tidak melakukan novasi kredit dalam rangka restrukturisasi kredit non-performing .
35
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai **) kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah Saldo awal tahun Pemulihan CKPN selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Penghapusan kredit Penerimaan kembali kredit yang telah dihapuskan Saldo akhir periode
Valuta asing
Jumlah
(3.752.934) 369.049
(552.674) 247.794
(4.305.608) 616.843
34.355 (10.567) (3.360.097)
15.077 (2.332) (292.135)
15.077 34.355 (12.899) (3.652.232)
2009 Rupiah Saldo awal tahun Penambahan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Penghapusan kredit Penerimaan kembali kredit yang telah dihapuskan Saldo akhir periode
Valuta asing
Jumlah
(2.325.543) (638.978)
(431.932) (153.609)
(2.757.475) (792.587)
169.903 (1.587) (2.796.205)
(26.796) 32.171 (580.166)
(26.796) 202.074 (1.587) (3.376.371)
Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. **)
Untuk tahun 2009 merupakan penyisihan penghapusan
13. TAGIHAN AKSEPTASI a.
Berdasarkan jenis mata uang: 2010 Tagihan akseptasi kepada debitur, pihak ketiga: Rupiah Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Valuta asing Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Jumlah tagihan akseptasi kepada debitur Tagihan akseptasi kepada bank lain, pihak ketiga: Rupiah Lancar Valuta asing Lancar Jumlah tagihan akseptasi kepada bank lain Jumlah tagihan akseptasi, sebelum penyisihan penghapusan Dikurangi: Penyisihan penghapusan Rupiah Valuta asing Jumlah tagihan akseptasi - bersih
2009
476.380 28.500 -
176.638 720 229.165
2.513.501 99.702 710 3.118.793
2.411.590 29.825 37.628 2.885.566
21.740
22.249
116.644 138.384
143.166 165.415
3.257.177
3.050.981
(194.441) (190.192) (384.633) 2.872.544
(36.320) (38.435) (74.755) 2.976.226
36
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b.
Berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan - 3 bulan Lebih dari 3 bulan - 6 bulan Lebih dari 6 bulan - 12 bulan Lebih dari 12 bulan
c.
72.576 149.821 304.223 526.620
2010 Valuta asing
Jumlah
832.137 1.283.839 559.255 51.043 4.283 2.730.557
904.713 1.433.660 863.478 51.043 4.283 3.257.177
Rupiah 109.481 140.799 178.492 428.772
2009 Valuta asing 821.192 1.246.178 444.432 110.407 2.622.209
Jumlah 930.673 1.386.977 622.924 110.407 3.050.981
Mutasi penyisihan penghapusan tagihan akseptasi adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah
Saldo awal tahun Penambahan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
Valuta asing
Jumlah
(86.904) (107.537)
(40.729) (150.228)
(127.633) (257.765)
(194.441)
765 (190.192)
765 (384.633)
2009 Rupiah
Saldo awal tahun (Penambahan) pemulihan penyisihan selama periode berjalan Selisih kurs yang timbul dari penyisihan penghapusan dalam valuta asing Saldo akhir periode
Valuta asing
Jumlah
(4.816) (31.504)
(115.831) 83.906
(120.647) 52.402
(36.320)
(6.510) (38.435)
(6.510) (74.755)
Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi. 14. ASET TETAP Mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:
Saldo Awal
2010 Pengurangan Penambahan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan/Revaluasi Pemilikan langsung Tanah*) Bangunan*) Perlengkapan dan peralatan kantor*) Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha
1.032.179 1.443.670
23.630 15.274
(380) (1.569)
1.055.429 1.457.375
3.173.123 27.816 222.252 14.471
35.602 26 20.840 1.300
(13.298) (3.875) (6.131) -
3.195.427 23.967 236.961 15.771
Jumlah biaya perolehan/revaluasi
5.913.511
96.672
(25.253)
5.984.930
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha
538.150
18.877
(43)
556.984
2.376.878 21.928 5.286
99.373 493 1.175
(13.486) (3.849) -
2.462.765 18.572 6.461
Jumlah akumulasi penyusutan
2.942.242
119.918
(17.378)
3.044.782
37
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Nilai buku bersih Pemilikan langsung Tanah Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian
1.055.429 900.391 732.662 5.395 236.961 2.930.838 9.310
Aset sewa guna usaha
2.940.148 *) Direvaluasi pada tahun 1998 dan 2000 (Catatan 22)
Saldo Awal Biaya Perolehan/Revaluasi Pemilikan langsung Tanah*) Bangunan*) Perlengkapan dan peralatan kantor*) Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha Jumlah biaya perolehan/revaluasi
2009 Penambahan**) Pengurangan
Saldo Akhir
919.532 1.236.680
10.503 42.386
(1.489) (17.432)
928.546 1.261.634
2.835.893 29.094 125.771 15.283
49.087 376 55.478 -
(73.303) (980) (52.990) -
2.811.677 28.490 128.259 15.283
5.162.253
157.830
(146.194)
5.173.889
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha
464.536
20.188
(5)
484.719
2.029.195 22.689 1.048
96.520 514 1.194
(72.475) (891) -
2.053.240 22.312 2.242
Jumlah akumulasi penyusutan
2.517.468
118.416
(73.371)
2.562.513
Nilai buku bersih Pemilikan langsung Tanah Bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha
928.546 776.915 758.437 6.178 128.259 2.598.335 13.041 2.611.376
*) Direvaluasi pada tahun 1998 dan 2000 (Catatan 22) **) Termasuk dalam penambahan aset tetap adalah reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian.
38
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. SIMPANAN DARI NASABAH DAN BANK LAIN Simpanan dari nasabah: 2010 Giro: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah Valuta asing
2009
156 479 635
548 3 551
43.461.234
36.704.388
10.191.558 502 53.653.294
8.761.124 633 45.466.145
53.653.929
45.466.696
21.182 7.554 28.736
19.828 7.844 27.672
Pihak ketiga Rupiah Tahapan Tapres Tabunganku Valuta asing BCA Dollar
107.958.821 5.247.345 8.016
97.849.257 4.919.625 -
9.051.663 122.265.845
7.235.194 110.004.076
Jumlah tabungan dari nasabah
122.294.581
110.031.748
55 46 101
45 58 103
57.058.409 9.287.073 66.345.482
43.821.971 10.137.433 53.959.404
66.345.583
53.959.507
29.472 242.264.621 242.294.093
28.326 209.429.625 209.457.951
Pihak ketiga Rupiah Valuta asing Giro BCA Ekstra Jumlah giro dari nasabah Tabungan: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah Valuta asing
Deposito berjangka: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah Valuta asing Pihak ketiga Rupiah Valuta asing Jumlah deposito berjangka dari nasabah Jumlah simpanan dari nasabah: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain: 2010 Giro: Pihak ketiga Rupiah Valuta asing Jumlah giro dari bank lain Deposito berjangka: Pihak ketiga Rupiah
2009
519.951 532.928
466.126 3.750.360
1.052.879
4.216.486
48.036
40.710
Interbank call money: Pihak ketiga Valuta asing
1.365.000
1.733.250
Jumlah simpanan dari bank lain
2.465.915
5.990.446
39
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu:
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
Rupiah
2010 Valuta asing
Jumlah
29.996.644 18.211.000 6.269.118 2.629.738 57.106.500
8.062.536 865.284 234.649 124.650 9.287.119
38.059.180 19.076.284 6.503.767 2.754.388 66.393.619
Rupiah
2009 Valuta asing
Jumlah
24.382.654 7.293.410 9.378.967 2.807.695 43.862.726
9.153.561 431.284 244.736 307.910 10.137.491
33.536.215 7.724.694 9.623.703 3.115.605 54.000.217
2009 Valuta asing
Jumlah
Deposito berjangka menurut periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:
Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan Lebih dari 6 bulan hingga 12 bulan
Rupiah
2010 Valuta asing
Jumlah
Rupiah
35.815.852
8.403.607
44.219.459
26.510.427
9.387.873
35.898.300
15.861.536
637.026
16.498.562
9.570.821
352.556
9.923.377
4.089.279
189.989
4.279.268
6.382.357
150.990
6.533.347
1.339.833 57.106.500
56.497 9.287.119
1.396.330 66.393.619
1.399.121 43.862.726
246.072 10.137.491
1.645.193 54.000.217
Tingkat bunga rata-rata setahun selama periode berjalan: Rupiah %
2010 Valuta asing %
2009 Rupiah %
Valuta asing %
Nasabah: Giro Tabungan Deposito berjangka
1,74 2,57 6,04
0,68 0,64 0,99
1,83 2,80 7,22
1,66 2,70 3,11
Bank-bank lain: Giro Deposito berjangka Interbank call money
0,67 6,81 6,32
0,01 0,83
0,66 6,05 8,15
0,47 1,14
Simpanan yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan Bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 12) adalah sebagai berikut: 2010 Giro Tabungan Deposito berjangka
784.260 778.005 4.618.396 6.180.661
2009 36.412 364.834 4.882.868 5.284.114
16. KEWAJIBAN AKSEPTASI a.
Berdasarkan jenis mata uang dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga: 2010 Kewajiban kepada debitur, pihak ketiga: Rupiah Valuta asing Jumlah kewajiban kepada debitur Kewajiban kepada bank lain, pihak ketiga: Rupiah Valuta asing Jumlah kewajiban kepada bank lain
2009
53.727 130.579 184.306
44.602 152.898 197.500
766 1.906.920 1.907.686
19.005 1.660.335 1.679.340
2.091.992
1.876.840
40
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b.
Berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:
Rupiah Hingga 1 bulan Lebih dari 1 bulan - 3 bulan Lebih dari 3 bulan - 6 bulan Lebih dari 6 bulan - 12 bulan Lebih dari 12 bulan
35.437 19.056 54.493
2010 Valuta asing 604.298 1.081.847 299.009 48.062 4.283 2.037.499
Jumlah 639.735 1.100.903 299.009 48.062 4.283 2.091.992
2009 Valuta asing
Rupiah
569.838 793.050 339.938 110.407 1.813.233
27.552 25.049 11.006 63.607
Jumlah 597.390 818.099 350.944 110.407 1.876.840
17. PAJAK PENGHASILAN a.
Hutang pajak 2010 Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak Penghasilan pasal 25/29 Pajak penghasilan pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak lainnya
b.
15.609 131.790 62.360 1.275 2.740 13.438 227.212
2009 12.138 129.087 158.761 1.606 2.403 32.312 336.307
Beban (manfaat) pajak Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. 2010 Beban pajak - tahun berjalan: PT Bank Central Asia Tbk Anak perusahaan Manfaat pajak - tangguhan: PT Bank Central Asia Tbk Anak perusahaan
c.
2009
378.897 43.743 422.640
572.163 29.002 601.165
115.720 102 115.822
(158.609) (49) (158.658)
538.462
442.507
Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah (laporan keuangan konsolidasi tidak dapat diterapkan dalam perhitungan pajak penghasilan badan). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan pada tanggal 30 Desember 2008 dalam Pasal 2 memutuskan bahwa Wajib Pajak dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perpajakan. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan tersebut diberikan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) Pihak. 2. Masing-masing Pihak yang dimaksud di atas hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang disetor. 3. Ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan (183 (seratus delapan puluh tiga) hari kalender) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek pada Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dengan melampirkan formulir X.H.1-6 sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) Nomor X.H.1 untuk setiap tahun pajak terkait.
41
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 30 Desember 2008 dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 11 Januari 2010 dan 19 Januari 2009, Bank telah mendapatkan surat keterangan dari Biro Administrasi Efek atas pemenuhan kriteria-kriteria di atas. Rekonsiliasi dari laba akuntansi konsolidasi sebelum beban pajak ke laba fiskal Bank adalah sebagai berikut: 2009
2010 Laba akuntansi konsolidasi sebelum pajak Eliminasi Sebelum eliminasi Laba anak perusahaan sebelum beban pajak Laba akuntansi sebelum beban pajak (Bank) Beda permanen: Kesejahteraan karyawan Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final Bagian laba anak perusahaan Pendapatan lain yang tidak dapat ditambahkan/ dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak, bersih Beda temporer: Kewajiban imbalan pasca-kerja Beban penyisihan penghapusan aset Laba belum direalisasi dari surat-surat berharga dan obligasi pemerintah untuk tujuan diperdagangkan Pendapatan (beban) lain yang tidak dapat ditambahkan/ dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak, bersih Laba kena pajak d.
2.470.571 131.892 2.602.463 (175.737) 2.426.726
2.074.445 76.584 2.151.029 (105.537) 2.045.492
1.732 (873) (77.571)
2.181 (1.777) (50.509)
7.354 (69.358)
4.631 (45.474)
95.897 (475.057)
49.306 417.593
(104.626)
1.989
20.906 (462.880)
18.758 487.646
1.894.488
2.487.664
Rekonsiliasi antara laba akuntansi konsolidasi sebelum pajak dikali tarif pajak maksimum yang berlaku dengan beban pajak adalah sebagai berikut: 2010 Laba akuntansi konsolidasi sebelum pajak Tarif pajak maksimum
Perbedaan permanen dengan tarif pajak 25% (2009: 28%) : PT Bank Central Asia Tbk Kesejahteraan karyawan Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final Bagian laba anak perusahaan Pendapatan lain yang tidak dapat ditambahkan/ dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak, bersih Beban pajak - Bank Beban pajak - Anak Perusahaan Penyesuaian tarif pajak penghasilan badan (Catatan 17c) Penyesuaian tarif pajak tangguhan Beban pajak - konsolidasi
2009
2.470.571 25% 617.643
2.074.445 28% 580.845
433 (219) (19.393)
611 (498) (14.143)
1.838 600.302 32.884 633.186 (94.724) 538.462
1.297 568.112 20.846 588.958 (124.383) (22.068) 442.507
42
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e.
Perhitungan pajak kini dan hutang pajak adalah sebagai berikut: 2010 Laba kena pajak: PT Bank Central Asia Tbk Anak perusahaan Pajak tahun berjalan: PT Bank Central Asia Tbk Anak perusahaan Pajak dibayar dimuka: PT Bank Central Asia Tbk Anak perusahaan Hutang Pajak: PT Bank Central Asia Tbk Anak perusahaan
f.
2009
1.894.488 156.225 2.050.713
2.487.664 103.579 2.591.243
378.897 43.743 422.640
572.163 29.002 601.165
(391.719) 31.439 (360.280)
(453.654) 11.250 (442.404)
(12.822) 75.182 62.360
118.509 40.252 158.761
Aset dan kewajiban pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2009
2010 Induk perusahaan - PT Bank Central Asia Tbk: Aset pajak tangguhan: Penyisihan penghapusan aset produktif Penerimaan dari kredit yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet Penyesuaian nilai wajar akibat kuasi reorganisasi Pendapatan yang ditangguhkan atas restrukturisasi kredit Biaya cadangan tantieme Kewajiban imbalan pasca-kerja Lainnya Kewajiban pajak tangguhan: Laba belum direalisasi atas surat-surat berharga dan obligasi pemerintah untuk tujuan diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual Penyusutan aset tetap
687.653
591.261
1.278 9.332 23.835 371.664 1.093.762
1.585 10.452 22.114 235.735 53.833 914.980
(190.999) (190.999)
(20.030) (37) (20.067)
902.763
894.913
Aset pajak tangguhan, bersih PT Bank Central Asia Tbk
*
Anak Perusahaan BCA Finance Limited
4.588
8.051
PT BCA Finance
4.524
15.809
PT Bank BCA Syariah Jumlah aset pajak tangguhan, bersih
1.912 913.787
918.773
* termasuk pengaruh pajak tangguhan atas laba belum direalisasi atas surat-surat berharga dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual yang dicatat di ekuitas, masing-masing sebesar Rp157.942 dan Rp25.720 per 31 Maret 2010 dan 2009.
g.
Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank dan Anak Perusahaannya di Indonesia melaporkan/menyetorkan pajak untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah (pelaporan pajak penghasilan konsolidasi tidak diperbolehkan) berdasarkan sistem self assessment . Kantor pajak dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak untuk tahun 1995 hingga 2007. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun selanjutnya menentukan bahwa Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batasan waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
43
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
h.
Pajak-pajak Bank tahun 2003 telah diperiksa oleh kantor pajak dan ditetapkan kekurangan pajak yang seluruhnya berjumlah Rp160.803. Bank telah menyetorkan seluruh tambahan pajak tersebut dan mengajukan keberatan atas koreksi pajak-pajak tersebut di tahun 2006, namun keberatan tersebut ditolak oleh kantor pajak melalui surat keputusan No. Kep041/WPJ.19/BD.05/2007 tanggal 6 Februari 2007. Pada tanggal 20 Februari 2007, Bank mengajukan permohonan banding atas hasil keberatan tersebut. Berdasarkan Keputusan Pengadilan Pajak No. 13603/PP/M.I/13/2008 tertanggal 2 April 2008, seluruh permohonan banding telah dikabulkan dan telah dikembalikan. Disamping itu, Bank mendapatkan tambahan berupa imbalan bunga sebesar Rp74.545. Namun atas Keputusan Pengadilan Pajak tersebut, Direktorat Jenderal Pajak masih mengajukan permohonan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung atas imbalan bunga tersebut. Berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung No. 10/B/PK/PJK/2009 tertanggal 20 Maret 2009, permohonan Peninjauan Kembali Direktorat Jenderal Pajak ditolak oleh Mahkamah Agung.
i.
Pada tahun 2006, fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2002 dan 2004 sebesar Rp325.485 yang harus dibayar dalam 7 kali angsuran. Pada tanggal 31 Desember 2006, Bank telah membayar angsuran pertama sebesar Rp162.742, sisanya sebesar Rp162.743 dilunasi di tahun 2007. Pada tahun 2007, Bank telah melunasi tagihan pajak Bunga atas Pajak Penghasilan pasal 26 untuk tahun 2002 dan 2004 sebesar Rp5.967. Bank mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut di tahun 2007, namun keberatan tersebut ditolak oleh fiskus melalui surat keputusan No. KEP-545/WPJ.19/BD.05/2007 tanggal 22 November 2007, No. KEP561/WPJ.19/BD.05/2007 tanggal 30 November 2007, dan No. KEP-565/WPJ.19/BD.05/2007 tanggal 3 Desember 2007. Pada tanggal 14 Februari 2008, Bank mengajukan permohonan banding atas hasil keberatan tersebut. Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak tanggal 28 Juli 2008 dengan No. 14622/PP/M.I/13/2008, No. 14623/PP/M.I/13/2008, dan No. 14624/PP/M.I/13/2008, seluruh permohonan banding telah dikabulkan dan telah dikembalikan. Di samping itu Bank mendapatkan tambahan berupa imbalan bunga sebesar Rp117.717. Namun atas Putusan Pengadilan Pajak tersebut, Direktorat Jenderal Pajak masih mengajukan permohonan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung atas imbalan bunga tersebut. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 11/B/PK/PJK/2009, No. 12/B/PK/PJK/2009, No. 13/B/PK/PJK/2009 tertanggal 20 Maret 2009, permohonan Peninjauan Kembali Direktorat Jenderal Pajak ditolak oleh Mahkamah Agung.
18. PINJAMAN YANG DITERIMA Tingkat bunga rata-rata selama periode berjalan 2009 2010 % % Rupiah: (1) Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia: Kredit Usaha Tani (KUT), jatuh tempo 30 September 2000, masih dalam proses untuk penutupan perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR/KPRS/ KPRSS), jatuh tempo antara 30 Juni 2007 sampai 1 Januari 2013 (2) Pinjaman dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya: PT Bank UOB Buana Tbk PT Bank OCBC Indonesia The Development Bank of Singapore Ltd - Indonesia (Bank DBS) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, - Indonesia (Bank HSBC) (3) Pinjaman dua tahap (two-step loans ): Pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation Valuta Asing: (4) Pinjaman dari bank lain (5) Lain-lain
-
-
2010
2009
583
583
1,87
2,65
214 797
303 886
9,14 9,50
12,85 -
75.000 20.000
80.000 -
13,15
-
35.000
-
9,55
-
20.000 115.000
115.000
4,22
6,76
12.743 128.540
17.793 133.679
0,99
2,70
273.000 12.521 285.521
346.650 16.761 363.411
414.061
497.090
44
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank tidak memiliki pinjaman yang diterima dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. (1) Kredit Likuiditas rupiah dari Bank Indonesia Kredit likuiditas rupiah dari Bank Indonesia merupakan fasilitas kredit yang diperoleh Bank sebagai bank swasta nasional di Indonesia, untuk disalurkan kepada debitur-debitur di Indonesia yang memenuhi persyaratan program fasilitas kredit yang bersangkutan. (2) Pinjaman dari bank lain Merupakan pinjaman untuk modal kerja PT BCA Finance dari bank lain. Rincian fasilitas pinjaman yang diterima per 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah fasilitas
Bank
Jatuh tempo fasilitas
Fasilitas tersedia sejak
PT Bank UOB Buana
150.000
8 September 2007
8 September 2010
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, cabang Indonesia
185.200
30 April 2008
15 Juli 2010
PT Bank DBS Indonesia
100.000
10 Maret 2009
10 Maret 2010
PT Bank OCBC Indonesia
100.000
19 Agustus 2008
31 Mei 2010
Seluruh fasilitas pinjaman dijaminkan dengan tagihan sewa guna usaha dan piutang pembiayaan konsumen. Perjanjian pinjaman di atas mewajibkan Anak Perusahaan menjaga rasio keuangan signifikan sebagai berikut: i.
rasio hutang terhadap ekuitas adalah maksimum 10 kali kecuali PT Bank Chinatrust Indonesia yang mensyaratkan maksimum 8 kali.
ii.
rasio laba bersih sebelum pajak terhadap beban bunga dan rasio hutang terhadap modal yang dipersyaratkan oleh PT Bank UOB Buana masing-masing adalah maksimum 1,2 dan 7 kali.
(3) Pinjaman dua tahap (two-step loans ) Pinjaman dua tahap (two-step loans ) merupakan pinjaman yang pada awalnya diberikan kepada Pemerintah Indonesia, yang kemudian disalurkan kepada debitur yang memenuhi persyaratan melalui bank-bank di Indonesia. Fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada Bank adalah sebagai berikut: a.
Dari Overseas Economic Cooperation Fund (OECF-AJDF) (sekarang Japan Bank for International Cooperation): l SSI (Small Scale Industry ) Program, yang bertujuan untuk membiayai industri berskala kecil. l PAE (Polution Abatement Equipment ) Program, yang bertujuan untuk membiayai perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk membeli peralatan pencegah polusi. Proyek-proyek yang terlibat di dalam refinancing , bidang umum dan administrasi, pajak dan cukai, kompensasi, dan pembelian tanah tidak diperkenankan untuk mendapatkan kredit dari program-program tersebut di atas.
b.
Dari Export-Import Bank of Japan (sekarang Japan Bank for International Cooperation): AJDF, yang bertujuan untuk membiayai proyek-proyek yang memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan investasi, terutama untuk industri berskala kecil.
Persyaratan fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut adalah sebagai berikut:
Fasilitas pinjaman
Fasilitas tersedia sejak
Overseas Economic Cooperation Fund (OECF - AJDF) (sekarang Japan Bank for International Cooperation): SSI JPY 435.332.797 PAE JPY 3.710.000.000
1993 1993
15 Agustus 1998 15 Agustus 1998
Export-Import Bank of Japan (sekarang Japan Bank for International Cooperation): AJDF JPY
1994
15 Desember 1997
905.000.000
Jatuh tempo angsuran pertama
45
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam menyalurkan fasilitas pinjaman dua tahap (two-step loans ) kepada debitur, Bank diharuskan untuk melakukan pengawasan bahwa proyek yang dibiayai tersebut: l memperhatikan kepentingan umum dan nasional; l menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Fasilitas-fasilitas pinjaman akan jatuh tempo dalam jangka waktu 15 tahun (kecuali untuk OECF AJDF: 20 tahun) dengan tenggang waktu maksimum 3 tahun (kecuali untuk OECF-AJDF: 5 tahun), terhitung sejak tanggal penarikan pertama pinjaman, dan dibayar dalam 24 kali angsuran setengah-tahunan (kecuali untuk OECF-AJDF: 30 angsuran setengah tahunan) terhitung sejak tanggal jatuh tempo angsuran pertama. Walaupun jumlah fasilitas pinjaman dinyatakan dalam valuta asing, berdasarkan perjanjian pinjaman, saldo hutang Bank kepada Bank Indonesia/Pemerintah Republik Indonesia untuk fasilitas-fasilitas pinjaman ini akan dibayar dalam Rupiah (sejumlah ekuivalen Rupiah dari jumlah penarikan fasilitas pinjaman dengan menggunakan kurs pada tanggal penarikan pinjaman). Tingkat bunga fasilitas tersebut di atas dihitung berdasarkan suku bunga rata-rata SBI tiga bulanan selama enam bulan terakhir dengan penyesuaian tertentu, yang tidak boleh lebih rendah dari suku bunga pinjaman yang diterima Bank ditambah 1,75%. (4) Pinjaman dari bank lain Pinjaman dari bank lain merupakan pinjaman Bank dari Standard Chartered Bank, cabang Jakarta, berdasarkan perjanjian fasilitas tanggal 3 September 2007, dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar USD80.000.000 yang terdiri dari Tranche A sebesar USD50.000.000 dan Tranche B sebesar USD30.000.000. Seluruh fasilitas telah ditarik oleh Bank dengan periode pinjaman untuk Tranche A adalah selama 1 tahun dan untuk Tranche B adalah selama 3 tahun sejak tanggal penarikan. Per tanggal 3 Oktober 2008, pinjaman Bank dari Standard Chartered Bank, cabang Jakarta untuk Tranche A telah dilunasi oleh Bank. 19. ESTIMASI KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF Merupakan estimasi kerugian atas Letter of Credit , bank garansi yang diterbitkan dan transaksi rekening administratif lainnya. Mutasi estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal tahun Pemulihan (penambahan) estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Selisih kurs dari estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif dalam valuta asing Saldo akhir periode
2009
(63.692) 249
(54.233) (4.951)
1.197 (62.246)
(1.178) (60.362)
Manajemen yakin bahwa saldo estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari transaksi rekening administratif. 20. MODAL SAHAM Modal saham PT Bank Central Asia Tbk masing-masing per 31 Maret 2010 dan 2009 (setelah stock split , Catatan 1c) adalah sebagai berikut: 2010 Jumlah saham Modal dasar dengan nilai nominal Rp62,50 (nilai penuh) per saham Belum ditempatkan Ditempatkan dan disetor penuh
2009 Jumlah Nilai nominal
Jumlah saham
Jumlah Nilai nominal
88.000.000.000 (63.344.990.000)
5.500.000 (3.959.062)
88.000.000.000 (63.344.990.000)
5.500.000 (3.959.062)
24.655.010.000
1.540.938
24.655.010.000
1.540.938
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)***) Saham beredar
(289.767.000) 24.365.243.000
(18.110) 1.522.828
(289.767.000) 24.365.243.000
(18.110) 1.522.828
46
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*) Anthony Salim Direksi: Djohan Emir Setijoso Anthony Brent Elam Jahja Setiaatmadja Subur Tan Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Pemegang saham publik
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)***)
Anthony Salim Direksi: Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja Anthony Brent Elam Subur Tan Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Pemegang saham publik
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)***)
%
11.625.990.000
726.624
47,15
434.079.976
27.130
1,76
31.200.000 9.832.000 9.800.000 7.061.000 6.792.000 6.500.000
1.950 615 613 441 424 406
0,13 0,04 0,04 0,03 0,03 0,02
12.233.988.024 24.365.243.000
764.625 1.522.828
49,62 98,82
289.767.000
18.110
1,18
24.655.010.000
1.540.938
100,00
Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qq Farallon Capital Management LLC, Sdr. Bambang Hartono dan Sdr. Robert Budi Hartono**)
2010 Jumlah Nilai Nominal
2009 Jumlah Nilai Nominal
%
12.612.020.000
788.251
51,15
434.079.976
27.130
1,76
31.200.000 11.707.000 10.332.000 9.061.000 8.752.000 7.000.000
1.950 732 646 566 547 438
0,13 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03
11.241.091.024 24.365.243.000
702.568 1.522.828
45,59 98,82
289.767.000
18.110
1,18
24.655.010.000
1.540.938
100,00
47
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Menunjuk pada Buletin Akuntansi Staf BAPEPAM dan LK (BAS) No. 5, komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:
Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono*) Anthony Salim Direksi: Djohan Emir Setijoso Anthony Brent Elam Jahja Setiaatmadja Subur Tan Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Pemegang saham publik
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)***)
Anthony Salim Direksi: Djohan Emir Setijoso Jahja Setiaatmadja Anthony Brent Elam Subur Tan Dhalia Mansor Ariotedjo Suwignyo Budiman Pemegang saham publik
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)***)
%
11.625.990.000
726.624
47,71
434.079.976
27.130
1,78
31.200.000 9.832.000 9.800.000 7.061.000 6.792.000 6.500.000
1.950 615 613 441 424 406
0,13 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03
12.233.988.024 24.365.243.000
764.625 1.522.828
50,21 100,00
289.767.000
18.110
24.655.010.000
1.540.938
Jumlah saham FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. qq Farallon Capital Management LLC, Sdr. Bambang Hartono dan Sdr. Robert Budi Hartono**)
2010 Jumlah Nilai Nominal
2009 Jumlah Nilai Nominal
%
12.612.020.000
788.251
51,76
434.079.976
27.130
1,78
31.200.000 11.707.000 10.332.000 9.061.000 8.752.000 7.000.000
1.950 732 646 566 547 438
0,13 0,05 0,04 0,04 0,04 0,03
11.241.091.024 24.365.243.000
702.568 1.522.828
46,13 100,00
289.767.000
18.110
24.655.010.000
1.540.938
*) Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/21/DPB3/TPB3-7 tanggal 25 Februari 2010. **) Seperti tercatat di Bank Indonesia sesuai dengan surat No. 5/31/DPIP/Prz/Rahasia tanggal 9 Juni 2003, namun sesuai dengan surat FarIndo Holdings (Mauritius) Ltd tanggal 4 Agustus 2009, terhitung 1 Juli 2009 Farallon Capital Management LLC telah melepaskan seluruh kepentingannya di FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. dan telah mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia untuk tidak dicatat sebagai pemegang saham pengendali. ***) Nilai harga perolehan pembelian kembali saham adalah sebesar Rp808.585 (Catatan 1c) Pemegang saham publik terdiri dari pemegang saham yang memiliki kurang dari 5% jumlah saham beredar. 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR Tambahan modal disetor pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 terdiri dari: Tambahan modal disetor dari pembayaran modal saham Eliminasi atas saldo rugi melalui kuasi reorganisasi tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 2aa) Tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham (Catatan 2z)
29.453.007 (25.853.162) 3.599.845 296.088 3.895.933
48
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. SELISIH PENILAIAN KEMBALI ASET TETAP Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No.384/KMK/04/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Bank telah melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu pada tanggal 31 Desember 1998. Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan laporan penilaian PT Ujatek Baru tanggal 24 Maret 1999 yang menggunakan pendekatan data pasar dan menghasilkan selisih penilaian kembali aset tetap sebagai berikut: Nilai wajar Nilai buku fiskal Selisih penilaian kembali aset tetap, fiskal
1.542.030 (498.560) 1.043.470
Selisih penilaian kembali aset tetap, basis pajak, di atas telah disetujui oleh Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tamansari dengan surat No. KEP-2111/WPJ.05/KP.09/1999 tanggal 3 Oktober 1999. Pada tanggal 31 Oktober 2000, Bank melakukan penilaian kembali aset tetap tertentu sehubungan dengan kuasi reorganisasi (Catatan 2aa). Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan laporan penilaian PT Ujatek Baru tanggal 20 Desember 2000 yang menggunakan pendekatan data pasar, dan menghasilkan selisih penilaian kembali aset tetap sebagai berikut: Selisih penilaian kembali aset tetap, fiskal (1999)
1.043.470
Nilai wajar Nilai buku fiskal Selisih penilaian kembali aset tetap, fiskal Selisih penilaian kembali yang dialokasikan ke tambahan modal disetor akibat kuasi reorganisasi (Catatan 2aa) Sisa selisih penilaian kembali aset tetap
344.604 (203.477) 141.127 (124.690) 16.437
Jumlah selisih penilaian kembali aset tetap
1.059.907
Selisih penilaian kembali aset tetap di atas sejumlah Rp141.127 telah disetujui oleh Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa dengan surat No. KEP-04/WPJ.06/KP.0404/2001 tanggal 15 Juni 2001. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2s atas laporan keuangan konsolidasi, Bank dan Anak Perusahaan telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp1.059.907 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi ke saldo laba konsolidasi pada tahun 2008. 23. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, komitmen dan kontinjensi Bank adalah sebagai berikut:
Jenis valuta
Jumlah dalam valuta asing (nilai penuh) 2009 2010
2010
2009
Komitmen Tagihan komitmen: Fasilitas kredit yang belum digunakan
Rupiah
85.000
80.000
50.640.246 3.085.079
30.775.899 3.221.151
77.805 53.803.130
95.203 34.092.253
474.716 2.177.911
268.773 1.390.257
380.440 3.033.067
318.383 1.977.413
56.836.197
36.069.666
Kewajiban komitmen: Fasilitas kredit yang belum digunakan nasabah
Fasilitas L/C yang diberikan kepada nasabah*)
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
339.019.650
278.766.855
8.550.023
8.239.170
239.330.881
120.316.502
41.806.609
27.553.658
49
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jenis valuta
Jumlah dalam valuta asing (nilai penuh) 2010 2009
2010
2009
Kontinjensi Tagihan kontinjensi: Bank garansi yang diterima
Pendapatan bunga atas kredit non-performing
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
Rupiah USD
7.084
-
777.846
4.219 64
4.966 2.832
4.283
72 7.870
89.219 7.079 96.298
129.536 2.953 132.489
100.581
140.359
3.261.214 685.486
2.939.977 1.266.958
13.052 3.959.752
18.485 4.225.420
3.959.752
4.225.420
245.125
6.207
255.598
Kewajiban kontinjensi: Bank garansi yang diberikan kepada nasabah**)
Rupiah USD Lainnya, ekuivalen USD
75.328.109
109.645.887
1.434.297
1.599.697
*) Termasuk fasilitas L/C yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank masing-masing sebesar Rp927 dan Rp1.621 per 31 Maret 2010 dan 2009 **) Termasuk fasilitas bank garansi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank masing-masing sebesar Rp22.207 dan Rp361 per 31 Maret 2010 dan 2009
24. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga meliputi bunga yang diperoleh dari: Kredit yang diberikan Obligasi pemerintah Surat-surat berharga Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Lain-lain
2010 3.149.498 954.242 483.368 116.971 902 4.704.981
2009 3.116.435 1.188.997 1.246.589 99.227 1.078 5.652.326
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga yang berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp15.204 dan Rp22.710. 25. BEBAN BUNGA Beban bunga meliputi bunga atas: 2010 Tabungan Deposito berjangka Giro Premi jaminan pemerintah Pinjaman yang diterima Lain-lain
738.479 864.620 210.066 136.595 13.693 10.809 1.974.262
2009 756.396 828.614 207.316 110.291 12.540 12.549 1.927.706
Termasuk dalam beban bunga atas giro, tabungan dan deposito berjangka adalah beban bunga atas pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp209 dan Rp210.
50
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. PROVISI DAN KOMISI LAINNYA Merupakan provisi dan komisi sehubungan dengan: 2010 Simpanan dari nasabah Penyelesaian pembayaran (payment settlement ) Kartu kredit Pengiriman uang, kliring dan inkaso Lain-lain
341.777 157.240 87.935 57.832 55.145 699.929
2009 313.427 126.880 80.271 52.980 48.967 622.525
27. BEBAN KARYAWAN 2010 Gaji dan upah Kesejahteraan dan kompensasi karyawan Pelatihan
672.602 752.012 26.651 1.451.265
2009 581.249 556.502 20.396 1.158.147
Kompensasi Direksi dan Komisaris Bank yang termasuk di dalam beban karyawan selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp18.117 dan Rp16.816. 28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2010 Keperluan kantor Sewa Promosi Penyusutan dan amortisasi Perbaikan dan pemeliharaan Komputer dan perangkat lunak Komunikasi Jasa tenaga ahli Air, listrik dan bahan bakar Keamanan Asuransi Pajak Pengangkutan Insentif produk BCA Lainnya
266.169 184.549 116.807 126.787 107.016 66.531 38.197 31.179 38.081 19.898 3.842 1.771 11.207 19.785 3.545 1.035.364
2009 207.991 178.686 54.875 114.057 109.396 23.568 33.305 24.167 31.564 26.697 4.018 1.458 9.216 13.642 1.988 834.628
29. LABA PER SAHAM Laba per saham dasar dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan, sebagai berikut: Jumlah saham beredar (nilai penuh) 2010: Laba operasional Laba bersih Rata-rata tertimbang saham beredar: Dasar
Rp 2.439.334 1.931.014
24.365.243.000
Laba operasional Laba per saham dasar (nilai penuh)
100
Laba bersih Laba per saham dasar (nilai penuh)
79
51
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah saham beredar (nilai penuh) 2009: Laba operasional Laba bersih Rata-rata tertimbang saham beredar Dasar
Rp 2.055.541 1.631.938
24.365.243.000
Laba operasional Laba per saham dasar (nilai penuh)
84
Laba bersih Laba per saham dasar (nilai penuh)
67
30. PENGGUNAAN LABA BERSIH Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank pada tanggal 18 Mei 2009 (notulen dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi., dengan Akta No. 118) memutuskan penggunaan laba bersih 2008 sebagai berikut: a. Laba bersih 2008 tidak disisihkan untuk dana cadangan dikarenakan dana cadangan Bank telah melebihi 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. b. Membagi dividen kas sejumlah Rp2.436.524 (Rp100 (nilai penuh), per saham), dengan perkiraan jumlah saham yang hingga saat ini telah dikeluarkan Bank (tetapi tidak termasuk saham yang telah dibeli kembali) yakni 24.365.243.000 saham; jumlah aktual dividen kas yang dibayarkan sebesar Rp1.583.741 (dividen interim tahun buku 2008 telah dibayarkan pada tanggal 30 Januari 2009 sebesar Rp852.784). c. Menetapkan tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat dalam tahun buku 2008 sebesar maksimal 1,25% dari laba bersih tahun 2008. Jumlah aktual tantiem yang dibayarkan sebesar Rp72.202. d. Menetapkan sisa laba bersih 2008 setelah dikurangi dividen sebagai laba ditahan. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank tanggal 18 Mei 2009 juga memutuskan pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi Bank, jika keadaan keuangan Bank mengizinkan, untuk membayar dividen interim tahun buku 2009. Sesuai dengan Surat Keputusan Rapat Direksi tanggal 22 Oktober 2009 No. 170/SK/DIR/2009 tentang Pembagian Dividen Sementara (Interim Dividend ) Tahun Buku 2009, Direksi menetapkan bahwa Bank akan membayarkan dividen sementara (interim dividend ) kepada pemegang saham atas laba tahun 2009 sebesar Rp40 (nilai penuh) per saham. Jumlah aktual dividen interim yang dibayarkan sebesar Rp974.610. 31. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Bank wajib memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan menyelesaikan masa kerjanya. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau selesainya masa kerja. Bank membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun PT Bank Central Asia Tbk, yang dimaksudkan sebagai wadah untuk mengelola aktiva, memberikan penghasilan investasi dan membayar imbalan pasca-kerja kepada karyawan. Iuran untuk dana pensiun dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji pokok karyawan. Dari jumlah iuran tersebut 3% ditanggung oleh karyawan, sedangkan 5% ditanggung oleh Bank. Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan, akumulasi iuran Bank kepada dana pensiun tersebut dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari kewajiban imbalan pasca-kerja. 32. JASA KUSTODIAN Biro Jasa Kustodian Bank memperoleh izin untuk menyediakan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) berdasarkan Surat Keputusan No.KEP-148/PM/1991 tanggal 13 November 1991. Jasa-jasa yang diberikan oleh Biro Jasa Kustodian meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action , pengelolaan kas, pencatatan/ pelaporan investasi dan tax reclamation . Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, aset yang diadministrasikan oleh Biro Jasa Kustodian terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, surat berharga pasar modal dan pasar uang lainnya, masing-masing sejumlah Rp12.828.418 dan Rp10.793.106.
52
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. INFORMASI SEGMEN Berdasarkan segmen geografis: 2010 Sumatra Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan (beban) bunga - bersih Pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan penghapusan aset (Beban) pemulihan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban operasional lainnya Laba (rugi) operasional - bersih Pendapatan (beban) non-operasional - bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset Kewajiban Kredit yang diberikan - bersih Simpanan dari nasabah
159.017 (156.973) 2.044 60.446 (73.480)
Jawa
Indonesia bagian timur
Kalimantan
4.608.329 (1.686.730) 2.921.599 1.605.932 444.168
Operasi luar negeri
51.690 (53.173) (1.483) 17.459
103.917 (77.665) 26.252 38.767
5.859 5.859 2.364
8.050
(75.480)
-
Jumlah 4.928.812 (1.974.541) 2.954.271 1.724.968 303.258
580 (151.640) (162.050)
(70) (2.269.577) 2.702.052
(24) (43.697) (19.695)
(238) (71.812) (82.511)
(6.685) 1.538
248 (2.543.411) 2.439.334
201.900 39.850
(315.418) 2.386.634
65.722 46.027
77.937 (4.574)
1 1.539
30.142 2.469.476 (538.462) 1.931.014
21.266.958 21.227.109 5.432.313 21.045.284
245.663.123 216.282.475 106.684.714 204.480.497
6.947.503 6.901.476 1.757.174 6.862.048
9.983.926 9.988.500 3.326.888 9.906.264
369.990 5.530 -
284.231.500 254.405.090 117.201.089 242.294.093
2009 Sumatra Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan (beban) bunga - bersih Pendapatan operasional lainnya (Beban) pemulihan penyisihan penghapusan aset (Beban) pemulihan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Beban operasional lainnya Laba (rugi) operasional - bersih Pendapatan (beban) non-operasional - bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset Kewajiban Kredit yang diberikan - bersih Simpanan dari nasabah
Jawa
Indonesia bagian timur
Kalimantan
Operasi luar negeri
96.163 (76.143) 20.020 37.944
(67.510)
(791.446)
159 (121.511) (135.855)
(5.494) (1.808.680) 2.218.173
(140) (34.428) (23.463)
524 (65.641) (7.273)
(5.824) 3.959
(4.951) (2.036.084) 2.055.541
223.317 87.462
(359.200) 1.858.973
69.869 46.406
84.918 77.645
3.959
18.904 2.074.445 (442.507) 1.631.938
5.898.580 5.852.174 1.433.499 5.818.672
8.713.668 8.636.023 2.933.313 8.563.533
459.475 6.800 -
(120)
1.080
213.204.735 188.848.270 95.193.862 175.822.775
7.438 7.438 2.345
5.843.888 (1.928.201) 3.915.687 1.038.885
5.533.003 (1.639.684) 3.893.319 930.474
19.519.742 19.432.280 4.334.909 19.252.971
46.536 (52.469) (5.933) 15.958
Jumlah
160.748 (159.905) 843 52.164
-
(857.996)
247.796.200 222.775.547 103.895.583 209.457.951
Berdasarkan produk: 2010 Kredit Aset
117.371.194
Kredit yang diberikan -bersih
117.371.194
Pendapatan bunga Pendapatan fee-based
Tresuri
Lain-lain
146.509.631 -
3.149.498
1.555.483
105.549
3.496
Jumlah
20.350.675
284.231.500
-
117.371.194
-
4.704.981
836.622
945.667
2009 Kredit Aset
103.895.583
Kredit yang diberikan - bersih
103.895.583
Pendapatan bunga Pendapatan fee-based
Tresuri
Jumlah
Lain-lain
125.944.810 -
3.116.435
2.535.891
86.034
3.016
17.955.807
247.796.200
-
103.895.583
-
5.652.326
709.306
798.356
53
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN Jatuh tempo aset dan kewajiban pada tanggal 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut: Hingga 1 bulan
Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih Surat-surat berharga - bersih Obligasi pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif - bersih Kredit yang diberikan Pendapatan yang diterima dimuka Penyisihan penghapusan Investasi dalam sewa guna usaha - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Tagihan akseptasi - bersih Penyertaan - bersih Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - bersih Aset lain-lain - bersih
Kewajiban: Kewajiban segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Hutang pajak Beban masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Posisi neto
> 1 - 3 bulan
4.653.495
-
>3 bulan 1 tahun
-
> 1 - 5 tahun
-
Lebih dari 5 tahun
-
Tanpa Bunga
7.043.090 11.526.713 -
Jumlah
7.043.090 11.526.713 4.653.495
16.100.451 21.376.747 -
43.294.662 55.000
450.450 772.742 2.997.029
1.737.450 3.278.443 32.727.745
1.972.673 5.048.146
-
18.288.351 70.695.267 40.827.920
467.981 10.161.148
12.472.991
40.968.143
40.401.964
17.019.180
49.904
467.981 49.904 121.023.426
(170.105) (3.652.232) 2
47
3.317
1.201
11.367 797.878 53.569.069
1.264.362 57.087.062
952.117 806.527 46.950.325
1.226.137 3.777 79.376.717
220.163.558 1.057.290 639.735
16.491.137 7.425 1.100.903
5.639.398 36.200 347.071
1.365.000 4.283
13.104
20.000
459.728 368.019
221.873.687
17.619.465
(168.304.618)
39.467.597
2 24.040.001
-
(170.105) (3.652.232) 4.567
17.847 913.787 2.940.148 4.539.174 23.208.326
2.189.623 2.872.544 17.847 913.787 2.940.148 4.539.174 284.231.500
-
2.191.756 26.045 -
2.191.756 242.294.093 2.465.915 26.045 2.091.992
383.438 12.938
-
23.681 -
866.847 414.061
6.850.416
1.765.659
-
62.246 227.212 183.726 3.581.197 6.295.863
62.246 227.212 183.726 3.581.197 254.405.090
40.099.909
77.611.058
16.912.463
29.826.410
24.040.001
54
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jatuh tempo aset dan kewajiban pada tanggal 31 Maret 2009 adalah sebagai berikut: Hingga 1 bulan
Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih Surat-surat berharga - bersih Obligasi pemerintah Tagihan derivatif - bersih Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan Investasi dalam sewa guna usaha - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Tagihan akseptasi - bersih Penyertaan - bersih Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - bersih Aset lain-lain - bersih
Kewajiban: Kewajiban segera Simpanan dari nasabah Simpanan dari bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif Hutang pajak Beban masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Posisi neto
> 1 - 3 bulan
>3 bulan 1 tahun
Lebih dari 5 > 1 - 5 tahun
tahun
Tanpa Bunga
Jumlah
-
-
-
-
9.413.714
-
-
-
-
-
9.413.714
11.415.978
-
-
-
13.736.840
60.173
49.850.602 43.174.462 60.173 107.271.954 (3.376.371)
-
583.412
1.737.450
6.397.264 9.709.019
6.397.264 9.709.019
23.774.005 7.783.392 -
12.386.750 2.138.734 11.463.762 -
8.406.324 4.645.785 37.006.793 -
3.678.931 25.701.274 37.304.173 -
145
1.046
2.544
3.960
-
-
13.138 907.870 -
1.352.993 -
527.495 715.363 -
674.217 -
-
23.185
1.214.850 2.976.226 23.185
53.308.242
27.343.285
51.887.716
69.100.005
918.773 2.611.376 3.806.438 20.149.857
918.773 2.611.376 3.806.438 247.796.200
191.391.034 4.222.196 597.390
9.921.377 2.000 818.099
8.145.540 33.000 461.351
1.733.250 -
-
1.636.299 33.045 -
1.636.299 209.457.951 5.990.446 33.045 1.876.840
17.344
802
115.000
398.458 363.944
-
38.845 -
437.303 497.090
196.227.964
10.742.278
8.754.891
2.495.652
-
60.362 336.307 191.886 2.258.018 4.554.762
60.362 336.307 191.886 2.258.018 222.775.547
(142.919.722)
16.601.007
43.132.825
66.604.353
15.595.095
25.020.653
1.604.592 10.688.669 13.713.834 -
26.007.095
26.007.095
(3.376.371)
7.695
35. POSISI DEVISA NETO Posisi devisa neto (“PDN”) Bank pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004 dan No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005. Berdasarkan peraturan tersebut di atas, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto (termasuk semua kantor cabang dalam dan luar negeri) secara keseluruhan dan untuk neraca setinggi-tingginya 20% dari modal. Posisi devisa neto secara keseluruhan merupakan angka penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari (i) selisih bersih aset dan kewajiban untuk setiap mata uang asing dan (ii) selisih bersih tagihan dan kewajiban, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif (transaksi rekening administratif) untuk setiap mata uang asing, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan posisi devisa neto untuk neraca, merupakan angka penjumlahan dari selisih bersih aset dan kewajiban dalam neraca untuk setiap mata uang asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
55
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban)
USD SGD JPY EUR AUD GBP HKD CHF DKK CAD SAR SEK MYR CNY Lain-lain Jumlah
1.247.064 (29.842) (50.914) (76.390) (3.933) 3.489 366.601 624 228 47 382 35 (281) 3.605 179 1.460.894
Jumlah modal
26.507.010
Persentase PDN terhadap modal
2009
Selisih bersih tagihan dan kewajiban di rekening administratif
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban)
(1.192.054) 30.881 51.671 77.097 5.503 (2.758) (366.141) 272 273 -
55.010 1.039 757 707 1.570 731 460 896 228 320 382 35 281 3.605 179 66.200
1.037.043 3.270 7.390 (83.982) 30.799 1.908 768 (1.306) (59) 20 614 1.072 (320) 616 997.833
26.507.010
5,511%
0,250%
22.959.056
Selisih bersih tagihan dan kewajiban di rekening administratif
Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut)
(1.035.852) (576) (6.197) 87.947 (29.470) 2.316 1.159 1.155 -
1.191 2.694 1.193 3.965 1.329 1.908 768 1.010 1.100 1.175 614 1.072 320 616 18.955 22.959.056
4,346%
0,083%
Rasio PDN per 31 Maret 2010 jika menggunakan modal bulan Februari 2010 (tidak diaudit) adalah sebagai berikut : Modal bulan Februari 2010 Rasio PDN (Neraca) Rasio PDN (Keseluruhan)
26.187.360 5,579% 0,253%
36. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Dan dalam rangka memenuhi SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID), selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 Bank juga telah melakukan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional. Bank-bank diwajibkan untuk memenuhi rasio kewajiban modal minimum sebesar 8% sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009. Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007 mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk ) dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar. Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/27/DPNP tanggal 27 November 2006 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum untuk bank secara individual maupun secara konsolidasi. Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum secara konsolidasi dilakukan dengan menghitung modal dan aktiva tertimbang menurut risiko dari laporan keuangan konsolidasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
56
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut: 2010
2009
25.358.367 1.148.643 26.507.010 26.507.010 26.507.010 26.507.010
21.673.677 1.285.379 22.959.056 22.959.056 22.959.056
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko pasar Jumlah ATMR untuk risiko kredit dan risiko pasar
150.324.359 918.615 151.242.974
131.976.360 135.006 132.111.366
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko operasional Jumlah ATMR untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
9.991.901 161.234.875
132.111.366
Modal: Modal inti: Modal pelengkap: Jumlah modal inti dan modal pelengkap Jumlah modal untuk risiko kredit Jumlah modal untuk risiko kredit dan risiko pasar Jumlah modal untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
KPMM untuk risiko kredit dan risiko operasional KPMM untuk risiko kredit dan risiko pasar KPMM untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar KPMM Minimum
16,53% 17,53% 16,44% 8%
17,38% 8%
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank secara konsolidasi pada tanggal 31 Maret 2010 dengan memperhitungkan risiko operasional dan risiko pasar adalah 17,06% dan tanpa memperhitungkan risiko pasar adalah 17,19%. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank secara konsolidasi pada tanggal 31 Maret 2009 dengan memperhitungkan risiko pasar, tanpa risiko operasional adalah 17,95% Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia di atas, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan. 37. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun pada laporan keuangan konsolidasi per 31 Maret 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akunakun pada laporan keuangan konsolidasi per 31 Maret 2010 sebagai berikut:
Deskripsi Akun
Dilaporkan sebelumnya
Reklasifikasi
Dilaporkan saat ini
NERACA Kewajiban Segera Beban masih harus dibayar
1.637.403 190.782
(1.104) 1.104
1.636.299 191.886
38. MANAJEMEN RISIKO Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan semua kegiatannya, selalu terdapat risiko yang melekat (inheren), yaitu dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar atas nilai tukar valuta asing dan tingkat suku bunga, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Dalam rangka mengendalikan risiko tersebut, Bank telah mengimplementasikan suatu Kerangka Dasar Manajemen Risiko (Risk Management Framework ) terpadu. Kerangka tersebut merupakan sarana untuk penentuan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur yang digunakan sehingga dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik. Dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif, Bank telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang berfungsi untuk merekomendasikan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan. Selain komite-komite diatas, Bank telah membentuk beberapa komite lain yang bertugas untuk menangani risiko secara lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit serta Komite Aset dan Pasiva (Asset and Liability Committee ALCO). Produk dan Aktivitas Baru Bank senantiasa melakukan kajian risiko secara menyeluruh atas rencana penerbitan produk dan aktivitas baru sesuai jenis risiko yang terdapat dalam PBI No. 5/8/PBI/2003, tanggal 19 Mei 2003 beserta perubahannya melalui PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009.
57
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen aset dan pasiva ALCO bertanggung jawab atas pengevaluasian, pengusulan dan penerapan strategi pendanaan dan investasi Bank. Ruang lingkup ALCO adalah mengelola risiko likuiditas, risiko tingkat suku bunga, dan risiko nilai tukar valuta asing; meminimalkan biaya pendanaan serta mempertahankan likuiditas pada saat yang bersamaan; dan mengoptimalkan perolehan pendapatan bunga Bank dengan mengalokasikan dana secara hati-hati pada aset produktif. ALCO diketuai oleh Presiden Direktur (merangkap anggota), dengan anggota lainnya terdiri dari enam orang direktur, Kepala Divisi Tresuri, Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi, Kepala Grup Bisnis Korporasi, Kepala Divisi Bisnis Kecil dan Menengah, Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa, Kepala Divisi Perbankan Internasional, Kepala Unit Bisnis Kredit Konsumer, Kepala Unit Bisnis Kartu Kredit dan Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko. Anggota ALCO mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Proses pengelolaan aset dan pasiva Bank dimulai dengan pengkajian parameter ekonomi yang mempengaruhi Bank, yang umumnya terdiri dari tingkat inflasi, likuiditas pasar, tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah dan faktor makro ekonomi lainnya. Risiko likuiditas, valuta asing dan tingkat suku bunga dikaji oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan dilaporkan kepada ALCO. ALCO kemudian menentukan strategi penetapan tingkat bunga simpanan dan kredit berdasarkan kondisi dan persaingan di pasar. Manajemen risiko kredit Organisasi perkreditan terus disempurnakan dengan berbasiskan kepada penerapan prinsip “empat mata” (“four eyes principle ”) dimana keputusan kredit ditentukan oleh dua pihak yaitu sisi analisa risiko kredit dan sisi pengembangan bisnis. Bank telah memiliki Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB) yang terus disempurnakan secara berkala sejalan dengan perkembangan Bank, Peraturan Bank Indonesia serta sesuai dengan “International Best Practices ”. Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui pengembangan “loan origination system ” atas alur kerja proses pengolahan kredit sehingga proses kredit yang efektif dan efisien dapat tercapai. Pengembangan sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan proses pembangunan database terus dilakukan. Komite Kebijakan Perkreditan bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan dan strategi perkreditan terutama yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam melepas kredit, memantau penerapan kebijakan dan strategi perkreditan agar dapat terlaksana secara konsisten, serta merumuskan jalan keluar atas kendala penerapan kebijakan perkreditan tersebut. Komite Kredit memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi dan memberikan keputusan kredit sesuai dengan batas wewenangnya melalui Rapat Komite Kredit atau Edaran Direksi. Komite juga akan memberikan pengarahan lebih lanjut apabila memerlukan analisa kredit yang lebih mendalam dan komprehensif karena menganggap informasi yang ada belum mencukupi sebagai bahan pengambilan keputusan. Melakukan koordinasi dengan ALCO khususnya yang berhubungan dengan sumber pendanaan kredit. Melaksanakan tugasnya terutama yang berkaitan dengan pemberian persetujuan kredit secara profesional, jujur, objektif, cermat dan seksama, serta menolak permintaan dan/atau pengaruh pihak-pihak penerima kredit pada saat memberikan persetujuan kredit. Bank telah mengembangkan sistem pemeringkat risiko debitur yang lebih dikenal dengan Internal Credit Risk Rating System. Internal Credit Risk Rating terdiri atas 11 kategori peringkat risiko mulai dari yang paling baik (RR1), sampai dengan RR10 dan yang paling buruk (Loss ). Pemberian peringkat kepada setiap debitur menjadi suatu masukan yang berharga karena dapat membantu pejabat yang berwenang dalam memutuskan suatu usulan kredit dengan lebih baik. Dalam konteks manajemen risiko yang lebih luas, pengembangan database atas Internal Credit Risk Rating terus dilakukan. Internal Credit Risk Rating merupakan salah satu komponen utama yang akan digunakan dalam pengukuran risiko yang dikaitkan dengan ketentuan permodalan yang disebutkan didalam Basel Accord II untuk metode IRB (Internal Rating Based ) Approach . Selain itu hasil pengukuran risiko yang berbasiskan rating ini juga dapat menjadi sarana dalam pengembangan “pricing ” yang lebih sesuai dengan tingkat risiko dari debitur sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 berkaitan dengan risk-based pricing , dan juga dalam rangka pengembangan portofolio perkreditan. Dalam tahap awal, manajemen portofolio melakukan pengelolaan risk concentration dengan menentukan limit antara lain sektor industri, mata uang valuta asing, jenis kredit tertentu serta exposure perseorangan dan grup usaha. Seiring dengan perkembangan rating database , teknologi, sumber daya manusia, tingkat kompleksitas bank, pasar, serta regulasi yang ada, manajemen portofolio akan dikembangkan secara lebih aktif dan dinamis yang diarahkan kepada optimalisasi alokasi dari modal Bank pada suatu tingkat risiko/risk appetite yang bisa diterima. Bank telah mengembangkan pengelolaan risiko kredit dengan melakukan analisa stress testing terhadap portofolio kredit serta melakukan monitoring terhadap hasil stress testing tersebut. Sebagai respon atas kondisi perubahan pasar dan gejolak ekonomi yang masih terjadi saat ini, Bank melakukan analisa stress testing ini secara berkala. Stress testing bermanfaat sebagai alat Bank untuk memperkirakan besarnya dampak risiko pada "stressful condition " sehingga Bank dapat membuat strategi yang sesuai untuk memitigasi risiko tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan "contingency plan ". Bank telah mengembangkan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang lebih baik yang bertujuan untuk mengakomodasi penerapan Basel Accord II sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
58
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen risiko likuiditas Bank sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan ini dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh Divisi Tresuri. Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah kewajiban yang jatuh tempo. Aset likuid Bank terutama terdiri dari penempatan pada bank lain dan lembaga keuangan lainnya, SBI, giro pada Bank Indonesia dan kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia, menjual putus SBI atau menjual SBI dengan perjanjian pembelian kembali atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank terdiri dari cadangan Giro Wajib Minimum dan kas di kantor-kantor cabang. Saat ini Peraturan Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk menjaga likuiditas (Giro Wajib Minimum) secara harian, sekurangkurangnya sebesar 7,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) Rupiah, yang terdiri dari GWM Utama sebesar 5% dari DPK Rupiah dalam bentuk giro Rupiah pada Bank Indonesia dan GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK Rupiah berupa SBI, SUN dan/atau excess reserves, serta GWM valuta asing sebesar 1% dari DPK valuta asing termasuk bank dalam bentuk giro valuta asing pada Bank Indonesia (Catatan 5). Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan berdasarkan kondisi pasar dan persaingan. Tingkat suku bunga pada umumnya bervariasi tergantung pada jangka waktu dan besarnya simpanan. Tingkat suku bunga giro dan tabungan bersifat mengambang dan ditinjau secara berkala sesuai dengan kondisi pasar, sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka bersifat tetap, sesuai dengan jangka waktunya. Manajemen risiko nilai tukar valuta asing Perdagangan valuta asing Bank diatur dalam ketentuan dan kebijakan internal dan peraturan Bank Indonesia mengenai posisi devisa neto (PDN). Bank Indonesia membatasi posisi devisa neto (gabungan cabang dalam dan luar negeri) untuk semua jenis valuta asing pada neraca maupun rekening administratif tidak boleh melebihi 20% dari modal bank. Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, Bank memusatkan pengelolaan posisi devisa neto pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan laporan posisi devisa neto harian dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang diharuskan untuk menutup risiko nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja, walaupun ada batas toleransi posisi devisa neto untuk setiap cabang tergantung pada besarnya aktivitas transaksi valuta asing di cabang tersebut. Bank membuat laporan posisi devisa neto harian yang menggabungkan posisi devisa neto dalam neraca maupun rekening administratif (off-balance sheet accounts ). Pendapatan Bank dari perdagangan valuta asing terutama diperoleh dari transaksi yang dilakukan oleh nasabahnya. Saat ini, Bank pada umumnya tidak melakukan perdagangan untuk mencari keuntungan, meskipun memang ada kalanya Bank memiliki posisi devisa neto dalam jumlah terbatas, sesuai dengan ketentuan internal dan pandangan Bank terhadap pergerakan nilai tukar valuta asing. Kewajiban Bank dalam valuta asing terutama terdiri dari simpanan dan pinjaman yang diterima dalam dolar (AS). Untuk memenuhi peraturan posisi devisa neto, Bank mempertahankan asetnya yang terdiri dari penempatan pada bank lain dan kredit yang diberikan dalam dolar (AS). Manajemen risiko tingkat suku bunga Komponen utama kewajiban Bank yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah simpanan, sedangkan aset Bank yang sensitif adalah obligasi pemerintah, surat-surat berharga, dan kredit yang diberikan. ALCO secara berkala memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang diberikan. Bank menggunakan "earning approach " dan "economic value approach " untuk mengukur risiko suku bunga pada banking book . Pengukuran risiko dilakukan terhadap mata uang Rupiah dan valuta asing (USD) untuk kemudian dilaporkan kepada ALCO. Sedangkan untuk pengukuran risiko suku bunga pada trading book , Bank menggunakan metode Value at Risk (VaR). Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga SBI dan mengkaji tingkat suku bunga simpanan yang ditawarkan oleh bank pesaing. Tingkat suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pendanaan Bank (termasuk biaya pendanaan giro wajib minimum).
59
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen risiko operasional Risk and Control Self Assessment (RCSA) Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu bank. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 2002 Bank mulai melaksanakan Risk Self Assessment (RSA) tahap awal ke seluruh cabang/kanwil dan beberapa divisi di Kantor Pusat. Salah satu tujuan pelaksanaan RSA ini adalah untuk mensosialisasikan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk awareness (kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan risiko. Dengan meningkatnya risk culture diharapkan akan mampu meningkatkan budaya kontrol risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas usaha sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, RSA masih terus dilakukan dan disempurnakan dengan tujuan untuk lebih menanamkan risk awareness dalam pengelolaan risiko pada setiap unit kerja. Pada tahun 2006 program RSA telah disempurnakan dengan memasukkan unsur kontrol dalam penilaian risiko sehingga nama RSA diubah menjadi Risk and Control Self Assessment (RCSA). Tahun 2007 sampai dengan 2009, implementasi RCSA dilakukan dengan menggunakan metode sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan berdiskusi langsung bersama unit kerja, dilanjutkan dengan penilaian risiko. Hal ini dinilai dapat lebih meningkatkan risk awareness bagi unit kerja yang bersangkutan. Loss Event Database (LED) Bank juga telah memiliki database kasus/kerugian-kerugian yang terjadi di seluruh unit kerja yang dikenal dengan nama metode Loss Event Database (LED). LED bertujuan untuk membantu Bank dalam mencatat dan menganalisa kasus atau permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat diambil tindakan perbaikan dan pencegahan atas kasus yang serupa. Tujuan akhir dari LED adalah agar risiko kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimumkan. Selain itu LED juga merupakan sarana pengumpulan data kerugian risiko operasional yang digunakan Bank untuk memperhitungkan alokasi beban modal (capital charge ) dan pemantauan secara berkesinambungan terhadap kejadian–kejadian yang dapat menimbulkan risiko operasional dan kerugian operasional yang telah terjadi pada Bank. Saat ini LED telah diimplementasikan di seluruh Kantor Wilayah dan Cabang dan dalam implementasi secara bertahap ke Unit Kerja Kantor Pusat yang memiliki risiko operasional cukup signifikan. Key Risk Indicator (KRI ) KRI adalah suatu metode yang digunakan untuk memberikan suatu indikator (early warning sign ) atas kemungkinan terjadinya peningkatan risiko operasional di suatu unit kerja. Hingga akhir tahun 2008, hampir seluruh cabang telah menerapkan metode KRI ini. Pada awal tahun 2009 dilakukan penyempurnaan KRI dengan menambahkan 7 indikator baru. Penyempurnaan ini ditujukan untuk lebih meningkatkan risk awareness . Pada pertengahan tahun 2009, seluruh kanwil dan cabang telah menerapkan metode KRI. Operational Risk Management Information System (ORMIS) Merupakan aplikasi pendukung yang digunakan dalam implementasi RCSA, LED dan KRI. Perhitungan Pencadangan Modal Risiko Operasional Mulai tahun 2009 Bank telah menghitung kewajiban penyediaan modal minimum Bank untuk risiko operasional berdasarkan Pendekatan Indikator Dasar. Dengan demikian Bank telah siap untuk mengimplementasikan regulasi dari Bank Indonesia terkait dengan masuknya risiko operasional dalam perhitungan rasio kecukupan modal (CAR) selain untuk risiko kredit dan risiko pasar. Manajemen risiko hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Risiko hukum melekat pada aktivitas fungsional perkreditan (penyediaan dana), tresuri dan investasi, operasional dan jasa, jasa pembiayaan perdagangan, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia. Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan potensial kerugian atas kasus-kasus yang terjadi di Bank dan Perusahaan Anak Bank yang sedang dalam proses di pengadilan dibagi dengan modal Bank. Parameter yang digunakan untuk menghitung potensial kerugian atas kasus yang sedang dalam proses di pengadilan adalah dasar gugatan (kasus posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum. Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko hukum, maka Bank telah membentuk Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan (SKHK) di Kantor Pusat dan unit kerja hukum di beberapa Kantor Wilayah dan Kantor Cabang.
60
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen risiko hukum (lanjutan) Dalam rangka memitigasi risiko hukum, Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan telah melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut: a) Membuat standarisasi dokumen hukum (antara lain perjanjian kredit, pengikatan agunan, perjanjian kerjasama, perjanjian sewa menyewa, perjanjian outsourcing ), menelaah kembali setiap perjanjian sebelum ditandatangani oleh pejabat Bank, dan memberikan pendapat hukum atas permasalahan hukum yang terjadi. b) Membuat manual kerja bagi staf hukum dan administrasi kredit di kanwil dan cabang. c) Mengadakan forum komunikasi secara periodik untuk meningkatkan kompetensi staf hukum kanwil dan cabang, mensosialisasikan modus operandi kasus yang pernah terjadi dan pedoman penanganan kasus secara hukum. d) Melakukan pembelaan hukum atas perkara perdata yang melibatkan Bank yang sedang dalam proses di pengadilan dan arbitrase, serta memonitor perkembangan kasusnya. e) Mendampingi pejabat/karyawan Bank sehubungan dengan proses hukum di kepolisian, kejaksaan, pengadilan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan instansi lainnya, untuk memberikan perlindungan hukum bagi Bank dan atau pejabat/karyawan Bank. f) Menyusun rencana strategi pengamanan kredit (bekerja sama dengan unit kerja lain, antara lain Biro Penyelesaian Kredit) sehubungan dengan permasalahan kredit macet. g) Mendaftarkan hak milik kekayaan intelektual atas produk-produk Bank pada instansi yang berwenang, dan mengamankan kepemilikan atas aset-aset Bank antara lain hak atas tanah dan bangunan Bank, memonitor dan melakukan tindakan hukum atas pelanggaran hak kekayaan intelektual milik Bank. h) Meminta cabang membuat laporan hasil pengendalian risiko hukum secara periodik kepada SKHK. i) Meminta pendapat konsultan hukum independen atau pendapat dari instansi yang berwenang dalam hal terdapat peraturan yang tidak atau kurang jelas atau multi tafsir. j) Memonitor dan menganalisa perkara yang sedang dalam proses di pengadilan yang dihadapi oleh Bank dan Perusahaan Anak Bank. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank telah membuat Kebijakan Pengendalian Risiko Hukum yang telah diimplementasikan sejak tahun 2005, dan telah diperbaharui berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009. Manajemen risiko reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti frekuensi keluhan dan publikasi negatif serta pencapaian penyelesaian keluhan. Penilaian tersebut disusun dalam laporan profil risiko reputasi setiap triwulan. Organisasi pendukung yang secara khusus menangani risiko reputasi terdiri dari Sentra Operasi Perbankan Domestik (SOPD), Divisi Pengembangan Dana dan Jasa (DPDJ), Divisi Pengembangan Operasi (DPO), Unit Bisnis Kartu Kredit (UBC), Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang Pembantu. Untuk mengelola dan mengendalikan risiko reputasi, Bank didukung oleh fasilitas Halo BCA (layanan telepon 24 jam untuk informasi, saran dan keluhan). Kebijakan/pedoman manajemen risiko reputasi sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/ 2003 tanggal 19 Mei 2003 telah tercakup dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Bank tahun 2004 dan Kebijakan Manajemen Risiko Reputasi. Di samping itu Bank juga telah mempunyai Pedoman Komunikasi dan Pedoman Penyelesaian Keluhan. Manajemen risiko reputasi antara lain menyempurnakan pedoman yang ada dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/7/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah, telah diimplementasikan secara internal.
61
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen risiko strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Parameter yang digunakan dalam menilai risiko strategik adalah realisasi kredit, secondary reserves , dana pihak ketiga dan fee-based income . Risiko strategis inheren dapat timbul dari penerapan dan pelaksanaan strategi Bank pada aktivitas fungsional perkreditan, tresuri dan investasi serta operasional dan jasa. Sistem pengendalian risiko strategik dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut: l
Dewan Komisaris dan Direksi turut aktif dalam pengawasan dan pemantauan atas penentuan dan pelaksanaan strategi usaha Bank.
l
Bank memiliki Satuan Kerja Perencanaan Perusahaan (SKPNP) dengan misi mendukung dan meningkatkan kemantapan pertumbuhan Bank melalui perencanaan dan pengembangan riset.
l
Adanya kebijakan, prosedur dan penetapan batas risiko strategik untuk mengukur kemajuan yang dicapai dan kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan.
l
Pengelolaan dan pengendalian risiko strategik didukung dengan aplikasi pendukung seperti financial model , sumbersumber data/informasi yang terpercaya, evaluasi dan analisa kinerja yang dilakukan secara bulanan, triwulanan, setengah tahunan dan tahunan.
l
Pengembangan infrastruktur pendukung terus dilakukan dari waktu ke waktu, seperti telah diimplementasikannya penggunaan perangkat lunak “Hyperion Budgeting Systems ” secara terintegrasi serta on-line dalam proses pembuatan anggaran Bank.
Rencana pengembangan manajemen risiko strategik adalah : l l
Mempertajam perumusan arahan strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja Bank. Meningkatkan cakupan dan kualitas analisa data-data internal dan eksternal dalam rangka memitigasi risiko strategik.
Manajemen risiko kepatuhan Risiko kepatuhan adalah salah jenis risiko yang harus dikelola oleh Bank yang timbul karena Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank telah mengangkat salah seorang anggota Direksi sebagai Direktur Kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan yang berfungsi untuk mengkoordinasikan pengelolaan risiko kepatuhan Bank. Dalam rangka mengelola risiko kepatuhan, Bank telah membuat mekanisme untuk menjaga kepatuhan, yaitu antara lain dengan selalu menyesuaikan ketentuan internal dengan peraturan yang berlaku dan mengkomunikasikan ketentuan baru kepada karyawan terkait, melakukan kajian terhadap produk/aktivitas baru dan permohonan kredit besar, melakukan uji kepatuhan secara berkala, dan membuat laporan bulanan kepatuhan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Bank juga telah mengimplementasikan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles ) dan Undangundang Tindak Pidana Pencucian Uang. Sebagai catatan, pada semester II/2009, Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum yang menggantikan ketentuan Bank Indonesia tentang Prinsip Mengenal Nasabah. Ketentuan baru tersebut wajib mulai diterapkan oleh Bank paling lambat awal Juli 2010. Selain itu, mengingat bahwa risiko yang terjadi di anak perusahaan dapat mempengaruhi profil risiko Bank selaku induk perusahaan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pada awal tahun 2009 Bank sudah menerapkan manajemen risiko kepatuhan secara konsolidasi dengan anak perusahaan. Profil risiko Sesuai dengan ketentuan pasal 24 Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Bank wajib menyampaikan laporan profil risiko atas 8 (delapan) jenis risiko (Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, Reputasi, Strategik, dan Kepatuhan) kepada Bank Indonesia. Laporan profil risiko tersebut memuat laporan tentang tingkat dan trend seluruh eksposur risiko yang relevan dan sesuai dengan kompleksitas usaha Bank. Laporan profil risiko yang disampaikan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko kepada Bank Indonesia berisi substansi yang sama dengan laporan profil risiko yang disampaikan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Manajemen Risiko.
62
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Profil risiko (lanjutan) Secara umum risiko komposit Bank selama tahun 2009 adalah Rendah, merupakan hasil penilaian dari risiko inheren Rendah dengan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko Kuat. Sistem pengendalian risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) Bank. Dari 8 (delapan) jenis risiko yang dinilai, risiko komposit Moderat pada Triwulan I tahun 2009 adalah risiko kredit, risiko operasional, dan risiko reputasi, sedangkan risiko lainnya memiliki risiko komposit yang Rendah. Pada Triwulan II tahun 2009, risiko komposit yang Moderat adalah risiko kredit dan risiko reputasi, sedangkan risiko lainnya tetap memiliki risiko komposit yang Rendah. Selanjutnya pada Triwulan III dan IV tahun 2009, risiko komposit yang Moderat adalah risiko kredit, risiko operasional dan risiko reputasi, sedangkan risiko lainnya tetap memiliki risiko komposit yang Rendah. Pada Triwulan I tahun 2009, perkembangan ekonomi global menunjukkan perlambatan yang lebih dalam, hal ini tercermin dari melambatnya pertumbuhan perekonomian negara maju yang lebih besar dari perkiraan semula. Perlambatan pertumbuhan ekonomi negara maju tersebut memicu penurunan kinerja ekspor Indonesia, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan. Kondisi pasar keuangan global masih rapuh dengan semakin banyaknya lembaga keuangan dunia yang melaporkan kerugiannya. Memburuknya kondisi pasar keuangan global ini menimbulkan sentimen negatif yang berpotensi menekan perekonomian negara-negara di emerging market , termasuk Indonesia. Pada Triwulan II tahun 2009, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan sebagai dampak dari perkembangan positif yang terjadi di pasar keuangan global. Hal ini tercermin dari membaiknya kondisi pasar saham internasional dan terus menurunnya indikator persepsi risiko di berbagai negara. Sementara itu, hasil “stress test” perbankan di Amerika Serikat menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan banyak pihak. Hal tersebut juga telah menambah optimisme terhadap membaiknya kondisi perekonomian global. Harapan perbaikan pada ekonomi global tersebut telah membangun sentimen positif para pelaku pasar, termasuk di Indonesia. Sentimen positif pada perekonomian dunia dan mulai membaiknya likuiditas di pasar keuangan global telah mendorong aliran modal masuk ke dalam negeri. Kondisi ini berdampak positif pada penguatan mata uang Rupiah, peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan perbaikan yield Surat Utang Negara (SUN). Arus modal masuk juga memperkuat cadangan devisa Indonesia sehingga dapat membiayai kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) Pemerintah. Meskipun kondisi perekonomian menunjukkan tanda-tanda perbaikan, namun secara umum perekonomian negara maju masih belum pulih sepenuhnya dan masih menunjukkan angka perlambatan. Risiko dan ketidakpastian ekonomi global terutama di negara maju, masih cukup tinggi. Berbagai indikator produksi juga masih menunjukkan penurunan. Hal ini ditunjukkan oleh belum stabilnya kondisi pasar tenaga kerja, seiring dengan masih terjadinya pemutusan hubungan kerja dan tingginya tingkat pengangguran. Di tengah tekanan dari perekonomian global tersebut, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan yang sama. Pertumbuhan yang lebih baik tersebut didukung oleh permintaan konsumsi domestik yang masih cukup besar dan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. Meningkatnya konsumsi rumah tangga juga didorong oleh maraknya aktivitas Pemilihan Umum (Pemilu) yang tampak dari pertumbuhan sektoral seperti pengeluaran subsektor jasa periklanan, komunikasi, industri makanan, hotel dan restoran, serta percetakan. Kondisi perbankan nasional relatif stabil, ditunjukkan oleh beberapa indikator antara lain modal perbankan secara nasional dan rasio kecukupan modal yang relatif tetap tinggi. Sementara itu, rasio gross Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali di bawah 5%. Likuiditas perbankan, termasuk likuiditas dalam pasar uang antar bank makin membaik dan penyaluran kredit mulai meningkat meski belum optimal. Pada Triwulan III tahun 2009, perkembangan perekonomian global terus menunjukkan pemulihan dan berdampak pada membaiknya ekonomi domestik. Proses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terus menunjukkan penguatan dan merata di berbagai negara. Perbaikan yang paling tampak adalah di negara-negara emerging markets Asia, terutama China. Sementara di negara maju, kontraksi ekonomi mulai melambat. Dari berbagai indikator makro ekonomi global, terlihat optimisme pemulihan ekonomi global semakin menguat. Perkembangan penjualan eceran, utilisasi kapasitas, dan indeks produksi mulai meningkat baik di negara maju maupun di negara emerging markets. Meskipun perekonomian global menunjukkan perbaikan, namun beberapa faktor risiko masih membayangi pemulihan ekonomi. Risiko tingkat pengangguran yang masih tinggi di negaranegara maju menjadi kendala bagi perbaikan kinerja perekonomian global lebih lanjut. Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin baik seiring dengan terus membaiknya perekonomian global. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Triwulan III tahun 2009 diperkirakan mencapai 4,2%, lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 3,9%. Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi mengalami peningkatan ditopang oleh pendapatan dari penjualan ekspor yang meningkat, keyakinan konsumen yang lebih kuat, serta faktor musiman menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kinerja investasi diperkirakan sedikit membaik, meskipun pertumbuhan relatif masih rendah. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan perekonomian negara mitra dagang yang semakin membaik, serta harga komoditas global yang meningkat. Sementara itu, pertumbuhan impor diperkirakan masih belum mengalami perubahan yang berarti dari periode sebelumnya. Di sisi penawaran, sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran, tumbuh membaik pada Triwulan III tahun 2009 seiring dengan perayaan Idul Fitri.
63
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Profil risiko (lanjutan) Kondisi perekonomian global dan dalam negeri yang cukup kondusif memberikan ruang gerak bagi penguatan Rupiah. Masuknya dana asing akibat peningkatan optimisme investor akan pemulihan ekonomi dunia menyebabkan Rupiah secara ratarata terapresiasi sebesar 5,55% ke level Rp 9.973 per USD dari Rp 10.578 per USD pada triwulan sebelumnya. Penguatan Rupiah ini juga disertai oleh pergerakan Rupiah yang relatif stabil. Berbagai perkembangan di atas telah memberikan dampak positif pada kondisi sektor keuangan domestik. Secara umum, kinerja pasar keuangan meningkat dan transmisi kebijakan moneter terus membaik. Di pasar saham, perkembangan bursa efek selama Triwulan III tahun 2009 ditandai oleh peningkatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang relatif tinggi. Posisi IHSG pada akhir Triwulan ini meningkat dari akhir triwulan sebelumnya yaitu dari 2.026,78 menjadi 2.467,59 (meningkat sebesar 440,81 poin). Fundamental ekonomi domestik yang membaik serta harga komoditas global yang meningkat merupakan faktor siginifikan yang mendorong pembelian saham baik oleh investor asing maupun domestik. Di pasar obligasi, yield SUN menurun sejalan dengan penurunan BI Rate dan minat investor asing terhadap SUN yang meningkat. Namun demikian, yield SUN untuk tenor jangka panjang (di atas 15 tahun) masih cenderung tinggi terkait dengan persepsi risiko yang masih tinggi. Kondisi perbankan nasional relatif stabil dan respon perbankan terhadap sinyal kebijakan moneter mulai membaik. Secara mikro, kondisi perbankan nasional tetap stabil, yang diindikasikan oleh masih terjaganya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) per akhir Agustus 2009 yang cukup tinggi mencapai level 17,0%. Sementara itu, rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan nasional tetap terkendali di bawah 5% dengan rasio NPL neto di bawah 2%. Likuiditas perbankan cukup baik tercermin dari simpanan perbankan pada instrumen moneter (SBI dan FASBI) yang meningkat, volume transaksi di pasar uang antar bank yang lebih besar, dan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight yang menurun dan cenderung lebih rendah dari BI Rate. Sementara itu, respon suku bunga perbankan terhadap kebijakan moneter terus membaik, terutama pada suku bunga simpanan. Sampai dengan pertengahan Triwulan III tahun 2009, rata-rata suku bunga kredit menurun sebesar 18 bps. Namun demikian, perlambatan pertumbuhan kredit masih terus berlanjut, hal ini terutama terkait dengan masih lemahnya sektor riil dan perilaku bank yang lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit. Pada Triwulan IV tahun 2009, penguatan berbagai indikator ekonomi menjelang akhir tahun 2009 terus berlangsung ditandai oleh terus berlanjutnya perbaikan kondisi makro ekonomi Indonesia. Perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan global, serta terjaganya kestabilan makro ekonomi domestik. Kondisi perekonomian dan pasar keuangan global secara umum terus berkembang positif. Proses pemulihan ekonomi di negara maju terus berlangsung. Hal tersebut sejalan dengan membaiknya tingkat konsumsi dan produksi, serta kondisi pasar tenaga kerja yang mulai mengindikasikan perbaikan. Sementara itu, ekonomi Asia yang memiliki peranan penting sebagai penggerak utama pemulihan ekonomi global juga tumbuh semakin kuat, sejalan dengan kinerja pasar keuangan global terus membaik. Meskipun sempat mengalami tekanan akibat kembali menurunnya kepercayaan investor terkait krisis utang Dubai World dan krisis fiskal Yunani, namun dampak kedua krisis tersebut berlangsung singkat dan dampaknya relatif kecil terhadap perkembangan pasar keuangan dunia. Inflasi global tahun 2009 mulai meningkat sejalan dengan proses pemulihan ekonomi dunia, namun demikian masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahun 2008. Kondisi tersebut mendorong sejumlah negara maju yang cenderung mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Di sektor keuangan, stabilitas sistem perbankan nasional tetap terjaga, namun penyesuaian suku bunga kredit belum seperti yang diharapkan. Penurunan suku bunga, khususnya suku bunga deposito, masih terus berlangsung. Namun demikian, transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga sebagaimana tercermin pada penurunan suku bunga kredit masih relatif terbatas. Kinerja sektor perbankan nasional selama tahun 2009 secara umum tetap baik. Beberapa indikator utama perbankan seperti rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR), rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan – NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) tetap menunjukkan perkembangan yang cukup baik di tengah kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil. NPL gross tetap terjaga di bawah 5%, sedangkan CAR masih solid di level 17%, jauh berada di atas level minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%. Secara umum risiko komposit Bank selama Triwulan I tahun 2010 adalah Rendah, merupakan hasil penilaian dari risiko inheren Rendah dengan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko Kuat. Sistem pengendalian risiko tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) Bank. Dari 8 (delapan) jenis risiko yang dinilai, risiko komposit yang Moderat pada Triwulan I adalah risiko kredit dan risiko reputasi, sedangkan risiko lainnya tetap memiliki risiko komposit yang Rendah. Selama Triwulan I tahun 2010 keadaan perekonomian domestik bertumbuh baik, didukung oleh berlanjutnya proses pemulihan ekonomi global. Pemulihan ekonomi global yang semakin merata didukung oleh tetap solidnya perekonomian di kawasan Asia, memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi di dalam negeri. Pada Triwulan I tahun 2010, perekonomian tumbuh lebih baik dari perkiraan semula yang didorong oleh adanya perbaikan ekspor serta adanya indikasi peningkatan investasi. Membaiknya permintaan negara mitra dagang yang disertai oleh masih tingginya harga komoditas berdampak positif pada kinerja ekspor. Sejalan dengan itu, optimisme pelaku usaha terhadap membaiknya kondisi perekonomian domestik disertai dengan perbaikan iklim investasi dan rencana pembangunan beberapa infrastruktur oleh pemerintah berdampak pada perbaikan kinerja investasi. Hal ini didukung pula oleh perbaikan sovereign credit rating Indonesia oleh Standard & Poor’s dari BB- menjadi BB dan rating dari Fitch Ratings tetap stabil di BB+.
64
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Profil risiko (lanjutan) Transmisi kebijakan moneter di sektor keuangan cenderung terbatas. Meskipun suku bunga deposito dan kredit cenderung turun, penyaluran kredit masih terbatas. Penyaluran kredit pada bulan Januari 2010 tumbuh negatif, meskipun secara tahunan masih mencatat pertumbuhan yang positif. Di masa yang akan datang, trend penurunan suku bunga kredit diharapkan dapat mendorong ekspansi kredit perbankan di tahun 2010. Kinerja sektor perbankan secara umum tetap baik. Indikator utama perbankan seperti rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR), rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan - NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) tetap menunjukkan perkembangan yang cukup baik dan stabil di tengah kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya stabil. NPL gross tetap terjaga di bawah 5%, yaitu sebesar 3,8%, sedangkan CAR masih solid di level 17,4%, jauh berada di atas level minimum yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu sebesar 8%. Sementara itu, ROA dan NIM tetap stabil sebesar 2,6% dan 0,5%. Beberapa tindakan yang dilakukan oleh BCA dalam meningkatkan awareness sehubungan dengan masih adanya ancaman gejolak ekonomi global dan penurunan perekonomian Indonesia yang dapat berpengaruh buruk pada bank adalah: l Melanjutkan peningkatkan koordinasi antara Dewan Komisaris, Direksi, Kanwil dan Cabang. l Mengkaji ulang strategi pelepasan kredit dan kebijakan di bidang operasional dan perkreditan untuk memantau dan mengendalikan peningkatan risiko terhadap eksposur yang mempunyai risiko di atas rata-rata. l Meningkatkan monitoring terhadap portofolio kredit, terutama untuk kredit jumlah besar dan sektor ekonomi yang mempunyai risiko di atas rata-rata, baik untuk cash loan maupun non cash loan . l Melakukan kaji ulang terhadap ketentuan kredit, antara lain mengenai prosedur, wewenang, dan agunan. l Melakukan pemberian kredit baru dengan lebih selektif dan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Sistem pengendalian risiko secara umum tetap Kuat karena Bank akan terus meningkatkan pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitas fungsionalnya sehingga BCA dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan setiap risiko yang ada. Peringkat risiko komposit yang Rendah dapat tercapai karena Bank telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya. Trend risiko komposit Bank diperkirakan tetap rendah karena berdasarkan hasil proyeksi tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan. Manajemen risiko konsolidasi Dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 mengenai Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak maka Bank wajib melakukan penerapan manajemen risiko secara konsolidasi. Penerapan manajemen risiko secara konsolidasi di Bank dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia di atas, yang mencakup: l l l l
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, Kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan limit, Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, dan Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Mengacu pada konsep penerapan manajemen risiko secara konsolidasi, maka penerapan kerangka kerja manajemen risiko di perusahaan anak akan dipantau dan ditelaah secara tidak langsung oleh manajemen Bank. Pada saat ini perusahaan anak sedang mempersiapkan diri untuk dapat menerapkan manajemen risiko sejalan dengan penerapan manajemen risiko di Bank (induk). Penerapan manajemen risiko pada perusahaan anak bertujuan untuk meningkatkan daya saing, mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. Di masa mendatang Bank juga akan menyempurnakan Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Manajemen Risiko yang dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko usaha dari Bank dan perusahaan anak, agar dapat menerapkan manajemen risiko secara konsolidasi dengan efektif. 39. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING a.
Perjanjian Sewa dengan PT Grand Indonesia Pada tanggal 11 April 2006, Bank menandatangani perjanjian sewa-menyewa dengan PT Grand Indonesia (pihak yang mempunyai hubungan istimewa), dimana Bank akan menyewa secara jangka panjang dari PT Grand Indonesia ruangan kantor seluruhnya seluas 28.166,88 m2 senilai USD35.631.103,20 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dengan hak opsi untuk juga menyewa secara jangka panjang ruangan tambahan dengan luas 3.264,80 m2 senilai USD4.129.972 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Transaksi sewa-menyewa tersebut telah mendapat persetujuan dari Direksi dan Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank pada tanggal 25 November 2005 (notulen dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 11). Perjanjian sewa-menyewa tersebut dimulai sejak 1 Juli 2007 dan berakhir 30 Juni 2035.
65
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank diwajibkan membayar uang muka pada tanggal 5 Desember 2005 sebesar USD3.244.092,50 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan sepuluh kali cicilan masing-masing sebesar USD3.238.701,07 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai selama periode 15 April 2006 sampai dengan 31 Desember 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006, Bank telah membayar sebesar USD32.392.402,13 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan dicatat sebagai aset lain-lain. Pada tanggal 2 Januari 2007, Bank melakukan pelunasan (pembayaran cicilan kesepuluh) sebesar USD3.238.701,07 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Pada tanggal 29 Juni 2007, Bank telah melakukan pembayaran untuk sewa ruangan tambahan lantai 28 dan 29 dengan luas 3.264,80 m2 senilai USD4.129.972 (nilai penuh) termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 14 Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 April 2006. Terhitung mulai periode Mei 2008, Bank telah melakukan amortisasi untuk sewa dibayar di muka tersebut. Per tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, total pembayaran sewa dibayar di muka yang telah diamortisasi masing-masing sebesar Rp24.945 dan Rp11.930, sehingga sisa saldo pembayaran sewa dibayar di muka kepada PT Grand Indonesia per 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp339.469 dan Rp352.484. Pada tanggal 24 Oktober 2008, Bank telah melakukan pembayaran uang jaminan untuk sewa ruangan tambahan untuk lantai 30 dan 31 dengan luas 3.854,92 m2 senilai USD208.165,68 (nilai penuh). Kesepakatan tersebut di atas telah diaktakan dengan Akta Notaris No.110 Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., tanggal 22 Mei 2008. Pembayaran sewa untuk lantai 30 dan 31 telah di mulai pada tanggal 1 Agustus 2009, di mana sesuai dengan kesepakatan antara Bank dan PT Grand Indonesia, terhitung sejak tanggal pembayaran sewa pertama (1 Agustus 2009), maka Bank akan melakukan pembayaran sewa setiap tiga bulan sekali hingga masa sewa berakhir. b.
Bank menghadapi beberapa tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Adalah tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan, atau likuiditas Bank.
40. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYAR BANK UMUM Berdasarkan Undang-undang No. 24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin kewajiban tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, efektif sejak tanggal 13 Oktober 2008, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula ditetapkan paling banyak Rp100 diubah menjadi paling banyak Rp2.000. 41. KONDISI EKONOMI Kegiatan usaha Bank mungkin akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia di masa mendatang yang mungkin akan menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar mata uang dan secara negatif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan tergantung pada beberapa faktor, seperti kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak lain, tindakan yang berada di luar kendali Bank. 42. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang telah diselesaikan pada tanggal 30 April 2010.
66