PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) & PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros) NO. ISK/AGR-KBN/29 Status Dokumen
No. Distribusi
DISAHKAN Pada tanggal 25 Februari 2015
Dimpos Giarto V. Tampubolon DirekturUtama
Disusun Oleh ;
Diperiksa Oleh ;
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali DokumenPT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 1dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
FRM/JKO-WKM/15-00 07Mei 2012
SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN Tanggal
CatatanPerubahan
AlasanPerubahan
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 2 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros) 1.
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Tujuan Untuk mendapatkan pokok sawit yang sehat dari serangan hama dan penyakit, khususnya hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) agar tercapai produksi TBS (tandan buah segar) yang maksimal.
2.
Ruang Lingkup Prosedur ini berlaku untuk kegiatan tindakan preventif (pencegahan) dan pengendalian hama kumbang tanduk di seluruh areal perkebunan atau lingkungan kerja PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri.
3.
Pengertian/Definisi 3.1.
PT. BUM adalah PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri.
3.2.
Karyawan adalah Karyawan PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri.
3.3.
Hama adalah mahluk hidup selain tumbuhan dan jamur (fungi) yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan (pokok sawit) yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan
3.4.
Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L) adalah hama utama yang menyerang kelapa sawit dan dikenal sebagai hama penggerek pucuk kelapa sawit.
4.
Penyebab Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L) 4.1.
Penyebab pertama karena ada/tidaknya sumber hama kumbang tanduk di lingkungan perkebunan kelapa sawit.
4.2.
Penyebab kedua karena tersedianya media untuk berkembang biak di lingkungan perkebunan kelapa sawit. Media yang menjadi penyebab berkembangbiak hama kumbang tanduk di lingkungan perkebunan dan pabrik kelapa sawit diantaranya adalah : 4.2.1.
Tandan kosong yang menumpuk tinggi di lingkungan PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit), tandan kosong yang bertumpuk di pinggir jalan (CR/MR), aplikasi tandan kosong yang tidak sesuai dengan standart agronomis.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 3 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Gambar 1. Penumpukan tankos di Gambar 2. Penumpukan tankos di lingkungan PMKS pinggir jalan (CR/MR)
4.2.2.
Rumpukan Batang Kelapa Sawit di areal replanting.
Gambar 3. Rumpukan batang kelapa sawit
4.2.3.
Rumpukan Batang Yang telah dicacah.
Gambar 4. Rumpukan batang kelapa sawit yang telah dicacah
4.2.4.
Tanaman yang masih berdiri pada sistem underplanting.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 4 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Gambar 5. Kelapa sawit mati yang masih berdiri
5.
Gejala Serangan Suatu areal perkebunan kelapa sawit yang terserang hama kumbang tanduk dapat dilihat dari gejala – gejala berikut ini : 5.1.
Tunas tanaman di pembibitan menjadi kering atau membusuk karena gerekan dibagian pangkalnya.
Gambar 6. Bibit kelapa sawit yang terserang kumbang tanduk
5.2.
Adanya lubang bekas gerekan kumbang pada bagian pangkal pelepah tanaman yang dapat menyebabkan pelepah yang lebih mudah sengkleh dan atau bila daun dapat membuka, pelepah daun terlihan seperti huruf ’ V ’ terbalik atau serrate.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 5 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
Gambar 7. Bekas gerekan hama kumbang tanduk pada pangkal pelepah
5.3.
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Gambar 8. Lubang bekas gerekan hama kumbang tanduk
Serangan yang cukup parah hampir mencapai titik tumbuh dengan tidak munculnya pelepah yang muda, terjadi di Tanaman Menghasilkan (TM), yang dahulunya jarang terjadi.
Gambar 9. Serangan kumbang tanduk Gambar pada titik tumbuh TM
5.4.
10.
Serangan kumbang tanduk pada pelepah
Pelepah Daun terlihat terpuntir sehingga posisinya tampak tidak beraturan.
Gambar 11. Daun yang terserang kumbang tanduk Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 6 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros) 6.
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Akibat atau Potensi Kerusakan Tanaman kelapa sawit yang terserang kumbang tanduk akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman sawit seperti di bawah ini, yaitu : 6.1.
Pada tanaman muda dan di pembibitan kumbang tanduk menggerek bagian samping pangkal pelepah-pelepah terbawah, dan langsung mencapai titik tumbuh yang lama kelamaan akan mengakibatkan kematian.
6.2.
Untuk tanaman yang lebih tua (TM), kumbang menggerek pangkal pelepah dan titik tumbuh, dan mengakibatkan jaringan daun muda mati. Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dikarenakan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung sempurna sehingga menurunkan produktifitas tanaman kelapa sawit.
6.3.
Serangan yang berulang-ulang dapat menyebabkan kematian tanaman sehingga yang lebih fatal lagi mengakibatkan hilangnya Investasi dan biaya untuk perawatan tanaman kelapa sawit menjadi lebih mahal.
7.
Tindakan Preventif (Pencegahan) dan Penanggulangan Hama Kumbang Tanduk 7.1.
Tindakan Preventif (Pencegahan) Tindakan Preventif (Pencegahan) yang dilakukan untuk menekan perkembangbiakan hama kumbang tanduk dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut : 7.1.1. Tidak
membiarkan
tankos
menumpuk/menggunung
di
lingkungan PMKS. 7.1.2. Tidak membiarkan penumpukan tankos di pinggir jalan atau di dalam blok (lebih dari satu lapis). 7.1.3. Tankos yang sudah diletakkan pada tempat peletakan harus segera diaplikasi sesuai dengan standart agronomis, baik itu di piringan maupun di gawangan mati. 7.1.4. Pelepah mati disusun rapi di gawangan mati 7.1.5. Penanaman kacangan sebagai penutup tanah Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 7 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
7.2.
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Penanggulangan Hama Kumbang Tanduk Tindakan penanggulangan hama kumbang tanduk harus berjalan bersamaan dengan tindakan preventif (pencegahan) agar populasi kumbang tanduk terkendali dan tidak menimbulkan serangan yang massif pada tanaman kelapa sawit. Tindakan penanggulangan yang dilakukan terdiri dari, Pengendalian Hama Terpadu (Intregated Pest Management – IPM) dan Pengendalian secara kimia. 7.2.1. Pengendalian Hama Terpadu (Intregated Pest Management – IPM) Pengendalian
Hama
Terpadu
adalah
pengendalian
yang
menggabungkan teknik dan kaidah lingkungan yang mengontrol populasi hama sehingga tidak merusak secara ekonomis. Pengendalian hama kumbang tanduk salah satunya adalah dengan penggunaan Sex Pheromone yang digunakan untuk menangkap populasi hama secara massal sehingga hama tidak menyerang tanaman dan merugikan lagi secara operasional dan komersial. 7.2.1.1.
Petunjuk Pemasangan Sex Pheromone Sex Pheromone yang digunakan adalah Feromonas yang dikemas dalam kemasan 1 ml per sachet yang dapat digunakan selama 2 - 3 bulan di lapangan. Rekomendasi
untuk
perangkap
massal
adalah
meletakkan satu perangkap (ferotrap) untuk 2 ha. A. Dengan Menggunakan Ember Rincian Instruksi Kerja 1. Keluarkan
Kantong
produk dengan
Feromon dalam
cara
membuka
kemasan kantong
penutup kemasan.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 8 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
Gambar
12.
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Mengeluarkan kemasan
sachet
dari
kantong
2. Ambil Kawat Kecil, potong sepanjang 15 - 20 cm lalu kaitkan salah
satu ujungnya pada lubang
yang telah ada dikatong feromon sehingga
kuat
dan tidak mudah lepas.
Gambar
13.
Mengaitkan sachet dengan sepanjang 15 – 20 cm
kawat
3. Gantungkan Feromon pada tutup ember plastik yang telah
dilobangi sebanyak 5 buah (diameter
55 mm) ember yang digunakan
berkapasitas
12
liter.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 9 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Gambar 14. Menggantung feromon pada tutup ember yang sudah dibuat lubang sebanyak 5 buah dengan diameter 55 mm
4. Pada dasar ember plastik dibuat empat lubang dengan diameter
sekitar
2
mm
untuk
pembuangan air hujan.
Gambar 15. Melubangi dasar ember sebanyak 4 buah dengan diameter 2 mm
5. Tutup
ember
yang
Feromon, dalam kembali
pada
telah
keadaan ember
dipasangi
dengan
terbalik,
dipasang
dan
dikaitkan
menggunakan kawat kecil.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 10 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
Gambar 16. Tutup ember diletakan terbalik pada permukaan ember dan dikaitkan dengan kawat agar tidak mudah lepas
6. Tiang
penyangga
bambu atau jenis
feotrap
batang
kayu yang lain dengan ujung
atas tiang dirancang sehingga untuk
merupakan
menggantung
dapat digunakan
ferotrap.Tiang
tersebut
kemudian ditancapkan pada ketinggian 2.5 m diatas permukaan
tanah yang diletakkan pada
gawangan mati antar
tanaman.
Gambar 17. Tiang penyangga (bisa berupa bambu atau kayu) setinggi 2,5 m dari permukaan tanah
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 11 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
7. Gantungkan ferotrap pada tiang penyangga yang telah
disiapkan. Satu ferotrap digunakan untuk
areal tanam 2 hektar. Satu kantong feromon sintetik dapat digunakan selama
2- 3
bulan.
Pengamatan dilakukan setiap satu atau dua minggu sekali dengan mengumpulkan kumbang yang terperangkap dan
kemudian dapat dimusnahkan.
Gambar 18. Menggantung ferotrap pada tiang
B. Dengan Menggunakan perangkap pipa PVC. Selain
menggunakan
ember
pemerangkapan
kumbang hama Kumbang tanduk juga digunakan perangkap pipa PVC dengan
diameter 15 cm
dan panjang 2 m dengan cara : 1. Sisi kanan kiri bagian atas dilobangi (10 cm x 20 cm) dimana masing-masing lubang tidak saling tembus artinya jika kumbang melewati salah satu lubang kumbang akan menabrak salah satu sisi dalam pipa dan akhirnya jatuh ke dalam pipa. 2. Feromon dipasang dibagian atas kawat dengan kawat pengait dan ditutupi dengan potongan seng kecil yang dilekukkan seperti atap rumah.
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 12 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
3. Bagian bawah pipa ditutup dengan ember kecil yang
sesuai
dengan
ukuran
pipa
sehingga
kumbang yang masuk tidak dapat keluar. 4. Pipa kemudian dibenamkan di tanah samapi berdiri tegak lurus. 5. Satu ferotrap dipasang setiap 2 hektar dengan lama ketahanan feromon2-3 bulan. 6. Pengamatan
setiap
1-2
minggu
dengan
mengangkat pipa dan mengeluarkan kumbang yang tertangkap dari dalam ember/pipa
Gambar 19. Ferotrap dengan menggunakan pipa pvc
7.2.2. Pengendalian secara kimia Pengendalian hama kumbang tanduk juga dapat dilakukan dengan
menggunakan
insektisida
yang
berbahan
aktif
karbofuran/karbosulfan dengan dosis 3 – 6 g/pokok. 7.2.2.1.
Rincian Instruksi Kerja 1. Ambil 3 – 6 g insektisida karbofuran/karbosulfan dari dalam kemasan. 2. Taburkan pada titik tumbuh (pucuk) dan pelepah kelapa sawit. Untuk tanaman sawit dengan
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 13 dari 14
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA TINDAKAN PREVENTIF (PENCEGAHAN) DAN PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros)
No.
: ISK/AGR-KBN/29
Tgl.Berlaku
: 25 Februari 2015
Revisi
: 00
ketinggian > 3 m, Insektisida dibungkus dengan kertas tissue dan dengan menggunakan bambu, letakkan insektisida yang sudah dibungkus tissue tersebut ke titik tumbuh tanaman kelapa sawit. 3. Ulangi aplikasi dengan interval 1 (satu) bulan. 8.
Referensi 8.1.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tentang Petunjuk Penggunaan Feromonas.
9.
Lampiran Tidak ada
Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen/Pengendali Dokumen PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri
Hal 14 dari 14