PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan
PT. Astra Agro Lestari Tbk (biasa disebut PT. AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia yang bisnis intinya (core business) bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. PT. AAL merupakan salah satu anak perusahaan PT. Astra Internasional Tbk. (Astra International Group) yang termasuk dalam Divisi Astra Resources untuk industri yang berbasis agribisnis perkebunan dan perkayuan. Astra Internasional itu sendiri merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang pada awal kegiatan operasionalnya bergerak dalam bidang usaha perdagangan umum terutama hasil bumi. Kemudian Astra Internasional melakukan perluasan usaha ke bidang distribusi kendaraan dan alat-alat berat serta komponen kendaraan bermotor, di samping melakukan penyertaan saham baik secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan dan juga kepada perusahaan yang mempunyai hubungan afiliasi yang bergerak dalam berbagai usaha antara lain kendaraan bermotor, jasa keuangan, industri, perkebunan serta usaha-usaha lainnya. PT. Astra Agro Lestari Tbk. semula didirikan dengan nama PT. Suryaraya Cakrawala sesuai Akte Pendirian No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, kemudian pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT. Astra Agro Niaga berdasarkan Akte Perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989. Akte Pendirian perusahaan dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam SK No. C2-10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 Tambahan No. 3626 tanggal 19 Desember 1989. Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT. Suryaraya Bahtera salah satu pemegang saham terbesar. Sehubungan dengan penggabungan usaha tersebut, nama perusahaan diubah menjadi PT. Astra Agro Lestari Tbk. (PT. AAL). PT. AAL yang bergerak dalam bidang perkebunan melaksanakan kegiatan usaha mulai dari penanaman, panen, pengolahan dan perdagangan hasil produksinya dilaksanakan oleh Perseroan sendiri maupun dioperasikan melalui 42 anak perusahaan dengan berbagai nama perusahaan yang masuk di dalam
53
beberapa Direktorat yang terbagi di beberapa Divisi Bisnis PT. AAL seluruh Indonesia, yang terdiri dari 30 perusahaan yang bergerak dalam bidang kakao, lima perusahaan dalam perkebunan teh, serta satu perusahaan dalam bidang pengolahan bahan baku CPO menjadi minyak goreng yang pabriknya berada di Tanjung Morawa Medan.
Lokasi Pabrik
Pabrik Refining and Fractionation, PT. Astra Agro Lestari, Tbk berada di jalur trans Medan – Siantar, tepatnya di kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi pabrik sekitar 300 meter dari persimpangan jalan trans Siantar – Medan. Lokasi pabrik tersebut sangat strategis karena terletak di daerah yang dekat dengan jalan utama sehingga memudahkan sarana transportasi.
Struktur Organisasi Perusahaan
Pada struktur organisasi perusahaan yang ditunjukkan di Lampiran 5, Divisi Refinery berada di bawah naungan direktorat Downstream Industries (DSI) dimana Divisi Refinery ini menangani pengolahan serta penjualan dan pemasaran turunan minyak kelapa sawit (CPO). Sebagai divisi dalam PT. AAL yang memproduksi minyak goreng dengan merek dagang Cap Sendok. Divisi Refinery yang dipimpin oleh seorang General Manager mempunyai tiga departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer yang menjabat sebagai kepala departemen
(Department
Head),
yaitu
departemen
pabrik,
departemen
administrasi dan departemen marketing/pemasaran. Masing-masing manajer dalam menjalankan tugasnya, dibantu oleh beberapa asisten manajer untuk melaksanakan tugas-tugas operasionalnya. Antar departemen pabrik, pemasaran serta administrasi mempunyai keterkaitan satu sama lain, seperti misalnya departemen pemasaran bekerja sama dengan departemen pabrik dalam merencanakan jumlah produksi yang harus dilakukan berdasarkan informasi pasar yang diperoleh departemen marketing. Departemen administrasi bekerja sama dengan departemen pabrik dan departemen
54
marketing dalam mengelola anggaran biaya produksi dan biaya pemasaran. Bagan struktur organisasi ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Kepala Divisi Refinery bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh manajer untuk mencapai tujuan perusahaan, menetapkan sasarn yang cukup luas serta kebijakan untuk mencapainya, memahami kendala yang terjadi dan merumuskan kembali kebijakan yang harus ditetapkan, serta memastikan strategi berjalan baik sehingga visi dan misi terwujud sesuai dengan rencana. Adapun tugas-tugas dari masing-masing departemen yang dibawahi oleh Divisi Refinery dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Departemen Pabrik (Factory) Departemen pabrik dipimpin oleh seorang Manajer Pabrik (Factory Manager). yang dibantu oleh Deputy Manager. Manajer Pabrik membawahi langsung QAA (Quality Assurance Assistance),
Asisten PPIC (Product
Planning and Inventory Control) dan Asisten SHE (Safety Health and Environment), sedangkan Deputi Manajer Pabrik membawahi langsung asisten permesinan (Maintenance Asistance), Kepala Proses dan Kepala Packing. 2. Departemen Administrasi Departemen Administrasi dipimpin oleh seorang Manajer Administrasi dan membawahi langsung empat sub bagian, yaitu : Logistic, Finance & Accounting, HRGA dan Gudang. Tiap-tiap bagian dipimpin oleh Kepala Bagian, dimana bagian Logistic membawahi Procurement dan Expedisi. Bagian Finance & Accounting membawahi bagian Finance dan Accounting. Bagian Human Resources and General Affair (HRGA) membawahi personalia umum. Bagian kepala gudang membawahi gudang pabrik dan gudang packing. Bagian Logistic adalah bagian yang mengelola unit kerja procurement dan expedisi yang bertugas untuk mengelola persediaan dan persiapan untuk produksi pabrik serta packing yang menyangkut kepada pemesanan bahan baku, bahan penunjang, bahan bakar, material consumable dan spare part mesin pabrik dengan pihak pemasok. Unit kerja gudang mengatur persediaan barang, stock barang jadi, stock bahan baku serta lain-lain barang yang
55
tersimpan sebagai stock gudang dan bagian expedisi memonitor kelancaran pengiriman produk dan penerimaan bahan baku. Bagian personalia bertanggung jawab terhadap seluruh karyawan pada waktu bertugas di perusahaan, mengatur perekrutan, menempatkan tenaga kerja dan pengembangan karier. Sedangkan bagian finance dan accounting bertugas dalam hal keuangan untuk mengatur dan memonitor biaya produksi maupun biaya pemasaran, mengeluarkan pembayaran, mengelola semua arus keuangan perusahaan serta membuat laporan keuangan. 3. Departemen Pemasaran (Marketing) Departemen marketing/pemasaran dipimpin oleh seorang manajer pemasaran yang membawahi dua regional sales manager dan marketing and sales support, membuat perencanaan atau target penjualan, dan meneteapkan strategi pemasaran seperti melakukan promosi, menembus pasar baru yang tepat sesuai dengan kebijakan perusahaan. Saat ini kepala divisi refinery juga merangkap sebagai manajer pemasaran. Pemasaran minyak goreng Cap Sendok saat ini baru mencapai wilayah Sumatera dan Jawa, sehingga Regional sales manager tersebut masing-masing bertanggung jawab atas pemasaran dan penjualan untuk daerah Sumatera dan daerah Jawa. Selanjutnya masing-masing regional sales manager untuk Jawa membawahi supervisor area Jakarta dan Lampung, supervisor Jawa Barat dan supervisor Jawa Timur. Keseluruhan supervisor tersebut memiliki tugas untuk mencapai target yang ditentukan manajemen seperti target distribusi, volume penjualan, memonitor saluran distribusi, mengetahui persediaan barang di tiap-tiap area, serta memenuhi permintaan distributor. Selain itu supervisor area harus mampu mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di pasar dengan menganalisa kendala ataupun peluang yang ada, sebagai wakil manajemen atau perusahaan principle dalam menjaga hubungan dengan pihak distributor dan pedagang perantara lainnya. Pada bagian marketing and sales support membawahi bagian sales promotion and costumer service, administrasi computer data centre, serta marketing research. Bagian sales promotion and customer service membuat perencanaan dan menjalankan kegiatan promosi penjualan minyak goreng Cap
56
Sendok serta layanan pra jual maupun purna jual pada pelanggannya. Bagian administrasi komputer dan pusat data bertugas untuk mengumpulkan data guna keperluan pemasaran dan penjualan produknya yang didukung oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan, sedangkan bagian market research melakukan survey atau riset berdasarkan tujuan pemasaran yang ingin dicapai.
Produk dan Bahan Baku
Pabrik Refining and Fractionation, PT. Astra Agro Lestari, Tbk merupakan pabrik pengolahan CPO menjadi minyak goreng yang terdiri dari minyak goreng curah (bulking) dan minyak goreng dengan merek Cap Sendok dan Palmeco. Minyak goreng curah dan Cap Sendok dipasarkan di dalam negeri dan minyak goreng Palmeco dipasarkan di luar negeri (ekspor). Untuk minyak goreng Cap Sendok, dipasarkan ke toko-toko, swalayan dan supermarket, sedangkan yang curah dipasarkan ke warung, grosir dan pasar tradisional. Bahan baku CPO diperoleh dari pabrik sendiri, yang berasal dari Aceh dan sebagian berasal dari PKS swasta. Untuk minyak goreng Cap Sendok dan Palmeco, seratus persen CPO berasal dari pabrik sendiri, sedangkan untuk curah, CPO berasal dari pabrik sendiri dan dari pabrik swasta.
Proses Produksi Minyak Goreng Cap Sendok
Proses pengolahan minyak goreng Cap Sendok di PT. Astra Agro Lestari, Tbk terdiri dari dua tahapan proses, yaitu proses refining dan proses fractionation. Pada dasarnya, proses refining ada dua jenis yaitu Chemical refining dan physical refining. Pada chemical refining digunakan bahan kimia penolong, namun biaya operasinya sangat mahal, sedangkan physical refining lebih murah dan lebih mudah pelaksanaannya. PT. Astra Agro Lestari, Tbk menggunakan physical refining yang terdiri dari beberapa tahapan proses di bawah ini : 1. Pretreatment section, 2. Degumming section, 3. Bleaching section, dan 4. Deodorization section.
57
Hasil dari proses pemurnian (refining) diperoleh minyak RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) dan PFAD (Palm Fatty Acid Destillate). Proses Fractionation menggunakan Dry fractionation yang terdiri dari tiga tahapan proses sebagai berikut : 1. Tahap persiapan dan pengkondisian minyak (Preparation tank) 2. Tahap pembentukan kristal (Crystalizer tank) 3. Tahap filtrasi (Filter press) Kapasitas pabrik ini dalam mengolah minyak goreng Cap Sendok adalah 200 ton/hari. Diagram alir proses produksi minyak goreng Cap Sendok dapat dilihat pada Lampiran 4. A. Physical Refining
1. Pretreatment section Pretreatment section adalah proses pendahuluan yang dilakukan terhadap CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan baku, dimana CPO ini terlebih dahulu diuji di laboratorium sesuai persyaratan yang telah ditentukan. CPO yang datang dari PKS dicurahkan ke dalam loading dan akan mengalami pemanasan pendahuluan sebelum ditransfer ke dalam tangki timbun (storage tank) bahan baku. Media pemanas yang digunakan adalah steam yang mengalir di dalam pipa (coil) yang terdapat di dasar loading. Pada storage tank, CPO dipanaskan hingga suhu 50–60oC (maksimal) dengan tujuan agar CPO tidak membeku sehingga memudahkan pengaliran CPO. CPO dari storage tank ditransfer ke intermediate tank dengan menggunakan pompa. Dalam intermediate tank, CPO dipanaskan kembali hingga mencapai suhu 60–70oC. Selanjutnya, CPO dipompakan ke pemanas (heat exchanger), namun sebelumnya disaring terlebih dahulu di bucket stryner filter. Heat exchanger digunakan untuk memanaskan CPO pada saat start-up pabrik dan saat RBDPO sudah dihasilkan. Setelah CPO yang dipanaskan mencapai suhu 80–90oC, kemudian dipompakan ke tangki pengering (dryer vessel). Tangki ini bekerja pada tekanan vakum, dimana berfungsi sebagai pengering dengan menguapkan kandungan air pada CPO dengan cara sprayer pada ruang hampa tersebut.
58
2. Degumming section CPO dari dryer tank dialirkan dengan pompa menuju ke tangki pengolahan (degumming tank), dimana sebelumnya CPO dicampur dengan phosporic acid (H3PO4) untuk memudahkan pelepasan getah yang dikandung CPO. Tangki degumming dilengkapi dengan pengaduk (mixer static) yang berfungsi untuk menghomogenkan larutan minyak. Pada proses degumming ditambahkan bleaching earth (BE) yang bertujuan untuk mengeluarkan heavy metal dan kotoran lainnya hasil hidrasi. Dengan demikian, pada tangki ini sudah tercampur H3PO4 dan BE. Dari degumming tank, minyak dipompakan menuju bleaching tank. 3. Bleaching section CPO yang keluar dari degumming tank dialirkan menuju bleacher tank. Bleacher tank ini juga dilengkapi dengan pengaduk yang fungsinya untuk menghomogenkan larutan minyak CPO dengan BE. Bleacher tank ini beroperasi pada tekanan vakum 50-60 mBar. Fungsi dari bleacher tank adalah untuk memucatkan warna dari CPO, dimana BE akan mengikat karoten yang terdapat pada CPO. Hasil minyak BPO dari bleacher tank kemudian dialirkan atau dipompakan menuju ke niagara filter untuk menjernihkan minyak. Spent earth yang sudah dipisahkan akan dibuang melalui bottom niagara filter dengan cara mem-blowing terlebih dahulu dengan menggunakan uap yang bertekanan maksimum 3 Bar. Apabila minyak BPO tersebut keruh maka akan disirkulasikan kembali ke bleacher tank lalu kembali ke niagara filter hingga minyak BPO benar-benar jernih. Tekanan pada niagara filter tidak bisa lebih dari 1,4 Bar agar penyaringan minyak dapat berjalan dengan lancar dan niagara filter tidak padat dengan spent earth sehingga tidak merusak filter card yang terdapat pada niagara filter tersebut. Minyak BPO yang sudah jernih kemudian dipompakan menuju intermediate tank BPO. Dari intermediate tank ini BPO dialirkan menuju polishing
filter
dengan
menggunakan
pompa.
Polishing
filter
ini
menggunakan filter bag yang mempunyai dua jenis ukuran, yaitu ukuran 40 µ dan 10 µ. Filter bag ukuran 40 µ ini digunakan untuk menyaring BPO yang
59
berasal dari intermediate tank, sedangkan ukuran 10µ digunakan untuk menyaring minyak RBDPO yang berasal dari cooler. Polishing filter untuk BPO dan RPO masing-masing ada empat buah, dimana ada dua buah ukuran panjang dan dua buah ukuran pendek. Kemudian minyak BPO yang sudah disaring akan dipompakan ke Deaerator/Deodorization section untuk diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan RPO. 4. Deodorization section Setelah CPO mendapat perlakuan penghilangan air (dryer), mengikat gum (degumming) dan pemucatan (bleaching), maka CPO disebut dengan Bleaching Palm Oil (BPO). BPO ini diproses lagi untuk menghasilkan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) atau sering juga disebut dengan RPO (Refined Palm Oil). Pada proses deodorisasi, yang digunakan adalah proses physical refining untuk memisahkan free fatty acid (FFA), zat warna berupa pigmen, air, heavy metal, dan bahan lain yang dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak. Tahapan proses deodorisasi adalah sebagai berikut :
Deaerator BPO yang berasal dari polishing filter dipompa menuju deaerator. Deaerator berfungsi menghilangkan kembali kadar air dan gas yang masih ada dalam minyak sebagai penyebab oksidasi. Didalam deaerator terbentuk kondisi sedemikian rupa sehingga air menguap dan dihisap oleh sistem vakum yang dihasilkan oleh steam jet injector. Pada kondisi tersebut, minyak belum dapat menguap sehingga tidak mudah terhisap. Dengan terbentuknya kondisi vakum, tekanan uap larutan BPO akan turun sehingga suhu uap air dan gas-gas akan kecil. Dengan suhu 100–110oC sudah cukup untuk menghilangkan uap air dan gas-gas. BPO masuk deaerator dengan cara spray yang menggunakan nozzle sehingga akan memudahkan air dan gas untuk menguap. Uap air beserta gas akan lewat melalui pipa vakum menuju ke direct lalu dibuang ke Hot Well. Agar kondensat ini dapat dipakai kembali maka dipompakan ke Barometric Cooling Tower untuk didinginkan. BPO yang dihasilkan
60
dialirkan menuju spiral Heat Exchanger untuk dinaikkan suhunya dengan menggunakan media pemanas yang bersuhu sekitar 265oC.
Heat Exchanger Didalam heat exchanger terdapat pemanas yang berbentuk spiral tersebut dari bahan stainless steel. Secara kontinu terjadi perpindahan panas RPO bersuhu 265oC ke BPO bersuhu 110oC. BPO yang keluar dari heat exchanger bersuhu sekitar 210ºC. Pada spiral-spiral ini dapat terjadi penyumbatan-penyumbatan oleh karena pemakaian yang sudah lama sehingga mengakibatkan flow rate BPO yang masuk ke akan berkurang dan akan menurunkan kapasitas. Untuk mengatasi ini jika pabrik sedang tidak beroperasi, spiral heat exchanger dibersihkan (disirkulasikan) dengan caustic soda untuk membersihkan kotoran yang melekat pada dinding spiral.
Presstriper BPO yang telah dipanaskan di heat exchanger bersuhu 270–275ºC dan telah jernih dialirkan ke presstriper. Fungsi presstriper adalah untuk memisahkan FFA sebesar mungkin dengan penguapan. Pada kolom ini minyak diberi stripping steam yang berfungsi untuk membentuk gelembung-gelembung uap sehingga FFA cenderung menguap.
Scrubber Fungsi scrubber adalah menampung gas FFA dengan proses pendinginan. Minyak yang mengandung FFA cair di scrubber dipanaskan dengan suhu 70–80ºC sebagai umpan secara sprayer, menyebabkan terjadinya peristiwa kondensasi karena kondisi vakum terhisap masuk ke stripper untuk mendapatkan perlakuan final seperti di presstripper.
Stripper Fungsi Stripper adalah untuk memisahkan FA terakhir kalinya sehingga diperoleh RPO murni yang bebas FA dan bau sehingga siap untuk diproses ke dry fractionation.
Fatty Acid Kondensor Pipa vakum berfungsi untuk mendapatkan/menampung gas fatty acid atau liquid fatty acid sehingga gas akan terkondensasi menjadi liqiud.
61
Heat Exchanger (Cooler RPO) RPO memiliki suhu yang cukup tinggi sehingga perlu pendinginan sebelum masuk ke storage tank di polishing filter. Fungsi Heat Exchanger adalah untuk pendinginan RPO dengan air dingin sehingga diperoleh suhu RPO yang layak untuk disimpan (suhu condition storage) yaitu sekitar 50ºC. Air pendingin berasal dari chilling tower, dimana air yang masuk memiliki suhu 30–33ºC.
Polishing Filter CPO Fungsi polishing filter adalah untuk mendapatkan RPO bersih dan bebas dari kotoran. Prinsip polishing filter dilengkapi dengan filter bag, dimana ukuran lubang-lubang pada filter bagian adalah 10 µ. RPO masuk melalui top polishing filter kemudian mengalir ke bawah melalui filter bag sehingga kotoran RPO yang lebih besar dari 10 µ akan tertinggal di filter bag ini. Filter bag ini perlu dicuci dan diganti dengan yang baru pada interval waktu tertentu. RPO yang bebas kotoran mengalir ke tangki timbun (storage tank) dengan suhu RPO sekitar 70–80ºC.
Cooler Free Fatty Acid Fatty Acid sebelum diumpankan terlebih dahulu didinginkan dengan suhu 60–70ºC.
B. Dry Fractionation
Pada PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk menggunakan sistem fraksionasi tanpa pelarut (dry fractionation). Pada fraksionasi ini, minyak RBDPO produk refining plant yang masih mengandung dua fraksi (olein dan stearin) dipisahkan berdasarkan sifat fisiknya. Fraksi minyak yang tidak jenuh (unsaturated) mempunyai titik cair relatif lebih tinggi (stearin).
Tahap Persiapan dan Pengkondisian Minyak (Preparation tank) RBDPO dari refinery plant dipompakan ke tangki sebelum diumpankan ke tangki crystalizer. Pada tangki ini RBDPO diatur dengan suhu sekitar 80ºC dan diaduk merata dengan sebuah agigator. Tangki ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur tekanan untuk mengatur kecepatan steam yang diperlukan untuk menggerakkan agigator. Tangki ini juga berguna untuk dosing minyak yang akan diumpankan ke
62
crystalizer tank. Tangki ini dilengkapi dengan level indikator yang berguna untuk menunjukkan volume RBDPO.
Tahap pembentukan kristal (Crystalizer tank) RBDPO yang akan difraksionasi dipompakan ke crystalizer tank tergantung pada berapa banyak yang diinginkan. Crystalizer ada enam buah, lima buah mempunyai spesifikasi yang sama yakni dan masingmasing mempunyai muatan 24 ton sedangkan satu buah mempunyai muatan 50 ton. Keenam tangki bekerja secara bergantian (tidak sekaligus, tetapi bertahap) sesuai dengan waktu pengisian. Beroperasi secara batch dan diharapkan dapat mengimbangi kapasitas refining plant. Dengan pendinginan perlahan-lahan yang bergantung kepada cooling start (suhu awal) dari setiap tangkinya sehingga fraksi stearin akan mengkristal sedangkan fraksi olein masih dalam fase cair. Air pendingin masuk melalui coil yang bersentuhan langsung dengan minyak di dalam tangki, air cooling tower akan digantikan dengan air chiller pada suhu minyak 48ºC. Agar minyak tercampur merata setiap crystalizer dilengkapi dengan sebuah pengaduk (agitator) yang digerakkan oleh elektromotor. Sistem pendinginan bertahap pada crystalizer di PT. Astra Agro Lestari, Tbk dikendalikan secara otomatis, dan laju aliran air pendingin diatur oleh suhu control valve (TCV). Penggantian air pendingin (cooling water dan chiller) diatur oleh pneumatic valve atau control valve. Dengan dua media pendingin cooling water dan chiller, minyak mengalami penurunan suhu yaitu cooling water menurunkan suhu minyak dari suhu awal (60-70ºC) menjadi suhu 24,5 ºC dengan cara bertahap. Langkah pendinginan ini disebut dengan cooling step.
Tahap filtrasi (Filter press) Tahan filtrasi berfungsi untuk memisahkan fraksi stearin yang telah mengkristal dengan olein yang masih dalam fase cair. PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk memiliki dua buah filter press, sebagai berikut : - Filter Press 01 (bekerja secara manual) - Filter Press 02 (bekerja secara automatic)
63
Pemisahan stearin dengan olein dalam filter press memiliki beberapa tahapan proses dibawah ini : a. Filtrasi Pada tahap ini, RPO yang sudah didinginkan di crystalizer hingga suhu mencapai 24,5ºC akan dipisahkan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair (olein) dengan menggunakan filter press yang bertekanan 1,6 Bar (max). Fraksi padat akan melekat di plate dan fraksi cair akan mengalir ke storage tank. Tahap ini membutuhkan waktu sekitar 25-30 menit. b. Sequeezing Tahap ini dimaksudkan untuk memadatkan stearin yang ada di filter cloth dengan air kompressor 3 bar (max) yang masuk ke membran karet. Tahap ini membutuhkan waktu selama 25 menit. c. Suspension Blowing Tahap ini dimaksudkan untuk mengosongkan minyak yang tinggal dalam pipa-pipa yang belum tertekan. Waktu suspension blowing kirakira 5 menit. d. Cake Discharge Tahap ini dimaksudkan untuk membuang fraksi stearin yang telah dipadatkan ke dalam melting tank stearin yang terletak di bawah filter press dan selanjutnya dipompakan ke storage tank. Waktu yang diperlukan untuk cake discharge kira-kira 5 menit. Selain ketiga tahap diatas, untuk menunjang proses produksi di PMG Cap Sendok, PT. Astra Agro Lestari, Tbk dilengkapi dengan alat-alat bantu fraksionasi sebagai berikut : a. Hot Water Tank Tangki ini digunakan untuk pencairan stearin hasil filtrasi dan untuk memanaskan minyak dalam crystalizer tank yang tidak memenuhi standar untuk diproses di filter press. Minyak tersebut dipanaskan kembali oleh air yang berasal dari hot water tank agar dapat diproses ulang.
64
b. Washing Tank Washing tank digunakan untuk menampung olein panas bekas pencucian filter press. Untuk mencuci filter press, olein pencuci dipanaskan terlebih dahulu pada tangki ini. Jika hasil fraksionasi di kristalisasi jelek, olein keruh akan diover ke dalam tangki ini sebelum diproses ulang. c. Olein Intermediate Tank Hasil olein filter press dialirkan terlebih dahulu ke olein intermediate tank sebelum dipompakan ke storage. Tujuannya adalah untuk menguji mutu olein di laboratorium. Jika pemeriksaan di laboratorium menyatakan mutu olein baik dan sesuai standar yang ditetapkan, maka olein dipompakan ke storage tank. Jika olein mutunya buruk atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka olein harus diproses ulang. d. Melting Tank Stearin Cake stearin yang keras dicairkan terlebih dahulu di dalam melting tank stearin dengan coil pemanas yang dialiri steam, kemudian dipompakan ke storage tank stearin. e. Cooling Tower Cooling tower yang digunakan pada bagian fraksionasi ada dua jenis, sebagai berikut : - Cooling Tower Liang Chi Digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pendingin. Air pendingin yang dihasilkan dari cooling tower Liang Chi digunakan untuk mendinginkan RPO. Proses pendinginan air pendingin bekas ini disebut proses humidifikasi, dimana air pendingin bekas akan dipompakan ke atas cooling tower lalu akan turun ke bawah melalui packing-packing, dan untuk mempercepat pendinginan digunakan kipas angin (blower). - Cooling Tower Dry Fractionation Air pendingin dari cooling tower dry fractionation digunakan untuk mendinginkan crystallizer tank yang berisi RPO hingga mencapai
65
suhu 35 ºC selama kira-kira tiga jam dan juga untuk mendinginkan air yang akan dipompakan ke chiller dengan menggunakan refrigerant. Cooling tower dry fractionation ini dilengkapi dengan blower yang fungsinya menarik panas dari air yang didinginkan. Air yang jatuh ke cooling tower dry fractionation tersebut akan turun melalui packing yang terdapat pada cooling tower tersebut.
66