Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
STUDI AWAL DETOKSIFIKASI SIANIDA MENGGUNAKAN SEL UTUH (WHOLE CELL) BAKTERI INDIGENOUS Rhodococcus pyrinidinivorans LP3 DAN TPIK Study of Detoxification Cyanide Using Whole Cell of Indigenous Bacteria Rhodococcus pyridinivorans LP3 and TPIK Nunik Sulistinah dan Rini Riffiani Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta-Bogor, Km 46 Cibinong E-mail :
[email protected] Abstrak Dua strain Rhodococcus pyridinivorans LP3 dan TPIK yang diisolasi dari industri penambangan emas di PT. Antam, Indonesia, diuji kemampuannya dalam mendetoksifikasi senyawa sianida (Potasium sianida). Pengujian menunjukkan, kedua isolat uji tidak mampu menggunakan senyawa sianida sebagai satu-satunya sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat tumbuhnya. Detoksifikasi sianida (KCN) menggunakan whole cell isolat bakteri uji menunjukkan bahwa R. pyridinivorans LP3 mampu mereduksi senyawa sianida (40 mg/L) sebesar 100 % dalam 24 jam, sedangkan TPIK 85%, namun pada konsentrasi sianida yang lebih tinggi (100 mg/L) hanya mampu mereduksi sekitar 16,50 -32,70% dalam 24 jam. Estimasi kandungan sianida ditentukan menggunakan picrate paper test yang kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm. Ammonium sebagai produk degradasi ditentukan dengan metode Nessler. Kata kunci : Rhodococcus pyridinivorans, detoksifikasi, sianida, penambangan emas Abstract Study of Detoxification Cyanide Using Whole Cell of Indigenous Bacteria Rhodococcus pyridinivorans LP3 and TPIK. Two strains of Rhodococcus pyridinivorans are LP3 and TPIK that were isolated from gold mining industry tested their ability to degrade cyanide. The isolates were not able to utilize cyanide as a sole source carbon and nitrogen for its growth. Detoxification cyanide using whole cell of their isolates showed that R. pyridinivorans LP3 has capability to transform almost 100% of 40 mg/L cyanide and TPIK 85 % in 24 hours. Confirmation test using a higher concentration of cyanide (100 mg/L) both bacteria isolates (R. pyridinivorans LP3 and TPIK) only reduced cyanide 16,50-32,70 % of 100 mg/L cyanide in the same time (24 hours). Estimation of cyanide were detected by using picrate paper test kit and for the qualitative detection measured by spectrofotometrically at 510 nm. Ammonium is one of the detoxification product also determinated in this study by Nessler reagent. Keywords : Rhodococcus pyridinivorans, gold mining, cyanide, detoxification PENDAHULUAN Senyawa sianida organik atau anorganik secara luas digunakan di beberapa industri, seperti misalnya industri pertambangan emas, farmaka, batubara, industri plastik, akrilik fiber, produksi resin, electroplating, dan industri tepung ubi kayu (Altschul et al., 1990; Almagro et al., 2005; Das et al., 2011; Potivichayanon & Kitleartpornpairoat, 2010, Perumal et al., 2013)). Sianida di lingkungan pada umumnya dalam beberapa bentuk, misalnya HCN, NaCN, KCN dan beberapa sianida komplek seperti (Zn(CN)2 dan Potasium ferrisianida. Beberapa limbah buangan yang dihasilkan dari aktivitas industriindustri dilaporkan mengandung senyawa toksik seperti hidrogen sianida (HCN), 168
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
thiosianat (SCN-), dan sianat (CNO-) (Huertas et al., 2006; Ubalua, 2007). Senyawa sianida di alam juga dapat dijumpai pada beberapa tanaman sianogenik, salah satu diantaranya adalah ubi kayu (Manihot esculenta, Cranzt) yang umumnya disebut sebagai senyawa sianogenik glikosida. Senyawa tersebut dalam ubi kayu dikenal sebagai linamarin (>90% dari total sianogen) dan lotaustralin (<10% total sianogen) (McMahon et al., 1995). Linamarin merupakan senyawa toksik dan dijumpai hampir di semua bagian tanaman ubi kayu terutama di akar dan daun. Kandungan senyawa sianogen dalam ubi kayu tergantung dari varietas ubi kayu. Senyawa sianida dalam bentuk free cyanide (CN-) dilaporkan sangat toksik, dengan demikian sianida sangat berpotensi sebagai senyawa pencemar lingkungan. Beberapa metode biologis menggunakan mikroba telah dikembangkan dan diaplikasikan untuk mendetoksifikasi senyawa sianida tersebut. Beberapa penelitian yang telah dilakukan melaporkan, bahwa beberapa mikroba mampu mendetoksifikasi/mengeliminir senyawa toksik tersebut, seperti misalnya Phytophathogenic fungi seperti Fusarium solani mampu mendegradasi sianida (Dumestre et al., 1997), Pseudomonas fluorescens NCIMB11764 mampu memanfaatkan sianida (CN-/HCN) sebagai sumber nitrogen (Huertas et al., 2006). Demikian juga Rhodococcus sp yang diisolasi dari tanaman sianogenik dilaporkan mampu mendegradasi sianida, bahkan Rhodococcus rhodochrous menunjukkan potensi yang besar dalam degradasi sianida (Maniyam et al., 2011). Secara umum alur reaksi /pathway hidrolisis senyawa sianida dan masing-masing enzim yang terlibat digambarkan pada reaksi berikut (Parmar et al., 2013) Reaksi Hidrolisis 1. Cyanide hydratase. Cyanide hydratase mengkatalisis hidrolisis sianida menjadi formamide : HCN + H2O HCONH2 (pathogenic fungi, Pseudomonas sp, Corynebacterium spp.) 2. Nitrile hydratase. Nitril hidratase mengkatalisis hidrolisis nitril menjadi senyawa amida : R-CN + H2O RCONH2 (Alcaligenes xylosoxidans) 3. Cyanidase/ Cyanide dihydratase. Cyanidase mengkatalisis hidrolisis sianida menjadi ammonia dan format : HCN + 2 H2O NH3 + HCOOH ( Klebsiella ozaenae, Arthrobacter sp). 4. Nitrilase. Nitrilase mengkatalisis hidrolisis nitril secara langsung menjadi asam karboksilat dan ammonia : R-CN + H2O RCOOH (Pseudomonas aeruginosa) . Kajian detoksifikasi sianida (KCN) menggunakan dua isolat uji yaitu Rhodococcus pyridinivorans LP3 dan R. pyridinivorans TPIK dalam eksperimen ini untuk mengungkap potensi dan kemampuan mikroba tersebut dalam mendetoksifikasi/mendegradasi senyawa sianida. Diharapkan kedua isolat tersebut nantinya dapat dikembangkan dan diaplikasikan sebagai pendetoksi sianida secara total sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bio-agent dalam pengolahan limbah yang mengandung sianida, seperti misalnya pengolahan industri emas , industri tepung ubi kayu yang menggunakan varietas-varietas ubi kayu yang berkadar sianogen tinggi sebagai bahan bakunya, serta industri farmaka dsb. 169
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
BAHAN DAN METODE Mikroba pendegradasi Bakteri pendegradasi nitril/sianida yaitu R. pyridinivorans LP3 dan TPIK yang digunakan di dalam penelitian diisolasi dari limbah industri penambangan emas PT. Antam di Cikotok dan Pongkor, Jawa Barat . Media tumbuh mikroba pendegradasi sianida R. pyridinivorans LP3 and TPIK ditumbuhkan pada minimal media dengan komposisi (g/L) Na2HPO4 0,357; KH2PO4 0,1; MgSO4.7H2O 0,1; CaCl2. 2H2O 0,01; FeSO4. 7H2O 0,001; Yeast extract 0,01; Mikroelemen 1,0 ml; Aquadest 1000 ml. Komposisi mikroelement (g/L) ZnSO4. 7H2O 0,1; MnCl2.4H2O 0,03; H3BO3 0,3; CoCl2.6H2O 0,2; CuSO4.5H2O 0,015; NiCl2. 6H2O; Na2SeO3 0,02; Aquadest 1000 ml, pH di atur 7,0 , sebagai sumber karbon dan nitrogen digunakan asetonitrile (200 mM) Preparasi biomassa sel R. pyridinivorans LP3 dan TPIK Sel kedua isolat bakteri tersebut diperoleh dengan cara menginokulasikannya dalam erlenmeyer volume 1000 ml yang berisi 500 ml minimal media yang mengandung asetonitril sebagai sumber karbon dan nitrogen. Selanjutnya kultur diinkubasi diatas mesin pengocok (shaker) pada suhu ruang (28 oC) selama 72 jam. Kultur di panen dengan menggunakan centrifuge pada kecepatan 9500 rpm pada suhu 4O C selama 15 menit. Sel yang diperoleh dicuci sebanyak 2 kali dengan 50 mM bufer fosfat pH 7,2. Penyimpanan sel dilakukan pada suhu 4oC di refrigerator untuk pengujian lebih lanjut. Pembuatan standar sianida Larutan sianida standar disiapkan dalam berbagai konsentrasi (0, 5, 10, 20, 40, 50, 100, 200 mg/L). Masing-masing larutan standar (100 µl) ditambahkan H2SO4 25% (100 µl) dalam tabung reaksi tertutup. Kemudian picrate paper test digantungkan dibibir tabung, ditutup rapat dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu paper test dikeluarkan dan dipindahkan ke tabung baru yang berisi 5 ml akuadest, aduk secara perlahan-lahan agar warna coklat yang menempel pada picrate paper test larut dan selanjutnya inkubasi selama 30 menit. Kandungan sianida ditentukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm (Bradbury et al., 1999) Detoksifikasi dan Estimasi sianida Detoksifikasi sianida dilakukan dengan melarutkan 10% sel bakteri LP3 (b/v) dalam 3 ml 50 mM bufer fosfat pH 7,2 dan ditambahkan KCN dengan konsentrasi tertentu , kemudian distirer pada suhu ruang selama 96 jam. Secara reguler 100 µl sampel diambil yaitu pada jam ke 0, 24, 48, dan 96 jam. Penentuan/estimasi sianida dalam sampel ditentukan berdasarkan metode picrate paper test. Kandungan sianida dalam sampel ditentukan berdasarkan kurva standar sianida. Pembuatan standar ammonium dan penentuan ammonium Larutan ammonium standar disiapkan dalam berbagai konsentrasi sebagai berikut asi 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300 350 dan 400 mg/L dan ditentukan dengan metode Nessler. Sebanyak 20 µl dari masing-masing larutan standar atau sampel dilarutkan dalam 1980 µl NaOH 0,1 N, kemudian ditambahkan 20 µl larutan Nessler B dan 20 µl larutan Nessler A, dihomogenkan dengan cara di vortex, selanjutnya diinkubasi selama 20 menit dan di ukur absorbansinya pada panjang gelombang 420 nm. 170
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Kalkulasi penurunan sianida (Potivichayanon & Kitleartpornpairoat, 2010) Effisiensi penurunan sianida ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut : RE (%) = initial concentration (mg/L) -residual concentration (mg/L) x100 Initial concentration RE (Removal efficiency) HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan kurva standart sianida dan ammonium Kurva standart sianida dan ammonium untuk penentuan kandungan sianida dan ammonium ditampilkan pada Gambar 1 dan 2 sebagai berikut :
Gambar 1. Kurva standar sianida
Gambar 2. Kurva standar ammonium
Pertumbuhan isolat uji pada senyawa sianida Pengujian kemampuan tumbuh R. pyridinivorans LP3 dan TPIK pada minimal media yang mengandung sianida (KCN) ditampilkan pada Gambar 3 (A dan B). Secara umum, hasil pengujian dapat ditunjukkan bahwa kedua isolat uji tidak mampu tumbuh pada minimal media yang mengandung senyawa sianida dengan konsentrasi 100 mg/L. Pertumbuhan R. pyridinivorans LP3 dan TPIK menunjukkan sedikit lebih baik apabila glukosa 10 mM digunakan sebagai sumber karbon dan sianida sebagai sumber nitrogen. Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa R. pyridinivorans LP3 dan TPIK tidak mampu menggunakan sianida (KCN) sebagai satu-satunya sumber energi, karbon, dan nitrogen untuk pertumbuhannya. A
B
Gambar 3. Pertumbuhan R. pyridinivoransLP3 (A) dan TPIK (B) pada minimal media yang mengandung sianida (100 mg/L). 171
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Detoksifikasi sianida Pengujian detoksifikasi sianida menggunakan whole cells dari Rhodococcus pyridinivorans LP3 dan TPIK menunjukkan penurunan konsentrasi sianida baik pada perlakuan menggunakan sel R. pyridinivorans LP3 maupun TPIK, sedangkan pada kontrol konsentrasi sianida relatif stabil. Pengujian detoksifikasi sianida oleh kedua isolat uji ditampilkan pada Gambar 4A, sedangkan peningkatan konsentrasi ammonium sebagai produk detoksifikasi sianida ditampilkan pada Gambar 4B dan 4C. Nampaknya alur reaksi detoksifikasi sianida oleh kedua isolat uji perlu dikaji lebih dalam agar diketahui produk lain selain ammonium, dan enzim yang terlibat pada proses tersebut. Ammonium yang terbentuk, sebagai produk dari reaksi detoksifikasi sianida merupakan indikasi awal bahwa kedua isolat uji mampu mendetoksi senyawa sianida. Berdasarkan perhitungan effisiensi penurunan sianida (RE) menunjukkan bahwa R. pyridinivorans LP3 mampu menurunkan konsentrasi sianida (40 ppm) sebesar 100 % dalam 24 jam, sedangkan TPIK 85%.
B
C
Gambar 4. Detoksifikasi sianida ( 40 mg CN-/L) oleh sel R.pyridinivorans LP3 dan TPIK (A) serta ammonium yang terbentuk selama proses detoksifikasi (B dan C) Konfirmasi pengujian detoksifikasi dengan konsentrasi sianida yang lebih tinggi yaitu 100 mg/L menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri tersebut mampu mereduksi sianida meskipun penurunan sianida relatif lebih kecil (Gambar 5A &B). R. pyridinivorans LP3 hanya mampu menurunkan sianida sebesar 16,47% dalam waktu 24 jam, sedangkan TPIK sebesar 32,70% . 172
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Gambar 5. Effisiensi penurunan sianida (RE) oleh R. pyridinivorans LP3 dan TPIK A. Konsentrasi CN- 40 mg/L dan B. 100 mg/L Hasil ini menunjukkan, bahwa Rhodococcus pyridinivorans TPIK mempunyai kemampuan yang lebih baik dibanding LP3. Namun demikian, ada kecenderungan baik R. pyridinivorans LP3 maupun R. pyridinivorans TPIK mempunyai potensi sebagai isolat pendetoksi/pendegradasi senyawa sianida. PEMBAHASAN Rhodococcus pyridinivorans LP3 dan TPIK yang diisolasi dari limbah pengolahan emas tidak mampu tumbuh dan memanfaatkan senyawa sianida sebagai sumber karbon dan nitrogen. Hal yang sama juga dilaporkan bahwa Rhodococcus UKMP-5M tidak mampu tumbuh dan memanfaatkan KCN sebagai sumber karbon dan nitrogen (Maniyam et al., 2011). Ketidakmampuan tumbuh isolat uji pada media yang mengandung KCN mungkin karena konsentrasi inokulum yang tidak mampu mendukung metabolisme sehingga perlu waktu dan energi yang relatif cukup besar untuk memproduksi enzim yang mampu memetabolisme substrat dengan kandungan toksik tinggi (Dhillon & Shivaraman, 1999). Penambahan karbon diperlukan untuk menunjang pertumbuhan mikroba. Namun demikian, beberapa mikroba seperti misalnya Alcaligenes spp., Arthrobacter spp, Burkhoderia cepacia, Bacillus pumilus, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas putida, Klebsiella sp, Rhodococcus sp, Fusarium oxysporum N10 dilaporkan mampu tumbuh dan mendegradasi senyawa sianida (Babu et al., 1996; Chapatwala et al., 1993; Huertas et al., 2010, Luque-Almagro et al., 2011; Parmar et al., 2013) ). Bahkan Bacillus nealsonii dilaporkan mampu tumbuh pada senyawa sianida (KCN) dengan konsentrasi yang cukup tinggi yaitu 1000 ppm (Perumal et al., 2013). Didalam eksperimen ini Rhodococcus pyridinivorans LP3 dan TPIK tidak mampu tumbuh dan menggunakan senyawa sianida sebagai substrat pertumbuhannya. Namun demikian, terlihat bahwa whole cells dari kedua isolat uji tersebut mampu menurunkan konsentrasi sianida. Maniyam et al., 2011 juga melaporkan, meskipun Rhodococcus UKMP-5M tidak mampu memanfaatkan senyawa sianida sebagai substrat pertumbuhannya, tetapi whole cells dari isolat tersebut mampu mendetoksi senyawa sianida dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Pada proses detoksifikasi sianida terlihat bahwa penurunan konsentrasi sianida diikuti dengan peningkatan ammonium (Gambar 4A, B, dan C). Ammonium yang 173
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
teridentifikasi merupakan produk dari proses detoksifikasi tersebut. Hal ini, mengindikasikan bahwa kedua isolat uji (R. pyridinivorans LP3 dan TPIK) mampu mendetoksifikasi senyawa sianida, meskipun masih relatif rendah. Banyak dilaporkan bahwa genus Rhodococcus berpotensi sebagai pendegradasi beberapa senyawa toksik aromatik, karsinogenik, seperti misalnya piridin, 4-nitrotoluene ( Yoon et al., 2000; Kundu et al., 2013). Rhodococcus UKMP-5M yang diisolasi dari Peninsular Malaysia mampu memetabolisme senyawa sianida (3 mM KCN) sebesar 63,33% dalam 10 jam inkubasi, dan isolat tersebut mampu memetabolisme sianida hingga 312 mg CN-/L (Maniyam et al., 2011). Konsentrasi sianida (260 mg CN-/L) dilaporkan menghambat pertumbuhan mikroba. Dengan demikian, kemampuan Rhodococcus UKMP-5M dalam mereduksi senyawa sianida relatif jauh lebih besar dibandingkan R. pyridinivorans LP3 dan TPIK, sedangkan kedua isolat uji tersebut hanya mampu menurunkan konsentrasi sianida (40 mg CN-/L) sebesar 85-100 % dalam 24 jam. Penurunan sianida menjadi lebih kecil yaitu sekitar 16-32 % dalam 24 jam, apabila konsentrasi sianida yang diberikan lebih tinggi (100 mgCN-/L). Rendahnya aktivitas enzim yang terlibat dalam proses detoksifikasi tersebut mungkin disebabkan oleh karena belum diketahui kondisi optimum seperti misalnya pH dan suhu, sehingga enzim tidak dapat bekerja maksimal. Parmar et al., 2013 melaporkan pH dan temperatur yang baik untuk memperoleh aktivitas enzim yang maksimum adalah pH 8,5 dan temperatur 27 oC . KESIMPULAN Rhodococcus pyridinivorans strain LP3 dan R. pyridinivorans strain TPIK yang diisolasi dari industri penambangan emas tidak mampu menggunakan sianida (KCN) sebagai satu-satunya sumber karbon dan nitrogen untuk substrat pertumbuhannya, namun demikian kedua isolat tersebut mampu menggunakan senyawa alifatik nitril yaitu asetonitril sebagai satu-satunya sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat tumbuhnya. whole cells dari kedua isolat uji (LP3 dan TPIK) mampu mereduksi/menurunkan konsentrasi sianida (40 mg CN-/L) sebesar 85-100% dalam 24 jam, sedangkan pada konsentrasi sianida yang lebih tinggi (100 mg CN-/L) penurunan sianida relarif lebih kecil yaitu 16-32% dalam waktu yang sama (24 jam). Optimasi pH dan suhu berpengaruh terhadap aktivitas enzim yang terlibat dalam proses detoksifikasi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Proyek Tematik DIPA 2013. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada sdri. Agustina Tri Aditya atas keterlibatannya dalam pengumpulan data penelitian. Saran Penelitian biodegradasi mikrobial senyawa sianogen dan nitril di Indonesia masih sangat terbatas, sementara peluang untuk memperoleh mikroba potensial sebagai pendegradasi senyawa tersebut sangat besar. Oleh karena itu penelitian dibidang ini sangat perlu dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut, khususnya teknik-teknik isolasi untuk memperoleh mikroba potensial sebagai pendegradasi dengan pendekatan molekuler. 174
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
DAFTAR PUSTAKA Babu, G., O.K. Vijaya, V.L. Ross, J.H. Wolfram and K.D. Chapatwala. 1996. Cell-free extract(s) of Pseudomonas putida catalyzes the conversion of cyanides, cyanates, thiocyanates, forfamide, and cyanide-containing mine waters in ammonia. Applied Microbiology and Biotechnology, 45 : 273-277 Baxter, J and S.P. Cummings. 2006. The Current and Future Applications of Microorganism in the Bioremediation of Cyanide Contamination. Antoine van Leeuwenhoek , 90 : 1-17 Cereda, M.P& M.C.Y. Mattos. 1996. Linamarin-The Toxic Compounds of Cassava. Journal of Venomous Animals and Toxins, Vol 2(1) : Das, S. and C. Santra. 2011. Cyanide degradation by Aspergillus niger strain isolated from steel-plant wastewater. Electronic Journal of Environment Agriculture and Food Chemistry, 10(7) : 2516-2522 Dhillon, J.K. and N. Shivaraman. 1999. Biodegradation of cyanide compounds by a Pseudomonas species (S1). Canadian Journal Microbiology, Vol. 45 : 201-208 Gupta, N., C. Balomajumder, V.K. Agarwal 2010. Enzymatics mechanism and biochemistry for cyanide degradation : A review. Journal of Hazardous Materials, 176 : 1-13 Huertas, M.J., V.M. Luque-Almagro, M. Martinez-Luque, R. Blasco, C. Moreno-Vivian, F. Castillo, M.D. Roldan. 2006. Cyanide metabolism of Pseudomonas pseudoalcaligenes CECT5344 : role of siderophores. Bioch. Soc. Transacs. 34 (1): 152-155. Huertas, M.J., L.P. Saez, M.D. RoldanV.M. Luque-Almagro, M. Martinez-Luque, R. Blasco, F.Castillo, C. Moreno-Vivian, and I. Garcia. 2010. Alkaline cyanide degradation by Pseudomonas pseudoalcaligenes C ECT5344 in a batch reactor : Influence of pH. Journal of Hazardous Materials, 179 (1-3) : 72-78 Kumar , V. , V. Kumar, and T.C. Bhalla. 2013. In Vitro Cyanide Degradation by Serretia marcescens RL2b. International Journal of Environmental Sciences, Vol. 3(6) : 1969-1979 Kundu, D., C. Hazra, N. Dandi, and A. Chaudhari. 2013. Biodegradation of 4-nitrotoluene with biosurfactan production by Rhodococcus pyridinivorans NT2 : metabolic pathway, cell surface properties and toxicological characterization. Biodegradation, 24 : 775-793 Luque-Almagro, V.M., R. Blasco, M. Martinez-Luque, C. Moreno-Vivian, F. Castillo, and M.D. Roldan. 2011. Bacterial cyanide degradation is under review : Pseudomonas pseudoalcaligenes CECT5344, a case of an alkaliphilic cyanotroph. Biochem. Soc. Trans., 39 (1) : 269-274 Maniyam, M.N., F. Sjahrir, and A.L. Ibrahim.2011.Bioremediation of Cyanide by Optimized resting Cells of Rhodococcus strains Isolated from Peninsular Malaysia.International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics, Vol. 1(2) : 98-101 Naveen, D., C.B. Majumder, P. Monadal, and D. Shubha. 2011. Biological Treatment of Cyanide Containing Wastewater. Research Journal of Chemical Sciences, Vol. 1(7) : 15-21 175
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Potivichayanon, S. and R. Kitleartpornpairoat. 2010. Biodegradation of Cyanide by a Novel Cyanide-Degrading Bacterium. World Academy of Science, Engineering and Technology 42 : 1362-1365 Parmar, P., A. Soni, K. Vyas, and P.V. Desai. 2012. Isolation and Characterization of Cyanide Degrading Bacterial Strains from Contaminated Soil. International Journal of Environmental Sciences, Vol. 2(4) : 2006-2014 Perumal, M., J. Prabakaran., M. Kamaraj. 2013. Isolation and Characterization of Potential Cyanide Degrading Bacillus nealsonii from Different Industrial Effluents. International Journal of Chem. Tech. Research, Vol. 5(5) : 2357-2364 Parmar, P, A. Soni dan P. Desai. 2013. Enzymatic study of cyanide utilizing Pseudomonas species isolated from contaminated soil. Journal of Scientific & Innovative Research, 2(6) : 1058-1066 Ubalua, A.O. 2010. Cyanogenic Glycosides and The Fate of Cyanide in Soil. Australian Journal of Crop Science, 4 (4) : 223-237 Yoon, JH., SS. Kang, YG. Cho, S.T. Lee, YH. Kho, CJ. Kim and YH. Park. 2000. Rhodococcus pyridinivorans sp. Nov., a pyridin-degrading bacterium. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, 50 : 21732180
176