Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
ANALISIS AWAL LITERASI KESEHATAN SISWA SMA KELAS XI MIA DI KABUPATEN MALANG Preliminary Study Of Health Literacy In High School Student In Malang Tutut Indria Permana, Hadi Suwono, dan Dwi Listyorini Program Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang Email:
[email protected] Abstrak Pendidikan berkembang secara dinamis mengikuti perubahan jaman. Siswa masa kini membutuhkan pengetahuan yang luas untuk menghadapi tantangan perubahan jaman tersebut yang salah satunya adalah masalah kesehatan masyarakat, sehingga literasi kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu dikembangkan. Tingkat kesehatan masyarakat Indonesia masih sangat rendah (OECD, 2014) yang diduga sebagai pengaruh pendidikan yang belum menyentuh ranah literasi kesehatan. Berkaitan dengan hal ini, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA di 6 SMA Negeri di Kabupaten Malang. Literasi kesehatan siswa diukur menggunakan angket. Hasil survey terhadap 120 siswa menunjukkan bahwa 85,8% rendah dalam mengakses, 79,1% rendah dalam memahami, 78,3% rendah dalam menilai, dan 53,3 % rendah dalam menerapkan informasi kesehatan. Hasil ini menunjukkan bahwa literasi kesehatan siswa di Kabupaten Malang masih rendah, sehingga diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi kesehatan siswa. Kata kunci: literasi kesehatan, literasi kesehatan siswa, literasi kesehatan siswa SMA. Abstract Education is dynamically developed along with the society changing. Students need the ability to cope that challenges, including health issues. Regarding to that situation, health literacy become one of major priority to be promoted in student‘s learning activities. Indonesia‘s health risk factor, which is suggested as the effect of education, is below the OECD average (OECD, 2014). Therefore, research to describe student‘s health literacy need to be established. The subjects of this research were 2nd grade high school student of six senior high schools in Malang. The student‘s health literacy was measured using questionnaire. The result shows that 85,8% from 120 student are low in accessing the information, 79,1% are low in understanding the information, 78,3% are low in processing the information, and 53,3 % are low in applying the information relevant to health issues. It means that student‘s health literacy is low, so that we need a strategy to promote those capabilities in student learning activities. Key words: health literacy, student‘s health literacy, high school student‘s health literacy.
430
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENDAHULUAN Pendidikan selalu dinamis mengikuti perubahan jaman. Siswa masa kini membutuhkan pengetahuan yang luas untuk menghadapi tantangan perubahan jaman. Tantangan perubahan jaman di abad 21 salah satunya berkaitan dengan kesehatan masyarakat (Sahoo, 2010), sehingga literasi kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu dikembangkan dalam pendidikan. Literasi kesehatan didefinisikan sebagai kemampuan untuk membaca, menulis dan berhitung (UNESCO, 2003), dalam materi yang berhubungan dengan kesehatan (Baker, 2006). Literasi kesehatan meliputi kemampuan individu untuk memperoleh, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan sehingga mampu membuat pertimbangan dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari mengenai perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan (Parker et al., 1995; Zarcadoolas et al., 2005; Speros, 2005; Barrett & Puryear, 2006; Nutbeam & Bauman, 2006; McQueen et al., 2007; Mancuso, 2009; Berkman et al., 2010; Sorensen et al., 2012; WHO, 2013). Individu dengan tingkat literasi kesehatan yang memadai memiliki rasa tanggungjawab terhadap kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat di sekitarnya (McQueen et al., 2007; Freedman et al., 2009), sehingga literasi kesehatan individu perlu dikembangkan. Data kesehatan yang dilaporkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menunjukkan bahwa tingkat kesehatan masyarakat Indonesia masih sangat rendah (OECD, 2014). Kesehatan sangat penting bagi pendidikan, dan sebaliknya pendidikan sangat penting bagi kesehatan (WHO, 2013). Rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia perlu diperbaiki dengan menganalisis tingkat literasi kesehatan pada peserta didik di Indonesia. Sorensen, et al. (2012) mengombinasikan empat dimensi literasi kesehatan berkaitan dengan pengolahan informasi kesehatan dengan tiga tingkat domain (perawatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan) untuk mengukur kemampuan literasi kesehatan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis literasi kesehatan awal siswa SMA kelas XI MIA di kabupaten Malang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara cermat dan sistematis mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Jenis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan literasi kesehatan awal siswa berdasarkan indikator dimensi literasi kesehatan: dimensi 1, dimensi 2, dimensi 3, dan dimensi 4, yang diadaptasi dari Sorensen, et al. (2012), seperti tercantum pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 1. Indikator Pengukuran Literasi Kesehatan Siswa Dimensi Indikator Dimensi 1 Mendapatkan/memperoleh informasi yang relevan dengan kesehatan Dimensi 2 Memahami informasi yang relevan dengan kesehatan Dimensi 3 Mengolah/menilai informasi yang relevan dengan kesehatan Dimensi 4 Mengaplikasikan/menggunakan nformasi yang relevan dengan kesehatan
Angket yang disusun merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat sehari-hari, terdiri dari: 1) aspek kebersihan, meliputi kegiatan mencuci tangan, menggosok gigi, mandi, memotong kuku tangan dan kaki; 2) aspek makanan, meliputi 431
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
menu makanan sehat, dan jajanan sehat; 3) aspek minuman, meliputi minuman sehat, dan minuman beralkohol; 4) aspek rokok, meliputi perokok aktif, dan perokok pasif; 5) aspek olahraga, dan 6) aspek pendidikan kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI MIA di kabupaten Malang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI MIA di 6 SMA Negeri di kabupaten Malang yang berjumlah 120 siswa. Pengukuran literasi kesehatan dilakukan mengunakan angket survey literasi kesehatan yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator literasi kesehatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil survey literasi kesehatan menunjukkan bahwa dari 120 siswa, 85,8% rendah dalam mengakses informasi kesehatan, 79,1% rendah dalam memahami informasi kesehatan, 78,3% rendah dalam menilai informasi kesehatan dan 53,3 % rendah dalam menerapkan informasi kesehatan, disajikan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Hasil Survey Literasi Kesehatan Siswa
Hasil survey menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI MIA di Kabupaten Malang memiliki literasi kesehatan yang rendah pada semua indikator literasi kesehatan. Siswa rendah dalam mengakses informasi kesehatan (85,8% rendah), hal ini menunjukkan siswa kurang mampu untuk menemukan atau memperoleh sumber informasi yang valid dan terjamin kebenarannya. Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada 34 siswa mengenai sumber bacaan Biologi yang sudah dibaca. 15 siswa cenderung menggunakan buku cetak Biologi sebagai sumber literatur, 19 siswa lainnya menggunakan sumber online, meliputi Wikipedia, dan beberapa blog (baik dari blogspot.com maupun wordpress.com). Pemilihan sumber bacaan online berkaitan dengan blog ini menunjukkan bahwa siswa masih belum memiliki kemampuan untuk mengakses atau memperoleh sumber informasi yang relevan dan valid. Siswa rendah dalam memahami informasi kesehatan (79,1% rendah), hal ini menunjukkan bahwa siswa belum terbiasa dan belum terlatih untuk melakukan pemecahan masalah secara runtut dengan mendayagunakan kemampuan berliterasi, seperti mengintegrasikan aktivitas membaca dan menulis (Glynn & Muth, 1994; Holliday et al., 432
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
1994). Sama halnya dengan kemampuan menilai informasi kesehatan (78,3% rendah) dan menerapkan informasi kesehatan (53,3 % rendah). Siswa yang terbiasa memecahkan masalah akan memiliki kebiasaan untuk membaca berbagai sumber, sehingga dapat melatih diri untuk menilai kebenaran dari sumber informasi yang dibaca. Dari informasi yang diperoleh, maka siswa akan dapat melakukan tindak lanjut mengenai kesehatan lingkungan di sekitarnya, karena seseorang yang memiliki literasi kesehatan juga bermakna menempatkan kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat (McQueen et al., 2007; Freedman et al., 2009). Kemajuan literasi kesehatan individu akan menghasilkan masyarakat yang memiliki keterampilan dan sumber daya untuk membuat pilihan positif dalam meningkatkan kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun orang lain (Gazmararian et al., 2005). Pendidikan di sekolah memiliki peranan dalam peningkatan literasi kesehatan siswa (Gazmararian, et al., 2005; Nutbeam & Bauman, 2006), dengan mengajarkan siswa mengenai kebiasaan hidup sehat, misalnya aktivitas dan makanan yang sehat bagi tubuh, serta keterampilan dasar dalam menafsirkan dan menggunakan informasi kesehatan (Gazmararian, et al., 2005). PENUTUP Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tingkat literasi kesehatan siswa SMA Kelas XI MIA di Kabupaten Malang masih rendah: 85,8% rendah dalam mengakses informasi kesehatan, 79,1% rendah dalam memahami informasi kesehatan, 78,3% rendah dalam menilai informasi kesehatan dan 53,3 % rendah dalam menerapkan informasi kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Baker, D. 2006. The Meaning and Measure of Health Literacy. Journal of General Internal Medicine, 21 (-): 878–883. Barrett S.E. & Puryear J.S. 2006. Health Literacy: Improving Quality of Care in Primary Care Settings. J. Health Care Poor Underserved, 17 (-): 690–697. Berkman, N. D., Davis, T.C. & McCormack, L. 2010. Health Literacy: What Is It? Journal of Health Communication, 15 (-): 9–19. Freedman, D. A., Bess, K. D., Tucker, H. A., Boyd, D. L., Tuchman, A. M. & Wallston, K. A. 2009. Public Health Literacy Defined. American Journal of Preventive Medicine, 36 (5): 446–451. Gazmararian, J.A., Curran , J .W., Parker, R.M., Bernhardt, J.M. & DeBuono, B.A. 2005. Public Health Literacy in America: An Ethical Imperative. American Journal of Preventive Medicine, 28 (3): 317-322 Glynn, S. M. & Muth, K. D. 1994. Reading and Writing to Learn Science: Achieving Scientific Literacy, Journal of Research in Science Teaching, 31 (9): 1057-1073 Holliday, W.G., Yore, L.D. & Alvermann, D.E. (1994). The reading–science learning– writing connection: Breakthroughs, barriers, and promises. Journal of Research in Science Teaching, 31 (-). (Online), (http://onlinelibrary.wiley.com), diakses 3 Juli 2015. Mancuso, J. M. 2009. Assessment and Measurement of Health Literacy: An Integrative Review of the Literature. Nursing and Health Sciences, 11 (-): 77-89. 433
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
McQueen, D.V., Kickbusch, I., Potvin, L., Pelikan, J.M., Balbo, L. & Abel, Th. 2007. Health and Modernity. (Online), (www.springer.com), diakses 5 September 2015. Nutbeam, D. & Bauman, A. 2006. Evaluation in a Nutshell: A Practical Guide to the Evaluation of Health Promotion Programs. New York: McGraw-Hill. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). 2014. OECD Health Statistics 2014: How does Indonesia compare?. WHO Global Health Expenditure Database. Parker, R. M., Baker, D. W., Williams, M. V. & Nurss, J. R. 1995. The Test of Functional Health Literacy in Adults: A New Instrument for Measuring Patients‘ Literacy Skills. Journal of General Internal Medicine, 10 (-): 537–541. Sahoo, N. 2010. Thinking Globally, Working Locally at Gujarat Science City. In Emily Schuster (Ed.), ASTC Dimensions (hlm.7). Washington: Association of ScienceTechnology Centers Inc. Sorensen, K., Van den Broucke, S., Fullam, J., Doyle, G., Pelikan, J., Slonska, Z. & Brand, H. 2012. Health Literacy and Public Health: A Systematic Review and Integration of Definitions and Models. BMC Public Health, 12 (80): 1-13. Speros, C. 2005. Health Literacy: Concept Analysis. J. Adv. Nurs, 50 (-): 633–640. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 2003. Literacy as Freedom. Paris: UNESCO. World Health Organization (WHO). 2013. Health Literacy: The Solid Facts. Denmark: WHO Regional Office for Europe Zarcadoolas, C., Pleasant, A. & Greer, D. 2005. Understanding Health Literacy: An Expanded Model. Health Promotion International, 20 (2): 195–203
434