EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan)
Vol.1, No.2, Juli 2016
e-ISSN 2502-4787
ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA DI JAKARTA SELATAN Ahmad Ali Irfan Ardiansyah1, Dedi Irwandi1, Dewi Murniati1 1
Pendidikan Kimia, FITK UIN Syarif Hidayatullah , Jl. IR Haji Juanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten - Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstract: The objective of this study to investigated the student level of scientific literacy in fundamental law of chemistry subject at state senior high school in South Jakarta with grade of Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2013 of South Jakarta and each school are grouped in high strata, middle strata, and low strata. This research was carried out at SMA Negeri 29, 47, 66, 74, and 87 in South Jakarta from 7th July to 15th august, 2015. Survey design are used with population target are 96 students based stratified random sampling technique. Scientific literacy framework are used include nominal scientific literacy, functional scientific literacy, conceptual scientific literacy, and multidimensional scientific literacy. The instruments are quetionaire, open-ended question, and essay test. Data analysis are used descriptive statistic. Based on alaysis of the data, was found mean of students from high school strata refer they have higher nominal scientific literacy, functional scientific literacy, and multidimensional scientific literacy than student from middle and low school strata. Mean of student from low school strata in functional scientific literacy is higher than student from middle and higher schools strata. Keywords: Scientific Literacy; Fundamental Laws of Chemistry; State Senior High School Student; Survey Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi sains siswa pada materi hukum-hukum dasar kimia di sekolah-sekolah di Jakarta Selatan dengan menggunakan acuan awal nilai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2013 provinsi DKI Jakarta yang selanjutnya setiap sekolah dikelompokkan dalam strata atas, strata tengah, dan strata bawah. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 29, 47, 66, 74, dan 87 di Jakarta Selatan pada tanggal 7 Juli sampai 15 Agustus 2015. Disain penelitian ini adalah penelitian survei dengan target populasi 96 siswa berdasarkan teknik sampling berstrata. Framework literasi sains yang digunakan terdiri dari literasi nominal, fungsional, konseptual, dan multidimensional. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner, uraian terbuka, dan esai. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analsis data ditemukan bahwa nilai rata-rata kemampuan literasi sains siswa dari strata atas menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan literasi nominal, konseptual, dan multidimensional lebih tinggi dari siswa strata bawah dan tengah. Nilai rata-rata kemampuan literasi sains siswa dari strata bawah memiliki kemampuan literasi fungsional yang lebih tinggi dari siswa strata atas dan tengah. Kata Kunci: Literasi Sains; Hukum Dasar Kimia; Siswa SMA Negeri; Survey
149
Analisis Literasi Sains Siswa 150
PENDAHULUAN
internasional = 500 dan standar deviasi =
Indonesia telah berpartisipasi dalam
100).
studi international Trends in Interntaional Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999. Hasil studi tersebut menunjukan bahwa
Tabel 2. Skor Indonesia dalam PISA dari .Tahun 2000-2012 Tahun Skor Indonesia Peringkat
pencapaian siswa-siswa Indonesia kurang menggembirakan
dalam beberapa
kali
2000
2003
2006
2009
2012*
393
395
393
383
382
38/ 41
38/ 40
50/ 57
60/ 65
64/ 65
Berdasarkan
pernyataan
mantan
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan
menteri pendidikan, M. Nuh mengenai
PISA. Hal ini disebabkan antara lain
soal Ujian Nasional saat berada di SMAN
sebagian
yang
112 Jakarta Barat adalah, “Kami adopsi
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak
soal di PISA dan TIMSS. Tapi semuanya
terdapat
sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan,
besar
materi
dalam
uji
kurikulum
Indonesia
(Mendikbud 2013). Pencapaian skor rata-
tidak
rata prestasi sains siswa Indonesia kelas 8
pernyataan dan kedua Tabel tersebut
menurut TIMSS diberika pada Tabel 1.
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
melenceng.”
Indonesia Tabel 1. Skor Indonesia dalam TIMSS dari .Tahun 1999-2011 Tahun Skor Internasional
1999
2003
2007
2011*
488 435
474 420
500 433
500 406
32/ 31/ 38 46 Sumber: (Martin dkk. 2008)
35/ 49
40/ 45
Indonesia Peringkat
(Puspitarini
khususnya
1
menunjukkan
bahwa
pemahaman
terhadap pelajaran sains masih di bawah rata-rata
standar
internasional,
dan
cenderung
mengalami penurunan
pada
hasil tes tahun 2012 (OECD 2014). Pemahaman mendalam tentang sains yang
dimiliki siswa
Indonesia
umum belum menunjukan Tabel
2014),
literasi
sains
yang
secara
kemampuan
menunjang
untuk
semakin lama peringkat indonesia dalam
kehidupan mereka dimasa depan, hal
hasil TIMSS
tersebut dapat terlihat pada Tabel 1 dan 2
(Martin
tidak semakin membaik
dkk.
2012).
Begitu
juga
mengenai hasil tes dari PISA & TIMSS
pencapaian literasi sains siswa Indonesia
yang
menurut PISA tercantum pada Tabel 2
Faktanya
(Kemendikbud
ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia
2011)
(skor
rata-rata
telah
dipaparkan
adalah
sebelumnya.
pemahaman
tentang
sangatlah penting, karena lingkungan kita
e-ISSN 2502-4787
151 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati
sangat terpengaruh dengan ilmu kimia
berdasarkan nilai rata-rata mata ujian
dan terisi dengan produk kimia. serta
kimia, DKI Jakarta menempati urutan ke-
memahami
13
dijumpai
bahan dalam
kimia
yang
kehidupan
sering
sehari-hari
dengan nilai 8,31. Provinsi DKI
jakarta terdiri dari lima kota besar, yaitu
juga sangat penting untuk kebanyakan
Jakarta Pusat,
orang, karena setiap penjelasan memiliki
Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-
Diantara
hari. Siswa yang memahami ilmu kimia
Jakarta Selatan merupakan kota dengan
diharapkan dapat membantu masyarakat
jumlah sekolah terbanyak kedua setelah
untuk turut serta dalam diskusi publik,
Jakarta Timur, sehingga jakarta selatan
dan
pentingnya
memungkinkan untuk dijadikan populasi
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
target pada penelitian ini dengan siswa-
mereka (Celik 2014).
siswa di sekolah-sekolah sebagai sampel
lebih
menyadari
Konsep
hukum
merupakan dipelajari
materi siswa
dasar
kimia pada
dasar
kelas
kelima
kimia
populasinya.
yang
pemilihan
sepuluh,
Jakarta Barat, Jakarta
kota
tersebut,
Diharapkan populasi
memberikan
data
target yang
kota
dengan ini
valid
dapat tentang
materi ini merupakan salah satu materi
pemahaman siswa pada materi hukum
yang sulit untuk siswa SMA di Provinsi
dasar kimia secara spesifik karena semua
DKI Jakarta, karena berdasarkan serapan
perhitungan kimia (stoikiometri) diawali
hasil Ujian Nasional tahun 2012 nilai
dari materi tersebut. Disamping itu data
rata-rata siswa DKI Jakarta untuk standar
laporan hasil UN tahun 2012 belum dapat
kompetensi lulusan hukum dasar kimia
memberikan gambaran mengenai materi-
sebesar
materi mana saja dari hukum dasar kimia
56,97
dengan
nilai rata-rata
nasional 70,19, dan nilai tersebut lebih
yang
rendah dari
spesifik (Admin 2013; Admin 2015).
sebagian besar kemampuan
yang diujikan (Kemendikbud 2012).
belum
PISA
dimengerti siswa
mendefinisikan
literasi sains
sebagai
“pengetahuan
Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu
dalam
individu
kota Negara Indonesia dalam daftar nilai
ilmiah
dan
rata-rata
per
tersebut
untuk
Nasional
2011-2012
pertanyaan,
memperoleh
provinsi
hasil pada
Ujian jenjang
secara
menggunakan
pengetahuan
mengidentifikasi pengetahuan,
SMA/MA negeri dan swasta menempati
untuk menjelaskan fenomena ilmiah dan
urutan ke-11 dari 33 provinsi yang ada di
menguraikan peristiwa (isu) sains dengan
Indonesia,
menggunakan
dan
jika
kita
urutkan
bukti-bukti
(hukum,
e-ISSN 2502-4787
Analisis Literasi Sains Siswa 152
prinsip, konsep) ilmiah. Mereka dengan
tingkat
literasi
mengindikasikan
sains
yang
benar
memahami
pemahaman
yang
adanya
tampak
miskonsepsi,
karakteristik utama sains sebagai bentuk
dan belum dapat memahami maknanya
pengetahuan manusia dan penyelidikan
dengan
ilmiah.
menyadari
fungsional
teknologi
kosakata
Mereka
juga
bagaimana
sains
dan
membentuk
materi,
intelektual
dan
benar.
Pada
siswa
tingkat
dapat
dan
(menyebutkan)
menggunakan mendeskripsikan
konsep
sains
dengan
lingkungan budaya. Serta bersedia untuk
tepat,
berkontribusi
yang
mengenai pemahaman terhadap konsep
berhubungan dengan sains, dengan ide
tersebut hanya pada konteks ujian di
(konsep) sains, sebagai reflective citizen”
sekolah. Kemudian pada tingkat literasi
(Sue dkk. 2013).
konseptual
untuk
Berbeda
peristiwa
dengan
namun
literasi
memiliki keterbatasan
siswa
dapat
membangun
PISA,
dalam
(menunjukan)
TIMSS
2011
tentang skema pola konsep utama dari
asesmen sains lebih menitikberatkan pada
disiplin ilmu dan hubungan pola tersebut
penilaian
framework
asesmen
konten
kognitif.
sains
Ukuran
dan
domain
dengan
konten
sains
tentang
beberapa
pemahaman sains
pemahaman
umum
yang
lebih
mereka bermakna.
dispesifikasikan sebagai subjek persoalan
Kecakapan prosedural dan pemahaman
atau domain konten yang akan diasesmen
tentang proses dari penyelidikan ilmiah
dalam
dan
sains,
dan
ukuran
kognitif
disain
teknologi
juga
Pada
tingkat
dispesifikasikan sebagai proses berpikir
tingkat
siswa
multidimensional
yang
gunakan
memungkinkan
untuk
mereka
menghubungkannya
ini.
termasuk
siswa
literasi mampu
menggabungkan pemahaman sains yang
dengan konten. Setiap item pertanyaan
lebih
sains diasosiasikan dengan satu domain
konsep dari disiplin ilmu dan prosedur
konten dan satu domain kognitif (Martin
penyelidikan.
dkk. 2012).
sejarah, dan dimensi sosial dari sains dan
Rodger W. Bybee pada tahun 1997 mengusulkan
theoritical
framework
luas
teknologi. beberapa
mencakup
hakikat
sains,
Baik dari sisi filosofi,
Disini
siswa
membangun
pemahaman dan menghargai
literasi sains yang terdiri dari empat
sains dan teknologi mengenai hubungan
dimensi yaitu, tingkat literasi nominal, di
keduanya dengan kehidupan sehari-hari
sini siswa dapat mengorganisasi konsep
mereka.
yang berhubungan dengan sains, namun
memulai membuat koneksi antar disiplin
e-ISSN 2502-4787
Lebih
spesifik
lagi,
mereka
153 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 ilmu
ilmiah,
teknologi,
dan
dan
diantara
tantangan
isu
Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati
sains,
menggunakan
kuesioner
yanag
menganalisis data secara statistik untuk
berkembang dimasyarakat (Holbrook &
mendeskripsikan
Rannikmae 2009; Shwartz dkk. 2006).
respon
Penelitian untuk
pengembangan
menilai
tingkatan
instrumen
literasi
sains
dan
kecenderungan tentang
mengenai
pertanyaan
dan
pertanyaan tes penelitian atau hipotesis. Prosedur
ini
juga
menginterpretasikan
siswa kelas 10 dan kelas 11 yang
makna dari data dengan menghubungkan
dilakukan
hasil
dengan
menggunakan
theoritical framework dari Bybee (1997) yang terdiri dari empat tingkat litersi
dari tes
konseptual,
digunakan
Pertanyaan penelitiannya yaitu, soal
yang
apakah
dikembangkan
dapat
studi
Disain penelitian ini adalah crosssectional
multidimensional.
dengan
penelitian sebelumnya (Creswell 2012).
ilmiah yaitu literasi nominal, fungsional, dan
statistik
Dalam
survey
design
dalam
yang
dunia
penelitian
umum
pendidikan.
tersebut
peneliti
mengumpulkan data dalam satu waktu.
membedakan respon siswa pada tingkat
Peneliti
literasi sains yang berbeda-beda dan
Jakarta Selatan berdasarkan nilai rata-rata
bagaimana
terhadap
siswa di sekolah yang tercantum dalam
pencapaian aktual mereka dalam istilah
PPDB 2012 untuk selanjutnya ditentukan
tingkatan literasi sains pada perbedaan
populasi sampelnya (Creswell 2012).
pendapat
siswa
pemecahan masalah dan situasi untuk mengambil keputusan.
Hasilnya adalah
membagi
Sekolah
Negeri di
Populasi sampel (N) dari penelitian ini diambil dari data DAPODIK (Data
instrumen
yang
dikembangkan
dapat
digunakan
untuk
membedakan
respon
Provinsi DKI Jakarta yaitu, 19735 siswa
dalam tingkat literasi
SMA Negeri yang ada di Wilayah Jakarta
tertentu. Sebesar 57% siswa kelas 11 dan
Selatan dan target populasinya adalah
50% siswa kelas 10 termasuk kedalam
6345 siswa SMA kelas X IPA dari 25
tingkat literasi fungsional (Soobrad &
sekolah
Rannikmae 2011).
2013,
siswa
termasuk
Pokok
Pendidikan)
yang dan
berdasarkan METODE
Dinas
Pendidikan
menerapkan target
data
kurikulum
sampel
PPDB
diambil
(Penerimaan
Peserta Didik Baru) tahun 2013 dari nilai adalah
calon siswa yang memilih SMA Negeri
penelitian survei dengan mengumpulkan
di Jakarta Selatan, yaitu dari lima sekolah
data
berdasarkan
Prosedur
penelitian
kuantitatif,
ini
menjumlah
data
teknik
sampling
yang
e-ISSN 2502-4787
Analisis Literasi Sains Siswa 154
digunakan (Sukmadinata 2013) dengan
digunakan dalam penelitian ini disajikan
pembagian kelas mengacu pada 27% dari
pada Tabel 4.
jumlah total anggota kelompok termasuk kelas atas dan 27% dari jumlah total
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Setiap Strata
anggota kelompok termasuk kelas bawah (Arikunto 2005). Jumlah populasi dan sampel setiap strata disajikan pada Tabel 3 dan teknik pengumpulan data
yang
Populasi target tiap strata
N1 = N2 = N3 =
Sampel tiap strata
1062 4471 812
n1 = n2 = n3 =
28 56 12
Tabel 4. Teknik Pengumpulan Data
Tingkat Literasi yang Diukur Literasi nominal
Domain Literasi Kimia yang Diukur Konten
Literasi fungsional
Konten
Literasi konseptual
Konten dan konteks
Literasi multidimensional
Konteks dan keterampilan analisis
Aspek Kecakapan yang Spesifik Mengenali konsep kimia Kemampuan mendefinisikan/ menjelaskan konsep kimia Kemampuan untuk menghubungkan penjelaskan kimia dari fenomena seharihari Kecakapan menganalisis paragraf
Data yang telah dikumpulkan dari
Jenis Instrumen
Subyek
Waktu
Kuesioner (15 butir) Uraian terbuka I (7 butir)
Siswa
Pertama
Siswa
Setelah instrumen literasi nominal
Uraian terbuka II (13 butir)
Siswa
Setelah instrumen literasi fungsional
Esai (14 butir)
Siswa
Setelah instrumen literasi konseptual
dan
tabulation.
Masing-
masing
instrumen
dianalisis
secara
dengan menggunakan metode kuantitatif
terpisah,
untuk
dan kualitatif. Deskripsi data kuantitatif
dikategorikan
yang
kecenderungan
lampiran, lembar jawaban uraian terbuka
sentral antara lain, mean, standar deviasi,
I dan II di kategorikan menjadi tiga yaitu,
median, dan modus (Creswell 2012).
jawaban benar, jawaban sebagian benar,
Proses persiapan operasi analisis data
jawaban salah.
Lembar jawaban esai
kualitatif yang digunakan diawali dengan
dikategorikan
berdasarkan
empat
penilaian.
hasil
intervensi
digunakan
tahap
e-ISSN 2502-4787
kemudian
yaitu
yaitu,
editing,
dianalisis
coding,
classification,
lembar
berdasarkan
Setelah
kuesioner skala pada
rubrik
dikategorikan
155 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati
berdasarkan pedoman pemberian skor maka setiap lanjut
Tabel 6. Data Nilai Statistik Deskriptif Literasi Sains Siswa Secara Keseluruhan
instrumen dianalisis lebih
menggunakan
statistik
deskriptif
(Kothari 2012).
Statistik Deskripti f Nilai
Mean
SD
Modu s
Median
23,52
5,21
-
23,44
Setelah didapatkan skor siswa hasil analisis data, selanjutnya skor dirubah menjadi
nilai
kelompokan
yang
selanjutnya
berdasarkan
kriteria
di UN
Rincian
2015 pada Tabel 5.
memahami siswa
siswa
perlu
masing-
diketahui
sejauh
mana
untuk
kemampuan
dalam mengerti materi hukum-
hukum dasar kimia. Hasil penelitian yang menjelaskan
Rentang Nilai 85 < nilai ≤ 100 70 < nilai ≤ 85 55 < nilai ≤ 70 0 ≤ nilai ≤ 55
masing-
masing strata sekolah dan nilai literasi sains
No 1 2 3 4
mengenai
masing dimensi literasi untuk
yang diadaptasi dari pedoman UN tahun
Tabel 5. Kriteria Pencapaian Kompetensi .Lulusan dalam Ujian Nasional Tahun .2015
data
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang
literasi sains
berdasarkan
setiap dimensi literasi sainsnya disajikan sebagai berikut. Literasi Nominal
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan yaitu untuk
tujuan
Data nilai rata-rata siswa pada literasi
penelitian
ini
mengetahui tingkat literasi
nominal disajikan pada Gambar 1 dan Gambar
2.
Kedua
gambar
sains siswa di Jakarta Selatan, beserta
masing-masing
kecenderungan data literasi sains tiap
tentang kemampuan siswa mengenali dan
stratanya yang mengacu pada theoritical
mengerti serta ketertarikannya terhadap
framework
materi hukum-hukum dasar kimia.
yang
digunakan.
Data
di
bawah ini adalah data hasil konversi
Pada
memberikan
tersebut
aspek
kemampuan
informasi
siswa
menjadi persentase dari jawaban siswa
mengenal istilah seperti yang tercantum
terhadap
dapat
pada Gambar 1, siswa dari sekolah strata
diperoleh siswa. Nilai akumulasi literasi
atas paling banyak yang mengenal dan
sains
mengerti istilah dibandingkan siswa dari
skor
siswa
maksimal yang
secara
ditunjukkan pada Tabel 6.
keseluruhan
sekolah
strata
sedang
dan
bawah.
Sementara itu, siswa dari strata tengah paling
banyak
hanya mengenal istilah
tanpa mengerti apa istilah tersebut, dan
e-ISSN 2502-4787
Analisis Literasi Sains Siswa 156
siswa dari sekolah strata sedang juga
tidak
paling
mengenal istilah
diberikan dan nilai tersebut paling tinggi
dibandingkan dengan siswa dari sekolah
dibanding dengan nilai siswa dari sekolah
strata atas dan bawah.
strata sedang dan bawah. Berdasarkan
banyak
tidak
tertarik
terhadap
istilah
yang
SISWA M E N G E N AL DAN M E N G E R TI I S TI L A H
8,81
7,38
6,11
materi hukum dasar kimia maka semakin 25
33,57
42,62
semakin baik ketertarikan siswa terhadap
68,89
59,05
Jum lah sis wa (%)
48,57
data tersebut dapat dihubungkan bahwa
S I S W A H A N YA S I S W A TI D A K M E N G E N AL M E N G E N AL I S TI L A H D A N TI D A K M E N G E R TI I S TI L A H
strata bawah
strata sedang
strata atas
baik pengertian siswa terhadap materi tersebut. Fakta tersebut sesuai dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Indah Wijayanti dengan materi ajar yang sama, menyatakan bahwa siswa yang memiliki keingintahuan yang tinggi
Gambar 1. Perbandingan Persentase Siswa yang Mengenal dan Mengerti Istilah dengan Siswa yang Hanya Mengenal Istilah dan Siswa yang Tidak Mengenal dan Tidak Mengerti Istilah Berdasarkan Strata
dalam
hal
prestasi
ini
ketertarikan
belajar
yang
memiliki
lebih
tinggi
dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki ketertarikan (Wijayanti, 2006).
Pada
aspek
ketertarikan
siswa
tertarik
terhadap
istilah-istilah
yang
diberikan, angka tersebut menunjukkan jumlah yang paling besar dibandingkan
SA N GA T T E RT AR I K
T E RT AR I K
STRATA BAWAH
STRATA TENGAH
8,89
5,47
4,52
37,22% siswa dari strata atas sangat
Jum lah sis wa (%)
53,9
sebanyak
77,5
ternyata
74,52
2,
37,22
Gambar
20,95
pada
17,02
terhadap istilah seperti yang tercantum
T I D AK T E RT AR I K STRATA ATAS
dengan siswa dari sekolah strata tengah dan bawah. Siswa dari strata sedang sebanyak 77,5% tertarik dengan istilah yang
diberikan
dan
nilai
tersebut
menunjukkan siswa dari sekolah strata sedang
paling
banyak
yang
Gambar 2. Perbandingan Persentase Aspek Ketertarikan Siswa Terhadap Istilah Berdasarkan Strata
tertarik
Literasi Fungsional Adapun nilai statistik deskriptif dari
dibandingkan dengan siswa dari sekolah
literasi
strata bawah dan atas. Sayangnya siswa
dikelompokkan
dari sekolah strata atas sebanyak 8,89%
strata sekolah ditunjukkan pada Tabel 7.
e-ISSN 2502-4787
fungsional
siswa
berdasarkan
yang
perbedaan
157 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati
Tabel 7. Data Nilai Statistik Deskriptif Literasi Fungsional
memiliki kemampuan untuk
mengambil
keputusan (Kuswana 2011). Nilai Statistik Deskriptif Keseluruhan Strata atas Strata tengah Strata bawah
Mean
SD
37,05 35,71 36,65 38,44
17,79 12,52 20,60 12,91
Literasi Konseptual Nilai statistik deskriptif dari literasi Konseptual siswa yang dikelompokkan
Teori
mengatakan
fungsional
adalah
untuk
bahwa
literasi
kemampuan
mengingat
siswa
dari
pemahaman
suatu yang
istilah
kurang
konteks yang terbatas. mengetahui
beberapa
pada Tabel 8.
informasi,
mendeskripsikan konsep, dan menuliskan definisi
berdasarkan strata sekolah ditunjukkan
Tabel 8. Data Nilai Statistik Deskriptif Literasi Konseptual
dengan
tepat
Nilai Statistik Deskriptif Keseluruhan Strata atas Strata tengah Strata bawah
dan
Seperti siswa konsep
namun
Mean
SD
10,82 14,10 9,34 10,26
9,81 11,77 9,01 8,10
tidak mampu menggambarkan hubungan antara tersebut
konsep-konsep terlihat
pada
tersebut. hasil
Hal literasi
fungsional dari siswa-siswa se Jakarta Selatan
(Bybee
2010;
Soobrad
&
Rannikmae 2011; Odja & Payu 2014;
eksistensi
literasi
fungsional, data yang yang disajikan pada Tabel 7 memperkuat pernyataan bahwa pembelajaran
ranah
kognitif
saat
ini
berada pada perspektif yang kurang baik, karena
para
pendidik
bahwa nilai literasi konseptual siswasiswa
di
memiliki
pemahaman yang keliru dalam mengerti makna kognitif. akibatnya pembelajaran dalam ranah ini dianggap hanya sebatas menghafal. Padahal lebih dari itu kognitif siswa harus dikembangkan sampai siswa
Jakarta
Selatan
termasuk
kategori kurang. Hal yang kontras terlihat pada jawaban siswa dalam menerapkan konsep
Yenyong & Narjaikaew 2009). Berdasarkan
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui
hukum
kelipatan
perbandingan
perbandingan,
tetap, dan
perbandingan volume, yaitu lebih dari 70%
siswa
tidak
dapat
memberikan
jawaban benar terhadap soal-soal yang diujikan. Hal tersebut menegaskan bahwa pembelajaran di sekolah masih belum dapat meningkatkan kemampuan siswa menerpakan konsep untuk menyelesaikan tugas ataupun masalah yang diberikan. Sebagaimana
yang
telah
didiskusikan
oleh Özmen dan Ayas (2003) bahwa model pembelajaran tradisional,
dalam
e-ISSN 2502-4787
Analisis Literasi Sains Siswa 158
hal ini menghafal tidak efektif, dan harus
Secara
keseluruhan
nilai
literasi
ada pengembangan metode pembelajaran
multidimensional siswa di Jakarta Selatan
yang
siswa
termasuk kategori kurang, seperti yang
berhenti belajar dengan cara menghafal
ditunjukkan pada Tabel 9. Nilai yang
dan memulai pembelajaran bermakna.
diperoleh siswa pada keempat dimensi
efektif
untuk
membantu
Hasil jawaban literasi fungsional dan
literasi
sains
menggambarkan
konseptual siswa di atas sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
penyataan yang mengatakan bahwa guru
mempelajari hukum-hukum dasar kimia.
tidak seharusnya bersikap tenang jika
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian
siswa hanya dapat menerapkan apa yang
di atas setiap siswa dari strata tertentu
siswa ketahui setelah mereka mengutip
memiliki kecenderungan yang berbeda-
dengan benar definisi atau pengertian
beda. Pada dimensi literasi fungsional,
dari buku teks karena hasil jawaban
konseptual,
literasi
dengan
konseptual siswa
menunjukkan
dan multidimensional mirip
hasil
penelitian
dilakukan
menjawab soal berupa analisis maupun
menyimpulkan
perhitungan,
theoritical framework yang digunakan
dapat
menyelesaikan
tugas
siswa dan
hasil
Suat
Celik
telah
bahwa banyak siswa yang tidak dapat
padahal seharusnya
oleh
yang
bahwa
penilaian
literasi siswa
(2014)
berdasarkan
nominal
dan
memecahkan masalahnya sendiri setelah
konseptual
melalui proses pembelajaran di sekolah
pencapaian yang baik namun untuk hasil
(Khairil & Danim 2010).
penilaiain
literasi
multidimensional Literasi Multidimensional
multidimensional
dikelompokkan
fungsional
dan
diperoleh
siswa
sangat mengecewakan.
Adapun nilai statistik deskriptif dari literasi
yang
menunjukkan
siswa
berdasarkan
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai
yang
rata-rata literasi sains secara keseluruhan
strata
adalah 23,52 dari 100,00 hal tersebut menggambarkan
sekolah ditunjukkan pada Tabel 9.
kemampuan
siswa
masih kurang. Karena nilai literasi sains Tabel 9. Data Nilai Statistik Deskriptif Literasi Multidimensional
siswa
merupakan
pencapaian
siswa
dalam empat dimensi literasi sains yang Nilai Statistik Deskriptif Keseluruhan Strata atas Strata tengah Strata bawah
e-ISSN 2502-4787
Mean 18,00 17,33 11,54 10,00
SD 5,13 6,70 6,96 6,56
diukur berdasarkan theoritical framework dalam penelitian ini, faktor-faktor yang menyebabkan
hasil
yang
diperoleh
159 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati
masing-masing siswa pada setiap strata
dan analisis data jawaban siswa pada
sekolah
keempat
berbeda-beda
adalah
perbedaan kecerdasan, pengalaman,
adanya
latar belakang,
kepentingan,
keinginan
dimensi
disimpulkan
literasi sains
bahwa:
nilai
dapat
rata-rata
kemampuan literasi sains siswa
untuk belajar, masalah psikologis, faktor
keseluruhan
fisik, kondisi emosional, dan hal lainnya
kurang), dan nilai rata-rata kemampuan
(Khairil & Danim 2010).
literasi
KESIMPULAN Penelitian
sebesar
sains
siswa
menunjukkan
bahwa
23,
52
secara (kriteria
dari strata mereka
atas
memiliki
kemampuan literasi nominal, konseptual, ini
bertujuan
untuk
dan
multidimensional lebih tinggi dari
mengetahui tingkat literasi sains siswa
siswa strata bawah dan tengah. Nilai rata-
berdasarkan
theoritical
rata kemampuan literasi sains siswa dari
literasi
yang
sains
framework
digunakan
dan
strata
bawah
memiliki
kemampuan
mengetahui kecenderungan setiap strata
literasi fungsional yang lebih tinggi dari
sekolah pada theoritical framework yang
siswa strata atas dan tengah.
digunakan. Berdasarkan hasil penelitian
DAFTAR RUJUKAN Admin 2013, Jakarta Baru Jakarta
Celik, S. 2014, Chemical Literacy Levels
Berbagi,(http://disdikjakarta.wordpre
of Science and Methematics Teacher
ss.com/2013/06/06/daftar-alamat-
Candidates, Australian Journal of
sman-dki-jakarta/).
Teacher Education, vol. 39, no. 1,
Admin
2015,
Data
Pendidikan,
(http://datadikdki.net/index.php?mn= sekolah&jjg=sma).
Holbrook, J., & Rannikmae, M. 2009, The Meaning of Scientific Literacy,
Admin 2015, SMA Negeri 67 Halim Perdanakusuma,
15, (doi:10.14221/ajte.2014v39n1.5).
(sman67-jkt.sch.id:
http://sman67-jkt.sch.id./alamatsma). Bybee, R. W. 2010, The teaching of
International
Journal
of
Environmental & Science Education, vol. 4, no. 3, hh. 275-288. Litbang
Kemendikbud
2011,
Survei
International
PISA,
diakses
25
science: 21th century perspective
September
2014,
NSTA Press, Virginia.
Pendidikan dan Kebudayaan Badan
Kementrian
e-ISSN 2502-4787
Analisis Literasi Sains Siswa 160
Penelitian
dan
Pengembangan:
OECD 2014, PISA 2012 Results: What
(http://litbang.kemdikbud.go.id/index
Students Know and Can Do – Student
.php/survei-internasional-pisa).
Performance
Kemendikbud, Ujian
L.
2012,
Nasional.
E-Reporting
Pusat
Penilaian
Pendidikan:
in
Mathematics,
Reading and Science (Revised ed., Vol. I), OECD Publishing. Ozmen, H., & Ayas, A. 2003, Students'
(http://118.98.234.22/sekretariat/hasil
difficulties
un/index.php/serapan_sma).
conservation of matter in open and
Martin, M. O., Mullis, I. V., & Foy, P. 2008,
TIMSS
2007 International
Science Report Findings fro, IEA'a
in
closed-system
understanding
chemical
reaction.
CERP, vol. 4, no. 3, hh. 279-290. Puspitarini, M. 2014. Soal UN Setara
Trends in International Mathematics
Ujian
and Science Study at the Fourth and
(http.//news.okezone,com/read/2014/
Eight
04/14/560/969831/soal-un-setara-
Grades,
Lynch School of
Education, Boston.
TIMSS
2011 International
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., & Hofstein, A. 2006, The use of scientific literacy
Results in Science, Lynch School of
taxonomy
Education, Boston.
development
Mendikbud 2013, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum
Menengah
Sekolah
Atas/Madrasah
Aliyah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik
Indonesia
among
Kimia,
Jurusan
Kimia
students.
using Science
interdisciplinary Education
International, vol. 22, no. 2, hh. 133144. Sue, T., Hilman, K., & Bortoli, L. D. 2013, A teacher's guide to PISA
FMIPA Universitas Negeri Surabaya,
scientific
Surabaya, hh. C40-C47.
Australia.
e-ISSN 2502-4787
high-school
literacy
Assessing student's level of scientific
scenarios,
pada konsep IPA, Prosiding Seminar
chemical
the
Soobrad, R., & Rannikmae, M. 2011,
Jakarta.
kemampuan awal literasi sains siswa
of
assessing
Practice, vol. 7, no. 4, hh. 203-225.
literacy
Odja, A. H., & Payu, C. S. 2014, Analisis
for
Chemistry Education Research and
Nomor 69 Tahun 2013, Mendikbud,
Nasional
Okezone:
ujian-dunia).
Martin, M. O., Mullis, I. V., & Pierre, F. 2012,
Dunia,
literacy,
ACER
Press,
161 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Wijayanti, I. 2006, Efektivitas Metode Pembelajaran Tai (Team Assisted Individualization)
Yang
Didukung
Ardiansyah, Irwandi, dan Murniati
Surakarta,
Universitas
Sebelas
Maret, Surakarta. Yenyong, C., & Narjaikaew, P. 2009,
Diagram V (Ve) Dan Tai Didukung
Scientific
Literacy
and
Thailand
Peta Konsep Pada Materi Pokok
Science
Education,
Hukum-Hukum Dasar Kimia Dengan
Journal of Environmental & Science
Memperhatikan Keingintahuan Siswa
Education, vol. 4, no. 3, hh. 335-349.
International
Kelas X Semester Genap Sma Batik 1
e-ISSN 2502-4787