ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
ANALISIS KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA ISLAM SAMARINDA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS MELALUI METODE EKSPERIMEN
!" #
%$ABSTRAK Keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa dalam melakukan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan sains serta menemukan ilmu pengetahuan. Penggunaan metode eksperimen dapat membantu siswa, karena tidak hanya menitik beratkan pada pemahaman konsep tetapi juga mengembangkan keterampilan proses sains. Penelitian dengan judul“ Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Islam Samarinda Kelas XI Dalam Pokok Bahasan Hidrolisis Melalui Metode Eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA Islam kelas XI IPA. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kerja siswa. Menghitung skor dari jawaban lembar kerja Siswa dan mengubah skor dalam bentuk persentase sehingga dapat terlihat keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, dapat diketahui bahwa keterampilan observasi siswa termasuk kategori cukup dengan persentase 60,01% dan keterampilan mengklasifikasikan siswa termasuk kategori baik dengan persentase 70,76%. Keyword : Keterampilan Proses Sains, Eksperimen, Observasi dan Mengklasifikasi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan utama pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah agar siswa memahami konsep - konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Belajar kimia menuntut siswa untuk menemukan dan memahami peristiwa alam yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari dan memahami hakikat materi serta perubahannya. Mempelajari ilmu kimia, siswa diminta tidak hanya sekedar memahami fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga dituntut untuk menemukan fakta dan konsep tersebut serta terampil untuk menerapkannya. Keterampilan proses sains dapat menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang dinilai efektif dalam membantu siswa mengembangkan keterampilannya serta menemukan fakta dan konsep yang diterimanya dalam pembelajaran di kelas. Keterampilan proses sains tersebut mencakup berbagai aspek keterampilan dalam mempelajari ilmu sains khususnya kimia. Keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan sains serta menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki (Dahar dalam Usep Nuh, 2010). Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah seharusnya dibuat menyenangkan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa, akan membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga pengalaman belajar yang diterapkan kepada siswa harus bersifat student centered (berpusat pada siswa). Berbagai metode dapat digunakan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam salah satu metode yang sesuai dan dapat menunjang keterampilan proses sains adalah metode eksperimen. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru di kelas, dalam upaya meningkatkan kualitas keterampilan proses sains siswa adalah metode eksperimen. Metode ini dinilai dapat menjadi sarana untuk menerapkan Keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru di kelas, dalam upaya meningkatkan kualitas keterampilan proses sains siswa adalah metode eksperimen. Metode ini dinilai dapat menjadi sarana untuk menerapkan Keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk
62
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan-kegiatan : Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan, berusaha mencari dasar teori yang relevan, mengamati percobaan, menganalisis dan menyajikan, menyimpulkan hasil percobaan dan mengkomunikasikan hasil percobaan (membuat laporan ). Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Salah satu teknik penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyajian pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode eksperimen. Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru. Menurut Joseph Mbulu, (2001) Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Berdasarkan hasil penelitian Ira Sari Sevi (2011), keterampilan observasi rata-rata siswa di SMA Negeri 5 Samarinda sebesar 53,22 % dan termasuk kategori cukup, sedangkan keterampilan menyimpulkan siswa di SMA Negeri 5 Samarinda hanya sebesar 32,10 % masih dalam kategori kurang, sehingga dapat diketahui bahwa keterampilan observasi dan keterampilan menyimpulkan siswa masih perlu dikembangkan agar menjadi lebih baik. Hal tersebut memotivasi penulis untuk melakukan analisis terhadap keterampilan proses sains siswa di SMA Islam Samarinda kelas XI untuk keterampilan proses sains pada pokok materi Hidrolisis melalui metode eksperimen.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui metode eksperimen ?”
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui metode eksperimen. Adapun keterampilan proses sains yang dianalisis berupa keterampilan observasi, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan memprediksi, keterampilan berkomunikasi, keterampilan mengukur, dan keterampilan menyimpulkan.
Manfaat Penelitian 1.
2.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : Bagi Guru a. Memberikan informasi mengenai keterampilan proses sains yang dimiliki siswa khususnya keterampilan observasi, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan memprediksi, keterampilan berkomunikasi, keterampilan mengukur, dan keterampilan menyimpulkan b. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam menentukan strategi dan metode yang tepat dan sesuai untuk materi hidrolisis. Bagi Siswa a. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran b. Membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang dimiliki Bagi Peneliti, memperoleh informasi mengenai efektivitas penggunaan metode pembelajaran eksperimen untuk mengetahui keterampilan proses sains
TINJAUAN PUSTAKA Keterampilan Proses Sains Pengertian Keterampilan Proses Sains Sains sebagai suatu proses ilmiah mempunyai arti bahwa untuk memperoleh pengetahuan tentang alam semesta diperlukan suatu proses yang harus dijalani. Prosedur yang dilakukan para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam usaha mendapatkan pengetahuan tentang alam biasa dikenal dengan istilah metode ilmiah. Kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mendapatkan atau menemukan suatu ilmu pengetahuan membutuhkan
63
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 kecakapan dan keterampilan dasar untuk melakukan kegiatan ilmiah tersebut. Keterampilan disini berarti kemampuan untuk menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas (Depdiknas, 2006). Selanjutnya kemampuan dasar tersebut dikenal dengan istilah keterampilan proses. Tabel 2.1 Keterampilan Proses IPA No Keterampilan Proses 1. Observasi (mengamati)
2.
Mengklasifikasikan
3.
Mengkomunikasikan
4.
Mengukur
5. 6.
Memprediksi Menyimpulkan
Sub Keterampilan Proses a. Menggunakan indera b. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan c. Menggunakan alat bantu a. Mencari persamaan dan perbedaan b. Mencari hubungan antara objek berdasarkan kesesuaiannya c. Mengelompokkan objek berdasarkan kesesuaiannya a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas b. Menjelaskan hasil penelitian c. Mendiskusikan masalah/hasil penelitian d. Menggambarkan data dengan grafik, tabel atau diagram e. Membaca grafik atau tabel Melakukan pengukuran satuan (banyak partikel, waktu, volume dan lain-lain) terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan alat bantu Mengemukakan apa yang mungkin akan terjadi Menarik kesimpulan dengan tepat berdasarkan data hasil penelitian
(Sumber: Dimyati, 2006) Berdasarkan metode pembelajaran Eksperimen, keterampilan proses sains yang dapat diukur sub keterampilan proses sainsnya disajikan dalam tabel 2.2. Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains yang dapat diukur melalui Metode Pembelajaran eksperimen No Keterampilan Proses Sub Keterampilan Proses 1. Observasi (mengamati) a. Menggunakan indera b. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 2.
Mengklasifikasikan
c.Mencari persamaan dan perbedaan
(Dhiasuprianti : 2012)
Teori Pembelajaran IPA Hakikat IPA Sains menurut Depdiknas (2004) adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. Sains memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Carin & Sund (1985) “Science is the system of knowing about the universe through data collected by observation and controlled experimentation”. Sains adalah sebuah sistem pengetahuan tentang alam semesta melalui kumpulan data dari observasi atau eksperimen. Pembelajaran IPA Pembelajaran sering juga disebut dengan belajar mengajar sebagai terjemahan dari istilah “instructional” yang terdiri atas dua kata yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sesuai yang dinyatakan Nana Sujana (2004), Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada dalam individu.
Eksperimen Pengertian Eksperimen Penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan
64
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 tentang suatu objek keadaan. Demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Pelaksanaan Eksperimen Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut: 1) Siswa memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesuli.tan yang dihadapi sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil. 2) Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera terselesaikan. Lanjut Eksperimen Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang digunakan. (Dhiasuprianti : 2012)
Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen Kelebihan Metode Eksperimen Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki kelebihan-kelebihan yaitu : 1) Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya kepada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya kata orang, sebelum siswa membuktikan kebenarannya. 2) Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat, karena hal itulah yang sangat diharapkan dalam dunia pendidikan modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan. 4) Siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa yang tidak masuk akal. 5) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya. 6) Siswa dapat menggunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah. 7) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan. Menghilangkan verbalisme .
Kekurangan Metode Eksperimen Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal. 1) Menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama. 2) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya. 3) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen. (Upi Metode Eksperimen : 2012)
Hidrolisis Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, jadi hidrólisis adalah suatu reaksi peruraian dalam air. Hidrólisis garam adalah peruraiain garam menjadi ion positif dan ion negatifnya yang terjadi dalam air. Hidrólisis garam pada dasarnya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
METODE PENELITIAN Definisi Konsepsional Definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus besar bahasa Indonesia 2005). 2. Keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati, 2006). 3. Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan (Notohadiprawiro, 2006).
65
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan proses sains adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori serta untuk menerapkan dan mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. Adapun keterampilan proses sains yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu keterampilan observasi/mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengkomunikasikan, mengukur, dan menyimpulkan. 2. Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang mana guru menggali pemahaman siswa dengan cara melakukan eksperimen (percobaan). 3. Hidrolisis adalah interaksi antara ion-ion air dengan ion-ion garam menghasilkan asam lemah, basa lemah atau kedua-duanya.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Islam Samarinda. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel non- acak dengan cara keputusan. Cara pengambilan sampel ini berdasarkan pada pertimbangan, karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu dari peneliti (Husein Umar, 2004). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 SMA Islam Samarinda berjumlah 38 orang siswa.
Waktu dan Tepat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April- Mei 2012 2. Tempat Penelitian di SMA Islam Samarinda Jalan KH. Achmad Dahlan Nomor 02 Kota Samarinda.
Tahapan Penelitian Mencapai tujuan penelitian yang telah penulis tetapkan disusun prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. 1. Tahap persiapan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain : a. Menganalisis materi untuk menentukan pokok bahasan yang akan dieksperimenkan b. Menentukan keterampilan proses yang akan diteliti c. Menyusun prosedur penelitian d. Mempersiapkan instrument penelitian e. Tahap Pelaksanaan
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Membagi siswa dalam beberapa kelompok Membagi LKS sebelum pelaksanaan eksperimen Mempersiapkan kegiatan eksperimen Melakukan kegiatan eksperimen Melakukan wawancara kepada perwakilan kelompok sampel Tahap penyelesaian Mengolah data yang telah diperoleh Menganalsis dan membahas hasil penelitian Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai denga teknik analisis yang digunakan
66
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 Skema Penelitian Langkah-langkah pada penelitian yang akan dilaksanakan Menganalisis materi
Menentukan keterampilan proses yang diteliti
Menyusun prosedur penelitian
Mempersiapkan instrumen penelitian
Mempersiapkan kegiatan Eksperimen
Melaksanakan kegiatan Eksperimen
Mengolah data
Menganalisis data
Kesimpulan
Teknik Pengumpulan Data Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi judul percobaan, tujuan percobaan, materi singkat, alat dan bahan yang digunakan, prosedur kerja, hasil pengamatan, dan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam LKS disusun untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Pertanyaan tersebut terdiri dari 10 nomor soal. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS saat melakukan eksperimen.
Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data meliputi : 1. Mengelompokkan data berdasarkan sumber dan jenis data 2. Memberikan skor mentah terhadap setiap jawaban yang diberikan siswa 3. Mengubah skor mentah ke dalam persentase berdasarkan rumus Nilai 4. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing sub keterampilan 5. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan pada setiap keterampilan proses sains. 6. Menentukan kategori kemampuan untuk masing-masing siswa berdasarkan skala kategori kemampuan Table 3.1 Tabel nilai kategori kemampuan NO Nilai Kategori Kemampuan 1 81-100 Sangat baik 2 61-80 Baik 3 41-60 Cukup 5 21-40 Kurang 6 < 20 Sangat kurang 7. Menafsirkan data sebaran yang diperoleh menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) seperti dalam tabel 3.2 berikut:
67
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 Tabel 3.2 Tafsiran Persentasi Sebaran Siswa NO Persentase (%) 1 0 2 0 – 25 3 26 – 49 4 50 5 51 – 75 6 76 – 99 7 100
Tafsiran Kualitatif Tidak ada Sebagian kecil Hampir separuhnya Separuhnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh pengumpulan data, nilai persentase pada setiap keterampilan proses sains (KPS) yaitu keterampilan observasi, keterampilan mengklasifikasi, siswa SMA Islam Samarinda kelas XI. Hasil-hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik / tabel persentase siswa secara keseluruhan pada setiap indikator atau sub-sub keterampilan pada keterampilan observasi mengamati dan mengklasifikasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Skor Sub Keterampilan NO
KPS
Sub KPS
1
Keterampilam Observasi
2
Mengklasifikasikan
NO
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Keterampilan Secara Keseluruhan
Kemampuan Siswa Nilai (%)
Kategori
Menggunakan Alat Indra
68,09
B
Mencari Fakta yang Relevan
52,02
C
Mengklasifikasikan
70,76
B
Keterampilan Proses Sains
Nilai
Kategori
1
Keterampilan Observasi
60,01
B
2
Keterampilan Mengklasifikasikan
70,76 (Lampiran 8 )
B
Tabel 4.3 Data Sebaran Siswa Setiap Kategori Kemampuan pada Keterampilan Observasi/ Mengamati Kategori SB B C K Sebaran siswa (%)
15,78
Tafsiran
Sebagian Kecil
34,21
28,95
21,05
SK 0
Hampir Separuhnya Hampir Separuhnya Sebagian Kecil Tidak Ada (Lampiran 11 )
Tabel 4.4 Data Sebaran Siswa Setiap Kategori Kemampuan pada Keterampilan Mengklasifikasi Kategori SB B C K Sebaran siswa (%)
15,78
84,21
Tafsiran
Sebagian Kecil
Hampir Separuhnya
0
0
Tidak Ada Tidak Ada (Lampiran 11 )
SK 0 Tidak Ada
Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui KPS yang terdiri dari keterampilan observasi dan keterampilan mengklasifikasi, Adapun uraian mengenai hasil penelitian untuk masing-masing keterampilan proses sains sebagai berikut:
Keterampilan Observasi/Mengamati Keterampilan observasi atau mengamati merupakan suatu keterampilan dasar yang melibatkan alat indera untuk melakukan pengumpulan data serta tanggapan kita terhadap objek sehingga ditemukan fakta-fakta mengenai suatu objek. Keterampilan observasi ini memiliki 2 sub indikator keterampilan yaitu keterampilan menggunakan alat indera dan keterampilan mencari (mengumpulkan) fakta-fakta yang relevan. Keterampilan mengobservasi dikembangkan selama kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat indera untuk memperoleh fakta dari objek atau fenomena. Suatu peristiwa atau ilmu pengetahuan dapat dengan mudah kita
68
ISBN : 978-602-19421-0-9 978 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 ketahui jika fakta-fakta fakta mengenai objek tersebut telah terkumpul. Pengumpulan Peng fakta-fakta fakta yang relevan relev dengan tujuan sangat dipengaruhi oleh pengalaman, dan pengetahuan pengamat mengenai apa yang sedang diamati. Sesuai data hasil penelitian, keterampilan siswa dalam mengumpulkan fakta-fakta f relevan dikatakan baik. Berdasarkan data sebaran siswa dan kemampuan kemampuan siswa dalam keterampilan observasi dengan contoh cont hasil perhitungan (lampiran 11) dapat dibuat grafik sebagai sebag berikut:
Gambar 4.1 Grafik Presentase Nilai Siswa pada Keterampilan Keter Observasi/ Mengamati Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa keterampilan keterampilan observasi pada siswa 15,78 % atau sebagian kecil siswa termasuk kategori sangat baik, 34,21% atau hampir hampir separuhnya siswa termasuk kategori baik, 28,95 % atau hampir separuhnya siswa termasuk kategori cukup dan 21,05 % atau sebagian kecil siswa ter termasuk kategori kurang. Berdasarkan nilai rata-rata rata siswa keterampilan observasi sebesar 60,01 % dengan d kategori baik. Keterampilan mengumpulkan fakta-fakta fakta relevan yang diukur pada LKS berupa soal yang diberikan mengenai pengertian, istilah serta beberapa sifat-sifat sifat yang melekat pada suatu objek yang harus diamati diamati kesesuaiannya dengan objek tersebut, namun pada jawaban siswa terdapat jawaban yang tidak lengkap lengkap dan kurang tepat, rendahnya kemampuan ini kemun kemungkinan dipengaruhi oleh kesalahan atau siswa kurang kurang tepat melakukan pengamatan sehingga sifat-sifat sifat yang teramati dari objek yang berkaitan menjadi kurang tepat dan siswa kesulitan kesulitan menyatakan sifat tersebut menjadi suatu pengertian penger atau fakta yang sesuai. Selain itu siswa juga kurang memahami isi materi hidrolisis yang berkaitan dengan konsep –konsep asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa basa lemah dan asam lemah-basa lemah basa kuat, oleh karena itu guru dapat memberikan pemahaman pe konsep-konsep konsep hidrolisis dan latihan-latihan latihan latihan soal yang sejenis agar siswa mampu memahami materi mat dengan baik. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap objek dan dan peristiwa, sehingga dengan mengamati kita dapat mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan tanggapan tanggapan tersebut (Funk (1985) dalam Dimyati (2006)). (2006 Keterampilan mengamati menuntut setiap siswa untuk mampu mengamati mengamati gejala yang terjadi pada objek yang diamati dan mencatat fakta-fakta fakta yang ditemukan, namun perbedaan antara hasil observasi dengan hasil analsis soal kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan persepsi tiap siswa dalam dalam melakukan pengamatan sehingga penga pengamatan yang dilakukan siswa tidak seluruhnya benar dan tepat.
Keterampilan Mengklasifikasi Mencari Persamaan dan Perbedaan Keterampilan dalam mencari persamaan dan perbedaan dari objek peristiwa yang diamati akan mempermudah siswa menemukan hubungan diantara fakta-fakta fakta fakta yang telah diamatinya. Data mengenai keterampilan keteramp mencari persamaan dan perbedaan diperoleh dari data dari hasil hasil jawaban siswa dalam LKS. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada LKS untuk pertanyaan nomor 6. Berdasarkan data sebaran ran siswa dan kemampuan siswa dalam sub keterampilan keterampila observasi mencari persamaan dan perbedaan dengan contoh hasil perhitungan (lampiran (lam 11) dapatt dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Presentase Nilai Siswa pada Keterampilan Keter Mengklasifikasikan sikan Mencari Persamaan dan Perbedaan
69
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa keterampilan mencari persamaan dan perbedaan 15,78 % atau sebagian kecil siswa mencari persamaan dan perbedaan dengan kategori sangat baik, 55,26 % atau sebagian besar siswa mencari persamaan dan perbedaan dengan kategori baik dan 29.4 % atau hampir separuhnya siswa mencari persamaan dan perbedaan dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki kemampuan dengan kategori baik pada keterampilan menemukan persamaan dan perbedaan. Namun terdapat jawaban siswa yang kurang lengkap. Hal ini dapat diketahui bahwa tidak seluruhnya siswa menjawab dengan tepat. Siswa yang menjawab kurang tepat, disebabkan karena sebelumnya siswa kurang cermat dalam melakukan pengamatan, sehingga siswa kesulitan dalam menentukan persamaan dan perbedaan larutan yang telah siswa eksperimenkan. Hal ini karena untuk bisa mengklasifikasikan diperlukan kecermatan mengamati (Semiawan,1986). Menurut Rustaman Keterampilan Mengklasifikasi didasarkan pada keterampilan Observasi. Jika kegiatan mengamati tidak dilakukan dengan cermat atau hanya sekedar melihat saja, maka ketika dievaluasi siswa kesulitan dalam mengklasifikasi hasil pengamatan. Oleh karena itu, siswa perlu meningkatkan keterampilan mengamati sehingga secara tidak langsung dapat mengembangkan keterampilan proses sains dasar lainnnya.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada pokok bahasan hidrolisis melalui metode pembelajaran Eksperimen secara keseluruhan pada keterampilan mengobservasi sebesar 60,01% termasuk kategori baik dan keterampilan mengklasifikasi sebesar 70,76% termasuk kategori baik.
DAFTAR PUSTAKA Anggreini, Dyas. 2012. Pembelajaran IPA. Http://file.Dyasanggreini/Pembelajaran/IPA/Blog/html. diakses pada tanggal 28 November 2012. Anonim. 2009. Keterampilan Observasi. http://www. Lusa web.id/keterampialan observasi,.diakses pada tanggal 23 Januari 2012 Anonim. 2012. Metode Ekperimen. http://file. Upi. metode ekperimen. diakses pada tanggal 30 Mei 2012 Dahar, Ratna Willis; Liliasari. 1986. Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta :Depdikbud UT Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dwiyanti, Gebi dan Wiwi Siswaningsih. 2005. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum, http://file.upi.edu/Direktori/DI.pdf. makalah diakses pada tanggal 2 Januari 2012 Farida, Ida dkk. 2010. Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Identifikasi Zat Aditif Berbahaya dalam Makanan (Penelitian Kelas Terhadap Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah di Karawang), http://Html.jurnal diakses pada tanggal 2 Januari 2012 Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Marnasusanti, Ardian. 2007. Analisis keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5 Tegal dalam Sub Pokok Materi Kesetimbangan Kimia melalui metode Praktikum, http://digilib.Unnes.Ac.id/gsdl/collect/skripsi/indeks/ doc.pdf.skripsi jurusan kimia UNNESE. diakses pada tanggal 8 Desember 2012 Nuh, Usep. 2010. Keterampilan Proses Sains, http://fisikasma – online. Blogspot.com/2010/03. diakses pada tanggal 8 Desember 2012 Pramudjono. 2008. Statistika Dasar. Samarinda : Universitas Mulawarman Prayugo, Agus. 2009. Keterampilan Proses Sains. http://agusprayugo.wordpress.Com/2009/12/14/Pendekatanketerampilan-proses-sains/. diakses pada tanggal 2 Januari 2012 Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga Santrock, Jhon W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Prenada Media Group
70