PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID Ria Putri Wahyuningtyas, Munzil, Suharti Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK : Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan sebuah multimedia pembelajaran kimia kelas XI SMA pada materi koloid serta mengetahui tingkat kelayakan multimedia pembelajaran kimia hasil pengembangan. Model penelitian dan pengembangan menggunakan Four-D model yang terdiri dari empat tahap meliputi tahap define, design, develop, dan disseminate. Produk akhir penelitian ini adalah multimedia pembelajaran kimia yang disajikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Multimedia pembelajaran kimia dikemas dalam bentuk CD. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa multimedia yang dikembangkan telah valid dan layak digunakan. Kata Kunci : multimedia, bilingual, four-D model, koloid ABSTRACT : This research and develoment was aimed to create a multimedia learning chemistry in high school for XIth grade on topic of colloid and to know the appropriateness of the multimedia learning chemistry which was being developed. The model used in this research was a Four-D model which are consisted of define, design, develop, and disseminate stages. The final product of this research is multimedia learning chemistry which is presented in two languages, Indonesian and English. The multimedia learning chemistry is packaged in a CD. Results showed that the multimedia whic was developed is valid and fit for use. Keywords : multimedia, bilingual, four-D model, colloid
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa kimia merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum pembelajaran di SMA dan MA (PERMENDIKNAS, 2006:15). Ilmu kimia mengandung konsep-konsep yang bersifat abstrak sehingga matapelajaran ini menjadi sulit diajarkan dan dipahami siswa (Erlina:2011). Sirhan (2007:2), menyatakan bahwa kimia sering dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit sehingga membuat siswa enggan mempelajari kimia. Bahan ajar kimia yang ada kebanyakan kurang dapat menggambarkan konsep mikroskopis atau konsep abstrak yang terdapat dalam ilmu kimia. Siswa sulit memahami materi kimia yang bersifat abstrak hanya dengan membaca tulisan atau mendengarkan penjelasan dari guru. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan sumber belajar lain yang dapat digunakan siswa untuk memahami materi kimia yang bersifat abstrak. Salah satunya adalah dengan menggunakan multimedia pembelajaran kimia. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegrasi (Sodikin, 2009:742). Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran kimia adalah penggunaan komputer sebagai sumber belajar yang
1
didalamnya terdapat paduan teks, suara, gambar,animasi, audio dan video yang digunakan sebagai media pembelajaran dalam mempelajari kimia. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pada tingkat SMA kelas XI semester 2, salah satu materi yang diajarkan adalah koloid. Materi koloid adalah materi yang berisi konsep-konsep abstrak dan bersifat hafalan sehingga membuat siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya (Setiawati, 2013:8). Selain itu, beberapa konsep abstrak dalam materi koloid seperti yang terdapat pada pokok bahasan efek Tyndall, adsorbsi, dan koloid pelindung yang sukar dipahami, dapat membuat siswa malas mempelajari materi koloid. Multimedia pembelajaran kimia dapat digunakan untuk menggambarkan konsep abstrak yang terdapat pada materi koloid. Berangkat dari hal tersebut, maka digunakanlah multimedia pembelajaran kimia untuk membantu siswa memahami materi koloid lebih baik dan menyenangkan Bahasa Inggris merupakan bahasa global (Thuy Nga, 2008:260). Beberapa sekolah khususnya sekolah bilingual pada umumnya menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam mengajarkan materi pada pelajaran kimia. Sekolah-sekolah ini tentunya menggunakan pembelajaran berbasis multimedia, sehingga secara tidak langsung dalam pembelajaran berbasis multimedia dibutuhkan media dengan bahasa pengantar berupa bahasa Inggris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah multimedia pembelajaran kimia kelas XI SMA pada materi koloid serta mengetahui tingkat kelayakan multimedia pembelajaran kimia kelas XI SMA pada materi koloid hasil pengembangan. METODE Rancangan penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Thiagarajan dengan nama four-D Model (Model 4-D). Model ini terdiri dari empat tahap meliputi tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (pendesiminisasian) (Thiagarajan, 1974). Penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran kimia yang dilakukan hanya terbatas pada tahap pengembangan karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran. Tahap define memiliki 4 langkah yang harus dilakukan yaitu analisis ujung depan, analisis siswa, analisis materi dan perumusan tujuan pembelajaran. Tahap design bertujuan untuk merancang media pembelajaran kimia pada materi koloid untuk siswa kelas XI semester 2 melalui software pembuat animasi. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan tes dan pembuatan story board. Tahap develop bertujuan untuk menyempurnakan media pembelajaran kimia yang telah dibuat agar lebih baik melalui revisi berdasarkan uji kelayakan dan saran-saran para ahli media maupun ahli materi. Tahap develop meliputi validasi tampilan dan isi media, revisi dan uji coba kelompok kecil. Untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan maka dilakukan validasi media dan uji coba kelompok kecil. Validasi media meliputi dua tahap yaitu validasi tampilan dan validasi isi media. Validasi tampilan dilakukan oleh ahli media. Validasi isi media dilakukan oleh dua orang ahli materi, yaitu satu orang dosen jurusan Kimia FMIPA dan satu orang guru kimia SMA Negeri 9
2
Malang. Pelaksanaan uji coba kelompok kecil melibatkan 10 siswa/siswi kelas XI SMAN 9 Malang. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif melalui instrumen angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini berupa angket meliputi angket checklist dan kolom saran dan komentar. Jawaban angket menggunakan skala bertingkat (Skala Likert) dimana pada setiap pertanyaan, validator memberikan skor untuk aspek yang ditanyakan dari multimedia pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh melalui angket checklist sesuai kriteria validitas, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui kolom komentar dan saran. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis rata-rata. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ∑ ∑
Keterangan: P = persentase kevalidan Ʃ = jumlah total skor jawaban validator Ʃ i= jumlah total skor jawaban tertinggi
Tingkat kriteria validitas yang digunakan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Validitas Persentase (%) 76-100 56-75 40-55 0-39
Kriteria Valid, tidak perlu revisi Cukup valid, tidak perlu revisi Kurang valid, perlu revisi Tidak valid, revisi total Sumber (Arikunto, 2006)
Apabila persentase hasil yang diperoleh dari validasi yang dilakukan lebih dari 56% maka multimedia pembelajaran kimia dinilai cukup valid sehingga multimedia yang dikembangkan sudah dapat dimanfaatkan sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Apabila hasil yang diperoleh dibawah 56% maka multimedia pembelajaran kimia perlu direvisi. Revisi perlu dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan HASIL DAN PEMBAHASAN - Produk dan Validasi Pada penelitian ini dihasilkan sebuah multimedia pembelajaran yang dikemas dalam bentuk CD serta dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan media. Multimedia pembelajaran disajikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Multimedia pembelajaran ini bisa digunakan oleh guru maupun siswa. Guru dapat menggunakan multimedia pembelajaran ini untuk mempermudah penyampaian materi koloid di kelas sedangkan siswa dapat menggunakan multimedia pembelajaran ini secara mandiri sebagai penunjang belajar dengan tujuan agar siswa mampu memahami materi sistem koloid dengan lebih baik.
3
Bagan alur pengembangan multimedia pembelajaran kimia yang telah dikembangkan disajikan pada Gambar 1 MULTIMEDIA INTERAKTIF KIMIA KOLOID Bagian Pembuka
Menu Utama
SK dan KD
Standar Kompetensi
Pengertian Sistem Koloid
Evaluasi
Materi
Profil
Kompetensi Dasar
Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi
Macam-Macam Koloid Berdasarkan Fase Terdispersi dan Medium Pendispersi
Pembuatan Koloid
Sifat-Sifat Koloid
Aplikasi Sistem Koloid
Koloid Liofob dan Liofil
Koloid Pelindung
Gambar 1 Bagan Alur Pengembangan Multimedia Interaktif Koloid
Logo Universitas Negeri Malang, halaman pembuka, dan nama pengembang ditampilkan pada bagian pembuka multimedia pembelajaran secara slide show. Untuk mengawali pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran ini, siswa dapat membuka menu utama. Terdapat 4 menu utama yaitu SK dan KD, materi, evaluasi dan profil. Bagian SK dan KD berisi penjelasan mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar materi koloid. Bagian SK&KD bertujuan agar siswa mengetahui tujuan mempelajari multimedia pembelajaran ini dan hasil akhir yang diperoleh setelah mempelajari materi koloid Bagian materi berisi 8 sub materi yang terdapat dalam materi koloid. 8 sub materi tersebut yaitu Pengertian Sistem Koloid; Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi; Macam-macam Koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi; Sifat-sifat koloid; Koloid liofob dan liofil; Koloid pelindung; Pembuatan koloid; dan Aplikasi sitem koloid.
4
Teks dan gambar selalu ada pada setiap sub materi yang disajikan. Video tentang efek Tyndall, gerak Brown, dan dialisis serta animasi elektroforesis dan adsorbsi terdapat pada sub materi Sifat-sifat koloid. Selain itu juga terdapat video tentang misel dan cara kerjanya pada sub materi Koloid liofob dan liofil. Animasi yang berisi tentang penjelasan mengenai cara kerja koloid pelindung terdapat pada sub materi Koloid pelindung. Multimedia pembelajaran yang dikembangkan berisi teks, audio, video, gambar dan animasi yang dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan kosep abstrak yang terdapat pada materi koloid Bagian evaluasi bertujuan agar siswa dapat mengevaluasi pemahamannya setelah menggunakan multimedia pembelajaran kimia. Dalam menjawab soal evaluasi, siswa cukup memilih pilihan jawabannya dengan mengklik opsi pilihan jawaban. Jumlah total soal yang diberikan adalah 25 butir soal dengan jenis pilihan ganda dan passing score 75%. Soal dan opsi pilihan jawaban di acak secara random. Tujuannya adalah agar siswa benar-benar memahami materi yang disajikan dalam multimedia pembelajaran ini. Bagian profil berisi tentang biodata singkat pengembang. Produk yang dikembangkan telah melalui dua tahap validasi yaitu validasi tampilan media dan validasi isi media. Angket validasi tampilan multimedia pembelajaran kimia digunakan untuk menilai tampilan multimedia pembelajaran secara menyeluruh seperti penyajian tampilan, animasi, soal, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran. Hasil validasi tampilan media dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rata-Rata Skoring Validasi Tampilan Media No.
Aspek yang dinilai
Persen rata-rata
Keterangan
1.
Penyajian tampilan
90,63 %
Valid
2.
Penyajian animasi
75 %
Cukup valid
3.
Penyajian soal
100 %
Valid
91,67 %
Valid
100 %
Valid
91,46 %
VALID
4. 5.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran RATA-RATA KESELURUHAN
Berdasarkan hasil rata-rata skoring validasi tampilan media oleh ahli media dengan rata-rata keseluruhan berjumlah 91,46 %, dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran dilihat dari aspek tampilan media yang berupa penyajian tampilan, penyajian animasi, penyajian soal, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran telah memenuhi kriteria valid. Angket validasi isi multimedia pembelajaran kimia pada materi koloid digunakan untuk menilai kebenaran, keluasan, kedalaman, kejelasan dan kemudahan materi yang terdapat dalam multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Hasil validasi isi media yang dilakukan oleh ahli materi dengan menggunakan angket validasi isi media dapat dilihat pada Tabel 3.
5
Tabel 3 Rata-Rata Skoring Validasi Isi Media No.
Aspek yang dinilai
Rata-Rata
Keterangan
1.
Keluasan materi
98,44 %
Valid
2.
Kedalaman materi
96,88 %
Valid
3.
Kejelasan materi
100 %
Valid
4.
Kebenaran materi
100 %
Valid
96,88 %
Valid
95,83 %
Valid
98 %
VALID
5. 6.
Kemudahan dalam memahami materi Soal evaluasi RATA-RATA KESELURUHAN
persentase validasi
Berdasarkan hasil rata-rata skoring validasi isi media oleh ahli materi dengan rata-rata keseluruhan berjumlah 98 %, dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran dilihat dari aspek isi media yang berupa keluasan materi, kedalaman materi, kejelasan materi, kebenaran materi, kemudahan dalam memahami materi dan soal evaluasi yang terdapat dalam multimedia pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid. Berdasarkan hal tersebut, maka multimedia pembelajaran kimia materi koloid yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai media penunjang belajar siswa. Berdasarkan data validasi media, dapat dibuat grafik persentase validasi media seperti pada Gambar 2. 98,00% 96,00% 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% Validasi tampilan media
validasi isi media
kriteria validasi
Gambar 4.2 Grafik Persentase Validasi Media
Selain data kuantitatif yang berupa hasil skoring penilaian tampilan dan isi media, didapatkan pula data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator. Meskipun multimedia pembelajaran kimia ini sudah layak sebagai penunjang belajar siswa, penulis tetap melakukan beberapa revisi untuk menyempurnakan multimedia pembelajaran kimia merujuk dari data kuantitatif yang diberikan oleh validator. - Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Data uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMAN 9 Malang didapatkan dengan menggunakan angket uji coba kelompok kecil mengenai keterbacaan multimedia pembelajaran pada materi koloid yang
6
telah dikembangkan. Data hasil uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Rata-Rata Uji Coba Kelompok Kecil
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Aspek yang dinilai Kemenarikan tampilan media Kemenarikan desain isi Kejelasan isi Kejelasan soal yang terdapat dalam media Kemenarikan teks dan jenis huruf Kemenarikan video Kemenarikan animasi Kejelasan penggunaan tombol Kejelasan susunan kalimat dan bahasa yang digunakan Media yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar TOTAL
Persen ratarata 95 % 90 % 97,5 %
Keterangan Valid Valid Valid
85 %
Valid
87,5 %
Valid
90 %
Valid
95 % 90 %
Valid Valid
95 %
Valid
95 %
Valid
92 %
VALID
Berdasarkan hasil rata-rata uji coba kelompok kecil dengan jumlah total sebesar 92 %, multimedia pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid. Selain data kuantitatif yang berupa hasil penilaian skoring rata-rata keterbacaan multimedia pembelajaran, didapatkan pula data kualitatif berupa komentar dan saran dari siswa. Beberapa komentar dan saran yang diberikan oleh siswa yaitu penggunaan multimedia interaktif membuat siswa/siswi mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, multimedia yang dikembangan bisa membuat siswa/siswi belajar bahasa Inggris,multimedia yang dikembangkan sangat menarik dan interaktif, dan urutan materi sangat runtut dan animasinya jelas, membuat siswa lebih paham tentang konsep abstrak yang dipelajari. PENUTUP Kesimpulan Multimedia pembelajaran kimia pada materi koloid yang dikembangkan dikemas dalam bentuk CD yang dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan media. Multimedia pembelajaran disajikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Secara umum multimedia pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari bagian pembuka dan menu utama. Bagian pembuka terdiri dari logo UM, halaman pembuka, dan nama pengembang sedangkan menu utama terdiri dari SK&KD, materi, evaluasi dan profil. Berdasarkan validasi yang telah dilakukan, rata-rata yang diperoleh dari validasi tampilan adalah 91,46 % sedangkan rata-rata yang diperoleh dari validasi materi adalah 98 %. Dari hasil tersebut, multimedia pembelajaran kimia pada materi koloid yang telah dikembangkan telah memenuhi kriteria layak dan valid. Meskipun multimedia pembelajaran kimia ini sudah layak sebagai penunjang belajar siswa, penulis tetap melakukan beberapa revisi untuk menyempurnakan
7
multimedia pembelajaran kimia merujuk dari data kuantitatif yang diberikan oleh validator. Hasil uji coba kelompok kecil diperoleh persen rata-rata sebesar 92 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada uji coba kelompok kecil, multimedia yang telah dikembangkan memenuhi kriteria layak dan valid. Berdasarkan nilai rata-rata yang telah diperoleh, maka tidak perlu dilakukan revisi pada multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan multimedia pembelajaran kimia kelas XI SMA pada materi koloid dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid dan layak untuk digunakan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran kimia kelas XI SMA pada materi koloid, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut. a. Guru dapat memanfaatkan multimedia pembelajaran ini untuk mempermudah penyampaian materi di kelas. Multimedia pembelajaran kimia yang dikembangkan bersifat interaktif. Siswa dapat memanfaatkan multimedia pembelajaran ini secara mandiri sebagai penunjang belajar dengan tujuan agar siswa mampu memahami materi sistem koloid dengan lebih baik. b. Pada penelitian dan pengembangan yang dilakukan hanya terbatas pada tahap develop, sehingga tahap disseminate belum dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Dengan alasan tersebut, saran peneliti adalah melakukan tahapan diseminasi untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna. c. Dari multimedia pembelajaran kimia materi sistem koloid yang telah dikembangkan, diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengembangan multimedia pembelajaran pada pokok bahasan koloid ataupun pokok bahasan lainnya. Untuk pengembangan produk lebih lanjut, disarankan agar produk yang dikembangkan dibuat lebih kognitif interaktif. DAFTAR RUJUKAN Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Erlina. 2011. Deskripsi Kemampuan Berpikir Formal Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Tanjung Pura. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 631:640. Kean, E and Middlecamp, C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Alih Bahasa Dr. a. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Gramedia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. (Online), (http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permendiknas-no-22tahun-2006.pdf) , diakses 27 April 2013.
8
Sirhan, Ghassan. 2007. Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Journal of Turkish Science Education, 4 (2): 2-20. Sodikin, dkk. 2009. Jurnal Penyesuaian dengan Modus Pemelajaran untuk Siswa SMA Kelas X. Jurnal Teknologi Informasi, 5 (2): 740754. Setiawati, Nuruna Tulus. 2013. Studi Komparasi Tipe STAD dan TGT pada Materi Koloid Ditinjau dari Kemampuan Memori Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2011/2012. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2 (1): 714. Thiagarajan, Sivasailam and others. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. National Center for Improvment of Educational : Washington, D.C. Thuy Nga, Nguyen. 2008. English – A Global Language and its Implication. VNU Journal Of Science. 240-266.
9