MODUL PERKULIAHAN
Psikologi Kepribadian I Psikologi Kepribadian I
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
11
Kode MK
Disusun Oleh
61101
Agustini, M.Psi., Psikolog
Abstract
Kompetensi
Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai pembahasan teori Carl Gustav Jung mengenai ciri khusu, struktur, dan dinamika kepribadian analytical psychology.
Mampu memahami tentang Analytical Psychology carl Gustav Jung.
Latar Belakang Pendahuluan Carl Gustav Jung adalah murid Sigmund Freud. Pada mulanya, ia mengikuti dengan setia pemikiran gurunya. Kemudian ia mengalami perbedaan pemahaman dan memisahkan diri bahkan mengembangkan pemikirannya sendiri. Carl Gustav Jung menamai aliran teorinya dengan psikologi analisis. Meskipun akarnya masih tetap pada psikoanalisis tetapi konsep utamanya mengalami perluasan dan pengayaan. Perluasan pemikiran psikologi analisis dibandingkan dengan psikoanalis klasisk dari Freud adalah faktor budaya dan lingkungan yang berpangaruh pada kepribadian dilibatkan. Pemikiran Jung banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep kebudayaan yang bersumber dari mitologi dan cerita dari kelompok masyarakat terdahulu. Carl Jung merupakan pengagum Freud, mereka pertama kali bertemu di Wina pada tahun 1907. Begitu pentingnya pertemuan tersebut hingga suatu kali Freud pernah membatalkan berbagai janji. Mereka saling bertukar pikiran selama 13 jam penuh. Begitulah awal pertemuan dua pemikir besar ini. Freud melihat Jung sebagai putra mahkota dan pewaris psikoanalisis. Namun sebenarnya, Jung tidak pernah sepenuhnya menerima teori Freud. Hubungan mereka pun mulai dingin pada tahun 1909 saat perjalanan ke Amerika. Selama perjalanan, mereka saling menghibur diri sendiri dengan menganalisis mimpi satu sama lain. Tampaknya, Freud menunjukkan konfrontasi yag berlebihan terhadap upaya analisis Jung sehingga membuatnya merasa tersinggung.
Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung Pandangan Jung terhadap hakikat manusia berbeda dengan Freud. Jung tidak meletakkan pandangan deterministik sebagaimana Freud. Meskipun setuju bahwa sebagian kepribadian ditentukan oleh pengalaman masa kanak-kanak, tetapi menurutnya hal itu dipengaruhi oleh arketip yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas. Berkaitan dengan isu nature nurture (bawaan dan lingkungan) yang berpengaruh kepada kepribadian, Jung menerima kedua faktor tersebut. Dorongan mencapai individuasi dan transendensi yang bersumber dari dalam tetapi dibantu atau dirintangi oleh faktor belajar dan pengalaman. Tujuan utama dari hidup adalah realisasi diri. Meskipun sedikit yang mencapainya tetapi harus terus dimotivasi untuk berjuang ke arah itu.
2016
2
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Jung tidak sepenuhnya menyetujui pemikiran Freud mengenai pentingnya pengalaman masa kanak-kanak. Menurut Jung, masa kanak-kanak berpengaruh tetapi tidak berarti bahwa kepribadian dibentuk pada usia 5 tahun pertama perkembangan. Menurut Jung, kepribadian manusia lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman pada usia setengah baya serta oleh keinginan dan harapan-harapan terhadap masa depan. Bagi Jung, setiap individu pada dasarnya unik dan keunikan itu berkembang mulai separuh awal kehidupan sampai ke arah individuasi pada usia setengah baya. Selanjutnya, manusia mengembangkan universalitas dari kepribadian yang tidak ada aspek tunggal yang dominan. Jung memandang hakikat manusia lebih positif dan memiliki gambaran penuh harapan terhadap manusia. Optimisme tersebut tampak jelas dalam pandangannya mengenai perkembangan
kepribadian.
Manusia
dimotivasi
untuk
tumbuh
dan
berkembang,
meningkatkan, dan memperluas diri. Perkembangan tidak berhenti dimasa kanak-kanak seperti pandangan Freud. Jung menjelaskan bahwa spesies manusia terus melanjutkan perluasan. Generasi sekarang memiliki harapan yang lebih besar dibandingkan dengan nenek moyang yang primitif. Meskipun memiliki dasar optimisme terhadap kehidupan manusia, Jung justru menunjukkan perhatian terhadap bahaya yang dihadapi budaya Barat. Bahaya yang dimaksud adalah kesakitan disosiasi karena meletakkan materialisme, rasional, dan ilmu empirik secara berlebihan. Manusia berada dalam bahaya akibat dari kegagalan untuk mengapresiasi kekuatan unconscious. Jung berpendapat bahwa manusia tidak boleh meninggalkan kepercayaan terhadap arketip yang dibentuk oleh warisan.
Konsep Utama Teori Psikologi Analisis Beberapa konsep teori utama dari teori yang dikemukakan Jung adalah sebagai berikut: 1. Energi Psikis Perbedaan utama dari konsep Jung dengan Freud adalah hakikat libido. Jung tidak setuju dengan konsep libido sebagai energi seksual utama. Menurutnya, libido harus dimaknai lebih luas, yaitu energi hidup yang tidak dapat dipisahkan (tidak differensiasikan). Menariknya, Jung adalah orang yang meminimalkan fungsi seks dalam teori kepribadian, memelihara semangat, kehidupan seks yang bebas dari kecemasan. Jung menggunakan konsep libido dalam dua cara: a. Sebagai difusi dan energi hidup umum. b. Sebagai energi psikis dan menjadi bahan bakar bagi kerjanya kepribadian. 2016
3
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Jung menyebut kepribadian dengan "psyche'', karena melalui energi psikis kegiatan psikologis seperti menyerap, berpikir, merasa, dan berkeinginan dapat dilakukan. Ketika seseorang menanamkan sejumlah energi psikis dalam ide-ide atau perasaan tertentu, ideide dan perasaan-perasaan tersebut dikatakan memiliki nilai psikis yang tinggi dan berpengaruh kuat terhadap kehidupan orang tersebut. Misal: Jika Anda dimotivasi untuk mencapai kekuasaan, maka Anda akan mencurahkan energi psikis Anda untuk mencari kekuasaan. Jung menerapkan hukum energi psikis dan mengajukannya untuk menjelaskan pendekatan terhadap keseimbangan atau ekuilibrium dalam kepribadian. Jika terdapat dua keinginan atau kepercayaan yang sangat berbeda dalam intensitas atau nilai psikis, energi akan mengalir dari yang lebih kuat ke yang lebih lemah. Idealnya, kepribadian memiliki distribusi energi psikis yang equal dalam seluruh aspek. Tetapi kenyataannya kondisi ideal ini tidak pernah tercapai. Jika terjadi keseimbangan yang sempurna dapat dicapai, maka kepribadian tidak lagi memiliki energi psikis karena prinsip oposisi memerlukan konflik untuk energi psikis yang diproduksi. 2. Sistem Kepribadian Jung memandang keseluruhan kepribadian disebut psyche sebagai komposisi dari beberapa sistem yang dapat dibedakan atau struktur yang berpengaruh satu dengan yang lain. Sistem utamanya adalah ego, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. a. Ego Ego adalah pusat kesadaran atau bagian dari psyche yang berkaitan dengan penerimaan, pemikiran, perasaan, dan ingatan. Ini adalah kesadaran mengenai diri kita yang bertanggung jawab untuk menjalankan kegiatan dalam kehidupan secara normal. Ego akan bertindak dengan caya yang selektif. b. Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscious) Ketidaksadaran pribadi dalam konsep Jung sama dengan konsep Freud mengenai prasadar. Baginya, kesadaran merupakan tempat penampungan material yang sebelumnya berada dalam sadar tetapi kemudian dilupakan atau ditekan karena terlalu menganggu. Ini seperti lalu lintas dua arah antara ego dan ketidaksadaran pribadi. c. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscious) Level psyche yang paling dalam dan terakhir ditembus adalah keidaksadaran kolektif. Konsep ini merupakan konsep Jung yang sangat aneh karena dianggap tidak umum, paling
2016
4
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
kontroversial, dan paling banyak dikritik. Jung percaya bahwa setiap orang akan menyimpan file dan mengakumulasi seluruh pengalaman pribadinya dalam ketidaksadaran pribadi dan seluruh pengalaman spesies manusia dan pramanusia secara kolektif dalam ketidaksadaran kolektif sebagai sebuah warisan yang disampaikan dari generasi ke generasi. Berbagai bentuk pengalaman bersifat universal. Hal ini hampir bersifat pegulangan yang tidak berubah untuk setiap generasinya selanjutnya menjadi bagian dari kepribadian kita. Pengalaman pada masa primitif menjadi basis dari psyche manusia dan akan mengarahkan serta mempengaruhi perilaku manusia jaman sekarang. Bagi Jung, ketidaksadaran kolektif merupakan sesuatu yang sangat kuat dan menjadi gudang kontrol bagi pengalaman yang diturunkan. Juga menghubungkan kepribadian seseorang dengan masa lalu tidak hanya pada masa kanak-kanak tetapi juga dengan sejarah dari spesies manusia. Kita tidak secara langsung diwarisi pengalaman tersebut. Jung percaya bahwa pengalaman dasar tertentu memiliki karakteristik tertentu untuk setiap generasi melalui sejarah manusia. Misal: Setiap orang akan selalu memiliki figur ibu dan pasti memiliki pengalaman lahir dan mati. Kesamaan dari seluruh pengalaman, berkembang dalam kehidupan setiap generasi dan tercetak dalam kelahiran manusia, selanjutnya menentukan bagaimana kita menerima sesuatu dan menentukan cara kita bereaksi terhadap dunia. Setiap bayi yang lahir akan dilatarbelakangi oleh penerimaan ibu dan cara ibu menerima kelahiran akan berbeda-beda. Seorang ibu akan berperilaku tertentu dalam merawat dan mengasuh anaknya. Cara penerimaan ini akan melatarbelakangi perilaku bayi dalam berhubungan dengan realitas. 3. Kompleks (Complexes) Berbagai pengalaman hidup yang dialami akan terus bertambah dan menumpuk dalam ketidaksadaran pribadi. Pengalaman tersebut akan dikelompokkan. Pengelompokan ini oleh Jung disebut dengan kompleks. Sebuah kompleks berisi pola emosi, ingatan, persepsi, dan keinginan yang diatur dalam sebuah tema umum. Kompleks dapat bersifat sadar ataupun tidak sadar, karena tidak dibawah kontrol kesadaran tetapi dapat mengganggu dan bercampur dengan kesadaran. Orang dengan kompleks tertentu umumnya tidak sadar terhadap pengaruhnya meskipun orang lain dengan mudah dapat melihat efek tersebut. Beberapa kompleks mungkin dapat membahayakan tetapi tidak disadari. Jung percaya bahwa kompleks tidak hanya diperoleh ketika masa kanak-kanak dan pengalaman ketika masa dewasa tetapi juga bisa berasal dari turunan, warisan dari spesies yang mengandung ketidaksadaran kolektif.
2016
5
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
4. Arketip (Archetype) Pengalaman kuno yang berisi ketidaksadaran kolektif dimanifestaskan dalam tema atau pola yang diulang-ulang. Hal ini oleh JUng disebut dengan arketip (archetype). Ia juga menggunakan istilah universal seperti pengalaman yang dialami oleh kebanyakan manusia, melalui pengulangan pada kehidupan generasi selanjutnya. Arketip menjadi tercetak dalam psyche kita dan dimunculkan dalam mimpi dan fantasi. Arketip-arketip tersebut adalah 'pahlawan'', ibu, anak-anak, Tuhan, kematian, kekuatan, atau orangtua yang bijak. Beberapa diantaranya dikembangkan secara penuh dibandingkan dengan yang lain dan perpengaruh terhadap psyche secara konsisten. Beberapa arketip yang termasuk dalam arketip mayor adalah persona, anima, animus, shadow, dan diri (self). 5. Sikap Estraversi dan Introversi Kebanyakan persepsi kesadaran kita bersumber dari reaksi dari lingkungan yang ditentukan oleh sikap mental yang berlawanan dari ekstraversi dan introversi. Jung percaya bahwa energi psikis dapat disalurkan keluar menuju dunia luar atau sebaliknya ke dalam diri. Ekstrovert itu berarti terbuka, dapat bersosialisasi, asertif secara sosial, berorientasi kepada orang lain atau dunia orang luar. Introvert berarti menarik diri, seringkali disebabkan oleh rasa malu, cenderung memfokuskan kepada diri sendiri dalam pikiran dan perasaan. Setiap orang memiliki kapasitas utuk kedua sikap ini tetapi hanya satu yang dominan dalam kepribadian. Sikap dominan terlihat langsung dalam perilaku dan kesadaran orang tersebut. Sikap yang tidak dominan tetap berpengaruh meskipun hanya menjadi ketidaksadaran seseorang dan berpengaruh kepada perilaku. 6. Fungsi-Fungsi Psikologis Selain mengembangkan sikap ekstrovert dan introvert, Carl Jung juga mengajukan perbedaan tambahan dalam diri orang berdasarkan kepada fungsi psikologisnya. Fungsi ini merujuk kepada cara yang berbeda dan berawanan dari menerima atau memahami baik dunia riil diluar maupun dunia subjektif yang di dalam. Menurut Jung, ada empat fungsi psyche yaitu: sensing, intuiting, thinking, dan feeling. Sensing dan intuiting dkelompokkan sebagai fungsi yang tidak rasional, mereka tidak bekerja dengan menggunakan dasar alasan. Fungsinya adalah menerima pengalaman dan tanpa mengevaluasinya. sensing memproduksi sebuah pengalaman penderitaaan dan menyalinnya secara fotografis. Intuisi tidak muncul secara langsung dari stimulus luar. Ketika kita berada dalam kamar yang gelap kita meyakini bahwa ada orang lain yang
2016
6
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
bersama kita. Keyakinan ini didasarkan pada intuisi kita atau firasat bukan didasarkan pada pengalaman indra kita. 7. Tipe-Tipe Psikologis Jung menjelaskan beberapa tipe-tipe psikologis berdasarkan kombinasi antara sikap dan fungsi psikologis yaitu sebagai berikut: a. Tipe Ekstravert Thinking Orang dengan tipe ini hidup terbatas sesuai dengan aturan masyarakat, cenderung untuk menekan perasaan dan emosinya. Tujuan dari semua spek dalam hdup menjadi dogmatik dalam pemikiran opini. Mereka mungkin dipandang sebagai orang yang kaku dan dingin. Mereka cenderung menjadi ilmuwan yang baik, karena mereka fokus belajar terhadap dunia luar dan menggunakan antara logika untuk menjelaskan dan memahami sesuatu. b. Tipe Introvert Thinking Orang tidak dapat bersama dengan orang lain dalam waktu yang lama dan kesulitan untuk mengkomunikasikan ide-idenya. Orang tipe ini lebih memfokuskan kepada pemikiran ketimbang perasaan dan memiliki keputusan praktis yang sedikit lebih mendalam terhadap privasi. Mereka lebih suka menerima abstraksi dan teori. Fokus mereka lebih memahami diri sendiri daripada memahami orang lain. Orang lain akan melihatnya keras kepala, penyendiri, angkuh, dan kurang perhatian terhadap orang lain. c. Tipe Eksrovert Feeling Orang dengan tipe ini cenderung untuk menekan pikiran dan lebih emosional. Patuh terhadap nilai-nilai tradisional dan kode moral yang mereka punyai. Mereka umumnya responsif secara emosional, mudah berteman, dan mudah bersosialisasi, Jung percaya bahwa tipe ini lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki-laki. d. Tipe Introvert Feeling Orang dengan tipe ini suka menekan pemikiran rasional, memiliki kemampuan emosi yang mendalam tetapi menghindari diri untuk mengekspresikan keluar. Mereka terlihat misterius, tidak dapat disentuh, cenderung pendiam, dan kekanak-kanakan. Mereka hanya memiliki pertimbangan terhadap perasaan dan pikiran orang lain, terlihat menarik diri, dingin, dan memiliki keyakinan diri yang tnggi.
2016
7
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
e. Tipe Ekstravert Sensing Orang dengan tipe ini memfokuskan diri krpada kesenangan dan kebahagiaan, mencari pengalaman baru, sangat berorientasi kepada dunia nyata, dan adaptif terhadap berbagai jenis orang, dan perubahan situasi. Cenderung ramah dan memiliki kapasitas yang tinggi untuk menikmati hidup. f. Tipe Introvert Sensing Orang tipe ini terlihat pasif, tenang, dan terpisah dari dunia sehari-hari. Terlibat dalam aktivitas kemanusiaan dengan melakukan berbagai perbuatan baik dan meyenangkan. Mereka adalah orang yang sensitif secara estetik, ekspresif dalam seni dan musik, dan cenderung untuk menekan intuisinya. g. Tipe Ekstrovert Intuitive Orang dengan tipe ini mencari kesuksesan dalam bisnis dan dunia politik karena mereka memiliki kemampuan untuk mengeksploitasi setiap kesempatan. Orang-orang tersebut menarik, memiliki ide-ide baru, dan cenderng kreatif. Mereka mampu menginspirasi orang untuk menyelesaikan setiap tugas dan mencapai prestasi. Tetapi, mereka juga cenderung mudah berubah, berpindah dari satu ide ke ide lain, dan membuat keputusan berdasarkan pada firasat bukan didasarkan pada refleksi. Meskipun demikian, seringkali keputusan tersebut benar. h. Tipe Introvert Intuitive Orang tipe ini memfokuskan pada intuisi orang. Sangat sedikit memiliki kontak dengan dunia nyata. Tipe orang yang visioner dan pengkhayal, penyendiri, kurang peduli terhadap hal-hal yang bersifat praktis dan kurang dapat memahami orang lain, pertimbangannya aneh dan eksentrik. Mereka umumnya kesulitan utuk mengatasi kehidupan sehari-hari dan perencanaan ke depan. 8. Perekembangan Kepribadian Menurut Jung kepribadian ditentukan oleh apa yang telah terjadi sebelumnya dan apa yang kita harapkan ke depan. Jung mengkritik Freud yang hanya menekankan pada kejadian masa lalu sebagai penajam kepribadian tapi menafikan masa depan. Jung percaya bahwa perkembangan dan pertumbuhan tidak berkaitan dengan usia, namun selalu bergerak ke depan sehingga menjadi tahapan lengkap dari realisasi diri (self realization). Jung memiliki pandangan yang lebih jauh mengenai kepribadian dibandingkan dengan Freud. Freud menekankan awal kehidupan manusia dan meramalkan hanya sedikit
2016
8
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
perkembangan setelah usia 5 tahun. Jung tidak merumuskan urutan tahapan pertumbuhan dengan detil seperti Freud tetapi menuliskan periode spesifik dari keseluruhan proses perkembangan. a. Dari Masa Kanak-Kanak ke Masa Dewasa Muda (Young Adulthood) Ego mulai berkembang pada awal masa kanak-kanak yang dimulai dengan cara primitif karena anak belum memiliki identitas yang khas. Apa yang disebut dengan kepribadian anak adalah refleksi dari kepribadian orangtuanya. Orangtua menekankan pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian anak. Mereka memperluas atau sebaliknya menghambat perkembangan kepribadian dengan cara berperilaku seperti mereka yang masih kanak-kanak. b. Pubertas Sebelum mencapai pubertas, psyche dianggap memiliki bentuk dan isi yang terbatas. Pada periode ini oleh Jung disebut dengan kelahiran psikis yang ditandai dengan kesulitan dan keinginan untuk beradaptasi. Fantasi masa kanak-kanak harus berakhir pada saat remaja karena menghadapi kebutuhan terhadap realitas terjadi pada umur belasan tahun dalam masa dewasa muda. Kita akan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang merupakan persiapan menghadapi kebutuhan terhadap realitas terjadi pada umur belasan tahun dalam masa dewasa muda. Kita akan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang merupakan persiapan menghadapi masa dewasa. Misal: Menyelesaikan pendidikan, memulai karier, menikah, dan mulai berkerluarga. Fokus kita selama bertahun-tahun tersebut adalah ke luar didominasi oleh kesadaran dan secara umum ekstrovert. Tujuan hidup adalah untuk mencapai tujuan dan menstabilkan keamanan, tempat keberhasilan kita dalam dunia. Usia dewasa muda, akan menjadi waktu yang sangat menyenangkan sekaligus menantang karena dipenuhi dengan horizon cakrawala baru dan pencapaian berbagai hal. c. Usia Setengah Baya Kepribadian utama kita kemudian berubah saat usia beranjak antara 35 dan 40 tahun. Periode ini adalah usia setengah baya, masa yang acapkali terjadi krisis kepribadian. Meskipun pada usia dewasa muda masalah adaptasi dapat diselesaikan. Pada usia 40 tahun umumnya orang sudah mencapai stabilitas dalam karier, pernikahan, dan dalam kehidupan sosial. Namun, timbul pertanyaan mengapa ketika orang sudah mencapai keberhasilan banyak yang merasa putus asa dan tidak berharga. Penyebabnya adalah karena mereka merasakan kekosongan, kehilangan semangat, kegembiraan, petualangan, dan hidup menjadi kehilangan makna.
2016
9
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Jung, pada masa paruh pertama hidup seseorang harus fokus terhadap tujuan dunia nyata, pendidikan, karier, dan keluarga. Sebaliknya, untuk separuh hidup yang kedua harus mulai mencurahkan ke dalam diri atau dunia subyektif yang selama ini kurang diperhatikan. Sikap kepribadian harus berganti dari ekstrovert menjadi introvert. Fokus kehidupan harus berganti dari conscious menjadi unconscious. Harus terjadi pergantian dari minat terhadap material dan fisik kepada minat spiritual, filosif, dan intuitif. Keseimbangan dari seluruh tahapan kepribadian harus diganti dari satu sisi ke sisi lainnya. Pada usia setengan baya secara alami kita mulai mengalami proses realisasi atau aktualisasai diri. Jika kita berhasil dalam mengintegrasikan unconscious dan consius, kita sudah berhasil mencapai posisi baru kesehatan psikologis yang positif yang oleh Jung disebut dengan individuasi. d. Individuasi Individuasi berarti menjadi seorang individual, memenuhi semua kapasitas, dan mengembangkan diri sendiri. Penekanan individuasi adalah ke alam sadar, sesuatu yang tidak dapat dihindarkan tetapi dapat ditolong atau sebaliknya dirintangi kekuatan lingkungan. Misal: Pendidikan dan kesempatan ekonomi seseorang dan hubungan alamiah orangtua dan anak. Dalam rangka berjuang mencapai individuasi, orang setengah baya harus membuang nilai dan perilaku yang menjadi panuntun pada masa separuh awal kehidupan pertama. Mereka akan menghadapi ketidaksadaran dan membawanya ke dalam kesadaran conscious
dan
menerima
apa
yang
dikatakan
untuk
dikerjakan.
Mereka
harus
mendengarkan mimpi-mimpi dan mengikuti kenyataan, berlatih imajinasi, dan lain sebagainya. Mereka harus membiarkan dirinya dituntun oleh aliran spontan dalam unconscious bukan oleh pikiran rasional, karena hanya degan cara tersebut diri yang sebenarnya diungkapkan.
2016
10
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Feist, J., & Feist G (2012). Theories of Personality (7th ed.) USA: MC Graw Hill. Fudyartanta, K., (2012). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
2016
11
Psikologi Kepribadian I Agustini, M.Psi., Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id