Provinsi Kalimantan Timur
GAMBARAN UMUM WPPI KALIMANTAN TIMUR Geografi Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas kedua setelah Papua, memiliki potensi sumberdaya alam melimpah dimana sebagian besar potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya alam dan hasil-hasilnya sebagian besar dieksport keluar negeri, sehingga Provinsi ini merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor Pertambangan, Kehutanan dan hasil lainnya. Secara administrasi batas wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
Barat
:
Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur;
Timur
:
Selat Makasar dan Laut Sulawesi;
Selatan
:
Provinsi Kalimantan Selatan;
Utara
:
Kalimantan Utara.
Secara geografis, Provinsi Kalimantan Timur terletak antara 113035’31”–119012’48” Bujur Timur dan 2034’23” Lintang Utara – 2044’17” LintangSelatan. Luas Wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar ± 12.767.520,18 Ha atau 127.267,52 km2.
1
Gambar 1 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Timur
Demografi Hingga tahun 2015, jumlah penduduk Kalimantan Timur tercatat sebanyak 3.426.638 jiwa dengan rata- rata pertumbuhan per tahun sebesar 2,37 persen dari tahun 2010-2015. Secara rata-rata terdapat pertambahan penduduk sekitar 76 ribu jiwa setiap tahunnya dari sebanyak 3.047.479 jiwa di tahun 2010. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Timur maka semakin luasnya kebutuhan ruang yang harus disediakan. Jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur terdapat di Kota Samarinda dengan jumlah penduduk sebesar 732.161 jiwa atau sebesar 23,71 persen dari total penduduk Provinsi Kalimantan Timur dan yang memiliki jumlah penduduk paling kecil adalah Kabupaten Mahakam Hulu dengan jumlah penduduk sebesar 25.102 jiwa
2
Tabel Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di WPPIKalimantan Timur 2015 No
Kabupaten/Kota
1. 2.
Paser Kutai Barat
3. 4.
Kutai Kartanegara Kutai Timur
5. 6.
Berau Panajam Paser Utara
7. 8.
Mahakam Hulu Balikpapan
9. 10.
Samarinda Bontang
Ibukota
Jumlah
Tanah Grogot
262.301
Sendawar Tenggarong
145.838 717.789
Sangatta Tanjung Redeb
320.115 208.893
Penajam Long Bagun
154.235 25.970
Balikpapan Samarinda
615.574 812.597
Bontang
Jumlah
163.326 3.426.638
10.745,26 15.378,90
Kepadatan Penduduk Jiwa/Km2 23,6 10,64
25.716,41 31.735,19
27,62 10,31
21.951,71 3.131,95
9,61 52,75
15.315,00 504,3
1,34 1.201,7
695,0 163,1
1.134,1 1.001,1
Luas (Km2)
127.267,52
26,91
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015, 2016
Perekonomian Struktur Ekonomi Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha pada tahun 2015 sebesar -1.28 persen dengan migas dan non migas sebesar -1.48 persen sedangkan tanpa migas dan batubara sebesar 3.45 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1.57 per¬sen dengan migas dan non migas 3.74 persen, tanpa migas dan batubara sebesar 5.73 persen. Maka pada tahun 2015, laju pertumbuhan PDRB dengan migas dan tanpa migas menga¬lami penurunan.
3
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011-2015 Lapangan usaha
2011
2012
2013
2014*
2015**
No
(1) A
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
24,804,023.2
27,543,007.6
29,348,936.2
37,452,356.2
268,035,701.0
287,478,744.5
286,637,783.2
264,043,485.9
92,006,272.1
88,586,161.7
93,315,498.6
101,684,330.1
Pengadaan Listrik dan Gas
103,150.4
110,176.0
107,495.6
120,054.1
191,351.1
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
163,070.0
170,318.5
184,953.1
197,645.0
208,718.6
F
Konstruksi
27,690,768.8
31,936,588.2
34,863,896.1
39,404,038.7
41,445,890.9
19,872,185.7
21,311,538.9
22,291,903.3
23,990,760.8
25,395,701.3
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
G
38,230,278.7 225,379,207.6 103,984,603.7
H
Transportasi dan Pergudangan
10,185,853.3
11,593,656.7
13,392,023.8
15,754,631.4
17,432,908.1
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
2,678,303.9
3,118,896.6
3,423,162.9
3,809,603.7
4,227,063.5
J
Informasi dan Komunikasi
4,239,993.2
4,781,091.7
5,185,902.6
5,724,716.0
6,160,397.3
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
5,065,075.6
6,179,132.6
7,409,905.1
7,906,883.9
8,385,355.8
L
Real Estat
3,120,520.1
3,450,462.0
3,868,133.8
4,421,926.7
4,803,758.3
Jasa Perusahaan
740,033.0
844,109.4
959,042.7
1,088,746.5
1,085,805.
M,N
7,223,831.5
8,236,641.9
8,859,471.0
10,246,462.6
11,767,430.4
P
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
3,550,082.8
4,368,345.7
5,293,713.5
6,416,399.7
7,596,403.7
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1,627,760.8
1,865,832.1
2,028,161.4
2,361,055.2
2,867,928.4
Jasa lainnya
1,673,927.7
1,827,327.6
1,961,886.1
2,273,691.7
2,705,000.6
472,780,553.0
503,402,031.8
519,131,868.9
526,896,788.4
501,867,803.1
O
R,S,T,U
Produk Domestik Regional Bruto
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015, 2016
4
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011-2015 Lapangan Usaha
(1) A
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
B C D
Pengadaan Listrik dan Gas
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi
F
2011
(2) 22,292,613.3
2012
(3)
2013
2014*
(4)
(5)
2015**
(6)
23,991,786.4
25,535,674.7
27,251,882.8
28,501,395.1
Pertambangan dan Penggalian
211,507,274.2 228,444,298.3
232,661,007.2
231,349,295.
220,181,881.9
Industri Pengolahan
90,960,159.6
87,788,850.0
86,201,392.4
86,391,142.4
88,346,392.4
111,168.3
125,925.1
130,413.4
154,850.8
194,197.2
161,862.8
166,122.1
176,527.0
184,558.5
189,291.6
26,154,794.0
27,778,921.9
29,142,459.7
30,884,140.0
30,524,987.7
18,444,348.5
19,475,400.2
20,110,603.4
21,001,571.8
21,069,663.7
9,544,952.5
10,236,554.8
10,903,341.5
11,691,372.6
11,992,130.1
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H
Transportasi dan Pergudangan
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
2,513,925.5
2,757,397.3
2,849,543.9
2,997,025.4
3,143,661.7
J
Informasi dan Komunikasi
4,225,237.2
4,736,405.4
5,167,743.8
5,666,265.3
6,118,388.6
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
4,801,371.8
5,399,638.6
6,175,391.8
6,324,321.7
6,454,207.5
L
Real Estat
2,993,315.8
3,240,873.4
3,507,513.5
3,798,436.6
3,934,654.5
703,405.8
763,479.7
826,266.8
894,764.5
861,219.1
6,702,962.8
6,829,762.0
7,153,498.4
7,830,702.1
8,210,494.2
M,N
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P
Jasa Pendidikan
2,581,434.4
3,175,904.5
3,782,286.6
4,491,029.0
5,177,342.2
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1,520,929.9
1,679,572.9
1,765,604.7
1,958,112.5
2,193,902.4
Jasa lainnya
1,621,156.9
1,680,436.1
1,734,895.3
1,862,851.2
2,027,047.1
428,877,710.7 438,532,906.7 445,418,636.1
439,716,082.1
R,S,T,U
Produk Domestik Regional Bruto
407,435,383.5
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015, 2016
5
Tabel Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2011-2015 No. A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
Lapangan Usaha (1) Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik & Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor Transportasi & Pergudangan Penyediaan Akomodasi & Makan Minum Informasi & Komunikasi Jasa Keuangan & Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan & Keg. Sosial Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto
2011 (2) 5.48 51.99 22.36 0.03 0.04
2012 (3) 5.60 53.34 20.50 0.03 0.04
2013 (4) 5.83 53.14 19.69 0.03 0.04
2014 (5) 6.13 52.02 19.43 0.03 0.04
2015 (6) 6.49 50.14 20.12 0.04 0.04
6.43 4.53
6.49 4.55
6.66 4.59
6.94 4.72
6.95 4.80
2.35 0.62
2.39 0.64
2.49 0.65
2.63 0.67
2.73 0.72
1.04 1.18 0.74 0.17 1.65
1.11 1.26 0.76 0.18 1.59
1.18 1.41 0.80 0.19 1.63
1.27 1.42 0.85 0.20 1.76
1.39 1.47 0.90 0.20 1.87
0.63 0.37 0.40 100.00
0.74 0.39 0.39 100.00
0.86 0.40 0.40 100.00
1.01 0.44 0.42 100.00
1.18 0.50 0.46 100.00
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015, 2016, diolah Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2015 -1.28% jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,57%. Penurunan laju pertumbuhan ini sudah terjadi selama lima tahun terakhir, dimana tahun 2011 tingkat pertumbuhan 5,26%. Hal ini terkait dampak kelesuan perekonomian global yang sangat menekan harga komoditas utama Kalimantan Timur, terutama pada sektor pertambangan dan penggalian, yang selama ini merupakan kontributor perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.
6
Tabel Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2011-2015 No. A B C D E
Lapangan Usaha (1) Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik & Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang
2010-2011 (2) 5.31% 10.64% -3.77% 14.62% 4.42%
2011-2012 (3) 7.62% 8.01% -3.49% 13.27% 2.63%
2012-2013 (4) 6.44% 1.85% -1.81% 3.56% 6.26%
2013-2014 (5) 6.72% -0.56% 0.22% 18.74% 4.55%
2014-2015 (6) 4.59% -4.83% 2.26% 25.41% 2.56%
F G
Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor
4.75% 10.40%
6.21% 5.59%
4.91% 3.26%
5.98% 4.43%
-1.16% 0.32%
H I
Transportasi & Pergudangan Penyediaan Akomodasi & Makan Minum
9.91% 8.21%
7.25% 9.68%
6.51% 3.34%
7.23% 5.18%
2.57% 4.89%
J K L M,N O
Informasi & Komunikasi Jasa Keuangan & Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib
8.84% 5.83% 5.48% 14.35% 8.65%
12.10% 12.46% 8.27% 8.54% 1.89%
9.11% 14.37% 8.23% 8.22% 4.74%
9.65% 2.41% 8.29% 8.29% 9.47%
7.98% 2.05% 3.59% -3.75% 4.85%
P Q R,S,T,U
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan & Keg. Sosial Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto
0.00% 12.02% 6.24% 6.14%
23.03% 10.43% 3.66% 5.27%
19.09% 5.12% 3.24% 2.23%
18.74% 10.90% 7.38% 1.58%
15.28% 12.04% 8.81% -1.26%
Potret Pertumbuhan Industri Sektor industri pengolahan menyumbang 103,985 triliun di dalam PDRB Kalimantan Timur tahun 2015 atau 20,72% dari keseluruhan PDRB. Sektor industri tampak mengalami recovery setelah beberapa tahun sebelumnya mengalami penurunan. Namun tumbuh tumbuh lebih baik dari pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur secara keseluruhan Tingkat pertumbuhan industri yang rendah, selain disebabkan oleh faktor perekonomian global, juga oleh permasalahan infrastruktur industri yang sangat buruk di Kalimantan Timur.
7
Perkembangan Investasi Daerah Pada akhir tahun 2015, investasi PMDN terencana Rp 23,936 triliun dan terealisasi sebesar Rp 9,611 Triliun, PMA terencana USD 5,396 milyar dan terealisasi USD 2,381 milyar. Tabel Rencana & Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Lokasi Tahun 2015 Di Kalimantan Timur Tahun 2015 No
RENCANA
LOKASI PRO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SAMARINDA BALIKPAPAN KUTAI KARTANEGARA BONTANG KUTAI TIMUR PENAJAM PASER UTARA PASIR KUTAI BARAT BERAU MAHULU TOTAL
INVESTASI (Rp.)
4 6.000.000.000 1 16.500.000.000 32 5.149.819.100.000 3 885.452.100.000 6 1.465.784.100.000 3 453.200.000.000 3 1.304.902.100.000 4 3.403.007.300.000 56 12.684.664.700.00 0
REALISASI TENAGA KERJA TKI TKA 48 15 7.854 172 4.299 76 190 2.948 15.602 -
PRO
INVESTASI (Rp.)
13 25 24 11 18 5 9 26 12 143
789.329.400.000 1.500.000.000 532.273.800.000 2.952.284.500.00 931.237.200.000 375.001.000.000 419.295.900.000 1.929.293.500.000 1.681.097.800.000 9.611.313.100.000
TENAGA KERJA TKI TKA 847 3 305 586 4 503 3.635 1.965 14 1.490 4 11.315 4.179 24.825 25
Sumber : BPPMD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kaltim, 2016
Tabel Rencana & Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Lokasi Tahun 2015 Di Kalimantan Timur Tahun 2015 No
RENCANA
LOKASI PRO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SAMARINDA BALIKPAPAN KUTAI KARTANEGARA BONTANG KUTAI TIMUR PENAJAM PASER UTARA PASIR KUTAI BARAT BERAU MAHULU TOTAL
6 10 3 2 5 2 28
INVESTASI (US$) 2.658.154.700 317.217.600 55.009.500 535.000.000 1.717.881.000 3.337.900 5.286.600.700
REALISASI TENAGA KERJA TKI TKA 249 7 282 7 48 600 2 520 45 2 1.744 18
PRO 42 75 121 10 83 6 13 45 25 420
INVESTASI (US$) 80.416.300 1.475.211.500 269.538.800 13.182.000 237.863.900 11.719.500 5.051.100 272.728.800 15.730.400 2.381.442.300
TENAGA KERJA TKI TKA 1.716 90 3.621 60 28.657 107 147 1 18.225 67 586 2 593 6 10.785 76 1.900 33 66.230 442
Sumber : BPPMD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kaltim, 2016
8
Profil WPPI Kalimantan TImur Berdasarkan PP no 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri atau RIPIN, Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa lokasi wilayah pusat pertumbuhan industri yaitu Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kutai Kartanegara (termasuk KAPET SASAMBA), Kota Bontang, dan Kabupaten Kutai Timur, Adapun profil singkat dari
masing-masing Kabupaten di Kalimantan Timur dapat disajikan
sebagaimana berikut ini.
Gambar 2 Profil WPPI Kota Balikpapan
9
Gambar 3 Profil WPPI Kota Samarinda
Gambar 4 Profil WPPI Kota Kutai Kartanegara
10
Gambar 5 Profil WPPI Kota Kutai Timur
PENGEMBANGAN INDUSTRI Potret Pertumbuhan Industri Secara keseluruhan kinerja kategori Industri Pengolahan pada tahun 2015 tumbuh sebesar 2,26 persen. Hampir semua industri mengalami pertumbuhan positif, kecuali Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki yang terkoreksi sebesar -0,47 %.
Sedangkan laju
pertumbuhan tertinggi adalah Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektrik dan Peralatan Listrik yaitu sebesar 8,93 % diikuti oleh Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
sebesar 8,40 persen, Industri Makanan dan Minuman sebesar
6,20 %yang
sebagian besar ditopang oleh produktfitas industri CPO..
11
Tabel Peranan Lapangan Usaha Terhadap PDRB Kategori Industri Pengolahan (Persen), 2011-2015 Lapangan Usaha 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 (1) (2) (3) (4) (5) A Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 5.31% 7.62% 6.44% 6.72% B Pertambangan & Penggalian 10.64% 8.01% 1.85% -0.56% C Industri Pengolahan -3.77% -3.49% -1.81% 0.22% D Pengadaan Listrik & Gas 14.62% 13.27% 3.56% 18.74% E Pengadaan Air, Pengelolaan 4.42% 2.63% 6.26% 4.55% Sampah, Limbah & Daur Ulang F Konstruksi 4.75% 6.21% 4.91% 5.98% G Perdagangan Besar & Eceran; 10.40% 5.59% 3.26% 4.43% Reparasi Mobil & Sepeda Motor H Transportasi & Pergudangan 9.91% 7.25% 6.51% 7.23% I Penyediaan Akomodasi & Makan 8.21% 9.68% 3.34% 5.18% Minum J Informasi & Komunikasi 8.84% 12.10% 9.11% 9.65% K Jasa Keuangan & Asuransi 5.83% 12.46% 14.37% 2.41% L Real Estate 5.48% 8.27% 8.23% 8.29% M,N Jasa Perusahaan 14.35% 8.54% 8.22% 8.29% O Adm. Pemerintahan, Pertahanan & 8.65% 1.89% 4.74% 9.47% Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 0.00% 23.03% 19.09% 18.74% Q Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 12.02% 10.43% 5.12% 10.90% R,S,T,U Jasa lainnya 6.24% 3.66% 3.24% 7.38% Produk Domestik Regional Bruto 6.14% 5.27% 2.23% 1.58% Sumber : BPS, PDRB Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan UsahaTahun 2013-2015, 2016 No.
2014-2015 (6) 4.59% -4.83% 2.26% 25.41% 2.56% -1.16% 0.32% 2.57% 4.89% 7.98% 2.05% 3.59% -3.75% 4.85% 15.28% 12.04% 8.81% -1.26%
Pertumbuhan ini didukung oleh sebaran berbagai jenis industri besar sedang yang lokasinya menyebar hampir seluruh wilayah provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten yang yang memiliki jumlah industri besar dan serapan terbanyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya
12
Tabel Jumlah Perusahaan Industri Besar & Sedang, serta Tenaga Kerja di Provinsi Kaltim Tahun 2015 Industri Besar Tenaga Kerja≥100 No.
Industri Sedang Tenaga Kerja (20 s/d 99)
Kabupaten/Kota Perusahaan
Tenaga Kerja
Perusahaan
Tenaga Kerja
Jumlah Perusahaan
Jumlah Tenaga kerja
1
Paser
5
858
6
172
11
1.030
2
Kutai Kartanegara
4
985
8
476
12
1.461
3
Kutai Timur
16
4.830
-
-
16
4.830
4
Berau
-
-
3
152
3
152
5
Penajam PU
2
896
-
-
2
896
6
Balikpapan
13
2.132
24
751
37
2.883
7
Samarinda
9
6.539
10
673
19
7.212
8
Bontang
5
3.202
1
20
6
3.222
Kalimantan Timur
54
19.442
52
2.244
106
21.686
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur, 2016
Tabel Jumlah Perusahaan Industri Besar & Sedang, serta Tenaga Kerja di Provinsi Kaltim Tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8
JENIS INDUSTRI Kabupaten Berau Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Paser Kabupaten Penajam Paser Utara Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda
468 1,043
TENAGA KERJA (ORANG) 27,958 1,734
NILAI INVESTASI (Rp.000) 4,518,447 47,585,918
NILAI PRODUKSI (Rp.000) 45,057,445 78,615,220
NILAI BB/BP (Rp.000) 9,005,023 49,524,811
322
820
2,693,665,435
310,836,647
124,536,074
4,010
9,740
86,150,458
-
7,970,918
87
204
2,129,500
1,729,674
1,618,527
935 749 47
1,253 11,882 591
83,005,114 30,433,879 3,483,365,165
134,407,388 -
44,819,830 -
JUMLAH PERUSAHAAN
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur, 2016
Peranan sektor industri pengolahan dalam PRDB Sumatera Selatan berada pada urutan ke tiga setelah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 18,58 % pada tahun 2015. Jika kita perhatikan tabel di bawah dapat dilihat adanya penurunan peran sektor ini dari tahun 2010 ke tahun 2014 tetapi di tahun 2015 terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2014.
13
Komoditas hasil olahan IKM Provinsi Kalimantan Timur meliputi:
Kota Samarinda). dengan komoditas unggulan perikanan, pariwisata, lada, sarung tenun, batik,(jenis IKM industri tenun Kota Balikpapan dengan komoditas unggulan perikanan, pariwisata, penggilingan (jenis IKM industri produk olahan ikan). Kota Bontang dengan komoditas unggulan perikanan (jenis IKM industri produk olahan rumput laut). Kabupaten Kutai Kertanegara dengan komoditas unggulan kelapa sawit, karet, padi, lada, pisang, nanas, perikanan, pariwisata ( jenis IKM industri pengolahan singkong menjadi bioethanol). Kabupaten Kutai Timur dengan komoditas unggulan kelapa sawit, jagung, pisang, karet. Kabupaten Berau dengan komoditas unggulan kelapa sawit, terasi, karet, padi, kedelai, perikanan, kelapa, pariwisata (jenis IKM industri produk olahan ikan). Kabupaten Penajam Paser Utara dengan komoditas unggulan kelapa sawit, durian, karet (jenis IKM industri gula merah). Kabupaten Paser dengan komoditas unggulan kelapa sawit, karet, padi, pisang, perikanan. Kabupaten Kutai Barat dengan komoditas unggulan kelapa sawit, karet, durian, rambutan, perikanan darat. Sementara itu, berdasarkan hasil pengolahan hasil perdangangan ekspor dan import dapat diperoleh gambaran sebagaimana berikut ini.
Sumber Daya Industri Daya Dukung Sumber Daya Alam Sumber daya alam utama di Kalimantan Timur bertumpu pada adalah sektor pertambangan dan penggalian, perkebunan dan perikananserta hasil hutan. Pertambangan dan Penggalian Kegiatan pertambangan di Kalimantan Timur mencakup pertambangan migas dan nonmigas. Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian Kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya, karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Perkembangan produksi batu bara misalnya, sejak tahun 2004 terus meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2014 produksi batubara telah mencapai 234.661.519 ton, atau
14
meningkat 2,37% dibanding tahun 2013. Produksi Minyak Bumi mengalami penurunan dari 42,98 juta barrel menjadi 35,21 juta barrel pada tahun 2014. Demikian pula untuk produksi Gas Bumi pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 713,55 juta MMBTU menjadi 605,58 juta MMBTU Tabel Produksi Batubara, Emas, Perak, Minyak Bumi dan Gas Bumi Tahun 2009-2014 Tahun
BatuBara (ton)
2009
146.464.984
Amoniak (ton)
Minyak Bumi (Ribu Barrel)
-
1.880.088
56.145,82
2.949.750
1.048.171,78
Emas (ton) Perak (ton) -
Urea
Gas Bumi (Ribu MMBTU)
2010
178.450.024
-
-
1.825.106
56.791,01
2.887.285
1.045.503,66
2011
208.066.479
-
-
1.745.336
53.024,00
2.793.766
911.530,00
2012
216.669.424
-
-
1.905.389
47.436,40
3.008.267
822.229,47
2013
229.109.593
-
-
1.939.081
42 983,64
3.007.632
713.549,85
2014
234.661.519
-
-
2.433.945
35 207,46
1.125.544
605.579,00
Sumber: Diolah dari data BPS Prov. Kaltim (Dinas Pertambangan dan Energi), 2015
Perkebunan Berbagai produk perkebunan dihasilkan oleh sektor pertanian Kalimantan Timur, diantaranya: karet, kelapa, kopi, lada, cengkeh, kakao dan kelapa sawit. Secara umum, selama periode 2009 – 2014 terdapat peningkatan luas tanaman perkebunan (dalam Ha), terutama karet, lada dan kelapa sawit
Kelapa Sawit perkebunan kelapa sawit, terutama berlokasi di wilayah Kutai Timur (32,10 persen), Kutai Kartanegara (20,89 persen) dan Paser (17,17 persen) dari total keseluruhan sebesar 1.020 Ha. Produksi perkebunan kelapa sawit mencapai 9.629.072 Ton pada tahun 2014 dan diperkirakan akan terus meningkat seiring pertambahan jumlah lahan, yang saat ini tleah mencapai lebih dari 1 juta hektar. Kelapa sawit sendiri saat ini diolah sebagai CPO dan merupakan komoditas ekspor. Saat ini pengolahan produk turunan kelapa sawit masih terbatas sebagai CPO, sehingga difersifikasinya menjadi rendah, selain itu kondisi infrastruktur masih terbatas sehingga menyababkan biaya produksi yang relatif tinggi.
Karet Sebagian besar perkebunan karet, atau sekitar 45,05 persen dari total luas tanaman perkebunan karet, berada di wilayah Kabupaten Kutai Barat. Sementara di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser dan Penajam Paser Utara berkisar 10 hingga 17 persen, sisanya berada di wilayah lain. Produksi karet mencapai 62.281 Ton
15
dan diperkirakan mningkat terus seiring pertambahan jumlah lahan. Karet berupa bongkahan di usahakan dan dijual melalui mata rantai perdaganganantar daerah ke Kalimantan Selatan.
Perkebunan lada dan cengkeh terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dimana masing- masing luasan di wilayah tersebut mencapai lebih dari 60 persen dari total perkebunan lada di Kalimantan Timur. Secara umum pengolahan lada dan cengkeh beum ada secara nyata dan hanya diproduksi dikarenakan potensi pasarnya dan harganya yang cenderung cukup tinggi.
Kehutanan Luas hutan Kalimantan Timur tahun 2014 sekitar 8.256.767 hektar. Terbagi menjadi 6 (enam) jenis hutan yaitu hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi terbatas, hutan
produksi
tetap,
hutan
produksi
yang
dapat
dikonversi,
dan
hutan
pendidikan/penelitian. Dari 6 (enam) jenis hutan tersebut yang terluas adalah hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas masing-masing 3.024.576 ha dan 2.881.569 ha. Daerah kabupaten/ kota yang mempunyai kawasan hutan terluas yaitu Kabupaten Kutai Timur dengan luas areal hutan mencapai 2.110.024 ha Terkait dengan pembentukan hutan HPH dan HTI juga Program reboisasi dan rehabilitasi lahan hutan. Jumlah hutan konsesi di Kalimantan Timur sebanyak 63 perusahaan dengan luas 4.193.354 ha konsesi hutan, sementara Hutan Tanaman Industri (HTI) pada tahun 2014 tercatat 1.489.147 ha dikelola oleh 38 perusahaan perkebunan. Produksi hutan yang dapat disebutkan disini antara lain: kayu bundar pada tahun fiskal 2013 mencapai 1.178.024,07 M3 dari 87.517,83 ha luas panen. Untuk kayu olahan, kayu lapis adalah produk yang paling besar (347.347,13 M3), kayu olahan lainnya yang dihasilkan juga termasuk Kayu Gergajian, Blackboard, Veneer dan lainnya. Produksi dari sektor kehutanan Kalimantan Timur antara lain adalah kayu bundar serta produk sampingan lainnya seperti rotan, kayu gaharu, sarang burung dan sirap. Selain itu, hasil hutan juga digunakan sebagai input sektor industri pengolahan kayu seperti plywood, sawn timber, bloak board, veneer dan lain-lain. Pada tahun 2013, produksi kayu bundar mencapai mencapai 1.178.024,07 M3 dari 87.517,83 ha luas panen
16
Perikanan Jumlah rumah tangga perikanan mengalami peningkatan karena adanya reklamasi lahandari batubara menjadi area danau untuk perikanan. Fenomena ini terjadi terutama di daerah Kutai Timur dan Berau. Produksi perikanan laut dan perikanan darat menghasilkan sebesar 211.792,80 ton di tahun 2015. Sarana penangkapan ikan laut pada tahun 2015 terdiri dari perahu tanpa motor, perahu dengan motor tempel dan kapal motor. Jumlah total armada pada tahun 2014 sebanyak 4.051 unit. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang jumlah armadanya mencapai 22.169 unit, maka terjadi peningkatan jumlah armada perikanan laut.
Tabel 12 Potensi Sumber Daya Alam di Provinsi Kalimantan Timur
Daya Dukung Sumber Daya Manusia Hingga tahun 2015, jumlah penduduk Kalimantan Timur tercatat sebanyak 3.426.638 jiwa dengan rata- rata pertumbuhan per tahun sebesar 2,37 persen dari tahun 2010-2015. Dengan demikian diperoleh penduduk usia 15 tahun ke atas di wilayah Provinsi Kalimantan Timur mencapai 2.457.345 jiwa di tahun 2015. Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan (SMU dan Kejuruan) pada sektor angkatan kerja sebesar 633.512 jiwa yang
17
terdiri dari 566.393 jiwa yang melakukan kegian bekerja dan 67119 jiwa pengganguran terbuka, sedangkan pendidikan tertinggi yang di tamatkan pada sektor bukan angkatan kerja sebesar 283232 jiwa. Tabel 13 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang DI Tamatkan dan Jenis Kegiatan Tahun 2015 Angkatan Kerja Bekerja
Pengangguran Terbuka
Jumlah
Bukan Angkatan Kerja
13116
109
13225
22131
Tidak/belum Tamat SD
122728
3777
126505
103899
Sekolah Dasar
266393
14195
280588
212351
SMP Umum dan Kejuruan
243781
21905
265686
269928
SMU dan Kejuruan
566393
67119
633512
283232
Diploma I II III
49496
2561
52057
12597
Universitas
162050
5868
167918
23882
1.423.957
115.534
1.539.491
928.020
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tidak/Belum Pernah Sekolah
Jumlah
Sumber: BPS, Provinsi Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015, 2016
Kondisi ketenaga kerjaan ini
sejalan dengan banyaknya sarana pendidikan tinggi di
Kalimantan Timur. Dari sebarannya sarana pendidikan terbanyak terdapat di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
Tabel 14 Jumlah Sarana Pendidikan Tinggi di Kalimantan Timur Tahun 2015 Kabupaten/kota
Akademi
Institut
Kabupaten Berau
Universitas
2
Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Kutai Kartanegara
Sekolah Tinggi
2
1 1
1
Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Paser
1
Kota Balikpapan
7
Kota Bontang
2
Kota Samarinda
12
Grand Total
23
2
Jumlah
1 2
1
5
2
2
2
3
5
2
16
1
1
4
6
10
4
32
10
24
8
65
Sumber: BPS, Provinsi Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2015, 2016
18
Dari 65 sarana pendidikan tinggi yang tersebar di Kalimantan Timur, sarana pendidikan yang mendukung perkembangan industri sudah cukup banyak, terutama perguruan tinggi negeri dan kedinasan, dan swasta yang tersebar di Kota Bontang, Samarinda dan Balikpapan Daya Dukung Teknologi dan Inovasi Untuk Dukungan teknologi dna inovasi di Kalimantan Timur sudah terdapat Balai Riset dan Standarisasi (Baristand) di Kota Samarinda. Keberadaan Baristand Samarinda bertujuan memberikan layanan pengujian, sertifikasi dan pelatihan di bidang industri berperan dalam pembangunan sumberdaya manusia maupun teknologi industri, sebagai amanat dari Undang-Undang no. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
Penguatan dan Pendalaman Struktur Industri 1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit a.
Pengembangan Industri Kelapa sawit masih dalam tahap pengolahan tandan bua segar menajdi CPO dan minyak goreng
b. Industri pengolahan kelapa sawit baru dan kebun-kebun baru terus berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan CPO dari luar negeri. c.
Dukungan sumber daya alam untuk sat ini telah cukup memadai, untuk mendukung perkembangna industri turunan kelapa sawit.
d. Sebaran industri tampak mengarah ke utara provinsi hal ini dimanfaatkan dan melalui pengembangan KEK Maloy 2. Industri Pengolahan Hasil Hutan a. Industri hasil hutan sudah lama berkembang dan sedang memasuki masa penurunan. b. Peningkatan produksi hasil hutan berkembang pada pada industri kayu olahan, dan kedepannya terdapat peluang pengembangan industri bubur kertas. c. Pengendalian industri hasil hutan tetap harus dilakukan secara berhatihati dan diarahkan pada pengolahan hasil hutan menjadi produk turunan yang diarahkan kepada konsumen akhir. Pengembangan kawasan industri merupakan salah satu sarana untuk melakukan pengendalian
19
terhadap industri ini, sehingg perlu agar perusahaan industri jenis ini wajib masuk ke dalam kawasan industri. 3. Industri Pupuk a. Industri pupuk merupakan salah satu industri strategis Kalimantan Timur, terutama kota Bontang b. Dalam perkembangannya perkembangan industri ini telah menjadi satu kawasasan industri tersendiri dan telah memiliki kelengkapan infrastruktur yang memadai. c.
Meningkatknya kebutuhan pupuk secara langsung akan meningkatkan kebutuhan bahan baku pupuk, berupa gas. Dalam perkembangan selanjutnya dibutuhkan adanya dukungan sumber daya gas
4. Industri Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan a. Prospek industri pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya diperkirakan akan meningkat ke depannya seiring dengan penataan yang sedang dilakukan pemerintah b. Industri perikanan tampak tersebar namun berpusat di kota Bontang, Kota Balikpapan dan Kabupaten Berau c. Pengolahan hasil perikanan masih dilakukan dalam ruang lingkup permintaan lokal dan mayoritas hasil perikanan diekspor ke luar negeri melalui industri pembekuan ikan d. Terdapat potensi pengembangan rumput laut di Kota Bontang, industri ini memiliki prospek yang baik namun membutuhkan adanya jejaring kerja dengan industri pengolahan yang sudah ada Penguatan Daya Saing Industri Penguatan Daya Saing Industri di Provinsi Kalimantan Timur dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Dalam RIPIN telah dijabarkan mengenai pentahapan Pembangunan Industri Prioritas serta Program Pengembangan Industri Prioritas yang dilaksanakan bersama oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan swasta. Di Provinsi Kalimantan Timur pengembangan industri masih perlu mendapatkan perhatian khusus oleh berbagai pihak baik pemerintah Badan Usaha Milik Negara, dan swasta. Adapun rencana pengembangan yang perlu diperhatikan meliputi:
20
1.
Pemanfaatan Lokasi Geografis a.
Kalimantan Timur dilalui oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan alur pelayaran menuju asia timur
b. Pemanfaatan lokasi georgrafis inilah yang menjadi alasan adanya upaya penyusunan rencana pembangunan Kawasan Industri dan PelabuhanInternasional (KIPI) di Maloy, Kabupaten Kutai Kartanegara, merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan posisi karena dinilai memiliki keunggulan strategis karena berlokasi di jalur pelayaran nasional dan internasional ALKI II yang menjadi gerbang menuju wilayah Asia Pasifik dan Eropa. c. Upaya pemanfaatan lokasi geografis ini membutuhkan dukungan infrastruktur pelabuhan, sehingga pendekatan yang perlu dilakukan adalah melakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung terjadinya pertukaran sumber daya di internal provinsi. 2. Memanfaatkan keunggulan komparatif a.
Secara umum komoditas yang ada di Kalimantan Timur adalah komoditas yang menjadi keunggulan komparatif bila dibandingkan dengan daerah lain di kalimantan dan sulawesi.
b.
Namun komoditas-komoditas yang ada di Kalimantan Timur akan menjadi keunggulan kompetitif bilamana dibandingkan dengan negara-negara lain. Keunggulan kompetitif ini disebabkan karena faktor geografis sehingga menjadi sangat unik.
c. Untuk peningkatan daya saing diperlukan upaya untuk memperkuat kualitas maupun kuantitas pasokan bahan baku melalui upaya-upaya intensifikasi maupun pengembangan riset dan kelembagaan. 3. Kerjasama antar Provinsi. a.
Secara ekonomi provinsi Kalimantan Timur bergantung secara provinsi lain disekitarnya. Contohnya komoditas karet alam dari Kalimantan Timur dikirim ke Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan; Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara bersimbiosis dengan Kabupaten Berau.
b.
Ketergantungan ekonomi yang terjadi merupakan karakteristik ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk membangun daya saing. Melalui kerjasama antar provinsi dalam rangka pengembangan WPPI provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dikelompokan dalam satu WPI, dimana sifat ketergantungan yang ada dapat dijadikan bagian dari strategi yang nantinya bisa saling mengisi.
c. Tumbuhnya daya saing provinsi Kalimantan Timur muncul dari sisi sumber pasokan bahan baku seperti pada kasus komoditas karetyang memasok industri crumb rubber di provinsi Kalimantan Selatan.
21
Lokasi Industri Yang Diprioritaskan Provinsi Kalimantan Timur pada dasarnya memiliki lahan sebagai peruntukan industri akan tetapi belum pada tahap pembangunan. Saat ini terdapat 3 lokasi yang menjadi pengembangan potensi perwilayah industri, selanjutnya dikembangkan berdasarkan hasil survei dan observasi lapangan sebagaimana disajikan pada tabel dan gambar berikut Tabel 15 Potensi Perwilayahan Industri Provinsi Kalimantan Timur Kabupaten/kota
Jenis Perwilayahan Industri
Bontang
o Kawasan Industri (telah ada): Berbasis Gas Alam (Pupuk Kaltim dan LNG Badak) o Kawasan Industri Petrokimia berbasis Migas dan Kondensat (baru – direncanakan) Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy (baru – direncanakan): Oleochemical (Pengolahan Hilir Kelapa Sawit)
Kutai Timur Balikpapan
Samarinda
o Telah berlangsung kegiatan industri di kawasan peruntukan industri: aneka industri o Kawasan Industri Kariangau & Terminal Peti Kemas (baru – direncanakan): aneka industri (pengolahan batu bara, migas, ikan, udang, kelapa sawit, karet) Kawasan Industri Palaran & Terminal Peti Kemas (baru – direncanakan): aneka industri
Kutai Kartanegara
Kawasan Industri (baru – direncanakan): agroindustri (tanaman bahan makanan, perkebunan), industri pendukung migas (off shore)
Penajam Paser Utara
o Telah berlangsung kegiatan industri di kawasan peruntukan industri: aneka industri o Kawasan Industri Buluminung (baru – direncanakan): aneka industri Kawasan Industri Pertanian (baru – direncanakan): Tanaman Bahan Makanan, Perikanan, Peternakan
Paser Berau
Kawasan Industri (baru – direncanakan): Pengolahan Kayu
Kutai Barat
Kawasan Industri Pertanian (baru – direncanakan): Tanaman Bahan Makanan, Perikanan, Peternakan
Mahakam Ulu
Kawasan Industri Strategis Perbatasan (baru – direncanakan): Kluster industri pertanian rakyat (tanaman bahan makanan, perkebunan)
ARAHAN:
WPPI: Bontang, Kutai Timur (KIPI 1 & 2 Maloy), Balikpapan & Penajam PU (KI Kariangau Buluminung) Semtra KM: o o o o o o
Industri tenun: Samarinda Industri pengolahan ikan (makanan olahan): Balikpapan Industri pengolahan nira kelapa (gula merah): Penajam Paser Utara Industri pengolahan udang dan teri (makanan olahan): Berau Industri pengolahan rumput laut: Bontang Industri pengolahan kakao: Berau, Mahakam Ulu, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Samarinda o Industri pengolahan karet: Kutai Barat, Paser, Penajam PU, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Samarinda o Industri pengolahan tanaman pangan (padi & ubi kayu): Paser, Penajam PU, Kutai Barat, Kutai Kartanegara
22
Kabupaten/kota
Jenis Perwilayahan Industri
Adapun kawasan strategis yang ditetapkan di tingkat Provinsi (Kawasan Strategis Provinsi) meliputi: a. Kawasan Industri Kariangau – Buluminung di Kawasan Teluk Balikpapan Kawasan Industri Kariangau (KIK) di Balikpapan dikembangkan dan diintegrasikan dengan Kawasan Industri Buluminung di Penajam, merupakan bagian dari Kawasan Strate-gis Provinsi (KSP) yang terletak di Kawasan Teluk Balikpapan dengan luas areal 2.721 Ha. Kawasan industri Kariangau diarahkan untuk bergerak di sektor aneka industri, seperti pengolahan batubara, minyak, gas, minyak sawit, karet, makanan, perikanan, kopi, meu-bel, dan lain-lain. Kegiatan industri di KIK dimaksudkan untuk memberi nilai tambah pada setiap komoditi yang dihasilkan di Provinsi Kalimantan Timur sehingga pemasaran produk primer akan beralih menjadi produk sekunder atau tersier. Kawasan Industri Kariangau memiliki posisi yang sangat strategis karena telah terintegrasi dengan terminal pelabuhan peti kemas (sebagai jalur angkut laut) dan Freeway (sebagai jalur angkut darat). Dengan letak posisi geostrategis pada ALKI II, Kawasan Industri Kariangau memiliki konektivitas untuk melayani kegiatan industri di wilayah tengah dan timur Indonesia. Pada tahun 2030, Kawasan Industri Kariangau diprediksikan akan menjadi kawasan pusat aneka industri terkemuka di wilayah Indonesia bagian timur. b. Kawasan Industri Petrokimia (Gas dan Kondensat) di Kota Bontang Kota Bontang merupakan wilayah di Provinsi Kalimantan Timur yang diproyeksikan menjadi Industrial Estate. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, kawasan industri Bontang diarahkan untuk bergerak di basis sektor pengolahan migas dan kondensat. Kota Bontang berkembang sebagai outlet industri seiring dengan berdirinya 2 (dua) perusahaan besar yaitu PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Badak LNG dan Co. Kota Bontang memiliki peranan penting dalam misi menyukseskan proyek MP3EI koridor kalimantan sebagai pusat produksi pengolahan hasil tambang dan energi nasional. Terkait dengan hal tersebut, saat ini tengah dilakukan proyek Pembangunan Pabrik Pupuk Kalimantan Timur V dengan nilai investasi sebesar 6,08 triliun rupiah yang nantinya akan menjadi pabrik urea dengan kapasitas produksi terbesar di Asia Tenggara yaitu 3.500 ton urea per hari dan 2.500 ton amoniak per hari.
23
c. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy (KIPI Maloy) di Kabupaten Kutai Timur Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy terletak di Kecamatan Kaliorang dan Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur dengan luas areal 5.305 Ha. Berdasarkan Inpres Nomor 1 tahun 2010 dan dokumen Masterplan Perluasan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), KIPI Maloy diarahkan untuk menjadi pusat pengolahan kelapa sawit, oleo chemical, dan industri turunannya. Berdasarkan Masterplan 2012, tahap awal pembangunan KIPI Maloy seluas areal 1.000 Ha dengan nilai investasi sebesar 3,7 trilyun rupiah. KIPI Maloy terdiri dari 6 (enam) zona industri, yaitu: 1) Zona Industri Oleokimia Dasar, 2) Zona Industri Berbasis Makanan, 3) Zona Industri Biodiesel, 4) Zona Industri Produk Perawatan, 5) Zona Industri Produk Sampingan, dan 6) Zona Industri Lainnya. KIPI Maloy akan terintegrasi dengan Tanki Timbun dan Pelabuhan Internasional CPO (Crude Palm Oil) yang dioperasionalkan dengan sistem pemipaan. Selain itu, sebagai strategi untuk menambah nilai investasi, KIPI Maloy telah diusulkan untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pada tahun 2030, KIPI Maloy diproyeksikan menjadi pusat/sentra pengolahan oleo chemical berskala internasional yang mencakup industri hulu (primer) dan industri hilir (sekunder dan tersier).
24
Gambar 6 Profil WPPI Kota Balikpapan
INFRASTRUKTUR PENUNJANG WPPI Konektivitas WPPI Berdasarkan hasil pengamatan dan data-data sekunder konektivitas eksisting di WPPI Kalimantan Timur dapat disajikan dalam gambar berikut ini.
25
Gambar 7 Distribusi dan Pasokan Komoditas Unggulan Kaltim dalam lingkup provinsi
Gambar 8 Distribusi dan Pasokan Komoditas Unggulan Kaltim ke Luar Negeri
26
Kebutuhan Infrastruktur Penunjang WPPI Atas dasar berbagai kondisi yang telah disampaikan di atas, maka perlu dikembangkan berbagai infrastruktur yang ditujukan untuk mendukung pengembagan WPPI Tabel Indikasi Kebutuhan Infrastruktur WPPI Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Induk Pengembangan WPPI Isu Strategis Pengembangan WPPI Isu Strategis Pengembangan terkait dengan pengembangan WPPI di Provinsi Kalimantan Timur dapat diidentifikasi, sebagai berikut: 1.
Peran strategis Provinsi Kalimantan Timur dengan kekayaan SDA Energi dan Migas sebagai pusat produksi migas dan turunan produk olahannya yang menjadi kepentingan strategis Nasional.
2.
Sektor tambang dan migas yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
3. Terbatasnya pelayanan infrastruktur yang diakibatkan oleh terbatasnya infrastruktur jalan, sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, dan udara, sarana dan prasarana pemukiman. 4.
Besarnya peluang pengembangan pertanian dalam arti luas dalam basis ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam yang terbaharui.
27
5.
Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan budidaya yang tidak terkendali dan kurang memperhatikan dampak lingkungan, kesadaran masyarakat yang kurang terhadap kelestarian lingkungan, dan lemahnya penegakkan hukum terhadap penyebab pencemaran kerusakan lingkungan.
6.
Rendahnya daya saing daerah yang diakibatkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia, penguasaan dan pemanfaatan iptek, sedikitnya produk-produk unggulan daerah yang kompetitif, tidak konsistennya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta rendahnya jiwa kewirausahaan daerah, dan lemahnya jaringan pemasaran.
7.
Pembangunan daerah perbatasan dengan Malaysia yang belum memadai menimbulkan kerawanan-kerawanan dibidang ekonomi, keamanan, dan kedaulatan negara oleh karena terdapat perbedaan yang menyolok dengan daerah perbatasan wilayah negara Malaysia. Demikian pula pembangunan daerah pedalaman yang relatif tertinggal dibandingkan daerah pesisir menimbulkan kesenjangan antar wilayah.
Strategi Pengembangan WPPI Visi dan misi yang dikembangkan untuk WPPI Provinsi Kalimanan Timur dikembangkan berdasarkan visi RPJMD dan Visi RPIP Provisi Kalimantan Timur dan berbagai kondisi yang dihadapi di dalam pengembangan perwilayahan di Provinsi Kalimantan Timur. VISI : “Mewujudkan perwilayahan industri di Provinsi Kalimantan Timur dengan berbasis Agro dan IPTEK yang ramah lingkungan dan didukung oleh industri pendukung yang handal”
Misi 1.
Mewujudkan pengembangan industri hilir berbasis sumber daya alam agro dan industri pendukungnya;
2. Mewujudkan tersedianya sumber daya industri yang unggul dan berdaya saing tinggi; 3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
28
Rencana Aksi Pengembangan WPPI Ada beberapa arah kebijakan dan strategi pengembangan WPPI Provinsi Kalimantan Timur yaitu : 1.
Strategi Perwilayahan Industri
1.
Strategi Penyediaan Lahan Kawasan Industri.
•
• 2.
Pengembangan Kawasan Industri /KEK
•
•
Tahap I (2017-2021) Pembentukan Badan • Pengelola Kawasan (Pemda – BUMN – BUMD – Swasta) Pembebasan lahan tahap awal Pembangunan Infrastruktur • dasar tahap awal dengan bantuan dana dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan infrastruktur • kawasan industri tahap awal oleh badan pengelola.
Tahap II (2022-2036) Pembebasan lahan tahap selanjutnya
Pembangunan Infrastruktur dasar tahap berikutnya dengan bantuan dana dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan infrastruktur kawasan industri tahap berikutnya oleh badan pengelola.
2. Strategi Pengembangan Industri 1.
Strategi Penentuan Industri Penggerak Utama
• •
2.
Pengembangan industri hilir dari komoditas unggulan
• •
• 3.
Pengembangan industri pendukung hilirisasi komoditas unggulan
•
•
4.
Penguatan industri hulu komoditas unggulan
• •
Tahap I (2017-2021) Pemilihan industri penggerak utama Pembangunan Industri penggerak utama
•
Tahap II (2022-2036) Perluasan dan diversifikasi usaha industri penggerak utama untuk hilirisasi komoditas unggulan.
Promosi investasi Pelaksanaan program PTSP (Perijinan Terpadu Satu Pintu) Mendorong industri hilir substitusi impor Promosi investasi pengembangan industri komponen dan bahan penolong Pengembangan industri komponen dan bahan penolong
• •
Promosi investasi Mendorong industri hilir substitusi impor maupun untuk ekspor.
•
Promosi investasi pengembangan industri barang modal dan jasa industri Pengembangan industri barang modal dan jasa industri.
Peningkatan kapasitas dan kualitas industri hulu Peningkatan kapasitas dan sarana pengangkutan batubara
•
•
•
Peningkatan kapasitas dan kualitas industri hulu Peningkatan kapasitas dan sarana pengangkutan batubara
29
3. Strategi Pengembangan Sumber Daya Industri 1.
Strategi Mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal
•
•
Tahap I (2017-2021) Penyusunan kebijakan penyerapan tenaga kerja lokal. Peningkatan kompetensi SDM lokal
• •
•
2.
3.
Peningkatan kapasitas dan kualitas komoditas unggulan sebagai bahan baku industri
• •
Peningkatan penguasaan teknologi
•
•
•
Penyediaan bibit unggul Peningkatan kerjasama penyedia bahan baku – industri hulu – industri hilir Penguatan lembaga pusat inovasi dan inkubasi barang jadi karet. Fasilitasi kerjasama antara lembaga litbang / PT dengan industri hilir Transfer teknologi hilirisasi komoditas unggulan.
• •
•
•
Tahap II (2022-2036) Peningkatan standar kompetensi SDM industri Pengembangan SMK untuk mendukung industri hilir dan industri pendukungnya. Program beasiswa SMK/D3/S1 pada jurusan sesuai kebutuhan Peningkatan produkstivitas penghasil bahan baku Perluasan areal produksi bahan baku Pembangunan sarana dan prasarana litbang hilirisasi komoditas unggulan Pengembangan technopark untuk inkubasi IKM
30
Gambar 9 Tema Pengembangan KIPI Maloy Kabupaten Kutai Timur 3 1
Gambar 10 Kebutuhan Infrastruktur Prioritas Kawasan Industri Maloy Kabupaten Kutai Timur
3 2
Gambar 11 Tema Pengembangan Kawasan Industri Kota Bontang 3 3
Gambar 12 Kebutuhan Infrastruktur Prioritas WPPI Kota Bontang
3 4
Gambar 13 Tema Pengembangan Kawasan Industri Kota Balikpapan dan Kab. Panajam Paser Utara 3 5
Gambar 14 Kebutuhan Infrastruktur Prioritas WPPI Kota Balikpapan dan Kabupaten Panajam Paser Utara 3 6
3 7