Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ANALISIS PENGARUH BAURAN RITEL DI LIFESTYLE CONVENIENCE STORE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (SUATU STUDI KASUS TENTANG YOGYA XPRESS CIWALK DAN MERDEKA BANDUNG) Okky Prayudi Hadiansah dan Sandra Sunanto Magister Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Jl. Merdeka No. 30, Bandung 40117, Jawa Barat, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Persaingan yang semakin dinamis dan intens disektor usaha eceran atau ritel memunculkan format toko ritel yang berbeda pada umumnya. Lifestyle convenience store menawarkan konsep convenience store yang dikemas sesuai lifestyle pasar sasarannya. Konsumen disuguhi bauran ritel yang berbeda dengan minimarket atau supermarket. Yogya Xpress menawarkan konsep lifestyle convenience store dengan kenyamanan, kemudahan serta pemilihan lokasi di dalam mall maupun lokasi independen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh bauran ritel terhadap kepuasan konsumen di dua lokasi yaitu Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress Merdeka. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di Yogya Xpress tersebut dengan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis desktiptif, uji t, dan analisis regresi berganda. Hasil pengolahan data menunjukkan variabel bauran ritel yang terdiri atas location, merchandise management, pricing, communication mix, store design and display dan customer service mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif secara partial terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada Yogya Xpress Ciwalk, faktor customer service, pricing dan communication mix memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan pada Yogya Xpress Merdeka, faktor location, customer service, dan pricing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kata kunci: Bauran Eceran, Lifestyle Convenience Store, Kepuasan Konsumen. PENDAHULUAN Lifestyle convenience store menawarkan konsep convenience store yang dikemas sesuai lifestyle pasar sasarannya. Konsumen disuguhi bauran ritel yang berbeda dengan minimarket atau supermarket. Lifestyle convenience store merupakan sebuah warna baru bisnis ritel di Indonesia yang memungkinkan konsumen membeli makanan maupun minuman baik produk-produk ready to eat (RTE), ready to drink (RTD) ataupun produk lainnya seperti berbagai macam produk siap saji (cooked food) dan langsung menyantapnya di area toko. Berbeda dengan toko modern pada umumnya, konsumen lifestyle convenience store lebih ditujukan untuk self service seperti membuat minuman atau sekedar memilih makanan siap saji. Salah satu toko dengan format lifestyle convenience store yang mulai berkembang di Jawa Barat, khususnya di kota Bandung adalah Yogya Xpress. Yogya Xpress 1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
merupakan salah satu lini bisnis dari Yogya Group yang merupakan group ritel terbesar di Jawa Barat. Yogya Xpress mulai berkembang dengan berbagai kriteria toko yang diantaranya adalah shopping center, dimana lokasi toko Yogya Xpress berada dalam suatu kawasan pusat perbelanjaan, contohnya Yogya Xpress Ciwalk. Kriteria lainnya adalah single store, dimana lokasi toko Yogya Xpress berada di area independen dan tidak berada dalam suatu mall maupun institusi tertentu, contohnya Yogya Xpress Merdeka. Bauran Ritel (Retail Mix) Menurut Levy dan Weitz (2012 : 20), bauran ritel (retail mix) adalah satu set keputusan pengecer yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Variabel bauran ritel (retail mix) terbagi menjadi enam variabel, yaitu location, merchandise management, pricing, communication mix, store design and display dan customer service (Levy & Weitz, 2012 : 20) merupakan salah satu aspek yang dijadikan tolak ukur atau indikator dari persepsi konsumen untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. a. Location (Lokasi) Lokasi biasanya merupakan salah satu bahan pertimbangan yang paling berpengaruh dalam keputusan pilihan toko oleh konsumen karena keputusan pemilihan lokasi sangat berisiko, pada umumnya ketika para retailer memilih lokasi, retailer juga memiliki optional apakah harus membuat investasi yang besar untuk membeli dan mengembangkan toko atau harus berkomitmen untuk sewa jangka panjang dengan pengembang. b. Merchandise Management (Manajemen Barang Dagangan) Merchandise Management merupakan proses yang dilakukan oleh retailer untuk menawarkan sejumlah merchandise yang benar, pada tempat yang benar, pada waktu yang benar demi pencapaian tujuan perusahaan c. Pricing (Penetapan Harga) Terdapat empat faktor yang mempengaruhi retailer dalam pembentukan harga, yaitu : Customer price sensitivity and cost, Cost of the merchandise and services, Competition, Peraturan hukum yang membatasi penetapan harga. d. Communication Mix (Bauran Komunikasi) Dari sudut pandang perspektif untuk jangka panjang, communication mix dapat digunakan untuk membuat dan mempertahankan brand yang kuat, membedakan brand dari retailer serta barang-barang private label. Communication mix merupakan gambaran untuk meningkatkan kepuasan serta loyalitas konsumen dan menciptakan keuntungan strategis bagi retailer. e. Store Design and Display (Display dan Desain Toko) Desain toko dapat memiliki efek jangka panjang untuk membangun kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap retailer dengan meningkatkan brand image. f. Customer Service (Pelayanan Konsumen) Customer Service atau layanan konsumen adalah serangkaian kegiatan dan program yang dilakukan oleh retailer untuk membuat pengalaman berbelanja lebih bermanfaat bagi konsumen. 2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Hipotesis Penelitian Untuk memberikan suatu arahan dalam suatu penelitian, maka diperlukan hipotesis. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang perlu diuji kebenarannya dalam suatu penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1. Ada pengaruh positif penerapan bauran ritel (retail mix) terhadap kepuasan konsumen di masing-masing toko Yogya Xpress. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui persamaan dan perbedaan implementasi bauran ritel (retail mix) di Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress Merdeka. 2. Mengetahui karakteristik konsumen di Yogya Xpress Ciwalk dan yogya Xpress Merdeka. 3. Mengetahui variabel bauran ritel (retail mix) mana yang berpengaruh di masing-masing kriteria Yogya Xpress terhadap kepuasan konsumen. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini meliputi pengumpulan data untuk dilakukan uji hipotesis dengan tujuan akhir untuk memperoleh deskripsi dari variabel bauran ritel (retail mix) yang terdiri dari location, merchandise management, pricing, communication mix, store design and display dan customer service (Levy & Weitz, 2012 : 20) terhadap kepuasan konsumen. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode, yang membedakan berdasarkan beberapa jenis data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini. Metode-metode tersebut adalah wawancara, kuisioner, observasi dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan non-probability sampling, dengan metode yang digunakan adalah purposive sampling. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan dengan sengaja mengambil sampel tertentu tetapi tidak dilakukan pada seluruh populasi, tapi terfokus pada target. Dengan purposive sampling, peneliti melakukan penelitian dengan mendatangi Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress Merdeka. Total responden adalah 100 responden di 2 cabang Yogya Xpress yaitu Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress Merdeka. Kuisioner tersebut disusun dengan beberapa rangkaian pertanyaan menggunakan skala likert dengan kategori jawaban yang terdiri dari lima tingkatan. Sedangkan untuk melakukan analisis secara kuantitatif, maka jawaban dari kuisioner tersebut akan dinilai dengan bobot 1 sampai dengan 5 yaitu 5 = Sangat Setuju (SS), 4 = Setuju (S), 3 = Biasa (B), 2 = Tidak Setuju (TS) dan 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) METODE ANALISIS DATA Uji Validitas Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Sebuah item pertanyaan dinyatakan valid apabila signifikan r hitung < 0,05 (α = 5%). Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat validitas adalah Pearson Correlation Product Moment, sebagai berikut : n xy x y r n x x n y y 2
2
4
2
2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Keterangan : R = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N = jumlah sampel ∑X2 = kuadrat faktor variabel X ∑Y2 = kuadrat faktor variabel Y ∑XY = jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y Interpretasi terhadap koefisien korelasi untuk menyatakan validitas item pertanyaan, jika koefisien merujuk pada angka minimal 0,3. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka item pertanyaan semakin valid. Uji Reliabilitas Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, penulis mengemukakan koefisien cornbach’s alpha (α) dengan menggunakan fasilitas SPSS atau dengan persamaan yang dirumuskan : =
K. r (K 1 + − 1). r
Keterangan : A = Koefisien realibilitas K = Jumlah item reabilitas r = Rata – rata korelasi antar item 1 = Bilangan konstanta
Analisis Regresi Berganda Metode yang digunakan untuk melihat ada tindaknya pengaruh tersebut adalah persamaan linear regresi berganda. Rumusnya adalah : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6
Keterangan : Y = Kepuasan konsumen β0 = Konstanta β0 s/d β6 = Koifisien regresi X1 s/d X6 = Variabel bauran ritel (retail mix) t Test (Uji t) Uji t merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Langkah-langkah melakukan Uji t adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesa statistik 2. Menentukan nilai kritis (ttabel) 3. Menghitung nilai statistik t (thitung) 4. Kriteria perhitungan H0 ditolak apabila thitung > ttabel H0 diterima apabila thitung < ttabel HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Bauran Ritel di Yogya Xpress Ciwalk dan Merdeka Yogya Xpress memiliki beberapa kriteria toko. Yogya Xpress Ciwalk terletak di sebuah pusat perbelanjaan atau mall (shopping center) yang bernama Cihampelas Walk atau 5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
disingkat Ciwalk. Sedangkan Yogya Xpress Merdeka terletak di lokasi independen atau dikenal dengan (single store) yang berada di Jalan Merdeka. Lokasi tersebut dekat dengan pusat perbelanjaan, pusat pendidikan dan perkantoran. Dengan perbedaan kriteria tersebut maka terdapat beberapa perbedaan penerapan bauran ritel di masingmasing Yogya Xpress yang akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4.1 Penerapan Bauran Ritel di Yogya Xpress No 1
2
Bauran Ritel (Retail Mix) Location
Merchandise Management
Yogya Xpress Ciwalk
Merdeka Memiliki lokasi yang strategis Area parkir luas dan terletak di dalam gedung Area parkir terbatas pusat perbelanjaan atau mall Lokasi terletak di pusat perbelanjaan atau mall Lokasi terletak di area independen (shopping center) (Single Store) Produk-produk kategori food yang dijual bervariasi seperti berbagai snack atau makanan ringan dan produk-produk minuman dalam kemasan serta minuman siap saji seperti teh, kopi, soft drink dll. Produk cooked food yang dijual merupakan makanan-makanan siap saji private label seperti frozen food, bubur ayam, siomay, sosis, waffle, ayam goreng, bakso malang dll.
3
Pricing
4
Communication Mix
5
Store Design and Display
6
Customer Service
Pengontrolan inventory barang, ketersediaan barang, identifikasi produk hingga pemusnahan dikontrol oleh staff atau supervisor toko Harga barang yang dijual ditentukan oleh pusat, namun staff dapat melakukan beberapa perubahan harga pada kategori barang tertentu Kegiatan promosi dapat dilakukan berdasarkan arahan pusat maupun instore promo Konsumen dapat melakukan perbelanjaan dengan menggunakan member card Yogya dan mendapatkan potongan diskon 1% Memiliki atmosfer atau suasana toko yang dibangun dengan baik dengan area berbelanja yang cukup luas pencahayaan yang baik Terdapat area duduk dalam (indoor) dan luar ruangan (outdoor) Terdapat indikator kerja berupa Key Result Area dan Key Performance Indicator
Uji Validitas Interpretasi terhadap koefisien korelasi untuk menyatakan validitas item pertanyaan, jika koefisien merujuk pada angka minimal 0,25. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka item pertanyaan semakin valid. Tabel 4.2 Hasil uji validitas variabel x Variabel Location
Merchandise Management
Pricing
Communication Mix
Store Design and Display
Item a1 a2 a3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 b10 c11 c12 c13 d14 d15 d16 d17 e18
Nilai Korelasi 0,33 0,32 0,29 0,43 0,32 0,49 0,38 0,29 0,27 0,41 0,52 0,61 0,45 0,51 0,59 0,53 0,68 0,49
6
Nilai Kritis 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Customer Service
e19 e20 e21 e22 e23 e24 e25 e26 f27 f28 f29 f30 f31 f32 f33 f34 f35 f36
0,43 0,58 0,43 0,45 0,80 0,45 0,42 0,42 0,50 0,45 0,65 0,68 0,60 0,61 0,39 0,54 0,67 0,58
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Diketahui bahwa indikator dari variabel retail mix (x) tersebut seluruhnya valid, dimana nilai r korelasi lebih besar dari r kritis. Tabel 4.3 Hasil uji validitas variabel y Variabel Consumer Satisfaction
Item y37 y38 y39 y40 y41 y42 y43 y44 y45 y46 y47 y48
Nilai Korelasi 0,54 0,68 0,51 0,70 0,70 0,70 0,51 0,65 0,81 0,75 0,61 0,72
Nilai Kritis 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Diketahui bahwa indikator dari variabel consumer satisfaction atau kepuasan konsumen (y) tersebut seluruhnya valid, dimana nilai r korelasi lebih besar dari r kritis. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat keterandalan, kemantapan, konsistensi, dan prediktabilitas serta akurasi alat ukur. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Tabel 4.4 Hasil uji reliabilitas variabel x Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items ,906 ,909
N of Items 36
Nilai Cronbach’s Alpha variabel retail mix yang didapat bernilai lebih dari 0,6 Atau bisa dikatakan 0,906 > 0.6. Dengan demikian kuesioner tentang variabel retail mix dinyatakan sangat reliabel.
7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Tabel 4.5 Hasil uji reliabilitas variabel y Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items ,880 ,881
N of Items 12
Nilai Cronbach’s Alpha variabel kepuasan konsumen yang didapat bernilai lebih dari 0,6 Atau bisa dikatakan 0,880 > 0.6. Dengan demikian kuesioner tentang variabel kepuasan konsumen dinyatakan sangat reliabel. Analisis Yogya Xpress Ciwalk Uji Hipotesis Pengaruh Parsial (Uji t) Ciwalk Terdapat 3 variabel yang tidak berpengaruh signifikan yaitu location, merchandise management dan store design and display maka dilakukan uji ulang dengan membuang variabel yang tidak berpengaruh signifikan dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Nilai Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 1,608 4,055 t.pricing 1,002 ,276 t.cMix ,593 ,221 t.custServ ,615 ,135 a. Dependent Variable: t.kepuasan
Standardized Coefficients Beta ,337 ,249 ,477
t ,397 3,632 2,688 4,542
Sig. ,694 ,001 ,010 ,000
Dari hasil perhitungan Tabel 4.6, maka dapat dirumuskan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 1,608 + 1,002X3 + 0,593X4 +0,615X6 Dimana : Y : Kepuasan Konsumen atau Customer Satisfaction X3 : Pricing X4 : Communication Mix X6 : Customer Service Persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : A. Pricing Hasil uji t antara variabel pricing terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai t hitung = 3,632 > t tabel 1,9697 dan nilai signifikasi = 0,001 < 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pricing sangat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Ciwalk . B. Communication Mix Hasil uji t antara variabel communication mix terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai t hitung = 2,688 > t tabel 1,9697 dan nilai signifikasi = 0,010 < 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa communication mix berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Ciwalk . C. Customer Service Hasil uji t antara variabel customer service terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai t hitung = 4,542 > t tabel 1,9697 dan nilai signifikasi = 0,000 <
8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa customer service sangat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Ciwalk. Analisis R-square Yogya Xpress Ciwalk Analisa regresi antara pricing, communication mix, dan customer service terhadap customer satisfaction atau kepuasan konsumen di Yogya Xpress Ciwalk menghasikan nilai R-square (koefisien determinasi berganda sebagai berikut) : Tabel 4.7 Nilai R-square Model Summaryb Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 ,702 36,103 3 46
R Adjusted R Std. Error of Model R Square Square the Estimate 1 ,838a ,702 ,682 2,901 a. Predictors: (Constant), t.custServ, t.pricing, t.cMix b. Dependent Variable: t.kepuasan
Sig. F Change ,000
DurbinWatson 2,194
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui nilai R-square yang diperoleh sebesar 0,797, memiliki arti bahwa pengaruh variabel pricing, communication mix, dan customer service terhadap variabel customer satisfaction atau kepuasan konsumen di Yogya Xpress Ciwalk adalah sebesar 70% dan sisanya 30% dijelaskan oleh faktor lainnya. Nilai koefisien korelasi berganda R adalah sebesar 0,838 yang termasuk pengaruh sangat kuat. Analisis Yogya Xpress Merdeka Uji Hipotesis Pengaruh Parsial (Uji t) Merdeka Terdapat 3 variabel yang tidak berpengaruh signifikan yaitu merchandise management, communication mix dan store desain and display, maka dilakukan uji ulang dengan membuang variabel yang tidak berpengaruh signifikan dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Nilai Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) -3,118 3,713 t.location -1,433 ,205 t.pricing 1,820 ,146 t.custServ 1,130 ,080 a. Dependent Variable: t.kepuasan
Standardized Coefficients Beta -,333 ,591 ,658
t -,840 -6,984 12,426 14,101
Sig. ,405 ,000 ,000 ,000
Dari hasil perhitungan Tabel 4.8, maka dapat dirumuskan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = -3,118 – 1,433X1 + 1,820X3 + 1,130X6 Dimana : Y : Kepuasan Konsumen atau Customer Satisfaction X1 : Location X3 : Pricing X6 : Customer Service Persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : A. Location
9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Hasil uji t antara variabel location terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai t hitung = 3,118 > t tabel 1,9697 dan nilai signifikasi = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa location sangat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Merdeka. B. Pricing Hasil uji t antara variabel pricing terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai t hitung = 12,426 > t tabel 1,9697 dan nilai signifikasi = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pricing sangat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Merdeka. C. Customer Service Hasil uji t antara variabel customer service terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai t hitung = 14,101 > t tabel 1,9697 dan nilai signifikasi = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa customer service sangat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Merdeka. Analisis R-square Yogya Xpress Merdeka Analisa regresi antara location, pricing, dan customer service terhadap kepuasan konsumen atau customer satisfaction di Yogya Xpress Merdeka menghasikan nilai Rsquare (koefisien determinasi berganda sebagai berikut) : Tabel 4.9 Nilai R-square Model Summaryb R Adjusted R Std. Error of Model R Square Square the Estimate 1 ,949a ,901 ,895 1,890 a. Predictors: (Constant), t.custServ, t.pricing, t.location b. Dependent Variable: t.kepuasan
Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 ,901 140,276 3 46
Sig. F Change ,000
DurbinWatson 2,428
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui nilai R-square yang diperoleh sebesar 0,901, memiliki arti bahwa pengaruh variabel location, pricing, dan customer service terhadap kepuasan konsumen atau customer satisfaction di Yogya Xpress Merdeka adalah sebesar 90% dan sisanya 10% dijelaskan oleh faktor lainnya. Nilai koefisien korelasi berganda R adalah sebesar 0,949 yang termasuk pengaruh sangat kuat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui penelitian mengenai analisa pengaruh bauran ritel terhadap kepuasan konsumen di Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress Merdeka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu : 1. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan implementasi bauran ritel di Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress Merdeka. Perbedaan implementasi tersebut seperti perbedaan kategori dan variasi produk yang dijual, perbedaan desain serta tata letak barang serta perbedaan jumlah SDM di cabang yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan kriteria toko, segmentasi serta karakteristik dari konsumen yang harus selalu terupdate oleh pihak manajemen Yogya Xpress.
10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
2. Dari analisa cabang dari Yogya Xpress Ciwalk dan Yogya Xpress, terdapat perbedaan sisi faktor atau variabel retail mix yang memiliki kontribusi paling besar, yaitu : Pada Yogya Xpress Ciwalk, variabel pricing, communication mix, dan customer service memiliki t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel retail mix yaitu pricing, communication mix, dan customer service terhadap kepuasan konsumen. Pada Yogya Xpress Merdeka, variabel location, pricing, dan customer service memiliki t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel retail mix yaitu location, pricing, dan customer service terhadap kepuasan konsumen. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dilakukan sebelumnya, dari penelitian ini penulis memberikan beberapa saran untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen di cabang-cabang Yogya Xpress. Adapun saran sebagai berikut : 1. Diperlukan standar pelayanan yang berbeda pada setiap cabang Yogya Xpress. Para service crew dapat di training sesuai dengan karakteristik setiap toko. Disini diperlukan ketelitian dan kejelian para staff atau supervisor untuk melihat berbagai peluang yang ada. 2. Yogya Xpress perlu mengembangkan, menerapkan, dan mempertahankan faktor-faktor dari retail mix yang memiliki pengaruh yang signifikan atau kontribusi besar tehadap kepuasan konsumen serta meningkatkan faktor-faktor lainnya agar memiliki kontribusi bagi kepuasan konsumen. 3. Pembangunan dan penerapan communication mix sangatlah penting. Yogya Xpress perlu melakukan branding Yogya Xpress lebih baik lagi agar Yogya Xpress lebih dikenal oleh orang banyak. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Berman, Barry. Joel R. Evans. 2007. Retail Management : Tenth Edition. New Jersey. Pearson International, Inc. Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Bandung. Alfabeta Harsono, Rony. Subagio, Hartono. Sugiharto, Sugiono. 2013. Analisa Retail Mix Terhadap Kepuasan Pelanggan di Toko 39 Semarang. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2009. Marketing Management (13th ed). New Jersey: Upper Saddle River Levy, Michael. Barton A. Weitz. 2009. Retailing Management : Seventh Edition. New York. Mc.Graw-Hill International Edition Levy, Michael. Barton A. Weitz. 2012. Retailing Management : Eighth Edition. New York. Mc.Graw-Hill International Edition Peter, J.Paul. Jerry C. Olson. 2013. Consumer Behavior and Marketing Strategy. Jakarta. Mc.Graw-Hill (Asia) and Salemba Empat Sekaran, Uma. 2014. Research Method For Business (Terjemahan) Buku 1 dan 2 Edisi 4. USA. John Wiley and Sons, Inc. 11
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Utami, Christina W. 2010. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Retail Modern Edisi 2. Jakarta. Salemba Empat Tambunan, Novriandi. 2013. Analisa Faktor Keputusan Pembelian Mekar Jaya Elektronik Banjarmasin. [pdf]. [http://www.academia.edu/7340404/956-1726-1SM diakses Maret 2015]
12