Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
PENGEMBANGAN MODEL KEBERLANJUTAN KLASTER INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM RANGKA SWASEMBADA GULA NASIONAL STUDI KASUS: KLASTER INDUSTRI BERBASIS TEBU DI JAWA TIMUR Bobo Dimu Ate1), Sri Gunani Partiwi2), dan Budisantoso Wirjodirdjo3 1) Program Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Raya ITS, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) dan 3) Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK Secara spesifik bahasan dalam penelitian ini berkaitan dengan Klaster Industri Berbasis Tebu (KIBT) di Jawa Timur. KIBT merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan mendorong swasembada gula. Dorongan tersebut diharapkan tidak hanya terjadi sesaat melainkan terus berkelanjutan. Pengertian berkelanjutan pada dasarnya tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi yaitu produksi gula dan pemenuhannya terhadap kebutuhan, tetapi juga berkaitan dengan aspek lingkungan dan sosial. Untuk dapat menganalisis kondisi keberlanjutan dari ketiga aspek tersebut, diperlukan model yang dapat memberikan gambaran akan tingkat keberlanjutannya. Seperti yang diketahui bahwa klaster industri berbasis tebu juga berhubungan dengan kondisi dinamis. Misalnya dalam hal produksi, stok dan permintaan. Maka, diperlukan model yang dinamis dalam menggambarkan kondisi tersebut. Sehingga dalam penelitian ini kemudian dibangun model KIBT berlandaskan metode sistem dinamik, dengan tujuan untuk mendapat gambaran akan pengaruh satu faktor dengan faktor yang lain dalam usaha mencapai swasembada gula dan klaster industri yang berkelanjutan. Dari model yang dibangun dengan didukung oleh hasil simulasi, diketahui bahwa KIBT di Jawa Timur dapat dikatakan berkelanjutan baik dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Terkait dengan dorongan untuk mencapai swasembada gula, skenario yang diusulkan pada penelitian ini yaitu perlu adanya peningkatan kapasitas giling, rendemen, dan luas lahan. Kata kunci: Klaster, Sistem Dinamik, Keberlanjutan, Swasembada Gula.
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan hasil alamnya. Kekayaan tersebut tidak hanya dikonsumsi sendiri, tetapi juga diperdagangkan. Perdagangan hasil bumi dalam bentuk produk tertentu saat ini berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak industri baik skala kecil, menengah, dan besar. Setiap skala tersebut biasanya mempunyai tipe yang sama dari produk yang dihasilkan, letak geografis, serta entitas yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan industri tersebut. Tipe-tipe ini kemudian dapat diklasifikasikan dalam sebuah klaster (Porter, 1998). Dari sekian provinsi yang mengembangkan klaster, Jawa Timur merupakan satu diantara banyak provinsi yang fokus terhadap pengembangan klaster. Salah satu klaster prioritas di Jawa Timur adalah Klaster Industri Berbasis Tebu (KIBT). Disebut prioritas ISBN: 978-602-70604-3-2 A-42-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
karena sumber daya yang dimiliki seperti lahan tanam tebu dan jumlah industri gula banyak dijumpai pada provinsi ini (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, 2015). Disamping itu, KIBT merupakan program pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong swasembada gula. Program swasembada gula nasional telah dicanangkan sejak tahun 1999, namun pada kenyataannya hal tersebut masih belum tercapai (Permana, 2014). Faktor kendala swasembada gula nasional, diantaranya terkait produktivitas (Reksodipoetro, 2015). Selain itu, masih renggangnya hubungan industri inti atau pabrik gula dan komponen pendukung atau petani dalam hal rendemen dan kualitas tebu (Pemerintah Kabupaten Pekalongan, 2014). Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (2011), KIBT yang dikembangkan dalam wilayah Jawa Timur diharapkan terus bertahan dan berkelanjutan. Pada dasarnya, pengertian dari keberlanjutan tidak hanya semata terkait dengan aspek ekonomi, dalam hal ini pemenuhan produksi gula kristal putih (GKP) terhadap kebutuhan, tetapi seharusnya juga memikirkan aspek lain seperti lingkungan dan sosial (Sudradjat, 2010; Direktorat Jendral Industri Agro, 2013). Aspek lingkungan berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Aspek sosial berhubungan dengan dukungan stakeholder dalam klaster terhadap lingkungan sekitar. Pada penelitian ini aspek lingkungan dibatasi pada pencemaran dari limbah cair. Sedangkan untuk faktor sosial, mengacu pada dana kemitraan sebagai dorongan untuk usaha kecil dan petani dalam kemudahan mengakses dana, serta mengelolah dana tersebut, masing-masing untuk mengembangkan usaha dan mengusahakan proses tanam dan tebang angkut. Jika selanjutnya ditelusuri berdasarkan data yang ada, maka diketahui bahwa terjadi kenaikan dan penurunan pada setiap aktivitas dalam ketiga aspek diatas. Maka kemudian jika ingin mencari tingkat keberlanjutan KIBT dari sudut pandang ketiga aspek tersebut, diperlukan suatu model yang mampu mengakomodasi perubahan tersebut terutama terhadap waktu. Metode yang sekiranya dapat digunakan untuk memodelkan dan menganalisis suatu kondisi yang berubah-ubah, khususnya dalam konteks klaster industri adalah sistem dinamik (Jan et al., 2012; Wang et al., 2014). Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibangun model yang kemudian mampu mengakomodasi perubahan-perubahan secara baku, namun tetap bersifat dinamis sesuai kondisi serta tuntutan kebutuhan pengambil kebijakan. Berdasarkan model tersebut selanjutnya diusulkan skenario-skenario kebijakan yang dapat dilakukan. METODE Pada penelitian ini, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan latar belakang penelitian berdasarkan amatan dan wawancara serta dukungan sumber literatur yang dianggap relevan. Kemudian langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah yang sedang terjadi pada obyek amatan. Dari rumusan masalah tersebut kemudian ditentukan tujuan yang ingin dicapai atau masalah yang ingin diselesaikan. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu adanya suatu gambaran konsep pencapaian tujuan. Salah satu cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk menuangkan konsep tersebut adalah melalui penggambaran hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain dengan bantuan causal loop diagram. Berdasarkan logika yang ada pada causal loop diagram, selanjutnya dibangun model KIBT di Jawa Timur dengan memperhatikan kondisi dinamis. Media yang digunakan dalam melakukan proses tersebut adalah dengan memuat faktor-faktor yang berpengaruh dalam aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial pada diagram alir. Diagram alir merupakan salah satu tool dalam sistem dinamik. Sebagai tambahan, sistem dinamik dianggap tepat digunakan dalam memodelkan suatu sistem dengan keadaan fluktuatif, karena metode ini mampu membangun kerangka berpikir secara global pada saat diperhadapkan dengan banyak faktor yang berubah terhadap waktu (Zhang et al., 2014). ISBN: 978-602-70604-3-2 A-42-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Perubahan terhadap waktu tersebut kemudian dapat dianalisis melalui sebuah simulasi. Dalam penelitian ini, simulasi berguna untuk dapat menganalisis tingkat keberlanjutan dari KIBT. Diagram alir yang mencakup aspek keberlanjutan ditampilkan pada Gambar 2, 3 dan 4. Komponen Pendukung
I T N I I R T S U D N I
G N U K U D N E P N E N O P M O K
Akses PTRM Dalam Mendapatkan Dana + Kesadaran PG Dalam Mengalokasikan Dana Sosial
n e m e d n e r
m i t a j a ul g d n a m e d
n e m e d n e r n a k ai b r e p
i t n g e i n h i l er g b g n i l i g i r a h
i n a t e P P K G P K G e k u b e t i a l p u s . G N U K U D N E P n e m e d n e r i s k e y o r p
D C T n a k i a b er p
i s a n i af r f o r p n a u p m a m e k
i s a n i f ra a l u g k o t s
i s a n i f a r a l u g i a pl u s
i s a n i f a r a l u g i s k u d o r p
i s a n i f a r d o r p i s n e i s i f e
i s a n i f a r f o r p n a u p m a m e k
P K G I S U B I R T S I D
y s a m e k B P i s r o p o r p
P I e k B P i s r o p o r p
d n a m e d n i a l e k B P
m ti a j a l u g d n a m e d
r a s e B g n a g a d e P P K G
P I e k B P
B P e k t s di i s r o p o r p
y s a m e k B P
E P e k B P
B P e k t s i d
E P e k t s i d i s r o p o r p
B P e k n e g a i s or p o r p
P I e k E P i s r o p o r p
E P e k B P i s r o p o pr
r o t u b i r t s di P K G
B P e k t s i d b u s i s or p o r p
n a h a l o g n e P i r t s u d n I
P I e k E P
n a r e c E g n a g a d e P LP UK KG e k E P i s r o p o r p E P e k t s i d b u s i s r o p o r p
B P e k t s i d b u s
E P e k t s i d
B P e k n e g a
t s i d b u s e k t s i d i s r o p o r p
r o ut b i r t is d P K G
P I i s m u s n o k
E P e k t is d b u s
r o t u b i tr s i d d n a m e d
y s a m e k E P
L U K i s m u s n o k
y s a m e k E P i rs o p o r p
n e E g P a e b u k s
L U K e k E P
L U K P K G
L U K e k B P L iU s or K pe ok r p B P
r o t u b ri t s i d b u s P K G
t e i s k d t b s di u s
E P e k n e g a i s r o p o pr
P I e k n e g a i s r o p o r p
E P e k n e g a
n e g a P K G
m i t a j a l u g d n a m e d
E P e k n e g a b u s i s r o p o r p
P I e k n e g a
L U K e k n e g a
L U K e k n e g a b u s i s or p o r p
n e g a e k t is d t e k r a m er p u s P K G
L U K e k n e g a b u s
m i at j i s m u s n o k
L U K e k n e g a i s r o p o pr
m i t a j a l u g d n a m e d
y s a m e k n e g a b u s i s r o p o r p
n e g a b u s e k n e g a
n e g a b u s P K G
e k n y e s g a a m b u s
n e g a e k t s i d i rs o p o r p
t e k r a m er p u s e k t s i d
m i t a j d n a m e d u aj l
y s a m e k n e g a
n e g a i s r o p o r p
y s a m e k n e g a i s r o p o r p
n e g a b u s e k
t e k r a m r e p u s e k t s i d i s r o p o pr
d nm a mi at ej d r ua ju l a l
t a k a ar m yr su a mm u P K G
y s a m e k t s i d
r to u b i r t s i d P K G
m i t a j ar u l i s m u s n o k
n i a l d n a m e d
y s a m e k t s i d i s r o p o r p
n e g a P K G
m i t a j r a u l d n a m e d
~
n i m a m d n a m e d
i s a in f a r a l u g r o p m i
i s n a n a i t a a f r k g s n i ta i n s e a pp a k
s i a s t a i s n a i f p r a a k
u b e t n a h a l s a u l s o p m o k K P N
G P P K G k o t s
Gambar 2. Diagram Alir Aspek Ekonomi
G P i la p u s
P K G i s k u d o r p
P K G d o r p
D C T i s k e y o r p
P K G e k u b te i a l p u s
k u p u p n a a n u g g n e p
A Z
A-42-3
P K G d o r p i s n e i s fi e
s a t i s a p a k
g n i t s i x e D C T
n a u p m a i s m a e n k . I i f a T r N f I o I r R p T S U D N I
k ri b a p n o n e k i a l p u s
n a h a l s a u l l a t o t
ISBN: 978-602-70604-3-2
+ +
n a k n i g n i i d k o t s
P K G d o r p n a u p m a m e k
P K G d o r p n a u p m a m e k . I T N I I R T S U D N I
i s a n i f a r e k u b e t i a l p u s
n a h a l s a t i v i t k u d n o a r h p a l s a u l n a h a b m a n e p
~
Keberlanjutan KIBT Di Jawa Timur + + Lingkungan
d n a m e d r e d r o G P P K G k o t s
P K G e k u b e t i a l p u s
u b e t k o t s
~
u b e t i s k u d o r p
u b e t n a h a l s a u l
~
Sosial +
~
~
+ + Industri Inti
+
Ekonomi +
Komponen Terkait
+
Beban Pencemaran Ke Lingkungan
-
Kemampuan Mengelolah Limbah
Peran CSR
+ + Bantuan Sosial Melalui Dana Kemitraan
+
Gambar 1. Causal Loop Diagram Keberlanjutan KIBT Di Jawa Timur
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 n a g n u k g n Li
h a b m i l e m u l o v m u m i s k a m
R F D O C n a r a m e c n e p n a b e b
n la u b r e p n to
R F
Q it b e d
S S T L A P I t e l t u o
S S T n a r a m e c n e p n a b e b n Sa l Su T b r n ae bp e n bo t
R F P K G i s k u d o r p . I T N I I R T S U D N I k a y in m L A P I t e l t u o
k a y n i m h a b m li t e l n i
k a y in m i s r e v n o c
k a y n i m n a b e b
k a y n i m n a r a m e c n e p n a b e b n a l u b r e p n o t
Q t i b e d
P K G i s k u d o r .p I T N I I R T S U D N I
R F
a d fi l u s d ro p t e tl u o
a d fi l u s h a b m i l t e l n i
a d fi l u s n a b e b
a d i f l u s n a r a m e c n e p n a b e b
n a l u b r e p n o t
a d fi l u s i rs e v n o c
L A I S O S
n i g r a m et n e g a r e v a
n a t a p a d n e p
t i f o r p t e n e g a r e v a
g n a l e l a g r a h . I T N I I R T S U D N I
r a c n a l g n a r u k t i d
Le k Kr K t o b o b
M K e k L K K
L K K n a r u s g n a
L K K t a k g n i t
L K t a k g n i t
L K K u j a l
L K n a r u s g n a
n a a r t i m e K a n a D
g n a t u i p
a n a d n a k i t n u s
n a k r u l a s i d a n a d
n a a r t i m e k
n a m a j n i p l a s o p ro p
M K t a k g n ti
t i f o r p t e n e g a r e v a i s a k o l a a n i s a d r o p o r p
M K u j a l
D K t a k g n i t
D K u aj l
M K d r o c e r t e c a m t i d e r k
M K e k D K
n a t k i du e g r a kr i d n a r u s D K g n a
D K t o b o b
E R O C S T N E M N O R I V N E . N A G N U K G N I L
0
E R O C S L A I C O S . L A I S O S
A-42-4
1
E R O C S C I M O N O C E
2
E R O C S D N I T R O P P U S . G N U K U D N E P
ISBN: 978-602-70604-3-2
n e m e d n e r . I T N I I R T S U D N I P K G i s k u d ro p I. T N I I R T S U D N I
D O C n a b e b
S S T h a b m i l t le n i k n a o y n t i P m K G d r o r pe p
~
a id P f ul K G s r d e o p r p
G P i a l p u s . I T N I I R T S U D N I
Pada penelitian ini dibangun model berdasarkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Hasil dari rancang bangun model tersebut kemudian disimulasikan untuk mengakomodasi tujuan yang ingin dicapai yakni dalam hal ini untuk mendapat gambaran kondisi keberlanjutan KIBT di Jawa Timur dari ketiga aspek tersebut. Serta kontribusi Jawa Timur sebagai salah satu sentra produksi GKP terbesar di Indonesia dalam mendukung swasembada gula nasional.
N A T U J N A L R E B E K N A I A L I N E P
E R O C S D N I N I A M . I T N I I R T S U D N I
Keberlanjutan KIBT
Gambar 5. Model Penilaian dan Hasil Running Keberlanjutan
120.00 Tue, Jan 12, 2016
90.00 12:35 AM
0.00
30.00
60.00 Months
Page 1
1
1
1: 2: 3:
2
2
1
1
2 2
1: 2: 3:
2: LINGKUNG…ONMENT SCORE 3: SOSIAL.SOCIAL SCORE
1: ECONOMIC SCORE
3
3
3 3
1: 2: 3:
5 D O B n ra a m e c n e p
D O C L A P I t e l t u o
S S T i rs e v n o c
r e pn S to S TP dK G o r p
ap le u r gk il s o kp u m de o r g p
~
~
n a b e b
D O C & 5 D O B i s r e v n o c D O C h a b m li t e l in
P K G i s k u d o r p . I T N I I R T S U D N I
~
n a l u b r e p n o t 5 D O B n a b e b
5 D O B h a b m li t e l n i n Do t OP CK dG o r pr e p
~
Q t P i K b G e di s k u d o r .p I T N I I R T S U D N I
n o t P K G r e p
5 D O B L A P I t le t u o
5 D O B d o pr
~
Gambar 3. Diagram Alir Aspek Lingkungan
~
Gambar 4. Diagram Alir Aspek Sosial
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
3
2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Hasil simulasi yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keberlanjutan KIBT di Jawa Timur mempunyai tren positif. Pada Gambar 5, terlihat bahwa walaupun sempat mengalami lonjakan pada bulan ke 48. Akan tetapi, secara keseluruhan aspek ekonomi berkelanjutan secara konstan. Penilaian pada aspek ekonomi didasarkan pada dukungan komponen pendukung dan industri inti dengan juga mengaitkan kondisi produksi, suplai dan demand GKP. Kondisi produksi GKP Jawa Timur seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6 mengalami fluktuasi, namun secara keseluruhan produksi tersebut tetap memberi gambaran kenaikan. Hal ini menyatakan bahwa kondisi pergulaan Jawa Timur dalam tahuntahun mendatang tetap memberikan kontribusi besar dalam hal produksi gula nasional sampai pada satu titik tertentu dapat terjadi stagnasi atau bahkan penurunan baik disebabkan kondisi perekonomian atau bahkan menurunnya jumlah lahan perkebunan tebu. Sebagai informasi, pada Gambar 6, data nasional riil merupakan data yang diperoleh untuk tahun 2010 - 2014 sedangkan untuk tahun proyeksi 2015 - 2019, nilainya diambil dari rata-rata lima tahun tersebut. Untuk grafik target, nilai yang ditampilkan didapat dari data Dewan Gula Indonesia (DGI) (Dewan Gula Indonesia, 2014). Untuk aspek sosial, terjadi pergolakan pada lima tahun pertama sebelum akhirnya menunjukkan kondisi sustain konstan. Aspek lingkungan, mengalami kondisi fluktuatif, namun tetap menunjukkan kondisi sustain. Sebagai tambahan, nilai skor penilaian dari masing-masing aspek ditentukan dari rentang -3 sampai 3, dengan nilai keberlanjutan paling buruk sampai yang paling baik. Disamping membangun model, dalam penelitian ini juga berusaha merekomendasikan skenario kebijakan yang sekiranya dapat digunakan sebagai dorongan untuk mencapai swasembada gula. Tampilan usulan skenario ditunjukkan pada Gambar 7. Pada gambar tersebut terlihat diurutkan dari sudut paling kiri atas sampai kanan bawah, masing-masing menunjukkan skenario 1, 2, 3, 4. Pada skenario 1, dicoba dengan menaikkan nilai kapasitas giling per hari atau dapat juga disebut Ton Cane Per Day (TCD). Hasil menunjukkan bahwa dengan menaikkan TCD maka berkemungkinan terjadi kenaikan produksi gula. Namun kondisi tersebut tidak akan bertahan lama. Hal ini bisa diakibatkan oleh menurunnya rendemen, yang menyebabkan walaupun TCD tinggi tetapi belum dapat menghasilkan produksi gula yang optimal. Pada skenario 2, dicoba dengan menaikkan nilai rendemen. Rendemen merupakan salah satu faktor utama dalam menghitung jumlah kristal gula yang dihasilkan. Sehingga dengan dasar teori bahwa semakin tinggi rendemen, maka produksi gula akan semakin meningkat. Namun, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7, pada akhir-akhir simulasi, terjadi penurunan produksi gula. Hal ini disebabkan walaupun rendemen meningkat tetapi tidak didukung oleh faktor lain seperti peningkatan TCD dan luas lahan, maka suatu saat produksi gula akan kembali turun. Pada skenario 3, dicoba menambahkan luas lahan. Dari hasil simulasi, menunjukkan bahwa penambahan luas lahan tanpa andanya peningkatan TCD dan rendemen, maka tidak akan terjadi kenaikan produksi gula yang signifikan. Pada skenario 4, setiap unsur dalam skenario-skenario sebelumnya digabungkan. Hasil yang didapatkan bahwa dari keempat skenario yang dilakukan, skenario 4 adalah skenario yang dianggap terbaik dalam mewujudkan peningkatan produksi gula. Hal ini dikarenakan peningkatan TCD akan meningkatkan pasokan tebu yang diolah. Dengan semakin banyak tebu yang diolah dan diikuti peningkatan rendemen maka produksi gula akan meningkat. Pemenuhan akan suplai tebu berdasarkan kapasitas TCD terpasang dapat dilakukan dengan perluasan lahan tanam tebu, untuk menanam tebu lebih banyak.
ISBN: 978-602-70604-3-2 A-42-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Gambar 6. Hasil Simulasi Kontribusi GKP Jawa Timur Terhadap Nasional 1: INDUSTRI INTI.produksi GKP 1: 2:
1: INDUSTRI INTI.produksi GKP
2: INDUSTRI INTI.proy eksi TCD
250000 200000
1: 2:
155000 0
1: 2:
115000 0
2: INDUSTRI INTI.proyeksi rendemen 2 1
1 2
2
2
2 1: 2:
150000 125000
2 1
1
1 1: 2:
1: 2:
50000 50000 0.00
30.00
60.00
Page 1
1
75000 0
0.00
120.00
30.00
60.00
9:14 PM Tue, Jan 12, 2016 Page 1
Months
Months
90.00
120.00
9:16 PM Tue, Jan 12, 2016
Skenario 2 Perbaikan Rendemen
Skenario 1 Peningkatan TCD
1: INDUSTRI INTI.produksi GKP 1:
90.00
1: INDUSTRI INTI.produksi GKP
200000
1:
155000 1
1 1:
100000
1:
115000
1
1:
1
1
1
0 0.00
30.00
Page 1
60.00
90.00
Months
1: 120.00
75000 0.00
30.00
9:45 PM Tue, Jan 12, 2016 Page 1
Skenario 1 Peningkatan TCD
60.00 Months
90.00
120.00 9:32 PM Tue, Jan 12, 2016
Skenario 1 Peningkatan TCD
Gambar 7. Skenario 1, 2, 3, dan 4 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah bahwa variabel ekonomi cukup berpengaruh terhadap keberlanjutan KIBT di Jawa Timur sekaligus dalam mencapai swasembada gula. Provinsi Jawa Timur dapat memberi kontribusi pada produksi gula nasional untuk mencapai swasembada, jika dilakukan peningkatan kapasitas giling TCD, diikuti dengan peningkatan rendemen, dan penambahan luas lahan. Aspek lingkungan dalam hal ini pengeluaran limbah cair industri gula tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan. Sama halnya dengan aspek lingkungan, aspek sosial menampilkan hasil yang positif dengan menunjukkan tingkat kolektibilitas yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pihak yang mendapat bantuan mampu mengelolah keuangan dengan mengembangkan usahanya dengan baik untuk usaha kecil, dan pengusahaan lahan perkebunan yang baik dengan bantuan dana dari perusahaan bagi Petani Tebu Rakyat Mitra (PTRM). Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian, yaitu pertama, jika dikemudian hari sudah ada pabrik gula rafinasi yang beroperasi di Jawa Timur, maka model ini kemudian dapat dikembangkan dengan menghubungkan proses produksi gula rafinasi. Kedua perlu adanya pencatatan rekam jejak distribusi gula antar provinsi dalam pulau Jawa. ISBN: 978-602-70604-3-2 A-42-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
DAFTAR PUSTAKA Dewan Gula Indonesia. (2014). Pemantauan dan Evaluasi Penerapan Kebijakan Pergulaan Nasional Tahun 2014. Sekretariat Dewan Gula Indonesia. Kementerian Pertanian. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. (2011). Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Industri Jawa Timur. Tersedia online di: http://rocana.kemenperin.go.id/phocadownload/Forkom_fungsional/pelaksanaan%20k ebijakan%20industri%20di%20jatim%20%20kadisperindag%20jatim.pdf. [Diakses 17 Februari 2015]. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. (2015). Kebijakan Distribusi Gula di Jawa Timur. Direktorat Jendral Industri Agro. (2013). Model Pengembangan Pusat Pertumbuhan Klaster Industri Agro. Tersedia online di: http://agro.kemenperin.go.id/media/download/453. [Diakses 22 September 2015]. Jan, C.-G., Chan, C.-C dan Teng, C.-H. (2012). The Effect of Clusters on the Development of the Software Industry in Dalian, China. Technology in Society, Vol.34,p. 163-173. Pemerintah Kabupaten Pekalongan. (2014). Rendemen Tebu dan Permasalahannya. Tersedia online di: http://www.pekalongankab.go.id/informasi/artikel/pertanian/5570-masalahrendemen-tebu.html. [Diakses 7 April 2015]. Permana, S. I. (2014). Susahnya Swasembada Gula, Jokowi: Memang Ada yang Senang Impor. Tersedia online di: http://finance.detik.com/read/2014/12/09/164350/2772341/4/susahnya-swasembadagula-jokowi-memang-ada-yang-senang-impor. [Di akses 16 Maret 2015]. Porter, M. E. 1998. Clusters and the New Economics of Competition. President and Fellows of Harvard College. Reksodipoetro, H. (2015). Swasembada Gula Untuk Siapa?. Tersedia online di: http://koran.bisnis.com/read/20150114/251/390870/swasembada-gula-untuk-siapa. [Diakses 16 Maret 2015]. Sudradjat, H. (2010). Model Pengembangan Industri Gula Berkelanjutan Berbasis Produksi Bersih dan Partisipasi Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Wang, Y., Chang, X., Chen, Z., Zhong, Y dan Fan, T. (2014). Impact of subsidy policies on recycling and remanufacturing using system dynamics methodology: a case of auto parts in China. Journal of Cleaner Production, Vol.74,p. 161-171. Zhang, X., Wu, Y., Shen, L dan Skitmore, M. (2014). A Prototype System Dynamic Model for Assessing The Sustainability of Construction Projects. International Journal of Project Management, Vol.32,p. 66-76.
ISBN: 978-602-70604-3-2 A-42-7