Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
PEMILIHAN ALTERNATIF PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING (Studi Kasus : PT Kertas Leces Persero) Moses L. Singgih dan Merdiano Buyung M R Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia, E-mail :
[email protected] dan
[email protected]
ABSTRAK PT Kertas Leces (Persero) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pulp dan kertas dengan pagsa pasar yang cukup besar. Agar dapat bertahan dalam persaingan yang ketat, PT Kertas Leces berusaha melakukan perbaikan pada berbagai aspek, salah satunya adalah aspek lingkungan, untuk menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan dan brand image yang baik dan handal di mata masyarakat pada umumnya dan konsumen. Selain itu PT Kertas Leces juga tengah berusaha untuk melakukan efisiensi di segala bidang untuk meningkatkan produktifitasnya. Penerapan Environmental Management Accounting (EMA) dan Cleaner Production bisa menjadi alternatif solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem dinamik untuk membuat suatu pemodelan benefit cost sistem pengelolaan lingkungan di perusahaan sehingga memudahkan peneliti untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi biaya lingkungan dan benefit yang diapat dari menerapkan biaya lingkungan. Penelitian diakhiri dengan pemilihan skenario terbaik yang mampu mengurangi dampak lingkungan dan memiliki benefit cost ratio terbesar. Berdasarkan hasil penelitian, skenario yang terpilih adalah skenario penggunaan kembali sludge limbah padat untuk diproses menjadi second grade paper dan dijual kembali. Skenario ini pada simulasi tahun 2008 mampu meningkatkan benefit cost ratio dari 0,6006 (benefit untuk model awal) menjadi sebesar 2,156. Skenario ini juga mengurangi jumlah sludge yang dibuang dari berjumlah 77.704 ton menjadi 18630 ton. Kata kunci : Environmental Management Accounting, Cleaner Production,Cost and Benefit Analysis, Sistem Dinamis PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri, semakin besar pula dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan hidup. Dampak tersebut di antaranya berupa pencemaran udara, air, tanah, dan. Bahan-bahan kimia yang yang dikategorikan sebagai hazardous material yang terlibat dalam suatu proses manufaktur dapat menjadi zat-zat yang mencemari udara, air, bahkan tanah. Dampak negatif ini telah menjadi salah satu fokus utama, setelah semakin banyaknya perusahaan yang mulai peduli dan menyadari betapa vitalnya isu lingkungan hidup. Hal tersebut dilakukan agar dapat bertahan dan sukses berkompetisi dalam ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
persaingan. Telah menjadi suatu tekanan tersendiri bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, tak lain untuk dapat menciptakan image yang baik dan berkredibilitas di masyarakat, terutama di mata para konsumennya. Konsumen semakin memperhatikan kelestarian lingkungan dan merasa bertanggung jawab atas dampak negatif yang dapat dihasilkan suatu produk atau proses terhadap lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan UU no 23 tahun 1997 yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk melakukan pengelolaan lingkungan pada setiap aktivitas usahanya dan menegaskan bahwa ada konsekuensi yang harus ditanggung bagi perusahaan atau pihak-pihak lain yang mencemari lingkungan. Padahal dalam penerapannya, treatment untuk lingkungan membutuhkan biaya lingkungan yang tidak sedikit dan bersifat shadow price, hal ini menjadi kendala negatif yang terjadi, padahal PT Kertas Leces menginginkan adanya efisiensi di segala aspek, dan tentunya transparansi pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif yang bisa menekan jumlah limbah tetapi juga mampu menekan biaya lingkungan yang dikeluarkan. Cleaner Production bertujuan untuk mengeliminasi penggunaan proses-proses manufaktur yang dapat menghasilkan polusi (Basaly and Billatos, 1997). Cleaner Production adalah suatu konsep peningkatan kualitas lingkungan dengan upaya proaktif, meminimalkan produksi limbah, meminimalkan kebutuhan material, serta menghasilkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia seminimal mungkin selama proses produksi berlangsung. Pendekatan Environmental Management Accounting (EMA) bisa menjadi solusi dalam problem perusahaan, karena dengan EMA didapatkan informasi tentang aliran material dan energi atau informasi mengenai biaya lingkungan yang diperlukan. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pihak manajemen. Hal ini bisa tercapai karena EMA memberikan alternatif-alternatif dengan memperhitungkan penghematan yang mungkin dilakukan melalui analisa dampak lingkungan dari biaya lingkungan yang ditimbulkan. Penelitian kali ini dilakukan dengan mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang mempengaruhi biaya lingkungan dan benefit apa yang didapat ketika mengeluarkan biaya tersebut. Kemudian hasilnya di running di dalam software Vensim untuk bisa mengetahui trend benefit cost ratio yang didapat seperti apa hingga tahun 2020. Setelah itu dibuat skenario perbaikan agar mampu meningkatkan hasil dari model riil sistem pengelolaan lingkungan tersebut. Tujuan Beberapa tujuan atau hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui besar biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh PT Kertas Leces, memberikan alternatif solusi yang bisa diterapkan oleh perusahaan,dan mengetahui seberapa besar penghematan yang bisa dilakukan jika alternatif diterapkan. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini antara lain adalah dapat digunakan sebagai pertimbangan solusi dan melakukan penghematan terhadap environmental cost yang ditimbulkan; sebagai masukan untuk penentuan kebijakan perusahaan tiap tahunnya, mengetahui korelasi dari variabel-variabel yang mempengaruhi sistem pengelolaan lingkungan sehingga dapat terlihat perubahan dari keseluruhan sistem apabila terjadi perubahan pada variabel tersebut.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Ruang Lingkup Batasan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah penelitian ini dilakukan di PT Kertas Leces Persero; biaya lingkungan yang diperhitungkan hanya biaya lingkungan yang terkait dengan PT Kertas Leces , dan Penerapan EMA dilakukan hanya sampai pemilihan alternatif untuk solusi waste reduction yang dapat diimplementasikan di PT Kertas Leces persero. Sedangkan asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah tidak terjadi perubahan kebijakan perusahaan dan efek gangguan lain selama waktu penelitian. METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 1. Langkah-langkah penelitian
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap awal adalah identifikasi masalah, perumusan tujuan penelitian serta melakukan studi literatur dan studi lapangan. Setelah itu dilakukan identifikasi variabel awal berdasarkan hasil brainstorming yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data proses produksi, potensi waste, dan biaya-biaya yang dikeluarkan yang berhubungan dengan lingkungan. Setelah itu dilakukan tahap pengolahan data, yaitu penyusunan formulasi model untuk simulasi sistem dinamik. Setelah itu, dilanjutkan dengan tahap pemodelan sistem. Pada tahap ini, pertama kali dilakukan konseptualisasi model yang mencangkup penentuan batasan untuk model yang akan dibuat serta pengidentifikasian hubungan antar variabel melalui causal loop diagram awal. Setelah itu, dilakukan formulasi model, dimana model dijabarkan melalui formulasi yang lebih lengkap, yang meliputi causal loop diagram yang lebih kompleks, aliran informasi dan fisik, serta variabel-variabel yang berpengaruh. Selanjutnya adalah melakukan simulasi model dengan menggunakan software Vensim PLE 32 versi 5.2a. Adapun simulasi model ini meliputi simulasi kondisi awal sistem yang diamati dan simulasi terhadap skenario yang telah dibuat untuk mendapatkan alternatif solusi yang nantinya bisa diaplikasikan pada sistem sesungguhnya. Setelah itu dilakukan verfikasi dan validasi model dengan menggunakan Black Box Method. Selanjutnya, dilakukan analisa serta penarikan kesimpulan dan pemberian saran terhadap hasil penelitian ini. Selengkapnya langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian, variabel-variabel yang berpengaruh terhadap sistem benefit-cost pengelolaan lingkungan adalah : benefit cost ratio, benefit, biaya lingkungan, biaya eksternal, biaya internal, biaya sosial, biaya konvensional, dan biaya tersembunyi. Pada tahap pengembangan model, dilakukan formulasi terhadap variabelvariabel yang mempengaruhi besarnya benefit cost ratio dari pengelolaan lingkungan. Pemahaman sistem yang baik sangat membantu dalam mengkonseptualisasikan kondisi riil dari sistem pengolaan lingkungan, sehingga variabel yang telah diidentifikasikan sebelumnya mudah untuk dituangkan diagram sebab akibat. Dalam tahap ini, dibuat beberapa batasan untuk model sehingga model yang dibuat nanti mempunyai ruang lingkup analisis yang lebih detail dan komprehensif serta tidak keluar dari bahasan sistem yang seharusnya akan diteliti. Beberapa batasan untuk model sistem pengelolaan lingkungan perusahaan adalah : Variabel-variabel yang dijadikan parameter utama sistem ini adalah biaya lingkungan, benefit, biaya internal, biaya eksternal, biaya konvensional, biaya kontingent dan biaya sosial. Faktor lain seperti produktivitas tidak dimasukkan pada sistem ini karena terlalu luas dan membutuhkan penelitian tersendiri mengenai produktivitas perusahaan yang mempengaruhi sistem pengelolahan lingkungan Variabel benefit yang dikembangkan dalam model ini hanya membahas benefit yang berasal dari profit ekspor kertas GreenPeace Australia saja. Biaya gaji dari pekerja, satpam maupun dokter, sesuai dengan kebijakan perusahaan, per tahunnya mengalami kenaikan sebesar 9 %/tahun. Setelah menentukan batasan model, maka model tersebut digambarkan melalui diagram alir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
fraksi kenaikan gaji dokter
biaya gaji dokter initial
biaya gaji dokter biaya perawatan
biaya gaji ass dokter
biaya perawatan jalan di area pabrik
biaya gaji ass dokter initial
Biaya medical centre
fraksi biaya satpam biaya satpam
biaya satpam initial
fraksi kenaikan gaji ass dokter
fraksi kenaikan biaya comdev
pendapatan yang didapat dari ekspor di australia
Biaya kenyamanan berkendara di sekitar PT KL
<Time>
Biaya comunity development
Biaya Sosial
fraksi kenaikan harga solar
Benefit Cost Ratio
biaya comdev initial
Benefit
harga solar inital
Biaya eksternal
<Time>
<Time>
Jumlah liter solar tiap sekali angkut
Biaya produksi Prosentase NCP
Biaya Lingkungan
Jumlah produksi
Biaya loading limbah padat
harga solar kapasitas truk angkut
Biaya retribusi daerah
Jumlah truk angkut jumlah pitch yang dibuang
Biaya material Biaya Internal
Biaya Konvensional
jumlah ton sludge yang dibuang
<Time>
Biaya kontingen
Biaya tersembunyi
Biaya kerusakan lingkungan
Biaya transportasi
Biaya Training
Treatment limbah padat-Landfill
Biaya Treatment
Treatment kualitas udara
<Time>
Biaya penelitian
Analisa Limbah Padat analisa kualias udara
Biaya pekerja limbah padat uji emisi IPAL <Time>
Treatment limbah cair
<Time>
jumlah lime mud yang dibuang
anggaran penghijauan
fraksi kenaikan biaya pekerja limbah padat biaya pekerja limbah padat initial
retribusi air limbah Analisa Limbah Cair
<Time> <Time>
<Time> biaya pekerja limbah cair analisa air limbah
analisa air analisa air tanah permukaan
analisa biota laut
Debit air limbah
Biaya retribusi per liter fraksi kenaikan biaya pekerja limbah cair
biaya pekerja limbah cair initial
Gambar 2. Diagram Alir Sistem benefit cost pengelolaan lingkungan
Setelah dibuat diagram alir model eksisting dari sistem tersebut, dilakukan pemilihan skenario yang akan diterapkan, Adapun skenario yang akan diterapkan tersebut adalah: 1. Skenario 1 Skenario 1 adalah penggunaan kembali limbah padat sludge untuk diolah kembali di PM 1 PT Kertas Leces untuk dijadikan second grade paper (kertas bungkus makanan, dll) dan dijadikan pengisi pembuatan karton maupun hardboard, namun hanya sekitar 75% sludge yang bisa digunakan kembali karena sebagian kecil telah tercampur bahan-bahan kimia yang merusak sludge, sehingga 25% nya tetap dibuang menuju landfill. Jumlah ton sludge yang dibuang mempengaruhi biaya transportasi untuk treatment limbah padat. Selama ini Limbah Padat yang berupa sludge dibuang menuju lokasi pembuangan akhir (Desa Banjarsawah-Kec Tegalsiwalan). Sludge adalah lumpur kertas yang timbul setelah air limbah diproses di IPAL 2. Skenario 2 Skenario 2 adalah penggunaan kembali lime mud untuk kepentingan masyarakat di sekitar perusahaan, Lime mud mengandung bahan utama kapur serta kotoran yang berasal dari bagasse yang terikut bersama bahan pemasak (pada digester). Lime mud dapat digunakan untuk masyarakat untuk pengerasan jalan desa. Sehingga sekitar 30 % bisa digunakan dan tidak dibuang menuju landfill. Namun untuk mencegah halhal yang tidak diinginkan dibuat arahan dalam bentuk SOP (Standard Operation Procedure) atau persyaratan administrattif lainnya seperti pengatar dari kecamatan masyarakat yang membutuhkan. Jumlah ton lime mud yang dibuang mempengaruhi biaya transportasi untuk treatment limbah padat 3. Skenario 3 Pada skenario 3, Masih mirip dengan skenario 1 dan 2 yang berkutat pada limbah padat, Pith, yang merupakan bagian dari kulit tebu, merupakan celullose yang sifatnya non B3. Pith dapat digunakan sebagai bahan bakar karena mengandung
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
kalor yang relatif masih tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran pada industri batu bata merah. Sehingga sekitar 85% dapat digunakan kembali untuk masyarakat dan industri kecil. Namun sama halnya dengan penggunaan lime mud, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dibuat arahan dalam bentuk SOP (Standard Operation Procedure) atau persyaratan administrattif lainnya seperti pengantar dari kecamatan masyarakat yang membutuhkan Jumlah ton pith yang dibuang mempengaruhi biaya transportasi untuk treatment limbah padat 4. Skenario 4 Skenario 4 adalah penggunaan kembali air limbah yang telah diolah di IPAL, namun hanya sekitar 40% air limbah yang bisa digunakan kembali, sisanya tetap dialirkan menuju Sungai Prono untuk digunakan masyarakat sebagai pengairan sawah. Sedangkan hasil simulasi sistem dinamik mulai tahun 2007 hingga 2020. Tabel 1. Benefit Cost Ratio Hasil Running Software
Gambar 3. Benefit cost ratio untuk model awal dan skenario
REKOMENDASI Sistem pengelolaan lingkungan tersebut mampu ditingkatkan pencapaian benefit cost rationya dengan menerapkan skenario-skenario yang telah dibahas, skenario 1 mampu meningkatkan benefit paling besar karena hasil pembuatan kertas second grade mampu meningkatkan benefit sekaligus menekan biaya lingkungan. Pendekatan sistem dinamik mampu melacak biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan dengan lebih akurat.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, Pada tahun 2007, pada hasil simulasi, biaya yang menjadi kontributor terbesar adalah biaya tersembunyi dengan nilai 2,291 milyar, kemudian diikuti dengan biaya konvensional sebesar 1,6 milyar dan biaya sosial sebesar 552.060.000. Skenario yang menjadi skenario terbaik adalah skenario 1 karena mampu meningkatkan benefit cost ratio terbesar. Skenario 1 tersebut pada tahun 2008 mampu meningkatkan benefit sebesar 6,993 milyar dan mengurangi biaya lingkungan sebesar 75 juta. Hasil ini juga meningkatkan benefit cost rationya dari 0,6006 menjadi 2,156 Sedangkan saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah pengukuran performansi lingkungan setiap tahunnya, dengan menggunakan Key Performance Indicator, sehingga ada sistem kontrol tiap tahunnya. DAFTAR PUSTAKA Abhilash, Vijhayan. (2003). Cleaner Production – A Move Toward Sustainibility, University of Toledo. Basaly, N. and Billatos, S. (1997). Green Technology and Design for the Environment, Washington DC : Taylor & Francis. Burritt, R. L., T. Hahn and S. Schaltegger, (2002), Towards A Comprehensive Framework For Environmental Management Accounting — Links Between Business Actors And Environmental Management Accounting Tools, Australian Accounting Review in July 2002. Forrester, J.W. (1961). Industrial Dynamics. MIT Press. Cambridge. Jasch, C. (2004) International Guideline on Environmental Management Accounting (EMA), IFAC, Austrian Minnesota Pollution Control Agency (1998). What is Waste Reduction? Minessota Narayan, B. (2000). Environment Management, New Delhi : A.P.H. Publishing Corporation North,Klaus.(1992);Environmental Business Management Development Series no.30
Management:
An
Introduction,
Prabhakar, V. K. (2001). Principles of Pollution Control, First Edition, New Delhi : Anmol Publications Pvt. Ltd. Pujawan, I Nyoman. (2004). Ekonomi Teknik. Guna Widya Surabaya Saphiro, Karen, M Stoghton, R Graf, Linda Feng (2000), Environmental Improvement through Environmental Accounting,
United States Environmental Protection Agency-US EPA. (1997). An Introduction of Environmental Accounting as a Business Management Tools: Key concepts and Terms. EPA Washington DC Van Berkel, C W M. (1999). Cleaner Production: Profitable road for Sustainable Development in Australian Industry, Australia.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-22-10