Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PROGRAM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) YANG DAPAT MENDUKUNG PROGRAM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 UNTUK PENINGKATAN MUTU PRODUK (STUDI KASUS PT. A. SCHULMAN INDONESIA) M. Iwan Nazarudin, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK PT. A. Schulman Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang berkonsentrasi pada pengembangan industri manufacturing plastic compounding generasi terakhir. Perusahaan telah menerapkan sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selama ini dirasakan kedua program tersebut berjalan secara terpisah dan dalam penelitian ini akan ditentukan faktor-faktor dari kedua program yang dapat disinergikan untuk meningkatkan Mutu Produk. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM). Karena pendekatan ini mempunyai kemampuan sekaligus untuk menguji signifikansi dari indikator-indikator yang membentuk construct dan menguji hubungan sebab akibat antar construct melalui model pengukuran dan model persamaan struktural yang dikembangkan dengan berbasis teori manajemen. Construct-construct yang digunakan dalam penelitian ini adalah Manajemen K3. Manajemen Mutu Terpadu dan Mutu Produk Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, model pengukuran yang digunakan mempunyai kesesuaian yang cukup dengan nilai Chi-square 154, 090, nilai-p uji hipotesis 0,000, nilai RMSEA = 0,085, Nilai GFI = 0,849 dan nilai AGFI = 0,792. Manajemen K3 mempunyai pengaruh yang signifikan (nilai p = 0,000) terhadap Manajemen Mutu Terpadu , sedangkan Manajemen Mutu Terpadu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan Mutu Produk. Indikator-indikator Manajemen K3 yang perlu disesuaikan dengan Manajemen Mutu Terpadu adalah Effect of Work Place on Safety, Management Action Towards Safety dan Perceived Level of Risk. Kata Kunci : Manajemen K3, Manajemen Mutu Terpadu, Mutu Produk dan Structural Equation Modeling (SEM).
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemerintah saat ini tengah mendorong para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan dengan adanya industrialisasi yang berkembang pesat. Hal ini adalah sebagai salah satu wujud adanya pembangunan nasional, dimana tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Di Indonesia penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara profesional relatif masih baru dan pada saat ini sudah mulai memegang peranan penting seiring dengan perkembangan industri serta kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu penerapan Manajemen K3 secara profesional juga masih mengalami hambatan non teknis terutama masih rendahnya tingkat apresiasi pimpinan perusahaan terhadap penerapan Manajemen K3 sehingga hal ini akan berdampak pada dukungan yang diberikan tidak dapat optimal seperti yang diharapkan, disamping itu juga jumlah tenaga kerja professional dan berkualitas di bidang Manajemen K3 masih terbatas. Adalah suatu hal yang wajar bila pengusaha atau pemegang saham perusahaan mengharapkan adanya profit yang nyata diperoleh dari penerapan Manajemen K3 tersebut, dan tuntutan semacam ini yang diharapkan oleh pengusaha atau pemegang saham perusahaan beberapa diantaranya yaitu : Keuntungan finansial (misalnya turunnya/reduksi premi asuransi). Peningkatan produktifitas kerja. Berdampak psikologis yaitu akan terjadi peningkatan kepercayaan pelanggan atau masyarakat terhadap perusahaan. Operasional perusahaan menjadi stabil sehingga akan terjadi peningkatan kualitas/mutu hasil produksi. Pembangunan industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini banyak membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat, meskipun demikian dampak negatif sebagai akibat industrialisasi juga tak terhindarkan. Demikian juga dengan tingkat teknologi yang digunakan oleh industri sudah sedemikian canggih yang ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut : Ukuran dari kapasitas unit-unit industri makin besar dan beraliran tunggal dengan energi yang tersimpan semakin besar. Teknologi prosesnya memiliki kondisi semakin ekstrim dengan luas area kerja yang semakin sempit (temperatur dan tekanan operasionalnya semakin tinggi). Makin terpadunya teknologi proses yang memperbesar keterikatan antara satu unit proses dengan unit proses lain sehingga kerumitan dan ketelitian pengoperasiannya juga makin kompleks. Bahan-bahan yang dipakai dalam proses produksi makin beragam dan berbahaya, terutama bahan setengah jadi yang bersifat masih labil (bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi). Perubahan percepatan penerapan teknologi di industri tersebut makin memperbesar bahaya serta resiko yang terkandung dalam kegiatan operasi. Jika pimpinan perusahaan atau industri dan profesional lainnya tidak mengantisipasi perubahan tersebut secara baik, maka perusahaan akan menghadapi resiko baik dalam bentuk kebakaran / peledakan / kecelakaan pencemaran / kerusakan lingkungan, penyakit akibat kerja maupun gangguan operasi lainnya yang merugikan. PT. A. Schulman Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang berkonsentrasi pada pengembangan industri manufaktur Plastic Compounding (Masterbatch) yaitu generasi terakhir sebagai pengganti Additive Plastic yang mulai ditinggalkan, juga sangat mengandalkan pentingnya pencapaian kualitas / mutu hasil produksi sebagai salah satu strategi marketing dalam upayanya memposisikan sebagai perusahaan manufaktur Masterbacth nomer satu di dunia. PT A. Schulman Indonesia telah menerapkan Manajemen Mutu (ISO 9001:2000) pada tahun 2001 dan Manajemen K3 mulai tahun 2003. Selama ini dirasakan bahwa antara kedua program tersebut berjalan secara terpisah (independent).
ISBN : 979-99735-2-X A-45-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Caldeira, 2001 menyarankan bahwa perlu dilakukan pengintegrasian antara program Manajemen K3 dengan Manajemen Mutu Terpadu agar diperoleh hasil kinerja yang lebih optimal. Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai manfaat Manajemen K3 di perusahaan (Cooper, dkk, 2004) dan Manajemen Mutu Terpadu (Sanjay, dkk, 1996). Penelitian-penelitian yang ada pada umumnya belum mengintegrasikan kedua program tersebut. Dalam penelitian di sini akan dikembangkan model teoritis yang dapat mengkaitkan kedua program tersebut. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah yang diteliti dalam tesis ini adalah : “Menganalisa faktor-faktor program Manajemen K3 yang dapat mendukung program Manajemen Mutu dalam peningkatan Mutu Produk ?“ TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui indikator-indikator yang membentuk construct Manajemen K3, Manajemen Mutu dan Mutu Produk. 2. Menganalisa dan menentukan faktor-faktor dari program Manajemen K3 yang dapat mendukung Manajemen Mutu dalam peningkatan Mutu Produk. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Memberikan kontribusi dalam peningkatan Manajemen K3 di industri. Memberikan informasi dan referensi ke pihak PT A. Schulman Indonesia dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam Manajemen K3 yang terintegrasi dengan program ISO 9001:2000. PENYUSUNAN CONSTRUCT PEMIKIRAN MANAJERIAL Pada umumnya perusahaan menganggap program Manajemen Mutu dan Manajemen K3 sebagai dua program yang terpisah (independen). Pengintegrasian Manajemen Mutu dan Manajemen K3 dalam program tunggal dapat membagun sinergi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Caldeirea, 2006). Jika program Manajemen Mutu dan Manajemen K3 digabung, maka manajemen dan karyawan akan memandang sebagai program yang lebih sederhana. Bagi manajemen dan karyawan terdapat satu sistem untuk dikelola, yaitu integrasi penuh antara peningkatan mutu dan Manajemen K3 kedalam operasi perusahaan dan perbaikan kinerja secara terus menerus. Bagi karyawan adalah mudah untuk bekerja dalam construct manajemen tunggal tentang bagaimana bekerja dengan baik dan benar. Dalam penelitian disini akan disusun construct model teoritis untuk meneliti pengaruh program Manajemen K3 sebagai Construct Moderating dalam mempercepat pengaruh atau mendukung program Manajemen Mutu dalam peningkatan Mutu Produk. (Sanjay, dkk, 1996) telah mengembangkan construct-construct Manajemen Mutu, dimana dengan construct-construct tersebut dapat digunakan untuk mengukur berhasil tidaknya suatu program Mutu Terpadu (Integrated Quality Management) di perusahaan. (Cooper, dkk, 2004) telah mengembangkan construct yang dapat digunakan untuk mengevaluasi Manajemen K3. Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan diatas, sebuah construct model teoritis ditampilkan pada gambar di bawah ini
ISBN : 979-99735-2-X A-45-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
MANAJEMEN MUTU TERPADU
MANAJEMEN K3
MUTU PRODUK
Gambar 1 : Model Teoritis Penelitian Tesis-tesis (simpul-simpul pemikiran strategis) yang dapat ditarik dari model diatas adalah sebagai berikut : 1. Program Manajemen Mutu Terpadu sebagai budaya organisasi sebuah perusahaan akan memberi pengaruh pada peningkatan Mutu Produk 2. Program Manajemen K3 yang dikembangkan perusahaan dapat memperkuat/mendukung program Manajemen Mutu Terpadu dalam peningkatan Mutu Produk. Berdasarkan gambar 1 dan tesis-tesis tersebut, dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut: 1. Manajemen Mutu Terpadu mempunyai pengaruh langsung terhadap peningkatan Mutu Produk. 2. Manajemen Mutu Terpadu mempunyai pengaruh langsung terhadap program Manajemen K3. 3. Program Manajemen K3 mempunyai pengaruh langsung terhadap program peningkatan Mutu Produk. 4. Program Manajemen K3 dapat memperkuat pengaruh manajemen mutu terpadu terhadap peningkatan mutu produk.
ISBN : 979-99735-2-X A-45-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
METODE PENELITIAN Mulai
Studi Literatur
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Kondisi Perusahaan
Pembuatan Kuisioner
Survey Pendahuluan
Uji Validitas dan Reliabilitas
TIDAK
Valid dan Reliabel ?
Penyempurnaan Kuisioner
YA Pengolahan Data (Menyusun Analisa Jalur, Analisa SEM)
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 2 : Model Teoritis Penelitian DIAGRAM JALUR PENELITIAN MMTa
MMTb
MMTc
MMTd
MMTe
MMTf
MK3a MPa
MMT MK3b
MPb MK3c
MK3
MP
MPc
MK3d MPd MMKe
Gambar 2 : Diagram Jalur Penelitian
ISBN : 979-99735-2-X A-45-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
ANALISIS SEM LENGKAP UNTUK PERSAMAAN STRUKTURAL MMTa
MMTb
MMTc
0,92
MK3a
0,56
MMTd 0,95
0,85
MMTe 0,94
MMTf 1,00
MMT
1,00
MPa 1,33
MK3b
MK3c
1,46 1,25
1,85
MK3
0,04
0,12
1.04
MP
1,22
MPb
MPc
1,18 1,00
MK3d
MPd
0,77 MK3e
Gambar 2 : Analisis SEM Lengkap KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Setelah dilakukan Analisis analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis faktor konfirmatori, indikator-indikator yang membentuk construct Manajemen K3 membentuk suatu unidimensionalitas dengan indikator yang mempunyai pengaruh terbesar adalah Effect of Work Place on Safety (nilai lambda 1,46), diikuti masing-masing dengan Manajemen Actions Towards Safety (nilai lambda 1,25), dan Perceived Level of Risk (nilai lambda 1,20). Demikian juga untuk Construct Manajemen Mutu terpadu, indikator-indikator yang mempunyai pengaruh terbesar adalah Pembandingan Berpola (nilai lambda 1,00), diikuti masingmasing oleh Pemanfaatan Informasi Mutu Internal (nilai lambda 0,55), dan Pemberdayaan karyawan (nilai lambda 0,94). Untuk construct Mutu Produk, indikator yang mempunyai pengaruh terbesar adalah Kinerja produk (nilai lambda 1,32), diikuti masing-masing oleh Kesesuaian Produk Dengan Spesifikasi (nilai lambda 1,22 ) dan Keandalan Produk (nilai lambda 1,04). 2. Berdasarkan hasil pengujian persamaan struktural Manajemen K3 mempunyai pengaruh langsung yang sangat signifikan terhadap Manajemen Mutu Terpadu nilai uji-p adalah 0,000) dan Manajemen Mutu Terpadu mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan Mutu Produk (nilai uji-p adalah 0,000). Indikatorindikator yang perlu diperhatikan untuk dikaitkan dengan program Manajemen Mutu Terpadu adalah menurut penilaian responden adalah Effect of Work Place on Safety, Manajemen Actions Towards Safety dan Perceived Level of Risk.
ISBN : 979-99735-2-X A-45-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
SARAN 1. Nilai Uji kesesuaian model pengukuran adalah cukup. Sebaiknya nilai ini sangat baik agar hasil penelitian mempunyai tingkat keyakinan yang tinggi untuk dapat diimplementasikan. Karena itu perlu penyempurnaan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur construct-nya. 2. Penelitian perlu dikembangkan penerapannya pada perusahaan lain, agar kesimpulan yang diperoleh dapat disimpulkan secara umum dan bermanfaat dalam penerapan Manajemen K3 di perusahaan. DAFTAR PUSTAKA AlNajjar, F.K and Balkaoui, A.R. 2001. Empirical Validation of a general Model of Growth Opportunities. Managerial Finance. 27, 3; ABI/INFORM Research. Altman, Edward 1., September 1984, A Further Empirical Investigation of the Bankruptcy Cost Question. Journal of Finance. 39, pp . 1067 – 1089. Ang, James S., Chua, Jess H., and McConnel, John J., 1982. The Administrativs Coats of Corporate Bankruptcy: A Note. Journal of Finance. Vol. 37, 337 – 348. Bacidore, Jeffrey M., Boquist, John A., Milbourn, Todd., and Thakor, Anjan V. 1997. The Search for The Best Financial Performance Measure. Financial Analyst Journal. May – June, pp. 11 – 20. Barclay, Michael J. and Smith, Clifford W., 2001b. On Financial Architecture: Leverage, Maturity, and Priority, dalam D.H. Chew (ed), The New Corporate Finance: WhereTheory Meets Practise, New York: McGraw-Hill, 210 – 223. Barton, Sidney L., Hill, Ned C., and Sundaram, Srinivasan, 1989, An Empirical Test of Stakeholder Theory Predictions of Capital Structure. Journal of The Financial Management Association, Spring, p. 36 – 44. Bathala, Chenchuramalah T., Moon, Kenneth P., and Rao, Ramesh P., 1994, Managerial Ownership, Debt Policy, and The Impact of Institutional Holding : An Agency Perspective. Journal of The Financial Management Association, Vol. 23 No. 3, Autumn, p. 38 – 50. Bernstein, Leopold A., and John, Wild J. 1998. Financial Statement Analysis Theory, Application & Interpretation. 6th Edition, Mc Graw Hill. Bhaduri, Saumitra N., 2002. Determinan of Corporate Borrowing: Some Evidence from The Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance, vol. 22, 200 – 215. Bradley, Michael, Jarrel, Gregg A., and Kim, E. Han, 1984. On the Existence of an Optimal Capital Structure: Theory and Evidence, Journal of Finance, XXXIX, 3, pp. 857 – 880. Brealey, Richard A and Myers, Stewart C. 2000. Principles of Corporate Finance, 6th Edition, Mc Grow – Hill.
ISBN : 979-99735-2-X A-45-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Brigham, Eugene. F., and Houston, Joel.F. 1998. Fundamentals of Financial Management. 8th Edition, By Harcourt, Inc. Chang, Rosita P, and Rhee, Ghon, 1990. The Impact of Personal Taxes on Corporate Dividend Policy and Capital Structure Decision, Journal of Financial Management Association, Summer, p. 21 – 31. Chirinko, Robert S., & Singha, Anuja R., 2000. Testing Static Tradeoff Againts Pecking Order Models of Capital Structure: A Critical Comment. Journal of Financial Economics. No. 58, 417 – 425. Chung, 1993. Asset Characteristics and Corporate Debt Policy: an Empirical Test, Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 20, No. 1, 83 – 98.
ISBN : 979-99735-2-X A-45-8