Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOSS PRODUCTION OPPORTUNITY AKIBAT POWER OUTAGE UNTUK MERUMUSKAN RENCANA OPERASI DI DEPARTEMEN TRANSMISI DISTRIBUSI LISTRIK PT. CPI ANALYSIS AMONG FACTORS THAT INFLUENCE LOSS PRODUCTION OPPORTUNITY DUE TO POWER OUTAGE TO FORMULATE OPERATIONS PLAN IN PT. CPI ELECTRICAL POWER DISTRIBUTION AND TRANSMISSION DEPARTMENT Vendy Hendrawan Suprapto1, *), Nyoman Pujawan2) dan Sony Sunaryo3) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia * e-mail:
[email protected] 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Menurunkan angka produksi minyak yang hilang atau lebih dikenal dengan istilah Loss Production Opportunity (LPO) adalah salah satu perhatian utama bagi PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) seiring dengan upaya untuk menekan laju penurunan alami produksi minyak. Salah satu dari top five (5) penyebab LPO adalah akibat power outage atau listrik padam. Adanya analisis terhadap faktor-faktor yang yang mempengaruhi terjadinya LPO akibat power outage dapat menjadi dasar perumusan sebuah rencana operasi di departemen transmisi dan distribusi listrik PT. CPI. Penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi loss production opportunity pada sistem distribusi listrik 13.8 kV Ladang Minyak Duri PT. CPI di bawah Tim Transmission Distribution Operation (TDO) Duri - Departemen Power Generation Transmission (PGT). Dari hasil studi pustaka terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dan brainstorming yang dilakukan dengan melibatkan expert judgement di internal perusahaan diduga ada enam (6) faktor yang mempengaruhi terjadinya power outage yang berdampak pada terjadinya LPO. Keenam faktor tersebut adalah maintenance, waktu restorasi, cuaca, kelayakan desain sistem kelistrikan, penyebab power outage, dan jenis power outage. Dengan menggunakan historical data LPO dari keenam faktor tersebut, selanjutnya dimodelkan sebuah persamaan matematis menggunakan metode multiple linier regression dengan bantuan perangkat lunak Minitab 15.0 untuk mendapatkan hubungan antar LPO akibat power outage dengan keenam faktor tersebut. Hasil yang didapat dari simulasi menunjukkan bahwa hanya tiga (3) variabel yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya LPO akibat power outage, yakni maintenance, waktu restorasi, dan jenis power outage. Selanjutnya perumusan rencana operasi tim TDO Duri dibuat mengacu pada pendekatan Master Improvement Story (MIS) yang fokus kepada peningkatan efektivitas maintenance, pengurangan waktu restorasi, dan pengurangan jumlah jenis power outage tertentu untuk meminimalkan LPO. Kata Kunci: LPO, Power Outage,TDO, Multiple Linier Regression, MIS
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
ABSTRACT Reducing the number of Loss Production Opportunity (LPO) is the main focus of PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) to minimize the natural declining oil production rate. As one of top five (5), a power outage can cause the LPO happen. By this reason, an analysis of factors which impact to LPO due to power outage can be used a baseline to formulate an operations plan in PT. CPI Electrical Transmission & Distribution Department. This research attempts to analyze factors that influence LPO on 13.8 kV electrical power distribution system in PT. CPI Duri Field which is under Transmission Distribution Operation (TDO) Team – Power Generation Transmission (PGT) Department. Based on literature review and through brainstorming involving internal company experts, there are suspected six (6) factors that influence the LPO due to power outage i.e. maintenance, restoration time, weather, proper design, power outage causes and types. By utilizing the LPO historical data and its factors, it is modeled in a mathematical equation for LPO due to power outage and the influencing six (6) factors using multiple linear regression. The result suggests that there are only three (3) factors which contributed to LPO due to power outage. They are maintenance, restoration time, and power outage types. Finally, the operations plans of TDO Duri are developed using Master Improvement Story (MIS) approach which focus on increasing maintenance effectiveness, reducing restoration time, and reducing number of certain power outage type to minimize LPO. Key Words: LPO, Power Outage, TDO, Multiple Linear Regression, MIS
PENDAHULUAN Adanya gangguan listrik (power outage) dalam durasi sesaat saja dapat berdampak negatif pada dunia industri, tidak terkecuali bagi PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) yang sedang berupaya untuk mempertahankan laju penurunan alami produksi minyak. Oleh sebab itu, PT. CPI dituntut untuk meningkatkan kehandalan sistem kelistrikannya untuk mengurangi terjadinya unplanned shut down karena adanya power outage yang dapat berdampak pada kehilangan kesempatan berproduksi atau lebih dikenal dengan istilah Loss Production Opportunity (LPO). Sebagai tim yang bertanggung jawab untuk memastikan kehandalan suplai listrik di lapangan minyak Duri, tim Power Generation Transmission Distribution (PGT TDO) Duri ditantang untuk mengurangi terjadinya gangguan listrik di sumur-sumur produksi minyak dan fasilitas produksi lainnya yang dapat berakibat terjadinya LPO. Dalam usahanya untuk menurunkan LPO yang terjadi akibat power outage, maka tim PGT TDO Duri terus berupaya untuk merumuskan suatu rencana operasinya agar dapat memberikan kontribusi tercapainya target tahunan untuk menurunkan LPO.Oleh sebab itu, melalui pendekatan yang berfokus pada upaya penurunan LPO akibat power outage sebagai tujuan akhirnya, maka perlu diketahui, dimodelkan, dan dianalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada besar kecil terjadinya LPO akibat power outage. Dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap besar kecil terjadinya LPO akibat power outage, maka dapat dijadikan dasar untuk merumuskan rencana operasi tim PGT TDO Duri. Selanjutnya dengan adanya rumusan rencana operasi tim PGT TDO Duri yang sistematis dan tepat sasaran, maka kemungkinan untuk terjadinya random improvement dapat dihindarkan yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan finansial untuk mengoptimalkan biaya operasi tahunan. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai power outage telah membahas beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya power outage. Adibi dan Fink (2002) ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
meneliti bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas power system restoration ketika mengalami gangguan listrik adalah resources plan, karakteristik konfigurasi sistem, systematic restoration, kondisi peralatan, formasi dari tim perencanaan, pemeliharaan, pengembangan kompetensi personel, dan rencana operasi dinilai mempengaruhi tingkat kehandalan suatu sistem kelistrikan. Tarno dan Santoso (2005) melakukan penelitian untuk menentukan faktor-faktor penyebab gangguan listrik di kota Semarang, disebutkan bahwa di antara beberapa faktor penyebab gangguan listrik di kota Semarang, penyebab utama gangguan listrik adalah adanya kerusakan jaringan, trafo, dan fuse. Menurut Wenyuan (2005), power outage terjadi karena adanya kegagalan dalam sistem repairable atau nonrepairable. Umumnya adanya forced outage adalah sistem repairable, sedangkan peluang gagal dan umur peralatan adalah sistem nonrepairable. Selain itu, kondisi geografis/ alam di kota Semarang seperti terjadi gangguan cuaca seperti: angin kencang, petir, dan banjir mempengaruhi kondisi jaringan listrik PLN di kota Semarang diduga juga mempengaruhi banyaknya gangguan listrik yang terjadi. Menurut Xu dan Chow (2006) melalui Duke Energy sebagai salah satu perusahaan penyuplai listrik di Ohio, Indiana, dan Kentucky Amerika Serikat mengklasifikasikan penyebab gangguan listrik ke dalam 3 kategori, yakni oleh pohon, binatang, dan petir. Panya et al (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui biaya yang diakibatkan oleh unplanned power outage terhadap 800 perusahaan di 9 sektor industri yang berbeda di Thailand. Alhasil ditemukan hubungan yang linier antara biaya yang ditimbulkan akibat power outage dengan durasi dan frekuensi power outage yang dipengaruhi oleh faktor internal dari industri tersebut, yakni karakteristik proses, waktu restorasi, mesin, peralatan, dan suplai listrik dalam keadaan darurat. Lehtonen (2011) meneliti untuk mengetahui hubungan antara biaya yang diakibatkan oleh power outage dengan waktu restorasi power outage terhadap sektor industri makanan, kimia, kaca, kertas, logam, timah, konstruksi, tekstil, dan listrik di Finlandia. Hasilnya didapatkan hubungan linier yang menyatakan bahwa semakin lama waktu restorasi, maka kerugian yang ditanggung oleh masing-masing industri tersebut semakin tinggi. METODE Secara sistematik, aliran pembahasaan penelitian ini dapat digambarkan dalam skematik seperti pada gambar 1. Mulai
Selesai
Analisis Kesenjangan Operasi PGT TDO Duri
Eksplorasi Permasalahan
Brainstorming Untuk Membuat Kerangka Pemikiran
Studi Literatur (Jurnal Ilmiah, Buku, Penelitian, Referensi, Artikel)
Pengumpulan Data (PIDOD, CCMS, Asset Invetory)
Pemodelan Matematis (Multiple Linear Regression)
Merumuskan Rencana Operasi PGT TDO Duri
Analisis Model Matematis
Gambar 1 Skematik Urutan Pembahasan Penelitian
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Analisis Kesenjangan Operasi PGT TDO Duri Gambar 2 memberikan visualisasi mengenai analisis kesenjangan operasi yang terjadi di PGT TDO Duri
Gambar 2 Analisis Kesenjangan Operasi PGT TDO Duri
Kerangka Pemikiran Dari hasil tinjauan pustaka dan proses brainstorming dengan pimpinan dan karyawan senior PGT TDO Duri diduga ada enam (6) faktor yang berpengaruh terhadap LPO akibat power outage. Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut : (1) Waktu Restorasi Dijelaskan sebagai waktu shutdown dari sisi pihak yang merasakan power outage atau dengan kata lain waktu yang dihitung dari sesaat setelah power outage terjadi sampai dengan power normal kembali. Faktor ini sesuai dengan faktor yang diidentifikasi oleh Panya et all (2010) dan Lehtonen (2011). Variabel ini dinotasikan ”ResTime” (= Restoration Time), dengan satuan menit. (2) Rentang Waktu Terakhir Dilakukan Pemeliharaan Dijelaskan sebagai jumlah hari kalendar yang dihitung dari tanggal terakhir dilakukan aktivitas pemeliharaan (patrol jaringan listrik) sampai dengan hari dimana power outage terjadi. Faktor ini sesuai dengan faktor yang diidentifikasi oleh Adibi dan Fink (2002). Variabel ini dinotasikan ”LasMntc” (= Last Maintenance), dengan satuan hari. (3) Cuaca Tarno dan Santoso (2005) dan hasil brainstorming menyebutkan bahwa faktor cuaca memberikan pengaruh terhadap terjadinya power outage. Variabel ini dinotasikan ”Cuaca”. Faktor cuaca ini dibedakan menjadi dua (2) yakni ”clear” yang artinya cerah dan ”bad” yang artinya mendung, berawan, hujan ringan, atau hujan deras disertai petir. Variabel cuaca ”clear” dinotasikan ”WthClr” (= Weather Clear) dan variabel cuaca ”bad” disingkat ”WthBad”. (4) Kelayakan Desain Faktor karakteristik konfigurasi sistem merupakan faktor yang berkontribusi terjadinya power outage Adibi dan Fink (2002) dan dari hasil brainstorming disebutkan bahwa desain sistem kelistrikan mempengaruhi terjadinya power outage. Variabel kelayakan desain ”proper” dinotasikan ”PropDes” (= Proper Design) dan variabel kelayakan desain yang kurang ”improper” dinotasikan ”ImpropDes” (= Improper Design). (5) Jenis power outage Faktor hasil brainstorming ini didefnisikan sebagai jenis power outage berdasarkan beroperasinya alat proteksi sangat mempengaruhi jenis gangguan listrik yang terjadi ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
apakah itu gangguan listrik sementara atau gangguan listrik permanen. Variabel ini dinotasikan ”OutTyp”. Ada dua (2) jenis, Trip Reclose, yaitu alat proteksi listrik bekerja secara otomatis untuk mengatasi adanya gangguan listrik sementara dan waktu restorasi adalah ≤ 1 menit, jenis kedua Trip Open, yaitu alat proteksi listrik bekerja secara otomatis untuk membuka sistem proteksi karena mendeteksi adanya gangguan listrik permanen dimana waktu restorasinya adalah > 1 menit. Variabel jenis power outage ”trip reclose” dinotasikan ”OutTR” (= Outage Trip Reclose), variabel jenis power outage ”trip open” dinotasikan ”OutTO” (= Outage Trip Open). (6) Penyebab Power Outage Hasil penelitian Xu dan Chow (2006) dan brainstorming, variabel penyebab power outage dinotasikan ”OutCause”. Ada dua (2) kategori penyebab power outage terjadi yaitu terkontrol ”controllable” yang berupa equipment failure, kesalahan manusia, atau tidak teridentifikasi/ unidentified dan yang tidak terkontrol ”uncontrollable” yang berupa petir, binatang/ animal atau outsider. Variabel penyebab power outage ”controllable” dinotasikan ”CauOutCont” (= Cause Outage Controllable) dan variabel penyebab power outage ” uncontrollable” dinotasikan ” CauOutUncont” (= Cause Outage Uncontrollable). Gambar 3 menunjukkan Diagram variabel Input Process Output (IPO).
Gambar 3 Diagram Variabel Input Process Output (IPO)
Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sampling dari 80 power outage yang terjadi mulai tanggal 1 Januari - 30 September 2011. Data dari variabel ResTime, LastMntc, WthClr, WthBad, OutTR, OutTO, CauOutCont, dan CauOutUncont didapat dari sistem PGT Information Daily Outage Database (PIDOD). Untuk variabel ResTime, data didapatkan dari Computerized Maintenance Management System (CMMS) menggunakan JDE base. Sedangkan data untuk variabel PropDes dan ImpropDes didapatkan dari analisis desain kelayakan yang sudah ada. Pemodelan Hubungan Antara Variabel Dependen LPO dengan Variabel Independen Dengan bantuan perangkat lunak Minitab 15.0 dapat membantu untuk mendapatkan persamaan regresi linier. Menurut Amir dan Sounderpandian (2009), pengujian asumsi residual harus dilakukan terlebih dahulu untuk memenuhi syarat IDDN (identik, independen dan berdistribusi normal) ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Uji asumsi residual identik uji Glejser untuk memastikan terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap semua variabel independen dalam model regresi. Uji asumsi residual independen melalui pengujian grafik residual versus order, menggunakan time series plot, dan uji Durbin Watson untuk memastikan tidak terjadi autokorelasi. Uji asumsi residual berdistribusi normal melalui uji kolmogorov smirnov untuk memastikan residual berdistribusi normal Setelah Pengujian asumsi residual IDDN terpenuhi, maka pengujian regresi dengan pengujian serentak Analysis of Variance (ANOVA) dan pengujian individu/ parsial serta uji multikolinieritas untuk menentukan variabel yang berpengaruh signifikan bisa dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari simulasi multiple linear regression dengan bantuan perangkat lunak Minitab 15.0 didapatkan model persamaan sebagai berikut: LPO = 13.7 + 5.60 LasMntc + 0.852 ResTime + 15.2 OutTO
(1)
Analisis dilakukan terhadap nilai R dan R untuk melihat persentase pengaruh bersama faktor-faktor penyebab LPO akibat power outage. Nilai R adalah koefisien determinasi yang mengukur besarnya persentase variabilitas LPO yang dapat dijelaskan oleh variabilitas independen-nya. Nilai R sebesar 92,9% menunjukkan bahwa adanya kesesuaian persamaan regresi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Sedangkan R sebesar 92,6% diperlukan untuk menggambarkan kesesuaian persamaan regresi dalam populasi. Selain itu, dari nilai R 92,9% dapat disimpulkan bahwa ada 7,1% faktor lain di luar faktor maintenance (LasMntc), waktu restorasi (ResTime), dan jenis power outage (OutTR/ OutTO) yang mempengaruhi besar kecilnya LPO yang terjadi akibat power outage. Selanjutnya dari persamaan di atas dapat diartikan bahwa LPO dapat diminimalkan dengan meningkatkan efektivitas maintenance, mengurangi waktu restorasi, dan mengurangi atau bahkan menghindari terjadinya jenis power outage Trip Open dengan mengusahakan jenis power outage yang terjadi adalah Trip Reclose. Ketiga faktor ini kemudian dijadikan dasar untuk diinjeksikan dalam rumusan rencana operasi tim PGT TDO Duri. Proses penyusunan rencana operasi tim PGT TDO Duri dilandaskan pada Operational Excellence Management System (OEMS) perusahaan yang merupakan sistem manajemen terstruktur perusahaan untuk mencapai kinerja operasi kelas dunia, yaitu beroperasi dengan selamat, sehat, ramah lingkungan, handal, dan efisien. OEMS terdiri dari 5 elemen utama, yaitu Vision & Objectives, Assessment, Planning, Implementation, dan Review. Kelima elemen tersebut diintegrasikan oleh adanya Leadership Accountability. Gambar 4 menunjukkan proses umum bagaimana menyusun rencana operasi tim PGT TDO Duri yang selanjutnya disajikan dalam format Master Improvement Story (MIS). Menurut Gaspersz (2011), MIS memiliki beberapa keunggulan di antaranya : MIS dapat mengarahkan perumusan suatu rencana bisnis agar memenuhi unsur SMART (Specific Measurable Achievable Result-oriented Time-bound) MIS dapat mengklarifikasi dan menerjemahkan visi, tujuan, strategi, dan rencana taktis tim PGT TDO Duri ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
MIS dapat mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tujuan strategik dengan ukuran kinerja kunci (Key Performance Indicators = KPIs) MIS dapat memberikan visualisasi pengintegrasian inisiatif-inisiatif (programprogram) strategik untuk peningkatan kinerja secara sistematik MIS dapat menerjemahkan rencana bisnis yang berkesinambungan sampai dengan beberapa tahun ke depan
Gambar 4 Proses Umum Penyusunan Rencana Operasi tim PGT TDO Duri
Adapun MIS PGT TDO Duri yang disusun adalah seperti pada tabel 1 Tabel 1 MIS PGT TDO Duri Vision
Strategy
Metrics
Mencapai Zero Incident Operations (Program HES)
BBS
Objective
YTD
2012
Target 2013
2014
4 month 4 month 3 month 2 month
FSWP
Meningkatkan Kehandalan % Reduction From dengan Mengurangi Power Previous Year Outage Trip Open Operational SERIP Stage Excellence SERIP Audit Score Meningkatkan Kehandalan % PM Compliance dengan Meningkatkan % Predictive Efektivitas Maintenance Maintenance % Proactive Menjadi Tim Maintenance Penyedia Listrik Yang Meminimalkan LPO Sigma Level of Cost Dikagumi oleh dengan Mengurangi Waktu Power Outage Reduction Pelanggan Karena Restorasi Power Outage Duration Operasinya RCM Meeting & Mengoptimalkan Aktivitas CMMS Update Maintenance % Job Outsourced Meningkatkan Kompetensi # Training/ yr/EE Organizatio Staff # Training/ yr nal Meningkatkan Kinerja Staff SERIP Meeting Capability Untuk Meningkatkan # Employee/ yr Efektivitas Maintenance # Employee/ yr # Employee/ yr Meningkatkan Kinerja Staff # Employee/ yr Untuk Mengurangi Waktu Restorasi Power Outage # R&A Award
PIC
Tactical Plan/ Program
Nasril
BBS Fluency & FSWP Improvement Program (Focus on Quality & Infrastructure )
4,0
4,1
4,3
4,5
Jarot
N/A
10%
20%
30%
Vendy
Lean Sigma Project to Reduce Number of Power Outage Trip Open
2 4 87%
3 4,1 90%
3 4,3 95%
4 4,5 100%
Ambar Nasril Nasril
SERIP Readiness Program SERIP Self Audit Program PM Program
0%
60%
70%
80%
Yawardi
Inframetric Scanning Prgram
50%
60%
70%
80%
Erinaldi
Daily Line Patrol Program
N/A
3,5
4,5
5,5
Vendy
Lean Sigma Project to Reduce Power Outage Restoration Time
N/A
Q1
Q1
Q1
Afriani
Yearly RCM Review Program
5%
20%
30%
50%
Jarot
N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-7
2 2 2 Leaders 2 EE/yr 3 EE/yr 5 EE/yr Leaders monthly quarterly mid yearly Leaders 5 EE/yr 8 EE/yr 10 EE/yr Leaders 5 EE/yr 8 EE/yr 10 EE/yr Leaders 3 EE/yr 5 EE/yr 8 EE/yr Leaders 3 EE/yr 5 EE/yr 8 EE/yr Leaders 3 EE/yr
5 EE/yr
8 EE/yr
Leaders
Outsourcing Strategy to Support 2:1 Program Utilize Competency & Training Plans Internal Employee Rotation Program Resources Loading Review SERIP Refreshing Program CMMS Refreshing Training Program Hot Line Work Refreshing Program Lean Sigma Training Aggresively Implementing Recognition & Award Program
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Sebagai langkah awal untuk implementasi MIS, maka dilakukan update terhadap score card untuk mengukur metrics dari MIS. Adapun score card 2012 yang telah di update ditunjukkan dalam tabel 2. Tabel 2 Balance Score Card PGT TDO Duri tahun 2012 Score Card - 2012
TDO Duri Weighting
Measures
Definition/Unit
Min.
Target
Stretch
HES Metrics
DAFW
Number of Days Away From Work Incident
0
15
TRI
Number of Total Recordable Incident
0
15
MVC BBS Observation
Number of Motor Vehicle Crash 4 times/ month
FSWP
Fundamental Safe Work Practices Score of Facilities
2.057
0 2.166
2.274
15 5
4,1
4,2
4,3
5
3.174
3.143
3.080
5
53
49
44
10
161
153
145
5
10
12
15
2
SERIP Stage
3
3
4
2
SERIP Audit Score
3
2
1
2
Financial Metrics Operating Expense Budget (OEB)
Thousands US $
Operating Metrics LPO (BOPD)
BOPD yearly average
Outage of Distribution Line
Rate (# / 100 km / year) and number of outage
Lean Sigma Project to Reduce Number of Power Outage Trip Open
% Reduction From Previous Year
% PM Compliance
Actual JDE for PM/Pdm implementation
90%
95%
100%
5
% Predictive Maintenance
% of Execution Inframetric Scanning Result
60%
70%
80%
5
% Predictive Maintenance
Actual JDE for PM/Pdm implementation
60%
70%
80%
5
3,5
3,8
4,0
4
Lean Sigma Project to Reduce Power Outage Restoration Time TOTAL
Sigma Level
100
Selanjutnya untuk melihat manfaat penelitian ini dapat dihitung Manfaat Finansial terhadap rumusan rencana operasi tim PGT TDO Duri yang baru. Dari hasil perhitungan material dan manpower saving didapatkan potensial penghematan biaya operasi yang bisa didapatkan adalah sebesar US$ 993.880/ tahun. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan analisis data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode Multiple Linier Regression dapat digunakan untuk memodelkan hubungan antar LPO akibat power outage dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya ke dalam persamaan matematis linier. 2. Ada tiga (3) variabel yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya LPO akibat power outage pada sistem kelistrikan 13,8 kV ladang minyak duri, yaitu maintenance, waktu restorasi, dan jenis power outage.
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
3. Minimalisasi LPO sebagai tujuan utama dari tim PGT TDO Duri menjadi titik awal perumusan rencana operasi, sehingga untuk perumusannya dapat dilakukan dengan menganalisis ketiga faktor di atas. 4. Implementasi MIS dapat mengarahkan perumusan rencana operasi tim PGT TDO Duri menjadi sistematik, terintegrasi, dan menghindari terjadinya random performance improvement agar didapatkan rumusan rencana operasi yang streamline, efektif, efisien, dan fokus pada usaha untuk menurunkan LPO akibat power outage serta selaras dengan Program SERIP perusahaan. 5. Keuntungan finansial yang didapatkan oleh perusahaan dari sisi penghematan biaya operasi perusahaan karena mengimplementasikan rumusan rencana operasi yang baru adalah US$ 993.880/ tahun. 6. Hasil penelitian ini dapat saja berbeda untuk sistem kelistrikan 13,8 kV di tempat lain sehingga tidak seyogyanya dilakukan generalisasi kesimpulan pada kasus yang lain. Adapun saran – saran yang diberikan untuk perbaikan lebih lanjut adalah: 1. Perlu adanya keterlibatan expert judgement lain di luar PGT TDO Duri ketika melakukan proses brainstorming untuk menentukan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi LPO akibat power outage. 2. Adopsi sistem MIS mungkin saja berubah jika ada pergantian pimpinan PGT TDO Duri dan memiliki visi yang berbeda. Oleh sebab itu disarankan bahwa perusahaan dapat menjadikan MIS sebagai blue print continuous improvement. DAFTAR PUSTAKA Amir, A.D., dan Sounderpandian, J. (2009), Complete Business Statistics, sixth edition, Lloyd Jaisingh, Morehead State University. Adibi, M.M. dan Fink, L.H. (2002), Power System Restoration Planning, IEEE Transactions on Power Systems, Vol. 9, No. 1, pp. 22-28 . Chevron Indoasia Business Unit (IBU), Computerized Manintenance Management System (CMMS), PT. Chevron Pacific Indonesia, Duri, Sumatera. CPI PGT (2011), PGT Information Daily Outage Database (PIDOD), PT. Chevron Pacific Indonesia, Duri, Sumatera. Gaspersz, V. (2011), Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced ScoreCard dengan Malcolm Baldridge dan Lean Six Sigma Supply Chain Management, Vinchristo Publication, Bogor Lehtonen, M. (2011), Evaluation of Power Outage Costs for Industrial and Service Sectors in Finland, Thesis MSc of Technology, Aalto University School of Electrical Engineering, Finlandia. Tarno dan Santoso, R. (2005), Penentuan Faktor Utama Penyebab Gangguan Listrik di Kota Semarang, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Wenyuan, L. (2005), Risk Assessment Of Power Systems: Models, Methods, and Applications, John Wiley&Sons, Inc., Canada, hal. 29-33. ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Xu, L. dan Chow, M.Y., (2006), A Classification Approach for Power Distribution Systems Fault Cause Identification, IEEE Transactions on Power Systems, Vol. 21. No. 1, pp. 53-60.
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-21-10