ISBN 978-602-95254-1-0
9
111111111111 II lit 1111111111111 786029 525410
PROSIDING SEMINAR NASIONAL IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Dl ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN UNMA BANTEN, 11 MEl 2015
UNIVERSITAS MATHLA'UL ANWAR BANTEN
PENERAPAN KEPEMIMPINAN SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS KINERJA UNTUK
173
MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU SMP
DINDIN SAMSUDIN PENANAMAN PERILAKU ANTI KORUPSI BAGI ANAK USIA DINI MELALUI CERITA
184
BERGAMBAR
AVANT! VERA RISTI P. HUMAN CAPITAL DAN KELAYAKAN PENDIDIKAN SEBAGAI PENDORONG
191
PERTUMBUHAN EKONOMI
NILA MUTIA, THERESIA ENDAH OWl ASTUTI ANANTISARI ........... . .
203
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
FADILLAH HISYAM APLIKASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT Dl JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
210
KESEHATAN TANJUNGKARANG LAMPUNG
ANITA DOSEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI PENDIDIK
221
TRANSFORMASIONAL
ERNI MURNIARTI SEN I MENGELOLA SEKOLAH BERBASIS KARAKTER SEBAGAI STEERING CORE
229
DALAM MENJAWAB TANTANGAN PENDIDIKAN
SOPARIDAH PERAN KREDIT PERBANKAN DALAM MENTRANSMISIKAN KEBIJAKAN MONETER Dl
239
INDONESIA
HESTI WAHYUDI SURASMONO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENU LIS BAHASA INGGRIS MELALUI METODE TUTOR
252
SEBAYA PADA SISWA KELAS VIII
PESTA MARIA YANCE SINAGA PERENCANAAN PENDIDIKAN KUNCI KEBERHASILAN PENDIDIKAN
260
ISKANDAR, BAHARUDIN, FARIDAH MANIK IMPLEMENTASI BERPIKIR SISTEM DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
RAIS HIDAYAT, YUYUN ELIZABETH PATRAS, CLARTJE S.E. AWULLE
Prosiding Seminar Nasionai, UNMA Bunten, 11 Mef 2015, ISBN 978-602-95254· i·O
269
AN DAN I PENDIDIK
n dan llmu Pendidikan Universitas
ABSTRAK Perubahan global telah melahirkan aneka perubahan dalam bidang kehidupan berba_ngsa, termasuk dunia pendidikan. Dengan adanya MEA maka peluang dan tantangan yang dihadapi semakin luas dengan terbukanya arus perekonomian dan pembangunan termasuk pendidikan. Dosen sebagai tenaga pendidik yang professional menjalankan tugasnya dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dapat mentransferkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi horus mempunyai kemampuan memimpin dalam hal ini dapat menjadi pemimpin transformasional. Dosen mendidik, mengajar dan membimbing diharapkan dapat mengarahkan memotivasi bahkan sebagai role-model yang dapat diteladani. Dosen sebagai SDM yang professional dapat mengembangkan kemampuan
sebagai agen
perubahan yang dapat menunjukkan charisma, memberikan inspirasi, memberikan stimulasi intelektual dan mempertimbangkan konsiderasi individu mahasiswa dengan memahami kepribadian dan perkembangan mereka.Dosen juga dapat mengembangkan profesionalitasnya secara individu dengan kesadaran yang tinggi dan melakukan tridarma dengan terus be/ajar meningkatkan kompetensi secara mandiri. Kemudian dilengkapi dengan pengembangan profesionalitas secara kelompok dengan mengikuti asosiasi profesi, bahkan menjadi pelopor terbentuknya pengembangan profesi dosen secara kolektif dan professional.
Prosiding SeminarNasiona/, UNMA Banten, 71 Mei 2075, ISBN 978-602-95254-7-0
PENDAHUlUAN
Dunia pendidikan di Indonesia berada dalam era globalisasi yang membuka banyak peluang untuk semakin berkembang. Sebagai negara yang berada di kawasan ASEAN, Indonesia berada dalam lingkup Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Seiring dengan derasnya arus tantangan global, tantangan dunia pendidikan juga semakin besar. Disamping harus membenahi diri secara nasibnal, dunia pendidikan juga harus menghadapi terbukanya kawasan MEA yang juga membuka peluang persaingan dalam pendidikan. Upaya yang dilakukan dalam era persaingan bebas ini menjadi penentu kesiapan dunia pendidikan di Indonesia tetap eksis dan dapat bersaing mempersiapkan masyarakat terdidik dan mampu menghadapi tantangan yang semakin berat pada era baru ini. Persaingan sektor jasa pendidikan di kalangan perguruan tinggi dalam memperebutkan pasar mahasiswa saat ini cukup ketat. Perguruan tinggi di Indonesia saat ini tumbuh subur, terutama untuk perguruan tinggi swasta. Dalam kondisi persaingan yang sedemikian ketat, maka agar tetap dapat survive dan memiliki daya saing kuat, setiap perguruan tinggi harus mampu membangun kekuatannya . Salah satu modal yang harus dimiliki perguruan tinggi dalam membangun daya saing yang kuat adalah kualitas sumber daya man usia (SDM). SDM merupakan faktor terpenting untuk dapat melaksanakan fungsi organisasi secara optimal. SDM bersifat aktif dan dinamis, sedangkan faktor fasilitas dan dana merupakan faktor yang bersifat pasif, sehingga tanpa ada kemampuan yang memadai dari segenap SDM untuk mengelola fasilitas dan dana yang ada, maka keberadaan dana dan fasilitas tidak akan banyak memberikan manfaat. Oleh karena itulah, masalah SDM senantiasa menjadi pusat perhatian, baik di kalangan akademisi kampus maupun praktisi, karena diyakini sebagai determ.inan terpenting bagi kinerja organisasi secara keseluruhan. Dalam lingkungan perguruan tinggi, maka bagian SDM yang memiliki peranan strategis adalah dosen. Dosen sebagai tenaga pendidik dan pengajar adalah pilar penting bagi kemajuan suatu perguruan tinggi. Oleh karena itu, sejauhmana kualitas lulusan mahasiswa suatu Perguruan Tinggi, sangat tergantung pada kualitas para dosennya. Dengan kondisi seperti itu, maka dosen dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja yang memuaskan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi organisasinya. Perguruan Tinggi merupakan wadah yang dirancang untuk dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kehidupan masyarakat dan pembangunan suatu Negara. Usaha peningkatan produktivitas ini didukung oleh adanya peran dosen dalam memproduksi generasi muda yang memiliki karakter teguh, mentalitas yang sehat, mampu bersaing dengan sehat, mampu bekerjasama dan juga mampu memimpin dirinya sendiri untuk berpartisipasi aktif di era globalisasi ini. Kepemimpinan sangat penting dalam meraih keberhasilan perguruan tinggi. Seorang dosen dalam menjalankan tugasnya membutuhkan tuntunan dan bimbingan dari pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Melalui peran pemimpin sebagai pendidik, maka seorang pemimpin dapat memberikan arahan, motivasi, masukan, kritikan, dan berbagai informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan anggotanya sebagai modal untuk memperbaiki kompetensi kerjanya. Melalui peran sebagai motivator, maka pemimpin dapat memberikan dorongan untuk mengangkat moral dan semangat kerja dosen, sehingga dapat terpacu untuk giat dalam bekerja. Pemimpin juga harus dapat menjadi agen perubahan untuk mendorong perubahan ke arah yang positif di lingkugan perguruan tinggi. Dosen harus didorong untuk mengikuti dinamika lingkungan sehingga tidak tertinggal oleh kemajuan di luar organisasi. Dosen sebagai garis terdepan dalam penyelenggaraan pembelajaran pada mahasiswa juga harus berperan sebagai pemimpin. Dalam hal ini bagaimana dosen memotivasi, mendorong, mempengaruhi termasuk mendampingi mahasiswa dalam masa pendidikan menjadi faktor penentu dalam keberhasilan
Prosiding Seminar Nasional, UNMA Banten, 11 Mei 2015, ISBN 978-602-95254-1-0
mahasiswa di samping faktor pendukung lainnya. Oleh karena itu kemampuan pemimpin
menuju
perubahan yang kita kenai dengan transformasional leadership harus dimiliki oleh dosen da lam melaksanakan tugasnya disamping kompetensi lainnya.
Kepemimpinan Transformasional
kepemimpinan transformasional mengandalkan sumber kekuatan pad a karakteristik pribadi seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan tipe pemimpin yang memiliki pengaruh besar pada pengikutnya (followers) dan berpotensi dapat memperbaharui seluruh organisasi. Menurut Daft (2008:356) mendetinisikan bahwa" transformational leadership characterized by the ability to bring about significant change in both followers and the organization. Transformational leaders have the ability to lead change in an organization's vision, strategy, and culture as well as promote innovation product ad technologies': Pemimpin transformasional menginspirasi pengikut tidak hanya percaya pada pemimpin secara pribadi, tetapi percaya pada potensi mereka sendiri serta untuk membangun dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi organisasi. Pemimpin transformasional membuat perubahan signifikan pada pengikut dan organization. Mereka· memiliki kemampuan untuk memimpin perubahan dalam organisasi, misi, strategi, struktur, dan budaya, serta untuk mempromosikan inovasi dalam produk dan teknologi. Kepemimpinan transformasional ditandai dengan kemampuan untuk membawa perubahan yang signifikan pada pengikut dan organisasi. Lebih lanjut dikatakan oleh Luthans (2011 :430) bahwa;' transformational leadership is based more on leaders shifting the values, beliefs, and needs of their followers. Kepemimpinan transformasionallebih didasarkan pada pergeseran seorang pemimpin pada nilai-nilai, keyakinan, dan kebutuhan pengikut mereka. Menurut
lvancevich
(2008:432)
mendefinisikan
kepemimpinan
transformasional
adalah
:"Transformational leadership is motivates followers to work for goals instead of short-term and for achievement and self actualization instead of security; is able to epress a clear vision and inspire others to strive to acoomplsh the vision". Kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin yang memotivasi pengikutnya untuk bekerjajangka panjang bukan jangka pendek, agar terwujud pencapaian dan aktualisasi diri, serta mampu mengekspresikan visi yang jelas dan memberikan inspirasi kepada orang lain untuk berusaha mencapai visi organisasi. Selanjutnya Yuki (201 0:263) mengatakan bahwa: "Transformational leadership appeals to the moral values of followers in an attempt to raise their consciousness about ethical issues and to mobilize their energy and resources to reform institutions". Seorang pemimpin mengajak pengikutnya dalam upaya untuk meningkatkan nilai-nilai moral pengikut dengan kesadaran mereka mengenai masalah etika dan pemecahan permasalahan sumber daya untuk melakukan perubahan. Dalam pandangan lain, kepemimpinan transformasional dijelaskan oleh Me Shane dan Von Glinow (201 0:371) bahwa: "Transformasionanal leadership is about "leading"-changing the organization's strategies and culture so that they have a better tit with the surrounding environment. Transformational leaders are change agents who energize and direct employee to a new set corporate values and behaviors". Kepemimpinan transformasional adalah tentang "memimpin" -perubahan strategi dan budaya organisasi sehingga mereka memiliki lebih cocok dengan lingkungan sekitarnya. Pemimpin transformasional adalah agen perubahan yang memberikan energi, nilai-nilai perusahaan dan perilaku kepada karyawan. Kepemimpinan Transfomasional adalah berperan penting dalam organisasi membutuhkan keseimbangan secara signifikan dengan lingkungan eksternal. Sayangnya, terlalu banyak
Prosiding Seminar Nasiona/, UNMA Ban ten, 11 Mei 2015, ISBN 978-602-95254-1-0
pemimpin terjebak dalam kegiatan manajerial sehari-hari. Tanpa pemimpin transformasional, organisasi tidak membuat kemajuan (stagnate) dan akhirnya sejajar dengan lingkungannya. Kepemimpinan transformasional ditandai kemampuan pemimpin untuk mengartikulasikan visi bersama tentang masa depan, secara intelektual menstimulasi karyawan, dan menaruh perhatian terhadap perbedaan individual karyawan. Menurut Kinicki dan Kreitner (2008:309) bahwa model kepemimpinan transformasional banyak menghasilkan perubahan organisasi secara signifikan karena bentuk kepemimpinan ini menekankan pada tingkatan yang lebih tinggi pada motivasi intrinsik, kepercayaan, komitmen dan loyalitas dari bawahan Menu rut Schermerhorn, Hunt, Osborn dan Uhi-Bein (2011 :324) mengatakan bahwa:"Transformational leadership occurs when leaders broaden and elevate their followers interest, when they generate awareness and acceptance of the group's purposes and mission, and when they stir their followers to look beyond their own selfinterest to the good of others': Kepemimpinan transformasional terjadi ketika para pemimpin meningkatakan
kesadaran karyawan akan bakat yang dimilikinya, ketika mereka berhasil dalam mencapai tujuan dan misi organisasi maka harus bisa diberikan kepada rekan kerja.lni berarti menginspirasikan bawahan untuk dapat saling berbagi visi yang memberikan makna untuk pekerjaannya dan juga memberikan model-model peraturan yang dapat membantu bawahan mengembangkan potensi dan menunjukkan suatu masalah dari perspektif-perspektif baru. Dalam kepemimpinan transformasional, interaksi antara pemimpin dan bawahannya ditandai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku bawahannya menjadi seseorang yang merasa mampu dan bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Lebih lanjut dikatakan oleh Schermerhorn (2009:344) bahwa kepempimpinan transformasional memiliki empat (4) dimensi dalam memimpin organisasi yaitu: (1) karismatik (charisma). Dalam kepemimpinan transformasional seorang pemimpil."' memberikan_visi, misi, dan menanamkan rasa bangga, hormat dan kepercayaan bersama dengan pengikut; (2) inspirasi (inspiration). Dalam kepemimpinan transformasional mampu untuk memberi semangat, mendorong, dan mengilhami bawahannya untuk memberikan usaha ekstra untuk mencapai tujuan kelompok., inspirasi merupakan peran penting dalam berkomunikasi, menggunakan simbol-simbol untuk fokus pada usaha dan tujuan organisasi stimulasi intelektual; (3) stimulasi intelektual (intellectual stimulation). Dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin harus dapat menampilkan kecerdasan, rasionalitas, dan hati-hati dalam memecahkan permasalahan; (4) penuh pertimbangan (individualized consideration). Dalam kepemimpinan transformasional memberikan perhatian secara
pribadi, memperlakukan setiap karyawan dengan penuh perhatian, sebagai pelatih, memberikan perhatian dan peduli terhadap kebutuhan perkembangan setiap bawahannya. Menu rut Robbins dan Judge (2011 :424) mengatakan:" transformational leadership inspire followers to transcend their self-interest for the good of the organization and can have an extraordinary': Kepemimpinan
transformasional menginspirasi pengikutnya untuk mendahulukan kepentingan organisasi demi kebaikan organisasi dan memiliki usaha yang keras untuk mencapainya. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran bawahannya terhadap isu-isu yang ada dengan membantu mereka melihat masalah dengan sudut pandang yang baru. Dengan kepemimpinan transformasional, bawahan akan memiliki kepercayaan, kekaguman, dan rasa hormat terhadap pemimpin, dan mereka akan melakukan lebih dari apa yang sebenarnya diharapkan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transformasional adalah tindakan dan perilaku pemimpin dalam mempengaruhi,memotivasi, memberi teladan mengarahkan bawahannya agar bersedia bekerja giat dan bersinerji untuk mencapai tujuan organisasi yang dapat diukur berdasarkan pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan konsiderasi individual yang dimilikinya.
Prosiding Seminar Nasional, UNMA Banten, 11 Mei 2015, ISBN 978-602-95254-1-0
PEMBAHASAN
Sebagai SDM dalam pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi dosen harus memiliki kemampuan dalam kepemimpinan transformasional agar dapat mempengaruhi dan membimbing mahasiswa dalam pembelajaran dan dalam membentuk
kepribadian yang berkarakter. Khusus dalam pembahasan ini
berfokus pad a do sen sebagai pendidik yang berkarya pad a Fakultas Keguruan dan llmu pendidikan. Sebagai dosen yang mempersiapkan mahasiswa yang diasuhnya menjadi guru yang mandiri dan professional diperlukan kompetensi yang prima dari seorang dosen dalam tugasnya. Disamping berperan dalam
transferofknoelwdge dosenjuga harus menjadi model yang memberi teladan kepada mahasiswanya. Oleh karena itu maka tentu dosen harus dapat memimpin diri sendiri dahulu dalam kehidupan nyata yang dapat dilihat oleh mahasiswa sehingga pembimbingan dan pendampingan yang diberikan dosen berdampak pada mahasiswa yang dipimpinnnya.
Dosen Sebagai Suatu Profesi
Dosen merupakan sebuah profesi karena menjadi seorang dosen dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran, melakukan penelitian, dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Tetapi yang terpenting adalah kesediaannya untuk melayani sesama. Profesi dosen disebut juga sebagai profesi yang luhur. Seorang dosen dalam melaksanakan profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang t inggi. Dosen di perguruan tinggi bukan hanya menjadi tenaga pengajar tetapi juga sebagai tenaga pendidik yang mampu membimbing mahasiswa menjadi manusia berakhlak mulia pengabdi kemanusiaan, sosok pelayan yang melayani, menyukai seni dan teknologi. Profesionalisme adalah kemampuan kinerja yang berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta kemauan untuk menerima panggilan dalam tugasnya dengan semangat pengabdian
dan selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama membutuhkannya . Dengan
demikian seorang dosen yang profesional harus memiliki keahlian tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping memiliki semangat pengabdian atau panggilan didalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. lnilah yang membedakan pekerjaan dosen dengan kerja biasa yang semata bertujuan untuk mencari nafkah maupun kekayaan. Dosen profesional diharapkan tetap mempertahankan idealisme bahwa keahlian profesi yang dikuasainya bukanlah lebih dilihat sebagai suatu yang dapat diukur dengan uang untuk memperoleh nafkah, tetapi lebih dari itu adanya kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia.
Dosen FKIP sebagai pendidik transformasional
Fakultas Keguruan dan llmu pendidikan merupakan tempat diproduksianya calon pendidik pend idik untuk tingkat dasar dan menengah. Sebagai guru dari para calon guru maka dosen harus memiliki kualitas yang sangan tinggi dalam mempersiapkan calon pendidik bangsa. Sebagai contoh pada perguruan tinggi yang memiliki FKIP berbagai program studi memerlukan dosen yang berkualitas dan tidak hanya memiliki kompetensi mengajar tetapi juga harus memiliki jiwa melayani dengan tulus dan membimbing mahasiswa calon guru dengan sebaik mungkin. Karena dosen akan menjadi role-model bagi para mahasiswa dalam kinerjanya kelak sebagai guru. Standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksaan tugas secara profesional merupakan salah satu tuntutan dalam pembaharuan sistem pendidikan. Kualitas dosen juga berperan
Prosiding Seminar Nasiona/, UNMA Ban ten, 71 Mei 2015, ISBN 978-602-95254-1-0
mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu sendiri sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang 5istem Pendidikan Nasinal yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan menu rut UU Rl No 15 tahun 2005 bahwa Dosen adalah pendidik yang profesional dalam bidangnya. Tugas utamnya ialah mampu mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kedudukan dosen sebagai tenaga professional pada prinsipnya berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Profesional sebagaimana yang dirumuskan dalam UU Rl No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4 ialah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dosen sebagai pendidik yang mempersiapkan mahasiswanya menjadi guru yang professional sepatutnya memiliki kepempimpinan transformasional dengan lingkup empat dimensi dalam memimpin pembelajaran yaitu: {1) menjadi dosen yang memiliki karisma (charisma). Dalam kepemimpinan transformasional seorang dosen
memberikan_visi, misi, dan menanamkan rasa bangga, hormat dan
kepercayaan bersama dengan mahasiswa;{2)dosen mampu memberi inspirasi{inspiration). Dalam kinerjanya sebagai kepemimpinan transformasional mampu untuk memberi semangat, mendorong, dan mengilhami mahasiswa untuk memberikan usaha ekstra untuk mencapai tujuan kelompok. lnspirasi merupakan peran penting dalam berkomunikasi, untuk fokus pada usaha dan tujuan mahasiswa mencapai cita citanya; {3) dosen memberikan stimulasi intelektual (intellectual stimulation). Kepada mahasiswa, sebagai pemimpin dosen harus dapat menampilkan kecerdasan, rasionalitas, dan hati-hati dalam memecahkan permasalahan; dan (4) dosen bertindak dengan penuh pertimbangan (individualized consideration). Dalam hal ini dosen sebagai pemimpin transformasional memberikan perhatian secara pribadi, memperlakukan mahasiswa bimbingannya dengan penuh perhatian, mau mendengarkan, memberi solusi
dan peduli terhadap ·
kebutuhan perkembangan setiap mahasiswa.
Pengembangan Profesi Dosen
Profesi dosen tidak cukup dengan hanya pada apa yang di jalaninya sehari hari sebagai rutinitas dan puas dengan hal itu. Kalau demikian berarti dosen tersebut berhenti berkembang. Padahal dalam era MEA saat ini arus globalisasi harus dihadapi. Delam tugas dosen juga harus mengembangkan profesinya. Pengembangan profesi dosen dapat dilaksanakan secara pribadi dan secara kelompok. 5ecara pribadi, dosen tidak boleh berhenti untuk belajar dan belajar. Prinsip belajar berkelanjutan merupakan prinsip belajar yang harus tetap digunakan oleh dosen agar profesionalitas dosen tetap terjamin dan terus terasah. Beberapa usaha yang dapat dilakukan dosen untuk mengembangkan profesionalitas secara individual, antara lain melalui penataran, mengikuti seminar, pelatihan, workshop dan lainnya dengan menggunakan prinsip belajar tiada henti, meningkatkan kemampuan akan teknologi, informasi, komunikasi serta melalui media masa. Pengembangan profesi dosen juga dapat dilakukan secara kelompok. Hal ini dapat dilakukan melalui organisasi profesi dosen. Yang dimaksudkan dengan organisasi profesi ini ialah organisasi atau perkumpulan yang memiliki ikatan-ikatan tertentu dari suatu jenis keahlian atau jabatan seperti asosiasi
Prosiding Seminar Nasiona/, UNMA Banten, 11 Mei 2015, ISBN 978-602-95254-1-0
profesi. Melalui organisasi ini dosen dapat saling mengenal satu dengan yang lain dan berdiskusi tentang strategi mengembangkan bahan pembelajaran hingga silabus, media ajar, sumber belajar, materi ajar, kepustakaan termasuk melaksanakan penelitian bersama terkait bidang keilmuan yang dimiliki. Kegiatan peningkatan profesi melalui organisasi profesi dapat dilakukan dengan cara antara lain berupa diskusi kelompok, cerama ilmiah, karyawisata, bulletin organisasi, mengelola jurnal, mengadakan seminar, studi banding dan juga pendayagunaan waktu refleksi bersama untuk para dosen. Dengan demikian dosen dapat belajar dari kelompoknya dan semakin semangat mengembangkan profesionalitasnya.
KESIMPULAN Perubahan global telah melahirkan aneka perubahan dalam bidang kehidupan berbangsa, termasuk dunia pendidikan. Dengan adanya MEA maka peluang dan tantangan yang dihadapi semakin luas dengan terbukanya arus perekonomian dan pembangunan termasuk pendidikan. Dalam dunia pendidikan tinggi, dosen merupakan salah satu komponen penentu dalam dalam mendidik dan memanusiakan man usia. Dosen sebagai tenaga pendidik yang professional menjalankan tugasnya dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sehingga dia dapat mentransferkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi harus mempunyai kemampuan memimpin dalam hal ini dapat menjadi pemimpin transformasional. Dalam mendidik, mengajar dan membimbing dosen diharapkan dapat mengarahkan memotivasi bahkan sebagai role-mode/yang dapat diteladani. Dosen sebagai SDM yang professional dapat mengembangkan kemampuan sebagai agen perubahan yang dapat men·unjukkan charisma, memberikan inspirasi, memberikan stimulasi intelektual dan mempertimbangkan konsiderasi individu mahasiswa dengan memahami kepribadian dan perkembangan mereka. Dosenjuga dapat mengembangkan profesionalitasnya secara individu dengan kesadaran yang tinggi dan melakukan tridarma dengan terus belajar dan meningkatkan ompetensi secara mandiri. Kemudian dilengkapi dengan pengembangan profesionalitas secara kelompok dengan mengikuti asosiasi profesi, bahkan menjadi pelopor terbentuknya pengembangan profesi dosen secara kolektif dan professional. Dalam menjawab tantangan perkembangan global diantaranya terbukanya MEA jangkauan luas
menjadi
mengharuskan dosen terus memberikan kontribusi positif dalam perkembangan
pendidikan. Khususnya sebagai dosen pada Fakultas Keguruan dan llmu pendidikan yang memproduksi guru yang professional untuk pembangunan bangsa dapat meningkatkan profesionalitasnya baik secara individu maupun kelompok. Dalam profesi dosen FKIP sebagai pendidik transfromasional diharapkan: pertama, dosen mengembangkan diri secara mandiri dan bergabung dalam asosiasi profesi dalam dan
luar negeri menjadikan dosen dapat bersaing dalam arus global ini, kedua, dosen FKIP sebagai pemimpin transformasional diharapkan dapat memimpin mahasiswa dengan memberi pengaruh, memotivasi, mendorong dan memberi peluang serta membuka wawasan mahasiswa disamping membei perkuliahan dan pembelajaran, ketiga, masyarakat sebagai pelanggan dalam pendidikan, masyarakat kampus termasuk mahasiswa agar bekerja sama dalam usaha mengembangkan profesi dosen seh ingga dosen dapat berkarya dengan penuh pengabdian dan dilandasi oleh semangat pelayanan yang tinggi, Keempat, para dosen hendaknya terus belajar agar semakin professional dalam bidangnya dan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab dengan dilandasi oleh semangat pengabdian dan pelayanan yang tinggi serta bertanggung jawab.
Prosiding Seminar Nasiona/, UNMA Ban ten, 11 Mei 1015, ISBN 978-601-95154-1-0
DAFTAR PUSTAKA Gary Yuki, Leadership In Organization, Seventh Edition (New Jersey: Pearson Education, Inc, 201 0) Steven L. Me Shane and Mary Ann Von Glinow, Organizational Behavior, Sth Edition (Boston: McGraw-Hill, 2010) Robert Kreitner and Angelo Kinicki, Organizational Behavior (New York: McGraw-Hill Irwin, 2008) Jhon R. Schermerhorn, Jr., James G.Hunt., Richard N.Osborn and Mary UhiBein, Organizational Behavior, 11th Edition (USA: John Wiley & Son, Inc, 2011) Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior, Fourteenth Edition (Boston: Pearson, 2011) Richard L. Daft, The Leadership Experience, Fourth Edition (Australia: Thomson, 2008) Fred Luthans, Fred Luthans, Organizational Behavior, 12th Edition (Irwin: McGraw-Hill, 2011) John M.lvancevich, Roberth Konopaske and Michael T. Matteson, Organizational Behavior and Management, Eight Edition (Boston: McGraw-Hill, 2008) Gary Yuki, Leadership In Organization, Seventh Edition (New Jersey: Pearson Education, Inc, 201 0) Departemen Pendidikan Nasional, Penjelasan atas UU Rl No 20 tahun
2003 ten tang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas, 2003 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No.
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas, 2005 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sek olah, Yogyakarta : Rineka Cipta, 2004
http://angga be.blog.plasa.com/ 15 April20 15
Prosiding Seminar Nasional, UNMA Banten, 11 Mei 2015, ISBN 978-602-95254-1-0