PROSIDING PESAT 2015 (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Volume 6 – Oktober 2015
PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA MELALUI REVITALISASI PERADABAN
ISSN : 1858 – 2559
PENERBIT Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Alamat Redaksi Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina Depok, Jawa Barat 16424 Telp: +62-21-78881112 ext. 455 Fax: +62-21-7872829 Email:
[email protected] Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat
PESAT Seminar Ilmiah Nasional Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil Volume 6 – Oktober 2015 956 hal + xv Editor: Tri Wahyu Retno Ningsih, Vega Valentine, Indah Mulyani, Risnawati Desain sampul: Tim Prosiding Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma ©2015. Hak cipta Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi prosiding ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotocopy, memindai atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin dari penerbit. ISSN : 1858 – 2559
ii
DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab: Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. Prof. Dr. Didin Mukodim MM. Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. Ketua Dewan Redaksi: Dr. Bertalya, SKom., DEA Komite Ilmiah: Prof. Dr. Didin Mukodim (Universitas Gunadarma) Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE. Ak. MBA. (Universitas Gunadarma) Prof. Sahat Sahala Pandjaitan (Universitas Lampung) Prof. Dr. Waridin, MS. (Universitas Diponegoro) Prof. Dr. Indah Susilowati, MSc. (Universitas Diponegoro) Prof. Jamaluddin Ancok (Universitas Gunadarma) Dr. M.M. Nilam Widyarini, MPsi., Psikolog (Universitas Gunadarma) Dr. Raziq Hasan, Ir. MTArs. (Universitas Gunadarma) Dr. Heri Suprapto (Universitas Gunadarma) Dr. Totok Suhardiyanto, MHum. (Universitas Indonesia) Dr. Ir. Budi Hermana, M.M. (Universitas Gunadarma) Prof. Antariksa Sudikno, MEng., PhD. (Universitas Brawijaya)
Editor Pelaksana: Tri Wahyu Retno Ningsih, SS, MM Dr. Jacobus Belida Blikololong Indah Mulyani, SPsi., MSi Vega Valentine, ST, MMSI, MSc. Nurlalila, SS, MHum. Risnawati, SP, MSi. Sandhi Prajaka, SKom., MMSI Sampul: Tim Prosiding Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
iii
PANITIA PELAKSANA SEMINAR Penasehat: Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM. Prof. Suryadi Harmanto, SSi., MMSI. Agus Sumin, SSi., MM Penanggung Jawab: Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. Prof. Dr. Didin Mukodim MM. Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. Ketua Panitia: Dr. Sri Hermawati, SE., MM. Sekretaris: Dr. Bertalya, SKom., DEA Bendahara: M.S. Harlina, S.Kom., MMSI Sekretariat: Ida Ayu Ari Angreni, ST, MMT Lilis Setyowati, ST Riyanto Wibowo, ST Sarana dan Prasarana: Dr. Harjanto Sutedjo, MM Remi Senjaya, SKom. MMSI Edy Prihantoro, SS, MMSI
iv
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
PENGARUH BOPO, ROA, CAR, NPL, DAN JUMLAH SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN (Studi Kasus Pada Bank Danamon Tbk Periode 2009-2013) Cut Putri Malahayati1 Kartika Sukmawati2 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 1
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji secara empiris signifikansi pengaruh BOPO, ROA, CAR, NPL, dan Alokasi Dana di SBI terhadap jumlah kredit yang diberikan pada Bank Danamon Tbk periode 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan BOPO, ROA, CAR, NPL, dan Alokasi Dana di SBI berpengaruh signifikan, namun secara parsial hanya ROA dan Alokasi Dana di SBI yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan kredit, sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh signifikan. Temuan lainnya, kemampuan BOPO, ROA, CAR, NPL, dan Alokasi Dana di SBI memiliki kapasitas baik dalam menjelaskan variasi jumlah kredit yang diberikan di Bank Danamon. Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets BOPO, SBI, Penyaluran Kredit. kekurangan dana. Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam PENDAHULUAN berbagai bentuk simpanan selanjutnya dari Pembangunan nasional suatu bangsa dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank mencakup di dalamnya pembangun ekonomi disalurkan kembali dalam bentuk pemberian tentu sangat bergantung pada perkembangan kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain dan peranan Lembaga Keuangan seperti yang membutuhkan. perbankan yang diperlukan untuk membiayai Semakin berkembang kehidupan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada. Salah masyarakat dan transaksi-transaksi persatu kontribusi perbankan diwujudkan dalam ekonomian suatu negara, maka akan pemberian kredit bagi sektor-sektor yang membutuhkan peningkatan peran sektor membutuhkan dana. Dengan kata lain perbankan melalui pengembangan produkperbankan turut berpartisipasi dalam mengproduk jasanya. Pembangunan ekonomi di gerakan roda perekonomian suatu negara. suatu negara sangat bergantung pada Dunia perbankan merupakan salah perkembangan dinamis dan kontribusi nyata satu institusi yang sangat berperan dalam dari sektor perbankan. Ketika sektor bidang perekonomian suatu negara, perbankan terpuruk perekonomian nasional khususnya di bidang pembiayaan perjuga ikut terpuruk.Demikian pula sebaliknya, ekonomian. Berdasarkan UU No.10 tahun ketika perekonomian mengalami stagnasi 1998 tentang perbankan, bank adalah badan sector perbankan juga terkena imbasnya usaha yang menghimpun dana dari dimana fungsi intermediasi tidak berjalan masyarakat dalam bentuk simpanan dan normal.Krisis moneter 1997-1998 yang menyalurkannya kepada masyarakat dalam melanda perekonomian Indonesia telah bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya berimbas pada sektor perbankan.Krisis yang dalam rangka meningkatkan taraf hidup diawali dengan devaluasi nilai tukar Rupiah rakyat banyak. Dengan demikian. Bank terhadap Dolar AS telah menimbulkan merupakan bagian dari lembaga keuangan ledakan kredit macet dan melunturkan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu kepercayaan masyarakat kepada lembaga menghimpun dana dari masyarakat yang perbankan, yang pada gilirannya melemahkan kelebihan dana dan menyalurkan dana yang fungsi intermediasi perbankan. Masyarakat dihimpunnya kepada masyarakat yang kala itu banyak menarik dananya (rush) yang Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
E-95
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
ada di bank swasta dan mengalihkannya ke bank yang dianggap aman (flight to safety), yakni bank asing dan bank BUMN. Untuk mencegah hal ini bank-bank mematok suku bunga dananya dengan sangat tinggi, yang diikuti dengan penyesuaian suku bunga kredit. Penyaluran kredit perbankan praktis terhenti karena sektor riil tidak mampu menyerap dana yang mahal harganya. Penyaluran kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). Modal merupakan suatu faktor penting agar suatu perusahaan dapat beroperasi termasuk juga bagi bank, dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat juga memerlukan modal.Modal bank dapat juga digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko, diantaranya risiko yang timbul dari kredit itu sendiri. Semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko kredit. Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih banyak, sehingga penyaluran kredit dapat meningkat. Pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kinerja operasional perbankan. Di dalam rasio ini akan dibandingkan antara biaya operasional dan pendapatan operasionalnya. Dimana semakin kecil rasio ini, artinya bank tersebut semakin efisien dalam mengeluarkan biaya guna mendapatkan pendapatan. Karena dalam perbankan kegiatannya terfokus pada menghimpun dana pihak ketiga, maka biaya yang banyak dikeluarkan adalah biaya untuk membayar bunga kepada deposan, sedangkan pendapatannya itu sendiri banyak dihasilkan E-96
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
dari pendapatan bunga yang asalnya dari penyaluran kredit. Oleh karena itu, semakin besar rasio BOPO, maka suatu bank akan mengeluarkan biaya guna mendapatkan pendapatan yang semakin besar juga, sehingga bank tersebut kurang efisien dalam kinerja operasionalnya. Namun penelitian terdahulu justru menyatakan hal sebaliknya, bahwa BOPO mungkin berimplikasi positif terhadap jumlah kredit yang disalurkan perbankan namun hal itu bukan satu-satunya determinan kebijakan kredit perbankan (Granita dan Muharam, 2011; Satria dan Subekti, 2010; Khasanah, 2015). Pengaruh ROA terhadap Penyaluran Kredit Perbankan. Return On Assets (ROA) merupakan salah satu dalam rasio keuangan yang berada dalam rasio profitabilitas. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar bank dapat memaksimalkan asset-aset yang dimiliki unbank, maka pendapatan yang diperoleh bank juga semakin besar, dengan keuntungan yang besar yang diperoleh oleh bank maka akan semakin besar pula jumlah kredit yang dapat disalurkan oleh bank tersebut (Huda dan Pangestuti, 2014; Satria dan Subekti, 2010; Triasdini dan Arfianto, 2010). Namun sebaliknya, justru banyak yang menyatakan bahwa besar kecilnya jumlah kredit yang diberikan oleh bank tidak tergantung pada capaian ROA (Granita dan Muharam, 2011; Saryadi, 2013; Oktaviani dan Irene, 2012; Yuda dan Meiranto, 2010; Khasanah, 2015; Primasari, 2015; Ramadhan dan Sampurno, 2013; Rosyida dan Sampurno, 2014; Yuwono dan Meiranto, 2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Kredit Perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. Secara singkat bisa dikatakan besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20-25 persen Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
setahun. Kiat yang banyak ditempuh oleh bank untuk memperkuat CAR dalam rangka mengoptimalkan ekspansi kredit pada tahun berikutnya adalah dengan penerbitan obligasi subordinasi (subdebt) dan right issue (Investor Daily, 2009). Pada penelitian terdahulu pun tidak terjadi konsensu apakah CAR berpengaruh signifikan atau tidak terhadap jumlah kredit yang dberikan bank. Mereka yang menyatakan berpengaruh signifikan berpijak pada perspektif manajemen likuiditas perbankan (Granita dan Muharam, 2011; Oktaviani dan Irene, 2012; Satria dan Subekti, 2010; Yuda dan Meiranto, 2010; Prabowo, 2014; Khasanah, 2015; Nandadipa, 2010; Pratama, 2010), sedangkan yang menyatakan tidak berpengaruh signifikan mengemukakan banyak justifikasi, diantaranya SDM pada bagian credit risk yang ada, ketahanan rupiah terhadap valas dan lain-lain (Huda dan Pangestuti, 2014; Saryadi, 2013; Widiantini, 2010; Primasari, 2015; Ramadhan dan Sampurno, 2013; Rosyida dan Sampurno, 2014; Triasdini dan Arfianto, 2010; Yuwono dan Meiranto, 2012). Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Kredit Perbankan. Pada penelitian terdahulu pun terjadi pro-kontra perihal signifikansi pengaruh NPL terhadap jumlah kredit yang diberikan, mereka yang menyatakan pro menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit (Granita dan Muharam, 2011; Huda dan Pangestuti, 2014; Sari, 2013; Mukhlis, 2011; Khasanah, 2015; Nandadipa, 2010; Pratama, 2010; Ramadhan dan Sampurno, 2013; Triasdini dan Arfianto, 2010). Dengan kata lain, besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit. Mereka yang kontra, justru menyatakan bahwa NPL bukan satusatunya pertimbangan atas kebijakan manajemen kredit suatu bank (Saryadi, 2013; Oktaviani dan Irene, 2012; Satria dan Subekti, Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
2010; Widiantini, 2010; Yoga dan Yuliarmi, 2013; Yuda dan Meiranto, 2010; Prabowo, 2014; Rosyida dan Sampurno, 2014; Yuwono dan Meiranto, 2012).
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada Bank Danamon. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang diambil dari laporan triwulanan Bank Danamon. Desain deskriptif adalah bertujuan untuk mendeskripsikan variabel penelitian. Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian konklusif yang bersifat kausal dan bertujuan untuk mempelajari hubungan sebab-akibat antara variabel indepen terhadap variabel dependen. Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolinearitas dan Autokorelasi. Uji Multikolinearitas: untuk menguji apakah ada hubungan (kolinearitas) antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Uji ini menggunakan uji VIF (Variance Inflation Factor).Jika nilai hasil VIF > 10, maka telah terjadi multikolinearitas. Uji Autokorelasi: digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series).Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series (Gujarati, 1993). Jika Durbin Watson < 2 maka tidak terjadi korelasi. Persamaan Multiregresi: Digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara sebuah variabel dependent (tergantung) dengan satu atau beberapa variabel independent (bebas) yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…,Xn) dengan variabel dependen (Y). Berikut adalah model persamaan pada studi ini:
E-97
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
KREDIT = a + b1BOPO + b2ROA + b3CAR+ b4NPL+ b5JUMLAH SBI + e (1)
Dimana : a : Konstanta b1-b5: Koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Uji Hipotesis: Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial sementara uji F dilakukan untuk menguji pengaruh secara simultan. Adapun pendekatan yang dilakukan untuk menguji Ho adalah: Jika sig.t/F < α 0.05: Ho ditolak. Interpretasi Koefisien Determinasi: Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Sriwidodo, 2007).Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (BOPO (X1), ROA (X2), CAR (X3), NPL (X4), Jumlah SBI (X5)) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Penyaluran Kredit Perbankan).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Deskriptif Statistik VARIABEL BOPO ROA CAR NPL SBI P.KREDIT
MIN 73.00% 2.00% 14.00% 0.00% 0.00% 81.00% Sumber: Hasil Olah Data
MAX 86.00% 4.00% 23.00% 2.00% 9.00% 105.00%
RATA2 77.47% 3.45% 18.37% 0.25% 3.70% 96.41%
Secara umum dapat dikatakan kinerja bank danamon selama periode penelitian tidaklah terlalu bagus, hal ini dapat dilihat dari masih belum efisiennya operasional yang dilakukan (Rata-rata BOPO masih tinggi yakni hampir 78 persen dari perolehan pendapatan operasional), ketidakefisienan ini langsung tercermin dari kinerja laba rata-rata yang sangat rendah (hanya 3,45%). Kesan E-98
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Over prudunce sangat terlihat dari komparasi kinerja likuiditas dan (Rata-rata CAR sebesar 18%) dibanding performance manajemen kredit (NPL ratarata 0,25%). Hasil Uji Asumsi Klasik Table 2. Uji Asumsi Klasik Tol. VARIABEL BOPO 0.845 ROA 0.552 CAR 0.873 NPL 0.636 SBI 0.726 DW 1.835 Sumber: Hasil Olah Data
VIF 1.183 1.81 1.145 1.572 1.378
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan autokorelasi pada persamaan multiregresi yang terbentuk. Tabel 3. Implikasi dan Signifikansi VARIABEL B Sig.t Konstanta 0.843 0.007 BOPO 0.026 0.92 ROA 5.888 0.025 CAR -0.355 0.403 NPL -2.043 0.514 SBI -0.875 0.017 Sig.F 0.000 R2 0.717 Sumber: Hasil Olah Data
Implikasi dan Signifikansi Berdasarkan table 3 diperoleh persamaan multiregresi sebagai berikut: KREDIT = a + 0,026BOPO + 5,888ROA – 0,355CAR – 2,043NPL - 0,875SBI (2) Hanya ROA dan SBI yang berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit. Pertumbuhan laba berimplikasi positif dan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kredit yang diberikan, hal sebaliknya jika SBI yang bertumbuh positif, hal tersebut akan menurunkan secara signifikan jumlah kredit yang akan diberikan. Sementara Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
meski terjadi perubahan positif pada CAR, atau NPL, hal tersebut akan berimplikasi negatif terhadap pemberian kredit meski tidak signifikan. Sementara kenaikan biaya operasional justruk berimplikasi positif terhadap jumlah kredit yang diberikan oleh bank. Hasil olah data menunjukkan bahwa secara umum seluruh kinerja perbankan (BOPO, ROA, CAR, NPL, dan SBI) berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit, namun secara parsial hanya ROA dan SBI yang berpengaruh signifikan, sementara yang lainnya tidak berpengaruh. Berdasarkan koefisien determinasi, BOPO, ROA, CAR, NPL, dan SBI mampu menjelaskan variasi pemberian kredit oleh bank sebesar 71,7% sementara sisanya adalah oleh variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian.
PEMBAHASAN Mencermati perilaku BOPO, dapat dijelaskan bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan. Fenomena ini merefleksikan bahwa investasi bank untuk mendorong penetrasi kredit dimungkinkan tidak memberikan efek yang signifikan dalam jangka pendek. Namun pengaruhnya lebih jangka panjang dari yang di bayangkan, hal ini disebabkan karena keputusan kredit dengan jumlah yang besar juga ditentukan oleh sisi demand yang berasal dari masyarakat. Temuan ini mendukung studi yang dilakukan Granita dan Muharam (2011), Satria dan Subekti (2010) dan Khasanah (2015) yang menyatakan logika yang sama. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan CAR selama periode penelitian mempengaruhi penyaluran kredit meski tidak signifikan. CAR Bank Danamon pada periode penelitian berada pada kisaran yang cukup tinggi yakni 14% - 23%, jauh diatas ketentuan minimal yang disyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Tingginya CAR mengindikasikan adanya sumber daya finansial (modal) yang idle. Pulihnya perekonomian dan perbankan secara berangsur-angsur telah mendorong optimalisasi kegunaan sumber daya finansial (modal) melalui penyaluran kredit. Penyaluran kredit Bank Umum mengalami peningkatan seiring dengan penurunan CAR. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Huda dan Pangestuti (2014), Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Saryadi (2013), Widiantini (2010), Primasari (2015), Ramadhan dan Sampurno (2013), Rosyida dan Sampurno (2014), Triasdini dan Arfianto (2010), Yuwono dan Meiranto (2012) yang menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kredit yang diberikan bank. Semakin tinggi NPL akan mendorong penurunan jumlah kredit yang disalurkan, demikian pula sebaliknya. NPL mencerminkan risiko kredit. Semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan akan lebih berhati-hati (selektif) dalam menyalurkan kredit. Hal ini dikarenakan adanya potensi kredit yang tidak tertagih. Tingginya NPL akan meningkatkan premi risiko yang berdampak pada tingginya suku bunga kredit. Suku bunga kredit yang terlampau tinggi akan mengurangi permintaan masyarakat akan kredit. Tingginya NPL juga mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Dengan demikian, besarnya NPL menjadi salah satu penghambat tersalurnya kredit perbankan. Namun, pada bank Danamon berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan atau penurunan NPL selama periode penelitian memang mempengaruhi penyaluran kredit, namun jumlahnya tidak signifikan. Berdasarkan hasil empiris, studi mendukung penelitian yang dilakukan Saryadi (2013), Oktaviani dan Irene (2012), Satria dan Subekti (2010), Widiantini (2010), Yoga dan Yuliarmi (2013), Yuda dan Meiranto (2010), Prabowo (2014), Rosyida dan Sampurno (2014), Yuwono dan Meiranto (2012). Berdasarkan hasil regresi, variabel penempatan dana pada SBI berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum di Indonesia. Penjelasan tersebut sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan diawal, kajian teori, dan beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa jumlah dana yang ditempatkan dalam investasi SBI mempengaruhi penyaluran kredit bank dimana semakin banyak jumlah dana yang ditempatkan pada investasi SBI menyebabkan penyaluran kredit bank semakin berkurang. Fenomena tersebut merupakan perilaku logis dari pihak manajemen bank umum sebagai E-99
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
upaya meminimalkan risiko pembiayaan bermasalah (kredit macet) dimana investasi SBI dianggap sebagai alternatif investasi paling baik disamping penyaluran kredit pada sektor riil yang masih memiliki potensi risiko terbesar. Walaupun investasi SBI cenderung memiliki tingkat pendapatan bunga yang lebih rendah daripada pendapatan bunga pada sektor riil, dan memiliki periode jatuh tempo yang singkat (1 sampai dengan 12 bulan) akan tetapi investasi SBI cenderung memiliki kepastian pendapatan bunga dan hamper tidak adanya risiko pengembalian sehingga bank umum mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam menginvestasikan likuiditasnya. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Satria dan Subekti (2010).
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji secara empiris signifikansi pengaruh BOPO, ROA, CAR, NPL, dan Alokasi Dana di SBI terhadap jumlah kredit yang diberikan pada Bank Danamon Tbk periode 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan BOPO, ROA, CAR, NPL, dan Alokasi Dana di SBI berpengaruh signifikan, namun secara parsial hanya ROA dan Alokasi Dana di SBI yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan kredit, sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh signifikan. Temuan lainnya, kemampuan BOPO, ROA, CAR, NPL, dan Alokasi Dana di SBI memiliki kapasitas baik dalam menjelaskan variasi jumlah kredit yang diberikan di Bank Danamon. Peningkatan penyaluran kredit perbankan adalah prioritas utama dalam strategi pembangunan dalam strategi pembangunan yang beriorentasi pada pertumbuhan ekonomi. Penyaluran kredit yang ada dapat mendorong peningkatan likuiditas perekonomian yang dibutuhkan. Dalam hal ini Bank Danamon Tbk dapat dan harus mampu berkontribusi positif terhadap kebijakan pemberian kredit yang cerdas, karena kinerja keuangan bank tersebut selama periode penelitian mengindikasikan ruang bagi manajemen kredit untuk berkreativitas.
E-100
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
DAFTAR PUSTAKA Dian Maha Yogi Gede Agus dan Ni Nyoman Yuliana. 2013, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPK Di Bali. E-Journal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Volume 2, Nomor 6. Fitria Nurul dan Linda Sari Raina. 2012. Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Dan Pengaruh Non Performance Loan Terhadap Loan To Deposit Ratio Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO). Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Volume 1, Nomor 1. Granita, Jen Kharisa dan Harjum Muharam. 2011. Analisis Pengaruh DPK, CAR, ROA, NPL, NIM, BOPO, Suku Bunga, Inflasi, dan Kurs terhadap LDR. Diponegoro Journal Of Management. Haryati Sri. 2009. Pertumbuhan Perbankan Di Indonesia: Intermediasi Dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Volume 13, Nomor 2. Hasanudin, Mohamad dan Prihatiningsih. 2010. Analisis Pengaruh DPK, Tingkat Suku Bunga Kredit, NPL, dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit BPR Di Jawa Tengah. Teknis, Vol. 5 No.1: 25 - 31. Huda, Ghalih Fahrul dan Irene Rini Demi Pangestuti. 2014. Pengaruh DPK, CAR, NPL, dan ROA terhadap Penyaluran Kredit (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012). Diponegoro Journal Of Management. Khasanah, Uswatun dan Wahyu Meiranto. 2015. Analisis Pengaruh Internal dan Eksternal terhadap Volume Penyaluran Kredit Perbankan. Diponegoro Journal Of Management. Mukhlis Imam. 2011. Penyaluran Kredit Bank Ditinjau Dari Jumlah DPK Dan NPL. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Volume 15, Nomor 1. Nandadipa, Seandy dan Prasetiona. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK, dan Exchange Rate (Studi Kasus pada Bank Umum Di Indonesia Periode 2004-2008). Diponegoro Journal Of Management.
Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015
Normala Sari Greydi. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia. Volume 1, Nomor 3 Oktaviani dan Rini Irene. 2012. Pengaruh DPK ROA CAR NPL Dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan, Diponegoro Journal Of Management, Volume 1, Nomor 1. Prabowo, Anggono Yuda. 2014. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang. Pratama, Billy Arma. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005 2009). Tesis, UNDIP. Pratista I Made dan Meiranto Wahyu. 2010. Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Jumlah Kredit Yang Disalurkan. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Volume 7, Nomor 1. Primasari, Nathasa Sekar dan Mohammad Kholiq Mahfud. 2015. Pengaruh Capital Adequasy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM) terhadap penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum yang terdaftar di BEI periode 2009-2013). Diponegoro Journal Of Management. Ramadhan, Shandy Bintang dan R. Djoko Sampurno. 2013. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode 2007-2011). Diponegoro Journal Of Management. Rosyida, Putri dan R. Djoko Sampurno. 2014. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Assets (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit Mahalayati dan Sukmawati, Pengaruh BOPO, ROA…
Vol. 6, Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Perbankan (Studi pada Bank Umum Swasta Go Public Di Indonesia Periode 2007-2013). Diponegoro Journal Of Management. Sari, Greydi Normala. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia (Periode 2008-2012). Jurnal EMBA, Vol.1 No.3: 931-941. Saryadi. 2013. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan Swasta Nasional Devisa. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume.2, Nomor 1. Satria, Dias dan Rangga Bagus Subegti. 2010. Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2009. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Volume 14, Nomor 3. Triasdini, Himaniar dan Erman Denny Arfianto. 2010. Pengaruh CAR, NPL, dan ROA Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja (Studi Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009). Diponegoro Journal Of Management. Widianti Astri. 2010. Analisis Peran Intermediasi Perbankan Di Indonesia Pada Tahun 2004-2008. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 8, Nomor 2. Yuwono, Febry Amithya dan Wahyu Meiranto. 2012. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris: Bank yang terdaftar di BEI). Diponegoro Journal Of Management, Vol. 1, No.1.
E-101