JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO.2, OKTOBER 2015: 215 – 235____________________________________________
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK Nirma Yullidya Program Studi Psikologi Universitas Gajayana Malang Abstract This study aims to determine the effect of reproductive health training on improving the effective communication skills of parents to children. Subjects of this study consist of 12 parents as experimental group and 12 parents as control group. The experimental design used was Pretest-Posttest Control Group Design using Mann-Whitney U Test and Wilcoxon Signed Ranks Test for data analysis method. The result showed that there was no significant difference between the experimental group and control group with p > 0.05, and it showed that there was a significant difference between posttest result of experimental group and control group after experimental group treatment with p < 0.05. It also showed that there is a significant difference between the pretest and posttest results of the experimental group with p < 0.05. Based on the above results, reproductive health training can improve the effective communication of parents to children. Keywords: Reproductive health, training, effective communication skills of parents to children. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kesehatan reproduksi terhadap peningkatan kemampuan komunikasi efektif orang tua kepada anak. Subjek dalam penelitian ini adalah 12 orang tua sebagai kelompok eksperimen dan 12 orang tua sebagai kelompok kontrol. Rancangan eksperimen yang digunakan menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design dengan metode analisis data menggunakan Mann-Whitney U Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan p > 0,05, serta menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan p < 0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan p < 0,05.Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka pelatihan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan komunikasi efektif orang tua kepada anak. Kata Kunci: Kesehatan reproduksi, pelatihan, komunikasi efektif orang tua kepada anak.
Pengantar1 Berdasarkan dipublikasikan
oleh
119,630,913 penduduk laki-laki dan
data
yang
118,010,413
penduduk
Badan
Pusat
(http://www.bps.go.id).
perempuan
Statistik (BPS), mengenai hasil Sensus
Data terakhir jumlah penduduk
Penduduk Indonesia 2010 (SP2010),
Indonesia berdasarkan kelompok umur
jumlah
penduduk
237,641,326
yang
Indonesia
yaitu
adalah pada tahun 2005, yang bersumber
terdiri
atas
dari SUPAS (Sensus Penduduk Antar Sensus), jumlah penduduk Indonesia
Korespondensi: Nirma Yullidya, Program Studi Psikologi Universitas Gajayana Malang. Email:
[email protected]
masih
218,086,288
jiwa
dengan
penduduk pada kelompok usia 0-14 215
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
tahun berjumlah 63.553.691 jiwa atau
Pada
tahun
2014,
menurut
sekitar 30% dan dengan menambahkan
Lembaga riset pasar e-Marketer, jumlah
jumlah anak yang berusia 15-19 tahun
pengguna internet di Indonesia mencapai
yang berjumlah 20.329.673 jiwa, maka
sekitar
jumlah anak dan remaja di Indonesia
diperkirakan pada tahun 2017 akan
pada tahun 2005 sekitar 39%, atau lebih
mencapai
dari sepertiga jumlah total penduduk
(https://kominfo.go.id).
Indonesia
yang dikutip dari tekno.kompas.com,
(www.datastatistic-
Indonesia.com).
83,7
juta
pengguna
112
dan
juta
orang
Menurut
data
jumlah pengguna facebook di Indonesia
Dengan jumlah yang demikian
pada tahun 2015 adalah 82 juta orang,
besar, peran anak menjadi penting. Di
peringkat
satu pihak, anak merupakan tumpuan
Amerika Serikat. Bulan November 2015
masa depan bangsa. Di lain pihak,
tercatat
karena
anak
kelompok usia remaja yaitu usia 13-19
merupakan salah satu kelompok yang
tahun sebanyak 26 juta orang (16%
sangat rentan terhadap berbagai masalah,
perempuan dan 16% laki-laki), yang
seperti kesehatan, pendidikan, hukum,
menunjukkan
jumlah
pengguna
ketenagakerjaan, dan lain-lain.
terbesarnya
adalah
remaja
masih
berusia
muda,
Perkembangan teknologi saat ini yang semakin pesat, ditandai dengan semakin
mudahnya
setiap
orang
kedua jumlah
di
dunia
setelah
pengguna
facebook
(htpps://cloudfront.net). Tersedianya berbagai penawaran menarik di internet untuk mengakses di
memperoleh informasi melalui media
berbagai
internet. Hasil penelitian yang dilakukan
jejaring sosial seperti facebook atau
oleh UNICEF bersama Keminfo dan
twitter,
Universitas Harvard, USA, yang dilansir
cenderung memiliki kemungkinan untuk
oleh Kompas.com dalam ulasan Aditya
dapat berkomunikasi dengan banyak
Panji pada tahun 2014, menunjukkan
orang dengan leluasa dan tanpa terbatas
data 98% dari anak dan remaja mengaku
waktu dan tempat. Menurut Katz & Rice
tahu
(dalam
tentang
internet
dan
79,5%
blog,
chatsroom
membuat
Yan,
maupun
banyak
2005),
internet
orang
pada
diantaranya adalah pengguna internet
dasarnya seperti sebuah pedang bermata
(http://tekno.kompas.com).
dua, yang memiliki konsekuensi sosial positif dan negatif.
216
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
Berdasarkan penelitiannya, Yan
mereka untuk selalu berusaha mencari
(2005) menyebutkan bahwa perbedaaan
informasi
usia anak juga membedakan pemahaman
Sumber informasi itu dapat diperoleh
mereka pada penggunaan internet. Anak
dengan bebas mulai dari teman sebaya,
usia
buku-buku, film, video, bahkan dengan
9-12
tahun
mulai
memiliki
dalam
berbagai
bentuk.
kemampuan untuk memahami teknik
mudah
membuka
dan kompleksitas sosial di internet,
internet.
Namun
namun anak-anak dibawah usia itu masih
sangat sedikit memperoleh pendidikan
sangat rentan terhadap bahaya internet.
yang berkaitan dengan seksual dan
Menurut Greenfield (2004), anak dan
kesehatan reproduksi dari guru ataupun
remaja perlu dilindungi dari materi yang
orang
tidak
melangkah sampai
sesuai
di
internet
melalui
pemberian panduan penggunaan internet. Pengaruh salah
satu
lingkungan penyebab
menjadi
tua,
situs-situs
lewat
ironisnya,
sehingga
mereka
tidak
tahap
jarang
percobaan
(www.bkkbn.go.id; Widowati & Adnani, 2009).
timbulnya
Perkembangan
teknologi
yang
pergeseran perilaku anak dan remaja.
semakin pesat secara nyata menjadi
Globalisasi menyebabkan aksesibilitas
pembahasan
remaja terhadap pornografi menjadi
pertentangan dari berbagai kalangan,
lebih mudah. Ribuan situs porno di
baik
internet serta media-media lain, seperti
keunggulannya
tabloid porno, komik hentai (komik
kerugian yang ditimbulkan. Dampak
porno
di
buruk teknologi pada anak-anak sebagai
sekeliling remaja menjadi salah satu
generasi penerus bangsa merupakan
stimulan pergeseran perilaku para remaja
salah satu kerugian yang menjadi hal
saat ini. Hal-hal tersebut dikhawatirkan
penting untuk segera dicari solusinya
membuat remaja berpandangan bahwa
(www.bkkbn.go.id).
Jepang)
yang
bertebaran
hal-hal tersebut menjadi hal yang wajar atau biasa terjadi (www.bkkbn.go.id). Menurut Kothai (dalam Widowati
menimbulkan
mengenai
keunggulan-
maupun
kerugian-
Hingga bulan Desember 2015, masih tercatat cukup banyak kasus kekerasan seksual yang dialami oleh
& Adnani, 2009), meningkatnya minat
anak-anak
seksual anak dan remaja mendorong
sebagai
JURNAL PSIKOLOGI
yang
sebagai pelaku
korban
maupun
(www.kpai.go.id). 217
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
Sebagian besar kasus kekerasan seksual
sedikitnya
dengan
pelaku,
berhubungan seks sebelum menikah.
dilakukan setelah melihat video porno
Penelitian oleh sejumlah mahasiswa di
atau tayangan khusus dewasa yang
Universitas
sepatutnya tidak pantas ditonton oleh
responden, menyebutkan remaja berusia
anak-anak, mengakibatkan para pelaku
15-19 tahun hampir 60% diantaranya
cenderung ingin mencoba atau meniru,
pernah melihat film porno dan 18,4%
dan kemudian mencoba melakukannya
remaja putri mengaku pernah membaca
pada anak-anak yang lebih lemah atau
buku porno (www.bkkbn.go.id).
anak-anak
sebagai
usianya lebih muda. Dampak buruk yang
40%
mengaku
Airlangga
pernah
terhadap
300
Menurut Harahap (2003), upaya
dialami anak-anak yang menjadi korban
promosi
adalah merasa trauma, malu, ketakutan,
kesehatan reproduksi perlu diarahkan
menangis terus menerus, murung, tidak
pada
mau sekolah, mengurung diri di rumah,
peralihan
dan mengalami rasa sakit pada alat
dewasa, dan perubahan-perubahan dari
kelamin(www.bkkbn.go.id).
bentuk dan fungsi tubuh terjadi dalam
Pengaruh tayangan televisi yang
dan
masa
pencegahan remaja,
dari
masalah
dimana
masa
anak
terjadi menjadi
waktu relatif cepat. Hal ini ditandai
menonjolkan pornografi dan pornoaksi,
dengan
kebebasan membuka situs pornografi di
sekunder dan berkembangnya jasmani
internet,
secara
serta
makin
banyaknya
berkembangnya pesat,
tanda
menyebabkan
seks remaja
penjualan video khusus dewasa diduga
secara fisik mampu melakukan fungsi
semakin meledakkan angka seks pra
proses reproduksi tetapi belum dapat
nikah yang dilakukan para remaja.
mempertanggungjawabkan akibat dari
Berdasarkan
proses reproduksi tersebut. Informasi
catatan
LSM
Aliansi
Selamatkan Anak (ASA) Indonesia,
dan
Indonesia setelah
merupakan Rusia
yang
penyuluhan,
negara
kedua
pelayanan
klinis
paling
rentan
untuk mengatasi
konseling perlu
dan
ditingkatkan
masalah kesehatan
penetrasi pornografi terhadap anak-anak.
reproduksi remaja ini.Berbagai cara
Hasil
dilakukan
penelitian
Badan
Koordinasi
oleh
pemerintah
dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
pemerhati perkembangan generasi muda
di Provinsi Jawa Barat yang mensurvey
bangsa terutama tindakan-tindakan yang
2.880 remaja usia 15-24 tahun, mencatat
bersifat pencegahan (preventif). Selama
218
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
ini
pemerintah
menggalakkan
melalui program
BKKBN
konkret, dan dukungan emosional serta
Kesehatan
memudahkan remaja untuk secara tidak
Reproduksi Remaja (KRR) lebih fokus
kentara
di
atas
sensitif seperti seks dan hubungan
(SMU/SMK/MAN). Hal ini dikarenakan
interpersonal. Walaupun di Indonesia
tingkat pemahaman masyarakat tentang
memiliki layanan serupa, namun hal ini
pentingnya
cenderung belum populer dilakukan
sekolah
menengah
pemberian
informasi
kesehatan reproduksi sejak dini kepada anak-anak
masih
tergolong
rendah
(www.bkkbn.go.id). kesehatan
topik-topik
remaja Indonesia. Menurut Harahap (2003), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23/1992
Upaya promosi dan pencegahan masalah
mendiskusikan
di
strategi kesehatan reproduksi nasional
Amerika salah satunya adalah dengan
diarahkan pada rencana intervensi untuk
menggunakan media internet. Suzuki
mengubah
dan Calzo (2004) melakukan penelitian
keluarga. Tujuannya adalah menjadikan
dengan memberikan informasi kepada
keluarga sebagai utama dan pintu masuk
remaja
dan
upaya promosi pelayanan kesehatan
seksualitas melalui sebuah website yang
reproduksi. Perilaku seseorang tidak
memberikan layanan informasi untuk
akan berubah jika makna dan manfaat
remaja di internet secara online berupa
perubahan
teen bulletin boards. Diharapkan para
dimengerti terlebih dahulu. Jadi, langkah
remaja dapat memperoleh informasi
pertama
secara
yang sesuai, untuk
kepedulian masyarakat dan menciptakan
mengatasi permasalahan yang sedang
kepedulian masyarakat dan menciptakan
dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan
peminatan
bahwa pertanyaan yang paling banyak
pelayanan kesehatan reproduksi.
mengenai
spesifik
reproduksi
dan Undang-Undang Nomor 10/1992,
kesehatan
muncul adalah mengenai ketertarikan
Materi
perilaku
perilaku
didalam
tersebut
adalah
keluarga
setiap
tidak
meningkatkan
akan
pelayanan
materi kesehatan
dan keingintahuan tentang perubahan
reproduksi perlu dikembangkan sesuai
fisik, emosi dan sosial mereka. Bulletin
kebutuhan untuk mendukung konsep
boards terbukti menjadi sebuah forum
kesehatan
pendapat pribadi, saran, informasi yang
digunakan bahasa agama, sosial-politik,
JURNAL PSIKOLOGI
reproduksi.
Sebaiknya
219
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
dan
juga
bahasa
remaja
memasyarakatkan reproduksi,
arti
yang
dalam
kesehatan
merupakan
suatu
benar dapat menurunkan permasalahan kesehatan
pendekatan
pada
remaja
berpendapat
bahwa
(www.bkkbn.go.id).
konsep pendekatan baru. Karena itu diperlukan
reproduksi
Para
ahli
multi-sektoral
pendidik yang terbaik adalah orang tua
terpadu, dimana berbagai intervensi
dari anak itu sendiri. Pendidikan yang
dilaksanakan sekaligus oleh berbagai
diberikan termasuk dalam pendidikan
sektor tetapi dengan tujuan umum yang
seksual. Dalam membicarakan masalah
sama sehingga dampaknya lebih nyata
seksual adalah yang sifatnya sangat
(Harahap, 2003).
pribadi dan membutuhkan suasana yang
Menurut
data
Kesehatan
akrab, terbuka dari hati ke hati antara
Reproduksi yang dihimpun Jaringan
orang tua dan anak. Hal ini akan lebih
Epidemiologi Nasional (JEN, 2002),
mudah diciptakan antara ibu dengan
pemberian
anak perempuannya atau bapak dengan
informasi
Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) secara benar
anak
dan bertanggung jawab masih sangat
ditutup kemungkinan dapat terwujud bila
kurang. Pemberian informasi tentang
dilakukan antara ibu dengan anak laki-
KRR
lakinya
di
beberapa
dipertentangkan,
tempat
terutama
masih apabila
berjudul pendidikan seksual. Hal ini
laki-lakinya,
atau
sekalipun
bapak
dengan
tidak
anak
perempuannya (Mu’tadin, 2008; Gullota, 2005).
terjadi karena masih terdapat anggapan
Berdasarkan data-data tersebut
bahwa pendidikan seksual justru akan
di atas, peneliti menganggap bahwa
merangsang
pemberian
remaja
melakukan
informasi
mengenai
hubungan seksual. Selain itu sebagian
kesehatan reproduksi sangat penting bagi
besar orang tua yang diharapkan dapat
anak terutama untuk menghadapi bahaya
memberikan informasi mengenai hal ini,
dari
tidak
Terutama
memiliki
menerangkan
tidak
bagi
kemajuan anak
teknologi. yang
akan
memiliki
mengakhiri masa kanak-kanaknya dan
informasi memadai. Padahal survei yang
akan memasuki masa remaja dengan
dilakukan WHO (organisasi kesehatan
melibatkan peran orang tua sebagai
dunia) di beberapa negara menunjukkan
sumber informasi. Selama ini informasi
bahwa adanya informasi yang baik dan
kesehatan produksi langsung diberikan
220
serta
kemampuan
pesatnya
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
kepada remaja melalui sekolah tanpa
memiliki tingkat keingintahuan yang
memperhatikan apakah orang tua yang
tinggi dan minat pada seks. Diharapkan
memiliki anak usia remaja juga memiliki
pendekatan melalui orang tua dalam
informasi kesehatan reproduksi yang
mengkomunikasikan
benar.
kesehatan
Dengan
memiliki
informasi
pendidikan
reproduksi
lebih
mengenai kesehatan reproduksi yang
efektif
benar, maka diharapkan anak dan orang
meningkatkan pengetahuan mengenai
tua dapat bersama-sama melindungi diri
kesehatan
dari dampak negatif kemajuan teknologi.
tindakan
Pemberian
anak-anak
reproduksi
untuk
serta
preventif
sebagai terhadap
kesehatan
penyalahgunaan alat reproduksi beserta
reproduksi diharapkan akan menjadi
dampak negatifnya, sehingga mereka
lebih efektif apabila melibatkan keluarga
dapat
yang dalam hal ini adalah orang tua.
kesehatan reproduksinya. Oleh karena
Orang tua dilibatkan sebagai jembatan
itu, kemampuan berkomunikasi efektif
penyampai
mengenai
orang tua menjadi hal yang penting agar
kesehatan reproduksi. Dari pelatihan ini,
dapat menyampaikan informasi dalam
orang tua yang memiliki anak terutama
pendidikan kesehatan produksi kepada
yang akan memasuki masa remaja
anak dengan benar. Para orang tua perlu
diharapkan
dibekali
secara
informasi
bagi
menjadi
informasi
mampu
efektif
pengetahuan
berkomunikasi
dan mengenai
memperoleh kesehatan
bertanggung
memadai
dengan
jawab
terhadap
pengetahuan
mengenai
yang
pendidikan
kesehatan reproduksi serta kemampuan
reproduksi sehingga diharapkan anak
berkomunikasi
akan memperoleh informasi yang benar
melalui program pelatihan.
mengenai kesehatan reproduksi dari
efektif
kepada
anak
Berdasarkan latar belakang di atas
orang tuanya tanpa merasa malu dan
maka
terjalin komunikasi yang hangat dan
permasalahan yaitu apakah pelatihan
terbuka
kesehatan
sehingga
dapat
mempereret
hubungan orang tua dengan anak.
peneliti
merumuskan
reproduksi
dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi
Pentingnya pemberian informasi
efektif orang tua kepada anak. Tujuan
pendidikan kesehatan reproduksi bagi
dari
anak
mengoptimalkan pengetahuan orang tua
sejak
dini
JURNAL PSIKOLOGI
dikarenakan
anak
penelitian
ini
adalah
untuk
221
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
mengenai kesehatan reproduksi agar
Pendekatan
kuantitatif
juga
dapat meningkatkan komunikasi efektif
digunakan untuk mengetahui apakah ada
kepada anak.
perbedaan
keterampilan
komunikasi
Peneliti berharap penelitian ini
efektif orang tua mengenai pendidikan
dapat bermanfaat dalam memberikan
kesehatan reproduksi kepada anak antara
sumbangan bagi khasanah keilmuan
kelompok eksperimen dengan kelompok
pada bidang psikologi perkembangan,
kontrol dengan membandingkan skor
kesehatan maupun sosial dalam studi-
posttest pada kelompok eksperimen
studi yang berkaitan dengan pendidikan
dengan kelompok kontrol.
kesehatan
berbasis
Desain penelitian yang digunakan
keluarga.Penelitian ini diharapkan dapat
adalah Wilcoxon Signed Ranks Test yang
memberikan
mengenai
digunakan
kesehatan
bedapretest dan posttest, baik pada
reproduksi bagi para orang tua untuk
kelompok eksperimen maupun pada
memberikan
kesehatan
kelompok kontrol. Untuk memperkuat
melalui
hasil dari uji bedapretest dan posttest
pentingnya
reproduksi
reproduksi informasi pengetahuan pendidikan kepada
anak
komunikasi efektif.
kelompok
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif dalam mengolah data-data
penelitian.
Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk melihat apakah pelatihan kesehatan reproduksi dapat
meningkatkan
keterampilan
komunikasi efektif orang tua kepada anak. Data diperoleh dari skor kesehatan reproduksi
orang tua
kepada
anak
sebelum dilakukan pelatihan (pretest) dan
sesudah
diberikan
pelatihan
(posttest) yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 222
melakukan
uji
diatas, dilakukan pula uji beda pretest
Metode Penelitian
untuk
kontrol
dan
kelompok
eksperimen, serta uji beda posttest kelompok
kontrol
dan
kelompok
eksperimen dengan menggunakan MannWhitney Test. Variabel
penelitian
eksperimen
dalam penelitian ini adalah: Variabel Bebas :Pelatihan
kesehatan
reproduksi Variabel Terikat :Komunikasi
efektif
orang tua kepada anak Definisi Kesehatan Meningkatkan Orang
Tua
operasional
“Pelatihan
Reproduksi
untuk
Komunikasi Kepada
Anak”
Efektif adalah
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
program pelatihan yang diikuti oleh
kelompok eksperimen dan 12 orang
orang tua untuk mengetahui, memahami
termasuk dalam kelompok kontrol.
dan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi
untuk
meningkatkan
komunikasi efektif kepada anak.
Metode asesmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa skala Komunikasi Efektif Orang Tua Sebagai
Subyek dalam penelitian ini adalah
Upaya
Pendidikan
orang tua yang memiliki anak usia masa
Reproduksi
kanak-kanak akhir atau mulai memasuki
posttest). Skala ini menggunakan skala
masa remaja awal (10-14 tahun). Subyek
Guttman karena memiliki dua alternatif
penelitian adalah orang tua siswa di
jawaban dan membutuhkan jawaban
sebuah Sekolah Dasar di kota Malang
tegas dengan range skor 0 untuk jawaban
yang berjumlah 24 orang dan dibagi
Tidak dan skor 1 untuk jawaban Ya.
menjadi dua kelompok, yaitu 12 orang
Kepada
Kesehatan Anak
(pretest-
Skala Komunikasi Efektif Orang
pada kelompok eksperimen dan 12 orang
Tua
pada kelompok kontrol. Pertimbangan
Kesehatan Reproduksi Kepada Anak
jumlah subyek ini didasarkan pada
terdiri dari 60 item pernyataan dengan
pendapat Kelly (1998) bahwa sebuah
dua pilihan jawaban Ya dan Tidak. Skala
eksperimen akan efektif dilaksanakan
ini untuk mengukur tinggi rendahnya
apabila jumlah peserta antara 8-12
perilaku komunikasi efektif orang tua
peserta (dalam Candra, 2006).
mengenai
Pemilihan berdasarkan
subyek
hasil
dilakukan
Upaya
pendidikan
Pendidikan
kesehatan
reproduksi kepada anak.
subyek
Contoh item pernyataan dalam
penelitian. Peneliti dengan bantuan pihak
skala Komunikasi Efektif Orang Tua
sekolah menyebarkan 120 angket yang
Sebagai Upaya Pendidikan Kesehatan
disertai dengan surat pemberitahuan dan
Reproduksi Kepada Anak ini adalah
surat
sebagai berikut:
kesediaan
seleksi
Sebagai
untuk
mengikuti
pelatihan, kepada orang tua siswa kelas
a. Anda dan anak merasa nyaman ketika
III, IV dan V. Terpilih 12 orang tua
membicarakan tentang darimana bayi
peserta
berasal.
penelitian
pelatihan yang
sebagai
subyek
termasuk
dalam
b. Anda menggunakan kata-kata yang tepat sesuai dengan usia anak ketika
JURNAL PSIKOLOGI
223
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
melakukan
pembicaraan
tentang
mimpi basah dengannya. c. Anak
mampu
narkoba
dan
Reproduksi diketahui memiliki indeks validitas sebesar 0,302 – 0,693 dengan r
bersikap
bahwa
tabel sebesar 0,1528, artinya seluruh
miras
sangat
item
dalam
skala
tersebut
valid.
membahayakan masa depannya dan
Sehingga dapat dikatakan bahwa skala
dapat
yang disusun berdasarkan kawasan ukur
merugikan
kesehatan
reproduksinya.
yang teridentifikasi dengan baik dan
d. Anda memberikan pujian kepada
dibatasi
dengan
jelas.
anak ketika ia dapat memahami
koefisien
penjelasan anda tentang kekerasan
Cronbach, r = 0,96, dengan r tabel
seksual
sebesar 0,1528, artinya seluruh item
dan
bagaimana
cara
menghindarinya. yang
dengan
Alpha
dalam skala tersebut reliabel. Sehingga
e. Anak memahami dengan tepat apa saja
reliabilitas
Sedangkan
menjadi
hak-hak
reproduksi.
dapat dikatakan bahwa alat ukur ini mampu memberikan pengukuran secara konsisten, yang memiliki keterpercayaan
Sebelum
digunakan
dalam
hasil ukur.
penelitian skala ini diuji coba terlebih
Langkah-langkah yang dilakukan
dahulu kepada 70 responden dengan
peneliti dalam persiapan latihan adalah
kriteria adalah merupakan orang tua
sebagai berikut: a) Menyusun modul
yang memiliki anak usia 6-14 tahun
atau kerangka acuan atau term of
dengan populasi yang dipilih secara
reference (TOR), yang merupakan tahap
acak. Uji coba ini dilakukan dengan
awal
menguji validitas dan reliabilitas 60 item
Melaksanakan
pernyataan
Mempersiapkan
yang
diajukan
dalam
penelitian.
dari
persiapan uji
pelatihan;
coba
modul;
fasilitator;
b) c) d)
Melakukan koordinasi dengan pihak
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas
dengan
teknik
Cronbach
menggunakan
sekolah.
Alpha
Seluruh
pelaksanaan
pelatihan
program
didasarkan pada modul pelatihan yang
komputer software SPSS for windows
telah disusun secara detail oleh peneliti
versi 17 terhadap skala Komunikasi
agar
Efektif
Anak
berjalan efektif dan efisien.Pelaksanaan
Kesehatan
pelatihan “Kesehatan Reproduksiuntuk
Orang
Mengenai 224
Tua
Kepada
Pendidikan
pelaksanaan
pelatihan
dapat
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
Meningkatkan
Komunikasi
Efektif
Pelaksanaan
posttest
pada
Orang Tua Kepada Anak” diberikan
kelompok eksperimen dilakukan dua
kepada 12 orang peserta pada kelompok
sampai tiga hari setelah pelatihan selesai
eksperimen dengan panduan berupa
diberikan.
Hal
modul yang telah disusun oleh peneliti,
terjadinya
perubahan
sementara
pada
diharapkan oleh peneliti merupakan
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan
pengaruh dari pelatihan yang diberikan
dan akan melaksanakan posttest setelah
dan belum terjadi pengaruh lain dari
kelompok eksperimen selesai diberi
lingkungan, misalnya buku, tayangan
perlakuan.
televisi, informasi dari internet, pendapat
12
orang
peserta
Pelaksanaan pelatihan ini terdiri dari
enam
sesi
dalam
satu
ini
dilakukan
agar
perilaku
yang
orang lain, dan lainnya.
kali
Metode penilaian dan pengukuran
pertemuan. Pelatihan dilaksanakan di
dalam
ruang aula sekolah dengan menggunakan
Pretest-Posttest Control Group Design
fasilitas perlengkapan dan peralatan
dengan
yang disediakan oleh sekolah berupa
menggunakan Mann-Whitney U Test dan
meja, kursi, whiteboard, sound system,
Wilcoxon Signed Ranks Test. Teknik
mic, LCD dan screen. Desain ruangan
Wilcoxon Signed Ranks Test merupakan
yang digunakan berbentuk tipe U-
penyempurnaan dari uji tanda (Sign Test)
shaped. Dengan menggunakan bentuk
yang digunakan untuk menguji hipotesis
desain ini, peserta dapat melihat peserta
komparatif dua sampel yang berkorelasi
lain secara langsung sehingga dapat
bila datanya berbentuk ordinal. Mann-
mendukung para peserta untuk saling
Whitney
berinteraksi;
menguji
ditempatkan menunjukkan
pemimpin di
kepala
tingkat
dapat
meja untuk kepemimpinan;
penelitian
ini
metode
U
analisis
Test
digunakan
komparatif
independen
menggunakan
dengan
dua data
data
untuk sampel
berbentuk
ordinal (Sugiyono, 2007). Dari teknik ini
dan peserta dapat lebih mudah saat
akan
dilakukan
membuat catatan serta terdapat area yang
kelompok
cukup luas untuk menyampaikan materi
eksperimen, serta uji beda posttest
(Scannell, 1994; Blanchard, 2007).
kelompok
kontrol kontrol
uji
beda dan dan
pretest
kelompok kelompok
eksperimen. JURNAL PSIKOLOGI
225
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
kontrol
Hasil Berdasarkan
hasil
uji
Mann-
(KK)
eksperimen
dengan
(KE),
kelompok
diperoleh
hasil
Whitney terhadap skor pretest pada
signifikansi p = 0,006sehingga p <
kelompok
dengan
0,05yang artinya signifikan. Hal ini
kelompok eksperimen (KE), diperoleh
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
hasil taraf signifikansi yaitu p = 0,125
signifikan antara kelompok eksperimen
sehingga p > 0,05 yang artinya tidak
dengan kelompok kontrol pada saat
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
posttest, dimana kelompok eksperimen
tidak ada perbedaan antara kelompok
telah mendapatkan perlakuan berupa
eksperimen dengan kelompok kontrol
pelatihan sedangkan kelompok kontrol
pada saat pretest, yang mana kedua
tidak
kelompok sama-sama tidak mendapat
pengujian data pretest dan posttest
perlakuan.
kelompok
kontrol
(KK)
Sedangkan hasil uji Mann-Whitney terhadap skor posttest pada kelompok
mendapatkan
perlakuan.Hasil
eksperimen
(KE)
dan
kelompok kontrol (KK) dapat dilihat pada
tabel
di
bawah
ini.
Tabel Analisa Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Skala Komunikasi Efektif Orang Tua Sebagai Upaya Pendidikan Kesehatan Reproduksi Kepada Anak z
Assymp. Sig. (2-tailed)
Keterangan
Pretest
-1,534
0,125
Sig > 0,05
Posttest
-2,746
0,006
Sig < 0,05
Kesimpulan
Tidak Signifikan Signifikan
Mean
Mean
Rank
Rank
KK
KE
14,71
10,29
8,54
16,46
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
yang signifikan antara skor pretest dan
terhadap skor pretest dan posttest pada
posttest pada kelompok eksperimen
kelompok eksperimen (KE), diperoleh
(KE). Hasil pengujian data pretest dan
taraf signifikansi p = 0,002 sehingga p <
posttest pada kelompok eksperimen
0,05 yang artinya signifikan. Hal ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
226
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA Tabel Analisa Uji Wilcoxon Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Skala Komunikasi Efektif Orang Tua Sebagai Upaya Pendidikan Kesehatan Reproduksi Kepada Anak Asymp. z
Sig. (2-
Keterangan
Kesimpulan
tailed) -3,065a
KE
Hasil
pretest
0,002
dan
Sig < 0,05
posttest
Mean
Mean
Rank
Rank
Pretest
Posttest
Signifikan
0,00
6,50
Seluruh data dalam penelitian ini
kelompok eksperimen dan kelompok
dianalisis
menggunakan
komputer
kontrol juga dapat dilihat dalam bentuk
dengan program software SPSS for
grafik pada gambar di bawah ini.
windows versi 17. Diskusi Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti maka pembuktian empiris ini memberikan penjelasan bahwa pelatihan “Kesehatan Reproduksi
Grafik skor pretest dan posttest Kelompok
Perbedaan mean skor pretest dan kelompok
eksperimen
Meningkatkan
Komunikasi Efektif Orang Tua Kepada
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
posttest
untuk
dan
kelompok kontrol dapat dilihat dalam bentuk grafik pada gambar di bawah ini.
Anak” dapat meningkatkan komunikasi efektif orang tua kepada anak mengenai pendidikan kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini memperkuat pendapat-pendapat
dan
penelitian-
penelitian sebelumnya bahwa orang tua yang mendapatkan materi pendidikan kesehatan reproduksi akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat sehingga
meningkatkan
kepercayaan
Grafik perbedaan rata-rata skor pretest dan
dirinya untuk melakukan komunikasi
posttest Kelompok Eksperimen & Kelompok
dengan anak mengenai hal tersebut
Kontrol
(Behle, 2004). Dalam penelitian ini,
JURNAL PSIKOLOGI
227
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
sebelum
mendapatkan
komunikasi
efektif,
pelatihan orang
tua
mengenai
pendidikan
kesehatan
reproduksi, anak menunjukkan minat
mendapatkan informasi yang lengkap
dan
mengenai
pendidikan
kesehatan
dengan banyak bertanya kepada orang
reproduksi
yang
mereka
tua. Orang tua menjelaskan pendidikan
dapat
memenuhi
rasa
ingin
tahunya
sampaikan kepada anak. Sehingga orang
kesehatan
reproduksi
tua memiliki pengetahuan yang cukup
dengan
menggunakan
mengenai
kesehatan
pendekatan komunikasi efektif yang
memberikan
telah dilatihkan dan mereka mampu
pendidikan kesehatan reproduksi kepada
membatasi topik pembicaraan dengan
anak dengan lebih percaya diri karena
tegas dengan pertimbangan
yakin bahwa informasi yang diberikan
situasi dan kondisi pada saat interaksi ini
benar dan akurat.
berlangsung. Para peserta juga mendapat
pendidikan
reproduksi
dan
dapat
kepada
anak
berbagai
waktu,
Hal tersebut di atas juga dapat
referensi media yang dapat mereka
mengurangi kekhawatiran-kekhawatiran
percaya untuk mendapatkan informasi-
yang
tua
informasi terbaru mengenai pendidikan
sebelum mendapatkan pelatihan, bahwa
kesehatan reproduksi khususnya kepada
orang
diberi
anak, misalnya melalui BKKBN, dan
pendidikan kesehatan reproduksi anak
sumber-sumber lain dari buku serta
akan menjadi penasaran serta ingin
website yang secara khusus membahas
mencoba, kekhawatiran bila orang tua
pendidikan kesehatan reproduksi.
disampaikan tua
para
khawatir
orang
setelah
salah dalam penyampaian informasi mengenai
pendidikan
Berdasarkan penuturan para orang
reproduksi
tua peserta pelatihan, harapan-harapan
sehingga anak akan mendapat informasi
mereka mengikuti pelatihan ini dapat
yang salah, serta khawatir karena belum
terpenuhi
adanya
kepada
media
yang
mendukung
yaitu
dapat anak
menerapkan dengan
informasi tentang kesehatan reproduksi
mengkomunikasikan
khusus kepada anak.
kesehatan reproduksi dengan benar dan
Menurut penuturan para orang tua
pendidikan
sesuai dengan usia anak, serta dapat
peserta pelatihan, ternyata kekhawatiran
mengetahui
mereka tidak terbukti karena ketika
kesehatan reproduksi yang lengkap dan
orang
akurat.
228
tua
memberikan
penjelasan
informasi
Mereka
juga
pendidikan berharap
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
pengetahuan serta keterampilan yang
Sehingga terbukti secara jelas bahwa ada
mereka peroleh dari Pelatihan Kesehatan
perbedaan
Reproduksi
mendapatkan
untuk
Meningkatkan
antara
orang
tua
pelatihan
yang
(kelompok
Komunikasi Efektif Orang Tua Kepada
eksperimen) dengan orang tua yang tidak
Anak dapat dibagikan kepada para orang
mendapatkan
tua yang lain.
kontrol), karena orang tua yang tidak
Setelah
pelatihan
(kelompok
mendapatkan
pelatihan
mendapatkan pelatihan terbukti tidak
“Kesehatan
Reproduksi
untuk
mengalami
perubahan
dalam
Meningkatkan
Komunikasi
Efektif
kemampuan
komunikasi
efektif
Orang Tua Kepada Anak”, para peserta
mengenai
pelatihan
reprodusi kepada anak.
dapat
memperkecil
pendidikan
kemungkinan terjadinya hambatan dalam berkomunikasi antara orang tua dan anak mengenai
pendidikan
kesehatan
reproduksi yang menurut Jaccard, Dittus dan Gordon (dalam Jaccard, 2003), yaitu: tidak memiliki pengetahuan atau kemampuan
yang
cukup
untuk
menjelaskan sesuatu; mencemaskan anak remajanya tidak memperhatikan orang tua secara serius; mencemaskan apakah komunikasi tersebut akan menyebabkan sebuah perbedaan; kesulitan mencari waktu dan tempat yang tepat; takut mendorong terjadinya aktivitas seksual. Penjelasan-penjelasan
di
atas
membuktikan bahwa ada peningkatan kemampuan orang tua peserta pelatihan untuk melakukan komunikasi efektif kepada pelatihan
anak
setelah
mendapatkan
kesehatan
reproduksi.
JURNAL PSIKOLOGI
kesehatan
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan orang
tua
kepada
ditingkatkan kesehatan pelatihan
komunikasi
keterampilan
anak
dapat
melalui
pelatihan
reproduksi.
Artinya
kesehatan
berpengaruh
efektif
dalam
reproduksi meningkatkan
komunikasi
efektif
orang tua kepada anak. 2. Hasil uji Mann-Whitney U Test menunjukkan
bahwa
tidak
ada
perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang terjadi karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan.
229
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
3. Hasil uji Mann-Whitney U Test
Komunikasi
Efektif
Orang
Tua
menunjukkan bahwa ada perbedaan
Kepada Anak” dengan kelompok
yang signifikan antara hasil posttest
orang tua yang tidak mendapatkan
kelompok eksperimen dan kelompok
pelatihan tersebut.
kontrol, yang terjadi karena kelompok
Berikut ini adalah beberapa saran
eksperimen mendapatkan perlakuan
yang dapat diberikan oleh peneliti untuk
sedangkan kelompok kontrol tidak
penelitian selanjutnya:
mendapatkan perlakuan.
1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
4. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan
penelitian dengan subyek orangtua
bahwa ada perbedaan yang signifikan
yang berbeda
antara hasil pretest dan posttest
orangtua, ada ayah dan ibu sehingga
kelompok eksperimen. Komunikasi
dapat dilihat apakah ada perbedaan
efektif
atau tidak pada pengaruh pelatihan
orang
mengenai
kepada
pendidikan
reproduksi perlakuan
tua
setelah lebih
anak
kesehatan mendapatkan
tinggi
daripada
terhadap
yaitu
pada kedua
perubahan
komunikasi pendidikan
perilaku
efektif
mengenai
kesehatan
sebelum perlakuan. Artinya adalah
kepada
ada perubahan komunikasi efektif
subyek dengan hanya satu orangtua.
orang tua kepada anak mengenai
2. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
pendidikan yang
terjadi
kesehatan
reproduksi
anak
penelitian
bila
reproduksi
dengan
dibandingkan
subyek
yang
akibat
mendapatkan
memiliki karakteristik yang berbeda
perlakuan
berupa
pelatihan
sehingga dapat dilihat dari tinjauan
“Kesehatan
Reproduksi
untuk
lain, misalnya bagaimana jika yang
Meningkatkan Komunikasi Efektif
diberi
Orang Tua Kepada Anak”.
beserta anak, baik ayah dengan anak
5. Ada
perbedaan
komunikasi
keterampilan
adalah
orangtua
maupun ibu dengan anak.
mengenai
3. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
reproduksi
follow up untuk melihat konsistensi
kepada anak yang signifikan antara
terjadinya komunikasi efektif yang
kelompok
yang
dilakukan oleh orangtua terhadap
mendapatkan pelatihan “Kesehatan
anak mengenai pendidikan kesehatan
Reproduksi
reproduksi.
pendidikan
230
efektif
pelatihan
kesehatan orang untuk
tua
Meningkatkan
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
4. Peneliti
selanjutnya
juga
dapat
Azwar, Saifuddin. (2010). Reliabilitas
melihat efektifitas pelatihan ini tidak
dan
hanya
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dari terjadinya komunikasi
efektif orangtua mengenai kesehatan reproduksi kepada anak, namun juga dapat
mengukur
hubungan
interpersonal yang terjadi, ataupun usaha
meningkatkan
mengenai
pengetahuan
pendidikan
kesehatan
reproduksi untuk mendapatkan data yang semakin lengkap. 5. Hasil
evaluasi
peserta
pelatihan
menunjukkan bahwa para peserta
Validitas.
Cetakan
X.
Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional
(1996).
Pendidikan
Reproduksi
Materi Sehat
Untuk Keluarga Dengan Anak Usia 6-13 Tahun. Jakarta: Kantor Menteri
Negara
Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Behle, P.D., Beth, M., Pearl, P.T. (2004).
lebih
Effects of Parent Education on
banyak dalam pemberian materi serta
Knowledge and Attitude. Journal
sesi tanya jawab. Hal ini dapat
of Adolescent No. 39 (154): 355 -
menjadi
359.
menginginkan
waktu
masukan
selanjutnya
dalam
yang
bagi
peneliti
memodifikasi
modul pelatihan.
(2007). Effective Training: System, Strategies, and Practices. 3rded.
Kepustakaan Anak
Blanchard, P. Nick, Thacker, James W.
Indonesia
Rentan
Pengaruh
Pornografi,
Badan
Kordinasi
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Nasional.
Candra, Novi P. (2006). Orang Tua dan
(2006). Diakses 28 Juni, 2010, dari
Remaja Belajar Bersama Tentang
http://www.bkkbn.go.id/Webs/Det
Seks:
ailRubrik.php? myID=514.
Meningkatkan Komunikasi Orang
Keluarga
Atwater,
E.
Berencana
(1997).
Adolescent.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.
JURNAL PSIKOLOGI
Tua
Program dan
remaja.
Untuk Tesis.
Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM. Tidak diterbitkan.
231
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
Faturochman
(1998).
Pendekatan
Psikologi Kesehatan Reproduksi. Buletin Psikologi Tahun VI, No. 2, Desember 1998. Greenfield,
Pornograpgy
M.
on
The
Juni,
2010,
dari
www.mudamudi.net. Jaccard, James, Metts, Sandra. (2003). Communication-Couple
(2004).
Relationship,
Parentchild
to
Relationship.
International
Exposure
Internet:
Encyclopedia of Marriage and
Implications of Peer-to-Peer File-
Family. Diakses 27 Januari, 2011,
Sharing
dari
Networks
Development
and
for
Child
Families.
Journal of Applied Developmental Psychology, No. 25, 741-750. doi: 10.1016/j.appdev.2004.09.009. Diakses
28
Juni,
2010.
Los
Angeles: Elsevier, Inc.
Jessica M. (2005). Handbook of Adolescent Behavioral Problems: Evidence-Based
Approaches
http://www.encyclopedia.com. Jumlah penduduk menurut kelompok umur 2005. (2010). Diakses 15 Desember,
2015,
dari
http://www.datastatisticIndonesia.com.
Gullota, Thomas P., Adam G.R., Ramos,
to
Jumlah pengguna facebook usia remaja. (2015). Diakses 15 Desember, 2015, dari htpps://cloudfront.net.
Prevention and Treatment. New
Kantor Berita Indonesia Gemari (2004).
York: Springer Science+Business
Pelayanan Informasi Kespro Anak
Media, Inc.
Usia 10-14 Tahun. Diakses 28
Harahap, Juliandi (2003). Kesehatan Reproduksi. USU Digital Library. Husni, Farid, Widyastuti, Eisabet S.A, Riyadi, Slamet
& Kurniawan,
Harry. (2009). Modul Advokasi Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Aktivis Mahasiswa. Jakarta: Jaringan Epidemiologi Nasional.
Juni,
2010,
dari
http://www.kbigemari.com. Kesrepro (2008a). Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja. Diakses 2 Juni,
2010,
dari
http://www.kesrepro.info/q=node/ 380. Kesrepro
(2008b).
Kesehatan 232
28
Sexual
Patricia
Inadvertent
Diakses
Tinjauan
Reproduksi
Umum Remaja.
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
Diakses
2
Juni,
2010,
dari
Pendidikan Seks Pada Anak Wajib
http://www.kesrepro.info/?q=node/
Diberikan
Sejak
367.
Kordinasi
Keluarga
Kesrepro (2010). Jangan Bohongi Anak Soal Seksualitas. Diakses 2 Juni, 2010,
dari
http://www.kesrepro.info/?q=node/ 512. Khairina
(2006).
Diakses
DAKU,
Berbasis 2
Modul
Teknologi.
Juni,
2010,
dari
http://ypi.or.id.
Berencana
Nasional. (2010). Diakses 28 Juni, 2010,
dari
http://www.bkkbn.go.id/Webs/Det ail Berita.php?myID=1734.
Jumlah
Pengguna
Internet
di
Indonesia. Diakses 15 Desember, 2015, dari https://kominfo.go.id. W.H.,
Johnson, New
V.E.,
&
York:
Harper
Collins Publisher.
Ilmu
Psikologi
Indonesia. Panji, Aditya. (2014). Hasil Survei Pemakaian Internet Remaja Indonesia. Diakses 15 Desember, 2015, dari http://tekno.kompas.com.
JURNAL PSIKOLOGI
Editor:
Ari
Pidekso.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Komunikasi.
Edisi
Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Remaja
Memerlukan
Kordinasi
Informasi
Reproduksi, Keluarga
Badan
Berencana
Nasional. (2005). Diakses 28 Juni 2010,
dari
http://www.bkkbn.go.id/Webs/Det ail Rubrik.php?myID=509.
Mu’tadin, Z. (2008). Pendidikan Seksual Remaja.
Statistik.
Kesehatan
Kolodny, R.C. (1992). Human Sexuality.
SPSS 17 Untuk Pengolahan Data
Rakhmat, Jalaludin. (2007). Psikologi
Lembaga riset pasar e-Marketer (2015).
Pada
Badan
Pidekso, Ari. (2009). Panduan Praktis
Kesehatan
Masters,
Dini,
Romauli, Suryati & Vindari, Anna V. (2009).
Kesehatan
Reproduksi
Buat Mahasiswi Kebidanan. Nuha Medika: Yogyakarta. Satu dari lima orang Indonesia adalah remaja, Keluarga
Badan Berencana
Kordinasi Nasional.
233
KONSELING PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI
(2004). Diakses 28 Juni, 2010,
10.1016/j.appdev.2004.09.002.
dari. http://www.bkkbn.go.id.
Diakses
Scannell, E.E., Newstrom, J.W. (1994). The
Complete
Play:
Games
Trainer
Experiental
Exercises.
Psikologi
Cetakan
ketiga.
Diakses 15 Desember, 2015, dari http://www.bps.go.id.
The
Sexual
Communication Scale: A measure Frequency
of
Sexual
Communication between Parents Adolescent.
Journal
of
Adolescent. 38(149), 43 – 50. (2007).
Statistika
Untuk
Suzuki, L.K. & Calzo, J.P. (2004). The Peer
Advice
in
An Examination of
Online
Teen
About
Health
Angka
Seks
Pranikah,
Keluarga
Badan
Berencana
Nasional. (2007). Diakses 28 Juni, 2010,
dari
http://www.bkkbn.go.id/Webs/Det
Bulletin and
Widowati, Citra & Adnani, Hariza. (2009).
Motivasi
Sumber-Sumber Tentang
Kesehatan
Belajar
dan
Informasi Reproduksi
dengan Perilaku Seksual Remaja di SMUN 2 Banguntapan Bantul. Jurnal Kesehatan Surya Medika
Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.
Cyberspace:
TV dan Internet Beri Andil Meledaknya
ail Rubrik.php?myID=523.
Somers, Cheryl L.& Canivez, Gary L. (2003).
New York: McGraw-Hill.
Kordinasi
Sensus Penduduk Indonesia. (2010).
for
Los Angeles: Elsevier, Inc.
(2003). Human Communication:
Jakarta: PT Indeks.
Search
http://www.sciencedirect.com.
Principles and contents. 9thed.
Eksperimen.
Sugiyono
dari
Edwards
USA:
(2009).
and
2010,
Tubbs, Stewart L. & Moss, Sylvia
Seniati, Liche & Aries Y., Bernadette
of
Juni,
Learning
Brothers, Inc.
N.S.
28
Boards
Sexuality.
Journal of Applied Developmental
Yogyakarta. Diakses 2 Juni, 2010, dari http://www.skripsistikes.wordpress .com. Wilson, Ellen K. & Koo, Helen P. (2010). Mothers, Fathers, Sons, and
Daughters:
Gender
Differences in Factors Associated
Psychology, No. 25, 685-698. doi: 234
JURNAL PSIKOLOGI
YULLIDYA
with Parent-Child Communication
Yan, Zheng (2005). Age Differences in
About Sexual Topics. Journal of
Children’s Understanding of The
Reproductive
Complexity
doi:10.1186/
Health,
7(31).
1742-4755-7-31.
of
The
Journal of Applied Developmental
BioMed Central Ltd. Diakses 6
Psychology,
26(4),
Februari,
Diakses
Juni,
2011,
dari
Internet.
28
385-396. 2010,
http://www.reproductive-health-
http://www.sciencedirect.com.
journal.com/content/7/1/31.
Elsevier,
JURNAL PSIKOLOGI
dari Inc.
235