Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
PERAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Andi Riswandi Buana Putra * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dan objek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling dan siswa. Insrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa tidak dapat menyesuaikan diri di kelas sering ribut, suka mengganggu teman pada saat mengikuti proses pembelajaran, dan upaya guru bimbingan konseling dalam menangani siswa yang tidak dapat menyesuikan diri dikelas yaitu dengan memberi teguran, bimbingan secara terus menerus kepada siswa tersebut.
Kata Kunci : Peran Guru BK, Layanan Bimbingan Kelompok dan Penyesuaian Diri PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu proses pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia. Pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikkan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, serta bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa bisa menjadi pribadi yang diinginkan, di karenakan banyak permasalahan yang di jumpai para siswa di masa perkembangannya, salah satu masalah siswa adalah maslah penyesuaian diri. Masalah penyesuaian diri siswa yang cendrung negatif saat ini menjadi topik pembicaraan oleh semua pihak baik mulai dari kalangan atas dan bawah, baik dilingkungan pendidikan. Prilaku susah penyesuaian diri biasanya muncul ketika reamjaa mulai
masuk jenjang yang baru, baik sekolah lanjutan pertama atau sekolah lanjutan atas, mereka akan mengalami penyesuain diri dengan teman-teman mata pelajaran dan lingkungan, sebagai akibatnya antara lain prestasi belajarnya menurun dibandingkan dengan presestasi di sekolah sebelumnya. Tidak jarang terjadi anak tidak mau sekolah, tidak mau belajar, suka membolos dan sebagainya karena dia dipaksa oleh orang tuanya untuk masuk sekolah yang diinginkanya anak mencari identitas dirinyayang sedang menggalami perkembanggan dan pertumbuhan pisik maupunmental yang belum stabil dan matang kadaan fisik dan mental yang belum stabil inilah membuat anak sering melakukan penyimpangan-penyimpangan tingkah laku. Dampak dari penyesuaian diri yang kurang tepat pada diri siswa amaka terjadi permasalahan di sekolah yaitu siswa terlibat perkelahian antar kelas, sering terlambat datang kesekolah, suka menggangu teman saat belajar, ribut disaat jam belajaran di
* Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
33
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
kelas, asik ngbrol saat guru menjelaskan, senang menjelek-jelekan temannya dihadapan orang banyak,sering melakukan tindakan/perbuatan yang menentang aturan sekolah, suka melampiaskan kemarahan kepada orang lain, sulit untuk diperintah, membela teman hanya untuk kepuasan, mudah terpengaruh oleh teman sekelas dalam hal yang bersifat negatif, sering memperlihatkan perilaku yang menjengkelkan, melawan perintah guru, menguji mental biar jadi orang yang ditakuti, balas dendam dan salah faham, tidak pernah mendapat prestasi selama mengikuti proses belajar mengajar. Penyesuaian diri siswa yang kurang dan cendrung negatif harus mendapat perhatian oleh pihak sekolah, untuk membantu siswa agar bisa melakukan penyesuaian diri dengan baik maka di perlukan bantuan khusus yang diberikan kepada siswa. Pihak sekolah yang bisa memberikan bantuan untuk siswa yang mengalami masalah penyesuaian diri yang rendah adalah guru BK. Salah satu layanan yang bisa di berikan guru BK untuk membantu siswa yang mengalami penyesuaian diri yang rendah adalah layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMP Muhammadiyah Palangkaraya proses pelayanan bimbingan kelompok sangat diperlukan oleh siswa dalam meningkatkan penyesuaian diri. TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Tugas guru bimbingan dan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian siswa disekolah. Adapun tugas-tugas yang dimiliki oleh
seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ditemukan oleh Salahudin (2010: 206 ) antara lain : 1. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai peralatan, tenaga, penyelengara maupun aktivitas-aktivitas lainya. 2. Kegiatan penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar, bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam. 3. Kegiatan melaksanakan dalam pelayanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam. 4. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam. 5. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif, perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif. 6. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya dihargai sebagai bonus. Dapat disimpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan keberadaannya sebagai penunjang proses belejar dan termasuk penyesuaian diri siswa, tugas guru BK merupakan tugas yang sangat berat, oleh karena itu untuk melaksanakannya
* Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
34
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
diperlukan adanya sikap profesional dari guru BK. Tugas guru bimbingan dan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian siswa disekolah. B. Bimbingan Kelompok Tohrin, (2011:172) “layanan bimbingan kelompok secara umum bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi pesertalayanan, secara lebih khusus bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan,pikiran, persepsi, wawasan dan sikap, yang menunjang perwujudan tingkah lakuyang lebih efektif yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa”. Sedangkan menurut Sardiman (dalam Nursalim dan Suradi, 2002:78) bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan pengertian diri sendiri dan orang lain: 1. Supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri. 2. Membantu peserta menyadari kebutuhan dan masalahnya. 3. Bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan pengertian diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan yaitu bimbingan kelompok merupakan suatu jenis pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada sekelompok siswa guna memecahkan permasalahan berhubungan dengan pendidikan, situasi sosial melalui bimbingan kelompok.
C. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, apalagi pada saat individu memasuki bangku sekolah permasalahan siswa baru saat memasuki masa sekolah berpariasi, mulai dari permasalahan yang sifatnya pribadi ataupun permasalahan relasi interpersonal. Seorang siswa baru harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, proses belajar, teman baru, atau aturan- aturan yang berlaku sampai pada masalah tempat tingggal atau dimana dia berada. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 221-222) Penyesuian diri dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut : 1. Penyesuian diri berarti adaptasi: dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “ survive” dan memperoleh kesehjahteraan jasmani dan rohaniah dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. 2. Penyesuian diri dapat juga diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. 3. Penyesuian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemamapuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respon sedemikian rupa, shingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat/memenuhi syarat. 4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional
* Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
35
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi. Menurut Fitria, (20015:88) mengemukakan bahwa penyesuian diri adalah suatu proses yang alamiah dan juga dinamis untuk menjadikan prilaku untuk menjadikan perilaku individu sesuai dengan kondisi lingkungan. Sejalan dengan pebdapat fatimah tersebut siswa dapat diharuskan dapat menyesuiakan diri di lingkungan sekolah. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disumpulkan bahwa semua mahluk hidupsecara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup secara positif dan mandiri. Salah satu ciri-ciri siswa yang dapat menyesuiakan diri, memiliki nilai-nilai keluhuran seperti kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, empati, toleransi, kesabaran, kerendahan hati. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 224) tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri karena kadang-kadang ada rintanganrintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif namun ada pula individuindividu yang melakukan penyesuaian diri yang salah. Rosidah (2013:240) juga mengemukakan beberapa kriteria
penyesuaian diri yang baik yaitu sebagai berikut : 1. Penampilan nyata, artinya bila prilaku sosial indivi yang dinilai berdasarkan standar kelompoknya seperti memenuhi harapan kelompok maka akan dapat menjadi anggota yang diterima pada suatu kelompok. 2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, Individu dapat menempatkan atau menyesuiakan dirinya dengan baik terhadap berbagai kelompok. 3. Memiliki sikap sosial, individu harus menunjukan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipan sosial dan terhadap perannya didalam kelompok sosial, bila igin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaiakn diri dengan baik secara sosial. 4. Adanya kepuasan pribadi, untuk dapat menyesuaiak diri dengan baik secara sosial,individu harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peranannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. Berdasarkan pendapat diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa berperan sebagai subjek atau individu yang perlu mendapat pengakuan dari lingkungan sesuaian dengan keberadaan individu itu sendiri sehingga dengan pengakuan tersebut seseorang siswa akan mengenal lingkungannya dan mampu menyesuaiakan diri secara positif dan mampu mempertanggung jawab perbuatannya pada lingkungan tersebut.
* Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
36
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 224-225) penyesuaian diri secara positif sebagai berikut: 1. Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional 2. Tidak menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis 3. Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi 4. Melakukan pertimbngan rasional dan pengarahan diri 5. Mampu dalam belajar 6. Menghargai pengalaman 7. Bersikap realistik dan objektif Penyesuaian diri merupakan proses sepanjang hayat dan manusia terus menerus berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 227-229)Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah yaitu; reaksi bertahan, reaksi menyerang dan reaksi melarikan diri. 1. Reaksi bertahan. Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Individu selalu berusaha untuk menunjukan bahwa dirinya tidak mengalami kegaglan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain: rasionalisasi, represi proyeksi dan sour grapes. 2. Reaksi menyerang. Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegaglannya. Individu tidak mau menyadari kegagalannya. 3. Reaksi Melarikan diri. Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegaglannya.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang juga memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya mencari tahu peran guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. Berkaitan penelitian sebagai instrumen penelitian ini, maka Sugiyono (2013:306) menyatakan bahwa Peneliti kualitatip sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan pokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya. Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah diperlukan metode,yang mampu mengungkapkan data seperti melalui observasi,wawancara,dokumentasi,dan sebagainya tiap-tiap metode mempunyai kelebihan maupun kekurangan sehingga dalam pengumpulan data perlu dipilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan. Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara Kredibilitas, Transferabilities, Dependabilitas, dan Konfirmabilitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Adanya siswa yang tidak percaya akan kemampuan dirinya pada saat proses pembelajaran terjadi di kelas, misalnya
* Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
37
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
takut bertanya karena malu di tertawakan oleh teman-temannya, takut menjawab pertanyaan guru karena takut salah, tidak mau maju kedepan kelas saat persentase berlangsung atau pembelajaran membuat Kepala sekolah, guru-guru dan guru BK untuk lebih mengawasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Penyesuaian diri akan menjadi salah satu bekal penting dalam membantu siswa pada saat terjun dalam masyarakat luas. Penyesuaian diri juga merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental siswa. Banyak siswa yang tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat pada umumnya. Sehingga nantinya cenderung menjadi siswa yang rendah diri, tertutup, suka menyendiri, kurang adanya percaya diri serta merasa malu jika berada diantara orang lain atau situasi yang terasa asing baginya. Dalam kehidupan siswa, orangtua perlu mengembangkan rasa saling menyayangi, mencintai, melindungi dan memberikan perhatian penuh agar siswa merasa nyaman, aman dan dapat mengembangkan perilaku yang baik kepada orang lain. Upaya guru BK untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dalam belajar pada saat
mengikuti proses pembelajaran yaitu dengan memberikan arahan dan bimbingan melalui bimbingan kelompok. Pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan tepat dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan penyesuaian diri siswa, karena dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, anggota kelompok akan bersama- sama menciptakan dinamika kelompok yang dapat dijadikan tempat untuk mengembangkan penyesuaian diri. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Guru BK membantu penyesuaian diri siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Guru BK berperan dalam memberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa dengan cara memberikan motivasi kepada siswa. 2. Pentingnya pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah adalah salah satu untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukan pada siswa hal-hal yang dilakukan tidak benar dan meminta pada mereka untuk melakukan kembali dengan benar. 3. Guru BK berperan sebagai motivator dan sebagai pembimbing dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa di kelas VII-A SMP Muhammadiyah Palangka Raya.
DAFTAR PUSTAKA Fitria, Rini. 2015. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Budaya Sekolah dan Motivasi Belajar dengan Penyesuaian Diri Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. ISBN978-60217125-4-2. Nursalim Mochamad dan Suradi S.A. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya :Unesa University Press Surabaya. Nurihan, Achmad Jutika, 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung. Alfabet. * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
38
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( 33 – 39 )
Prayitno & Amti . 2004. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta. Romlah, T. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang : PenerbitUniversitas Negeri Malang. Rosidah, A. 2013. Efektivitas Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. ISSN 23392851 Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan Dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sunarto, H dan Hartono, B. A. 2008. Perkembangan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (BerbasisIntegrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persadap//Paramida
* Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
39