Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | i
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Volume 2 Nomor 2015 Jurnal Fakultas2 Edisi Ilmu Oktober Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
ISSN 2355-7761
JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Dewan Redaksi
Keuangan
Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D Dra. Ni Ketut Alit Suarti, M.Pd Drs.Wayan Tamba, M.Pd. 1. M. Arief Rizka, M.Pd. 2. Hariadi Ahmad, M.Pd. : Junain Huri
Penyunting Ahli
:
Penyunting Pelaksana
:
Pelaksana Ketatalaksanaan
:
Distribusi Desain Cover
: :
Pelindung dan Penasihat Penanggung Jawab Ketua Penyunting Sekertaris Penyunting
: : : :
1. Prof. Dr. Azis Abdul Wahab, M.Pd. 2. Prof. Dr. Gede Sedamayasa, M.Pd. 3. Prof. Dr. Wayan Maba 4. Dr. Hj. Jumailiyah, M.M. 5. Dr. Gunawan, M.Pd. 1. Muh. Husein Baysha, S.Pd., M.Pd. 2. Mujiburrahman, M.Pd. 3. M. Ary Irawan, M.Pd. 4. Endah Resnandari Puji Astuti, S.Pd.,M.Pd. 5. Restu Wibawa, M.Pd. 6. Wiwien Kurniawati, M.Pd. 1. Hardiansyah, S.Pd., MM.Pd. 2. Jien Tirta Raharja, M.Pd. Nuraeni, M.Si. Muh. Husein Basyha, S.Pd., M.Pd.
Alamat Redaksi: Redaksi Jurnal Paedagogy Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Gedung Dwitiya, Lt.3. Jalan Pemuda No.59 A Mataram Telp.(0370) 638991 Email:
[email protected] Jurnal Paedagogy menerima naskah tulisan penulis yang original (belum pernah diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word document (CD/ Flashdisk/ Email). Diterbitkan Oleh: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram.
Halaman | ii
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Volume Nomor 2 Ilmu Edisi Oktober 2015 Jurnal 2Fakultas Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
ISSN 2355-7761
JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Daftar Isi
Halaman
Hadi Gunawan Sakti PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH VERSUS PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ………………………..… Zulfakar PERANAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU DOSEN ………………………………………... Zinnurain PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TATA CARA SHOLAT UNTUK KELAS II SEKOLAH DASA ……………………………………….. Rudi Hariawan dan M. Faqih DAYA TARIK PONPES YANMU NW PRAYA SEBAGAI PILIHAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH ………………………………………………...…………. Yessi Yosari dan Mujiburrahman PENGARUH TEKNIK HOMEWORK BEHAVIORISTIK TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA SMP NEGERI 1 BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT …………………………………….……………………… Agus Fahmi MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH ………………………………………………………………………. Ni Ketut Alit Suarti BERMAIN PUZZLE MEMUPUK SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA DINI ……………………………………………………………………….. Wawan Sukmawansyah dan Jien Tirta Raharja HUBUNGAN PERGAULAN SOSIAL REMAJA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA SMA ISLAM AL-AZHAR NW KAYANGAN …………………………...………………………………………………………... Made Piliani dan Anak Agung Rai Sunanjaya HUBUNGAN MANAJEMEN HUMAS DENGAN PEMBANGUNAN CITRA SEKOLAH DI SMP IT TUNAS CENDEKIA MATARAM
82 – 100 101 – 112
113 – 121
122 – 130
131 – 133 134 – 141 142 – 150
151 – 156
……………………………………………………………………………………………..
157 – 163
Junaidi Zultoni dan Farida Herna Astuti PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI DI SMAN 2 PRINGGARATA …………………………………………………………………………………….
164 – 170
Halaman | iii
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH VERSUS PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Hadi Gunawan Sakti Program Studi Teknologi Pendidikan, FIP IKIP Mataram e-mail:
[email protected] Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji (1) perbedaan hasil belajar pemahaman siswa yang diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung; (2) perbedaan hasil pembelajaran dari pemahaman dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi; (3) apakah ada atau tidak interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi terhadap konsep pemahaman; (4) perbedaan hasil belajar dari kemampuan berfikir kritis siswa yang diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung; (5) perbedaan hasil belajar dari kemampuan berfikir kritis siswa dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi; (6) apakah ada atau tidak interaksi antara strategi dan motivasi terhadap berfikir kritis. Desain penelitian ini adalah desain nonequivalent control group dengan desain faktorial 2x2. Subyek penelitian diambil dari sebuah kelompok yang utuh terdiri dari kelas X IPS 1 dengan 32 siswa sebagai kelompok eksperimen (pembelajaran berbasis masalah) dan X IPS 2 dengan 33 siswa sebagai kelompok kontrol (pembelajaran langsung). Data penelitian dianalisis menggunakan t-test untuk kesetaraan rata-rata dan MANOVA (Multivariate Analysis of Variance), dimana uji normalitas dilakukan terlebih dahulu menggunakan kolmogorov-smirnova dan uji homogenitas untuk mengetahui normalitas dan homogenitas dari distribusi data. Hasil dari data analisis data disimpulkan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar pemahaman siswa yang diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung; (2) ada perbedaan hasil pembelajaran dari pemahaman dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi; (3) ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi terhadap konsep pemahaman; (4) ada perbedaan hasil belajar dari kemampuan berfikir kritis siswa yang diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung; (5) ada perbedaan hasil belajar dari kemampuan berfikir kritis siswa dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi; (6) ada interaksi antara strategi dan motivasi terhadap berfikir kritis. Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Langsung, Motivasi Berprestasi, dan Kemampuan Berpikir Kritis.
PENDAHULUAN Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran ekonomi di sekolah diorganisasikan secara baik. Untuk mewujudkan hal tersebut peran guru sangat penting dan menentukan
meskipun peran pihak-pihak lain dalam bidang pendidikan tidak bisa diabaikan. Sesuai dengan karakteristik dari mata pelajaran ekonomi ini adalah untuk dapat mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari, sehingga mata pelajaran ekonomi bukan hanya penguasaan ilmu pengetahuannya yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan apa yang terjadi pada masyarakat. Mata pelajaran ekonomi sangat perlu diajarkan dalam pendidikan menengah untuk membekali siswa memahami terhadap berbagai peran Halaman | 82
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram sosial dalam kehidupan bermasyarakat (BSNP, 2006). Untuk itu diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang tepat dan lebih bermakna, terutama dalam penguasaan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis. Strategi pembelajaran yang sudah terbukti dapat menjembatani permasalahan tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang memfasilitasi siswa belajar melalui pemecahan masalah dunia nyata dan autentik serta mengintegrasikan pengetahuan lintas disiplin (Keziah, 2010). Menurut Savery (2006) pembelajaran berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang mengutamakan pendekatan student centered learning yang memberdayakan siswa untuk melakukan penelitian, memadukan antara teori dan praktek, mengaplikasikan, pengetahuan, dan keterampilan siswa untuk memecahkan masalah nyata. Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa dapat ditantang untuk mencari sebuah solusi dari permasalahan dunia nyata secara individu maupun kelompok (Akcay, 2009). Dalam pembelajaran berbasis masalah tidak diajarkan informasi bidang ilmu dan keterampilan belajar, tapi strategi memecahkan masalah (Gijselaers,1996). Pembelajaran berbasis masalah mengintegrasikan pembelajaran bidang ilmu dan keterampilan, serta memanfaatkan situasi yang kolaboratif pada proses “Belajar untuk belajar.” Pembelajaran berbasis masalah memiliki keterkaitan antara keterampilan dengan bidang ilmu yang menjadi ciri belajar, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berkolaborasi, berdiskusi, dan berargumentasi, serta kemampuan menemukan informasi dalam melakukan diagnosa terhadap isu dalam bidang ilmunya.
Penelitian tentang penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah diawali dalam bidang kedokteran, kemudian meluas dalam bidang ilmu lain, arsitektur, manajemen, hukum, ilmu sosial, dan pendidikan. “Problem based learning has been applied globally in a variety of professional schools.” (Hung, et al. 2011). Hasil menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan keterampilan intelektual. Disamping itu, dapat memberikan kesempatan belajar melalui perlibatan siswa dalam pengalaman nyata, dan menjadikan siswa otonom, mandiri, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut sesuai dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Mergendoller, et al. (2006) yang menyatakan bahwa penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, ketertarikan dalam hal ekonomi, rujukan untuk belajar kelompok dan ke efektifan pemecahan masalah dibandingkan dengan strategi pembelajaran tradisional. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengembangkan pembelajaran aktif, keterampilan pemecahan masalah dan bidang pengetahuan yang berdasar pada pemahaman dan pemecahan masalah (Barrows & Tamblyn, 1980; Mayo, et al. 1993; Mechling, 1995; Skrutvold, 1995; Major, et al. 2000; Malinowski&Johnson, 2001). Penelitian Harvey, et al. (2005) menyatakan bahwa perolehan secara substansial kompetensi siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah ditemukan pada empat keterampilan umum penting, yaitu: Problem solving, communication skill, discipline knowledge building, and personal and Halaman | 83
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram interpersonal development. Penelitian Van Til, et al. (1997); Danielson, et al. (2003); Feng, (2005); Akinnoglu & Tandongan, (2007); Franz, et al. (2007); Tan, et al. (2009); Tegeh, (2009) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar memahami, mengingat, dan menjelaskan khususnya pada aspek kognitif. Ada kecenderungan beberapa siswa mengasumsikan bahwa untuk memahami fenomena sosial siapapun bisa melakukannya tanpa perlu belajar dan berusaha. Hal ini diperparah lagi oleh proses pembelajaran yang hanya mengacu pada hafalan konsep-konsep saja tidak diarahkan pada analisis kasuskasus yang menarik yang terjadi dalam masyarakat, sehingga siswa cenderung meremehkan dan menganggap bahwa pelajaran ekonomi adalah pelajaran hafalan dan membosankan bagi siswa. Penghafalan mengharuskan kita mengingat lebih banyak informasi (Schunk, 2012). Kegiatan menghafal suatu informasi tanpa ada pemaknaan pada diri individu berdampak pada kemampuan memori manusia yang tidak akan bertahan lama. Padahal pengalaman belajar yang dilakukan siswa akan lebih bermakna jika dapat bermanfaat selama hidupnya. Namun kenyataan di lapangan, belum sepenuhnya sesuai dengan seharusnya. Banyak pembelajaran yang bersifat ceramah yang lebih banyak menonjolkan aktivitas guru dibandingkan siswa. Bahkan siswa lebih banyak diarahkan untuk menghafal meteri pelajaran sehingga cenderung mengabaikan gagasan, konsep, dan kemampuan berpikirnya. Selain itu, pembelajaran guru dewasa ini belum mampu membangkitkan budaya belajar para siswa. Akibatnya, para siswa cenderung menerima dan tidak mau berpikir sendiri. Seperti halnya juga terjadi di SMA Negeri 1 Sakra Timur, khususnya
pada mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil observasi dikelas X IPS terlihat, bahwa selama ini proses pembelajaran ekonomi masih bersifat teacher centered learning yang diselingi dengan penugasan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan diskusi. Berdasarkan fakta tersebut, siswa masih tergantung pada guru sebagai sumber informasi utama, sehingga kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta pemahamannya masih kurang. Hasil belajar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sakra Timur cenderung masih kurang, ketika mereka diminta mencari data dan informasi agar mendapatkan solusi terhadap suatu masalah yang otentik. Hal ini terbukti dari siswa yang belum bisa merespon secara optimal pada saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru maupun pada saat diskusi di kelas. Siswa terkadang menjawab pada tahap menjelaskan saja belum pada tahap menganalisis. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan memahami konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa adalah kekurangseriusan siswa dalam pembelajaran ekonomi. Selain itu juga, siswa kurang terbiasa merumuskan permasalahan yang ada sebab siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya, sehingga hasil belajar siswa juga masih rendah. Itu dikarenakan, sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan, dan diaplikasikan pada situasi baru. Maka di dalam proses pembelajaran suatu mata pelajaran ekonomi, sifat pemecahan masalah ekonomi yang terintegrasi dari berbagai Halaman | 84
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram aspek tersebut, sesuai dengan karakter pembelajaran berbasis masalah. Margetson (1997) mengemukakan bahwa “Pembelajaran berbasis masalah membutuhkan jauh lebih besar integrasi pengetahuan. Misalnya masalah pemanasan global, membutuhkan pemecahan dari banyak disiplin ilmu seperti politik, organisasi sosial, budaya, ekonomi, kimia, fisika, dan meteorologi. Semua area disiplin ilmu tersebut, saling terkait dalam berkontribusi untuk mengatasi masalah fenomena global warming”. Pembelajaran berbasis masalah ini merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi harapan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boud & Felletti (1997) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan di awal pembelajaran, masalah yang disajikan pada siswa merupakan masalah kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah dirancang dengan tujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalamanpengalaman nyata. Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalahmasalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyakbanyaknya, kemudian dianalisis, dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Seperti halnya, yang dinyatakan solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai jawaban yang benar. Artinya, siswa dituntut pula untuk belajar secara kreatif (Ross, 1997). Torp & Sage (1998) mengungkapkan definisi tentang
pembelajaran berbasis masalah sebagai pembelajaran berbasis masalah yang menyediakan pengalaman otentik, mendorong penyusunan pengetahuan, dan memadukan belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Pada intinya pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang disajikan di awal pembelajaran. Kemudian, masalah tersebut diselidiki untuk diketahui solusi pemecahannya. Kwan (2000) mengungkapkan bahwa ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi mengorientasi siswa kepada masalah atau pertanyaan yang autentik, menuntut agar dapat bekerjasama dalam penyelidikan masalah, dan menghasilkan karya. Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik berawal dari masalah, berpusat pada siswa, dan berkaitan dengan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari, konstruktif, serta kooperatif. Pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa keunggulan yakni mampu meningkatkan pengetahuan siswa sekaligus mendorong pengembangan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, belajar mandiri, komunikasi, meningkatkan motivasi, dan aktivitas belajar siswa serta menjadikan kegiatan belajar berlangsung secara aktif dan menyenangkan. Strategi pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa memiliki pengetahuan sebagai prasyarat untuk dapat memahami masalah dan mengemukakan argumentasi atas solusi pemecahan permasalahan yang disampaikan, serta kemampuan untuk bekerjasama dalam pemecahan masalah tersebut. Penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam kegiatan belajar di kelas sejalan dengan ide pentingnya aplikasi pembelajaran kolaborasi sebagai landasan untuk mengembangkan keterampilan sosial, Halaman | 85
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram rasa saling menghargai, dan tanggung jawab siswa (Setyosari, 2009). Lebih lanjut, dinyatakan bahwa melalui pembelajaran kolaborasi mampu mendorong secara aktif dan interaktif para pebelajar untuk saling kerjasama, berinteraksi, dan terjadinya sharing goals diantara siswa. Strategi pembelajaran berbasis masalah selaras dengan paradigma pendidikan sebagai kerja membangun manusia supaya bisa survive melindungi diri terhadap alam serta mengatur hubungan antar manusia. Melalui strategi pembelajaran berbasis masalah ini terjadi proses dimana suatu kompleks pengetahuan, kecakapan (capacities), sikap, serta nilai diolah, dan diteruskan kepada generasi berikutnya, sebagaimana makna hakiki dari pendidikan sebagai “a life long process of selfdiscovery”(BSNP, 2010). Sebagai pembanding strategi keefektifan pembelajaran berbasis masalah digunakan strategi pembelajaran langsung, karena strategi pembelajaran langsung merupakan strategi pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran yang lebih efektif guna memperluas informasi mata pelajaran. Tetapi dalam strategi ini, menurut peneliti merupakan strategi yang tepat dilakukan sesuai esensi dari pembelajaran ekonomi yang bersifat prosedural dan deklaratif. Dalam menerapkan strategi pembelajaran langsung, guru harus dapat mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan diberikan kepada siswa langkah demi langkah, karena dalam pembelajaran peran guru sangat dominan maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Strategi pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan deklaratif, strategi pembelajaran ini menekankan pada penguasaan konsep dan perubahan
perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Strategi pembelajaran ini mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan keterampilan secara langsung, (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, (3) materi pembelajaran yang telah terstruktur, (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur,dan (5) distruktur oleh guru. Pada penerapannya, strategi pembelajaran langsung sebagian tugas guru adalah membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yakni bagaimana melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (dapat diungkapkan dengan kata-kata). Pembelajaran langsung selain efektif untuk digunakan oleh guru menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan prosedural, juga efektif digunakan untuk mengembangkan keterampilan hasil belajar siswa. Selain faktor penerapan strategi pembelajaran dalam pencapaian hasil belajar yang optimal, motivasi berprestasi juga diduga ikut mempengaruhi dalam pencapaian hasil belajar. Motivasi berprestasi sebagai keinginan untuk mencapai prestasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Degeng, 1997). Agar siswa dapat memahami materi pembelajaran ekonomi yang banyak menggali pengetahuan dari kehidupan masyarakat dari aspek kognisi tingkat tinggi, dibutuhkan motivasi berprestasi siswa. Motivasi berprestasi memberikan andil yang cukup besar untuk meraih hasil belajar yang optimal. Cohen (1976) menyatakan bahwa terdapat dua aspek yang mendasari motivasi berprestasi, yaitu: pengharapan untuk sukses dan mengakhiri kegagalan. Kedua aspek motivasi ini berhubungan dengan halhal/tugas-tugas dikemudian hari. McClelland (1975) mendefinisikan Halaman | 86
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong individu untuk mencapai sukses, dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi atau beberapa ukuran keunggulan (Standard of excelence). Heckhausen (1967) mengemukakan bahwa konsep motivasi berprestasi berorientasi kearah aspek kognitif adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan kecakapan peribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dengan ukuran keunggulan sebagai pembanding. Lebih lanjut, Heckhausen membedakan tiga jenis ukuran keunggulan, yaitu: (1) task related standard of excelence; atau suatu patokan yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan pencapaian hasil; (2) self related standard of excellence yaitu patokan keunggulan yang berhubungan dengan prestasi yang pernah dicapai sendiri pada masa lalu; (3) other related standard of excellence merupakan patokan keunggulan prestasi yang pernah dicapai oleh orang lain, dengan membandingkan hasil sendiri dengan hasil orang lain. Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi di sekolah merupakan tugas yang perlu dilakukan oleh pembelajar. Pembelajar merupakan komponen penting untuk melakukan perbaikan mutu pembelajaran. Di tangan pembelajar yang profesional, kreatif, dan inovatif proses pembelajaran akan berjalan dengan baik, sebaliknya jika pembelajar tidak profesional dalam menjalankan tugas akan berdampak pada proses pembelajaran yang kurang bermutu dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap rendah kemampuan berpikir kritis. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa adalah kekurangseriusan siswa dalam pembelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, akhirnya peneliti dan guru
bersepakat untuk mencoba mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap segala permasalahan yang terjadi di sekitarnya secara optimal dan dapat mengambil sikap yang benar menghadapi suatu permasalahan. Upaya pengembangan ini disepakati dilakukan dengan mencoba suatu strategi pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dipandang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah strategi pembelajaran berbasis masalah. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis tersebut tentunya harus dimulai dari lingkungan belajar siswa di kelas yang dapat dilakukan oleh guru dengan meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berkembangnya kemampuan berpikir siswa diharapkan akan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap objek yang sedang dipelajari. Permasalahan-permasalahan yang muncul sebagai akibat dari rasa ingin tahu siswa tersebut. Tentunya, akan menuntut adanya pemecahan masalah di dalam kelas baik secara individu maupun kelompok. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen, dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Rancangan faktorial membagi kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah kelompok yang ditentukan berdasarkan jumlah perlakuan dan kelompok yang akan diteliti. Kemudian, untuk menganalisis data digunakan dengan teknik MANOVA (Multivariate Analysis Of Variance) (Tuckman, 1999 & Kerlinger, 2000). Untuk menggambarkan hubungan konseptual antar variabel dalam penelitian ini adalah:
Halaman | 87
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Strategi Pembelajaran - PBL - PL Pemahaman Konsep Motivasi Berprestasi - Tinggi - Rendah Kemampuan Berpikir Kritis
Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Keterangan:
: Arah pengaruh Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sakra Timur pada kelas X kompetensi keahlian ilmu pengetahuan sosial pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 dengan pertimbangan SMA ini sedang mengalami perkembangan yang sangat dinamis. Kelompok-kelompok belajar seperti kelompok Bahasa Inggris, kelompok Fisika, kelompok Biologi dan kelompok PMR yang telah terbentuk secara dinamis dan menghasilkan karyakarya yang inovatif. Sementara, yang menjadi sampel adalah siswa kelas X IPS1 dan kelas X IPS2. Masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa. Kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang satu dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dan yang kedua dengan pembelajaran langsung. Untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan cara diundi. Perlakuan pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Penilaian.
HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Deskripsi hasil belajar pemahaman konsep yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung, masingmasing berturut-turut diperoleh nilai dan
nilai
, artinya nilai mean pemahaman konsep siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih besar dari nilai mean pemahaman konsep siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung. Hasil penelitian ini, juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan kelompok pembelajaran langsung berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik hasil belajar pemahaman konsep maupun Halaman | 88
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram kemampuan berpikir kritis yang dibenarkan oleh hasil pretest dan hasil posttest, Artinya proses pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan terjadinya proses secara aktif dan kreatif, dimana siswa dapat membangun pengetahuan dan keterampilannya. Dalam hal ini, siswa didorong untuk mampu memahami dan memecahkan permasalahannya. Temuan penelitian ini, sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh: Suardana (2006); Herman (2007); Setiawan (2008); Kharida dan Rusilowati (2009) yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah sebagai variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah aktif meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep. Didukung juga hasil penelitian oleh Alkhasawneh (2007) bahwa pembelajaran berbasis masalah meningkatkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep dan pemecahan sehingga terjadi peningkatan terhadap struktur materi yang bermakna dalam pengembangan profesional. Beberapa hasil penelitian, yang menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar pemahaman konsep ditemukan oleh: Akinnoglu & Tandongan (2007); Folashade dan Akinbobola (2009); Potvin (2010); Yadav (2011). Hal ini membuktikan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu upaya untuk membiasakan dan mambantu siswa dalam menggunakan kemampuan pemecahan masalah dan mampu meningkatkan pemahaman konsep, serta kemampuan untuk berpikir kritis. Meningkatkan pemahaman
konsep tentunya akan berdampak terhadap hasil belajar siswa B. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan yang signifikan antara kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi belajar tinggi dan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah, baik pada hasil belajar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis. Nilai mean pemahaman konsep siswa yang motivasi berprestasinya tinggi sebesar , dan sebesar untuk siswa yang motivasi berprestasinya rendah, artinya secara signifikan nilai mean pemahaman konsep siswa yang motivasi berprestasinya tinggi lebih besar daripada nilai mean kelompok siswa yang motivasi berprestasinya rendah, Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai mean pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa jelas menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara siswa yang motivasi berprestasinya tinggi dengan motivasi motivasi berprestasinya rendah. Hal ini berarti bahwa motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Dengan kata lain bahwa memili motivasi merupakan daya pendorong (driving force) yang menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan (Uno, 2007). Sehubungan dengan tujuan, Sardiman (2005) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan Halaman | 89
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Schunk, et al. (2008) motivasi berprestasi mampu mengatasi tekanan seseorang dan mementingkan sebuah tujuan. Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Seseorang yang memiliki motivasi akan memiliki kecenderungan selalu menunjukkan semangat dalam menyelesaikan tugas secara konsisten, bekerja keras, bekerja terus walaupun tidak diawasi, bekerja secara sukarela dan selalu bergairah selama melakukan aktivitas yang dilakukannya. Dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu (Good, et al. 1990). Kuat lemahnya perbedaan pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar dapat diidentifikasi dari beberapa hasil penelitian sebelumnya dan pendapat para ahli. Beberapa hasil peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Kristian (1995), Lee & Liu (2009) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi yang berbeda dari setiap individu akan berbeda pula perolehan belajar dan kinerjanya. Jadi, semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang akan menunjukkan perolehan belajar dan kinerjanya cenderung semakin tinggi. Hasil studi yang dilakukan oleh Putra (2002) menemukan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan berpikir tinggi, mereka memiliki tingkat
motivasi berprestasi tinggi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam kaitanya dengan aktivitas belajar, motivasi berprestasi memegang peranan yang penting dalam belajar, karena seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha dengan keras dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan mengetahui tingkat motivasi berprestasi siswa, akan memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih optimal dengan penggunaan terhadap strategi pembelajaran langsung. Jadi hasil penelitian-penelitian tentang motivasi berprestasi telah banyak dilakukan oleh pakar, seperti: Atkinson & Litwin (1960), McClelland (1972), Tempelaar, et al. (2010), Al-Shabatat, et al. (2010) yang menunjukkan bahwa keunggulan prestasi belajar atau prestasi pegawai dengan motivasi berprestasi yang tinggi. C. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis. Berdasarkan hasil uji hipotesis terkait ada tidaknya interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar pemahaman konsep, berdasarkan hasil analisis multivariate yang ditunjukkan pada tabel 4.19 memperlihatkan hasil uji dengan prosedur Pillai's Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, Roy's Largest Root, semua menunujukkan angka signifikan lebih kecil dari . Demikian halnya dengan hasil analisis Manova pervariabel (Test of Between-Subjects Effects) pada tabel 4.20 menunjukkan nilai Halaman | 90
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram ,807 dan nilai probalitas variabel interaksi strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi pada hasil belajar pemahaman konsep yaitu (sig) = 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 , sehingga hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya “Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pemahaman konsep”, karena . Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap pemahaman konsep, ditolak. Sehingga, hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima yang berarti bahwa ada interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pemahaman konsep. Demikian halnya, dengan hasil pengujian hipotesis terkait ada tidaknya interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi belajar terhadap hasil belajar kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil analisis multivariate yang ditunjukkan pada tabel 4.26 memperlihatkan hasil uji dengan prosedur Pillai's Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, Roy's Largest Root, semua menunujukkan angka signifikan lebih kecil dari . Demikian halnya dengan hasil analisis Manova pervariabel (Test of Between-Subjects Effects) pada tabel 4.27 menunjukkan nilai ,873 dan nilai probalitas variabel interaksi strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi pada hasil belajar kemampuan berpikir kritis yaitu (sig) = 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 , sehingga hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya “Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kemampuan
berpikir kritis”, karena . Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis nol (HO) yang menyatakan tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kemampuan berpikir kritis, ditolak. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima yang berarti ada interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis, menyimpulkan bahwa ada interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran (pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung) dan motivasi berprestasi (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis sesuai dengan hipotesis alternatif penelitian yang diajukan. Adanya interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi, mengindikasikan bahwa dalam pencapaian hasil belajar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik akibat dari strategi pembelajaran yang digunakan, juga dikarenakan oleh tinggi rendahnya motivasi berprestasi. Pecapaian hasil belajar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui strategi pembelajaran berbasis masalah secara umum lebih baik hasil belajarnya daripada siswa yang diajar melalui strategi pembelajaran langsung, baik bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi maupun siswa bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa siswa yang belajar melalui strategi pembelajaran berbasis masalah yang memiliki motivasi berprestasi rendah memperoleh manfaat yang lebih besar jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi Halaman | 91
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram yang diajar melalui strategi pembelajaran langsung. Hasil belajar pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa akan lebih tinggi dicapai jika diterapkan dengan strategi pembelajaran secara bersama-sama dengan motivasi berprestasi mempengaruhinya. Hal ini menujukkan bahwa pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih efektif daripada strategi pembelajaran langsung. Selain itu, strategi pembelajaran berbasis masalah ini dapat diterapkan dalam segala kondisi dan karakteristik siswa (motivasi berprestasi inggi dan motivasi berprestasi rendah). Jadi, berdasarkan temuan penelitian ini strategi pembelajaran langsung hanya cocok diterapkan bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan berakibat fatal jika diterapkan bagi kelompok siswa yang bermotivasi rendah, karena akan berimplikasi pada perolehan hasil belajar siswa yang semakin merosot. Beberapa hasil penelitian, yang menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar baik pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis ditemukan oleh (Dobbs, 2008; Demirel & Turan, 2009 dan Kaufman & Mann, 1999) bahwa “ada pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi berprestasi yang tinggi. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Machmudah (2010); Rusydiyah (2012), bahwa ada pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa. Dan penelitian Bringer (2007) yang mengemukakan keteraturan berpikir dalam pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun pertama ke tahun kedua dan ke tahun ketiga. Selain itu, penelitian Nichbuhr (1995) menemukan bahwa adanya hubungan motivasi belajar dan hasil pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis pebelajar, semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki semakin tinggi pula hasil belajar yang mereka capai, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki semakin rendah pula hasil belajar yang diperoleh. Hal ini sejalan dengan kajian empiris dari hasil-hasil penelitian, yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi tinggi terhadap perolehan hasil belajar siswa dibandingkan siswa dengan motivasi berprestasi rendah. Penelitian Mentzer & Becker (2010), mengemukakan bahwa motivasi berprestasi memiliki pengaruh intraksi yang positif dalam menunjang kesiapan belajar siswa, sehingga memberikan dampak positif terhadap kemajuan belajarnya. Kemudian, hasil penelitian Fatchurrahman (2011) menemukan bahwa, motivasi berprestasi juga mempunyai pengaruh yang positif dalam menunjang keberhasilan proses belajar. SIMPULAN DAN SARAN Di dalam kesimpulan hasil penelitian ini dibagi menjadi dua simpulan yaitu sebagai berikut: (a) terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman konsep yang signifikan antara kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kelompok siswa yang diberi dengan perlakuan strategi pembelajaran langsung. Perolehan hasil belajar pemahaman konsep kelompok siswa dengan perlakuan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih unggul dibandingkan dengan kelompok siswa dengan perlakuan strategi Halaman | 92
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram pembelajaran langsung, (b) terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman konsep yang signifikan antara kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Perolehan hasil belajar pemahaman konsep kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, (c) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pemahaman konsep, (d) terdapat perbedaan hasil belajar kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kelompok siswa yang diberi dengan perlakuan strategi pembelajaran langsung. Perolehan hasil belajar kemampuan berpikir kritis kelompok siswa dengan perlakuan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih unggul dibandingkan dengan kelompok siswa dengan perlakuan strategi pembelajaran langsung, (e) terdapat perbedaan hasil belajar kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Perolehan hasil belajar kemampuan berpikir kritis kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, (f) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kemampuan berpikir kritis. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang direkomendasikan antara lain: 1. Saran untuk pemanfaatan penelitian a. Guru mata pelajaran ekonomi agar dapat mempertimbangkan strategi pembelajaran berbasis masalah
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran berbasis masalah, kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen, untuk itu guru sebagai fasilitator dituntut untuk meluangkan waktu semaksimal mungkin dalam menciptakan suasana belajar yang manarik dan bermakna. b. Motivasi belajar merupakan aspek yang penting berkaitan dengan performa akademik siswa. Oleh karena itu, variabel ini dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan proses pembelajaran di SMA, untuk itu guru hendaknya terus mempertahankan dan meningkatkan siswa yang memiliki tingkat motivasi beprestasi tinggi, sedangkan siswa yang memiliki tingkat motivasi berprestasi rendah menuntut upaya kreasi guru agar tingkat motivasi berprestasi siswa tidak selamanya rendah. 2. Saran untuk penelitian lanjutan a. Efektivitas pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan hasil belajar sebagai temuan dalam penelitian kiranya dapat diterapkan untuk mata pelajaran yang lain, untuk melihat efektifitas strategi pembelajaran berbasis masalah lebih lanjut, dapat melibatkan variabelvariabel lain seperti sikap, gaya belajar, kemampuan kognitif, latar belakang siswa dan lain-lain. Demikian pula untuk variabel hasil belajar perlu dilihat kemampuan kerjasama dan hasil belajar efektifnya. b. Penerapan strategi pembelajaran dalam penelitian ini, menggunakan pelajaran ekonomi kelas X IPS SMA Negeri 1 Sakra Timur sebagai kontennya. Oleh karena itu, Halaman | 93
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram pelajaran yang berbeda, atau kompetensi keahlian yang lain, seperti IPA, Bahasa, dan Agama baik pada sekolah menengah maupun perguruan tinggi. c. Hasil dalam penelitian ini tidak ditemukan interaksi antara variabel bebas dengan variabel moderator dan variabel terikat, sehingga disarankan dalam penelitian lanjutan untuk memvariasikan variabel penelitian dengan tetap mempertimbangkan kondisi pembelajaran serta kajian materi yang berbeda. Variabel moderator perlu dipertimbangkan dalam penentuan strategi pembelajaran, namun demikian posisi utama interaksi tetap lebih dahulu harus memperhatikan sifat konten. Penemuan strategi pembelajaran sebaiknya berdasarkan jenis konten yang harus diajarkan atau tujuan dari pembelajaran, sementara variabel moderator digunakan untuk menyempurnakan strategi pembelajaran yang diterapkan. DAFTAR PUSTAKA Bogdan, R.C. Biklen, dan Knopp, S. 1982. Qualitative Reaserch for Education; an Introduction to Theory and Methods, Boston: Allyn and Bacon Inc. Akinnoglu, O. & Tandongan, R.O. 2007. The Effect Problem Based Learning Active Learning in Science Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3 (1): 71-81. Al-Shabatat, M. Ahmad, A.M. & Ismail, H.N. 2010. The Direct and Indirect Effects of the Achievement Motivation on Nurturing Intellectual Giftedness. International Journal of Human
and Social Sciences, 5(9): 580589. Atkinson, J.W. & Litwin, G.H. 1960. Achievement Motive and Test Anxiety Conceived as Motive to Approach Success and Motive to Avoid Failure. Journal of Abnormal and Social Psychology, 60 (1): 52-63. Akcay, B. 2009. Problem Based Learning in Science Education. Journal Of Turkish Science Education, 6 (1): 26-36. Ali, A.H. & Rubani, S.N.K. 2009. Student-Centred Learning: An Approach In Physics Learning Style Using Problem Based Leraning (PBL) Method. Malaysian on Line Journal of Instruction Technology, 6 (2): 109121. Arends, R. 2008. Learning to teach. Sixth Edition. New York : McGrawHill. Anderson, L.W., Krathwohl. D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer, R.E., Pintrich, P.R., Raths, J., dan Wittrock, M.C. 2001. A Taxonomy of Learning Teaching, And Assessing: A Revision of Bloom‟s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addision Wesley Logman, Inc. Barrows, H. S. & Tamblyn, R. M. 1980. Problem Based Learning. New York: Springer. Bereiter, C. 2002. Education and Mind in The Knowledge Age. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Beringer, J. 2007. Application of Problem Based Learning Through Research Investigation. Journal of Geography in Higher Education, 31 (3): 445-457. Budiastana, 2008. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dikelas VIIC SMP Halaman | 94
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Negeri 4 Tejakula. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Boud, D. & Felletti, G.I. 1997. The Challenge of Problem Based Learning, 2nd Edition, London: Morgan Page. BSNP. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. BSNP, 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Cohen, L. 1976. Educational Research In Classroom And Schools: A Manual Of Material And Method. New York: Happer & Row Publisher. Danielson, J.A., Bender, H.S., Mills, E.M., Vermeer, P.J. & Loocke, B.B. 2003. A Tool for Helping Veterinary Learning Diagnostic Problem Solving. Journal Educational Technology Reseach & Development, 51(3): 63-81. Darmawan, 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran IPS Di MI Darussadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(2): 1-10, (http://www.um.ac.id), diakses 25 Januari 2013. Dobb, V. 2008. Comparing Student Achievement in the Problem Based Learning Classroom and Traditional Teaching Methods Classroom, Dissertation, Doctoral Study Submited in Partial Fulfillment of the Requirements of the Degree of Doctor of education Specialization in Teacher Leadership Walden University. Demirel, M. & Turan, B. A, 2010. The Effect of Problem Based Learning on Achievement, Attitudes, Metacoginitive Awareness and Motivation. Journal of Education, 38 (3): 55-66.
Degeng, I.N.S. 1991. Karakteristik Belajar Mahasiswa Berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Jakarta: PAU-UT Dirjen Dikti Depdikbud. Eaton, M.J. & Dembo, M.H. 1997. Differences in Motivational Belief of Asian, American and NonAsian Students. Journal of Educational Psychology, 89 (3): 433-440. Ennis, R.H. 2000 . An Outline of Goal for a Critical Thingking Curiculum and Its Assesment, (Online), (http://www.criticalthingking.net), diakses 12 Februari 2013. Facione, P.A. 2011. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. California: Measured Reasonsn and The California Academic Press. Fatchurrahman, R. 2011. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin Dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif, jurnal INVOTEC, VII (2): 175-188. Feng, D. 2005. Implementing Problem Based Learning In Principal Training: The First Pilot Program In China. US-China Education journal, 2 (3): 13-19. Folashade, A. & Akinbobola, A. O. 2009. Contructivist Problem Based Learning and The Academic Achievement Of Physics Student With Low Ability Level In Negerian Secondary Schools. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education, 1(1): 4551. Franz, D.P., Hopper, P.F. & Kritsonis, W.A. 2007. National Impact: Creating Teacher Leaders Through The Use Of Problem Based Learning. National Forum of Applied Educational Research Journal, 20 (3): 1-9. Halaman | 95
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Gani, H.S. 1999. Motivasi Berprestasi Siswa SLTA Di Sulawesi Selatan. Jurnal Teknologi Pembelajaran: Teori dan Penelitian. IKIP Malang,7(1): 33 42. Gijselaers, W.H. 1996. Connecting Problem Based Learning Practices with Educational Theory. New Directions for Teaching and Learning, JosseyBass No. 68. 13-21. Good, T.L. & Broopy J.E. 1990. Educational Psychology: A Realistic Approach. New York: Longman. Hamsu, A.G. 1999. Motivasi Berprestasi Siswa SLTA di Propinsi Sulawesi Selatan. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM Hamsu, A.G. 1999. Motivasi Berprestasi Siswa SLTA di Propinsi Sulawesi Selatan. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Hung, W. 2011. Theory To Reality: A Few Issues In Implementing Problem Based Learning. Education Tech Research Dev, (Online), 59 (1): 529-552, (http://DOI 10.1007/s11423-011-9198-10), diakses 19 Agustus 2011. Kaufman, D.M. & Mann, K.V. 1999. Achievement of Students in a Conventional and Problem Based Learning Curriculum. Advances in Health Sciences Education (4): 245-260. Karmana, I.W.2010. Pengaruh strategi PBL dan Integrasinya dengan STAD terhadap kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, kesadaran metkognitif dan hasil belajar kognitif biologi pada siswa kelas X SMA 4 Mataram. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program
pascasarjana Universitas Negeri Malang. Keziah, A.A. 2010. A Comparative Study of Problem Based and LectureBased Learning in Secondary School Students’ Motivation to Learn Science. International Journal of Science and Technology Education Research, 1 (6): 126-131. Kristian. 1995. Pengaruh Metode Mengajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Perolehan Belajar Ilmu Ukur Tanah. Jurnal Teknologi Pembelajaran, Teori dan Penelitian. 3 (1): 45-50. Kwan, C.Y. 2000. What is Problem Based Learning. Journal Centre for Development of Teaching and Learning, 3(3): 1-15. Ibrahim & Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat sains dan matematika sekolah, program pascasarjana UNESA, University Press. Lee. Hung-Wen, Liu, Ching-Hsiang. 2009. The Relationship Among Achievement Motivation, Psychological Contract And Work Attitudes. Journal Social Behavior and Personality Research, 37 (3): 321-328. Machmudah, Umi. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD Vs Konvensional dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X SMAN 1 Malang. Disertasi tidak diterbitkan Malang: PPs UM. Mantzer, N. & Becker, K. 2010. Academic Preparedness as a Predictor of Achievement in an Engineering Design Challenge, Journal of Technology Education, 22(1): 2242 Mayo, P., Donnely, N.B., Nash, PP. & Halaman | 96
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Schwartz, R.W. 1993.Student Perceptions of Tutor Effectiveness in Problem Based Sugery Clerksship, Teaching and Learning In Medicine, (Online), 5(4): 227233, (http://www.tanddf.co.uk/ journals), diakses 2 September 2013. Margetson, D. 1997. Why is Problem Based Learning a Challenge? Dalam Baud, D & Felletti, G.I. The Challenge of problem based learning, 2 tnd Edition. London: Kogan Page. Malinowski, J. & Johnson, M. 2001. Navigating the Active Learning Swamp. Journal of College Science Teaching,(Online),31(3):20-38, (http:// www.Ejmste.com/v3nl/ EJMSTEv3n1 Akinoglu. Pdf), diakses 3 September 2014. Major, C.H., Baden, M.S. & Mackinnon, M. 2000. Issues in Problem Based Learning: A Message from Guest Edition. Journal on Excellence in College Teaching. USA, WEB Edition, (online), 11(2): 2-10, (http://www.tandf.co.uk/jounals), diakses 27 September 2011. Machmudah, Umi. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD Vs Konvensional dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X SMAN 1 Malang. Disertasi tidak diterbitkan Malang: PPs UM. Mechling, K. 1995. Teaching Science Backwards: Constructivism and Learning Cycle. European Council of International Schools, Montreux, Switzerland. (online),. (http: //www.ericdigests.org/1993/inquir y.htm), diakses 4 juli 2013. McCleclland, D.C. 1972. What is the Effect of Achievement Motivation Training in The Schools?.
Teachers College Record. 74, 129145. McCleclland, D.C., 1975. The Achievement Motivation. NewYork: Irvington Moon, J. 2008. Critical Thinking: An exploration of theory and practice. New York: Routledge. Nichbuhr. 1995. The Effecto of Motivation on The Relationship Of School Climate, Family Environment, and Student Characteristic To Academic Achievement. Eric Documen Reproduction Service ed 393 202. (http://www.sciencedirect.com), diakses 15 Februari 2013. Nurhadi, Yasin. & Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : Penerbit UM. Ngurawan, S. 2007. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Di SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Universitas Negeri Malang, 14 (1): 75-88. Savery, J.R. 2006. Overview of Problem Based Learning: Definition and Distinction. The Interdiciplinary Journal Of Problem Based Learning,1 (2): 9-18. Sutiani. 2000. Pengaruh Penggunaan Media Terhadap Hasil belajar matematika pada siswa SD yang bermotivasi tinggi dan rendah. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM. Schunk, D.H. Pintrich, Paul R. Meece, Judith L. 2008. Motivation in Education: Theory, Resarch, and Application. Boston: Pearson Education Inc. Sudarma, K. & Fitria, N. 2005. Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Strategi Belajar Efektif Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Laporan Penelitian Fakultas Halaman | 97
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Smaldino, S.E, Russel, J.D., Heinich R. & Molenda, M. 2008. Instructional Technology and Media for learning (8thn edition). New Jersey: Prentice Hall Inc. Potvin, P.,Riopel., Masson, S. & Fournier, F. 2010. Problem- Centered Learning Vc. Teaching–Centered Learning In Science At The Secondary Level: An Analysis Of The Dynamic Of Doubt. Journal of Applied Research on Learning, 3 (5): 1-24. Ross, Bob. 1997. Toward a Framework for Problem Based Curricula. Dalam Baud, D & Felletti, ed. The Challenge of Problem Based learning, 2nd Edition London: Morgan Page. Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Masail Fiqhiyah. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Tan, O.S., Chye, S. & Teo, C.T. 2009. Problem Based Learning and Creativity: A Review of the Literature. In Oon Seng Tan (ed), Problem-Based Learning and Creativity (Page 15-38) Singapore: Thomsen. Tempelaar, D.T., Schim van der Loeff, S., Gijselaer, W.H. & Nijhuis, W.H.J. 2010. On Subject Variations in Achievement Motivation: A Study in Business Subjects. Resh high education. DOI 10.1007/s11162-010-91997. Tegeh, M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa yang diajar dengan menggunakan Problem
Based Learning dan Ekspositori yang memiliki Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Tohirin. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Inkuiri Pada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa. Tesis Tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Torp, L. & Sage, S.M (1998). Problem as possibilities. Alexandria, VA: Association for supervision and curiculum Development. Tuckman, B.W. 1999. Conducting Educational Research. Fifth Edition. New York : Harcourt Brace College Publisher. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, strategi dan implementasinya dalam kerikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif: Jakarta: Bumi Aksara. Van Til, C.T., Van Der Vlueten, P.M., & Van Berkel, H.J.M. 1997. Problem Based Learning Behavior: The Impact of Differences in Problem Based Learning Style and Activity on Student‟s Achievement. Jamaluddin. 2009. Pengaruh pembelajaran pemberdayaan berfikir melalui pertanyaan dipadukan strategi kooperatif dan kemampuan akademik terhadap keterampilan metakognitif, berfikir kreatif, Hasil belajar kognitif IPABiologi, dan Retensi siswa SD di Mataram. Disertasi tidak Halaman | 98
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram diterbitkan. Malang:PPs Universitas Negeri Malang. Kurniawan, R.Y. 2007. Penerapan Metode pembelajaran ekonomi dengan pendekatan problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi. UM. Kerlinger, F.N. & Lee, H.B. 2000. Foundation of Behavioral Research. Fourth Edition. California: Wads Worth Publishing Company. Putra, M. 2002. Pengaruh penggunaan bahan ajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pembelajaran PPKn mahasiswa D2 PGSD IKIP Singaraja. Malang: PPS UM. Suardana, I.N. 2006. Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Kooperatif Berbantuan Modul Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Perkuliahan Kimia Fisika I. Jurnal Pendidikan dan pengajaran, 4 (3): 751-765. Pohl, M. (2000). Teaching Complex Thinking: Critical, Creative, Caring. Cheltenham, Vic: Hawker Brownlow. Heckhausen, H.1967. The Anatomy of Achievemen Motivation, dalam A. Maher (Ed) Personality and Psychopathology, New York : Academic Press. Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. Jurnal Educationist, 1(1): 47-56.
Jamaluddin. 2009. Pengaruh Pembelajaran Pemberdayaan Berfikir Melalui Pertanyaan dipadukan Strategi Kooperatif dan Kemampuan Akademik terhadap Keterampilan Metakognitif, Berpikir Kreatif, Hasil Belajar Kognitif IPABiologi, dan Retensi Siswa SD di Mataram. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Savery, J.R. & Duffy, T.M. 1995. Problem Based Learning: an Instructional model and its Contructivist Framework.Educational Technology, September, p.3138.e Setiawan, I.G.A. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 2 (2): 42-59. Setyosari, P.2009. Pembelajaran kolaborasi: Landasan untuk mengembangkan keterampilan sosial, rasa saling menghargai, dan tanggung jawab, pidato pengukuhan Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Malang, 14 Mei 2009. Schunk, D.H. 2012. Learning Theories an Educational Perspective, Sixth Education. Boston: Pearson Education, Inc. Sujarwo. 2011. Pengaruh Srategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Yang Memiliki Tingkat Motivasi Berprestasi Dan Kreativitas Halaman | 99
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang:PPs UM. Skrutvold, K. 1995. Teaching Student Science: A Project- Based Approach. European Council of International Scholls. Montreux, Switzeland, (Online), 16 (1) 1221, (http://www.tandf.co.uk/ jounals), diakses 27 September 2012. Kharida & Rusilowati. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan, Jurnal pendidikan fisika Indonesia, 5 (2): 83-89. Warouw, Z.W.M. 2009. Pengaruh Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Cooperative Script, Dan Reciprocal Teaching Pada Kemampuan Akademik
Berbeda Terhadap Kemampuan Dan Keterampilan Metakognitif, Berpikir Kritis. Hasil Belajar Biologi Siswa, Serta Retensinya Di SMP Negeri Manado. Disertasi tidak diterbitkan. Malang. PPs UM. Yadav, A., Subedi, D. Lundeberg, A. & Bunting, C.F. 2011. Problem Based Learning: Influence on Student Learning in an Elektrical Engineering Course. Journal of Engineering Education, 100 (2): 253-280. Zahri. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Kualitas Proses, Hasil Belajar Dan Retensi Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Asam Basa Kelas XI IPA SMAN 1 Indrapuri Aceh Besar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM
Halaman | 100
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Jurnal Paedagogy Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991. e-mail:
[email protected]
PEDOMAN PENULISAN 1. 2. 3. 4.
5.
Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang pendidikan, pengajaran dan pembelajaran, Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain, Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut: Program MS Word Margin kiri 3.17 cm Font Times New Roman Margin kanan 3.17 cm Size 12 Margin atas 2.54 cm Spasi 1.0 Margin bawah 2.54 cm Ukuran kertas A4 Maksimum 20 halaman Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis (program studi, jurusan, universitas), abstrak, kata kunci, pendahuluan (tanpa sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul), hasil dan pembahasan, simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka. Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam huruf kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana tertentu dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotokopi halaman pengesahan laporan penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel. Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis. Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program studi, nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi pada sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak lebih dari 200 kata. Kata kunci (key words) dalam bahasa sesuai bahasa yang dipergunakan dalam naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar dipergunakan dalam naskah tulisan. Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IKIP Mataram.
Halaman | 171
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 2