Volume 12, Nomor 2, April 2015
Jurnal Ilmu Manejemen ISSN 1693 - 7910 Volume 12, Nomor 2, April 2015
Alamat Redaksi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang Yogyakarta
Jurnal Ilmu Manajemen PENGELOLA Penanggung Jawab Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi UNY Pemimpin Redaksi Dr. Tony Wijaya, SE, MM
[email protected] Redaksi Pelaksana M. Lies Endarwati,M.Si Agung Utama, M.Si Musaroh, M.Si Dewan Redaksi 1. Prof. Dr. Nahiyah Jaidi, M.Pd 2. Setyabudi Indartono, MM., Ph.D 3. Dr. Tony Wijaya, SE, MM 4. Andreas Mahendro Kuncoro, MSc. Ph.D Mitra Bestari • Badri Sukoco, Ph.D (Universitas Airlangga) • Sutrisno Hadi Purnomo, Ph.D (Universitas Sebelas Maret) • Dr.* Shiddiq Nur Raharjo, M.Si (Universitas Diponegoro) • Dr.* Siti Zulaikha Wulandari, M.Si (Universitas Jendral Soedirman) • Mohammad Iqbal, Ph.D (Universitas Mercu Buana) • Dr. Bagus Riyono (Universitas Gadjah Mada) • Bayu Sutikno, Ph.D (Universitas Gadjah Mada) • Assoc. Prof. Dr. Norzanah bt Mat Nor (Universitas Teknologi MARA UiTM Malaysia)
3
Volume 12, Nomor 2, April 2015
DARI REDAKSI Perkembangan ilmu dan praktek manajemen telah berkembang dengan sangat dinamis. Berbagai literature dan cara pandang terhadap ilmu dan praktek manajemen menjadi bahan diskusi ilmiah yang sangat menarik. Jurnal ilmu manajemen volume 12 nomor 2 bulan April 2015 menampilkan 6 artikel. Isu Manajemen SDM terdiri dari artikel berjudul perbedaan gender pada hubungan person job fit dan organizational fit dengan kinerja dan OCB oleh Arum Darmawati, MM & Setyabudi Indartono, Ph.D pengaruh dimensi efektivitas kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan dengan kasus RS permata bunda yogyakarta oleh Farlianto, MBA dan Pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior dengan komitmen sebagai variabel mediasi oleh Arum Darmawati, MM & Muniya Alteza, M.Si. Isu lain yang ditulis oleh Arif Wibowo MEI adalah artikel dengan judul distribusi zakat dalam membentuk penyertaan modal bergulir sebagai accelerator kesetaraan kesejahteraan, Studi faktor-faktor keterlambatan proyek pada kontraktor di DIY oleh Farlianto, MBA dan isu tantangan bangunan ilmu profetik: teritis dan empiris oleh Setyabudi Indartono, Ph.D . Dengan keterbatasan yang ada, kami berharap tema diskusi yang ditampilkan di Jurnal ilmu manajemen volume 12 nomor 2 bulan April 2015 ini dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan dan praktek ilmu manajemen.
Jurnal Ilmu Manajemen
DAFTAR ISI PENGELOLA ...........................................................................................................................3 DARI REDAKSI .......................................................................................................................4 DAFTAR ISI .............................................................................................................................5
PERBEDAAN GENDER PADA HUBUNGAN PERSON JOB FIT DAN ORGANIZATIONAL FIT DENGAN KINERJA DAN OCB Arum Darmawti, MM & Setyabudi Indartono, Ph.D .................................................6 STUDI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Farlianto, MBA ...............................................................................................................16 DISTRIBUSI ZAKAT DALAM BENTUK PENYERTAAN MODAL BERGULIR SEBAGAI ACCELERATOR KESETARAAN KESEJAHTERAAN Arif Wibowo, MEI ..........................................................................................................35 TANTANGAN BANGUNAN ILMU PROFETIK: TEORITIS DAN EMPIRIS Setyabudi Indartono, Ph.D ...........................................................................................51 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Arum Darmawati, MM & Muniya Alteza, M.Si ........................................................56 PENGARUH DIMENSI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA YOGYAKARTA Farlianto, MBA ...............................................................................................................72
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL..................................................................................90
5
Volume 12, Nomor 2, April 2015
PERBEDAAN GENDER PADA HUBUNGAN PERSON JOB FIT DAN ORGANIZATIONAL FIT DENGAN KINERJA DAN OCB Arum Darmawti, MM & Setyabudi Indartono, Ph.D Email:
[email protected] ;
[email protected] Manajemen FE, UNY, Yogyakarta
ABSTRACT Studies on gender are largely investigated by scholars, included investigation on work achievement. However few researchers explore different gender on personal fit influence intra and extra role performance. Hence, this study was aimed to investigate different gender on Person Job Fit and organizational fit related to task performance and organizational citizenship behavior (OCB). Moderation effects of gender are included to test those relationships. The result shows that male and female are equal on the relationship between Person Job Fit and task performance and between personal organizational fit and OCB. Implication for the result and suggestion for future research are discussed. Keywords: Person Job Fit, Person Organizational Fit, Kinerja, dan Organizational Citizenship Behavior
PENDAHULUAN
perempuan bisa disebabkan olah berbagai
Fenomena gender telah diketahui
latar
belakan
seperti
hubungan
banyak dibahas dalam berbagai literatur.
interpersonal sampai permasalahan dalam
Sebagian penelitian menganggap bahwa
keluarga (Qualls, 1987, Baghat et al, 2008;
laki-laki pada umumnya memiliki kinerja
O’Neil et al, 2008). Namun, para peneliti
yang labih baik daripada perempuan, baik
mengindikasikan
dalam berbagai situasi maupun terkait
penemuannya bahwa beragam fenomena
dengan pendekatan pengukuran kinerja.
gender dalam pekerjaan menunjukkan
Sehingga
bahwa perempuan mampu menunjukkan
secara
disimpulkan
menjadi
umum
gender
anteseden
dari
kinerjanya
sama
pada
dengan
hasil
laki-laki
kinerja (Frazier et. al., 2004; Judge, 2007;
(Connerley, Mecham & Strauss, 2008)
Bernardi, 2008, Baghat, 2008, William,
walaupun beberapa peniliti (Meyers-Levy
2008, Tanriverdi, 2009; Burke, et al, 2008,
& Maheswaran, 1991; Haswell et al., 1999;
Jones
teoritis
Lysonski & Gaidis, 1991; Whipple &
perbedaan kinerja antara laki-laki dan
Swords, 1992; O’Neil et al, 2008; Bernardi,
et
al,
2009).
Secara
Jurnal Ilmu Manajemen 2008)
secara
konsisten
kinerja,
menganggap
pelibatan
faktor
personal
fit
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
menjadi sangat penting. Oleh karena itu
sensitivitas, ekspresi dan respon yang
studi ini bertujuan untuk mengetahui
berbeda
perbedaan antara pekerja laki-laki dan
dalam
bekerja
sehingga
peremuan
mempengaruhi pencapaian hasil kerjanya.
pada
pencapaian
kinerja
ini
berdasarkan kesesuaian pekerja dalam
yang
pekerjaanya. Studi ini meneliti hubungan
membutuhkan penjelasan lebih dalam.
antara Person Job Fit dan personal
Oleh
peneliti
organizational fit sebagai bagian dari
menyarakan kepada para peneliti untuk
personal fit dengan task performance dan
melakukan
OCB.
Perbedaan menunjukkan
hasil
temuan
adanya
karena
itu
gap
beberapa
investigasi
perbedaan
karakter
metodologi
penilaian
terhadap
kinerja
dan
kinerja
LANDASAN TEORI
untuk
Kinerja
menghasilkan asumsi hasil perbedaan kinerja antara laki-laki dan perempuan
Kinerja merupakan kriteria yang
(Nien & Duda, 2008; O’Reilly et al 1991;
sangat penting terkait dengan organisasi.
Chatman, 1991; Edward, 1996; Judge,
Sehingga setiap organisasi Diantara para
1996; Saks et al, 1997; Wood & Eagly, 2002;
peneliti John P. Campbell dan rekan (1990,
Khan & Afzal, 2010). Gender sebagai salah
1993) menyatakan bahwa kinerja adalah
satu anteseden memiliki kontribusi yang
perilaku individu dan dalam perspektif
signifikan
Namun
psikologi berhubungan dengan individu.
Gender bukanlah satu-satunya anteseden
Campbell (1990) membagi kinerja menjadi
kinerja. Oleh karena itu mengetahui
8
anteseden lain bagi kinerja manjadi sangat
berhubungan dengan tugas dan perilaku
penting untuk melengkapi pemahaman
yang tidak berhubungan dengan tugas,
terhadap
berhubungan
terhadap
kinerja.
pencapaian
keseluruhan.
Dalam
kinerja wacana
secara
model,
komunikasi
kinerja,
yaitu
perilaku
dengan dan
yang
produksi,
usaha,
kegiatan
personal fit diketahui memiliki pengaruh
manajerial dan administrasi. Sedangkan
yang
Borman et al (1993) membagi kinerja
signifikan
terhadap
kinerja,
motivasi, stress, kepuasan kerja dan
menjada
tingkat kehadiran kerja (Edwards, 1991).
kontekstual. Adapun Campbell (1990)
Oleh karena itu, sangat beralasan jika
mengindikasikan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih
knowledge, procedural knowledge and
komprehensif
terhadap
gender
dan
7
kinerja
tugas
bahwa
dan
kinerja
declarative
Volume 12, Nomor 2, April 2015 skill, and motivation sebagai faktor-faktor
2006). Walaupun diantara temuan-temuan
yang menentukan pencapaian kinerja.
ini berbeda satu sama lain.
Konsep personal fit merupakan analisa
Secara
terhadap
hubungan
kesesuaian
seseorang
pada
empiris,
perbedaan
person
fit
tamuan
dan
kinerja
pekerjaannya (Person Job Fit), organisasi
diindikasikan perbedaan karakter kinerja
(person
yang
organizational
fit),
dan
menjadi
acuan
yaitu
task
lingkungan (personal environment fit)
performance dan OCB (Bateman & Organ,
serta kelompok (personal group fit).
1983;
Person Job Fit menurut Edwards (1991)
Motowidlo & Van Scotter, 1994; Arthur et
merupakan kesesuaian antara kebutuhan
al., 2006; Hoffman & Woehr, 2006; Kristof-
dan yang ditawarkan (needs-supplies
Brown et al., 2005; Verquer et al., 2003).
perspective)
Oleh
dan
kemampuan
dan
Smith,
Organ,
karena
itu
&
Near,
1983;
penalitian
ini
tuntutan (demands-abilities perspective).
menganggap
Sehingga
langsung antara PJ fit dan PO fit dengan
Person
Job
Fit
(PJ
fit)
bahwa
ada
pengaruh
didefinisikan sebagai kesesuaian antara
kinerja (task performance dan OCB).
kemampuan seseorang pada tuntutan
Hipotesis-1 : Person Job Fit memiliki efek
sebuah pekerjaan atau harapan seseorang
terhadap Kinerja
dan
Hipotesis-2 : Personal organizational fit
karakter
person
pekerjaan.
organizational
Sedangkan
fit
(PO
fit)
memiliki efek terhadap OCB
meripakan kesesuaian antara karyawan dengan organisasi (Kristof, 1996). Hal ini
Gender
merupakan gambaran tingkat kesesuaian
Gender
antara individu dan organisasi (Kristof,
variable dalam penelitian. Laki-laki dan
1996; Kristof-Brown, 2000).
Kesesuaian
perempuan diketahui memiliki perbedaan
tujuan atau kepribadian (Piasentin &
efek pada sikap dan perilaku karyawan.
Chapman, 2006).
Nilai-nilai dianggap
Beberapa peneliti (Bernardi, 2008, Baghat,
sebagai kunci dari budaya organisasi yang
2008, William, 2008, Tanriverdi, 2009;
diterjemahkan dalam norma, praktek dan
Burke, et al, 2008, Jones et al, 2009)
prosedur.
peneliti
menemukan bahwa gender memiliki efek
kesesuaian
pada kinerja, komitmen, kepuasan kerja,
Sehingga
mengindikasikan
banyak
bahwa
diketahui
sebagai
controlled
individu ini (PJ fit dan PO fit) mendukung
keterlibaran
pencapaian
and
empiris, perempuan diindikasikan lebih
Motowidlo, 1993; Piasentin & Chapman,
ekspresif (Meyers-Levy and Maheswaran,
kinerja
(Borman
kerja
dan
stress.
Secara
1991), dan sensitif (Haswell et al., 1999;
Jurnal Ilmu Manajemen Lysonski and Gaidis, 1991; Whipple and
orang (6.4%) adalah lulusan master, lulus
Swords, 1992, Bernardi, 2008). Sehingga
sarjana sebanyak 220 orang (52%), dan
perempuan akan berbeda dengan laki-laki
lulus
dalam merespon pekerjaannya, sehingga
Sebanyak 347 responden (82%) adalah
berpengaruh terhadap kinerja (Haswel et
laki-laki.
diploma
112
orang
(26.5%).
al, 1999; Meece, 1991; Pajares et al, 1994; Wigfield et al 1996; Eisenberget al, 1996;
Alat Ukur
Bernardi, 2008; O’Neil et al, 2008; Wilson
Angket yang digunakan terdiri dari 36
et al, 2009). Sehingga gender diidikasikan
pertanyaan dengan menggunakan skala
akan mempengaruhi hubungan antara
likert dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5
person fit dan kinerja:
(sangat setuju).
Hipotesis-3
:
memoderasi
Kinerja tugas tercermin dari sejauh mana
hubungan antara Person Job Fit dan
seorang karyawan memenuhi persyaratan
Kinerja
formal dari pekerjaan dan melakukan
Hipotesis-4
:
Gender
Gender
memoderasi
semua tugas pekerjaan penting. Kinerja
hubungan antara Personal organizational
diukur
fit dan OCB
pertanyaan yang diambil dari William & Anderson
dengan
(1991).
menggunakan
Contoh
7
pertanyaan
Methods
kinerja adalah "Cukup melengkapi tugas
Samples
yang diberikan", "terlibat dalam kegiatan
Penelitian ini terdiri dari 423 responden
yang
yang
mempengaruhi evaluasi kinerja saya".
terdiri
karyawan Yogyakarta.
dari
di
para
perguruan
Rerata
dosen tinggi
responden
dan di
secara
Organizational
langsung
Citizenship
akan
Behavior
telah
(OCB) adalah kinerja kontekstual yang
bekerja selama kurang dari 5 tahun
diukur dengan 5 pertanyaan dari Cable &
sebanyak 60 orang (14.2%), 5 sampai 12
Judge (1996). Contoh item: " membantu
tahun sebanyak 326 orang (77.1%) dan
orang lain yang tidak hadir”
lebih dari 12 tahun sebanyak 37 orang
Person Job Fit adalah kompatibilitas
(8.7%). Responden telah bekerja pada
antara
posisi dan jabatan terakhir selama selama
keterampilan, dan kemampuan (KSA)
kurang dari 5 tahun sebanyak 84 orang
dengan tuntutan pekerjaan. PJ Fit diukur
(19.9%), 5 sampai 12 tahun sebanyak 317
menggunakan 8 item pertanyaan yang
orang (74.9%) dan lebih dari 12 tahun
diambil dari Cable & Judge (1996). Contoh
sebanyak 22 orang (5.2%). Sebanyak 27
item: "Saya memiliki keterampilan dan
9
pengetahuan
individu,
Volume 12, Nomor 2, April 2015 kemampuan untuk melakukan pekerjaan
kualitas dan kecukupannya dengan
ini".
menyelidiki
Personal
organizational
fit
adalah
kesesuaian diri karyawan dengan nilainilai
organisasi.
PO
fit
diukur
menggunakan 5 item pertanyaan yang diambil dari Cable & Judge (1996). Contoh item:
"
Saya
kira
nilai-nilai
dan
kepribadian yang ada dalam organisasi merefleksikan nilai dan kepribadian saya.
reliabilitas,
validitas
konvergen dan validitas diskriminan (Anderson
dan
Steenkamp
Garbing,
and
Reliabiltias
van
di
1988;
Trijp uji
menggunakan
uji
1991). dengan
Cronbach’s
dengan nilai standar lebih dari 0.7 (Cronbach’s, 1991). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai cronbach untuk PJ fit=.881, PO fit= .867, kinerja tugas=
Hasil Model
penelitian
menggunakan
ini
uji
dengan
structural
modeling (SEM). analysis
di
pengurukuran
equation
Confirmatory factor
digunakan
untuk
model.
menguji
Hasil
pengurukran menunjukkan squared (df=184)
.738, dan OCB=.872.
dari
The chi-
2 = 2084,79. Goodness-
of-fit of the model are represented by the
Uji Hipotesis Uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antar variable. Hipotesis-1 memprediksikan Person Job Fit memiliki efek terhadap task
following values of RMSEA .18 and RMR
performance
dan
hipotesis-2
= .13. The value of GFI = .68, AGFI = .60,
memprediksikan
CFI=.932, NFI = .79, and TLI =.80.
organizational
Gambar 1 Model Penelitian
terhadap OCB. Tabel-1 menunjukkan
Personal fit
memiliki
efek
bahwa Person Job Fit secara signifikan 0.35
fit1
0.14
fit3
0.07
fit4
0.11
fit5
0.61 0.42
1.16
PJ
0.56
0.38
ir2
0.67
ocb2
0.79
ocb4
0.55
ocb9
0.80
ocb10
0.18
ocb12
0.34
ocb13
0.22
ocb14
0.35
0.74
0.23
0.34 0.43
0.38 0.61
fit7
0.28
fit8
0.34
fit9
0.77 -0.29
0.69
fit10
0.58
0.38
fit11
0.24
fit12
fit
tidak
signifikan
berefek
terhadap
OCB
0.77
PO
0.58 0.57 0.77
Confirmatory diadopsi
(r=.064, p>.05). Sehingga hipotesis 1 terbukti dan hipotesis 2 tidak terbukti.
fit13
Chi-Square=2084.79, df=184, P-value=0.00000, RMSEA=0.156
(CFA)
organizational
0.83
0.55 0.71
Personal
0.44
OCB
-0.08
0.27
performance (r=.099, p<.05). Namun
fit6
0.21
0.26
memiliki efek positif terhadap task
IR
0.41 0.21
ir1 0.49
factor
analysis
untuk
menguji
Tabel 1. Mean, standar deviasi dan korelasi
Jurnal Ilmu Manajemen Mean SD 1 2 3 1. Gender 1.18 0.38 2. Latar belakang pendidikan 4.48 0.88 -.072 3. Pengalaman total Kerja 1.95 0.48 -.167** -.057 4. Pengalaman Kerja 1.85 0.48 -.281** -.081 .723** 5. Person Job Fit 4.03 0.49 .121* .026 .082 6. Person Organizational fit 3.49 0.68 .101* -.257** .026 7. Task Performance 3.46 1.08 -.073 .315** .120* 8. Organizational citizenship 3.89 0.72 .045 .178** -.013 behavior (OCB) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed), *. 0.05 level (2-tailed). Cronbach alpha on parental
Uji
moderasi
4
5
6
7
8
kesesuaian kemampuan seseorang dengan pekerjaannya akan mempengaruhi tingkat
.027 -.031 .139** -.027
pencapaian kinerja. Demikian juga secara
.881 .316** .867 .099* -.175** .738 .276** .064 .509** .872
psikologis dengan kenyamanan dalam bekerja,
digunakan
untuk
mengetahui hipotesis-3 yang menyatakan bahwa gender memoderasi hubungan antara
Person
performance
Job
dan
Fit
dan
hipotesis-4
task yang
menyatakan bahwa gender memoderasi hubungan antara Personal organizational fit dan OCB. Tabel 2 menunjukkan bahwa gender
tidak
antara
Person
memoderasi Job
performance
hubungan
Fit
dan
task
(∆R2=.001,
Fchange=.526)
dan
dan
hubungan
antara
Personal organizational fit dan OCB (∆R2=.000, dan Fchange=.064).
hubungan antara personal fit dan kinerja
Variable kontrol 1. Latar belakang pendidikan 2. Pengalaman total Kerja 3. Pengalaman Kerja Variabel yang diobservasi 1. Persona l Job Fit (PJ fit) 2. Person organizational fit (PO fit) Moderator 3. Gender (G) Interaksi 1. PJ fit * G 2. PO fit * G
Step-1 β
Step-2 β
Step-3
Step-4 β' interaction
-.328** -.039 -.137
-.326** -.028 -.143
-.324** -.029 -.137
-.325 -.034 -.133
.084
.086
.201
.016
.009
Step-1 β
-0.177** -0.013 0.022
Organizational citizenship behavior Step-2 β Step-3 β Step-4 β' interaction -.208** -.001 .008
-.212** .002 -.009
.117
.114*
.074
-.051
-.048
-.211** .003 -.010
-.121 .014
R2 .127 ∆ R2 F 20.305 F-change * significant at the 0.05 level (2-tailed). ** significant at the 0.01 level (2-tailed).
.136 .007 16.165 3.397
.134 .000 12.928 .115
.135 .001 10.849 .526
.032 4.622
seseorang.
mempengaruhi
Oleh
karena
kinerja
itu
sangat
beralasan jika Person Job Fit memiliki pengaruh pada task performance, dan person organizational fit berpengaruh pada
contextual
(Organizational
performance
Citizenship
Behavior).
Temuan studi ini menunjukkan bahwa PJ fit pengaruh secara signifikan pada task performance, dan person organizational fit berpengaruh secara signifikan pada organizational
citizenship
behavior.
Sehingga riset ini mengindikasikan bahwa PJ fit dan task performance memiliki kesamaan
perspektif
yaitu
perspektif
tugas dan teknis. Sedangkan PO fit dan
Tabel 2 Efek Moderasi gender terhadap
Task Performance
akan
.045 .013 4.893 5.554
.047 .002 4.120 1.027
.047 .000 3.436 .064
OCB diindikasikan memiliki kesamaan dalam
sisi
nilai
dan
perspektif
kontekstual. Perguruan tinggi merupakan bagian dari dunia
akademik.
Beberapa
penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaaan prestasi antara laki-laki dan perempuan dalam bidang akademik. Sehingga penelitian ini menguatkan hasil
Kesimpulan
riset sebelumnya yang menggambarkan
Kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor
bahwa perempuan dan laki-laki memiliki
diantaranya
kemampuan
kinerja yang seimbang pada kondisi sama.
kenyamanan
Riset
adalah
seseorang,
interes,
seseorang
dalam
dan
bekerja.
Sehingga
ini
perempuan
11
menunjukkan maupun
bahwa
laki-laki
baik yang
Volume 12, Nomor 2, April 2015 memiliki
kesesuaian
kebutuhan
dan
kemampuan dengan tuntutan jabatan dan pekerjaan, akan menghasilkan kinerja yang
tidak
berbeda.
Demikian
Borman (Eds.), Personnel Selection in Organizations, pp. 71-98 Burke,
R.J.,
M.,
Koyuncu,
&
L.,
pula
Fiksenbaum:
2008,
perempuan dan laki-laki yang merasa
experiences,
satisfactions
kebutuhan dan kemampuannya tidak
psychological well-being of female
seimbang dengan tuntutan jabatan atau
and
pekerjaanya.
yang
hospitality sector in Turkey, Equal
dihasilkan tidak hanya kinerja tugas
Opportunities International 27(6),
namun
pp. 505-518
Kesamaan
kinerja
kinerja
dalam
perspektif
male
managers
Work and
in
the
ini
Cable D.M. & Judge, T.A. (1996), person
konsisten hasil riset sebelumnya seperti
organization fit, job choice decision
studi yang dilakukan oleh Connerley et al,
and
(2008).
Organizational
kontekstual.
Sehingga
penelitian
organizational behavior
entry, and
Human decision processes 67 pp 294-311 DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J. P.: 1990, Modeling the
Anderson, J.C., & D.R., Gerbing, (1988),
performance prediction problem in
Structural equation modeling in
industrial
practice:
and
psychology, In M. D. Dunnette & L.
recommended two step approach,
M. Hough (Eds.), Handbook of
Psychological
Industrial
A
Review
bulletin
103,
411-
423Arthur et al., 2006;
and
and
organizational
Organizational
Psychology, pp. 687-732
Bernardi, R.A., & S.T., Guptil: 2008, Social
Chatman, J.A.: 1991, matching people and
Desirability Response Bias, Gender,
organizations:
and
socialization in public accounting
Factors
Organizational International
Influencing
Commitment: Study,
Journal
An of
Business Ethics 81(4), pp. 797–809 Borman W.C., & S.J., Motowidlo: 1993,
firms,
selection
Administrative
and
science
quarterly 36, pp. 459-484 Connerley, Mecham & Strauss, 2008 Cronbach,
L.J.:
1991,
methodological
Expanding the criterion domain to
study-A Personal retrospective, in
include
contextual
Snow R.E, & D.E., Wiley, Improving
performance, In Schmitt N., & W.C.,
inquiry in social science: a volume in
elements
of
Jurnal Ilmu Manajemen honor of L.J., Cronbach, pp. 385-
Contemporary
Pakistani
400Edward, 1996;
Organizations,
Interdisciplinary
Edward, J.R.: 1991, Person Job fit: A Conceptual
integration,
Journal of Contemporary Research
literature
In Business 1(11), pp. 178-191
review, and methodological critique,
Kristof-Brown, Amy L; Zimmerman, Ryan
International review of industrial
D; and Johnson, Erin C, 2005,
and organizational psychology, 6,
Consequences of individual fit at
282- 357Eisenberget al, 1996;
work: A meta analysis of person job fit,
Frazier P.A., A.P., Tix & K.E., Baron: 2004.
person
organization,
person
person
Testing Moderator and Mediator
group,
supervisor
fit,
Effects in Counseling Psychology
Personnel Psychology 58, 2; pg. 281-
Research, Journal of Counseling
345 Lysonski, S., & W., Gaidis: 1991, A Cross-
Psychology 51(1), pp. 115–134
Cultural Comparison of the Ethics of
Haswell, S., P., Jubb & B., Wearing: 1999, Accounting Students and Cheating:
Business
A Comparative Study for Australia,
Business Ethics 10(2), pp. 141–150
South Africa and the UK, Teaching Business
Ethics
3(3),
pp.
Students,
Journal
of
Meece, J.: 1991, Students’ motivational goals and the classroom context, in
211–
Maehr, M., & P. Pintrich (Eds),
239Hoffman & Woehr, 2006;
Advances
Judge, T.A., & D.M., Cable: 1996, person
in
motivation
organization fit, job choice decision
achievement:
and
regulatory process 7, pp. 261-285,
organizational
Organizational
entry,
behavior
and
self-
Greenwich, CT: JAI
and
Human decision processes 67(3), pp.
Goals
and
Meyers-Levy, J., & D., Maheswaran: 1991, Exploring differences in males and
294-311
females’
Judge, T. A., J.J., Martocchio & C.J.,
processing
strategies,
Thoresen: 1997, Five-factor model of
Journal of Consumer Research 18(1),
personality and employee absence,
pp. 63-70
Journal
of
Applied
Psychology
Motowidlo, S., & Van Scotter, J. (1994), Evidence
82(5), pp. 745-755.
should
Khan, M.A., & H., Afzal 2010: Correlation between
Antecedents
that be
task
performance
distinguished
from
contextual performance. Journal of
of
Applied Psychology, 79(4), 475-480.
Organizational Citizenship Behavior and Organizations Performance In
13
Volume 12, Nomor 2, April 2015 Nien, CL., & J.L., Duda: 2008, Antecedents
Smith, C. A., Organ, D. W., & Near, J. P.
and consequences of approach and
(1983). Organizational citizenship
avoidance achievement goals: A test
behavior:
Its
of gender invariance, Psychology of
antecedents.
Journal
Sport and Exercise 9 (3), pp. 352–372
Psychology, 68, 653–663.
nature of
and Applied
O’Neil, D.A., M.M., Hopkins & D.,
Steenkamp, E. M. & H., Van-Trijp: 1991,
Bilimoria: 2008, Women's Careers at
The use of LISREL in validating
the Start of the 21st Century:
marketing constructs, International
Patterns and Paradoxes Journal of
Journal of Research Marketing 8 (4),
Business Ethics 80(4), pp. 727-743
pp. 283-299
O’Reilly III, C.C., J., Chatman, & D.F., Caldwell:
1991,
people
and
Tanriverdi,
H.:
2008,
Satisfaction
and
Workers'
Job
Organizational
organizational culture: A profile
Commitment:
Mediator
comparison approach to assessing
Relationships
of
person-organization fit, Academy of
Commitment Factors, Journal of
management journal 34(3), pp. 487-
American Academy of Business
516
14(1), pp. 152-164
Variable
Organizational
Pajares, F., & M.D., Miller: 1994, Role of
Whipple, T.W., & D.S., Swords: 1992,
self-efficacy and self-concept beliefs
Business Ethics Judgments: A Cross-
in mathematical problem solving: A
Cultural Comparison, Journal of
path analysis, Journal of Educational
Business Ethics 11(9), pp. 671–678.
Psychology 86(2), pp. 193-20
Wigfield, A., J. S., Eccles, & P. R., Pintrich:
Qualls, W.J.: 1987, Household decision
1996, Development between the
behavior: the impact of husbands
ages of 11 and 25, In Berliner, D.C.,
and wives sex role orientation,
& R.C., Calfee (Eds.), Handbook of
Journal of Consumer Research 14(2),
educational psychology, pp. 148–
pp. 264-79
185, New York: Simon & Schuster
Saks, A.M., & B.E., Ashfort: 1997, A longitudinal investigation of the relationships information perceptions outcomes,
between source, of
fit,
personnel
50(2), pp. 395-426
job
applicant and
work
psychology
Macmillan Williams J.L., & E.A., Anderson: 1991, job satisfaction commitment
and as
organizational predictors
of
organizational citizenship and in role
behavior,
Journal
Management 17(3), pp. 601-617
of
Jurnal Ilmu Manajemen William, H. Sumrall, David W. Cox, D.
entrepreneurial
interest
and
Adrian Doss, and Don W. Jones,
behavior, Journal of Developmental
(2008), Participative Decisions and
Entrepreneurship 14(2), pp. 105-119
Organizational Commitment: Quantitative
Analysis,
A
Wood, W., & A.H, Eagly: 2002, A Cross-
Southern
Cultural Analysis of the Behavior of
Business Review, 39-52
Women and Men: Implications for
Wilson, F., J., Kickul, D., Marlino, S.D.,
the Origins of Sex Differences,
Barbosa, & M.D., Griffiths: 2009, An
Psychological Bulletin 128(5), pp.
analysis of the role of gender and
699 –727
self efficacy in developing female
15
Volume 12, Nomor 2, April 2015
STUDI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Farlianto, MBA
Email:
[email protected] Manajemen FE, UNY, Yogyakarta
ABSTRACT This study is aimed to investigate the antecedent of the project deleyed of contractors work. Various antecedent are explored both partially and simultanously. Sample are gathered from the site managers of Dinas Pengairan dan Dinas Bina Marga for DIY project. The result shows that a lot of antecedent such as work document aspect, inspection system, job control and evaluation, organizational system, Coordination and communication, other uncontrolable aspect, the readiness of resourches, and the work planning and schedulling aspect are related to the deleyed of project. The implication of the results are discussed. Keywords: antecedent, project deleyed, contractors
Pendahuluan
menciptakan
Pada era globalisasi dan pasar
melalui
keunggulan
bersaing
kesuksesan
proyek.
bebas hanya perusahaan yang mampu
Perusahaan merupakan kesatuan unit
melakukan perbaikan terus-menerus
bisnis
(continuous
memberikan laba atau keuntungan
improvement)
dalam
pembentukan keunggulan kompetitif
bagi
yang
suatu
mampu
untuk
berkembang.
yang
diharapkan
perusahaan. perusahaan
umumnya
harus
mampu
Organisasi sekarang harus dilandasi
mencapai
oleh keluwesan, team kerja yang baik,
efisiensi
kepercayaan,
penyebaran
menjalankan kegiatan operasionalnya
informasi yang memadai. Salah satu
tanpa harus meninggalkan kualitas
upaya yang dapat ditempuh dalam
dan
menghadapi
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan
dan
situasi
ini
adalah
tingkat
Pada
mampu
setinggi
kuantitas
efektivitas mungkin
produk.
dalam
Untuk
menentukan kualitas kerja organisasi,
operasional
dimana
adanya penganalisaan sumber dan
pihak
manajemen
perlu
memperhatikan proses produksi dan
penjadwalan
perusahaan
dan
kerja
diperlukan
sebagai
bahan
Jurnal Ilmu Manajemen pertimbangan
untuk
perencanaan
aktivitas penyelesaian suatu proyek seperti
operasional perusahaan. Kesuksesan
organisasi
kurangnya
sumber
daya,
alokasi sumber daya yang tidak tepat,
tergantung pada kinerja karyawan
keterlambatan
dalam penyelesaian tugas-tugas untuk
dan masalah-masalah lainnya diluar
mencapai
jadwal dalam rencana kerja (Nicholas,
tujuan
Keberhasilan
organisasi.
perusahaan
dalam
pelaksanaan
proyek,
1990).
dapat
Pembuatan rencana dan jadwal
dilepaskan dari peran perencanaan
pelaksanaan selalu mengacu pada
kerja dan penjadwalan kerja. Setiap
kondisi
proyek
lazimnya
prakiraan yang ada pada saat rencana
mempunyai rencana pelaksanaan dan
dan jadwal tersebut dibuat, karena itu
jadwal pelaksanaan yang tertentu,
masalah akan timbul apabila terjadi
kapan pelaksanaan proyek tersebut
ketidak sesuaian antara prakiraan dan
harus
anggapan dengan kenyataan yang
mencapai
tujuannya
tidak
konstruksi
dimulai,
kapan
harus
anggapan-anggapan
diselesaikan dan bagaimana proyek
sebenarnya.
tersebut
serta
sering terjadi adalah keterlambatan
sumber
waktu pelaksanaan proyek, disamping
akan
bagaimana
dikerjakan,
penyediaan
Dampak
yang
dayanya. Dalam manajemen proyek,
peningkatannya
perencanaan
urutan
proyek. Keterlambatan pelaksanaan
pertama dari fungsi manajemen. Dari
proyek umumnya selalu menimbulkan
segi
daya,
akibat yang merugikan baik bagi
perencanaan dapat diartikan sebagai
pemilik maupun kontraktor, karena
pemberi pegangan bagi pelaksana
dampak keterlambatan adalah konflik
mengenai alokasi sumber daya untuk
dan perdebatan tentang apa dan siapa
melaksanakan
dan
yang menjadi penyebab, juga tuntutan
memastikan penggunaan sumber daya
waktu dan biaya tambah. Perusahaan
secara efektif dan efisien (Soeharto,
perlu
1995).
kerja
proyek khususnya mengenai kegiatan
masalah-masalah
proses produksi yang bisa didekati
menghambat
dengan identifikasi faktor-faktor yang
menempati
penggunaan
Dalam
seringkali operasional
sumber
kegiatan
perencanaan
timbul yang
17
biaya
umum
dan
memperhatikan
pelaksanaan
manajemen
Volume 12, Nomor 2, April 2015
menyebabkan keterlambatan proyek.
Dalam
pembangunan
suatu
Suatu proses produksi yang memang
proyek sering terjadi masalah, seperti
perlu
serius
terdapatnya permasalahan material,
karena keterlambatan kegiatan di jalur
tenaga kerja , kualitas serta dana yang
kritis kan menyebabkan keterlambatan
dapat
proyek secara keseluruhan. Penelitian
suatu proyek. Berdasarkan alasan-
dalam
alasan
mendapat
temuan
perhatian
faktor–faktor
menyebabkan
yang
keterlambatan
menyebabkan
di
berikut:
bagi pemilik atau kontraktor untuk
1. Apakah
perencanaan
penjadwalan
proyek
dan
yang
lebih
dalam
masalah
penelitian ini dirumuskan sebagai
diharapkan dapat menjadi rujukkan
menyusun
atas
keterlambatan
faktor-faktor
menyebabkan
yang
keterlambatan
waktu pelaksanaan proyek yaitu
seksama, sebagai upaya awal untuk
aspek
menghindari dan atau mengendalikan
penjadwalan
pekerjaan,
keterlambatan
lingkungan
dan
waktu
pelaksanaan
perencanaan
dan aspek
dokumen
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
proyek. Penelitian mengenai faktor-faktor keterlambatan
proyek
pernah
koordinasi dan komunikasi, aspek kesiapan/penyiapan sumber daya,
dilakukan oleh Elinwa dan Buba
aspek
(1993), Kaming (1996), Scoots (1997)
kontrol dan evaluasi pekerjaan
dan Proboyo (1999). Penelitian ini
dan
bertujuan
mengidentifikasi
kontrol pemilik di lingkungan
faktor
yang
faktor-
sistem
aspek
inspeksi,
lain-lainnya
aspek
diluar
Perusahaan
kontraktor
keterlambatan proyek pada kontraktor
berpengaruh
secara
khususnya di Yogyakarta. Dengan
terhadap terhadap keterlambatan
demikian penelitian ini penulis beri
proyek?
judul
“Studi
Keterlambatan Kontraktor Yogyakarta”.
di
menyebabkan
Faktor-Faktor Proyek Daerah
Pada Istimewa
2. Apakah
faktor-faktor
menyebabkan
DIY
simultan
yang
keterlambatan
waktu pelaksanaan proyek yaitu aspek
perencanaan
penjadwalan
pekerjaan,
dan aspek
Jurnal Ilmu Manajemen lingkungan
dan
dokumen
3. Keterlambatan
yang
dapat
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
dimanfaatkan
koordinasi dan komunikasi, aspek
yakni
kesiapan/penyiapan sumber daya,
disebabkan oleh kejadian-kejadian
aspek
diluar kendali baik pemilik maupun
sistem
inspeksi,
aspek
aspek
lain-lainnya
Delay),
keterlambatan
yang
kontraktor.
kontrol dan evaluasi pekerjaan dan
(Excusable
Proses manajemen itu bertujuan
diluar
kontrol pemilik di lingkungan
mencapai
Perusahaan
DIY
menjalankan fungsi-fungsi manajemen
parsial
dan mendayagunakan sumber daya
terhadap terhadap keterlambatan
yang tersedia. Pada proyek kontruksi,
proyek?
penerapan fungsi-fungsi manajemen
kontraktor
berpengaruh
secara
sasaran
dengan
(planning,
organizing,
staffing,
leading,
controlling)
dalam
Penyebab Keterlambatan Proyek
pelaksanaan proyek adalah hal yang
Menurut Kraiem dan Dickmann
penting
(1987),
penyebab-penyebab
keterlambatan
waktu
pelaksanaan
untuk
menunjang
keberhasilan proyek. Temuan 45 jenis penyebab keterlambatan yang telah
proyek dapat dikatagorikan kedalam 3
dikelompokkan
kelompok besar yakni :
dengan
dalam
demikian
3
kategori,
perlu
juga
yang
layak
diklasifikasikan keberadaannya dalam
mendapatkan
ganti
rugi
aspek manajemen yang akan di tinjau.
(Compensable
Delay),
yakni
1. Keterlambatan
keterlambatan oleh
tindakan
yang
disebabkan
kelalaian
Untuk
penelitian
ini
diambil 6 aspek kajian, yakni : a. Aspek
atau
Perencanaan
dan
Penjadwalan pekerjaan = 6 jenis
kesalahan pemilik proyek.
penyebab.
2. Keterlambatan yang tidak dapat dimanfaatkan
keperluan
b. Aspek Lingkup dan Dokumen
(Non-Excusable
Pekerjaan = 8 jenis penyebab.
Delay), yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik proyek. 19
Volume 12, Nomor 2, April 2015
c. Aspek
sistem
Organisasi,
4.
Koordinasi dan Komunikasi = 9
5.
jenis penyebab.
6.
d. Aspek
Kesiapan/Penyiapan
Sumber Daya = 8 jenis penyebab.
7. 8.
e. Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan = 7 jenis
1.
penyebab f. Aspek
Lain-lain
C.
=
7
jenis
penyebab. Matriks hubungan antara ke 45
2. 3. 4.
jenis penyebab keterlambatan, 6 aspek manajemen penyebab keterlambatan
5
proyek dapat dilihat pada Tabel 1.
6 7
8
No. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 1. 2. 3.
Tinjauan Aspek dan Sebab Keterlambatan Aspek Perencanaan & Penjadwalan Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat Aspek Lingkungan dan Dokumen Pekerjaan (Kontrak) Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap Perubahan disain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan
9.
D 1. 2.
3.
4.
5.
Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik Ketidaksepahaman aturan pembuatan gambar kerja Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi Keterbatasan wewenang personil pemilik alam pengambilan keputusan Kualifikasi personil/pemilik yang tidak profesional di bidangnya Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokrasi oleh pemilik Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktor/sub Kontraktor. Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahaan/pengunaan lahan Kelambatan penyediaan alat/bahan dll. yang disediakan pemilik Kualifikasi teknis dan manajerial yang buruk dari personil-personil dalam organisasi kerja kontraktor Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor Terjadinya kecelakaan kerja
Aspek Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya Mobilisasi Sumber Daya (bahan, alat tenaga kerja) yang lambat Kurangnya keahlian dan keterampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja langsung di tapak Jumlah pekerja yang kurang mamadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada Tidak tersedianya bahan secara cukup pasti/layak sesuai kebutuhan Tidak tesedianya alat/peralatan yang cukup memadai/ sesuai kebutuhan
Jurnal Ilmu Manajemen 6. 7.
8.
E. 1. 2.
3.
4. 5. 6.
7.
F.
1. 2. 3.
4. 5. 6.
Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di kontraktor) Tidak terbanyarnya kontraktor secara layak sesuai haknya (kesulitan pembayaran oleh pemilik) Aspek Sistem inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan Pengajuan bahan bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-tele Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat/tidak benar Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati Aspek Lain-lain (Aspek diluar kemampuan Pemilik dan Kontraktor) Kondisi dan lingkungan tanpak nyata tidak sesuai dengan dugaan Trasportasi ke lokasi proyek yang sulit Terjadinya hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin ribut, gempa bumi, tanah longsor dan cuaca amat buruk Adanya kemogokan buruh Adanya huru/hara kerusuhan perang Terjadinya
kerusakan/pengrusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga 7. Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah Sumber : Arditi dan Gurdaman (1) ; Arditi dan Patel (3); Elinwa dan Buba (6); Kaming (7); Krajem dan Dickmann (8); Scott (9)
Keberhasilan
suatu
proyek
dikaitkan sejauhmana sasaran jadwal, mutu dan anggaran yang terpenuhi. Pengukuran
tercapainya
anggaran
yang efektif dengan biaya yang efisien, pengukuran
jadwal
yang
efektif
dengan waktu yang tepat dan singkat serta pengukuran mutu yang efektif dengan tercapainya kinerja dengan baik
(Soeharto,
1995).
Kesuksesan
proyek dapat dilihat dari tiga aspek dalam
pelaksanaan
suatu
Aspek
keberhasilan
proyek
proyek. dapat
dilihat dari (Soeharto, 1999): 1. Mutu (Quality) menunjukkan hasil yang sesuai standar 2. Waktu
(Time)
menunjukkan
waktu yang efisien dan efektif 3. Biaya (Cost) menunjukkan biaya yang efisien dan efektif
Hipotesis 21
Volume 12, Nomor 2, April 2015
H1: Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan
terhadap terhadap keterlambatan proyek
proyek yaitu aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, aspek
Metode Penelitian
lingkungan
Jenis penelitian ini merupakan
dan
dokumen
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
penelitian
koordinasi dan komunikasi, aspek
menggunakan
kesiapan/penyiapan sumber daya,
disebarkan
aspek
aspek
Yogyakarta khususnya kontraktor di
kontrol dan evaluasi pekerjaan
bidang pengairan dan jasa marga di
dan
DIY.
sistem
aspek
inspeksi,
lain-lainnya
diluar
survey
dengan
kuesioner
kepada
yang
kontraktor
di
kontrol pemilik di lingkungan Perusahaan
kontraktor
berpengaruh
secara
Populasi dan Sampel
DIY
Populasi
simultan
terhadap terhadap keterlambatan
adalah
proyek
lingkungan
yang
kontraktor
akan di
Perusahaan
diteliti DIY
di
kontraktor
H2: Faktor-faktor yang menyebabkan
DIY dengan bidang Pengairan dan
keterlambatan waktu pelaksanaan
bidang Bina Marga. Sampel penelitian
proyek yaitu aspek perencanaan
diambil dengan metode purposive
dan penjadwalan pekerjaan, aspek
sampling
lingkungan
kontraktor
dan
dokumen
dengan utama
kriteria dan
jenis
diketahui
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
sebanyak 51 kontraktor kelas utama di
koordinasi dan komunikasi, aspek
DIY.
kesiapan/penyiapan sumber daya,
Analisis Data
aspek
aspek
Responden dalam penelitian ini
kontrol dan evaluasi pekerjaan
dapat dikategorikan dalam beberapa
dan
karakteristik
sistem
aspek
inspeksi,
lain-lainnya
diluar
responden
yaitu
kontrol pemilik di lingkungan
berdasarkan usia, pendidikan terakhir,
Perusahaan
lama pengalaman kerja sebagai site
berpengaruh
kontraktor secara
DIY parsial
manajer,
dan
pengalaman
kerja
keseluruhan. Jumlah kuesioner yang
Jurnal Ilmu Manajemen disebar
sebanyak
51
kuesioner.
dan
yang
berusia
>
41
tahun
Kuesioner yang kembali sebanyak 51
berjumlah 17 orang (23,29%). Dengan
kuesioner. Total responden dalam
demikian, mayoritas konsumen dalam
penelitian ini berjumlah 51 orang site
penelitian ini berusia 31-40 tahun. Hal
manajer yang terdiri dari site manajer
ini menunjukkan mayoritas manajer
Dinas Pengairan dan Dinas Bina
proyek berusia 36-41 tahun.
Marga
di
lingkungan
Perusahaan Komposisi
kontraktor DIY yang termasuk dalam
responden
golongan utama. Uraian berikut ini
berdasarkan
merupakan penjelasan karakteristik
secara rinci diperlihatkan dalam tabel
demografis responden tersebut.
di bawah ini:
Komposisi berdasarkan
Tabel
responden
usia
adalah
sebagai
pendidikan
2
terakhir
Karakteristik
Responden Berdasarkan Pendidikan
berikut: Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (tahun) < 30
Jumlah 4
Persentase 7,80 %
30 - 35 36 – 41 > 41
13 22 12
25,50 % 43,20 % 23,50 %
51
100 %
Total
Sumber: Data Primer
Terakhir Pendidikan SLTA/STM D3 S1 Jumlah
Jumlah Persentase 12 23,50 % 11 21,60 % 28 54,90 % 51 100 % Sumber: Data Primer
Dari tabel dapat diidentifikasi bahwa
komposisi
pendidikan
responden dalam penelitian ini yaitu Dari
tabel
di
atas
dapat
diidentifikasi bahwa komposisi usia responden dalam penelitian ini yaitu responden yang berusia ≤ 29 tahun berjumlah 4
orang
(5,48%),
yang
berusia 30-35 tahun berjumlah 13 orang (17,81%),
yang berusia 36-41
tahun berjumlah 39 orang (53,42%),
pendidikan SLTA/STM sebanyak 12 orang
atau
23,50%,
yang
berpendidikan D3 sebanyak 11 orang atau 21,60%, yang berpendidikan S1 sebanyak
28
orang
atau
54,90%.
Dengan
demikian
mayoritas
site
manajer
dalam
penelitian
ini
berpendidikan sarjana/strata satu. 23
Volume 12, Nomor 2, April 2015
Komposisi
responden
berdasarkan lama pengalaman kerja sebagai
Site
manajer
secara
memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer selama 6-10 tahun.
rinci
diperlihatkan dalam tabel di bawah Uji Validitas dan Reliabilitas
ini: Tabel 3
Karakteristik Responden
Berdasarkan
hasil
pengujian
Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja
validitas
Sebagai Site Manajer
penelitian yang menunjukkan bahwa
Pengalaman Jumlah Persentase Kerja < 5 tahun 11 21,60 % 6 –10 tahun 25 49,00 % 11- 20 tahun 10 19,60 % > 20 tahun 5 9,80 % Jumlah 51 100 %
atas
sampel dalam penelitian ini, terlihat bahwa aitem untuk semua variabel valid atau sah karena memiliki nilai r korelasi di atas 0,30. Uji reliabilitas butir pertanyaan dalam
tabel
di
atas
dapat
diidentifikasi bahwa responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer < 5 tahun sebanyak 11 orang atau 21,60%, responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer 6-10 tahun sebanyak 25 orang atau 49,00%, yang memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer 11-20 tahun sebanyak 10 orang atau 19,60%
dan
yang
instrumen
dari 51 responden yang dijadikan
Sumber: Data Primer, 2015.
Dari
butir
memiliki
pengalaman kerja sebagai site manajer > 20 tahun sebanyak 5 orang atau
kuesioner
dengan
tujuan
konsistensi dan
untuk
derajat
stabilitas
dilakukan menguji
ketergantungan
dari
alat
ukur.
Sedangkan menurut Ghozali (2006 : 133)
yang
mengemukakan
bahwa
butir pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpa > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas butir pertanyaan dengan program statistik SPSS versi 17 diperoleh dari hasil cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,60 untuk kedua variabel yang diuji sudah reliabel atau handal.
9,80%. Dengan demikian mayoritas site manajer dalam penelitian ini
Hasil
regresi
linier
berganda
pengaruh faktor-faktor katerlambatan
Jurnal Ilmu Manajemen proyek proyek
terhadap
keterlambatan
di lingkungan Perusahaan
Dari persamaan regresi tersebut
kontraktor DIY bidang Pengairan dan
dapat
jasa marga sebagai berikut :
perencanaan
dilihat
bahwa dan
aspek
penjadwalan
pekerjaan memiliki koefisien sebesar Tabel 4.
yaitu -0,163 yang berarti besarnya
Hasil Regresi Linier Berganda di
kontribusi faktor aspek perencanaan
Bidang Pengairan dan Jasa Marga
dan penjadwalan pekerjaan terhadap perubahan
keterlambatan
sebesar
-0,163
lingkup
dan
atau
proyek
16,3%,
dokumen
aspek
pekerjaan
memiliki koefisien sebesar -0,044 yang Hasil Regresi Linier Berganda di Bidang Pengairan dan Jasa arga Keterangan (Constant)
lingkup
B
t
Sig.
5.230
40.225
0.000
-0.163
-3.291
0.005
Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan Aspek
lingkup
berarti besarnya kontribusi dan
terhadap proyek
dokumen
perubahan sebesar
aspek
pekerjaan
keterlambatan
-0,044
atau
4,4%.
Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi memiliki koefisien
dan
dokumen pekerjaan
-0,044
-3.468
0.005
sebesar - 0.002 yang berarti besarnya
Aspek sistem organisasi,
kontribusi
koordinasi
koordinasi dan komunikasi terhadap
dan
komunikasi
-0,002
-3.048
0.002
Aspek
perubahan sebesar
kesiapan/penyiapan sumber daya
-0.171
-2.530
0.022
aspek sistem organisasi,
keterlambatan
-0,002
atau
kesiapan/penyiapan
proyek
0,2%. sumber
Aspek daya
Aspek sistem inspeksi,
memiliki koefisien sebesar -0.171 yang
aspek
berarti besarnya kontribusi
kontrol
dan
evaluasi pekerjaan Aspek
-0.105
-2.150
0.027
-0.240
-3.854
0.001
lain-lainnya
diluar kontrol pemilik
kesiapan/penyiapan terhadap
perubahan
aspek
sumber
daya
keterlambatan
F-hitung = 156,681 sign=0,000 R2 =
proyek sebesar --0,171 atau 17,1%.
0.983
Aspek sistem inspeksi, aspek kontrol
Sumber: Data Primer.
dan 25
evaluasi
pekerjaan
memiliki
Volume 12, Nomor 2, April 2015
koefisien sebesar -0,105 yang berarti
dan dokumen pekerjaan, aspek sistem
besarnya kontribusi
organisasi,
aspek sistem
koordinasi
inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi
komunikasi,
pekerjaan
kesiapan/penyiapan
terhadap
perubahan
dan aspek
sumber
daya,
keterlambatan proyek sebesar -0,105
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
atau 10,5%. Aspek lain-lainnya diluar
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
kontrol pemilik memiliki koefisien
kendali pemilik terhadap perubahan
sebesar -0,240 yang berarti besarnya
tingkat keterlambatan proyek di dinas
kontribusi
pengairan
aspek lain-lainnya diluar
adalah
sebesar
98,3%.
kontrol pemilik terhadap perubahan
Variabel lain yang menjelaskan variasi
keterlambatan proyek sebesar -0,240
perubahan
atau 24,0%. Hubungan negatif tiap
proyek
faktor menunjukkan apabila semakin
sebesar 1,7%.
tinggi faktor keterlambatan proyek maka
semakin
keterlambatan
secara
keterlambatan
menyeluruh adalah
Analisis pengaruh faktor-faktor
tingkat
keterlambatan
Sebaliknya
keterlambatan
rendah
proyek.
tingkat
proyek proyek
di
dinas
semakin rendah faktor keterlambatan
pengairan
proyek maka semakin tinggi tingkat
kontraktor DIY secara parsial sebagai
keterlambatan proyek Nilai konstanta
berikut:
sebesar 5,230 menunjukkan bahwa
1. Pengujian
meskipun
tidak
ada
faktor
lingkungan
terhadap
terhadap
Perusahaan
koefisisen
regresi aspek perencanaan dan
keterlambatan proyek, proyek tetap
penjadwalan
pekerjaan,
memiliki keterlambatan sebesar 5,230.
lingkungan
dan
aspek
dokumen
Besarnya nilai pengaruh faktor-
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
faktor keterlambatan proyek secara
koordinasi dan komunikasi, aspek
simultan
kesiapan/penyiapan sumber daya,
ditunjukkan
oleh
nilai
koefisien determinasi (R2) = 98,3%
aspek
yaitu
kontrol dan evaluasi pekerjaan
persentase
pengaruh
faktor-
sistem
aspek
inspeksi,
lain-lainnya
aspek
faktor keterlambatan proyek yang
dan
diluar
terdiri dari aspek perencanaan dan
kontrol pemilik di lingkungan
penjadwalan pekerjaan, aspek lingkup
Perusahaan kontraktor DIY secara
Jurnal Ilmu Manajemen simultan.
Untuk
2. Pengujian
menguji
terhadap
koefisisen
pengaruh aspek perencanaan dan
regresi aspek perencanaan dan
penjadwalan
pekerjaan,
aspek
penjadwalan pekerjaan. Pengujian
lingkungan
dan
dokumen
secara statistik pengaruh aspek
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
perencanaan
koordinasi dan komunikasi, aspek
pekerjaan terhadap keterlambatan
kesiapan/penyiapan sumber daya,
proyek
aspek
membandingkan
sistem
inspeksi,
aspek
dan
penjadwalan
dengan nilai
cara t-hitung
kontrol dan evaluasi pekerjaan
dengan nilai t-tabel. Dengan taraf
dan
diluar
signifikan sebesar 0,05 atau 5%,
kontrol pemilik di lingkungan
pengujian dua sisi dan dk (n=23)
Perusahaan kontraktor DIY secara
maka diperoleh ttabel = 2,069.
simultan terhadap keterlambatan
Untuk menguji pengaruh faktor
proyek dengan membandingkan
perencanaan
F-hitung dengan probabilitas 0,000
pekerjaan terhadap keterlambatan
lebih kecil dari 0,05 sehingga
proyek dengan membandingkan t-
dapat disimpulkan bahwa aspek
hitung sebesar 3,291 dan ttabel
perencanaan
penjadwalan
2,069 dengan probabilitas 0,005
pekerjaan, aspek lingkungan dan
lebih kecil dari 0,05 yang berarti
dokumen pekerjaan, aspek sistem
thitung > ttabel, sehingga dapat
organisasi,
dan
disimpulkan
aspek
perencanaan
dan
kesiapan/penyiapan sumber daya,
pekerjaan
secara
aspek
berpengaruh secara signifikan dan
aspek
lain-lainnya
dan
koordinasi
komunikasi,
sistem
inspeksi,
aspek
kontrol dan evaluasi pekerjaan
negatif
dan
proyek.
aspek
lain-lainnya
diluar
dan
penjadwalan
bahwa
terhadap
faktor
penjadwalan parsial
keterlambatan
kontrol pemilik di lingkungan
3. Pengujian
terhadap
Perusahaan kontraktor DIY secara
regresi
simultan berpengaruh terhadap
dokumen
keterlambatan proyek.
secara statistik pengaruh aspek
aspek
koefisisen
lingkup
pekerjaan.
dan
Pengujian
lingkup dan dokumen pekerjaan 27
Volume 12, Nomor 2, April 2015
proyek
dan dk (n=23) maka diperoleh
dengan cara membandingkan nilai
ttabel = 2,069. Untuk menguji
t-hitung
pengaruh faktor sistem organisasi,
terhadap
keterlambatan
dengan
nilai
t-tabel.
Dengan taraf signifikan sebesar
koordinasi
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
terhadap
dan dk (n=23) maka diperoleh
dengan membandingkan t-hitung
ttabel = 2,069. Untuk menguji
sebesar 3,048 dan ttabel
pengaruh
dan
dengan probabilitas 0,002 lebih
terhadap
kecil dari 0,05 yang berarti thitung
faktor
dokumen
lingkup
pekerjaan
keterlambatan
proyek
dengan
>
dan
komunikasi
keterlambatan
ttabel,
sehingga
proyek
2,069
dapat
membandingkan t-hitung sebesar
disimpulkan bahwa faktor sistem
3,468 dan ttabel
organisasi,
2,069 dengan
koordinasi
probabilitas 0,005 lebih kecil dari
komunikasi
0,05 yang berarti thitung > ttabel,
berpengaruh secara signifikan dan
sehingga
negatif
dapat
bahwa
faktor
disimpulkan lingkup
dan
dokumen pekerjaan secara parsial
secara
dan
terhadap
parsial
keterlambatan
proyek. 5. Pengujian
terhadap
koefisisen
berpengaruh secara signifikan dan
regresi aspek kesiapan/penyiapan
negatif
sumber daya.
terhadap
keterlambatan
statistik
proyek. 4. Pengujian
terhadap
koefisisen
Pengujian secara
pengaruh
aspek
kesiapan/penyiapan sumber daya
regresi aspek sistem organisasi,
terhadap
koordinasi
dan
dengan cara membandingkan nilai
Pengujian
secara
komunikasi statistik
t-hitung
keterlambatan
dengan
nilai
proyek
t-tabel.
pengaruh aspek sistem organisasi,
Dengan taraf signifikan sebesar
koordinasi
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
dan
komunikasi proyek
dan dk (n=23) maka diperoleh
dengan cara membandingkan nilai
ttabel = 2,069. Untuk menguji
t-hitung
pengaruh
terhadap
keterlambatan
dengan
nilai
t-tabel.
faktor
Dengan taraf signifikan sebesar
kesiapan/penyiapan sumber daya
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
terhadap
keterlambatan
proyek
Jurnal Ilmu Manajemen dengan membandingkan t-hitung
sehingga
sebesar 2,530 dan ttabel
bahwa
faktor
dengan probabilitas 0,022 lebih
aspek
kontrol
kecil dari 0,05 yang berarti thitung
pekerjaan
>
ttabel,
2,069
dapat
disimpulkan
sistem
inspeksi,
dan
evaluasi
secara
parsial
sehingga
dapat
berpengaruh secara signifikan dan
bahwa
aspek
negatif
disimpulkan
terhadap
kesiapan/penyiapan sumber daya
proyek.
secara parsial berpengaruh secara
7. Pengujian
keterlambatan
terhadap
koefisisen
signifikan dan negatif terhadap
regresi aspek lain-lainnya diluar
keterlambatan proyek.
kontrol pemilik. Pengujian secara
6. Pengujian
terhadap
regresi
aspek
aspek
kontrol
pekerjaan.
statistik
koefisisen
pengaruh
aspek
lain-
sistem
inspeksi,
lainnya diluar kontrol pemilik
dan
evaluasi
terhadap
Pengujian
keterlambatan
proyek
dengan cara membandingkan nilai
secara
statistik pengaruh aspek sistem
t-hitung
inspeksi,
aspek
dan
Dengan taraf signifikan sebesar
evaluasi
pekerjaan
terhadap
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
keterlambatan proyek dengan cara
dan dk (n=23) maka diperoleh
membandingkan
ttabel = 2,069. Untuk menguji
kontrol
nilai
t-hitung
dengan
t-tabel.
dengan nilai t-tabel. Dengan taraf
pengaruh
signifikan sebesar 0,05 atau 5%,
diluar kontrol pemilik terhadap
pengujian dua sisi dan dk (n=23)
keterlambatan
maka diperoleh ttabel = 2,069.
membandingkan t-hitung sebesar
Untuk menguji pengaruh faktor
3,854 dan ttabel
sistem inspeksi, aspek kontrol dan
probabilitas 0,001 lebih kecil dari
evaluasi
0,05 yang berarti thitung > ttabel,
pekerjaan
keterlambatan
proyek
terhadap
sehingga
dengan
faktor
nilai
lain-lainnya
proyek
dapat
dengan
2,069 dengan
disimpulkan
membandingkan t-hitung sebesar
bahwa faktor lain-lainnya diluar
2,150 dan ttabel
kontrol
2,069 dengan
pemilik
secara
parsial
berpengaruh secara signifikan dan
probabilitas 0,027 lebih kecil dari 0,05 yang berarti thitung > ttabel, 29
Volume 12, Nomor 2, April 2015
negatif
terhadap
keterlambatan
adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai. Dari
proyek.
aspek sistem organisasi, koordinasi Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek
waktu
pelaksanaan
di lingkungan Perusahaan
dan komunikasi yaitu keterbatasan wewenang
personil
personil/pemilik
perencanaan
profesional
pekerjaan
yaitu
penjadwalan
penetapan
jadwal
alam
pengambilan keputusan, kualifikasi
kontraktor DIY disebabkan oleh aspek dan
pemilik
di
yang
tidak
bidangnya,
cara
inspeksi dan kontrol pekerjaan yang
proyek yang amat ketat oleh pemilik,
birokrasi
tidak lengkapnya identifikasi jenis
pemilik,
kegagalan
pemilik
mengkoordinasi
pekerjaan
pekerjaan yang harus ada, rencana
dari
banyak
urutan kerja yang tidak tersusun
kontraktor.
dengan
mengkoordinasi
durasi
baik/terpadu, waktu
kerja
penentuan yang
tidak
oleh
kelambatan
sering
dll.
metode
Kegagalan
pemilik
penyerahaan/pengunaan
seksama, rencana kerja pemilik yang berubah-ubah,
kontraktor/sub
yang
penyediaan disediakan
lahan, alat/bahan pemilik,
yang
kualifikasi teknis dan manajerial yang
salah atau tidak tepat. Dari aspek
buruk dari personil-personil dalam
lingkup dan dokumen pekerjaan yaitu
organisasi kerja kontraktor, koordinasi
perencanaan
(gambar/spesifikasi)
dan komunikasi yang buruk antar
yang salah/tidak lengkap, perubahan
bagian-bagian dalam organisasi kerja
disain/detail pekerjaan pada waktu
kontraktor,
pelaksanaan,
lingkup
kerja. Dari aspek kesiapan/penyiapan
pekerjaan pada waktu pelaksanaan,
sumber daya yaitu mobilisasi sumber
proses pembuatan gambar kerja oleh
daya (bahan, alat tenaga kerja) yang
kontraktor, proses permintaan dan
lambat,
persetujuan
oleh
keterampilan serta motivasi kerja para
aturan
pekerja-pekerja langsung di tapak,
konstruksi/pelaksanaan
pemilik,
kerja
perubahan
gambar
kerja
ketidaksepahaman
pembuatan
gambar
kerja,
adanya
banyak (sering) pekerjaan tambah,
jumlah
terjadinya
kurangnya
pekerja
mamadai/sesuai
kecelakaan
keahlian
dan
yang
kurang
dengan
aktivitas
Jurnal Ilmu Manajemen pekerjaan yang ada, tidak tersedianya
dugaan, trasportasi ke lokasi proyek
bahan secara cukup pasti/layak sesuai
yang
kebutuhan,
terduga
tidak
tesedianya
sulit,
terjadinya
seperti
hal-hal tak
kebakaran,
banjir,
alat/peralatan yang cukup memadai/
badai/angin ribut, gempa bumi, tanah
sesuai
,
longsor dan cuaca amat buruk, adanya
sub
kemogokan buruh, adanya huru/hara,
kebutuhan
kelalaian/keterlambatan
oleh
kontraktor
pendanaan
pekerjaan,
terjadinya
kerusakan/pengrusakan
kegiatan proyek yang tidak terencana
akibat kelalaian atau perbuatan pihak
dengan baik (kesulitan pendanaan di
ketiga,
kontraktor),
kebijaksanaan
tidak
terbanyarnya
perubahan
situasi
atau
politik/ekonomi
kontraktor secara layak sesuai haknya
pemerintah. Apabila kontraktor dapat
(kesulitan pembayaran oleh pemilik).
mengatasi masalah-masalah tersebut
Dari aspek sistem inspeksi, aspek
maka keberhasilan atau kesuksesan
kontrol dan evaluasi pekerjaan yaitu
proyek dapat dicapai dengan baik.
pengajuan kontraktor
bahan yang
bahan tidak
oleh Kesimpulan
terjadwal,
Berdasarkan hasil analisis data
proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
proses pengujian dan evaluasi uji
1. Peringkat
faktor-faktor
yang
bahan dari pemilik yang tidak relevan,
menyebabkan keterlambatan waktu
proses persetujuan ijin kerja yang
pelaksanaan proyek di lingkungan
bertele-tele,
kontraktor
Perusahaan kontraktor DIY secara
melaksanakan pekerjaan, banyak hasil
berurutan yaitu aspek lingkup dan
pekerjaan
harus
dokumen pekerjaan, aspek sistem
diperbaiki/diulang karena cacat/tidak
inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi
benar, proses dan tata cara evaluasi
pekerjaan, sspek sistem organisasi,
kemajuan pekerjaan yang lama dan
koordinasi dan komunikasi, aspek
lewat jadwal yang disepakati. Dari
lain-lainnya diluar kontrol pemilik,
aspek
kontrol
aspek kesiapan/penyiapan sumber
pemilik yaitu kondisi dan lingkungan
daya, dan aspek perencanaan dan
tanpak nyata tidak sesuai dengan
penjadwalan
kegagalan
yang
lain-lainnya
diluar
31
pekerjaan.
Faktor-
Volume 12, Nomor 2, April 2015
faktor
keterlambatan
tersebut
perubahan tingkat keterlambatan proyek di dinas pengairan adalah
termasuk tinggi. 2. Faktor-faktor keterlambatan proyek
sebesar 98,3%. Variabel lain yang
yang terdiri dari aspek perencanaan
menjelaskan
dan penjadwalan pekerjaan, aspek
tingkat
lingkup dan dokumen pekerjaan,
secara menyeluruh adalah sebesar
aspek sistem organisasi, koordinasi
1,7%.
dan
komunikasi,
variasi
perubahan
keterlambatan
proyek
aspek
kesiapan/penyiapan sumber daya,
Saran
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
Implikasi dari penelitian ini ada
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
dua yaitu secara teoritis dan secara
kendali pemilik berpengaruh secara
praktis. Secara teoritis, hasil penelitian
simultan maupun parsial terhadap
ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
tingkat keterlambatan proyek di
keterlambatan proyek yang terdiri dari
Dinas Pengairan dan Bina Marga
aspek perencanaan dan penjadwalan
lingkungan Perusahaan kontraktor
pekerjaan,
aspek
lingkup
DIY.
dokumen
pekerjaan,
aspek
Besarnya
nilai
pengaruh
sistem
faktor-faktor keterlambatan proyek
organisasi,
secara simultan ditunjukkan oleh
komunikasi,
nilai koefisien determinasi (R2) =
kesiapan/penyiapan
98,3% yaitu persentase pengaruh
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
faktor-faktor keterlambatan proyek
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
yang terdiri dari aspek perencanaan
kendali pemilik
dan penjadwalan pekerjaan, aspek
negatif dan signifikan terhadap tingkat
lingkup dan dokumen pekerjaan,
kesuksesan
aspek sistem organisasi, koordinasi
implikasi secara praktis, penelitian ini
dan
diharapkan dapat diimplementasikan
komunikasi,
aspek
koordinasi
dan
aspek sumber
proyek.
Sedangkan
oleh
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
mempertimbangkan
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
keterlambatan
proyek
kendali
meningkatkan
kesuksesan
terhadap
daya,
berpengaruh secara
kesiapan/penyiapan sumber daya,
pemilik
dan
kontraktor
dalam faktor-faktor dalam proyek.
Jurnal Ilmu Manajemen Faktor-faktor keterlambatan proyek
dilengkapi
yang
pengumpulan
paling
lingkup
tinggi
dan
Sehingga
adalah
dokumen
pihak
aspek
pekerjaan.
kontraktor
melakukan
perlu
perencanaan
dengan data
metode
lainnya
untuk
keakuratan data yang diteliti seperti wawancara.
Peneliti
memberikan
saran agar metode pengumpulan data
lengkap,
selanjutnya dapat dilengkapi dengan
perubahan
metode lainnya seperti wawancara
disain/detail pekerjaan pada waktu
agar data yang dikumpulkan lebih
pelaksanaan,
akurat dan menghindari perbedaan
(gambar/spesifikasi)
yang
meminimalisir
perubahan
lingkup
pekerjaan pada waktu pelaksanaan,
persepsi
responden
dengan
proses pembuatan gambar kerja oleh
pengukuran.
Penelitian
selanjutnya
kontraktor, proses permintaan dan
dapat
persetujuan
perspektif yang diteliti lebih luas lagi
pemilik,
gambar
kerja
ketidaksepahaman
oleh aturan
misalnya
juga
mengembangkan
perbedaan
faktor-faktor
pembuatan gambar kerja, perencanaan
keterlambatan
berdasarkan
kerja sehingga menghindari adanya
atau size proyek konstruksi
ukuran
pekerjaan tambahan, dan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan dan kelemahan.
Alhusin,
Syahri.
2002,
Aplikasi
ini
Statistik Praktis dengan SPSS.10
berupa persepsi responden tergantung
for Windows, Yogyakarta: J&J
pada pemahaman butir pertanyaan
Learning.
Keterbatasan
yang
dalam
tercantum
sehingga
penelitian
dalam
kuesioner
kemungkinan
Arditi, D and Patel , BK, 1989 .“ Impact Analsysis
terjadi
Of
perbedaan persepsi responden dengan
Acceleration”
pengukuran
Construction
yang
bersifat
self
Jurnal Engineering
of and
Managemen, ASCE Vol 115, no,1,
reported.
,pp.144-157.
Kelemahan dari penelitian ini yaitu penelitian ini hanya dilakukan survei
Owner-Directed
melalui
kuesioner
Arditi, D Akan, GT. And Gurdamar, S. 1985. Reason for Delay in Public
tanpa 33
Volume 12, Nomor 2, April 2015
Projects in Turkey, Constrution
and Engineering Project, Prentice-
Managemen and Economic Vol.3 Cooper, D.R. & Emory, C.W. 1995, Business Research Methods, Fifth Edition,
Chicago:
Rhichard
Nicholas, JM. 1990. Managing Business
D.
Hall Inc. Proboyo,
Budiman.1999.
Keterlambatan
Waktu
Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi
Irwin, Inc. Dajan, Anto. 1998, Statistik I. Edisi 2.
Penyebabnya.
Jakarta: Tiga Serangkai Elinwa, A.U. & Buba, S.A. 1993, Construction
Dan Peringkat Dari Penyebab-
Delay
in
Dimensi
Teknik
Sipil Vol 1 Maret. Soeharto,
Iman.
1995.
Manajemen
Construction Projects, Journal of
Proyek: Dari Konseptual Sampai
Construction
Engineering
and
Operasional, Penerbit Erlangga:
Management
Atma
Jaya,
Soeharto,
Yogyakarta Kaming
P.F.
Construction
1996. Timr
and
Operasional, Penerbit Erlangga:
Jaya,
Yogyakarta, Edisi 2 Sukanto,
Reksohadiprojo.
Kraiem, ZK. And Dickmann, JE. 1987. Concurrent Delays in Construction Project, Jurnal of Construction Managemen
ASCE, vol.113 no.4 , pp.591-602.
1992.
Manajemen Proyek. BPFE UGM: Yogyakarta.
and
Manajemen
Cost
Yogyakarta,.
Engineering
1999.
Proyek: Dari Konseptual Sampai
Setu Pon, Faculty Of Engineering, Atma
Iman.
of
Causes
Overrus in Indonesia, Seminar
Uneversitas
Yogyakarta, Edisi 1
Jurnal Ilmu Manajemen DISTRIBUSI ZAKAT DALAM BENTUK PENYERTAAN MODAL BERGULIR SEBAGAI ACCELERATOR KESETARAAN KESEJAHTERAAN Arif Wibowo, MEI Email:
[email protected] Manajemen FE, UNY, Yogyakarta
ABSTRACT The study discusses the zakat distribution on the effect of wellbeing equality by using the rolling capital investments. It is believed that zakat have a role to increase well being of citizen. However it have been yet managed well professionally. Hence, it is proposed that zakat distrubution able to improve wellbeing equality if it is managed as capital investment which applied in a proper way. Keywords: Zakat, wellbeing, capital investment
Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah
masalah
negara.
Berbagai
program
pengentasan kemiskinan sudah sangat banyak diupayakan, namun kemiskinan selalu saja tumbuh berbarengan dengan tumbuhnya perekonomian.
Sebuah
negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tidak secara otomatis membawa
kenaikan
(kekayaan)
pada
masyarakat. ekonomi
kesejahteraan semua
Namun, suatu
negara
lapisan saja
meninggalkan sebuah lapisan masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang semakin parah.
Kepedulian
Kemiskinan merupakan masalah
bersama, oleh karenanya, penanggulangan
merupakan
sosial
merupakan
salah unsur pokok tegaknya kehidupan sosial.
Salah satu cara menanggulangi
kemiskinan adalah dengan kepedulian golongan mampu untuk memberdayakan golongan yang tidak mampu dengan mengeluarkan sebagian harta kekayaan mereka,
baik
berupa
pembelanjaan
(spending) maupun berupa dana sosial dalam wujud shadaqoh.
pertumbuhan tetap
juga
tanggung jawab bersama.
satu masalah yang dilami oleh hampir setiap
kemiskinan
Shodaqoh
merupakan
pengeluaran (spending) untuk orang lain. Dalam ajaran syariat Islam, Shodaqah merupakan kewajiban bagi setiap orang yang mempuyai kelebihan harta dari pengeluaran keluarganya. 35
wajar
untuk
Karena
diri
Shodaqah
dan ini
Volume 12, Nomor 2, April 2015
sifatnya wajib, maka pemberian shodaqah
membersihkan atau mensucikan (QS. At-
oleh golongan mampu ini pelaksanaannya
Taubah : 10). Dinamakan zakat karena,
bisa
pemangku
dapat mengembangkan dan menjauhkan
kepentingan yang diberikan kewenangan.
harta yang telah diambil zakatnya dari
Shodaqah minimal yang pemungutannya
bahaya. Menurut Ibnu Taimiah, hati dan
bisa dipaksakan inilah yang kita kenal
harta orang yang membayar zakat tersebut
dengan istilah zakat.
menjadi suci dan bersih serta berkembang
dipaksakan
Zakat
oleh
merupakan
salah
satu
secara maknawi.
instrumen openting dalam tegak dan
Menurut hukum Islam (istilah
kokohnya kehidupan suatu bangsa. Itulah
syara'), zakat berarti kewajiban atas harta
mengapa
zakat
atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu
merupakan satu dari lima rukun Islam.
untuk kelompok tertentu dan dalam waktu
Menunaikan zakat merupakan salah satu
tertentu. Kewajiban atas sejumlah harta
alat bagi setiap kita untuk menunaikan
tertentu, berarti zakat adalah kewajiban
peran
atas harta yang bersifat mengikat dan
dalam
kita
menciptakan
syariat
islam,
sebagai
manusia
untuk
kebaikan
(peradaban)
di
bukan anjuran. Kewajiban tersebut terkena kepada setiap muslim (baligh atau belum,
muka bumi ini. di
berakal atau gila) ketika mereka memiliki
Indonesia saat ini sebagian besar masih
sejumlah harta yang sudah memenuhi
dilakukan secara informal oleh masjid,
batas nisabnya. Kelompok tertentu adalah
pesantren dan melalui pemuka agama. Hal
mustakihin yang terangkum dalam delapan
ini disebabkan oleh masih minimnya
asnaf. Waktu untuk mengeluarkan zakat
kesadaran pembayar zakat (muzakki) dan
adalah ketika sudah berlalu setahun (haul)
rendahnya
terhadap
untuk zakat emas, perak, perdagangan,
(OPZ).
ketika panen untuk hasil tanaman, ketika
Dengan kondisi seperti ini, pemaksimalan
memperolehnya untuk rikaz dan ketika
fungsi zakat dalam upaya mengentaskan
bulan Ramadhan sampai sebelum shalat
kemiskinan menjadisulit diwujudkan.
'Iid untuk zakat fitrah. Hubungan antara
Pengelolaan
Organisasi
dana
zakat
kepercayaan Pengelola
Zakat
pengertian zakat menurut bahasa dan Definisi Zakat
dengan pengertian menurut istilah sangat
Secara bahasa (lughat), zakat
nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta
berarti berkah, tumbuh dan berkembang
yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi
(al-namaa), kesuburan atau bertambah
berkah,
(HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti
tumbuh,
berkembang
dan
Jurnal Ilmu Manajemen bertambah, suci dan baik (Hafidhuddin,
dengan ketentuan-ketentuan khusus
2002).
terkait dengan jenis harta, batas nominalnya
(nishab),
dan
kadar
zakatnya. Zakat ini disebut dengan zakat maal karena keterkaitannya Macam-macam Zakat
yang lebih kuat dengan harta daripada
Dalam Islam, zakat terbagi menjadi dua
keterkaitannya
macam sebagai berikut :
pemiliknya. Oleh karena itu, syarat-
1. Zakat fitrah, yaitu zakat yang wajib
syaratnya pun lebih banyak yang
ditunaikan oleh setiap muslim atas
terkait dengan harta daripada dengan
nama dirinya dan yang dibawah
diri pemiliknya.
dengan
diri
tanggung jawabnya, pada penghujung bulan Ramadhan, sebelum shalat Idul
Sasaran Distribusi Zakat
Fitri, bila yang bersangkutan memiliki
Sasaran
distribusi
zakat
kelebihan harta untuk keperluan pada
disebutkan dalam Al-Qur`an surat al-
hari itu dan malam harinya. Adapun
Tawbah:60. Dalam ayat tersebut ada
kadar yang dibayarkan adalah satu
delapan kelompok sasaran pendistribusian
sha’ (kurang lebih 2,2 kilogram [atau
zakat yaitu fakir, miskin, amil, mu’allaf,
yang biasa digenapkan menjadi 2,5
membebaskan budak (riqab), orang yang
kilogram] dari bahan pokok setiap
berutang (gharimin), fi sabilillah, dan ibn
daerah). Menurut sebagian ulama’,
sabil. Berikut dijelaskan masing-masing
zakat fitrah juga bisa ditunaikan dalam
dan penafsirannya sesuai dengan konteks
bentuk nilai mata uang seharga kadar
sekarang.
zakat tersebut, khususnya jika hal itu
Fakir dan Miskin. Kedua kelompok
lebih bermanfaat bagi fakir miskin
tersebut merupakan golongan masyarakat
yang
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
menerimanya.
Dan
karena
keterkaitannya yang lebih kuat dengan
pokoknya.
Bedanya,
diri si pembayar zakat daripada
keadaanya
lebih
keterkaitannya dengan harta, zakat ini
dibanding dengan kelompok miskin (Oran
juga dikenal dengan sebutan zakat diri
dan
(zakatul abdaan).
penentuan kriteria fakir dan miskin dengan
2. Zakat harta (zakatul amwaal/ zakat maal),
ialah
zakat
yang
wajib
Rashid,
1989:
kelompok
kurang 128).
fakir
beruntung Meskipun
kemampuan mereka dalam pemenuhan kebutuhan pokok ini masih relevan untuk
ditunaikan atas kepemilikan harta 37
Volume 12, Nomor 2, April 2015
masa sekarang, namun ukuran kebutuhan
memberikan santunan dana zakat kepada
pokok itu perlu disesuaikan.
para muallaf karena pada masa itu jumlah
Amil Zakat . Apabila dikaitkan dengan
umat Islam sudah banyak dan kuat
hak penerimaan dana zakat, yang disebut
sehingga tidak perlu lagi membujuk-bujuk
amil adalah orang-orang dan atau fungsi-
para
fungsi yang terlibat dalam salah satu dari
keyakinannya.
bidang tanggung jawab sebagai berikut
Secara
untuk
tetap
harfiah
dalam
muallafati
qulubuhum dalam surat al-Tawbah:60
(Mas’udi, 1991): 1. Pengontrol
muallaf
kebijakan
zakat
berarti orang yang sedang dijinakkan
sebagaimana disepakati oleh rakyat
artinya.
Namun,
Al-Qur`an
tidak
wajib zakat.
menjelaskan secara eksplisit bahwa hati
2. Aparat pemungut atau pencatat zakat.
mereka dijinakkan dengan dana zakat agar
3. Aparat administrasi perzakatan.
mereka tetap masuk dalam komunitas
4. Segenap aparat departemen teknis yang
Islam. Dengan meminjam ijtihad Umar,
bekerja untuk kesejahteraan rakyat
pembujukan hati tersebut bukan semata
dengan dana zakat.
bertujuan agar mereka tetap masuk dalam terlibat
komunitas Muslim, tetapi lebih agar
dalam salah satu dari empat tugas
mereka memilih jalan hidup sesuai dengan
tersebut berhak menerima bagian dari
jalan
dana
sebenarnya, yaitu jalan hidup yang sesuai
Semua
zakat
orang
dalam
yang
ukuran
yang
hidup
kaum
Muslim
yang
dengan fitrah manusia.
disepakati. Muallaf . Biasanya, muallaf didefinisikan
Riqab. Untuk masa sekarang, manusia
sebagai orang yang tengah dibujuk untuk
dengan status budak belian seperti ini
masuk lebih mantap ke dalam komunitas
sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, apabila
Islam. Pada masa awal Islam hal ini perlu
dilihat maknanya secara lebih dalam arti
dilakukan
tetap
riqab merujuk pada kelompok manusia
memeluk Islam dengan demikian jumlah
yang tertindak dan dieksploitasi oleh
umat Islam bisa terus berkembang dan
manusia lain, baik secara personal maupun
menjadi kuat. Dengan demikian, jelas
struktural. Dengan kata lain, berbeda
bahwa ada maksud politis strategis dalam
dengan istilah fakir-miskin, yang lebih
pendistribusian
merujuk pada manusia yang menderita
agar
para
dana
muallaf
zakat
kepada
kelompok ini. Khalifah Umar lah yang kemudian berinisiatif untuk tidak lagi
secara
sosial
ekonomis,
maka
riqab
Jurnal Ilmu Manajemen merujuk pada orang atau masyarakat yang
juga bisa ditanggulangi dengan dana zakat.
menderita secara budaya dan politis.
Oleh karena itu, sangat wajar kalau dana
Dengan pengertian ini, dana zakat untuk
pajak yang terkumpul di negara-negara
kategori riqab dapat digunakan untuk
kaya
“memerdekakan” orang atau kelompok
membayar hutang negara-negara miskin.
digunakan
dihibahkan
untuk
masyarakat yang sedang dalam keadaan tertindas dan kehilangan haknya untuk
Fi Sabilillah. Istilah ini biasa diartikan
menentukan
sendiri.
sebagai tentara yang berperang di jalan
dapat
Allah untuk melawan orang-orang kafir.
digunakan untuk membantu buruh-buruh
Menurut Masdar F. Mas’udi, istilah fi
rendahan
dari
sabilillah memiliki dua pengertian. Dalam
hegemoni majikan mereka. Sementara
pengertian negatif, fi sabilillah berarti
dalam bentuk struktural, dana zakat dapat
berperang
digunakan untuk proses penyadaran dan
Sedangkan menurut pengertian positifnya,
pembebasan
tertindas
fi sabilillah berarti menegakkan “jalan
berkaitan dengan hak-hak dasar mereka
Allah” itu sendiri (Mas’udi, 1991: 159).
sebagai manusia baik dalam dimensi
Jalan Allah itu diartikan sebagai “cita
individu
kebaikan-kebaikan-Nya yang universal,
Dengan
arah
demikian, dan
hidupnya dana
zakat
kuli-kuli
kasar
masyarakat
maupun
sosialnya
(Mas’udi,
memerangi
kekafiran.
yang mengatasi batas kepercayaan, suku,
1991).
ras, dan batas-batas formal lainnya.” Gharimin.
Untuk
konteks
sekarang,
Rinciannya bisa macam-macam, tetapi
pengertian ini masih relevan. Akan tetapi,
pangkalnya adalah kemaslahatan bersama.
disamping penggunaan dana zakat yang
Dalam pengertian ini, dana zakat untuk fi
bersifat kuratif atau memberikan bantuan
sabilillah
setelah
menyelenggarakan sistem kenegaraan atau
terjadinya
kebangkrutan
atau
dapat
pemerintahan
dana
kepentingan rakyat, melindungi keamanan
seharusnya
juga
dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya
warga
kebangkrutan
destruktif
tersebut
dengan
negara
dari
yang
pada
kekuatan-kekuatan melawan
hak-hak
menyuntikkan dana agar usaha seseorang
kemanusiaan
yang terancam bangkrut dapat pulih
mereka yang sah, menegakkan keadilan
kembali dan tidak jadi pailit.
hukum bagi warga negara, membangun
Di samping utang yang bersifat individual,
dan memelihara sarana dan prasarana
utang masyarakat atau negara seharusnya
umum, seperti jalan, sarana komunikasi, 39
dan
mengabdi
untuk
kepailitan orang yang berutang tersebut, zakat
yang
digunakan
kewarganegaraan
Volume 12, Nomor 2, April 2015
dan sebagainya, serta usaha-usaha lain
dan penawaran yang akan menentukan
yang secara konsisten ditujuakn untuk
barang-barang apa yang dihargai mahal
mewujudkan cita keadilan sosial dan
dan barang-barang apa yang akan tidak
kesejahteraan umat manusia.
berharga. Yang terjadi saat ini, semakin ini
tingginya tingkat perekonomian, selalu
mengartikan ibnu sabil sebagai “musafir
dibarengi dengan semakin melemahnya
yang kehabisan bekal”. Meskipun tidak
daya beli masyarakat.
salah dan masih relevan, namun pengertian
manusia,
tidak
ini sangat sempit. Untuk konteks sekarang,
kenaikan
yang
signifikan,
pengertian ibnu sabil dapat dikembangkan
sebaliknya
secara
riil
bukan sekedar pada “pelancong” yang
menurun adalah karena lemahnya posisi
kehabisan bekal, tetapi juga terhadap
penawaran tenaga kerja dan miskinnya
orang atau kelompok masyarakat yang
lapangan kerja.
Ibn
Sabil.
Para
fuqaha
selama
“terpaksa” menanggung kerugian atau
Distribusi antar
Nilai kerja
pernah
mengalami justru
bisa
atau
dibilang
mengalirnya
kemalangan ekonomi karena sesuatu yang
pendapatan
masyarakat
hanya
tidak disengaja seperti karena bencana
diwadahi dalam bentuk mekanisme kerja
alam, wabah penyakit, dan peperangan.
pasar dan tidak ada mekanisme yang secara otomatis meredistribusi pendapatan
Dengan pengertian ini, maka dana zakat
sehingga mereka yang posisi tawarnya
dapat
lemah bisa meningkat. Lebih lagi, dalam
digunakan
tidak
saja
untuk
keperluan musafir yang kehabisan bekal,
perekonomian
bebas
berlaku
hukum
tetapi juga untuk keperluan pengungsi baik
kesamaan harga, dimana barang/jasa akan
karena alasan politik maupun karena
mengalir dari suatu pasar yang harganya
alasan lingkungan alam seperti banjir,
rendah menuju pasar yang harganya tinggi.
tanah longsor, kebakaran, dan sebagainya.
Proses ini akan terjadi secara terus menerus sehingga harga di setiap pasar
Zakat
Sebagai
Alat
Distribusi
bagi setiap pengusaha untuk mengambil
Pendapatan Selama ini, pembahasan tentang sistem
mendekati sama dan tidak menguntungkan
perekonoman
selalu
saja
keuntungan dari perbedaan harga tersebut. Berlakunya
hukum
ini
juga
distribusi pendapatan dan
menjadi penghambat terjadinya proses
output antar individu dalam masyarakat
distribusi pendapatan antar masyarakat.
yang
oleh
Sebagai misal naiknya tingkat upah di
Kekuatan permintaan
suatu perusahaan atau daerah tidak akan
mendasarkan
sepenuhnya
mekanisme pasar.
dikendalikan
Jurnal Ilmu Manajemen terjadi dalam jangka panjang karena hal ini
meskipun peran pemerintah sangatlah
akan diikuti oleh gelombang aliran tenaga
kecil.
kerja menuju daaerah yang upahnya tinggi hingga upah antar daerah mendekati titik yang sama.
Zakat
Jika sistem ini berlangsung terus,
sebagai
Insentif
Transformasi Ekonomi Secara empiris penyaluran zakat
salah satu dampaknya adalah macetnya proses distribusi yang bisa berdampak
belum
pada banyak hal termasuk aspek sosial dan
ekonomi yang signifikan. Hal ini terjadi,
politik.
tidak lain karena pelaksanaan zakat masih
Ketimpangan
pendapatan
mampu
memberikan
merupakan gejala awal dari dampak
bersifat
liberalisasi ekonomi yang bisa berujung
pemahaman,
pada kecemburuan sosial dan konflik
penerapan kebijakan perzakatan.
sosial.
zakat mampu dipahami secara utuh dan
Ekonomi
liberal
mengatasi
parsial,
baik
dampak
pada
sosialisasi,
aspek maupun Jika
masalah ini melalui kebijakan pemerintah
dilaksanakan secara berjamaah
dan mengandalkan belas kasihan para
suatu negara, maka tidak disanksikan
jutawan atau pilantropis.
bahwa zakat akan memiliki manfaat
Zakat yang merupakan kewajiban bagi
setiap
individu
dalam
ekonomi yang luar biasa besar.
untuk
Sistem ekonomi berbasis zakat
mendistribusikan kelebihan kekayaan yang
mampu mendorong proses transformasi
dimilikinya kepada orang lain yang lebih
ekonomi
membutuhkan dharapkan bisa menjadi
proses
alternatif jawaban atas permasalahan ini.
kesejahteraan sosial dalam masyarakat.
Mekanisme distribusi pendapatan dalam
Sistem zakat sebagai suatu sistem ekonomi
Islam dilekatkan kepada kewajiban orang
ini telah dipraktekkan dan dibuktikan oleh
kaya (muzakki) dengan insentif yang
Nabi Muhammad SAW dan pemerintahan
sangat besar, baik di dunia maupun di
Khulafa’al-Rasidin.
dan
sekaligus
distribusi
mempercepat
pendapatan
dan
akhirat. Allah menjamin bahwa dengan membayar zakat (sedekah) tidak akan
Zakat
membuat orang miskin, bahkan hartanya
Pendapatan dan Kekayaan
di sisi Allah akan di lipat gandakan (QS 2:
Distribusi
Sebagai
Alat
Redistribusi
pendapatan
dalam
276). Kepahaman masyarakat terhadap
Islam merupakan penyaluran harta yang
ajaran
pada
ada, baik yang dimiliki oleh pribadi atau
ini
umum (publik) kepada pihak yang berhak
Islam
mekanisme
akan
mendorong
pembayaran
zakat
41
Volume 12, Nomor 2, April 2015
untuk
meningkatkan daya beli masyarakat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
miskin. Dalam hal ini diharapkan
sesuai dengan peraturan yang ada dalam
dengan menerima zakat, maka segmen
islam (syaria’t). Kewajiban menyisihkan
masyarakat miskin akan meningkat
sebagian
daya
menerima
dengan
harta
tujuan
bagi
pihak
yang
belinya
sehingga
mampu
berkecukupan (muzakki atau surplus units)
berinteraksi dengan segmen masyarakat
diyakini
kaya.
sebagai
kompensasi
atas
Al-Qur’an
kekayaannya dan di sisi lain merupakan insentif
(perangsang)
untuk
kekayaan
telah
menjelaskan
penentuan alokasi zakat, siapa yang berhak
pihak yang kekurangan (mustahik atau
menerimanya,
tetapi
deficit units) agar dapat dikembangkan
apakah yang zakat itu harus diterima
kepada yang lebih baik (surplus).
dalam
bentuk
tidak
uang,
dijelaskan
barang-barang
proses
konsumsi atau modal kerja. Hal ini
redistribusi pendapatan dan kekayaan yang
menimbulkan pemikiran yang melahirkan
ditawarkan
ide ide bagaimana agar zakat memberikan
Konsep
optimalisasi
Islam
tercermin
pada
kewajiban zakat yang dibebankan kepada
dampak
masyarakat yang kaya (muzakki) dan
penerima. Sehingga zakat yang diberikan
didistribusikan kepada masyarakat miskin
dapat
(mustahik). Ada dua peran zakat dalam
produktif.
meningkatkan
keadilan
yang lebih
lebih
baik
mengarah
bagi pada
para zakat
Beberapa ide yang sudah muncul
distribusi
pendapatan :
diantaranya,
1. Zakat berfungsi untuk mengurangi
dilakukan dengan konsep snow ball dalam
tingkat
pendapatan
yang
siap
penggunaan
pengelolaan harta
zakat
zakat
yang
yang sudah
dikonsumsi (disposable income) oleh
terkumpul. Maksudnya
kelompok masyarakat kaya (muzakki).
tahun
Oleh karena itu, pengimplementasian
penerima zakat produktif, maka pada
zakat
tahun depan, diharuskan penerima tadi
diharapkan
mengerem
tingkat
akan konsumsi
mampu orang
dapat
ini
seorang
menjadi
adalah, ketika
individu
pembayar
menjadi
zakat.Zakat,
kaya. Hal ini pada gilirannya akan
apabila dikelola dengan baik maka akan
memiliki dampak yang positif, yaitu
menjadi
menurunnya
menciptakan
dampak
meningkatkan
harga-harga komoditas.
masyarakat.
2. Zakat berfungsi sebagai media transfer pendapatan
sehingga
salah
mampu
satu
solusi
kesejahteraan
untuk bagi
Jurnal Ilmu Manajemen Distribusi Zakat Dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir dengan
beredarnya
harta
kekayaan
secara
berkeadilan. Untuk alasan inilah maka menjadi
Sistem Bagi Hasil . Pelaksanaan pengamalan zakat,
penting melakukan upaya-upaya untuk
harus ditangani oleh lembaga amil zakat
meningkatkan efektifitas pendayagunaan
yang
manajemen
zakat. Dengan keterbatasan dana zakat,
fungsional dan profesional. Hal tersebut
diperlukan strategi pendistribusian yang
diharapkan akanmemberikan hasil yang
tepat agar zakat menjadi efektif.
memiliki
sistem
optimal dan efektif atas efek zakat dalam
Ada tiga hal penting yang harus
transformasi ekonomi. Seperti yang pernah
mendapatkan penekanan dalam upaya
diusukan oleh Dawam Rahardjo akan
meningkatkan efektifitas dan kemanfaat
perlunya bank sosial Islam, Bank ini
gunaan pendistribusian zakat, yaitu:
berfungsi mengelola dana zakat untuk didayagunakan
bagi
kepentingan
Pertama,
prioritas
target
distribusi zakat. Distribusi zakat sudah ditentukan hanya untuk delapanashnaf (QS
pemberdayaan ekonomi ummat. zakat
9: 60). Namun demikian, Al Qur’an
yang merupakan salah satu instrumen
menyebutkan fakir dan miskin sebagai
penting dalam Islam sebagai upaya untuk
kelompok pertama dan kedua dalam daftar
menciptakan kesejahteran sosial perlu
penerima zakat. Mereka inilah
dibentuk institusi bank yang bebas bunga
mendapat prioritas dan pengutamaan oleh
(zero interest bank) sebagai pengelola
Al
dana ummat berupa zakat dan sumber
mengatasi masalah kemiskinan merupakan
lainnya, yang ditujukan untuk membantu
tujuan utama zakat. Hal ini menjadi sangat
permodalan bagi masyarakat ekonomi
penting ketika dana zakat adalah terbatas.
lemah.
Untuk
Menurut
Dana
Kuntowijoyo,
zakat
dapat
digunakan
Qur’an.
Ini
menunjukkan
mewujudkan
diperbolehkan
tidak
yang bahwa
kemaslahatan, menyamaratakan
untuk usaha-usaha kecil, seperti industri
pemberian zakat pada semua sasaran
rumah
zakat, bahkan diperbolehkan memberikan
tangga
pertukangan, Dengan
perbengkelan
demikian
terciptanya
(home
industry), dan
diharapkan
pemerataan
jasa.
zakat untuk satu sasaran saja.
dapat
kesejahteraan
Kedua,
bentuk
pendistribusian
zakat yang sesuai. Kadar zakat untuk fakir
dengan
miskin tidak ditentukan menurut besarnya
meningkatnya daya beli masyarakat, dan
dana zakat yang terkumpul. Hal ini karena
sosial
ekonomi
masyarakat,
tujuan zakat adalah memberikan tingkat 43
Volume 12, Nomor 2, April 2015
hidup yang layak sebagai seorang Muslim
menyediakan kebutuhan dasar kelompok
dengan cara memampukan mustahik untuk
orang tua dan jompo, orang-orang sakit
menghidupi
dan cacat, dan anak-anak terlantar.
diri-nya
sendiri
dengan
kemampuan yang dimilikinya. Bagi fakir
Ketiga,
menyesuaikan
dengan
miskin yang sanggup bekerja namun
kondisi lokal dan perkembangan terkini.
menjadi
dapat
Lembaga zakat perlu untuk memikirkan
menggunakan secara penuh sumber daya
bentuk pendayagunaan zakat yang sesuai
mereka
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
miskin karena
karena
tidak
keterbatasan
modal
manusia (human capital), modal fisik
lokal
(physical capital), dan modal finansial
tentang
(financial capital) yang dibutuhkan untuk
masyarakat. Sebagai misal, dalam kondisi
melakukan
agar
bencana alam, distribusi zakat semestinya
memperoleh pendapatan yang layak, zakat
tidak hanya dalam bentuk cash transfer
harus ditujukan sebagai modal produktif.
namun juga bisa dalam bentuk cash for
Disini zakat harus dijadikan sebagai
work.
aktivitas
ekonomi
serta
perkembangan pemberdayaan
pemikiran ekonomi
program spesifik yang di desain untuk mendukung penyediaan modal manusia, fisik, dan finansial yang dibutuhkan orang
Zakat Produktif Pendistribusian zakat untuk usaha produktif harus melalui prosedur yang
miskin. produktif
jelas dan sesuai dengan Keputusan Menteri
mungkin tidak sesuai untuk kelompok
Agama Republik Indonesia No. 581 Tahun
pekerja atau buruh miskin yang memiliki
1999 Tentang Pelaksanaan UU.No 38
keterbatasan waktu dan kontrak kerja.
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Disini zakat dapat ditujukan sebagai equity
Pasal 29 yaitu :
transfer yaitu pemberian zakat dalam
1. Melakukan studi kelayakan;
bentuk modal saham sehingga pekerja-
2. Menetapkan jenis usaha produktif;
buruh miskin mendapat manfaat dari
3. Melakukan bimbingan dan penyuluhan;
aktivitas
4. Melakukan pemantauan, pengendalian
Pemberian
ekonomi
modal
yang
luas,
meningkatnya motivasi kerja, dan nilai
dan pengawasan;
saham yang cenderung stabil. Sedangkan
5. Mengadakan evaluasi; dan
bagi fakir miskin yang tidak sanggup
6. Membuat pelaporan.
bekerja dan mencari nafkah, zakat dapat
Pasal
29
Keputusan
Menteri
ditujukan sebagai jaring pengaman sosial.
Agama Republik Indonesia no. 581 Tahun
Disini
1999 Tentang Pelaksanaan UU.No.38
zakat
dapat
digunakan
untuk
Jurnal Ilmu Manajemen Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
pengentasan kemiskinan, sehingga oleh
tersebut
karenanya, pendistribusian zakat dalam
bertujuan
untuk
memastikan
bahwa pelaksanaan usaha produktif dapat berjalan maksimal,
bentuk pinjaman modal bisa dilakukan. Dalam fiqh Islam,
serta pelanggaran-
dana zakat
pelanggaran /penyelewengan tidak akan
didistribusikan sebagai pemberian/hibah,
terjadi atau bisa diminimalisir.Keputusan
pemindahan hak, sehingga penggunaanya
tersebut
memberikan
diserahkan sepenuhnya kepada musthahiq
pemberi
modal
ikatan
(Amil
antara
Zakat)
dan
sesuai dengan keperluaannya.
Namun
penerima modal usaha produktif (faqir
dmeikian, dalam permasalahan ini terdapat
miskin) berupa bimbingan, penyuluhan,
ruang bagi umat Islam untuk melakukan
pemantauan, pengendalian, pengawasan,
ijtihad, seiring dengan perubahan ruang
evaluasi dan pelaporan. sehingga antara
dan waktu.
penerima pinjaman dan pemberi pinjaman
kemampuan
dalam
berkembang, mempunyai daya hidup demi
ada
ikatan
bersamasama
dan
untuk
berjalan
mewujudkan
tercapainya usaha yang dilakukan oleh
sesuai
Hukum Islam mempunyai untuk
dengan
bergerak
perkembangan
dan dan
kemajuan. Hukum Islam dalam gerakannya
faqir miskin.
mempunyai kaedah asasiyah yaitu ijtihad. Hukum
Zakat
Sebagai
Pinjaman
Ijtihad
yang
tantangan
Bergulir Pendistribusian zakat produktif
akan
zaman.,
menjawab dapat
segala
memenuhi
harapan zaman dengan tetap memelihara
sebagai modal yang diberikan sebagai
kepribadian
pinjaman bagi faqir-miskin, dilihat dari
(Hasby Ash Shidieqy, 2001).Hukum Islam
perspektif hukum Islam, membutuhkan
mudah, jauh dari sulit dan sempit. mudah
kajian yang lebih dalam. Persoalan yang
diamalkan, jauh dari kepicikan segala
muncul berkaitan dengan tasyaruf berupa
hukumnya dapat berjalan seiring fitrah
pinjaman modal bagi dhuafa’ produktif
manusia, hukum Islam tidaklah sempit
dan
melainkan
bukan
berupa
uang
yang
siap
dan
dia
nilai-nilai
luas.
asasinya
Itu
berarti
Dalam hal ini, muncul
penyempurnaan konsep hukum, selalu
pertanyaan, benarkah bahwa pinjaman
melibatkan ruang dan waktu yang ada di
yang
masyarakat.
dikonsumsi.
diambilkan
dari
merupakan
bimbingan
merupakan
salah
merealisasikan
tujuan
dana ekonomi satu zakat
zakat
Metode
yang metode yaitu
yang
dilakukan
pendistribusian
zakat
seharusnya
bisa
memberikan manfaat ubtuk kemandirian 45
Volume 12, Nomor 2, April 2015
umat secara lebih nyat, demi untuk dapat
penyertaan yang telah kembali bisa
mencapai
digulirkan kembalikepada faqir-miskin
tujuan
pendistribusian
zakat.
zakat
mendatangkan
Metode
harus
bisa umum
kemaslahatan
lain
akan membawa kemungkinan
yang lebih besar bagi faqir-miskin
karena semakin banyak faqir miskin yang
untuk
tertolong
ekonominya sehingga dapatmentas dari
dapat
memenuhi
kebutuhan
dapat
mengembangkan
hidupnya dengan usahanya sendiri tanpa
kemiskinan
terus.
Diharapkandalam
jangka
waktu
pemberian sesuap atau dua suap nasi,
beberapa
kedepan
dapat
sehari atau dua hari, kemudian para
mengurangi jumlahfaqir-miskin.
Zakat sesungguhnya bukan
yang tahun
membelenggu.
musthahiq menjadi miskin lagi, akan tetapi kebutuhan hidup secara lebih baik dan
2. Bahwa kemaslahatan tersebut adalah kemaslahatan
dalam waktu yang relatif lama. Zakat bisa disalurkan sebagai
umum
dan
bukankemaslahatan pribadi. Artinya
sebuah penyertaan modal produktif dengan
kemaslahatan
sistem bagi hasil.
Dasar yang menjadi
mendatangkanmanfaat bagi mayoritas
istimbat hukum pemberian dana Zakat
umat dan bukan untuk memaslahatan
produktif
individu /sejumlah perorangan yang
sebagai
penyertaan
Modal
tersebut
dengan sistem bagi hasil bagi faqir-miskin
merupakan
minoritas
dari
adalah kaidah maslahah mursalah.
mereka.Dengan
pendistribusianzakat
menyatakan bahwa
sebagai penyertaan modal bergulir
pembentukan hukum tidaklahdimaksudkan
dengan sistem bagi hasilmenekankan
kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan
pada kemaslahatan bagi faqir miskin. .
orang
Syaratsyaratmaslahah
Ini berbeda dengan pemberian cuma-
mursalah dapat dijadikan landasan hukum
cuma yang justru akan memungkina
yaitu :
kurangnya tanggung jawab mustahik,
Kaidah ini
banyak.
dan dana zakat yang diberikan kepada 1. Kemaslahatan yang hakiki dan bukan kemaslahatan dugaansaja.
yang
bersifat
konsumsi semata,
Dari syarat ini dapat
dilihat bahwa pendistribusian Zakat produktif
faqir-miskin akan habis sebagai bahan
bagifaqir-miskin
sebagai
3. Bahwa
kemaslahatan
bertentangan
dengan
ini
tidak
hukum
atau
penyertaan modal denagn sistem bagi
prinsipyang berdasarkan nash atau
hasil,
ijma’.
yang
pada
akhirnya
nanti
Kemaslahatan
itu
sejalan
Jurnal Ilmu Manajemen dengankehendak syara’.Mengenai dana
pembagian
zakat
Didin
keuntungan usaha yang didapatkan atas
dengan
pemanfaatan dana zakat (based of income).
alasan pernah terjadi seorang sahabat
Bagi hasil tidak boleh dilakukan atas
meminjamseekor ternak kepada Baitul
proyeksi
Mal lalu mengembalikannya dengan
dijanjikan oleh mustahiq seandainya dana
seekorternak yang lebih baik dari yang
itu digunakan untuk usaha.
sebagai
pinjaman,
Hafiddudinmembolehkannya
ia
pinjam
Penyaluran
(hafidhuddin, dana
sebagai
hasil
keuntungan
Sebuah
2003).
zakat
dari
nyata
yang
sifat
dari
berani
dalam
natural
sebuah usaha, yaitu kemungkinan adanya
penyertaan yang harus dikembalikan
keuntungan
kepada pengelola (amil) berarti bahwa
kerugian harus menjadi dasar utama
yang diberikan adalah tidak berupa
pengenaan sistem bagi hasil dalam zakat
wujud barangnya / uangnya tetapi
bergulir ini.
yangdiberikan adalah manfaat dari
antara harga jual dengan harga beli, antara
barang/uang tersebut. Hal ini dapat
total pendapatan dan total biaya dalam
diqiaskandengan
Imam
suatu
wakaf
mendapatkan keuntungan (profit). Jika
yang
selisih itu negatif, maka mereka menderita
pendapat
Maliki
yang
membolehkan
dalam
jangka waktutertentu,
hanya diambil manfaat dan hasil dari Dengam
pendistribusian
Zakat
metode produktif
terjadinya
kerugian
Jika ada selisih (margin)
usaha,
maka
para
pengusaha
kerugian (loss). Pemberian dana zakat bergulir
harta wakaf (Ismail Muhammad Syah, 1992).
atau
bisa dalam bentuk penyertaan usaha dalam akad
mudharabah
atau
musyarakah.
sebagai penyertaan bagi faqir-miskin
Nisbah pembagian atas keuntungan harus
yang kemudian digulirkan kembali
disepakati di awal. Sedangkan jika terjadi
diharapkan dapat mewujudkan tujuan
kerugian
zakatsebagai
Pengentasan
kelalaian/kemalasan
mewujudkan
menggunakan
kemiskinan
sarana serta
yang
bukan
karena dalam
mustahiq
dananya,
makamustahiq
dibebaskan dari kerugian finansial, dengan
kesejahteraan umat.
tidak berkewajiban mengembalikan dana Pinjaman Bergulir dengan Sistem
zakatnya. mustahiq
bagi Hasil Sistem bagi hasil (profit and loss
Dalam hal ini, kerugian adalah
berupa
hilangnya
kesempatan, waktu, dan tenaga.
sharing) yang dterapkan untuk pinjaman
hal
dana
pengawasan pemanfaatan dana zakat oleh
bergulir
harus
berbasiskan
47
ini,
pendampingan
usaha
Untuk dan
Volume 12, Nomor 2, April 2015
Organisasi
Pengelola
Zakat
menjadi
penting untuk dilakukan.
merupakan partner pada tahap awal dari sebuah usaha atau proses produksi. Dalam model ini, OPZ
menyediakan sejumlah
Profesionalisme Organisasi Pengelola
uang untuk membeli aset atau alat-alat
Zakat
produksi. Dalam sistem ini, keberadaan dan
kekuatan
Organisasi
Pengelola
dapat
Setelah usaha berjalan dan mendatangkan
profit,
porsi
Zakat
pembiayaan bisa dikurangi (dicicil untuk
(OPZ) menjadi pilar utama pencapaian
dikembalikan ke OPZ) hingga akhirnya
tujuan kemanfaatan pendistribusian zakat.
akan menjadi nol.
Tujuan zakat dalam hal ini akan sulit
Kedua, Zakat Bergulir digunakan
terwujud tanpa peran aktif dari pengelola
untuk pembiayaan jangka pendek. Zakat
zakat. Pengelola zakat harus profesional
Bergulir jenis ini bisa diaplikasikan dalam
dalam
melakukan
mustahiq
pembinaan
dalam
menjalankan
para usaha.
Pengelola Zakat selayaknya mempunyai tenaga-tenaga
ahli
dalam
bidang
bentuk project finance atau pembiayaan perdagangan,
atau keperluan-keperluan khusus mustahik untuk menjalankan usahanya.
manajemen Usaha, dan tenaga-tenaga teknis
berkaitan
dengan
pengelolaan
usaha. Dalam aplikasinya, Zakat Bergulir bisa
diterapkan
dalam
pembiayaan
di
mana
bekerjasama
dengan
kerjasama pihak
OPZ
Mustahik
dalam
menjalankan usaha, dengan kontribusi modal dan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan
yang
dibicarakan
dan
ditentukan
dalam
kontrak
di
awal
pemberian
modal.
Pembiayaan
Zakat
Bergulir bisa dijalankan dalam berbagai bentuk, di antaranya: Pertama,
Zakat
Bergulir
digunakan untuk pembiayaan modal kerja (working
capital),
di
mana
OPZ
penyediaan bahan mentah
Terdapat dua metode pembagian keuntungan yang dapat digunakan, yaitu profit sharing (bagi laba) atau revenue sharing (bagi pendapatan). Jika memakai metode revenue sharing, berarti akan dikembalikan ke OPZ adalah bagian keuntungan mustahik tanpa dikurangi dengan biaya-biaya.
Sedangkan apabila
menggunakan metode profit sharing, maka yang diberikan ke OPZ adalah pendapatan setelah
dikurangi
biaya-biaya
(laba),
termasuk di dalamnya setelah Mustahik mengeluarkan zakat atas hasil usahanya tadi. Model Pembiayaan Zakat Bergulir dengan sistem bagi hasil ini diharapkan bukan menjadi beban bagi mustahik
Jurnal Ilmu Manajemen karena adanya kewajiban memberikan
diantisipasi bersama antara Mustahik dan
sebagian keuntungan sebagai bentuk bagi
OPZ.
hasil.
Kewajiban mustahik memberikan
Untuk lebih mengiptimalkan kerja
sebagian keuntungan sebagai bentuk bagi
dan fungsinya, OPZ dalam hal ini bisa
hasil ini sebenarnya lebih diarahkan agar
menjalin kerja sama dengan beberapa
mustahik mempunyai tanggung jawab
lembaga profesional, seperti kementerian
yang lebih besar dalam memanfaatkan
koperasi
dana zakat yang diterimanya.
perindustrian,
Bentuk
dan
UMKM,
departemen
lembaga-lembaga
bisnis,
tanggung jawab inilah yang diwujudkan
maupun Perguruan Tinggi (PT). Lembaga
dalam
memberikan
tadi bisa memberikan bantuan teknis,
bagian keuntungan usaha dalam bentuk
bantuan manajerial, maupun pembentukan
bagi hasil.
jiwa kewirausahaan agar mustahik, dalam
akan
bentuk
kewajiban
Selain itu, konsep ini daharapkan
menjalankan usahanya mendapatkan ruang
memberikan
dan kesempatan berkembang yang lebih
penekanan
kepada
mustahik dana untuk secara sunguh-
baik.
sunguh memperhatikan kesehatan dan profitabilitas usaha yang dijalankannya
Kesimpulan
tersebut. Untuk itu, upaya menyehatkan usaha
dengan
pengelolaan
yang
Dari uraian di atas, bisa ditarik beberapa kesimpulan:
profesional agar usahanya berkembang
1. Zakat
Bergulir bisa dilaksanakan
dan berkelanjutan menjadi tujuan utama
sebagai
para mustahik.
Mustahik
dari
OPZ
Kerjasama dan bantuan
sangat
yang
solusi
bagi
membutuhkan
dalam
tambahan dana untuk pengembaknan
memberikan bimbingan, pendampingan,
usahanya atau untuk memulai usaha
dan
baru.
pengawasan
dibutuhkan
alternatif
atas
usaha
yang
dijalankan Mustahik Karena pemberianZakat
2. Pelaksanaan sifat
Bergulir
dasarnya, tidak
Bergulir
mensyaratkan keterlibatan masing-
boleh
masing
mensyaratkan adanya pemberian jaminan
pihak
dalam
pengelolaan
usaha.
dalam bentuk apa pun oleh mustahik yang diserahkan ke OPZ.
Zakat
3. Organisasi Pengelola Zakat dituntut
Risiko rugi yang
profesionalisme yang lebih tinggi
dihadapi oleh usaha kerjasama merupakan
dalam
risiko bersama yang harus dihadapi dan
pendampingan, pembimbingan, serta
49
pengelolaan
zakat
dan
Volume 12, Nomor 2, April 2015
pengawasan usaha yang dijalankan oleh mustahik. .
Hasan, Muhammad, 2001, Manajemen Zakat:
4. OPZ perlu bekerja sama dengan
Model
Penglolaan
yang
Efektif, Idea Press, Yogyakarta
memberikan
Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi
kesempatan dan keleluasaan yang
Islam Suatu Kajian Kontemporer,
lebih bak bagi mustahik yang sedang
Gema Insani Press, Jakarta
banyak
pihak
untuk
memulai usaha atau yang sedang mengembangkan usahanya. 5. Dengan
ini,
maka
zakat
Zakat bukan
sekadar pemberian oleh golongan kaya kepada golingan miskin, tetapi sistem
zakat
diharapkan
Khasanah,Umrotul.,2010,
bisa
Manajemen Modern:
InstrumenPemberdayaanEkonomiU mat, UIN-Maliki Press, Malang Kuntarno
Noor,
Aflah.,danTajang
Mohd. Nasir, 2006, Zakat &Peran
meningkatkan derajat hidup golongan
Negara, Forum Zakat, Jakarta.
miskin, dan pada akhirnya menjadi
Muhammad Syah, Ismail, 1992, Filsafat
untukkesetaraan
Hukum Islam, Bumi Aksara, Jakarta
accelerator
Qardawi.. Yusuf., 2005, Spektrum Zakat
kesejahteraan. InsyaAllah.
dalam
Membangun
Ekonomi
Kerakyatan (terj.)., Zikrul Hakim, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Abidin,
Hamid.,
2004,
Sahri, Muhammad, 2006,
Mekanisme
ReinterprestasiPendayagunaan ZIS,
Zakat & Permodalan Masyarakat
Piramedia, Jakarta
Miskin. Bahtera Press, Malang
Asy-Sidiqi, Hashbi., 1999, Pedoman Zakat. PT. Pustaka Rizqi Putra. Semarang. Asy-Sidiqi,
Hashbi.,
2001,Falsafah
Hukum Islam. PT. Pustaka Rizqi Putra. Semarang Hafidhuddin,
Didin,
2002,
Zakat
DalamPerekonomian Modern,GemaInsani, Jakarta Hamidi,
Luthfi.
2003.
Jejak-Jejak
Ekonomi Syariah, Senayan Abadi Publishing. Jakarta.
Jurnal Ilmu Manajemen
TANTANGAN BANGUNAN ILMU PROFETIK: TEORITIS DAN EMPIRIS Setyabudi Indartono, Ph.D Email:
[email protected] Manajemen FE, UNY, Yogyakarta
ABSTRACT Islam is believe as a perfect system. It roles all of the aspect of human life. However few scientists are presented to explore a lot of science paradigm based on religion. It is proposed that the progress of science based positivism is theoretically failed. Further scholars suggest that the finding of empirical study of science based positivism is heading a huge of global problem if human life and its environment. Accordingly, this study propose that scholars should investigate and explore various aspect of knowledge and science based on religion or prophetics based. Keywords: prophetics, positivism, empirical finding, theoretical finding
2010,
Pendahuluan
mengangkat
permasalahan
yang
berbagai konsep dan teori ilmu social.
menyeluruh, yang menyentuh seluruh
Mereka percaya bahwa konsep-konsep
segi kehidupan. Ia adalah
negara dan
ilmu sosial dan teorinya telah mampu
tanah air, pemerintah dan umat, akahlak
mempengaruhi opini publik dan menjadi
dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan,
debat publik. Hal ini dipercaya sebagai
peradaban dan undang-undang,ilmu dan
indikasi keberhasilan ilmu-ilmu sosial
peradilan, materi dan kekayaan alam,
termasuk didalamnya ilmu ekonomi,
penghasilan dan kekayaan, jihad dan
politik, dan sosiologi.
Islam
adalah
sistem
pemikiran,
Namun Social Science Report
sebagimana juga ia adalah aqidah yang
merilis diantaranya bahwa ilmu ekonomi
lurus dan ibadah yang benar, tidak
dinilai
kurang dan tidak lebih.
mengantisipasi krisis ekonomi dan para
dakwah,
pasukan
dan
tidak
mampu
untuk
Sebuah kritik yang dilontarkan
ilmuwan politik sering dituduh tidak
pada The 2010 World Social Science
mampu mengantisipasi krisis ekonomi
Report
the
dengan ilmu mereka, serta Ilmu sosiolog
International Social Science Council
dianggap gagal untuk mengidentifikasi
(ISSC) Unesco pada tanggal 10 April
tren sosial ke depan. Ilmu-ilmu sosial
yang
dipublis
oleh
51
Volume 12, Nomor 2, April 2015
telah
dituduh dan
overspecialized
terfragmentasi,
Clavier (1788); Arthur Young (1792);
kadang-kadang
David Ricardo (1817), Samuel Taylor
terlalu sulit untuk difahami. Ilmu sosial
Coleridge,
yang telah menjadi begitu menyebar dan
Proudhon
meluas
(1845); Karl Marx dan Friedrich Engels
dianggap
tidak
mampu
memahami dan membentuk kehidupan
(1823);
Pierre-Joseph
(1840) ; Benjamin Disraeli
(1848).
sehari-hari menjadi lebih baik. Salah
Perkembangan faham sosialisme
satu saran yang diberikan dalam Social
(1871) adalah sebagai kritik dari gerakan
Science Report ini adalah , berbagai
kapitalisme
temuan dan konsep ilmu social harus
Marxisme sebagai dasar reaksi atas
secara terus menerus dievaluasi agar
revolusi
memberikan kemanfaatan bagi manusia
berpendapat
sebagaimana
menyebabkan
ilmu
ekonomi,
sosial,
yang
dimotori
industry. bahwa
gerakan
Karl
Marx
industrialisasi
masyarakat
politik dan lainnya. Dan Pengembangan
menjadi
ilmu social harus disinkronkan dengan
(kelompok yang menguasai produksi,
keyakinan
pabrik dan lahan) dan kelompok besar
dan
agama.
Hal
ini
kelompok
terbelah
membuktikan kegagahan perkembangan
yang
ilmu
buruh). Dia menganggap bahwa proses
yang
dimulai
akibat
revolusi
disebut
bourgeoisie
proletariat
(kelompok
industrialisasi adalah praktek ekonomi
industry mulai runtuh.
feodal dalam mengembangkan faham kapitalisme.Faham sosialis beranggapan
Filsafat positivisme Filsafat pengetahuan Positivisme
bahwa nilai dan tantangan budaya serta
(1848/1865) muncul dari sudut pandang
praktek ekonomi adalah hasil kreasi
sekularisme (1851) yang disebabkan
sosial.
(1750-1850).
Gerakan dan faham Romanticism
Revolusi Industri dikenal pada saat
adalah pertentangan antara hasil revolusi
perubahan teknologi dan menjadi lebih
industri dan seni. Gerakan ini didukung
umum dengan tahun 1830-an. Perubahan
oleh para seniman puisi separti William
teknologi yang menyebabkan revolusi
Blake dan William Wordsworth, Samuel
industri mengubah seluruh masyarakat
Taylor Coleridge, John Keats, Lord
sipil
paradigma
Byron dan Percy Bysshe Shelley, dan
Kapitalisme,
seniman music seperti E.T.A. Hoffmann
Sosialisme dan Romantisisme. Gerakan
yang dikenal sebagai Mozart, Haydn dan
kapitalisme
Beethoven
oleh
revolusi
dan
intelektual
industri
memunculkan seperti didukung
oleh
Étienne
(1810).
Gerakan
ini
Jurnal Ilmu Manajemen menekankan pada pentingnya hal yang
Oxford, Swiss Reinsurance Company,
alamiah di seni dan bahasa yang
Wharton Center for Risk Management,
berlawanan dengan mesin-mesin dan
University of Pennsylvania, dan Zurich
pabrik-pabrik besar.
Insurance Group. Diantara problem yang
Sekularisme
ditemukan dalam riset tersebut adalah
Ketiga faham ini, Kapitalisme,
financial system failure, governmental
Romantisisme
system failure, climate change yang
mendorong faham sekularisme yang
tergabung dalam beberapa bidang seperti
menghasilkan
undang-
bidang ekonomi, geopolitik, lingkungan,
undang tentang hak-hak istimewa Gereja
social dan teknologi. Global Risk Report
dan bangsawan. Sekularisme adalah
juga memberikan gambaran keterkaitan
prinsip
dan
Sosialisme
dan
penghapusan
pemisahan
antara
lembaga
jejaring
masing-masing
pemerintah dan orang-orang yang diberi
permasalahan global tersebut satu sama
mandat untuk mewakili Negara dari
lain. Hal ini memberikan bukti bahwa
lembaga keagamaan. Faham sekuler
baik secara konsep dan teori dalam
beranggapwan bahwa agama adalah
social science report dan secara praktek
keyakinan yang tidak rasional, tidak
dan efek penerapan teori dalam global
ilmiah, atau tidak masuk akal. Sehingga
risk report membuktikan secara sangat
Karl Marx menyatakan bahwa agama
meyakinkan bahwa hasil perkembangan
sebagai "candu rakyat".
ilmu yang di endorse oleh semangat sekularisme dan faham positivisme, gagal.
Kritik Teoritis dan Empiris Sementara itu Sebuah laporan World Economic Forum yang tergabung
Arus Profetik Para
dalam Insight Report Global Risk Report
ilmuan
mencoba
untuk
yang dirilis setiap tahun, 2011, 2012,
mengenalkan agama sebagai dasar dasar
2013,
berbagai
konseptual bangunan ilmu pengetahuan.
fenomena permasalahan global yang
Termotivasi oleh Paus Benediktus XVI,
dihadapi seluruh Negara di dunia ini.
Journal of business 2009 menawarkan
World
call paper special issue yang bertema
Mengungkapkan
Economic
Forum
adalah
kerjasama dari berbagai elemen seperti
Kepemimpinan
Marsh
Companies,
HA'TORAH adalah jurnal internasional
Singapore,
bagi kalangan orang Yahudi yang ingin
Oxford Martin School, University of
membuktikan hubungan Taurat dengan
National
&
McLennan
University
of
53
Global.
B'OR
Volume 12, Nomor 2, April 2015
seni,
dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan,
keperilakuan, dan berbagai isu-isu sosial.
peradaban dan undang-undang,ilmu dan
International Conference ke-3 18-19
peradilan, materi dan kekayaan alam,
Januari
penghasilan dan kekayaan, jihad dan
ilmu
pengetahuan,
2010,
kreativitas
Brisbane,
Australia
mendiskusikan teori ekonomi dengan
dakwah,
menggunakan perspektif agama Buddha.
sebagimana juga ia adalah aqidah yang
International conference 09-11 Juli 2012,
lurus dan ibadah yang benar, tidak
Queens
kurang dan tidak lebih (Abu-Faqih,
'College,
University
of
Cambridge, Inggris, membahas ilmu pengetahuan
dan
teknologi
pasukan
dan
pemikiran,
2007). Sebuah
yang
tuntutan
kemampuan
optimalisasi
dijelaskan oleh Quran. Kuntowijoyo
seluruh
dan
kekuatan
dalam bukunya "Islam sebagai Ilmu"
akademik yang dimiliki kaum muslimin
(2004): Epistemologi, Metodologi, dan
telah diperintahkan Allah dalam surat al
etika, mengangkat sudut pandang untuk
Anfal 60 yang artinya “dan siapkanlah
mengintegrasikan Quran dan Sains.
untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kudakuda yang ditambat untuk berperang
Kesimpulan dan saran Adalah
sebuah
tanggungjawab
bagi
(yang dengan persiapan itu) kamu
semua civitas akademika muslim untuk
menggentarkan
membuktikan
musuhmu dan orang orang selain mereka
Kemusliman
dan
ketaqwaannya dalam ranah akademik.
musuh
Allah
dan
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang
َ َاو ُل َم َ ِاَ ْإل ْسالَ ُم ن ظا ِھ َر ْال َحيَا ِة َ ظا ٌم شَا ِم ٌل َيتَن َ َج ِم ْيعًا فَھ َُو دَوْ لَةٌ َو َو ٌ ُ َوھ َُو ُخل،ٌط ٌن أَوْ ُح ُكوْ َمةٌ َوأُ ﱠمة ق
kamu
َوھ َُو ثَقَافَةٌ َوقَانُوْ ٌن أَوْ ِع ْل ٌم،ٌَوقُ ﱠوةٌ أَوْ َرحْ َمةٌ َو َعدَالَة ٌ َوھ َُو ِجھَا ٌد َو َد ْع َوة، َوھ َُو َما ﱠدةٌ أَوْ َكسْبٌ َو ِغ ًنى،ٌضاء َ ََوق
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
ٌصا ِدقَةٌ َو ِعبَا َدة َ ٌ َك َما ھ َُو َعقِ ْي َدة،ٌأَوْ َجيْشٌ َوفِ ْك َرة ص ِحي َْحةٌ َس َوا ٌء بِ َس َوا ٍء َ
Hal ini sejalan dengan usaha untuk
ْ ( َ)األُصُوْ ِل ْال ِع ْش ِر ْين
nafkahkan
pada
jalan
Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup (dirugikan)”. meminimalisir
kelemahan
yang
ada
dalam perintah Allah yang artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan
Islam
adalah
sistem
yang
janganlah (pula) kamu bersedih hati,
menyeluruh, yang menyentuh seluruh
padahal
kamulah
orang-orang
yang
segi kehidupan. Ia adalah
negara dan
paling tinggi (derajatnya), jika kamu
tanah air, pemerintah dan umat, akahlak
orang-orang yang beriman” (QS. 3:139).
Jurnal Ilmu Manajemen untuk
yang bernama Abbas ibn Firnas telah
menangkap peluang untuk maju yang
berusaha membuat konstruksi sebuah
harus kita manfaatkan, sebagaimana
mesin terbang di th 852. Tahun 800 oleh
sudah diindikasikan: “Manusia tidak
scientist Islam paling terkenal, Jabir ibn
jemu memohon kebaikan, dan jika
Hayyan, mengubah alchemy menjadi
mereka ditimpa malapetaka dia menjadi
chemistry, menemukan banyak proses
putus asa lagi putus harapan “(QS
dasar dan alat-alat yang masih digunakan
41:49).
berbagai
hingga sekarang seperti alat liquefaction,
macam tantangan yang ada sebagaimana
crystallisation, distillation, purification,
diarahkan: “Kita adalah orang-orang
oxidisation, evaporation dan filtration.
yang memiliki kekuatan dan (juga)
Al-Jazari
memiliki keberanian yang sangat (dalam
penggunaan katup dan piston, alat jam
peperangan), dan keputusan berada di
air
tanganmu; maka pertimbangkanlah apa
sebagai bapak robot.
Hal
ini
Serta
diarahkan
menghadapi
mekanik
1206
pertama,
menemukan dan
dikenal
“Kamu adalah umat yang terbaik
yang akan kamu perintahkan “ (QS. yang
27:33).
tahun
dilahirkan
untuk
manusia,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
Bukti Sejarah Sejarah cemerlang karya akademik
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
dengan
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
munculnya berbagai temuan ilmiah oleh
bagi mereka; di antara mereka ada yang
para cendekiawan musli. Ibn. Khuldun
beriman, dan kebanyakan mereka adalah
adalah
orang-orang yang fasik.” (QS. 3:110).
dunia
Islam
telah
tertoreh
orang pertama yang merintis
ilmu
sosial
lima
abad
sebelum
renaisance. Pemikiran Ibn. Khuldun
Referensi:
selalu mengkaitkan relevansinya dengan
ISSC, 2010, World Social Science Report 2010: Knowledge Divides
al Qur’an dan Hadis sebagai doktrin
World Economic Forum, 2016, The
agama.
Global Risks Report 2016
Ilmuwan Muslim abad ke 10 yang ahli mathematika, astronomi and fisika:
Al Quran, syamil Quran
Ibn
Abu-Faqih, Khozin, 2007,
al-Haitham
telah
menemukan
Majmu'atur
teknologi Kamera. Seribu tahun sebelum
Rasail Hasan Al Banna Kumpulan
Wright bersaudara, seorang Muslim,
Risalah Dakwah Hasan Al Banna
penyair, astronomer, musisi dan engineer
Jilid-I 55
Volume 12, Nomor 2, April 2015
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Arum Darmawati, MM & Muniya Alteza, M.Si Email:
[email protected] ;
[email protected] Maagement School of Yogyakarta State University
Abstract This study is aimed to explore the mediation effect of organizational commitment on the influence of job satisfaction on the organizational citizenship behavior. Respondent include on this study is the staff of Yogyakarta Sate University (YSU). Path analysis is used to analize the data. The result showed that organizational commitment is accepted to mediate the effect of job satisfaction on the organizational citizenship behavior. Hence organizational commitment is important for YSU staf to improve the effect of their job satisfaction on the organizational citizenship behavior. Keywords: organizational commitment, job satisfaction, organizational citizenship behavior
A. Latar Belakang Saat
ini,
SDM merupakan hal yang sangat
Indonesia
menghadapi
penting dalam suatu organisasi, karena
ASEAN Economic Community (AEC). AEC
keefektifan
dan
tentunya
organisasi
sangat
perusahaan
menuntut
perusahaan-
Indonesia
keberhasilan
suatu
tergantung
pada
untuk
kualitas dan kinerja sumber daya manusia
berkompetisi, karena perusahaan tidak
yang ada pada organisasi tersebut. Kinerja
hanya
sumber daya manusia (karyawan) yang
dihadapkan
pada
persaingan
dengan perusahaan dalam negeri saja,
tinggi
tetapi
luar
organizational citizenship behavior (OCB),
negeri. Menghadapi situasi dan kondisi
yaitu perilaku melebihi apa yang telah
tersebut, perusahaan harus menentukan
distandarkan perusahaan (Krietner, 2004).
strategi dan kebijakan manajemen yang
OCB dapat timbul dari berbagai
tepat, khususnya dalam pengembangan
faktor dalam organisasi, di antaranya
sumberdaya manusia (SDM). Pengelolaan
karena
SDM saat ini merupakan suatu keharusan
karyawan dan komitmen organisasi yang
dan bukan lagi merupakan suatu pilihan
tinggi (Robbins dan Judge, 2007). Ketika
apabila perusahaan ingin survive.
karyawan merasakan kepuasan terhadap
juga
dengan
perusahaan
akan
mendorong
adanya
pekerjaan
yang
kepuasan
munculnya
kerja
dilakukannya,
dari
maka
Jurnal Ilmu Manajemen karyawan tersebut akan bekerja secara maksimal
dalam
pekerjaannya, beberapa
yang
pada
awalnya
bernama
menyelesaikan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
melakukan
(IKIP), yang kemudian pada tahun 1999
bahkan
hal
UNY
mungkin
diluar
berubah
menjadi
Universitas
Negeri
tugasnya. Begitu juga dengan ketika
Yogyakarta.
seseorang mempunyai komitmen yang
memberikan
tinggi
maka
pada organisasi tata kelola di UNY.
orang tersebut akan melakukan apapun
Fakultas yang dulu menggunakan kata
untuk memajukan perusahaannya karena
pendidikan, berubah menjadi fakultas
keyakinannya
organisasinya
murni, yang di dalamnya tersiri dari prodi
(Luthan, 2000). Lebih lanjut, Karim dan
kependidikan maupun non kependidikan.
Rehmen
bahwa
Perubahan tersebut tentu saja berdampak
tingkat komitmen organisasi karyawan
pada pengelolaan SDM yang ada di UNY.
dipengaruhi oleh kepuasan kerja yang
Pengelolaan SDM sangat diperlukan guna
dirasakan
semakin
memanfaatkan potensi SDM yang dimiliki
puas seorang karyawan, maka semakin
UNY. Kinerja karyawan UNY menjadi
tinggi komitmen organisasinya.
bagian dari pengelolaan SDM di UNY.
terhadap
organisasinya,
terhadap
(2012)
menemukan
katyawan,
Walaupun
artinya
masih
nama
dampak yang
ini
signifikan
tetapi
Walaupun sudah baik, akan tetapi
munculnya OCB menjadi hal yang positif
ada beberapa masalah yang berkaitan
bagi
di
dengan kinerja karyawan UNY yang
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
masih dirasa kurang. Hal ini dapat terlihat
yang sedang menuju world class university
dari
(WCU). Proses menjadi WCU menjadi
keramahan dalam melayani stakeholder,
tantangan tersendiri bagi UNY. Hal ini
maupun dalam hal kehadiran. Kinerja
tentu
pada
yang kurang baik akan semakin sulit
peningkatan
memunculkan OCB dalam organisasi.
kinerja UNY, baik peningkatan kualitas
OCB dipengaruhi oleh banyak faktor.
tenaga
tenaga
Sesen, Harun dan Basim Nejed (2012)
maupun
menyatakan bahwa OCB dipengaruhi
perusahaan,
tak
membawa
pemeliharaan
terkecuali
dampak
maupun
pengajar
administrasi
jarang,
Pergantian
(dosen),
(karyawan),
kedisiplinan
mahasiswanya. Munculnya OCB dapat
oleh
menjadi gambaran adanya kinerja yang
organisasi.
tinggi dalam organisasi, karena OCB merupakan expectation.
perilaku
yang
beyond
kepuasan
Ketika kepuasan komitmen
57
jam
kerja
dan
seseorang kerja yang
kehadiran,
komitmen
mendapatkan
dan tinggi
mempunyai terhadap
Volume 12, Nomor 2, April 2015 organisasi, karyawan akan memberikan
Kajian Pustaka
pelayanan yang baik dan begitu juga
A. Organizational Citizenship Behavior
sebaliknya, ketika karyawan saja tidak
Menurut Organ dan Ryan (1994),
mengalami kepuasan maka pelayanan
organizational citizenship behavior adalah
yang diberikan kepada konsumen, dalam
perilaku-perilaku yang dilakukan oleh
hal ini mahasiswa, dosen atau pihak luar
anggota organisasi/karyawan yang: tidak
perusahaan;
secara tegas diberi penghargaan apabila
bisa
tidak
memuaskan. sebagai
mereka melakukannya dan juga tidak
tanggapan emosional seseorang terhadap
akan diberi hukuman apabila mereka
aspek-aspek
di
pada
tidak melakukannya, tidak merupakan
keseluruhan
pekerjaannya
(Nawawi,
bagian dari deskripsi pekerjaan yang
2003). Keadaan emosional atau sikap
dimiliki oleh karyawan, dan merupakan
seseorang tersebut akan diperlihatkan
perilaku
dalam bentuk tanggungjawab, perhatian,
membutuhkan latihan terlebih dahulu
serta perkembangan kinerjanya.
untuk melaksanakannya.
Kepuasan
kerja
diartikan
dalam
atau
Tujuan rencana penelitian ini yaitu
karyawan
Menurut
yang
Sloat
tidak
(1999),
good
untuk memperoleh gambaran mengenai
organizational citizens adalah karyawan
tingkat
komitmen
yang melakukan tindakan yang mengarah
organisasi serta OCB yang ada di UNY.
pada terciptanya keefektifan fungsi-fungsi
Berkaitan dengan hasil penelitian ini
dalam organisasi dan tindakan tindakan
diharapkan
dapat
tersebut secara eksplisit tidak diminta
dimanfaatkan sebagai media yang andal
(secara sukarela), serta tidak secara formal
untuk konfirmasi terhadap perubahan
diberi penghargaan (dengan insentif).
yang nyata pada paradigma yang berlaku
Dengan
kata
dan dapat memperkuat, membedakan,
perilaku
yang
atau
kepentingan
kepuasan
kerja,
secara
menolak
hasil
teoritis
temuan
pada
lain,
merupakan
OCB
selalu orang
mengutamakan lain,
hal
itu
paradigma lama. Secara praktis hasil
diekspresikan dalam tindakan-tindakan
penelitian ini dapat membantu jajaran
yang mengarah pada hal-hal yang bukan
pimpinan lembaga UNY dalam proses
untuk memenuhi kepentingan pribadi,
pengambilan keputusan yang berkaitan
melainkan
dengan karyawannya.
kesejahteraan orang lain.
untuk
mewujudkan
Lovell (1999) berpendapat bahwa OCB merupakan suatu perilaku yang
Jurnal Ilmu Manajemen memperluas dan melebihi dari perilaku
Organ dan Ryan dalam Greenberg
apa saja yang telah disyaratkan oleh
dan Baron (2003), menyatakan bahwa ada
organisasi yang tertuang dalam suatu
lima dimensi dari OCB, yaitu:
deskripsi pekerjaan yang formal (formal
a. Altruism (Helping), merupakan suatu
job description). Menurut Witt yang dikutip oleh
Lovell,
menunjuk
OCB
hal
pada
kepada
karyawan melampaui peran yang telah
ketika
sedang
mempunyai
kerja yang
positif,
menghadapi
dengan
sabar
atau
seorang
karyawan
habis
mengacu
pada
seorang karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan (dalam hal keperilakuan) dilakukan dengan cara melebihi atau di atas apa yang telah
gangguan tanpa mengeluh dan menjaga
disyaratkan
asset yang dimiliki organisasi (Lovell, 1999).
untuk
tugas
b. Conscientiousnes,
masalah,
menciptakan suatu iklim
lain
sembuh dari sakitnya.
karyawan untuk membantu koleganya yang
pertolongan
atau tidak seperti biasanya, misalnya
kerja atau bahkan organisasi. Organisasi perilaku OCB dari
seorang
pekerjaannya dalam keadaan tertentu
memajukan
kesejahteraan dari rekan kerja, kelompok
tergantung pada
ketika
karyawan
menyelesaikan
disyaratkan oleh organisasi dan tindakantersebut
terjadi
karyawan memberikan
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
tindakan
yang
oleh
organisasi/perusahaan. c. Sportmanship (sikap sportif), erupakan
Menurut Greenberg dan Baron (2003),
OCB
adalah
dilakukan
anggota
melebihi
dari
suatu sikap yang lebih menekankan
tindakan
yang
pada aspek-aspek positif organisasi
organisasi
yang
daripada aspek negatif. Memberikan
ketentuan
formal
rasa
toleransi
terhadap
gangguan
pekerjaannya. Secara umum, ada tiga
gangguan pada pekerjaan, yaitu ketika
komponen utama OCB. Pertama, perilaku
seorang karyawan memikul pekerjaan
tersebut lebih dari ketentuan formal atau
yang tidak mengenakkan tanpa harus
deskripsi pekerjaan yang telah ditentukan.
mengemukakan
Kedua,
komplain.
tindakan
memerlukan dengan tindakan
kata
latihan lain,
tersebut
tersebut
tidak
(bersifat
alami),
orang dengan
d. Courtesy
melakukan
keluhan
(kebaikan),
perilaku-perilaku
sukarela.
perilaku
baik,
membantu
atau
Merupakan misalnya seseorang
Ketiga, tindakan tersebut tidak dihargai
mencegah
dengan imbalan formal oleh organisasi.
permasalahan atau membuat langkah-
59
terjadinya
suatu
Volume 12, Nomor 2, April 2015 langkah
untuk
meredakan
atau
mengurangi
berkembangnya
suatu
masalah.
Kebaikan
ketidakpuasan
kerja.
Kepuasan/ketidakpuasan
merupakan
(courtesy)
masalah yang kompleks, karena berasal
menunjuk pada tindakan pengajaran
dari berbagai elemen kerja, misalnya
kepada
terhadap
orang
lain
sebelum
dia
pekerjaan
mereka
sendiri,
melakukan tindakan atau membuat
gaji/upah,
keputusan yang berkaitan dengan
kerja,
pekerjaannya.
dilakukannya secara keseluruhan. Dari
e. Civic
Virtue,
Merupakan
tindakan
promosi,
ataupun
supervisi, pekerjaan
rekan yang
berbagai penelitian yang telah banyak
yang dilakukan untuk ikut serta
dilakukan,
mendukung
tentang respon dari pekerjaan yang telah
fungsi-
fungsi
ketika
karyawan
ditanya
administrasi organisasi. Perilaku yang
mereka
dapat dijelaskan sebagai partisipasi
untuk berbagai elemen kerja, Dari hasil
aktif
penelitian,
karyawan
dalam
hubungan
lakukan,
hasilnya
secara
bervariasi
umum
karyawan
keorganisasian, misalnya menghadiri
merasakan kepuasan secara keseluruhan
rapat,
(Robbins dan Judge, 2007).
menjawab
surat-surat
dan
selalu mengikuti isu-isu terbaru yang menyangkut organisasi.
Dalam pekerjaan, banyak sekali elemen
yang
berpengaruh
terhadap
kepuasan dan ketidakpuasan. Seseorang B.
Kepuasan Kerja
dapat mengalami kepuasan untuk satu
Kepuasan kerja merupakan respon afektif
atau
sebuah
elemen pekerjaan yang lain. Elemen-
pekerjaan (Krieter & Kinicki, 2004). Salah
elemen pekerjaan itu adalah: pekerjaan
seorang bisa merasakan kepuasan di satu
mereka
aspek dan di aspek yang lain. Robbins
supervisi, rekan kerja, dan pekerjaan
dan Judge (2007) menyatakan bahwa
secara keseluruhan.
kepuasan
emosional
kerja
dari
elemen pekerjaan, tetapi tidak untuk
merupakan
perasaan
sendiri,
Krieter
positif tentang suatu pekerjaan yang
menyatakan
merupakan hasil evaluasi dari beberapa
menyebabkan
karakteristik.
tidakkupuasan
gaji/upah,
&
Kinicki
bahwa
faktor
kepuasan adalah:
promosi,
(2004) yang dan
pemenuhan
Dari pengertian tersebut di atas,
kebutuhan, pencapaian tujuan, deviasi
perasaan positif maupun negatif yang
dari yang seharusnya diterima dengan
dialami karyawan menyebabkan seorang
yang didapatkan, dan keadilan.
dapat
mengalami
kepuasan
maupun
Jurnal Ilmu Manajemen Menurut Teori Herzberg, terdapat
Komitmen organisasi adalah suatu
dua faktor yang menyebabkan kepuasan
keadaan dimana seseorang karyawan
dan ketidakpuasan, yaitu:
memihak organisasi tertentu serta tujuan
a. Faktor
Motivator
karakteristik
merupakan
pekerjaan
berkaitan
tujuan
dan
keinginannya
mempertahankan
untuk
keanggotaan
dalam
dengan kepuasan pekerjaan, yaitu
organisasi tersebut. Robbins dan Judge
sejumlah
apabila
(2007) didefinisikan sebagai keterlibatan
menimbulkan
pekerjaaan yang tinggi berarti memihak
kebutuhan yang
dipenuhi
akan
kepuasan tetapi jika tidak dipenuhi
pada
akan mengurangi kepuasan
individu. Komitmen organisasional yang
b. Faktor
Hygiene
tertentu
seseorang
tinggi berarti memihak organisasi yang
pekerjaan
berkaitan
merekrut
individu
ketidakpuasan
pekerjaan,
organisasi
sekolah
guru
merupakan
profesional
yang
berhadapan
karakteristik dengan
merupakan
pekerjaan
tersebut.
Dalam
yang
tenaga
akan
langsung dengan siswa, maka guru dalam
meningkatkan motivasi, tetapi jika
menjalankan tugasnya sebagai pendidik
tidak dipenuhi akan menimbulkan
mampu menjalankan berbagai kebijakan
kepuasan.
dengan
yaitu
sejumlah
apabila
kebutuhan
dipenuhi
Faktor
yang
tidak
termasuk
dalam
faktor motivator adalah prestasi kerja,
tujuan-tujuan
tertentu
dan
mempunyai komimen yang kuat terhadap tempat dia bekerja. Menurut Griffin (2004), komitmen
promosi, tanggungjawab, pengakuan, dan kerja itu sendiri. Sedangkan faktor yang
organisasi
termasuk
adalah
mencerminkan sejauh mana seseorang
hubungan antar pribadi, keamanan kerja,
individu mengenal dan terikat pada
kehidupan
kerja,
organisasinya. Seseorang individu yang
status,
memiliki komitmen tinggi kemungkinan
kebijakan
hygiene
pribadi,
faktor
keamanan
administrasi,
gaji,
supervisi, dan kondisi kerja. Baik faktor motivator dan faktor
adalah
sikap
yang
akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Menurut Luthans (1995),
hygiene sangat penting bagi pemeliharaan
komitmen
tingkat kepuasan pegawai. Kedua faktor
sebagai:
keinginan
ini selalu berjalan seiring dengan aktivitas
sebagai
anggota
kerja seseorang dalam organisasinya.
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan
C. Komitmen Organisasi
61
organisasi
didefinisikan
kuat
untuk
organisasi
organisasi;
dan
tetap
tertentu;,
keyakinan
Volume 12, Nomor 2, April 2015 tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
yang berhubungan dengan keluarnya
Dengan kata lain, ini merupakan sikap
Komitmen berdasarkan kerugian
yang
merefleksikan
karyawan
dari
organisasi.
Hal
ini
loyalitas
mungkin karena kehilangan senioritas
karyawan pada organisasi dan proses
atas promosi atau benefit. Konsep side-
berkelanjutan di mana anggota organisasi
bets orientation yang menekankan pada
mengekspresikan perhatiannya terhadap
sumbangan
organisasi
waktu dapat hilang jika orang itu
dan
keberhasilan
serta
kemajuan yang berkelanjutan Allen dan Mayer dalam Greenberg
seseorang
yangsewaktu-
meninggalkan
organisasi.
Tindakan
meninggalkan
organisasi
menjadi
dan Baron (2003) mengemukakan tiga
sesuatu yang beresiko tinggi karena
dimensi
orang merasa takut akan kehilangan
komitmen
organisasi sebagai
berikut:
sumbangan
a. Komitmen afektif (affective comitment):
pada organisasi itu dan menyadari
Mengacu
pada
keterikatan
gantinya.
seorang karyawan pada suatu organisasi.
c. Komitmen
organisasi
harapan-harapan
normatif
(normative
Komitmen
normatif
berkaitan
dengan
dengan perasaan wajib untuk tetap
memuaskan
berada dalam organisasi karena memang
konsisten dan
tanamkan
commiment):
lebih kuat bila pengalamannya dalam suatu
mereka
bahwa mereka tak mungkin mencari
emosional, identifikasi serta keterlibatan
Komitmen afektif seseorang akan menjadi
yang
kebutuhan dasarnya dan sebaliknya. Komitmen afektif menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk terus
harus
begitu;
merupakan
hal
tindakan benar
tersebut
yang
harus
dilakukan.
bekerja bagi suatu organisasi karena ia
Kepuasan kerja dan komitmen
memang setuju dengan organisasi itu dan
organisasi yang dirasakan oleh karyawan
memang
berkeinginan
akan
Pegawai
yang
melakukannya.
mampu
membuat
karyawan
mempunyaikomitmen
berperilaku OCB. Seorang karyawan yang
afektif yang kuat tetap bekerja dengan
merasakan kepuasan kerja akan bersedia
perusahaan karena mereka menginginkan
melakukan apapun untuk perusahaan
untuk bekerja di perusahaan itu.
yang pada akhirnya menimbulkan OCB.
b. Komitmen commitment):
berkelanjutan
(continuence
OCB juga akan timbul ketika seorang karyawan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, sedangkan komitmen
Jurnal Ilmu Manajemen organisasi
itu
dapat
muncul
ketika
B. Populasi dan Sampel Penelitian
seseorang itu merasakan kepuasan kerja. Karyawan
yang
puas
terhadap
Universitas
ini
Negeri
dilaksanakan Yogyakarta
di
pada
pekerjaannya akan memiliki komitmen
bulan Juni sampai bulan November 2013.
yang tinggi terhadap organisasinya, yang
Populasi penelitian ini yaitu karyawan
pada akhirnya mengarah pada OCB
Universitas
Berbagai
penelitian
telah
Negeri
Yogyakarta
berstatus
PNS.
dilakukan berkaitan dengan kepuasan,
sampel
yang
komitmen organisasi dan OCB. Penelitian
proportional random sampling. Menurut
Sesen, Harun dan Basim Nejed (2012),
Sekaran (2003) jumlah sampel 20% sudah
menemukan bahwa kepuasan kerja dan
cukup
komitmen
karyawan UNY per Desember 2012 adalah
organisasi
berpengaruh
Teknik
yang
pengambilan
digunakan
mewakili
adalah
populasi.
Jumlah
terhadap OCB, dan komitmen organisasi
565
menjadi
(http://uny.ac.id/profil/statistik-
variabel
yang
memediasi
orang
pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB.
karyawan), sehingga 20% dari 565 orang
Seniati (2006) dan Karim dan Rehman
adalah 113 orang.
(2012),
C. Instrumen Penelitian
menemukan
bahwa
kepuasan
kerja, berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Pengumpulan
data
dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner
Berdasarkan kajian pustaka dan
yang diperoleh langsung dari responden
penelitian terdahulu yang relevan, maka
melalui pengisian kuesioner. Kuesioner
dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
H1: Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap OCB H2: Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap OCB H3: Komitmen organisasi memediasi pengaruh kepuasan kerja dan OCB
kepuasan kerja yang dikembangkan dari Minnesota
Satisfaction
kuesioner
Questionnaire,
komitmen
organisasi
dikembangkan dari kuesioner Allen dan Mayer (1990), dan kuesioner organizational citizenship
behavior
dari
Organ
dan
Konovsky (1988). Seluruh variabel dalam A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan Skala Likert dengan skala 1
adalah survei. Alat pengumpulan data
sampai
yang digunakan berupa kuesioner. Teknik
jawaban akan diberi nilai numerik sebagai
analisis data deskriptif dan kuantitatif.
berikut: sangat tidak setuju=1, tidak
63
5.
Masing-masing
alternatif
Volume 12, Nomor 2, April 2015 setuju=2, netral=3, setuju=4, dan sangat
komposisi
setuju=5.
tingkat
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh yang
butir item pernyataan
digunakan
untuk
mengukur
responden
berdasarkan
pendidikan
adalah
1%
berpendidikan
SD,
2,7%
berpendidikan
SMP,
64,5%
berpendidikan
SMU,
9,17%
variabel kepuasan kerja dan komitmen
berpendidikan Diploma, dan 22,7%
organisasi
berpendidikan
valid
dan
1
butir
item
pernyataan untuk mengukur variabel OCB
gugur.
reliabilitas
Sedangkan
hasil
menunjukkan
uji
bahwa
instrumen reliabel karena memiliki nilai
alpha
kepuasan
kerja
sebesar
0,94,
Komposisi
ini
sesuai dengan komposisi karyawan UNY yang mayoritas karyawannya berpendidikan SMU. b. Deskripsi Variabel Hasil
lebih besar dari 0,7 (Nunally dalam Ghozali,2011). Besarnya nilai cronbach
S1.
variabel
analisis
kuesioner
kepuasan
kerja
mendapatkan rata-rata jawaban
komitmen organisasi sebesar 0,86, dan
responden
untuk
variabel
OCB sebesar 0,87.
kepuasan kerja adalah sebesar 3.7, sehingga masuk kategori
A. Hasil Penelitian Teknik
tinggi. Untuk variabel komitmen
analisis
data
yang
organisasi adalah sebesar 3,9, dan
dipergunakan dalam penelitian ini
OCB sebesar 3.6.
adalah analisis jalur (path analysis) dan
diketahui pula bahwa karyawan
uji deteksi pengaruh mediasi dengan
karyawan
uji sobel.
komitmen normatif dengan rata-
1. Analisis Deskriptif
rata
a. Karakteristik Responden
dengan rata-rata sebesar 3,5, dan
Komposisi berdasarkan
responden
jenis
UNY
sebesar
4,
memiliki
berkelanjutan
afektif dengan rata-rata sebesar
79%
3,2. Untuk variabel OCB, rata-rata
berjenis kelamin laki-laki dan 21%
jawaban responden untuk OCB
berjenis kelamin perempuan. Hal ini
adalah 3,7. Dengan demikian
sesuai dengan prosentase karyawan
dapat
UNY,
jumlah
karyawan
karyawan laki-laki jauh lebih banyak
kepuasan
dibandingkan karyawan perempuan.
organisasi dan OCB yang tinggi.
dimana
Berdasarkan
kelamin,
Selain itu,
memang
tingkat
pendidikan,
disimpulkan UNY kerja,
2. Uji Prasyarat Analisis
bahwa memiliki komitmen
Jurnal Ilmu Manajemen Uji
prasyarat
analisis
berarti
tidak
ada
korelasi
antar
digunakan agar model penelitian
variabel independen yang nilainya
BLUE. Uji prasyarat yang dilakukan
lebih dari 95%. Hasil perhitungan
adalah
nilai VIF juga menunjukkan bahwa
uji
mormalitas,
multikolinearitas,
dan
uji
tidak ada variabel independen yang
heterokedastisitas. Berdasarkan hasil
memiliki nilai VIF lebih dari 10.
uji
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
normalitas
menggunakan
data uji
dengan
tidak
One-Sample
ada
multikolinearitas
antar
Kolmogorov-Smirnov Test ditunjukkan
variabel independen dalam model
bahwa data yang digunakan dalam
regresi.
penelitian
ini
untuk
variabel
Uji
heteroskedastisitas
yang
kepuasan kerja, komitmen organisasi
digunakan adalah scatterplot. Dari
dan organizational citizenship behavior
grafik plot, terlihat bahwa tidak ada
adalah normal. Hal ini ditunjukkan
pola
dengan nilai Sig Z yang sebesar 54%
menyebar di atas dan di bawah angka
Signifikansi tersebut lebih besar dari
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
level of signifikansi yang ditetapkan
heterokedastisitas
yaitu 5%, maka dalam hal ini dapat
yang
jelas,
serta
titik-titik
3. Analisis Jalur
disimpulkan bahwa data tersebut
Untuk
berdistribusi normal.
variabel
Uji multikolinearitas dilakukan
menguji
pengaruh
intervening
digunakan
metode analisis jalur (path analysis).
dengan menganalisis matriks korelasi
Analisis
antar
dan
perluasan
dan
linear berganda, atai analisis jalur
variance inflation factor (VIF). ternyata
adalah penggunaan analisis regresi
kolinearitas variabel kepuasan kerja
untuk
dan komitmen sebesar 0.123 atau
kausalitas
12%. Oleh karena nilai ini masih di
telah
bawah 95%, maka dapat dikatakan
(Ghozali, 2011).
bahwa tidak terjadi multikolinearitas
Dalam penelitian ini ada dua
variabel
perhitungan
yang
serius.
menunjukkan independen
independen
nilai
tolerance
Hasil tidak yang
perhitungan ada
dari
merupakan analisis
menaksir antar
hubungan
variabel
ditetapkan
regresi
yang
sebelumnya
persamaan: KO = a + p2Kep.Ker +e1
variabel
memiliki
jalur
OCB = a + p1Kep.Ker+p3Kom.Or+e2
nilai
tolerance kurang dari 0.10 yang
65
Volume 12, Nomor 2, April 2015 Berdasarkan hasil pengolahan
langsung adalah 0,147, sedangkan
data untuk persamaan pertama
pengaruh tidak langsung sebesar
dan
diketahui
0,1335. Perhitungan total pengaruh
beta
dapat dilihat pada perhitungan
kedua,
dapat
bahwa:nilai
unstandardized
kepuasan kerja pada persamaan pertama
sebesar
0,482
dan
berikut: 4. Uji Sobel
signifikan pada 0.000 yang berarti kepuasan
kerja
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi.
Nilai
koefisien unstandardized beta 0,482 merupakan nilai path atau jalur p2. Selain itu, diketahui pula bahwa nilai unstandardized beta kepuasan signifikan
kerja
0,147
0.034
dan
pada
komitmen signifikan
sebesar
organisasi pada
0,000.
Uji
sobel
mengetahui
pengaruh
mediasi tersebut signifikan atau tidak. Dalam
penelitian
ini
besarnya
pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian p2 dan p3 adalah sebesar
0,1335.
Langkah
yang
dilakukan adalah: a. Menghitung
standar
eror
dari
koefisien indirect effect (Sp2p3),
Nilai
yaitu sebagai berikut:
0,147 merupakan nilai jalur path
Sp2p3
=
p3 . Sp2 + p2 . Sp3 + Sp2 . Sp3
p1 dan nilai unstandardized beta organisasi
besarnya
untuk
0,277
unstandardized beta kepuasan kerja
komitmen
digunakan
= 0,0016399256
0,277 = 0,0405
merupakan nilai jalur path p3. Besarnya nilai e1=1 − 0,218 =
b. Setelah menemukan standar eror
0,782 dan nilai e2= =1 − 0,265 =
dari koefisien indirect effect, maka langkah
0,735.
selanjutnya
adalah
nilai
statistic
menghitung Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
jalur kepuasan
t
pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
kerja dapat berpengaruh langsung dan dapat juga berpengaruh secara tidak
langsung,
kepuasan organisasi.
kerja
yaitu
dari
ke
komitmen
Besarnya
pengaruh
,
= = , = 3,2966 Dari
perhitungan
di
atas,
diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3,2966. Oleh karena nilai t hitung =
Jurnal Ilmu Manajemen 3,2966 lebih besar dari t tabel dengan
sangat penting dan indicator kepuasan
tingkat signifikasni 0,05 yaitu sebesar
kerja adalah pekerjaan itu sendiri. Ketika
1,96, maka dapat disimpulkan bahwa
karyawan merasakan nyaman bekerja
koefisien
atau
mediasi
sebesar
0,1335
pekerjaannya
signifikan, yang berarti ada pengaruh
mengembangkan
potensi
mediasi komitmen organisasi pada
dimilikinya,
arti
kepuasan
tantangan, maka itu menjadi indicator
kerja
terhadap
dalam
Karyawan
bahwa
terdapat
menyatakan
pengaruh
UNY
yang
diteliti
PNS Standar gaji karyawan PNS mengacu
1. Pembahasan Hipotesis Pertama pertama
memberikan
dalam penelitian ini adalah karyawan
Pembahasan Hasil Penelitian
Hipotesis
yang
kepuasan kerja baik.
organizational citizenship behavior.
B.
mampu
variabel
standar gaji PNS dengan mengikuti masa kerja
berdasar
golongan/ruang
yang
kepuasan kerja terhadap tingkat OCB
dimiliknya. Standar gaji ini merujuk pada
yang
Keputusan
dialami
Negeri
karyawan
Yogyakarta.
Hasil
Universitas penelitian
Kementrian
Pemberdayaan
Aparatur Negara.
menunjukkan bahwa variabel kepuasan
Peran atasan langsung karyawan
kerja memiliki pengaruh yang positif dan
sangatlah besar. Di UNY atasan langung
signifikan
karyawan adalah Kepala Sub Bagian
terhadap
tingkat
OCB
karyawan sebagai obyek yang digunakan
(Kasubag)
dalam penelitian. Hal ini berarti bahwa
Hubungan yang baik dengan kasubag
hipotesis pertama yang diajukan dalam
masing-masing mampu mengindikasikan
penelitian ini terdukung dan sekaligus
tingkat kepuasan kerja karyawan UNY. Setiap
juga mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
di
mengalami
masing-masing
karyawan proses
UNY
rotasi
unit.
akan
(maksimal
Widyanto, dkk (2013) Dengan demikian
setelah bekerja 8 tahun di satu unit).
kepuasan
Rotasi yang dilakukan dengan berbagai
kerja
yang dirasakan
oleh
karyawan UNY memengaruhi tingkat
dari
OCB karyawan.
tersebut salah satunya adalah melakukan
Kepuasan yang dirasakan oleh
masing-masing
Kasubag.
Rotasi
promosi jabatan bagi karyawan tersebut.
karyawan UNY yang berasal berasal dari
Hubungan yang harmonis antar
gaji, promosi, supervisi, rekan kerja,
karyawan UNY juga baik. Hal ini tentu
ataupun pekerjaan yang dilakukannya
mengindikasikan bahwa kepuasan kerja
akan memingkatkan OCB. Hal yang
karyawan
67
baik.
Berbagai
kegiatan
Volume 12, Nomor 2, April 2015 dilaksanakan oleh masing-masing unit
untuk komitmen afektifnya. Komitmen
untuk meningkatkan keakraban antar
berkelanjutan
(continuence
commitment)
karyawan.
merupakan
komitmen
berdasarkan
Kegiatan
peningkatan
pelayanan prima yang dilakukan setiap
kerugian
setahun sekali bertujuan untuk meningkat
keluarnya karyawan dari organisasi. Hal
pelayanan karyawan terhadap stakeholder.
ini mungkin karena kehilangan senioritas
Selain
yang
atas promosi atau benefit. Komitmen
dilakukan juga mampu meningkatkan
normatif (normative commiment) berkaitan
kerjasama
dengan
itu,
pelatihan
dan
outbound
komunikasi
antar
harus Pembahasan Hipotesis Kedua Hipotesis bahwa
kedua
terdapat
menyatakan
pengaruh
variabel
OCB yang dialami karyawan Universitas Yogyakarta.
menunjukkan
Hasil
penelitian
bahwa
komitmen
organisasi memiliki pengaruh terhadap tingkat OCB karyawan sebagai obyek yang digunakan dalam penelitian. Hal ini berarti
bahwa
hipotesis
kedua
yang
diajukan dalam penelitian ini terdukung. Hasil ini sejalandengan hasil penelitian sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Widyanto, dkk (2013) dan Wahyuningsih (2009).
Dengan
demikian.
Komitmen
organisasi yang dimiliki oleh karyawan UNY akan meningkatkan OCB. Dari analisis deskriptif yang telah dilakukan, memiliki
perasaan
karyawan komitmen
UNY normatif
begitu;
merupakan
komitmen organisasi terhadap tingkat
Negeri
berhubungan
wajib
dengan
untuk
tetap
berada dalam organisasi karena memang
karyawan.
2.
yang
merasa dan
berkelanjutan yang tinggi, dan netral
hal
tindakan benar
tersebut
yang
harus
dilakukan, dan komitmen afektif mengacu pada keterikatan emosional, identifikasi serta keterlibatan seorang karyawan pada suatu
organisasi.
Komitmen
afektif
seseorang akan menjadi lebih kuat bila pengalamannya dalam suatu organisasi konsisten dengan harapan-harapan dan memuaskan kebutuhan dasarnya dan sebaliknya. 3.
Pembahasan Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
komitmen
organisasi
memediasi
pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat OCB yang dialami karyawan Universitas Negeri
Yogyakarta.
menunjukkan
Hasil
bahwa
penelitian komitmen
organisasi memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB, hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan UNY tidak secara langsung mempengaruhi OCB akan tetapi melalui komitmen
organisai
yang
tinggi.
Jurnal Ilmu Manajemen Penelitian
ini
tidak
sejalan
UNY masuk dalam kategori tinggi
dengan
tinggi.
penelitian yang dilakukan oleh Widyanto, dkk (2013), tapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sesen dan Basim
B.
KETERBATASAN Keterbatasan penelitian ini adalah
(2012). Berdasarkan kepuasan
hasil
kerja
tersebut,
karyawan
maka UNY
berpengaruh secara langsung terhadap OCB maupun dipengaruhi secara tidak langsung melalui komitmen organisasi. Kepuasan yang dirasakan oleh karyawan UNY melalui pekerjaan itu sendiri, gaji, atasan langsung, rekan kerja dan promosi akan berpengaruh langsung terhadap OCB karyawan. Selain itu, komitmen organisasi variabel
karyawan yang
UNY
memediasi
menjadi pengaruh
kepuasan terhadap OCB karyawan
bahwa penelitian ini mengambil sampel karyawan UNY yang berstatus PNS. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meniliti seluruh karyawan UNY, baik yang berstatus PNS maupun berstatus lainnya. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat
mengguji
perbedaan
tingkat
kepuasan kerja dan komitmen organisasi dan OCB dengan melihat jenis kelamin, tingkat
pendidikan
maupun
status
kepegawaian, sehingga benar-benar dapat melihat bagaimana kondisi karyawan UNY yang berkaitan dengan variabel tersebut.
A. SIMPULAN Berdasarkan
analisis
dan
C. SARAN Pimpinan
pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal: 1. Variabel komitmen
kepuasan
stimulus
hendaknya dan
motivasi
dan
kepada karyawan, sehingga komitmen
memiliki
yang dimiliki oleh karyawan tidak hanya
kerja
organisasi
memberikan
UNY
pengaruh yang positif dan signifikan
bersifat
normatif
terhadap variabel kepuasan kerja
tetapi juga komitmen afektif. Beberapa
karyawan UNY.
cara
yang
dapat
atau
berkelanjutan,
dilakukan
untuk
organisasi
meningkatkan komitmen yang sifatnya
memediasi pengaruh kepuasan kerja
afektif adalah dengan memberdayakan
dengan OCB karyawan UNY
karyawan,
2. Variabel
komitmen
3. Tingkat kepuasan kerja, komitmen organisasi dan tingkat OCB karyawan
membangun
komunikasi
interpersonal yang baik, dan menjamin adanya keadilan dalam organisasi.
69
Volume 12, Nomor 2, April 2015 DAFTAR PUSTAKA
Organ,
D.W.,
Podsakoff,
P.M.,
and
MacKenzie, S.B. (2006), Organizational Allen, N.J. and Meyer, J.P. (1991), A
Citizenship
Behavior:
Its
Nature,
Three-Component Conceptualization
Antecedents, and Consequences, SAGE
of
Publications.
Organizational
Commitment,
Human Resource Management Review, Vol 1, No 1, pp. 61-89.
Organ, D.W. & Ryan, K. (1995), A metaanalytic review of attitudinal and
Greenberg, Jerald & Baron, Robert (2003),
dispositional
predictors
of
Behavior in Organizations, 8th edition,
organizational citizenship behavior,
Pearson
Personnel, Vol 48, No 4, pp. 775-800.
Education,
Inc.,
Upper
Robbins,
Saddle River, New Jersey
S.
&
Judge,
T.
(2007),
Griffin, Ricky W. & Ebert, Ronald J.(2004),
Organizational Behavior, 12th edition,
Bussiness Essentials, Prentice Hall
Prentice Hall
Karim, Faisal & Rehman, Omar (2012),
Sekaran, U (2003), Reseach Methods for
Impact of Job Satisfaction, Perceived
Bussiness: a Skill Building Approach,
Organizational Justice and Employee
John Wiley and Sons, New York
Empowerment
Organizational
Seniati, L. (2006), Pengaruh masa kerja,
Semi-Gonverment
trait kepribadian, kepuasan kerja dan
Orgaization of Pakistan, Journal of
iklim psikologis terhadap komitmen
Business Studies Quarterly, vol. 3 No. 4,
organisasi
pp 92-104
Indonesia, Makara, Sosial Humaniora,
Commitment
Krietner,
R.
&
on in
Kinicki,
R
(2004),
Organizational Behavior, 6th edition,
Lovell, Sharon (1999), Does Gender Affect the
Link
Between
Citizenship
Organizational
Behavior
Performance
and
Evaluation?.
Universitas
Vol 10, No 2, Desember 2006, 88-97 Sesen, H. dan Basim, N. (2012), Impact of Satisfaction
McGrawHill
dosen
and
Commitment
on
Teacher’s Organizational Citizenship, Educational Psychology, Vol 32, No 4, 475-491. Sloat,
Kim
(1999),
Organizational
http://www.findarticles.com/cf_0/
Citizenship: Does Your Firm Inspire
m2294/1999_Sept/58469481/print.jht
Employees to be “Good Citizens”?,
m
Profesional Safety. April
Luthans, F. (2000), Organizational Behavior, New York, Mc GrawHill
Widyanto, R., Lau, S.J., Kartika, E.W, (2013), Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship
Jurnal Ilmu Manajemen behavior
Melalui
Komitmen
Perceptions
Organizational Karyawan Cleaning Service
di
ISS
Surabaya,
Journal
and
Simon and Schuster. http://Www. Puskesmas di Banda Aceh
Hospitality dan Manajemen Jasa, Vol 1
Diharapkan
No 1
Analisa.htm
Schneider, Benjamin & White, Susan S. 2004.
Service
Quality:
Raih
ISO.
Harian
(Analisa/iranda
novandi) Terbit Kamis, 07 Feb 2013
Research
Perspective. SAGE Publications.
Expectations.
Diakses 5 Maret 2014 http://www. Analisis Kepuasan Pasien
Sekaran, U. 2003. Research methods for
terhadap
Pelayanan
pada
business: A skill building approach.
Puskesmas
4th Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Kab.Kubu Raya ( Khusnawati, 2010)
Supranto. (2001). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT
Fandy.
Durian,
Diakses 3 Maret 2014 http://www. ISO 9001 : 2008 ( Sistem
Rineka Cipta. Tjiptono,
Sungai
Manajemen Mutu ) berita oleh (1997).
Strategi
Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan
Herubudiana Diakses 12 Maret 2014 http://www.
Profil
Puskesmas
(
Kesehatan
Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi
Mantrijeron
Offset.
Yogyakarta ) Diakses 12 Maret 2014
Dinas
Wijono, Djoko. (1999). Manajemen Mutu
http://digg.com/d38MASV. Manajemen
Pelayanan Kesehatan Teori Strategi
sistem ISO 9001 : 2008. Diakses 12
dan Aplikasi. Surabaya : Airlangga
Maret 2014
University Press.
http://Www.
Winston, William. And Sommers, Paul A.
Andreas
Pamungkas/JIBI/Harian Jogja Edisi
(1999). Consumer Satisfaction in
Selasa, 26 Juni 2012
Medical
Maret 2014.
Practice.
1st
Edition.
Routledge.
Diakses
5
http://Www.Dinkes-Diy.Org,. Kesehatan
Zeithaml, Valarie., Bitner, Mary Jo, and
Daerah
Gremler, Dwayne. (2006). Services Marketing.
Tri
McGraw-Hill
Yogyakarta
2010.com Diakses 3 Maret 2014. http://Www.Dinkes-Diy.Org,. Kesehatan
Companies, Incorporated.
Daerah
Zeithaml, Valarie., Parasuraman, A., and Berry, Leonard L. 1990. Delivering
Istimewa
Istimewa
Yogyakarta
2012.com Diakses 5 Maret 2014. http://Www.Dinkes-Diy.Org,. Kesehatan
Quality Service: Balancing Customer
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
2005.com Diakses 5 Maret 2014.
71
Volume 12, Nomor 2, April 2015
PENGARUH DIMENSI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA YOGYAKARTA Farlianto, MBA Email:
[email protected] Universitas Negeri Yoguakarta
Abstrak This study is aimed to investigate the effect of the leadership effectivities on the job satisfaction of the staff on Permata Bunda hospital in Jogjakarta. Regression analysis is used to find out the effect of the leadership effectivities on the job satisfactio. The result showed that of the leadership effectivities dimension are effect on the job satisfaction of the staff on Permata Bunda hospital in Jogjakarta. Keywords: leadership effectivities, job satisfaction
perusahaan untuk lebih memperhatikan Keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuannya
tidak
dilepaskan
dari
pemimpinnya.
Dalam
peran
suatu
perusahaan,
dapat
seorang
pimpinan bukan semata-mata sebagai obyek dalam pencapaian tujuan saja tetapi lebih
dari
itu,
seorang
Peran penting seorang pemimpin dalam pencapaian tujuan perusahaan ini juga ditegaskan oleh Gibson (1995), bahwa perusahaan
sangat
ditentukan oleh efektivitas keberhasilan pemimpin dan karyawan dari semua divisi Gibson adanya
dalam ini
perusahaan. mempunyai
suatu
penentu
keberhasilan
kinerja
sehingga
karyawan
pemimpin meraih
kepuasan
kerja.
seorang dapat
Keberhasilan
kinerja karyawan secara langsung akan membentuk keberhasilan perusahaan.
pemimpin
sekaligus menjadi subyek atau pelaku.
keberhasilan
aspek-aspek kritis yang merupakan faktor
Pendapat konsekuensi
tuntutan
kepada
Penilaian karyawan
akan
perusahaan. karyawan
kepuasan
kerja
bermanfaat
bagi
Penilaian hendaknya
kepuasan
dilakukan
dan
ditargetkan oleh seorang pimpinan, hal itu dapat dilakukan antara lain dengan melakukan pengembangan sebagai proses penilaian yang dapat dilakukan antara lain dengan evaluasi faktor situasional kepemimpinan, langkah terakhir adalah dengan
menghubungkannya
dengan
Jurnal Ilmu Manajemen penilaian
kinerja
para
karyawannya.
(Robbins, 1996).
berubah
Kinerja karyawan yang tinggi akan membuat
karyawan
terhadap
mengantisipasi
semakin
perusahaan,
dunia
ini,
atau
yang
sedang
setidaknya
tidak
memberikan respon, besar kemungkinan
loyal
akan memasukkan organisasinya dalam
semakin
situasi stagnasi dan akhirnya mengalami
termotivasi untuk bekerja, bekerja dengan
keruntuhan.
rasa senang, dan yang lebih penting
perkembangan organisasi bisnis selalu
adalah kepuasan kerja yang tinggi akan
dibayangi oleh persaingan usaha yang
memperbesar kemungkinan tercapainya
ketat
produktivitas dan kinerja yang tinggi
membutuhkan adanya konsentrasi dan
pula. Karyawan yang tidak puas akan
keseriusan pada diri pemimpin terhadap
cenderung
sering
mengeluh,
tidak
perjalanan roda usaha
mematuhi
aturan,
mencuri
milik
Pertumbuhan
sehingga
dan
organisasi
Pemimpin
bisnis
dengan
gaya
perusahaan dan mengelakkan diri dari
kepemimpinannya menentukan Strategi
tanggung jawab pekerjaannya (Robbins,
Perusahaan baik jangka panjang maupun
2000);
jangka pendek. Corporate Strategy atau
kondisi
demikian
jika
tidak
mendapat perhatian dan penanganan dari
Business
pihak atasan jelas akan mengganggu
perusahaan
jalannya
jangka
proses
pencapaian
tujuan
merupakan
Srategy untuk
panjang,
strategi
mencapai untuk
tujuan
itu
yang
perusahaan. Oleh karena itu seorang
menentukan strategi ini adalah pimpinan
pemimpin
puncak,
dituntut
memadukan
dan
untuk
mampu
mengkombinasikan
dan
pemilik
perusahaan.
Sedangkan strategi fungsi yaitu strategi
berbagai sumber kekuasaan yang dimiliki
yang
untuk mendorong kinerja bawahannya,
Departemen dikatakan strategi jangka
berhasil atau tidaknya akan tergantung
pendek yang ditentukan oleh pimpinan
pada
menengah.
perilaku
bagaimana
ia
pimpinan mengenali
tersebut,
situasi
dan
setiap
tahunnya
Peranan
dan
dirubah
tanggung
oleh
jawab
kondisi diri pribadi dan lingkungannya
seorang pemimpin sangat besar terhadap
karena akan memegang peranan penting
karyawan, apabila seorang pemimpin
dalam efektivitas kepemimpinannya.
kurang mampu melihat keadaan para
Kepemimpinan sebagai salah satu
karyawan dan lingkungan disekitarnya
penentu arah dan tujuan organisasi harus
akan mengakibatkan penolakan terhadap
mampu mensikapi perkembangan zaman
perintah
ini.
keadaan
Pemimpin
yang
tidak
dapat
73
atasan, acuh
tak
pembangkangan, acuh
terhadap
Volume 12, Nomor 2, April 2015 keberadaan
pimpinan
dan
kurang
perlu meningkatkan kepuasan kerja SDM-
hormatnya pada pimpinan, sampai pada
nya melalui kepemimpinan yang efektif
menurunan motivasi kerja dan akhirnya
dan sesuai tujuan organisasi.
penurunan kinerja karyawan (Nurmianto, 2003).
Dengan berjalannya waktu
Rumah merupakan
Sakit
rumah
Permata sakit
Bunda
yang
siap
dan tiba ke masa abad informasi seperti
memberikan pelayanan kesehatan bagi
sekarang
ini,
masyarakat
maupun
manufaktur
perusahaan
baik
jasa
tanpa
membedakan
latar
dituntut
untuk
belakang pasien, baik dari sisi ekonomi,
baru
yang
etnik, suku, golongan dan yang lainnya.
kemampuan
untuk
Rumah Sakit Permata Bunda berusaha
memobilisasi dan mengeksploitasi aktiva
memenuhi tuntutan masyarakat yang
tak
makin tinggi yaitu dengan menyediakan
memiliki
kemampuan
kompetitif,
yaitu
berwujud.
Dengan
makin
meningkatnya tingkat pendidikan, status
pelayanan
sosial,
dengan biaya yang terjangkau, sedangkan
ekonomi
masyarakat
dan
kesehatan
yang
bermutu
perkembangan IPTEK, perubahan pola
jenis
penyakit, juga sistem informasi yang
merupakan
semakin
kesadaran
spesialistik. Rumah Sakit Permata Bunda
mesyarakat akan pentingnya kesehatan.
memberikan pelayanan kesehatan yang
Membuat para pengelola rumah sakit
profesional dan mewujudkan pelayanan
senantiasa
produk
yang senantiasa mengutamakan mutu dan
pelayanan yang sesuai dengan yang
kepuasan pasien terutama ibu dan anak.
diinginkan
masyarakat. Meningkatnya
Rumah Sakit Permata Bunda memiliki visi
kesadaran masyarakat akan hidup sehat
sebagai monumen yang ikut mewujudkan
membawa
canggih,
serta
menyesuaikan
yang
pelayanan
diberikan umum
dan
bertambah
pula
masyarakat DIY dan sekitarnya menjadi
kesehatan
yang
sejahtera kesehatan dan perkembangan
dihadapi dalam usaha jasa perlayanan
jiwa raganya, melalui cara-cara yang
kesehatan dan menambah persaingan.
profesional, mutu dan paripurna guna
Upaya
terjadinya
memenangkan persaingan global. Untuk
penurunan pemanfaatan jasa pelayanan
mencapai visi tersebut diperlukan kinerja
rumah sakit, maka rumah sakit harus
sumber
mampu meningkatkan kepuasan kerja
tersebut dibentuk oleh karyawan yang
karyawannya
berproduktivitas
memiliki kepuasan kerja yang baik. Hal
tinggi. Sadar akan bahaya persaingan
penting yang perlu untuk diperhatikan
yang akan terjadi. Pihak rumah sakit
dalam mencapai tujuan tersebut adalah
jumlah
dampak
pelayanan
pelayanan
untuk
mencegah
agar
daya
yang
handal.
Kinerja
Jurnal Ilmu Manajemen masalah kepemimpinan yang efektif agar
Teori
dapat meningkatkan kepuasan karyawan
Kepemimpinan
Rumah Sakit Permata Bunda. Mengingat
Kerja
kepemimpinan
berperan
Pengaruh terhadap
Kepuasan
dalam
Efektivitas
kerja
Kepuasan
karyawan
membentuk kepuasan kerja karyawan,
terbentuk karena adanya faktor yang
maka akan dilakukan penelitian mengenai
melatarbelakanginya. Pada bagian ini
pengaruh
terhadap
akan dilihat beberapa faktor yang
kepuasan kerja karyawan Rumah Sakit
mempengaruhi kepuasan kerja dari
Permata Bunda dengan judul “Pengaruh
beberapa penulis dan peneliti, untuk
Dimensi
Efektivitas
selanjutnya dipilih beberapa faktor
Terhadap
Kepuasan
kepuasan
kerja
Kepemimpinan Kerja
yang terpenting.
Karyawan
Variabel-variabel
Rumah Sakit Permata Bunda Yogyakarta” dalam
menentukan kepuasan kerja adalah:
dirumuskan
kerja yang secara mental menantang,
Permasalahan penelitian
ini
akan
yang
dengan pertanyaan sebagai berikut:
ganjaran yang pantas, kondisi kerja
1.
yang mendukung, dan rekan sekerja
2.
Apakah
faktor
situasional
efektivitas kepemimpinan yang
yang
meliputi hubungan pimpinan -
Katzel menyatakan bahwa karyawan
bawahan, struktur tugas, dan
cenderung
kekuatan posisi pemimpin secara
pekerjaan
serentak mempunyai pengaruh
menantang. Pada kondisi tantangan
yang
yang sedang, kebanyakan karyawan
signifikan
terhadap
mendukung
(Locke,1976:63).
menyukai yang
secara
mental
kepuasan kerja karyawan?
akan
Apakah
kepuasan (Cranny dan Stone, 1992:81)
faktor
situasional
mengalami
pekerjaan-
kesenangan
dan
efektivitas kepemimpinan yang
Dari penelitian tentang faktor yang
meliputi hubungan pimpinan -
mempengaruhi kepuasan kerja
bawahan,
karyawan secara signifikan adalah:
struktur
tugas
dan
kekuatan posisi pemimpin secara
faktor yang berhubungan dengan
parsial
mempunyai
pengaruh
pekerjaan, faktor yang berhubungan
yang
signifikan
terhadap
dengan kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, faktor yang berhubungan
kepuasan kerja karyawan?
dengan teman sekerja, faktor yang berhubungan dengan pengawasan, faktor yang berhubungan dengan
75
Volume 12, Nomor 2, April 2015 promosi jabatan dan faktor yang
pangkat,
kedudukan,
berhubungan dengan gaji (Indra, 2001;
pengawasan,
Lancaster, 1998:36).
kesempatan promosi jabatan, interaksi
Bagi kebanyakan karyawan kerja juga
sosial,
mengisi kebutuhan akan interaksi
tersebut memiliki penggolongan yang
sosial, bila rekan sekerja yang ramah
beragam. Untuk itu,
dan mendukung menghantar kepada
memilih beberapa faktor diantaranya:
kepuasan kerja yang meningkat, dan
faktor kondisi kerja, faktor hubungan
umumnya studi mendapatkan bahwa
dengan teman sekerja, faktor yang
kepuasan kerja karyawan
berhubungan
dengan
ditingkatkan bila penyelia langsung
faktor
berhubungan
bersifat ramah dan dapat memahami,
promosi jabatan/pengembangan karir
menawarkan pujian untuk kinerja
dan faktor yang berhubungan dengan
yang baik, mendengarkan pendapat
gaji.
dan
mutu
jaminan
finansial,
hubungan
yang
kerja.
Hal
penulis hanya
pengawasan, dengan
faktor tersebut telah digunakan
karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada karyawan (Robin,
oleh
2000:142).
Lanchaster (1998:56), Job Description
Teori
“Kesesuaian
beberapa
penulis
seperti
Indeks (Jiewell dan Siegal, 1998:55).
Kepribadian-Pekerjaan” menunjukkan
Skala
bahwa kecocokan yang tinggi antara
(Mangkunegara,
kepribadian seseorang karyawan dan
beberapa
okupasi akan menghasilkan seorang
seperti Indra (2001:63), Muis (1999:86).
individu
terpuaskan
1. Pekerjaan itu Sendiri
Sedangkan
Pekerjaan
yang
lebih
(Holland,
1985:55).
menurut
Mangkunegara
Indeks
Deskripsi
Jabatan
2000:68),
penelitian
dan
sebelumnya
itu
sendiri
(2000:68),
berorientasi kepada apakah kerja yang
faktor yang mempengaruhi kepuasan
ada merupakan kerja yang secara
kerja adalah : 1) faktor pegawai, yaitu
mental menantang (Robin, 2000:22).
kecerdasan, kecakapan khusus, umur,
Karyawan cenderung lebih menyukai
jenis
pekerjaan-pekerjaan
kelamin,
kondisi
fisik,
yang
memberi
pendidikan, pengalaman kerja, masa
kesempatan
kerja,
cara
keterampilan dan kemampuan pada
berpikir, persepsi, dan sikap kerja. 2)
karyawan dan menawarkan beragam
Faktor
tugas, kebebasan, dan umpan balik
kepribadian,
pekerjaan,
pekerjaan, struktur
emosi,
yaitu
jenis
organisasi,
mengenai
untuk
betapa
menggunakan
baik
karyawan
Jurnal Ilmu Manajemen mengerjakan. membuat
Karakteristik
kerja
ini
secara
melakukan
mental
kerja
dan
memeroleh
kepuasan. Demikian juga dalam teori
menantang. Pekerjaan yang terlalu
McClelland,
kurang
kebutuhan manusia akan berafiliasi
menantang
menciptakan
khususnya
pada
kebosanan, tetapi yang terlalu banyak
(afilliation
menantang menciptakan frustasi dan
mengharapkan hubungan yang ramah
perasaan gagal. Abelson (King dan
dan karib dalam dunia kerja (Robin,
McGinnies, 1972:99) menyatakan pada
2000:163).
kondisi
3. Pengawasan Atasan-bawahan
tantangan
kebanyakan
sedang,
karyawan
need),
seseorang
Pengawasan merupakan fungsi
akan
mengalami kesenangan dan kepuasan.
dari
manajemen,
pengawasan
2. Hubungan dengan Rekan Kerja
merupakan proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar apa
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan
yang
interaksi
seseorang
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
mempunyai rekan sekerja yang ramah
apabila perlu melakukan perbaikan-
dan mendukung, akan menghantar
perbaikan,
kepada
sesuai dengan rencana yaitu selaras
sosial.
Jika
kepuasan
meningkat
kerja
(Robin,
yang
sedang
dengan
2000:77).
dilakukan
sehingga
standar.
yaitu
pelaksanaan
Pengawasan
Hubungan yang baik dalam kerja
(controlling) sebagai aktivitas yang
timbul karena adanya komunikasi dan
dilaksanakan oleh pihak atasan dalam
kepercayaan diantara rekan kerja yang
upaya
berinteraksi selama masa kerja. Dalam
sesuai dengan yang direncanakan.
memasatikan
hasil
aktual
membangun sebuah hubungan dua
Pengawasan dari atasan atau
harus ada saling kepercayaan diantara
pimpinan berperan dalam menunjang
orang tersebut.
kepuasan kerja bawahan. Beck dan
Masalah hubungan kerja ini
Hilman (1983:59) menyatakan bahwa
berhubungan dengan teori kebutuhan
kepemimpinan yang positif umumnya
Maslow yang menyatakan adanya
menghasilkan kepuasan kerja dan
motivasi seseorang karena kebutuhan
prestasi kerja. Positifnya nilai-nilai
sosial. Jika seseorang dalam bekerja
kepemimpinan seorang atasan juga
diterima dengan baik secara sosial,
tercermin dalam pengawasan yang
mampu
dilakukannya, dalam arti pengawasan
akan
berinteraksi memotivasi
dengan dirinya
baik, untuk
77
Volume 12, Nomor 2, April 2015 positif akan menghasilkan kepuasan
secara
periodik
kepada
karyawan
kerja seseorang.
tetap serta mempunyai jaminan yang
4. Pengembangan Karir dan Promosi
pasti.
sebuah
Kepuasan kerja tergantung dari
gagasan bahwa orang selalu bergerak
tingkat perolehan imbalan. Jika
maju
Karir
merupakan
dan
meningkat
dalam
perolehan imbalan dirasakan kurang
Bergerak
maju
adil, maka pemegang pekerjaan akan
pekerjaannya.
mengandung arti tuntutan gaji yang
mengalami ketidakpuasan dan
lebih besar, mengasumsikan tanggung
mencari jalan untuk mencari imbalan
jawab
yang lebih besar (Gibson, 1992:86).
yang
lebih
banyak,
dan
mendapatkan
status
prestise
atau
gengsi, dan kekuasaan yang lebih
Hubungan
Efektivitas
Kepemimpinan Dengan Kepuasan Kerja
banyak. Salah
satu
cara
mengembangkan
karir
pegawai
adalah
promosi,
melalui
perpindahan wewenang
yang dan
yakni
memperbesar
tangung
Hubungan
pemimpin-bawahan
menjadi hubungan yang baik apabila bawahan
menghargai,
menyukai
dan
jawab
mendukung pemimpin serta bersedia
karyawan ke jabatan yang lebih tinggi
mengikuti arahan pemimpin. Keadaan ini
di dalam suatu organisasi sehingga
akan memberikan kontrol bagi pemimpin
kewajiban,
dan memberikan kontribusi situasi yang
hak,
status
dan
penghasilan semakin besar (Hasibuan,
mengguntungkan
1997:121).
terbentuk faktor situasional efektivitas
5.
Kebijaksanaan Gaji
kepemimpinan.
Menurut T. Hani Handoko (1996:85),
gaji
Struktur
sehingga
tugas
yang
tinggi akan memberikan kontribusi pada
pemberian
situasi yang menguntungkan pemimpin
dengan
dalam memonitor dan mempengaruh
pembayaran finansial sebagai balas
perilaku karyawannya sehingga kerja
jasa
pemimpin menjadi lebih efektif. Kekuatan
kepada
adalah
pemimpin
karyawan
untuk
pekerjaan
yang
dilaksanakan dan sebagai motivator
posisi
untuk pelaksanaan kegiatan di waktu
kewenangan
yang
mengevaluasi
pelaksanaan
Hasibuan (1997:133) mendefenisikan
memberikan
penghargaan,
gaji sebagai balas jasa yang dibayar
maupun
akan
datang.
Sedangkan
pemimpin
berupa
tingkat
pemimpin
untuk kerja,
dan
promosi
hukuman. Semakin besar
Jurnal Ilmu Manajemen kekuasaan akan
formal
meningkatkan
karyawan,
hal
pemimpin
penelitian ini adalah populasi survey yang
pengendalian
dilakukan di dalam pengumpulan data
seorang
ini
membuat
situasi
primer.
semakin efektif bagi pemimpin. Populasi Hipotesis Penelitian
Populasi adalah sekumpulan orang
Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
atau objek yang
dalam beberapa hal yang membentuk
H1: Efektivitas kepemimpinan yang
masalah
pokok
meliputi hubungan pimpinan-bawahan,
Pengertian
struktur
semua
tugas,
memiliki kesamaan
dan
kekuatan
posisi
(Sugiyono,
populasi
nilai
adalah
yang
2001). totalitas
mungkin,
hasil
pemimpin secara serentak berpengaruh
menghitung atau pengukuran kuantitatif
signifikan
maupun kualitatif daripada karakteristik
terhadap
kepuasan
kerja
karyawan Rumah Sakit Permata Bunda
tertentu
Yogyakarta.
yang
mengenai
sekumpulan
lengkap dan jelas
objek
yang ingin
H2: Efektivitas kepemimpinan yang
dipelajari sifat-sifatnya (Azwar, 1992).
meliputi hubungan pimpinan-bawahan,
Populasi dalam penelitian ini adalah
struktur
seluruh karyawan tetap Rumah Sakit
tugas,
dan
kekuatan
posisi
pemimpin secara parsial berpengaruh
Permata
signifikan
kerja
berjumlah 74 orang. Jumlah populasi
karyawan Rumah Sakit Permata Bunda
tersebut dapat dijangkau oleh penulis
Yogyakarta.
sehingga penelitian ini menggunakan
terhadap
kepuasan
populasi Metode Penelitian
sampel
Jenis penelitian
sensus.
Penelitian merupakan
yang
penelitian
dilakukan survey
Bunda
tanpa yang
Yogyakarta
adanya
yang
pengambilan
menggunakan
metode
Uji instrumen penelitian.
yaitu
a. Uji Validitas
penelitian dilakukan dengan mengukur
Uji validitas dilakukan untuk
populasi dengan menggunakan sampel
mengetahui apakah suatu instrumen
pada
tertentu,
alat ukur telah menjalankan fungsi
tertentu
ukurnya.
suatu
mengembangkan
waktu pemahaman
Menurut
Sekaran
(2003)
dan hipotesis yang bersifat relatif serta
validitas menunjukkan ketepatan dan
mengidentifikasi
kecermatan
permasalahan
yang
alat
ukur
dalam
melakukan fungsi ukurnya. Untuk
dipilih. Metode yang digunakan dalam
79
Volume 12, Nomor 2, April 2015 mengetahui konsistensi dan akurasi
dengan
menggunakan
data
internal
consistency
yang
dikumpulkan
dari
pendekatan yang
reliability
penggunaan instrumen dilakukan uji
menggunakan Cronbach Alpha untuk
validitas
mengidentifikasikan
dengan
menggunakan
seberapa
korelasi product moment pearson. Suatu
item-item
skala pengukuran disebut valid bila ia
berhubungan antara satu dengan yang
melakukan
seharusnya
lainnya. Sebuah faktor dinyatakan
dilakukan dan mengukur apa yang
reliabel/handal jika koefisien Alpha
seharusnya
skala
lebih besar dari 0,6 (Sugiyono, 2001).
pengukuran tidak valid maka ia tidak
Uji reliabilitas juga dilakukan dengan
bermanfaat bagi peneliti karena tidak
bantuan program SPSS for Window
mengukur
release 11,0.
apa
yang
diukur.
apa
Bila
yang
seharusnya
diukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Sebuah item
dalam
baik
kuisioner
Data a. Jenis Data
dikatakan valid bila r-hitung > r-tabel
Penelitian
ini
(Sugiyono, 2001). Uji validitas dalam
menggunakan data primer yang
penelitian
dikumpulkan
menggunakan
bantuan program SPSS for Window
kuesioner.
primer
release 11,0.
dibutuhkan dalam penelitian ini
Uji Reliabilitas.
adalah
ini
dilakukan
dengan
Data
kepemimpinan
yang
dan
Pengujian reliabilitas adalah
kepuasan kerja karyawan Rumah
berkaitan dengan masalah adanya
Sakit Permata Bunda Yogyakarta. .
kepercayaan Suatu
terhadap
instrumen
tingkat
instrumen.
dapat
kepercayaan
memiliki tinggi
Alat pengumpulan data
(konsisten) jika hasil dari pengujian
primer menggunakan kuesioner.
instrumen tersebut menunjukkan hasil
Pengukuran
yang
demikian,
kepemimpinan dan kepuasan kerja
instrumen
karyawan dengan skala Likert dari
tetap.
masalah
Dengan
reliabilitas
berhubungan ketepatan
yang
b. Alat pengumpulan data
dengan
hasil.
Uji
masalah
1=sangat
reliabilitas
5=sangat
dilakukan untuk mengetahui tingkat
dilengkapi
kestabilan
responden.
suatu
alat
ukur.
Pada
penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan
atribut
tidak
setuju
setuju. dengan
hingga
Kuesioner data
Jurnal Ilmu Manajemen Β0 = konstanta
Variabel Penelitian
β1 – β3 = koefisien Regresi
Variabel dalam penelitian ini
e = Suku kesalahan untuk tujuan
sebagai berikut: 1) Variabel dependen
perhitungan e, diasumsikan 0.
: Kepuasan
kerja karyawan (Y) 2)
Variabel
independen
Definisi Operasional Variabel
:
Definisi
Efektivitas Kepemimpinan (X)
batasan yang
Metode Analisis Data
pribadi
variabel-variabel dalam
penelitian.
responden.
Data
diperoleh
dari
supaya
ada
kesamaan
penaksiran dan tidak mempunyai arti
mengidentifikasi
yang
digunakan
menjelaskan
Analisis ini digunakan
karakteristik
pengertian
adalah
Definisi operasional diperlukan untuk
a. Analisis Deskriptif
untuk
operasional
yang berbeda-beda. Kepuasan kerja (Y) yang dimaksud
jawaban responden dianalisis ke
adalah
dalam bentuk persentase untuk
menyenangkan atau tidak menyenangkan
mempermudah pembacaan data.
bagi para karyawan dalam memandang
Karakteristik responden dalam
pekerjaan
penelitian ini diidentifikasikan
Indikator kepuasan kerja adalah gaji (Y1.1),
berdasarkan jenis kelamin, usia,
jaminan kerja (Y1.2), pekerjaan itu sendiri
lama kerja dan pendidikan.
(Y1.3), Pemilihan Pekerjaan (Y1.4), prestasi
b. Analisis Regresi Linier Berganda Metode
analisis
yang
keadaan
mereka
emosional
(Handoko,
yang
2000).
(Y1.5) dan penghargaan terhadap kinerja karyawan (Y1.6).
digunakan adalah analisis regresi
Faktor
situasional
efektivitas
berganda. Adapun persamaannya
pemimpin
adalah sebagai berikut:
penelitian ini efektivitas kerja pemimpin
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
yang akan dilihat dari tiga variabel
Keterangan :
situasional yaitu hubungan pimpinan –
Y=
Variabel
dependen,
kepuasan karyawan X1 = hubungan pimpinan dengan bawahan
yang
dimaksud
dalam
bawahan (X1), struktur tugas (X2) dan kekuatan posisi pemimpin (X3) (Robbins, 1996:139). Faktor situasional efektivitas kepemimpinan
didefinisikan
sebagai
kepemimpinan
yang
X2 = struktur tugas
keefektifan
X3 = kekuatan posisi pemimpin
berorientasi pada hubungan pimpinan-
81
Volume 12, Nomor 2, April 2015 bawahan (leader-member relation), struktur
menetapkan
tugas (task-structure) dan kekuatan posisi
memotivasi bawahan (X3.3), bertanggung
pemimpin (leader position power). Gaya
jawab dalam menghadapi kejadian yang
kepemimpinan yang berorientasi kepada
terjadi
karyawan atau bawahan (X1). Indikator
bergantung
hubungan pimpinan-bawahan meliputi
menanggulangi
hubungan yang baik antara pimpinan
(X3.5).
dengan
(X1.1),
bawahan
keputusan (X1.2), pemimpin memberikan kepada
dalam
(X3.2),
perusahaan
(X3.4),
kelompok
untuk
pada
masalah
yang
terjadi
pemimpin
melibatkan bawahan dalam pengambilan
motivasi
tujuan perusahaan
(X1.3),
bawahan
Karakteristik Responden Penelitian Jumlah Bunda
karyawan
RS
Permata
sebanyak 74 orang. Responden
pemimpin mendorong bawahan untuk
dalam penelitian ini dapat dikategorikan
mengajukan
dalam beberapa karakteristik responden,
saran
mengutamakan
(X1.4),
kontribusi
pemimpin saran
dari
yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, jenjang
bawahan (X1.5). Gaya yang berorientasi pada tugas
pendidikan,
dan
masa
kerja
responden. Uraian berikut ini merupakan
atau struktur tugas (X2). Indikator Gaya
penjelasan
yang berorientasi pada tugas
atau
responden tersebut. Komposisi karyawan
pemimpin
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai
mendesentralisasikan wewenang kepada
berikut: Dari total 72 responden dalam
struktur
tugas
meliputi
karakteristik
demografis
menyusun
penelitian ini, jumlah responden pria
jadwal dengan baik (X2.2), pemimpin
adalah 26 responden atau 36%, sedangkan
memberikan petunjuk kepada bawahan
jumlah
(X2.3),
prosedur
responden atau 64%. Komposisi tersebut
tugas
(X2.4),
menunjukkan bahwa karyawan dalam
menekankan
kepada
penelitian ini didominasi oleh karyawan
(X2.1),
bawahan
pemimpin
pemimpin
dalam
menyusun
melaksanakan
pemimpin pelaksanaan
lebih
tugas
yang
sesuai
kemampuan karyawan (X2.5). Gaya
kepemimpinan
yang
wanita
responden
karena
wanita
bergerak
pelayanan.
Komposisi
berdasarkan
usia
adalah
di
46
bidang
responden
komposisi
usia
posisi
responden dalam penelitian ini yaitu usia
pemimpin (X3). Indikator kekuatan posisi
responden terendah 17-26 tahun dan
pemimpin
yang
tertinggi >46 tahun. Responden yang
sering menghindari kekuasan otoriter
berusia 17-26 tahun berjumlah 23 orang
(X3.1), bergantung pada kelompok untuk
atau sebesar 32%, yang berusia 27-36
berorientasi
pada
meliputi
kekuatan
pemimpin
Jurnal Ilmu Manajemen tahun berjumlah 37 orang atau sebesar
Sebelum
melakukan
analisis
51%, yang berusia 37-46 tahun berjumlah
data, data penelitian terlebih dahulu
7 orang atau sebesar 10% dan yang
dilakukan uji validitas dan reliabilitas
berusia di atas 46 tahun sebanyak 5 atau sebesar 7%. Dengan demikian, mayoritas karyawan dalam penelitian ini berusia 1736 tahun. Komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan akrhir karyawan yang
data penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi
product
sedangkan
moment uji
pearson
reliabilitas
menggunakan cronbach alpha dengan
berpendidikan SD sebanyak 4 orang atau
alat bantu statistik SPSS for Windows
sebesar
versi 11.
6%,
karyawan
yang
Untuk mengetahui konsistensi dan
berpendidikan SMP sebanyak 6 orang atau
sebesar
8%,
karyawan
yang
akurasi data yang dikumpulkan dari
berpendidikan SMU sebanyak 11 orang
penggunaan
atau
validitas dengan menggunakan Korelasi
sebesar
15%,
karyawan
yang
instrumen
dilakukan
uji
37
Product Moment Pearson. Suatu skala
orang atau sebesar 51%, karyawan yang
pengukuran disebut valid bila variabel
berpendidikan Strata 1 sebanyak 14 orang
melakukan
atau sebesar 20%. Dengan demikian
dilakukan
mayoritas responden dalam penelitian ini
seharusnya diukur. Bila skala pengukuran
adalah karyawan yang berpendidikan
tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi
Diploma.
peneliti karena tidak mengukur apa yang
berpendidikan
Diploma
sebanyak
apa dan
yang mengukur
seharusnya apa
yang
Komposisi responden berdasarkan
seharusnya diukur atau melakukan apa
lama bekerja adalah bahwa responden
yang seharusnya dilakukan (Sugiyono,
yang memiliki masa kerja kurang dari 3
2001). Uji validitas dilakukan dengan
tahun sebanyak 27 orang atau 37%,
mengkorelasi antara skor yang diperoleh
responden yang memiliki masa kerja
untuk masing-masing pertanyaan dengan
kurang dari 3,1-5 tahun sebanyak 35
skor
orang atau 49%, sedangkan responden
valid/sahih apabila r-hitung lebih besar
yang memiliki masa kerja lebih dari 5
dari r-tabel (Sugiyono, 2001). Dengan
tahun sebanyak 10 orang atau 14%.
populasi penelitian sebanyak 72 orang
total.
Sebuah
item
dinyatakan
maka ditemukan besarnya r-tabel yaitu Uji Instrumen Penelitian
0,228 dan berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi produk momen
83
Volume 12, Nomor 2, April 2015 pearson diketahui bahwa semua variabel
X3
=
Kekuatan
posisi
pemimpin
valid/sahih. Menurut Cooper (2000:128)
Dari persamaan Regresi tersebut
sebuah variabel dikatakan valid apabila r-
dapat dilihat bahwa kekuatan posisi
hitung > r-tabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
pemimpin memiliki koefisien tertinggi
menggunakan cronbach alpha diketahui
yaitu
0.396
sehingga
dimensi
bahwa semua variabel reliabel. Menurut
merupakan variabel yang dominan
Cooper (2000) sebuah variabel dikatakan
berpengaruh
reliabel apabila alpha > 0,6.
karyawan. Variabel-variabel lain yang
terhadap
ini
kepuasan
mempengaruhi kepuasan karyawan (Y) Analisis Data Analisis digunakan masalah
berdasarkan besarnya nilai koefisien
kuantitatif
untuk agar
biasanya
menganalisis dapat
suatu
berturut-turut
adalah
pimpinan-bawahan
(X1)
Hubungan dengan
memberikan
koefisien 0,040, struktur tugas (X2)
gambaran secara kongkrit sehingga dapat
dengan koefisien 0,331, dan kekuatan
diambil kesimpulan secara pasti. Analisis
posisi
kuantitatif
dalam
0,396. Besarnya nilai pengaruh tersebut
Analisis
Linier
ditunjukkan oleh nilai R2 = 18.9 % yaitu
dipilih
untuk
persentase
mengetahui besarnya pengaruh variabel
hubungan
faktor
efektivitas
struktur tugas, dan kekuatan posisi
kepemimpinan (X) terhadap kepuasan
pemimpin terhadap perubahan tingkat
kerja (Y) karyawan RS Permata Bunda .
kepuasan karyawan adalah sebesar
Persamaan
18.9%. Variabel lain yang menjelaskan
yang
penelitian
ini
Berganda,
model
digunakan
adalah ini
situasional
regresi
kepemimpinan
untuk
efektivitas
yang dihasilakan
dari
analisis adalah sebagai berikut: Y
= 8,435 + 0.334 X1 + 0.331 X2 + 0.396 X3
pemimpin
dengan
pengaruh
koefisien
variabel
pimpinan-bawahan,
variasi perubahan tingkat kepuasan karyawan secara menyeluruh adalah sebesar 81.1%. Sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut di atas,
Dimana: Y
= Kepuasan karyawan
dilakukan pengujian menggunakan F-
X1
=
Test dalam analisis Regresi Linier
X2
Hubungan pimpinan-
bawahan
Berganda dengan program SPSS for
= Struktur tugas
Windows
Release
10.
Pengujian
dilakukan dengan taraf signifikansi
Jurnal Ilmu Manajemen 0.05 atau tingkat kepercayaan 95% dua
program SPSS for Windows Release 10.
sisi (2-tailed).
Pengujian signifikansi
Dari uji F, didapat F hitung adalah
10,482
dengan
dilakukan 0.05
dengan atau
taraf tingkat
kepercayaan 95% dua sisi (2-tailed).
tingkat
signifikansi 0,000. Karena probabilitas
a) Pengujian terhadap koefisisen
(0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka
regresi hubungan pimpinan-bawahan
model regresi dapat dipakai untuk
(X1)
memprediksi Hasil
F
kepuasan hitung
Untuk
karyawan.
tersebut
menguji
pengaruh
variabel hubungan pimpinan-bawahan
jika
dibandingkan dengan F tabel pada
dengan
tingkat keyakinan 95% (α = 0,05). Pada
sebesar 3.481 dan ttabel
Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa F hitung
berarti thitung > ttabel, sehingga dapat
yang dihasilkan sebesar 10,482, lebih
disimpulkan bahwa variabel hubungan
besar dari F tabel pada taraf nyata 95%
pimpinan-bawahan
(α = 0,05) yaitu sebesar 2,75, ini berarti
berpengaruh
Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
karyawan.
Hal
yang
mendasari
menunjukkan bahwa variabel bebas
kesimpulan
ini
adalah
pemimpin
yang terdiri dari variabel hubungan
dalam proses pengambilan keputusan
pimpinan-bawahan, struktur tugas dan
melibatkan
kekuatan
secara
mendorong
terhadap
mengajukan
kepuasan
bawahan merasa memiliki hubungan
posisi
serentak
pemimpin
berpengaruh
variabel
terikat
yaitu
Sebagai dasar untuk menerima menolak
hipotesis
kedua,
kepuasan
bawahan,
pemimpin
bawahannya atau
dalam gagasan,
pemimpin
mengutamakan
karyawan
dalam
atau
dasar
menolak
pengambilan
Untuk menguji pengaruh
dengan program SPSS for Windows Sebagai
saran
regresi struktur tugas (X2)
Berganda (Multiple Linier Regression)
menerima
terhadap
parsial
b) Pengujian terhadap koefisisen
menggunakan Analisis Regresi Linier
10.
1,980 yang
secara
saran
hitung
keputusan.
dilakukan pengujian hubungan kausal
Release
t
yang baik dengan pimpinan serta
karyawan.
atau
membandingkan
variabel
untuk
kepuasan
hipotesis
struktur
tugas
karyawan
terhadap dengan
tersebut di atas, dilakukan pengujian
membandingkan t hitung sebesar 4.623
menggunakan t-test
analisis
dan ttabel 1,980 yang berarti thitung > ttabel,
dengan
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Regresi
Linier
dalam
Berganda
85
Volume 12, Nomor 2, April 2015 variabel struktur tugasecara parsial
serentak terhadap kepuasan kerja RS
berpengaruh
Permata Bunda Yogyakarta.
terhadap
kepuasan
karyawan.
Adanya
c) Pengujian terhadap koefisisen regresi posisi pemimpin (X3) Untuk
pengaruh
faktor
situasional efektivitas kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan,
menguji
pengaruh
pihak manajemen RS Permata Bunda
variabel kekuatan posisi pemimpin
dalam meningkatkan kepuasan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan
karyawan perlu mempertimbangkan
dengan
faktor
membandingkan
sebesar 4,886 dan ttabel
t
hitung
1,980 yang
situasional
kepemimpinan
efektivitas
kepala
toko
(store
berarti thitung > ttabel, sehingga dapat
manager)
disimpulkan bahwa variabel kekuatan
toko. Variabel yang paling berperan
posisi
dalam
pemimpin
berpengaruh
secara
terhadap
parsial kepuasan
karyawan. Analisis
Regresi
menunjukkan bahwa faktor situasional
serentak
kepemimpinan berpengaruh
variabel
karyawan
yaitu
tugas
pimpinan
struktur yang
akan
tugas.
jelas
dari
meningkatkan
kepuasan kerja karyawan
terhadap Kesimpulan Berdasarkan dari berbagai analisis
terbukti karena ketiga bebas
adalah
kepuasan
secara
kepuasan karyawan RS Permata Bunda Yogyakarta
supervisor-supervisor
mempengaruhi
Struktur
Hasil
efektivitas
dan
hubungan
dan
pembahasan
bab-bab
pimpinan bawahan (X1), struktur tugas
sebelumnya,
(X2), dan kekuatan posisi pemimpin
kesimpulan
(X3) secara serentak mempengaruhi
efektivitas
kepuasan kerja karyawan RS Permata
kepuasan kerja karyawan RS Permata
Bunda
Bunda Yogyakarta sebagai berikut:
Yogyakarta. Ini terbukti
menunjukkan Fhitung sebesar 10,482
1. Efektivitas
maka
pada dapat
ditarik
mengenai
pengaruh
kepemimpinan
terhadap
kepemimpinan
secara
lebih besar dari nilai Ftabel pada taraf
serentak maupun parsial berpengaruh
nyata 95% sebesar 2,68, karena Fhitung
terhadap
lebih besar dari
Ftabel maka Ho
Permata Bunda Yogyakarta terbukti
ditolak dan Ha diterima yang berarti
karena ketiga variabel bebas yaitu
faktor
hubungan pimpinan bawahan (X1),
situasional
kepemimpinan
efektivitas
berpengaruh
secara
kepuasan
karyawan
RS
struktur tugas (X2), dan kekuatan
Jurnal Ilmu Manajemen posisi pemimpin (X3) secara serentak
karyawan
mempengaruhi
kepuasan
Struktur
karyawan
Permata
RS
kerja
tugas
pimpinan
Bunda
struktur yang
akan
tugas.
jelas
dari
meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.
Yogyakarta. 2. Besarnya
adalah
nilai
pengaruh
tersebut
2. Dalam
berbagai
situasi
ditunjukkan oleh nilai R2 = 18.9 %
pemimpin
yaitu persentase pengaruh variabel
menyesuaikan gaya kepemimpinan
hubungan
baik dari segi hubungan pimpinan-
pimpinan-bawahan,
harus
kerja,
struktur tugas, dan kekuatan posisi
bawahan,
struktur
pemimpin
kekuatan
posisi
terhadap
perubahan
mampu
tugas
maupun
pimpinan.
Ketiga
tingkat kepuasan karyawan adalah
variabel tersebut perlu diperhatikan
sebesar 18.9%. Variabel lain yang
oleh pimpinan perusahaan karena
menjelaskan variasi perubahan tingkat
berpengaruh pada kepuasan kerja
kepuasan
karyawan.
karyawan
secara
RS Permata Bunda Dept Store
menyeluruh adalah sebesar 81.1%.
dalam Saran
karyawan
Berdasarkan yang
meningkatkan
pada
dikemukakan
di
melalui
kesimpulan
pimpinan-bawahan
atas
menciptakan
serta
kepuasan hubungan perlu
keadaan
dimana
penjelasan pada bab sebelumnya, maka
bawahan merasa memiliki hubungan
penulis
yang
dapat
mungkin
memberi
bermanfaat
saran bagi
yang pihak
adanya
keputusan
pengaruh
dengan
pimpinan,
pemimpin dalam proses pengambilan
manajemen perusahaan. 1. Dengan
baik
melibatkan bawahan,
faktor
selalu mendorong bawahan untuk
situasional efektivitas kepemimpinan
mengungkapkan gagasan atau saran
terhadap kepuasan kerja karyawan,
serta mengutamakan saran karyawan
pihak manajemen RS Permata Bunda
dalam pengambilan keputusan.
dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan perlu mempertimbangkan faktor
situasional
kepemimpinan
kepala
efektivitas toko
DAFTAR PUSTAKA
(store
Agung M, Harsiwi, 2001. Hubungan
manager) dan supervisor-supervisor
Kepemimpinan
toko. Variabel yang paling berperan
dan Karakteristik Personal Pemimpin,
dalam
Kinerja, Pascasarjana UAJY Yogyakarta.
mempengaruhi
kepuasan
87
Transformasional
Volume 12, Nomor 2, April 2015 Algifari, 1997, Analisis Regresi, Kasus
Hadari, Nawawi, 2003, Manajemen Sumber
dan Solusi, BPFE, Yogyakarta
Daya Manusia Untuk Bisnis yang
Beck, Arthut C dan Hilman, Ellis D. 1983.
Kompetitif, Edisi 5, Gadjah Mada
“The
Power
of
Positive
University Press, Yogyakarta.
Journal”.
Jiewell, L.N. dan Siegall, Marc. 1998.
Februari. Hal. 126-131. Dalam Davis,
Psikologi Industri/Organisasi Modern,
Keith dan Newstrom, John W. 1996.
Terjemahan, Archan. Jakarta.
Management.
Personal
Perilaku dalam Organisasi. Jilid 1,
job
terjemahan, Erlangga, Jakarta. Cooper, D.R. & Emory, C.W, 2000, Business
Research
Locke, E.A. 1976. The Nature and Causes of
Fifth
Methods,
Satisfaction.
M.D.
Dalam
Dunnette. Handobook of Industrial and
Organizational
Psychology.
Edition, Chicago: Rhichard D. Irwin,
Rand MCNally. Chicago. pp. 1319-
Inc.
28. Dalam Robin, Stephen P.. 1996.
Cranny, P.C. C.J. dan Stone, E.F. 1992. Job Lexington
Satisfaction.
Books.
Newyork. Dalam Robin, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Konsep. Kontroversi.
Jilid
Aplikasi.
1.
Perilaku
Organisasi. Aplikasi
Kontroversi.
Konsep, Jilid
1.
terjemahan, Prenhallindo. Jakarta. Misbahul,
Anwar
&
Sri
Handari
Wahyuningsih, 2005, Analisis Ciri
Penerjemah: Hadyana Pujaatmaka
Pemimpin,
dan
Kepuasan Kerja, Utilitas, Vol 13 No 1
Benyamin
Molan.
Penerbit
Dessler, Gary, (1992), Manajemen Sumber (terjemahan),
Manusia
Situasional
dan
Januari
Prenhallindo. Jakarta.
Daya
Faktor
Nurmianto, Eko, 2003, Analisa Faktor Kompetensi
terhadap
Peningkatan
Prestasi Kerja dan Perancangan Sistem
Prenhallindo, Jakarta. Gibson, James, Jhon M Ivancevich, dan
Penilaian Kinerja Karyawan Berbasis
James H Donell Jr, (2003) Organisasi,
Sistem Informasi, Jurnal Studi Bisnis
Perilaku, Struktur,Proses,
Binarupa
Robbins,
aksara, Jakarta. Gordon.,
1997,
Organisasi,
Perilaku,
Struktur, Proses, Edisi 8, Terjemahan,
Gudjarati, Damodar, 1993, Ekonometrika Cetakan
Erlangga.
Ketiga,
Stephen. 2000. Organizational
Behaviou,. Pentice – Hall Inc, New Jersey Ronny, Kountur, 2003. Metode Penelitian,
Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Dasar,
Vol 1 no 2.
Jakarta:
PPM, Jakarta. Sekaran, Uma , 2003, Research Methods for Business : Skill-Building Approach,
Jurnal Ilmu Manajemen Fourth Edition, John Wiley &nSons
Suharsimi, Arikunto, 2000.
Inc, New York.
Metodologi
Penelitian Bisnis, PT. Rineka Cipta,
Simamora, Henry, 1995, Sumber daya Manusia Dalam Organisasi, edisi
Jakarta T.
Hani,
Handoko,
2000.
Manajemen
revisi dan perluasan, PT Gramedia
Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Badan
Pustaka Utama, Jakarta.
Penerbit
Soeratno
&
Linconlin
Arsyad.
1998.
Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,
UPP
AMP
E.
Wibowo, 2001,
Ekonomi,
Yogyakarta. Tri,
YKPN,
Mardiana,
2003.
Studi
Empiris
Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan
Yogyakarta. Sugiono,
Fakultas
terhadap Kinerja, Kompak. No 8 MeiAgustus. p276-297
Statistika
Penelitian, Edisi I, Alfabeta, Bandung
89
Volume 12, Nomor 2, April 2015
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Berikut ini adalah pedoman penulisan artikel JURNAL ILMU MANAJEMEN yang diharapkan jadi pertimbangan bagi penulis: 1. Artikel diketik sepanjang maksimal 6.000 kata atau antara 15-16 halaman (huruf Century Gothic 10) pada halaman kertas A4. 2. Marjin halaman atas, bawah, kanan, dan kiri 1" dan jarak 1,5 spasi. 3. Sistematika pembahasan dalam artikel setidaknya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: Berikut ini adalah pedoman penulisan artikel JURNAL ILMU MANAJEMEN yang diharapkan jadi pertimbangan bagi penulis: 1. Artikel diketik sepanjang maksimal 6.000 kata atau antara 15-20 halaman (huruf Century Gothic 10) pada halaman kertas A4. 2. Marjin halaman atas, bawah, kanan, dan kiri 1" dan jarak 1,5 spasi. 3. Sistematika pembahasan dalam artikel setidaknya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: • Judul • Nama Penulis • Jabatan dan Alamat Korespondensi Penulis • Abstrak disajikan di awal teks dan maksimal 200-300 kata dalam Bahasa Inggris. Abstrak diikuti dengan sedikitnya empat kata kunci (keywords). • Pendahuluan menguraikan latar belakang (motivasi) penelitian, rumusan masalah penelitian, pernyataan tujuan, dan (jika dipandang perlu) organisasi penulisan artikel. • Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis (jika ada) memaparkan kerangka teoritis berdasarkan telaah literatur yang menjadi landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau proposisi penelitian dan model penelitian (jika dipandang perlu). • Metode Penelitian memuat metode seleksi dan pengumpulan data, pengukuran dan definisi operasional variabel, dan metode analisis data. • Hasil dan Pembahasan memuat hasil analisis penelitian dan pembahasan hasil penelitian. • Simpulan berisi pembahasan mengenai temuan dan simpulan penelitian. • Daftar Referensi memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Hanya sumber yang diacu yang dimuat di daftar referensi ini. Kutipan langsung yang panjang (lebih dari 3,5 baris) diketik dengan jarak baris satu dengan indented style (bentuk berinden). Semua halaman termasuk lampiran dan referensi harus diberi nomor urut halaman. Setiap tabel atau gambar diberi nomor urut, judul, dan sumber (bila relevan). Judul tabel ditulis di atas tabel sedangkan judul gambar ditulis di bawah gambar. Sumber gambar/tabel ditulis di bawah gambar/tabel. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menyebutkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma, dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Miller 1977). Jika disertai nomor halaman: (Miller 1977: 245)
Jurnal Ilmu Manajemen
Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jensen dan Meckling 1976) Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Laporta dkk. 2000 atau Laporta et al. 2000) Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Sharpe 1963; Litner 1964) Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Miller 2003, 2008). Jika tahun publikasi sama (Jensen 1986a, 1986b) Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya akronim institusi yang bersangkutan, misalnya (UNY 2008) Setiap artikel harus memuat daftar referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan) dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: Daftar referensi disusun sesuai alfabet nama penulis atau nama institusi. Susunan setiap referensi: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau buku teks, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman. Contoh: Chen, C. H. V., & Indartono, S. (2011). Study of commitment antecedents: The dynamic point of view. Journal of business ethics, 103(4), 529-541. Faraz, N. J. (2002). Developing Traditional Herbal Medicine Business in the Framework of Optimizing Women’s Empowerment R. Lifelong Learning, 161. Utama, A. (2003). Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten. Alteza, M. (2013). Determinan True Discount dan Market Reactions Penawaran Saham. JURNAL ECONOMIA, 9(1), 27-37. Setiap penyerahan artikel harus melampirkan uraian singkat bibliografi penulis dan anggota tim penulis (jika ada).
Artikel diserahkan dalam bentuk soft copy melalui e-mail atau berbentuk CD kepada: Redaksi JURNAL ILMU MANAJEMEN
[email protected] Alamat Redaksi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang Yogyakarta
91
Volume 12,, Nomor 2, April 2015