STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DAYA DUKUNG STATIK TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN RUMUS-RUMUS DAYA DUKUNG, ANALISIS DINAMIK DAN UJI BEBAN STATIK
TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
oleh
DIMAS WAHYU PRASETYA 15003032
RIANO HIDRATULLAH 15003126
PEMBIMBING
Dr. Ir. ENDRA SUSILA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
ABSTRAK
“Studi Perbandingan Kapasitas Daya Dukung Statik Tiang Pancang Tunggal Berdasarkan Rumus-Rumus Daya Dukung, Analisis Dinamik Dan Uji Beban Statik”, Dimas Wahyu Prasetya (15003032) dan Riano Hidratullah (15003126), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2008 Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentransfer beban dari struktur diatasnya. Beban struktur atas tersebut harus ditransfer ke lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi mampu memikul beban tersebut contoh kasusnya pondasi tiang. Jika pondasi tiang digunakan untuk mendukung suatu struktur bangunan tinggi maka tiang juga diharapkan dapat menahan beban akibat gaya aksial dan lateral yang berasal dari struktur atas. Tugas akhir ini menguraikan tentang pondasi dalam, yaitu berupa pondasi tiang pancang. Tiang pancang tersebut digunakan sebagai pondasi pada proyek pembangunan PLTGU Tambak Lorok CCPP BLOCK-II yang berlokasi di kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang daya dukung statik tiang terhadap beban desain. Daya dukung statik yang didiskusikan adalah daya dukung aksial dan lateral untuk kondisi tiang tunggal. Dalam studi ini akan dicari kapasitas daya dukung aksial pondasi tiang pancang tunggal dengan analisis secara teoritis (menggunakan metoda API, N-SPT dan menggunakan program APILE), analisa dinamik menggunakan program GRL WEAP87 dan berdasarkan data uji pembebanan statik (static loading test). Kemudian menentukan kapasitas daya dukung lateral secara teoritis (Metoda Broms dan menggunakan program komputer LPILE). Dari hasil analisis kemudian dilakukan perbandingan hasil kapasitas daya dukung yang didapat dari metoda-metoda yang digunakan. Studi perbandingan daya dukung dilakukan pada lima lokasi proyek PLTGU Tambak Lorok. Perhitungan daya dukung tiang dengan metoda statik dilakukan dengan tiga cara, yaitu Metoda API, N-SPT dan menggunakan program APILE. Untuk mendapatkan daya dukung dari hasil loading test digunakan metoda Davisson dan De Beer dalam menginterpretasikannya. Sedangkan analisis dinamis menggunakan program GRL WEAP. Perbedaan hasil daya dukung aksial hasil analisis metoda API dan metoda N-SPT, disebabkan karena kedua metode memiliki perbedaan dalam hal perhitungan daya dukung pada lapisan tanah pasir. Perbedaan yang cukup besar terjadi antara hasil perhitungan daya dukung aksial dengan menggunakan software APILE dibandingkan dengan perhitungan API secara teoritis. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan interpretasi nilai faktor α yang digunakan dalam perhitungan daya dukung skin friction pada tanah lempung. Hasil daya dukung ultimate dari program GRL WEAP dibandingkan dengan hasil daya dukung dari metoda statik dan static loading test menghasilkan suatu perbedaan yang cukup besar. Hal ini dipengaruhi dari nilai final set pemancangan tiang di lapangan. Secara keseluruhan dari perbandingan dari semua metoda yang digunakan, didapat hasil daya dukung yang berbeda, tetapi masih dalam toleransi yang wajar. Kata Kunci : daya dukung aksial, lateral, tiang pancang, APILE, LPILE, GRL WEAP87, Broms, Static Loading Test
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan ridhanya penyusun dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dengan lancar. Tema tugas akhir yang kami kaji adalah “ Studi Perbandingan Kapasitas Daya Dukung Statik Tiang Pancang Tunggal Berdasarkan Rumus-rumus Daya Dukung, Analisis Dinamik, Dan Uji Beban Statik”. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi tahap sarjana, Strata Satu (S1) di Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Juga sebagai tambahan pengetahuan dalam ilmu ketekniksipilan. Dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini penyusun mendapat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dr. Ir. Endra Susila sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir
2.
Dr. Ir. Erza Rismantojo sebagai dosen penguji
3.
Dr. Ir. Hasbullah Nawir sebagai dosen penguji
4.
Seluruh staf dan karyawan Tata Usaha Program Studi Teknik Sipil, dalam menyelesaikan segala pengurusan administrasi pelaksanaan Tugas Akhir
5.
Dan semua pihak yang terlibat yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Penyusun menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini banyak memiliki kekurangan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi kebaikan bagi semua pihak. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi perkembangan ilmu Teknik Sipil. Bandung, Juni 2008
(Penyusun)
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
Pendahuluan
I-1
1.1
Latar Belakang
I-1
1.2
Maksud Dan Tujuan
I-1
1.3
Ruang Lingkup
I-2
1.4
Metodologi
I-2
1.5
Sistematika Pembahasan
I-4
Tinjauan Pustaka
II-1
2.1
Umum
II-1
2.2
Pemancangan Tiang
II-4
2.3
Kapasitas Daya Dukung Aksial
II-7
2.3.1
Daya Dukung Aksial Berdasarkan Metode API (1987)
II-8
2.3.2
Daya Dukung Aksial Berdasarkan Metode Based On N-SPT
II-11
BAB II
2.4
2.5
2.6
Kapasitas Daya Dukung Lateral
II-13
2.4.1
Kapasitas Ultimit Tiang Pendek
II-15
2.4.2
Kapasitas Ultimit Tiang Panjang
II-20
2.4.3
Defleksi Tiang Vertikal Akibat Beban Lateral
II-24
Uji Pembebanan Statik ( Static Loading Test)
II-28
2.5.1
Cara Uji Pembebanan Tiang
II-28
2.5.2
Prosedur Pembebanan
II-28
2.5.3
Hasil Uji Pembebanan
II-30
2.5.4
Interpretasi Hasil Uji Pembebanan
II-31
Analisis Dinamik Dengan Program GRL WEAP87
II-33
2.6.1
Tahapan pengoperasian dari program komputer GRL WEAP87
II-34
2.6.2
Data Masukan program WEAP87
II-35
v
BAB III STUDI KASUS 3.1
Latar Belakang Studi Kasus
III-1
3.2
Pengumpulan Data
III-1
3.2.1
Data Tanah
III-2
3.2.2
Data Tiang Pancang
III-4
3.2.3
Data Hasil Loading Test
III-4
3.2.4
Data Hammer, Hammer Cushion, Helmet, Pile Cushion dan Tiang
III- 9
BAB VI ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1
Pendahuluan
IV-1
4.2
Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Tunggal
IV-1
4.2.1
Daya Dukung Aksial Metode API
IV-1
4.2.1.1 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode API Lokasi BH 4
IV-4
4.2.1.2 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode API Lokasi BH 5
IV-7
4.2.1.3 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode API Lokasi BH 16
IV-10
4.2.1.4 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode API Lokasi BH 21
IV-13
4.2.1.5 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode API Lokasi BH 22
IV-16
Daya Dukung Aksial Metode N-SPT
IV-19
4.2.2.1 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode N-SPT Lokasi BH 4
IV-19
4.2.2.2 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode N-SPT Lokasi BH 5
IV-22
4.2.2.3 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode N-SPT Lokasi BH 16
IV-25
4.2.2.4 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode N-SPT Lokasi BH 21
IV-28
4.2.2.5 Perhitungan Daya Dukung Aksial Metode N-SPT Lokasi BH 22
IV-31
Daya Dukung Aksial Dengan Analisis Software APILE
IV-34
4.2.3.1 Input Program APILE
IV-34
4.2.3.2 Output Program APILE
IV-36
Analisis Balik Menggunakan Software GRL WEAP87
IV-37
4.2.4.1 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 4
IV-38
4.2.4.2 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 5
IV-39
4.2.4.3 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 16
IV-40
4.2.4.4 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21
IV-41
4.2.4.5 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 22
IV-42
Daya Dukung Aksial Dari Interpretasi Data Statik Loading Test
IV-43
4.2.5.1 Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 4
IV-43
4.2.5.2 Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 5
IV-46
4.2.2
4.2.3
4.2.4
4.2.5
vi
4.2.6 4.3
IV-48
4.2.5.4 Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 21
IV-51
4.2.5.5 Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 22
IV-54
Analisis Perbandingan Daya Dukung Aksial
IV-57
Daya Dukung Lateral Tiang Pancang Tunggal
IV-61
4.3.1
Daya Dukung Lateral Metoda Broms
IV-61
4.3.2
Daya Dukung Lateral Dengan Menggunakan Software LPILE
IV-64
4.3.2.1 Input Program LPILE
IV-65
4.3.2.2 Output Program LPILE
IV-67
Analisis Perbandingan Daya Dukung Lateral
IV-71
4.3.3 BAB V
4.2.5.3 Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 16
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
V-1
5.2
Saran
V-3
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Batas nilai unit end bearing untuk jenis-jenis tanah pasir dengan nilai Nq tertentu
Tabel 2.2
II-9
Batas nilai unit skin friction untuk jenis-jenis tanah pasir untuk nilai (δ) tertentu
Tabel 2.3
II-10
Hubungan modulus of subgrade reaction (k1) dengan nilai Cu tanah lempung OC yang keras
Tabel 2.4
II-14
Faktor untuk menghitung nilai dari koefisien modulus variasi ( ) untuk tanah nonkohesif dalam [MN/m3]
II-15
Tabel 2.5
Kriteria penentuan kekakuan tiang sebagai tiang panjang atau tiang pendek
II-15
Tabel 2.6
Nilai Koefisien n1
II-26
Tabel 2.7
Nilai Koefisien n2
II-26
Tabel 2.8
Proses Pengeditan Nama Input dan Output Pada Program WEAP87
II-35
Tabel 3.1
Data Hasil Loading Test BH 4
III-5
Tabel 3.2
Siklus Pembebanan lokasi BH 4 dengan sistem Cycle Loading Test
III-5
Tabel 3.3
Data Hasil Loading Test BH 5
III-6
Tabel 3.4
Siklus Pembebanan lokasi BH 5 dengan sistem Cycle Loading Test
III-6
Tabel 3.5
Data Hasil Loading Test BH 16
III-7
Tabel 3.6
Siklus Pembebanan lokasi BH 16 dengan sistem Cycle Loading Test
III-7
Tabel 3.7
Data Hasil Loading Test BH 21
III-8
Tabel 3.8
Siklus Pembebanan lokasi BH 21 dengan sistem Cycle Loading Test
III-8
Tabel 3.9
Data Hasil Loading Test BH 22
III-9
Tabel 3.10 Property Hammer Model Kobe K-45 yang digunakan di lokasi studi kasus BH 4, BH 5, BH 21 dan BH 22
III-10
Tabel 3.11 Property Hammer Model Kobe K-35 yang digunakan di lokasi studi kasus BH 16
III-10
Tabel 3.12 Property Helmet dan Hammer cushion yang digunakan
III-11
Tabel 3.13 Property Pile Cushion yang digunakan
III-11
Tabel 3.14 Properti dari Tiang Pancang yang digunakan untuk lokasi studi
III-12
Tabel 4.1
Batas nilai unit skin friction untuk tanah pasir dengan nilai (δ) tertentu
IV-3
Tabel 4.2
Batas nilai unit end bearing untuk tanah pasir dengan nilai (δ) tertentu
IV-3
Tabel 4.3
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda
viii
API lokasi BH 4 Tabel 4.4
IV-4
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda API lokasi BH5
Tabel 4.5
IV-7
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda API lokasi BH 16
Tabel 4.6
IV-10
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda API lokasi BH 21
Tabel 4.7
IV-13
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda API lokasi BH 22
Tabel 4.8
IV-16
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda N-SPT lokasi BH 4
Tabel 4.9
IV-20
Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda N-SPT lokasi BH 5
IV-22
Tabel 4.10 Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda N-SPT lokasi BH 16
IV-25
Tabel 4.11 Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda N-SPT lokasi BH 21
IV-28
Tabel 4.12 Analisis perhitungan daya dukung aksial ultimate dengan metoda N-SPT lokasi BH 22
IV-31
Tabel 4.13 Hasil Resume Output Program APILE
IV-37
Tabel 4.14 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 4
IV-38
Tabel 4.15 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 5
IV-39
Tabel 4.16 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 16
IV-40
Tabel 4.17 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 21
IV-41
Tabel 4.18 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 22
IV-42
Tabel 4.19 Perbandingan Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Dari Hasil Analisis
IV-57
Tabel 4.20 Resume Daya Dukung Lateral Metoda Broms Dengan Batasan Momen Crack IV-64 Tabel 4.21 Resume Daya Dukung Lateral Metoda Broms Dengan Batasan Defleksi
IV-64
Tabel 4.22 Hasil Resume Output Program LPILE Dengan Batasan Momen Crack Tiang
IV-70
Tabel 4.23 Resume Output Program LPILE Dengan Batasan Defleksi
IV-70
Tabel 4.24 Perbandingan Daya Dukung Lateral Dengan Batasan Momen Crack Tiang
IV-71
Tabel 4.25 Perbandingan Daya Dukung Lateral Dengan Batasan Defleksi
IV-71
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Diagram Alir Metodologi
I-3
Gambar 2.1
Beberapa kondisi dimana pondasi tiang digunakan dalam praktek
II-3
Gambar 2.2
External combustion hammers
II-5
Gambar 2.3
Diesel Hammer
II-5
Gambar 2.4
Vibrator pile drivers
II-6
Gambar 2.5
Properti hammer, hammer cushion, helmet, pile cushion
II-6
Gambar 2.6
Hubungan antara kuat geser (Cu) dengan faktor adhesi (α )
II-10
Gambar 2.7
Tiang pendek dikenai beban lateral
II-13
Gambar 2.8
Tiang panjang dikenai beban lateral
II-13
Gambar 2.9
Metode Brinch Hansen, memperkirakan kekuatan tiang pendek yang dikenai beban lateral
II-16
Gambar 2.10
Koefisien tekanan pasif menurut Brinch Hansen
II-17
Gambar 2.11
Tahanan tanah dan bidang momen pada tiang pendek ( freehead & fixed head ) yang dikenai beban lateral pada lempung
Gambar 2.12
Kapasitas Lateral ultimit tiang pendek pada lempung dihubungkan dengan kedalaman penetrasi tiang
Gambar 2.13
II-19
Tahanan tanah dan bidang momen pada tiang pendek ( freehead & fixedhead ) yang dikenai beban lateral pada pasir
Gambar 2.14
II-20
Tahanan tanah dan bidang momen pada tiang panjang (freehead & fixedhead) yang dikenai beban lateral pada lempung
Gambar 2.16
II-19
Kapasitas lateral ultimit tiang pendek pada tanah pasir dihubungkan dengan kedalaman penetrasi tiang
Gambar 2.15
II-17
II-21
Tahanan tanah lateral ultimit untuk tiang panjang pada lempung dihubungkan dengan tahanan momen ultimit tiang
II-22
Gambar 2.17
Reaksi tanah dan bidang momen untuk tiang panjang di tanah pasir
II-23
Gambar 2.18
Tahanan tanah lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah pasir dihubungkan dengan tahanan momen ultimit tiang
Gambar 2.19
II-23
Tiang yang dikenai beban lateral disederhanakan sebagai kantilever sederhana
II-24
Gambar 2.20
Load test yang digunakan dengan metoda Kentledge
II-29
Gambar 2.21
Contoh kurva hubungan beban dengan waktu
II-30
Gambar 2.22
Contoh kurva hubungan beban dengan penurunan
II-31
Gambar 2.23
Kurva interpretasi beban dengan penurunan metoda Davisson
II-32
x
Gambar 2.24
Contoh kurva interpretasi beban dengan penurunan metoda De Beer
II-32
Gambar 2.25
Sistem Pemancangan menggunakan hammer
II-33
Gambar 2.26
Pile Drivings Models
II-34
Gambar 3.1
Data Profil Lapisan Tanah BH-4
III-2
Gambar 3.2
Data Profil Lapisan Tanah BH-5 dan BH-16
III-3
Gambar 3.3
Data Profil Lapisan Tanah BH-21 dan BH-22
III-3
Gambar 3.4
Dimensi Penampang Tiang Pancang BH 16
III-4
Gambar 3.5
Dimensi Penampang Tiang Pancang BH 4, 5, 21dan 22
III-4
Gambar 3.6
Property hammer, hammer cushion, helmet, pile cushion
III-9
Gambar 4.1
Menentukan Nilai Parameter Kuat Geser Tanah Pasir, Sudut Geser Dalam (φ), Berdasarkan Grafik
IV-2
Gambar 4.2
Hubungan antara kuat geser (Cu) dengan faktor adhesi (α )
IV-2
Gambar 4.3
Daya Dukung Aksial API 1987
IV-3
Gambar 4.4
Kurva daya dukung aksial ultimate metode API untuk lokasi BH 4
IV-6
Gambar 4.5
Kurva daya dukung aksial ultimate metode API untuk lokasi BH 5
IV-9
Gambar 4.6
Kurva daya dukung aksial ultimate metode API untuk lokasi BH 16
IV-12
Gambar 4.7
Kurva daya dukung aksial ultimate metode API untuk lokasi BH 21
IV-15
Gambar 4.8
Kurva daya dukung aksial ultimate metode API untuk lokasi BH 22
IV-18
Gambar 4.9
Daya Dukung Aksial Metode N-SPT
IV-19
Gambar 4.10
Kurva daya dukung aksial ultimate metode N-SPT untuk lokasi BH 4
IV-21
Gambar 4.11
Kurva daya dukung aksial ultimate metode N-SPT untuk lokasi BH 5
IV-24
Gambar 4.12
Kurva daya dukung aksial ultimate metode N-SPT untuk lokasi BH16
IV-27
Gambar 4.13
Kurva daya dukung aksial ultimate metode N-SPT untuk lokasi BH 21
IV-30
Gambar 4.14
Kurva daya dukung aksial ultimate metode N-SPT untuk lokasi BH 22
IV-33
Gambar 4.15
Input Computation Method pada APILE
IV-34
Gambar 4.16
Input Properties Tiang pada APILE
IV-34
Gambar 4.17
Input Material Tiang pada APILE
IV-35
Gambar 4.18
Input Data Tanah pada APILE
IV-35
Gambar 4.19
Hasil Input Data Tanah pada APILE
IV-36
Gambar 4.20
Hasil Output Daya Dukung Program APILE
IV-36
Gambar 4.21
Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 4
IV-38
Gambar 4.22
Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 5
IV-39
Gambar 4.23
Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 16
IV-40
Gambar 4.24
Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 21
IV-41
Gambar 4.25
Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 22
IV-42
Gambar 4.26
Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 4
IV-43
xi
Gambar 4.27
Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 4
IV-44
Gambar 4.28
Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda Davisson BH 4
IV-45
Gambar 4.29
Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH 4
IV-45
Gambar 4.30
Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 5
IV-46
Gambar 4.31
Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 5
IV-47
Gambar 4.32
Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 5
IV-47
Gambar 4.33
Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH 5
IV-48
Gambar 4.34
Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 16
IV-49
Gambar 4.35
Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 16
IV-49
Gambar 4.36
Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 16
IV-50
Gambar 4.37
Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH16
IV-51
Gambar 4.38
Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 21
IV-52
Gambar 4.39
Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 21
IV-52
Gambar 4.40
Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 21
IV-53
Gambar 4.41
Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH 21
IV-54
Gambar 4.42
Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 22
IV-55
Gambar 4.43
Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 22
IV-55
Gambar 4.44
Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH 22
IV-56
Gambar 4.45
Hubungan antara kuat geser (Cu) dengan faktor adhesi (α ) (API, 1986)
IV-58
Gambar 4.46
Perbandingan nilai α yang digunakan
IV-59
Gambar 4.47
Tahanan tanah lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah pasir dihubungkan dengan tahanan momen ultimit tiang
IV-62
Gambar 4.48
Input Properties Tiang pada LPILE
IV-65
Gambar 4.49
Input Tipe Pembebanan Tiang pada LPILE
IV-65
Gambar 4.50
Input Data Tanah pada LPILE
IV-66
Gambar 4.51
Kondisi Batas pada LPILE
IV-67
Gambar 4.52
Hasil Output Shear Force Vs Kedalaman (m)
IV-67
Gambar 4.53
Hasil Output Bending Moment Vs Kedalaman (m)
IV-68
Gambar 4.54
Hasil Output Lateral Deflection Vs Kedalaman (m)
IV-68
Gambar 4.55
Hasil Output Lateral Load Vs Pile Head Deflection
IV-69
Gambar 4.56
Hasil Output Lateral Load Vs Maximum Bending Moment
IV-69
xii