Rifdia Arisandi 3108100072 Dosen Pembimbing Ir. Hera Widiyastuti, MT., Ph.D
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Peningkatan kebutuhan akan angkutan udara akan mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan airside bandara. Dari hasil forecasting yang dilakukan dalam studi yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan data untuk tahun 2013 sebesar 3.826.028 penumpang, 22.989.652 kg bagasi, 43.648.074 kg kargo, dan 3.333.421 kg pos (Kiswari, 1994). Namun berdasarkan hasil rekap data dari pihak Angkasa Pura I sebagai operator Bandar Udara Internasional Juanda, didapatkan data 10.777.5250 penumpang, 94.694.031 kg bagasi, 77.955.110 kg kargo, dan 1.464.052 kg pos (Angkasa Pura I, 2011). Kapasitas apron Bandara Juanda adalah 27, namun di beberapa kondisi peak hour terjadi penumpukan pesawat di apron akibat kejenuhan kapasitas apron. Contohnya pada tanggal 12 dan 14 Oktober 2011, pesawat yang menggunakan apron sebanyak 29 buah (Angkasa Pura I,
2011).
Berdasarkan kondisi eksisting, berapa kapasitas apron dan jumlah pemakaian apron dengan mempertimbangkan waktu parkirnya? Berdasarkan pertumbuhan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional Juanda selama 5 tahun terakhir, bagaimana kondisi kelayakan apron Bandar Juanda bila dilakukan forecasting untuk 10 tahun ke depan? Bagaimanakah perencanaan dimensi apron yang sesuai dengan jenis pesawat beserta spesifikasinya? Bagaimanakah perkerasan apron yang sesuai dengan pesawat yang dilayani?
Menganalisa kelayakan apron eksisting sehingga dapat dilakukan estimasi jenis pesawat untuk 10 tahun ke depan. Menganalisa pertumbuhan pergerakan pesawat Bandar Udara Internasional Juanda bila dilakukan forecasting untuk 10 tahun ke depan. Merencanakan dimensi apron yang dapat memfasilitasi kebutuhan pergerakan pesawat hingga 10 tahun ke depan. Merencanakan tebal perkerasan apron yang sesuai berdasarkan jenis pesawat yang dilayani.
Jumlah gerakan pesawat yang akan dipakai sebagai dasar bagi perhitungan adalah hasil forecasting jumlah gerakan pesawat pada tahun rencana yaitu tahun 2022. Dalam perhitungan forecasting ini tidak dipakai data-data pertumbuhan jumlah penduduk, IPC (Income Per Capita), dan pendapatan daerah. Sebagai pedoman perencanaan dipakai Master Plan Bandar Udara Internasional Juanda. . Perencanaan airside dan apron meliputi desain/konfigurasi, dimensi, dan perkerasan dengan kondisi tanah baik. Perhitungan perbaikan tanah, analisa ekonomi, drainase, dan analisa dari segi arsitektural tidak dibahas. Analisa tidak dilakukan pada kondisi ekstrim (contoh: libur Lebaran).
MULAI
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalahan dan Tujuan Penulisan
Studi Literatur - Planning and Design of Airport (Horonjeff/McKelvey) -Aerodrome Design Manual (ICAO) -Anex 14 Volume 1 – Aerodrome (ICAO) -Airport Design Method (FAA) -Airport Engineering (Ashford/Mumayiz/Wright)
Pengumpulan Data
Data Sekunder : - Maskapai penerbangan yang beroperasi - Lay-out apron serta bandara secara keseluruhan - Spesifikasi apron bandara Juanda kondisi eksisting - Jumlah traffic, penumpang, cargo, dan pos dalam kurun waktu 5 tahun terakhir - Jadwal penerbangan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir - Jumlah pemakaian gate position
Data Primer : - Jumlah pemakaian gate position - Lama waktu ground handling
Analisa Data & Forecasting - Peak hour penumpang & pesawat rencana - Distribusi tipe pesawat rencana - Estimasi kapasitas runway maksimum
Perhitungan Perencanaan Apron - Perencanaan airside bandara - Jumlah & dimensi gate - Konsep apron - Dimensi apron - Fasilitas apron - Perkerasan apron
KESIMPULAN & SARAN
Apron Bandara Juanda memiliki luas 124 m x 1036.5 m yang terdiri dari 27 gate position. yang bersifat sementara (temporary). Tidak dipakai data-data pertumbuhan jumlah penduduk, IPC (Income Per Capita), dan pendapatan daerah. Sebagai pedoman perencanaan dipakai Master Plan Bandar Udara Internasional Juanda. Unsur-unsur yang akan dibahas secara detail dibatasi pada perencanaan pengembangan apron penerbangan sipil. Perencanaan airside dan apron meliputi desain/konfigurasi, dimensi, dan perkerasan dengan kondisi tanah baik. Perhitungan perbaikan tanah, analisa ekonomi, drainase, dan analisa dari segi arsitektural tidak dibahas. Analisa tidak dilakukan pada kondisi ekstrim (contoh: libur Lebaran).
BENTANG SAYAP
TIPE PESAW AT
(m)
(ft)
FAA
ICAO
1
ATR72
27,05
89,2
III
2
A320
34,09
111,1
3
A330
60,3
4
A332
5
KLASIFIKASI
Kelas
Bentang Sayap (m)
Contoh Pesawat
A
<15
Semua pesawat single-engine, jet bisinis
B
15-24
Pesawat komuter, jet bisnis besar
C
C
24-36
Boeing 727, Boeing 737, MD-80, Airbus A-320
III
C
D
36-52
Boeing 757, Boeing 767, Airbus A-300
198
V
E
E
52-65
Boeing 747, Boeing 777, MD-11, L-1011, DC-10
60,3
198
III
C
A333
60,3
198
V
E
6
B732
28,35
93
III
C
7
B733
28,88
94,9
III
C
8
B734
28,88
94,9
III
C
Kelas
Bentang Sayap (ft)
Contoh Pesawat
9
B735
28,88
94,9
III
C
I
<49
Cessna 152-210, Beechcraft A36
10
B738
35,79
117,5
III
C
II
49-78
Saab 2000, EMB-120, Saab 340, Canadair RJ-100
11
B739
35,79
117,5
III
C
III
79-117
Boeing 737, MD-80, Airbus A-320
12
B747
64,44
211,5
V
E
IV
118-170
Boeing 757, Boeing 767, Airbus A-300
V
171-213
Boeing 747, Boeing 777, MD-11, Airbus A-340
13
F100
28,08
92,2
III
C
VI
214-262
A3XX-200 atau VLCA (rencana)
14
MD80
32,87
107,1
III
C
15
MD82
32,87
107,1
III
C
16
MD90
32,87
107,1
III
C
NO.
Klasifikasi Pesawat FAA (Sumber: FAA, 2010)
Klasifikasi Pesawat ICAO (Sumber: ICAO, 2010)
Mencari nilai sebaran
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa durasi aktifitas memiliki nilai standar deviasi berkisar antara 0,536-0,823. Sedangkan untuk total kegiatan ground handling memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,890. Maka, berdasarkan nilai sebaran (standar deviasi) dan plotting aktifitas ground handling, didapatkan durasi ground handling pesawat adalah 45 menit. Durasi inilah yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pada perhitungan perencanaan jumlah gate position.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Survey Ground Handling (lanjutan)
Rekap Ground Handling
Menurun kan Bagasi
Menaika n Bagasi
Pembersi han
Pengisia n Bahan Bakar
Pengad aan Makana n
Boardi ng
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
9,2 8,45 9,43 9,24 8,26 8,36 9,12 9,34 8,56 9,24 9,2 8,55 9,03 9,51 8,45 10,0 9,45 9,21 9,43 9,39 9,56 9,25 8,33 8,11 10,3
14,25 14,24 14,35 13,26 13,52 14,26 16,24 14,55 14,38 14,52 14,25 13,58 13,43 13,29 14,24 14,55 14,36 14,23 13,09 13,21 14,58 14,29 15,12 14,47 13,52
24,37 24,21 24,46 23,56 23,34 23,49 24,11 24,39 24,45 23,45 24,37 24,43 23,43 20,34 24,21 23,34 22,56 23,44 25,28 24,05 23,06 24,21 23,34 24,12 23,55
9,15 8,35 9,42 9,12 9,45 11,28 9,27 9,36 9,47 9,35 9,15 8,44 9,12 9,21 9,45 9,03 9,42 8,38 9,33 8,54 10,03 8,58 9,2 9,44 9,45
13,26 14,23 14,47 13,24 14,15 13,56 14,23 14,43 13,38 14,33 13,26 14,26 13,24 13,56 14,15 15,2 13,59 14,38 14,36 15,13 14,48 14,38 14,47 13,28 14,23
9,11 9,43 9,52 8,54 9,34 9,21 9,49 8,54 9,23 9,54 9,11 11,32 8,54 9,45 9,34 9,11 8,57 8,39 9,02 9,43 9,24 9,46 11,21 10,1 9,23
14,55 14,27 14,34 12,35 13,54 14,28 13,21 14,38 13,44 13,54 14,55 14,36 14,23 13,09 13,21 13,54 14,37 15,11 14,29 12,58 14,39 14,26 14,29 14,56 13,49
H iK 6
Block On
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Total Nilai Rata² Standar Deviasi
H iK 7
Pesawat
Hari Ke-5
Hari Ke-4
Hari Ke-3
Hari Ke-2
Hari Ke-1
Hari
Aktivitas (menit)
9,43 8,45 9,43 9,24 8,17 9,45 9,09 8,53 9,22 8,58 316,6
15,49 14,02 14,35 13,26 13,52 14,25 13,58 14,35 13,26 14,38 494,24
24,44 23,45 24,46 23,56 23,34 24,21 24,43 24,46 23,56 23,34 832,81
9,34 9,06 9,42 9,12 9,45 8,58 8,35 9,42 8,58 9,45 321,76
13,26 14,21 14,47 13,59 14,15 14,38 14,23 14,47 13,24 14,15 491,4
8,46 9,22 9,52 8,57 9,54 9,55 9,43 8,56 8,54 9,34 324,2
9,046
14,121
23,795
9,193
14,040
9,263
0,536
0,679
0,823
0,545
0,544
0,651
14,22 14,36 14,34 14,37 13,54 14,55 13,21 14,34 13,11 13,54 487,8 13,93 7 0,638
Metode regresi linier ini hanya memiliki satu variabel bebas. Bentuk umum persamaan regresi linier:
Yi = a + b Xi ; i = 1, 2, .... N
Dimana: Y = variabel terikat (dependent variable) X = variabel tidak terikat (independent variable) a, b = parameter regresi i = pengamatan yang ke - i N = banyaknya pengamatan
Bandara Juanda dengan hasil forecasting berdasarkan persamaan Yi = 74703 + 3595 Xi. Dari hasil forecasting didapatkan jumlah pergerakan pesawat Kelas III-C di tahun rencana (Tahun 2022) sebesar 139.420 Bandara Juanda dengan hasil forecasting berdasarkan persamaan Yi = 3428 + 164,96 Xi. Dari hasil forecasting didapatkan jumlah pergerakan pesawat Kelas V-E di tahun rencana (Tahun 2022) sebesar 6.398
Untuk Pesawat Kelas III-C Metode Perbandingan Tahun ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tah un 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah Pergerakan Tahunan 82.960 82.338 83.374 82.856 90.104 98.392 103.570 103.466 107.062 110.657 114.253 117.848 121.443 125.039 128.634 132.229 135.825 139.420
Jumlah Gate yang Dibutuhkan 22 21 22 22 23 26 27 27 28 29 30 31 32 33 34 34 35 36
Untuk Pesawat Kelas V-E Metode Perbandingan Tahu n ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tahu n 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah Pergerakan Tahunan 3.806 3.778 3.825 3.802 4.134 4.514 4.752 4.748 4.913 5.078 5.243 5.408 5.573 5.738 5.903 6.068 6.233 6.398
Jumlah Gate yang Dibutuhkan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
Digunakan jumlah gate position berdasarkan hasil perhitungan Metode Forecasting dan Metode Horonjeff sebesar 39 gate. Kedua metode tersebut memiliki jumlah gate position terbesar dan memiliki hasil yang sama.
Metode
Horonjeff
Piper
Six Frederick Snow & Partners
Rumus
G = (V×T)/U
n=m×q×t
Jumlah Gate Kelas III-C
36
Kelas V-E
3
Kelas III-C
28
Kelas V-E
2
Kelas III-C
32
Kelas V-E
2
n = 1,1 × m
Keterangan G =Jumlah gate V = Vol. pergerakan kedatangan T = Waktu parkir U = Faktor pemakaian gate n =Jumlah gate m = Vol. Pergerakan pesawat q = Proporsi kedatangan T = Waktu parkir n =Jumlah gate m = Vol. pergerakan kedatangan
Kapasitas Runway Harga Mix Index (MI)
MI = C + 3D
MI= 96,25%+(3*0%) = 96,25% C = 56 pergerakan/jam T = 1,00 E = 1,00 PHOCAP = C * T * E = 56 * 1 * 1 = 56 pergerakan/jam
Kondisi Visual Flight Rules
Kapasitas Runway
C = 53 pergerakan/jam T= 1 E=1 PHOCAP = C * T * E = 53 * 1 * 1 = 53 pergerakan/jam
Kondisi Instrument Flight Rules
Untuk Pesawat Kelas III-C Luas Apron = Panjang Apron x (Banyak Gate x Lebar Apron) = (L + Cb + Asv) x (G x (W+(0,1 x W)+Cw) = (39,5 + 4,5 + 3,7) x (33 x (35,8 + (0,1 x 35,8)+4,5) = (47,7) × (40 × 43,88) = (48 × 1448,04) meter Untuk Pesawat Kelas III-C Luas Apron = Panjang Apron x (Banyak Gate x Lebar Apron) = (84,5 × 191,45) meter Luas Apron Total = (1639,5x 84,5) meter
Luas Apron Eksisting = (1036,5 x 124) meter
Equivalent Annual Departure
Tipe Pesawat
ATR-72 A-320
Gear Type
Dual Wheel Dual Wheel Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Double Dual Tandem Dual Wheel Dual Wheel Dual Wheel Dual Wheel
Aver age Ann ual Depa rture
MTO W (lbs)
Equivale nt Dual Gear Departur e (R2)
Wheel Load (lbs) (W2)
Wheel Load Design Aircraf t (lbs) (W1)
Equivalen t Ann. Departure Design Aircraft
4.485
49604
4.485
11781
98918,8
18,197
7.026
170000
7.026
40375
98918,8
287,078
1.525
61750
98918,8
327,340
889
60206
98918,8
199,986
1.525
62938
98918,8
345,939
174200
11.977
20686
98918,8
73,282
174200
30.951
20686
98918,8
113,240
174200
23.989
20686
98918,8
100,693
489
174200
832
20686
98918,8
21,627
R1 = Keberangkatan tahunan ekivalen oleh pesawat rencana A-330 897 520000 R2 = Jumlah keberangkatan tahunan oleh pesawat berkenaan dengan konfigurasi roda pendaratan rencana A-332 523 507000 W1 = Beban roda pesawat rencana (lbs) A-333 897 530000 W2 = Beban roda pesawat yang harus diubah (lbs) B-732 B-733 B-734 B-735 B-738 B-739
B-747
F-100 MD-80 MD-82 MD-90
7.045 18.20 7 14.11 1
9.194
174200
15.630
20686
98918,8
82,794
14.50 1
174200
24.652
20686
98918,8
101,859
1.794
833000
3.050
98919
98918,8
3.047,894
747
101000
747
23988
98918,8
26,001
897
140000
897
33250
98918,8
51,522
523
149500
523
35506
98918,8
42,559
448
168000
448
39900
98918,8
48,305
Total=
4.888,316
Data perencanaan rigid pavemet adalah sebagai berikut: Gross weight dual tandem aircraft (B-747) = 833.000 lb Subgrade K (rencana)= 300 pci Subgrade Soil = ML
Mendapatkan nilai K On Top Of Subbase (lb/in3)
Concrete Flexural Strength =
600-650 psi (digunakan 600 psi) Tebal subbase (rencana) = 6 inchi (minimal 4 inchi)
(Sumber: FAA, 2010)
Direncanakan: Panjang slab beton (L) = 5 meter = 16,40 ft Jarak construction joint = 5 meter Tebal slab beton (t) = 43 cm = 16,93 in Tegangan tarik ijin (fs) = 3200 kg/cm2 = 45515 lb/in2 Tekanan ban = 185 psi
Direncanakan tulangan diameter 19 mm Spasi 12 cm Slab 17 inch, maka panjang dowel 51 cm dan spasi 49 cm
(Sumber: FAA, 2010) Tebal Slab Beton
Diameter
6-7 in (150-180mm)
3/4in (20mm)
8-12 in (210-305mm)
1 in (25mm)
13-16 in (330-405mm)
1,25 in (30mm)
17-20 in (430-510mm)
1,5 in (40mm)
21-24 in (535-610mm)
2 in (50mm)
Panjang 18 in (460mm) 19 in (480mm) 20 in (510mm) 20 in (510mm) 24 in (610mm)
Spasi 12 in (305mm) 12 in (305mm) 15 in (380 mm) 18 in (460mm) 18 in (460mm)
(Sumber: FAA, 2010)
• •
Pengisian Bahan Bakar Sistem Sumur Sistem Truk Supply Tenaga Listrik Jalan di Apron
Pengembangan Runway
Dimensi runway rencana: 3925 meter × 45 meter (single
runway)
Perkerasan runway: Flexible Pavement, dengan tebal masingmasing lapisan sebagai berikut: Lapisan surface: 5 inchi = 13 cm Lapisan subbase: 24,5 inchi = 62 cm Lapisan base:15,5 inchi = 40 cm Total tebal perkerasan (T) : 45 inchi = 115 cm
Pengembangan Taxiway
Letax exit taxiway rencana : Perkerasan runway: Flexible Pavement, dengan tebal masing-masing lapisan sebagai berikut: Lapisan surface: 5 inchi = 13 cm Lapisan subbase: 24,5 inchi = 62 cm Lapisan base:15,5 inchi = 40 cm : 45 inchi = 115 cm Total tebal perkerasan (T) Jarak dari Threshold RW 10
RW 28
Sudut
Exit Speed (mph)
1
0
3925
90⁰
15
2
925
3000
30⁰
15
3 4 5 6
1500 2425 3000 3925
2425 1500 925 0
30⁰ 30⁰ 30⁰ 90⁰
15 15 15 15
No.